Download - Aria Farahmita
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1372
SESI II/1
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Pengetahuan tentang Manajemen Biaya
Terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan
Kinerja Manajerial
ARIA FARAHMITA*
Universitas Indonesia
Abstract: This research aims to investigate the influence of the managers level of cost management
knowledge and job satisfaction on the relationship between budget participation and managerial
performance. This research uses theoretical framework of individual performance who claims that
individual performance is asffected by three dimensions of performance which interact each other, i.e.
dimensions of opportunity (participatory budget), dimensions of capacity (cost management
knowledge) and the dimensions of willingness (job satisfaction). Hypotheses were tested using
multivariate regression models that included interaction of three variables (3 way interaction) between
budgetary participation, cost management knowledge and job satisfaction to test their effects on
managerial performance. Research shows that budget participation which is given to managers with
higher cost management knowledge and higher job satisfaction, had no impact to their managerial
performance. Managerial performance variation can be explained by two dimensions. Based on our
tests, the findings is consistent that budget participation has positive effect to managerial performance.
Further test shows that managerial performance will increase when budget participation combined
with high level of cost management knowledge or when budget participation combined with high job
satisfaction (2 way interaction). The research also found that the combination of cost management
knowledge with high job satisfaction without the opportunity to participate in the budgeting process
will actually degrade the managerial performance.
Keywords: Budget Participation, Cost Management Knowledge, Job Satisfaction, Managerial
Performance.
* Author can be contacted at: [email protected]
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1373
SESI II/1
1. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Participative budgeting merupakan istilah dalam akuntansi yang didefinisikan sebagai
suatu proses dimana manajer terlibat didalamnya dan memiliki pengaruh dalam menetapkan
anggaran (Shields dan Shields, 1998). Participative budgeting telah menjadi salah satu area
topik riset dalam bidang akuntansi manajemen selama lebih dari 50 tahun. Riset pertama yang
dipublikasikan yaitu dari Argyris (1952) dalam Covaleski et, al. (2003) yang menginvestigasi
dampak participative budgeting terhadap perilaku bawahan. Argyris (1952) menyatakan
perlunya bawahan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran.
Setelah itu topik riset ini meluas dengan ditandai banyaknya riset empiris mengenai partisipasi
anggaran yang dimotivasi oleh teori ekonomi, psikologi dan juga sosiologi (Covaleski et, al.,
2003). Riset mengenai pengaruh langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja menunjukkan
hasil yang tidak konsisten (Shields dan Young, 1993; Agbejule dan Saarikoski, 2006). Hal ini
mengindikasikan bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja bersifat kontekstual.
Beberapa penelitian juga sudah mencoba meneliti variabel kontekstual yang memoderasi
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja, misalnya ketidakpastian lingkungan
(Govindarajan, 1986), standarisasi produk dan otomatisasi proses (Brownell dan Merchant,
1990), ukuran organisasi (Merchant, 1984), serta hirarki dan sistem kontrol organisasi (Jermias
dan Setiawan, 2008). Sedangkan di Indonesia, misalnya faktor motivasi (Setiawaty, 2002),
locus of control (Setyadi, 2002), serta ketidakpastian lingkungan dan relevansi pekerjaan
(Meiliana, 2003).
Diantara banyaknya riset tentang partisipasi anggaran, masih sedikit riset yang
mengeksplorasi variabel yang terkait dengan individu dalam hubungan antara partisipasi
anggaran dengan kinerja manajerial (Agbejule dan Saarikoski, 2006). Menurut riset dari
Patterson et, al. (1997) menyatakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi kinerja
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1374
SESI II/1
perusahaan adalah kinerja individual karyawannya. Perilaku dan kepuasan kerja karyawan
serta perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan akan berkontribusi terhadap
kenaikan kinerja perusahaan. Kinerja individual tersebut tentunya tidak akan dapat mencapai
tujuan perusahaan, jika kinerja individu tidak dikaitkan dengan strategi pencapaian tujuan
perusahaan. Peran anggaran disini menjadi penting sebagai sarana perencanaan, koordinasi dan
pengendalian terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, riset yang
menginvestigasi kaitan antara faktor individual dalam hubungan antara partisipasi anggaran
terhadap kinerja individual dalam organisasi penting untuk dilakukan.
Riset tentang pengaruh faktor individual manajer terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dengan kinerja manajerial pernah dilakukan oleh Agbejule dan Saarikoski (2006)
yang meneliti pengaruh moderasi dari pengetahuan manajer tentang manajemen biaya terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hasil risetnya menunjukkan
bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin positif ketika
pengetahuan manajer tentang manajemen biaya meningkat. Riset lainnya mengenai variabel
individual juga pernah dilakukan oleh Lopez et, al. (2009) di Korea Selatan, yang meneliti
faktor kepuasan kerja dan informasi yang relevan tentang pekerjaan (job relevant information)
menjadi variabel penghubung dalam pengaruh positif antara partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial. Di Indonesia, variabel individual yang pernah diteliti yaitu motivasi. Dalam
riset Setiawaty (2002), pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial diteliti
mengunakan pendekatan kontinjensi, yaitu menggunakan motivasi kerja sebagai variabel
moderasi yang memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
Sementara itu, Blumberg dan Pringle (1982) dalam artikelnya tentang teori kinerja,
menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi yang saling berinteraksi yang menentukan kinerja
individual. Blumberg dan Pringle (1982) mengkritik bahwa banyak riset tentang kinerja
individual yang tidak mempertimbangkan tiga dimensi ini, yaitu capacity, willingness, dan
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1375
SESI II/1
opportunity. Dengan menggunakan kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982), kepuasan
kerja yang diteliti dalam riset Lopez et, al (2009) merupakan hal yang memotivasi karyawan
untuk meningkatkan kinerja, yaitu tepatnya dapat dikelompokkan sebagai dimensi willingness.
Sedangkan partisipasi anggaran merupakan dimensi opportunity. Dengan menggunakan
kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982), variabel kepuasan kerja lebih tepat berperan
sebagai variabel yang memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
Riset tentang partisipasi anggaran (dimensi opportunity) yang dilakukan oleh Setiawaty (2002)
memasukkan variabel motivasi sebagai dimensi willingness sesuai kerangka Blumberg dan
Pringle (1982). Riset Agbejule dan Saarikoski (2006) hanya menggunakan dimensi capacity
(pengetahuan manajer tentang manajemen biaya) dan dimensi opportunity (partisipasi
anggaran) dalam menentukan kinerja manajerial.
Riset ini berusaha mengisi research gap dalam riset Agbejule dan Saariskoski (2006)
dengan melengkapi dimensi ketiga yaitu willingness. Seperti yang dipaparkan oleh Blumberg
dan Pringle (1982), bahwa salah satu aspek willingness yang menentukan kinerja individual
adalah kepuasan kerja. Kapasitas dan tersedianya peluang saja tidak cukup untuk
meningkatkan kinerja manajerial, harus ada keinginan atau motivasi kuat dari manajer untuk
dapat menggunakan kesempatan dan kapasitasnya dalam meningkatkan kinerja manajerial.
Kepuasan kerja dapat menjadi indikator adanya keinginan dan motivasi dalam meningkatkan
kinerja manajerial.
1.2.Tujuan Riset
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, secara umum riset ini
bertujuan untuk meneliti pengaruh pengetahuan manajer tentang manajemen biaya dan
kepuasan kerja terhadap pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Pertanyaan
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1376
SESI II/1
penelitian dalam riset ini yaitu apakah partisipasi anggaran yang diikuti dengan pengetahuan
yang tinggi tentang manajemen biaya dan kepuasan kerja yang tingi akan memberikan dampak
kinerja manajerial yang tinggi?
Riset ini merupakan riset empiris yang akan dilakukan terhadap manajer level
menengah di beberapa perusahaan di Indonesia. Pengukuran variabel pengetahuan manajemen
biaya, kepuasan kerja, tingkat partisipasi anggaran dan kinerja manajerial akan dilakukan
dengan menggunakan kuesioner.
1.3.Kontribusi Riset
Riset ini diharapkan memberi kontribusi dalam pengembangan literatur dan dunia
praktik yaitu: (1) menambah literatur mengenai partisipasi anggaran sebagai area riset yang
cukup penting dalam akuntansi manajemen. Riset ini berusaha meneliti variabel terkait
individual yang sepanjang pengetahuan penulis, belum banyak diteliti. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah kinerja
individual yang terlibat dalam organisasi. Kinerja manajer level menengah merupakan unsur
individual yang penting dalam organisasi. Manajer level menengah berperan sebagai lini
tengah yang merupakan lini penghubung antara kebijakan dan strategi di level manajemen
puncak dengan karyawan level terendah dalam organisasi, (2) menambah literatur dalam riset
tentang kinerja individual dengan menyediakan bukti empiris terhadap kerangka teori yang
disediakan oleh Blumberg dan Pringle (1982), bahwa kinerja individual dipengaruhi oleh tiga
dimensi yang saling berinteraksi, yaitu capacity, willingness dan opportunity. Riset ini
melengkapi riset sebelumnya (Agbejule dan Saarikoski, 2006 dan Lopez et, al. 2009) yang
belum meneliti interaksi tiga variabel dalam riset tentang pengaruh partisipasi anggaran
terhadap kinerja individual, (3) dengan meneliti variabel pengetahuan manajer akan
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1377
SESI II/1
manajemen biaya, riset ini diharapkan bermanfaat kepada para praktisi mengenai pentingnya
peran pemahaman manajer dalam menggunakan informasi anggaran untuk penilaian kinerja
dan (4) dengan meneliti variabel kepuasan kerja, riset ini diharapkan bermanfaat bagi para
praktisi mengenai pentingnya kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja individual, sehingga
perusahaan dapat lebih meningkatkan peran manajemen sumber daya manusia untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
2. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis
2.1.Partisipasi Anggaran dan Kinerja
Peran dari partisipasi anggaran dalam meningkatkan kinerja manajerial telah banyak
didiskusikan secara ekstensif dalam beberapa literatur akuntansi. Terdapat keyakinan bahwa
partisipasi anggaran akan memberi manfaat bagi organisasi dengan cara memfasilitasi
komunikasi yang lebih baik, memberi motivasi dan meningkatkan komitmen, sehingga akan
meningkatkan kinerja. Namun demikian, hasil riset menunjukkan bukti yang tidak konsisten.
Shields dan Young (1993) yang melakukan review riset tentang pengaruh partisipasi anggaran
terhadap kinerja, mendapati bahwa terdapat 24 uji hipotesis yang menunjukkan pengaruh yang
signifikan dan 35 hipotesis menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan atau hasil yang tidak
sesuai dengan prediksi.
Riset yang menemukan pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja
diantaranya yaitu Brownell dan Dunk (1991), Kren (1990) dan Dunk (1993). Studi lain
menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja. Variabel kinerja
yang diteliti menggunakan ukuran yang berbeda, seperti role ambiguity (Chenhall dan
Brownell, 1988), job related tension (Kenis, 1979), dan kinerja manajerial (Mia, 1988). Riset
Mia (1988) melakukan survey terhadap manajer level menengah dari perusahaan di Australia.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1378
SESI II/1
Hasil riset menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja
manajer yang memiliki sikap yang kurang baik dan motivasi yang rendah. Sebaliknya, risetnya
menunjukkan terdapat pengaruh positif dari partisipasi anggaran terhadap kinerja manajer yang
memiliki sikap yang baik dan motivasi yang tinggi. Berdasarkan hasil riset tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa riset tentang partisipasi anggaran terhadap kinerja seharusnya
menggunakan pendekatan kontinjensi. Riset perlu mempertimbangkan variabel moderasi
ketika menginvestigasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja, karena pengaruhnya
mungkin akan berbeda tergantung situasinya.
2.2.Teori Kinerja
Riset ini menggunakan kerangka teori dari Blumberg dan Pringle (1982) untuk
menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Blumberg dan Pringle
(1982) mengkritik riset-riset mengenai kinerja individual yang hanya mengaitkan kinerja
dengan satu atau dua variabel saja. Riset terdahulu dipandang gagal menunjukkan prediksi
yang kuat dan konsisten terhadap kinerja. Menurut Blumberg dan Pringle (1982), kinerja
individual dipengaruhi tiga dimensi, yaitu kapasitas (capacity), kemauan (willingness) dan
kesempatan (opportunity). Kerangka teoritis yang diajukan oleh Blumber dan Pringle (1982)
adalah sebagai berikut:
Performance = f (capacity X willingness X opportunity)
Jika salah satu dimensi berada pada tingkat yang rendah, maka akan berpengaruh terhadap
menurunnya kinerja. Capacity merupakan kemampuan kognitif dan psikologis yang
memungkinkan individu untuk bekerja secara efektif. Dimensi ini mencerminkan pengaruh
dari kemampuan individu, pengetahuan, keterampilan, intelegensia, umur, kondisi kesehatan,
tingkat pendidikan, ketahanan, stamina, keterampilan motorik dan lainnya yang serupa.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1379
SESI II/1
Dimensi willingness mengacu kepada karakteristik psikologis dan emosional yang
mempengaruhi sampai tingkat mana seorang individu akan melakukan tugasnya. Willingness
mencerminkan efek perilaku dari adanya motivasi, kepuasan kerja, kepribadian, sikap, norma,
nilai, status pekerjaan, karakteristik tugas, persepsi atas peran, self image dan konsep terkait
lainnya.
Sedangkan dimensi ketiga, yaitu opportunity. Opportunity berinteraksi dengan capacity
dan willingness untuk meningkatkan kinerja, namun sama seperti willingness dan capacity,
opportunity saja tidak cukup dalam meningkatkan kinerja. Walaupun individu memiliki
kemauan dan kemampuan untuk terlibat dalam perilaku yang diharapkan untuk meningkatkan
kinerja, namun hal ini tidak dapat tercapai jika individu tidak memiliki kesempatan untuk
mewujudkannya. Kesempatan (opportunity) mengacu kepada unsur technical system, seperti
peralatan, perlengkapan, material, perilaku pimpinan, kebijakan organisasi, serta aturan dan
prosedur. Partisipasi anggaran menunjukkan dimensi opportunity yang memberikan
kesempatan kepada individu manajer untuk berpartisipasi terlibat dalam menentukan anggaran
dalam rangka meningkatkan kinerja manajerial.
2.3.Cost Management Knowledge, Partisipasi Anggaran dan Kinerja
Dearman dan Shields (2001) menunjukkan pentingnya peran knowledge sebagai
komponen penting dalam menentukan kinerja. Shields dan Young (1994) menyatakan bahwa
pengetahuan manajer akan manajemen biaya akan membantu manajer memahami proses bisnis
dan aktivitas organisasi secara komprehensif. Dengan memahami bagaimana suatu aktivitas
dapat dicapai dan alasan terjadinya biaya, akan membuat manajer mampu untuk meningkatkan
perbaikan proses yang bersifat cost-beneficial. Unsur ini penting dalam pencapaian anggaran.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1380
SESI II/1
Riset dari Agbejule dan Saarikoski (2006) meneliti pengaruh moderasi dari
pengetahuan manajemen biaya sebagai dimensi capacity dalam mempengaruhi hubungan
antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Hasil riset menunjukkan bahwa
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin positif dengan
semakin meningkatnya pengetahuan manajer akan manajemen biaya. Agbejule dan Saarikoski
(2006) hanya berfokus pada karakteristik individu, knowledge (dimensi capacity) dan
opportunity. Riset tersebut tidak mempertimbangkan dimensi willingness.
2.4.Kepuasan kerja, Partisipasi Anggaran dan Kinerja
Merujuk kepada kerangka teoritis dari Blumberg dan Pringle (1972) bahwa kepuasan
kerja merupakan dimensi willingness yang turut mempengaruhi kinerja individual. Sebagian
besar riset tentang partisipasi anggaran menempatkan kepuasan kerja sebagai variabel
dependen, seperti Brownell (1982, 1983), Chenhall (1986), dan Dunk (1992) dalam Shields
dan Shields (1998).
Riset Lopez et, al. (2009) melakukan riset terhadap manajer level menengah di Korea
Selatan dan menemukan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung atas partisipasi anggaran
terhadap kinerja melalui faktor kepuasan kerja. Riset Lopez et, al. (2009) menggunakan analisis
path model dalam menemukan hubungan tersebut.
2.5.Cost management knowledge, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran: interaksi 3 variabel
Interaksi antara tiga variabel terkait kinerja individual dapat dijelaskan menggunakan
model teoritis Blumberg dan Pringle (1982) yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam riset
akuntansi manajemen mengenai anggaran, partisipasi anggaran merupakan dimensi
opportunity, pengetahuan manajer tentang manajemen biaya merupakan dimensi capacity dan
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1381
SESI II/1
kepuasan kerja merupakan dimensi willingness. Ketiga dimensi ini berinteraksi dalam
menjelaskan variasi dari kinerja manajerial.
Hal ini konsisten dengan pendapat dari Shields dan Shields (1998) yang melakukan
review tentang partisipasi anggaran dengan mengelompokkannya ke dalam teori ekonomi,
psikologi, dan sosiologi. Interaksi tiga variabel dalam riset tentang partisipasi anggaran yang
sesuai dengan kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982) dapat dijelaskan melalui teori
psikologi. Shields dan Shields (1998) mengidentifikasi bahwa terdapat tiga mekanisme dalam
partisipasi anggaran, yaitu pencapaian nilai, kognitif, dan motivasi. Pencapaian nilai secara
teoritis dapat mempengaruhi kepuasan dan mental individu karena proses partisipasi (sesuai
dimensi opportunity) memungkinkan manajer menengah dapat merasakan self respect dan
perasaan kesetaraan yang timbul dari kesempatan untuk mengekspresikan nilainya (value).
Mekanisme motivasional (sesuai dimensi willingness) merujuk kepada dampak yang
ditimbulkan dari meningkatnya trust dan sense of control yang akan menyebabkan
meningkatnya komitmen, sikap menerima terhadap keputusan anggaran sehingga
meningkatkan kinerja. Sedangkan mekanisme kognitif (sesuai dengan dimensi capacity)
menunjukkan dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya kualitas pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh manajer level menengah sehingga dapat meningkatkan kinerja.
2.6.Pengembangan Hipotesis
Sesuai dengan kerangka teoritis dan Blumberg dan Pringle (1982) dan Shields dan
Shields (1998) bahwa partisipasi anggaran akan memberikan manfaat yang paling tinggi dalam
meningkatkan kinerja manajerial ketika dikombinasikan dengan pengetahuan manajer akan
manajemen biaya dan kepuasan kerja yang tinggi. Dengan kata lain, pengetahuan manajemen
biaya dan kepuasan kerja akan memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1382
SESI II/1
manajerial. Dengan demikian, dapat diprediksi partisipasi anggaran (dimensi opportunity),
pengetahuan akan manajemen biaya (dimensi capacity) dan kepuasan kerja (dimensi
willingness) saling berinteraksi satu sama lain dalam mempengaruhi kinerja manajerial.
Partisipasi anggaran yang disertai dengan pengetahuan yang memadai akan manajemen biaya
dan kepuasan kerja yang semakin tinggi akan memberikan dampak kinerja manajerial yang
semakin tinggi dibandingkan kondisi yang lain.
Kesempatan untuk berpartisipasi dalam penganggaran tidak akan membawa manfaat
bagi peningkatan kinerja manajerial jika manajer memiliki pengetahuan manajemen biaya dan
kepuasan kerja yang rendah. Hal ini akan berdampak menurunnya kualitas pengambilan
keputusan dan penyelesaian tugas yang berdampak terhadap menurunnya kinerja manajerial.
Dengan demikian, hipotesis pertama yang diajukan dalam riset ini adalah:
H1: Partisipasi anggaran yang dikombinasikan dengan pengetahuan manajemen biaya yang
semakin tinggi dan kepuasan kerja yang semakin tinggi akan memberikan dampak kinerja
manajerial yang semakin tinggi (three-way interaction).
Hipotesis kedua bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil riset Agbejule dan Saarikoski
(2006) yang berfokus pada dua dimensi kinerja, yaitu opportunity dan capacity. Dalam riset
ini, pengaruhnya dilihat setelah mempertimbangkan keberadaan dimensi lain yaitu faktor
kepuasan kerja (willingness). Pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi akan
memperkuat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Hipotesis
sebagai berikut:
H2: Semakin tinggi pengetahuan manajer tentang manajemen biaya, maka pengaruh positif
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin kuat.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1383
SESI II/1
Hipotesis berikutnya dilandasi hasil riset Setiawaty (2002) yang juga berfokus pada dua
dimensi kinerja, yaitu dimensi opportunity dan dimensi willingness menggunakan faktor
motivasi kerja sebagai faktor yang dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial. Motivasi merupakan dimensi willingness yang dalam riset ini diwakili oleh
faktor kepuasan kerja. Diprediksi bahwa ketika partisipasi dalam pengganggaran diberikan
kepada manajer yang memiliki kepuasan kerja yang semakin tinggi, maka pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin tinggi.
H3: Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja, maka pengaruh positif partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial akan semakin kuat.
3. Metode Penelitian
3.1.Data dan Sampel
Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan riset terdahulu. Sampel
atau responden dipilih secara convenience dan purposive sampling, dengan kriteria sebagai
berikut:
- Manajer level menengah, yaitu dengan nama jabatan setara dengan supervisor, asisten
manajer, manajer junior, manajer atau manajer senior.
- Bekerja pada organisasi yang menggunakan mekanisme anggaran sebagai perangkat
perencanaan dan pengendalian.
- Memiliki masa kerja di tempat bekerja saat ini minimal 1 tahun, agar individu sudah
memahami mengenai mekanisme anggaran yang berlaku di tempat kerja dan sudah mampu
mengukur kinerjanya.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1384
SESI II/1
- Untuk memeroleh gambaran atau variasi tingkat partisipasi anggaran yang berbeda-beda
untuk masing-masing individu dalam organisasi, responden tidak harus berasal dari divisi
akuntansi, keuangan atau anggaran.
3.2.Pengukuran Variabel
Pada bagian Lampiran disajikan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian ini.
- Kinerja Manajerial
Diukur menggunakan butir pertanyaan dari Mahoney et, al. (1965) yang juga banyak
digunakan dalam riset partisipasi anggaran dan kinerja, seperti yang digunakan oleh
Agbejule dan Saarikoski (2006) dan Jermias & Setiawan (2008). Pengukuran kinerja
manajerial menggunakan persepsi diri masing-masing individu manajer terhadap
kinerjanya (self rating performance). Unsur yang diukur adalah planning, investigating,
coordinating, evaluating, supervising, staffing, negotiating, dan representing. Skala
pengukuran digunakan sesuai dengan Mahoney et. al (1965) yaitu bernilai = 1 (signifikan
di bawah rata-rata) sampai 7 (signifikan di atas rata-rata). Kinerja manajerial setiap
responden akan diukur menggunakan rata-rata skor seluruh pertanyaan.
- Partisipasi Anggaran
Diukur menggunakan 6 butir pertanyaan seperti yang digunakan dalam riset Agbejule dan
Saarikoski (2006). Skala yang digunakan yaitu skala likert dengan nilai 1 yang paling
rendah partisipasinya sampai dengan 7 yang partisipasinya paling tinggi. Tingkat
partisipasi anggaran setiap responden akan diperoleh dari rata-rata skor seluruh pertanyaan.
- Pengetahuan Manajemen Biaya
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1385
SESI II/1
Mengacu ke Shields dan Young (1994) seperti yang digunakan oleh Agbejule dan
Saarikoski (2006) yaitu terdiri dari 7 butir pertanyaan. Pertanyaan mencakup pengetahuan
tentang manajemen/pengelolaan biaya secara umum, bukan tentang penyusunan anggaran.
Diharapkan dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen biaya, maka
manajer memiliki kemampuan yang baik tentang bagaimana dan berapa yang seharusnya
ditetapkan pada saat menyusun anggaran. Skala yang digunakan adalah skala likert, bernilai
1 (sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju). Tingkat pengetahuan manajemen biaya
masing-masing responden akan diperoleh dari rata-rata skor seluruh pertanyaan.
- Kepuasan Kerja
Diukur menggunakan Minnesota satisfaction questionnaire (Weiss et, al., 1967), yang
berisi 20 pertanyaan tentang kepuasan kerja individual. Ukuran menggunakan skala 1
(sangat tidak puas) sampai 5 (sangat puas). Dalam pengolahan data, skor ini akan
disesuaikan agar menjadi skala 1 7 untuk kemudahan pemahaman dan interpretasi.
Kepuasan kerja masing-masing responden akan diperoleh dari rata-rata skor seluruh
pertanyaan.
3.3.Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan model regresi multivariabel sebagai berikut:
= + + + + + +
+ + ( )
Dimana: Perf = Kinerja manajerial; BP= Partisipasi anggaran; CM = Pengetahuan manajemen
biaya; CM*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan pengetahuan manajemen biaya;
Sat*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan kepuasan kerja; CM*Sat = Interaksi
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1386
SESI II/1
antara pengetahuan manajemen biaya dengan kepuasan kerja; CM*Sat*BP = Interaksi antara
pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran (3 way interaction); e
= error.
Hipotesis 1 akan didukung jika koefisien > 0. Hipotesis 2 akan didukung jika 4>0, dan
hipotesis 3 akan didukung jika 5 > 0.
Penggunaan variabel interaksi dalam model pengujian akan sangat rentan terjadinya
multikolinieritas dalam regresi. Untuk mengatasi masalah multikolinieritas, mengikuti apa
yang dilakukan oleh Jermias dan Setiawan (2008), maka dilakukan centering untuk variabel
independen. Nilai centering adalah nilai asal yang sudah dikurangi dengan nilai rata-rata.
3.4.Pengujian reliabilitas dan validitas
Dalam menggunakan instrumen pengukuran melalui kuesioner, perlu dilakukan uji reliabilitas
dan validitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan
merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian akan dilakukan menggunakan uji statistic cronbach alpha (). Suatu variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Ghozali, 2001).
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika keseluruhan butir pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk
mengungkapkan dimensi yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin
mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2001). Uji validitas dilakukan dengan
melakukan korelasi bivariat antara masing-masing skor indikator (pertanyaan) dengan total
skor variabel. Jika seluruh korelasi signifikan secara statistik, artinya indikator pertanyaan
adalah valid untuk mengukur variabel.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1387
SESI II/1
4. Hasil
Hasil penyebaran kuesioner menghasilkan 116 data responden yang bisa dijadikan sampel
untuk diolah. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui email dan secara langsung. Berikut
rincian perolehan data kuesioner:
Tabel 1. Hasil Penyebaran Kuesioner
Keterangan Jumlah Sampel
Kuesioner tersebar 150
Kuesioner kembali 125
-/- Kuesioner dengan jawaban tidak lengkap (9)
Jumlah Kuesioner yang bisa diolah 116
Response rate 77.33%
Dapat dilihat pada tabel, response rate cukup tinggi sekitar 77% karena banyak kuesioner yang
disebar secara langsung kepada responden untuk memastikan agar kuesioner diisi dan
dikembalikan.
Profil responden adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Profil Responden
Keterangan Rata-Rata/
Komposisi
Usia 34 tahun
Lama Bekerja 6,9 tahun
Latar Belakang Pendidikan:
- Ekonomi/Bisnis 62%
- Non-Ekonomi/Bisnis 38%
Pada tabel 2, ditunjukkan bahwa rata-rata usia responden menunjukkan rata-rata usia yang
masuk akal sebagai manajer level menengah yaitu 34 tahun. Rata-rata lama bekerja pada
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1388
SESI II/1
instansi/organisasi saat ini adalah 6,9 tahun merupakan durasi lama bekerja yang cukup bagi
para responden untuk dapat memahami atau terlibat dalam proses penganggaran di tempat
bekerjanya saat ini. Selanjutnya, responden berasal dari latar belakang pendidikan
ekonomi/bisnis sebesar 62% dan yang bukan dari ekonomi/bisnis sebesar 38% menunjukkan
komposisi yang cukup untuk memeroleh variasi pengetahuan manajemen biaya yang berbeda
pada masing-masing individu yang terlibat pada proses penganggaran.
4.1.Statistik Deskriptif dan Korelasi
Statistik deskriptif seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Statistik Deskriptif, Uji Reliabilitas dan Validitas
Perf
(Kinerja
Manajerial)
BP
(Partisipasi
Anggaran)
CM
(Pengetahuan
Manajemen
Biaya)
Sat
(Kepuasan
Kerja)
Mean 4.95 4.49 4.46 5.21
Median 5.00 4.50 4.60 5.30
Maximum 7.00 7.00 7.00 7.00
Minimum 2.60 1.00 1.00 2.80
Std. Dev. 0.97 1.39 1.29 0.66
Uji Reliabilitas
(Cronbach Alpha) 0,868 0,931 0,884 0,891
(Reliabel) (Reliabel) (Reliabel) (Reliabel)
Uji Validitas Valid Valid Valid Valid
Observasi 116 116 116 116
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1389
SESI II/1
Skor untuk variabel kepuasan kerja adalah nilai setelah disesuaikan menjadi skala 1 7. Rata-
rata semua variabel lebih dari 4, yaitu nilai tengah skala likert (1 7). Artinya rata-rata kinerja
cenderung diatas rata-rata, rata-rata partisipasi anggaran cenderung tinggi, pengetahuan
manajemen biaya cenderung tinggi dan rata-rata kepuasan kerja berada pada tingkat puas.
Hasil uji reliabilitas menunjukkan semua variabel reliabel dengan nilai cronbach alpha
lebih dari 0,6, artinya jawaban responden konsisten dan stabil sebagai ukuran yang tepat untuk
variabel penelitian. Uji validitas menunjukkan semua butir pertanyaan memiliki korelasi yang
signifikan dengan masing-masing rata-rata variabel yang diukur (kinerja manajerial, partisipasi
anggaran, pengetahuan manajemen biaya, dan kepuasan kerja). Artinya semua variabel valid,
keseluruhan butir pertanyaan masing-masing variabel dalam kuesioner mampu untuk
mengungkapkan dimensi yang akan diukur.
Korelasi antar variabel seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1390
SESI II/1
Tabel 4. Korelasi Pearson
Variabel Perf BP CM Sat CM*BP Sat*BP CM*Sat
CM*Sat
*BP
Perf
1.000
-----
BP
0.465 1.000
0.000*** -----
CM
0.472 0.563 1.000
0.000*** 0.000*** -----
Sat
0.375 0.189 0.085 1.000
0.000*** 0.0412** 0.364 -----
CM*BP
-0.069 -0.314 -0.406 0.028 1.000
0.458 0.000*** 0.000*** 0.761 -----
Sat*BP
0.103 0.084 0.029 -0.179 -0.013 1.000
0.269 0.364 0.753 0.053* 0.888 -----
CM*Sat
-0.079 0.031 0.105 -0.191 0.021 0.522 1.000
0.398 0.734 0.261 0.039** 0.821 0.000*** -----
CM*Sat*BP
0.194 0.056 0.047 0.424 0.145 -0.479 -0.692 1.000
0.036** 0.550 0.611 0.000*** 0.118 0.000*** 0.000*** -----
Pearsons correlation; probabilita t-stat dicetak miring
*** signifikan pada 1%
** signifikan pada 5%
Uji korelasi menunjukkan variabel partisipasi anggaran (BP), pengetahuan manajemen biaya
(CM), kepuasan kerja (Sat) masing-masing berkorelasi positif signifikan dengan kinerja
manajerial (Perf). Artinya semakin tinggi partisipasi anggaran, semakin tinggi pengetahuan
manajemen biaya dan semakin tinggi kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja manajerial
yang semakin tinggi. Sebelum mempertimbangkan variabel lain yang turut mempengaruhi,
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1391
SESI II/1
variabel interaksi antara pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi
anggaran (CM*Sat*BP) berkorelasi positif signifikan dengan kinerja manajerial. Hal ini
menunjukkan arah yang konsisten dengan hipotesis 1 yang akan diuji. Sedangkan variabel
CM*BP dan Sat*BP tidak berkorelasi dengan kinerja manajerial, tidak sesuai dengan arah
hipotesis 2 dan 3. Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam uji korelasi belum
mempertimbangkan pengaruh variabel lain yang turut mempengaruhi kinerja manajerial.
4.2. Pengujian Multikolinieritas
Model pengujian hipotesis yang mengandung beberapa variabel interaksi sangat rentan terjadi
masalah multikolinieritas. Untuk itu dalam riset ini, untuk mengatasi masalah multikolinieritas,
variabel yang digunakan adalah nilai setelah dilakukan centering, yaitu nilai variabel masing-
masing dikurangi dengan nilai rata-rata. Prosedur ini dilakukan juga oleh Jermias dan Setiawan
(2008) dalam menggunakan model yang melibatkan interaksi 3 variabel. Setelah dilakukan
centering, maka sudah tidak terdapat masalah multikolinieritas, karena nilai VIF kurang dari
10 (tidak ditampilkan).
4.3.Pengujian Hipotesis
Hasil uji regresi untuk pengujian hipotesis adalah seperti pada tabel berikut ini (setelah
disesuaikan dari output regresi eviews untuk pengujian 1 arah):
(Gujarati, 2003)
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1392
SESI II/1
Tabel 5. Pengujian Hipotesis
Variabel
Ekspektasi
Koefisien
(1 way) (CM*BP) (Sat*BP) (2 way) (3 way)
1 2 3 4 5
Variabel Dependen: Perf
Observasi: 116
C
0.848
(0.083)
4.873
(0.000)
4.934
(0.000)
4.859
(0.000)
4.859
(0.000)
BP
+ 0.160
(0.007)**
0.220
(0.001)***
0.275
(0.000)***
0.153
(0.008)**
0.153
(0.008)**
CM
+ 0.239
(0.000)***
0.277
(0.000)***
0.303
(0.000)***
0.307
(0.000)***
Sat
+ 0.445
(0.000)***
0.473
(0.000)***
0.436
(0.000)***
0.449
(0.000)***
CM*BP
H2: +
0.008
(0.021)**
0.073
(0.023)**
0.076
(0.024)**
Sat*BP
H3: +
0.115
(0.055)*
0.208
(0.004)***
0.204
(0.005)**
CM*Sat ?
-0.204
(0.026)**
-0.224
(0.060)*
CM*Sat*BP H1: +
-0.016
(0.345)
Adj R2 0.354 0.289 0.299 0.401 0.396
F-stat 21.994 16.574 17.389 13.831 11.764
Prob 0.000*** 0.000*** 0.000*** 0.000*** 0.000***
*** signifikan pada = 1%; ** signifikan pada = 5%; * signifikan pada =10%.
Dimana: Perf = Kinerja manajerial; BP= Partisipasi anggaran; CM = Pengetahuan manajemen
biaya; CM*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan pengetahuan manajemen biaya;
Sat*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan kepuasan kerja; CM*Sat = Interaksi
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1393
SESI II/1
antara pengetahuan manajemen biaya dengan kepuasan kerja; CM*Sat*BP = Interaksi antara
pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran (3 way interaction);
e=error.
Kolom 1 pada tabel menunjukkan hasil regresi untuk model tanpa memasukkan
variabel interaksi. Kolom 2 menunjukkan hasil regresi dengan variabel interaksi CM*BP sesuai
riset terdahulu dari Agbejule dan Saarikoski (2006). Kolom 3 menunjukkan hasil regresi
dengan variabel interaksi Sat*BP sesuai dengan riset terdahulu dari Setiawaty (2002). Kolom
4 menunjukkan hasil regresi dengan memasukkan semua variabel interaksi 2 variabel (2 way)
yaitu CM*BP, Sat*BP dan CM*Sat. Kolom 5 merupakan model pengujian hipotesis yang
sudah memasukkan semua variabel, termasuk interaksi 3 variabel (3 way) yaitu variabel
CM*Sat*BP.
Semua model regresi menunjukkan model yang signifikan secara statistik, ditunjukkan
dengan nilai Fstat yang signifikan pada nilai probabilita < 0.0001. Dibanding model lainnya,
nilai Adjusted R2 tertinggi adalah model 2 way interaction dan pada model 3 way interaction.
Namun, nilai adjusted R2 untuk model 3 way interaction sedikit lebih rendah daripada model
2 way interaction. Hal ini menunjukkan dengan dimasukkannya interaksi 3 variabel tidak
menambah explanatory power terhadap variabel kinerja manajerial.
Kolom 1 menunjukkan semua variabel BP, CM dan Sat masing-masing berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil ini tetap konsisten sampai kolom kelima
ketika sudah memasukkan variabel interaksi baik 2 way maupun 3 way interaction.
Hasil pengujian hipotesis 1 ditunjukkan pada kolom 5, bahwa interaksi 3 variabel
CM*Sat*BP tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Perf). Artinya partisipasi anggaran
yang dikombinasikan dengan pengetahuan manajemen dan kepuasan kerja yang semakin tinggi
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1394
SESI II/1
tidak berdampak peningkatan kinerja manajerial. Hasil ini tidak sesuai dengan ekspektasi, dan
dengan demikian Hipotesis H1 tidak didukung oleh data.
Variabel interaksi CM*BP secara konsisten mulai dari kolom 2, 4 dan 5 berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja manajerial. Mengacu kepada regresi di kolom 5, hasil
pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi
akan memperkuat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, setelah
mempertimbangkan dimensi lain yang mempengaruhi kinerja manajerial. Dengan demikian,
hipotesis 2 didukung oleh data. Hasil ini sesuai dengan hasil riset terdahulu dari Agbejule dan
Saarikoski (2006).
Variabel interaksi Sat*BP secara konsisten mulai dari kolom 3, 4 dan 5 berpengaruh
positif terhadap kinerja manajerial. Mengacu kepada hasil regresi di kolom 5, pengujian
hipotesis 3 menunjukkan bahwa kepuasan kerja manajer yang semakin tinggi akan memperkuat
pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, setelah mempertimbangkan
dimensi lain yang mempengaruhi kinerja manajerial. Dengan demikian, hipotesis 3 didukung
oleh data. Hasil ini juga konsisten dengan riset terdahulu dari Setiawaty (2002) yang
menggunakan motivasi sebagai ukuran dimensi willingness.
Terdapat temuan yang menarik pada hasil regresi 2 way (kolom 4) dan 3 way (kolom
5) yang menunjukkan bahwa interaksi variabel CM*Sat berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja manajerial. Artinya pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi dan
kepuasan kerja yang semakin tinggi berdampak pada kinerja manajerial yang semakin rendah.
Analisis akan dijelaskan pada bagian berikut.
4.4.Analisis Hasil
Nilai Adjusted R2 yang tidak bertambah ketika dimasukkannya interaksi 3 variabel
menunjukkan hasil yang konsisten dengan variabel interaksi CM*Sat*BP yang tidak signifikan
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1395
SESI II/1
dalam pada pengujian model 3 way interaction. Keberadaan variabel interaksi CM*Sat*BP
tidak menambah explanatory power dalam menjelaskan variasi kinerja manajerial.
Variabel interaksi antara pengetahuan manajemen biaya dan kepuasan kerja (CM*Sat
di kolom 4 dan 5), yang berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa
pengetahuan manajemen biaya (dimensi capacity) yang tinggi dan kepuasan kerja yang tinggi
(dimensi willingness) tanpa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
penganggaran (dimensi opportunity), akan berdampak pada menurunnya kinerja manajerial.
Dapat diartikan bahwa, seorang manajer level menengah yang mempunyai kapasitas dan
kemauan yang tinggi dalam bekerja namun tidak diberikan kesempatan berpartisipasi dalam
aktivitas perencanaan dan pengendalian organisasi, maka kinerjanya akan menurun. Mengingat
kinerja organisasi dibentuk dari kinerja individu yang bekerja di dalamnya, maka hal ini
menunjukkan pentingnya partisipasi dari manajer level menengah dalam mengoptimalkan
kemampuan dan kemauan atau motivasinya untuk meningkatkan kinerja masing-masing
individu. Jika kinerja manajerial meningkat maka diharapkan akan meningkat pula kinerja
organisasi.
Uraian diatas dapat dikaitkan sebagai penjelasan mengapa interaksi 3 variabel antara
pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial. Mengacu kepada landasan teori tentang faktor yang
mempengaruhi kinerja dari Blumberg dan Pringle (1982), bahwa kinerja dipengaruhi oleh tiga
dimensi kesempatan (opportunity), kapasitas (capacity) dan kemauan (willingness).
Berdasarkan hasil regresi, kita memperoleh dua temuan penting bahwa kombinasi kemampuan
dan kemauan yang semakin tinggi yang tidak disertai dengan kesempatan berpartisipasi dalam
anggaran (variabel CM*sat) akan berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial, sementara
kombinasi partisipasi anggaran, pengetahuan manajemen biaya dan kepuasan kerja
(CM*Sat*BP) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Temuan ini
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1396
SESI II/1
menunjukkan bahwa kesempatan untuk berpartisipasi dalam penganggaran saja tidak cukup
untuk dapat meningkatkan kinerja individu manajer yang memiliki pengetahuan yang baik
tentang manajemen biaya (dimensi capacity) dan juga memiliki kepuasan kerja yang tinggi
(dimensi willingness). Manajer dengan kapasitas dan kepuasan kerja yang tinggi mungkin
seharusnya dapat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas perencanaan dan
pengendalian yang lain dalam perusahaan, misalnya dalam penetapan indikator kinerja dan
dalam pengendalian biaya. Hal ini menegaskan pentingnya memberikan kesempatan
berpartisipasi dari manajemen lini atas kepada manajemen level menengah agar kinerja
manajerial level menengah meningkat.
4.5.Uji Sensitivitas
Uji sensitivitas dilakukan dengan mengganti variabel moderasi pengetahuan manajemen biaya
(CM) dan kepuasan kerja (Sat) menjadi variabel kategorik. Penggunaan variabel moderasi
dengan variabel kategorik dikotomus mengikuti saran dari Hartman dan Moers (1999) dalam
Jermias dan Setiawan (2008). Walaupun penggunaan variabel dikotomus mengurangi
explanatory power, namun akan memberi makna pada analisis yang menggunakan lebih dari 2
interaksi variabel, yaitu dengan melihat efek selisih perbedaan dampak terhadap variabel
dependen antara kelompok kategori yang berbeda.
Variabel CM akan bernilai 1 jika nilai skor diatas median yang artinya pengetahuan
manajemen biaya yang tinggi, dan nilai 0 untuk nilai di bawah median yang berarti
pengetahuan manajemen biaya yang rendah. Variabel Sat akan bernilai 1 untuk nilai diatas
median yang artinya kepuasan kerja tinggi dan nilai 0 untuk nilai di bawah median yang artinya
kepuasan kerja rendah.
Secara umum, hasil regresi menunjukkan hasil yang konsisten dengan pengujian utama,
seperti pada tabel 6 (setelah disesuaikan uji 1 arah menggunakan e-views), bahwa variabel
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1397
SESI II/1
interaksi CM*BP*Sat tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Untuk
interaksi 2 variabel, yang signifikan mempengaruhi kinerja manajerial hanya pada variabel
DSat*B sedangkan variabel DCM*BP tidak signifikan. Dengan menggunakan variabel
kategorik ini, walaupun model signifikan secara statistik, namun explanatory power jauh
berkurang dibanding pengujian utama.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1398
SESI II/1
Tabel 6. Uji sensitivitas dengan variabel kategorik
Variabel
Ekspektasi
Koefisien
Model
(1 way)
Model
(2 way)
Model
(3 way)
Variabel dependen: Perf
C
3.414
(0.000)
4.434
(0.000)
4.467
(0.000)
BP
+ 0.250
(0.000)***
0.095
(0.311)
0.137
(0.089)*
DCM
+ 0.338
(0.023)**
0.521
(0.011)**
0.561
(0.002)***
DSat
+ 0.535
(0.000)***
0.647
(0.004)***
0.606
(0.003)***
DCM*BP
H3: + 0.017
(0.909)
-0.126
(0.247)
DSat*BP
H2: + 0.267
(0.022)**
0.194
(0.058)*
DCM*DSat ?
-0.245
(0.449)
-0.326
(0.175)
DCM*DSat*BP H1: +
0.255
(0.189)
Adj R2 0.300 0.311 0.310
F-stat 17.452 9.674 8.411
Prob 0.000*** 0.000*** 0.000***
5. Kesimpulan
Riset ini bertujuan melanjutkan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini berusaha mengeksplorasi variabel yang
terkait dengan faktor individu menggunakan kerangka teori dari Blumberg dan Pringle (1982)
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1399
SESI II/1
bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh tiga dimensi yang saling berinteraksi, yaitu dimensi
opportunity (partisipasi anggaran), dimensi capacity (pengetahuan manajemen biaya) dan
dimensi willingness (kepuasan kerja). Riset sebelumnya hanya berfokus pada dua dimensi
(interaksi 2 variabel). Riset ini mengisi research gap dari Agbejule dan Saarikoski (2006)
tentang pengaruh pengetahuan manajemen biaya terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dengan kinerja manajerial, dengan menambahkan dimensi willingness, yaitu
kepuasan kerja sesuai kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982).
Hasil riset menunjukkan bahwa interaksi tiga variabel yang mewakili interaksi dimensi
dalam teori dari Blumberg dan Pringle (1982) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial. Hasil riset mengkonfirmasi riset sebelumnya yang menggunakan 2 dimensi, bahwa
pengetahuan manajemen biaya memperkuat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap
kinerja, begitu juga dengan kepuasan kerja yang memperkuat pengaruh positif partisipasi
anggaran terhadap kinerja. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan
pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi tanpa partisipasi anggaran akan
menurunkan kinerja manajerial. Temuan ini konsisten dengan hasil pengujian hipotesis bahwa
partisipasi anggaran saja tidak cukup untuk meningkatkan kinerja manajer yang memiliki
pengetahuan manajemen dan kepuasan kerja yang tinggi. Dengan demikian riset ini
mengimplikasikan pentingnya memberikan kesempatan berpartisipasi kepada manajer level
menengah yang memiliki kapasitas dan kemauan yang baik untuk lebih terlibat dalam aktivitas
perencanaan dan pengendalian perusahaan.
Riset ini memiliki keterbatasan dalam beberapa hal, yaitu (1) responden terbatas pada
manajer yang bekerja pada daerah Jakarta dan sekitarnya, sehingga sulit untuk digeneralisir;
(2) pengukuran kinerja menggunakan butir pertanyaan yang bersifat self assessment, akan
terjadi kemungkinan bias; (3) Metode regresi yang digunakan terbatas hanya menguji
hubungan linear untuk arah yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat mengidentifikasi arah
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1400
SESI II/1
hubungan berbeda yang mungkin terjadi; (4) dimensi willingness dan capacity hanya diwakili
oleh satu ukuran. Saran untuk riset selanjutnya yaitu (1) memperluas responden agar hasil riset
dapat digeneralisir; (2) menggunakan pengukuran kinerja manajerial yang lebih obyektif, misal
penilaian kinerja dari atasan (3) dapat menggunakan metode Structural Equation Modelling
(SEM) untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel, dan (4) menggunakan ukuran lain
untuk mewakili dimensi willingness, misalnya motivasi dan pengalaman serta pengetahuan
tentang penyusuanan anggaran dan evaluasi anggaran untuk dimensi capacity.
Daftar Referensi
A. Agbejule, L. Saarikoski. 2006. The effect of cost management knowledge on the relationship between budgetary participation and managerial performance. The British Accounting Review 38 (2006) 427440.
Blumberg, M., Pringle, C., 1982. The Missing Opportunity in Organizational Research: Some Implications for a Theory of Work Performance. Academy of Management Review, 1982. Vol. 7, No. 4, 560 569.
Brownell, P., & Merchant, K. 1990. The budgetary and performance influences of product standardization and manufacturing process automation. Journal of Accounting Research, 28, 388-397.
Brownell, P., & Dunk, A. 1991. Task uncertainty and its interaction with budgetary participation and budget emphasis: some methodological issues and empirical investigation. Accounting, Organizations and Society, 16,693-703.
Chenhal, R., & Brownell, P. 1988. The effect of participative budgeting on job satisfaction and perform ance: role ambiguity as an intervening variable. Accounting, Organizations and Society, I. 225-234.
Covaleski, M., Evans, Luft, Shields. 2003. Budgeting Research:Three Theoretical Perspectives and Criteria for Selective Integration. Journal Of Management Accounting Research. Volume Fifteen. pp. 349
Dunk, A. 1993. The effect of budget emphasis and information asymmetry on the relation between budgetary participation and slack. The Accounting Review, 68, 400-410.
Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
Govindarajan, V., 1986. Impact of participation in the budgetary process on managerial attitudes and performance: universalistic and contingency perspectives. Decision Sciences 17, 496516.
J. Jermias, T. Setiawan. 2008. The moderating effects of hierarchy and control systems on the relationship between budgetary participation and performance. The International Journal of Accounting, 43 (2008) 268292
Kenis, I. 1979. Effects of budgetary goal characteristics on managerial attitudes and performance. The Accounting Review, 54, 707-72 1.
Kren, L. 1990. Performance in a budget-based control system: an extended expectancy theory model approach. Journal of Management Accounting Research, 2, 100-l 12.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1401
SESI II/1
Lopez, M., Stammerjohan, W., Lee, Kyoo Sang. 2009. Budget participation and job performance of South Korean managers mediated by job satisfaction and job relevant information, Management Research News, Vol. 32 No. 3. pp. 220-238
Mahoney, T., Jerdee, T., Carroll, S., 1965. The Jobs of Management. Industrial Relations 4, 97110.
Meiliana. 2003. Ketidakpastian Lingkungan dan Informasi Job relevant sebagai Variabel yang Memoderasi pengaruh Karakteristik Sistem Penganggaran terhadap Kinerja Manajerial, Tesis. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesa. Tidak dipublikasikan.
Merchant, K. 1984. Influences on departmental budgeting: an empirical examination of a contingency model.
Accounting, Organizations and Society, 9, 291-310.
Mia, L. 1988. Managerial attitude, motivation and the effectiveness of budget participation. Accounting, Organizations and Society, 13, 465-476.
Patterson, M., West, M. A., Lawthom, R., Nickell, S. 1997. Impact of People Management Practises on Business Performance. Issues in People Management. Institute of Work Psychology, University of Sheffield. Institute of Personnel and Development, London, UK.
Setiawaty, Anita Endang. 2002. Pengaruh Motivasi terhadap Keefektifan Penganggaran Partisipatif dalam Peningkatan Kinerja Manajerial, Tesis. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesa. Tidak dipublikasikan.
Setyadi, Heru. 2002. Pengaruh Locus of Control terhadap keefektifan Penganggaran Partisipatif dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. Tesis. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesa. Tidak dipublikasikan.
Shields, M. D., and S. M. Young. 1993. Antecedents and consequences of participative budgeting: Evidence on the effects of asymmetrical information. Journal of Management Accounting Research 5: 265280.
Shields, M., Young, M., 1994. Managing innovation costs: a study of cost conscious behavior by R&D professionals. Journal of Management Accounting Research 6, 175196.
Shields, M., Shields, D. 1998. Antecedents of participative budgeting. Accounting Organizations and Society 23, 4976.
Weiss, D.J., Davis, R.V., England, G.W. and Lofquist, L.H. 1967. Manual for the Minnesota satisfaction questionnaire, Minnesota Studies in Vocational Rehabilitation XXII, October, Bulletin 45.
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1402
SESI II/1
LAMPIRAN
1. Kuesioner
KUESIONER
Bapak/Ibu yang saya hormati,
Saya adalah mahasiswa Doktoral ilmu Akuntansi Universitas Indonesia, saat ini sedang melakukan
riset tentang Budget Participation.
Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sekitar 10 menit untuk mengisi
kuesioner terlampir.
Bapak/Ibu diminta memberikan jawaban yang jujur dan benar sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu.
Kami akan menjaga kerahasiaan identitas dan data-data terkait Bapak/Ibu.
Terima kasih dan salam sukses selalu.
Salam,
Aria Farahmita
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1403
SESI II/1
A. DEMOGRAFI
- Jabatan saat ini
Staf
setara dengan:
Staf Senior/Supervisor
Manager/Junior
Senior Manager
- Usia: ______tahun
- Klasifikasi Industri Perusahaan/unit kerja: __________
- Divisi/Bagian: __________
- Lama bekerja di perusahaan/unit kerja ini: _______Tahun
- Latar Belakang Pendidikan:
Ekonomi Non- Ekonomi
A. BUDGET PARTICIPATION
Pertanyaan di bawah ini akan mengukur sejauh mana partisipasi anda dalam proses penganggaran di
perusahaan atau unit kerja anda.
1. Mana dari berikut ini yang mendeskripsikan aktivitas anda dalam penyusunan anggaran?
Saya terlibat dalam menyiapkan:
Tidak Satu pun dari Anggaran
Terkait Semua Anggaran
2. Mana dari berikut ini yang mendeskripsikan alasan yang diberikan atasan anda ketika melakukan revisi
anggaran? Alasannya adalah
Sangat Arbitrer dan/atau Tidak Logis
Sangat Logis
3. Seberapa sering anda menyatakan usulan, pendapat dan atau saran kepada atasan anda terkait
anggaran yang sedang disusun, tanpa diminta?
Tidak Pernah Sangat Sering
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1404
SESI II/1
4. Menurut anda, seberapa besar pengaruh anda terhadap anggaran versi final yang ditetapkan?
Kontribusi saya:
Sangat Tidak Penting
Sangat Penting
5. Bagaimana anda memandang kontribusi anda terhadap anggaran final yang ditetapkan? Kontribusi
saya:
Sangat Tidak penting
Sangat penting
6. Seberapa sering atasan anda meminta opini dan atau saran dari anda ketika penyusunan anggaran?
Tidak pernah Sangat Sering
B. COST MANAGEMENT KNOWLEDGE
Pertanyaan berikut ini terkait tugas anda terkait fungsi anggaran. Pilih tingkatan yang paling sesuai
dengan kondisi anda
1. Pengalaman kerja saya sampai saat ini mencakup tugas-tugas yang terkait dengan tanggung jawab
formal dalam pencapaian laba perusahaan/unit kerja
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
2. Saya selalu bekerja pada unit kerja dimana ukuran kinerja utamanya adalah laba
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
3. Saya memiliki banyak pengalaman dalam pengelolaan biaya
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1405
SESI II/1
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
4. Saya mengelola biaya dengan cara membandingkan jumlah yang dibelanjakan untuk berbagai item
dibandingkan dengan jumlah pos anggaran masing-masing item biaya tersebut
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
5. Saya mengelola biaya dengan memeriksa apakah jumlah total yang dibelanjakan untuk beberapa item
telah memberikan hasil (outcome) yang baik
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
6. Cara saya dalam mengelola biaya adalah dengan memperhatikan/mengamati setiap baris pos
anggaran dengan sangat seksama
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
7. Saya mengevaluasi outcome (hasil) dari pekerjaan saya dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
pekerjaan tersebut
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
C. SELF-RATING OF MANAGERIAL PERFORMANCE
Pernyataan berikut ini terkait penilaian anda terhadap kinerja anda sendiri dalam beberapa aspek.
Anda diharapkan agar memberikan penilaian yang jujur dan benar.
1. Planning: menentukan tujuan, kebijakan, dan rangkaian tindakan; menjadwalkan pekerjaan,
penganggaran, menetapkan prosedur, memprogram.
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1406
SESI II/1
2. Investigating: Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk pencatatan/dokumentasi, laporan
atas suatu item, mengukur output, dan analisa tugas
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
3. Coordinating: Bertukar informasi dengan personil lain dalam perusahaan/unit kerja untuk
menghubungkan dan mengimplementasikan program; mengarahkan dan menjadi penghubung
(liaison) dengan personil lain.
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
4. Evaluating: Menilai laporan kinerja yang diajukan, menilai kinerja karyawan, menilai catatan output,
menilai laporan keuangan atau melakukan inspeksi produk
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
5. Supervising: Mengarahkan, memimpin tim, melatih dan menjelaskan aturan pekerjaan kepada
bawahan, memberi tugas kepada bawahan serta mengatasi keluhan bawahan
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
6. Staffing: Merekrut, mewawancara dan memilih karyawan baru, menempatkan, mempromosikan dan
melakukan rotasi karyawan.
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1407
SESI II/1
7. Negotiating: Melakukan pembelian, penjualan atau mengadakan kontrak barang dan jasa,
menghubungi pemasok atau melakukan negosiasi dengan pemasok
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
8. Representing : Menghadiri pertemuan dengan perusahaan/unit kerja lain, konsultasi dengan pihak
luar, menghadiri business club meeting, public speech, kegiatan dalam komunitas terkait, dan aktivitas
lain yang merupakan perhatian penting dalam perusahaan/unit kerja.
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
9. Kinerja anda secara keseluruhan
Di Bawah Rata-rata
Di Atas Rata-rata
D. JOB SATISFACTION
Pernyataan berikut ini bertujuan mengukur tingkat kepuasan kerja Bapak/Ibu. Pilih ekspresi yang
paling mewakili kondisi Bapak/Ibu terkait pekerjaan saat ini, sesuai arti berikut ini:
Sangat puas (SP) saya sangat puas dengan aspek pekerjaan ini
Puas (P) saya puas dengan aspek pekerjaan ini
Netral (N) saya tidak dapat memutuskan apakah saya puas atau tidak dengan aspek pekerjaan ini
Tidak puas (TP) saya tidak puas dengan aspek pekerjaan ini
Sangat tidak puas (STP) saya sangat tidak puas dengan aspek pekerjaan ini
1. Menjadikan saya selalu sibuk sepanjang waktu
2. Kesempatan mengerjakan sendiri tugas saya
3. Kesempatan untuk mengerjakan hal yang berbeda dari
waktu ke waktu
4. Kesempatan untuk menjadi seseorang dalam komunitas
saya
5. Cara atasan saya menghadapi bawahan
6. Kompetensi atasan saya dalam mengambil keputusan
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
1 2 4 3 5 6 7
P N TP SP STP
-
Aria Farahmita
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1408D
SESI II/1
7. Dapat mengerjakan sesuatu yang tidak melawan hati nurani
saya
8. Bagaimana pekerjaan ini dapat memberikan kemapanan
9. Kesempatan melakukan sesuatu untuk orang lain
10. Kesempatan memberi tahu orang lain mengenai apa yang
harus dikerjakan.
11. Kesempatan melakukan sesuatu yang sesuai dengan
kemampuan saya
12. Cara perusahaan/unit kerja dalam menerapkan kebijakan
13. Kompensasi yang saya terima dan jumlah pekerjaan yang
harus saya lakukan
14. Kesempatan peningkatan karir
15. Kebebasan menggunakan judgement individu
16. Kesempatan untuk mencoba metode saya sendiri dalam
mengerjakan tugas.
17. Suasana dan kondisi dalam bekerja.
18. Cara para karyawan bersosialisasi satu sama lain.
19. Penghargaan yang diterima untuk hasil kerja yang baik.
20. Prestasi yang saya capai dari pekerjaan saya