delirium b
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Delirium b
1/8
DELIRIUM
Delirium
A. Pendahuluan
Delirium sering terjadi, kadang-kadang tidak dikenali, suatu sindrom pada 30% pasien
yang dirawat rumah sakit, dengan risiko besar pada usia tua. Delirium mungkin bisasebagai diagnosis atau komplikasi perawatan di rumah sakit untuk berbagai kondisi.
Dalam DS-!" terdapat da#tar kriteria untuk diagnosis delirium $Aute on#usional
state&. 'al ini penting untuk mengenali dan merawat pasien seara tepat, karena para pasien yang dirawat di rumah sakit mempunyai resiko untuk terjadi komplikasi, seperti
dehidrasi, malnutrisi, aspirasi, ulkus, jatuh, dan perawatan di rumah sakit yang lebih
lama. (ingkat mortalitas jugs tinggi $kira-kira )%&, yang berhubungan dengan kondisi
medis yang mendaasarinya.
*. Sub tipe +linis
Delirium dapat dibagi menjadi sub tipe hiperakti# dan hipoakti#, tergantung dari aktiitas
psikomotornya. +eduanya dapat terjadi bersamaan pada satu indiidu.a. Delirium hiperakti#
Delirium hiperakti# merupakan delirium yang paling sering terjadi. Pada pasien terjadi
agitasi, psikosis, labilitas mood, penolakan untuk terapi medis, dan tindakan disprupti#lainnya. +adang diperlukan pengawas karena pasien mungkin menabut selang in#us atau
kathether, atau menoba pergi dari tempat tidur. Pasien delirium karena intoksikasi, obat
antikolinergik, dan alkohol withdrawal biasanya menunjukkan perilaku tersebut. b. Delirium hipoakti# Adalah bentuk delirium yang paling sering, tapi sedikit dikenali oleh para klinisi. Pasien
tampak bingung, lethargia, dan malas. 'al itu mungkin sulit dibedakan dengan keadaan
#atigue dan somnolen, bedanya pasien akan dengan mudah dibangunkan dan dalam berada dalam tingkat kesadaran yang normal. angsang yang kuat diperlukan untuk
membangunkan , biasanya bangun tidak komplet dan transient. Penyakit yang mendasari
adalah metabolit dan enhepalopati.
. Pato#isiologi
Pato#isiologi dari delirium belum bisa diterangkan seara jelas. Delirium dianggap
sebagai kelainaan umum otak, yaitu metabolism dan neurotransmitter $dis#ungsi bihemis#erik&. *eberapa jalur spesi#ik neural juga dianggap sebagai penyebab delirium,
hal ini diketahui dengan adanya beberapa obat yang yang bekerja pada jalur spesi#ik
neural $misalnya antikolinergik& dapat memiu terjadinya delirium.
http://medical-free.blogspot.com/2008/06/delirium.htmlhttp://medical-free.blogspot.com/2008/06/delirium.html
-
8/19/2019 Delirium b
2/8
D. Diagnosis banding
Delirium harus dibedakan dengan kelainan kogniti# global.(abel /. +riteria DS-!" untuk delirium
angguan kesadaranPenurunan derajat kewaspadaan
(idak bisa memusatkan perhatian(idak bisa menggeser perhatian
angguan kogniti#
De#isit memoriDisorientasi
angguan bahasa
*erkembang dalam waktu pendek 1am dan hari
2luktuati#, sundowning
'al-hal tersebut di atas berubah berdasar kondisi medik, intoksikasi, dan atau pengobatana. Demensia
Demensia berbeda karena onsetnya adalah gradual $biasanya tahun&, dan persisten.
Demensia tidak menyebabkan penurunan kewaspadaan sampai late stages $dapat
diketahui dari anamnesa&. Pasien dengan dengan demensia mudah menjadi delirium,walaupun demikian, kondisi akut pada pasien demensia bisa delirium atau kondisi akut
lainnya. Demensia lewy bodies bisa disertai dengan halusinasi dan psikosis.
b. DepresiDepresi bisa terjadi mimi hypoatie deliriumdengan penolakan yang jelas, retardasi
psikomotor, melambatnya pembiaraan, apatis, dan pseudodemensia. Depresi tidak
mempengaruhi derajat kesadaran.
. PsikosisPsikosis bisa terjadi mimi hyperatie delirium. Psikosis #ungsoinal berbeda karena
halusinasi suara. ebih banyak khayalan, dan lebih sedikit #luktuati#.
d. "A"A jarang disertai dengan delitium, atau salah dianggap sebagai delirium. ontohnya,
aphasia mungkin salah dianggap sebagai kebingungan. 1uga kelainan di#us pada atensi
karena stroke pada daerah temporooipital, parietal, pre#rontal, atau region sub kortikal pada hemis#er kanan. +eadaan akut mungkin memperburuk tanda neurologis #okal
karena "A lama.
4. ejala klinisa. angguan tingkat kesadaran
Adalah diagnostik karakteristik dari delirium. Pasien mungkin terjadi penurunan
kewaspadaan dan kesukaran untuk berkonsentrasi. +emampuan untuk menjaga danmemusatkan perhatian seara tepat dipengaruhi juga, sehingga pasien menjadi mudah
dikaaukan dan tidak bisa mengindahkan rangsang.
b. angguan kogniti#
ani#estasi dengan gangguan memori $bermasalah pada register dan proses dariin#ormasi& dan gangguan #ungsi eksekuti#. Pasien mempunyai kesulitan dalam
merenanakan tugas dan mengatasi masalah.
-
8/19/2019 Delirium b
3/8
. angguan persepsi dan sensori
Sering terjadi pada pasien muda. *isa terjadi pada bentuk hiperakti# dan hipoakti#.
'alusinasi yang terjadi biasan ya isual $ berbeda dengan halusinasi suara byang seringterjadi pada ski5o#renia. Paranoid dan khayalan penyiksaan mungkin terjadi.
d. ejala somatik Predominan pada pasien tua. (ermasuk inkontinensia urin, gangguan gait, tremor,
gangguan bahasa, $resepti# atau ekspresi# aphasia&, dan gangguan tidur $pembalikan pola
tidur, tidur ringkas, dan terpotong-potong&e. (anda neurologis #okal
ungkin munul, tapi dengan gangguan 6S. (anda #okal diasosiasikan dengan "A
lama atau kondisi akut
#. angguan emosi
ungkin terjadi labilitas mood dan depresi
2. 2aktor resiko
2aktor resiko pada perkembangan demensia termasuk ketuaan dan demensia. 4tiologi$(abel 7& juga bisa disebut #aktor resiko
(abel 7. 4tiologi Delirium
!n#eksi 8 9(!, pneumonia:bat 8 antikolinergik $antihistamin, klonidin, antidepressant trisiklik&, narkotika
$meperidin&, ben5odia5epine, '7 *loker, steroid, teo#ilin, digoksin, ati parkinson,
sindrom neuroleptik maligna;ithdrawal 8 etanol, narkotika, ben5odia5epineAbnormalitas elektrolit 8 terutama hiper dan hiponatremia serta hiperkalsemia, tapi bisa
juga pada koreksi berlebihan dan epat pada hiper dan hipotonus yang menghasilkan
edma serebri dan myelonisis pontinPost operasi 8 analgesi, hipotensi, anesthesia, gangguan airan dan elektrolit
angguan metabolit 8 uremia, ense#alopati portosistemik, de#isiensi itamin */7,
sindrom ;ernike-+orsako##, hiper atau hipoglikemia, hiper atau hipotiroid, hipoksia,hiperkapnea
6S 8 "A, askulitis, hematoma suddural, neoplasma $primer atau metastase&,
meningitis, ense#alitis, neurosi#ilis, hipotensi relatie
ingkungan 8 hipertermia, hipotermia, trauma, luka bakar, #raktur . Diagnosis
a. Anamnesa
Anamnesis menjadi sulit pada pasien delirium. Pasien biasanya bingung dan tidak bisa bererita, mereka sepertinya tidak mengenali masalah yang terjadi. *isa dilakukann allow
anamnesis pada keluarga dan teman dekat dan anamnesis harus #ous pada poin-poin
tertentu $(abel 3& b. Pemeriksaan #isik
-
8/19/2019 Delirium b
4/8
*erguna untuk mengetahui adanya penyebab atau adanya tanda neurologis #okal.
on#ussion Assoiation ethod $A&menyediakan alat untuk menilai pasien delirium.
. iwayat penyakit dahuluStatus mental dasar $ adakah penurunan kognisi progresi# seperti demensia
-
8/19/2019 Delirium b
5/8
Pengobatan sebelumnya 8 menghentikan pengobatan yang mungkin memperburuk
delirium.¬
awat bersama bagian geriatri.¬
(ingkatkan keamanan sekitar dari jatuh.¬
+urangi aktiitas #isik berlebihan.¬
'indari tidur yang tidak nyenyak.¬
Sediakan keluarga untuk merawat pasien.¬
6ilai sensoriknya 8¬
/. 'indari rangsangan ekstrim.7. 'indari dua pasien delirium pada ruang yang sama.
3. sediakan alat bantu pendengaran dan penglihatan.
. unakan jendela untuk orientasi pasien siang atau malam.B. Apakah pasien kesakitan<
b. (erapi medikamentosa
(idak semua delirium membutuhkan terapi mediamentosa yang spesi#ik.pengobatan
hanya diindikasikan untuk gangguan perilaku yang membahayakan. 6eurolepti agent, berguna bagi pasien hiperakti# yang membahayakan dirinya atau
paramedis. :bat ini mempunyai e#ek minimal pada tekanan darah dan pernapasan jangan
diberikan pada pasien parkinsonisme. emungkinkan adanya reaksi berkebalikantermasuk distonia,akatisia,katatonia,diskinesiatardi#e dan sindrom neurollepti malignant.
'aloperidol, adalah drug o# hoie dari derilium hiperakti# dimana dosis permulaannya
harus rendah $0.B-/mg& diberikan seara parenteral. Dimana dapat dinaikkan dosisnyadua kali sampai deriliumnya terkontrol. Sesuai dengan keadaan pasien dapat diberikan
dolsis ulangan -) jam. 9ntuk konersi beri B0-/00% dari dosis parenteral yang
dibutuhkan dalam 7 jam terbagi.*en5odia5epine kerja menengah, sebagai pengganti antipsikotik agent diindikasikan
untuk agitasi yang berat,insomnia dan withdrawl sindrom. +erja ben5odia5epine
onsetnya bisa lebih epat dibanding antipsikotik bila diberikan seara parenteral tapimengakibatkan sedasi dan depresi na#as. *eberapa pasien dengan delirium dapat
mengalami peningkatan paradoksal agitasi ketika diberikan golongan ben5odia5epin.
Agen dengan intermediet ating lebih dipilih, misalnya lora5epam $atian&, karena short-
ating agent beresiko terjadinya agitasi paradoksal setelah obat dihentikan. !nisial dosisuntuk pasien geriatri adalah 0.B-7 mg lora5epam per oral. 4#ek samping obat berupa
depresi, hipotensi, dam delirium.
+ontrol nyeri pada pasien delirium merupakan persoalan suatu managemen yang sulit.;alaupun nyeri bisa merupakan salah satu penyebab delirium, sedangkan analgesik
opioid sebagai obat yang sering digunakan, justru dapat menyebabkan perburukan
keadaan. (erapi yang paling sesuai adalah menggunakan agen non narkotik sebagai terapiinisialC apabila terapi tersebut tidak berhasil, maka hendaknya dioba agen short-ating
misalnya #entanyl dan pantau keadaan pasien dengan ketat.
!. Perjalanan klinis dan pemantauan pasien
Perjalanan klinis delirium sangat berariasi dan bergantung kepada etiologi yang
-
8/19/2019 Delirium b
6/8
mendasarinya. Perjalanan klinis enderung untuk #luktuati# dalam jam dan hariC derajat
keparahan dan meni#estasi klinisnya mempunyai banyak perbedaan pada waktu yang
berbeda. ;alaupun gejala dan tandaklinis yang ada harus diterapi bersamaan dengansebab yang mendasari, namun gejala dan tanda bisa menetap untuk beberapa minggu dan
bahkan beberapa bulan setelah kejadian. Pasien harus dimonitor sampai 3 = E bulan pasa
kejadian delirium untuk memastikan keadaan perbaikan.1. +esimpulan
- Delirium adalah kondisi yang banyak ditemukan dan serius pada pasien geriatri dengan
angka mortalitas yang tinggi.- Delirium dide#inisikan sebagai gangguan kognisi dan kesadaran, #luktuati#, dan
mempunyai satu atau lebih presipitan.
- Delirium dapat hiperakti# atau hipoakti#. 'ipoakti# delirium lebih sulit untuk dikenali.
- Pengobatan primer untuk delirium adalah terapi suporti# ketika underlying disease telahdiketahui dan teratasi.
- 'arus dilakukan reiew medikasi pasien untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi
deliriumC dan harus berhati-hati ketika dilakukan perubahan medikasi.
- Pemeriksaan #isik yang berlebihan dan sering, dapat berakibat edera iatrogenik danharus dihindari.
- !ntrensi #armakologi dengan neuroleptik atau ben5odia5epin harus diresepkan untuk penggunaan jangka pendek, hal tersebut dilakukan untuk menghindari spesi#ik disrupti#
atau kebiasaan yang berbahaya.
-
8/19/2019 Delirium b
7/8
Delirium
Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang
biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada #ungsi kogniti#.
Etiologi
Delirium mempunyai berbagai maam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala
serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kogniti# pasien. Penyebab utama
adalah berasal dari penyakit susunan sara# pusat, penyakit sistemik, dan intoksikasi atau
reaksi putus obat maupun 5at toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak diluar sistem
sara# pusat, misalnya gagal ginjal dan hati.
6eurotransmiter yang dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat.
Area yang terutama terkena adalah #ormasio retikularis.
Faktor predisposisi terjadinya delirium, antara lain:
• 9sia
• +erusakan otak
• iwayat delirium
• +etergantungan alkohol
•
Diabetes• +anker
• angguan pana indera
• alnutrisi
Manifestasi Klinis
ambaran dapat berariasi tergantung pada masing-masing indiidu. Mood, persepsi, dantingkah-laku yang abnormal merupakan gejala-gejala psikiatrik umumC tremor, asteriksis,
nistagmus inkoordinasi, inkontinensia urin, dan dis#asia merupakan gejala-gejala
neurologik umum.
ambaran utama adalah gangguan kesadaran berupa kesadaran yang berkabut dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, menantumkan, dan mengalihkan perhatian.
+eadaan ini berlangsung beberapa hari dengan berkembangnya ansietas, mengantuk,
insomnia, halusinasi yang transien, mimpi buruk, dan kegelisahan.
Pasien delirium yang berhubungan dengan sindrom putus 5at merupakan jenis hiperakti# yang dapat dikaitkan dengan tanda-tanda otonom, seperti flushing, berkeringat, takikardi,
-
8/19/2019 Delirium b
8/8
dilatasi pupil, nausea, muntah, dan hipertermia. :rientasi waktu seringkali hilang,
sedangkan orientasi tempat dan orang mungkin terganggu pada kasus yang berat. Pasien
seringkali mengalami abnormalitas dalam berbahasa, seperti pembiaraan yang bertele-tele, tidak relean, dan inkoheren.
2ungsi kogniti# lain yang mungkin terganggu adalah daya ingat dan #ungsi kogniti# umum. Pasien mungkin tidak mampu membedakan rangsang sensorik dan
mengintegrasikannya sehingga sering merasa terganggu dengan rangsang yang tidak sesuai atau timbul agitasi. ejala yang sering nampak adalah marah, mengamuk, dan
ketakutan yang tidak beralasan. Pasien selalu mengalami gangguan tidur sehingga sering
tampak mengantuk sepanjang hari dan tertidur di mana saja.
Pemeriksaan status mental berguna untuk mengetahui adanya gangguan kogniti# dan
bagaimana perjalanan penyakitnya. Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan
keadaan klinis. 4lktroense#alogra#i $44& pada delirium menunjukkan perlambatan
aktiitas.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
*iasanya delirium mempunyai munul tiba-tiba $dalam beberapa jam atau hari&.
Perjalanan penyakitnya singkat dan ber#luktuasi. Perbaikan epat terjadi apabila #aktor
penyebabnya telah dapat diketahui dan dihilangkan.
;alaupun delirium biasanya terjadi mendadak, gejala-gejala prodromal mungkin telahterjadi beberapa hari sebelumnya. ejala delirium biasanya berlangsung selama
penyebabnya masih ada namun tidak lebih dari / minggu.
Penatalaksanaan
*ila kondisi ini merupakan toksisitas antikolinergik, digunakan #isostigmin salisilat /-7mg i atau im dengan pengulangan dosis setiap /B-30 menit. Selain itu, perlu dilakukan
terapi untuk memberi dorongan perbaikan pada #isik, sensorik, dan lingkungan.
9ntuk mengatasi gejala psikosis digunakan haloperidol 7-/0 mg im, yang dapat diulang
setiap / jam. !nsomnia sebaiknya diobati dengan ben5odia5epin yang mempunyai waktuterapi pendek.