Jurnal Skripsi | September 2013 | Adista Anjar Diany
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN WANITA DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPO SUNSILK HAIR FALL SOLUTION DI
BANJARMASIN
Adista Anjar Diany
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
This study aims to identify and analyze the influence of culture factors, social factors, personal
and psychological to the purchasing decision of woman consumer in Banjarmasin. As for the
variables studied in detail the is culture factors (X1), social factors (X2), personal factors (X3) and
Psychology factors (X4) as independent variables, as well as Purchase Decision Woman Consumer of
Sunsilk Hair Fall Solution (Y) as the dependent variable. The sampling technique used was purposive
sampling technique, with a population of 100 respondents. The research data were analyzed using
multiple linear regression analysis with SPSS version 16. Statistical test equipment that are used to
test the research instrument are validity and reliability as well as the classic assumption test consists
of multicollinearity test, heteroscedasticity, linearity and normality. Results of this study shows
culture factors, social factors, personal and psychological simultaneously positive and significant
effect on purchasing decisions of Shampoo Sunsilk Hair Fall Solution . These results indicate that the
variable more dominant influence on purchase decisions in Banjarmasin is personal factor variables,
it is indicated by the results Highest rated count of from the Standardized Coefficient Beta that which
is greater than the culture factors, social factors and psychology factors.
Keywords : Culture Factors, Social Factors, Personal Factors, Psychological Factors,
Purchasing Decision.
PENDAHULUAN
Bagi kebanyakan wanita penampilan rambut dirasa cukup penting, maka terkadang banyak
wanita tidak percaya diri jika memiliki rambut yang tidak terawat keindahannya. Apabila keindahan
rambut terganggu dikarenakan rambut rapuh dan rontok, hal tersebut akan mengganggu penampilan
dan kepercayaan diri para wanita. Salah satu produk perawatan rambut yang selalu dipakai oleh
wanita di kesehariannya adalah shampo. Shampo akan lebih sering dipakai daripada jenis produk
perawatan rambut lainnya. Oleh karena itu, pemilihan shampo yang tepat akan mempercepat
pulihnya kondisi rambut. Pada saat rambut kita rapuh rontok, pilihan pertama adalah kita pasti
memilih shampo untuk rambut rontok, dengan semakin berkembang pesat seiring dengan
meningkatnya pasar industri shampo di Indonesia. Persaingan terlihat dari beberapa merek shampo
yang hadir di Indonesia. PT. Unilever Indonesia Tbk. merajai pangsa pasar di Indonesia disusul oleh
beberapa merek competitor lainnya.
PT. Unilever Indonesia Tbk. hadir dengan shampo yang dibuat khusus untuk wanita yaitu
Sunsilk. Sunsilk sendiri terdiri dari beberapa variant, salah satunya adalah Sunsilk Hair Fall Solution.
Shampo ini dikhususkan untuk wanita yang mengalami rambut rontok karena rapuh dan patah.
Sunsilk menyadari bahwa di era modern saat ini keinginan untuk menjadi sempurna adalah hal yang
selalu diperjuangkan setiap wanita, keinginan untuk menjadi cantik dan selalu cantik inilah yang
membuat wanita cenderung menempatkan kecantikan sebagai suatu nilai. Pendapat yang mengatakan
bahwa rambut merupakan mahkota wanita sehingga penampilan rambut adalah hal yang sangat
diperhatikan telah mengakar dalam benak setiap wanita. Semakin majunya kehidupan, mematahkan
budaya yang mengatakan bahwa wanita berada dibawah kaum laki-laki, wanita masa kini jauh lebih
maju, mandiri, berdedikasi dan memiliki semangat tak terpatahkan, hal inilah yang mengilhami
hadirnya shampo Sunsilk, yang diperuntukkan untuk wanita kuat yang bersinar. Kebudayaan yang
bersifat dinamis inilah yang nantinya akan mempengaruhi konsumen untuk memutuskan pembelian
terhadap shampoo Sunsilk Hair Fall Solution
Awal Juni 2010 silam Sunsilk muncul dengan kejutan. Sunsilk hadir dengan tittle baru yaitu
Sunsilk Co Creation. Kandungan formula dalam produk semakin baik dan berinovasi karena Sunsilk
melakukan kerjasama dengan para ahli rambut dunia. Sunsilk yang biasanya dikomunikasikan
dengan iklan yang memaparkan kepuasan pemakaian produk dan semata menunjukkan keindahan
rambut pemakai tiba-tiba diiklankan dengan memunculkan Thomas Taw, seorang hair expert
London. Sang pakar menjelaskan tentang perbedaan karakter rambut rusak dengan yang sehat.
Bersama Thomas, digandeng juga 6 pakar rambut lainnya dari Los Angeles, New York, Paris dan
Tokyo. Inovasi dalam produk Unilever ini dikomunikasikan melalui packaging produk. Keputusan
Unilever untuk menggandeng para ahli rambut dalam produk ini merupakan follow up dari consumer
insight bahwa perempuan ternyata sangat percaya terhadap kapabilitas para pakar. Semakin modern
wanita, ternyata semakin mereka mempertimbangkan faktor fungsional dan kecocokan ketika
memilih produk shampo dan makin sedikit dipengaruhi oleh pertimbangan emosional. Hal ini akan
mempengaruhi daya beli masyarakat, masyarakat akan termotivasi untuk mengkonsumsi Shampo
yang selalu bergerak inovatif ini.
Mempertimbangkan bahwa Sunsilk Hair Fall Solution banyak digunakan pada kalangan
wanita di Banjarmasin, maka penelitian ini akan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen yaitu faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis dalam
mempengaruhi keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di Banjarmasin
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk
dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Perilaku konsumen
merupakan proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang dilakukan
dalam rangka evaluasi, penggunaan atau mengatur barang-barang dan jasa. Dari berbagai pengertian
maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Perilaku konsumen mencerminkan
tanggapan mereka terhadap berbagai rangsangan, baik dari pemasar berupa rangsangan pemasaran
maupun dari diri mereka sendiri yang berupa pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses
psikologis.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Faktor Budaya
Budaya merupakan keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang dipelajari dan
membantu mengatur perilaku konsumen para anggota suatu masyarakat tertentu. (Schiffman &
Kanuk : 2008, 303). Faktor budaya terdiri dari budaya, sub budaya dan kelas sosial. Budaya ada
untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam suatu masyarakat. (a) Budaya memberikan aturan, arahan
dan pedoman disemua tahap pemecahan masalah manusia. (b) Sub budaya adalah sekelompok orang
dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya
termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. juga dapat diartikan sebagai
setiap kebudayaan yang mengandung subkebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang-orang
yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama.
(c) Kelas Sosial adalah pembagian anggota masyarakat kedalam suatu hierarki status kelas yang
berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para
anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok, keluarga, serta
peran status. (a) Kelompok. Perilaku konsumen umumnya di pengaruhi oleh individu yang lainnya,
individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukan sebagai kelompok primer yang terdiri atas
kelompok terdekat dari individu tersebut misal keluarga, teman dan tetangga. Sedangkan kelompok
kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai interaksi yang lebih formal dan memiliki lebih
sedikit interaksi. Kelompok sekunder meliputi kelompok keagamaan, serikat buruh dan asosiasi
profesional. Kelompok berfungsi sebagai titik banding atau referensi langsung (tatap muka) atau
tidak langsung yang membentuk sikap maupun perilaku seseorang. Kelompok acuan yang
mempengaruhi seseorang dalam tiga hal, yaitu menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya
hidup baru, perilaku dan konsep pribadi seseorang, dan menciptakan tekanan untuk mematuhi apa
yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang. (b) Keluarga dapat
didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi
dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Anggota keluarga sangat mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap individu, keluarga mempunyai peran yang sangat
penting, dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi. (c) Peran Status. Posisi seseorang
didalam tiap-tiap kelompok didefinisikan melalui peran status. Peran terdiri dari aktivitas yang
diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya Peran juga meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Setiap peran akan mempengaruhi beberapa
perilaku pembeliannya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam
masyarakat
Faktor Pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan
orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: (a) Usia.
Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian pula
dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya. (b) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan
yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. (c) Situasi Ekonomi. Situasi
ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap
pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan ataupun uang yang
didapatkan secara berkala. (d) Gaya Hidup. Gaya Hidup adalah pola hidup seseorang yang turut
menentukan perilaku pembelian. Pola kehidupan seseorang yang ini diwujudkan dalam aktivitas
(pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi)
dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan
pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia. (e) Kepribadian. Kepribadian
adalah ciri-ciri psikologi yang membedakan setiap orang.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada
waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang
akan datang.
Perilaku pembelian psikologis dipengaruhi oleh : (a) Motivasi. Menurut Schiffman & Kanuk
(2008: 345) Motivasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu kebutuhan yang mengarahkan
seseorang untuk mencari cara guna memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan memiliki tingkatan,
tingkatan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. (b) Persepsi. Persepsi dapat diartikan sebagai
proses dimana individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus kedalam bentuk arti
dan gambar. Atau dapat pula dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang memandang
lingkungan sekelilingnya. (c) Pengetahuan (Pembelajaran). Pembelajaran menggambarkan perubahan
dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori
pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan
menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan
motivasi, dan memberikan peranan positif. (d) Keyakinan. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif
yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang
sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.
Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang merumuskan mengenai produk dan jasa
spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku
membeli yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan
menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya. (e) Sikap.
Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau
ide yang relatif konsisten. atau Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai
menyukai tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.
Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) Keputusan Pembelian adalah “the
selection of an option from two or alternative choice”. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu
keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Menurut Kotler & Amstrong (2008:202), “Karakteristik pembeli dan proses pengambilan
keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”. Keputusan pembelian adalah :“The result of
a long, detailed process that include an extensive information search, brand comparisons and
evaluations, and other activities”. Proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap,
yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi
pascapembelian.
HIPOTESA PENELITIAN
Adapun yang menjadi hipotesa penelitian ini berdasarkan permasalahan penelitian adalah :
H1 : Diduga faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian konsumen wanita shampo Sunsilk hair fall solution di Banjamasin
secara simultan.
H2 : Diduga faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh Secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen wanita shampo Sunsilk hair fall solution di Banjarmasin
secara parsial.
H3 : Diduga faktor pribadi adalah variabel yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian konsumen wanita shampo Sunsilk hair fall solution di Banjarmasin.
Alasan menetapkan H3 adalah berdasarkan penelitin sebelumnya oleh Siti Hadija
Bahar (2012) mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam
Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha pada PT. Suracojaya Abadi Motor
Makassar. Penelitian tersebut variabel pribadi berpengaruh dominan terhadap keputusan
pembelian.
Ada pun kerangka pikirnya disajikan dalam gambar dibawah ini :
Keterangan :
Pengaruh secara simultan
Pengaruh secara parsial
Keputusan Pembelian
(Y)
Faktor Budaya
(X1)
Faktor Sosial
(X2)
Faktor Pribadi
(X3)
Faktor Psikologis
(X4)
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang
memiliki karaktersitik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu
dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
wanita di Banjarmasin yang membeli Shampo Sunsilk Hair Fall Solution, jumlah responden yang
ditentukan adalah 100 responden Semakin besar sampel akan memberikan hasil semakin akurat.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sugiyono,2010).
Kriteria yang harus dimiliki responden agar dapat dijadikan sampel adalah konsumen wanita yang
melakukan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di Banjarmasin.
Variabel Indikator Pengembangan Kuesioner Skala
(X1.1) BudayaShampo Sunsilk Hair Fall Solution mengikuti budaya
kecantikan akan rambut yang selalu diinginkan para wanita
(X1.2) SubkebudayaanShampo Sunsilk Hair Fall Solution dikonsumsi oleh setiap
anggota masyarakat yang mengalami rambut rontok
(X1.3) Kelas SosialShampo Sunsilk Hair Fall Solution digunakan oleh setiap
kelas sosial manapun yang mengalami rambut rontok
(X2.1) Mengikuti Lingkungan
Pergaulan
Shampo Sunsilk Hair Fall Solution banyak dibicarakan
dilingkungan pergaulan
(X2.2) Pengalaman Anggota
Keluarga
Shampo Sunsilk Hair Fall Solution telah dicoba oleh anggota
keluarga
(X2.3) Mengikuti trend Sunsilk Hair Fall Solution mewakili trend dikalangan wanita
(X3.1) UsiaShampo Sunsilk Hair Fall Solution sesuai dengan kebutuhan
rambut usia saya
(X3.2) PekerjaanShampo Sunsilk Hair Fall Solution sesuai untuk menunjang
aktivitas yang digeluti
(X3.3) Situasi EkonomiShampo Sunsilk Hair Fall Solution terjangkau pada situasi
ekonomi apapun
(X3.4) Gaya HidupShampo Sunsilk Hair Fall Solution mencerminan gaya hidup
yang sadar akan pentingnya penampilan rambut
(X3.5) KepribadianShampo Sunsilk Hair Fall Solution menimbulkan rasa
percaya diri ketikamenggunakan shampo tersebut
(X4.1) MotivasiShampo Sunsilk Hair Fall Solution dapat mengatasi
permasalahan rambut rontok yang dialami
(X4.2) Persepsi
Shampo Sunsilk Hair Fall Solution memiliki manfaat yang
lebih baik dari shampo anti hair fall yang lain dalam hak
mengatasi rambut rontok
(X4.3) PengetahuanMengetahui dengan baik tentang informasi Shampo Sunsilk
Hair Fall Solution
(X4.4) KeyakinanYakin terhadap manfaat jangka panjang produk Shampo
Sunsilk Hair Fall Solution
(X4.5) SikapShampo Sunsilk Hair Fall Solution lebih baik dari Shampo
anti hair fall yang lain
(Y1.1) Menjatuhkan Pilihan atau
alternatif pada produk yang
terbaik
Memilih produk terbaik dengan membeli produk Shampo
Sunsilk Hair Fall Solution
(Y1.2) Pengambilan Keputusan
dilakukan secara sadar dan
terencana
Keputusan membeli shampo Sunsilk Hair Fall Solution
merupakan keputusan yang tepat
Keputusan
Pembelian
(Y)
Likert
(5 poin)
Likert
(5 poin)
Pribadi
(X3)
Budaya
(X1)
Likert
(5 poin)
Sosial
(X2)
Likert
(5 poin)
Variabel Independent
Variabel Dependent
Psikologis
(X4)
Likert
(5 poin)
TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Sebagai variabel dependen
(Y) adalah keputusan pembelian konsumen wanita Shampo Sunsilk Hair Fall Solution. Variabel
independennya adalah faktor budaya (X1), faktor sosial (X2), faktor pribadi (X3), dan faktor
psikologis (X4). Analisis didahului dengan uji asumsi klasik regresi berganda. Pengujian hipotesa
dilakukan melalui uji statistik yaitu uji F (secara simultan) dan uji t (secara parsial). Untuk
mengetahui variabel independen yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian maka
dilihat dari nilai tertinggi Standardized Coefficient Beta dari kesemua faktor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik, yaitu
regresi linear berganda. Sebelum melakukan analisis dari hipotesis penelitian, maka kuisioner yang
dibagikan kepada responden atau sampel akan diuji dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas
serta diuji asumsi klasik sebagai syarat untuk menggunakan analisis regresi linear berganda.
Validitas Instrument
Variabel Item r hitung Syarat Keterangan
(X1.1) 0,634 0,3 Valid
(X1.2) 0,722 0,3 Valid
(X1.3) 0,675 0,3 Valid
(X2.1) 0,712 0,3 Valid
(X2.2) 0,800 0,3 Valid
(X2.3) 0,735 0,3 Valid
(X3.1) 0,852 0,3 Valid
(X3.2) 0,760 0,3 Valid
(X3.3) 0,780 0,3 Valid
(X3.4) 0,797 0,3 Valid
(X3.5) 0,792 0,3 Valid
(X4.1) 0,606 0,3 Valid
(X4.2) 0,925 0,3 Valid
(X4.3) 0,505 0,3 Valid
(X4.4) 0,925 0,3 Valid
(X4.5) 0,925 0,3 Valid
(Y1) 0,822 0,3 Valid
(Y2) 0,872 0,3 Valid
Faktor Sosial (X2)
Faktor Pribadi (X3)
Faktor Psikologi (X4)
Keputusan Pembelian (Y)
Faktor Budaya (X1)
Dari tabel diatas dilihat kriteria hasil uji validitas terhadap kuesioner menunjukkan bahwa
semua item adalah valid karena mempunyai nilai rhitung lebih besar dari syarat 0,30.
Reliabilitas Instrument
UJI ASUMSI KLASIK
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang dibangun ada korelasi
antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. Jika antara variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinieritas di dalam
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan melihat toleransi variabel dan
Variance Inflation Faktor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :
a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.
b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Variabel Nilai α Keterangan
Faktor Budaya (X1) 0,751 Reliabel
Faktor Sosial (X2) 0,8 Reliabel
Faktor Pribadi (X3) 0,805 Reliabel
Faktor Psikologi (X4) 0,802 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,863 Reliabel
Coefficientsa
Model
Unstandardi
zed
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
t Sig.
95%
Confidence
Interval for B Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Lowe
r
Boun
d
Upper
Bound
Zero
-
orde
r
Parti
al Part
Tolera
nce VIF
1 (Cons
tant) .270 .276
4.603 .000
-
1.818 .722
X1 .197 .031 .253 6.305 .000 .135 .259 .821 .543 .167 .435 2.301
X2 .116 .032 .154 3.683 .000 .054 .179 .790 .353 .098 .403 2.484
X3 .193 .020 .465 9.515 .000 .153 .234 .918 .699 .252 .294 3.398
X4 .085 .019 .210 4.497 .000 .048 .123 .842 .419 .119 .322 3.103
Uji Heteroskedestisitas
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
diuji dengan menggunakan Uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independent
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Menentukan kriteria keputusan:
a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas
b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Uji Glejser
Variabel
Nilai
Signifikan
Kesimpulan Hasil
Faktor Budaya (X1) 0,397 Tidak Terjadi Heteroskedestisitas
Faktor Sosial (X2) 0,085 Tidak Terjadi Heteroskedestisitas
Faktor Pribadi (X3) 0,130 Tidak Terjadi Heteroskedestisitas
Faktor Psikologi (X4) 0,309 Tidak Terjadi Heteroskedestisitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar
atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear atau
tidak. Uji linearitas dapat diketahui dengan nilai signifikansi pada baris deviation from lineraity yang
tercantum dalam ANOVA tabel dari output. Kriteria yang digunakan yaitu garis regresi dikatakan
linear jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5% (0,05).
Uji Linieritas
Variabel Nilai Signifikan
Kesimpulan Hasil
Faktor Budaya (X1) 0,214 Garis Regresi Dikatakan Linear
Faktor Sosial (X2) 0,476 Garis Regresi Dikatakan Linear
Faktor Pribadi (X3) 0,591 Garis Regresi Dikatakan Linear
Faktor Psikologis (X4) 0,542 Garis Regresi Dikatakan Linear
Uji Normalitas
Kriteria untuk mendeteksi uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-Smirnov adalah
sebagai berikut :
a. Jika Sig.(p) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal.
b. Jika Sig.(p) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .30155023
Most Extreme
Differences
Absolute .111
Positive .111
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z 1.105
Asymp. Sig. (2-tailed) .174
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat, nilai signifikan (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yang berarti
residual tidak mengalami gangguan distribusi normal.
ANALISIS REGRESI BERGANDA
Pada analisis ini untuk menguji hipotesis pertama (H1) menggunakan uji F (F test),
sedangkan hipotesis kedua (H2) akan diuji mengunakan koefisien korelasi parsial uji t (t test), dan
hipotesis ketiga (H3) akan diketahui dengan melihat Standardized Coefficient Beta dari keempat
faktor tersebut.
Tabel 5.16
Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Terikat Variabel Bebas Koefisien
Regresi thitung rpartial rpartial² Sig
Signifikan/
Tidak
Keputusan
Pembelian (Y)
Faktor Budaya (X1)
Faktor Sosial (X2)
Faktor Pribadi (X3)
Faktor Psikologi (X4)
0,197
0,116
0,193
0,085
6,305
3,683
9,515
4,497
0,543
0,353
0,699
0,419
0,2948
0,1246
0,4886
0,1756
0,000
0,000
0,000
0,000
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Konstanta
ttabel
Multiple R
Adjusted R Square
= 0,270
= 1,661
= 0,966
= 0,930
Fhitung
Sig F
Ftabel
= 332,171
= 0,000
= 2,47
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda pada Tabel 5.30 diatas maka
diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 0,270 + 0,197 X1 + 0,116 X2 + 0,193 X3 + 0,085 X4
UJI F
Analisis hasil uji simultan (uji F) digunakan untuk membuktikan hasil hipotesis pertama (H1).
Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di Banjarmasin. Pada tingkat
kesalahan 5%. Hal ini dibuktikan bahwa nilai Fhitung (332,171) lebih besar dari Ftabel (2,47) dan sig.F
(0,000) lebih kecil dari α = 0,05.
Penjelasan tersebut sesuai dengan kriteria pengujian, jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka
variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent, atau
keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di Banjarmasin dipengaruhi oleh faktor
budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Besarnya engaruh variabel independent terhadap variabel
dependent berdasarkan dari nilai adjusted R square sebesar 0,930. Nilai koefisien tersebut
menunjukan bahwa besarnya pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan
terhadap keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di Banjarmasin sebesar 93,00%,
sedangkan sisanya 7,00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti harga, produk, promosi, saluran distribusi dan ekuitas merek.
UJI T
Pengujian uji t yaitu dengan membandingkan nilai thitung terhadap ttabel pada level confidence
sebesar 95% atau α = 5%. Ketentuan uji ini adalah jika nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka
dinyatakan variabel independent tersebut berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependent
sehingga hipotesis kedua (H2) secara parsial diterima. Pada rangkuman Analisis Regresi Berganda
dapat dilihat bahwa perhitungan memenuhi syarat dan dikatakan berpengaruh secara parsial.
VARIABEL DOMINAN
Dilihat dari perbandingan keempat variabel tersebut, maka dapat diketahui variabel yang paling
dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di
Banjarmasin dilihat dari nilai Standardized Coefficient Beta tertinggi yaitu faktor pribadi (X3) sebesar
0,465. Nilai Standardized Coefficient Beta untuk faktor pribadi tersebut lebih besar dibanding dengan
nilai Standardized Coefficient Beta faktor lainnya yaitu faktor budaya, faktor sosial dan faktor
psikologis. Hal ini berarti bahwa faktor pribadi merupakan variabel yang dominan pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di Banjarmasin.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coeffici
ents
t Sig.
95% Confidence
Interval for B Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound
Upper
Bound
Zero-
order
Partia
l Part
Tolera
nce VIF
1 (Const
ant) .270 .276
4.603 .000 -1.818 .722
X1 .197 .031 .253 6.305 .000 .135 .259 .821 .543 .167 .435 2.301
X2 .116 .032 .154 3.683 .000 .054 .179 .790 .353 .098 .403 2.484
X3 .193 .020 .465 9.515 .000 .153 .234 .918 .699 .252 .294 3.398
X4 .085 .019 .210 4.497 .000 .048 .123 .842 .419 .119 .322 3.103
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut Faktor budaya, sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis secara
simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di
Banjarmasin. Faktor budaya, sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis secara parsial berpengaruh
terhadap keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di Banjarmasin. Variabel yang
dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Shampo Sunsilk Hair Fall Solution di
Banjarmasin adalah variabel faktor pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha Dharmmesta, T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran “ Analisa perilaku
konsumen “, Edisi pertama cetakan ketiga, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Bumi Aksara. Jakarta.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta :
Prenhalindo.
Santoso, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Buntara Media. Malang
Schiffman, Leon dan Kanuk, Leslie Lazar. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi 7. Jakarta: PT. Indeks.
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business, Metodologi Penelitian untuk Bisnis Buku
1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Swasta, Basu dan Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Barang dalam Pemasaran. Cetakan Kedua
BPFE, Yogjakarta.