delirium b

Upload: ufiaminatun

Post on 07-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Delirium b

    1/8

    DELIRIUM 

    Delirium

    A. Pendahuluan

    Delirium sering terjadi, kadang-kadang tidak dikenali, suatu sindrom pada 30% pasien

    yang dirawat rumah sakit, dengan risiko besar pada usia tua. Delirium mungkin bisasebagai diagnosis atau komplikasi perawatan di rumah sakit untuk berbagai kondisi.

    Dalam DS-!" terdapat da#tar kriteria untuk diagnosis delirium $Aute on#usional

    state&. 'al ini penting untuk mengenali dan merawat pasien seara tepat, karena para pasien yang dirawat di rumah sakit mempunyai resiko untuk terjadi komplikasi, seperti

    dehidrasi, malnutrisi, aspirasi, ulkus, jatuh, dan perawatan di rumah sakit yang lebih

    lama. (ingkat mortalitas jugs tinggi $kira-kira )%&, yang berhubungan dengan kondisi

    medis yang mendaasarinya.

    *. Sub tipe +linis

    Delirium dapat dibagi menjadi sub tipe hiperakti# dan hipoakti#, tergantung dari aktiitas

     psikomotornya. +eduanya dapat terjadi bersamaan pada satu indiidu.a. Delirium hiperakti# 

    Delirium hiperakti# merupakan delirium yang paling sering terjadi. Pada pasien terjadi

    agitasi, psikosis, labilitas mood, penolakan untuk terapi medis, dan tindakan disprupti#lainnya. +adang diperlukan pengawas karena pasien mungkin menabut selang in#us atau

    kathether, atau menoba pergi dari tempat tidur. Pasien delirium karena intoksikasi, obat

    antikolinergik, dan alkohol withdrawal biasanya menunjukkan perilaku tersebut. b. Delirium hipoakti# Adalah bentuk delirium yang paling sering, tapi sedikit dikenali oleh para klinisi. Pasien

    tampak bingung, lethargia, dan malas. 'al itu mungkin sulit dibedakan dengan keadaan

    #atigue dan somnolen, bedanya pasien akan dengan mudah dibangunkan dan dalam berada dalam tingkat kesadaran yang normal. angsang yang kuat diperlukan untuk

    membangunkan , biasanya bangun tidak komplet dan transient. Penyakit yang mendasari

    adalah metabolit dan enhepalopati.

    . Pato#isiologi

    Pato#isiologi dari delirium belum bisa diterangkan seara jelas. Delirium dianggap

    sebagai kelainaan umum otak, yaitu metabolism dan neurotransmitter $dis#ungsi bihemis#erik&. *eberapa jalur spesi#ik neural juga dianggap sebagai penyebab delirium,

    hal ini diketahui dengan adanya beberapa obat yang yang bekerja pada jalur spesi#ik

    neural $misalnya antikolinergik& dapat memiu terjadinya delirium.

    http://medical-free.blogspot.com/2008/06/delirium.htmlhttp://medical-free.blogspot.com/2008/06/delirium.html

  • 8/19/2019 Delirium b

    2/8

    D. Diagnosis banding

    Delirium harus dibedakan dengan kelainan kogniti# global.(abel /. +riteria DS-!" untuk delirium

    angguan kesadaranPenurunan derajat kewaspadaan

    (idak bisa memusatkan perhatian(idak bisa menggeser perhatian

    angguan kogniti#

    De#isit memoriDisorientasi

    angguan bahasa

    *erkembang dalam waktu pendek 1am dan hari

    2luktuati#, sundowning

    'al-hal tersebut di atas berubah berdasar kondisi medik, intoksikasi, dan atau pengobatana. Demensia

    Demensia berbeda karena onsetnya adalah gradual $biasanya tahun&, dan persisten.

    Demensia tidak menyebabkan penurunan kewaspadaan sampai late stages $dapat

    diketahui dari anamnesa&. Pasien dengan dengan demensia mudah menjadi delirium,walaupun demikian, kondisi akut pada pasien demensia bisa delirium atau kondisi akut

    lainnya. Demensia lewy bodies bisa disertai dengan halusinasi dan psikosis.

     b. DepresiDepresi bisa terjadi mimi hypoatie deliriumdengan penolakan yang jelas, retardasi

     psikomotor, melambatnya pembiaraan, apatis, dan pseudodemensia. Depresi tidak

    mempengaruhi derajat kesadaran.

    . PsikosisPsikosis bisa terjadi mimi hyperatie delirium. Psikosis #ungsoinal berbeda karena

    halusinasi suara. ebih banyak khayalan, dan lebih sedikit #luktuati#.

    d. "A"A jarang disertai dengan delitium, atau salah dianggap sebagai delirium. ontohnya,

    aphasia mungkin salah dianggap sebagai kebingungan. 1uga kelainan di#us pada atensi

    karena stroke pada daerah temporooipital, parietal, pre#rontal, atau region sub kortikal pada hemis#er kanan. +eadaan akut mungkin memperburuk tanda neurologis #okal

    karena "A lama.

    4. ejala klinisa. angguan tingkat kesadaran

    Adalah diagnostik karakteristik dari delirium. Pasien mungkin terjadi penurunan

    kewaspadaan dan kesukaran untuk berkonsentrasi. +emampuan untuk menjaga danmemusatkan perhatian seara tepat dipengaruhi juga, sehingga pasien menjadi mudah

    dikaaukan dan tidak bisa mengindahkan rangsang.

     b. angguan kogniti# 

    ani#estasi dengan gangguan memori $bermasalah pada register dan proses dariin#ormasi& dan gangguan #ungsi eksekuti#. Pasien mempunyai kesulitan dalam

    merenanakan tugas dan mengatasi masalah.

  • 8/19/2019 Delirium b

    3/8

    . angguan persepsi dan sensori

    Sering terjadi pada pasien muda. *isa terjadi pada bentuk hiperakti# dan hipoakti#.

    'alusinasi yang terjadi biasan ya isual $ berbeda dengan halusinasi suara byang seringterjadi pada ski5o#renia. Paranoid dan khayalan penyiksaan mungkin terjadi.

    d. ejala somatik Predominan pada pasien tua. (ermasuk inkontinensia urin, gangguan gait, tremor,

    gangguan bahasa, $resepti# atau ekspresi# aphasia&, dan gangguan tidur $pembalikan pola

    tidur, tidur ringkas, dan terpotong-potong&e. (anda neurologis #okal

    ungkin munul, tapi dengan gangguan 6S. (anda #okal diasosiasikan dengan "A

    lama atau kondisi akut

    #. angguan emosi

    ungkin terjadi labilitas mood dan depresi

    2. 2aktor resiko

    2aktor resiko pada perkembangan demensia termasuk ketuaan dan demensia. 4tiologi$(abel 7& juga bisa disebut #aktor resiko

    (abel 7. 4tiologi Delirium

    !n#eksi 8 9(!, pneumonia:bat 8 antikolinergik $antihistamin, klonidin, antidepressant trisiklik&, narkotika

    $meperidin&, ben5odia5epine, '7 *loker, steroid, teo#ilin, digoksin, ati parkinson,

    sindrom neuroleptik maligna;ithdrawal 8 etanol, narkotika, ben5odia5epineAbnormalitas elektrolit 8 terutama hiper dan hiponatremia serta hiperkalsemia, tapi bisa

     juga pada koreksi berlebihan dan epat pada hiper dan hipotonus yang menghasilkan

    edma serebri dan myelonisis pontinPost operasi 8 analgesi, hipotensi, anesthesia, gangguan airan dan elektrolit

    angguan metabolit 8 uremia, ense#alopati portosistemik, de#isiensi itamin */7,

    sindrom ;ernike-+orsako##, hiper atau hipoglikemia, hiper atau hipotiroid, hipoksia,hiperkapnea

    6S 8 "A, askulitis, hematoma suddural, neoplasma $primer atau metastase&,

    meningitis, ense#alitis, neurosi#ilis, hipotensi relatie

    ingkungan 8 hipertermia, hipotermia, trauma, luka bakar, #raktur . Diagnosis

    a. Anamnesa

    Anamnesis menjadi sulit pada pasien delirium. Pasien biasanya bingung dan tidak bisa bererita, mereka sepertinya tidak mengenali masalah yang terjadi. *isa dilakukann allow

    anamnesis pada keluarga dan teman dekat dan anamnesis harus #ous pada poin-poin

    tertentu $(abel 3& b. Pemeriksaan #isik 

  • 8/19/2019 Delirium b

    4/8

    *erguna untuk mengetahui adanya penyebab atau adanya tanda neurologis #okal.

    on#ussion Assoiation ethod $A&menyediakan alat untuk menilai pasien delirium.

    . iwayat penyakit dahuluStatus mental dasar $ adakah penurunan kognisi progresi# seperti demensia

  • 8/19/2019 Delirium b

    5/8

     Pengobatan sebelumnya 8 menghentikan pengobatan yang mungkin memperburuk

    delirium.¬

     awat bersama bagian geriatri.¬

     (ingkatkan keamanan sekitar dari jatuh.¬

     +urangi aktiitas #isik berlebihan.¬

     'indari tidur yang tidak nyenyak.¬

     Sediakan keluarga untuk merawat pasien.¬

     6ilai sensoriknya 8¬

    /. 'indari rangsangan ekstrim.7. 'indari dua pasien delirium pada ruang yang sama.

    3. sediakan alat bantu pendengaran dan penglihatan.

    . unakan jendela untuk orientasi pasien siang atau malam.B. Apakah pasien kesakitan<

     b. (erapi medikamentosa

    (idak semua delirium membutuhkan terapi mediamentosa yang spesi#ik.pengobatan

    hanya diindikasikan untuk gangguan perilaku yang membahayakan. 6eurolepti agent, berguna bagi pasien hiperakti# yang membahayakan dirinya atau

     paramedis. :bat ini mempunyai e#ek minimal pada tekanan darah dan pernapasan jangan

    diberikan pada pasien parkinsonisme. emungkinkan adanya reaksi berkebalikantermasuk distonia,akatisia,katatonia,diskinesiatardi#e dan sindrom neurollepti malignant.

    'aloperidol, adalah drug o# hoie dari derilium hiperakti# dimana dosis permulaannya

    harus rendah $0.B-/mg& diberikan seara parenteral. Dimana dapat dinaikkan dosisnyadua kali sampai deriliumnya terkontrol. Sesuai dengan keadaan pasien dapat diberikan

    dolsis ulangan -) jam. 9ntuk konersi beri B0-/00% dari dosis parenteral yang

    dibutuhkan dalam 7 jam terbagi.*en5odia5epine kerja menengah, sebagai pengganti antipsikotik agent diindikasikan

    untuk agitasi yang berat,insomnia dan withdrawl sindrom. +erja ben5odia5epine

    onsetnya bisa lebih epat dibanding antipsikotik bila diberikan seara parenteral tapimengakibatkan sedasi dan depresi na#as. *eberapa pasien dengan delirium dapat

    mengalami peningkatan paradoksal agitasi ketika diberikan golongan ben5odia5epin.

    Agen dengan intermediet ating lebih dipilih, misalnya lora5epam $atian&, karena short-

    ating agent beresiko terjadinya agitasi paradoksal setelah obat dihentikan. !nisial dosisuntuk pasien geriatri adalah 0.B-7 mg lora5epam per oral. 4#ek samping obat berupa

    depresi, hipotensi, dam delirium.

    +ontrol nyeri pada pasien delirium merupakan persoalan suatu managemen yang sulit.;alaupun nyeri bisa merupakan salah satu penyebab delirium, sedangkan analgesik

    opioid sebagai obat yang sering digunakan, justru dapat menyebabkan perburukan

    keadaan. (erapi yang paling sesuai adalah menggunakan agen non narkotik sebagai terapiinisialC apabila terapi tersebut tidak berhasil, maka hendaknya dioba agen short-ating

    misalnya #entanyl dan pantau keadaan pasien dengan ketat.

    !. Perjalanan klinis dan pemantauan pasien

    Perjalanan klinis delirium sangat berariasi dan bergantung kepada etiologi yang

  • 8/19/2019 Delirium b

    6/8

    mendasarinya. Perjalanan klinis enderung untuk #luktuati# dalam jam dan hariC derajat

    keparahan dan meni#estasi klinisnya mempunyai banyak perbedaan pada waktu yang

     berbeda. ;alaupun gejala dan tandaklinis yang ada harus diterapi bersamaan dengansebab yang mendasari, namun gejala dan tanda bisa menetap untuk beberapa minggu dan

     bahkan beberapa bulan setelah kejadian. Pasien harus dimonitor sampai 3 = E bulan pasa

    kejadian delirium untuk memastikan keadaan perbaikan.1. +esimpulan

    - Delirium adalah kondisi yang banyak ditemukan dan serius pada pasien geriatri dengan

    angka mortalitas yang tinggi.- Delirium dide#inisikan sebagai gangguan kognisi dan kesadaran, #luktuati#, dan

    mempunyai satu atau lebih presipitan.

    - Delirium dapat hiperakti# atau hipoakti#. 'ipoakti# delirium lebih sulit untuk dikenali.

    - Pengobatan primer untuk delirium adalah terapi suporti# ketika underlying disease telahdiketahui dan teratasi.

    - 'arus dilakukan reiew medikasi pasien untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi

    deliriumC dan harus berhati-hati ketika dilakukan perubahan medikasi.

    - Pemeriksaan #isik yang berlebihan dan sering, dapat berakibat edera iatrogenik danharus dihindari.

    - !ntrensi #armakologi dengan neuroleptik atau ben5odia5epin harus diresepkan untuk penggunaan jangka pendek, hal tersebut dilakukan untuk menghindari spesi#ik disrupti#

    atau kebiasaan yang berbahaya.

  • 8/19/2019 Delirium b

    7/8

     

    Delirium

    Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang

     biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada #ungsi kogniti#.

    Etiologi

    Delirium mempunyai berbagai maam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala

    serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kogniti# pasien. Penyebab utama

    adalah berasal dari penyakit susunan sara# pusat, penyakit sistemik, dan intoksikasi atau

    reaksi putus obat maupun 5at toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak diluar sistem

    sara# pusat, misalnya gagal ginjal dan hati.

     6eurotransmiter yang dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat.

    Area yang terutama terkena adalah #ormasio retikularis.

    Faktor predisposisi terjadinya delirium, antara lain:

    • 9sia

    • +erusakan otak 

    • iwayat delirium

    • +etergantungan alkohol

    Diabetes• +anker 

    • angguan pana indera

    • alnutrisi

    Manifestasi Klinis

    ambaran dapat berariasi tergantung pada masing-masing indiidu. Mood, persepsi, dantingkah-laku yang abnormal merupakan gejala-gejala psikiatrik umumC tremor, asteriksis,

    nistagmus inkoordinasi, inkontinensia urin, dan dis#asia merupakan gejala-gejala

    neurologik umum.

    ambaran utama adalah gangguan kesadaran berupa kesadaran yang berkabut dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, menantumkan, dan mengalihkan perhatian.

    +eadaan ini berlangsung beberapa hari dengan berkembangnya ansietas, mengantuk,

    insomnia, halusinasi yang transien, mimpi buruk, dan kegelisahan.

    Pasien delirium yang berhubungan dengan sindrom putus 5at merupakan jenis hiperakti# yang dapat dikaitkan dengan tanda-tanda otonom, seperti flushing, berkeringat, takikardi,

  • 8/19/2019 Delirium b

    8/8

    dilatasi pupil, nausea, muntah, dan hipertermia. :rientasi waktu seringkali hilang,

    sedangkan orientasi tempat dan orang mungkin terganggu pada kasus yang berat. Pasien

    seringkali mengalami abnormalitas dalam berbahasa, seperti pembiaraan yang bertele-tele, tidak relean, dan inkoheren.

    2ungsi kogniti# lain yang mungkin terganggu adalah daya ingat dan #ungsi kogniti# umum. Pasien mungkin tidak mampu membedakan rangsang sensorik dan

    mengintegrasikannya sehingga sering merasa terganggu dengan rangsang yang tidak sesuai atau timbul agitasi. ejala yang sering nampak adalah marah, mengamuk, dan

    ketakutan yang tidak beralasan. Pasien selalu mengalami gangguan tidur sehingga sering

    tampak mengantuk sepanjang hari dan tertidur di mana saja.

    Pemeriksaan status mental berguna untuk mengetahui adanya gangguan kogniti# dan

     bagaimana perjalanan penyakitnya. Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan

    keadaan klinis. 4lktroense#alogra#i $44& pada delirium menunjukkan perlambatan

    aktiitas.

    Perjalanan Penyakit dan Prognosis

    *iasanya delirium mempunyai munul tiba-tiba $dalam beberapa jam atau hari&.

    Perjalanan penyakitnya singkat dan ber#luktuasi. Perbaikan epat terjadi apabila #aktor 

     penyebabnya telah dapat diketahui dan dihilangkan.

    ;alaupun delirium biasanya terjadi mendadak, gejala-gejala prodromal mungkin telahterjadi beberapa hari sebelumnya. ejala delirium biasanya berlangsung selama

     penyebabnya masih ada namun tidak lebih dari / minggu.

    Penatalaksanaan

    *ila kondisi ini merupakan  toksisitas antikolinergik, digunakan #isostigmin salisilat /-7mg i atau im dengan pengulangan dosis setiap /B-30 menit. Selain itu, perlu dilakukan

    terapi untuk memberi dorongan perbaikan pada #isik, sensorik, dan lingkungan.

    9ntuk mengatasi gejala psikosis digunakan haloperidol 7-/0 mg im, yang dapat diulang

    setiap / jam. !nsomnia sebaiknya diobati dengan ben5odia5epin yang mempunyai waktuterapi pendek.