Download - ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE
ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE
PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT
(Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR Chandra Muktiartha)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Caroline Realina Sumitro
NIM : 162114117
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE
PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT
(Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR Chandra Muktiartha)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Caroline Realina Sumitro
NIM : 162114117
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Amsal 19:21 – Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang
terlaksana.
2 Chronicles 15:7 – “But as for you, be strong and do not give up, for your work will be
rewarded.”
Mazmur 126: 5-6 – “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan
menuai dengan bersorak sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil
manabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”
Kupersembahkan untuk:
Allah Bapa
Tuhan Yesus
Bunda Maria
Bapak Tomas Kuwoto dan Ibu Lucia Rastiningsih
Adikku Yosephine Flowrina Sumitro
Kakek Handoyo dan Nenek Mursiati
Teman-teman dan sahabat-sahabatku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.…………..................... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR …………………….…………........ vii
HALAMAN DAFTAR ISI ……….…………………………………...... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ….……………………………….......... xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN....................................................... xii
ABSTRAK…….…………………..…………………………………….. xiii
ABSTRACT………………………………………………………..…….. xiv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………….………....... 1
A. Latar Belakang Masalah ………………............................... 1
B. Batasan Penelitian…………………………………………. 4
C. Rumusan Masalah................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………... 8
A. Perbankan………………………………………………….. 8
B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)…………………………… 9
C. Sustainable Finance………………………………………… 11
D. Roadmap for Sustainable Finance………………………… 13
BAB III METODE PENELITIAN………………………….……....... 21
A. Jenis Penelitian ………………………………….………… 21
B. Subjek dan Objek Penelitian………………………………. 21
C. Jenis Data dan Sumber Data………………………………. 22
D. Waktu Penelitian………………………………………...… 22
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 22
F. Teknik Analisis Data………………………………….…… 24
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN…………………… 32
A. PT BPR Bank Sleman……………………………………… 32
B. PT BPR Chandra Muktiartha……………………………… 37
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………. 41
A. Penerapan Sustainable Finance pada BPR…………………. 41
B. Kesiapan BPR………………………………………………. 65
BAB VI PENUTUP………………………………………………….… 67
A. Kesimpulan………………………………………………… 67
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………… 68
C. Saran…………………………………………………….… 68
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
LAMPIRAN……………………………………………………….……… 73
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tahap-tahap penerapan Sustainable Finance pada BPRKU 3
maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU
3……......................................................................................... 15
Tabel 2 Tabel Perbandingan Gambaran Umum Penerapan Sustainable
Finance……………………………………………………………… 25
Tabel 3 Tabel Perbandingan Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable
Finance...................................................................................... 26
Tabel 4 Tabel Tahap Perbandingan Implementasi Awal Kegiatan
Sustainable Finance ……........................................................ 27
Tabel 5 Tabel Kriteria Pernyataan Penerapan Sustainable Finance
….............................................................................................. 30
Tabel 6 Tabel Gambaran Umum Penerapan Sustainable
Finance.................................................................................... 43
Tabel 7 Tabel Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable
Finance………….................................................................... 53
Tabel 8 Tabel Tahap Implementasi Awal Kegiatan Sustainable
Finance…................................................................................ 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Pedoman Wawancara……………………………………... 75
Lampiran I Kuesioner PT BPR Bank Sleman………………................. 78
Lampiran II Kuesioner BPR Chandra Muktiartha……………………… 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE PADA
BANK PERKREDITAN RAKYAT
(Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR Chandra Muktiartha)
Caroline Realina Sumitro
NIM: 162114117
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas Sustainable Finance
pada BPR yang merujuk pada Peraturan Otorotas Jasa Keuangan Nomor 51
/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa
Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Penelitian ini juga akan membahas
mengenai kesiapan BPR dalam menerapkan aktivitas Sustainable Finance sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu, 1 Januari 2022.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara.
Teknis analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian dilakukan pada dua BPR yaitu BPR Bank Sleman dan BPR Chandra
Muktiartha yang termasuk dalam kategori BPRKU 3, maupun BPRS yang jumlah
asetnya setara dengan BPRKU 3.
Berdasarkan hasil penelitian, BPR Chandra Muktiartha belum memahami
mengenai Sustainable Finance, sedangnkan BPR Bank Sleman sudah memahami
mengenai Sustainable Finance serta telah memiliki pengalaman dalam hal
pembiayaan pada sektor prioritas khususnya UMKM. Selain itu, terdapat beberapa
kendala dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance, salah satunya adalah
tingkat risiko yang tinggi karena rentannya kepastian dalam hal pengembalian
kredit. Meskipun begitu, BPR sudah melakukan sebagian aktivitas Sustainable
Finance dan siap dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance.
Kata Kunci: Bank Perkreditan Rakyat, sustainable finance, kesiapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
ANALYSIS OF SUSTAINABLE FINANCE PRACTICE ON
RURAL BANKS
(Case Study at BPR Bank Sleman and BPR Chandra Muktiartha)
This study aims to determine Sustainable Finance activities at Rural Banks
in according to the Financial Services Authority Regulation Number 51
/POJK.03/2017 concerning the Implementation of Sustainable Finance for
Financial Service Institutions, Issuers, and Public Companies. This research will
also discuss the readiness of Rural Banks in implementing Sustainable Finance
activities which will be implemented on January 1, 2022..
The data collection techniques used were questionnaires and interviews.
The analysis technique used is descriptive with qualitative approach. The research
was conducted at two Rural Banks, namely BPR Bank Sleman and BPR Chandra
Muktiartha which are included in the BPRKU 3 category, and BPRS whose total
assets are equivalent to BPRKU 3.
The result showed that BPR Chandra Muktiartha did not understand about
Sustainable Finance yet, while BPR Bank Sleman already understand about
Sustainable Finance. Furthermore, both BPRs had experience in financing priority
sectors, especially MSMEs. In addition, there were several obstacles in carrying
out Sustainable Finance activities, one of which was the high level of risk due to
the vulnerability in credit payment. Even though, BPR had carried out some
Sustainable Finance activities and was preparing to implement Sustainable
Finance.
Keywords: Rural Credit Bank, sustainable finance, readiness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini setiap organisasi dihadapkan oleh permasalahan yang
semakin kompleks. Isu lingkungan menjadi salah satu hal yang juga perlu
diperhatikan dalam kegiatan organisasi. Saat ini kita banyak mendengar
permasalahan-permasalahan di lingkungan sekitar kita yang semakin
memprihatinkan. Penyelenggaraan pembangunan saat ini sebagian besar
hanya menargetkan pertumbuhan pada aspek ekonomi yang dapat
menimbulkan kesenjangan sosial dan penurunan kualitas lingkungan hidup
(POJK, 2017). Saat ini suatu emiten atau organisasi dituntut untuk
berperilaku etis tidak hanya semata-mata dalam mencari keuntungan (profit)
namun juga dalam menanggapi isu lingkungan tersebut sebagai upaya untuk
menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka panjang.
Saat ini Pemerintah Indonesia berfokus pada pengurangan Emisi
Gas Rumah Kaca (EGRK) yang telah ditunjukkan dengan keikutsertaannya
dalam Pittsburgh Summit di tahun 2009 sebagai salah satu negara G20 (OJK,
2014). Indonesia berkomitmen untuk menurunkan 26% emisi gas rumah
kaca dengan upaya sendiri (internal) dan 41% dengan bantuan Internasional
(eksternal). Kegiatan tersebut tercantum dalam Rencana Aksi Nasional
Gerakan Rumah Kaca (RAN GRK). Dalam rencana tersebut dijelaskan
bahwa penurunan emisi gas rumah kaca menargetkan sebesar 26%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diperoleh dari sektor kehutanan dan sebesar 50% dari lahan gambut, energi
dan transportasi sebesar 3,8%, pertanian sebesar 18%, industri 1,8% dan
limbah sebesar 5,9%. Disamping itu, pemerintah juga telah memasukkan
framework pembangunan berkelanjutan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah dan Panjang yang menyebutkan empat aspek dalam
pembangunan berkelanjutan yaitu sosial, ekonomi, lingkungan dan
kelembagaan.
Sektor keuangan, khususnya bank menjadi salah satu organisasi
yang juga perlu memperhatian aspek lingkungan walaupun bank dan
lingkungan bagaikan dua dunia yang berbeda. Bank dikenal lebih
berorientasi pada profit dan hal-hal yang dapat diukur dengan nilai uang,
sedangkan aspek lingkungan masih sangat sulit untuk dinilai dengan nilai
uang. Dalam upaya membangun kegiatan usaha yang ramah lingkungan,
dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bank menjadi salah satu organisasi
yang memiliki peran penting dalam mengalokasikan dana guna mendukung
bisnis yang ramah lingkungan. Menanggapi isu lingkungan dan dengan
tujuan mendukung program dari pemerintah, industri jasa keuangan dapat
memberikan dukungan terhadap program-program pembiayaan dan
investasi yang berkelanjutan, seperti proyek biogas, micro hydro,
pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, pertanian organik,
dan lain sebagainya (Ani & Fredy, 2017).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator lembaga keuangan
di Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kehutanan (KLH) mengeluarkan “Roadmap for Sustainable Finance” pada
tanggal 5 Desember 2014 yang berisikan mengenai rencana program
keuangan berkelanjutan yang ditujukan untuk lembaga keuangan yang
berada dibawah otoritas OJK (OJK, 2014).
Roadmap for Sustainable Finance tersebut menjadi agenda dan juga
“tantangan” baru bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK). Peluncuran roadmap
tersebut diharapkan dapat membantu dalam memecahkan permasalahan
sosial dan lingkungan pada LJK. Sustainable finance merupakan dukungan
secara menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan
berkelanjutan yang dihasilkan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi,
sosial, dan lingkungan hidup (OJK, 2014). OJK juga telah menunjuk
delapan bank yang sudah memiliki inisiatif dalam menunjukkan kepedulian
pada aspek sosial dan lingkungan, yaitu Bank Artha Graha Indonesia, BRI
Syariah, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank Negara
Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, and Bank
Rakyat Indonesia. Kedelapan bank tersebut siap menjadi role model dalam
mempromosikan aktivitas sustainable finance dan membantu bank lainnya
untuk turut serta mendukung dan menerapkan program tersebut (Siregar,
2017:6).
Dalam mengadopsi Sustainable Finance sebagai suatu konsep baru
pada kegiatan operasional bank sebagai upaya untuk melakukan green
transformation pada kegiatan ekonomi di Indonesia, tidak terlepas dari
tantangan dalam implementasinya. Walaupun sudah ada regulasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengatur penerapan tersebut, namun belum ada panduan secara teknis
bagaimana Sustainable Finance harus diterapkan. Masih minimnya
penelitian mengenai Sustainable Finance, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hal tersebut khususnya pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dengan judul “Analisis Penerapan Sustainable
Finance pada BPR (Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR
Chandra Muktiartha)”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas yang
mendukung Sustainable Finance yang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat
serta untuk menilai kesiapan BPR dalam melaksanakan Sustainable
Finance tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada dua BPR yaitu BPR Bank Sleman dan
BPR Chandra Muktiartha. Penelitian ini dilakukan pada dua BPR tersebut
dikarenakan adanya perbedaan kepemilikan dari keduanya yaitu BPR Bank
Sleman yang merupakan BPR milik Pemerintah Kabupaten Sleman dan
BPR Chandra Muktiartha yang merupakan BPR swasta.
B. Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi oleh penerapan Sustainable Finance pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BPR
yang termasuk dalam golongan BRKU 3 maupun BPRS yang jumlah
asetnya setara dengan BRKU 3 dengan merujuk pada Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan
Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan
Publik. Penelitian ini juga dibatasi oleh dua tahapan dalam melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
internalisasi penerapan Sustainable Finance pada bank yaitu tahap
persiapan dan tahap implementasi awal.
C. Rumusan Penelitian
Dilihat dari latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan Sustainable Finance pada Bank Perkreditan
Rakyat?
2. Bagaimana kesiapan Bank Perkreditan Rakyat untuk melakukan
aktivitas Sustainable Finance?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana dan apa sajakah penerapan Sustainable
Finance yang sudah dilakukan BPR.
2. Mengetahui apakah BPR sudah siap untuk melakukan penerapan
Sustainable Finance.
E. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Menambah pengetahuan mengenai penerapan Sustainabile Finance
pada BPR.
2. Akademisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Menambah refrensi pada bidang akuntansi dan dapat dijadikan
sumber bagi peneliti selanjutnya pada bidang Keuangan
Berkelanjutan (Sustainable Finance)
3. Bank Perkreditan Rakyat
Penelitian ini diharapkan dapat membantu BPR untuk memahami
bahwa saat ini kegiatan Sustainabile Finance begitu penting untuk
dilakukan.
4. Regulator Lembaga Keuangan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembuat kebijakan
bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) khususnya Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar dapat meningkatkan fasilitas
bagi Bank BPR dalam melaksanakan Sustainable Finance.
5. Masyarakat
Sebagai salah satu pemangku kepentingan daalam perbankan,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai
Sustainable Finance dan mendukung berjalannya sistem tersebut.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini berisikan latar belakang, batasan penelitian, rumusan
penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini berisikan teori-teori yang digunakan penulis untuk
mendukung penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber
data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bagian ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan
yang dijadikan subjek penelitian.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan hasil dari kuesioner penelitian dan
pembahasannya
BAB VI PENUTUP
Bagian ini menyajikan kesimpulan, keterbatasan penelitian,
serta saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar teori yang digunakan sebagai acuan
penulis dalam melakukan penelitian. Teori-teori yang digunakan antara lain
perbankan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Sustainable Finance, dan Roadmap
for Sustainable Finance.
A. Perbankan
Dewasa ini jasa perbankan semakin dibutuhkan, salah satunya
fungsi bank sebagai penyalur modal. Dalam aspek pembangunan sistem
ekonomi yang berkelanjutan, bank memiliki peran yang krusial dalam
menyalurkan dana kepada instansi-instansi swasta maupun pemerintah yang
kegiatan operasionalnya memiliki dampak pada lingkungan.Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa bank
merupakan badan usaha yang memberikan layanan bagi masyarakat baik itu
menyimpan dana maupun menyalurkan dana. Kasmir (2014) juga
menjelaskan bahwa bank merupakan salah satu Lembaga Jasa Keuangan.
Bank dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi
masyarakat yang membutuhkan, serta menjadi sarana untuk melakukan
berbagai macam transaksi lainnya. Berdasarkan jenisnya, bank dibagi
menjadi 2, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) (UU No.
10 Tahun 1998 tentang Perbankan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan menjelaskan bahwa, BPR merupakan salah satu Lembaga Jasa
Keuangan yang kegiatannya dapat dilakukan secara konvensional ataupun
dengan berdasarkan Prinsip Syariah dimana dalam kegiatannya tidak
diperkenankan untuk memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR
merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil seperti di
kecamatan atau pedesaan. Produk yang dihasilkan oleh BPR cenderung
lebih sempit ketimbang produk yang dihasilkan oleh bank umum. Terdapat
aktivitas yang pada bank umum yang tidak dapat dilaukan pada BPR seperti
pembukaan rekening giro (Kasnir, 2014). Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan Pasal 13, kegiatan usaha BPR
meliputi:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan
pada bank lain.
Adapun kegiatan yang tidak boleh atau dilarang untuk dilakukan oleh
BPR (UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan Pasal 14), yaitu:
a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran;
b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
c. melakukan penyertaan modal;
d. melakukan usaha perasuransian;
e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13.
Menurut POJK No. 12/03/POJK.03/2016 Tentang Kegiatan Usaha dan
Wilayah Jaringan Kantor Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Modal Inti,
BPR terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. BPRKU 1: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp
15.000.000.000,00
2. BPRKU 2: BPR yang memiliki modal inti Rp 15.000.000.000,00 hingga
Rp50.000.000.000,00
3. BPRKU 3: BPR yang memiliki modal inti lebih dari Rp 50.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
C. Sustainable Finance
Menurut OJK (2014), Sustainable Finance atau Keuangan
Berkelanjutan memiliki arti dukungan menyeluruh dari seluruh industri jasa
keuangan di Indonesia untuk pertumbuhan keuangan berkelanjutan dengan
menyelaraskan aspek kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Istilah yang digunakan di beberapa negara terkait keuangan berkelanjutan
tidaklah sama. Secara umum istilah sustainable finance ini juga dikenal
dengan istilah green finance. Menurut OECD (2017), Green Finance
didefinisikan sebagai aliran keuangan, baik dalam sektor privat maupun
sektor publik yang membahas mengenai mitigasi dan adaptasi akibat
perubahan iklim serta masalah lingkungan lainnya dan mendukung green
growth. Saat ini, Sustainable Finance di Indonesia masih dalam proses
pengembangan. Hal tersebut tertuang dalam Roadmap for Sustainable
Finance yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun
2014.
Sustainable Finance di Indonesia juga memiliki prinsip dalam
penerapannya. Dalam Roadmap for Sustainable Finance dijelaskan
mengenai prinsip keuangan berkelanjutan tersebut (OJK, 2014), yaitu:
1. Prinsip Pengelolaan Risiko yang mengintegrasikan aspek
perlindungan lingkungan hidup dan sosial dalam manajemen risiko LJK
guna menghindari, mencegah dan meminimalisir dampak negatif yang
timbul serta mendorong peningkatan kemanfaatan kegiatan pendanaan
dan operasional IJK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Prinsip Pengembangan Sektor Ekonomi Prioritas berkelanjutan
yang bersifat inklusif dengan meningkatkan kegiatan pendanaan
terutama pada sektor industri, energi, pertanian (dalam arti luas),
infrastruktur dan UMKM dengan menyeimbangkan aspek ekonomi,
lingkungan hidup dan sosial; serta menyediakan layanan keuangan
kepada komunitas yang umumnya memiliki keterbatasan atau tidak
memiliki akses ke layanan keuangan di sektor formal.
3. Prinsip Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Sosial dan Pelaporan
dengan menyelenggarakan praktik-praktik tata kelola lingkungan hidup
dan sosial yang di dalam kegiatan operasional LJK dan terhadap
praktik-praktik tata kelola lingkungan hidup dan sosial yang
diselakukan oleh nasabah-nasabah LJK. LJK juga melaporkan
kemajuan LJK dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan
berkelanjutan ini kepada masyarakat secara berkala.
4. Prinsip Peningkatan Kapasitas dan Kemitraan Kolaboratif dengan
mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, teknologi informasi
dan proses operasional dari masing-masing LJK terkait penerapan
prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan; serta menjalin kerjasama antar
LJK, regulator, pemerintah dan memanfaatkan kemitraan dengan
lembaga-lembaga domestik maupun internasional guna mendorong
kemajuan keuangan berkelanjutan.
Sustainable Finance di Indonesia telah diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan
Perusahaan Publik. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa LJK:
1. Wajib melaksanakan Sustainable Finance
2. Wajib menyusun dan melaporkan Rencana Aksi Keuangan
Berkelanjutan
3. Wajib melakukan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
4. Wajib membuat dan melaporkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability
Report).
D. Roadmap for Sustainable Finance
Roadmap for Sustainable Finance merupakan goals atau kondisi
yang ingin dicapai oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) terkait sistem
keuangan berkelanjutan di Indonesia dalam jangka pendek, menengah dan
panjang (2015-2024). Roadmap ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan daya tahan dan daya saing LJK sehingga mampu tumbuh
dan berkembang secara berkesinambungan. Daya tahan dikaitkan
dengan kemampuan manajemen risiko yang lebih baik, sementara daya
saing dikaitkan dengan kemampuan LJK untuk melakukan inovasi
produk/layanan lingkungan hidup yang ramah lingkungan hidup;
2. Menyediakan sumber pendanaan yang dibutuhkan masyarakat mengacu
kepada RPJP dan RPJM yang bercirikan pro-growth, pro-job, pro-poor,
dan pro-environment,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Berkontribusi pada komitmen nasional atas permasalahan pemanasan
global (global warming) melalui aktivitas bisnis yang bersifat
pencegahan/mitigasi maupun adaptasi atas perubahan iklim menuju
ekonomi rendah karbon yang kompetitif.
Penyusunan roadmap ini juga diimbangi dengan penyusunan Master
Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) untuk tahun 2015 -2024.
Dalam draft MPSJKI ini dicantumkan sektor industri, energi, pertanian,
infrastruktur dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dijadikan
sebagai sektor prioritas yang akan ditingkatkan porsi pendanaannya untuk
mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) (OJK, 2014). Adapun
rencana aktivitas yang dilakukan untuk mendukung Sustainable Finance,
yaitu:
1. Jangka Menengah (2015-2019), kegiatan penguatan keuangan
berkelanjutan difokuskan pada kerangka dasar pengaturan dan sistem
pelaporan, peningkatan pemahaman, pengetahuan serta kompetensi
sumber daya manusia pelaku industri jasa keuangan, pemberian insentif
serta koordinasi dengan instansi terkait.
2. Jangka panjang (2020-2024), kegiatan difokuskan pada integrasi
manajemen risiko, tata kelola perusahaan, penilaian tingkat kesehatan
bank dan pembangunan sistem informasi terpadu keuangan
berkelanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Adapun pedoman teknis tahap-tahap untuk menerapkan aktivitas
Sustainable Finance pada BPR yang masuk kedalam kategori BPRKU 3 dan BPRS
dengan odal inti setara BPRKU 3, yaitu:
Tabel 1. Tahap-tahap implementasi Sustainable Finance pada BPRKU 3
maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU 3
No. Pernyataan Penjelasan Waktu
Pelaksanaan
Tahap Persiapan
1. Melakukan
penyesuaian Visi
dan Misi, Tata
Kelola, Standar
Prosedur dan
Operasional, serta
Program yang
Mendukung
Sustainable
Finance.
Bank menyesuaikan SPO seperti
perubahan tanggung jawab,
kewenangan dan tugas untuk unit
yang ada atau menyusun SPO baru
bagi unit yang dikhususkan untuk
menjalankan program-program
Sustainable Finance.
BPRKU 3
dan BPRS
dengan
Modal Inti
setara
dengan
BPRKU 3:
sebelum 1
Januari 2022
2. Penyusunan
Rencana Aksi
Keuangan
Berkelanjutan
(RAKB)
RAKB adalah bagian dari rencana
strategis bank yang harus
dilaporkan dan disetujui OJK.
Setelah mendapat persetujuan dari
OJK, RAKB jangka panjang dan
jangka pendek tersebut wajib
dikomunikasikan kepada para
pemangku kepentingan bank.
3. Pengembangan
Kapasitas Internal
Edukasi intern ditujukan kepada
pengurus, para pegawai di tingkat
manajerial atau pengambil
keputusan, dan pegawai dengan
penambahan tugas pokok dan
fungsi Keuangan Berkelanjutan
pada unit yang sudah ada atau unit
yang dikhususkan untuk
menjalankan program-program
Keuangan Berkelanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 1. Tahap-tahap implementasi Sustainable Finance pada BPRKU 3
maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU 3 (lanjutan)
No
.
Pernyataan Penjelasan Waktu
Pelaksanaan
Tahap Implementasi Awal
1. Pengembanga
n Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
Bank menyiapkan SDM yang dimiliki
untuk menjalankan program-program
Keuangan Berkelanjutan. Penyiapan
SDM bertujuan untuk mengembangkan
kapasitas karyawan sehingga dapat
memahami hal-hal antara lain sebagai
berikut:
1. penetapan proyek/nasabah
berdasarkan kategori kegiatan
usaha berkelanjutan sampai pada
metode penyeleksian dan due
diligence;
2. pengembangan produk dan/atau
jasa keuangan berkelanjutan;
3. penyesuaian dan/atau penetapan
prinsip Keuangan Berkelanjutan
ke dalam sistem yang berlaku.
2. Penyesuaian
SPO pada
divisi yang
sudah ada
atau divisi
Penyesuaian SPO bank dapat mulai
dilakukan pada unit khusus terkait
Keuangan Berkelanjutan yang kemudian
diperluas pada unit-unit lainnya. Kegiatan
ini dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kondisi keuangan, struktur, dan
kompleksitas masing-masing bank.
3. Penyesuaian
sistem
teknologi
informasi dan
pelaporan
Penyesuaian sistem teknologi informasi
dan pelaporan dibutuhkan untuk
membantu bank dalam mendukung
penyaluran produk/jasa terkait
4. Pengelolaan
lingkungan
internal yang
ramah
lingkungan
hidup
Bank mengeluarkan pedoman internal
yang mendukung praktek-praktek ramah
lingkungan hidup dalam operasional
keseharian bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel 1. Tahap-tahap implementasi Sustainable Finance pada BPRKU 3
maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU 3 (lanjutan)
No. Pernyataan Penjelasan Waktu
Pelaksanaan
5. Penyesuaian
klasifikasi
kegiatan
usaha bank
dengan
kriteria dan
kategori
kegiatan
usaha
berkelanjutan
Untuk kepentingan penyusunan RAKB
maupun Laporan Keberlanjutan, bank
menyesuaikan klasifikasi kegiatan usaha
bank dengan kriteria dan kategori kegiatan
usaha berkelanjutan yang telah ditetapkan
6. Desain,
Pengembang
an, dan
Inovasi
Produk
dan/atau Jasa
Keuangan
Berkelanjuta
n
Bank mulai mendesain, mengembangkan,
dan melakukan inovasi produk dan/atau
jasa Keuangan Berkelanjutan sesuai
dengan permintaan pasar.
7. Inisiasi
Portofolio
Dalam hal bank belum memiliki
portofolio Keuangan Berkelanjutan
maupun berencana mengeluarkan produk
dan/atau jasa keuangan berkelanjutan,
maka bank mulai memperkenalkan hal
tersebut kepada masyarakat yang
memiliki minat dan potensi pada produk
dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan.
8. Edukasi
Eksternal Dalam rangka memperluas basis nasabah,
meningkatkan pemahaman nasabah yang
ada, maupun dalam konteks edukasi dan
perlindungan konsumen terkait Keuangan
Berkelanjutan, bank memberikan edukasi
eksternal terkait konsep dan pengenalan
Keuangan Berkelanjutan beserta produk
dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan.
Sumber: Pedoman Teknis Bagi Bank Terkait Implementasi POJK No.
51/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga
Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dilansir dari kontan.co.id, terdapat tiga sektor unggulan BPR yaitu sektor
perdagangan eceran, sektor jasa kemasyarakatan sosial dan hiburan, serta sektor
transportasi. Ketiga sektor tersebut dapat dimanfaatkan oleh BPR untuk
meningkatkan permodalan berbasis lingkungan untuk mendukung kegiatan
Sustainable Finance. Hal yang menarik lainnya adalah adanya rencana aktivitas
yang dilakukan mengenai peningkatan supply produk keuangan berkelanjutan.
Dalam hal tersebut, LJK dituntut untuk melakukan inovasi pada produk yang
mendukung Sustainable Finance serta memberikan edukasi-edukasi pada nasabah
maupun masyarakat sekitar untuk membantu mendukung dalam kegiatan tersebut.
Saat ini banyak dikembangkan produk perbankan yang mendukung aksi ramah
lingkungan. Produk perbankan yang dapat mendukung kegiatan Sustainable
Finance pada BPR adalah dengan membangun aplikasi perbankan seperti layanan
mobile banking atau e-banking yang dapat mengurangi penggunaan kertas.
Sehubungan dengan salah satu fungsi dari BPR yaitu memberikan kredit pada
masyarakat atau pengusaha yang mebutuhkan modal, portofolio pemberian dana
dapat ditingkatkan dengan menyalurkan proporsi yang lebih banyak pada sektor-
sektor UMKM maupun sektor lain yang masuk dalam kategori Sustainable.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sektor apa sajakah yang
seringkali didanai oleh BPR dan apakah BPR telah melakukan aktivitas ramah
lingkungan dalam kegiatannya, baik itu melalui produk perbankan atau
pengaplikasian peralatan atau perlengkapan kantor yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk
mendeskripsikan suatu kejadian, aktivitas, objek dan manusia secara realita
pada jangka waktu yang masih dalam ingatan responden atau pada waktu
saat ini (Prastowo, 2014). Penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena yang dialami oleh subjek
penelitian dan diungkapkan secara deskriptif (Moleong, 2006).
Penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai gambaran umum
BPR terhadap kegiatan Sustainable Finance, aktivitas yang sudah maupun
yang belum dilakukan oelh BPR, serta kesiapan BPR untuk menjalankan
kegiatan aktivitas Sustainable Finance.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan melibatkan pemilik atau Direksi dari BPR yang
dituju serta menggunakan Laporan Tahunan sebagai informasi
tambahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah penerapan Sustainable Finance
pada BPR.
C. Jenis Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapatkan dari hasil wawancara dan kuesioner peneliti dengan
narasumber yang sudah ditetapkan. Pihak yang akan dijadikan
sebagai narasumber pada penelitian ini adalah Direksi dari BPR.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen
tertulis seperti Laporan Tahunan untuk melihat aktivitas-aktivitas
BPR yang sudah menjurus/mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan
Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan
Perusahaan Publik.
D. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2008), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang berisikan pertanyaan tertulis kepada
responden. Kuesioner yang diberikan dalam penelitian ini adalah
kuesioner semi terbuka dimana peneliti memberikan pertanyaan
dengan alternatif jawaban, namun juga memberikan kesempatan
bagi responden untuk memberikan penjelasan. Pada kuesioner ini,
peneliti akan memperoleh informasi mengenai gambaran umum
pada setiap BPR mengenai penerapan Sustainable Finance, mulai
dari pemahaman apa itu Sustainable Finance, tanggapan mengenai
Sustainable Finance, kendala yang dihadapi, penerapan Sustainable
Finance yang telah dilakukan, tanggapan mengenai regulasi yang
mengatur tentang Sustainable Finance, serta penerapan-penerapan
terkait Sustainable Finance yang sudah, belum, dan rencana terkait
penerapan Sustainable Finance.
2. Wawancara Personal
Menurut Jogiyanto (2015), teknik wawancara personal adalah
wawancara dengan cara bertatap muka atau dengan kata lain secara
langsung dengan responden. Wawancara akan dilakukan dengan
pemilik atau direksi pada BPR yang dituju. Wawancara dilakukan
untuk membantu dalam proses analisis dan pembahasan dari setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pertanyaan dan pernyataan pada kuesioner yang sudah diberikan
kepada narasumber sebelum wawancara dilakukan.
3. Analisis Dokumen
Analisis Dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
menulusuri masalah yang akan diteliti (Bandur, 2014). Dalam
penelitian ini, data yang akan digunakan adalah Laporan Tahunan
serta Laporan Keuangan Keberlanjutan (bila ada) untuk melihat
kegiatan yang mendukung Sustainable Finance.
F. Teknik Analisis Data
Untuk membahas rumusan masalah yang pertama akan dibagi
menjadi dua bagian yaitu mengenai penerapan Sustainable Finance pada
BPR adalah:
1. Memaparkan jawaban pada kuesioner Bagian A: Gambaran
Umum Penerapan Sustainable Finance dan Bagian B:
Penerapan Sustainable Finance
Kuesioner bagian A merupakan kuesioner untuk mengetahui
gambaran umum BPR akan kegiatan Sustainable Finance. Jawaban
oleh setiap BPR akan digabungkan sesuai dengan penomoran
pertanyaan pada kuesioner. Tabel akan disajikan sebagai berikut:
Tabel 2: Tabel Perbandingan Gambaran Umum Penerapan Sustainable
Finance
No. Pertanyaan Jawaban
BPR Bank Sleman BPR CMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pada kuesioner bagian B akan membahas mengenai
penerapan Sustainable Finance yang sudah maupun yang belum
dilakukan megacu pada Tabel 1 Tahap-tahap penerapan
Sustainable Finance pada BPRKU 3 maupun BPRS dengan
modal inti setara BPRKU 3. Jawaban masing-masing BPR akan
digabungkan dalam satu tabel perbandingan yang telah
diklasifikasikan sesuai dengan pedoman teknis mengenai tahapan-
tahapan aktivitas Sustainable Finance yang harus dilakukan BPR.
Tabel yang akan disajikan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tabel 3: Tabel Perbandingan Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable Finance
No. Pernyataan
BPR A BPR B
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan
(Bila Belum)
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan
(Bila Belum)
1. Melakukan penyesuaian Visi dan Misi,
Tata Kelola, Standar Prosedur dan
Operasional, serta Program yang
Mendukung Sustainable Finance:
a. Visi dan Misi
b. Tata Kelola
c. Standar Prosedur Operasional
(SPO) -
d. Program yang mendukung
Sustainable Finance
2. Penyusunan Rencana Aksi Keuangan
Berkelanjutan (RAKB)
3. Pengembangan Kapasitas Internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 4: Tahap Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance
No. Pernyataan
PT BPR Bank Sleman BPR Candra Muktiartha
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan
(Bila Belum)
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan (Bila
Belum)
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM)
2.
Penyesuaian SPO pada divisi yang
sudah ada atau divisi khusus terkait
Sustainable Finance.
3. Penyesuaian sistem teknologi informasi
dan pelaporan
4. Pengelolaan lingkungan internal yang
ramah lingkungan hidup
5.
Penyesuaian klasifikasi kegiatan usaha
bank dengan kriteria dan kategori
kegiatan usaha berkelanjutan
6.
Desain, Pengembangan, dan Inovasi
Produk dan/atau Jasa Keuangan
Berkelanjutan
7. Inisiasi Portofolio
8. Edukasi Eksternal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Menganalisis hasil kuesioner
Analisis hasil kuesioner dilakukan untuk melihat lebih
mandalam mengenai aktivitas Sustainable Finance apa sajakah
yang sudah dilakukan oleh BPR dengan menggunakan informasi
tambahan berupa hasil wawancara dan Annual Report milik BPR.
Jawaban kedua BPR akan digabungkan berurutan sesuai dengan
nomor pertanyaan. Pada Bagian A, didapatkan hasil gambaran
umum pada setiap BPR mengenai penerapan Sustainable Finance,
yaitu:
a. Pemahaman, pandangan dan ketertarikan BPR terhadap
penerapan Sustainble Finance yang akan diwakili melalui
jawaban pada nomor satu, dua dan tiga pada kuesioner Bagian
A: Gambaran Umum .
b. Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance
yang akan diwakilkan melalui jawaban pada nomor empat dan
lima pada kuesioner Bagian A: Gambaran Umum.
c. Kendala penerapan Sustainable Finance yang akan
diwakilkan melalui jawaban pada nomor enam pada kuesioner
Bagian A: Gambaran Umum.
d. Pandangan BPR terhadap regulasi mengenai penerapan
Sustainable Finance yang akan diwakilkan melalui jawaban
pada nomor tujuh dan delapan pada kuesioner Bagian A:
Gambaran Umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pada bagian B akan diperoleh penerapan Sustainable
Finance yang sudah dilakukan, yang belum dilakukan, serta rencana
pelaksanaan apabila terdapat aktivitas Sustainable Finance yang
belum dilakukan BPR. Jawaban masing-masing BPR akan
digabungkan dalam suatu tabel perbandingan seperti Tabel 2:
Tabel Perbandingan Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable
Finance dan Tabel 3: Tahap Implementasi Awal Kegiatan
Sustainable Finance. Perbandingan dilakukan dengan
memaparkan jawaban masing-masing BPR berdasarkan aktivitas-
aktivitas pada Tahap Persiapan dan Tahap Implementasi Awal
dengan menyertakan alasan BPR maupun penjelasan lainnya
berdasarkan hasil wawancara.
3. Menganalisis Laporan Tahunan
Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan adalah
Laporan Tahunan sebagai tambahan informasi mengenai kegiatan
yang mendukung kegiatan Sustainable Finance.
4. Menarik Kesimpulan
Setelah proses yang telah disampaikan, peneliti akan
menarik kesimpulan bagaimana penerapan Sustainable Finance
dalam kegiatan BPR. Kriteria yang digunakan dalam mencapai
kesimpulan adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 5: Tabel Kriteria Pernyataan Penerapan Sustainable
Finance
Pernyataan Kriteria
Sudah menerapkan seluruhnya Seluruh kegiatan pada checklist
Kuesioner Bagian B:
Penerapan Sustainable Finance
sudah dilakukan seluruhnya.
Sudah menerapkan sebagian Seluruh kegiatan pada checklist
Kuesioner Bagian B:
Penerapan Sustainable Finance
sudah sebagian dilakukan.
Belum menerapkan seluruhnya Seluruh kegiatan pada checklist
Kuesioner Bagian B:
Penerapan Sustainable Finance
belum dilakukan seluruhnya
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai kesiapan
BPR dalam menjalani aktivitas Sustainable Finance, dilakukan dengan
cara:
1. Melakukan wawancara
Untuk menjawab rumusan yang kedua, penulis melakukan
wawancara dengan narasumber mengenai kesiapan serta penjelasan
BPR untuk menjalankan aktivitas Sustainable Finance.
2. Menarik Kesimpulan
Jawaban untuk rumusan masalah yang kedua akan disimpulkan
berdasarkan jawaban dari narasumber. Apabila narasumber mengatakan
bahwa BPR siap untuk menjalankan aktivitas Sustainable Finance,
maka akan dikatakan Siap. Apabila narasumber menjawab belum/tidak
siap, maka akan dikatakan belum/tidak siap. Selain itu, semakin banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
aktivitas Sustainable Finance yang sudah diterapkan oleh BPR, akan
memberikan nilai lebih pada kesiapan BPR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT BPR BANK SLEMAN
1. Profil Singkat
PD BPR Bank Sleman dibentuk menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 1962 tanggal 19 Mei 1962 tentang
Mengadakan Bank, serta dikukuhkan dengan Keputusan Bupati Nomor
6/K/1969 pada tanggal 21 Januari 1969 tentang Penetapan Bank-bank
Pasar serta Keputusan Bupati Sleman Nomor 3/K/1970 pada tanggal 24
Maret 1970. Pada tahun 1970 tersebut PD BPR Bank Sleman mulai
beroperasi dengan nama “Bank Pasar”.
Seiring perkembangan usahanya, tanggal 6 September 1995
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman, Nomor 30
Tahun 1995, tanggal 6 September 1995 yang disahkan oleh Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Surat Keputusan Nomor
95/KPTS/1996 tertanggal 15 April 1996, bentuk hukum perusahaan ini
dirubah menjadi PD Bank Perkreditan Rakyat ”Bank Pasar” Kabupaten
Dati II Sleman. Pada tahun 2008 nama perusahaan kembali berubah,
yakni dari PD Bank Perkreditan Rakyat “Bank Pasar” Kabupaten Dati
II Sleman menjadi PD BPR Bank Sleman.
Tahun 2019, PD BPR Bank Sleman kembali bertransformasi
menjadi PT BPR Bank Sleman Perseroda sesuai dengan Peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan
Bentuk Badan Hukum dari Bank Sleman menjadi Perseroan Terbatas
BPR Bank Sleman (Perseroda).
a. Visi
Visi dari PD BPR Bank Sleman adalah menjadi bank yang unggul
di dalam daerah, bekerja secara profesional dan terkemuka dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut mengandung
arti:
1) Bank Unggul di Daerah mengartikan bahwa PD BPR Bank
Sleman menjadi BPR dengan aset, laba dan pangsa terbesar
di Daerah Istimewa Yogyakarta
2) Profesional mengartikan bahwa dalam kegiatannya, Bank
dikelola dengan prinsip TARIF yaitu Transparancy
(Transparansi), Accountability (Akuntabilitas),
Responsibility (Pertanggung Jawaban), Independency
(Independensi), dan Fairness (Kewajaran), dengan prinsip
kehatian-hatian serta menerapkan manajemen risiko dan
memadai dan efektif. Bank juga akan professional dalam hal
kualitas Sumber Daya Manusia, yaitu sehat, jujur, disiplin,
semangat, tanggung jawab, terdidik,dan berpengalaman.
3) Terkemuka ditunjukan dengan mendapatkan penghargaan-
penghargaan tingkat lokal maupun nasional, serta menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Bank yang sehat dan memberikan pelayanan terbaik dengan
dukungan Teknologi Informasi yang handal.
4) Kesejahteraan Masyarakat dengan mengadakan penyaluran
kredit kepada sektor UMKM dan kepada PNS serta
masyarakat umum.
b. Misi
Misi dari PD BPR Bank Sleman adalah dengan menjalankan fungsi
Bank sebagai lembaga intermediasi secara unggul, profesional dan
terkemuka. Haltersebut didukung dengan:
1) Mempertahankan dan meningkatkan sebagai BPR dengan
aset, laba dan pangsa pasar terbesar di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2) Berusaha meningkatkan kinerja Bank menjadi lebih baik.
3) Mempertahankan tingkat kesehatan Bank.
4) Memberikan pelayanan terbaik dengan dukungan Teknologi
Informasi yang handal.
5) Menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola dan prinsip kehati-
hatian.
6) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2. Produk Perbankan
a. Tabungan
1) Tabungan SimPel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabungan SimPel merupakan layanan tabungan yang
disediakan untuk para pelajar yang berusia dibawah 17 tahun
dan belum memiliki KTP.
2) Tabungan Arofah
Tabungan Arofah merupakan layanan tabungan yang
diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak menginginkan
biaya Bungan maupun biaya administrasi. Tabungan ini
berhadiah uang tunai untuk wisata religi yang diundi setiap
tahun sekali.
3) Tabungan Mutiara
Tabungan Mutiara merupakan produk tabungan yang
disediakan bagi masyarakat yang juga meberikan peluang
bagi nasabah untuk mendapatkan hadiah-hadiah menarik
seperti mobil, motor, dan sebagainya.
4) Tabungan Bank Sleman
Tabungan Bank Sleman merupakan tabungan yang wajib
dimiliki bagi para debitur maupun penerima kredit tertentu
dari BPR Bank Sleman. Tabungan ini dirancang sebagai
pilihan untuk menabung dalam jangka panjang.
5) Tabungan Pensiun (TaPen)
Tabungan Pensiun (TaPen) diperuntukkan bagi para pegawai
atau pelaku usaha yang tidak memiliki jaminan
kesejahteraan di masa purnakar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
6) Tabungan Tamasya Plus
Tabungan Tamasya Plus merupakan tabungan bersama yang
diselenggarakan oleh 45 BPR se-DIY yang dinaungi oleh
yayasan PERBARINDO DIY. Tabungan ini juga
menyediakan hadiah-hadiah menarik bagi para nasabah.
b. Deposito
1) Deposito Berlian
Deposito Berlian merupakan layanan simpanan dana dengan
keterikatan jangka waktu tertentu. Pilihan jangka waktu
sangat fleksibel mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan,
sembilan bulan, dua belas bulan, dan dua puluh empat bulan.
c. Kredit
1) Kredit Multiguna
Kredit Multiguna merupakan layanan kredit yang
diperuntukkan bagi Aparat Sipil Negara, anggota TNI/Polri
dan BUMN/BUMD.
2) Kredit Usaha Bank Sleman (KUBS)
Kredit Usaha Bank Sleman merupakan layanan kredit yang
diperuntukkan untuk membatu para pelaku UKM.
3) Kredit KRIDO
Kredit KRIDO merupakan layanan kredit yang disalurkan
pada penerima layanan Kredit Krisan yang memperpanjang
kemitraan dengan BPR Bank Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4) Kredit KRISAN
Kredit KRISAN diperuntukkan untuk para pelaku usaha
yang bertujuan untuk pengembangan usaha, investasi,
maupun dalam hal pemenuhan modal.
5) Kredit UMKM
Kredit UMKM diperuntukkan untuk para pelaku usaha
yang bertujuan untuk pengembangan usaha, investasi,
maupun dalam hal pemenuhan modal.
B. PT BPR CHANDRA MUKTIARTHA (BPR CMA)
1. Profil Singkat
BPR Chandra Muktiartha pertama kali terbentuk pada tanggal 13
April 1993 dengan nama BPR Chandra Mulia. Sesuai dengan namanya,
BPR Chandra Mulia didirikan oleh Bapak Chandra. Sejak Tahun 1997,
BPR Chandra Mulia berganti kepemilikan yang diikuti dengan
perubahan nama menjadi BPR Chandra Muktiartha.
Saat ini, BPR Chandra Muktiartha memiliki 9 jaringan kantor yang
tersedia di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Hingga akhir
Desember 2019, BPR Chandra Muktiartha memiliki total aset lebih dari
Rp 319 miliyar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
a. Visi
1) SEHAT
Sehat dalam visi BPR Chandra Muktiartha ini diartikan bahwa
BPR CMA dalam kegiatannya berlandaskan aturan dari Bank
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, maupun peraturan atau
ketentuan lain yang berlaku. Sehat juga mengartikan bahwa
perilaku bisnis menunjukkan hal yang positif serta wawasan
berpikir Sumber Daya Manusia yang dimiliki juga terus
berkembang.
2) BESAR
Besar dalam visi BPR CMA ini diartikan bahwa BPR selalu
mempertahankan besar volume bisnisnya baik berupa asset
maupun laba. Besar juga diartikan sebagai kebesaran jiwa bisnis,
lembaga serta Sumber Daya Manusia yang dimiliki BPR CMA
untuk terus menunjukkan performa yang dapat memuaskan
konsumen.
3) KUAT
Kuat dalam visi BPR CMA ini adalah kuat akan kondisi
keuangannya baik sumber permodalan maupun laba. Kuat juga
diartikan BPR CMA untuk terus memberikan kinerja terbaik
pada customer (customer image) serta jaringan usahanya.
b. Misi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1) BPR CMA akan terus meningkatkan perannya sebagai Bank
Perkreditan Rakyat sebagai lembaga intermediasi bagi
masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan, khususnya
masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
2) BPR CMA akan memberikan fasilitas dan layanan
perbankan khususnya pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM)
3) BPR CMA akan selalu memberikan hasil yang layak pada
para pemegang saham.
2. Produk Perbankan
a. Tabungan
1) Tabungan RISMA
Tabungan RISMA merupak tabungan yang menggunakan
konsep “arisan” dengan setoran setiap bulannya Rp
100.000,00.
2) TabunganKU
TabunganKu merupakan tabungan biasa yang dapat
digunakan oleh masyarakat dengan setoran awal pembukaan
rekening minimal Rp 10.000,00.
3) Tabungan MUKTI
Tabungan MUKTI merupakan tabungan yang juga dapat
digunakan oleh masyarakat umum dengan setoran awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pembukaan rekening sebesar Rp 50.000,00 dengan fasilitas
bebas potongan administrasi dan bebas biaya transfer bank.
4) TAMASYA Plus
TAMASYA Plus adalah singkatan dari Tabungan
Masyarakat Yogyakarta Plus yang merupakan tabungan
bersama yang diselenggarakan oleh 45 BPR se-DIY yang
dinaungi oleh yayasan PERBARINDO DIY.
5) Tabungan Wisata Plus
Tabungan ini ditujukan untuk masyarakat yang ingin
mengatur keuangan untuk keperluan berwisata dengan
setoran awal sebesar Rp 100.000,00 dengan bunga 7% per
tahun.
6) Tabungan SimPel
Tabungan SimPel merupakan tabungan yang diperuntukan
untuk para pelajar yang diterbitkan secara nasional pada
bank-bank yang ada Indonesia.
b. Deposito
Deposito merupakan layanan simpanan dana dengan keterikatan
jangka waktu tertentu, mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan,
sembilan bulan, dua belas bulan, dan dua puluh empat bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
c. Kredit
PT BPR CMA melayani pengajuan kredit untuk memenuhi
kebutuhan seperti modal kerja, investasi, maupun untuk keperluan
konsumsi lainnya tanpa adanya uang muka.
Dari penjelasan mengenai kedua BPR, dapat dikatakan bahwa BPR Bank
Sleman merupakan BPR milik Pemerintah Kabupaten Sleman, sedangkan BPR
Chandra Muktiartha merupakan BPR swasta. Dalam kegiatannya kedua BPR
tersebut memiliki perbedaan. BPR Bank Sleman selain untuk memajukan dirinya
sendiri, tentu akan melakukan kegiatan yang disesuaikan untuk mendukung
program-program Pemerintah Kabupaten Sleman. Sedangkan BPR Chandra
Muktiartha berdiri sendiri dan berfokus untuk meningkatkan kemajuan BPR itu
sendiri. Fasilitas yang dimiliki pun juga berbeda. Dalam penerapan Sustainable
Finance, terdapat kemungkinan bahwa BPR Bank Sleman akan lebih siap dan lebih
terencana terkait program-program yang akan dilakukan karena akan bekerjasama
langsung dengan Pemerintah Kabupaten Sleman. Sedangkan BPR Chandra
Muktiartha mungkin kurang siap dan masih cukup sulit dalam membuat program-
program yang mendukung Sustainable Finance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, maka akan dibahas
mengenai dua hal yaitu, penerapan Sustainable Finance pada BPR dan juga
kesiapan BPR dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance.
A. Penerapan Sustainable Finance pada BPR
Untuk menjawab rumusan masalah mengenai penerapan
Sustainable Finance pada BPR, penulis menggunakan dua kuesioner.
Kedua kuesioner tersebut akan terbagi menjadi dua pokok bahasan yaitu,
gambaran umum BPR akan aktivitas Sustainable Finance dan penerapan
aktivitas Sustainable Finance berdasarkan tahap persiapan dan
implementasi awal Sustainable Finance.
a. Gambaran Umum Penerapan Sustainable Finance
Bagian ini akan dibahas menggunakan kuesioner bagian A.
Berdasarkan kuesioner tersebut, akan didapatkan dan dijelaskan
mengenai poin-poin gambaran umum pada setiap BPR mengenai
penerapan Sustainable Finance, yaitu:
1) Pemahaman, pandangan dan ketertarikan BPR terhadap
penerapan Sustainble Finance yang akan diwakili melalui jawaban
pada nomor satu, dua dan tiga
2) Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance yang akan
diwakilkan melalui jawaban pada nomor empat dan lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3) Kendala penerapan Sustainable Finance yang akan diwakilkan
melalui jawaban pada nomor enam
4) Pandangan BPR terhadap regulasi mengenai penerapan
Sustainable Finance yang akan diwakilkan melalui jawaban pada
nomor tujuh dan delapan.
Berikut hasil yang diperoleh melalui kuesioner bagian A mengenai
gambaran umum penerapan Sustainable Finance:
Tabel 6: Tabel Gambaran Umum Penerapan Sustainable Finance
No. Pertanyaan Jawaban
BPR Bank Sleman BPR CMA
1
Apakah anda sudah
memahami mengenai apa
itu Sustainable Finance
yang saat ini diterapkan
di Indonesia?
Sudah Belum
2
Apakah anda
menganggap Sustainable
Finance sebagai area
bisnis yang menjanjikan?
Sangat Menjanjikan Agak Menjanjikan
3
Apakah bank anda
berencana untuk
meningkatkan aktivitas
pada Sustainable
Finance?
Ya, akan menjadi
prioritas Ya, sedikit
4
Apakah bank anda
memiliki pengalaman
dalam memberikan
kredit pada proyek-
proyek lingkungan?
(contoh: pendanaan di
bidang agrikultur,
pendanaan dalam
pengelolaan energi
terbarukan, dsb).
Ya Belum
5
Sektor apa sajakah yang
seringkali mendapatkan
pendanaan dari BPR
anda?
UMKM, Industri,
Pertanian,
Infrastruktur, Energi
Terbarukan, Jasa
UMKM, Industri,
pariwisata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 6: Tabel Gambaran Umum Penerapan Sustainable Finance
(lanjutan)
No. Pertanyaan Jawaban
BPR Bank Sleman BPR CMA
6
Menurut anda, apa
penyebab Sustainable
Finance masih sulit
dilakukan pada BPR?
a. Terlalu
berisiko
b. Kurangnya
permintaan
(demand)
pada kegiatan
Sustainable
Finance
c. Kurangnya
pengetahuan
atau
pengalaman
dengan
proyek ramah
lingkungan
a. Kurangnya
sosialisasi
dari OJK
7
Apakah menurut anda
kerangka kebijakan
mengenai Sustainable
Finance sudah cukup
membantu dalam
mengembangkan
investasi berkelanjutan?
Sangat membantu Sedikit membantu
8
Dukungan dari otoritas
perbankan seperti apa
yang dibutuhkan untuk
membantu bank anda
untuk meningkatkan
partisipasi bank anda
dalam kegiatan
Sustainable Finance?
Pembangunan
kapasitas
Sosialisasi secara
terus menerus dan
pendampingan
Dari jawaban kedua BPR tersebut, lalu akan dibahas sesuai dengan
poin-poin pembahasan tentang gambaran umum pada setiap BPR mengenai
penerapan Sustainable Finance, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1) Pemahaman, pandangan dan ketertarikan BPR terhadap
penerapan Sustainable Finance
Bagian ini akan dibahas mengenai pemahaman, pandangan dan
ketertarikan BPR terhadap penerapan Sustainable Finance. Dalam
melakukan pembahasan bagian ini, penulis menggunakan jawaban
nomor satu, dua dan tiga yang tercantum pada kuesioner.
Pada pertanyaan nomor satu, PT BPR Bank Sleman menjawab
bahwa BPR sudah memahami apa itu Sustainable Finance. Walaupun
belum ada sosialisasi dari pihak OJK, PT BPR Bank Sleman sudah
memiliki inisiatif untuk mencari informasi mengenai Sustainable
Finance. Sedangkan BPR Chandra Muktiartha (BPR CMA) belum
memahami mengenai Sustainable Finance. Melalui proses
wawancara, pihak direksi mengatakan bahwa BPR baru mengetahui
istilah tersebut karena belum adanya sosialisasi dari pihak Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) mengenai Sustainable Finance dan juga belum
mengakses laman OJK yang berkaitan dengan Sustainable Finance.
Berdasarkan jawaban pada nomor dua, Sustainable Finance ini
juga dipandang sebagai kegiatan yang akan sangat menjanjikan oleh
PT BPR Bank Sleman. Sektor ekonomi makro akan menjadi kuat
karena adanya sinergisitas antara aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan. Sustainable Finance ini juga akan membuat BPR Bank
Sleman lebih efisien dalam penggunaan energi dan akan sangat
berdampak positif bagi kelestarian alam. Pada BPR CMA,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sustainable Finance dianggap sebagai suatu hal yang agak
menjanjikan, khususnya dibidang pendanaan bagi UMKM.
Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA memang sangat berfokus
pada kegiatan UMKM masyarakat dengan menyediakan kredit bagi
UMKM sebesar Rp 2.000.000,00 hingga Rp 500.000.000,00.
Persentase dana yang diberikan untuk UMKM juga dapat terbilang
sangat besar yaitu sekitar 98%.
Pada pertanyaan nomor tiga, PT BPR Bank Sleman akan
meningkatkan kegiatan Sustainable Finance dan menjadikannya
sebagai prioritas karena BPR Bank Sleman merupakan perusahaan
milik Kabupaten Sleman, yang mana rogram kerja yang dilakukan
oleh PT BPR Bank Sleman harus disesuaikan dengan program kerja
Pemerintah Daerah. PT BPR Bank Sleman berencana untuk
meningkatkan pendanaan pada sektor UMKM. Sedangkan BPR CMA
akan meningkatkan sedikit aktivitas pada kegiatan Sustainable
Finance. BPR CMA akan lebih berfokus dalam pemberian kredit pada
kegiatan UMKM karena hingga saat ini kredit pada bidang UMKM
dirasa lebih menguntungkan dan banyak peminatnya dibandingnkan
dengan kegiatan usaha lainnya seperti agrikultur yang risikonya
sangat tinggi.
Dari pertanyaan nomor satu, dua, dan tiga yang telah dibahas,
dapat dikatakan bahwa PT BPR Bank Sleman sudah memahami apa
itu Sustainable Finance. PT BPR Bank Sleman juga memandang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Sustainable Finance sebagai kegiatan yang menjanjikan serta akan
meingkatkan aktivitas dan menjadikan Sustainable Finance sebagai
prioritas dalam kegiatan usaha bank. Sedangkan BPR CMA belum
memahami betul mengenai Sustainable Finance dan memandang hal
tersebut sebagi hal yang agak menjanjikan apabila dijadikan kegiatan
usaha bank. BPR CMA akan sedikit meningkatkan aktivitas
Sustainable Finance dan terus berfokus dalam pendanaan UMKM.
2) Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance
Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance sendiri
dilihat dari pengalaman BPR dalam kegiatan yang berkaitan dengan
Sustainable Finance khususnya dalam hal pemberian dana atau kredit
pada sektor-sektor yang ditetapkan dalam Roadmap to Sustainable
Finance. Bagian ini akan dilihat dari jawaban nomor 4 dan 5 yang
Berdasarkan jawaban pada nomor empat, PT BPR Bank Sleman
telah memiliki pengalaman dalam meberikan kredit dalam kegiatan
Sustainable Finance seperti pemberian fasilitas kredit bagi petani salak,
dan juga dalam bidang peternakan dan perikanan. Berbeda dengan PT
BPR Bank Sleman, BPR CMA belum pernah melakukan pendanaan
kepada proyek lingkungan. Menurut hasil wawancara, pendanaan pada
kegiatan berbasis lingkungan khususnya agrikultur memiliki risiko
kerugian yang tinggi karena kegiatan tersebut bergantung pada alam,
sehingga pendapatan petani tidak tetap dan sulit untuk melakukan
pengembalian kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan jawaban nomor lima, PT BPR Bank Sleman banyak
memberikan pendanaan pada sektor UMKM, industri, pertanian,
infrasturktur, proyek energi terbarukan, serta pada sektor jasa.
Sedangkan BPR CMA banyak memberikan pendanaan pada sektor
UMKM, Industri khususnya industri kerajinan, serta sektor lain yaitu
sektor pariwisata.
Dari hasil jawaban pertanyaan nomor empat dan lima yang sudah
dibahas, dapat dikatakan bahwa PT BPR Bank Sleman telah memiliki
pengalaman dalam memberikan pendanaan pada proyek-proyek
berbasis lingkungan serta 6 sektor prioritas Sustainable Finance. BPR
CMA belum memiliki pengalaman dalam memberikan pendanaan
pada proyek-proyek lingkungan serta sudah melakukan pendanaan
pada 3 sektor prioritas Sustainable Finance.
3. Kendala penerapan Sustainable Finance
Bagian ini akan membahas mengenai risiko atau kendala yang
dihadapi oleh BPR akan kegiatan Sustainable Finance. Pembahasan
mengenai hal tersebut dilihat dari jawaban pada pertanyaan nomor
enam.
Berdasarkan jawaban pada nomor enam, BPR Bank Sleman
memilih 3 opsi yang menjadikan Sustainable Finance ini sulit
dilakukan di Indonesia. BPR Bank Sleman memilih opsi pertama,
yaitu terlalu berisiko dengan alasan rentannya kepastian akan
pengembalian kredit. Kedua, kurangnya permintaan (demand) pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kegiatan Sustainable Finance dengan alasan bahwa mayoritas pelaku
UMKM telah mendapatkan KUR dengan tingkat bunga yang rendah.
Ketiga, kurangnya pengetahuan atau pengalaman dengan proyek
ramah lingkungan dikarenakan banyak kegiatan atau proyek-proyek
yang berskala besar sudah mendapatkan pendanaan dari bank-bank
umum.
BPR CMA menjawab kurangnya sosialisasi dari OJK. Menurut
hasil wawancara, narasumber menjelaskan bahwa OJK kurang
melakukan sosialisasi mengenai peraturan-peraturan terbaru.
Narasumber juga menceritakan bahwa tidak ada jadwal rutin untuk
kegiatan sosialisasi dari OJK. Dalam wawancara narasumber juga
mengatakan bahwa ini pertama kalinya beliau megetahui istilah
Sustainable Finance yang sudah mulai ditetapkan peraturannya sejak
tahun 2017.
Berdasarkan jawaban dari pertanyaan nomor empat, dapat
dikatakan bahwa kendala dalam melakukan aktivitas Sustainable
Finance pada BPR adalah terlalu berisiko, kurangnya permintaan
(demand) pada kegiatan Sustainable Finance, kurangnya pengetahuan
atau pengalaman dengan proyek ramah lingkungan, serta kurangnya
sosialisasi dari OJK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4) Pandangan dan masukkan BPR terhadap regulasi mengenai
regulasi penerapan Sustainable Finance
Bagian ini akan membahas mengenai pandangan atau tanggapan
BPR terhadap regulasi mengenai aktivitas Sustainable Finance, serta
masukkan BPR bagi regulator LJK agar aktivitas Sustainable Finance
ini dapat dilakukan oleh BPR. Bagian ini akan dijawab melalui
jawaban dari pertanyaan nomor tujuh dan delapan.
Berdasarkan pada jawaban nomor tujuh, PT BPR Bank Sleman
memilih opsi ketiga, yakni kerangka kebijakan Sustainable Finance
yang ada saat ini sangat membantu BPR dalam mengembangkan
investasi keberlanjutan. PT BPR Bank Sleman berpendapat bahwa
kebijakan mengenai penerapan Sustainable Finance ini membantu BPR
dalam mengakomodir aktivitas Lembaga Jasa Keuangan agar tidak
hanya bertumpu dalam satu elemen saja (bidang ekonomi) namun juga
dengan elemen lingkungan dan sosial. Pada BPR CMA, narasumber
memilih opsi bahwa kerangka kebijakan mengenai Sustainable Finance
yang diberlakukan saat ini sedikit membantu. Menurut hasil wawancara,
hal tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi rutin yang dilakukan
oleh OJK terkait peraturan-peraturan yang ada.
Berdasarkan pada jawaban nomor delapan, PT BPR Bank Sleman
memilih opsi pertama yaitu, dilaksanakannya pembangunan kapasitas
baik dalam bentuk pelatihan, seminar, dan lainnya sebagai bentuk
dukungan dari otoritas jasa keuangan yang dapat membantu PT BPR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Bank Sleman dalam melaksanakan kegiatan Sustainable Finance ini.
Menurut narasumber, OJK maupun Bank Indonesia sudah
menyediakan cukup informasi mengenai Sustainable Finance dengan
adanya laman web resmi dengan memberikan berbagai informasi dan
peraturan-peraturan LJK yang berlaku saat ini. Di sisi lain, Lembaga
Jasa Keuangan juga sangat membutuhkan pendampingan dalam
menerapkan Sustainable Finance, khususnya bagi LJK yang kurang
memiliki pengalaman yang berkaitan dengan hal sosial maupun
lingkungan. Oleh sebab itu, berbagai macam pendalaman dan
pengembangan sosftskills bagi para pelaku kegiatan di LJK khususnya
dalam kegiatan Sustainable Finance ini sangatlah dibutuhkan.
BPR CMA membutuhkan sosialisasi rutin serta pendampingan
bagi para pelaku LJK. BPR CMA juga memberi masukkan bagi OJK
untuk memberlakukan kegiatan sosialisasi serta pengembangan
kapasitas BPR secara rutim dan teratur setiap tahunnya agar bank
dapat sama-sama berkembang sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan saat ini.
Berdasarkan jawaban dari pertanyaan nomor tujuh dan delapan,
dapat diketahui bahwa PT BPR Bank Sleman menganggap regulasi
mengenai Sustainable Finance yang ada saat ini sangat membantu
bank dalam mengembangkan praktik Sustainable Finance.
Sedangkan BPR CMA menganggap bahwa regulasi yang ada sudah
cukup membantu. Fasilitas yang diperlukan BPR untuk meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pemahaman mengenai Sustainable Finance adalah dengan adanya
peningkatan kapasitas bagi anggota dan juga sosialisi rutin oleh OJK.
b. Penerapan Sustainable Finance
Pada bagian ini, peneliti ingin melihat perbandingan aktivitas terkait
Sustainable Finance yang dibagi menjadi dua bagian yaitu Tahap
Persiapan dan Tahap Implementasi Awal.
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan masa dimana bank melakukan
kegiatan-kegiatan persiapan pada bagian internal menjalankan
implementasi kegiatan Sustainable Finance secara penuh. Kegiatan
persiapan yang sudah maupun yang belum dilakukan oleh PT BPR
Bank Sleman dan BPR CMA akan disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 7: Tabel Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable Finance
No. Pernyataan
PT BPR Bank Sleman BPR Candra Muktiartha
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan
(Bila Belum)
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan
(Bila Belum)
1. Melakukan penyesuaian Visi dan Misi, Tata
Kelola, Standar Prosedur dan Operasional,
serta Program yang Mendukung Sustainable
Finance.
a. Visi dan Misi √ 2021 √
b. Tata Kelola √ 2021 √ -
c. Standar Prosedur Operasiona (SPO) √ 2021 √ -
d. Program yang mendukung
Sustainable Finance √ √
2. Penyusunan Rencana Aksi Keuangan
Berkelanjutan (RAKB) √ √ -
3. Pengembangan Kapasitas Internal √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
a) Penyesuaian Visi dan Misi, Tata Kelola, Standar Prosedur
dan Operasional, serta Program yang Mendukung
Sustainable Finance.
Dari Tabel Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable
Finance, dapat dilihat bahwa PD BPR Bank Sleman belum
melakukan pembaharuan atau penyesuaian Visi dan Misi, Tata
Kelola, serta Standar Prosedur Operasional (SPO). Ketiga hal
tersebut direncanakan akan dilakukan pada tahun 2021. PD
BPR Bank Sleman sudah memiliki gambaran mengenai ketiga
hal tersebut namun belum bisa dipublikasikan karena bersifat
rahasia. PD BPR Bank Sleman telah memiliki program yang
mendukung kegiatan Sustainable Finance, yaitu dengan
meningkatkan aktivitas yang mendukung program paperless
dengan cara meningkatkan Teknologi Informasi (TI).
Pada BPR CMA, Tata Kelola dan SPO belum dilakukan
penyesuaian dan tidak menjawab kapan hal tersebut akan
dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA masih
belum memiliki gambaran terkait kegiatan Sustainable
Finance karena belum adanya sosialisasi dari OJK. BPR CMA
menjawab telah menyesuaikan Visi dan Misi serta telah
memiliki program yang mendukung kegiatan Sustainable
Finance. Terkait Visi dan Misi, walaupun belum dalam
konteks Sustainable Finance, namun terdapat poin yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menjurus dalam aktivitas mendukung Sustainable Finance
yaitu dengan memberikan fasilitas dan pelayanan keuangan
yang mendukung kegiatan UMKM.
Dalam hal program yang mendukung Sustainable Finance
juga masih dalam kegiatan CSR. BPR CMA sangat berfokus
pada kegiatan sosial dengan memberikan edukasi bagi
masyarakat sekitar mengenai pentingnya mengatur keuangan.
b) Penyusunan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan
(RAKB)
Berdasarkan Tabel Tahap Persiapan Kegiatan
Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman belum
menyusun menyusun RAKB secara rutin, namun PT BPR
Bank Sleman telah menyusun RAKB untuk tahun 2020 dan
sudah disampaikan kepada seluruh pemegang saham dan
jenjang organisasi pada bank tersebut. PT BPR Bank Sleman
juga sudah berencana untuk membuat RAKB secara rutin
dimulai pada tahun 2021 dan waktu pelaksanaan untuk
RAKB yang sudah dibuat untuk tahun 2020 di tahun 2021
juga.
BPR CMA belum menyusun RAKB jangka panjang
maupun jangka pendek. BPR CMA juga belum memiliki
rencana kapan akan mulai menyusun RAKB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Di dalam RAKB juga mencakup pembuatan program
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Dana TJSL
kedua BPR diperoleh dari laba setelah pajak. PT BPR Bank
Sleman menganggarkan dana TJSL sebesar 5% dari laba
setelah pajak, sedangkan BPR CMA tidak menetapkan
berapa persentase dana yang akan disalurkan untuk kegiatan
TJSL. Secara garis besar, TJSL yang dilakukan oleh kedua
BPR lebih condong kepada kegiatan sosial ketimbang
kegiatan lingkungan.
c) Pengembangan Kapasitas Internal
Dari tabel Tabel Tahap Persiapan Kegiatan
Sustainable Finance, dapat dilihat bahwa kedua BPR belum
melakukan pengembangan kapasitas internal dan juga belum
memiliki rencana kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.
Hal tersebut dikarenakan belum adanya sosialisasi dan
tindak lanjut dari OJK sendiri terkait Sustainable Finance
pada BPR.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa BPR Bank Sleman
telah melakukan dua aktivitas yaitu; Melakukan penyesuaian Visi
dan Misi, Tata Kelola, Standar Prosedur dan Operasional, serta
Program yang Mendukung Sustainable Finance khususnya pada
penyesuaian program yang mendukung Sustainable Finance; serta
sudah menyusun RAKB. BPR CMA juga telah melakukan dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
aktivitas yaitu; Melakukan penyesuaian Visi dan Misi, Tata Kelola,
Standar Prosedur dan Operasional, serta Program yang Mendukung
Sustainable Finance khususnya pada visi misi dan penyesuaian
program yang mendukung Sustainable Finance.
2) Tahap Implementasi Awal
Dalam tahap implementasi awal, bank mulai membangun
sistem Sustainable Finance dalam organisasi perusahaannya.
Tahap ini dimulai sejak tahun pertama periode yang ditetapkan dan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi keuangan,
struktur, dan kompleksitas masing-masing bank. Penerapan yang
sudah maupun yang belum dilakukan oleh PT BPR Bank Sleman
dan BPR CMA akan disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 8: Tabel Tahap Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance
No. Pernyataan
PT BPR Bank Sleman BPR Candra Muktiartha
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan
(Bila Belum)
Sudah Belum
Rencana
Pelaksanaan
(Bila Belum)
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) √ √ -
2.
Penyesuaian SPO pada divisi yang sudah
ada atau divisi khusus terkait Sustainable
Finance.
√ 2021 √ -
3. Penyesuaian sistem teknologi informasi
dan pelaporan √ √
(dalam tahap
pembuatan)
4. Pengelolaan lingkungan internal yang
ramah lingkungan hidup √ √
5.
Penyesuaian klasifikasi kegiatan usaha
bank dengan kriteria dan kategori
kegiatan usaha berkelanjutan
√ - √ -
6.
Desain, Pengembangan, dan Inovasi
Produk dan/atau Jasa Keuangan
Berkelanjutan √ √
(dalam tahap
pembuatan)
7. Inisiasi Portofolio √ √ -
8. Edukasi Eksternal. √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
a) Pengembangan SDM
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel Tahap
Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance, kedua
BPR belum melakukan pengembangan kapasitas terhadap
Sumber Daya Manusia yang dimiliki karena belum adanya
tindak lanjut dari regulator Lembaga Jasa Keuangan,
sehingga pengembangan SDM juga belum dilakukan pada
tahap implementasi awal ini.
b) Penyesuaian SPO pada divisi yang sudah ada atau divisi
khusus terkait Sustainable Finance.
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel Tahap
Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance, kedua
BPR belum melakukan penyesuaian SPO untuk bagian/unit
yang sudah ada atau pada bagian/unit yang dikhususkan
terkait kegiatan Sustainable Finance. Sebagai informasi
tambahan, kedua BPR tersebut belum memiliki unit yang
benar-benar dikhususkan untuk kegiatan Sustainable
Finance, namun kedua BPR memiliki unit yang dikhususkan
untuk melakukan penilaian kualitas kredit untuk UMKM.
Dikarenakan penyesuaian SPO pada Tahap persiapan belum
dilakukan, maka penyesuaian SPO pada divisi yang ada juga
belum dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c) Penyesuaian sistem teknologi informasi dan pelaporan
Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal
Kegiatan Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman telah
melakukan penyesuaian sistem teknologi informasi dan
pelaporan. PT BPR Bank Sleman sudah memiliki website
resmi yang digunakan sebagai layanan informasi bagi
masyarakat. PT BPR Bank Sleman juga melakukan publikasi
pada laman website yang dimiliki dan bisa diunduh oleh
siapa saja. Informasi keuangan maupun non-keuangan
lainnya juga dapat diakses pada website resmi milik OJK. PT
BPR Bank Sleman telah menggunakan Account Officer (AO)
Mobile Bank Sleman sebagai aplikasi yang dapat digunakan
oleh masyarakat dalam mengajukan kredit. Aplikasi Mobile
Collection juga digunakan untuk mempermudah para
petugas dalam melakukan input setoran melalui smartphone
dan EDC.
Pada bagian internal, PT Bank Sleman menggunakan
aplikasi Core Banking System serta didukung oleh sistem
Disaster Recovery System yang merupakan sistem back up
data untuk meminimalisir dampak dari gangguan sistem,
maupun kerusakan lainnya yang disengaja ataupun yang
tidak disengaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA masih
menggunakan Microsoft Excel dalam setiap pelaporan,
namun saat ini BPR CMA sudah dalam proses membangun
sebuah aplikasi yang saling terintegrasi yang dikhususkan
untuk bagian internal perusahaan untuk mempermudah
dalam penyampaian informasi baik keuangan maupun non-
keuangan serta untuk mengurangi penggunaan kertas. BPR
CMA juga telah dalam proses pembuatan aplikasi yang
dikhususkan untuk mempermudah nasabah dalam pengajuan
kredit. Untuk mempermudah akses informasi mengenai BPR,
BPR CMA telah memiliki website dan akun instagram,
namun pelaporan keuangan BPR CMA tidak dapat diakses
pada website tersebut melainkan kita dapat mengaksesnya
pada website resmi milik OJK.
d) Pengelolaan lingkungan internal yang ramah lingkungan
hidup
Dari Tabel Tahap Implementasi Awal Kegiatan
Sustainable Finance, PD BPR Bank Sleman telah
menggunakan peralatan atau perlengkapan kantor yang
ramah lingkungan. Penggunaan listrik khususnya untuk
penerangan juga menggunakan lampu hemat energi, serta
sudah adanya pencahayaan yang cukup karena banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
jendela. Halaman luar maupun dalam ruangan tersedia
tanaman.
Pada BPR CMA, kantor sudah dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan yang ramah lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA telah
menggunakan Air Conditioner (AC) dan energi listrik
secukupnya.
e) Penyesuaian klasifikasi kegiatan usaha bank dengan
kriteria dan kategori kegiatan usaha berkelanjutan
Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal
Kegiatan Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman
belum mengklasifikasikan sesuai dengan sektor atau
kegiatan usaha yang didanai, namun sudah melakukan
pengklasifikasian kegiatan usaha untuk UMKM dan non-
UMKM. Pemisahan tersebut dilakukan karena kegiatan
usaha non-UMKM cukup berisiko.
Sama halnya dengan PT BPR Bank Sleman, BPR
CMA juga belum melakukan klasifikasi kegiatan usaha yang
telah didanai. BPR CMA hanya melakukan klasifikasi untuk
pendanaan UMKM dan non-UMKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
f) Desain, Pengembangan, dan Inovasi Produk dan/atau
Jasa Keuangan Berkelanjutan
Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal
Kegiatan Sustainable Finance , PT Bank Sleman sudah
memiliki desain, pengembangan, dan inovasi produk,
dan/atau jasa keuangan berkelanjutan. Berdasarkan
informasi pada Annual Report 2019, PT BPR Bank Sleman
saat ini sedang mengembangkan Cardless ATM yang
bekerjasama dengan Bank Mandiri Syariah dengan
menggunakan sistem host to host yang disesuaikan dengan
regulasi yang sudah ada. Hal tersebut ditujukan untuk
mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi dan juga
untuk upaya mendukung program paperless.
Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA belum
memikirkan mengenai pengembangan produk perbankan,
namun BPR CMA telah memiliki rencana untuk
meningkatkan pelayanan dengan membuat aplikasi
pengajuan kredit untuk masyarakat agar mempermudah
masyarakat untuk mengakses dan mengajukan permohonan
kredit, serta untuk mengurangi penggunaan kertas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
g) Inisiasi Portofolio
Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal
Kegiatan Sustainable Finance, kedua BPR belum membuat
portofolio mengenai kegiatan Sustainable Finance.
Walaupun begitu, kedua BPR sudah memiliki aktivitas yang
secara tidak langsung sudah mendukung Sustainable
Finance. Contoh yang sudah dilakukan oleh kedua BPR
adalah adanya pemberian kredit untuk UMKM, pendanaan
pada kegiatan pelestarian lingkunga yang sudah dilakukan
oleh PT BPR Bank Sleman, penggunaan aplikasi serta
pengembangan Cardless ATM yang dilakukan oleh PT BPR
Bank Sleman, dan sebagainya.
h) Edukasi Eksternal
Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal
Kegiatan Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman
sudah melakukan edukasi untuk pihak eksternal. menurut
hasil wawancara dan informasi pada Annual Report tahun
2019, PT BPR Bank Sleman telah melakukan banyak
kegiatan edukasi pada para pelaku usaha dan juga
masyarakat sekitar seputar mengatur keuangan dan edukasi
untuk para pelajar mengenai pentingnya menabung sejak
usia dini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Sama halnya denga PT BPR Bank Sleman, BPR
CMA juga selalu berfokus pada pemberian edukasi pada
masyarakat sekitar. Dari pengalaman akan pemberian kredit
pada para pelaku usaha, BPR CMA menemukan kekurangan
yang dihadapi oleh masyarakat yaitu kurangnya pengetahuan
pelaku usaha dalam hal pencatatan dan pembukuan. Oleh
sebab itu, BPR CMA selalu memberikan edukasi terhadap
pelaku usaha UMKM mengenai kedua hal tersebut. Tidak
hanya untuk para pelaku usaha, BPR CMA juga melakukan
edukasi pada masyarakat kecil lainnya.
Secara umum, BPR Bank Sleman telah melakukan empat
aktivitas pada tahap implementasi awal yaitu; penyesuaian sistem
teknologi informasi dan pelaporan; pengelolaan lingkungan internal
yang ramah lingkungan hidup; desain, Pengembangan, dan Inovasi
Produk dan/atau Jasa Keuangan Berkelanjutan; serta edukasi
eksternal. Sedangkan BPR CMA sudah melakukan dua aktivitas
yaitu; pengelolaan lingkungan internal yang ramah lingkungan
hidup; dan edukasi eksternal.
B. Kesiapan BPR
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai kesiapan
BPR untuk melakukan aktivitas Sustainable Finance, peneliti melakukan
wawancara kepada PT BPR Bank Sleman dan juga BPR CMA. Kedua BPR
mengatakan bahwa mereka siap untuk menerapkan kegiatan Sustainable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Finance karena hal tersebut merupakan kewajiban. PT BPR Bank Sleman
sendiri juga mengatakan bahwa mereka sudah menyadari akan pentingnya
sinergisitas antara aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan.
Upaya tersebut juga dilakukan dalam rangka mendukung program
Pemerintah Kabupaten Sleman. Dengan menjalankan kewajiban dan
kesadaran tersebut, PT BPR Bank Sleman yakin bila Sustainable Finance
akan memberikan dampak yang positif bagi PT BPR Bank Sleman itu
sendiri. Sedangkan BPR CMA belum begitu yakin akan rencana terkait
Sustainable Finance, namun mereka harus siap melaksanakan kegiatan
Sustainable Finance sesuai dengan periode yang ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. BPR Chandra Muktiartha (BPR CMA) belum memahami mengenai
Sustainable Finance, sehingga belum memiliki gambaran maupun
rencana-rencana untuk melakukan aktivitas-aktivitas Sustainable
Finance yang belum dilaksanakan. PT BPR Bank Sleman lebih paham
mengenai Sustainable Finance dan terlihat lebih siap dengan segala
fasilitas yang ada, serta PT BPR Bank Sleman sudah memiliki rencana-
rencana dalam meningkatkan aktivitas Sustainable Finance.
2. Kedua BPR telah memiliki pengalaman dalam hal pembiayaan pada
sektor prioritas khususnya UMKM.
3. Terdapat kendala dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance, yaitu
terlalu berisiko, kurangnya permintaan (demand) terhadap kegiatan
Sustainable Finance, serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman
akan aktivitas Sustainable Finance.
4. Diperlukan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terkait Sustainable
Finance untuk meningkatkan kompetensi internal perusahaan.
5. Berdasarkan hasil analisis kegiatan penerapan Sustainable Finance
yang dilakukan oleh PT BPR Bank Sleman dan BPR Chandra
Muktiartha dapat disimpulkan bahwa kedua BPR tersebut telah
melaksanakan sebagian aktivitas yang menjurus pada kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Sustainable Finance, dengan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh PT
BPR Bank Sleman lebih banyak, yaitu 6 (enam) aktivitas, dan 4 aktivitas
yang sudah dilakukan BPR Chandra Muktiartha.
6. Kedua BPR siap melaksanakan kegiatan Sustainable Finance yang
ditetapkan pelaksanaannya pada 1 Januari 2022.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Tidak dapat melakukan wawancara secara mendalam dengan Direksi
BPR Bank Sleman sehingga analisis dan pembahasan dibantu dengan
Laporan Tahunan.
2. BPR Chandra Muktiartha tidak mempublikasikan Laporan Tahunan
sehingga dalam menganalisis dan membahas tidak menggunakan
Laporan Tahunan.
C. Saran
1. Untuk BPR CMA
a. BPR CMA sebaiknya lebih memahami kembali mengenai
Sustainable Finance. Walaupun belum ada sosialisasi dari OJK,
akan lebih baik bila hal tersebut dimulai dari inisiatif BPR CMA
karena peraturan dan langkah-langkahnya telah disediakan begitu
lengkap dalam laman web milik OJK.
b. BPR Chandra Muktiartha disarankan untuk mulai menyusun SPO
maupun meningkatkan Manajemen Risiko terkait Sustainable
Finance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Mulai menyusun dan meningkatkan program yang bertujuan untuk
pelestarian lingkungan.
d. Menyusun program yang tujuannya memberikan edukasi bagi
masyarakat tentang pentingnya sinergisitas anatara ekonomi,
lingkungan dan sosial.
2. Untuk PT BPR Bank Sleman
a. PT BPR Bank Sleman sebaiknya terus meningkatkan portofolio
pada kegiatan Sustainable Finance ini dengan dukungan fasilitas
dari PT BPR Bank Sleman yang sudah cukup memadai dan berada
langsung di bawah Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Disisi
lain, ini juga dapat membantu BPR lain untuk ikut tergerak dalam
menerapkan Sustainable Finance.
b. BPR Bank Sleman disarankan untuk mulai menyusun SPO maupun
meningkatkan Manajemen Risiko terkait Sustainable Finance.
c. Mulai menyusun dan meningkatkan program yang bertujuan untuk
pelestarian lingkungan.
d. Menyusun program yang tujuannya memberikan edukasi bagi
masyarakat tentang pentingnya sinergisitas anatara ekonomi,
lingkungan dan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3. Untuk Regulator Lembaga Jasa Keuangan di Indonesia
Regulator LJK di Indonesia atau dikenal dengan OJK akan lebih
baik bila Sustainable Finance ini disosialisasikan secara langsung dan
segera mengadakan pelatihan maupun seminar yang berkaitan dengan
Sustainable Finance pada ruang lingkup BPR.
4. Untuk Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mencari subjek
penelitian pada BPR lainnya agar lebih memperkaya penelitian terkait
Sustainable Finance dan bisa membantu dalam menggambarkan
kondisi BPR dalam mendukung berjalannya aktivitas Sustainable
Finance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA
Ani, S. M., & Fredy, H. (2017). Mekanisme Governance dan Pengungkapan
Sustainable Finance: Untuk Melihat Tingkat Kesiapan Penerapan
Sustainable Finance pada Perusahaan Jasa Keuangan Terdaftar di BEI.
Jurnal Akuntansi/Volume XXI, No. 03, 3.
Bandur, A. (2014). Penelitian Kualitatif: Metodologi, Desain, dan Teknik Analisis
Data dengan NVivo. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Bromund, V. (2014). Proposition for a Definition of Sustainable Finance in
Indonesia. Jakarta: Deutsche Gesellschaft für Internationale
Zusammenarbeit (GIZ).
Handajani, L., Ahmad, R., & Husnan, L. H. (2019). Kajian Tentang Inisiasi Praktik
Green Banking Pada Bank BUMN. Jurnal Economia, 2-4.
Jogiyanto. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi Keenam). Yogyakarta:
BPFE.
Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2014). Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:
Remaja Rosdakarya.
OECD. (2015). G20/OECD Principles of Corporate Governance. Paris: OECD
Publishing.
OJK. (2014, December 5). Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2019.
Retrieved from OJK Sustainable Finance:
https://www.ojk.go.id/sustainablefinance/id/publikasi/panduan/Pages/Roa
dmap-Keuangan-Berkelanjutan.aspx diakses pada 14 Februari 2020.
OJK. (2017). Forum Koordinasi Keuangan Berkelanjutan (FKKB). (p. 6). Jakarta:
OJK.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan
Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan
Perusahaan Publik
Prastowo, A. (2014). Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Ar.Ruzz Media.
Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan
Prosedurnya. Universitas Negri Malang, 2.
Siregar, M. (2014). Policy and Development of Sustainable Finance in Indonesia.
JCC , (pp. 3-5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Spillane, J. J. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
Volz, U., Bohnke, J., Eidt, V., Knierim, L., Richert, K., & Roeber, G.-M. (2015).
Financing the Green Transformation: How to Make Green Finance Work
in Indonesia. New York: Palgrave Macmillan.
Volz, U. (2017). On the Role of Central Banks in Enhancing Green Finace. UN
Environment Inquiry, 9-13.
Volz, U., SOAS, & Institute, U. o. (2015). Towards Sustainable Fanincial System
in Indonesia. UNEP Inquiry , 22-25.
Yuliawati, T., Rani, A. M., & Assyofa, A. R. (2017). Efektivitas Implementasi
Green Financing Sebagai Alternatif Pembiayaan Berkelanjutan Bagi
UMKM Sektor Industri Pengolahan Alas Kaki Di Kota Bandung. 160.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apakah bank sudah memiliki divisi yang bertanggungjawab pada masalah
keberlanjutan lingkungan atau Sustainable Finance?
2. Apakah anda menganggap Sustainable Finance yang sudah diterapkan saat
ini merupakan area bisnis yang menjanjikan? Jelaskan!
3. Apakah staff bagian pemberian kredit sudah mendapatkan pelatihan-
pelatihan mengenai pemberian kredit berbasis lingkungan?
4. Apakah bank anda memiliki pengalaman dalam memberikan kredit pada
proyek-proyek lingkungan? (contoh: proyek energy terbarukan seperti
pembuatan bendungan, dsb)
5. Adakah kebijakan tertentu dari bank dalam pemberian kredit atas aktivitas
ramah lingkungan?
6. Apakah bank sudah menggunakan produk-produk ramah lingkungan?
7. Hal apa atau kondisi seperti apa yang membuat bank lebih tertarik untuk
melakukan Sustainable Finance?
8. Berdasarkan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan NOMOR 51
/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga
Jasa Keuangan, Emiten, Dan Perusahaan Publik, apakah bank sudah
membuat Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
9. Berdasarkan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan NOMOR 51
/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga
Jasa Keuangan, Emiten, Dan Perusahaan Publik, apakah bank sudah
memiliki Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan?
10. Apakah bank sudah melakukan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL)?
11. Berapa proporsi dana yang dialokasikan untuk kegiatan TJSL?
12. Apa kesulitan/dilema yang dirasakan dalam menjalankan Sustainable
Finance?
13. Apa strategi yang diterapkan agar bisa menjalankan kegiatan Sustainable
Finance?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN II
KUESIONER PT BPR BANK SLEMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN III
KUESIONER BPR CMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BIOGRAFI PENULIS
Nama saya Caroline Realina Sumitro, biasa dipanggil Rea. Saya lahir di
Sleman, 29 April 1998. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya
memiliki hobi menyanyi dan menggambar.
Sejak Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas, saya
bersekolah di Santa Ursula BSD. Saat SMA, saya masuk jurusan IPS dimana saya
belajar banyak mengenai ilmu ekonomi yang salah satunya adalah akuntansi.
Setelah lulus SMA, saya melanjutkan untuk masuk dunia perkuliahan di Universitas
Sanata Dharma dengan memilik Program Studi Akuntansi.
Untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata I (satu), saya melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Penerapan Sustainable Finance pada Bank Perkreditan
Rakyat (Studi kasus pada Bank Perkreditan Rakyat di Daerah Istimewa
Yogyakarta)”. Saya berharap penelitian ini dapat memberi manfaat bagi para
pembacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI