Download - Evangelii Nuntiandi 2016
EVANGELII NUNTIANDIPewartaan Injil dalam Dunia Modern
D. Agus Goenawan
BPK PKK KEUSKUPAN BOGOR2016
EVANGELII NUNTIANDI Jenis dokumen:
Imbauan Apostolik dari Bapa Suci
Dari: Bapa Suci Paus Paulus VI
Selesai ditulis: 8 Desember 1975, Vatikan
PENGANTAR Momentum yang dimanfaatkan : Ultah ke 10 Konsili Vatikan II Penutup Tahun Suci 1975 Ultah pertama Sinode Para Uskup
(1974, yang secara khusus membahas tentang penginjilan)
EN meneguhkan pengajaran Konsili Vatikan II tentang peranan aktif Gereja sebagai lembaga maupun sebagai anggota umat Allah dalam menegakkan keadilan di dunia.
Tiga Persoalan Hangat ENBagaimana Kabar Gembira
yang dapat berpengaruh padasuara hati manusia?Bagaimana kekuatan Injil
sungguh-sungguh mampumengubah manusia?Bagaimana metode pewartaan
Injil yang efektif?
Susunan EN Kata Pengantar Bab I. Dari Kristus Pewarta Injil kepada
Gereja yang Mewartakan Injil Bab II. Apakah Evangelisasi itu ? Bab III. Isi Evangelisasi Bab IV. Metode-metode Evangelisasi Bab V. Orang-orang yang mendapat
Manfaat dari Evangelisasi Bab VI. Pekerja-pekerja untuk Evangelisasi Bab VII. Semangat Evangelisasi Penutup
TEMA-TEMA KUNCI EN
BAB 1DARI KRISTUS PEWARTA INJIL KEPADA
GEREJA YANG MEWARTAKAN INJIL
KRISTUS PEWARTA INJIL GEREJA YANG
MEWARTAKAN INJIL
1. Perutusan Yesus adalah pergi dari kota kekota sambil mewartakan Kabar GembiraAllah (Luk 4:18, 43). Seluruh segi dari misteriNya – Inkarnasi, muji- zat -mujizat dan pengajaranNya, berkumpul-nya dengan para rasul, perutusan kedua-belas rasulnya, Salib danKebangkitan- merupakan bagian darikegiatan penginjil-Nya. (#6)
2. Yesus, sebagai pewarta Injil, memaklumkankerajaan Allah dengan kata-kata dantanda-tanda. (#8,11, 12)
Intisari Bab I (1)
Intisari Bab I (2)4. Poros dan pusat pewartaan
penebusanPenebusan : pembebasan dari segalasesuatu yang menindas umat manusia, dan pembebasan dari dosa dankejahatan. (#9)
5. Kerajaan dan keselamatan ini tersediabagi setiap orang. Untuk itu, dituntutsuatu pembaruan pikiran dan hati yang mendalam (metanoia). (# 10)
Intisari Bab I (3)
6. Mewartakan Injil... adalah rahmat danpang-gilan yang tepat bagi Gereja (lihat1Kor 9:16). Gereja adalah pewarta Injil namun harusdimulai dengan mewartakan Injil dalamtubuh Gereja sendiri. (# 14, 15)
7. Gereja tak terpisahkan dari Kristus (#16)”Barang siapa menolak kamu, iamenolak Aku” (Luk 10:16) “
TEMA-TEMA KUNCI EN
BAB 2APAKAH PEWARTAAN INJIL ITU ?
Intisari Bab II (1)1. Evangelisasi :
upaya mewartakan Kristus kepada mereka yang belum mengenalnya, berkotbah, memberikan katakese, memberikan Permandian dan Sakramen-sakramen lainnya. (#17)
2. Unsur-unsur pewartaan Injil :a. Pembaruan – membaharui dan
mengubah manusia dari dalam dan membuatnya menjadi baru. (#18)
Intisari Bab II (2)2. Unsur-unsur pewartaan Injil :
b. Perubahan –mempengaruhi tolok ukur penilaian manusia, nilai-nilai, kepenting-an, pemikiran dan pola hidupnya yang bertentangan dengan Sabda Allah dan rencana penyelamatan. (# 19)
c. Budaya – Evangelisasi kebudayaan harus selalu menjadikan pribadi manusia sebagai titik pangkalnya dan selalu kem-bali kepada hubungan antar manusia dan hubungan manusia dengan Allah. (# 20)
Intisari Bab II (3)2. Unsur-unsur pewartaan Injil :
d. Kesaksian dan Pewartaan – Injil harus dimaklumkan dengan kesaksian hidup pribadi, baik secara implisit (#21) maupun secara eksplisit (#22).
e. Komunitas Umat Beriman – Umat yang mengalami perubahan karena evangelisasi memasuki komunitas Gereja yang merupakan tanda hidup baru. (# 23)
f. Kerasulan - orang yang telah menerima pewartaan Injil hendaknya pula mewartakan Injil kepada orang lain (#23)
St. Francis ...
“Preach the gospel—if necessary, use
words”
Not quite!
Intisari Bab II (4)
3. Pewartaan Injil adalah suatu proses kompleks dengan banyak unsur yang saling melengkapi dan saling memperkaya : pembaruan kemanusiaan, kesaksian, pewartaan yang eksplisit, ketaatan batin, masuk dalam umat, menerima tanda-tanda, dan prakarsa merasul.
TEMA-TEMA KUNCI EN
BAB 3ISI PEWARTAAN INJIL
Intisari Bab III (1)1. Penebusan – pesan utama : “dalam Yesus
Kristus, Putera Allah yang menjadi manusia, yang wafat dan bangkit dari kematian, penebus-an diwartakan kepada semua orang sebagai karunia rahmat dan belaskasihan Allah.” (#27)
2. Harapan – pewartaan Injil menyangkut tentang kehidupan akhirat, harapan akan Injil yang dibuat Allah dalam
PB dalam Yesus Kristus, kasih Allah kepada kita dan
kasih kita kepada Allah,
Intisari Bab III (2)2. (lanjutan …)
misteri kejahatan dan usaha mencari kebaikan secara aktif.
pencarian aktif akan Allah dilakukan lewat doa, komuni dan Sakramen2. (# 28)
3. Kehidupan Seutuhnya – Pewartaan Injil memiliki dimensi pribadi, keluarga, dan sosial yang mencakup hak2 dan kewajiban manusia, kehidupan keluarga, kehidupan dlm masyarakat, kehidupan internasional, perdamaian, keadilan, perkembangan dan pembebasan. (# 29)
Intisari Bab III (2)4. Pembebasan – Gereja wajib untuk mewartakan
pembebasan umat manusia (dari penindasan, neokolonialisme, penjajahan ekonomi, ketidak adilan, illiterasi, dan kemiskinan), membantu lahirnya pembebasan ini.Semuanya ini bukanlah sesuatu yang asing melainkan menyatu dengan pewartaan Injil. (# 30)
5. Pemajuan Manusia – Rencana penebusan meliputi karya menentang ketidakadilan. Dalam pewartaan Injil keadilan tak dapat diabaikan. (#31)catatan: kita harus memasukkan semua orang ke surga, termasuk yang tidak adil dan korup
Intisari Bab III (3)6. Integral dan Total – Penyelamatan dan
pembebasan tidak dikurangi hanya padakesejahteraan materiil belaka. Dimensi spiritual dan religious tak dapat diingkari. (# 32)
7. Pembebasan Injil – Pembebasan tak dapatdibatasi pada ekonomi, politik, kehidupan sosialatau budaya. Ia harus mencakup manusia secaramenyeluruh (#33).
8. Berpusat pada Kerajaan Allah –Pewartaan Kerajaan Allah tak dapat digantikandengan pewartaan tentang bentuk2 pembebasanmanusia. Pewartaan keselamatan dalam YesusKristus tidak dapat diabaikan. (#34)
Intisari Bab III (4)9. Pewartaan Injil dan Pembebasan –
Pembebasan manusia dihubungkan dengan penebusan dan Yesus. Pembebasan sejati harus digerakkan oleh keadilan dan cinta kasih, dan tujuan akhirnya haruslah penebusan dan kebahagiaan dalam Allah. (# 35)
Pembebasan yang diwartakan gereja adalah pembebasan yang diwartakan Kristus dan diberikan kepada manusia melalui pengorbananNya. (#39)
Intisari Bab III (5)10. Pertobatan – Pertobatan pribadi diperlukan
dalam membangun struktur-struktur yang lebih manusiawi, adil, menghormati hak-hak manusia, tidak menindas dan tidak memperbudak. (# 36)
11. Tanpa Kekerasan – Kekerasan tidak selaras dengan pembebasan sejati. Kekerasan akan membangkitkan kekerasan dan membawa bentuk2 penindasan dan perbudakan baru dan lebih berat. (#37)
12. Kebebasan beragama adalah hak asasi manusia yang penting. (# 39)
TEMA-TEMA KUNCI EN
BAB 4METODE-METODE PEWARTAAN INJIL
Kesaksianhidup
KOTBAH
Media massa
KesalehanMerakyat
LiturgiSabdaSakramen²
Kontakpribadi Katekese
M
Intisari Bab IV (1)1. Kesaksian Hidup – Sarana Pertama
pewartaan Injil adalah kesaksian hidup kristiani yang otentik, yang diberikan kepada Allah dan sesamanya dalam persekutuan yang tak dapat dibinasakan oleh apapun juga. (#41)
2. Kotbah yang hidup – Sarana kedua adalah berkotbah tentang kabar Gembira. Metode2 komunikasi modern telah dipergunakan dengan sukses. (# 42)
3. Liturgi Sabda – Kotbah terdapat dalam Liturgi Sabda dan merupakan kesempatan istimewa untuk mengkomunikasikan Sabda Allah. (# 43)
Intisari Bab IV (2)4. Katakese – Pengajarannya harus disesuaikan
dengan usia, kebudayaan, dan sikap pribadi2 yang bersangkutan; mereka harus senantiasa menanamkan dalam ingatan, pikiran dan hati mereka kebenaran2 yang hakiki. (# 44)
5. Media Massa – Penggunaan media massa untuk pewartaan Injil hendaknya menjangkau sejumlah besar orang, namun dengan kemampuan menembus hati nurani setiap individu. (# 45)
6. Kontak Pribadi –Dalam jangka panjang, kontak pribadi sangat penting bagi pewartaan Injil. (# 46) alasan terbentuk KEP
Intisari Bab IV (3)
7. Sakramen-sakramen – Pewartaan Injil harus menyentuh kehidupan kodrati dan adikodrati, yang terungkap dalam tujuh sakramen. Peranan evangelisasi ialah mendidik masing2 individu kristiani agar menghayati sakramen2 secara sejati; bukan menerimanya secara pasif melainkan untuk menjalaninya. (# 47)
Intisari Bab IV (3)
8. Kesalehan yang Merakyat – agama rakyat ini membuat orang2 mampu bersikap murah hati dan rela berkorban. Orang harus peka akan kesalehan yang merakyat, menyelaminya, dan membantunya mengatasi penyelewengan. Dengan demikian kesalehan yang merakyat itu dapat menjadi suatu pertemuan sejati dengan Allah dalam Yesus Kristus. (# 48)
TEMA-TEMA KUNCI EN
BAB 5ORANG-ORANG YANG MENDAPATKAN
MANFAAT DARI PEWARTAAN INJIL
Setiaporang• hadapirintangan
Yang belummengenalKristus• seni• ilmiah
Duniayang tidak lagiKristianiAgama non Kristen
Siapa yang mendapat manfaat?
Intisari Bab V (6)Kepada Komunitas Basis Gerejani –Terdapat dua macam “komunitas kecil”. Yang satu bekerja dengan Gereja, menuntun
orang Kristiani bersama dalam jemaat-jemaat agar menjadi pendengar dan pewarta Kabar Gembira.
Kelompok lainnya mengecam Gereja dengan sikapnya yang menolak dan mencari-cari kesalahan.
TEMA-TEMA KUNCI EN
BAB 6PEKERJA-PEKERJA PEWARTAAN INJIL
• Bukan tindakan peroranganGereja – umat Allah (#59,60)
Gereja universal (#61,62)
• Inkulturasi budayaGereja lokal (#63-65)
Paus, Uskup, para Imam (#67,68)
Para Pekerja Evangelisasi
Kaum Religius (#69)Kaum Awam (#71)Keluarga (#71)Generasi muda (#72)Pelayan tidak tertahbis (#73)
Para Pekerja Evangelisasi
TEMA-TEMA KUNCI EN
BAB 7SEMANGAT PEWARTAAN INJIL
Intisari Bab VII (1)1. Pewartaan Injil tidak akan dimungkinkan
tanpa karya Roh Kudus. Teknik2 pewartaan Injil adalah baik, tetapi merekatak dapat menggantikan karya Roh Kudus yang lemah lembut. (#75)
2. Semangat menginjil harus muncul darikesucian hidup sejati, dan kotbah harusmembuat sang pengkotbah berkembangdalam kesucian, yang diperkaya dengandan cinta akan Ekaristi. (#76)
Intisari Bab VI (2)3. Dari setiap Pewarta Injil diharapkan suatu
kesederhanaan hidup, semangat doa, kasih terhadap semua orang terutama kepada mereka yang miskin dan tersingkir, ketaatan dan kerendahan hati, sikap lepas-bebas dan pengorbanan diri. (# 76)
4. Kesatuan di antara para pewarta Injil menjadi bukti bahwa mereka diutus Bapa. Tanda persatuan di antara semua orang kristiani merupakan pula jalan dan alat evangelisasi. (# 77)
Intisari Bab V (4)5. Pewarta Injil akan menjadi orang yang
senantiasa mencari kebenaran yang harus ia bagikan dengan orang lain, meskipun untuk itu ia harus menyangkal diri dan berkorban.
6. Pewarta Injil harus memiliki kasih yang semakin besar kepada mereka yang diberi penginjilan. Situasi keagamaan dan rohani mereka yang mendapat penginjilan haruslah dihormati. (#79)
7. Semangat rohani diperlukan untuk menge-sampingkan segala dalih yang menghambat pewartaan Injil. (# 80). Jangan mencari banyak alasan lain mengapa kita tidak berevangelisasi.
PENUTUP
Penutup81. EN adalah Warisan Tahun Suci82. Maria adalah Bintang Evangelisasi. Pada pagi hari Pantekosta, Bunda
Maria dengan doanya menyaksikan mulainya evangelisasi yang didorong oleh Roh Kudus.
Bunda Maria telah dan tetap menjadi Bintang Evangelisasi.
EN vs MEEvangelii Nuntiandi Kalimat sulit dipahami,
bahasa formal dan kering.
Dari hirarki ke awam Teoritis, dasar
Teologis, Biblis dan Eklesiologis tentang Evangelisasi
Ajaran Gereja, memiliki kekuatan yang mengikat
Misi Evangelisasi Kalimat mudah
dipahami dalam bahasa sehari-hari.
Dari awam ke awam Aplikatif, petunjuk2
konkrit untuk melaksanakan evangelisasi
Bukan ajaran Gerea, tidak terlalu mengikat
Selamat mewartakanKabar Baik …
Paus Yohanes XXIII