determinan penerimaan opini going concern pada …
TRANSCRIPT
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
83
DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Dina Hartono
Christine Novita Dewi
Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Kristen Duta Wacana
email dinahartono80gmailcom
ABSTRACT
This research aims to do a testing empirically regarding the measurement of public accounting firm
the education background of auditor and work durations of auditor towards the acceptance of going
concern auditrsquos opinion The public accounting firm the education background of auditor and work
durations of auditor are independent variable meanwhile the going concern auditrsquos opinion is
dependent variable This research use secondary data which collected from Indonesiarsquos Stock
Exchange and PPPK with a total processed data of 270 Statistic method that used is logistic
regression The result of this research showed that the measurement of public accounting firm and the
education background of auditor gave a positive impact and significant towards the acceptance of
going concern auditrsquos opinion while the work durations of auditor gave a negative impact and
significant towards the acceptance of going concern auditrsquos opinion
Keywords going concern auditrsquos opinion Public Accounting Firm measurement education
background work duration
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian secara empiris mengenai pengukuran kantor
akuntan publik latar belakang pendidikan auditor dan durasi kerja auditor terhadap penerimaan opini
audit going concern Kantor akuntan publik latar belakang pendidikan auditor dan durasi kerja
auditor adalah variabel independen sedangkan opini audit going concern adalah variabel dependen
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia dan PPPK
dengan total data yang diproses 270 Metode statistik yang digunakan adalah regresi logistik Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran kantor akuntan publik dan latar belakang pendidikan
auditor memberikan dampak positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern
sedangkan durasi kerja auditor memberikan dampak negatif dan signifikan terhadap penerimaan
akuntan publik opini audit going concern
Kata kunci opini audit going concern pengukuran Kantor Akuntan Publik latar belakang pendidikan
durasi kerja
PENDAHULUAN
Detik Finance dalam detikcom tanggal 1
Oktober 2018 menyampaikan bahwa hasil
audit yang dilakukan Deloitte terhadap PT
Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP
Finance) tidak sesuai dengan kondisi
keuangan yang sebenarnya Masalah yang
terjadi dikarenakan SNP Finance mengalami
gagal bayar bunga dan utang atas MTN yang
diterbitkan Akuntan publik dan kantor
akuntan publik SBE yang berada di bawah
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
84
entitas Deloitte Indonesia seharusnya mampu
untuk mendeteksi financial distress yang
dialami SNP Finance serta risiko yang bisa
terjadi akibat gagal bayar atas utang dan surat
utang yang diterbitkan Akan tetapi auditor
tidak memberikan opini going concern justru
opini wajar tanpa pengecualian (opini WTP)
yang diberikan kepada SNP Finance Terkait
dengan kasus yang dialami oleh Deloitte
sangat memukul profesi akuntan terutama
akuntan publik Hal tersebut dikarenakan
auditor merupakan pihak yang paling rentan
tanggung jawabnya dalam menilai kewajaran
laporan keuangan perusahaan Peristiwa
tersebut memberikan pemahaman bahwa
penilaian auditor terhadap suatu entitas
memiliki pengaruh besar khususnya bagi
keberlangsungan entitas tersebut
Peran auditor bagi suatu perusahaan
yaitu memberikan jaminan bahwa informasi
yang diberikan suatu perusahaan tidak
menyesatkan bagi pemakainya Auditor
memberikan assurance terhadap output suatu
perusahaan dalam memastikan bahwa semua
yang dilakukan perusahaan telah sesuai
dengan standar akuntansi dan perusahaan telah
memberikan informasi yang reliabel dan
akuntabel
Kualitas audit menurut De Angelo
(1981) yaitu sebagai kemungkinan bahwa
auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi
klien Adapun kemampuan untuk menemukan
salah saji yang material dalam laporan
keuangan perusahaan tergantung dari
kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk
melaporkan temuan salah saji tersebut
tergantung pada independensi Dalam
beberapa penelitian kualitas audit dilihat dari
ukuran KAP Seperti De Angelo (1981) yang
mengungkapkan bahwa kualitas audit dari
akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP
dalam melakukan audit Semakin besar ukuran
KAP maka kualitas auditnya dinilai jauh lebih
baik dibandingkan KAP yang berukuran kecil
Akan tetapi saat ini Big 4 dan Non Big
4 sudah tidak bisa dijadikan sebagai indikator
kualitas audit Hal tersebut dibuktikan melalui
beberapa kasus yang menimpa akuntan publik
terutama kasus yang melibatkan akuntan
publik Big 4 Pada tahun 2018 Institut
Akuntan Publik Indonesia telah mengeluarkan
panduan indikator kualitas pada Kantor
Akuntan Publik yang diatur pada IAPI Nomor
4 Tahun 2018 Dalam panduan tersebut telah
dijelaskan indikator-indikator kualitas bagi
KAP sebagai organisasi yang mewadahi para
Akuntan Publik dan auditor dalam
memberikan jasa audit dan jasa lainnya
Pada perkembangan bisnis saat ini
keberadaan auditor dikategorikan menjadi dua
yaitu Big 4 dan Non Big 4 Auditor yang
dikategorikan menjadi Big 4 dan Non Big 4
seringkali dijadikan sebagai tolak ukur saat
mengeluarkan opini bagi suatu perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Berglund dan
Guo (2018) menyatakan bahwa KAP Big 4
cenderung memberikan opini going concern
pada perusahaan yang mengalami financial
distress KAP Big 4 dikatakan jarang bahkan
hampir tidak pernah melakukan kesalahan
terkait pemberian opini audit Selanjutnya
penelitian menurut Mutchler (1997)
menemukan bukti bahwa big 6 lebih
cenderung menerbitkan opini audit going
concern pada perusahaan yang mengalami
financial distress dibandingkan auditor non
big 6
Dalam melakukan penilaian suatu
perusahaan auditor harus merumuskan suatu
opini tentang apakah laporan keuangan
disusun dalam semua hal material sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (SA 700) SA 570 menyatakan bahwa
berdasarkan bukti audit yang diperoleh
auditor harus menyimpulkan apakah menurut
pertimbangan auditor terdapat suatu
ketidakpastian material yang terkait dengan
peristiwa atau kondisi yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya Jika opini
pengungkapan yang memadai tidak
dicantumkan maka auditor harus menyatakan
opini wajar dengan pengecualian atau opini
tidak wajar sesuai dengan kondisinya
berdasarkan SA 705
Kemampuan entitas untuk mempertahan-
kan kelangsungan usahanya dikenal sebagai
istilah going concern Opini dengan
modifikasi mengenai going concern
mengindikasikan bahwa dalam penilaian
auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat
mempertahankan usaha atau bisnis secara
normal
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
85
KAJIAN LITERATUR DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976)
menggambarkan teori keagenan merupakan
suatu konsep yang menjelaskan hubungan
kontrak antara pihak prinsipal dan agen
Prinsipal merupakan pihak yang memiliki
wewenang dan memberikan tugas kepada agen
dalam kapasitasnya sebagai pengambil
keputusan Keberadaan prinsipal dan agen
yang memiliki fungsi dan kedudukan yang
berbeda menimbulkan adanya konflik
kepentingan Konflik keagenan terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal
dan agen Terkait teori agensi hubungan
antara prinsipal dan agen memerlukan pihak
ketiga yang independen guna untuk
menyeimbangkan masing-masing kepentingan
Pihak ketiga yang dimaksud adalah audit
eksternal Prinsipal atau pihak yang memiliki
perusahaan membutuhkan auditor untuk
memverifikasi informasi yang diberikan
manajemen kepada pihak perusahaan
Sedangkan bagi manajer auditor independen
dibutuhkan untuk melakukan fungsi
pengawasan dan monitoring atas pekerjaan
manajer melalui penilaian laporan keuangan
untuk memastikan apakah ada laporan
keuangan telah bebas dari salah saji material
yang kemudian auditor akan mengeluarkan
opini atas kewajaran laporan keuangan
Ukuran KAP
Ukuran KAP dapat diproksikan melalui
KAP Big 4 dan Non Big 4 The Big 4
merupakan empat Kantor Akuntan Publik
(KAP) berskala internasional yang terbesar
saat ini Kantor akuntan publik di Indonesia
yang berafilisasi dengan The Big 4 yaitu KAP
Purwanto Suherman Surja berafiliasi dengan
Erns amp Young (EY) KAP Osman Big Satrio
amp Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu KAP Siddharta Widjaja amp Rekan
berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG) Internasional KAP
Tanudiredja Wibisana Rintis amp Rekan
berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers
(PWC)
Kualitas Audit
Institut Akuntansi Publik Indonesia
telah menetapkan indikator-indikator kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik Panduan
tersebut diatur dalam IAPI Nomor 4 Tahun
2018 yang menyatakan bahwa terdapat 8
indikator kualitas audit pada level KAP yang
mencakup perikatan audit atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Akuntan Publik
yaitu kompetensi auditor etika dan
independensi auditor penggunaan waktu
Personil Kunci Perikatan Pengendalian mutu
perikatan Hasil reviu mutu atau inspeksi pihak
eksternal dan internal Rentang kendali
perikatan Organisasi dan tata kelola KAP dan
Kebijakan imbalan jasa
Opini Audit
Opini auditor dibagi menjadi
Unmodified Opinion merupakan opini yang
dinyatakan oleh auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan
disusun dalam semua hal material sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (Standar Auditing 700) dan Modified
Opinion merupakan opini yang dinyatakan
oleh auditor berdasaran bukti audit yang
diperoleh laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan
penyajian material atau auditor tidak
memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material (Standar Auditing 705)
Terdapat penentuan tipe modifikasi terhadap
opini auditor yaitu opini wajar dengan
pengecualian (qualified opinion) opini tidak
wajar (adverse opinion) opini tidak
menyatakan pendapat (disclaimer opinion)
Opini Going Concern
Opini dengan modifikasi going concern
mengindikasi bahwa dalam penilaian auditor
terdapat risiko perusahaan tidak dapat
mempertahankan usaha atau bisnis secara
normal SA Seksi 341 (IAPI 2011)
menyebutkan bahwa auditor juga
bertanggungjawab untuk menilai apakah ada
kesangsian terhadap perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
(going concern) untuk periode waktu tidak
lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
auditor Opini going concern dapat diterbitkan
pada laporan audit dengan tambahan paragraf
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
86
penjelas dibawah paragraf pendapat yang
menjelaskan dampak kondisi terhadap
kemampuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidup usaha di masa mendatang
Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini
Audit Going Concern
Kepercayaan publik atas prestasi yang
dimiliki oleh auditor seringkali dilihat
berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP besar merupakan KAP yang termasuk
dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran
besar sering dianggap lebih memiliki mutu
audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit
yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan
KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit
yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan
oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan
Hartono (2010) Berglund etal (2018)
menyatakan bahwa Big 4 cenderung
menerbitkan opini going concern Di sisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)
Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan
bahwa reputasi auditor yang dilihat
berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki
pengaruh terhadap penerbitan opini going
concern suatu perusahaan Perbedaan hasil
penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi
bagi peneliti untuk melakukan penelitian
kembali terkait dengan variabel ukuran KAP
Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang
telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu
Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah
H1 Ukuran KAP berpengaruh positif
terhadap penerimaan opini going concern
Pengaruh Latar Belakang Pendidikan
Auditor dengan Opini Audit Going Concern
Kualitas audit menurut De Angelo
(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error
dan irregularities yang dapat dideteksi dan
dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut
berkaitan dengan isu yang berhubungan
dengan kompetensi audit persyaratan yang
berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit
pelaporan Beberapa penelitian yang sudah
dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan
Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas
audit memiliki pengaruh signifikan terhadap
opini going concern Penelitian selanjutnya
yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan
Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya
pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan
opini going concern Berdasarkan penelitian-
penelitian tersebut sebagian besar
menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai
proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian
tersebut pun beragam Akan tetapi dalam
penelitian ini penulis tidak menggunakan Big
4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas
audit
Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4
tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator
kualitas audit pada KAP maka penulis
menggunakan salah satu indikator untuk
dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit
Latar belakang pendidikan yang merupakan
bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan
sebagai proksi dalam penelitian ini Latar
belakang pendidikan merupakan jenjang
pendidikan formal auditor dalam suatu KAP
Latar belakang pendidikan merupakan salah
satu hal yang dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu
dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang
pendidikan yang telah ditempuh dapat
digunakan untuk menyelesaikan suatu
perikatan baik secara bersama-sama dalam
suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan
Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan
ketentuan hukum yang berlaku Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan
bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi
akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh
seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan profesi akuntan publik Seseorang
untuk dapat mengikuti pendidikan profesi
akuntan publik minimal memiliki pendidikan
sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau
yang setara Dalam hal ini maka latar
belakang pendidikan merupakan salah satu hal
yang harus dipertimbangkan untuk melihat
kompetensi auditor dalam melakukan tugas
dan tanggung jawabnya termasuk dalam
pemberian opini going concern bagi suatu
perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
H2 Latar belakang pendidikan auditor
berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini going concern
Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini
Audit Going Concern
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
87
Seperti yang sudah dijelaskan di atas
bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan
IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit
penelitian ini menggunakan salah satu
indikator tersebut sebagai gambaran dari
kualitas audit Latar belakang pendidikan
sebagai bagian dari kompetensi auditor
digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam
penelitian Kompetensi auditor yang
merupakan kemampuan profesional individu
auditor dalam menerapkan pengetahuan yang
diperoleh melalui pendidikan pada perguruan
tinggi di bidang akuntansi kegiatan
pengembangan dan pelatihan profesional di
tempat kerja yang kemudian dibuktikan
melalui penerapan pada praktik pengalaman
kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah
diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa
pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
penugasan yang pernah ditangani Jeffrey
(1996) mengatakan seseorang yang lebih
banyak melakukan penugasan dalam audit
akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan suatu pemahaman yang baik
terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Suraida (2005)
Rharasati dan Suputra (2013) melakukan
penelitan yang menunjukkan hasil bahwa
pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap
ketepatan pemberian opini Oleh karena itu
maka penulis termotivasi untuk menggunakan
jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh
auditor untuk melihat tingkat kompetensi
auditor sebagai gambaran dari kualitas audit
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini going
concern
METODA PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel opini audit going concern
merupakan variable dependen diukur dengan
menggunakan variabel dummy angka D=1
diberikan jika perusahaan menerima opini
going concern dan angka D=0 diberikan jika
perusahaan menerima opini non going
concern Variabel independen yaitu ukuran
KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4
diukur dengan menggunakan variabel dummy
angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan
angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4
Variabel independen lainnya yaitu latar
belakang pendidikan dilihat melalui jenjang
pendidikan formal anggota akuntan publik
berdasarkan persentase latar belakang
pendidikan dengan gelar minimum D-IV
anggota akuntan publik yaitu auditor dalam
suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai
variabel independen dilihat dari rata-rata
jumlah jam kerja umum yang dilakukan
akuntan publik selama satu periode (satu
tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari
laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke
PPPK
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017
yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel
perusahaan manufaktur yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling dari seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Metode Analisis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi logistik
hal tersebut dikarenakan variabel dependen
diukur dengan menggunakan variabel dummy
Model regresi logistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634
Keterangan
120572 = Intersep persamaan regresi
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
88
GCO = Opini going concern (variabel
dummy 1 jika opini going concern 0
jika opini non going concern)
AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang
lain
EDU = Latar belakang pendidikan auditor
HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun
ε = Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)
sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini
audit dengan kode 1 yakni opini audit going
concern lebih sedikit muncul dari 270
perusahaan sampel yang diteliti Total sampel
dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14
perusahaan menerima opini audit going
concern dan 233 atau 86 perusahaan
menerima opini audit non going concern
Tabel 1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std Deviation
GCO 270 0 1 14 345
AUD 270 0 1 46 499
EDU 270 46 100 9616 08151
HOURS 270 223 2742 108693 476025
Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai
rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil
dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih
sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel
Total sampel dari 270 perusahaan terdapat
124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP
yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau
54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang
tidak berafiliasi dengan Big 4
Latar belakang pendidikan auditor
(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616
dengan minimum 046 dan maksimum 100
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari
total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh
auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi dan 384
memiliki latar belakang pendidikan yang
rendah Semakin mendekati angka 1 maka
menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang
pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1
(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara
Jumlah jam kerja auditor (HOURS)
memiliki nilai rata-rata sebesar 108693
dengan minimum 223 dan maksimum 2742
Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam
satu tahun atau satu periode rata-rata jam
kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar
108693 atau 1087 jam per tahun
Pengujian Kelayakan Model Regresi
(Goodness Fit Model Test)
Tabel 2
Hosmer and Lemeshowrsquos
Goodness of Fit Test
Chi-
square
df Sig
Regresi total
observasi
9130 7 243
Apabila nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari
005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
dan berarti model cocok dengan data
observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2
menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of fit
sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi
0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh
karena itu H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
dengan data
Penilaian Keseluruhan Model (Overall
Model Fit Test)
Pengujian Overall Model Fit digunakan
untuk menilai model yang telah dihipotesiskan
telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini
dilihat dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood pada awal (block number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
89
(block number = 1) Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal
sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada
akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan
sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL
akhir dengan demikian model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data
Tabel 3
Overall Model Fit
(-2LL) pada
awal (Block
Number = 0)
(-2LL) pada
akhir (Block
Number = 1)
Regresi
total
observasi
215756
180170
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada
regresi logistik dengan melihat nilai
Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan
nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau
224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar
776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian
Tabel 4
Nagelkerke R Square
Nagelkerke R
Square
Regresi total observasi 0224
Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung
estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect) Pada model sempurna semua
kasus akan berada pada diagonal dengan
tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil
SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern ialah sebesar 189
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 7 perusahaan (189) menerima
opini audit going concern dari total 37 sampel
perusahaan yang akan menerima opini audit
going concern
Tabel 5
Classification Table
Observed
Predicted
GCO Percentage
Correct NGC GC
GCO
NGC 230 3 987
GC 30 7 189
Overall Percentage 878
Sementara itu kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit non going concern ialah sebesar 987
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi tersebut sebanyak 230
perusahaan (987) yang diprediksi menerima
opini audit non going concern dari total 233
perusahaan yang menerima opini audit non
going concern
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
dan Pengujian Hipotesis
Estimasi maksimum likelihood
parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output Variables in The Equation
Model yang diharapkan sebelumnya ialah
sebagai berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930
+120634
Model yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter ialah sebagai berikut
119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916
minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
84
entitas Deloitte Indonesia seharusnya mampu
untuk mendeteksi financial distress yang
dialami SNP Finance serta risiko yang bisa
terjadi akibat gagal bayar atas utang dan surat
utang yang diterbitkan Akan tetapi auditor
tidak memberikan opini going concern justru
opini wajar tanpa pengecualian (opini WTP)
yang diberikan kepada SNP Finance Terkait
dengan kasus yang dialami oleh Deloitte
sangat memukul profesi akuntan terutama
akuntan publik Hal tersebut dikarenakan
auditor merupakan pihak yang paling rentan
tanggung jawabnya dalam menilai kewajaran
laporan keuangan perusahaan Peristiwa
tersebut memberikan pemahaman bahwa
penilaian auditor terhadap suatu entitas
memiliki pengaruh besar khususnya bagi
keberlangsungan entitas tersebut
Peran auditor bagi suatu perusahaan
yaitu memberikan jaminan bahwa informasi
yang diberikan suatu perusahaan tidak
menyesatkan bagi pemakainya Auditor
memberikan assurance terhadap output suatu
perusahaan dalam memastikan bahwa semua
yang dilakukan perusahaan telah sesuai
dengan standar akuntansi dan perusahaan telah
memberikan informasi yang reliabel dan
akuntabel
Kualitas audit menurut De Angelo
(1981) yaitu sebagai kemungkinan bahwa
auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi
klien Adapun kemampuan untuk menemukan
salah saji yang material dalam laporan
keuangan perusahaan tergantung dari
kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk
melaporkan temuan salah saji tersebut
tergantung pada independensi Dalam
beberapa penelitian kualitas audit dilihat dari
ukuran KAP Seperti De Angelo (1981) yang
mengungkapkan bahwa kualitas audit dari
akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP
dalam melakukan audit Semakin besar ukuran
KAP maka kualitas auditnya dinilai jauh lebih
baik dibandingkan KAP yang berukuran kecil
Akan tetapi saat ini Big 4 dan Non Big
4 sudah tidak bisa dijadikan sebagai indikator
kualitas audit Hal tersebut dibuktikan melalui
beberapa kasus yang menimpa akuntan publik
terutama kasus yang melibatkan akuntan
publik Big 4 Pada tahun 2018 Institut
Akuntan Publik Indonesia telah mengeluarkan
panduan indikator kualitas pada Kantor
Akuntan Publik yang diatur pada IAPI Nomor
4 Tahun 2018 Dalam panduan tersebut telah
dijelaskan indikator-indikator kualitas bagi
KAP sebagai organisasi yang mewadahi para
Akuntan Publik dan auditor dalam
memberikan jasa audit dan jasa lainnya
Pada perkembangan bisnis saat ini
keberadaan auditor dikategorikan menjadi dua
yaitu Big 4 dan Non Big 4 Auditor yang
dikategorikan menjadi Big 4 dan Non Big 4
seringkali dijadikan sebagai tolak ukur saat
mengeluarkan opini bagi suatu perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Berglund dan
Guo (2018) menyatakan bahwa KAP Big 4
cenderung memberikan opini going concern
pada perusahaan yang mengalami financial
distress KAP Big 4 dikatakan jarang bahkan
hampir tidak pernah melakukan kesalahan
terkait pemberian opini audit Selanjutnya
penelitian menurut Mutchler (1997)
menemukan bukti bahwa big 6 lebih
cenderung menerbitkan opini audit going
concern pada perusahaan yang mengalami
financial distress dibandingkan auditor non
big 6
Dalam melakukan penilaian suatu
perusahaan auditor harus merumuskan suatu
opini tentang apakah laporan keuangan
disusun dalam semua hal material sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (SA 700) SA 570 menyatakan bahwa
berdasarkan bukti audit yang diperoleh
auditor harus menyimpulkan apakah menurut
pertimbangan auditor terdapat suatu
ketidakpastian material yang terkait dengan
peristiwa atau kondisi yang dapat
menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya Jika opini
pengungkapan yang memadai tidak
dicantumkan maka auditor harus menyatakan
opini wajar dengan pengecualian atau opini
tidak wajar sesuai dengan kondisinya
berdasarkan SA 705
Kemampuan entitas untuk mempertahan-
kan kelangsungan usahanya dikenal sebagai
istilah going concern Opini dengan
modifikasi mengenai going concern
mengindikasikan bahwa dalam penilaian
auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat
mempertahankan usaha atau bisnis secara
normal
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
85
KAJIAN LITERATUR DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976)
menggambarkan teori keagenan merupakan
suatu konsep yang menjelaskan hubungan
kontrak antara pihak prinsipal dan agen
Prinsipal merupakan pihak yang memiliki
wewenang dan memberikan tugas kepada agen
dalam kapasitasnya sebagai pengambil
keputusan Keberadaan prinsipal dan agen
yang memiliki fungsi dan kedudukan yang
berbeda menimbulkan adanya konflik
kepentingan Konflik keagenan terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal
dan agen Terkait teori agensi hubungan
antara prinsipal dan agen memerlukan pihak
ketiga yang independen guna untuk
menyeimbangkan masing-masing kepentingan
Pihak ketiga yang dimaksud adalah audit
eksternal Prinsipal atau pihak yang memiliki
perusahaan membutuhkan auditor untuk
memverifikasi informasi yang diberikan
manajemen kepada pihak perusahaan
Sedangkan bagi manajer auditor independen
dibutuhkan untuk melakukan fungsi
pengawasan dan monitoring atas pekerjaan
manajer melalui penilaian laporan keuangan
untuk memastikan apakah ada laporan
keuangan telah bebas dari salah saji material
yang kemudian auditor akan mengeluarkan
opini atas kewajaran laporan keuangan
Ukuran KAP
Ukuran KAP dapat diproksikan melalui
KAP Big 4 dan Non Big 4 The Big 4
merupakan empat Kantor Akuntan Publik
(KAP) berskala internasional yang terbesar
saat ini Kantor akuntan publik di Indonesia
yang berafilisasi dengan The Big 4 yaitu KAP
Purwanto Suherman Surja berafiliasi dengan
Erns amp Young (EY) KAP Osman Big Satrio
amp Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu KAP Siddharta Widjaja amp Rekan
berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG) Internasional KAP
Tanudiredja Wibisana Rintis amp Rekan
berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers
(PWC)
Kualitas Audit
Institut Akuntansi Publik Indonesia
telah menetapkan indikator-indikator kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik Panduan
tersebut diatur dalam IAPI Nomor 4 Tahun
2018 yang menyatakan bahwa terdapat 8
indikator kualitas audit pada level KAP yang
mencakup perikatan audit atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Akuntan Publik
yaitu kompetensi auditor etika dan
independensi auditor penggunaan waktu
Personil Kunci Perikatan Pengendalian mutu
perikatan Hasil reviu mutu atau inspeksi pihak
eksternal dan internal Rentang kendali
perikatan Organisasi dan tata kelola KAP dan
Kebijakan imbalan jasa
Opini Audit
Opini auditor dibagi menjadi
Unmodified Opinion merupakan opini yang
dinyatakan oleh auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan
disusun dalam semua hal material sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (Standar Auditing 700) dan Modified
Opinion merupakan opini yang dinyatakan
oleh auditor berdasaran bukti audit yang
diperoleh laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan
penyajian material atau auditor tidak
memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material (Standar Auditing 705)
Terdapat penentuan tipe modifikasi terhadap
opini auditor yaitu opini wajar dengan
pengecualian (qualified opinion) opini tidak
wajar (adverse opinion) opini tidak
menyatakan pendapat (disclaimer opinion)
Opini Going Concern
Opini dengan modifikasi going concern
mengindikasi bahwa dalam penilaian auditor
terdapat risiko perusahaan tidak dapat
mempertahankan usaha atau bisnis secara
normal SA Seksi 341 (IAPI 2011)
menyebutkan bahwa auditor juga
bertanggungjawab untuk menilai apakah ada
kesangsian terhadap perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
(going concern) untuk periode waktu tidak
lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
auditor Opini going concern dapat diterbitkan
pada laporan audit dengan tambahan paragraf
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
86
penjelas dibawah paragraf pendapat yang
menjelaskan dampak kondisi terhadap
kemampuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidup usaha di masa mendatang
Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini
Audit Going Concern
Kepercayaan publik atas prestasi yang
dimiliki oleh auditor seringkali dilihat
berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP besar merupakan KAP yang termasuk
dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran
besar sering dianggap lebih memiliki mutu
audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit
yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan
KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit
yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan
oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan
Hartono (2010) Berglund etal (2018)
menyatakan bahwa Big 4 cenderung
menerbitkan opini going concern Di sisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)
Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan
bahwa reputasi auditor yang dilihat
berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki
pengaruh terhadap penerbitan opini going
concern suatu perusahaan Perbedaan hasil
penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi
bagi peneliti untuk melakukan penelitian
kembali terkait dengan variabel ukuran KAP
Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang
telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu
Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah
H1 Ukuran KAP berpengaruh positif
terhadap penerimaan opini going concern
Pengaruh Latar Belakang Pendidikan
Auditor dengan Opini Audit Going Concern
Kualitas audit menurut De Angelo
(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error
dan irregularities yang dapat dideteksi dan
dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut
berkaitan dengan isu yang berhubungan
dengan kompetensi audit persyaratan yang
berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit
pelaporan Beberapa penelitian yang sudah
dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan
Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas
audit memiliki pengaruh signifikan terhadap
opini going concern Penelitian selanjutnya
yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan
Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya
pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan
opini going concern Berdasarkan penelitian-
penelitian tersebut sebagian besar
menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai
proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian
tersebut pun beragam Akan tetapi dalam
penelitian ini penulis tidak menggunakan Big
4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas
audit
Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4
tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator
kualitas audit pada KAP maka penulis
menggunakan salah satu indikator untuk
dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit
Latar belakang pendidikan yang merupakan
bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan
sebagai proksi dalam penelitian ini Latar
belakang pendidikan merupakan jenjang
pendidikan formal auditor dalam suatu KAP
Latar belakang pendidikan merupakan salah
satu hal yang dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu
dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang
pendidikan yang telah ditempuh dapat
digunakan untuk menyelesaikan suatu
perikatan baik secara bersama-sama dalam
suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan
Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan
ketentuan hukum yang berlaku Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan
bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi
akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh
seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan profesi akuntan publik Seseorang
untuk dapat mengikuti pendidikan profesi
akuntan publik minimal memiliki pendidikan
sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau
yang setara Dalam hal ini maka latar
belakang pendidikan merupakan salah satu hal
yang harus dipertimbangkan untuk melihat
kompetensi auditor dalam melakukan tugas
dan tanggung jawabnya termasuk dalam
pemberian opini going concern bagi suatu
perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
H2 Latar belakang pendidikan auditor
berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini going concern
Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini
Audit Going Concern
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
87
Seperti yang sudah dijelaskan di atas
bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan
IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit
penelitian ini menggunakan salah satu
indikator tersebut sebagai gambaran dari
kualitas audit Latar belakang pendidikan
sebagai bagian dari kompetensi auditor
digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam
penelitian Kompetensi auditor yang
merupakan kemampuan profesional individu
auditor dalam menerapkan pengetahuan yang
diperoleh melalui pendidikan pada perguruan
tinggi di bidang akuntansi kegiatan
pengembangan dan pelatihan profesional di
tempat kerja yang kemudian dibuktikan
melalui penerapan pada praktik pengalaman
kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah
diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa
pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
penugasan yang pernah ditangani Jeffrey
(1996) mengatakan seseorang yang lebih
banyak melakukan penugasan dalam audit
akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan suatu pemahaman yang baik
terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Suraida (2005)
Rharasati dan Suputra (2013) melakukan
penelitan yang menunjukkan hasil bahwa
pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap
ketepatan pemberian opini Oleh karena itu
maka penulis termotivasi untuk menggunakan
jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh
auditor untuk melihat tingkat kompetensi
auditor sebagai gambaran dari kualitas audit
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini going
concern
METODA PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel opini audit going concern
merupakan variable dependen diukur dengan
menggunakan variabel dummy angka D=1
diberikan jika perusahaan menerima opini
going concern dan angka D=0 diberikan jika
perusahaan menerima opini non going
concern Variabel independen yaitu ukuran
KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4
diukur dengan menggunakan variabel dummy
angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan
angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4
Variabel independen lainnya yaitu latar
belakang pendidikan dilihat melalui jenjang
pendidikan formal anggota akuntan publik
berdasarkan persentase latar belakang
pendidikan dengan gelar minimum D-IV
anggota akuntan publik yaitu auditor dalam
suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai
variabel independen dilihat dari rata-rata
jumlah jam kerja umum yang dilakukan
akuntan publik selama satu periode (satu
tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari
laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke
PPPK
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017
yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel
perusahaan manufaktur yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling dari seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Metode Analisis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi logistik
hal tersebut dikarenakan variabel dependen
diukur dengan menggunakan variabel dummy
Model regresi logistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634
Keterangan
120572 = Intersep persamaan regresi
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
88
GCO = Opini going concern (variabel
dummy 1 jika opini going concern 0
jika opini non going concern)
AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang
lain
EDU = Latar belakang pendidikan auditor
HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun
ε = Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)
sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini
audit dengan kode 1 yakni opini audit going
concern lebih sedikit muncul dari 270
perusahaan sampel yang diteliti Total sampel
dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14
perusahaan menerima opini audit going
concern dan 233 atau 86 perusahaan
menerima opini audit non going concern
Tabel 1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std Deviation
GCO 270 0 1 14 345
AUD 270 0 1 46 499
EDU 270 46 100 9616 08151
HOURS 270 223 2742 108693 476025
Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai
rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil
dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih
sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel
Total sampel dari 270 perusahaan terdapat
124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP
yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau
54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang
tidak berafiliasi dengan Big 4
Latar belakang pendidikan auditor
(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616
dengan minimum 046 dan maksimum 100
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari
total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh
auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi dan 384
memiliki latar belakang pendidikan yang
rendah Semakin mendekati angka 1 maka
menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang
pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1
(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara
Jumlah jam kerja auditor (HOURS)
memiliki nilai rata-rata sebesar 108693
dengan minimum 223 dan maksimum 2742
Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam
satu tahun atau satu periode rata-rata jam
kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar
108693 atau 1087 jam per tahun
Pengujian Kelayakan Model Regresi
(Goodness Fit Model Test)
Tabel 2
Hosmer and Lemeshowrsquos
Goodness of Fit Test
Chi-
square
df Sig
Regresi total
observasi
9130 7 243
Apabila nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari
005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
dan berarti model cocok dengan data
observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2
menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of fit
sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi
0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh
karena itu H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
dengan data
Penilaian Keseluruhan Model (Overall
Model Fit Test)
Pengujian Overall Model Fit digunakan
untuk menilai model yang telah dihipotesiskan
telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini
dilihat dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood pada awal (block number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
89
(block number = 1) Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal
sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada
akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan
sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL
akhir dengan demikian model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data
Tabel 3
Overall Model Fit
(-2LL) pada
awal (Block
Number = 0)
(-2LL) pada
akhir (Block
Number = 1)
Regresi
total
observasi
215756
180170
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada
regresi logistik dengan melihat nilai
Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan
nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau
224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar
776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian
Tabel 4
Nagelkerke R Square
Nagelkerke R
Square
Regresi total observasi 0224
Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung
estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect) Pada model sempurna semua
kasus akan berada pada diagonal dengan
tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil
SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern ialah sebesar 189
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 7 perusahaan (189) menerima
opini audit going concern dari total 37 sampel
perusahaan yang akan menerima opini audit
going concern
Tabel 5
Classification Table
Observed
Predicted
GCO Percentage
Correct NGC GC
GCO
NGC 230 3 987
GC 30 7 189
Overall Percentage 878
Sementara itu kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit non going concern ialah sebesar 987
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi tersebut sebanyak 230
perusahaan (987) yang diprediksi menerima
opini audit non going concern dari total 233
perusahaan yang menerima opini audit non
going concern
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
dan Pengujian Hipotesis
Estimasi maksimum likelihood
parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output Variables in The Equation
Model yang diharapkan sebelumnya ialah
sebagai berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930
+120634
Model yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter ialah sebagai berikut
119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916
minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
85
KAJIAN LITERATUR DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976)
menggambarkan teori keagenan merupakan
suatu konsep yang menjelaskan hubungan
kontrak antara pihak prinsipal dan agen
Prinsipal merupakan pihak yang memiliki
wewenang dan memberikan tugas kepada agen
dalam kapasitasnya sebagai pengambil
keputusan Keberadaan prinsipal dan agen
yang memiliki fungsi dan kedudukan yang
berbeda menimbulkan adanya konflik
kepentingan Konflik keagenan terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal
dan agen Terkait teori agensi hubungan
antara prinsipal dan agen memerlukan pihak
ketiga yang independen guna untuk
menyeimbangkan masing-masing kepentingan
Pihak ketiga yang dimaksud adalah audit
eksternal Prinsipal atau pihak yang memiliki
perusahaan membutuhkan auditor untuk
memverifikasi informasi yang diberikan
manajemen kepada pihak perusahaan
Sedangkan bagi manajer auditor independen
dibutuhkan untuk melakukan fungsi
pengawasan dan monitoring atas pekerjaan
manajer melalui penilaian laporan keuangan
untuk memastikan apakah ada laporan
keuangan telah bebas dari salah saji material
yang kemudian auditor akan mengeluarkan
opini atas kewajaran laporan keuangan
Ukuran KAP
Ukuran KAP dapat diproksikan melalui
KAP Big 4 dan Non Big 4 The Big 4
merupakan empat Kantor Akuntan Publik
(KAP) berskala internasional yang terbesar
saat ini Kantor akuntan publik di Indonesia
yang berafilisasi dengan The Big 4 yaitu KAP
Purwanto Suherman Surja berafiliasi dengan
Erns amp Young (EY) KAP Osman Big Satrio
amp Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu KAP Siddharta Widjaja amp Rekan
berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG) Internasional KAP
Tanudiredja Wibisana Rintis amp Rekan
berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers
(PWC)
Kualitas Audit
Institut Akuntansi Publik Indonesia
telah menetapkan indikator-indikator kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik Panduan
tersebut diatur dalam IAPI Nomor 4 Tahun
2018 yang menyatakan bahwa terdapat 8
indikator kualitas audit pada level KAP yang
mencakup perikatan audit atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Akuntan Publik
yaitu kompetensi auditor etika dan
independensi auditor penggunaan waktu
Personil Kunci Perikatan Pengendalian mutu
perikatan Hasil reviu mutu atau inspeksi pihak
eksternal dan internal Rentang kendali
perikatan Organisasi dan tata kelola KAP dan
Kebijakan imbalan jasa
Opini Audit
Opini auditor dibagi menjadi
Unmodified Opinion merupakan opini yang
dinyatakan oleh auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan
disusun dalam semua hal material sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (Standar Auditing 700) dan Modified
Opinion merupakan opini yang dinyatakan
oleh auditor berdasaran bukti audit yang
diperoleh laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan
penyajian material atau auditor tidak
memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material (Standar Auditing 705)
Terdapat penentuan tipe modifikasi terhadap
opini auditor yaitu opini wajar dengan
pengecualian (qualified opinion) opini tidak
wajar (adverse opinion) opini tidak
menyatakan pendapat (disclaimer opinion)
Opini Going Concern
Opini dengan modifikasi going concern
mengindikasi bahwa dalam penilaian auditor
terdapat risiko perusahaan tidak dapat
mempertahankan usaha atau bisnis secara
normal SA Seksi 341 (IAPI 2011)
menyebutkan bahwa auditor juga
bertanggungjawab untuk menilai apakah ada
kesangsian terhadap perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
(going concern) untuk periode waktu tidak
lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
auditor Opini going concern dapat diterbitkan
pada laporan audit dengan tambahan paragraf
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
86
penjelas dibawah paragraf pendapat yang
menjelaskan dampak kondisi terhadap
kemampuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidup usaha di masa mendatang
Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini
Audit Going Concern
Kepercayaan publik atas prestasi yang
dimiliki oleh auditor seringkali dilihat
berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP besar merupakan KAP yang termasuk
dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran
besar sering dianggap lebih memiliki mutu
audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit
yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan
KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit
yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan
oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan
Hartono (2010) Berglund etal (2018)
menyatakan bahwa Big 4 cenderung
menerbitkan opini going concern Di sisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)
Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan
bahwa reputasi auditor yang dilihat
berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki
pengaruh terhadap penerbitan opini going
concern suatu perusahaan Perbedaan hasil
penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi
bagi peneliti untuk melakukan penelitian
kembali terkait dengan variabel ukuran KAP
Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang
telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu
Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah
H1 Ukuran KAP berpengaruh positif
terhadap penerimaan opini going concern
Pengaruh Latar Belakang Pendidikan
Auditor dengan Opini Audit Going Concern
Kualitas audit menurut De Angelo
(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error
dan irregularities yang dapat dideteksi dan
dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut
berkaitan dengan isu yang berhubungan
dengan kompetensi audit persyaratan yang
berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit
pelaporan Beberapa penelitian yang sudah
dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan
Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas
audit memiliki pengaruh signifikan terhadap
opini going concern Penelitian selanjutnya
yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan
Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya
pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan
opini going concern Berdasarkan penelitian-
penelitian tersebut sebagian besar
menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai
proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian
tersebut pun beragam Akan tetapi dalam
penelitian ini penulis tidak menggunakan Big
4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas
audit
Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4
tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator
kualitas audit pada KAP maka penulis
menggunakan salah satu indikator untuk
dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit
Latar belakang pendidikan yang merupakan
bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan
sebagai proksi dalam penelitian ini Latar
belakang pendidikan merupakan jenjang
pendidikan formal auditor dalam suatu KAP
Latar belakang pendidikan merupakan salah
satu hal yang dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu
dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang
pendidikan yang telah ditempuh dapat
digunakan untuk menyelesaikan suatu
perikatan baik secara bersama-sama dalam
suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan
Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan
ketentuan hukum yang berlaku Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan
bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi
akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh
seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan profesi akuntan publik Seseorang
untuk dapat mengikuti pendidikan profesi
akuntan publik minimal memiliki pendidikan
sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau
yang setara Dalam hal ini maka latar
belakang pendidikan merupakan salah satu hal
yang harus dipertimbangkan untuk melihat
kompetensi auditor dalam melakukan tugas
dan tanggung jawabnya termasuk dalam
pemberian opini going concern bagi suatu
perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
H2 Latar belakang pendidikan auditor
berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini going concern
Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini
Audit Going Concern
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
87
Seperti yang sudah dijelaskan di atas
bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan
IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit
penelitian ini menggunakan salah satu
indikator tersebut sebagai gambaran dari
kualitas audit Latar belakang pendidikan
sebagai bagian dari kompetensi auditor
digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam
penelitian Kompetensi auditor yang
merupakan kemampuan profesional individu
auditor dalam menerapkan pengetahuan yang
diperoleh melalui pendidikan pada perguruan
tinggi di bidang akuntansi kegiatan
pengembangan dan pelatihan profesional di
tempat kerja yang kemudian dibuktikan
melalui penerapan pada praktik pengalaman
kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah
diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa
pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
penugasan yang pernah ditangani Jeffrey
(1996) mengatakan seseorang yang lebih
banyak melakukan penugasan dalam audit
akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan suatu pemahaman yang baik
terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Suraida (2005)
Rharasati dan Suputra (2013) melakukan
penelitan yang menunjukkan hasil bahwa
pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap
ketepatan pemberian opini Oleh karena itu
maka penulis termotivasi untuk menggunakan
jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh
auditor untuk melihat tingkat kompetensi
auditor sebagai gambaran dari kualitas audit
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini going
concern
METODA PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel opini audit going concern
merupakan variable dependen diukur dengan
menggunakan variabel dummy angka D=1
diberikan jika perusahaan menerima opini
going concern dan angka D=0 diberikan jika
perusahaan menerima opini non going
concern Variabel independen yaitu ukuran
KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4
diukur dengan menggunakan variabel dummy
angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan
angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4
Variabel independen lainnya yaitu latar
belakang pendidikan dilihat melalui jenjang
pendidikan formal anggota akuntan publik
berdasarkan persentase latar belakang
pendidikan dengan gelar minimum D-IV
anggota akuntan publik yaitu auditor dalam
suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai
variabel independen dilihat dari rata-rata
jumlah jam kerja umum yang dilakukan
akuntan publik selama satu periode (satu
tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari
laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke
PPPK
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017
yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel
perusahaan manufaktur yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling dari seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Metode Analisis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi logistik
hal tersebut dikarenakan variabel dependen
diukur dengan menggunakan variabel dummy
Model regresi logistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634
Keterangan
120572 = Intersep persamaan regresi
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
88
GCO = Opini going concern (variabel
dummy 1 jika opini going concern 0
jika opini non going concern)
AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang
lain
EDU = Latar belakang pendidikan auditor
HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun
ε = Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)
sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini
audit dengan kode 1 yakni opini audit going
concern lebih sedikit muncul dari 270
perusahaan sampel yang diteliti Total sampel
dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14
perusahaan menerima opini audit going
concern dan 233 atau 86 perusahaan
menerima opini audit non going concern
Tabel 1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std Deviation
GCO 270 0 1 14 345
AUD 270 0 1 46 499
EDU 270 46 100 9616 08151
HOURS 270 223 2742 108693 476025
Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai
rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil
dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih
sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel
Total sampel dari 270 perusahaan terdapat
124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP
yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau
54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang
tidak berafiliasi dengan Big 4
Latar belakang pendidikan auditor
(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616
dengan minimum 046 dan maksimum 100
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari
total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh
auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi dan 384
memiliki latar belakang pendidikan yang
rendah Semakin mendekati angka 1 maka
menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang
pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1
(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara
Jumlah jam kerja auditor (HOURS)
memiliki nilai rata-rata sebesar 108693
dengan minimum 223 dan maksimum 2742
Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam
satu tahun atau satu periode rata-rata jam
kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar
108693 atau 1087 jam per tahun
Pengujian Kelayakan Model Regresi
(Goodness Fit Model Test)
Tabel 2
Hosmer and Lemeshowrsquos
Goodness of Fit Test
Chi-
square
df Sig
Regresi total
observasi
9130 7 243
Apabila nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari
005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
dan berarti model cocok dengan data
observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2
menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of fit
sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi
0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh
karena itu H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
dengan data
Penilaian Keseluruhan Model (Overall
Model Fit Test)
Pengujian Overall Model Fit digunakan
untuk menilai model yang telah dihipotesiskan
telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini
dilihat dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood pada awal (block number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
89
(block number = 1) Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal
sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada
akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan
sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL
akhir dengan demikian model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data
Tabel 3
Overall Model Fit
(-2LL) pada
awal (Block
Number = 0)
(-2LL) pada
akhir (Block
Number = 1)
Regresi
total
observasi
215756
180170
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada
regresi logistik dengan melihat nilai
Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan
nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau
224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar
776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian
Tabel 4
Nagelkerke R Square
Nagelkerke R
Square
Regresi total observasi 0224
Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung
estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect) Pada model sempurna semua
kasus akan berada pada diagonal dengan
tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil
SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern ialah sebesar 189
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 7 perusahaan (189) menerima
opini audit going concern dari total 37 sampel
perusahaan yang akan menerima opini audit
going concern
Tabel 5
Classification Table
Observed
Predicted
GCO Percentage
Correct NGC GC
GCO
NGC 230 3 987
GC 30 7 189
Overall Percentage 878
Sementara itu kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit non going concern ialah sebesar 987
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi tersebut sebanyak 230
perusahaan (987) yang diprediksi menerima
opini audit non going concern dari total 233
perusahaan yang menerima opini audit non
going concern
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
dan Pengujian Hipotesis
Estimasi maksimum likelihood
parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output Variables in The Equation
Model yang diharapkan sebelumnya ialah
sebagai berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930
+120634
Model yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter ialah sebagai berikut
119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916
minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
86
penjelas dibawah paragraf pendapat yang
menjelaskan dampak kondisi terhadap
kemampuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidup usaha di masa mendatang
Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini
Audit Going Concern
Kepercayaan publik atas prestasi yang
dimiliki oleh auditor seringkali dilihat
berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP besar merupakan KAP yang termasuk
dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran
besar sering dianggap lebih memiliki mutu
audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit
yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan
KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit
yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan
oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan
Hartono (2010) Berglund etal (2018)
menyatakan bahwa Big 4 cenderung
menerbitkan opini going concern Di sisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)
Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan
bahwa reputasi auditor yang dilihat
berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki
pengaruh terhadap penerbitan opini going
concern suatu perusahaan Perbedaan hasil
penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi
bagi peneliti untuk melakukan penelitian
kembali terkait dengan variabel ukuran KAP
Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang
telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu
Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah
H1 Ukuran KAP berpengaruh positif
terhadap penerimaan opini going concern
Pengaruh Latar Belakang Pendidikan
Auditor dengan Opini Audit Going Concern
Kualitas audit menurut De Angelo
(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error
dan irregularities yang dapat dideteksi dan
dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut
berkaitan dengan isu yang berhubungan
dengan kompetensi audit persyaratan yang
berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit
pelaporan Beberapa penelitian yang sudah
dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan
Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas
audit memiliki pengaruh signifikan terhadap
opini going concern Penelitian selanjutnya
yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan
Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya
pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan
opini going concern Berdasarkan penelitian-
penelitian tersebut sebagian besar
menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai
proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian
tersebut pun beragam Akan tetapi dalam
penelitian ini penulis tidak menggunakan Big
4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas
audit
Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4
tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator
kualitas audit pada KAP maka penulis
menggunakan salah satu indikator untuk
dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit
Latar belakang pendidikan yang merupakan
bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan
sebagai proksi dalam penelitian ini Latar
belakang pendidikan merupakan jenjang
pendidikan formal auditor dalam suatu KAP
Latar belakang pendidikan merupakan salah
satu hal yang dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu
dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang
pendidikan yang telah ditempuh dapat
digunakan untuk menyelesaikan suatu
perikatan baik secara bersama-sama dalam
suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan
Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan
ketentuan hukum yang berlaku Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan
bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi
akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh
seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan profesi akuntan publik Seseorang
untuk dapat mengikuti pendidikan profesi
akuntan publik minimal memiliki pendidikan
sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau
yang setara Dalam hal ini maka latar
belakang pendidikan merupakan salah satu hal
yang harus dipertimbangkan untuk melihat
kompetensi auditor dalam melakukan tugas
dan tanggung jawabnya termasuk dalam
pemberian opini going concern bagi suatu
perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
H2 Latar belakang pendidikan auditor
berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini going concern
Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini
Audit Going Concern
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
87
Seperti yang sudah dijelaskan di atas
bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan
IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit
penelitian ini menggunakan salah satu
indikator tersebut sebagai gambaran dari
kualitas audit Latar belakang pendidikan
sebagai bagian dari kompetensi auditor
digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam
penelitian Kompetensi auditor yang
merupakan kemampuan profesional individu
auditor dalam menerapkan pengetahuan yang
diperoleh melalui pendidikan pada perguruan
tinggi di bidang akuntansi kegiatan
pengembangan dan pelatihan profesional di
tempat kerja yang kemudian dibuktikan
melalui penerapan pada praktik pengalaman
kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah
diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa
pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
penugasan yang pernah ditangani Jeffrey
(1996) mengatakan seseorang yang lebih
banyak melakukan penugasan dalam audit
akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan suatu pemahaman yang baik
terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Suraida (2005)
Rharasati dan Suputra (2013) melakukan
penelitan yang menunjukkan hasil bahwa
pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap
ketepatan pemberian opini Oleh karena itu
maka penulis termotivasi untuk menggunakan
jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh
auditor untuk melihat tingkat kompetensi
auditor sebagai gambaran dari kualitas audit
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini going
concern
METODA PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel opini audit going concern
merupakan variable dependen diukur dengan
menggunakan variabel dummy angka D=1
diberikan jika perusahaan menerima opini
going concern dan angka D=0 diberikan jika
perusahaan menerima opini non going
concern Variabel independen yaitu ukuran
KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4
diukur dengan menggunakan variabel dummy
angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan
angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4
Variabel independen lainnya yaitu latar
belakang pendidikan dilihat melalui jenjang
pendidikan formal anggota akuntan publik
berdasarkan persentase latar belakang
pendidikan dengan gelar minimum D-IV
anggota akuntan publik yaitu auditor dalam
suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai
variabel independen dilihat dari rata-rata
jumlah jam kerja umum yang dilakukan
akuntan publik selama satu periode (satu
tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari
laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke
PPPK
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017
yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel
perusahaan manufaktur yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling dari seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Metode Analisis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi logistik
hal tersebut dikarenakan variabel dependen
diukur dengan menggunakan variabel dummy
Model regresi logistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634
Keterangan
120572 = Intersep persamaan regresi
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
88
GCO = Opini going concern (variabel
dummy 1 jika opini going concern 0
jika opini non going concern)
AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang
lain
EDU = Latar belakang pendidikan auditor
HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun
ε = Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)
sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini
audit dengan kode 1 yakni opini audit going
concern lebih sedikit muncul dari 270
perusahaan sampel yang diteliti Total sampel
dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14
perusahaan menerima opini audit going
concern dan 233 atau 86 perusahaan
menerima opini audit non going concern
Tabel 1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std Deviation
GCO 270 0 1 14 345
AUD 270 0 1 46 499
EDU 270 46 100 9616 08151
HOURS 270 223 2742 108693 476025
Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai
rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil
dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih
sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel
Total sampel dari 270 perusahaan terdapat
124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP
yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau
54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang
tidak berafiliasi dengan Big 4
Latar belakang pendidikan auditor
(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616
dengan minimum 046 dan maksimum 100
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari
total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh
auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi dan 384
memiliki latar belakang pendidikan yang
rendah Semakin mendekati angka 1 maka
menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang
pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1
(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara
Jumlah jam kerja auditor (HOURS)
memiliki nilai rata-rata sebesar 108693
dengan minimum 223 dan maksimum 2742
Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam
satu tahun atau satu periode rata-rata jam
kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar
108693 atau 1087 jam per tahun
Pengujian Kelayakan Model Regresi
(Goodness Fit Model Test)
Tabel 2
Hosmer and Lemeshowrsquos
Goodness of Fit Test
Chi-
square
df Sig
Regresi total
observasi
9130 7 243
Apabila nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari
005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
dan berarti model cocok dengan data
observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2
menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of fit
sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi
0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh
karena itu H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
dengan data
Penilaian Keseluruhan Model (Overall
Model Fit Test)
Pengujian Overall Model Fit digunakan
untuk menilai model yang telah dihipotesiskan
telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini
dilihat dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood pada awal (block number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
89
(block number = 1) Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal
sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada
akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan
sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL
akhir dengan demikian model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data
Tabel 3
Overall Model Fit
(-2LL) pada
awal (Block
Number = 0)
(-2LL) pada
akhir (Block
Number = 1)
Regresi
total
observasi
215756
180170
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada
regresi logistik dengan melihat nilai
Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan
nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau
224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar
776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian
Tabel 4
Nagelkerke R Square
Nagelkerke R
Square
Regresi total observasi 0224
Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung
estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect) Pada model sempurna semua
kasus akan berada pada diagonal dengan
tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil
SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern ialah sebesar 189
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 7 perusahaan (189) menerima
opini audit going concern dari total 37 sampel
perusahaan yang akan menerima opini audit
going concern
Tabel 5
Classification Table
Observed
Predicted
GCO Percentage
Correct NGC GC
GCO
NGC 230 3 987
GC 30 7 189
Overall Percentage 878
Sementara itu kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit non going concern ialah sebesar 987
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi tersebut sebanyak 230
perusahaan (987) yang diprediksi menerima
opini audit non going concern dari total 233
perusahaan yang menerima opini audit non
going concern
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
dan Pengujian Hipotesis
Estimasi maksimum likelihood
parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output Variables in The Equation
Model yang diharapkan sebelumnya ialah
sebagai berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930
+120634
Model yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter ialah sebagai berikut
119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916
minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
87
Seperti yang sudah dijelaskan di atas
bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan
IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit
penelitian ini menggunakan salah satu
indikator tersebut sebagai gambaran dari
kualitas audit Latar belakang pendidikan
sebagai bagian dari kompetensi auditor
digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam
penelitian Kompetensi auditor yang
merupakan kemampuan profesional individu
auditor dalam menerapkan pengetahuan yang
diperoleh melalui pendidikan pada perguruan
tinggi di bidang akuntansi kegiatan
pengembangan dan pelatihan profesional di
tempat kerja yang kemudian dibuktikan
melalui penerapan pada praktik pengalaman
kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah
diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa
pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
penugasan yang pernah ditangani Jeffrey
(1996) mengatakan seseorang yang lebih
banyak melakukan penugasan dalam audit
akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan suatu pemahaman yang baik
terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Suraida (2005)
Rharasati dan Suputra (2013) melakukan
penelitan yang menunjukkan hasil bahwa
pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap
ketepatan pemberian opini Oleh karena itu
maka penulis termotivasi untuk menggunakan
jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh
auditor untuk melihat tingkat kompetensi
auditor sebagai gambaran dari kualitas audit
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini going
concern
METODA PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel opini audit going concern
merupakan variable dependen diukur dengan
menggunakan variabel dummy angka D=1
diberikan jika perusahaan menerima opini
going concern dan angka D=0 diberikan jika
perusahaan menerima opini non going
concern Variabel independen yaitu ukuran
KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4
diukur dengan menggunakan variabel dummy
angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan
angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4
Variabel independen lainnya yaitu latar
belakang pendidikan dilihat melalui jenjang
pendidikan formal anggota akuntan publik
berdasarkan persentase latar belakang
pendidikan dengan gelar minimum D-IV
anggota akuntan publik yaitu auditor dalam
suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai
variabel independen dilihat dari rata-rata
jumlah jam kerja umum yang dilakukan
akuntan publik selama satu periode (satu
tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari
laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke
PPPK
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017
yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel
perusahaan manufaktur yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling dari seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Metode Analisis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi logistik
hal tersebut dikarenakan variabel dependen
diukur dengan menggunakan variabel dummy
Model regresi logistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634
Keterangan
120572 = Intersep persamaan regresi
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
88
GCO = Opini going concern (variabel
dummy 1 jika opini going concern 0
jika opini non going concern)
AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang
lain
EDU = Latar belakang pendidikan auditor
HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun
ε = Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)
sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini
audit dengan kode 1 yakni opini audit going
concern lebih sedikit muncul dari 270
perusahaan sampel yang diteliti Total sampel
dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14
perusahaan menerima opini audit going
concern dan 233 atau 86 perusahaan
menerima opini audit non going concern
Tabel 1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std Deviation
GCO 270 0 1 14 345
AUD 270 0 1 46 499
EDU 270 46 100 9616 08151
HOURS 270 223 2742 108693 476025
Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai
rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil
dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih
sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel
Total sampel dari 270 perusahaan terdapat
124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP
yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau
54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang
tidak berafiliasi dengan Big 4
Latar belakang pendidikan auditor
(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616
dengan minimum 046 dan maksimum 100
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari
total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh
auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi dan 384
memiliki latar belakang pendidikan yang
rendah Semakin mendekati angka 1 maka
menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang
pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1
(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara
Jumlah jam kerja auditor (HOURS)
memiliki nilai rata-rata sebesar 108693
dengan minimum 223 dan maksimum 2742
Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam
satu tahun atau satu periode rata-rata jam
kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar
108693 atau 1087 jam per tahun
Pengujian Kelayakan Model Regresi
(Goodness Fit Model Test)
Tabel 2
Hosmer and Lemeshowrsquos
Goodness of Fit Test
Chi-
square
df Sig
Regresi total
observasi
9130 7 243
Apabila nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari
005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
dan berarti model cocok dengan data
observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2
menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of fit
sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi
0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh
karena itu H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
dengan data
Penilaian Keseluruhan Model (Overall
Model Fit Test)
Pengujian Overall Model Fit digunakan
untuk menilai model yang telah dihipotesiskan
telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini
dilihat dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood pada awal (block number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
89
(block number = 1) Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal
sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada
akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan
sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL
akhir dengan demikian model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data
Tabel 3
Overall Model Fit
(-2LL) pada
awal (Block
Number = 0)
(-2LL) pada
akhir (Block
Number = 1)
Regresi
total
observasi
215756
180170
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada
regresi logistik dengan melihat nilai
Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan
nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau
224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar
776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian
Tabel 4
Nagelkerke R Square
Nagelkerke R
Square
Regresi total observasi 0224
Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung
estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect) Pada model sempurna semua
kasus akan berada pada diagonal dengan
tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil
SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern ialah sebesar 189
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 7 perusahaan (189) menerima
opini audit going concern dari total 37 sampel
perusahaan yang akan menerima opini audit
going concern
Tabel 5
Classification Table
Observed
Predicted
GCO Percentage
Correct NGC GC
GCO
NGC 230 3 987
GC 30 7 189
Overall Percentage 878
Sementara itu kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit non going concern ialah sebesar 987
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi tersebut sebanyak 230
perusahaan (987) yang diprediksi menerima
opini audit non going concern dari total 233
perusahaan yang menerima opini audit non
going concern
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
dan Pengujian Hipotesis
Estimasi maksimum likelihood
parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output Variables in The Equation
Model yang diharapkan sebelumnya ialah
sebagai berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930
+120634
Model yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter ialah sebagai berikut
119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916
minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
88
GCO = Opini going concern (variabel
dummy 1 jika opini going concern 0
jika opini non going concern)
AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang
lain
EDU = Latar belakang pendidikan auditor
HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun
ε = Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)
sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini
audit dengan kode 1 yakni opini audit going
concern lebih sedikit muncul dari 270
perusahaan sampel yang diteliti Total sampel
dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14
perusahaan menerima opini audit going
concern dan 233 atau 86 perusahaan
menerima opini audit non going concern
Tabel 1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std Deviation
GCO 270 0 1 14 345
AUD 270 0 1 46 499
EDU 270 46 100 9616 08151
HOURS 270 223 2742 108693 476025
Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai
rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil
dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih
sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel
Total sampel dari 270 perusahaan terdapat
124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP
yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau
54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang
tidak berafiliasi dengan Big 4
Latar belakang pendidikan auditor
(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616
dengan minimum 046 dan maksimum 100
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari
total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh
auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi dan 384
memiliki latar belakang pendidikan yang
rendah Semakin mendekati angka 1 maka
menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang
pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1
(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara
Jumlah jam kerja auditor (HOURS)
memiliki nilai rata-rata sebesar 108693
dengan minimum 223 dan maksimum 2742
Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam
satu tahun atau satu periode rata-rata jam
kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar
108693 atau 1087 jam per tahun
Pengujian Kelayakan Model Regresi
(Goodness Fit Model Test)
Tabel 2
Hosmer and Lemeshowrsquos
Goodness of Fit Test
Chi-
square
df Sig
Regresi total
observasi
9130 7 243
Apabila nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari
005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
dan berarti model cocok dengan data
observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2
menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of fit
sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi
0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh
karena itu H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
dengan data
Penilaian Keseluruhan Model (Overall
Model Fit Test)
Pengujian Overall Model Fit digunakan
untuk menilai model yang telah dihipotesiskan
telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini
dilihat dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood pada awal (block number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
89
(block number = 1) Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal
sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada
akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan
sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL
akhir dengan demikian model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data
Tabel 3
Overall Model Fit
(-2LL) pada
awal (Block
Number = 0)
(-2LL) pada
akhir (Block
Number = 1)
Regresi
total
observasi
215756
180170
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada
regresi logistik dengan melihat nilai
Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan
nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau
224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar
776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian
Tabel 4
Nagelkerke R Square
Nagelkerke R
Square
Regresi total observasi 0224
Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung
estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect) Pada model sempurna semua
kasus akan berada pada diagonal dengan
tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil
SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern ialah sebesar 189
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 7 perusahaan (189) menerima
opini audit going concern dari total 37 sampel
perusahaan yang akan menerima opini audit
going concern
Tabel 5
Classification Table
Observed
Predicted
GCO Percentage
Correct NGC GC
GCO
NGC 230 3 987
GC 30 7 189
Overall Percentage 878
Sementara itu kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit non going concern ialah sebesar 987
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi tersebut sebanyak 230
perusahaan (987) yang diprediksi menerima
opini audit non going concern dari total 233
perusahaan yang menerima opini audit non
going concern
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
dan Pengujian Hipotesis
Estimasi maksimum likelihood
parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output Variables in The Equation
Model yang diharapkan sebelumnya ialah
sebagai berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930
+120634
Model yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter ialah sebagai berikut
119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916
minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
89
(block number = 1) Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal
sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada
akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan
sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL
akhir dengan demikian model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data
Tabel 3
Overall Model Fit
(-2LL) pada
awal (Block
Number = 0)
(-2LL) pada
akhir (Block
Number = 1)
Regresi
total
observasi
215756
180170
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada
regresi logistik dengan melihat nilai
Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan
nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau
224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar
776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian
Tabel 4
Nagelkerke R Square
Nagelkerke R
Square
Regresi total observasi 0224
Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung
estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect) Pada model sempurna semua
kasus akan berada pada diagonal dengan
tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil
SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern ialah sebesar 189
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 7 perusahaan (189) menerima
opini audit going concern dari total 37 sampel
perusahaan yang akan menerima opini audit
going concern
Tabel 5
Classification Table
Observed
Predicted
GCO Percentage
Correct NGC GC
GCO
NGC 230 3 987
GC 30 7 189
Overall Percentage 878
Sementara itu kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit non going concern ialah sebesar 987
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi tersebut sebanyak 230
perusahaan (987) yang diprediksi menerima
opini audit non going concern dari total 233
perusahaan yang menerima opini audit non
going concern
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
dan Pengujian Hipotesis
Estimasi maksimum likelihood
parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output Variables in The Equation
Model yang diharapkan sebelumnya ialah
sebagai berikut
119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930
+120634
Model yang terbentuk berdasarkan nilai
estimasi parameter ialah sebagai berikut
119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916
minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
90
Tabel 6
Variables in The Equation
B SE Wald df Sig Exp(B)
AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103
EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138
HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999
Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =
(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat
diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada
penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran
KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern Berdasarkan hasil
regresi total observasi variabel ukuran KAP
yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP
Non Big4 memiliki koefisien regresi positif
sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi
0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)
Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima
karena ukuran KAP berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Variabel independen selanjutnya adalah
latar belakang pendidikan auditor yang dilihat
dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP
yang memiliki latar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-
IV) atau yang setara Latar belakang
pendidikan auditor memiliki koefisien regresi
positif sebesar 10239 dengan tingkat
signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H2 diterima karena latar belakang
pendidikan auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern
Jumlah jam kerja auditor dilihat dari
rata-rata total jam kerja auditor pada suatu
KAP secara keseluruhan dalam satu tahun
Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat
signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari
005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja
auditor berpengaruh negatif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguji
pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP
Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap penerimaan opini audit going
concern Artinya bahwa KAP yang berukuran
besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati
atau lebih konservatif dalam mengeluarkan
opini audit going concern pada suatu
perusahaan dibandingkan dengan KAP Non
Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Nathan R Berglund etall (2018)
Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono
(2010) Sutra Melania etall (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki
pengaruh postif terkait kecenderungan
pengeluaran opini going concern bagi suatu
perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono
(2014) Maydica etall (2013) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh terhadap opini audit going
concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang
terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku
anggota KAP Big 4 terdapat beberapa
kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut
terlibat kasus gagal bayar Medium Term
Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)
Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)
menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan
general audit atas laporan keuangan SNP
Finance akan tetapi laporan auditor
independen atas laporan keuangan SNP
terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku
2016 Audit tersebut tidak terkait dengan
keperluan penerbitan MTN yang dilakukan
SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan
bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas
Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan
maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan
audit atas laporan keuangan SNP digunakan
sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
91
pemeriksaan menyatakan beberapa temuan
yang perlu disoroti antara lain scepticisme
yang dianggap perlu dimiliki auditor serta
pemahaman terhadap sistem pencatatan yang
digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian
yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance
tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut
dikarenakan akuntan publik sudah lama
menjadi auditor pada SNP maka tenure audit
yang lama menyebabkan menurunnya tingkat
skeptisme dari seorang auditor Namun hasil
penelitian ini mungkin akan berbeda apabila
periode pengamatan penelitian diperpanjang
dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang
antara perusahaan yang menerima opini going
concern dan perusahaan yang menerima opini
non going concern
Selain ukuran KAP dalam penelitian ini
ditemukan bahwa latar belakang pendidikan
auditor memiliki pengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor dengan
pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut
cenderung lebih banyak mengeluarkan opini
audit going concern bagi suatu perusahaan
Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and
Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan
seseorang Seseorang tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat membantu atau memperkuat dalam
proses pengambilan keputusan Bonner dan
Walker (1994) menambahkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di
bidang akuntansi maka seorang auditor akan
membuat perencanaan audit dengan lebih teliti
dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan
hati-hati akan membantu auditor untuk
mengumpulkan berbagai macam bukti dan
informasi guna menilai kemungkinan
terjadinya kebangkrutan pada suatu
perusahaan
Penelitian ini juga melihat adanya
pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini
going concern Lamanya auditor mengerjakan
pekerjaan auditnya dapat menunjukkan
pengalaman audit seorang auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik
dari segi panjangnya waktu mengaudit
maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja
merupakan hal yang penting bagi akuntan
publik karena seorang auditor yang
mempunyai pengalaman kerja di bidang audit
yang cukup lama memiliki pengetahuan yang
lebih atas pekerjaannya dan memiliki
berbagai temuan-temuan dalam setiap
pemeriksaannya sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memberikan opini yang tepat Auditor yang
memiliki pengalaman yang banyak dalam
mengaudit klien di industri yang sama disebut
sebagai auditor spesialisasi Pengalaman
auditor ini berdampak pada meningkatnya
pemahaman auditor tentang risiko audit
spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penentuan kehandalan laporan
keuangan klien dan estimasi-estimasinya
sehingga auditor akan mempunyai
kemampuan mendeteksi kesalahan atau
ketidaknormalan pada industri yang
diauditnya sehingga dapat mengurangi
kesalahan dibandingkan auditor yang bukan
spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang
ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap opini going concern
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor
dalam proses pemeriksaan audit maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini going concern dari auditor
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
banyaknya pekerjaan audit yang
membutuhkan waktu yang lama dan
rendahnya tingkat kehati-hatian auditor
sehingga mengakibatkan ketidaktepatan
perusahaan menerima opini going concern
Hasil yang serupa juga ditemukan dalam
penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa
banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh
auditor dapat menurunkan kualitas audit
Dalam penelitiannya Sari (2018) juga
menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus
meningkat mengakibatkan menurunnya
kualitas audit sehingga mempengaruhi
kredibilitas profesi audit Hal ini
mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi
memungkinkan auditor kurang berhati-hati
dalam memberikan opini going concern bagi
suatu perusahaan
KESIMPULAN
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
92
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini
menunjukkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran KAP dalam hal ini
yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-
hati dan konservatif dalam memberikan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan begitupun sebaliknya
2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan auditor dalam
suatu KAP berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan opini audit going
concern Pengaruh postitif tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak
KAP yang memiliki jumlah auditor
berpendidikan tinggi semakin besar juga
kemungkinan perusahaan menerima opini
audit going concern
3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada
penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah jam kerja auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern Hasil tersebut
menunjukkan bahwa jumlah jam kerja
tidak berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern Artinya bahwa
semakin tinggi auditor memiliki jam kerja
tidak berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern bagi suatu
perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Banjarmasin
Altman E dan McGough T 1974 Evaluation
of A Company as A Going Concern
Journal of Accountancy
Arens A Randal J Elder Mark S Beasley
2012 Auditing and Assurance Services
An Integrated Approach 14th edition
New Jersey Pear-son Education Inc
Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur
Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Diponegoro Journal of
Accounting 2 (3) 2337-3806
Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez
Aguilar Cristina De Fuentes Barbera
Maria Antonia Garcia Benau 2015
Audit Quality and The Going Concern
Decision making Prosess Spanish
Evidence Florida Atlantic University
Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi
Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta
Salemba Empat
Berglund Nathan R John Daniel Eshleman
Peng Guo 2018 Auditor Size and
Going Concern Reporting Auditing a
Journal of Pratice and Theory 37 (2)
1-25
Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit
Opinion Audit Quality and Factors of
Its Audit Opinion Going Concern
Research Journal of Finance and
Acoounting 5 (24)
Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP
Finance sesuai Aturan
httpskeuangankontancoidnewsdelo
itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan
Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and
Siri Terjensen 2012 Going Concern
Opini are Not Bad News Evidence
form Industry Rivals Journal
Department of Economic Technical
University of Lisbon
DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit
Quality Journal of Accounting and
Economis
Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big
4 Office Size and Audit Quality The
Accounting Review 84 (5) 1521-1552
Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi kelima) Semarang
Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik 2001 Standar
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)
93
Pofesional Akuntan Publik Jakarta
Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia 2001
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang
Tanggung Jawab dan Fungsi Audit
Inpenden Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2015
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang
Kelangsungan Usaha Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang
Pertimbangan Auditor atas Entitas
dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang
Perumusan suatu Opini dan Pelaporan
atas Laporan Keuangan Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2014
Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang
Modifikasi terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen Jakarta
Institut Akuntan Publik Indonesia 2018
Keputusan Dewan Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia tentang
Panduan Indikator Kualitas Akuntan
Publik Jakarta
Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical
Development Professional
Commitment and Rule Observance
Attitudes A Study Case of CPArsquos and
Corporate Accountants Behavioral
Research in Accounting Vol 8 8- 36
Jensen MC and Meckling WH 1976
Theory of Firm Management Behavior
Agency Cost and Ownership Structure
Journal of financial Economics 3 (4)
305-360
Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non
Financial Factors in The Going Concern
Opinion Journal of Indonesian
Economy and Business 25 (3)369-378
Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh
Faktor Perusahaan Kualitas Auditor
Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia) Journal of
Diponegoro University
Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi
Keuangan dan Non Keuangan terhadap
Penerimaan Opini Going Concern pada
Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-
40
Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri
Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat
Kasus SNP Finance
httpsfinancedetikcommoneterd-
4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-
publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David
Booth An Analysis of Fuzzy
Clusteringand a Hybrid Model for
Auditorrsquos Going Concern Assesment
Journal Decision Science 31 (4) 861
Li Dang Kevin F Brown B D McCullough
2004 Assessing Audit Quality A Value
Relevance Respective
Liu Siheng 2017 An Empirical Study
Auditors Characteristics and Audit Fee
Open Journal of Accounting 1 (6) 52-
70
Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati
2016 Analisis Pengaruh Kualitas
Auditor Likuiditas Profitabilitas
Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Journal of Accounting 2 (2)
Mutchler W Hopwood and James M
McKeown 1997 The Influence of
Contrary Information and Mitigating
Factors on Audit Opinion Decisions on
Bankrupt Companies Journal of
Accounting Research 35 (2) 295-310
Nichols D and K Price The Auditor Firm
Conflict An Analysis Using Concepts
of Exchange Theory The Accounting
Review
Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan
Deloitte dan SNP Finance
httpswwwcnbcindonesiacommarket
20180802101243-17-26563ada-apa-
dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-
penjelasannya
Rharasati A A Istri Dewi dan I D G
Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Pengambilan Keputusan untuk
Memberikan Opini Audit E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol 3
No 3 147-162
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193
JRAK Volume 14 No Agustus 2018
94
Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization
and Audit Quality The Role of Clinetrsquos
Business Strategy KnE Social Sciences
144-172
Sidik Syahrizal 2019 Kronologi
Penggelembungan Dana AISA Si
Produsen Taro httpscom
market20190328073206-17-63318
kronologi peng-gelem-bungan-dana-
aisa-si-produsen-taro
Solomon I M Shields M and Whittington
OR 1999 What do Industry Auditors
Know Journal of Accounting
Research Vol 31 No 1 191-208
Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika
Kompetensi Pengalaman Audit dan
Risiko Audit terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor dan Ketepatan
Pemberian Opini Akuntan Publik
Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202
Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Pemberian Opini
Audit Going Concern pada Perusahan
Manufaktur Jurnal Akuntasi
Kontemporer Vol 2 No 2 154-161
Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra
Deloitte Indonesia httpskeuangan
kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-
kap-mitra-deloitte-indonesia
Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going
Concern Analisis Berdasarkan Faktor
Keuangan dan Non Keuangan
Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-
14
UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Pubik
Watkins AL Hillison W and Morecroft
SE 2004 Audit Quality Asynthesis of
Theory and Empirical Evidence
Journal of Accounting Literature 23
153-193