ENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI
(Studi Pada Perusahaan Non Keuangan dan Perbankan yang Mengeluarkan
Obligasi Serta Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2013-2017)
Ismelia Novitasari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing:
Dr. Himmiyatul Amanah J.J., SE., MM
Abstract :Bonds are one of the leading instruments chosen by investors in investing in the
financial sector because they have a positive and fixed income and provide guaranteed
high returns. On the other hand, bonds still risky of such payment failure which can be
seen in the phenomenon of companies that are included in the high investment rating
falling from high grade to default (payment failure) within 3 months. To minimize this
risk, investors need to pay attention to bond ratings as an instrument for investment
decision making because bond ratings provide information in the form of the level of risk
that may occur in the future through the ratings and outlook issued. This study aims to
test and analyze profitability, liquidity, leverage and company growth in predicting bond
ratings. The sample in this study were all non-financial and banking companies that had
the 2013-2017 bond period. The population in this study were 294 after using purposive
sampling, there were 32 samples of the company obtained. The analysis model used is the
logistic regression model. The results of this study indicate that the variable profitability,
liquidity ratioand growth of the company have a positive significant effect and leverage
has a negative significant effect on bond ratings
Keywords: Profitability, Likuiditas, Leverage, Growth Company, and Bond Ratings
Abstrak :Obligasi menjadi salah satu instrumen unggulan yang dipilih oleh investor
dalam investasi di sektor keuangan karena memiliki pendapatan yang positif dan tetap
serta menyediakan jaminan pengembalian yang tinggi. Disisi lain, obligasi tetap memiliki
risiko berupa terjadinya gagal bayar (default risk) yang bisa terlihat pada fenomena
perusahaan yang termasuk dalam high investment mengalami penurunan peringkat dari
high grade menjadi gagal bayar (default) dalam waktu 3 bulan. Untuk meminimalisir
risiko tersebut, maka investor perlu memperhatikan peringkat obligasi sebagai instrumen
pengambilan keputusan investasi karena peringkat obligasi memberikan informasi berupa
tingkat resiko yang mungkin terjadi di masa mendatang melalui peringkat dan outlook
yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis profitabilitas,
likuditas, leverage dan pertumbuhan perusahaandalam memprediksi peringkat obligasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan dan perbankan
yang memiliki periode obligasi 2013-2017. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 294
setelah digunakan purposive sampling maka didapatkan sebanyak 32 sampel perusahaan.
Model analisis yang digunakan adalah model regresi logistik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel rasio profitabilitas, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif signifikan serta leverage berpengaruh negatif signifikanterhadap
peringkat obligasi.
Kata Kunci:Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan dan
Peringkat Obligasi
1. Pendahuluan
Perekonomian Indonesia
mengalami pertumbuhan yang positif
sampai tahun 2018. Indikasi
pertumbuhan ini bisa dilihat melalui
adanya kenaikan pertumbuhan
perekonomian yang meningkat dari
tahun 2015 sampai kuartal IV 2018
ditutup dengan baik. Pada tahun 2015
Indonesia mencapai pertumbuhan
ekonomi sebesar 4,79%, 2016
mengalami kenaikan menjadi 5,02%,
pada tahun 2017 mengalami penurunan
menjadi 4,98% dan pada tahun 2018
ditutup dengan baik mencapai 5,17%
laju pertumbuhan ini memiliki
pergerakan positif diatas pertumbuhan
perekonomian global (Bank
Indonesia,2018). Hal ini memiliki
implikasi mampu mendorong
pertumbuhan pasar modal semakin
membaik. Kondisi pasar modal
Indonesia sendiri saat ini masih stabil di
tengah sentimen kebijakan the Federal
Reserve dan perang dagang Tiongkok
dan AS.
Lembaga Pemeringkat Rating and
Investment Information Inc
meningkatkan sovereign credit rating
Indonesia dari BBB- dengan outlook
positif menjadi BBB dengan outlook
stabil pada 7 Maret 2018 (Liputan6
Finance, 2018) menjadikan pasar modal
sebagai pilihan untuk memperoleh
pendanaan bagi perusahaan dan sarana
investasi bagi investor.
Salah satu pendanaan yang dapat
dipilih perusahaan adalah dengan
menerbitkan obligasi yang merupakan
salah satu jenis pendanaan yang
disediakan oleh pasar modal dan
diminati oleh investor. Obligasi menjadi
salah satu produk unggulan dari sektor
keuangan yang berupa surat utang
jangka menengah panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari
pihak yang menerbitkan untuk
membayar imbalan berupa bunga pada
periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan
pada pihak pembeli obligasi tersebut
(Bursa Efek Indonesia, 2018). Obligasi
menjadi pilihan bagi emiten dalam
pendanaan karena obligasi memiliki
biaya emisi yang lebih murah
dibandingkan dengan saham.
Menurut (Retno, 2016) obligasi
juga merupakan sekuritas unggulan yang
dipilih investor karena dapat
memberikan pendapatan tetap pada
investor dan termasuk sekuritas yang
cenderung lebih aman dibandingkan
dengan sekuritas lain yang cukup
populer di pasar modal seperti saham.
Keuntungan lain ketika suatu
perusahaan mengalami likuidasi maka
pemegang obligasi memiliki hak
pertama atas aset perusahaan yang
dikarenakan oleh adanya suatu kontrak
perjanjian untuk melunasi obligasi
kepada investor. Dalam (Umroh, 2015)
Obligasi menjadi semakin menarik di
mata investor karena jika dibandingkan
dengan saham yang memiliki volatilitas
yang lebih tinggi sehingga adanya daya
tarik terhadap saham berkurang serta
obligasi mampu memberikan return
yang positif.
Obligasi dan deposito merupakan
instrument yang memberikan
pendapatan yang bersifat tetap. Namun
jika dibandingkan dengan deposito,
bunga yang ditawarkan obligasi relatif
lebih tinggi daripada deposito
(Fakhrudin, 2008). Tingkat suku bunga
bank yang rendah mengakibatkan
pemodal beralih ke investasi lain dan
lebih tertarik pada obligasi yang
memberikan pendapatan dalam jumlah
yang lebih besar. Jika dibandingkan
dengan utang bank, obligasi dinilai lebih
menarik. Bunga yang dibayarkan
perusahaan kepada investor obligasi
seringkali lebih rendah dari tingkat suku
bunga yang dibebankan oleh bank.
(BEI) mencatat total emisi obligasi dan
sukuk yang sudah tercatat sepanjang
tahun 2018 mencapai 74 emisi dari 47
perusahaan dengan nilai Rp 93,35 triliun
yang mana tingkat obligasi di Indonesia
pun masih termasuk dalam kategori
investment grade atau layak investasi
sehingga dinilai masih memiliki potensi
keuntungan (Kontan, 2018).
Meskipun obligasi dianggap
sebagai investasi yang memiliki potensi
keuntungan dan aman, obligasi tetap
memiliki risiko. Investor yang
menamkan modalnya dalam obligasi
perlu mewaspadai terjadinya gagal bayar
(default risk). Default risk merupakan
risiko ketidakmampuan perusahaan
penerbit obligasi untuk memenuhi janji
yang telah disepakati berupa
pembayaran kupon maupun pembayaran
pokok obligasi (Desak Nyoman, 2015).
Default risk juga bisa terjadi pada
perusahaan yang termasuk dalam
kategori investment grade yang
mengindikasikan perusahaan tersebut
memiliki kinerja keuangan yang baik
sehingga mampu memenuhi
kewajibannya. Kategori tersebut tidak
mudah didapatkan oleh setiap penerbit
obligasi, dimana sebelum melakukan
penjualan obligasi, kebanyakan
korporasi akan meminta lembaga
pemeringkat untuk memberikan
peringkat. Peringkat obligasi akan
memengaruhi tingkat pengembalian
obligasi yang diharapkan oleh investor.
Semakin buruk peringkat suatu obligasi,
maka akan semakin tinggi pula tingkat
pengembalian hasil yang akan dituntut
investor atau suatu obligasi. Obligasi
berperingkat rendah akan menyediakan
tingkat kupon yang sangat tinggi.
Sebaliknya obligasi dengtan peringkat
tinggi menandakan bahwa kualitas
obligasi tersebut bagus sehingga dapat
memberikan tingkat kupon yang rendah.
Menurut altman dan Nammacher
(1968) dalam Raharja dan Sari (2008)
peringkat obligasi sangat penting bagi
investor karena mampu memberikan
pernyataan informatif dan memberikan
sinyal tentang kemungkinan kegagalan
utang suatu perusahaan. Bagi emiten
peringkat obligasi sangat mendorong
dalam perbaikan kinerja (pelunasan
obligasi) perusahaan. Selain itu juga
digunakan sebagai sarana promosi
terutama jika perusahaan memperoleh
peringkat baik yang dampaknya mampu
meningkatkan reputasi suatu
perusahaan. peringkat obligasi memiliki
pengaruh langsung yang dapat diukur
pada tingkat bunga obligasi dan biaya
utang perusahaan, kedua sebagian besar
obligasi dibeli oleh investor institusional
dan bukan individual, kebanyakan
institusi dibatasi hanya boleh membeli
efek yang layak investasi (investment
grade) . Jadi jika obligasi suatu
perusahaan jatuh dibawah BBB,
perusahaan tersebut akan sulit menjual
obligasi baru karena banyak calon
pembelinya tidak diperkenankan untuk
membeli obligasi tersebut. Karena resiko
yang lebih tinggi dan pasar terbatas,
obligasi berperingkat rendah memiliki
tingkat pengembalian yang lebih tinggi
dibandingkat berperingkat tinggi.
Dari mulai obligasi listing sampai
beredar di masyarakat pemeringkat efek
akan melakukan monitoring secara
berkala terhadap obligasi tersebut.
Sehingga, peringkat akan sering terjadi
perubahan dari mulai naik, stabil,
maupun turun sesuai dengan performa
dari perusahaan penerbit obligasi
tersebut. Adanya perubahan peringkat
obligasi ini mempengaruhi keputusan
investor untuk menanamkan modalnya
pada obligasi, karena ketika peringkat
obligasi dinaikkan memberikan sinyal
bagi investor bahwa kenaikan peringkat
obligasi ini mencerminkan kinerja
perusahaan yang membaik serta
likuiditasnya menguat. Dan ketika
pemeringkat memberikan penurunan
peringkat pada suatu perusahaa maka
mengindikasikan perusahaan melakukan
peningkatan utang pada neracanya. Pada
dasarnya perusahaan pemeringkat
melakukan perubahan pemeringkatan
obligasi disebabkan oleh adanya
perubahan kualitas kredit yang ada di
perusahaan tersebut.
Di Indonesia sendiri Lembaga
pemeringkat yangdiakui oleh Otoritas
Jasa Keuanganadalah Fitch Ratings,
Moody‟s Investor Service, Standard and
Poor‟s, PT Kasnic Ratings Indonesia,
PT. Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO). Namun di Indonesia
terdapat dua lembaga pemeringkat
sekuritas utang yaitu PT Pemeringkat
Efek Indonesia (PEFINDO dan PT
Kasnic Rating Indonesia. Pada tahun
2007 PT Kasnic Rating Indonesia telah
berubah nama menjadi Moody‟s
Indonesia setelah 90 persen sahamnya
diambil alih. Namun, dikarenakan
adanya dampak krisis global pada Juni
2009, Moody‟s Corporation menutup
cabangnya di Indonesia dan menarik
peringkat secara Perusahaan
pemeringkat obligasi di Indonesia.
nasional. Oleh sebab itu penelitian ini
menggunakan PT PEFINDO sebagai
lembaga pemeringkat obligasi. Menurut
PT PEFINDO peringkat obligasi
dibedakan menjadi dua kategori yaitu
investment grade (AAA, AA, A dan
BBB) dan non investment grade (BB, B,
CCC, D).
Peringkat obligasi yang diterbitkan
oleh suatu lembaga independen dapat
menjadi acuan bagi investor untuk
memilih suatu obligasi, namun hal
tersebut tidak menjadi sesuatu yang
absolut. Ada suatu keraguan dalam
peringkat obligasi ketika suatu
perusahaan yang menyandang
investment grade kemudian gagal bayar
(default risk). Terjadi fenomena pada 8
Mei 2018PT Sun Prima Nusantara
Pembiayaan (SNP Finance) yang
menerbitkan medium term notes (MTN)
pada tahun 2017 untuk mengatasi kredit
macet pada Bank Mandiri mengalami
gagal bayar kupon terhadap MTN yang
diterbitkan (CNNIndonesia, 2018).
Peringkat efek SNP Finance pada
IndonesiaBond Market Directory
periode Desember 2015-2017 idA-
/stable, kemudian Maret 2018 rating
SNP Finance naik menjadi idA/stable.
Lalu Pefindo menurunkan rating
sebanyak 2 kali, yakni bulan Mei 2018
diturunkan menjadi idCCC/credit watch
negative dan pada bulan yang sama
menurunkan lagi ke peringkat
idSD/selective default.Pemeringkat Efek
Indonesia (Pefindo) telah menurunkan
peringkat utang Obligasi PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk. (AISA) TPS Food
I/2013 dan Sukuk Ijarah I/2013 menjadi
D lantaran kegagalan pembayaran bunga
utang. Saat itu, Pefindo juga
menurunkan peringkat AISA dari CCC
menjadi SD alias selective default..
Menurut Chan dan Jagadeesh (1999),
salah satu alasan mengapa peringkat
obligasi yang dikeluarkan oleh agen
pemeringkat tersebut bias adalah karena
agen pemeringkat tidak melakukan
monitor terhadap kinerja perusahaan
secara rutin. Agen pemeringkat hanya
dapat menilai setelah terjadinya suatu
peristiwa yang menyebabkan perubahan
peringkat sehingga menyebabkan para
pelaku pasar lebih memperhatikan
informasi yang dimiliki perusahaan
secara langsung sebagai dasar keputusan
investasi.
Ada salah satu instrumen yang bisa
digunakan dalam melakukan
pemeringkatan obligasi melalui
penilaian terhadap kinerja perusahaan
dengan melakukan analisa laporan
keuangan pada perusahaan yang ingin
menerbitkan obligasi. Dengan adanya
laporan keuangan perusahaan dapat
meminimalisir risiko investasi dimana
dalam penyajian laporan keuangan yang
baik akan menarik investor untuk
mengambil keputusan berinvestasi di
perusahaan tersebut. Rasio keuangan
merupakan salah satu teknik analisa
laporan keuangan untuk mengetahui
hubungan dari akun-akun tertentu dalam
neraca atau laporan laba-rugi secara
individu atau kombinasi dari kedua
laporan tersebut yang dapat melihat
kinerja keuanganperusahaan dan
menjelaskan posisikeuangan suatu
perusahaan (Munawir, 2010). Laporan
keuangan merupakan informasi yang
dianggap akurat oleh investor dalam
pengambilan keputusan investasi.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Teori Sinyal
Dalam sebuah perusahaan
informasi merupakan sesuatu yang
sangat diperlukan untuk seluruh pihak
yang berkepentingan baik internal
maupun ekternal untuk menilai lebih
dalam perusahaan. Namun, masih terjadi
asimetri informasi atau ketimpangan
antara informasi yang dimiliki oleh
perusahaan dengan pihak ketiga dalam
hal ini investor dan kreditor sehingga
pihak ketiga kesulitan dalam
memberikan penilaian terkait prospek
dan kualitas perusahaan dengan baik.
Hal ini bisa dihindari dengan
memberikan sinyal kepada pihak ketiga
yan berkepentingan. Teori Sinyal
menjelaskan dimana struktur modal
(penggunaan hutang) merupakan sinyal
yang disampaikan oleh manajer ke
pasar. Jika manajer mempunyai
keyakinan bahwa prospek perusahaan
baik, dan karenanya ingin agar saham
meningkat, manajer ingin
mengkomunikasikan hal tersebut ke
investor. Disamping itu manajer ingin
memberikan sinyal yang yang lebih
dipercaya. Manajer bisa menggunakan
hutang lebih banyak, sebagai sinyal
yang lebih (Sartono, 2002)
2.2 Peringkat Obligasi
Peringkat merupakan sebuah
pernyataan terkait keadaan dari
penghutang dan kemungkinan apa
yang bisa dan dapat dilakukan
sehubungan dengan hutang yang
dimiliki tersebut. Peringkat
obligasi dinilai penting karena
dengan memiliki peringkat
mampu memberikan penilaian
terkait dengan resiko yang ada
dalam obligasi tersebut.
2.3 Profitabilitas
Menurut Umroh (2014)
dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi mengindikasikan perusahaan
going concern dan melakukan
pelunasan kwajiban yang tinggi
juga. Ukuran-ukuran rasio
profitabilitas ini memungkinkan
analisis untuk mengevaluasi profit
perusahaan dengan
mempertibangkan penjualan,
jumlah aset, dan investasi. Rasio
profitabilitas menandakan efisiensi
perusahaan dalam menggunakan
asetnya dan mengelola
operasionalnya.
2.4 Leverage
Semakin tinggi rasio leverage
perusahaan maka semakin tinggi
resiko gagal bayar yang harus
ditanggung perusahaan karena
didalam rasio leverage yang
menunjukkan besarnya aktiva
sebuah perusahaan yang didanai
dengan utang. Serta kreditor lebih
menyukai rasio utang yang rendah
karena makin rendah rasio utang,
makin besar perlindungan terhadap
kerugian kreditur jika terjadi
likuidasi (Brigham dan Houston,
2011).
2.5 Likuiditas
Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya
secara tepat maka perusahaan
tersebut dikatakan likuid dan
memiliki aktiva lancar (kas, efek
yang dapat diperdagangkan piutag
usaha dan persediaan) yang lebih
besar daripada utang lancarnya
(Erny, 2011).Oleh karena itu,
likuditas yang tinggi berpengaruh
pada peringkat obligasi yang baik.
Semakin tinggi tingkat rasio
likuiditas maka semakin tinggi
posisi likuditas perusahaan dan
semakin tinggi pula peringkat
obligasi yang diberikan.
2.6 Pertumbuhan Perusahaan
Myers (1977) menyatakan
bahwa pertumbuhan perusahaan
yang tinggi memberikan lebih
banyak pilihan yang riil untuk
investasi dimasa yang akan datang
dibandingkan dengan perusahaan
yang memiliki pertumbuhan yang
rendah. Jika pertumbuhan suatu
perusahaan tinggi maka
memerlukan tambahan pembiayaan
pendanaan yang cukup tinggi untuk
pembiayaan dimasa yang akan
datang.Jadi dengan adanya
pertumbuhan perusahaan yang
tinggi akan memberikan sinyal bagi
para investor bahwa perusahaan
tersebut memiliki obligasi yang
baik untuk dijadikan pilihan
berinvestasi
3. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah explanantory research. Dengan
populasi seluruh perusahaan yang
terdaftar di BEI dan mengeluarkan
obligasi yang tercatat pada agen
pemeringkatan PT PEFINDO selama
periode 2013-2017. Sampel yang
diperoleh adalah 39 Perusahaan yang
terdaftar di BEI. Metode pengambilan
sampel dengan teknik purposive
sampling dengnan pertimbangan tertentu
(Ghozali, 2015). Kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang termasuk dalamhigh
investment grade karena memiliki resiko
terendah dengan nilai investasi yang
tinggi. Jenis data dalam penelitian ini
data kuantitatif. Sumber data data
sekunder berupa laporan keuangan pada
penelitian ini didapat dari Galeri
Investasi BEI Universitas Brawijaya .
website BEI (www.idx.co.id), serta
website PT PEFINDO
(www.pefindo.com). Teknik
pengumpulan data yang diunakan adalah
teknik dokumentasi atau metode
dokumentasi.
3.1 Definisi Operasional Variabel
Penelitian
Variabel untuk penelitian ini terdiri
dari variabel dependen dan independen
yang terdiri :
3.1.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen pada
penelitian ini adalah peringkat
obligasi. Peringkat ini dikeluarkan
oleh PT PEFINDO dengan
kategori investment grade (AAA,
AA, A, BBB) dan non investment
grade (BB,B,CCC). Dalam
penelitian ini sampel
menggunakan kategori investment
grade dan peneliti membagi lagi
kedalam dua kategori yaitu high
grade(AAA, AA+, AA-, AA) dan
upper medium grade (A+, A, A-)
(Indah, 2018). Dengan dummy
sebagai skala penelitian. Dengan
memberi nilai 0 pada kategori
upper medium grade dan nilai 1
untuk high grade.
Tabel
Variabel Dependen
Peringkat Obligasi Skala
AAA 1
AA+ 1
AA- 1
AA 0
A+ 0
A- 0
A 0
Sumber : Indah, 2018
3.1.2 Variabel Independen (X)
Variabel independen dalam
penelitian ini rasio profitabilitas,
leverage, likuiditas, dan
pertumbuhan perusahaan.
Keempat variabel dihitung dari
laporan keuangan
3.1.2.1 Rasio Profitabilitas (X1)
Rasio Profitabilitas
mengukur kemampuan perusahaan
dalam meghasilkan keuntungan
dari penjualan, total aktiva tertentu
dan laba dari modal sendiri. Dalam
penelitian ini ROA digunakan
sebagai alat ukur untuk
penghitungan rasio profitablitas.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
(Bringham dan Houston, 2011)
3.1.2.2 Rasio Leverage (X2)
Rasio Leverage mengukur
seberapa besar utang yang
digunakan untuk membiayai
perusahaan. Berikut adalah rumus
DER:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
(Bringham dan Houston, 2011)
3.1.2.3 Rasio Likuiditas (X3)
Rasio Likuiditas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi utang jangka
pendeknya.. Berikut adalah rumus
CR:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
(Bringham dan Houston, 2011)
3.1.2.4 Rasio Pertumbuhan
perusahaan (X4)
Pertumbuhan perusahaan yang baik
akan memberikan peringkat
obligasi yang investment grade.
Berikut rumus dari Growth :
𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ =𝑆𝑡 − 𝑆𝑡−1
𝑆𝑡−1 𝑋 100%
Keterangan :
𝑆𝑡 adalah Penjualan tahun
sekarang.
𝑆𝑡−1 adalah Penjualan tahun
sebelum.
(Kasmir, 2012)
3.2 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam
penelitian ini akan diolah dan dianalisa
menggunakan alata statistik berikut ini :
3.2.1 Regresi Logistik
3.2.2 Langkah-Langkah Analisis
Uji Hipotesis dalam penelitian
ini menggunakan regresi logistik
sehingga tidak menggunakan uji
asumsi klasik pada variabel
bebasnya. Berikut ini tahapan
dalam melakukan uji hipotesis
menurut Ghozali, 2015) :
1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan
untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan data terkait
penelitian yang telah dikumpulkan
dilihat dari nilai rata-rata, standar
deviasi, maksimum, dan minimum
2. Menguji Kelayakan Model
Regresi
Pengujian kelayakan model
regresi logistik dinilai dengan
menggunakan Hosmer Lemeshow’s
Goodness of Fit Test Goodness
yang dilakukan dengan nilai Chi-
square. Jika nilai statistik Hosmer
Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Goodness sama dengan atau kurang
dari 0,05,maka hipotesis nol ditolak
3. Menilai Keseluruhan Model
(Overall Model Fit)
Uji ini digunakan untuk
menilai model yang telah
dihipotesiskan telah fit atau tidak
dengan data. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai
antara -2 log likehood (-2LL) pada
awal (block number = 0) dengan
nilai -2LL pada akhir (block
number = 1)
4. Menilai Ketepatan Prediksi
Matriks klasifikasi akan
menunjukkan kekuatan prediksi
dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan
obligasi memperoleh high
investment grade dan upper
medium investment grade,yang
dilihat di tabel klasifikasi.
5. Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi
pada regresi logistik dengan
menggunakan Negelkerke’s R
square. Untuk mengetahui seberapa
besar kombinasi variabel
independen dan menjelaskan
variabilitas variabel dependen yaitu
peringkat obligasi.
3.3 Uji Hipotesis
1. Uji Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk
menguji apakah masing-
masing variabel independen.
Secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen
yaitu peringkat obligasi. Jika
signifikansi dari masing-
masing variabel < 0,05 maka
dapat dikatakan variabel
independen tersebut secara
parsial mempengaruhi variabel
dependen.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 menunjukkan data rata-
rata, nilai terendah dan tertinggi
dari 160 sampel yang ada .
2. Menilai Kelayakan Model
Regresi
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.7 di
atas, pengujian menunjukkan nilai
Chi-square sebesar 4,570 dengan
signifikansi (p) sebesar 0,802.
karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka model dapat
disimpulkan mampu memprediksi
nilai observasinya.
3. Menilai Keseluruhan Model
Tabel 4.8
Perbandingan Nilai -2LL
Awal dengan Nilai -2LL Akhir
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, nilai -
2LL awal adalah sebesar 21,301.
Setelah dimasukkan keempat variabel
independen maka nilai -2LL akhir
mengalami penurunan menjadi
sebesar 18,546. Penurunan likelihood
(-2LL) ini menunjukkan model
regresi yang lebih baik atau dengan
kata lain model yang dihipotesiskan
fit dengan data
4. Menilai Ketepatan Prediksi
Tabel 4.9
Klasifikasi Variabel
Independen
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat
bahwa dari 160 obligasi yang
diteliti, terdapat 84 obligasi yang
termasuk dalam kategori Medium
Upper Grade. setelah diprediksi
dengan analisis regresi logistik
terdapat 6 obligasi yang berpindah
menjadi High Grade atau dengan
kata lain sebesar 92,3% dari 84
obligasi yang memiliki peringkat
Medium Upper Grade. Kemudian
dari 76 obligasi yang termasuk
dalam kategori High Grade setelah
diprediksi terdapat 8 obligasi yang
-2LL Nilai
1. Awal (blok 0)
2. Akhir (blok 1)
21,301
18,546
berubah menjadi Medium Upper
Grade atau sebesar 88,2% dari 76
obligasi yang memiliki peringkat
High Grade.Berdasarkan hasil
analisis tersebut maka secara umum
model yang diperoleh dapat
diandalkan dalam memprediksi
sampel sebesar 90,3%
5. Koefisien Determinasi
Tabel 4.10
Nagelkerke R Square
Berdasarkan hasil Tabel 4.10 uji
regresi logistik (lihat lampiran)
diperoleh nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0,87 yang berarti variabilitas
variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen
adalah sebesar 87%, sedangkan
sisanya sebesar 13% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model
penelitian.
6. Uji Hipotesis (Wald)
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Berdasarkan persamaan regresi logistik
yang terbentuk adalah :
PERINGKAT =0,598+ 1,016 ROA – 0,078
DER + 1,891 CR + O,701 Growth
Berdasarkan Tabel 4.11, hasil
pengujian wald adalah sebagai berikut:
1. H1: Profitabilitas (Return On
Assets) berpengaruh
signifikan dalam memprediksi
peringkat obligasi.
Hasil uji wald antara variabel
rasio profitabilitas (X1)
memiliki nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,006 yaitu sebesar
0,05. Selain itu, variabel
profitabilitas memiliki koefisien
regresi yang positif 1,016, maka
pengaruh variabel profitabilitas
yang diproksikan dengan return
on assets terhadap peringkat
obligasi adalah berpengaruh
secara signifikan dengan arah
positif. Hal ini berarti H0 ditolak
dan H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara
variabel profitabilitas terhadap
peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan dan
perbankan yang mengeluarkan
obligasi dan terdaftar di BEI.
2. H2: Leverage (Debt to Equity
Ratio) berpengaruh signifikan
dalam memprediksi peringkat
obligasi.
Hasil uji wald antara variabel
rasio leverage (X2) memiliki
nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 yaitu sebesar 0,078. Selain
itu, variabel leverage memiliki
koefisien regresi yang negatif
0,078 maka pengaruh variabel
leverage yang diproksikan
dengan debt to equity ratio
terhadap peringkat obligasi
adalah berpengaruh signifikan
dengan arah negatif. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H1
diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara
variabel leverage terhadap
peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan dan
perbankan yang tergabung
dalam 8 sektor perusahaan yang
terdaftar di BEI..
3. H3: Likuiditas (Cash ratio)
berpengaruh signifikan dalam
memprediksi peringkat
obligasi.
Hasil uji wald antara variabel
rasio likuiditas (X3) memiliki
nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 yaitu sebesar 0,018. Selain
itu, variabel likuiditas memiliki
koefisien regresi yang positif
1,891, maka pengaruh variabel
likuiditas yang diproksikan
dengan cash ratio terhadap
peringkat obligasi adalah
berpengaruh secara signifikan
dengan arah positif. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H1
diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara
variabel leverage terhadap
peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan dan
perbankan yang tergabung
dalam 8 sektor perusahaan yang
terdaftar di BEI. Kemudian
dengan koefisien nilai wald
sebesar 3,255 menandakan
variabel likuiditas merupakan
variabel yang paling dominan
mempengaruhi peringkat
obligasi.
4. H4: Pertumbuhan Perusahaan
(Growth) berpengaruh
signifikan dalam memprediksi
peringkat obligasi.
Hasil uji wald antara variabel
rasio pertumbuhan perusahaan
(X4) memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,004. Selain itu,
variabel pertumbuhan
perusahaan memiliki koefisien
regresi positif 0,701maka
pengaruh variabel pertumbuhan
perusahaan yang diproksikan
dengan growth terhadap
peringkat obligasi adalah
berpengaruh secara signifikan
dengan arah negatif. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H1
diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara
variabel leverage terhadap
peringkat obligasi pada
perusahaan non keuangan dan
perbankan yang tergabung
dalam 8 sektor perusahaan yang
terdaftar di BEI.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengujian dengan
menggunakan regresi logistik
menunjukkan bahwa rasio
profitabilitas yang diproksikan
dengan ROA berpengaruh
signifikan positif terhadap
peringkat obligasi. Hal ini
berarti smakin tinggi ROA maka
peringkat obligasi akan semakin
tinggi.
2. Hasil pengujian dengan
menggunakan regresi logistik
menunjukkan bahwa rasio
leverage yang diproksikan
dengan DER berpengaruh
signifikan negatif terhadap
peringkat obligasi. Hal ini
berarti smakin rendah DER
maka peringkat obligasi akan
semakin tinggi.
3. Hasil pengujian dengan
menggunakan regresi logistik
menunjukkan bahwa rasio
likuiditas yang diproksikan
dengan CR berpengaruh
signifikan positif terhadap
peringkat obligasi. Hal ini
berarti semakin tinggi CR maka
peringkat obligasi akan semakin
tinggi.
4. Hasil pengujian dengan
menggunakan regresi logistik
menunjukkan bahwa rasio
pertumbuhan perusahaan yang
diproksikan dengan growth
berpengaruh signifikan positif
terhadap peringkat obligasi. Hal
ini berarti semakin tinggi
growth maka peringkat obligasi
akan semakin tinggi.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji variabel
independent ( Return On Assets, Debt to
Equity, Current Ratio dan Growth)
dalam memprediksi peringkat obligasi
perusahaan non-keuangan dan
perbankan yang termasuk dalam 8 yang
terdaftar di BEI dan mengeluarkan
obligasi yang terdafar pada agen
pemeringkat PT PEFINDO selama
periode pengamatan tahun 2013-2017
dengan menggunakan regresi logistik,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Profitabilitas berpengaruh signifikan
positif terhadap peringkat obligasi.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa
semakin tinggi profitabilitas
perusahaan, maka dapat
menyebabkan peringkat obligasi akan
tinggi.
2. Leverage berpengaruh signifikan
terhadap probabilitas peringkat
obligasi, tetapi pengaruh yang
diberikan negatif. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa semakin tinggi
tingkat leverage perusahaan maka
dapat menyebabkan penurunan
peringkat obligasi atau perusahaan
mendapatkan peringkat yang rendah.
3. Likuiditas berpengaruh signifikan
positif terhadap peringkat obligasi.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa
semakin tinggi likuiditas perusahaan,
maka dapat menyebabkan peringkat
obligasi yang didapatkan tinggi.
4. Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh signifikan positif
terhadap peringkat obligasi. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa
semakin tinggi pertumbuhan
perusahaan, maka dapat
menyebabkan peringkat obligasi
yang didapatkan tinggi.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat
digunakan bagi pihak yang ingin
melanjutkan penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
menambahkan variabel lain seperti
size, reputasi auditor, sinking fund,
jaminan untuk mengetahui
pengaruh variabel lainnya terhadap
peringkat obligasi
2. Bagi perusahaan penerbit obligasi
dapat memperbaiki atau
meningkatkan kinerja keuangannya
guna meningkatkan minat dan
keprrcayaan investor untuk
berinvestasi karena rasio keuangan
yang diukur dengan return on
assets, debt to equity ratio, current
rasio dan growth terbukti mampu
mempengaruhi kenaikan peringkat
obligasi perusahaan non keuangan
perbankan yang dijual dipasar
modal. Sehingga harapannya
mampu meminimalisir default risk
3. Untuk investor agar dapat
menjadi acuan tambahan dalam
mengambil keputusan dalam
berinvestasi di obligasi.
Daftar Pustaka
Ahmad Rodoni dan Herni Ali,
2010.Manajemen Keuangan.
Jakarta:Mitra Wacana Media.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi.
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
diBursa Efek Indonesia”. Seminar
Nasional Manajemen SMART.
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
2007.
Adrian, Nicko. “Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang: 2011
Andry, Wydia. ”Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi”, Buletin Ekonomi Moneter
dan Perbankan. 2005.
Anto Dajan, 2004, Pengantar
MetodeStatistik Jilid II, cetakan ke-
18,Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Ayyu Pertiwi. 2013. „Analisis
FaktorFaktorYang Mempengaruhi
PeringkatObligasi (Studi pada
obligasi sektornon keuangan yang
terdaftar diBursa Efek Indonesia
tahun 2008-2011)‟.Skripsi. Universitas
Islam NegeriSyarif Hidayatullah,Jakarta.
Badan Pusat Statistik,
2018https://www.bps.go.id/. Diakses
tanggal
15 Februari 2019.
Bursa Efek Indonesia,
2016http://www.idx.co.id/.
Diaksestanggal 12 Desember 2018.
Brealey, Myres, Marcus. “Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan”.
Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008.
Bringham, Eugene F dan Houston, Joel.
2013. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan Edisi 11 Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Chan, K; Jagadeesh, N; and Warga, A.
2004. Market based evaluation for
model to predict bond ratings and
corporate bond trading strategy.
Working Paper. www.google.com
Desak Nyoman Sri Werastuti.
2015.Analisis Prediksi Peringkat
Obligasi Perusahaan Dengan
Pendekatan Faktor Keuangan dan Non
Keuangan. Jurnal
Dinamika Akuntansi (JDA), Vol. 7 No
1, Hal 63-74
Dewi Utari, Ari Purwanti dan Darsono
Prawironegoro. 2014. Manajemen
Keuangan Edisi Revisi . Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Dewi Widowati. 2013. Analisis
FaktorKeuangan dan Non
KeuanganYang Berpengaruh
PadaPrediksi Peringkat Obligasi
diIndonesia (Studi PadaPerusahaan
Non Keuangan yangTerdaftar di BEI
dan di PeringkatPT Pefindo
20092011). JurnalManajemen (JM),
Vol. 13 No 1,Hal 35-53
Ermi Linandarini. 2010.
„KemampuanRasio Keuangan
DalamMemprediksi PeringkatObligasi
Perusahaan diIndonesia,.
Skripsi.UniversitasDiponegoro,
Semarang.
Fransiskus Paulus. 2016.
SemakinDekat Dengan Pasar
ModalIndonesia.
Deepublish,Jogjakarta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi
AnalisisMultivariate dengan
SPSS.Semarang: Badan
PenerbitUNDIP.
Hanafi, Mamduh M, 2013,
ManajemenKeuangan, Edisi
1,Yogyakarta: BPFE.
Husein Umar, 2013,
MetodologiPenelitian Untuk Skripsi
danTesis Bisnis,Jakarta : PT.Gramedia
Pustaka.
Horne, James C. Van dan John
MWachowicz, Jr. 2012.Prinsip-prinsip
ManajemenKeuangan. Edisi ke
13.Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia,2015.
Standar Akuntansi Keuangan.PSAK.
Cetakan Keempat, BukuSatu, Jakarta:
Penerbit SalembaEmpat
Indah Wijayanti. 2014. Faktor-
FaktorYang
MempengaruhiPeringkat Obligasi.
JurnalIlmu dan Riset Akuntansi(JIRA),
Vol. 3 No 3,Hal 1-15
Indah Permata Sari. 2018. Analisa
Keuangan Yang Memprediksi Peringkat
Oligasi(Studi Pada Perusahaan
Konstruksi dan Bangunan Yang
Terdaftar di BEI Periode 2012-2017).
Skripsi. Universitas Brwijaya
Indonesia-
Investments,2015https://www.indonesiai
nvestments.com/id/.Diakses tanggal 15
Februari2019.
Kasmir. 2008. Manajemen
Perbankan.Edisi Revisi. Cetakan ke-
6.Jakarta: Rajawali Pers.
Keown, et al. 2011.
FinancialManagement, 10th ed,
NewJersey: Pearson Education Inc.
Kieso et al., “Akuntansi Intermediate”.
Jilid 1 Edisi Keduabelas, Erlangga,
Jakarta, 2008.
Manurung, Adler, Silitonga, Desmon
danTobing, Wilson. 2009. Hubungan
Rasiorasio Keuangan dengan Rating
Obligasi. Paper.
Magreta dan Nurmayanti, Poppy.
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi
PeringkatObligasi Ditinjau dari Faktor
Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Universitas Riau,
2009.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan
Keuangan. Edisi Keempat. Liberty,
Yogyakarta
Ninis Kurniasih. 2015. Determinan
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
(JIRM), Vol.4 No 2, Hal 1-16
Pemeringkat Efek Indonesia, 2015.
Pefindo Rating Criteria & Methodology.
www.pefindo.com(diakses pada 2
Januari 2019)
Raharja dan M. P. Sari. 2008.
Kemampuan Rasio Keuangan dalam
memprediksi Peringkat Obligasi (PT
Kasnic Credit Rating). Jurnal Maksi.
8(2).
Rahman. 2013. Pengantar Akuntansi I.
Jakarta : Erlangga
Ratih Umroh. 2014. „Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
PeringkatObligasi‟. Skripsi.Universitas
Diponegoro, Semarang.
Retno. 2016. „Analisis Rasio
Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan
Ukuran Perusahaan dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi (Studi Pada
Perusahaan Non Keuangan dan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2014)‟. Skripsi.
Universitas Brawijaya, Malang.
Sapto, Raharjo, 2006. Panduan Investasi
Obligasi, Cetakan kedua, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Sartono, A. 2002. Manajemen Keuangan
Teori dan Aplikasi, Edisi keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Sejati, Grace P. ”Analisis Faktor
akuntansi dan Non akuntansi Dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi
Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi, Vol.17,
No.1, hal 70-78, 2010.
Sekaran, U, and Bougie, R.
2010.Research Methods for Business: a
Skill Bulding Approach. 5th Edition.
John Wiley & Sons Ltd, West Sussex.
Singgih Santoso. 2000. Latihan SPSS
Statistik Parmetik. Jakarta: Gramedia
Sugiarto, 2009, Struktur Modal ,Struktur
Kepemilikan Perusahaan,
Permasalahan Keagenan dan Informasi
Asimetri, Yogyakarta : Graha Ilmu
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &,
Bandung. Alfabeta
Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian
Kualitatif, Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan dan
Praktek., Jakarta: Rineka Cipta
Susana Aprillia. 2011. ‘Analisis Rasio
Keuangan dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi’, Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan
Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
EKONISIA.
Syehni Rizky Putra Abadi.
2015.Perlindungan Hukum Bagi
Investor Pemegang Obligasi
Perusahaan yang Diterbitkan Oleh
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Terhadap Risiko Gagal Bayar‟. Skripsi.
Universitas Negeri Surabaya.
Tandelilin, Eduardus. “Portofolio
Investasi dan Investasi, Teori dan
Aplikasi”, Edisi Pertama, Kanisius,
Jakarta, 2010.
Tim Jurusan Manajemen. 2018
Pedoman Penulisan Skripsi. Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Van Horne, James dan Wachowisz.
“Fundamentals of Finance Management
2 , Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan”, Edisi 12, Salemba 4,
Jakarta, 2007
Weston, J. Jared dan Thomas E.
Compeland. 2010. Manajemen
Keuangan EdisiRevisi Jilid 2.
Tangerang : Binarupa Aksara
Yuli Soesetio. (2008). Kepemilikan
Manajerial dan Institusional, Kebijakan
Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur
Aktiva, dan Profitabilitas terhadap
Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 12(3), 384-398