Transcript
  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    1/13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi Mual dan Muntah

    Mual didefinisikan sebagai sensasi subyektif yang tidak menyenangkan yang

     berhubungan dengan rasa ingin muntah. Mual adalah suatu kontraksi ritmik dan

    spasmodik dari otot-otot pernafasan termasuk diafragma, dinding dada dan otot-otot

    abdomen, tanpa disertai ekspulsi isi lambung. Sedangkan muntha adalah keluarnya isi

    lambung melalui mulut akibat dari kontraksi yang kuat dari otot-otot abdomen,

     penurunan dari diafragma dan membukanya spinchter cardiac di gaster. (Habib dan Gan,

    200!B. Fisiologi Mual dan Muntah

    Muntah merupakan gerakan refleks alamiah terhadap stimulus, baik di perifer atau

    sentral, dan melibatkan koordinasi yang komplek dai akti"itas gastrointestinal,

    diafragma, otot-otot pernapasan dan #alan nafas. Stimulus di perifer dapat ter#adi pada

     bagian orofaring, mediastinum, saluran cerna atau peritoneum. Sedangkan di sentral

    ter#adi pada korteks serebri, labirin dan "estibuler. ($o"ac, 200% &ameroon dan Gan,

    200'!Secara umum terdapat lima sumber rangsangan atau input aferen (perifer dan

    sentral! ke pusat muntah, yaitu (! &)* (chemoreseptor triger zone!, (2! sistem

    "estibularis, ('! stimulasi pada daerah faring, (+! stimulasi ner"us "agus dan aferen

    enterik, dan (! pusat yang lebih tinggi di susunan saraf pusat. ($atung,200+!

    usat muntah meduler terletak di formatio retikularis lateralis dari medula, dekat

    dengan "entrikel / serebral. usat itu menerima impuls dari &)* , apparatus

    "estibularis, serebelum, korteks dan batang otak, dan nucleus tractus soliterius. Struktur-

    struktur ini sangat kaya dengan reseptor dopaminergik, muskarinik, serotoninergik,

    histaminik dan opioid. 1lokade pada reseptor-reseptor tersebut yang mendasari

    mekanisme ker#a obat-obat antiemetik. alur eferen dihantarkan melalui ner"us kranila ,

    //, /3, 3 dan 3// ke traktus gastrointestinal dan #uga melalui ner"us spinalis ke

    6

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    2/13

    diafragma dan otot-otot abdominal untuk menimbulkan mekanisme aksi muntah. ($u

    dan 4ng, 200'!

    Gambar . /nput aferen sentral dan perifer ke pusat muntah (Ho dan Gan, 2005!

    C. Patofisiologi Mual dan Muntah Pasca Oe!asi

    6isiologi dari reflek mual dan muntah secara umum telah diketahui, tetapi #alur-

     #alur yang ikut mengontrol ter#adinya mual dan muntah pasca operasi belum dapat

    diterangkan dengan #elas, karena patogenesis dari 47 adalah multifaktorial. Stimulasi

    7

    Pusat Korteks

    Faring

    Inputglosofaringeal

    dantrigeminal

    Kardiak Traktus bilier

     Traktusgastrointestinal

     Traktusgenitourinarius

    Stimulasi simpatisDan parasimpatis

    Anestesi umumPenggunaan opioid

    Abnormalitasmetabolik

    Nucleus Tractus

    Sistem

    T!Serebelum Pusat "unta#

    N$eriKecemasan %au& rasa&

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    3/13

    faring yang dihantarkan melalui ner"us ke /3 dapat menimbulkan reflek muntah.

    )indakan yang berhubungan dengan reflek ini adalah intubasi, manipulasi selang

    endotrakheal , serta operasi yang berada di daerah faring (misalnya operasi tonsilektomi!.

    /ritasi pada mukosa usus akibat distensi, stimulasi operasi pada daerah perut dan

    kemoterapi akan mengeluarkan serotonin dan mengaktifkan reseptornya sehingga

    menimbulkan respon "agal menu#u pusat muntah dan chemoreceptor triger one 8 &)*.

    (Stoelting dan Hillier, 200!1erdasarkan dari model penelitian terbaru, struktur pada otak saling berikatan

    dalam menentukan ter#adinya mual dan muntah, tidak hanya terpusat pada pusat mual

    dan muntah atau yang biasa disebut dengan 9vomiting centre: yang berada di medulla

    oblongata di batang otak. (;iemunsch, oshi dan 1richant, 200

    seperti &)* yang terletak di sisi kaudal dari "entrikel ke-+ di area postrema dan pada

    struktur nukleus traktus solatarius 8 7)S yang berada di area postrema dan diba=ah pons

     berpengaruh dalam menimbulkan mual dan muntah. Sinyal yang didapatkan oleh &)*

    dapat berupa dari sinyal aferen "agal yang berada di traktus gastrointestinal, dan #uga

    toksin emetogenic, gangguan metabolik dan sirkulasi obat dalam darah dan cairan

    serebrospilan (>&S!.D. Fa"to! #esi"o Te!$adin%a Mual dan Muntah Pasca Oe!asi

    asien yang mendapat terapi antiemetik beresiko untuk timbulnya efek samping

     pasca pemberian antiemetik, sehingga identifikasi faktor resiko untuk ter#adinya mual

    dan muntah pasca operasi sangat bermanfaat untuk mengurangi efek samping obat.

    1eberapa faktor resiko tersebut dapat dikelompokkan men#adi. (6ish, 200?!. 6aktor pasien enis kelamin =anita dan anak, pasien yang tidak merokok dan

    ri=ayat mual dan muntah sebelumnya, pasien cemas dan nyeri preoperatif dan

     beberapa penyakit yang mempengaruhi pengosongan lambung akan

    mempengaruhi ke#adian mual dan muntah pasca operasi.2. 6aktor pembedahan 4perasi strabismus, operasi pada daerah kepala dan leher,

     prosedur laparoskopi ginekologi, operasi pelastik terutama payudara,

    '

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    4/13

    adenotonsilektomi, orkidopeksi #uga mempengaruhi ke#adian mual dan muntah

     pasca operasi.'. 6aktor anestesi penggunaan cairan pengganti puasa yang tidak adekuat, durasi

    anestesi, anestesi umum dengan agen inhalasi, penggunaan 724, opioid dan

     beberapa obat hipnotik, dan neostigmin mempengaruhi mual dan muntah pasca

    operasi.+. 6aktor pascaoperasi  nyeri pasca operasi dan  suddent motion  mempengaruhi

    ke#adian mual dan muntah pasca operasi.

    &. St!ategi Pencegahan dan Pengo'atan PON(

    encegahan terhadap timbulnya mual dan muntah pasca operasi lebih baik 

    daripada mengobati. @dapun beberapa strategi untuk mencegah dan menangani mual dan

    muntah pasca operasi diantara lain berupa (! idenifikasi pasien dengan resiko tinggi

    untuk ter#adinya mual dan muntah pasca operasi, (2! menurunkan batas ambang mual

    dan muntah dengan menggunakan obat profilaksis, ('! terapi antiemetik pada beberapa

    kelompok tertentu, (+! berikan terapi antiemetik pada pasien mual muntah pasca operasi

    yang sebelumnya belum mendapatkan terapi profilaksis atau profilaksis sebelumnya

    gagal. (Gan et al , 200'!1eberapa obat antiemetik di klasifikasikan berdasarkan tempat ker#anya, berupa

    (! obat golongan antihistamin dan antikolinergik yang beker#a di reseptor H, (2!

    ;opamine antagonist yang beker#a pada reseptor ;2 di chemoreseptor triger zone (CTZ),

    ('! Serotonin antagonis yang beker#a di 5-hydroxytryptamine3  (-H)'!. 1erikut

    $lasifikasi antiemetik berdasarkan #enis dan tempat ker#anya. (6lake, Scalley dan 1alley.

    200+!.

    Antie)eti" Te)at dan &fe" Ke!$a &fe" Sa)ing

    @ntihistamin

    • 1ucliine

    • &ycliine

    • ;imenhydrinate

    • ;iphenhydrinate

    • Mecliine

    • 4bat ini beker#a

    menghambat mekanismeaksi histamin di reseptorH di &)*, sedangkanobat golongan

    antikolinergikmenghambat ker#a aksi

    • $edua obat memiliki

    efek samping mukosamulut mengering, retensiurin, pandangan kabur 

    • Sedasi, pusing, bingung,

    tinitus, insomia, sampaitremor 

    (

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    5/13

    @ntikolinergik 

    • Scopalamine

    dari asetilkoline direseptor muskarinik.

    • 1eker#a di pusat muntah,

    minimal efek padastimulasi aferen "iseral

    ;opamine @ntagonis• &hlorpromaine

    • ;roperidol

    • Haloperidol

    • Metoclopramide

    • rochlorperaine

    • romethaine

    • Meminimalisir efekdopamine di reseptor ;2yang berada di &)*

    • Sedasi, Hipotensiortostatik,ekstrapiramidal sindrome(tardi"e diskinesia!,

    • Harga obat murah

    Serotonine @ntagonis

    • ;olasetron

    • Granisetron

    • 4ndansetron

    • @ntagonis serotonin

    selektif menghambatker#a aksi serotonin direseptor -H)' yang

     berada di usus halus,ner"us "agus, dan &)*

    • Menghambat stimulasi di

     pusat muntah

    •  7yeri kepala, badan

    lemas ( atigue!, diare

    • Aeaksi anafilaksis

    • @simptomatik !T-

     prolongation dan pelebaran segmen BAS

    • Harga obat mahal

    4bat-obat lain C

    • ;eDamethasone

    • Methylprednisolone

    • )rimethobenamide

    • Mengurangi reaksi

    inflamasi, menghambat prostaglandin

    • 1elum diketahui

    • @nsietas, perubahan

     prilaku, depresi

    Saat ini tersedia beberapa produk obat antiemetik yang memiliki efek antagonis

    terhadap neurotransmiter di batang otak, seperti yang dapat dilihat di tabel berikut.

    )abel.2 ;aerah reseptor obat mual dan muntah serta afinitasnya (6ish,200?!4bat ;opamin Muskarinik Histamin Serotonin

    Phenotia*ine

    &hlorpromaine

    rochlorperaine

    EEEEEE

    EEE

    EEEEE

    EE

    Antihista)in

    ;ipenhidraminromethain

    EEE

    EEEEE

    EEEEEEE

    --

    Buth%!oenon

    ;roperidol EEEE - E E

    Ben*a)ide

    Metoclopramid EE - E E

    Antise!otonin

    4ndansetron;olasetronGranisetron

    ---

    ---

    ---

    EEEEEEEEEEEE

    Anticoline!gi" 

    Socopalamin E EEEE - -

    )*

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    6/13

    +ambar ,- Algoritme tatalaksana P.N/ 0+an et al&,**12

    F. +aloe!idol

    Haloperidol merupakan deri"at butyrophenone yang sering digunakan sebagai

    antipsikotik dan sangat berbeda dengan thiDantine dan phenothiaine terutama dari

     bidang struktur kimianya. Haloperidol memiliki kecenderungan menimbulakan efek 

    ekstrapiramidal, akan tetapi obat golongan butyrophenone memiliki efek antispikotik 

    lebih baik dibandingan phenothiaine akan tetapi efek ekstrapiramidalnya #uga tinggi.

    (Melter,202!

    ))

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    7/13

    4bat golongan butyrophenone  sudah sering digunakan untuk tatalaksana

     postoperative nausea and vomiting (47! beberapa diantaranya adalah droperidol dan

    haloperidol. Haloperidol dan droperidol memiliki kesamaan dengan phenothiazine dalam

    mengobati 47. 4bat ini beker#a melakukan blokade reseptor dopaminergik ;2 dan

    chemoreseptortrigerzone (&)*! dan di area postrema. @dapun efek samping yang sering

    timbul setelah pemberian obat golongan ini adalah sedasi ansietas, gelisah, hipotensi dan

    sindroma ekstrapiramidal. Sedangkan droperidol menimbulkan peman#angan inter"al B)

     pada gambaran F$G yang bergantung dari #umlah obat yang diberikan.($o"ac,200'!

    ada tatalaksana mual dan muntah di ruangan pemulihan ( "ostanesthesia care

    unit 8@&! yang penting adalah memberikan profilaksis mual dan muntah tanpa

    memberikan banyak obat berulang. emberian obat golongan butyropenenon dosis

    rendah seperti droperidol 0,2 mg / atau haloperidol mg / merupakan profilaksis

    mual dan muntah yang sedang berkembang, sedangkan obat seperti deksamethason dan

    scopalamin transdermal tidak begitu cocok dikarenakan onset yang terlalu lama.

    (acanti,20!

    @dapun urutan tatalaksana mual dan muntah di ruang pemulihan (acanti,20! C

    . angan mengulang pemberian obat profilaksis sebelumnya2. Gunakan obat yang memiliki efek antiemetik yang baik yang belum

    diberikan seperti pemberian butyropenon dosis rendah'. emberian -H)' seperti ondansetron hanya pada saat muntah

    +. 1eberapa obat lama seperti promethaine ,2 mg / mungkin akan

    memiliki efek antiemetic

     

    Fa!)a"odina)i" 

    1utirophenon sudah terbukti sangat efektif dalam tatalaksana mual dan muntah

    terutama pada pasien pasca operasi. ;ulu penggunaan obat ini hanya terbatas sebagai

    obat antipsikosa yang memiliki efek sedatif dan antiemetik. (Smith,200!4bat ini berupa penghambatan dopamine dengan cara memblokade reseptor 

    dopamine, sehingga efek samping yang ditimbulkan dapat berupa sedasi dan sindroma

    ),

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    8/13

    ekstrapiramidal. 4bat ini biasanya digunakan untuk mengontrol pasien dengan psikosa

    dan agitasi baik pada pasien de=asa dan anak-anak. ($oe et al, 20+!Haloperidol merupakan obat antipsikotik golongan butirophenon yang beker#a

    memblokade resepotr dopaminergik di daerah postsinaptik mesolimbik di otak. 4bat ini

    dipercaya dapat mendepresi sistem akti"asi di retikular sehingga akan mempengaruhi

    metabolism sistem basal, suhu tubuh, kesadaran, tonus "asomotor serta mual dan

    muntah. (;onnelly,2005 dan )indall,20+!

     

    Fa!)a"o"ineti" 

    ada obat ini lebih baik diserap oleh tubuh apabila diberikan melalui mukosa

    gastrointestinal, dengan =aktu paruh yang lebih pan#ang. Haloperidol sendiri

    dimetabolisme di hepar dan dieksresikan melalui urin dan feses. ($oe et al, 20+!

    ;ikarenakan adanya larangan penggunaan droperidol oleh 6;@ pada tahun 200',

    sehingga sebagai alternatif beberapa klinisi menggunakan haloperidol sebagai obat anti-

    emetik yang memiliki efek yang sama dengan droperidol. enggunaan haloperidol yang

    disetu#ui 6;@ sampai tahun 200? berupa pemberian melalui intramuskuler. (i >ee dan

    @uoad, 200?!

    ,. Ondanset!on

    1anyak penelitian yang membandingkan efektifitas ondansetron dengan #enis obat

    lainnya dikarenakan harga ondansetron yang cukup tinggi dibandingkan dengan obat

    lainnya. Sebagai contoh penelitian Subramaniam pada tahun 200 dengan

    membandingkan ondansetron dengan deksamethason dari sisi efektifitas harga sebagai

    alternatif dari pemberian ondansetron pasca operasi. Material penelitian dengan

    menggunakan teknik randomized double blind control trial  pada pasien anak usia 2

    hingga tahun setelah dilakukan operasi repair strabismus  dengan menggunakan

    teknik anestesi umum. ;engan hasil penggunaan deksamethason dapat menghemat

     pengeluaran dana sebesar 22I. (Subramaniam et al, 200!

    )1

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    9/13

     

    Fa!)a"odina)i" 

    Aeseptor -H) ' pada saluran pencernaan dapat mengakti"asi sensai nyeri "iseral

    aferen melalui neuron sensoris di usus menu#u corda spinalis dan menu#u sistem

     persarafan pusat. /nhibisi pada #alur aferen reseptor -H) ' akan mengurangi perasaan

    yang tidak nyaman termasuk mual, muntah, kembung dan nyeri. 1lokade reseptor -H)

    ' di sentral #uga akan mengurangi respon sentral terhadap stimulasi aferent "iseral.

    Sebagai tambahan blokade reseptor -H) ' pada neuron terminal kolinergik enteral

    dapat menghambat motilitas kolon, terutama kolon sisi sebelah kiri sehingga

    meningkatkan total =aktu transit di kolon. @losteron merupakan antagonis -H) ' sudah

    disetu#ui sebagai obat untuk tatalaksana iritable bo#el syndrome (/1S! yang disertai

    dengan diare. (;onnerer,200'!

    enis lain dari antagonis -H) ' (seperti ondansetron, granisetron, dolasetron dan

     palonosetron! #uga sudah disetu#uin sebagai obat untuk mencegah dan mengobati mual

    dan muntah, akan tetapi efektifitas dalam tatalaksana /1S masih belum ditemukan.

    Sedangkan perbedaan dari masing-masing obat tersebut dari segi farmakodinamik masih

     belum banyak diketahui.(McBuaid,202!

    Aeseptor -H)' terutama berada pada daerah dengan densitas yang tinggi di

     batang otak bagian ba=ah seperti kompleks "agal dorsal, nukleus dari traktus solitari,

    nukleus spinal trigeminal dan melingkari area posrema dan meluas di kornu dorsalis dari

    korda spinalis. Sebagian besar lainnya seperti daerah korteks dan limbik memiliki

    densitas yang lebih rendah terhadap reseptor -H) '. Aeseptor ini sangat berhubungan

    dalam menimbulkan reflek mual dan muntah akibat agen khemoterapi, radiasi 3-ray,

    iritasi mekanik atau kimia pada sistem gastrointestinal.(;onnerer,200'!

      Fa!)a"o"ineti" 

    )3

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    10/13

    o @bsorbsi C enyerapan obat ondansetron 00I lebih baik pada pemberian /M

    dan /, sedangkan pada pemberian melalui oral hanya 0I. ntuk =aktu paruh

    ondansetron berkisar ' hingga #am didalam tubuh.

    o ;istribusi obat ini masih belum bisa di#elaskan dengan sempurna terkecuali

     beker#a di reseptor -H)'o $ebanyakan obat ini dimetabolisme didalam hepar, dan sekitar

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    11/13

    dikurangi men#adi berkisar 2I dengan menggunakan obat-obatan seperti ondansetron +

    mg, droperidol .2 mg dan deksamethason + mg. ;ikarenakan 6;@ (federasi obat dan

    makanan amerika serikat! menun#ukkan adanya bahaya pada penggunaan droperdiol,

    maka penggunaan obat tersebut dilarang =alaupun obat tersebut lebih efektif dari segi

     biaya dibandingkan agen lainnya. 1eberapa studi terbaru, haloperidol hingga 2 mg

    yang diberikan melalui intra"ena dapat di#adikan obat alternatif pengganti droperidol dan

    memeliki harga yang #uga #auh lebih murah dibandingkan dengan agen lainnya.

    (6leisher,200ee i pada tahun 200? menyimpulkan untuk kebutuhan dosis

    haloperidol sebagai obat antiemetik lebih rendah dibandingkan pada saat digunakan

    sebagai antipsikotik. ada penelitiannya antara haloperidol dan ondansetron pada semua

     pasien #enis operasi elektif dengan teknik anestesi umum menyimpulkan bah=a

    ondansetron dan haloperidol sama efektifnya pada saat digunakan untuk tatalaksana mual

    dan muntah pasca operasi. @kan tetapi di rumah sakit tempat dilakukan penelitian

    haloperidol 2 mg memiliki harga #ual yang lebih murah dibandingkan dengan

    ondansetron + mg, dimana harga ondansetron berkisar J2,< dibandingkan dengan harga

    haloperidol yang berkisar J0,+. (i >ee et al, 200?!ada penelitian yang dilakukan @ouad pada tahun 200? tentang perbandingan

    efekti"itas haloperidol dengan ondansetron pada pasien operasi ginekologi ditemukan

     bah=a angka ter#adinya mual dan muntah pada saat 0 K 2 #am pertama insidensi mual

    dan muntah pada kelompok yang diteliti (haloperidol! sebesar '.?I, pembanding

    (ondansetron! sebesar 2.I dan kelompok placebo sebesar '.I dengan kebutuhan

    obat penyelamatan apabila ter#adi mual dan muntah pada masing-masing kelompok 

    secara berurutan .5I, 2.I dan '.I. =alaupun tidak ditemukan angka yang

    signifikan antara haloperidol dengan ondansetron, akan tetapi insidensi mual dan muntah

     pada kelompok haloperidol lebih rendah dibandigkan dengan ondansetron. (@ouad,200?!

    )6

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    12/13

    J. +iotesis

    emberian haloperidol 2 mg /M mempunyai daya guna yang lebih baik (pada sisi

    efektifitas dan biaya! dibandingkan dengan pemberian ondansetron + mg / terutama

     pada saat 2+ #am pertama pasca operasi sebagai tatalaksana mual dan muntah pasca

    operasi elektif dengan anestesi umum pada pasien dengan tanpa komorbid penyakit

    tertentu sebelumnya (ri=ayat mual muntah, obesitas, penggunaan haloperidol dalam

     #angka =aktu lama!. enggunaan haloperidol 2 mg /M dapat menekan pengeluaran biaya

     berlebih dari penggunaan obat emergency apabila ditemukan mual dan muntah pasca

    operasi dibandingkan dengan ondansetron + mg /.

    K. Ke!ang"a Teo!i

    Kete!angan

     

    alur proses ter#adinya mual dan muntah pascaoperasi C

    )empat ker#a penghambatan oleh haloperidol C

    )7

     Tindakan .perasi5angasangan nervus

    vagus

    Antihistamin

    Antikolinergik 

  • 8/17/2019 BAB 2 Proposal Tinjauan Pustaka.docx

    13/13

     

    )empat ker#a penghambatan oleh ondansetron C

    /. Ke!ang"a Konse

    )'


Top Related