css-shock and management
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
1/31
CASE SCIENCE SESSION
SHOCK
Oleh:
Nurul Ilma 1301 – 1212 – 0605
Gunalan S/O Govindarajan 1301 – 1212 – 3505
Preceptor :
dr. Suarman.! S"AnKIC.! #K$%
&a'ian/S#( An$%)$%iolo'i dan *$anima%i
(a+ul)a% K$do+)$ran ,niv$r%i)a% -adjadjaran
*S Ha%an Sadi+in&andun'
2013
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
2/31
&A& I
-ENAH,,AN
Syok merupakan suatu keadaan dimana sistem sirkulasi tidak dapat
meemnuhi kebutuhan perfusi jaringan, sehingga mengakibatkan terjadinya
hipoksia jaringan dan sel. Karena hipoksia, pada syok terjadi gangguan
metabolisme sel, sehingga dapat timbul kerusakan ireversibel pada jaringan organ
vital. Berdasarkan hemodinamik dan mekanisme terjadinya, syok dibagi menjadi
syok kardiogenik, syok hipovolemik, syok obstruktif dan syok distributif.Secara patologis, apapun penyebabnya, syok menyebabkan penurunan
curah jantung. Penurunan curah jantung akan menyebabkan penurunan aliran
darah sistemik, penurunan nutrisi jaringan otak, jantung, ginjal dan jaringan
tubuh lainnya!, penurunan nutrisi vaskuler, peningkatan permeabilitas kapiler,
penurunan volume darah yang kembali ke jantung dan akhirnya akan lebih
memperberat curah jantung.
Penanggulangan syok pada dasarnya bertujuan untuk mengembalikan
perfusi jaringan kembali ke keadaan normal. "ntuk itu selain menemukan
penyebab syok, sangat penting menstabilkan aliran darah sehingga perfusi
jaringan dapat diperbaiki. #erapi cairan seringkali merupakan terapi inisial pada
pasien syok yang bertujuan untuk meningkatkan volume darah, sehingga
diharapkan dapat mengoreksi sistem sirkulasi tubuh.
$alam memberikan cairan sebagai terapi syok harus pula dipertimbangkan
tentang komposisi elektrolit yang terkandung dalam cairan tersebut, karena tubuh
memiliki sistem regulasi yang berfungsi mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit.
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
3/31
&A& II
INA,AN -,SAKA
2.1 $ini%i
Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat ke jaringan. %al ini didefinisikan sebagai sebuah sindrom
yang dia&ali oleh hiporperfusi akut, sehingga terjadi hipoksia jaringan dan
disfungsi organ vital. Syok adalah kondisi mengancam ji&a yang terjadi saat
tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat. Syok membutuhkan
penanganan segera karena kondisi tubuh dapat memburuk dengan amat cepat.
2.2 Kla%ii+a%i! -a)oi%iolo'i dan G$jala Klini%
Syok dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
2.2.1 So+ Hi"ovol$mi+
Syok hipovolemik disebut juga sebagai syok preload yang ditandai dengan
menurunnya volume intravaskular, baik karena perdarahan maupun karena
hilangnya cairan tubuh.
Penurunan volume intravaskular ini menyebabkan penurunan volume
intraventrikuler kiri pada akhir diastol yang akhirnya menyebabkan berkurangnya
kontraktilitas jantung dan menurunnya curah jantung.
Syok hipovolemik disebabkan oleh:
Kehilangan darah, misalnya perdarahan'
Kehilangan plasma, misalnya luka bakar
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
4/31
$ehidrasi: cairan yang masuk kurang misalnya puasa lama!, cairan keluar
yang banyak misalnya diare, muntah(muntah, fistula, obstruksi ususdengan penumpukan cairan di lumen usus!.
2.2.1.1 So+ Hi"ovol$mi+ a+i4a) -$rdaraan H$mora'i+ 7
Kla%ii+a%i %o+ $mora'i+
). Syok ringan. #erjadi kalau pendarahan kurang dari *+ volume darah.
#imbul penurunan perfusi jaringan dan organ nonvital. #idak terjadi
perubahan kesadaran, volume urin yang keluar normal atau sedikit
berkurang, dan mungkin tidak selalu! terjadi asidosis metabolik.
*. Syok sedang . Sudah terjadi penurunan perfusi pada organ yang tahan
terhadap iskemia &aktu singkat hati, usus dan ginjal!. Sudah timbul
oliguria urin kurang dari +,- mlkg berat badanjam! dan asidosis
metabolik, tetapi kesadaran masih baik.
/. Syok berat . Perfusi didalam jaringan otak dan jantung sudah tidak adekuat.
0ekanisme kompensasi vasokonstriksi pada organ dan jantung. Sudah
terjadi anuria dan penurunan kesadaran delirium, stupor, koma! dan
sudah ada gejala hipoksia jantung 1K2 abnormal , curah jantung turun!.
Perdarahan masif -+ atau lebih dari volume darah dapat menyebabkan
henti jantung. Pada stadium akhir tekanan darah cepat menurun dan pasien
jadi koma, lalu disusul nadi menjadi tidak teraba, megap(megap dan
akhirnya terjadi mati klinis nadi tidak teraba, apneu!. %enti jantung
karena syok hemoragik ialah disosiasi elektromekanik kompleks
gelombang 1K2 masih ada, tetapi tidak teraba denyut nadi!, fibrilasi
ventrikel dapat terjadi pada pasien dengan penyakit jantung.
-a)oi%iolo'i %o+ $mora'i+
3espon dini terhadap kehilangan darah adalah kompensasi dengan
vasokonstriksi progresif dari kulit, otot dan sirkulasi viseral dalam rongga perut!
untuk menjamin arus darah ke ginjal, jantung, dan otak. Karena ada cedera,
respon terhadap berkurangnya volume darah yang akut adalah peningkatan denyut
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
5/31
jantung sebagai usaha untuk menjaga curah jantung. Pelepasan katekolamin
endogen meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer. %al ini akan
meningkatkan tekanan darah diastolik dan mengurangi tekanan nadi, tetapi hanya
sedikit membantu peningkatan perfusi organ. %ormon(hormon lain yang bersifat
vasoaktif juga dilepaskan ke dalam sirkulasi se&aktu terjadinya syok, termasuk
histamin, bardikinin, beta endorfin, dan sejumlah besar prostanoid dan sitokin(
sitokin lain. Substansi ini berdampak besar pada mikrosirkulasi dan permeabilitas
pembuluh darah.
Pada syok perdarahan yang masih dini, mekanisme kompensasi sedikit
mengatur pengembalian darah venous return dengan cara kontraksi volume darah
di dalam sistem vena, hal mana tidak banyak membantu memperbaiki tekanan
sistemik. 4ara yang paling efektif dalam memulihkan curah jantung dan perfusi
organ adalah dengan pengembalian darah ke batas normal dengan memperbaiki
volumenya.
Pada tingkat seluler, sel dengan perfusi dan oksigenasi yang tidak adekuat
tidak mendapat substrat esensial yang diperlukan untuk metabolisme aerobik
normal dan produksi energi. Pada keadaan a&al terjadi kompensasi dengan
berpindah ke metabolisme anaerobik, dimana metabolisme ini mengakibatkan
pembentukan asam laktat dan kemudian berkembang menjadi asidosis metabolik.
5pabila syok terjadi berkepanjangan dan penyampaian substrat untuk
pembentukan 5#P adenosine triphosphate! tidak memadai, maka membran sel
tidak dapat lagi mempertahankan intergritasnya dan gradien elektrik normal
hilang. Berdasarkan klasifikasi syok hemoragik, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pada syok ringan terjadi penurunan perfusi tepi pada organ yang dapat
bertahan lama terhadap iskemia kulit, lemak., otot, dan tulang!. p% arteri normal.
*. Pada syok sedang terjadi penurunan perfusi sentral pada organ yang hanya
tahan terhadap iskemia &aktu singkat hati, usus dan ginjal!, terjadi asidosis
metabolik.
/. Pada syok berat sudah terjadi penurunan perfusi pada jantung dan otak,
asidosis metabolik berat dan mungkin pula terjadi asidosis respiratorik.
G$jala +lini+ %o+ $mora'i+
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
6/31
). Syok ringan. #akikardia minimal. %ipotensi sedikit. 6asokonstriksi tepi
ringan: kulit dingin, pucat, basah. "rin normalsedikit berkurang. Pasien
mengeluh merasa dingin.
*. Syok sedang . #akikardia )++()*+7menit. %ipotensi: sistolik 8+()++
mm%g. Oliguriaanuria. Penderita merasa haus.
/. Syok berat . #akikardia 9 )*+ 7menit. %ipotensi: sistolik9+ mm%g. Pucat
sekali. 5nuria. 5gitasi , kesadaran menurun.
a4$l 1. -$r+iraan K$ilan'an Cairan dan ara
Kelas ; Kelas ;; Kelas ;;; Kelas ;6
Kehilangan darah
Kehilangan darah
vol darah!
$enyut jantung
#ekanan sistolik
#ekanan nadi
4appilary refill
3espirasi
"rin
Status mental
#erapi cairan
9 ormal
>ormal ?
>ormal
)@(*+
= /+
Slightly
an7ious
Kristaloid
ormal
0enurun
!
*+ (/+
*+ (/+
0ildly
an7ious
kristaloid
)-++(*+++cc
*+ A @+
= )*+
0enurun
0enurun
!
/+ A @+
- A *-
5n7ious dan
confused
Kristaloid
dan darah
= *+++ cc
= @+
= )@+
0enurun
0enurun
!
9 /-
5nuria
4onfused
dan letargi
Kristaloid
dan darah
2.2.2 So+ Kardio'$ni+
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai kegagalan pompa jantung pump
failure!. Syok ini diakibatkan oleh terjadinya penurunan daya kerja jantung yang
berat, misalnya pada:
Penyakit jantung iskemik, seperti infark
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
7/31
Obat(obat yang mendepresi jantung
2angguan irama jantung
-a)oi%iolo'i %o+ +ardio'$ni+ 8
Syok kardiogenik terjadi akibat gagal ventrikel kiri yang sangat berat,
sehingga tekanan darah turun, tekanan &edge kapiler paru pulmonary capillary
&edge pressure, P4CP! naik, disertai oliguria dan vasokonstriksi perifer,
kesadaran yang menurun dan asidosis metabolik. Syok kardiogenik paling sering
disebabkan oleh infark jantung akut dan kemungkinan terjadinya pada infark akut
-()+ . Syok merupakan komplikasi infark yang paling ditakuti karena
mempunyai mortalitas yang sangat tinggi diantara D+(8+. 5khir(akhir ini angka
kematian dapat diturunkan sampai - di penelitian 2"S#O versus /
kematian pada penderita tanpa syok!. Calaupun demikian syok kardiogenik masih
merupakan penyebab kematian yang terpenting pada penderita infark yang
dira&at di rumah sakit.
Penyebab lain syok kardiogenik ialah toksik karena obat(obatan seperti
adriamisin, infeksi seperti miokarditis, gangguan mekanik seperti tamponade, akut
mitral insufisiensi dan lain(lain.
Pengobatan dini dari infark jantung akut dapat menurunkan insidens syok
kardiogenik. $irek percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA) pada
infark jantung akut juga dapat menurunkan insidens syok.
G$jala Klini% dan ia'no%i% 8
$iagnosis ditegakkan bila tekanan sistolik kurang dari 8+ mm%g, disertai
adanya oliguria, yaitu bila diuresis kurang dari *+(/+ ccjam. #idak ada
penyebab lain dari hipotensi, seperti perdarahan, diare, reaksi vagal, aritmia,
obat(obatan, dan dehidrasi. Biasanya penderita tampak gelisah, pucat, e7tremitas
dingin disertai sianosis perifer, kulit biasanya lembab dan dingin.
Kemungkinan adanya infark jantung akut didapatkan dari ri&ayat penyakit
adanya sakit dada yang khas, disertai perubahan gambaran 1K2 yang khas
dengan adanya gelombang E patologis dan segmen S# yang meningkat dan
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
8/31
pemeriksaan enFim jantung , 4PK, 0B4K, S2O#, dan G$% menunjukkan
kenaikan.
2.2.3 So+ O4%)ru+)i
Syok tipe ini sering terlihat pada:
#amponade jantung
Pneumotoraks
1mboli paru.
2.2.9 So+ i%)ri4u)i
Syok distributif adalah syok yang terjadi akibat berkurangnya tahanan
pembuluh darah perifer. Syok ini terjadi pada:
Syok neurogenik
4edera medula spinalis atau batang otak
Syok anafilaksis
Obat(obatan
Syok septik
2.2.9.1 So+ S$")i+
Syok septik biasanya ditimbulkan oleh penyebaran endotoksin bakteri
gram negatif coli, proteus, pseudomonas, enterokokus, aerobakteri!, jarang
terjadi karena toksin bakteri gram positifstreptokokus, stafilokokus, klostridium
&elchii!. Syok septik lebih mudah timbul pada pasien dengan trauma, diabetes
melitus, leukemia, granulositopenia berat, penyakit saluran genitourinarius, atau
yang mendapat pengobatan kostikosteroid, obat penekan kekebalan, atau radiasi.
Haktor yang mempercepat syok septik ialah pembedahan, atau manipulasi saluran
kemih, saluran empedu, dan ginekologik.
-a)oi%iolo'i %o+ %$")i+
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
9/31
). Pada stadium a&al curah jantung meningkat , denyut jantung lebih cepat
dan tekanan arteri rata(rata turun. Kemudian perjalanannya bertambah
progresif dengan penurunan curah jantung , karena darah balik berkurang
terjadi bendungan darah dalam mikrosirkulasi dan keluarnya cairan dari
ruangan intravaskular karena permeabilitas kapiler bertambah!, yang
ditandai dengan turunnya tekanan vena sentral.
*. %ipertensi paru(paru oleh karena tahanan pembuluh darah meningkat
disebabkan oleh sumbatan leukosit pada kapiler paru(paru. Pada pasien
yang sudah syok paru(paru ditandai dengan gejala gagal paru(paru
progresif, PO * arterial turun, hiperventilasi, dispneu, batuk dan asidosis.
/. Koagulasi intravaskular diseminata $.;.4.! terjadi karena pemacuan
proses pembekuan akibat kerusakan endotelium kapiler oleh infeksi
bakteri.
G$jala +lini+ %o+ %$")i+
). $emam tinggi = /D.8 4 . Sering dia&ali dengan menggigil , kemudian
suhu turun dalam beberapa jam jarang hipotermi!.
*. #akikardia.
/. %ipotensi sistolik 9 8+ mm%g!
@. Petekia, leukositosis atau leukopenia yang bergeser ke kiri,
trombositopenia.
-. %iperventilasi dengan hipokapnia.
. 2ejala lokal misalnya nyeri tekan didaerah abdomen, perirektal.
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
10/31
Syok anafilaktik merupakan suatu resiko pemberian obat, baik merupakan
suntikan atau cara lain. 3eaksi dapat berkembang menjadi suatu kega&atan
berupa syok, gagal napas, henti jantung, dan kematian mendadak.
-a)oi%iolo'i 8
Syok anafilaktik merupakan bagian dari reaksi anafilaktik sistemik berat.
#erjadinya syok dapat berlangsung dengan cepat. Kematian terjadi pada penderita
berusia di atas *+ tahun. Sedangkan kematian pada anak biasanya disebabkan oleh
edema laring. Kematian pada usia de&asa biasanya merupakan kombinasi syok,
edema laring, dan aritmia jantung. Syok anafilaktik dapat kambuh *(*@ jam
setelah kejadian pertama.
Obat(obat yang sering memberikan reaksi anafilaktik adalah golongan
antibiotik penisilin, ampisilin, sefalosporin, neomisin, tetrasiklin, kloramfenikol,
sulfanamid, kanamisin, serum antitetanus, serum antidifteri, dan antirabies. 5lergi
terhadap gigitan serangga, kuman(kuman, insulin, 54#%, Fat radiodiagnostik,
enFim(enFim, bahan darah, obat bius prokain, lidokain!, vitamin, heparin, makan
telur, susu, coklat, kacang, ikan laut, mangga, kentang, dll., juga dapat
menyebabkan reaksi anafilaktik.
G$jala Klini% 8
). 3eaksi lokal : biasanya hanya urtikaria dan edema setempat, tidak fatal.
*. 3eaksi sistemik : biasanya mengenai saluran napas bagian atas, system
kardiovaskuler, gastrointestinal, dan kulit. 3eaksi tersebut dapat timbul segera
atau /+ menit setelah terpapar antigen.
a. 3ingan : mata bengkak, hidung tersumbat, gatal(gatal di kulit dan mukosa,
bersin(bersin, biasanya timbul * jam setelah terpapar alergen.
b. Sedang : gejalanya lebih berat, selain gejala di atas, dapat pula terjadi
bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasanya terjadi dalam * jam
setelah terpapar antigen.
c. Berat : terjadi langsung setelah terpapar dengan alergen, gejala seperti
reaksi tersebut di atas hanya lebih berat yaitu bronkospasme, edema laring,
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
11/31
stridor, napas sesak, sianosis, henti jantung, disfagia, nyeri perut, diare,
muntah(muntah, kejang, hipotensi, aritmia jantung, syok, dan koma.
Kematian disebabkan oleh edema laring dan aritmia jantung.
&A& III
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
12/31
-ENAAAKSANAAN
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan
untuk memperbaiki perfusi jaringan' memperbaiki oksigenasi tubuh' dan
mempertahankan suhu tubuh. #indakan ini tidak bergantung pada penyebab syok.
$iagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi 5B4. Ialan
nafas 5 J air way! harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
Pernafasan B J breathing ! harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan
ventilasi buatan dan pemberian oksigen )++. $efisit volume peredaran darah 4
J circulation! pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif syok septik,
syok neurogenik, dan syok anafilaktik! harus diatasi dengan pemberian cairan
intravena dan bila perlu pemberian obat(obatan inotropik untuk mempertahankan
fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat,
yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus
dicari dan ditanggulangi. Pada penanggulangan infark miokard, harus dicegah
pemberian cairan berlebih yang akan membebani jantung. Selain itu harus
diperhatikan juga oksigenasi darah yang memadai dan tindakan untuk
menghilangkan nyeri.
-rin%i" a%ar -$nan'anan So+
•#ujuan utama pengobatan syok ialah melakukan penanganan a&al dan khusus
untuk:
( menstabilkan kondisi pasien,
( memperbaiki volume cairan sirkulasi darah,
( mengefisiensikan sistem sirkulasi darah.
• Setelah pasien stabil tentukan penyebab syok
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
13/31
3.1 $ra"i So+ S$:ara ,mum
3.1.1 -$m$ri+%aan (i%i+
Pemeriksaan fisik diarahkan kepada diagnosis cedera yang
mengancam ji&a dan meliputi penilaian dari 5B4$1. 0encatat tanda vital
a&al baseline recordings! penting untuk memantau respon penderita
terhadap terapi. ang harus diperiksa adalah tanda(tanda vital, produksi
urin dan tingkat kesadaran. Pemeriksaan penderita yang lebih rinci akan
menyusul bila keadaan penderita mengijinkan.
) 5ir&ay dan Breathing
Prioritas pertama adalah menjamin air&ay yang paten dengan
cukupnya pertukaran ventilasi dan oksigenasi. $iberikan tambahan
oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen lebih dari 8-.
* Sirkulasi A kontrol perdarahan
#ermasuk dalam prioritas adalah mengendalikan perdarahan yang
jelas terlihat, memperoleh akses intravena yang cukup, dan menilai
perfusi jaringan. Perdarahan dari luka luar biasanya dapat
dikendalikan dengan tekanan langsung pada tempat perdarahan.
4ukupnya perfusi jaringan menentukan jumlah cairan resusitasiyang diperlukan. 0ungkin diperlukan operasi untuk dapat
mengendalikan perdarahan internal.
/ $isability A pemeriksaan neurologi
$ilakukan pemeriksaan neurologi singkat untuk menentukan
tingkat kesadaran, pergerakan mata dan respon pupil, fungsi
motorik dan sensorik. ;nformasi ini bermanfaat dalam menilai
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
14/31
perfusi otak, mengikuti perkembangan kelainan neurologi dan
meramalkan pemulihan. Perubahan fungsi sistem saraf sentral tidak
selalu disebabkan cedera intrakranial tetapi mungkin
mencerminkan perfusi otak yang kurang. Pemulihan perfusi dan
oksigenasi otak harus dicapai sebelum penemuan tersebut dapat
dianggap berasal dari cedera intrakranial.
@ 17posure A pemeriksaan lengkap
Setelah mengurus prioritas(prioritas untuk menyelamatkan ji&anya, penderita harus ditelanjangi dan diperiksa dari Lubun(
ubun sampai ke jari kakiM sebagai bagian dari mencari cedera. Bila
menelanjangi penderita, sangat penting mencegah hipotermia.
- $ilatasi lambung A dekompresi
$ilatasi lambung serikali terjadi pada penderita trauma, khususnya
pada anak(anak dan dapat mengakibatkan hipotensi atau disritmia
jantung yang tidak dapat diterangkan, biasanya berupa bradikardi
dari stimulasi saraf vagus yang berlebihan. $istensi lambung
membuat terapi syok menjadi sulit. Pada penderita yang tidak
sadar, distensi lambung membesarkan resiko aspirasi isi lambung,
ini merupakan suatu komplikasi yang bisa menjadi fatal.
$ekompresi lambung dilakukan dengan memasukkan selang pipa
ke dalam perut melalui hidung atau mulut dan memasangnya pada penyedot untuk mengeluarkan isi lambung. >amun, &alaupun
penempatan pipa sudah baik, masih mungkin terjadi aspirasi.
Pemasangan kateter urin
Kateterisasi kandung kencing memudahkan penilaian urin akan
adanya hematuria dan evaluasi dari perfusi ginjal dengan
memantau produksi urin.
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
15/31
3.1.2 A+%$% -$m4ulu ara
%arus segera dapat akses ke sistem pembuluh darah. ;ni paling
baik dilakukan dengan memasukkan dua kateter intravena ukuran besar
minimal ) 2auge! sebelum dipertimbangkan jalur vena sentral.
Kecepatan aliran berbanding lurus dengan empat kali radius kanul, dan
berbanding terbalik dengan panjangnya %ukum Poiseuille!. Karena itu
maka lebih baik kateter pendek dan kaliber besar agar dapat memasukkan
cairan dalam jumlah besar dengan cepat.
#empat yang terbaik untuk jalur intravena bagi orang de&asa
adalah lengan ba&ah atau pembuluh darah lengan ba&ah. Kalau keadaan
tidak memungkinkan penggunaan pembuluh darah perifer, maka
digunakan akses pembuluh sentral vena(vena femoralis, jugularis atau
vena subclavia dengan kateter besar! dengan menggunakan teknik
Seldinger atau melakukan vena seksi pada vena safena di kaki, tergantung
tingkat ketrampilan dan pengalaman dokternya. Seringkali akses vena
sentral di dalam situasi ga&at darurat ditak dapat dilaksanakan dengan
sempurna ataupun tidak seratus persen steril, karena itu bila keadaan
penderita sudah memungkinkan, maka jalur vena sentral ini harus diubah
atau diperbaiki.
Iuga harus dipertimbangkan potensi untuk komplikasi yang serius
sehubungan dengan usaha penempatan kateter vena sentral, yaitu
pneumotoraks atau hemotoraks, pada penderita yang saat itu mungkin
sudah tidak stabil.
Pada anak(anak diba&ah tahun, teknik penempatan jarum
intraosseus harus dicoba sebelum menggunakan jalur vena sentral. Haktor
penentu yang penting untuk memilih prosedur atau caranya adalah
pengalaman dan tingkat ketrampilan dokternya.
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
16/31
Kalau kateter intravena telah terpasang, diambil contoh darah
untuk jenis dan crossmatch, pemeriksaan laboratorium yang sesuai,
pemeriksaan toksikologi, dan tes kehamilan pada &anita usia subur.
5nalisis gas darah arteri juga harus dilakukan pada saat ini. Hoto toraks
harus diambil setelah pemasangan 46P pada vena subklavia atau vena
jugularis interna untuk mengetahui posisinya dan penilaian kemungkinan
terjadinya pneumotoraks atau hemotoraks.
3.1.3 $ra"i Aal Cairan
Garutan elektrolit isotonik digunakan untuk resusitasi a&al. Ienis
cairan ini mengisi intravaskuler dalam &aktu singkat dan juga
menstabilkan volume vaskuler dengan cara menggantikan kehilangan
cairan berikutnya ke dalam ruang interstitial dan intraseluler. Garutan
3inger Gaktat adalah cairan pilihan pertama. >a4l fisiologis adalah pilihan
kedua. Calaupun >a4l fisiologis merupakan cairan pengganti yang baik
namun cairan ini memiliki potensi untuk terjadinya asidosis
hiperkhloremik. Kemungkinan ini bertambah besar bila fungsi ginjalnya
kurang baik.
Iumlah cairan dan darah yang diperlukan untuk resusitasi sukar
diramalkan pada evaluasi a&al penderita. Pada tabel ), dapat dilihat cara
menentukan jumlah cairan dan darah yang mungkin diperlukan oleh
penderita. Perhitungan kasar untuk jumlah total volume kristaloid yang
secara akut diperlukan adalah mengganti setiap mililiter darah yang hilang
dengan / ml cairan kristaloid, sehingga memungkinkan resusitasi volume
plasma yang hilang ke dalam ruang interstitial dan intraseluler. ;ni dikenal
dengan sebagai hukum L/ untuk )M. >amun, lebih penting untuk menilai
respon penderita kepada resusitasi cairan dan bukti perfusi dan oksigenasi
end-organ yang memadai, misalnya keluaran urin, tingkat kesadaran dan
perfusi perifer. 5pabilal pada &aktu resusitasi jumlah cairan yang
diperlukan untuk memulihkan atau mempertahankan perfusi organ jauh
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
17/31
melebihi perkiraan tersebut, maka diperlukan penilaian ulang yang teliti
dan perlu mencari cedera yang belum diketahui atau penyebab lain untuk
syoknya.
3.2 $ra"i Kau%al
3.2.1 So+ Hi"ovol$mi+
Perdarahan merupakan penyebab tersering dari syok pada pasien(pasien
trauma, baik oleh karena perdarahan yang terlihat maupun perdarahan yang tidak
terlihat. Perdarahan yang terlihat, perdarahan dari luka, atau hematemesis dari
tukak lambung. Perdarahan yang tidak terlihat, misalnya perdarahan dari saluran
cerna, seperti tukak duodenum, cedera limpa, kehamilan di luar uterus, patah
tulang pelvis, dan patah tulang besar atau majemuk.
Pada syok hipovolemik, jantung akan tetap sehat dan kuat, kecuali jika
miokard sudah mengalami hipoksia karena perfusi yang sangat berkurang.
3espons tubuh terhadap perdarahan bergantung pada volume, kecepatan, dan lama
perdarahan. Bila volume intravaskular berkurang, tubuh akan selalu berusaha
untuk mempertahankan perfusi organ(organ vital jantung dan otak! dengan
mengorbankan perfusi organ lain seperti ginjal, hati, dan kulit. 5kan terjadi
perubahan(perubahan hormonal melalui sistem renin(angiotensin(aldosteron,
sistem 5$%, dan sistem saraf simpatis. 4airan interstitial akan masuk ke dalam
pembuluh darah untuk mengembalikan volume intravaskular, dengan akibat
terjadi hemodilusi dilusi plasma protein dan hematokrit! dan dehidrasi interstitial.
$engan demikian, tujuan utama dalam mengatasi syok perdarahan adalah
menormalkan kembali volume intravaskular dan interstitial. Bila defisit volume
intravaskular hanya dikoreksi dengan memberikan darah maka masih tetap terjadi
defisit interstitial, dengan akibat tanda(tanda vital yang masih belum stabil dan
produksi urin yang kurang. Pengembalian volume plasma dan interstitial ini hanya
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
18/31
mungkin bila diberikan kombinasi cairan koloid darah, plasma, de7tran, dsb! dan
cairan garam seimbang. ;nfus cairan tetap menjadi pilihan pertama dalam
menangani pasien hamil. Bila telah jelas ada peningkatan isi nadi dan tekanan
darah, infus harus dilambatkan. Bahaya infus yang cepat adalah udem paru,
terutama pasien tua. Perhatian harus ditujukan agar jangan sampai terjadi
kelebihan cairan.
Evalua%i *$%u%i)a%i Cairan dan -$ru%i Or'an
a.,mum
#anda(tanda dan gejala(gejala perfusi yang tidak memadai, yang
digunakan untuk diagnosis syok, dapat juga digunakan untuk menentukan respon
penderita. Pulihnya tekanan darah ke normal, tekanan nadi dan denyut nadi
merupakan tanda positif yang menandakan bah&a perfusi sedang kembali ke
normal. Calaupun begitu, pengamatan tersebut tidak memberi informasi tentang
perfusi organ. Perbaikan pada status sistem saraf sentral dan peredaran kulit
adalah bukti penting mengenai peningkatan perfusi, tetapi kuantitasnya sukar
ditentukan.
Iumlah produksi urin merupakan indikator yang cukup sensitif untuk
perfusi ginjal. Produksi urin yang normal pada umumnya menandakan aliran
darah ginjal yan cukup, bila tidak dimodifikasi oleh pemberian obat diuretik.
Sebab itu, keluaran urin merupakan salah satu dari pemantau utama resusitasi dan
respon penderita. Perubahan pada tekanan vena sentral dapat memberikan
informasi yang berguna, dan risiko pemasangan jalur vena sentral harus diambil
bila kasusnya rumit. Bila diperlukan indeks tekanan pengisian jantung, maka
pengukuran tekanan vena sentral cukup baik untuk kebanyakan kasus.
4.-rodu+%i ,rin
$alam batas tertentu, produksi urin dapat digunakan sebagai pemantau
aliran darah ginjal. Penggantian volume yang memadai seharusnya menghasilkan
keluaran urin sekitar +,- mlkgjam pada orang de&asa, ) mlkg jam pada anak(
anak dan * mlkgjam untuk bayi diba&ah umur ) tahun!. Bila kurang, atau
makin turunnya produksi urin dengan berat jenis yang naik, maka ini menandakan
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
19/31
resusitasi yang tidak cukup. Keadaan ini menuntut ditambahnya penggantian
volume dan usaha diagnostik.
:.K$%$im4an'an A%am &a%a
Penderita syok hipovolemik dini akan mengalami alkalosis pernafasan
karena takhipnea. 5lkalosis respiratorik seringkali disusul dengan asidosis
metabolik ringan dalam tahap syok dini dan tidak perlu diterapi. 5sidosis
metabolik yang berat dapat terjadi pada syok yang sudah lama, atau akibat syok
berat. 5sidosis metabolik terjadi karena metabolisme anaerobik akibat perfusi
jaringan yang kurang dan produksi asam laktat. 5sidosis yang persisten biasanya
akibat resusitasi yang tidak adekuat atau kehilangan darah terus menerus dan pada
penderita syok normothermik harus diobati dengan cairan, darah, dan
dipertimbangkan intervensi operasi untuk mengendalikan perdarahan $efisit basa
yang diperoleh dari analisa gas darah arteri dapat berguna dalam memperkirakan
beratnya defisit perfusi yang akut. Iangan gunakan sodium bikarbonat secara rutin
untuk mengobati asidosis metabolik sekunder pada syok hipovolemik.
K$"u)u%an $ra"$u)i% &$rda%ar+an *$%"on K$"ada *$%u%i)a%i Cairan Aal
3espon penderita kepada resusitasi cairan a&al merupakan kunci untuk
menentukan terapi berikutnya. Setelah membuat diagnosis dan rencana sementara
berdasarkan evaluasi a&al dari penderita, dokter sekarang dapat mengubah
pengelolaannya berdasarkan respon penderita pada resusitasi cairan a&al.
5dalah penting untuk membedakan hemodinamis stabil dari orang yang
hemodinamis normal. Penderita yang hemodinamis stabil mungkin tetap ada
takhikardi, takhipnea dan oligouri dan jelas masih tetep kurang diresusitasi dan
masih syok. Sebaliknya penderita yang hemodinamis normal adalah yang tidak
menunjukkan tanda perfusi jaringan yang kurang memadai,
Pola respon yang potensial dapat dibahas dalam tiga kelompok : respon
cepat, respon sementara dan respon minimum atau tidak ada pada pemberian
cairan.
5. 3espon cepat
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
20/31
Penderita kelompok ini cepat memberi respon kepada bolus cairan a&al
dan tetap hemodinamis normal kalau bolus cairan a&al selesai dan cairan
kemudian diperlambat sampai kecepatan maintanance. Penderita seperti ini
biasanya kehilangan volume darah minimum kurang dari *+!. "ntuk kelompok
ini tidak ada indikasi bolus cairan tambahan atau pemberian darah lebih lanjut.
Ienis darahnya dan crossmatch nya harus tetap dikerjakan. Konsultasi dan
evaluasi pembedahan diperlukan selama penilaian dan terapi a&al, karena
intervensi operatif mungkin masih diperlukan.
B. 3espon sementara transient!
Sebagian besar penderita akan berespon terhadap pemberian cairan, namun
bila tetesan diperlambat, hemodinamik penderita menurun kembali karena
kehilangan darah yang masih berlangsung, atau resusitasi yang tidak cukup.
Iumlah kehilangan darah pada kelompok ini harus diteruskan, demikian pula
pemberian darah. 3espon terhadap pemberian darah menentukan penderita mana
yang memerlukan operasi segera.
4. 3espon minimal atau tanpa respon
Calaupun sudah diberikan cairan dan darah cukup, tatap tanpa respon, ini
menandakan perlunya operasi sangat segera. Calaupun sangat jarang, namun
harus tetap di&aspadai kemungkinan syok non(hemoragik seperti tamponade
jantung atau kontusio miokard.
Kemungkinan adanya syok non(hemoragik harus selalu diingat pada
kelompok ini. Pemasangan 46P atau echocardiografi emergensi dapat membantu
membedakan kedua kelompok ini.
#abel * 3espon #erhadap Pemberian 4airan 5&al
3espon cepat 3espon sementara #anpa respon
#anda 6ital Kembali ke normal Perbaikan
sementara, tensi
dan nadi kembali
turun
#etap abnormal
$ugaan
kehilangan darah
0inimal )+(*+! Sedang, masih ada
*+ A @+!
Berat = @+!
Kebutuhan
kristaloid
Sedikit Banyak Banyak
Kebutuhan darah Sedikit Sedang(banyak Segera
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
21/31
Persiapan darah Type specific dan
crossmatch
Type specific 1mergensi
Operasi 0ungkin Sangat mungkin %ampir pastiKehadiran dini
ahli bedah
Perlu Perlu Perlu
3.2.2 So+ S$")i+
0erupakan syok yang disertai adanya infeksi sumber infeksi!. Pada
pasien trauma, syok septik bisa terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam
ke rumah sakit. Syok septik terutama terjadi pada pasien(pasien dengan luka
tembus abdomen dan kontaminasi rongga peritonium dengan isi usus.
;nfeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman 2ram negatif yang
menyebabkan kolaps kardiovaskuler. 1ndotoksin basil 2ram negatif ini
menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena
perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas
vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif,sedangkan peningkatan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan
kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem. Pada
syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi
jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen
karena toksin kuman. 2ejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar
dibedakan dengan syok hipovolemia takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi
urin 9 +.- cckgjam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan
nadi!. Pasien(pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir
normal, mempunyai gejala takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir
normal, dan tekanan nadi yang melebar.
Penanggulangan
( Optimalisasi volume intravaskuler
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
22/31
- Pemberian antibiotik, $opamin, dan 6asopresor
-$nan'anan m$di+am$n)o%a "ada %o+ %$")i+
). Terapi cairan. Pemberian cairan garam berimbang harus segera diberikan
pada saat ditegakkan diagnosis syok septik. Pemberian cairan ini sebanyk
)(* liter selama /+(+ menit dapat memperbaiki sirkulasi tepi dan
produksi urin. Pemberian cairan selanjutnya tergantung pengukuran
tekanan vena sentral.
*. Obat inotropik . $opamin sebaiknya diberikan bilamana keadaan syok
tidak dapat diatasi dengan pemberian cairan, tetapi tekanan vena sentral
telah kembali normal. $opamin permulaan diberikan kurang dari - ugkg
berat badan menit. $engan sosis ini diharapkan aliran darah ginjal dan
mesenterik meningkat, serta memperbanyak produksi urin. $osi dopamin
-()+ ugkg berat badan menit akan menimbulkan efek beta adrenergik,
sedangkan pada dosis lebih dari )+ ugkg berat badan menit, dopamin
tidak efektif ,dan yang menonjol ialah efek alfa adrenergik.
/. Antibiotika Pemberian dosis antibiotika harus lebih tinggi dari dosis biasa
dan diberikan secara intravena. Kombinasi pemberian dua antibiotika
spektrum luas sangat dianjurkan karena dapat terjadi efek aditifdan
sinergistik. 0isalnya kombinasi pemberian klidamisin ++ mg jam!
dengan aminoglikosida gentamisin atau tobramisin * mgkg berat
badan D jam! sebagai terapi permulaan sebelum mendapatkan uji
kepekaan bakteri.
3.2.3 So+ +ardio'$ni+
Semua pasien syok kardiogenik akibat infark miokard akut sebaiknya
dikirim segera ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas untuk kateterisasi,
angioplasty, dan operasi kardiovaskuler. #indakan resusitasi dan suportif harus
segera diberikan bersamaan pada saat evaluasi diagnosis.
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
23/31
( Pastikan jalan napas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan
intubasi.
( Berikan oksigen D()- litermenit dengan menggunakan masker untuk
mempertahankan PO*
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
24/31
( Bila selanjutnya P4CP atau P51$P tetap stabil atau meningkat = *
mm%g atau tidak melebihi ) mm%g atau jika 46P tetap 9 )- cm% *O!,
tekanan darah tetap stabil atau meningkat, atau tanda(tanda kongesti paru
tidak timbul atau semakin bertambah, maka infus dilanjutkan dengan
memberikan cairan -++()+++ mljam sampai tekanan darah dan gejala
klinis syok lain menghilang. Periksa P4CP atau P51$P atau 46P!,
tekanan darah, dan paru setiap )- menit. $iharapkan P4CP atau P51$P
akan meningkat sampai )-()D mm%g atau 46P meningkat sampai )-
cm%*O!.
( Iika pada a&al pemeriksaan didapatkan nilai P4CP atau P51$P antara
)-()D mm%g atau nilai 46P a&al )*()D cm%*O!, maka diberikan infus
cairan )++ ml dalam &aktu )+ menit. Pemberian cairan selanjutnya
tergantung dari peningkata P4CP atau P51$P atau 46P!, perubahan
tekanan darah, dan ada tidaknya gejala klinis kongesti paru.
( Iika nilai P4CP atau P51$P pada a&alnya *+ mm%g atau lebih atau
jika nilai a&al 46P *+ cm%*O atau lebih!, maka tidak boleh dilakukan tes
toleransi cairan intravena, dan pengobatan dimulai dengan pemberian
vasodilator.
( Iika P4CP atau P51$P menunjukkan nilai yang rendah 9 - mm%g !,
atau jika nilai 46P 9 - cm%*O , infus cairan dapat diberikan &alau
didapatkan edema paru akut.
( Iika pasien menunjukkan adanya edema paru dengan nilai P4CP atau
P51$P yang rendah dan dalam penanganan dengan pemberian infus
cairan menyebabkan peningkatan kongesti paru serta perburukan keadaan
klinis, maka infus cairan harus dihentikan dan keadaan pasien dievaluasi
kembali.
( Pada pasien dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat dan volume
intravaskular yang adekuat harus dicari kemungkinan adanya tamponade
jantung sebelum pemberian obat(obat inotropik atau vasopresor dimlai .
#amponade jantung akibat infark miokard memerlukan tindakan "olume
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
25/31
e#pansion untuk mempertahankan preload yang adekuat dan dilakukan
perikardiosentesis segera.
( Penenganan pump failure dibagi berdasarkan subset hemodinamik dan pasien
dapat berpindah dari satu subset ke subset lainnya dan memerlukan perubahan
dalam regimen terapi.
( Subset $ : G61$P = )- mm%g, tekanan sistolik arteri = )++ mm%g, dan
indeks jantung 9 *,- litermenitm*. keadaan ini menunjukkan adanya
gagal jantung kiri dengan tekanan arteri cukup tinggi, sehingga
pengurangan afterload dapat dilakukan sebagai terapi pertama.
( 5da dua vasodilator yang sering digunakan, yaitu nitrogliserin dan
nitroprusid. Pada &aktu pemberian nitroprusid harus dilakukan
monitor terhadap tekanan darah dan tekanan pengisian ventrikel kiri.
Pemberian nitropusid dimulai dengan dosis +,@ mgkgBB menit dosis
a&al jangan lebih dari )+ mgmenit!, kemudian dosis ditingkatkan -
mgmenit setiap )+ menit sampai tercapai efek hemodinamik yang
diinginkan. Bila curah jantung meningkat dan gejala syok berkurang,
maka terapi diteruskan. Bila tekanan darah menurun, terjadi takikardi,
dan bila peningkatan curah jantung tidak mencukupi, maka
ditambahkan dobutamin dengan dosis a&al - NgkgBBmenit dan
ditingkatkan sampai maksimal )- NgkgBBmenit. Bila tekanan darah
menurun lebih cepat, maka dobutamin diganti dengan dopamin.
( Pemberian nitrogliserin mempunyai peranan lebih kecil dalam
penanganan syok kardiogenik ringan. #erutama diberikan bila proses
iskemia masih berlangsung dan didapatkan adanya kongesti paru yang
berat. >itrogliserin diberikan dengan dosis a&al - mgmenit dan
ditingkatkan - mgmenit setiap )+ menit. Bila ada perbaikan gejala
syok dan pump failure, maka nitroglisern dilanjutkan selama *@(*D
jam. Bila tekanan darah menurun dengan tekanan preload yang tinggi,
maka dosis nitrogliserin diturunkan dan ditambahkan dobutamin
dengan dosis * (- NgkgBBmenit. Bila tekanan darah lebih cepat
menurun, maka dobutamin diganti dengan dopamin.
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
26/31
( Selama periode ini, pemasangan intraaortic ballon pump ;5BP!
counterpulsation harus dipertimbangkan, karena hanya dengan
tindakan aliran darah koroner dapat ditingkatkan, dan secara
bersamaan kerja ventrikel kiri dapat dikurangi.
( Bila hemodinamik pasien sudah stabil dan tanda(tanda kongesti paru
masih tetap, maka pemberian diuretik secara perlahan dapat
dipertimbangkan.
( Subset % : #ekanan arteri sistolik 9 8+ mm%g, G61$P = )- mm%g, dan
indeks jantung 9 *,- litermenitm*. keadaan ini menunjukkan tanda klasik
adanya syok akibat hipotensi pada pasien infark miokard akut, dimana
tim ballon perlu digerakkan dan sarana untuk kateterisasi harus
dipersiapkan untuk menerima pasien ini.
( Iika pasien dalam keadaan hipotensi berat, norepinefrin merupakan
pilihan utama dengan dosis * A )- Ngmenit sampai tekanan darah
sistolik mencapai D+(8+ mm%g. Kemudian diusahakan untuk
mengganti dengan dopamin.
( Iika tekanan darah sistolik
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
27/31
( Prinsip terapi : tekanan pengisian ventrikel kanan harus ditingkatkan
dengan pemberian cairan secara cepat sampai tekanan darah stabil,
tekanan pengisian ventrikel kiri = *+ mm%g, atau tekanan atrium
kanan = *+ mm%g.
( Pemakaian vasodilator dan diuretik harus dihindarkan dan pada
keadaan ini pemberian dobutamin lebih dianjurkan daripada
dopamin.
( Iika dengan terapi cairan dan obat inotropik tidak ada perubahan,
maka dianjurkan pemasangan ;5BP counterpulsation
( Penggunaan trombolitik pada a&al terapi infark miokard akan mengurangi
jumlah miokard yang mengalami nekrosis, sehingga insidens sindrom syok
kardiogenik akan berkurang.
( Sementara menunggu uji yang membandingkan angioplasti dan terapi medis,
saat ini dianggap bah&a angioplasti direk lebih superior daripada terapi
suportif semata(mata maupun terapi trombolitik. Keberhasilan percutaneus
transluminal coronary angioplasty P#45! terutama bila dilakukan pada *@
jam pertama setelah timbulnya gejala syok kardiogenik, pada pasien berusia 9
- tahun, dan dengan single-"essel disease. Kegagalan P#45 terutama
dikaitkan dengan usia pasien yang lancut =
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
28/31
ventrikel kiri = )/, dan adanya kerusakan pada organ sistemik yang
ireversibel. Pada pasien dengan kerusakan mekanik, misalnya robeknya otot
papilaris, robeknya septum intraventrikel, maka tindakan operasi akan efektif
terutama bila revaskularisasi juga dapat dilaksanakan.
( Pada pasien syok kardiogenik dengan disfungsi miokard akibat kerusakan
miokard ireversibel, mungkin diperlukan tindakan transplantasi jantung.
3.2.9 So+ anaila+%i%
Penatalaksanaan syok anafilaktik tergantung tingkat keparahan, namun
yang terpenting harus segera dilakukan evaluasi jalan napas, jantung dan respirasi.
Bila ada henti jantung, dan respirasi. Bila ada henti jantung paru, lakukan
resusitasi jantung paru. #erapi a&al diberikan setelah diagnosis ditegakkan.
"ntuk terapi a&al, berikan adrenalin ) : ).+++, +,/ ml sampai maksimal +,-
ml, subkutan atau im, dapat diulang *(/ kali dengan jarak )- menit. Pasang
torniket pada proksimal dari suntikan infiltrasi dengan +,) A +,* adrenalin ) :
)+++. Gepaskan torniket setiap )+()- menit. #empatkan pasien dalam posisi
terlentang dengan elevasi ekstremitas ba&ah kecuali kalau pasien sesak!. 5&asi
jalan napas pasien, periksa tanda(tanda vital tiap )- menit. Bila efek terhadap
adrenalin kurang, berikan difenhidramin hidroklorida, ) mgkg BB sampai
maksimal -+ mg im atau iv perlahan(lahan.
Bila terjadi hipotensi tekanan sistolik 9 8+ mm %g!, segera berikan cairan
iv yang cukup. Bila tidak ada respon, berikan dopamin @++ Ng * ampul! dalam
cairan infus glukosa - atau 3inger laktat atau >a4G +,8 atau dekstran , untuk
mempertahankan tekanan darah sistolik 8+()++ mm%g.
Bila terjadi bronkospasme persisten, berikan oksigen @( litermenit. Bila
tidak terjadi hipotensi, berikan aminofilin dosis +,-(+,8 mgkg BBjam. Berikan
aerosol Q(* agonis tiap *(@ jam, misalnya +,/ ml metaproterenol dalam larutan
garam melalui nebulasi atau adrenalin +,)(+,/ ml setiap * (@ jam.
"ntuk mencegah relaps reaksi fase lambat!, berikan hidrokortison < A )+
mgkg BB iv lalu lanjutkan hdrokortison suntikan - mgkg BB iv tiap jam
sampai @D(
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
29/31
5&asi adanya edema laring, jika perlu dilakukan trakeostomi. Bila kondisi
pasien stabil, berikan terapi suportif dengan cairan selama beberapa hari., pasien
harus dia&asi karena kemungkinan gejala berulang minimal selama )*(*@ jam.
Kematian dapat terjadi dalam *@ jam pertama.
&A& I;
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
30/31
KESI#-,AN
Syok adalah kondisi mengancam ji&a yang terjadi saat tubuh tidak
mendapatkan aliran darah yang adekuat. %al ini dapat merusak banyak organ.
Syok membutuhkan penanganan segera karena kondisi tubuh dapat memburuk
dengan amat cepat.
Secara klinis syok ditandai dengan pucat, dingin, berkeringat, nadi lemah,
hipotensi, bertambahnya kecepatan pernafasan dan takikardi dengan penurunan
tekanan darah sistemik dengan tekanan sistole di ba&ah
-
8/19/2019 CSS-Shock and Management
31/31
A(A* -,SAKA
). Price Silvia 5, Cilson Gorraine 0. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit, 1disi @. 124,)88@: *D/(*8-
*. >oer %0S, Caspadi, 3achman 50, editor. 'uku aar ilmu penyakit dalam
jilid ;. 1disi ketiga. Iakarta: Balai Penerbit Hakultas Kedokteran "niversitas
;ndonesia, )88.
/. 5dvanced #rauma Gife Support for $octors. 5merican 4ollege of Surgeons
4ommittee On #rauma. Hirst ;mpression, )88D
@. 0aier, 3onald 6. *++). Shock. $alam: %arrisons Principles of ;nternal
0edicine 6olume ;: ***(**e& ork. 0c 2ra& %ill.