Download - Bahan ngajar tumbang new harun 3
Harun Achmad
DEFINITIONMOSBY DENTAL DICTIONARY, 2008
GROWTH IS DEFINED AS AN INCREASE IN SIZE DEVELOPMENT IS DEFINED AS A PROGRESSION TOWARD MATURITY. THUS THE TERMS ARE USED TOGETHER TO DESCRIBE THE COMPLEX PHYSICAL, MENTAL, AND EMOTIONAL PROCESSES ASSOCIATED WITH THE “GROWING UP” OF CHILDREN.
MOYERS, 1988GROWTH MAY BE DEFINED AS THE NORMAL CHANGES IN AMOUNT OF LIVING SUBSTANCE.
GROWTH IS THE QUANTITATIVE ASPECT OF BIOLOGIC DEVELOPMENT AND IS MEASURED IN UNITS OF INCREASE PER UNIT OF TIME, FOR INSTANCE, INCHES PER YEAR OR GRAMS PER DAY. SUCH AS BONES AND TEETH.
GROWTH MAY RESULT IN INCREASES OR DECREASES IN SIZE, CHANGE IN FORM OR PROPORTION, COMPLEXITY, TEXTURE, AND SO FORTH. GROWTH IS CHANGE IN QUANTITY.
DEVELOPMENT REFERS TO ALL THE NATURALLY OCCURING UNINDIRECTIONAL CHANGES IN THE LIFE OF AN INDIVIDUAL FROM ITS EXISTENCE AS A SINGLE CELL TO ITS ELABORATION AS A MULTIFUNCTIONAL UNIT TERMINATING IN DEATH.
IT ENCOMPASSEES THE NORMAL SEQUENTIAL EVENTS BETWEEN FERTILIZATION AND DEATH.
THE TERM “MULTIFUNCTIONAL UNIT” EMPHASIZES THE ELABORATION OF MULTIPLE FUNCTIONS RATHER THAN MULTIPLE CELLULARITY.
GROWTH AND DEVELOPMENT PERIOD
1. PRENATAL / INTRA UTERINA) EMBRIO PERIODB) FETUS PERIOD - EARLY FETUS PERIOD - LATE FETUS PERIOD
MOERSINTOWARTI, 2002
2. POSTNATALA) NEONATAL PERIOD (0-28 DAYS)B) INFANCY PERIOD - EARLY INFANCY PERIOD (1-12 MONTHS) - LATE INFANCY PERIOD (1-2 YEARS)
3. PRESCHOOL (2-6 YEARS)
4. SCHOOL AGE / PREPUBERTY (F: 6-10 YEARS, M: 8-12 YEARS)
5. ADOLESCENCE (F: 10-18 YEARS, M: 12-20 YEARS)
POSTNATAL GROWTH PERIODS
INFANCY FIRST POSTNATAL YEARS OF
LIFE
CHILDHOOD:1.EARLY PHASE 1-6 YEARS
2.MIDDLE PHASE 6-10 YEARS
3.LATE PHASE 10-15 OR 16 YEARS
ADOLESENCE:MALE 14 – 20 YEARS
FEMALE 13 – 20 YEARSBISHARA, 2001
VARIATION OF SYSTEMIC GROWTH
SCAMMON’S BASIC GROWTH CURVE
1.THE LYMPHOID CURVE 2.THE NEURAL CURVE
3.THE GENERAL CURVE4.THE GENITAL CURVE
Tumbuh kembang kraniofasial post natal
• Tulang kepala
Neuro kranium
Viscero kranium
Dasar tempat otak Basis kranii
Atap otak calvaria kranii
Pada bayi, tulang Calvaria dipisahkan oleh jaringan ikat fibrosa Sutura
Fontonella
Frontal boneAnterior fontanel Parietal bonePosterior fontanel Posterior fontanelMastoid fontanelTemporal boneSphenoid fontanelMandibleSphenoid boneZygomatic boneMaxillaOccipital bone
Tulang Kranium
Pertumbuhan Cranium merupakan indikator pertumbuhan otak
Pada Antropometri pengukuran lingkar kepala dipakai sebagai petunjuk pertumbuhan otak
Tumbuh kembang otak sangat menentukan kecerdasan seseorang
Otak berkembang meningkatkan aktifitas fisik dan mental
Jumlah tulang kranial pada bayi dan dewasa tidak sama
Beberapa tulang pada waktu dewasa merupakan satu tulang, sedangkan pada bayi terdiri dari
beberapa tulang yang terlepas satu sama lain
Beberapa istilah yang perlu diketahui menyangkut pertumbuhan tulang
-Periosteal - Resorpsi
-Endosteal - Kanseleus
-Syncondrosis - Sutura
-Aposisi - Fontonella
Basis Cranii dibentuk oleh Kartilago Pertumbuhan berlangsung sepanjang
- Sphenoethmoidale
- Sphenooccipitale
- Inter occipitale
- Occipitale
Pertumbuhan enchondral sampai usia 25 tahun
Kranium bertambah panjang dan mendorong mandibula ke depan
Pertumbuhan wajah ditentukan : - Ras
- Jenis kelamin
- Genetik
- Usia
Pertumbuhan berlangsung sepanjang sutura yang menghubungkan tulang wajah dan kranii
- Sutura frontonasalis
- Sutura frontomaksillaris
- Sutura zygomaticotemporalis
- Sutura palatinus
Tulang Wajah
Maksila
-Maksila merupakan bagian dari tulang kranium
S.Sphenooccipitalis
S.SphenoethmoidalisS.FrontomaxillarisS.ZygomaticomaxillarisS.ZygomaticotemporalisS.Palatina
Pertumbuhan maksila bergerak : - ke depan
- ke bawah
Pertumbuhan enchondral dari basis cranii septum nasalis
Maksila
Maksila Maksilla proper
Pre maksilla
Pertumbuhan maksilla ke arah lebar / tranversal ditentukan oleh sutura-sutura
- Pertumbuhan S. Palatina mediana
- Pertumbuhan S. Zygomaticolakrimalis
- Sutura pada tulang - tulang hidung
- Processuss pterigoideus
PERTUMBUHAN MAKSILA
Remodell ing maksila
Aposisi tulang pada dinding posterior tuberositas maksila
Panjang lempeng maksila di posterior
Resorpsi pada permukaan dalam tuberositas maksila
&
Lempeng kortikal bergerak ke arah belakang dan untuk memperbesar ruangan rongga udara
Remodell ing Lengkung Atas Rahang atas diperluas ke posterior dengan cara aposisi tulang pada permukaan luar kortikal tuberositas maksila dan resorpsi pada lempeng dalam. Hal ini menyebabkan fossa pterygopalatina dan pteryomaxillary fissure (PTM) untuk bergerak ke posterior (PTM diilustrasikan sebagai teardrop terbalik,seperti pada sefalogram).
Kiri: Fossa Pterygopalatina terletak antara lempeng pterygoid dan tuberositas maksila (Enlow, 1982).
Primary dan secondary displacement maxil laReferensi bidang vertical = garis PTMReferensi bidang horizontal = bidang oklusal fungsional
Kiri : Pertumbuhan panjang maksila dan pergeseran ke anterior secara simultan (primary displacement). Keduanya berubah mengambil tempat dengan jumlah yang sama.
Kanan : Secondary displacement maksila dihasilkan dari pembesaran middle cranial fossa.
Primary displacement kompleks nasomaxil laryStruktur tulang tumbuh ke atas dan ke belakang {<=) karena proses
deposisi dan resorpsi. Secara simultan seluruh kompleks nasomaxillary berpindah Ke depan. «=>) oki diperlukan ruangan untuk aposisi tulang yang dihasilkan sekitar permukaan artikularis. Primary displacement sllu
mengambil tempat berlawanan arah dgn vektor pertumbuhan tulang.
Kanan : secara diagramatik memperlihatkan peristiwa selama primary displacement Tulang diremodeling dan berpindah pada arah yang
berlawanan secara simultan (Enlow, 1982)
Secondary displacement kompleks nasomaxil laryProses ini tidak berhubungan dengan pertumbuhan tulang itu
sendiri. Tipe displacement ini dimulai dengan pembesaran tulang dari Jaringan lunak sekitarnya. Hal ini berefek dalam
meneruskan/mentransfer dari tulang ke tulang dan berkembang pada daerah yang relatif jauh. Secondary displacement kompleks nasomaxillary disebabkan oleh pertumbuhan middle cranial fossa
dan lobus temporalis dan arahnya ke depan dan ke bawah (=>)kanan : secara diagramatik memperlihatkan secondary
displacement tulang berpindah tanpa mengalami remodeling (Enlow 1982).
Pada waktu bayi dilahirkan, mandibula sangat kecil dan terdiri dari 2 bagian yang sama,
dihubungkan dengan jaringan fibrosa
Mandibula tumbuh dan berkembang melalui kartilago, periosteal dan endosteal
Pada 6 bulan pertama setelah lahir, kartilago berubah menjadi tulang dengan cara aposisi
permukaan, dan tumbuh kearah atas, belakang dan luar sesuai eksistensi tulang
Mandibula
Kondilus terjadi atas kartilagohialin yang ditutupi oleh jaringan pengikat fibrosa yang tebal dan padat
Pertumbuhan mandibula keanterior sangat cepat, sehingga pada waktu bayi dilahirkan, posisi dagu
lebih ke posterior daripada maksila, dengan bertambahnya umur maka hubungannya menjadi
harmonis
Lebar mandibula mengikuti kondilaris mandibula dan berhubungan dengan tulang kranial
PERTUMBUHAN MANDIBULA
Perpindahan MandibularPertumbuhan kartilago mandibula merupakan
penyebab perpindahan mandibula.
Kanan: Berdasarkan teori pertumbuhan yang lain, perpindahan mandibula merupakan proses yang utama dan hasil dari pembesaran jaringan lunak. Pertumbuhan kondilus merupakan proses yang kedua dan bersifat adaptasi, dan membangun hubungan perpindahan mandibula pada TMJ (Enlow, 1982).
Remodeling mandibularMandibula berelongasi ke posterior
berkaitan dengan resorpsi dan remodeling batas anterior ramus.
Kiri : Korpus mandibula memanjang dalam jumlah yang sama dengan pembesaran lengkung maksila dimana strukturnya sama (Enlow, 1982).
Perpindahan primer mandibulaKanan:Elongasi korpus mandibula dan perpindahan mandibula ke
anterior berlangsung secara simultan.Kiri: Proses ini distimulasi oleh pertumbuhan posterior kondilus dan
batas posterior ramus. Ramus kembali ke lebar sebenamya oleh deposisi tulang dengan aktivitas yang sama antara deposisi di posterior dan resorpsi di anterior
Perpindahan Sekunder MandibulaKiri : Mandibula berpindah ke depan dan ke bawah akibat
pembesaran basis kranial tengah. Seperti pertumbuhan fossa kranial tengah yang lebih ke anterior kondilus. Perpindahan ke depan mandibula tidak seperti maksila. Jadi fase ini berakhir meskipun kedua struktur berelongasi dalam jumlah yang sama dengan hubungan maksilomandibula kelas II.
Pertumbuhan bagian tengah basis kranial juga menuntun perpindahan sekunder mandibula, yang menyerupai maksila
Pertumbuhan Horisontal Ramus Ramus, yang merupakan struktur pertumbuhan spesifik
yang sama dengan fossa kranial tengah. digeser ke posterior sampai dimensi horisontalnya berhubungan dengan fossa kranial tengah. Perumbuhan simultan kondilus yang secara diagonal mengarah ke atas dan ke belakang, menyebabkan pergeseran mandibula ke depan pada saat yang sama.
Kanan : Kompensasi untuk ketidaksesuaian dalam arah sagital antara rahang atas dan rahang bawah dan perpindahan bidang oklusal ke bawah.
Sebagai perluasan fossa kranial tengah sebagian besar mengarah ke depan, sebagai contoh pembesaran terlokalisir di anterior kondilus dan ramus, perpindahan sekunder tidak membawa mandibula sejauh perpindahan maksila kedepan.
Ketidakseimbangan ini diakibatkan pertumbuhan horisontal ramus, yang menuntun hubungan anatomi yang normal antara lengkung maksila dan mandibula.
Jadi. pertumbuhan ramus sama dengan pertumbuhan fossa kranial tengah.
HUNTER – ENLOW
Komponen masing-masing bagian tengkorak kepala berkembang dalam arah
yang berbeda
Interaksi secara langsung
Tujuan : mengkompensasi variasi
aktivitas pertumbuhan
Growth Equivalent bekerja dalam arah yang berbeda
Gangguan
Kelainan Craniofacial
Basis cranii bagian anterior (a), spheno-occipital complex (b), nasomaxillary complex (c) dan mandibulla (d) merupakan komponen yang bersifat individual dari tengkorak kepala.
Elongasi anterior basis cranii (x) dihubungkan dengan pembesaran nasomaxillary complex yang sesuai. Perkembangan selanjutnya dalam arah posterior (g) dan perpindahan tempat ke anterior (f) pada saat yang sama.
Pertumbuhan sinkondrosis spheno-
occipital (m,k) membentuk growth
equivalent untuk nasopharynx (p) dan
ramus mandibula (d). Ramus tumbuh
dalam arah posterior (g) dan seluruh
mandibula bergeser ke depan (z).
Proses ini mengkompensasi
hubungan sagital lengkung
mandibula terhadap porusi
nasomaxillary complex.
Pemanjangan vertical dari clivus
dan ramus (b dan d) membentuk
growth equivalent untuk
perkembangan vertical
nasomaxillary complex (c).
Hipotesis tentang pertumbuhan
Sicher, 1952
Scott, 1967
Moss & Salentijn, 1969
Osteogenesis dari chondrocranium dan
desmocranium murni dikendalikan oleh genetik,
dan sutura merupakan struktur jaringan yang
dominan
Faktor primer yang mengontrol pertumbuhan kraniofasial : kartilago dan periosteal
Melokalisasi fungsi kontrol untuk osteogenesis
craniofacial pada jaringan lunak sekitarnya lebih
baik dari pada jaringan keras
Cranial Synchondroses
Facial Cartilage tissue
Sutures
Periosteum
Genetic Influence
Local Influence
Primary Growth
Secondary Growth
Mekanisme kontrol yang mengatur pertumbuhan
tulang fasial
Kumpulan parameter yang paling penting
Kondrogenesis
EndoChondralOsifikasi
IntramembranOsifikasi
Intrinsic Genetic Factors
Local Epigenetic Factors
General Epigenetic Factors
Local Environtmental Factors
General Environmental Factors
Osifikasi Intramembran
Osifikasi langsung
karena sel asal tulang
bersatu dan
membentuk jaringan
tulang setempat tanpa
didahului pembentukan
model tulang rawan
Osifikasi Endokondral
Osifikasi tidak langsung karena terjadi dalam suatu model tulang rawan yang telah dibentuk sebelumnya
Osteogenesis → dipengaruhi Fungsional Lokal
Moss, 1982
Hubungan timbal balik
↓
Functional Cranial Analysis
↓
Etiologi dan Penilaian Maloklusi
Tiap komponen kranial
terdiri dari :
MATRIKS FUNGSIONAL
UNIT SKELETAL
Matriks Periosteal
Matriks Kapsular
Mikroskeletal
Makroskeletal
Matriks kapsular1 = matriks kapsular neurokranial2 = matriks kapsular orofasialGambar diagram matriks kapsular neurocranial dan orofasial. Matiks kapsular neurocranial ditunjukkan oleh massa neural yang dibentuk oleh otak, leptomeninges, dan cairan serebrospinal.Matiks kapsular orofasial dibentuk oleh oral, nasal dan functioning space pharyng.(Moss dan Salentijn, 1969)
Unit skeletal mandibulaMandibula merupakan contoh dari
unit macroskeletal dan terdiri dari
condylar, coronoid, angularis,
alveolar dan unit microskeletal basal.
Otot temporalis merupakan matriks
periosteal dari unit coronoid
sedangkan otot masseter dan otot
ptreygoid medialis merupakan
matriks periosteal dari prosesus
angularis. Gigi geligi mempengaruhi
unit alveolar dan pembuluh darah
sedangkan saraf dari canalis
mandibular berpengaruh pada unit
basalis. (Moss, 1982)
Matriks Kapsular →
Menggunakan pengaruh langsung pada unit Makroskeletal dan komponen kranial fungsional
Matriks Periosteal →
Mengubah bentuk dan ukuran dari hubungan unit Mikroskeletal
Moss, 1973
Transformasi : Perubahan Ukuran dan bentuk
selama pertumbuhan
Translasi : Perubahan dalam posisi ruang
Pergeseran Kortikal
Resorpsi Aposisi
Ketebalan tulang akan konstan
Prinsip pertumbuhan
pergeseran
Pergeseran Kortikal Pembentukan tulang lamellar di atas permukaan endosteal dan resorpsi permukaan periosteal, menyebabkan seluruh korteks mengalami pergeseran. Jika kedua permukaan bergeser pada tingkat yang sama, ukuran tulang akan dipertahankan. Pewarnaan yang asimetris di sekilar sel tulang, nampak pada gambar yang menunjukkan arah dari pergeseran (ditandai pada interval 1 minggu menggunakan 7 warna yang berbeda, fluoresense dengan menarik UV)
Pergeseran soket alveolar se lama pertumbuhan Resorpsi tulang alveolar pada permukaan yang berhadapan dengan pergeseran dan aposisi pada permukaan alveolar. Dengan ini, gigi mempertahankan posisinya dalam tulang alveolar selama proses pergerakan tulang pada pertumbuhan Karena itu, penting bahwa lokasi proses resorpsi dan aposisi alveolar adalah sama dan terjadi dalam arah yang berlawanan dengan proses periosteal dan endosteal.Pewarnaan yang pekat pada dentin (lapis demi lapis yang ditandai oleh pewarnaan yang berbeda) disebabkan oleh proses pertumbuhan selanjutnya dari insisif.
Akar gigi
Periodontalspace
deposisi
resorpsi
Deposisitulang
Perpindahan Dalam posisi
relatif relokasi
Remodell ingtulang
Aposisi
Resorpsi
KemampuanDalam
menyesuaikan Diri Terhadap
bebanfisiologis
Remodeling adalah proses pembentukan dan penambahan ukuran sebagai konsekwensi relokasi progresif
Remodelling merupakan aktifitas pertumbuhan differensial yang diperlukan untuk pembentukan tulang, yang melibatkan deposisiDan resorpsi secara simultan pada semua permukaan dalam dan
Luar seluruh tulang
Perubahan regional
Dimensi
Proporsi
Penyesuaian regional terhadap fungsi Perkembangan tulang dan variasi pertumbuhan Jaringan lunak
Empat macam remodel ing pada jaringan tulang
1. Remodeling biokimia yang melibatkan deposisi dan pembuangan ion-ion secara terus menerus untuk mem pertahankan homeostasis mineral2. Remodeling pertumbuhan, penambahan yang konstan pada tulang selama masa anak-anak3. Remodeling Haversion, proses rekonstruksi kortikal ketika tulang vaskuler primer diganti4. Regenerasi dan rekonstruksi tulang selama dan setelah keadaan patologis atau trauma.
•Pertumbuhan tulang •Vaskularisasi
•Anaka-anak •Remaja
Relokasi dan remodelingAkibat aposisi tulang (+) dan resorpsi (-). Sebagai hasil dari proses pertumbuhan
tahap demi tahap, daerah hitam mengalami translokasi dari batas posterior menjadi batas anterior ramus, tanpa merubah posisinya.
Kiri: Superposisi untuk menunjukkan proses pertumbuhan ramus. Bagian-bagian kepala kondilar berubah menjadi leher kondilus selama proses relokasi. Potongan
melalui a) dan b) menunjukkan perubahan-perubahan remodeling lokal yang diperlukan untuk menyesuaikan bentuk dan ukuran struktur-struktur terhadap posisi
relatifnya yang baru (Enlow, 1982).
Relokasi dan remodeling mandibula selama pertumbuhan
Proses remodeling ramus terjadi di posterior. Body mandibula bertambah panjang akibat remodeling ramus, yang secara
simultan bergerak ke arah belakang (Enlow. 1968).
Perpindahan primer dan pertumbuhan tulang
Dua mekanisme pertumbahan dasar yang saling berkaitan.
Dimulai pada posisi :(1) seluruh mandibula bergerak
ke bawah dan ke depan (2) menjauhi articular joints, akibat pertumbuhan jaringan
lunak di sekitarnya.Gerakan translator ini
menstimulasi pelebaran dan remodeling
(3) kondilus dan rami yang sejajar dengan perpindahan. Proses pertumbuhan tulang diarahkan ke atas dan ke
belakang dalam jumlah yang sama dcngan perpindahan
mandibula. Perubahan akibat kombinasi proses-proses
tersebut terlihat pada (4) (Ten Cate. 1980).
Pada A, Model berada dari posisi P ke P’. Hal ini dapat terjadi melalui dua proses dasar : pertumbuhan langsung kortikal (drift) (B) atau displacement (C). Kedua proses ini menghasilkan pergerakkan berulang yang berbeda langsung secara terus menerus.
Tulang tulang wajah dan tengkorak banyakYang mempunyai konfigurasi ‘’V’’ atau regio
Regio yang berbentu ‘’V’’
Berguna dalam memahami deposisi dan resorpsi pada remodeling yang rumit selama
Pertumbuhan, dalam arah panjang
Hasil proses pertumbuhan :
1. Penambahan lebar ukuran keseluruhan daerah yang berbentuk ‘ ’V’’2. Gerakan seluruh struktur ‘ ’V’’ ke arah ujungnya yang melebar3. Relokasi kontinyu
Prinsip ‘ ’V’’ Ekspansi vert ical Kiri: Menurut konsep pertumbuhan ini, tulang dideposisikan pada permukaan dalam
dari tulang yang berbentuk "V", dan diresorpsi pada permukaan luar. Maka, "V" bergerak dari ujungnya yang sempit (arah panah) dan melebar dalam ukuran
keseluruhan.Kanan: Potongan longitudinal melalui prosesus koronoid kanan dan kiri. Prosesus
tersebut membesar selama pertumbuhan sesuai dengan prinsip "V". Tulang dideposisi pada permukaan lingual dan diresorpsi dari permukaan bukal. Struktur bertambah
panjang, ujung-ujung prosesus koronoid menjadi lebih divergen, dan tulang basalnya menjadi konvergen (Enlow, 1963)
Prinsip “V” Ekspansi horisontal Mandibula diperlihatkan dari atas, termasuk potongan horisontal melalui
dasar dari prosesus coronoid. Tulang terdeposisi pada permukaan lingual dari struktur mandibula sampai pd permukaan ramus. maka, prosesus koronoid
begerak dan tulang terdeposisi pd permukaan bagian dalam kearah belakang, dan bagian posterior dari mandibula mengalami pelebaran
( Enlow, 1982). Kiri: Btk Mandibular, anak umur 5 tahun dan dewasa dipandang dari atas.
‘’Sisi-sisi tulang yang menghadap arah pertumbuhan Mengalami deposisi dan sisi yang berlawanan akan
Mengalami resorpsi’’
Proses ini berlangsung pada permukaan tulang Kontralateral sehingga lempeng kortikal mengikuti
Jalannya pertumbuhan
Arah pertumbuhan tidak sama untuk semua daerah tulang karena t iap regio dari suatu struktur mempunyai pola pertumbuhan spesifik sendiri . Arah
pertumbuhan yang terbal ik dapat menyebabkan ter jadinya proses deposisi dan resorpsi tulang secara langsung berdekatan satu sama lain pada korteks
yang sama
Prinsip permukaan+ = Deposisi tulang- = Resorpsi tulangDaerah ‘’ X ‘’ pada permukaan luar tulang dan ‘’B’’ pada permukaan dalam berada dalam pertumbuhan (→) dan mengalami deposisi. Daerah ″A″dan ″Y″ mengalami resorpsi dalam arah yang berlawanan (Enlow, 1982)
Arah pertumbuhan daerah individual mandibula
Warna merah = Deposisi tulangWarna biru = Resorpsi tulang
Kanan : Panah-panah yang menuju tulang menunjukkan permukaan tulang periosteal yang tidak searah terhadap arah pertumbuhan dan
oleh karena itu bersifat resorpsif. Panah yang keluar dari tulang menunjukkan permukaan periosteal yang menghadap arah
pertumbuhan dan bersifat deposisif.Kiri : Gambaran Mandibula Dewasa
Pertumbuhan tulang langsung dengan proses deposisiDan resopsi pada permukaan tulang, yang menyebabkan Lempeng kortikal bergeser
Perubahan tempat dari keseluruhan tulang karena Pertumbuhan tulangnya sendiri atau ekspansiStruktur-struktur sebelahnya
Semua pertumbuhan tulang adalah gabungan dari dua proses dasar, yaitu Deposisi dan reposisi.
Pertumbuhan tersebut diatur oleh daerah pertumbuhan (Growth Field) Yang terdiri dari jaringan lunak yang
tertanam dalam tulang.
Dua jenis pergerakan pertumbuhan yang dapat dilihatSelama pembesaran tulang kraniofasial :
• Cortical drift atau pergerakan pertumbuhan pergerakan pertumbuhan kearah deposit-drift• Displacement atau Perpindahan tempat pergerakan dari keseluruhan tulang sebagai satu unit
Pertumbuhan tulang dikontrol oleh apa yang disebut tempat-tempat pertumbuhan. Tempat-tempat ini tersebar dengan pola karakteristik seperti mosaik
melalui permukaan, baik aktivitas aposisi atau resorpsi
Tempat-tempat pertumbuhan berfungsi sebagai pacemaking function dimana dikontrol oleh jaringan lunak yang berdekatan. Tiap pertambahan panjang tulang dimulai dengan perpindahan tempat-tempat pertumbuhan di dalam membran jaringan ikat masing-masing (misalnya periosteum dan endosteum, sutura-
sutura, ligamen periodontal dll.) Jaringan lunak yang mengelilingi menentukan perubahan bagian-bagian tulang di
bawahnya.
•Semua permukaan, dalam dan luar dari setiap tulang ditutupi oleh pola yang tidak teratur dari
daerah pertumbuhan (Growth fields) yang terdiri dari bermacam-macam jaringan lunak
membran osteogenik atau kartilago
•Tulang tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi tulang tumbuh oleh lingkungan jaringan lunak
pada daerah pertumbuhan
•Hal yang menentukan pertumbuhan tulang terletak pada tulang yang terdapat jaringan
lunak, otot,, mukosa, pembuluh darah, syaraf, jaringan ikat, otak dan lain-lain.
Beberapa daerah pertumbuhan mempunyai aturan tertentu pada pertumbuhan tulang khusus yaitu sisi pertumbuhan, Hal ini termasuk
•Kondilus mandibula•Tuberositas maksilaris•Sinkondrosisi dari dasar otak•Sutura dan prosesus alveolaris
Susunan tempat-tempat pertumbuhanTempat-tempat yang berwarna merah = aposisi tulang Tempat-tempal yang berwarna biru = resorpsi tulang
Pusat-pusat pertumbuhanIstilah ini sering digunakan untuk menerangkan tempat-tempat
pertumbuhan yang sangat aktif dimana cukup signifikan untuk proses pertumbuhan seperti sutura-sutura cranium dan wajah, kondilus
mandibularis, tuberositas maksilaris. dan synchondrosisi basis cranii.Meskipun pertumbuhan tulang tidak hanya terjadi pada daerah-daerah ini
saja Semua tempat-tempat pertumbuhan baik pada permukaan dalam maupun permukaan luar tulang juga berperan aktif dlm proses ini