download fullpapers jpkk721e4c1bd5full

Upload: ahmad-syaifuddin

Post on 28-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Download Fullpapers Jpkk721e4c1bd5full

    1/6

    Health Belief Model pada Pasien Pengobatan Alternatif

    Supranatural dengan Bantuan DukunSyaikhul FananiTriana Kesuma DewiFakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

    Abstract.This study aims to determine how health beliefs of the patients supernatural alternativemedicine with the help of a dukun views of theory of Health Belief Model. Alternative medicinebecame rampant phenomenon lately. Various types of treatment methods both of which usethe plant as medicine or use things like prayer and mantra suprantural. The study involvedtwo participants who ever take medication to alternative medicine suprantural. Subject I is a

    cleaning service ocer at one of the universities in Malang (30 years. Subjects II is a driver (28years). Study uses a qualitative approach to the case study method. Technique of data analysisused in this study is the analysis thematic. These results indicate that the patients perceptionof alternative medicine with the help of supernatural shaman originated from their belief thatthey experienced a strange disease. Dierent family backgrounds make their perception of notreatment-related dierences. There are several factors that establishes the basis for the shamanto the treatment; family, personal experience, the cost of treatment, which treatment method issimple and rapid healing.

    Keywords : Health Belief Models; Alternative Medicine; Dukun

    Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepercayaan kesehatan pada pasien

    pengobatan alternatif supranatural dengan bantuan dukun dilihat dari teoeri Health BeliefModel. Pengobatan alternatif menjadi fenomena yang marak terjadi belakangan ini. Berbagaimacam jenis metode pengobatan baik dari yang menggunakan tanaman sebagai obat ataumenggunakan hal-hal suprantural seperti doa dan mantra. Penelitian ini melibatkan 2 orang

    partisipan yang pernah melakukan pengobatan ke pengobatan alternatif suprantural. Subjek Imerupakan seorang petugas cleaning servis di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang (30tahun. Subjek II merupakan seorang supir (28 tahun). Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan metode studi kasus. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitianini adalah dengan analisa tematik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi pasien

    pengobatan alternatif supranatural dengan bantuan dukun berawal dari bentuk kepercayaanmereka terhadap penyakit aneh yang mereka alami. Latar belakang keluarga yang berbedamembuat persepsi mereka terkait pengobatan ada perbedaan. Ada beberapa faktor yang

    menjadi alasan untuk melakukan pengobatan ke dukun yaitu; keluarga, pengalaman pribadi,biaya pengobatan, metode pengobatan yang sederhana dan kesembuhan yang cepat.

    Kata kunci :Health Belief Model; Pengobatan Alternatif; Dukun

    Korespondensi :

    Syaikhul Fanani, email : [email protected]

    Triana Kesuma Dewi, email : [email protected]

    Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Universitas Airlangga, Jl. Airlangga No. 4 - 6 Surabaya

    54 Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

    Vol. 03 No. 1, April 2014

  • 7/25/2019 Download Fullpapers Jpkk721e4c1bd5full

    2/6

    Syaikhul Fanani & Triana Kesuma Dewi

    Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

    Vol. 03 No. 1, April 201455

    PENDAHULUAN

    Fenomena pengobatan alternatif menjadisebuah topik yang sedang marak-maraknyabeberapa tahun ini. Pengobatan ini menjadisalah satu usaha yang dilakukan oleh masyarakatuntuk menyelesaikan permasalah kesehatan yangsedang mereka alami. Berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Eisenberg dkk (1996) diperkirakanbahwa sebanyak 425 juta orang di Amerikamelakukan kunjungan ke pengobatan alternatif,jumlah tersebut melebihi angka dari kunjunganmasyarakat Amerika ke dokter (Weiss dan Lynne,1996 dalam Novitasari , 2010). Sementara diIndonesia dari data yang diperoleh BPS tahun

    2003 menunjukkan bahwa sebanyak 30,67% daripenduduk Indonesia menggunakan pengobatanalternatif untuk mengatasi permasalahan terkaitkesehatan mereka. Persentase tersebut meningkatdua kali lipat dari tahun 1999 (Jauhari, Utami, &Padmawati, 2008).

    Metode pengobatan alternatif yangmasyarakat gunakan dalam pengobatan alternatifterkadang memang sangat tidak logis karenasangat tidak sesuai dengan konsep pengobatanmodern, seperti penggunaan media hewanuntuk transfer penyakit, penggunaan kekuatan

    supranatural, air doa dan lain-lain. Salah satunyaterjadi pada tahun 2009 di daerah Jombang.Pengobatan yang dilakukan oleh seorang anakberusia 10 tahun bernama Muhammad Ponari.Metode pengobatannya sangat sederhana, yaitudengan mencelupkan batu yang ada di tanganPonari ke dalam air kemudian meminumnya(Ilmie, Irfan, 2009). Tidak lama setelah fenomenaPonari, muncul fenomena pengobatan yang samadi Malang. Pengobatan yang dilakukan juga olehseorang anak yang baru berusia 11 tahun, bernamaDadang. Metode pengobatan yang dilakukanDadang bisa dibilang juga tidak jauh berbedadengan yang dilakukan oleh Ponari, yaitu denganmenggunakan media air. Hanya dengan caratersebut, banyak masyarakat yang merasakankesembuhan terhadap penyakit yang dideritanya(Aminudin, 2009).

    Penelitian Jauhari dkk tahun 2008menunjukkan bahwa banyak faktor yangmempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatanpengobatan alternatif. Beberapa faktor-faktoritu antara lain faktor pengalaman, ekonomi,kebudayaan. Fenomena pengobatan alternatif

    tersebut disebut etnomedisin. Etnomedisinadalah sebuah kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit yangmerupakan hasil dari perkembangan kebudayaanasli, eksplisit dan tidak berasal dari kerangkakedokteran modern (Anderson dan Foster, 1986).Anderson dan Foster membagi jenis etnomedisinmenjadi dua jenis yaitu sistem personalistikdan sistem naturalistik. Sistem personalistikmerupakan suatu sistem dimana penyakit(illness)disebabkan oleh intervensi dari suatu genyang aktif. Gen yang aktif yang dimaksud berupamakhluk supranatural (makhluk gaib atau dewa),makhluk yang bukan manusia (seperti hantu, rohleluhur, atau roh jahat) maupun makhluk manusia

    (tukang sihir atau tukang tenung). Sementarasistem naturalistik, mengakui adanya modelkeseimbangan dalam tubuh manusia. Sehatterjadi jika unsur-unsur yang ada dalam tubuh,seperti panas, dingin, cairan tubuh, yin dan yang,berada dalam keadaan seimbang (Anderson danFoster, 1986). Dan dalam penelitian ini, penelitiakan lebih memfokuskan kajiannya pada sistempersonalistik dimana dalam sistem pengobatan

    personalistikdikenal adanya istilah shaman ataudukun sihir.

    Istilah dukun sendiri tentunya sudah

    tidak asing lagi di masyarakat kita sejak lamasampai era modern seperti ini. Pemanfaatanmetode pengobatan alternatif dukun ini tidakhanya dilakukan oleh orang-orang terpencil ataupedesaan tapi juga digunakan oleh masyarakatmodern. Representasi masyarakat pedesaanmemang masih memiliki tradisi atau kebudayaanyang sangat kuat. Wajar jika mereka masihmenggunakan metode pengobatan alternatif.Berbeda dengan masyarakat modern yang padadasarnya merupakan representasi orang-orangterpelajar yang berpikiran rasional. Merekatentunya akan lebih mengerti bahwa metode

    pengobatan alternatif dukun secara ilmiah kurangmasuk akal dan bertentangan dengan kerangkakedokteran modern yang sudah mereka ketahui(Putriyani, 2013). Berangkat dari fenomenainilah, peneliti ingin mengetahui bagaimanapersepsi para pasien terkait perilaku sehatmereka melakukan pengobatan alternatif denganmenggunakan teori psikologi kesehatan.

    Dalam kajian psikologi kesehatan,persepsi individu dalam melakukan atau memilihperilaku sehat dikaji dalam teori Health Belief

  • 7/25/2019 Download Fullpapers Jpkk721e4c1bd5full

    3/6

    Health Belief Modelpada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun

    Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

    Vol. 03 No. 1, April 201456

    Model (HBM). HBM adalah model kepercayaankesehatan individu dalam menentukan sikapmelakukan atau tidak melakukan perilakukesehatan (Conner, 2005). Teori HBM sendiridalam perkembangannya terdapat enam konstrukyaitu, Perceived susceptibility adalah konstruktentang resiko atau kerentanan (susceptibility)personal, dimana pada konstruk ini individudianggap mempunyai sebuah persepsi terhadapdirinya sendiri terkait apakah memiliki resikoyang tinggi atau tidak terhadap sebuah penyakit.Perceived Severity membicarakan keyakinanindividu tentang keseriusan atau keparahansuatu penyakit, hal ini biasanya terkait denganinformasi yang individu ketahui tentang

    penyakit yang dia alami. Selanjutnya konstrukperceived benetsyaitu terkait dengan pendanganseseorang terhadap nilai atau kegunaan dariperilaku sehat baru yang akan mereka lakukan,individu akan dihadapakan pada situasi apakahdia harus mengadopsi perilaku tersebut atautidak. Yang keempat perceived barriers atauhambatan yang dirasakan untuk berubah. Sebagaitambahan untuk empat keyakinan (belief) ataupersepsi, Health Belief Model juga mengajukansuatu konstruk lain yaitu Cues to Actiondimanadalam konstruk tersebut dijelaskan bahwa suatu

    perilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadiisyarat bagi sesesorang untuk melakukan suatutindakan atau perilaku. Terakhir adalah motivasi,dimana konstruk ini terkait dengan motivasiindividu untuk selalu hidup sehat. Terdiri ataskontrol terhadap kondisi kesehatannya sertahealth value(Conner, 2005). Melihat dari uraiandiatas, penelitian ini berusaha untuk menemukanbagaimana persepsi pasien pengobatan dukunterdahap pengobatan suprantural yang merekalakukan jika dilihat dari ke enam konstruk HBM.

    METODE PENELITIAN

    Pendekatan yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah kualitatif. Tipe penelitianini adalah studi kasus, yaitu tipe penelitian untukmempelajari fenomena khusus yang hadir dalamsuatu konteks yang terbatasi (bounded context)meskipun terkadang batas antara fenomena dankonteks tidak sepenuhnya jelas. Studi kasus yangdigunakan dalam penelitian ini adalah tipe studi

    kasus instrumental. Studi kasus instrumentaladalah jenis studi kasus yang dilakukan untukmeneliti suatu kasus unik tertentu. Tipe penelitianinstrumental bertujuan untuk memahami sebuahfenomena atau kasus unik tertentu dengan lebihbaik. Fokus dalam tipe penelitian ini adalah padakasusnya yang dijadikan sebagai instrumentutama dalam penelitian (Poerwandari, 2007).Kasus atau fenomena yang diangkat dalampenelitian ini adalah penggunaan pengobatanalternatif supranatural dukun.

    Penelitian ini menggunakan dua metodedalam mengumpulkan data, yakni denganwawancara dan dokumen hasil observasidituliskan dalam bentuk deskripsi sebagai catatan

    lapangan. Penulis harus mencantumkan nomor-nomor tertentu secara berurutan dari bariske baris dalam hasil tersebut. Dokumen yangberupa rekaman suara dari hasil wawancara harusdiproses dan dituliskan menjadi bentuk verbatimdan transkrip. Penulis harus memberikankode-kode tertentu dalam verbatim tersebut,yang mencakup inisial interviewee dan tanggalwawancara (bulan, tanggal, tahun). Contohnyapengkodeannya seperti MD0414 (artinya adalahwawancara dilakukan kepada subjek Md padatanggal 14 April 2014). Dalam penelitian ini,

    analisis data menggunakan analisis tematikdengan pendekatan Theory Driven, yaitumemformulasikan indikasi atau bukti-buktiyang mendukung suatu teori. Maka kode yangdigunakan berasal dari teori yang sudah ada.

    HASIL DAN BAHASAN

    HBM adalah sebuah konstruk teoretismengenai kepercayaan individu dalamberperilaku sehat (Conner, 2005). HBM terdiridari enam konstruk Perceived susceptibility,

    Perceived Severity, Perceived Benets dan PerceivedBarriers, Cues to Action dan Health motivation. Keenam kostruk tersebut merupakan pokok utamaHBM dalam memahami bagaimana persepsiterhadap perilaku sehat yang dilakukan. Darihasil penemuan dalam peneltiian, HBM pasienpengobatan alternatif supranatural dukun diawalidari kepercayaan atas kerentanan diri (Perceivedsusceptibility) terkena penyakit kiriman orang.Keyakinan terhadap penyakit kiriman ini timbulkarena kondisi penyakit yang tidak kunjung

  • 7/25/2019 Download Fullpapers Jpkk721e4c1bd5full

    4/6

    Syaikhul Fanani & Triana Kesuma Dewi

    Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

    Vol. 03 No. 1, April 201457

    sembuh, pemeriksaan kedokteran yang tidakseseuai dengan kondisi yang dirasakan, dan gejala-gejala sakit yang dianggap sangat aneh. Pemikiran-pemikiran mengenai penyakit aneh ini terbentukkarena adanya beberapa faktor yang sangat kuat.Faktor-faktor itu seperti pengalaman mengetahuipengobatan dukun, pengalaman dalammengetahui penyakit, faktor keluarga, temandekat serta lingkungan tempat subjek tinggal.Dari hasil penemuan peneliti, faktor keluargaatau orang terdekat menjadi faktor yang palingmenentukan (cues to action) keputusan dalammelakukan pengobatan ke dukun. Disampingitu pula, kepercayaan terkait keparahan yangmereka rasakan terhadap penyakitnya, manfaat

    yang mereka dapatkan terhadap pengobatandukun yang mereka lakukan juga menjadi halyang membuat subjek tetap percaya melakukanpengobatan ke dukun.

    Subjek 1 (RY)Subjek RY sebenarnya sudah lama

    mengetahui pengobatan dukun. Sejak kecilmemang keluarganya sudah pernah melakukanpengobatan ke dukun untuk mengatasi penyakit.Menurutnya kerentanan seseorang terkaitpenyakit ghaib ini bisa disebabkan permasalahan

    dengan seseorang, seperti perkelahian atau sikapkita ke orang lain. Penyakit aneh subjek diawalidengan rasa sakit dibagian pinggang dan areaperutnya. Namun hasil pemeriksaan membuatsubjek terkejut karena tidak ditemukan penyakitapapun didalam tubuhnya secara medis. Hasilpemeriksaan tersebut membuat subjek yakinbahwa penyakit yang dia derita memang bukanberasal dari Allah melakinkan memang kirimandari orang lain. Bahkan dokter yang merawatnyajuga menyarankan subjek untuk melakukanpengobatan ke orang pintar. Pernyataan doktertersebut membuat subjek semakin yakin untuk

    melakukan pengobatan ke dukun. Subjekmenganggap bahwa dukun bisa menyembuhkanpenyakit yang menyebabkan rasa sakit yang luarbiasa di tubuh subjek.

    Rasa sakit yang luar biasa dirasakanoleh subjek membuat subjek merasa percayabahwa terdapat sebuah benda asing yang beradadidalam tubuhnya. Bahkan subjek percaya jikapenyakitnya itu sangat parah dan bisa membuatdirinya meninggal dunia. Ketakuatan akan rasasakit itu juga membuat subjek merasa bahwa

    kondisi sakitnya itu muncul jika berada di luarrumah saja. Subjek percaya bahwa rasa sakit itutidak akan muncul di rumah namun ketika diameninggalkan rumah maka dia percaya bahwarasa sakit itu pasti bisa muncul sewaktu-waktu.

    Metode pengobatan dukun sendirisangatlah sederhana, yaitu dengan mengoleskankunyit dibagian yang sakit. Metode tersebutmenurut subjek lebih efektif daripada pengobatandokter yang harus mengkonsumsi obat-obatan.Subjek merasa percaya bahwa pengobatan itumembawa manfaat berupa kesembuhan jikasubjek memakainya. Rasa sakit yang dirasakansubjek bisa hilang secara cepat jika mengoleskankunyit tersebut. Selama proses penyembuhan

    penyakit, pihak keluarga dan teman memberikandukungan sepenuhnya terhadap subjek. Tidakada seorangpun yang melarang subjek untukmelakukan pengobatan ke dukun. Hal inimenjadi motivasi sendiri bagi subjek untukterus melakukan pengobatan ke dukun. Selainitu, proses pengobatan yang cepat dengan biayayang murah membuat subjek menjadi semakintermotivasi untuk tetap melakukan pengobatanke dukun.

    Subjek 2 (YT)

    Pengalaman subjek terkait pengobatansupranatural ini sebenarnya adalahpengalamannya yang pertama. Subjek bersamakeluarganya sebenanrnya tidak pernah melakukanpengobatan ke dukun. Subjek merasa penyakityang dialami merupakan penyakit aneh yangbaru pertama kali subjek rasakan. Selama prosespengobatan dirumah sakit, subjek mendapatakanperawatan secara medis. Meski begitu, subjektidak merasakan kesembuhan yang signifkanterhadap penyakitnya. Kondisi subjek memangsempat membaik tetapi hal itu terjadi jika subjekselesai mengkonsumsi obat. Beberapa jam setelah

    itu rasa sakit subjek akan muncul lagi. Semakinhari Subjek merasa bahwa rasa sakitnya sudahtidak wajar lagi dan subjek sangat takut tidak bisasembuh dari penyakitnya. hal ini membuat subjekdan istri merasa khawatir bahwa penyakit yangdiderita subjek bukanlah penyakit pemberianAllah, melainkan penyakit kiriman orang lain yangtidak suka dengan mereka. Dokter menyebutkanbahwa penyakit yang diderita subjek adalah tifus.Tetapi anehnya rasa sakit yang muncul tidakhanya dari perut yang mengindikasikan sakit

  • 7/25/2019 Download Fullpapers Jpkk721e4c1bd5full

    5/6

    Health Belief Modelpada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun

    Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

    Vol. 03 No. 1, April 201458

    tifus, tetapi juga muncul di kepala subjek. Dalamkondisi seperti itu, subjek akhirnya memutuskanuntuk melakukan pengobatan ke dukun. Hal inidia lakukan atas saran dari keluarga terutamakeluarga istrinya.

    Hanya dengan metode pengobatandukun ternyata subjek merasakan manfaat yangcukup bagus. Subjek merasa penyakitnya secaraberangsur mengalami perkembangan menjadilebih baik. Kesembuhan itulah yang membuatsubjek akhrinya percaya akan manfaat pengobatandukun yang dia lakukan. Subjek optimis jikasetelah pengobatan dukun maka subjek sudahdiperbolehkan pulang.

    Setelah subjek keluar dari rumah sakit,

    proses pengobatannya masih tetap berlangsung.Hal ini dilakukan karena subjek ternyata masihsering mengalami rasa sakit. Rasa sakit yang dialamisubjek biasanya akan muncul setiap menjelangpetang. Subjek merasa akan percuma melakukanpengobatan ke dokter karena pengalamannyayang sudah pernah tetapi tidak mendapatkankesembuhan. Subjek juga mempertimbangkanbiaya yang dia keluarkan jika dia pergi ke dukun.Bianya akan lebih murah karena dukun tidakmemasang tarif seperti dirumah sakit. Si dukunmau menerima berapapun pemberian subjek

    bahkan jika memang subjek tak mampu, subjekdiperbolehkan untuk tidak memberi apa-apa.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Persepsi pasien pengobatan dukun terhadappengobatan supranatural bermula dari persepsipasien terkait konsep sakit kiriman yang pasienalami. Hal ini membuat persepsi pasien terkaitkerentanan penyakit mengarah kepada bagaimanahubungan pasien kepada orang lain. Pasien

    mepresepsikan bahwa penyakit bisa saja datangkarena hubungan yang tidak baik dengan oranglain, sehingga pasien mengirimkan penyakittersebut.Penyakit kiriman yang dialami, dipersepsikanpasien bisa mengakibatkan hal-hal yang tidakdinginkan. Rasa sakit yang pasien rasa tidakwajar membuat pasien takut tidak sembuhbahkan kemungkinan terburuk bisa membuatdirinya meninggal. Persepsi tentang keseriusanpenyakitnya bahkan membuat pasien selalu takut

    dengan gejala-gejala sakit yang bisa muncul dalamwaktu-waktu tertentu,Pasien pengobatan dukun percaya bahwa sakityang pasien alami bisa sembuh dengan melakukanpengobatan ke dukun. Pasien percaya bahwapenyakit yang pasien rasakan adalah penyakit anehsehingga membutuhkan bantuan seorang dukununtuk menyembuhkannya. Pasien menganggapseorang dokter tidak memiliki kemampuan untukmenyembuhkan sehingga percuma berobat kesana. Dokter dalam pengobatan supranaturaldipersepsikan pasien dukun bisa menjadipenghambat dalam melakukan pengobatan.Keluarga berperan penting dalam membentukpersepsi terhadap penggunaan pengobatan

    supranatural. Keluarga juga berperan dalammemotivasi diri pasien untuk terus melakukanproses penyembuhan supranatural. Disampingitu, kondisi penyakit yang berangsur-angsurbaik setelah melakukan terapi dukun membuatpasien termotivasi untuk terus berobat. Pasiendukun juga memprsepsikan bahwa biaya yangdikeluarkan untuk berobat ke dukun lebihmurah dan prosesnya yang begitu sederhanadibandingkan ke dokter.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,peneliti menentukan beberapa saran untuk

    diperhatikan. Peneliti selanjutnya hendaknyamemperhatikan karateristik pasien. sehingga datayang diperoleh tentang HBM lebih kaya. Pasienpengobatan dan keluarga pasien hendaknyalebih mempertimbangkan faktor-faktor laindalam memilih pengobatan dalam menanganipenyakitnya. Hal ini untuk mengurangi faktorresiko yang bisa saja terjadi karena pengobatanalternatif yang dilakukan tanpa pengetahuannsecara ilmiah. Pemerintah dan dinas kesehatansetempat hendaknya sering melakukanpenyuluhan kesehatan terutama terkaitkerentanan dan keparahan sebuah penyakit. Hal

    ini dikarenakan dua pokok permasalahan ituyang menjadi hal yang paling menonjol terkaitpengobatan ke dukun. Penyuluhan kesehatanini diharapkan tidak hanya mengenai penyakit-penyakit secara medis tetapi penyakit secarapsikologis karena dikhawatirkan beberapapenyakit yang dialami pasien penelitian sebagaifaktor psikologis yang sangat kuat.

  • 7/25/2019 Download Fullpapers Jpkk721e4c1bd5full

    6/6

    Syaikhul Fanani & Triana Kesuma Dewi

    Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

    Vol. 03 No. 1, April 201459

    PUSTAKA ACUAN

    Aminudin, M. (2009, 16 Desember). Dukun Cilik Tiban Muncul di Malang. Detiknews.com. Diaksespada tanggal 22 Juli 2014 dari http://news.detik.com/surabaya/read/2009/12/16/135648/1261175/475/dukun-cilik-tiban-muncul-di-malang?nd771104bcj.

    Anderson, G.B., & Foster, G.M. (1986). Antropologi Kesehatan (Terjemahan oleh Suryadama, P &Swasono, M). Jakarta : UI-Press

    Conner, M., & Norman, P. (2005). Predicting Health Behavior (2nd ed).London: Open University Press.Ilmie, Irfan. (2009, 23 Februari). Fenomena Ponari dalam Tinjauan Medis dan Sosiologi. Kompas[on-line].

    Diakses pada tanggal 27 Mei 2014 dari http://health.kompas.com/read/2009/02/23/18095223/Fenomena.Ponari.dalam.Tinjauan.Medis.dan.Sosiologi.

    Jauhari, A., Utami, M., & Padmawati, R. (2008). Motivasi dan Kepercayaan Pasien Untuk Berobat keSinse. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol 24.

    Novitasari, A. (2010). Pengobatan Transfer Energi (Studi Deskriptif) Tentang Pengobatan Transfer

    Energi Sebagai Salah Satu Metode untuk Pengobatan Tradisional di Sidoarjo.Surabaya: JurusanAntropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlngga.

    Putriyani, P. (2013). Persepsi tentang Kesehatan Diri dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PerilakuBerobat Ke Dukun Cilik Ponari. EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi,2(1).