AHSANA MEDIA Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman P-ISSN : 2354-9424 Vol. 5, No.2 Juli 2019 E-ISSN : 2549-7642 http://journal.uim.ac.id/index.php/ahsanamedia
URGENSI KONTINUITAS PENGAWASAN ORANG PADA ANAK (STUDI KASUS ANAK PEMAKAI
NARKOBA DI KABUPATEN SUMENEP)
Oleh: Jamiliya Susantin
(FAI Universitas Islam Madura )
Email : [email protected]
ABSTRAK Narkoba di Indonesia semakin merajalela, semakin dilarang semakin banyak yang melanggar. Tidak hanya
didaerah kota dipelosok desapun sudah tidak asing lagi. Terbukti di daerah Sumenep-Madura tidak sedikit
pemakai dan pengguna narkoba, khususnya di daerah timur daya Sumenep yang merupakan lokasi pinggiran
pelabuhan yang sangat mudah adanya transaksi jual beli narkoba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan pengawasan orang tua pada anak, karena ketika anak yang mendapatkan pengawasan penuh dari orang
tua kemungkinan kecil tidak akan terjerumus pada pergaulan bebas. Selain itu juga untuk memberikan stimulus
kepada masyarakat bahwa narkoba membawa akibat buruk untuk masa depan anak sebagai generasi muda dan
generasi bangsa. Metode yang digunakan kualitatif-diskriptif dengan pendekatan case study. Subjek dan tahapan
penelitian adalah observasi, dokumentasi dan wawancara orang tua dan anak pemakai narkoba.
Kata Kunci: Kontinuitas, Pengawasan Orang Tua, Anak Pemakai Narkoba.
ABSTRACT Drugs in Indonesia are increasingly rampant, the more it is banned, the more violates it. Not only in the remote areas of
the city in the village are familiar. It has been proven that in the Sumenep-Madura area there are not a few drug users
and users, especially in the southwestern area of Sumenep which is a port location which is very easy for buying and
selling drugs. The purpose of this study was to determine the relationship of parental supervision in children, because
when a child who gets full supervision from a parent is unlikely to fall into promiscuity. In addition, it is also to provide
stimulus to the public that drugs have bad consequences for the future of children as young people and the nation's
generation. The method used is descriptive qualitative with a case study approach. The subjects and stages of the
research are the observation, documentation and interviews of parents and children who use drugs.
Keywords: Continuity, Parental Control, Child Drug Use.
A. PENDAHULUAN
Orang tua adalah orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik anak dengan penuh tanggungjawab dan dengan kasih sayang. Orang tua (keluarga) yang bertanggung jawab yang paling utama atas perkembangan dan kemajuan anak .
Dalam keluarga orang tua sangat berperan sebab dalam kehidupan anak waktunya sebagian besar dihabiskan dalam lingkungan keluarga apalagi anak masih di bawah pengasuhan atau anak usia sekolah dasar yaitu antara usia (0‐12 tahun), terutama peran seorang ibu. Anak mulai bisa mengenyam dunia pendidikan dimulai dari kedua orang tua atau mulai pada masa kandungan, ayunan, berdiri, berjalan dan seterusnya. Orang tualah yang bertugas mendidik. Dalam hal ini (secara umum) baik potensi psikomotor, kognitif maupun
potensi afektif, disamping itu orang tua juga harus memelihara asmaniah mulai dari memberi makan dan penghidupan yang layak.. Dan itu semua merupakan beban dan tanggung jawab sepenuhnya yang harus dipikul oleh orang tua sesuai yang telah diamanatkan oleh Allah SWT.
Mengingat anak adalah aset bagi orang tua, investasi SDM (Sumber daya Manusia) di masa mendatang yang tentunya harus dipersiapakan sedini dan sebaik mungkin agar anak mempunyai potensi yang baik.
Orang tua adalah guru petama bagi anaknya, sedangkan hubungan guru dengan muridnya sama dengan orang tua dengan anaknya. Hal ini perlu dikaji bahwa tugas guru adalah mengajar dijam sekolah sedang di luar sekolah anak menjadi tanggung jawab orang tua, maka peran orang tua lebih banyak dari pada guru di sekolah.
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
53
Bentuk Pengawasan orang tua yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk memperhatikan, mengamati dengan baik segala aktivitas anaknya dalam fungsinya sebagai guru dalam rangka mengembangkan aspek jasmaniah dan rohaniah anaknya, sehingga anak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya, keluarga dan lingkungannya dalam rangka membentuk kepribadian anak.
Mengingat pengawasan orang terhadap anak yang sudah dewasa ini mulai terkikis akibat dari kesibukan orang tua bekerja, diketahui bahwa jam kerja padat sehingga waktu luang untuk mendidik anak kurang maksimal, dan control terhadap anak tidak terpenuhi maka akan berakibat pergaulan bebas anak. Tidak sedikit anak ramaja saat yang sudah terjerumus dengan adanya narkoba, banyak cara untuk memperolehnya, di Sumenep merupakan kabupataen tertinggi pemakai dan pengguna narkoba.1
Bahaya narkoba akan berakibat fatal dan akan merusak masa depan anak remaja. Adapun bahaya tersebut adalah a. Otak dan syaraf dipaksa untuk bekerja di
luar kemampuan yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak wajar
b. Peredaran darah dan Jantung dikarenakan pengotoran darah oleh zat-zat yang mempunyai efek yang sangat keras, akibatnya jantung di rangsang untuk bekerja di luar kewajiban.
c. Pernapasan tidak akan bekerja dengan baik dan cepat lelah sekali
d. Penggunaan lebih dari dosis yang dapat ditahan oleh tubuh akan mendatangkan kematian secara mengerikan.
e. Timbul ketergantungan baik rohani maupun jasmani sampai timbulnya keadaan yang serius karena putus obat. (Hawari, dadang, “Narkoba Strategi Global Hancurkan Generasi Muda”.
1 Baca http://sumenepkab.go.id/berita/baca/pengguna-
narkoba-di-sumenep-tertinggi-se-madura diakses pada 24-
08-2018
Melihat fenomena ini penulis menarik melakukan penelitian tentang Urgensi Kontinuitas Pengawasan Orang Tua Terhadap Anak (Studi Kasus Pada Anak Pemakai Narkoba di Kabupaten Sumenep). Metode Penelitian 4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan secara purposive. Penelitian dilakukan di wilayah kabupaten sumenep dengan berbagai pertimbangan. Di lokasi tersebut banyak sekali berita yang beredar penangkapan penyalahgunaan narkoba baik kalangan anak-anak juga remaja.
4.2 Tahapan Penelitian Adapun langkah-langkah penelitian
dan pengembangan yang ditempuh oleh peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan, tahap ini terdiri dari kegiatan menyusun ataupun merancang rencana penelitian, memilih lapangan penelitian, memilih dan memanfaatkan informasi, menyiapkan perlengkapan penelitian dan mengantisipasi persoalan etika penelitian.
2) Tahap Lapangan Pada tahapan ini adalah
memahami atau kontek penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan berperan serta dalam pengumpulan data yaitu di Kabupaten Sumenep.
3) Tahap Analisis Data Tahap ini merupakan kegiatan
penyusunan laporan terhadap hasil kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
4.3 Model penelitian Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
54
kualitatif-diskriptif. Menurut Tadjoer Ridjal penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan dibalik realita. penelitian kualitatif diskriptif ini adalah berupa penelitian dengan metode pendekatan case study. Penelitian case study ini dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang terjadi serta interkasi lingkungan unit social tertentu yang bersifat given. Subjek dari penelitian ini adalah bersifat individual, yakni orang tua korban pemakai narkoba.
4.4 Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa metode: a. Wawancara (Interview)
wawancara menyerupai percakapan sehari-hari, namun focus pada data yang ingin diperoleh peneliti. Metode wawancara “mencakup cara yang digunakan seseorang untuk tujuan tertentu guna mendapatkan keterangan pendirian secara lisan dari seorang responden melalui percakapan”.2
Table 1 informan penelitian dan tema wawancara
No Informaninforma
n 4 Tema Wawancara
2 Kontjaraningrat, ed. Metode-Metode Penelitian
Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 162
5 Kepala Satres Narkoba
Permohonan data penyalahgunaan Narkoba
6 Kepala BNN Sumenep
Permohonan data dan bentuk pencegahannya
7 Psikolog Bentuk pengawasan orang tua untuk mencegah penyalahgunaan narkoba
8 Orang Tua Korban Bentuk pengawasan orang tua pada anak
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertolongan indra mata. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian unruk menjawab pertanyaan penelitian.
Adapun bentuk observasi adalah observasi kelompok, yakni pengamatan yang dilakukan oleh tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
c. Dokumentasi Dokumentasi adalah merupakan bahan tertulis yang dibutuhkan peneliti yang dapat dimanfaatkan sebagai penguji, menafsirkan bahan untuk mendiskripsikan dan menganalisa seperti buku, jurnal, salinan putusan dan Undang-Undang. Dokumentasi tersebut digunakan untuk menggali data tentang Urgensi Kontinuitas Pengawasan Orang Tua Terhadap Anak (Studi Kasus Pada Anak Pemakai Narkoba Di Kabupaten Sumenep).
4.5. Analisis Data Pengumpulan dan analisi data
dilakukan secara terpadu, maksdunya telaah dikerjakan sejak dilapangan, yaitu dengan penyusunan data atau bahan empiris (synthesizing) menjadi pola dan berbagai kategori secara tepat. Bahan empiris yang terhimpun kemudian dianalisis dengan menggunakan tiga langkah yang disarankan Miles dan
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
55
Huberman yakni reduksi data, pemaparan bahan empiris dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.3
Hasil dan Pembahasan 1.1. Hasil
A. Kasus Penyalahgunaan Narkoba pada
Kalangan Anak di Bawah Umur di
Kabupaten Sumenep
Data yang diperoleh dari portal
berita:
1. Angka penyalahgunaan narkoba di
Sumenep mendominasi kasus yang
diselesaikan oleh Pengadilan Negeri
Sumenep dengan rentang usia dari
pengguna adalah 20-50 tahun4.
2. Pada rabu 29 Mei 2019 polres
Sumenep menggerebek pesta sabu
yang dilakukan oleh lima orang,
empat orang remaja laki-laki sebagai
pengguna dan satu orang perempuan
dewasa sebagai pengedar. Keempat
remaja tersebut adalah RNP (21),
warga Desa Karang Anyar,
Kecamatan Kalianget, IR (22), warga
Desa Pangarangan, Kecamatan Kota,
NI (22), warga Desa Marengan Daya,
Kecamtan Kota, dan UDIN (22),
3 Analisis Penelitian Kualitatif model Miles Dan
Huberman. Ebook, hlm. 6 4
https://radarmadura.jawapos.com/read/2018/10/12/98
357/jumlah-kasus-narkotika-mendominasi-di-sumenep
diakses pada tanggal 10 Juli 2019
warga Desa Baban, Kecamatan
Gapura5.
Data yang diperoleh dari Kepala
Satuan Resort Narkoba Polres Sumenep
meliputi:
1. Selama tahun 2018, pengguna
narkoba yang tangkap polres sumenep
lebih meningkat dari pada tahun 2017.
Jumlah kasus yang ditangani polres
sumenep selama tahun 2018 sebanyak
78 kasus narkoba dengan tersangka
sebanyak 102 orang. Sedangkan pada
tahun 2017, Polres Sumenep hanya
mengungkap kasus narkoba sebanyak
56 dengan tersangka sebanyak 69.
2. Pada Januari sampai dengan Mei 2019
kasus narkoba yang diungkap oleh
polres sumenep 48 kasus dengan
tersangkan 56 orang.
3. Kelompok usia pengguna narkoba
yang paling banyak adalah 20-35
tahun sedangkan untuk kasus dibawah
umur (17 tahun ke bawah) masih
tercatat 2 kasus dengan 2 tersangka
yaitu inisial IR (Dusun Kombang
Desa Dasuk Kecamatan Dasuk) dan
FA (warga desa Beraji kecamatan
gapura).
4. Penyebab remaja menjadi korban
narkoba adalah salah pergaulan
Data yang diperoleh Kepala
Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Sumenep
1. Program penindakan meliputi
rehabilitasi dan penangkapan yang
bekerjasama dengan Polres Sumenep.
2. Kasus narkoba yang melibatkan anak
usia di bawah 18 tahun yang
direhabilitasi oleh BNNK Sumenep
sepanjang tahun 2018 hingga Mei
2019 sebanyak 4 orang dengan inisial
GH (18 tahun, warga kecamatan
Gapura), HM (16 tahun, warga
kecamatan kota Sumenep), TR (17
tahun, warga desa Batang-Batang)
dan TB (17 tahun, warga kecamatan
batuputih)
5 https://mediamadura.com/2019/05/29/gerebek-pesta-
sabu-5-orang-di-sumenep-diamankan/ di akses pada
tanggal 10 Juli 2019
Pengum
pulan
data
Kesimpulan-kesimpulan:
Penarikan/Veri
fikasi
Reduksi
data
Penyaj
ian
data
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
56
3. Penyebab penyalahgunaan narkoba
pada remaja dikarenakan salah
pergaulan dan orang tua lepas control
dari pergaulannya.
B. Bentuk pengawasan orang tua pada
anak pemakai narkoba di kabupaten
Sumenep
Berdasarkan hasil penelitian ada di
Satreskoba, peneliti mendapatkan dua
kasus anak dibawah umur yang ditangani
Satreskoba. Adapun hasil wawancara
yang diperoleh dari orang tua korban
adalah:
Hasil wawancara pada orang tua
korban inisial IR (Dusun Kombang Desa
Dasuk Kecamatan Dasuk)
1. Latar belakang orang tua berasal dari
keluarga sedehana yang
kesehariannya menjadi kuli dan
petani.
2. Orang tua korban narkoba tidak tahu
sejak kapan anaknya mulai
mengkonsusmsi narkoba
3. Orang tua tidak banyak mengenal
teman-temannya
4. Orang tua sering abai terhadap anak
yang sering telat pulang dan pulang
hingga larut malam
Hasil wawancara yang kedua orang tua
korban inisial FA (warga desa Beraji
kecamatan gapura).
1. Orang tua sama sekali tidak melihat
keanikahan tingkah dari anaknya
selama ini
2. Orang tua terlalu royal kepada anak
3. Orang tua sering tidak mengetahui
pasti apa yang dibeli ketika meminta
uang dengan jumlah yang agak
banyak
4. Orang tua tidak pernah mengecek
barang yang dibeli saat meminta
uang untuk keperluan sepeda
anaknya.
C. Pengawasan orang tua pada anak
untuk mencegah pemakaian narkoba di
kabupaten Sumenep
Data yang diperoleh dari Lembaga
psikologi “Sumekar Psycological
Consultan” Kab. Sumenep
1. Pengawasan orang tua sangat
menentukan kehidupan anak
termasuk dalam narkoba.
2. Orang tua perlu mengenal teman-
teman terdekat dari anaknya
sehingga kalau ada salah satu teman
yang gelagatnya tidak baik, maka
orang tua harus sejak awal
memberikan peringatan kepada
anak-anaknya.
3. Mendidik anak tidak boleh terlalu
keras dan juga tidak boleh bebas.
Terlalu keras akan berakibat pada
anak akan semakin membangkang
orang tua, dan kalau terlalu bebas
akan membuat anak liar tanpa
pengawasan orang tua.
4. Orang tua harus sering mengecek isi
tas dan hp anaknya agar bisa
mengetahui secepat mungkin apa-
apa yang tidak diinginkan
Data yang diperoleh Kepala Badan
Narkotika Nasional Kabupaten Sumenep
1. Program BNNK Sumenep meliputi
pencegahan dan penindakan pelaku
narkoba.
2. Program pencegahan dilakukan
dengan berbagai sosialisasi baik
secara langsung ataupun tidak.
Sosialisasi langsung adalah
diadakan forum resmi untuk
melakukan sosialisasi kepada
masyarakat terutama kepada siswa
dan mahasiswa serta para orang tua.
Sedangkan sosialisasi tidak
langsung dilakukan dengan berbagai
media seperti iklan di radio,
pamphlet dan stiker yang berisi
himbauan untuk menjauhi narkoba.
1.2. Pembahasan
A. Kasus Penyalahgunaan Narkoba pada
Kalangan Anak di Bawah Umur di
Kabupaten Sumenep. Ketentuan batas usia dewasa seseorang
untuk melakukan perbuatan hukum dalam
beberapa peraturan perundang-undangan di
Indonesia diatur secara berbeda-beda.
Beberapa peraturan perundang-undangan
mengatur batas usia dewasa adalah 18 tahun
dan 17 tahun. Ada pula yang mengatur batas
usia dewasa adalah 21 Tahun. Berikut adalah
rinciannya
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
57
a. Batas usia dewasa 21 tahun :
1) Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan
3) Kompilasi Hukum Islam
b. Batas usia dewasa 18 tahun :
1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1997 Tentang Pengadilan Anak;
2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 Tentang Hak Asasi Manusia;
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak;
4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan;
5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan;
6) Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2007 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan
Orang;
7) Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2008 tentang pornografi
8) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 Tentang Perubahan Atas
UndangUndang Nomor 30 Tahun
2004 Tentang Jabatan Notaris;
Dari beberapa perbedaan yang
mengatur tentang batas usia dewasa dalam
undang-undang memberikan kesimpulan
bahwa yang masuk kategori usia anak
dibawah umur adalah usia dibawah umur 18
tahun.
Dari beberapa data tentang
penyalahgunaan narkoba di kabupaten
sumenep, tercatat dua kasus anak dibawah
umur yakni inisial IR dan FA. Menurut kepala
Satres Narkoba, penagkapan mereka masih
dalam masa usia anak dibawah umur, maka
sampai saat ini mereka masih dalam masa
rehabilitasi.
B. Bentuk pengawasan orang tua pada
anak pemakai narkoba di kabupaten
Sumenep
Pengawasan atau kontrol adalah
tindakan aparatur pemerintah diperlukan agar
pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan dapat
mencapai tujuan dan terhindar dari
penyimpangan-penyimpangan. Kemudian
siapakah yang berperan sepenuhnya dalan
mendidik anak? yaitu orang tua, Orang tua
menurut Soerjono Soekanto adalah dua
individu yang berbeda memasuki hidup
bersama dengan membawa pandangan,
pendapat dan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari.
maka ada dua individu yang memainkan
peranan penting yaitu peran ayah dan peran
ibu.6
Menurut Leving dalam Ihroni
mengatakan bahwa pengawasan orang tua
adalah suatu keberhasilan anaknya antara lain
ditujukan dalam bentuk perhatian terhadap
kegitan pelajaran disekolah dan menekankan
arti penting pencapaian pretasi oleh sang
anak, tapi disamping itu orang tua perlu
menghadirkan pribadi sukses yang dapat
dijadikan teladan bagi anak. 7
Ketika orang tua kurang perhatian, dan
tidak ada control dalam kehidupan dan
pergaulan anak, maka tidak menutup
kemungkinan anak mempunyai banyak
masalah yang merugikan dirinya sendiri.
Anak yang dikatakan berprestasi bukan
dilihat dari kalangan apa dia dilahirkan,
keturunan siapa dan orang tuanya jadi apa?
Namun anak yang berprestasi adalah anak
yang setiap harinya mendapatkan pendidikan
dan pengawasan dari orang tuanya. Jadi
meskipun anak lahir dari kalangan kiai,
praktisi, dan lain sebagainya tidak
mempengaruhi 100% persen pada prestasi
anak. Akan tetapi peran orangtualah yang
memberikan stimulus pada anak untuk selalu
menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Ada 4 macam gaya pengawasan kepada
anak, 4 macam tersebut adalah8
1. Autoritative Parenting (hangat dan
tegas)
Orang tua selalu mengajarkan
anaknya untuk bersikap mandiri dan
mengerjakan segala hal dengan
kemapuannya sendiri. Pengawasan ini
akan menumbuhkan sikap yang memicu
untuk meningkatkan rasa percaya diri,
6 Ihromi, T. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm, 68
7 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 53
8 Kusuma, Rindi. Macam-macam Pengawasan Orang Tua
Terhadap Anak. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2013), hlm. 7 dalam jurnal Fredy Novari, dkk. Hubungan
Pengawasan Orang Tua Dengan Tingkat Putus Sekolah
Di Purwoasri Kota Metro.
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
58
dan tanggung jawab sosial.
Penmgawasan ini membuat sang anak
memiliki kematangan sosial dan moral,
lincah bersosial, adaptif, kreatif, tekun
belajar di sekolah, serta mencapai
prestasi belajar yang tinggi.
2. Authoritarian Parenting (kurang
mau menerima kemauan anak)
Pengawasan ini menerapkan
hukuman kepada sang anak jika anak
tersebut melakukan kesalahan dan orang
tua juga kurang mau menerima kemauan
sang anak. Hal ini berakibat anak
melakukan hal yang dapat membuat
mereka memberontak pada saat usia
mulai menginjak remaja, membuat sang
anak ketergantungan pada orang tua,
susah untuk aktif dalam masyarakat, sulit
untuk bersosialisasi aktif , mereka kurang
percaya diri, frustasi, tidak berani
menghadapi masalah yang ada, dan
mereka suka mengucilkan diri.
3. Neglect Parenting (sedikit waktu
untuk anak)
Pola asuh ini merupakan pola
asuh yang membuat sang anak menjadi
berkemampuan rendah dalam mengontrol
emosi dan prestasi di sekolah juga buruk.
Pola asuh ini juga membuat anak menjadi
kurang bertanggung jawab mudah
dihasut. Hal ini karena pola asuh ini
terjadi karena orang tua kurang memiliki
waktu dengan sang anak dan lebih
mementingkan hal lain daripada anak.
4. Indulgent Parenting
(memberikan kebebasan tinggi
pada anak)
Pola asuh ini orang tua kurang
menanamkan sikap disiplin kepada sang
anak, anak bebas memilih sesuai
kemamuan anak dan pengawasan ini
membuat anak bertindak sesuai dengan
apaa yang mereka mau dan orang tua
hanya membiarkannya tanpa memarahi
dan memberi hukuman. Pola ini akan
membuat anak suka menentang, tidak
patuh jika disuruh tidak sesuai kehendak
anak tersebut, hilangnya rasa tenggang
rasa, dan kurang bertoleransi dalam
bersosialisasi dimasyarakat. Anak akan
suka meminta dan membuat mereka
selalu manja dan sulit untuk berprestasi
di sekolahnya.
C. Pengawasan orang tua pada anak
untuk mencegah pemakaian narkoba di
kabupaten Sumenep
Bentuk pencegahan pemakaian narkoba
menurut kepala BNN sumenep yang
paling relevan adalah melakukan
sosialisasi kepada masyarakat melalui
badan organisasi yang ada dimasyarakat
yakni BANAR yang sekarang sudah
mulai aktif di masyarakat. Namun apakah
sosialisasi akan efektif untuk mencegah
pemakaian narkoba ? menurut hemat
peneliti dilapangan hal ini kurang efektif
kalau tidak ada pengawawan dari orang
tua pada anaknya. Jadi titik utama dari
pemberantasan atau pencegahan
pemakaian narkoba adalah dari
pengawasan orang tua. Lalu bagaimana
bentuk pengawasan orang tua pada anak
untuk mencegah pemakaian narkoba.
Orang tua bisa berperan sebagai pemberi
informasi yang benar tentang narkoba
pada anak yakni sebagai pengawas,
sebagai pembimbing, mengenali teman-
teman anaknya, dan menjalin kerja sama
antar orang tua dan guru di sekolah.
a. Orang tua sebagai pengawas
Untuk menncegah anak dari
bahaya narkoba, orangtua juga harus
meningkatkan peranannya sebagai
pengawas. Pembatasan (bouderis)
dalam pergaulan sangan penting untuk
membantu anak merasa aman dan
nyaman. Keluarga perlu menyusun
peraturan yang jelas dalam kegiatan
anak. Dengan peraturan rumah yang
jelas, anak akan tahu mana yang boleh
dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Peraturan rumah tersebut selain harus
diketahui juga harus dimengerti
sehingga yang melanggar akan
dihukum sesuai kesepakatan.
Misalnya dalam setiap anak
hendak pergi orang tua perlu
menanyakan dengan rinci kemana
tujuan anak dan bersama siapa meraka
pergi dan lain-lain yang dirasakan perlu
untuk mengontrol kegiatan anak.
Kontrol disini untuk menunjukkan
bahwa orangtua punya perhatian khusus
kepada anak, dan tidak membiarkan
anak untuk bertindak semuanya sendiri.
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
59
Yang perlu diingat adalah sekalipun
kotrol dijalankan dengan ketat, tetapi
harus selalu berdialog dengan anak dan
menerima keberatan-keberatan yang
disampaikan anak.
b. Orang tua sebagai pembimbing
Peranan sebagai pembimbing anak
terutama dalam membatu anak
mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi dan memberikan pilihan-
pilihan saran yang realities bagi anak.
Orang tua harus dapat membimbing
anaknya secara bijaksana dan jangan
sampai menekan harga diri anak. Anak
harus dapat mengembangkan
kesadaran, bahwa ia adalah seorang
pribadi yang berharga, yang dapat
mandiri, dan mampu dengan cara
sendiri menghadapi persoalan-
persoalannya. Bila si anak tidak mampu
menghadapi persoalan-persoalannya
yang susah seperti masalah narkoba,
orangtua harus dapat membantu
membahas masalah tersebut dalam
bentuk dialog. Dalam hal ini termasuk
bantuan bagi anak untuk mengatasi
tekanan dan pengaruh negatif teman
sebayanya. Sehingga si anak akan
memiliki pegangan dan dukungan dari
orangtuanya.
c. Orangtua mengenal teman anak-anak
Orangtua perlu tahu siapa saja teman
anaknya; kemana mereka pergi, dan apa
saja kegiatan mereka. Bila anak
membawa teman kerumah,
bergabunglah dengan mereka.
Tanyailah dimana mereka tinggal, apa
saja kegiatan mereka pada waktu luang
dan bagaimana kabar orangtua mereka.
Pembiasaan-pembiasaan ini akan
membuat anak maupun teman-
temannya menjadi akrab dengan
orangtua dan menganggap orangtua
sebagai bagian dari kelompok mereka.
Dan tetaplah bangun sampai saat anak
pulang pada waktu malam.
d. Bekerjasama dengan orang lain dan
guru
1. Kerjasama degan orangtua lain
Bagi orangtua yang anaknya
menjadi korban narkoba, perlu ada
suatu kerjasama ataupun pertemuan
dengan oranglain yang memiliki
pengalaman yang sama tentang
masalah narkoba. Pertemuan dan
diskusi akan sangat membantu
menyelesaikan masalah. Orang perlu
menjalani kerjasama dengan sesama
orangtua lain agar bisa saling
berbagi informasi dan mencari
penyelesaian untuk menanggulangi
masalah narkoba. Dengan adanya
pertemuan dan diskusi dengan yang
lainnya, akan membuat masalah kita
menjadi ringan dan kita mampu
menerima bahwa anak kita terlibat
narkoba dan harus diselamatkan.
Dan orangtua tidak merasa sendiri
menghadapi masalahnya dan akan
merasa optimis dapat
menyelesaikannya. Biasanya sesama
orangtua yang anggota keluarganya
terlibat penyalahgunaan narkoba,
ditanamkan pemahaman bahwa
menjadi pecandu merupakan
penyakit. Karena itu pecandu harus
disembuhkan dari penyakit itu.
Penyakit itu tidak mudah
disembuhkan. Pecandu
membutuhkan orang lain untuk
membantu menyembuhkannya.
Karena itu diperlukan kerjasama
antara pecandu, orangtua, orangtua
lain dan guru untuk proses
penyembuhan.
2. Kerjasama dengan guru
Orangtua juga perlu berkonsultasi
dan bekerjasama dengan guru,
khususnya guru bimbingan
konseling (BK). Sebab berada di
sekolah, gurulah yang menjadi
pendidik, dan pengawas anak. Guru
adalah sebagai pengganti orangtua
di Sekolah. Dari pagi hingga siang
anak dalam pengawasan guru di
Sekolah. Guru akan mengetahui
anak yang terlibat masalah dan
membantu mereka untuk
menyelesaikannya. Guru BK
berperan untuk menjadi tempat
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
60
curhat bagi anak/siswa yang
mempunyai masalah, baik dirumah
maupun di tempat lain, dengan
begitu guru bisa mengetahui dan
membantu si anak bisa
menyelesaikan masalahnya.
Kerjasama yang baik antara
orangtua dan guru didalam upaya
penanggulangan masalah narkoba
sangat diperlukan karena anak
merupakan tanggungjawab orangtua
dan gurunya. Untuk itu konsultasi
secara berkala antara orangtua dan
guru bermanfaat bagi pemantauan
anak agar sedini mungkin dapat
diketahui gejala-gejala awal
manakala seorang anak terlibat
penyalahgunaan narkoba.
Bila seorang anak dicurigai
menyalahgunakan narkoba yaitu dari
pemantauan perubahan perilaku dan
prestasi belajar yang merosot dan
absensi yang tinggi, sebaiknya orang
tua berkonsultasi dengan guru dan
bila diperlukan tes urine. Apabila
positif, maka si anak harus segera
diberi perawatan pengobatan.
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kasus penyalahgunaan narkoba di
Sumenep adalah sebagai berikut:
e. Menurut Satres narkoba Polres
Sumenep kelompok usia pengguna
narkoba yang paling banyak adalah 20-
35 tahun sedangkan untuk kasus
dibawah umur (17 tahun ke bawah)
masih tercatat 2 kasus dengan 2
tersangka yaitu inisial IR (Desa
Kombang Kecamtan Dasuk) dan FA
(warga desa Beraji kecamatan gapura).
f. Menurut BNN kabupaten Sumenep
Kasus narkoba yang melibatkan anak
usia di bawah 18 tahun yang
direhabilitasi oleh BNNK Sumenep
sepanjang tahun 2018 hingga Mei 2019
sebanyak 4 orang dengan inisial GH (18
tahun, warga kecamatan Gapura), HM
(16 tahun, warga kecamatan kota
Sumenep), TR (17 tahun, warga desa
Batang-Batang) dan TB (17 tahun,
warga kecamatan batuputih)
2. Bentuk pengawasan orang tua korban
pemakai narkoba adalah kurangnya
pendekatan secara emosional pada anak
sehingga untuk mengontrol pelajaran,
pergaulan anak seperti apa orang tua tidak
mengetahuinya.
3. Bentuk pencegahan orang tua pada anak
adalah
a. Orang tua perlu mengenal teman-
teman terdekat dari anaknya sehingga
kalau ada salah satu teman yang
gelagatnya tidak baik, maka orang tua
harus sejak awal memberikan
peringatan kepada anak-anaknya.
b. Mendidik anak tidak boleh terlalu
keras dan juga tidak boleh bebas.
Terlalu keras akan berakibat pada anak
akan semakin membangkang orang
tua, dan kalau terlalu bebas akan
membuat anak liar tanpa pengawasan
orang tua.
c. Orang tua harus sering mengecek isi
tas dan hp anaknya agar bisa
mengetahui secepat mungkin apa-apa
yang tidak diinginkan
Daftar Rujukan
Jamiliya susantin, hal : 52-61
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
61
Analisis Penelitian Kualitatif model Miles Dan
Huberman. Ebook,
https://mediamadura.com/2019/05/29/gerebek-pesta-
sabu-5-orang-di-sumenep-diamankan/ di
akses pada tanggal 10 Juli 2019
https://radarmadura.jawapos.com/read/2018/10/12/9
8357/jumlah-kasus-narkotika-mendominasi-
di-sumenep diakses pada tanggal 10 Juli 2019
Ihromi, T. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.
Kontjaraningrat, ed. Metode-Metode Penelitian
Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 2001.
Kusuma, Rindi. Macam-macam Pengawasan Orang
Tua Terhadap Anak. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2013.
Novari, Fredy dkk. Hubungan Pengawasan Orang
Tua Dengan Tingkat Putus Sekolah Di
Purwoasri Kota Metro. Jurnal
Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.