discourses analysis: sustainable development sebagai upaya
TRANSCRIPT
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT...( Rachmawati Meita Oktaviani, Pancawati Hardiningsih) 581
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT
SEBAGAI UPAYA MENCAPAI GREEN BUSINESS
DALAM PELAPORAN SUSTAINABILITY REPORT TUPPERWARE
(Tinjauan Akuntansi Sosial dan Lingkungan)
Rachmawati Meita Oktaviani
Pancawati Hardiningsih
Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank
Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian, bagaimana
sustainable development yang dilaksanakan oleh Tupperware. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan discourses analysis. Obyek penelitian yang
digunakan adalah Sustainability Report yang dipublikasikan oleh Tupperware. Hasil
penelitian ini melihat Sustainability Report yang disajikan dari perspektif Akuntansi
Sosial dan Lingkungan untuk aspek pelaporan. Aspek pelaporan dilihat dari pedoman
pengungkapan dan standar pengungkapan. Selain itu melihat Sustainable Development
sebagai Green Business dari sudut pandang teori berkaitan dengan nilai yang ingin
dicapai perusahaan.
Kata Kunci: Discourses Analysis, Sustainable Development, Green Business,
Sustainability Report, Akuntansi Sosial dan Lingkungan
Abstract
This study aims to answer the research question, how Sustainable Development
Tupperware in the perspective of Social and Environmental Accounting and Sustainable
Development in Perspective Tupperware Green Bussiness. This research is a qualitative
research using Discourse Analysis. The object of research is Sustainability Report
published by Tupperware. The results of this study see the Sustainability Report is
presented from Social and Environmental Accounting perspective for reporting aspects.
Reporting aspects seen from disclosure guidelines and standards of disclosure. Other
than that seen Sustainable Development as a Green Business from the point of view of
the theory related to the company's value to be achieved.
Keyword: Discourses Analysis, Sustainable Development, Green Business,
Sustainability Report, Social and Environmental Accounting
582 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
PENDAHULUAN
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam bisnis, dimana bisnis yang diharapkan adalah
bisnis yang beretika. Pergeseran ini terlihat dari tujuan bisnis yang ingin dicapai, dimana tidak
hanya tujuan profit yang diutamakan. Nurdiana (2011), pergeseran ini didasarkan pada
paradigma “Pembangunan Berkelanjutan” (Sustainable Development). Konsep Sustainable
Development merupakan pola pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan tetap memelihara lingkungan, sehingga kebutuhan itu bukan hanya terpenuhi hari ini
tetapi juga untuk generasi mendatang. Tujuan Sustainable Development mampu memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Sustainable Development menjadi tujuan dari Corporate Social
Responsibility sebagai upaya untuk keseimbangan lingkungan dan alam. (Nurdiana,2011;
Waldman, 2009; Daniri, 2007)
Oktaviani (2010), kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasanya
kegiatan perusahaan membawa dampak for better of worse, bagi kondisi lingkungan dan
sosial-ekonomi masyarakat, khususnya untuk masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi.
Siegal (2009), banyak perusahaan menyadari kebutuhan untuk memenuhi sustainable mereka,
tetapi mereka tidak memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang mereka butuhkan untuk
mengatasi, bagaimana mengatasinya, atau bahkan bagaimana mendefinisikan sustainable
yang berlaku dalam bisnis mereka. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan pada paragrap 9, disebutkan bahwa:
“ Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan
hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri di mana
faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan
penting”.
Bagaimana dengan Sustainability Report? Bersumber pada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan yang telah dipaparkan diatas, Sustainability Report dapat digolongkan
laporan tambahan (value added statement) yang disampaikan oleh perusahaan. Laporan ini
sebagai bentuk publikasi atas program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan
perusahaan. Penyampaian Sustainability Report di beberapa perusahaan “biasanya” menjadi
satu kesatuan dengan Annual Report, tetapi ada pula perusahaan yang penyampaikan
Susutainability Report terpisah dari Annual Report (Chariri, 2009). Dari perspektif penelitian
yang dilakukan, sebagian besar penelitian berkaitan dengan Sustainable Development
memiliki kecenderungan menggunakan analisis statistika yang bersifat positivism yang
bertujuan menjawab pertanyaan penelitian berkaitan dengan apa (what). Sementara
kecenderungan menggunakan aliran naturalistic yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan
penelitian berkaitan dengan mengapa (why) dan bagaimana (how) masih sangatlah sedikit.
Obyek dalam penelitian ini adalah Brand Tupperware. Alasan peneliti memilih obyek
penelitian pada Brand Tupperware antara lain: bersumber pada Sustainability Report pada
halaman 1 yang dikutip dari pernyataan Simon Hemus sebagai President & Chief Operating
Officer disebutkan bahwa:
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT...( Rachmawati Meita Oktaviani, Pancawati Hardiningsih) 583
“Tupperware Brands is focused on eco-friendly product solutions that help reduce energy
consumption and eliminate waste in landfills”.
Pada halaman 3 Sustainability Report disebutkan bahwa:
“At Tupperware Brands Corporation, our corporate vision, which speaks to economic,
environmental, and social performance issues, will continue to guide us in the short,
medium, and long term”.
Bersumber dari kutipan diatas mengapa memilih Tupperware sebagai obyek penelitian antara
lain:
1. perusahaan mengkonsentrasikan pada produk yang ramah lingkungan dan,
2. perusahaan memiliki komitmen tinggi pada isu-isu yang berkaitan dengan ekonomi,
lingkungan, dan sosial dalam mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, negara-negara di Asia Tenggara dalam
wadah ASEAN telah melakukan kesepakatan untuk mewujudkan kegiatan ASEAN Economic
Community yang akan dilaksanakan mulai tahun 2015. Dengan adanya kesepakatan ini semua
pihak dituntut untuk selalu melakukan transparansi. Melihat kenyataan ini kedudukan
sustainability report sebagai laporan tambahan dalam Laporan Keuangan menjadi sangat
diperlukan. Berdasarkan pada paparan diatas, penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui bagaimana implementasi sustainable development dalam perspektif Akuntansi
Sosial dan Lingkungan sebagai bentuk Green Business dalam mewujudkan ASEAN Economic
Community 2015.
KERANGKA TEORITIS
Discourse Analysis Sebagai Media Intepretasi
Menurut Van Dijk Discourse Analysis merupakan suatu pendekatan yang diadopsi
dari bidang psikologi sosial. Menurut Van Dijk dalam Sobur (2009), terdapat 3 (tiga) dimensi
pembentuk wacana (discourse), yaitu teks, konteks sosial, dan kognisi sosial. Teks sebagai
bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak tetapi juga semua jenis ekspresi
komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara dan citra. (Cerin,2002; Chariri,2009;
Fujiasih,2010). Sustainability Report dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai teks yang
diharapkan memberikan gambaran Sustainable Development yang dikembangkan oleh
Tupperware. Anisavianti (2010), konteks sosial didefinisikan dari perspektif identitas sosial
yang akan ditampilkan dalam teks. Sedangkan kognisi sosial sebagai tata cara untuk
menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi tentang dunia sosial.
Kognisi sosial dapat terjadi secara otomatis. Mekanisme Discourses Analysis yang digunakan
dalam penelitian ini terdapat pada Gambar 1.
Sustainable Development Dalam Perspektif Green Business
Figge & Hahn (2004), perusahaan yang sustainable berusaha menciptakan nilai
jangka panjang (long term value) dengan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Dalam
menciptakan sustainable memerlukan implementasi dalam praktik manajemen stakeholders
584 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
dengan melihat peluang dan mengelola resiko yang berasal dari perkembangan ekonomi,
lingkungan, dan social (Royce et al,2011). Sustainable development yang dikembangkan
diharapkan tidak memiliki dampak negatif pada lingkungan global atau lokal, komunitas,
masyarakat, atau ekonomi. Sustainable Development yang dilaksanakan berusaha untuk
memenuhi Tripple Bottom Line. Tripple Bottom Line yang dikembangkan dilandaskan pada
tiga konsep dasar yaitu People, Profit, dan Planet sebagaimana dikembangkan oleh Elkington
(1997) terdapat dalam Gambar 2.
Sejalan dengan Elkington, (1997), (Ani Marlia,2008; Achda,2008; Nuryana,2005),
Corporate Social Responsibility sebagai tujuan Sustainable Development merupakan aksi
kepedulian perusahaan untuk menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan
pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan
prosedur yang tepat dan professional. Sustainable Development dapat dikategorikan sebagai
bentuk Green Business jika memenuhi empat kriteria antara lain:1
1. menggabungkan prinsip-prinsip sustainable dalam setiap keputusan bisnis;
2. memasok produk atau jasa ramah lingkungan untuk menggantikan permintaan akan produk
dan jasa nongreen.
3. lebih hijau dari kompetisi tradisional
4. membuat sebuah komitmen jangka panjang untuk prinsip-prinsip lingkungan dalam
operasi bisnisnya.
Didasarkan pada Tripple Bottom Line yang dikembangkan oleh Elkington (1997), teori yang
mendasari Sustainable Development sebagai Green Business dalam penelitian ini adalah
Concession Theory, Stakeholder Theory dan Legitimacy Theory. Inti dari pandangan
Concession Theory, pada eksis perusahaan karena konsesi atau hak istimewa yang diberikan
oleh negara (Deegan, 2004:193). Perusahaan memiliki bertanggung jawab tidak hanya kepada
pemilik dan kreditor, tetapi juga kepada publik.
Dalam Stakeholder Theory, (Freeman, 1984) seorang pengajur pertama teori ini, yang
dimaksud dengan pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu yang mendapatkan
keuntungan dan atau kerugian, dan yang hak-haknya dilanggar atau dihargai oleh tindakan
korporasi. Artinya, perusahaan memiliki tanggungjawab sosial yang menuntut mereka
mempertimbangkan semua kepentingan perbagai pihak yang terkena pengaruh dari
tindakannya. Sejalan dengan hal itu, pemangku kepentingan (stakeholder) dapat dilihat
sebagai pihak-pihak yang memasok sumber-sumber penting, menempatkan suatu nilai ”pada
risiko” tertentu, dan memiliki kekuasaan atau kekuatan (power) yang memadai untuk
mempengaruhi kinerja perusahaan ( Branco & Rodriguez, 2007). Sedangkan bersumber
Legitimacy Theory Matthew (1993), menekankan bahwa legitimasi perusahaan tidak muncul
hanya dari laba yang diperoleh, tetapi juga diharapkan dapat memenuhi persyaratan legal.
Acuan berdasarkan norma dan nilai dari masyarakat merupakan sesuatu yang mendasar dalam
memastikan bahwa sebuah perusahaan diberikan sebuah legitimasi.(Suchman, 1995;
Lindblom,1994) Didasarkan pada teori ini Sustainable Development yang dikembangkan
perusahaan tidaklah hanya pada tujuan profit semata tetapi juga eksistensi baik perusahaan
sebagai cermin dari tujuan jangka panjang yang ingin dicapai perusahaan. 1. en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_business
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT...( Rachmawati Meita Oktaviani, Pancawati Hardiningsih) 585
Sustainability Report Sebuah Retorika Komunikasi
Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, dijelaskan bahwa
Sustainability Report merupakan teks sebagai bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang
tercetak tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara dan
citra. (Cerin, 2002; Chariri,2009; Fujiasih,2010). Sustainability Report diharapkan menjadi
media publikasi atas realitas program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan
perusahaan. Bersumber pada Impression Management Theory yang dicetuskan oleh
(Schenker, 1980) menyatakan bahwa setiap individu atau organisasi harus menetapkan dan
memelihara kesan (impresi) yang kongruen dengan persepsi mereka yang disampaikan pada
publik Sejalan dengan teori diatas dari sudut pandang retorika, Sustainability Report
diharapkan dapat mengkomunikasi apa yang ingin disampaikan perusahaan dengan tujuan
memberikan pengaruh dan kesan positif yang dibangun oleh perusahaan2. Sustainable
Development menjadi bagian dari brand building dan peningkatan citra
perusahaan.(Lanoizele´e,2011;Friedman,1998)
METODE RISET
Sebagaimana telah dipaparkan pada halaman sebelumnya, pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat naturalistik. Paradigma yang
dibentuk dalam penelitian ini bersifat multiperspektif. Peneliti kualitatif menurut Sugiyono
(2009), harus bersifat ”perspektif emic” artinya memperoleh data bukan ”sebagaimana
seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan
sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh
partisipan atau sumber data.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan
dengan bagaimana (how). Obyek penelitian ini adalah Sustainability Report Tupperware
2010.. Sustainability Report dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai teks (text)
sebagai dasar pencarian sumber informasi (Rachmawati & Pancawati,2012). Konteks sosial
yang diangkat sebagai isu yang mendasari penelitian adalah Sustainable Development yang
menjadi tujuan (goals) dari program Corporate Social Responsibility yang dikembangkan
oleh Tupperware. Sedangkan kognisi sosial merupakan intepretasi bagaimana (how) green
business yang diimplementasikan oleh Tupperware. Kerangka model penelitian yang
dikembangkan ditampilkan pada Gambar 3.
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Pembahasan
Sustainability Report Tupperware dalam Perspektif Akuntansi Sosial dan Lingkungan
2 .www.lppm.itb.ac.id/wp-content/...
586 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Agung (2008) menyebutkan, Akuntansi Sosial dan Lingkungan berada dalam koridor
Akuntansi Keuangan. Basyit (2005) tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC No. 1 adalah
untuk pertanggungjawaban atas penggunaan sumber daya. Terkait dengan laporan
pertanggungjawaban sosial dan lingkungan, selama ini memang belum ada pengaturan yang
mewajibkan pelaporannya di Indonesia dan beberapa negara Asia, kecuali di Eropa. Bertolak
dari hal ini, dalam rangka program ASEAN Economic Community 2015 peertanggungjawaban
sosial adalah hal mutlak yang diperlukan. Bentuk akuntansi pertanggungjawaban sosial
selama ini dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility dan Sustainability
Reporting. Laporan akuntansi pertanggungjawaban sosial dapat dilaporkan pada annual
report atau sebagai laporan terpisah dari annual report.(Chariri,2009). Tujuan publikasi
Sustainability Report memberikan signal posisi keuangan perusahaan masa yang akan datang.
Sebagaimana disebutkan dalam halaman “About The Report”, Tupperware Brands
telah mempublikasikan Sustainability Report sebanyak 3 (tiga) periode pelaporan yaitu: 2009,
2010, dan 2011 didalamnya memuat informasi yang relevan dengan perusahaan dan
stakeholders. Laporan ini memuat semua operasi dari Tupperware Brands di seluruh dunia.
Sustainability Reporting yang disajikan terbagi dalam 2 bagian yaitu: Pedoman
Pengungkapan dan Standar Pengungkapan. Pedoman pengungkapan didasarkan pada
Pedoman Global Reporting Initiative Application Level B yang dapat diakses pada:
http://tupperwarebrands.com/gri.html. Sedangkan standar pengungkapan meliputi tiga
bagian penting yaitu: strategi dan profil perusahaan, pendekatan manajemen dan indikator
kinerja yang meliputi ekonomi,lingkungan dan sosial yang disajikan dalam gambar 4.
Strategi Dan Profil Perusahaan
Strategi yang dikembangkan membetuk value dengan visi:
To strengthen our position as the world’s premier global direct seller of innovative, premium
products by providing Confidence to…
Our customers with high quality, innovative products brought to them through an
engaging selling situation, often an informative and entertaining party.
Our independent sales force with a pathway for personal development and a significant
earning opportunity.
Our Associates with an opportunity to develop and utilize their talents and skills and to
be recognized and rewarded for them.
Selain visi value yang dikembangkan ditekankan pada passion sebagai berikut:
We are passionate about changing lives…one at a time, especially those of women through
our business opportunity, which speaks to our social performance and responsibility.
We provide women with “Take you by the hand” training and “Take your breath away”
recognition and rewards
Our business opportunity provides a life and family changing experience for our sales
force.
Penekanan pada visi perusahaan ini adalah ketertarikan untuk melakukan perubahan hidup
khususnya untuk wanita dengan memberikan kesempatan bisnis agar menjadi lebih bernilai.
Profil perusahaan, Tupperware Brands Corporation adalah sebuah perusahaan
Delaware berkantor pusat di Orlando, Florida, Amerika Serikat, saham publik yang
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT...( Rachmawati Meita Oktaviani, Pancawati Hardiningsih) 587
diperdagangkan dan tercatat di New York Stock Exchange. Dan mendistribusikan produk
kepada konsumen melalui independent sales force lebih dari 2,6 juta anggota di seluruh
dunia. Produk perusahaan ini terjual hamper di 100 negara di seluruh dunia. Perusahaan
memiliki fasilitas manufaktur di 15 negara: Belgia, Brasil, Cina, Perancis, Yunani, India,
Indonesia, Jepang, Meksiko, Selandia Baru, Portugal, Afrika Selatan, Korea Selatan, Amerika
Serikat, dan Venezuela.
Pendekatan Manajemen
Perusahaan didirikan berdasarkan prinsip-prinsip of sustainability dengan selling
easy-to-use, kualitas yang tinggi, produk durable, memberdayakan perempuan melalui
peluang bisnis kami, memiliki hubungan dengan masyarakat, dan kepedulian terhadap
lingkungan.
Indikator Kinerja Dalam Aspek Ekonomi, Lingkungan, Dan Sosial.
Bersumber pada Sustainability Report pada hal 19, indikator kinerja yang meliputi
ekonomi, lingkungan, dan sosial tergambar dalam tujuan perusahaan pada gambar 5.
Indikator kinerja yang ditetapkan perusahaan sejalan dengan Tripple Bottom Line yang
dikembangkan oleh Elkington (1997). Bersumber dari Sustainability Report p. 7 “Key
Financial Indicator” sebagai bentuk tanggungjawab yang diberikan oleh shareholder berikut
adalah perkembangan dari sisi finansial yang diperoleh perusahaan pada gambar 6. Dari
perspektif lingkungan (environment), Tupperware mengembangkan program “Pollution
Prevention & Resource Conservation” dengan tujuan untuk mengurangi, menggunakan
kembali (reuse) dan mendaur ulang kertas, kardus, kayu, energi, air dan plastik untuk
melestarikan sumber daya (resoursces) sambil menabung. Perkembangan upaya ini
ditampilkan dalam Gambar 7. Tanggung jawab Human Health sebagai bentuk
tanggungjawab pada stakeholder dilakukan dengan pelatihan health and safety di setiap
pabrik sebagai kontrak dengan serikat pekerja, audit kepatuhan pada peraturan yang berlaku,
dan adanya Emergency Response Program
Sustainable Development Tupperware dalam Perspektif Green Bussiness
Sustainable Development sebagai perwujudan Green Economy dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dari sudut pandang teori yang mendasari, sebagaimana telah
dipaparkan sebelumnya didasarkan pada Impression Management Theory, Stakeholder
Theory, Legitimacy Theory, dan Concession Theory. Impression Management Theory
mendasarkan pada Sustainability Report yang dipublikasikan sebagai upaya brand building
dan pencitraan yang dibangun perusahaan (Schenker,1980;Lanoizele´e,2011;Friedman,1998).
Stakeholder Theory dalam penelitian ini ditekankan pada peran manusia sebagai stakeholder
yang memiliki pengaruh dalam operasional perusahaan ( Branco & Rodriguez,2007).
Upaya melaksanakan Green Business sebagai tujuan jangka panjang perusahaan dalam
sudut pandang Legitimacy Theory upaya ini memperoleh legitimasi
(Matthew,1993;Suchman,1995;Lindblom,1994). Pelaporan dari sudut pandang Concession
Teory muncul karena perusahaan mendapat hak konsesi dari negara (Deegan,1994). Green
Business yang dilakukan oleh perusahaan telah memenuhi definisi
en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_business yang dikuatkan dengan indikator kinerja
588 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
manajemen dalam Gambar 5. Selain itu hal ini sejalan dengan Elkington (1997) dalam
Konsep Triple Bottom Line. Figge & Hahn (2004) menyebutkan, Green Businness yang
dilaksanakan sebagai upaya menciptakan nilai jangka panjang (long term value) dengan
mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Simpulan
Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa, dalam menuju ASEAN Ecomonic
Community 2015, Sustainability Report merupakan laporan yang dapat digunakan untuk
menunjukkan transparansi yang dilakukan oleh perusahaan. Laporan ini merupakan media
publikasi untuk menginformasikan green business yang dilakukan perusahaan. Bersumber
dari Sustainability Report Tupperware tersirat bahwa, ada keinginan untuk memberikan
memberikan peluang bagi wanita untuk menambah pendapatan dengan menjual produk yang
ramah lingkungan. Dalam tinjauan Akuntansi Sosial dan Lingkungan upaya Sustainable
Development merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan sosial dan pemanfaatan
sumber daya lingkungan dalam bentuk tanggung jawab ekonomi, sosial, dan lingkungan.
IMPLIKASI DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Konsekuensi logis dari Sustainable Development dalam pelaporan Sustainability
Report yang dilakukan bukan hanya sebagai upaya pencitraan untuk memunculkan image
positif pada stakeholder. Publikasi Sustainability Report diharapkan sebagai upaya nyata
yang dilakukan perusahaan dalam memenuhi tanggungjawabnya kepada stakeholder dalam
rangka mencapai Green Business.
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penelitian ini sangatlah bersifat
subyektif karena keterbatasan sudut pandang dalam penelitian. Agenda untuk penelitian
mendatang, diharapkan dapat mengkomparasikan dari beberapa sustainability report dari
beberapa perusahaan sejenis sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat menunjukkan
variasi dari sisi pelaporan dalam tinjauan Akuntansi Sosial dan Lingkungan.
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT...( Rachmawati Meita Oktaviani, Pancawati Hardiningsih) 589
DAFTAR PUSTAKA
Annisaavianti, 2010, kognisi-sosial-berpikir-mengenai
du...,Available:http//www.annisaavianti.wordpress.com/
A.Sobur, 2009 Analisis Teks Media,; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, Penerbit : Rosda.
A.Chariri & F. Aji, N., 2009; Retorika Dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility:
Analisis Semiotik Atas Sustainability Reporting PT Aneka Tambang Tbk,
Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang.
Basyit. 2005. “Eropa: Sustainability Reporting Sudah Menjadi Kewajiban”. Akuntansi, Edisi
47, Tahun XII, Juli 2005. Hal.18-19.
B Taman Achda , “Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social Responsibility dan
Implementasinya di Indonesia “ www.menlh.go.id / serbaserbi/ csr/sosiologi.pdf, 18
Oktober 2008
Branco, M.C. dan Rodriguez,L.L., 2007, ‘Positioning Stakeholder Theory within the Debate
on Corporate Social Responsibility’, EJBO (Electronic Journal of Business Ethics
and Organization Studies, Vol. 12 No.1.
Cerin. P, 2002, ”Communication in Corporate Enviromental Report”,Corporate Social
Responsibility and Enviromental Management, Vol.9, Hal 46-66.
Daniri, Achmad., 2007, ‘Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan’, diakses dari
www.kadin-indonesia.or.id.
590 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Elkington, J.1997, “Cannibals with Forks: the Triple Bottom Line of 21st Century Business”,
Capstone
F. Q.Lanoizele´e.,“Are Competition And Corporate Social Responsibility Compatible? (The
Myth of Sustainable Competitive Advantage )”, Society and Business Review, Vol. 6
No. 1,pp.77-98, 2011.
Figge, F., and T Hahn, 2004, Sutainable Value Added-Measuring Corporate Contribution to
Sustainability beyond Eco-Efficiency, Ecological Economic 48:173-187
Friedman,M., 1988, ‘The Social Responsibility of Business is to Increase its Profit’, McGraw-
Hill.
Fujiah (2010), Fujiasih, Available:
http//www:repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_056246_chapter2.
Lindblom, C.K., 1994. ‘The Implications of Organization Legitimacy for Corporate Social
Responsibility and Disclosure’, Paper presented at the Critica; Perspective on
Accounting Conference, New York.
Makna Ani Marlia, “Pentingnya Implementasi Corporate Social Responsibility Pada
Masyarakat Indonesia; 25 Oktober 2008
Mathews, M.R., 1993, ‘Socially Responsibility Accounting’, Chapman and Hall, London.
Nurdiana R, 2011, rexxarsosio.wordpress.com/.../sustainable-develop...
Nuryana, Mu’man.2005 , “Corporate Social Resposibility dan Kontribusi bagi Pembangunan
Berkelanjutan” , Makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerjaan Sosial Industri,
Balai Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung 5 Desember.
Oktaviani. R.M., 2010, Analisis Fenomenologi Pelaksanaan: Corporate Social Responsibility
Sebagai Realita Strategi Perusahaan (Study Kasus pada PT APAC INTI CORPORA,
Bawen), Thesis S2 Tidak Dipublikasikan, Universitas Diponegoro
Rachmawati M.O, & Pancawati H, 2012 Proceeding, Discourses Analysis: Corporate Social
Responsibility And Corporate Sustainable Development 2009 HOLCIM.
Royce D.B,. Christopher J.S.,and Charlotte J.W.,2011, “Eco-Effective Management: An
Empirical Link between Firm Value and Corporate Sustainability”,Accounting and
the Public Interest, Vol 1, p 1-15
Sieagal, Yakir.,2009 Sustainabiliy For CEOs, ABI/ INFORM Research, page.45
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT...( Rachmawati Meita Oktaviani, Pancawati Hardiningsih) 591
Schlenker, Barry R., 1980, ‘Impression Management: The Self-Concept,Social Identity, and
Interpersonal Relations’. Monterey/California: Brooks/Cole.
Sugiyono. 2007, ‘Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D)’, Bandung: Alfabeta.
Waldman, David, 2009, “Corporate Social Responsibility: What It Really Is, Why It’s So
Important, And How It Should Be Managed”, School of Global Management and
Leadership, Arizona State University.
(2010),Definition context use
.Available:http//id.shvoong.com/humanities/linguistics/22283
592 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Lampiran:
Gambar 1. Mekanisme Discourses Analysis
Gambar 2. Tripple Bottom Line, Elkington,1997
Gambar 3. Kerangka Model Penelitian
• Sustainability Report
Teks
• Sustainable Developmen
t
Konteks Sosial
•Green Economic
Kognisi Sosial
Profit
Planet People
Sustainable Development
Ak. Sosial & Lingkungan
Pedoman Pengungkapan
Standar Pengungkapan
Green Business Theory
DISCOURSES ANALYSIS: SUSTAINABLE DEVELOPMENT...( Rachmawati Meita Oktaviani, Pancawati Hardiningsih) 593
Gambar 4. Sustainability Reporting Tupperware
Gambar 5. Goal and Objectives Of Tupperware Brands Corporate
Gambar 6. Indikator Kinerja Keuangan