discourse and culture kelompok 9

30
 Discourse and Culture Adiprana Yogatama Citra Suryanovika Elionora H.K. Koem Hetty Catur Ellyawati

Upload: andi-hallang-lewa

Post on 06-Jul-2015

554 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 1/30

 

Discourse and Culture

Adiprana Yogatama

Citra SuryanovikaElionora H.K. KoemHetty Catur Ellyawati

Page 2: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 2/30

 

Outline:� Kompetensi Discourse� Discourse analysis dalam pragmatics� Coherence

� Background Knowledge� Cultural Schemata� Cross-Cultural Pragmatics

� Pragmatics Accent� Contrastive Pragmatics� Interlanguage Pragmatics

Page 3: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 3/30

 

Kompetensi DiscourseKohesi

� Reference (anaphora, cataphora)

� Substitution/ellipses

� Konjungsi� Lexical chains (related to content schemata), parallel

structure

DEIXIS

� Personal (pronouns)

� Spatial (here, there; this, that )

� Temporal (now , then, bef ore, after )

� Textual (the f ollow i ng chart; the exampl e abov e)

Page 4: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 4/30

 

Kompetensi DiscourseKOHERENSI

� content schemata

� Thematization and staging (pengembangan theme-rheme)

� Managemen informasi lama dan baru� Propositional structures dan organizational sequences

� temporal, spatial, cause-effect, condition-result, etc.

� Temporal continuity/shift (sequence dalam tenses)

GENRE/GENERIC STRUCTURE (schemata formal)

� narrative, interview, service encounter,research report,sermon, etc.

Page 5: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 5/30

 

Kompetensi Discourse

CONVERSATIONAL STRUCTURE (sistem turn-taking

dalam percakapan namun mungkin juga terdapat dalam

bermacam-macam oral genre lainnya) :

� Menampilkan opening dan reopenings

� Pembukaan dan pergantian

� Bagaimana mengendalikan forum

� Tatacara menginterupsi� Adjacency pairs

� dll

Page 6: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 6/30

 

Discourse in Pragmatics

� Discourse dalam linguistik memilih,

merangkai, dan menyusun kata, struktur dan

ujaran pada bahasa tulis maupun lisan (Celce-Murcia et al. 1995:13).

� Discourse dalam pragmatik eksplorasi apa

yang ada dalam pikiran (maksud) penutur atau

penulis (Yule, 1996:84)

Page 7: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 7/30

Koherensi (Coherence)� Pengurutan Linear (Linear Ordering)

- Koherensi kondisional - Koherensi fungsional 

� Kelaziman/kebiasaan dan Pengetahuan

(Familiarity and Knowledge)

 

Page 8: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 8/30

 Pengurutan Linear (Linear Ordering)

Hubungan antara proposisi yang satu dengan

lainnya bisa dilihat dari fakta-fakta yang terdiridari keadaan, tindakan atau kejadian-kejadianyang kondisional atau hubungan sebab akibat.Oleh karena itu, tugas kognitif penulis atau

pembicara untuk merepresentasikan hubunganantara fakta-fakta dalam suatu wacana danmengekspresikan wacana tersebut dalam kata-kata, frase-frase, atau kalimat-kalimat dalampengurutan yang linear sehingga memudahkanpembaca atau pendengar dalam memaknaiwacana dengan benar dan tepat. (van Dijk,1985)

 

Page 9: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 9/30

� Wacana bukan hanya sekumpulan kata-kata,frase, atau kalimat tetapi merupakan rangkaianyang teratur, seperti runtutan episode.

� Bukan pula hanya pengurutan dari proposisi-proposisi dalam suatu wacana yang dibatasi olehaturan-aturan tetapi isinya, yakni arti-artikonseptual dan referensinya tunduk pada prinsip-prinsip atau aturan tertentu.

 Artinya rangkaian proposisi dari suatu wacanaharus memenuhi berbagai kondisi yang disebutkoherensi.Contoh:(1) a. They have a big house on the hill.

b. It has at least 10 rooms.(2) a. This morning I had a toothache.

b. I went to dentist.(3) a. We went to an expensive restaurant.

b. John ordered trout with almond.

 

Page 10: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 10/30

� Dalam contoh wacana (1) kita melihat bahwakalimat ini memiliki µlinear ordering¶ (pengurutan

yang linear) dan dapat disimpulkan pula bahwaobyek harus diperkenalkan lebih dulu. Mungkinakan menjadi lucu bila kalimatnya dibalik:

³It has at  least 10 rooms. They have a big house

on t he hill´.

� Umumnya apa yang pertama kali ditemukanakan pertama kali disebutkan, seperti dalam

contoh berikut:³There was a t able in t he corner. There was a

large vase on i t ́ .

 

Page 11: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 11/30

- K oherensi k ond isi onal adalah jika

sebuah wacana bisa menunjukanrangkaian fakta-fakta terkait secarakondisional, seperti penyebab dankonsekuensi.

- K oherensi fu ng si onal adalah jika sebuahwacana memiliki proposisi yang berfungsi

sebagai sebuah spesifikasi, penjelasan,contoh, perbandingan, kontras/perbedaanatau generalisasi yang berkenaan denganproposisi terdahulu (van Dijk, 1985).

 

Page 12: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 12/30

� Contoh: pada wacana (1), (2), (3)

Bila kita menempatkan (membalik) kalimat

kedua dalam posisi pertama, kita akanmemperoleh arti yang berbeda, dimanasakit gigi (2a) tidak lagi menjadi alasanuntuk sebuah tindakan (2b), tetapi akanmenjadi sebuah kalimat penjelasan atausebuah deskripsi dari rangkaian kejadian.Demikian pula dengan wacana pada

contoh (3).Wacana (2) dan (3) koheren secarakondisional sedangkan wacana (1)koheren secara fungsional.

 

Page 13: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 13/30

Kelaziman/kebiasaan dan Pengetahuan(Familiarity and Knowledge)

� Pernyataan George Yule (1996) tentangkoherensi bahwa apa yang dikat akan at au di t ulisakan membuat  ar t i dalam ist ilah pengalaman

normal t en

t ang banyak hal. Pengalaman normal i t u akan diint erpret asikan secara lokal oleh

set iap individu dan selanjut nya akan t erikat  padayang lazim at au yang disangkakan/diharapkan.

� Contoh:a. Plant Sale

b. Garage Sale

 

Page 14: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 14/30

� Pada contoh di atas walaupun keduakalimat ini memiliki struktur yang identik,tetapi keduanya akan diinterpretasikansecara berbeda.

� Pada kalimat (a) berarti seseorang akan

menjual tanaman,� tetapi dalam kalimat (b) tidak berarti

seseorang akan menjual garasinya,melainkan akan menjual rumah beserta

seluruh isinya mulai dari garasinya sesuaidengan beberapa kebiasaan ataukelaziman kehidupan di pinggiran kota.

 

Page 15: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 15/30

� Contoh lain:

Dalam sebuah topik surat kabar ditulis:

³A man robs Hotel with Sandwich´

Interpretasi yang muncul dalam wacana di atasbahwa laki-laki itu memiliki µsandwich¶ (mungkin

di dalam tasnya) yang digunakan seolah-olahsebuah pistol, atau bisa saja kita membuatinterpretasi berbeda bahwa laki-laki itu sedangmakan sandwich pada waktu merampok hotel.

Tetapi kemudian setelah membaca keseluruhanartikel tersebut pada akhirnya kita memperolehmakna sesungguhnya dari topik tersebut.

 

Page 16: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 16/30

Background Knowledge

�A Schema

³ A pre-existing knowledge structure in

memory´.Kemampuan menafsirkan secara otomatistentang sesuatu tak tertulis dan tak terucap,berdasarkan dari susunan pengetahuan yangtelah ada sebelumnya

 

Page 17: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 17/30

� A Frame

³a fixed and static pattern to schema. Itshared by everyone within a social groupwould be something like a prototypicalversion´.

unsur asumsi dalam F rame pada umumnyatidak dinyatakan secara jelas. Dalam hal ini,pembaca menggunakan pengetahuansebelumnya untuk menafsirkan sesuatu yangtidak disebutkan didalam text.Contoh: Apartment for rent. $500. 763 - 6683

 

Page 18: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 18/30

� A Script

³A pre-existing knowledge structure involvingevent sequences´.

Script digunakan untuk membangun

interpretasi (penafsiran) tentang apa yangterjadi.

Konsep S cript adalah menyederhanakancara untuk mengetahui beberapa rangkaiantindakan yang diharapkan dalam suatukejadian.

 

Page 19: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 19/30

Cultural Schemata� Kita mengembangkan cul t ural schemat a

dalam konteks pengalaman dasar kitayang berhubungan dengan culture/budayakita.

Contoh : You have five days off. What areyou going to do?

Kalimat di atas ditanyakan saat liburanPaskah oleh seorang Australia padaseorang pekerja asal Vietnam yangbekerja di Australia.

 

Page 20: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 20/30

C ul t ural S chemat a Orang Vietnam :

³five days off´ = being laid off =diberhentikan sementara

³what are you going to do?´

aparencana selanjutnya (mau bekerjadimana lagi?)

 

Page 21: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 21/30

C ul 

t ural 

S chema

t a Orang Australia:

³five days off´ = libur Paskah 5 hari

³what are you going to do?´ punya

rencana apa, ex: berlibur/bepergiankemana?

 

Page 22: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 22/30

Cross-Cultural Pragmatics Studi tentang perbedaan

persepsi/ekspektasi dalam komunitasyang berbeda didasarkan pada

bagaimana maksud tuturan tersebutdibuat/dikonstruksi (Yule, 1996:87)

� Perbedaan persepsi/ekspektasi

perbedaan komunitas/budaya

dapatmenimbulkan kesalahpahaman jika tidakdikomunikasikan.

 

Page 23: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 23/30

Contoh dalam speech act:� Sapaan (Greeting), ex:

- Masy. Inggris : ³Can I help you?´

- Masy. Cina : ³You shen me shi ma?´(what is your problem?)

- Masy. Amerika : ³H

ow are you doing?´

fatik

� Permintaan (Request), ex:

- Masy. Inggris: ³Can you pass the salt, please?´

³What time is it?´cenderung / terbiasa menggunakan pertanyaanuntuk menyampaikan request .

 

Page 24: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 24/30

� Permintaan Maaf (Apology), ex:

Penutur Inggris biasa mengucapkan ³sorry´ &

³excuse me´, yg bisa juga untukmengekspresikan simpati.

Penutur Jepang menggunakan ³sumimasen´(excuse me) pada beberapa kesempatan,bahkan saat memberikan hadiah & undangan.

Penutur Taiwan, seorang waiter, mengucapkan ³Iam sorry´ setiap akan menyajikan hidangan.

- Penutur bahasa lain akan merasa terganggu jikatidak memahami kebiasaan-kebiasaan tersebut.

 

Page 25: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 25/30

� Percakapan Telepon, ex:

- di Amerika memverifikasi/mengeceknomor telp tujuan

- di Prancis statement bernada apologyuntuk mengawali pembicaraan

- di Jerman penelepon akan mengatakanidentitasnya terlebih dahulu tanpa

ditanya.

� Pujian, ex:

- Masy. Amerika biasa menyampaikan pujian

pada sesuatu yg baru ³What a wonderful new dress´atau pada masakan ³It¶s a great meal´

 

Page 26: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 26/30

 Pragmatic Accent � merupakan aspek dalam percakapan yangmengindikasikan apa yg sebenarnya ingin

dikomunikasikan tetapi tidakdikatakan/diucapkan.

� bersifat indirectness

implikatur � Misal:

dalam sebuah tes si A bertanya pada si B:

³Kamu punya bolpen lain?´

indikasinya A bermaksud meminjam bolpen Bkarena mungkin bolpennya macet/habis tintanyasaat ujian tersebut.

 

Page 27: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 27/30

Contrastive Pragmatics� merupakan kajian secara budaya yg

membahas tentang perbedaan carapenggunaan bahasa dalam berkomunikasi

(Yule, 1996:88)� Misal: ³Kajian mengenai alasan utama L2

errors (pada second language learner)

adalah karena adanya interference dariL1-nya (first language/bahasa ibunya)´

 

Page 28: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 28/30

I nterlanguage Pragmatics� adalah kajian tentang bagaimana seorang

bukan penutur asli suatu bahasa (non-native speaker) berkomunikasi dengan

bahasa kedua (L2).� Dalam Trosborg (1993:52) dikatakan

bahwa : ³Learners in this process follow adevelopmental route that is largelyuninfluenced by such factors as thelearner¶s age and L1 background, thecontext in which learning takes place, etc.

 

Page 29: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 29/30

 Referensi� Trosborg, Anna. 1937. ³Interlanguage Pragmatics;

requests, complaints and apologies´.Berlin:Mouton de Gruyter 

� Hwang, C. Caroline. ³Pragmatic Convention and

Inter Cultural Competence´. National TaipeiUniversity of Technology, Taiwan. (An article)

� Dijk, Van. 1985. ³Handbook of Discourse Analysis´.

� Yule, George. 1996.´Pragmatics´. New York:Oxford.

 

Page 30: Discourse and Culture Kelompok 9

5/8/2018 Discourse and Culture Kelompok 9 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/discourse-and-culture-kelompok-9 30/30

T he End!

T hankT hank you very much!you very much!

� Adiprana Yogatama�

Citra Suryanovika� Elionora H.K. Koem� Hetty Catur Ellyawati