PROKONS: Jurnal Teknik Sipil ISSN: 1978-1784
Vol. 12, No. 2 (Agustus), Halaman 101 – 107
ANALISIS KINERJA BETON NORMAL DAN BETON DENGAN SEMEN
SUBSTITUSI BLAST FURNACE SLAG
Tri Septa A.D.1, Qomariah
2, Akhmad Suryadi
3
1Mahasiswa Manajemen Rekayasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang
2,3Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang
2qomariah.suryadi2
@gmail.com,
Abstract
The use of steel smelting waste industry is used to reduce the waste overflow at the site. The waste steel smelting
industry called blast furnace slag (BFS) used as a substitution for cement in a concrete mixture in a Laboratory
Material Test, Civil Engineering State Polytechnic of Malang. The purpose of this analysis is to: 1) Test the
workability of normal concrete and concrete with BFS; 2) Find out compressive strength of each concrete; 3)
Compare the price to both concrete in the construction of building.
The required data were of gradation of aggregate, water content of aggregate, density of aggregate, absorption
of aggregate, bulk density of aggregate, fineness of cement, normal consistency of cement, cement setting time,
compressive strength of mortar cement, and the price of building materials Surabaya 2016. SNI 03-2834-2000
method was applied with variations BFS substitute of cement are 0%, 10%, 15%, 20%, and 30% BFS and the
planned compressive strength obtained at 28 days of 300 kg/cm2.
The analyses result in 1) The workability of each concrete: 5.75cm of normal concrete (0%), 3.45cm, 3.15cm,
3.1cm, and 3.05cm respectively with BFS concrete; 2) The compressive strength of each concrete at 28 days:
235.56kg/cm2 of normal concrete, 105.33kg/cm
2, 138.96kg/cm
2, 127.26kg/cm
2, and 94.52kg/cm
2respectively with
BFS concrete; The use of BFS cannot be applied to the concrete mixture, because of low compressive strength; 3)
For the price of concrete materials per m3 are IDR 999.472,05 of normal concrete, IDR 996.926,78 for 10% with
BFS, IDR 995.654,93 for 15% with BFS, IDR 994.381,50 for 20% with BFS, and IDR 991.837,80 for 30% with
BFS.
Keywords: BFS, workability, compressive strength
Pendahuluan
Pembangunan suatu konstruksi pada saat ini,
sering menggunakan beton sebagai bahan utamanya.
Pemakain beton yang relatif cepat pada tahap
konstruksi, membuat masyarakat beralih untuk
menggunakan beton dalam tahap pembangunan suatu
konstruksi. Pemakaian beton pada bidang konstruksi
ini, membutuhkan beberapa bahan penyusun diantara
lain semen, air, pasir, dan koral. Dalam era modern
seperti saat ini, perkembangan akan pembuatan beton
dalam pemakaian tahap konstruksi menuntut para ahli
konstruksi untuk meningkatkan kualitas beton
tersebut. Untuk meningkatkan kualitas dari beton
tersebut, dapat menggunakan bahan alternatif sebagai
bahan pengganti maupun bahan tambah dalam bahan
penyusun pembuatan beton tersebut.
Limbah hasil produksi peleburan baja yang bisa
disebut dengan slag, merupakan bahan sisa dari
pengecoran besi (piq iron), dimana prosesnya
memakai dapur (furnace) yang bahan bakarnya dari
udara yang ditiupkan (blast) (Paul & Antoni. 2007).
Sehingga dalam hal ini, pemanfaatan limbah tersebut
diperuntukkan karena adanya penumpukan limbah
yang sangat melimpah di site PT. Barata Indonesis
Gresik.
Karakteristik limbah hasil produksi peleburan baja
(slag) yang memiliki bentuk yang hampir sama
dengan semen yaitu seperti abu, dapat dijadikan
referensi dalam bahan alternative sebagai bahan
tambah dalam salah satu bahan penyusun beton yaitu
semen.
Penelitian ini diperuntukkan untuk mengetahui
apakah pensubtitusian blast furnace slag terhadap
semen mengalami kemudahan dalam pekerjaan serta
untuk mengetahui apakah dapat menaikkan mutu
beton tersebut dan juga untuk membandingkan harga
bahan beton per m3 dari berbagai macam variasi
subtitusi blast furnace slag terhadap semen.
Blast Furnace Slag
Menurut Trimulyono, 2005:126, slag merupakan
hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag
dalam ASTM. C.989, “Standard specification for
ground granulated Blast-Furnance Slag for use in
concrete and mortar”, (ASTM, 1995:494) adalah
produk non-metal yang merupakan material berbentuk
Analisis Kinerja Beton Normal ….
102
halus, granular hasil pembakaran yang kemudian
didinginkan, misalnya mencelupkannya dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton
adalah sebagai berikut (Lewis, 1982).
- Mempertinggi kekuatan beton karena
kecenderungan melambatnya kenaikan kekuatan
tekan.
- Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan
beton.
- Mengurangi variasi kekuatan tekan beton.
- Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air
laut.
- Mengurangi serangan alkali-silika.
- Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu.
- Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi
warna cerah pada beton.
- Mempertinggi keawetan karena pengaruh
perubahan volume.
- Mengurangi porositas dan serangan klorida.
Faktor-faktor untuk menentukan sifat penyemenan
(cementious) dalam slag adalah komposisi kimia,
konsentrasi alkali dan reaksi terhadap system,
kandungan kaca dalam slag, kehalusan, dan
temperature yang ditimbulkan selama proses hidrasi
berlangsung (Cain, 1994:505) (Trimulyono,
2005:126).
Workability Beton Segar
Kemudahan pengerjaan dapat dilihat dari nilai
slump yang identic dengan tingkat keplatisan beton.
Semakin plastis beton, semakin mudah pengerjaannya.
Pengujian workability beton segar tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan pengujian slump test.
Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton merupakan indicator dalam mutu
beton yang sudah direncanakan. Kuat tekan beton juga
digunakan dalam mengidentifikasikan terhadap mutu
dari suatu struktur yang nantinya akan menggunakan
beton. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang
diinginkan, maka semakin tinggi pula mutu beton
yang dihasilkan.
Untuk memperoleh nilai kuat tekan beton dapat
menggunakan Persamaan 1.
𝑓𝑐′ =𝑃
𝐴 (1)
Dimana:
fc’ = Kuat tekan benda uji (kg/cm2)
P = Beban Maksimum (kg)
A = Luas Penampang (cm2)
Metode Penelitian
Berikut merupakan diagram alir penelitian, yang
ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Diagram alir pada Gambar 1 menunjukkan bahwa
diagram alir ini digunakan sebagai acuan kerja
penelitian. Dimana penelitian ini menggunakan blast
furnace slag sebagai bahan pengganti semen dengan
berbagai presentase yaitu 0%, 10%, 15%, 20%, dan
30% dari berat semen. Setelah pensubtitusian
dilakukan, selanjutnya akan dilakukan pengujian
bahan material terlebih dahulu. Pengujian bahan
material diperuntukkan untuk semen, agregat kasar
dan agregat halus.
Setelah pengujian bahan material dilakukan, maka
akan dilakukan perancangan dalam menentukan
kebutuhan bahan material yang akan dipakai.
Perancangan yang digunakan yaitu menggunakan SNI
03-2834-2000 “Tentang Cara Pembuatan Rencana
Beton Normal”. Setelah perancangan campuran bahan
telah dilakukan, maka selanjutnya pembuatan benda
uji. Dimana benda uji beton memakai cetakan kubus
ukuran 15x15x15 cm. sebelum mencetak benda uji
beton, harus dilakukan pengujian nilai slump, setelah
nilai slump memenuhi, maka campuran beton akan
dicetk dalam cetakan lalu dilakukan perawatan
(curing) dengan merendam dalam bak perendaman
selama 7, 21, dan 28 hari. Setelah itu dilakukan
pengujian kuat tekan beton sesuai dengan umur hari.
Semua data yang diperoleh dari hasil pengujian,
Analisis Kinerja Beton Normal ….
103
kemudian diolah dan dianalisa untuk mendapatkan
kesimpulan dari hasil tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian Semen
Pengujian semen, diperuntukkan untuk melihat
apakah pensubtitusian blast furnace slag terhadap
semen mempengaruhi atau tidak dalam campuran
beton.
1. Kehalusan Semen
Kehalusan butir semen mempengaruhi dalam
waktu ikat, karena semakin lama waktu yang
dibutuhkan, berarti butor semen lebih kasar. Tabel 1.
merupakan hasil rekapitulasi pengujian kehalusan
semen.
Tabel 1. Hasil Pengujian Kehalusan Semen Tiga Roda
dan Blast Furnace Slag
No.
Saringan
Kehalusan (%)
0%
BFS
10%
BFS
15%
BFS
20%
BFS
30%
BFS
100%
BFS
No. 100 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
No. 200 15.0 18.0 20.1 20.7 22.0 22.6
PAN 85.0 83.5 79.9 79.2 77.9 77.4
Gambar 2. Grafik Kehalusan Semen Tiga Roda dan
Blast Furnace Slag
Dari hasil yang didapat pada Tabel 1 dan
Gambar 2 dapat diambil kesimpulan bahwa semen
PCC Tiga Roda dapat dijadikan bahan campuran
beton karena memenuhi dengan standar yang ada.
Sedangkan untuk blast furnace slag, tidak
direkomendasikan sebagai bahan campuran beton,
dikarenakan partikel atau kehalusan BFS tersebut
masih terlalu kasar.
2. Berat Jenis Semen
Berat jenis semen adalah perbandingan antara
berat isi kering pada suhu kamar dan berat isi kering
air suling pada suhu 40C, yang isisnya sama dengan isi
semen. Tabel 2 merupakan hasil pengujian berat jenis
semen
Tabel 2. Hasil Pengujian Berat Jenis Semen Tiga
Roda dan Blast Furnace Slag
Pemeriksaan
Benda Uji
Semen
PCC BFS
Berat Semen Contoh Uji 64 64
Pembacaan Pertama pada Skala Botol
V1 0.5 0.5
Pembacaan Kedua pada Skala
Botol
V2 21.5 23
Isi Cairan yang Dipindahkan V2- V1 21 22.5
Berat Jenis Semen
= 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
𝑉2 − 𝑉1 𝑥𝑑 (
𝑔𝑟𝑐𝑚3 )
3.048 2.844
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 2,
diperoleh bahwa berat jenis semen PCC sebesar 3.048
gr/cm3 yang masih dikategorikan dalam kemurnian
semen. Sedangkan untuk berat jenis blast furnace slag
sebesar 2.844 gr/cm3 yang tidak dikategorikan dalam
kemurnian semen.
3. Konsistensi Normal
Konsistensi semen lebih banyak pengaruhnya pada
saat campuran awal, yaitu pada saar terjadi pengikatan
sampai pada saat beton mengeras. Konsistensi
bergantung pada rasio antara semen dan air. Hasil
pengujian akan ditunjukkan pada Tabel 3 dan
Gambar 3.
Tabel 3. Hasil Pengujian Konsistensi Normal Semen
Tiga Roda dan Blast Furnace Slag
Bahan/Material Pengujian
I II III
100%
Semen +
0% BFS
Konsistensi (%) 28.0 27.3 27.00
Penurunan (cm) 12 9 7
90% Semen
+
10% BFS
Konsistensi (%) 28.0 27.3 27.0
Penurunan (cm) 14 11 8
85% Semen
+
15% BFS
Konsistensi (%) 28.0 27.3 27.0
Penurunan (cm) 14 11 9
80% Semen
+
20% BFS
Konsistensi (%) 28.0 27.3 26.7
Penurunan (cm) 19 12 5
70% Semen
+
30% BFS
Konsistensi (%) 28.0 26.6 26.00
Penurunan (cm) 23 16 9
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
No. 100 No. 200 PAN
Keh
alu
san
No. Saringan
Kehalusan Semen & Blas Furnace Slag
0% BFS
10% BFS
15% BFS
20% BFS
30%BFS
100%BFS
Analisis Kinerja Beton Normal ….
104
020406080
100120140160
100% S
90% S;
10% BFS
85% S;
15% BFS
80% S;
20% BFS
70% S;
30% BFS
Ku
at T
ekan
(kg
/m2)
Komposisi Bahan Material
7 Hari
14 Hari
Gambar 3. Grafik Rekapitulasi Konsistensi Normal
Semen PCC dan Blast Furnace Slag
Dari data hasil pengujian pada Tabel 3 dan
Gambar 3 diperoleh bahwa pengujian konsistensi
normal untuk semen PCC dan blast furnace slag
masing-masing variasi memenuhi syarat yang ada
yaitu antara 24%-32%.
4. Setting Time
Waktu ikat adalah eaktu yang diperlukan semen
untuk mengeras, terhitung dari mulai bereaksi dengan
air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen
cukup kaku untuk menahan tekanan. Hasil pengujian
akan disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 4.
Tabel 4. Hasil Pengujian Setting Time Semen PCC
Tiga Roda dan Blast Furnace Slag
No
Camp Semen PCC Tiga
Roda dan Blast Furnace
Slag
Waktu Penetrasi
(Menit)
1 100% S dan 0% BFS 63.75
2 90% S dan 10% BFS 86.25
3 85% S dan 15% BFS 93.75
4 80% S dan 20% BFS 95
5 70% S dan3 0% BFS 108.75
Ket:
S = Semen PCC Tiga Roda
BFS = Blast Furnace Slag
Gambar 4. Rekapitulasi Hasil pengujian Setting Time
Semen PCC Tiga Roda dan Blast Furnace Slag
Dari data hasil pengujian pada Tabel 4 dan
Gambar 4 diperoleh hasil bahwa semakin banyak
penambahan substitusi blast furnace slag maka waktu
ikat lebih lama. Namun hasil pengujian setting time
semen PCC dan blast furnace slag masing-masing
variasi memenuhi syarat berkisar 1-8 jam.
5. Kuat Tekan Mortar Kubus Beton
Kekuatan tekan semen diuji dengan cara membuat
mortar yang kemudian ditekan sampai hancur.
Pembuatan mortar menggunakan cetakan kubus
ukuran 5x5x5 cm, dengan umur perendaman 7 dan 14
hari.
Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Kuat Tekan Mortar semen
Umur
(Hari)
Kuat Tekan Rata-rata Mortar (kg/cm2)
BS
0%
BS
10%
BS
15%
BS
20%
BS
30%
7 130 82 66 34 49.93
14 146 118 80 56 12
Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan
Mortar Semen dan Blast Furnace Slag
Dari data hasil pengujian kuat tekan mortar yang
ditunjukkan pada Tabel 5 dan Gambar 5 diperoleh
bahwa kuat tekan masing-masing variasi mengalami
penurunan berturut-turut. Sedangkan untuk hasil kuat
0
5
10
15
20
25
25,00% 26,00% 27,00% 28,00% 29,00%
Pen
uru
nan
(m
m)
Konsistensi (%)
100% Semen PCC
90% Semen PCC;10% Blast Furnace Slag
85% Semen PCC;15% Blast Furnace Slag
80% Semen PCC;20% Blast Furnace Slag
70% Semen PCC;30% Blast Furnace Slag 0
20
40
60
80
100
120
100% S dan 0% BFS
90% S dan 10% BFS
85% S dan 15% BFS
80% S dan 20% BFS
70% S dan3 0% BFS
Wak
tu Ik
atan
(m
enit
)
Campuran Semen PCC Tiga Roda dan Blast Furnace Slag
Analisis Kinerja Beton Normal ….
105
tekan mortar yang paling besar berada pada variasi
0%.
Pengujian Agregat
1. Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alam sebagai
disintegrasi alami dari batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industry. Agregat halus berperan
sebagai bahan pengisi diantara agregat kasar yang
tidak dapat diisi oleh agregat kasar. Sebelum
digunakan sebagai bahan campuran beton, maka
dilakukan beberapa pengujian. Berikut merupakan
beberapa pengujian terhadap agregat halus pada
Tabel_6.
Tabel 6. Hasil Pengujian Agregat Halus
No Jenis
Pengujian
Hasil
Uji Sat
Stan
dart Referensi Ket
1 Kadar Air 5.29 % - SNI 03-1971-1990 OK
2 Berat jenis 2.66 gr/c
m3
2.50-
2.70
SNI 03-
1970-1990 OK 3 Penyerapan 1.12 % 1 - 2 SNI 03-
1970-1990 OK
4 Berat Volume
1.6 gr/cm3
< 1.6 SNI 03-4804-1998 OK
5 Kadar
Lumpur
7.09 % < 2.5 ASTM C-
142-97 OK
6 Gradasi Gradasi Agregat Halus
(Zona II)
SNI 03-
2834-1993 OK
Berdasarkan hasil analisa susunan gradasi agregat
halus yang ditunjukkan dari hasil pengujian pada
Tabel 6 menujukkan bahwa pasir yang digunakan
yaitu pasir Lumajang memenuhi persyaratan untuk
digunakan sebagai bahan campuran beton,
dikarenakan masih masuk ke dalam gradasi zona II.
2. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk pembuatan beton dapat
berupa kerikil dari hasil disintegrasi batuan alam atau
diperoleh dari alat-alat pemecah batu. Sebelum
digunakan sebagai bahan campuran beton, maka
dilakukan beberapa pengujian. Berikut merupakan
beberapa pengujian terhadap agregat halus pada
Tabel_7.
Tabel 7. Hasil Pengujian Agregat Kasar
No Jenis
Pengujian Hasil Uji
Sat Standart
Referensi
Ket
1 Kadar Air 0.79 % SNI 03-
1971-
1990
OK
2 Berat jenis 2.69 gr/c
m3
2.50-
2.70
SNI 03-
1969-
1990
OK
3 Penyerapan 2.04 % 1 - 2 SNI 03-
1969-
1990
OK
4 Berat
Volume
1.44 gr/c
m3
< 1.6 SNI 03-
4804-
1998
OK
Berdasarkan hasil pengujian agregat kasar yang
ditunjukkan pada Tabel 7 batu pecah dari Pasuruan
memenuhi syarat dan dapat dijadikan sebagai bahan
campuran beton.
Pengujian Workability Beton Segar
Kemudahan pengerjaan dapat dilihat dari nilai
slump yang identic dengan tingkat keplastisan beton.
Jika sifat beton semakin plastis maka akan semakin
mudah dikerjakan, sebaliknya jika sifat beton tidak
plastis maka pengerjaannya akan sulit dikerjakan.
Berikut merupakan data hasil pengujian
workability beton segar pada Tabel 8 dan Gambar 6.
Tabel 8. Hasil Pengujian Nilai Slump Test Beton
Type
Kekentalan Beton Kekentalan
Rata-rata
Beton (cm) I II III
100% S 5.5 6 5.5 5.67
90% S; 10% BFS 3.4 3.5 3.4 3.43
85% S; 15% BFS 3.1 3.2 3.1 3.13
80% S; 20% BFS 3.1 3.1 3.2 3.13
70% S; 30% BFS 3 3.1 3 3.03
Gambar 6. Grafik Hasil Pengujian Slump Test Beton
Berdasarkan hasil analisa pengujian beton segar
yang ditunjukkan pada Tabel 8 dan Gambar 6
diperoleh semakin banyak pensubtitusian blast
furnace slag, nilai slump yang dihasilkan semakin
rendah atau dapat dikatakan campuran masing-masing
variasi tidak begitu plastis.
Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan dilakukan setelah pembuatan
benda uji dengan berbagai variasi dilakukan dan sudah
dilakukan pengecekan terhadap nilai slump. Setelah
perendaman benda uji sudah memenuhi umur rencana
yang telah dilakukan, maka akan dilakukan pengujian
kuat tekan. Penguian ini dilakukan guna untuk
mengathui apakah kekuatan beton telah mencapai
kekuatan rencana yang sudah direncanakan
sebelumhya.
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
100% S 90% S; 10% BFS
85% S; 15% BFS
80% S; 20% BFS
70% S; 30% BFS
Nila
i Slu
mp
(cm
)
Type Beton
GRAFIK PENGUJIAN KEKENTALAN BETON
Analisis Kinerja Beton Normal ….
106
Berikut merupakan hasil rekapitulasi pengujian
kuat tekan beton pada Tabel 9 dan Gambar 7.
Tabel 9. Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata-rata Beton
dengan Berbagai Variasi Prosentase Blast Furnace
Slag Terhadap Semen.
Umur
(Hari)
Kuat Tekan Rata-rata Beton (kg/cm2)
BS
0%
BS
10%
BS
15%
BS
20%
BS
30%
7 135.26 73.19 88.3 88 49.93
21 185.56 102.37 132.44 112.74 73.48
28 235.56 105.33 138.96 127.26 94.52
Gambar 7. Grafik Kuat Tekan Beton Rata-rata Beton
dengan Berbagai Variasi Prosentase Blast Furnace
Slag Terhadap Semen.
Berdasarkan data hasil pengujian yang ditunjukkan
pada Tabel 9 dan Gambar 7, diperoleh bahwa
semakin banyak pensubstitusian blast furnace slag
terhadap semen, nilai kuat tekan masing-masing
variasi secara berturut-turut mengalami penurunan.
Dari data yang diperoleh bahwa kuat tekan rata-
rata 10% BFS mengalami penurunan sebesar 55.28%
dari beton normal, untuk 15% BFS mengalami
penurunan sebesar 41.00% dari beton normal, 20%
BFS mengalami penurunan sebesar 45.97% dari beton
normal, dan untuk 30% BFS mengalami penurunan
sebesar 59.87% dari beton normal.
Rancangan Penelitian Kekentalan Beton
Rancangan penelitian ini, diperuntukkan untuk
mengetahui kelayakan dari hasil pengujian kekentalan
beton. Dilihat dari hasil nilai slump yang
disbandingkan dengan nilai slump test beton normal
atau beton dengan kadar 0% BFS.
Tabel 10. Hasil Rancangan Penelitian Kekentalan
Beton dengan Uji T
Hipotesis:
Ho = Kekentalan 10%, 15%, 20%, atau 30% BFS
tidak berbeda dengan kekentalan 0% BFS
Ha = Kekentalan 10%, 15%, 20%, atau 30% BFS
berbeda dengan kekentalan 0% BFS
Ho ditolak α = 0.05
Ha diterima
Jika, sig > α Ho diterima
sig < α Ho ditolak
Kesimpulan:
1. Kekentalan 10% BFSditolakkekentalan 10%
BFS berbeda dengan kekentalan 0%.
2. Kekentalan 15% BFSditolakkekentalan 15%
BFS berbeda dengan kekentalan 0%.
3. Kekentalan 20% BFSditolakkekentalan 20%
BFS berbeda dengan kekentalan 0%.
4. Kekentalan 30% BFSditolakkekentalan 30%
BFS berbeda dengan kekentalan 0%.
Rancangan Penelitian Keuatan Beton
Rancangan penelitian ini, diperuntukkan untuk
mengetahui kelayakan dari hasil pengujian kuat tekan
beton. Dilihat dari hasil nilai kuat tekan beton yang
dibandingkan dengan nilai kuat tekan beton normal
atau beton dengan kadar 0% BFS.
Tabel 11. Hasil Rancangan Penelitian Kekuatan
Beton dengan Uji T
Hipotesis:
Ho = Kuat tekan beton 10%, 15%, 20%, atau 30%
BFS tidak berbeda dengan kuat tekan beton 0%
BFS
Ha = Kuat tekan beton 10%, 15%, 20%, atau 30%
BFS berbeda dengan kuat tekan beton 0% BFS
Ho ditolak α = 0.05
Ha diterima
Jika, sig > α Ho diterima
sig < α Ho ditolak
Kesimpulan:
1. Kuat tekan beton 10% BFS ditolak kuat tekan
beton 10% BFS berbeda dengan kuat tekan beton
0%.
0
50
100
150
200
250
7 21 28
Ku
at T
ekan
Rat
a-ra
ta (
kg/c
m2)
Umur Beton (hari)
GRAFIK HASIL KUAT TEKAN RATA-RATA
BN
BS 10%
BS 15%
BS 20%
BS 30%
Paired Differences t df Sig.
(2-
taile
d)
Me
an
Std.
Deviati
on
Std.
Err
or
Me
an
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Y - X1 2.23 .23094 .133 1.6596 2.8070 16.750 2 .004
Pair 2 Y - X2 2.53 .23094 .133 1.9596 3.1070 19.000 2 .003
Pair 3 Y - X3 2.53 .32146 .185 1.7348 3.3318 13.650 2 .005
Pair 4 Y - X4 2.63 .23094 .133 2.0596 3.2070 19.750 2 .003
Paired Differences t df Sig.
(2-
taile
d)
Mean Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Y - X1 130.22 8.9258 5.1533 108.05 152.39 25.27 2 .002
Pair 2 Y - X2 96.59 13.834 7.9875 62.225 130.96 12.09 2 .007
Pair 3 Y - X3 108.29 13.052 7.5360 75.871 140.72 14.37 2 .005
Pair 4 Y - X4 141.04 3.8858 2.2434 131.38 150.69 62.86 2 .000
Analisis Kinerja Beton Normal ….
107
2. Kuat tekan beton 15% BFS diterima kuat
tekan beton 15% BFS berbeda dengan kuat tekan
beton 0%.
3. Kuat tekan beton 20% BFS ditolak kuat tekan
beton 20% BFS berbeda dengan kuat tekan beton
0%.
4. Kuat tekan beton 30% BFS ditolak kuat tekan
beton 30% BFS berbeda dengan kuat tekan beton
0%.
Biaya Beton per m3
Suatu perencanaan bangunan, diperlukan adanya
perhitungan biaya tehadap bahan bangunan yang
digunakan. Perhitungan biaya beton per m3,
diperuntukkan untuk membandingkan biaya beton
normal per m3 dengan beton dengan semen substitusi
blast furnace slag.
Berikut merupakan hasil perhitungan biaya beton
per m3 masing-masing variasi prosentase blast furnace
slag yang ditunjukkan pada Tabel 12 dan Gambar 8.
Tabel 12. Rekapitulasi Biaya Beton per m3
Masing-
masing Variasi Prosentase Blast Furnace Slag
No Camp. Bahan
Material
Harga per m3
(Rp)
1 100% S 999,472.05
2 90% S; 10% BFS 996,926.78
3 85% S; 15% BFS 995,654.93
4 80% S; 20% BFS 994,381.50
5 70% S; 30% BFS 991,837.80
Gambar 8. Grafik Harga Bahan Beton per m
3
Berbagai Variasi Prosentase Blast Furnace Slag
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil yang diperoleh serta analisi
data, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembuatan beton dengan menggunakan substitusi
blast furnace slag terhadap semen dengan berbagai
variasi prosentase memiliki workability yang
rendah yang telah ditunjukkan dengan hasil nilai
slump test. Dimana hasil yang ada, secara berturut-
turut prosentase subtitusi blast furnace slag
memiliki hasil yang rendah dibandingkan dengan
nilai slump pada prosentase 0% BFS. Sehingga
semakin banyak pensubstitusian blast furnace slag
terhadap semen, maka tingkat kemudahan
pengerjaan semakin sulit.
2. Hasil kuat tekan rata-rata pada yang dihasilkan
dari berbagai variasi prosentase blast furnace slag
terhadap semen, secara berturut-turut mengalami
penurunan dan tidak mencapai kuat tekan yang
telah direncanakan. Sehingga blast furnace slag
tidak dapat disubtitusikan terhadap semen, karena
tidak dapat menunjukkan hasil kuat tekan beton
yang tinggi. Namun blast furnace slag ini, dapat
dicoba dalam penelitian selanjutnya untuk
disubtitusikan terhadap agregat halus.
3. Hasil hipotesis penelitian kekentalan beton,
menunjukkan bahwa semua variasi prosentase
blast furnace slag ditolak, karena berbeda dengan
kekentalan beton kada 0% BFS. Sedangkan untuk
hasil hipotesis kuat tekan beton, kadar 15% BFS
diterima dan tidak berbeda dengan kuat tekan
beton normal, sedangkan untuk kadar BFS yang
lain ditolak, karena berbeda dengan kuat tekan
beton normal.
4. Semakin banyak prosentase penambahan blast
furnace slag harga per m3
beton semakin murah.
Namun hasil dari semua pengujian beton maupun
pengujian material yang menggunakan subtitusi
blast furnace slag terhadap semen, tidak
memenuhi standar yang telah ada, sehingga tidak
dapat diaplikasikan dalam pekerjaan beton
walaupun harga yang dihasilkan lebih murah
disbandingkan dengan beton normal.
Daftar Pustaka
Muhammad Kadhafi. (2015). Pemanfaatan Copper
Slag Sebagai Substitusi Semen Pada Campuran
Beton Mutu K-22. Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Sriwijaya.
Paul dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Andi
Offset. Yogyakarta.
SNI 03-2834-2000 “Tata Cara Pembuatan Rencana
Beton Normal”.
Tri Mulyono. (2005). Teknologi Beton. Andi Offset.
Yogyakarta.
988.000,00
990.000,00
992.000,00
994.000,00
996.000,00
998.000,00
1.000.000,00
1.002.000,00
100% S 90% S; 10% BFS
85% S; 15% BFS
80% S; 20% BFS
70% S; 30% BFS
Har
ga (R
p)
Grafik Harga Bahan Beton per m3 (Rp)