david bordwell godard dan narasi
DESCRIPTION
https://sanasinee.wordpress.com/TRANSCRIPT
Page | 1
15 Januari 2015 by sanasinee
David Bordwell: Godard dan Narasi
Artikel ini diterjemahkan oleh Mirza Jaka Suryana[1] dari buku Narration In The Fiction
Film: Bab III Historical Modes Of Narration: Subbab 13 Godard And Narration (The
University of Wisconsin Press, hal 311-334) karya David Bordwell[2] Terjemahan Subbab
13 akan diterbitkan menjadi 5 judul artikel di Jurnal Online SanaSine. Penerbitan secara
online oleh Cinemama Studies dilakukan untuk tujuan distribusi pengetahuan film kepada
yang membaca artikel ini.
Dalam Subbab 13 Godard And Narration, David Brodwell melakukan pembacaan
terhadap karya Jean Luc Godard, seorang sineas penting dalam sejarah sinema dunia.
Pembacaan difokuskan melihat segala bentuk eksperimentasi estetik yang diciptakan oleh
Godard dalam karyanya, diantaranya A Bout De Souffle (1960), Vivre Sa Vie (1962), Le
Petit Soldat (1963), Les Carabiniers (1963), Une Femme Mariée (1964), Made In U.S.A (1966)
dan La Chinoise (1967).
Page | 2
Seperti seni tradisi, bagaimanapun antitradisional itu dimungkinkan, seni avant garde juga
memiliki konvensi tersebut. Dalam arti kata yang luas, ia sendiri tidak lebih dari sebuah sistem
konvensi, meskipun pendapat bertentangan dari para pengikutnya. . . . Kekacauan menjadi aturan
ketika mereka menentang dengan cara sengaja dan simetris dengan urutan yang telah ditetapkan.
/Renato Poggioli[3]
Film-film yang dibuat oleh Jean-Luc Godard antara 1959 dan 1967 mengangkat begitu banyak
masalah yang saya ragu untuk membicarakannya ketika buku ini hampir berakhir. Tapi
pekerjaan Godard periode ini menawarkan kesempatan yang berharga untuk menguji banyak
konsep narasional yang saya usulkan. Masalah aneh yang ditimbulkan oleh karya Godard
menjadi lebih dimengerti dengan mengingat teori yang dipakai dalam bab-bab sebelumnya.
Titik keberangkatan kami adalah pengakuan seberapa tegas film ini menolak pemahaman narasi.
Ini bukan hanya masalah penafsiran, seakan Godard yang menciptakan karya-karya tematis
ambigu atau mendalam. Dia biasanya tidak begitu. Bahkan, film-film Godard mudah menyerah
pada ―pembacaan‖ tingkat tertinggi. Masalah sebenarnya adalah bahwa mereka tetap sulit
dipahami pada tingkat denotatif sederhana.
Hal ini cukup mudah untuk mengatakan ―tentang‖ apa itu Pierrot lefou atau Made in USA
(terutama jika salah satu telah menguasai serangkaian klise tentang Godard seorang kritikus
sosial, romantis, Brecht, dll), tetapi sangat sulit untuk mengatakan apa yang benar-benar terjadi
dalam setiap fabula[4] film. Hal ini seolah-olah menjadi ketidakpastian naratif denotasi
mendorong terciptanya tema yang acak. Tapi bagaimana kalau kesederhanaan konotasi terisolasi
memungkinkan kompleksitas pada tingkat syuzhet[5] dan gaya? Film Godard mengundang
interpretasi tetapi menghambat, bahkan menentang analisis. Untuk memahami bagaimana film
berhasil kita harus mulai dengan kendala yang mencolok dan khas yang mereka ciptakan di
tingkat paling mendasar dari bercerita dan aktivitas penonton.
Ambil contoh umum. Psikologi telah lama dikenal kesulitan dalam mengikuti dua wacana lisan
secara bersamaan (―efek pesta koktail‖). Pada umumnya pendengar hanya dapat mengikuti satu
saja. Tugas ini bahkan lebih sulit jika salah satu wacana secara tata bahasa membingungkan.[6]
Namun alur suara Godard biasanya tumpang tindih antara satu wacana dengan yang lainnya, dan
Page | 3
sering setidaknya satu tidak mempunyai tata bahasa. Terlebih lagi penonton harus bergabung di
bawah tekanan. (Film terus berjalan.) Tidak ada pengamat yang bisa memahami alur penting saat
kata-kata dikeluarkan bersamaan di depan kamera dari Widmark and Paula di Made in USA.
Sebuah perbandingan alur terjadi ketika informasi yang disajikan berbeda dalam gambar dan
suara, seperti ketika Godard menyebarkan tulisan dan foto-foto di dalam bingkai, sering
membuat surat yang miring atau terbalik sementara memberikan ungkapan yang tidak terkait.
(Contoh terbaik datang dari Deux ou trois choses que je sais d’elle dan La chinoise.) banyak dari
film Godard praktis mengarah ke persepsi dan kognitif berlebihan.
Page | 4
―Transeksualitas‖ akan memperparah ini. Dalam film Godard kita menemukan intertextualitas
banyak sekali kutipan, pinjaman, juga apa yang Gerad Genette katakan ―hipertekstualitas,‖ asal
mula dari teks ke yang lain ke yang satir, parody atau imitasi (campuran, pembuatan kembali).[7]
Berbagai kesulitan banyak di sini. Kita tidak mengenal kutipan atau target satir. (Siapa yang
dapat mengetahui sura-surat tentara dalam Les Carabineers yang dikutip dari korespondensi yang
sebenarnya jika Godard tidak pernah diberi tahu oleh kami? Berapa banyak kutipan yang belum
ia temukan?) atau kutipan datang secara cepat yang kita tidak mempunyai waktu untuk
mengasimilasi mereka. Atau atribusi mungkin bisa salah, seperti yang dinyatakan oleh Godard
salah satu di Le petit soldat (―itu adalah kutipan dari Gorky, tapi dari film yang saya punya dia
Page | 5
mengatakan itu adalah Lenin, karena saya lebih menyukai Lenin‖).[8] Paling drastis, kecurigaan
awal setiap bidikan atau jalur dapat diperlakukan transeksualitas. Godard berkomentar pada
tahun 1967: ―Segalanya adalah kutipan. Ketika saya mengambil suatu adegan dari Arc de
Triomphe itu adalah kutipan. Jika saya di jalan saya membalikan sebuah buku, di dalam sebuah
film saya berlanjut melakukannya, membawa berat debu tetapi itu hal yang serupa.‖[9] walaupun
banyak film yang mengeksploitasi transeksualitas, tidak satupun tapi Godard menciptakan apa
yang Rivette sebut intertekstual terorisme.[10]
Yang banyak mengganggu dari semuanya, mungkin, ini adalah masalah dari fungsi.
Page | 6
Kenapa kamera miring tidak teratur di Une femme marie? Apa tujuannya disajikan oleh
penghilangan suara di adegan kedua terakhir dari Vivre sa vie? Justifikasi apa perpindahan dari
negatif dalam Alphaville atau pengulangan dalam adegan pencucian mobil dalam Deux ou trios
choses? Masalah berlangsung kembali ke belakang ke A bout de soufflé dimana waktu dan
konteks jump cut tetap tidak dapat dijelaskan oleh asas konsisten relevansi narasi. Godard,
dengan kata lain, menimbulkan seperti halnya tidak ada sutradara lain kemungkinan Sheerly
berubah-ubah atau penggunaan teknik sewenang-wenang.
Secara keseluruhan, kritikus telah mengabaikan masalah itu. Mereka telah puas untuk
mengandalkan dua penjelasan tapi tidak ada penjelasan. Satu Account melihat Godard pada
1959-1967 bekerja sebagai belletristic. Film ini yang kita bicarakan, bukan narasi tapi esai.
Sekarang, pernyataan ini patut dicurigai, karena semua film bercerita tentang karakter fiksi, dan
esai pada umumnya tidak mungkin. Meskipun Godard menggunakan elemen narasi untuk saran
atau menunjukkan maksud, sebagai penulis esai, merujuk pada sejarah atau karakter fiksi. Tapi
poin esai apa yang dibuat dalam Alphaville atau Deux ou trois choses yang tidak dapat dikurangi
menjadi klise yang mana sebuah kritik mungkin menganggap dari semua kritikan fiksi diatur
dalam dunia yang kontemporer (misalnya, ―teknologi masa depan sudah ada,‖ atau ‖ kehidupan
modern Komoditas hubungan manusia ―)? Terlebih lagi, esai tidak hanya sebuah genre tapi
sebuah bentuk, namun bebas. Sebuah esai mengatur sebuah tubuh dari bukti atau contoh dan
hasil dalam logika atau emosional untuk sebuah keputusan. Tetapi film-film Godard di periode
ini terbentuk seputar narasi sebab akibat, penyimpangan film-film (seringnya yang mencolok)
tidak menjadikannya esai lagi daripada materi interpolasi dalam Tristram Shandy dan Ulysses
menjadikannya menjadi sesuatu selain novel. Gagasan ―esai‖ adalah, saya percaya, relevan
terhadap Godard hanya bekerja sebagai pembuat film dikondiksikan sebagai sejarah alibi untuk
strategi narasi yang tidak biasa.
Klise yang kedua, memperlakukan karya Godard dalam arti ilmiah. Secara spesifik film-filmnya
sebagai perhatian analisis dari konvensi Hollywood, hidup kontemporer, tanda sistem.
Tergantung dengan sudut pandang kritikus, Godard dikatakan melakukan penyelidikan ke dalam
momen bersejarahnya, masalah perpolitikan, atau sejarah dari perfilman. Hal ini terutama
menggoda untuk melihat dia sebagai seorang semiolog tanpa portofolio, menunjukkan
kesewenang-wenangan tanda atau mengekspos dasar komoditas kapitalisme akhir. Kita
Page | 7
mungkin, bagaimanapun, membedakan antara subyek film-filmnya yang disangkal mencakup
semiologi disebut sistem tanda dan pendekatan film. Pendekatan berikut penelitian program tidak
masuk akal: bukan pernyataan dari asumsi, tidak ada hubungan inferensi, tidak ada kesimpulan.
Hanya diperlukan untuk mengingat kembali prosedur investigasi sistematis dari permintaan
semiologis diluncurkan oleh Barthes atau Umberto Eco melihat bahwa Godard tidak
menganalisa apapun. Film-filmnya menggerakkan berbagai macam sudut pandang, dan
terkadang tenggelam dari wacana ilmiah, sebagaimana di Deux ou trios choses narrator
menyatakan dirinya sendiri untuk meyerupai sebagai ahli biologi menghubungkan individu
terhadap spesiesnya. Tapi tidak ada ahli biologi akan mengumpulkan spesimen dengan cara
Godard menangani elle-Nya, dan kenapa ilmuwan akan berdalih tentang apakah obyek yang
dipelajarinya Paris atau Juliette? Karya Godard itu pasti dipengaruhi oleh semiologi, dan
berpengaruh di atasnya, tetapi Godard menggunakan konsep-konsep seperti ―analisis‖ dan
―ilmu‖ puitis, sebagai penangkal dalam permainan formal. Film-film ini menunjukkan banyak
tapi tidak membuktikan apa-apa.
Saya menduga, bahwa label konvensional seperti ―film-esai‖ dan ―penelitian‖ tidak membantu
kita untuk datang mengatasi ketidaksukaan film-film ini gaya dan penampilan. Beberapa masalah
tidak dapat diselesaikan seluruhnya, beberapa bagian dari film-film tujuannya untuk membuat
kita bergelut dengan mereka. Pekerjaan para kritikus tidak untuk mencari arti yang sebenarnya,
untuk menjinakan masalah yang luar biasa, tapi daripada untuk menjelaskan kondisi di mana
kesulitan muncul dan memiliki konsekuensi. Apa yang menciptakan masalah ini? Efek apa yang
akan ditimbulkan? Sementara saya tidak percaya satupun pendekatan terhadap karya Godard
yang semuanya memadai, kita bisa menempatkan sebelum keluaran 1967, dalam kesulitan yang
aneh, dalam sejarah film narasi. Karyanya merupakan perwujudan pencampuran pendirian mode
narasional dalam cara yang membingungkan, menciptakan sebuah syuzhet yang
berkecenderungan berparadigma perang dengan stigma, dan menjadikan cara yang unik dalam
menyatukan film dengan membangun narrator yang berkarakter kuat.
Page | 8
______________________________________________________________________________
_______________________________________
[1] Mirza Jaka Suryana (Penulis, Penerjemah, Pembuat film @mirzajaka)
Page | 9
[2] David Brodwell, (Sejarahwan Film, Teriotis Film asal Amerika
http://www.davidbordwell.net/)
[3] Renato Poggioli, The Theory Of The Avant Garde, trans. Gerald Fitzgerald (New York:
Harper and Row, 1971), 56
[4] Fabula adalah istilah yang berasal dari formalisme Rusia dan ditempatkan dalam naratologi
yang menggambarkan konstruksi naratif. Fabula adalah bahan mentah sebuah kisah. Alur naratif
biasanya memiliki konstruksi awal, tengah dan akhir. Sebagai contoh, Citizen Kane dimulai
dengan kematian tokoh utama, kemduian menceritakan kehidupannya melalui kilasbalik yang
berkelindan dengan investigasi saat ini seorang jurnalis mengenai kehidupan Kane –Catatan
Penerjemah.
[5] Syuzet merupakan istilah yang berasal dari Formalisme Rusia. Syuzet adalah penempatan
naratif—Catatan Penerjemah.
[6] Donald A. Norman, Memory and Attention: An Introduction to Human Information
Processing (New York: Jhon Wiley, 1976), 16-18, 48.
[7] Gerard Genette, Palimpsestes (Paris: Seuil, 1982), 8-16.
[8] Michele Manceaux, ―Learning Not to Be Bitter, ‖ in Royal S. Brown, ed., Focus on Godard
(Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1972), 27.
[9] Quoted in Herbert R. Lottman, ―Cinema-Verite: Jean Luc Godard, ‖ Columbia University
Forum II, I (Spring 1968): 28.
[10] Jacques Rivette et al., ―Montage,‖ Rivette: Texts and Interviews, ed. Jonathan Rosenbaum
(London: British Film Institute, 1977), 74-75.