Download - Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
1/21
ALIRAN FILSAFAT BEHAVIORISME
Teori Belajar behavioristikadalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat
dari interaksi antara stimulus dan respon.Behavioristikadalah aliran dalam psikologi yang didirikn oleh John B. Watson pada tahun 1913.
Kemudian teori ini berkembang menjai aliran !sijologi belajar "ang ber!engar#h terhaa!!engembangan teori !eniikan an !embelajaran "ang ikenal sebagai aliran behavioristik
Teori behavioristik dengan moel h#b#ngan stim#l#s$res!onn"a, mendudukkan orang yang belajar sebagaiindividu yang pasi.
M#n%#ln"a !erilak# akan semakin k#at bila iberikan !eng#atan an akan menghilang bila ikenai
h#k#man&
!enurut teori ini dalam belajar "ang !enting aalah in!#t "ang ber#!a stim#l#s an o#t!#t "ang ber#!ares!on. Stim#l#sadalah segala hal yang diberikan oleh guru kepada pelajar, sedangkan res!onberupa reaksiatau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Faktor "ang iangga! !enting oleh aliran behaviorisme adalah 'a%tor !eng#atan (rein'or%ement) anh#k#man (!#nishment)&
*rinsi!$!rinsi! teori behaviorisme +
- "bjek psikologi adalah tingkah laku- #emua bentuk tingkah laku dikembalikan pada relek- !ementingkan pembentukan kebiasaan
Tokoh$tokoh !enting +
,& Ivan *avlov (,-./$,/01)
- Teori konisioning klasik (%lassi%al %onitioning)- 2ait#sejenis pembelajaran dimana sebuah organisme belajar untuk menghubungkan atau mengasosiasikan
stimulus dengan respon- Aa 3 jenis stim#l#s an 3 jenis res!on (t#lis jenis an !engertian)- Faktor "ang j#ga !enting dalam teori belajar pengkondisian klasik $avlov adalah
generalisasi4eskriminasi4an !elemahan
- 5eneralisasi& melibatkan ke%ener#ngan ari stim#l#s bar# "ang ser#!a engan stim#l#s terkonisiasli #nt#k menghasilkan res!on ser#!a&
- 6ontoh + seorang peserta didik merasa gugup ketika dikritik atas hasil ujian yang jelek pada matapelajaran matematika. Ketika mempersiapkan ujian %isika, peserta didik tersbut akan merasakan gugup karenakedua pelajaran sama&sama berupa hitungan. Jadi kegugupan peserta didik tersebut hasil generalisasi darimelakukan ujian mata pelajaran satu kepada mata pelajaran lain yang mirip.
- 7eskriminasi& Organisme meres!on stim#l#s tertent#4 teta!i tiak terhaa! "ang lainn"a&'ontoh ( dalam mengalami ujian dikelas yang berbeda, pesrta didik tidak merasa sama gelisahnya ketika
menghadapi ujian bahasa )ndonesia dan sejarah karena keduanya merupakan subjek yang berbeda.- *elemahan (e8tin%ition)&proses melelahnya stimulus yang terkondisi dengan *ara menghilangkan stimulus
tak terkondisi.6ontoh +kritikan guru yang terus menerus pada hasil ujian yang jelek, membuat peserta didik tidak termotivasi
belajar. $adahal, sebelumnya peserta didik pernah mendapat nilai ujian yang bagus dan sangat termotivasi
belajar.
7alam biang !eniikan, teori kondisioning klasik ig#nakan #nt#k mengembangkan sika! "ang
meng#nt#ngkan terhaa! !esrta iik #nt#k termotivasi belajar an membant# g#r# #nt#k melatih
kebiasaan !ositi' !esrta iik.
3& B&F& Skinner (,/9.$,//9)
- Terkenal dengan teori !engkonisian o!eran (operant conditioning)ata# j#ga iseb#t !engkonisianinstr#mental (instrumental conditioning)
- yaitu suatu bentuk pembelajaran dimana konsekuensi perilaku menghasilkan berbagai kemungkinanterjadinya perilaku tersebut. $enggunaan konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk
mengubah perilaku itulah yang disebut dengan pengkondisian operan.- *rinsi! teori Skinnerini adalah hukum akibat, penguatan atau penghargaan,dan konsekuensi.
- *rinsi! h#k#m akibat menjelaskan bah+a !erilak# "ang iik#ti hasil !ositi' akan i!erk#at an!erilak# "ang iik#ti hasil negati' akan i!erlemah&
- *eng#atan mer#!akan s#at# konsek#ensi "ang meningkatkan !el#ang terjain"a s#at# !erilak#& - :onsek#ensi adalah suatu kondisi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang terjadi setelah
perilaku dan memengaruhi rekuensi prilaku pada +aktu yang akan datang. :onsek#ensi "ang men"enangkan
iseb#t tinakan !eng#atan an konsek#ensi "ang tiak men"enangkan iseb#t h#k#man&
- *eng#atan aa 3 jenis&*eng#atan !ositi' (positive reninforcement) : didasari prinsip bah+a 'rek#ensi ari s#at# res!on akan
meningkat karena iik#ti oleh s#at# stim#l#s "ang mengan#ng !enghargaan. ;ai4 !erilak# "angihara!kan akan meningkat karena iik#ti oleh stim#l#s men"enangkan&
1
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
2/21
6ontoh( peserta didik yang selalu rajin belajar sehingga mendapat rangking satu akan diberi hadiah sepeda olehorang tuanya. $erilaku yang ingin diulang atau ditingkatkan adalah rajin belajar sehingga menjadi rangking satudan penguatan positistimulus menyenangkan adalah pemberian sepeda.
*eng#atan negati' (negatve reinforcement) didasari prinsip bah+a 'rek#ensi ari s#at# res!on akanmeningkat karena iik#ti engan s#at# stim#l#s "ang tiak men"enangkan "ang ingin ihilangkan. ;ai4!erilak# "ang ihara!kan akan meningkat karena iik#ti engan !enghilangan stim#l#s "ang tiak
men"enangkan6ontoh ( peserta didik sering bertanya dan guru menghilangkantidak mengkritik terhadap pertanyaan yangtidak berkenan dihati guru sehingga peserta didik akan sering bertanta. Jadi, perilaku yang ingin di ulangi atau
ditingkatkan adlah sering bertanya dan stimulus yang tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan adalahkritikan guru sehingga peserta didik tidak malu dan akan sering bertanya karena guru tidak mengkritikpertanyaan yang tidak berbobotmelen*eng.
- H#k#man adalah s#at# konsek#ensi "ang men#r#nkan !el#ang terjain"a s#at# !erilak#& ;ai4!erilak# "ang tiak ihara!kan akan men#r#n ata# bahkan hilang karena iberikan s#at# stim#l#s "ang
tiak men"enangkan&
6ontoh( peserta didik yang berperilaku men*ontek akan diberikan sanksi, yaitu ja+abannya tidak diperiksa dannilainya - stimulus yang tidak menyenangkanhukuman/. $erilaku yang ingin dihilangkan adalah perilakumen*ontek dan ja+aban tidak diperiksa serta nilai - stimulus yang tidak menyenangkan atau hukuman/.
- *erbeaan antara !eng#atan negati' an h#k#man terletak !aa !erilak# "ang itimb#lkan& $ada
penguatan negati, menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan kritik/ untuk meningkatkan perilakuyang diharapkan sering bertanya/. $ada hukuman, pemberian stimulus yang tidak menyenangkan nilai - untukmenghilangkan perilaku yang tidak diharapkan perilaku men*ontek/.
;A7al tertent#&
- ;a>al Rasio Teta! (Fi8e interval S%he#le ? FI) yaitu !emberian !eng#atan berasarkan 'rek#ensiata# j#mlah res!on@tingkah lak# tertent# se%ara teta!&
- 6ontoh + uru TK berkata, 2Jika kalian sudah selesai mengerjakan 1- soal, kalian mendapat hadiah permen.Tanpa peduli jumlah +aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut. #is+a mampu menyelesaikan1- soal jumlah perilaku yang diharapkan/ dan mendapat hadiah permen merupakan satu penguatan/.
4alam pembelajaran, pelaksanaan penguatan ini dapat ditingkatkan jumlah perilakunya se*ara bertahap,misalnya meningkat mulai 5 soal dapat dikerjakan mendapat satu penguatan %0&5/, meningkat menjadi 1- soalmampu dikerjakan satu penguatan %0&1-/6khirnya, pesrta didik diharapkan mampu mengerjakan banyak soal dengan satu penguatan atau bahkan tanpaadanya penguatan.
- ;a>al Internal Teta! (Fi8e Interval S%he#le$FI) yaitu !emberian !eng#atan berasarkan j#mlah>akt# tertent# se%ara teta!& 7alam4 FI j#mlah >akt#n"a "ang teta!&
- 6ontoh + ini sangat *o*ok digunakan seorang ibu untuk melatih anak ke*ilnya agar mengurangi kebiasaan
makan atau minum susu berlebihan. )bu berkata pada susternya, 2#i Badu hanya diberikan susu setiap 1 jamsekali. Jadi, meskipun #i Bedu menangis, karena belum 1 jam, suster tidak boleh memberikan susu. !inum
susu setiap 1 jam perilaku yang diharapkan/ dan pemberian susu oleh suster penguatan yang diberikan/.Jumlah +aktu bisa ditingkatkan nenjadi setiap 7 jam %)&7/, 3 jam %)&3/ sampai akhirnya menjadi 8 sekali %)&8/.
- ;a>al Rasio Variabel (Variable Ratio S%he#le ? VR) yaitu !emberian !eng#atan berasarkan!erilak#4 teta!i j#mlah !erilak#n"a tiak teta!& ;ai4 !eng#atan teta! iberikan #nt#k !erilak# "ang
ihara!kan4 teta!i j#mlah !erilak#n"a tiak teta!&
- 6ontoh + paling tepat adalah permainan anak&anak dengan *ara memasukkan koin ke mesin untukmendapatkan hidak tahu pada perilakuadiah. 6nak tersebut tidak tahu pada perilaku memasukkan koin yang keberapa kali, baru memperoleh hadiah.
- 6ontoh + dalam pembelajaran adalah guru akan memberi nilai tambahan setiap peserta didik dari 8- pesertadidik di kelas/ yang menja+ab benar. $eserta didik akan men*oba untuk menja+ab belum tentu benar berkalli&kali& 0 / dan tambahan nilai penguat 0/.
- ;a>al Interval Variabel (Variabel Interval S%he#le ? VI/ yaitu !emberian !eng#atan !aa s#at#!erilak#4 teta!i j#mlah >akt#n"a tiak teta! "ait# tiak a!at itent#kan ka!an >akt#n"a tiak teta!&
;ika alam VR4 j#mlah !erilak#n"a teta!& 7alam VI4 j#mlah >akt#n"a tiak teta!&
- 6ontoh + guru se*ara a*ak melakukan pemeriksaan se*ara keliling di kelas terhadap pekerjaan peserta didikyang menja+ab benar dan guru memneri pujian setiap menemukan ja+aban benar peserta didik. $eserta didiktidak tahu kapan guru menghampiri dan melihat pekerjaannya serta memujinya jika ja+abannya benar. Karenapeserta didik tidak tahu kapan gurunyamenghampiri, peserta didik tersebut selalu berusaha mengerjakan denganbenar setiap saat. $eserta didik mengerjakan benarsetiap saat perilaku&)/ dan guru yang sempat menghampiridan memberi pujian pada +aktu yang tidak tetap penguatan&)/.
7
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
3/21
- :EEFE:TIFAN H=:=MAN:ukuman hendaknya diberikan untuk perilaku yang sesuai. Terkadang hukuman diberikan terlalu berat, terlaluringan, bahkan bentuk hukuman yang tidak ada kaitan dengan pperilaku yang ingin dihilangkan.'ontoh ( peserta didik yang tidak mengerjakan $0 harus keliling lapangan 1- ; hukuman tidak sesuai/,mungkin hukuman yang *o*ok, peserta didik diberikan $0 yang lebih banyak daripada temannya
0& E>ar Lee Thornike (,-.$,/./)- di kenal dengan istilah koneksionisme (connectionism).- Teori ini memandang bah+a "ang menjai asar terjain"a belajar aalah aan"a asosiasi ata#
mengh#b#ngkan antara kesan inera (stim#l#s) engan orongan "ang m#n%#l #nt#k bertinak
(res!on)4 "ang i seb#t engan connecting&
- 4alam teori ini juga di kenal istilah selecting, yaitu stim#l#r "ang beraneka ragam i lingk#ngan melal#i!roses men%oba$%oba an gagal (trial &error)&
- !enemukan h#k#m$h#k#m(a& H#k#m :esia!an (La> o' Reainess)
Jika suatu organisme didukung kesiapan yang kuat unuk memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah lakuakan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi *enderung diperkuat
b& H#k#m Latihan
#emakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.
%& H#k#m Akibat:ubungan stimulus dan respon *enderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan *enderung diperlemah jika
akibatnya tidak memuaskan
.& Albert Ban#ra (,/3$sekarang)
Bandura menambahkan konsep belajar sosial so*ial learning/. ia mempermasalahkan peranan ganjarandan hukuman dalam proses belajar.
Teori belajar Bandura adalah teori blajar sosial atau kogniti sosial serta eikasi diri yang menunjukkanpentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain.
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yangberkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan.
%aktor&aktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat produksi motorik, motivasi.
'ilsa'at behaviorisme
BAB I
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT BEHAVIORISME
A. Hakikat Manusia Menurut Filsafat Behaviris!eMenurut kaum behavioristik, merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa
manusia memiliki suatu keinginan yang bebas. Sekalipun kita mungkin bertindak seakan-
akan kita bebas, perilaku kita benar-benar ditentukan oleh tekanan-tekanan lingkungan
yang membentuk prilaku kita. Manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam
lingkungan yang akan memberikan pengalaman kepadanya.
B. Hakikat Pen"etahuan Menurut Filsafat Behaviris!eTeori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap,
dan tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah
perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan
(transfer of knowledge)kepada orang yang belajar.BAB II
IMPLI#ASI PEN$I$I#AN MEN%R%T FILSAFAT BEHAVIORISME
A. Tu&uan Pen'i'ikan Menurut Filsafat Behaviris!eAliran behaviorisme mengabaikan faktor kehidupan intrapsikis, yang berarti bahwa
pendidikan pun tidak berorientasi kepada tujuan-tujuan yang bersumber dari diri siswa.
Tujuan pendidikan bersifat eksternal, artinya ditentukan dan dirumuskan oleh lingkungan.
Siswa dianggap tidak perlu melakukan pengendalian belajar sendiri.
3
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
4/21
B. Peranan Sis(a Menurut Filsafat Behaviris!eTeori behavioristik enderung mengarahkan peserta didik untuk ber!kir linier,
konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar
merupakan proses pembentukan, yaitu membawa peserta didik menuju atau menapai
target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan
berimajinasi. Peserta didik harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan
ditetapkan lebih dulu seara ketat. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi proses
belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
). Peranan *uru Menurut Filsafat Behaviris!eMenurut pandangan behaviorisme guru harus memperkuat prilaku yang diinginkan
siswa, perilaku yang tidak diinginkan tidak boleh diperkuat. "uru juga harus
berhubungan dengan perubahan perilaku siswa bukannya berusaha mengubah keadaan
mental mereka. "uru hanyalah perlu mengetahui bahwa semua pembelajaran adalah
pengkondisian dan mengikuti empat langkah berikut#a. Mengidenti!kasikan perilaku yang diharapkan dalam bentuk yang kongkrit $dapat
diamati dan dapat diukur%b. Membangun suatu prosedur untuk menatat perilaku-perilaku spesi!k dan menghitung
frekuensi perilakunya.. &ntuk masing-masing perilaku, identi!kasi suatu pemerkuat $reinforcer% yang tetap.d. Pastikan bahwa siswa menerima reinforcersesegera mungkin setelah menunjukan suatu
perilaku yang diharapkan.
$. #urikulu! Menurut Filsafat Behaviris!eMenurut kaum behaviorisme kurikulum direnanakan dengan menyusun isi
pengetahuan menjadi bagian-bagian keil yang ditandai dengan suatu keterampilan
tertentu. 'emudian, bagian-bagian tersebut disusun seara hirarki, dari yang sederhana
sampai yang komplek. Pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan
menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus diapai
oleh peserta didik.
E. Met'e Menurut Filsafat Behaviris!eMetode pembelajaran behaviorisme menggunakan model dengan hubungan
stimulus-respon, dan memposisikan orang yang belajar atau peserta didik sebagai
individu yang pasif. (espon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan. Munulnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Stimulus-(espons, yaitu suatu
proses memberikan respons terrtentu kepada stimulus yang datang dari luar. Proses
Stimulus -(espon ini terdiri dari beberapa unsur. Pertama, unsur 'rn"an$drive%. Siswa
merasakan adanya kebutuhan akan sesuatu dan terdorong untuk memenuhi kebutuhan
ini. 'edua, ran"san"an$stimulus%, kepada siswa diberikan rangsangan yang akan dapat
menyebabkannya memberikan respons. &nsur ketiga adalah res+ns, siswa
memberikan suatu reaksi $respons% terhadap stimulus yang diterimanya dengan jalan
melakukan suatu tindakan yang dapat terlihat. 'eempat adalah unsur +en"uatan
$reinforcement%, yang perlu diberikan kepada siswa agar ia merasakan adanya
kebutuhan untuk melakukan respons lagi.
BAB IIITAN**APAN #ELOMPO#
8
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
5/21
A. #aitan $en"an #urikulu! PA%$
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan
praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori ini
hingga sekarang masih mewarnai praktek pembelajaran di )ndonesia. *al ini tampak
dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat yang paling dini, seperti
kelompok bermain, Taman 'anak-'anak, Sekolah +asar, Sekolah Menengah, bahkan
sampai Perguruan Tinggi, pembentukan perilaku dengan ara drill $pembiasaan% disertai
dengan reinforcementatau hukuman masih sering dilakukan.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti# tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. "agasan-gagasan seperti yang telah dikemukakan
oleh para penetus aliran behaviorisme seperti Thorndike tentang perlunya bantuan guru
untuk meniptakan prilaku siswa, perlunya keterampilan-keterampilan yang dilatihkan,
dan disiplin mental menjadi dasar bagi pengembangan aliran behaviorisme di sekolah. +i
samping itu, gagasan "uthrie tentang perlunya reinforcement dalam pembelajaran
sampai saat ini diakui menjadi sebuah hal yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. ebih dari itu gagasan Skinner tentang perlunya pengaturan pembelajaran
oleh guru, respons aktif dari siswa, adanya feedbak setelah adanya respons dari
pembelajar dan kebebasan siswa dalam mempelajari materi sesuai dengan ritme
pembelajar menjadi dasar bagi pengembangan kurikulum di )ndonesia.
B. #aitan $en"an Isu #nte!+rer
+alam kaitannya dengan isu kontemporer, guru yang mengaplikasikan teori
behaviorisme harus melakukan hal-hal berikut,
. Sebelum guru memulai mengajar, maka anak-anak disiapkan mentalnya terlebih
dahulu. Misalnya anak disuruh duduk, reward dan punishment sehingga memberikan
motivasi proses belajar mengajar yang rapi, tenang dan sebagainya.. "uru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau
sistem drill.
/. "uru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, dan pujian.
Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma behaviorisme
akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan seara utuh oleh guru. "uru tidak
banyak memberi eramah, tetapi instruksi singkat yng diikuti ontoh-ontoh baik
dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. 0ahan pelajaran disusun seara hierarki dari
yang sederhana sampai pada yang kompleks.
Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian keil yang ditandai dengan penapaian suatu
ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. 'esalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya
perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. *asil yang diharapkan dari penerapan
teori behavioristik ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang
diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat
penghargaan negatif. 1valuasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
Mengenal behaviorisme4 seb#ah 'ilsa'at !eniikan
5
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
6/21
$
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
7/21
diarahkan melalui reinor*ementpenguatan dan punishmenthukuman.
$0)=#)$&$0)=#)$ $
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
8/21
,& ;ohn
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
9/21
1. $roses operant *onditioning(
!emilah perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. 0espondent terjadi pada
kondisioning klasik, dimana reinor*ement mendahului G'0'0. 4alam kondisi sehari&hari yang lebihsering terjadi adalah operant behavior dimana reinor*ement terjadi setelah response.
$ositive dan negative reinor*ers Hkehadirannya $0 menguatkan perilaku yang mun*ul, sedangkan
justru ketidakhadiran =0 yang akan menguatkan perilakuI.
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
10/21
!emperkenalkan konsep penundaan sel&reinor*ement demi kepuasan yang lebih tinggi di masa depan
1. 6& *rinsi!$*rinsi! Belajar Behaviorisme
Teknik Behaviorisme telah digunakan dalam pendidikan untuk +aktu yang lama untuk mendorong perilaku
yang diinginkan dan untuk men*egah perilaku yang tidak diinginkan.
1. #timulus dan 0espons
Stim#l#sadalah apa saja yang diberikan guru kepada sis+a misalnya alat peraga, gambar atau *harta tertentu
dalam rangka membantu belajarnya. #edangkan res!onsadalah reaksi sis+a terhadap stimulus yang telah
diberikan oleh guru tersebut, reaksi ini haruslah dapat diamati dan diukur.
1. 0einor*ement penguatan/
Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku disebut penguatan reinor*ement/ sedangkan
konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku disebut dengan hukuman punishment/.
1. $enguatan positi dan negati
$emberian stimulus positi yang diikuti respon disebut penguatan positi. #edangkan mengganti peristi+a yang
dinilai negati untuk memperkuat perilaku disebut penguatan negati
1. $enguatan primer dan sekunder
$enguat primer adalah penguatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan isik. #edangkan penguatan
sekunder adalah penguatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan non isik.
1. Kesegeraan memberi penguatan immedia*y/
$enguatan hendaknya diberikan segera setelah perilaku mun*ul karena akan menimbulkan perubahan perilaku
yang jauh lebih baik dari pada pemberian penguatan yang diulur&ulur +aktunya.
1. $embentukan perilaku #happing/
!enurut skinner untuk membentuk perilaku seseorang diperlukan langkah&langkah berikut (
1. !engurai perilaku yang akan dibentuk menjadi tahapan&tahapan yang lebih rin*i
7. menentukan penguatan yang akan digunakan
3. $enguatan terus diberikan apabila mun*ul perilaku yang semakin dekat dengan perilaku yang akan dibentuk.
1. Kepunahan
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
11/21
pendidikan sosial/ agar men*iptakan suasana yang kondusi baik se*ara internal maupun eksternal, bersiat
protekti pendidikan proteksi/ untuk melindungi +ahana keluarga dari pengaruh apapun atau aktor apapun
yang merugikan bagi keluarga dan lainya.
Beberapa hal yang memegang peranan penting keluarga sebagai ungsi pendidikan dalam membentuk
pandangan hidup seseorang meliputi pendidikan berupa pembinaan akidah dan akhlak, keilmuan dan atauintelektual dan kreativitas yang mereka miliki serta kehidupan pribadi dan sosial.
Behaviorismemun*ul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalismeWundt. !eskipun didasari pandangan danstudi ilmiah dari 0usia, aliran ini berkembang di 6#, merupakan lanjutan dari ungsionalisme.
Behaviorisme se*ara keras menolak unsur&unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi,dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. 4engan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan
penguraian ji+a ke dalam elemen seperti yang diper*ayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudahmelangkah lebih jauh dari ungsionalisme yang masih mengakui adanya ji+a dan masih memokuskan diri pada
proses&proses mental.
!eskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi se*aradrastis, Brennan 1991/ memandang mun*ulnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada
revolusioner. 4asar&dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad&abad sebelumnya.
B
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
12/21
$endidikan behaviorisme merupakan kun*i dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar&dasar
pemahaman dalam semua bidang subjek dan menejemen kelas. 6da ahli yang menyebutkan bah+a teori belajar
behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai se*ara konkret.
Teori behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak , dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia
adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme
tidak mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh aktor&aktor lingkungan. 4alam arti teori belajar yang
lebih menekankan pada tingkah laku manusia. !emandang individu sebagai makhluk reakti yang
memberirespon terhadap lingkungan. $engalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. 4ari hal
ini, timbulah konsep manusia mesin :omo !e*hani*us/. 'iri dari teori ini adalah mengutamakan unsur&
unsur dan bagian ke*il, bersiat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan
reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah mun*ulnya perilaku yang diinginkan. $ada teori
belajar ini sering disebut #&0 psikologis artinya bah+a tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau
re+ard dan penguatan atau reinor*ement dari lingkungan. 4engan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat
jalinan yang erat antara reaksi&reaksi behavioural dengan stimulusnya. uru yang menganut pandangan ini
berpandapat bah+a tingkahlaku sis+a merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil
belajar.
B. T"K":&T"K": B
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
13/21
#alah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. "leh
karenanya kesadaranmind harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
c. 'byek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
*anangan #tama iman klasik dengan memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang
terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. #etelah
pemasangan ini terjadi berulang&ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan.
$avlo mengadakan per*obaan teori pla>ima klasik terhadap anjing. 4alam per*obaan ini anjing di beri
stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. 'ontoh situasi per*obaan tersebut pada manusia
adalah bunyi bel di kelas untuk penanda +aktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap
bunyi&bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. 4ari *ontoh tersebut dapat di
ambil kesimpulan ternyata individu dapat dikendalikan melalui *ara mengganti stimulus alami dengan stimulus
yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. #ementara individu tidak sadar
dikendalikan oleh stimulus dari luar. 'ontohnya belajar, belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat&syarat yang menimbulkan reaksi.Fang terpenting dalam belajar menurut teori
13
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
14/21
ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi se*ara otomatis
keaktian dan penentuan pribadi dihiraukan.
8. BG00:G# %0
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
15/21
#kinner juga menekankan mengenaifunctional analysis of behavioryaitu analisis perilaku dalam hal
hubungan sebab akibat, dimana penyebabnya itu sendiri sepertistimuli, deprivation, dsb/ merupakan sesuatu
yang dapat dikontrol. :al ini dapat mengungkapkan bah+a sebagian besar perilaku dalam kejadian
antesedennya berlangsung atau bertempat pada lingkungan. Kontrol atas events ini membuat kita dapat
mengontrol perilaku.
Tipe $erilaku
#kinner mengajukan dua klasiikasi dasar dari perilaku( operants dan respondents. 'perant adalah
sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang
mendorong langsung. 'ontohnya, seekor tikus lari keluar dari labirin, atau seseorang yang keluar dari pintu.
+espondentadalah sesuatu yang dimun*ulkan, dimana organisme menghasilkan sebuah respondentsebagai hasil
langsung dari stimulus spesiik. 'ontohnya, seekor anjing yang mengeluarkan air liur ketika melihat dan
men*ium bau makanan, atau seseorang yang mengedip ketika udara ditiupkan ke matanya.
ariasi dalam )ntensitas $erilaku
6danya intensitas perilaku yang bervariasi disebabkan oleh aktor&aktor lingkungan environmental
variable/, misalnya pada dua orang yang mengkonsumsi makanan dengan kuantitas berbeda. :al ini bukan
berarti kedua orang tersebut memiliki dorongan makan berbeda. Gntuk menganalisanya perlu dilihat variable
lingkungannya, seperti jangka +aktu dari makan ke makan berikutnya.
$eramalan dan $erubahan $erilaku
!enurut #kinner, *ara eekti untuk meramal dan merubah perilaku adalah dengan menguatkan to
reinforce/. Gntuk itu, perlu diketahui hal&hal berikut(
1. $rinsip&prinsip pengkondisian dan belajar.
7. $enguatan dan pembentukan perilaku3. eneralisasi dan diskriminasi stimulus
$rinsip belajar #kinners adalah (
& :asil belajar harus segera diberitahukan pada sis+a jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.
& $roses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. !ateri pelajaran digunakan sebagai sistem
modul.
& 4alam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Gntuk itu
lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.
& Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
digunakannya jad+al variable ratio reinor*er.
& dalam pembelajaran digunakan shapping
6& Aa #a !rinsi! asar ari !engkonisian4 "ait# !engkonisian klasikal an !engkonisian
o!erant@instr#metal&
1. $engkondisian klasikal classical conditioning/
$rinsip ini pertama kali diusulkan oleh )van $avlov yang pada dasarnya mengatakan bah+a sebuah
stimulus yang memun*ulkan sebuah respon dipasangkan dengan stimulus lain yang pada saatnya nanti
menghasilkan respon yang sama. 4engan kata lain, kita dapat menyebut bah+a operasi dan respon kedua
dikondisikan untuk terjadi. !ari kita ambil *ontoh dengan mengobservasi anjing. Ketika ditampilkan sepotong
daging, anjing mulai mengeluarkan air liur. #ekarang kita *oba bunyikan bel sesaat kita tampilkan daging. $ada
a+alnya, anjing mengeluarkan air liur hanya saat daging ditampilkan. =amun setelah beberapa kali penampilan,
anjing tersebut akan mengeluarkan air liur saat bel dibunyikan sebelum daging ditampilkan/. 6gen penguat di
sini adalah daging yang berungsi sebagai penguat positi karena penampilan daging meningkatkan kesempatan
respon yang diinginkan untuk mun*ul.
?alu apa yang terjadi jika kita menghentikan penampilan daging dan hanya membunyikan belL Gntuk
sesaat, anjing tetap akan mengeluarkan air liur terhadap bel, namun lama kelamaan akan terus berkurang hingga
15
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
16/21
akhirnya berhenti mengeluarkan air liur. $roses tersebut dinamakan etinction pemusnahan/. :al tersebut
menunjukkan perlunya melanjutkan penguatan, karena tanpa penguatan paling tidak saat&saat tertentu/, perilaku
yang tidak otomatis bukan releks/ akan menghilang perlahan.
7. $engkondisian operaninstrumental
$engkondisian ini pertama kali diselidiki se*ara sistematis oleh dari organisme sehingga dapat memun*ulkan perilaku yang diinginkan dengan proses belajar operant/.:al
tersebut dapat dilihat dari eksperimen #kinner yang terkenal yaitu melatih merpati untuk mematuk selain
makanan dalam hal ini adalah disk ringan/.
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
17/21
yang a*ak dengan rata&rata yang tetap. Jadi kita dapat memberi penguatan pada merpati setelah 3 detik,
kemudian setelah A detik, kemudian setelah 8 detik, dan seterusnya, dengan interval rata&rata sekitar 5 detik.
4alam kondisifiedmaupun variable interval, merpati akan berespon mematuk se*ara berkelanjutan.
!eskipun sebagian besar patukan tidak diberi penguat, namun se*ara rata&rata patukan tersebut akan terus
bertahan. 4engan jad+al variableinterval, respon rata&rata patukan stabil. 4engan jad+alfied interval, patukan
akan menurun perlahan mengikuti penguatan dan akan naik lagi mendekati penguatan yang akan dilakukan.
Ketika kita akan menghilangkan respon yang dikondisikan oleh penguatan interval, respon tersebut akan
menghilang lebih lambat daripada yang dikondisikan oleh penguatan continuous.
Kita dapat mendapatkan respon yang lebih tahan dari pemusnahan etinction/ dengan menggunakan
jad+al penguatan sebagai ungsi dari perilaku organisme itu sendiri. 'ontohnya, dengan menggunakan fied
ratio, kita dapat menguatkan perilaku tiap 1- patukan, 7- patukan, atau berapapun angka dari merpati tersebut.
4engan jad+al variable ratio, jika kita beri penguat rata&rata tiap 5 patukan, maka kita beri penguat pada
patukan ke&3, patukan ke&@, dst.
0esistensi terhadap pemusnahan paling besar di penjad+alan penguatan ratio terjadi pada variable
ratiodan disusulfied ratio. $enjad+alan interval adalah penjad+alan yang lebih buruk resistensinya terhadap
pemusnahan, dengan *atatan resistensi fied interval lebih buruk daripada variable interval. 0esistensi yang
paling buruk terjadi pada penjad+alan berkelanjutan continous/.
4alam kasus merpati di atas, #kinner menyebut makanan, selain air, sebagai unconditioned atau
primary reinforcer penguat utama/. =amun perilaku manusia pada umumnya juga bergantung pada conditioned
atausecondary reinforcespenguatan sekundertambahan/ yang dipasangkan dengan penguat utama dan dapat
pada perilaku manusia *ontohnya uang/.
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
18/21
#kinner mengungkapkan bah+a kondisi terluka telah menjadi negative reinforcer, yaitu sebuah
stimulus yang tidak disukai yang akan berusaha untuk dihindari oleh tentara tersebut. !edan perang yang telah
diasosiasikan dengan luka adalah sebuah conditioned negative reinforcer, sehingga sang tentara akan berusaha
juga untuk menghindarinya. =amun demikian, ketika menolak untuk dikirim berperang, maka dirinya akan
menghadapi penolakan sosial, pengadilan, dan mungkin penjara atau bahkan kematian, yang kesemuanya adalah
konsekuensi aversive. :asilnya, mun*ul beberapa perilaku yang menghubungkan kedua conditioned negative
reinforcertadi. $erilaku tersebut akan menguat dan dipertahankan, karena pada umumnya seorang tentara tidak
dikenakan tanggung ja+ab ketika dirinya mengalami kelumpuhan sehingga dirinya tidak akan dihukum.
?alu bagaimana kita menyembuhkan tentara tersebutL #e*ara teoritis, jika da dikembalkan ke medan
perang conditioned renforcer/ dengan tidak terluka lagi unconditioned reinforcer/, respon terkondisinya
kelumpuhan/ akan hilang. =amun demikian, si tentara tentunya tidak akan mau kembali ke medan perang
se*ara sukarela. Kita dapat mendorong dia untuk kembali dan berharap bah+a berada dalam situasi aversive
tanpa konsekunsi aversive yang dialami sebelumnya akan menghilangkan respon dia terhadap kelumpuhan.
$rosedur ini disebut denganflooding, yang dilakukan dengan *ara mendorong pasien ke dalam situasi aniety*
arousingdan menghadapinya, hingga dirinya sadar ben*ana yang diharapkan mun*ul tidak akan terjadi.
!
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
19/21
$endekatan #kinner telah diaplikasikan dalam berbagai masalah&masalah praktis, seperti dalam
pendidikan, industri, proesi, dan pelatihan binatang. 6sumsi #kinner tentang la+ulness tidak sejalan dalam
psikologi. =amun jad+al penguatan yang dia ajukan merupakan temuan penting bagi teori belajar dan peneliti
kepribadian.
Karena #kinner menolak untuk menyimpulkan mekanisme atau proses yang tidak terobservasi, dia
mengalami kesulitan dalam menggambarkan situasi di luar laboratorium. $ara psikolog holistik merasa bah+a
pendekatan #kinner mengabaikan kompleksitas perilaku makhluk hidup. Kritik lain mengatakan bah+a situasi
sederhana yang diteliti #kinner tidak akan terjadi di luar laboratoriumnya. #elain itu, ada kritik yang merasa
keberatan dengan hukum perilaku yang pada akhirnya tidak melihat perbedaan spesies se*araterpisah.
5. 6lbert Bandura 1975&sekarang/
Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pela>iman. Bandura menambahkan konsep
belajar sosial (social learning). )a mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar.
Kaum behaviorisme tradisional menjelaskan bah+a kata&kata yang semula tidak ada maknanya, dipasangkan
dengan lambang atau obyek yang punya makna pela>iman klasik/.
Teori belajar Bandura adalah teori belajar so*ial atau kogniti so*ial serta eikasi diri yang
menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang berkesinambungan antara
kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. %a*tor&aktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian,
mengingat, produksi motorik, motivasi.
Behaviorsime memang agak sukar menjelaskan motivasi. !otivasi terjadi dalam diri individu, sedang
kaum behavioris hanya melihat pada peristi+a&peristi+a eksternal. $erasaan dan pikiran orang tidak menarik
mereka. Behaviorisme mun*ul sebagai reaksi pada psikologi mentalistik
B6B )))
#TG4) K6#G#
4iba+ah ini ada beberapa *ontoh kasus atau permasalahan para remaja di sekolah yang peme*ahannya
menggunakanpendekatan teori psikologi behavioristik+
,& *erilak# Bermasalah (!roblem behavior)
!asalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori +ajar jika
tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. 4ampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan
menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat.
$erilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori
perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem
behaviour akan merugikan se*ara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya
sendiri.
3& *erilak# men"im!ang (behavio#r isorer)
$erilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang ka*au yang menyebabkan seorang remaja
kelihatan gugup nervous/ dan perilakunya tidak terkontrol un*ontrol/. !emang diakui bah+a tidak semua
remaja mengalami behaviour disorder. #eorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan
menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. $erilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan mun*ulnya
tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. $enyebab behaviour disorder lebih banyak
karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
3.*en"es#aian iri "ang salah (behavio#r malaj#stment)
19
http://juprimalino.blogspot.com/2011/07/teori-belajar-psikologi-behavioristik.htmlhttp://juprimalino.blogspot.com/2011/07/teori-belajar-psikologi-behavioristik.htmlhttp://juprimalino.blogspot.com/2011/07/teori-belajar-psikologi-behavioristik.html -
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
20/21
$erilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan men*ari jalan
pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendeinisikan se*ara *ermat akibatnya. $erilaku menyontek, bolos,
dan melangar peraturan sekolah merupakan *ontoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah
#?T$#?T6/.
.& *erilak# tiak a!at membeakan benar$salah (%on#%t isorer)
Ke*enderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan
salah. Wujud dari *ondu*t disorder adalah mun*ulnya *ara pikir dan perilaku yang ka*au dan sering
menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. $enyebabnya, karena sejak ke*il orangtua tidak bisa
membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan
hukuman punisment/ pada anak saat ia memun*ulkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah
re+ard/ saat anak memun*ulkan perilaku yang baik atau benar. #eorang remaja di sekolah dikategorikan dalam
*ondu*t disorder apabila ia memun*ulkan perikau anti sosial baik se*ara verbal maupun se*ara non verbal
seperti mela+an aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . #elain itu, *ondu*t
disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi
yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
& Attention 7e'i%it H"!era%tivit" isorer
Faitu anak yang mengalami deisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul&impuls
sehingga gerakan&gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hypera*ti. 0emaja di sekolah yang hypera*ti
biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas&tugas
yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbi*ara,
remaja yang hypera*ti tersebut tidak memperhatikan la+an bi*aranya.
7-
-
7/25/2019 Aliran Filsafat Behaviorism1 Lg
21/21
71