ii
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KEPADATAN,
DIAMETER DAN VOLUME SEL ZOOXANTHELLAE DARI ISOLAT
KARANG LUNAK Zoanthus sp
SKRIPSI
Oleh
SULISWATI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
iii
ABSTRACT
EFFECT OF LIGHT INTENSITY ON THE CELL DENSITY, DIAMETER
AND CELL VOLUME OF ZOOXANTHELLAE FROM
SOFT CORAL Zoanthus sp. ISOLATE
By
Suliswati
Coral reefs are one of the aquatic ecosystem trophic productive for aquatic
organisms. Coral reefs can not be separated from the various threat of causing
damage. Physiological damage that is visible coral bleaching. Bleaching of coral
reefs due to causes it may be the biggest threat to coral ecosystems due to
widespread in various regions. Coral bleaching causing the loss of endosymbiont
coral or reduction of photosynthetic pigments zooxanthellae of corals.
Zooxanthellae need light for photosynthesis. The process will produce energy
which serves for the biosynthesis cell, growth and cell division. Therefore light
plays an important role in the process of photosynthesis. This research aims were
to know the cell density, diameter and volume zooxanthellae cells on different
light intensity. The research was conducted on July-August 2016, in the
Aquaculture Laboratory, Program Study of Aquaculture Faculty of Agriculture
University of Lampung. Observed parameters were the density, diameter and
volume zooxanthellae cells. Research used the 4 treatments and 5 replications
namely 3800 lux (IC1), 6250 lux (IC2), 7980 lux (ICk), and 11800 lux (IC3).
Measurement of the density and diameter of zooxanthellae cells used a
hemocytometre neubauer improved and objective micrometre (0.01 mm). Data
were analyzed by analysis of variance (ANOVA) and followed by LSD test. The
results showed that the intensity of light significantly affected the density,
diameter and volume zooxanthellae cells. Intensity light given by zooxanthellae
responded with increased density and a decrease the diameter and volume
zooxanthellae cells in the early stages of culture (0-18 hours).
Keywords: Light, biomass, zooxanthellae, Zoanthus sp
iv
ABSTRAK
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KEPADATAN,
DIAMETER DAN VOLUME SEL ZOOXANTHELLAE DARI ISOLAT
KARANG LUNAK Zoanthus sp
Oleh
Suliswati
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropik yang produktif
bagi organisme perairan. Terumbu karang tidak terlepas dari berbagai ancaman
yang menyebabkan kerusakan. Kerusakan yang nampak antara lain pemutihan
karang (bleaching). Pemutihan terumbu karang menjadi ancaman terbesar bagi
ekosistem karang karena terjadi secara luas di berbagai daerah. Pemutihan karang
menyebabkan hilangnya endosimbion karang atau berkurangnya pigmen
fotosintesis zooxanthellae. Zooxanthellae membutuhkan cahaya untuk proses
fotosintesis. Proses tersebut akan menghasilkan energi yang berfungsi untuk
biosintesis sel, pertumbuhan serta pembelahan sel. Oleh karena itu cahaya
memegang peranan penting dalam proses fotosintesis. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui kepadatan, diameter dan volume sel zooxanthellae pada intensitas
cahaya berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016, bertempat
di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Parameter yang diamati yaitu kepadatan, ukuran
diameter dan volume sel zooxanthellae. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dan
5 ulangan yaitu 3800 lux (IC1), 6250 lux (IC2), 7980 lux (ICk), dan 11800 lux
(IC3). Pengukuran kepadatan dan diameter sel zooxanthellae menggunakan
hemocytometer neubauer improved dan objective micrometer (0,01mm). Data
dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT/LSD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya berpengaruh nyata
terhadap kepadatan, diameter dan volume sel zooxanthellae. Intensitas cahaya
yang diberikan direspon oleh zooxanthellae dengan jumlah kepadatan dan ukuran
diameter serta volume sel yang berfluktuasi pada fase awal kultur (0-18 jam).
Kata Kunci : Cahaya, biomassa, zooxanthellae, Zoanthus sp
v
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KEPADATAN,
DIAMETER DAN VOLUME SEL ZOOXANTHELLAE DARI ISOLAT
KARANG LUNAK Zoanthus sp
Oleh
SULISWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro, Lampung pada tanggal 21 Agustus
1994 sebagai anak bungsu dari empat bersaudara yang dilahirkan
dari pasangan Bapak Suprika dan Ibu Sunimah. Penulis menempuh
pendidikan formal dari Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah
Busnatul Athfal Metro pada tahun 1999-2000, dilanjutkan ke
Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Metro pada tahun 2000-2006, Sekolah Menengah
Pertama di SMP Kartikatama Metro, pada tahun 2006-2009, dan pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMA Kartikatama Metro pada tahun 2009-2012.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan kejenjang Perguruan Tinggi di Jurusan
Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memperoleh
beasiswa Bidikmisi pada tahun 2012.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten dosen pada matakuliah
Biologi Perikanan, Fisiologi Hewan Air, Penyakit dan Parasit Orgaisme Aquatik,
Oseonografi, Manajemen Kesehatan Ikan. Selain itu penulis pernah aktif dalam
organisasi kampus dan mengikuti berbagai kegiatan. Penulis menjadi pengurus
HIDRILA sebagai anggota kewirausahaan pada tahun 2014-2015. Penulis pernah
menjadi Duta Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun
2014-2015. Penulis pernah menjadi panitia pelaksana Seminar Nasional Sains
dan Teknologi VI Universitas Lampung pada tahun 2015 dan aktif diberbagai
kepanitian lainnya sejak tahun 2012-2015.
Penulis pernah mengikuti magang di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut
Lampung (BBPBL) di Laboratorium Fitoplankton pada tahun 2014. Penulis
pernah mengikuti Praktik Umum di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan
Lingkungan Serang, Banten di Laboratorium Residu pada tahun 2015 dan
mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Bumi Dipasena Sejahtera,
Kec. Rawajitu Timur, Tulang Bawang selama 40 hari pada bulan Januari-Maret
2015.
x
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT.
Kupersembahkan karya terbaik dalam
hidupku kepada “Abi dan Bunda”
karena setiap goresan tinta ini merupakan
hasil getaran doa, semangat, serta kasih sayang
yang mengalir tiada henti
Kakak-kakakku serta keluarga besar tercinta
yang senantiasa memberikan semangat dan doa
Sahabat yang selalu menemani
dan memberikan semangat selama ini
Almamater tercinta
“Universitas Lampung”
xi
Ingat hanya kepada Allah apapun dan dimanapun kita berada, kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan
engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (Hakim) sedangkan harta
terhukum. Harta akan berkurang kalau dibelanjakan, tetapi ilmu akan
bertambah apabila dibelanjakan
(Sayidina Ali bin Ai Thalib)
Banyak Kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan
saat mereka menyerah
(Thomas Alfa Edison)
Jangan takut mengambil satu langkah besar bila memang
diperlukan. Anda takkan bisa meloncati sebuah jurang
dengan lompatan kecil
(David Liyod George)
Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah lagu, maka
nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah.
Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah.
Hidup adalah cinta, maka nikmatilah.
xii
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Intensitas Cahaya Terhadap Kepadatan, Diameter Dan Volume Sel Zooxanthellae
Dari Isolat Karang Lunak Zoanthus Sp” yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.
Selama proses penyelesaian telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Abi dan Bunda, untuk segala doa, motivasi,
kasih sayang, materi dan tetesan keringat yang selalu menjadi semangat
dalam setiap langkah menggapai gelar sarjana ini.
2. Ke-tiga Kakakku, Bung Eka, Susi Irma, dan Udo Satria untuk setiap
dukungan doa, kasih sayang, serta kebahagiaan yang menjadi motivasiku.
3. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia ke-6 untuk
dukungan besar yang diberikan melalui beasiswa Bidikmisi, “Terima
Kasih Bidikmisi”.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
5. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Ibu Esti Harpeni, S.T., MAppSc, selaku dosen Pembimbing Pertama dan
Pembimbing Akademik penulis atas ilmu, waktu, kesabaran, saran, dan
kasih sayang yang diberikan.
7. Bapak Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si, selaku dosen Pembimbing Kedua atas
ilmu, waktu, saran dan kesabaran yang diberikan kepada penulis.
8. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si, selaku dosen Pembahas yang
memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi.
xiii
9. Zooxanthellae team, Weni Fitriyani dan Sundari Sayekti terima kasih
untuk semangat, kerjasama, kebersamaan dan kerja kerasnya. Coral team,
Akbar dan kak Mustawa atas semangat dan kebersamaannya.
10. Teman-teman seperjuangan : Helda Septi Rizawati, Puji Lestari, Septi
Diah Palupi, dan Doni nurlisa, Ike, Syohib, Ayu Noviyanti, Anggita,
Heidy, Dhiah, Sulistyowati, Wijay, Denti, Ayi, Istiqomah, Triando, Yoga,
Dede, Andhika, Darta, Agi, Doni, Zeinal, Jupri, Fajrija, dan M. Nurul
Fajri, terima kasih untuk bala bantuan, semangat, saran, keceriaan dan
kebersamaan yang teman-teman berikan.
11. Keluarga Besar Para Pengejar Toga 2012 yang sedang dan akan berjuang
terima kasih untuk semangat yang teman-teman berikan.
12. Tidak lupa juga untuk sahabat hati, Alwan Tholifin atas motivasi, nasihat,
saran, bantuan, serta kebersamaannya bersama penulis.
13. Keluarga besar Dipasena Sejahtera dan team KKN yang dirindukan, terima
kasih atas nasihat, kebersamaan, kerja keras dan moment bersejarahnya.
14. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Semoga semua amal kebaikan dan keikhlasan semua pihak yang telah membantu
mendapatkan balasan-Nya. Akhir kata penulis menyadari masih memiliki banyak
kekurangan. Akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi penulis dan kita semua. Aamin
Bandar Lampung, 22 Desember 2016
Penulis
Suliswati
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
DAFTARTABEL ............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 4
1.5 Hipotesis ................................................................................................. 6
II. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 7
2.2 Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 7
2.3 Prosedur Penelitian ................................................................................. 8
2.3.1 Persiapan Alat dan Bahan ............................................................. 8
2.3.2 Pembuatan Media Kultur ............................................................. 9
2.3.3 Tahapan Kultur Zooxanthellae ................................................... 10
2.4Rancangan Penelitian ............................................................................ 12
2.5 Variabel Pengamatan ............................................................................ 13
2.6 Analisis Data ........................................................................................ 14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kepadatan Sel Zooxanthellae ................................................................ 15
3.1.1Hubungan Kepadatan Sel dengan Waktu Kultur ......................... 18
3.2 Diameter Sel Zooxanthellae ................................................................. 20
3.2.1Hubungan Diameter Sel dengan Waktu Kultur ............................ 24
3.3 Volume Sel Zooxanthellae ................................................................... 26
3.3.1Hubungan Volume Sel dengan Waktu Kultur .............................. 27
3.4 Hubungan Kepadatan dan Diameter Sel Zooxanthellae ....................... 29
3.5 Parameter Kualitas Air Kultur Zooxanthellae ...................................... 31
IV. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 33
4.2 Saran ..................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat dan bahan penelitian ............................................................................. 7
2. Komposisi media kultur zooxanthellaae ...................................................... 9
3. Komposisi kimiawi media kultur conwy ..................................................... 10
4. Persamaan regresi kepadatan zooxanthellae .............................................. 19
5. Persamaan regresi diameter sel zooxanthellae ............................................ 24
6. Persamaan regresi volume sel zooxanthellae .............................................. 27
7. Data kualitas air kultur zooxanthellae ........................................................ 31
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir penelitian ............................................................................ 5
2. Tata letak rancangan penelitian ................................................................. 12
3. Ilustrasi tampilan detail hemocytometer neubauer improved
kamar hitung jumlah sel zooxanthellae (A, B, C dan D) ........................ 13
4. Kepadatan sel zooxanthellae ...................................................................... 16
5. Ilustrasi hasil uji BNT/LSD kepadatan sel zooxanthellae ......................... 18
6. Diameter sel zooxanthellae ........................................................................ 20
7. Ilustrasi hasil uji BNT/LSD diameter sel zooxanthellae ............................ 22
8. Respon adaptasi sel zooxanthellae perbesaran 400x .................................. 23
9. Volume sel zooxanthellae .......................................................................... 26
10. Ilustrasi hasil uji BNT/LSD pada volume sel zooxanthellae ..................... 27
11. Hubungan kepadatan dengan diameter sel zooxanthellae
pada IC1, IC2, ICk dan IC3 ......................................................................... 29
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data rata-rata, standar deviasi dan
kisaran kepadatan sel zooxanthellae (sel/ml) ............................................... 39
2. Data rata-rata, standar deviasi dan
kisaran diameter sel zooxanthellae (µm) .................................................. 40
3. Data rata-rata, standar deviasi dan
kisaran volume sel zooxanthellae (µm3) .................................................. 41
4. Uji anova kepadatan sel zooxanthellae (α = 0,05) .................................... 42
5. Uji anova diameter sel zooxanthellae (α = 0,05) ...................................... 44
6. Uji anova volume sel zooxanthellae (α = 0,05) ........................................ 46
7. Perhitungan lux ke watt ............................................................................ 48
8. Alat dan bahan penelitian .......................................................................... 49
9. Proses penelitian ...................................................................................... 51
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropik yang
produktif bagi organisme perairan. Terumbu karang memiliki berbagai fungsi
ekologis dan ekonomi. Fungsi ekologis terumbu karang sebagai habitat untuk
mencari makan (feeding ground), asuhan (nursery ground) dan berkembang biak
(spawning ground) bagi biota laut seperti ikan, krustasea, ekinodermata dan
molluska (Sadarun et al., 2006). Fungsi ekonomi terumbu karang yaitu sebagai
sumber daya perikanan dan pariwisata (Reid et al., 2011). Namun dengan
banyaknya manfaat tersebut terumbu karang tidak terlepas dari berbagai ancaman
yang menyebabkan kerusakannya. Data Pusat Peneliti Oseanografi LIPI tahun
2014 menunjukkan bahwa hanya 5,3% terumbu karang indonesia tergolong sangat
baik, 27,18% berkondisi baik, 37,25% berkondisi cukup dan 30,45% berada
dalam kondisi buruk.
Kerusakan ekosistem terumbu karang ditimbulkan oleh dua penyebab
utama, yaitu akibat kegiatan manusia (anthrophogenic causes) dan akibat alam
(natural causes) (Rembet, 2012). Kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya
kerusakan terumbu karang yaitu pengambilan karang, penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap yang dapat merusak terumbu, pencemaran perairan
dan kegiatan pembangunan di wilayah pesisir. Sedangkan kerusakan terumbu
karang yang disebabkan oleh alam yaitu akibat naiknya suhu dan tinggi
permukaan air laut akibat pemanasan global, bencana alam, El-Nino dan La-Nina
(Westmacott et al., 2000). Kedua penyebab tersebut mengakibatkan kerusakan
fisik dan fisiologis pada terumbu karang. Kerusakan fisik ditandai dengan koloni
karang yang hancur, cabang-cabang yang patah, dan koloni karang yang terangkat
dari substratnya. Sedangkan kerusakan fisiologis yaitu terjadi perubahan warna
terumbu karang yang sebelumnya beraneka ragam menjadi memudar bahkan
putih (bleaching) (Suharsono, 1998).
2
Pemutihan karang sebagian besar disebabkan oleh tekanan alami berupa
peningkatan suhu permukaan air laut. Perubahan intensitas dan fotoperiodesitas
cahaya matahari akhibat pemanasan global dapat menyebabkan peningkatan suhu
pada permukaan air laut. Perubahan suhu menyebabkan karang kehilangan 60-
90% zooxanthellae (endosimbion) atau berkurangnya 50-80% konsentrasi pigmen
fotosintesis pada zooxanthellae di lapisan endoderm karang (Glynn, 1983). Hal ini
merupakan suatu penanda terjadinya stres dan adaptasi perubahan lingkungan
oleh mikroalga simbion karang (Loya et al., 2001). Pemutihan terumbu karang
dapat pula terjadi pada organisme bukan pembentuk terumbu, contohnya yaitu
karang lunak, anemon dan beberapa jenis kima (Santoso, 2011). Hal ini
disebabkan karena di dalam jaringan tubuh organisme tersebut juga terdapat
zooxanthellae sebagai mikroalga simbion.
Peristiwa pemutihan yang luas dan berlangsung lama dapat menurunkan
produktivitas ekosistem terumbu karang. Jika karang-karang mati yang akan
terjadi adalah penurunan kelimpahan dan keanekaragaman ikan serta biota
perairan lainnya. Terumbu karang yang mengalami pemutihan dapat pulih secara
alami tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama. Waktu yang dibutuhkan
terumbu karang untuk kembali pulih dan mengembalikan ekosistem seperti
sebelumnya membutuhkan waktu ± 25 tahun (Berumen & Pratchett, 2006).
Hewan karang dapat pulih dari kejadian pemutihan karang dengan merekrut
kembali zooxanthella dari lingkungan perairan ketika kondisi membaik
(Simarangkir et al., 2015)
Zooxanthellae yang berperan sebagai endosimbion pada karang
membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis (Reid et al., 2011). Reaksi
fotosintesis zooxanthellae akan menghasilkan serangkaian senyawa organik yang
merupakan energi potensial yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai proses
biologis hewan karang. Zooxanthellae yang hidup di dalam jaringan tubuh karang
memperoleh tempat perlindungan dari pemangsa dan memanfaatkan
karbondioksida yang dihasilkan oleh karang dari proses metabolismenya
(Purnomo et al., 2010).
3
Proses awal fotosintesis zooxanthellae adalah mengabsorpsi cahaya. Cahaya
merupakan salah satu faktor penting untuk pertumbuhan karang, karena 90%
makanan karang disalurkan oleh zooxanthellae (Zulfikar & Soedharma, 2012).
Proses fotosintesis akan menghasilkan energi (ATP) yang berfungsi untuk
biosintesis sel, pertumbuhan dan pertambahan sel, bergerak atau berpindah dan
bereproduksi. Selain itu cahaya yang diterima zooxanthellae akan mempengaruhi
fisiologi, komponen biokimia dan ultra-struktur sel serta tingkat perilaku sel
(Anthony & Hoegh, 2003).
Proses fotosintesis akan meningkat bersama dengan meningkatnya intensitas
cahaya hingga nilai optimum tertentu. Cahaya yang diterima zooxanthellae terlalu
tinggi atau di atas nilai optimum dapat menyebabkan foto-oksidasi atau kerusakan
pigmen fotosintesis. Jika tingkat kerusakan melebihi tingkat perbaikan maka
terjadi penurunan efisiensi fotosintesis atau tingkat maksimum fotosintesis yang
disebut photoinhibisi (Niyogi, 1999). Sedangkan cahaya di bawah nilai optimum
merupakan cahaya pembatas untuk proses fotosintesis. Pada cahaya rendah
zooxanthellae harus membuat pigmen fotosintesis memaksimalkan kerja dalam
menyerap cahaya (Anthony & Hoegh, 2003). Selain itu kurangnya intensitas
cahaya akan menyebabkan proses fotosintesis tidak berlangsung normal sehingga
mengganggu pertumbuhan ukuran sel, terutama pada proses biosintesis sel
(Matakupan, 2009). Intensitas cahaya memegang peranan penting dalam proses
fotosintesis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh
intensitas cahaya yang berbeda terhadap kepadatan, diameter dan volume sel
zooxanthellae.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kepadatan, diameter dan
volume sel zooxanthellae pada intensitas cahaya yang berbeda.
4
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
intensitas cahaya yang optimum pada kepadatan, diameter dan volume sel
zooxanthellae.
1.4. Kerangka Pikir Penelitian
Penyebab pemutihan karang yang disebabkan oleh faktor alam menjadi
ancaman terbesar bagi ekosistem terumbu karang. Peristiwa pemutihan terumbu
karang menyebabkan hilangnya endosimbion karang yaitu zooxanthellae dari
jaringan tubuh karang. Terumbu karang yang mengalami pemutihan dapat pulih
secara alami (auto-recovery) tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama.
Selama peristiwa pemutihan tersebut, karang kehilangan 60-90% jumlah
zooxanthellae pada jaringan tubuhnya dan zooxanthellae yang masih tersisa dapat
kehilangan 50– 80% dari pigmen fotosintesisnya (Glynn, 1983).
Zooxanthellae membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis. Penyerapan
cahaya bergantung pada intensitas dan fotoperiodesitas. Paparan intensitas cahaya
matahari dan lama penyinaran yang tinggi cenderung akan menyebabkan stres dan
fotoinhibisi pada zooxanthellae. Stres tersebut ditandai dengan berkurangnya
densitas zooxanthellae dan atau rusaknya sel zooxanthellae pada jaringan sel
inang (Gambar 1). Selain itu intensitas cahaya tinggi dapat menyebabkan volume
sel dan kloroplas akan menurun. Tingginya intensitas cahaya matahari dapat
menyebabkan proses fotosintesis zooxanthellae terhambat atau terjadinya
fotoinhibisi. Fotoinhibisi akan menyebabkan penurunan laju fotosintetik pada
zooxanthellae yang disebabkan oleh pecahnya atau terjadinya foto-oksidasi
klorofil (Brown, 1997)
Konsekuensi mendasar pada kelebihan cahaya yang diserap adalah
kerusakan pada pusat reaksi fotosistem II serta merusak membran dan protein
(Lesser et al., 1990). Sementara, cahaya dibawah nilai optimum merupakan
cahaya pembatas, sehingga keberadaan cahaya menentukan bentuk kurva
pertumbuhan (Bellinger & Sigee, 2010). Oleh karena itu, perlu dilakukan
5
penelitian mengenai pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan
zooxanthellae, diameter dan volume sel zooxanthellae.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian.
Keterangan : adalah tema penelitian
Kerusakan Fisik
Kerusakan Terumbu
Karang
Kerusakan Fisiologis
Terumbu karang hancur,
cabang terumbu patah
Transplantasi Terumbu
Karang
Adaptasi zooxanthellae
terhadap intensitas cahaya
Pengaruh terhadap kepadatan,
diameter dan volume sel
zooxanthellae
Bleaching
Stress Simbion Karang
Penurunan populasi
zooxanthellae
(Kepadatan sel)
Rusaknya sel
zooxanthellae
(Diameter dan
Volume sel)
Alam
( Peningkatan intensitas
cahaya akibat pemanasan
global)
Aktivitas Manusia
(pengeboman, alat
tangkap dasar perairan,
pembangunan)
6
1.5. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Uji Anova
Ho:µo = 0 Penggunaan Intensitas cahaya yang berbeda tidak
berpengaruh terhadap kepadatan, diameter, volume sel
zooxanthellae.
H1:µ1 ≠ 0 Penggunaan Intensitas cahaya yang berbeda berpengaruh
terhadap kepadatan, diameter, volume sel zooxanthellae.
2. Uji Lanjut BNT/LSD
Ho:Øo = 0 Tidak terdapat satu atau lebih pengaruh intensitas cahaya
yang berbeda terhadap kepadatan, diameter, volume sel
zooxanthellae
H1:Ø1 ≠ 0 Terdapat satu atau lebih pengaruh intensitaas cahaya yang
berbeda terhadap kepadatan, diameter, volume sel
zooxanthellae
7
II. METODE PENELITIAN
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2016, bertempat di
Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan Jurusan
Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
2.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian telah tersaji pada (Tabel 1).
Tabel 1. Alat dan bahan penelitian
No Jenis Spesifikasi Kegunaan
1 Alat
Compound Microscope Leica EC3 untuk mengamati zooxanthellae
pada skala perbesaran tertentu
Objective Micrometer 0,01 mm untuk pengamatan diameter sel
Hemocytometer Neubauer Improved
0,001 mm
untuk menghitung kepadatan sel
Micropippete Socorex (10-200 µl) untuk mengambil larutan
Laminar Air Flow Nuaire, Series 11 untuk preparasi sampel
Hot stirrer plate Stuart CB162 untuk menghomogenkan larutan
Timbangan Digital
Boeco Germany
BBL41 untuk menimbang bahan
Autoklaf Wiseclave untuk sterilisasi alat
Refraktometer Atago 5/Mill-E untuk mengukur salinitas
Mortar Diameter 8 cm untuk menggerus sampel
Kertas Saring Kerapatan 0,045µm untuk menyaring sampel
Inkubator Hasil modifikasi untuk menyimpan organisme uji
Erlenmayer Pyrex
sebagai wadah larutan dan
sampel
Alat bedah Gold Cross untuk memotong sampel karang
Lampu TL Philips sebagai sumber cahaya bagi
organisme uji
8
2 Bahan
Zoanthus sp. diperoleh dari Perairan
Teluk Lampung
Sampel
Air Laut Steril diperoleh dari PT. Central
Proteina Prima Tbk
media kultur
zooxanthellae
Pupuk conwy 1 ml/L sebagai bahan pengkaya
media kultur
Thiamine 200 mg/L sebagai bahan pengkaya
media kultur
Biotin 1 ml/L sebagai bahan pengkaya
media kultur
Kanamycin 50 µg/ml untuk meminimalisir
kontaminan
Amoxcillin 100 µg/ml untuk meminimalisir
kontaminan
Streptomycin 50 µg/ml untuk meminimalisir
kontaminan
Alkohol 70% - sterilisasi
Aquades - air steril untuk pembuatan
media dan larutan
2.3 Prosedur Penelitian
2.3.1. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan harus dalam kondisi steril agar tidak terjadi
kontaminasi yang dapat bersifat predator ataupun kompetitor terhadap biota
kultur. Sterilisasi alat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
Sterilisasi dengan perebusan, alat yang disterilisasi dengan perebusan yaitu
selang aerasi.
Sterilisasi dengan autoklaf, alat dan bahan yang disteriisasi menggunakan
autoklaf diantaranya yaitu botol kultur, erlenmayer dan air laut. Selain
disterilisasi menggunakan autoklaf, air laut sebelumnya telah disaring dan
disterilisasi menggunakan UV di PT. Central Proteina Prima Tbk, Kalianda,
Lampung Selatan.
Sterilisasi dengan alkohol 70%, alat yang disterilisasi dengan menggunakan
alkohol 70% diantaranya yaitu alat bedah, pipet tetes, laminar air flow, area
preparasi dan area kultur. Selain itu alkohol digunakan untuk sterilisasi kedua
tangan dan setiap kegiatan kultur.
9
2.3.2. Pembuatan Media Kultur
Media kultur zooxanthellae yang digunakan pada penelitian yaitu air laut
yang telah diberi bahan pengkaya sebagai nutrien. Air laut yang telah melalui
proses sterilisasi kemudian diberi bahan pengkaya yaitu biotin, thiamine dan
pupuk conwy sebagai sumber nutrien untuk pertumbuhan zooxanthellae.
Media kultur zooxanthellae dibuat dengan tahap awal yaitu mencampurkan
air laut dan aquades dengan tujuan menentukan salinitas yang diinginkan.
Sterilisasi air laut dilanjutkan dengan proses autoklaf dengan suhu 121ºC dan
tekanan 1atm selama 15 menit. Air laut tersebut selanjutnya ditambahkan pupuk
conwy sebanyak 1 ml/L (Tabel 3), biotine 10 ml/L, thiamine 200 mg/L ( Tabel 2)
di dalam laminar flow dengan kondisi yang steril. Selain itu ditambahkan
beberapa antibiotik diantaranya yaitu: kanamycin sebanyak 50 µg/ml, amoxcillin
100 µg/ml dan streptomycin 50 µg/ml (Tabel 2). Antibiotik berfungsi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dari organisme lain yang dapat menjadi
predator atau kompetitor biota kultur. Media kultur telah siap digunakan sebagai
media kultur zooxanthellae.
Tabel 2. Komposisi media kultur zooxanthellae
No Bahan Kimia Media Cair (1 L) Stok /950 ml
Literatur air laut steril
1 Biotin 10 ml 0,1 gram Purnomo
et al., 2010 2 Thiamine.HCL 200 mg -
3 Pupuk Conwy 1 ml - Muhaemin
et al., 2014
4 Kanamycin* 50 µg/ml -
Soffer, 2009
5 Amoxcillin * 100 µg/ml -
6 Streptomycin * 50 µg/ml -
Keterangan : * = sesuai kebutuhan
10
Tabel 3. Komposisi kimiawi media kultur conwy
No Bahan Kimia Takaran per liter
1 Aquabides 1 liter
2 EDTA 45 gram
3 FeCl3 1,5 gram
4 H3BO3 33,6 gram
5 NaH2PO4 * 20 gram 75 gram/L
6 MnCl2 0,5 gram
7 NaNO3 * 100 gram 5 gram/L
8 Trace Metal Solution 1 ml
a. ZnCl2 2,1 gram
b. CoCl2 2 gram
c. CuSO4 2 gram
d. (NH4)MO7 0,9 gram
e. Aquades 100 ml
Keterangan : * = dengan penambahan
2.3.3. Tahapan Kultur Zooxanthellae
Tahap awal yang dilakukan dalam kultur zooxanthellae adalah
mempersiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.
Alat dan bahan yang digunakan untuk kultur zooxanthellae harus dalam kondisi
steril agar tidak terjadi kontaminasi. Tahap kultur zooxanthellae yang dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Bagian yang diambil pada karang lunak Zoanthus sp yaitu bagian polip atau
pada bagian oral karena zooxanthellae terdapat pada bagian epidermis,
lapisan gastrodermal sel inang (Trench, 1971)
2. Polip karang dimortar dan ditambahkan sedikit air, cairan lendir yang keluar
disaring menggunakan kertas saring
3. Hasil penyaringan kemudian diamati di mikroskop untuk memastikan
keberadaan zooxanthellae
4. Setelah dipastikan terdapat zooxanthellae dilakukan perhitungan kepadatan
awal sel menggunakan haemocytometer neubauer improved
5. Kepadatan awal digunakan untuk menentukan volume inokulum yang akan
ditanam pada media kultur dengan kepadatan yang diinginkan.
6. Media kultur dibuat dengan air laut 400 ml air laut yang diperkaya biotin,
thiamine dan pupuk conwy sebagai sumber nutrien untuk pertumbuhan
11
zooxanthellae. Selain itu diberi antibiotik kanamycin, amoxcillin dan
streptomycin
7. Media kultur dihomogenkan terlebih dahulu di atas hot stirrer plate selama
10 menit
8. Selanjutnya inokulum dimasukkan ke dalam wadah media kultur di dalam
laminar air flow dalam kodisi steril
9. Zooxanthellae dipelihara pada 4 intensitas cahaya yang berbeda, yaitu IC1
(20 watt=3800 lux), IC2 (40 watt=6250 lux), ICK (cahaya matahari=7980
lux) dan IC3 (60 watt=11800 lux) dengan masing-masing perlakuan 5
ulangan.
10. Pengamatan kepadatan, diameter dan volume sel zooxanthellae diamati
setiap 6 jam sekali bersamaan dengan parameter kualitas air selama masa
kultur zooxanthellae.
12
2.4. Rancangan Penelitian
Perlakuan yang diberikan pada biota kultur berupa empat intensitas cahaya
berbeda Intersitas Cahaya 1 (IC1) 3800 lux dan Intersitas Cahaya 2 (IC2) 6250
lux, Intersitas Cahaya Kontrol (ICK) 7980 lux dan Intersitas Cahaya 3 (IC3)
11.800 lux dengan sebanyak 5 (lima) ulangan tiap perlakuan. Peletakan wadah
kultur dilakukan secara acak dengan asumsi bahwa setiap unit sampel
mendapatkan peluang yang sama dalam memperoleh perlakuan (Gambar 2).
a. Tampak samping (perlakuan IC1, IC2 dan IC3)
b. Tampak atas
Gambar 2. Tata letak rancangan penelitian
Keterangan :
a. Tutup inkubator
b. Inkubator
c. Lubang aerator
d. Selang aerator
e. Aerator
f. Lubang udara
IC14
IC15 IC12
IC13 IC11
c
f
g
h
Keterangan :
g. Wadah kutur
h. Lampu TL
e
b
a
f c
d f
13
2.5. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati selama waktu pemeliharaan pada media cair yaitu :
1. Kepadatan / Densitas Sel
Perhitungan jumlah sel zooxanthellae dilakukan menggunakan
haemocytometer neubauer improved. Cara pengamatan dilakukan dengan
meletakkan inokulan pada preparat haemocytometer. Perhitungan jumlah sel
dilakukan setiap 6 jam sekali menggunakan compound microscope dan kamar
hitung pada preparat haemocytometer neubauer improved dengan perbesaran
100x (Andersen, 2005) (Gambar 3). Data jumlah sel zooxanthellae yang didapat
selanjutnya digunakan untuk menghitung kepadatan sel. Kepadatan sel dalam 1
ml sampel dapat dihitung menggunakan rumus :
kepadatan (sel/ml) =
x 10.000
Gambar 3. Ilustrasi tampilan detail haemocytometer neubauer improved, kamar
hitung jumlah sel zooxanthellae (A, B, C dan D).
2. Diameter sel dan volume sel zooxanthellae
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan objective micrometer dengan
ketelitian 0,01 mm, kaca penutup dan compound microscope. Cara pengamatan
dilakukan dengan meletakkan satu tetes inokulan pada objective micrometer dan
tutup menggunakan kaca penutup, selanjutnya diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 400x. Diameter sel diamati menggunakan gelas objek yang
14
terdapat skala pengukuran panjang sel objective micrometer. Selanjutnya, data
diameter sel zooxanthellae digunakan untuk menghitung volume sel
zooxanthellae. Volume sel zooxanthellae dihitung menggunakan rumus :
Volume sel (µm3) =
πr
3
Keterangan : π = ketetapan (3,14)
r = ⁄ diameter
3. Parameter kualitas air
Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian yaitu suhu, salinitas dan
pH. Pengukuran kualitas air dilakukan tiap 6 jam bersamaan dengan pengambilan
sample untuk pengamatan kepadatan dan diameter sel selama masa kultur
zooxanthellae. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu, salinitas dan pH yaitu
termometer raksa, hand refractometer dan kertas indikator pH.
2.6. Analisis Data
Data hasil penelitian diuji dengan menggunakan uji anova dengan tingkat
kepercayaan 95% dan analisis regresi pada koefisien determinasi dan korelasi.
Apabila terdapat perbedaan nyata antara perlakuan maka dilanjutkan uji lanjut
Beda Nyata Terkecil (BNT/ LSD) (Steel & Torrie, 1993). Data kualitas air
dianalisis secara deskriptif.
33
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap
pertumbuhan, diameter sel dan volume sel zooxanthellae, maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Pemberian intensitas cahaya yang berbeda memberikan pengaruh terhadap
kepadatan, diameter dan volume sel zooxanthellae dari isolat karang lunak
Zoanthus sp.
2. Intensitas cahaya yang diberikan akan direspon oleh zooxanthellae pada fase
awal kultur (0-18 jam). Intensitas cahaya tinggi pada 0-18 jam akan
direspon zooxanthellae dengan kepadatan sel yang tinggi, ukuran diameter
dan volume sel yang relatif kecil. Sedangkan intensitas cahaya rendah pada
0 - 18 jam akan direspon zooxanthellae dengan kepadatan sel yang rendah,
ukuran diameter dan volume sel yang relatif besar.
4.2. Saran
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai :
1. Penggunaan konsentrasi dan jenis antibiotik yang berbeda untuk
menghambat biokontaminan pada kultur zooxanthellae.
2. Penggunaan faktor pembatas atau pemicu laju pertumbuhan zooxanthellae
serta pengamatan pada biokimia sel zooxanthellae.
34
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, R. A. 2005. Algal culturing techniques. Academic press.
Anthony, K. R. N., & Hoegh Guldberg, O. (2003). Variation in coral
photosynthesis, respiration and growth characteristics in contrasting light
microhabitats. Functional Ecology, 17(2), 246-259.
Bellinger, E. G. & Sigee. D. C. (2010). Introduction to freshwater algae.
Freshwater Algae.Identification and Use as Bioindicators, 1-40.
Berumen, M. L., & Pratchett, M. S. (2006). Recovery without resilience:
persistent disturbance and long-term shifts in the structure of fish and coral
communities at Tiahura Reef, Moorea. Coral reefs, 25(4), 647-653.
Bouterfas, R., M. Belkoura, A. & Dauta. (2006). The effects of irradiance and
photoperiod on the growth rate of three freshwater green algae isolated from
a eutrophic lake. Limnetica, 25(3): 647–656.
Brown, B. E. (1997). Coral bleaching: causes and consequences. Coral
reefs, 16(1): S129-S138.
Brown, T. E., & F. L. Richardson. (1968). The effect of growth environment on
the physiology of algae : Light intensity. J. Phycoi. 4, 38--54.
Buck, R. P., S. Rondinini, A. K. Covington, F. G. K. Baucke, C. M. A. Brett, M.
F. Camoes, M. J. T. Milton, T. Mussini, R. Naumann, K. W. Pratt, P.
Spitzer, G. S. & Wilson. (2002). Measurement of pH: Definition, Standards,
and Procedures. Pure and Applied Chemistry 74 (11): 2169-2200.
Falkowski Pg, Tg Owens. (1980). Light-shade adaptation: two strategies in
marine phytoplankton. Plant Physio, 66: 632-635.
Gunawan, G. (2015). Pengaruh perbedaan pH pada pertumbuhan mikroalga klas
chlorophyta. Jurnal Bioscientiae, 9(2): 62-65.
Glynn, P. W. (1983). Extensive “bleaching”and death of reef corals on the Pacific
coast of Panama. Environmental Conservation, 10(02): 149–154.
Hadikusumah. (2007). Variabilitas musiman temperatur dan salinitas di Teluk
Jakarta. Marine Dynamic Division-Research Centre for Oceanography
Indonesian Institute of Sciences (LIPI). Lingkungan Tropis, Edisi Khusus
(8): 33-41
Hill, R., K. E,. Ulstrup, & P.J. Ralph. (2009). Temperature induce changes in
thylkoid membrane thermostability of culture, freshly isolated and expelled
35
zooxanthellae from Scleractinium corals. Bulletin of Marine Science
85(3):223-244.
Juniarta, R., Aisyah, E. N., & Munasik, M. (2005). Studi perubahan densitas
zooxanthellae pada translokasi dan transplantasi karang Acropora aspera
dan Stylophora pistillata di Jepara. Ilmu Kelautan: Indonesian Journal of
Marine Sciences, 10(4): 221-228.
Lavens, P., & Sorgeloos, P. (1996). Manual on the production and use of live food
for aquaculture (No. 361). Food and Agriculture Organization (FAO).
Laws, E. A. (1975). The importance of respiration losses in controlling the size
distribution of marine phytoplankton. Ecology, 56(2): 419-426.
Lesser, M. P., Stochaj, W. R., Tapley, D. W., & Shick, J. M. (1990). Bleaching in
coral reef anthozoans: effects of irradiance, ultraviolet radiation, and
temperature on the activities of protective enzymes against active oxygen.
Coral Reefs, 8(4): 225–232.
Lidholm, J., Gustafsson, P. & Oquist, G. (1987). Photoinhibition of
photosynthesis and its recovery in the green alga Chlamydomonas
reinhardii. Plant and cell physiology, 28(6) : 1133-1140.
LIPI. (2014). Kondisi terumbu karang di Indonesia (%) 1184 lokasi. http :
//www.Coremap.or.id/ kondisi.TK
Loya, Y., Sakai, K., Yamazato, K., Nakano, Y., Sambali, H., & Van Woesik, R.
(2001). Coral bleaching: the winners and the losers. Ecology letters, 4(2):
122-131.
Mattjik, A. A., & Sumertajaya, I. M. (2006). Perancangan percobaan dengan
aplikasi SAS dan minitab. Jilid I. Edisi ke-2. Institut Pertanian (IPB)-Press,
Bogor.
Matakupan, J. (2009). Studi kepadatan Tetraselmis chuii yang dikultur pada
intensitas cahaya yang berbeda. Jurnal Triton, 5(2).
Morris, I. (1980). Paths of carbon assimilation in marine phytoplankton. In
Primary productivity in the sea (pp. 139-159). Springer US.
Muhaemin, M., RF.Kaswadji, & T. Prartono. (2005). Kemampuan peningkatan
metaoprotein asam amino methionin terhadap pb pada Dunaliella salina.
Jurnal Pertanian Terapan. Vol VI (2): 160-165. Politeknik Universitas
Lampung
Muhaemin, M., Practica, F., Rosi, D. S., & Tri, A. (2014). Starvasi nitrogen dan
pengaruhnya terhadap biomassa dan protein total Nannochloropsis sp.
Maspari Journal , 6 (2).
36
Niyogi, K. K. (1999). Photoprotection revisited: genetic and molecular
approaches. Annual review of plant biology, 50(1) : 333-359.
Nontji, A. (1984). Peranan zooxanthella dalam ekosistem terumbu karang.
Oseana, 9(3):74-87.
Parsons, T. R., Takahashi, M., & Hargrave, B. (2013). Biological oceanographic
processes. Elsevier. Pergamon Press.
Purnomo, W.P; D. Soedharma, N.P. Zamani; & H.S. Sanusi. (2010). Model
kehidupan zooxanthellae dan penumbuhan massalnya pada media binaan.
Jurnal Saintek Perikanan, 6(1):46-54.
Rembet, U. N. (2012). Simbiosis zooxanthellae dan karang sebagai indikator
kualitas ekosistem terumbu karang. Jurnal Ilmiah Platax, 1(1): 37–44.
Reid, C., J. Marshall, D. Logan, & D. Kleine. (2011).Terumbu karang dan
perubahan iklim : Panduan pendidikan dan pembangunan kesadartahuan .
Coral Watch, The University of Queensland, Australia: 272 hlm.
Reynolds, C. S. (1984). The ecology of freshwater phytoplankton. Cambridge
University Press.
Ryther., H. (1964). Photosynthesis and fish production an the sea. Science 166:
72-76.
Sadarun, B., Nezon, E., Wardono, S., Afandy, Y. A., & Nuriadi, L. (2006).
Petunjuk pelaksanaan transplantasi karang. Departemen Kelautan dan
Perikanan. Jakarta, 36.
Santoso, A. D. (2011). Pemutihan terumbu karang. Jurnal Hidrosfir
Indonesia, 1(2).
Schlesinger, D. A., Molot, L. A., & Shuter, B. J. (1981). Specific growth rates of
freshwater algae in relation to cell size and light intensity. Canadian journal
of fisheries and aquatic sciences, 38(9): 1052-1058.
Shuter.J. (1979). A model of physiological adaptation in unicellular algae. J.
Theor. BioB. 78: 5 19-552.
Simarangkir, O. R., Yulianda, F., & Boer, M. (2015). Pemulihan komunitas
karang keras pasca pemutihan karang di Amed Bali. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia, 20(2): 158-163.
Soffer, N. (2009). Practical applications for symbiodinium grown on solid media:
culturing, fluorometry and transformations. Doctoral dissertation.
University of Miami.
37
Steel, R. G., & Torrie, J. H. (1993). Prinsip dan prosedur statistika. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 772.
Suharsono. (1998). Condition of coral reef resources in Indonesia. Jurnal Pesisir
dan lautan.1(2):44-52.
Supramaniam, J., Palanisamy, K., & Nomanbhay, S. M. (2013). Study on the pH
changes of microalgae (Tetraselmis chuii) cultivated in newly developed
closed photobioreactor using natural sunlight and artificial light. Journal of
Energy and Environment, 4(1).
Szmant, A., & Gassman, N. J. (1990). The effects of prolonged “bleaching” on the
tissue biomass and reproduction of the reef coral Montastrea
annularis. Coral reefs, 8(4), 217-224.
Titlyanov EA, Titlyanova TV, Tsukahara J, Van woesik R, Yamazato, K. (1996).
Degradation of zooxanthellae and regulation of their density in hermatific
corals. Marine Ecology Progress Series 139 : 167 –178
Trench, R. K. (1971). The physiology and biochemistry of zooxanthellae
symbiotic with marine coelenterates. III. The effect of homogenates of host
tissues on the excretion of photosynthetic products in vitro by zooxanthellae
from two marine coelenterates. Proceedings of the Royal Society of London
B: Biological Sciences, 177(1047), 251–264.
Ulfa, M. (2009). Pengaruh jenis lampu yang berbeda terhadap mitotik indeks,
densitas zooxanthellae, dan morfologi anemon (Heteractis malu) pada skala
laboratorium. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Utami, R. A. (2014). Pengaruh pemberian konsentrasi pupuk daun turi putih
(Sesbania grandiflora) terhadap kandungan klorofil dan karotenoid pada
Chlorella Sp. Doctoral Dissertation, Universitas Airlangga.
Valiela, I. (1984). Marine ecologycal processes. (e-book). Springer-Verlag. New
York.
Westmacott, S., Teleki, K., Wells, S., & West, J. (2000). Pengelolaan terumbu
karang yang telah memutih dan rusak kritis. Terjemahan Jan Henning
Steffen. The Nature Conservation Bureau Ltd Newbury. Inggris.
Zamani, N. P. (2012) .pengaruh peningkatan suhu terhadap adaptasi fisiologi
anemon pasir (Heteractis malu): skala laboratorium fisiology adaptation of
sandy anemone (Heteractis malu) exposed to elevated temperatures:
laboratory condition. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4(1): 135-
144
Zulfikar & Soedharma, D. (2012). Teknologi fragmentasi buatan karang
(Caulastrea furcata dan Cynarina lacrimalis) dalam upaya percepatan
pertumbuhan pada kondisi terkontrol. Jurnal Natur Indonesia, 10(02).