Download - PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES …
(Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen)
Volume 1, No.2, November 2019 (78-102)
htttp://e-journal.sttaw.ac.id/index.php/kaluteros
PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN
DALAM PROSES BELAJAR DI SEKOLAH
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, S.Pd.K
STT SOE
Abstrack
The research describes the important part of
learning tool as part of the learning process. This has a meaning
that learning tool do not stand alone but connected each other to
create a learning tool as our hope. The using of a learning tool is to
be a utility for an effective learning
Abstrak
Penelitian ini memaparkan bahwa Media pembelajaran
merupakan bagian integral dari sluruh keseluruhan proses
pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media
pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri
sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya
dalam rangka menciptakan situasi yang di harapkan. penggunaan
media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 79
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu usaha agar manusia
dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau cara lain yang di kenal dan diakui oleh
masyarakat atau dengan kata lain pendidikan dapat ditempuh
secara formal maupun non formal. Sehingga pada akhirnya
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
profesional. Kondisi ini yang dapat membantu pemerintah
mewujudkan tujuan pandidikan nasional secara efisien dan efektif
menuju tingkat kesejahtraan masyarakat yang menyeluruh.
Dari situlah sebuah pepatah lama mengatakan “Hidup
adalah belajar”. Maka belajar merupakan hal penting yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Tanpa belajar seorang
tidak akan dapat mengerti makna kehidupan.
Hal mendasar dari proses belajar adalah kemauan atau
minat. Jika seorang tidak memiliki minat belajar maka akan
mempengaruhi prestasi belajar yang seharusnya dicapai. Dalam
konteks belajar secara formal di sekolah, anak-anak sering
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Salah satu penyebab adalah metode pembelajaran yang
monoton sehingga membuat anak menjadi malas dan bosan untuk
belajar. Salah satu metode pembelajaran yang efektif dan efisien
adalah penggunaan media pembelajaran.Menurut para ahli
pandidikan, anak belajar melalui pendengaran hanya dapat
mengingat 10% dan belajar memakai penglihatan dan
pendengaran dapat mengingat 50% sedangkan bila belajar
melalui penglihatan, pendengaran dan di tambah pengalaman
langsung dapat mengingat 90%.
Keberhasilan seorang murid atau pelajar tidak dapat di
pisahkan dari peran seorang guru atau pengajar. Tugas utama
seorang guru atau pengajar adalah mengajar, membimbing,
melatih dan memberi teladan kepada murid-muridnya. Kegiatan
belajar mengajar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap
dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan
dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat.
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 80
Menurut E.G Homrighaussen “belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih dari itu yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan. Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi lingkungan". 1
Dari pandangan di atas di katakan bahwa belajar bukan
hanya sebatas mengingat, menambah pengetahuan,
berhikmat,dan pandai akan tetapi lebih dari itu belajar
merupakan suatu proses perubahan kelakuan yang di terapkan di
lingkungan sekolah dan masyarakat.
Seorang guru atau pengajar tentunya berharap agar anak
didiknya berhasil. Untuk mewujudkan harapan tersebut, di
butuhkan guru atau pengajar yang kreatif dan inofatif yaitu
memiliki kemampuan kreatifitas dan menemukan cara-cara baru
sehingga mendukung persiapan materi yang akan di bagikan dan
anak-anak lebih mudah memahami, mengerti dan dapat di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang guru yang kreatif dan inofatif sangat peka
dengan perkembangan psikologis anak. Hal ini berhubungan
dengan tingkat minat belajar anak. Minat belajar akan membuat
anak memiliki wawasan dan kecerdasan dalam menyikapi hidup
yang terbawa sampai dewasa.
Jika seorang anak tidak memiliki minat belajar maka
akan mempengaruhi prestasi belajar yang seharusnya ia capai.
Dalam memotifasi seorang anak untuk mempunyai minat belajar,
di perlukan kreatifitas seorang guru misalnya menggunakan
media pembelajaran. Jika dalam pengajaran seorang guru hanya
menggunakan metode bercerita atau ceramah maka anak-anak
malas atau bosan sehingga di butuhkan alat bantu atau peraga.
Oemar Hamalik, dalam tulisannya berkata “Media
pembelajaran adalah suatu alat yang di perlukan untuk
memperlancar jalannya pelajaran. Alat bantu belajar merupakan
alat yang di gunakan untuk membantu siswa melakukan kegiatan
1 E.G Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, BPK Gunung Mulia, thn
2008, hlm 121-122
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 81
belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Dengan bantuan berbagai media pembelajaran akan lebih
menarik dan konkrit, mudah di pahami, lewat waktu dan tenaga
maka hasil belajar lebih bermakna.2
Alkitab juga memberikan informasi yang akurat dan
memadai tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar. Tuhan Yesus Sang Guru Agung dalam
mengajarkan kebenaran kepada murid-murid-Nya sering
menggunakan pendekatan praktis yang mudah di mengerti dan di
pahami. Salah satu metode pengajaran Tuhan Yesus yang praktis
adalah: perumpamaan (Bandingkan Matius13:11-52, Markus 4:1-
34, Lukas 6:43-49).
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak guru yang
mengajar mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan anak-
anak dalam menyampaikan materi pelajaran. Salah satu factor
masalah adalah minimnya minat belajar anak yang didukung oleh
pengaruh lingkungan, budaya dan terbatasnya sarana
penunjangnya pendidikan.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam kamus besar Indonesia arti dari media atau alat
adalah suatu benda yang di pakai untuk mengajarkan sesuatu.
media pembelajaran juga untuk membantu seorang guru dalam
memperjelas pengajaran yang dapat berupa gambar, saindia, film,
kaset, dan piringan hitam.3
Meri Go Setiawan dalam sebuah tulisannya, menyetujui
media pembelajaran“ Dalam kehidupan Yesus sebagai pengajar, Ia
juga mengenal kegunaan media pembelajaran, sebab itu Ia sering
menggunakannya untuk mengajar orang. Demikaian juga guru-
2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksar, Thn 2003,
Hlm 51. 3 Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2000, pada Penjelasan
Media pembelajaran.
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 82
guru di sekolah perlu merenungkan sejenak pentingnya
penggunaan bahan pengajaran seperti media pembelajaran”4
Dalam konteks pendidikan dasar tingkat sekolah dasar,
salah satu cara atau metode pembelajaran yang efektif adalah
penggunaan media pembelajaran. Menurut A. B. Lam. Media
pembelajaran adalah sebuah alat bantu yang dapat di gunakan
untuk membuat cerita itu benar-benar lain. Dengan kegiatan
kreatif ini anak-anak terlibat melalui cara yang lebih akrab pada
suatu peristiwa atau pada intinya.5
Menurut Udin S Winata Putra, dalam buku Strategi Belajar
Mengajar, media pembelajaran diartikan sebagai “media” yang
berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“Medium” yang secara harafiah berarti “PERANTARA” (between)
yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan
(receiver). Dalam proses pembelajaran, media ini dapat di pakai
sebagai alat yaitu:
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat di manfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.
2. Saran fisik untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan
sebagainya.
3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang
dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya.6
Dengan media, guru dapat menggunakannya sebagai alat
untuk dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran, jadi
media sebagai alat yang mengandung pengertian untuk mencapai
tujuan dalam meningkatkan minat belajar sisiwa.
Menurut H.E. Mulyasa, dalam buku Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, mengartikan media pembelajaran pada
hakikatnya dapat membantu guru untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan menggunakan cara-
cara sebagai alat untuk melibatkan peserta didik secara aktif,
4. Meri Go Setiawan, Pembaharuan Pengajar Anggota IKAP, Thn 2002, Hlm
80. 5 A B Lam, Firman Yang Di Beritakan, Hal 137
6 Udin S Winataputra,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta 2005, hlm5.3
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 83
kreatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran
secara keseluruhannya. Aktivitas dan kreativitas peserta didik
dapat di kembangkan dengan memberikan kepercayaan-
kepercayaan diri, berkomunikasi secara aktif dan melibatkan
peserta didik dalam menentukan tujuan belajar serta tidak terlalu
memberikan pengawasan yang ketat atau tidak otoriter. Media
pembelajaran adalah aktivitas dan kreativitas yang di berikan
kepada anak didik sebagai alat untuk menciptakan lingkungan
yang kreatif dalam membantu anak didik memiliki minat belajar.7
Oemar Hamalik, dalam tulisannya berkata: media
pembelajaran adalah suatu alat yang di perlukan untuk
memperlancar jalannya pelajaran. Alat bantu belajar merupakan
alat yang di gunakan untuk membantu siswa melakukan kegiatan
belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Dengan bantuan berbagai media pembelajaran akan lebih
menarik dan konkrit, mudah di pahami, lewat waktu dan tenaga
maka hasil belajar lebih bermakna”.8
Ronald F. Keeler, dalam buku Belajar Alkitab Melalui
Permainan, menunjukan bahwa pengajaran Alkitab dapat dibuat
sebagai alat yang menarik dalam bentuk permainan yang bukan
hanya di gunakan untuk mengisi waktu, memeriahkan suasana,
mempererat persekutuan dengan saudar-saudara seiman, tetapi
juga menambah pengetahuan peserta tentang Firman Tuhan.9
Media pembelajaran adalah salah satu alat yang di
gunakan untuk memperlancar jalannya pelajaran, media
pembelajaran sangat mambantu siswa atau murid dalam
melakukan kegiatan belajar, sehingga kegiatan belajar lebih
efektif dan efisien. Media pembelajaran sangat mambantu guru
untuk meningkatkan rminat belajar anak. Media pembelajaran
juga sangat membantu guru meningkatkan kreatifitas mengajar.
Maka dengan media pembelajaran akan lebih menarik, konkrit,
7 H.E.Mulyasa, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta 2009,Hlm
187-190. 8 E.G Homming Haussen, Pendidikan Agama Kristen, BPK Gunung Mulia,
Thn 2008, Hal 121-122. 9 Ronal F Keeler, Belajar Alkitab Melalui Permainan, Jakarta 2003.
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 84
mudah di pahami, lewat waktu dan tenaga dan hasil belajar lebih
bermakna.
Nana Sudjana berpendapat bahwa dengan menggunakan
media pembelajaran dapat menambah minat dan perhatian siswa
untuk belajar serta memberikan pengalaman yang nyata dan
dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada diri siswa (
Sudjana,2000)10
Berdasarkan pengertian media pembelajaran menurut
para ahli maka dapat di simpulkan bahwa media pembelajaran
adalah metode pengajaran Tuhan Yesus sebagai Guru Agung
dalam menyampaikan kebenaran kepada murid-murid-Nya
dengan pendekatan-pendekatan yang mudah di mengerti, di pakai
juga oleh guru atau pengajar dalam mengembangkan kreatifitas
untuk menciptakan suasana yang benar-benar baru serta ide-ide
yang di pakai sebagai media yang evektif dalam memberikan atau
mendorong anak didik untuk memiliki minat belajar yang tinggi.
Beberapa kajian di atas memberikan pemahaman baru tentang
pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dalam meningkatkan minat belajar anak untuk
mencapai prestasi yang maksimal.
C. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam buku strategi belajar mengajar, Udin S Winata Putra
mengungkapkan bahwa :
1. penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana
bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari sluruh
keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung
pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu
komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling
10
Sudjana,Nana.2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Sinar Baru
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 85
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi yang di harapkan.
3. Dalam menggunakan media pembelajaran harus relevan
dengan tujuan dan isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung
makna bahwa penggunaan media pembelajaran dalam
pembelajaran harus selalu melihat kepada tujuan dan bahan
ajar.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan,
dengan demikian tidak diperkenankan menggunakan hanya
sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa
saja.
5. Untuk membantu mempercepat proses belajar, fungsi ini
mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa
dapat menangkaptujuan dan bahan ajar lebih mudah dan
lebih cepat.
6. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada
umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media
pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga
kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.11
secara umum, menurut Pujiati (2004) ada beberapa fungsi
media pembelajaran dalam proses pembelajaran, yaitu
diantaranya :
1. sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep
matematika
2. sebagai media dalam memantapkan pemahaman
konsep.
3. sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara
konsep matematika dengan dunia di sekitar kita serta
aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
Supaya anak-anak lebih besar minatnya. Supaya anak-
anak dibantu pemahamannya sehingga lebih mengerti dan lebih
besar daya ingatnya. Supaya anak-anak dapat melihat hubungan
antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar dan
11
Udin S Winataputra. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, 2005,Hal 5.3-5.8.
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 86
masyarakat. Dan dengan media pembelajaran dapat
menumbuhkan kegairahan belajar. Dapat meningkatkan aktivitas
dan kreatifitas. Efisiensi waktu dan efisiensi motivasi dalam
proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi
mempunyai fungsi tersendiri, sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.12 Media
pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk membantu
proses belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Penggunaan
media pembelajaran bertujuan untuk memberikan wujud riil
terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dalam garis besarnya memiliki faedah menambah
kegiatan belajar siswa, menghemat waktu belajar,memberikan
alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat
perhatian dan aktivitas siswa. Media pembelajaran adalah salah
satu macam dari beberapa media yang sudah ada. Media
pembelajaran dapat dikategorikan dalam media pengajaran
(instruksional media) yang dapat secara khusus dirancang untuk
kepentingan pengajaran ataupun dapat pula merupakan
pemanfaatan dari media yang bersifat umum seperti papan tulis.
Brown mengemukakan bahwa media yang digunakan dengan baik
dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi keefektifan
program instruksional.13
1. Sumber kegiatan belajar siswa hanya guru kelas. Guru
kelas memegang kendali penuh atas terjadinya proses
belajar mengajar. Sehingga dalam proses belajar mengajar
12 Pujiati. 2004. Penggunaan Media pembelajaran Dalam Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta. Departemen Pendidikan N`asional Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan APenataran Guru Matematika.
13 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256721-fungsi-alat-
peraga-dalam-pendidikan/#ixzz2II7Qtrji
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 87
ini guru berperan utuh sebagai fasilitator, moderator dan
organisator.
2. Sumber belajar berupa orang dibantu dengan sumber lain.
Dalam hal ini guru tetap sebagi pemegang kendali namun
tidak mutlak karena dibantu oleh sumber lain yaitu media
pembelajaran. Media pembelajaran membantu guru dalam
menjelaskan materi sehingga waktu belajar mengajar
dapat diminimalisasi dan penguasaan konsep pada siswa
diharapkan dapat dimaksimalkan.
3. Sumber belajar yaitu guru kelas bekerja sama dengan
media berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab.
Control proses belajar mengajar dibagi antara guru dan
media yang merupakan bagian integral dari seluruh
kegiatan belajar mengajar.
4. Siswa hanya belajar dari media. Dalam pola ini siswa
dapat dinyatakan belajar melalui guru media. Guru hanya
sebagai fasilitator sehingga siswa belajar secara mandiri
tanpa bantuan guru.
Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk
memperjelas konsep/teori/cara kerja tertentu yang dipergunakan
dalam proses pembelajaran atau bimbingan. Pada dasarnya
prinsip dan kriteria pemilihan media pembelajaran sebagai bagian
dari media pengajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Prinsip pemilihan media pembelajaran yang pertama yaitu
kejelasan tujuan pemilihan, apakah media pembelajaran yang
dipilih itu merupakan alat bantu belajar siswa. Kedua, adanya
keharusan pemahan tentang karakteristik media
pembelajaran baik dari segi pembuatan, fungsi dan cara
penggunaan. Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik
dalam menyampaikan materi pelajaran hendaknya dapat
memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan
konsep pembelajaran yang akan disampaikan.
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 88
William Burton (dalam Gunawan dkk, 1992:37) mengemukakan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran, yaitu :
1. media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan
kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan
individual dalam kelompok
2. media pembelajaran yang dipilih harus tepat, memadai
dan mudah digunakan
3. dalam memilih media pembelajaran harus direncanakan
dan diteliti dan diperiksa lebih dahulu
4. penggunaan media pembelajaran disertai dengan
kelanjutan diskusi dan analisis
5. sesuai dengan status kemampuan biaya
Berdasarkan pendapat tersebut, maka hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran, tujuan
pembelajaran, bahan pembelajaran, tingkat kematangan atau
kemampuan siswa, metode, waktu serta situasi.
2. Kriteria pemilihan media pembelajaran meliputi : kesesuaian
media pembelajaran dengan materi pengajaran atau kegiatan
yang dilakukan siswa, kemudahan dalam perolehan dan
perancangan media pembelajaran itu sendiri, kemudahan
dalam penggunaan. Kriteria Media pembelajaran
a. Berupa alat yang berfungsi untuk memperjelas
konsep/teori/cara kerja tertentu yang dipergunakan
dalam proses pembelajaran/bimbingan.
b. Pelaksanaan proses pembelajaran/bimbingan menjadi
lebih jelas dan lebih efektif.
3. Jenis media pembelajaran
Adapun beberapa contoh media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam mengajar yaitu:
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 89
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk media pembelajaran yang
nampaknya saling dikenal dan saling dipakai, karena
gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh
dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu
persiapan.
b. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak
negara-negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah
satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai
media pembelajaran hanya cocok bagi anak besar/kelas
besar
c. Papan tulis.
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana
mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai
media pembelajaran yang efektif. Tidak perlu menjadi
seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat
yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana
sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat
menggambarkan orang, kota atau kejadian.
d. Boks pasir
Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari
peragaan yang menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat
diciptakan “peta” bagi mereka khususnya bagi kelas
tengah karena pada umur tersebut mereka sudah
mengetahui jarak dari desa ke desa. (Pepak.sabda.org.and
omtions.blogspot.com)10
4. Media pembelajaran mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Memperjelas konsep/teori/cara kerja suatu alat.
b. Ada unsur modifikasi/inovasi bila sebelumnya sudah
pernah ada di sekolah/madrasah tersebut.
D. Tujuan Dan Manfaat Media Pembelajaran
Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adalah:
menerjemahkan materi atau pokok yang di bahas secara
sederhana sehingga dengan mudah di mengerti, di pahami dan
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 90
dapat di terapkan dalam kehidupan yang di harapkansehari-hari.
Seperti di ketahui bahwa Media pembelajaran merupakan alat
bantu yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan dan
pelajaran, yang tentunya alat ini mampu diserap oleh mata dan
telinga agar proses belajar mengajar dapat bekerja secara efektif
dan lebih efisien, intinya bahwa dengan Media pembelajaran
dapat mempermudah penyampaian pesan yang akan
disampaikan.
1. Manfaat Media pembelajaran Dalam Pembelajaran
1) Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta
memperjelas pembelajaran
2) Mengembangkan sikap yang dikehendaki.
3) Mendorong dan memotivasi kegiatan siswa lebih
lanjut
4) merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan
yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan
seluruh kesanggupan seorang anak perlu dirangsang,
digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya
mengetahui, melainkan dapat memakai dan
melakukan apa yang dipelajari.
5) Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan
pelajaran yang disajikan dengan menggunakan media
pembelajaran
6) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
yang sedang berlangsung
7) Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar
mengajar
Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat
menambah pengalaman belajar seorang siswa dalam satu periode
pengajaran dan mempercepat seluruh proses pelatihan.
Sedangkan beberapa manfaat dari media pembelajaran dalam
proses pembelajaran, yaitu : Dapat meningkatkan minat anak,
membantu tilik ruang, supaya dapat melihat antara ilmu yang
dipelajari dengan lingkungan alam sekitar, anak akan lebih
berhasil belajarnya bila banyak melibatkan alat inderanya, sangat
menarik minat siswa dalam belajar, mendorong siswa untuk
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 91
belajar bertanya dan berdiskusi, menghemat waktu belajar.
(Ruseffendi, 1994) 14
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran akan lebih kondusif, efektif dan efisien.
Siswa akan termotivasi untuk belajar, karena mereka tertarik dan
mengerti atas pelajaran yang diterimanya.
E. Macam-Macam Bentuk Media Pembelajaran
Untuk membantu proses pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas, media pembelajaran dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran. Beberapa media pembelajaran yang
dapat digunakan di sekolah dasar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a) Media audatif; yaitu media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder,
piringan audio. Media ini tidak cocok untuk orang tuli
atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b) Media visual; yaitu media yang hanya mengandalkan
indra penglihatan. Media visual ini ada yang
menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan,
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu,
film kartun.
c) Media audio-visual; yaitu media yang mempunyai
unsur suara dan unsure gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi lagi ke dalam (a) audio-visual diam,
yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai
14 Ruseffendi, E. T. Materi Pokok Pendidikan Matematika III; Universitas Terbuka,
Depdikbud : Jakarta., 1994 hlm. 240
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 92
suara, cetak suara, dan (b) audio-visual gerak, yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video-
cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah (a) audio-
visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur
gambar berasal dari satu sumber seperti film, video
cassette, dan (b) audio-visual tidak murni, yaitu yang
unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber
yang berbeda, misalnya flm bingkai suara yang unsur
gambarnya bersumber dari slide projector dan unsur
suaranya berasal dari tape recorder. Contoh lainnya
adalah film strip suara dan cetak suara.
2. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam:
a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan
serentak. Penggunaan media tidak terbatas oleh
tempat dan ruang serta menjangkau jumlah anak
didik dalam waktu yang sama. Contoh media ini
ialah radio dan televisi.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas
oleh ruang dan tempat, yaitu media yang dalam
penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai,
yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan
gelap.
c) Media untuk pengajaran individual seperti modul
berprogram dan pengajaran melalui computer.
3. Dilihat dari bahan dan pembuatannya, media dibagi ke
dalam:
a) Media yang sederhana, yaitu media yang bahan
dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit.
b) Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan
alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 93
harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya
memerlukan keterampilan yang memadai.
c) Apa pun bentuk dan jenis alat bantu (media)
pendidikan itu tidak lain adalah sebagai pelengkap,
sebagai pembantu memeprmudah usaha mencapai
tujuan, dan sebagai tujuan(sitiarumgitanurmala)15
Sedangkan Menurut Rustaman (2003),membagi media
pembelajaran berdasarkan jenisnya media pembelajaran dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Media asli hidup seperti akuarium dengan ikan dan
tumbuhannya,Terrarium dengan hewan darat dan
tumbuhannya,kebun binatang dengan hewan yang
ada,kebun percobaan,insektarium berupa kotak kaca yang
berisi serangga.
2. Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi,awetan
dalam botol,bio plastic dan diorama.
3. Media asli benda tak hidup contohnya berbagai contoh
batuan mineral,kereta api,pesawat terbang,mobil,gedung
dan papan temple.
4. Media asli tiruan atau model contohnya model irisan
bagian dalam bumi,model penampang melintang batang
dikotil,penampang daun,model torso tubuh manusia yang
dapat dilepas dan dipasang kembali,model globe,model
atom,model DNA dan lain-lain.
5. Mediagrafis misalnya program radio,program MP3,tape
recorder,piringan hitam,CD,kaset
6. Media pandang dengar misalnya VCD,TV,Slide bersuara.
7. Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide.
8. Proyeksi gerak misalnya film atau gambar bergerak
9. Media cetak misalnya buku cetak,Koran.
15
http://sitiarumgitanurmala.wordpress.com/2012/04/07/penggunaan-alat-
peraga-gambar-untuk-meningkatkan-minat-belajar-membaca/
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 94
F. Peranan Media Pembelajaran Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar Di Sekolah
Secara individual setiap siswa mempunyai perbedaan
dalam memahami konsep tertentu. Ada yang hanya mendengar
penjelasan guru siswa langsung mengerti. Namun banyak pula
yang harus melihat bahkan berbuat baru mengerti konsep yang
sebenarnya.
Jean Piaget (dalam Abim Syamsudin 2003 : 50) memberi
rambu-rambu (guidelines) dalam pembelajaran. Menurut Piaget,
perkembangan kognitif anak SD berada pada tahap
perkembangan operasional konkrit. Pada anak usia ini akan lebih
mudah dipahami jika menggunakan obyek-obyek konkrit dan
anak terlibat langsung didalamnya. Hal ini mengisyaratkan
kepada guru untuk mampu mengekplotiasi sumber daya yang ada
untuk dijadikan sumber dan media pembelajaran dalam
pembelajaran dan mampu merancang pembelajaran yang dapat
melibatkan anak secara aktif. Media pembelajaran memiliki peran
penting dalam pembelajaran. Vormon A. Magnesen juga
memperkuat pendapat di atas. Menurut Magnesen (dalam Cipta
Waluya, 2003 : 13) ” … siswa belajar 10 % dari apa yang mereka
baca, 20 % dari apa yang mereka dengar, 30 % dari apa yang
mereka lihat, 50 % dari apa yang mereka lihat dan dengar, 70 %
dari apa yang mereka katakan, 90 % dari mereka yang katakan
dan lakukan”.
Menurut Encyclopidia of Education Resources ( Rusna
Ristasa , 2006 : 41) nilai tambah alat bantu pendidikan adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan dasar-dasar berpikir konkrit dan mengurangi
verbalisme
2. Memperbesar minat dan perhatian siswa
3. Meletakan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajar,
sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberi pengalaman yang nyata dan dapat menimbulkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan pikiran yang teratur dan kontinu
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 95
6. Membantu tumbuhnya pengertian perkembangan
kemampuan berbahasa
7. Memberi pengalaman-pengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain, serta membantu
perkembangannya efisiensi yang lebih mantap dan mendalam
serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar media pembelajaran sangatlah penting
khususnya pada siswa Sekolah Dasar. Dalam proses belajar
mengajar media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi
tambahan ,antara lain :
a. Dengan menggunakan media pembelajaran konsep, ide
atau pengertian tertentu dapat dijelaskan secara langsung
dan dilihat bahkan diperbuat oleh siswa. Dengan melihat
ataupun berbuat siswa akan mengingat lebih banyak
konsep yang diajarkan dibandingkan jika siswa hanya
mendengarkan saja apa yang dijelaskan guru.
b. Dengan menggunakan media pembelajaran akan
menarik perhatian dan minat belajar siswa sehingga
siswa akan lebih aktif berpikir dan berpartisipasi dalam
pemecahan masalah.
c. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa dapat
melihat hubungan ilmu yang didapat dengan lingkungan
sekitar sehingga siswa tidak verbalisme. Mengingat
pentingnya media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar maka alangkah baiknya jika konsep tertentu
yang betul-betul membutuhkan media pembelajaran
diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran.
Bukankah sebagai guru akan merasa senang dan bangga,
jika anak didik kita selalu menguasai konsep yang kita
ajarkan? ( nanaisna)16
16
http://nanaisna.wordpress.com/2010/09/02/alat-peraga-dalam-proses-
belajar-mengajar-3/
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 96
Berminat terhadap sesuatu itu mungkin karena melihat
kegunaannya, karena senang atau karena menarik perhatian.
Mengingat pentingnya minat dalam belajar banyak pendapat para
ahli tentang minat.
Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.
Menurut A. Mursad at.al yang dikutip Saiful Bahri (2000:60)
menyatakan, minat adalah “kesadaran seseorang bahwa suatu
obyekseseorang atau soal, atau situasi mengandung sangkut paut
dengan dirinya”. Whitherington (1984:135) menyatakan, “Minat
merupakan sesuatu serta akibat dari perhatian”. W.S Winkel
(1999:188) menyatakan bahwa, “Minat diartikan sebagai
kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada
bidang studi atau pokok bahasan tertentu (Abdul Rahman Shaleh,
2004).
Pendapat William James (1890) yang dikutip Uzer Usman
(2002: 27), melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama
yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara
aktif dalam belajar. Pendapat Ovide Decroly (1871-1932) yang
dikutip Uzer Usman (2002: 27), mendasarkan sistem
pendidikannya pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki
oleh setiap orang, yaitu minat terhadap makanan, perlindungan
terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan
diri terhadap macam-macam bahaya dan musuh, bekerja sama
dalam olah raga. Perhatian ada 2 macam yaitu perhatian terpusat
yang hanya tertuju pada satu obyek. Dan perhatian terbagi yaitu
penilaian yang tertuju pada berbagai hal/obyek secara sekaligus.17
G. Hubungan Media Pembelajaran dengan Perkembangan
Peserta didik
Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada
terjadinya perubahan positif ciri-ciri negatif tahap preoprasional,
seperti dalam cara berfikir egosentris pada tahap operasional
17
http://sitiarumgitanurmala.wordpress.com/2012/04/07/penggunaan-alat-
peraga-gambar-untuk-meningkatkan-minat-belajar-membaca/
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 97
konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi yang
benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari satu
dimensi secara serempak dan juga untuk menghubungkan
dimensi-dimensi itu satu sama lain. Oleh karenanya masalah
konservasi sudah dikuasai dengan baik. Desentrasi dan
konservasi ditunjukkan dalam eksperimen Piaget yang terkenal
mengenai konservasi, yaitu konservasi cairan. Anak diperlihatkan
kepada dua gelas identik, kedua gelas tadi berisikan jumlah air
yang sama banyaknya. Setelah anak mengetahui bahwa kedua
gelas berisi air berada dalam jumlah yang sama, si peneliti
menuangkan air dari satu gelas ke dalam gelas yang lebih tinggi
dan kurus. Anak kemudian ditanya, apakah gelas yang lebih tinggi
itu berisikan air dalam jumlah yang sama, lebih banyak atau lebih
sedikit dibandingkan dengan gelas yang satunya ?. Anak-anak
pada tahap operasional konkrit mengetahui bahwa jumlah cairan
tetap sama, bahwa suatu perubahan dalam satu dimensi yaitu
tinggi cairan di dalam gelas dapat diimbangi dengan perubahan
yang sebanding dalam dimensi lain yaitu lebar gelas. Sama halnya
ia dapat mengerti bahwa jumlah tanah liat pada sebuah balok
tidak berubah bila bentuknya diubah. Dalam eksperimen
konservasi jumlah yang tipikal, satu barisan yang terdiri dari 5
kancing dideretkan di atas satu barisan yang juga terdiri dari 5
kancing sehingga kedua barisan sama panjangnya. Si anak setuju
bahwa kedua barisan memiliki jumlah kancing yang sama. Namun,
apabila satu barisan dipendekkan dengan jalan merapatkan jarak
kancing-kancingnya, anak praoperasional mungkin mengatakan
bahwa barisan yang panjang 20 mempunyai kancing lebih banyak.
Anak pada tahap operasional konkrit tahu bahwa penyusunan
ulang kancing-kancing tersebut tidak mengubah jumlahnya.
Menurut Piaget, anak pada tahap ini mengerti masalah konservasi
karena mereka dapat melakukan operasi mental yang dapat
dibalikan (reversable).
Reversable transformation (transformasi bolak-balik)
terjadi dalam dua bentuk yaitu ; (1) inversion (kebalikan) + A
kebalikan dari - B (penjumlahan kebalikan pengurangan,
perkalian kebalikan pembagian), (2) reciprocity (timbal balik), A <
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 98
B timbal balik dengan B > A (luas permukaan air pada sebuah
gelas kompensasi dari tinggi permukaan air dan tinggi permukaan
air kompensasi dari luas permukaan air). Ketika sebuah obyek
mengalami perubahan kuantitasnya tidak berubah. Hal ini oleh
Piaget disebut konservasi.
Seriasi adalah satu lagi karakteristik tahap operasional
konkrit yang merupakan kemampuan menyusun obyek menurut
beberapa dimensi sepertiberat atau ukuran. Seriasi
mengilustrasikan pe nangkapan anak akan satu hal dari prinsip
logis yang penting dan disebut transivitas, yang mengatakan
bahwa ada hubungan tetap tertentu diantara kualitas-kualitas
obyek. Misalnya, bila A lebih panjang dari B, dan B lebih panjang
dari C, maka A pasti lebih panjang dari C. Anak-anak pada tahap
ini tahu keabsahan kaida itu sekalipun mereka tidak pernah
melihat obyek A, B, dan C. Kompetensi yang oleh Piaget
dinamakan seriasi sangat penting untuk pemahaman hubungan
bilangan khususnya dalam matematik. Pemahaman lain pada
tahap operasional konkrit, dapat menalar serentak mengenai
bagian dan keseluruhan yang dikenal dengan istilah inklusi kelas.
Pemahaman mengenai inklusi kelas ini mengilustrasikan prinsip
logis bahwa ada hubungan hirarkis diantara kategori-kategori.
Apabila anak pada tahap ini dihadapkan kepada delapan permen
kuning dan empat permen coklat, kemudian ditanya, “mana
permen yang lebih banyak, permen kuning atau lebih banyak
permen coklat ?”. Anak yang berumur 5 tahun akan mengatakan
“lebih banyak permen kuning”. Jawaban ini menurut Piaget,
mencerminkan ketidak mampuan anak untuk bernalar mengenai
bagian atau keseluruhan secara serentak.
Walaupun pada anak-anak ini lebih pesat melampaui
anak-anak praoperasional dalam penalaran, pemecahan masalah
dan logika. Pemikiran mereka masih terbatas pada operasi
konkrit. Pada tahap ini anak dapat mengkonservasi kualitas serta
dapat mengurutkan dan mengklasifikasikan obyek secara nyata.
Tetapi mereka belum dapat bernalar mengenai abstraksi,
proposisi hipotesis. Jadi mereka mengalami kesulitan untuk
memecahkan masalah secara verbal yang sifatnya abstrak.
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 99
Pemahaman terakhir ini baru dicapai pada tahap oprasional
formal.
1. Perkembangan secara fisik
Perkembangan fisik anak juga mempengaruhi proses
belajar mengajar, di sini membutuhkan peran seorang guru untuk
menjelaskan dan membantu anak Pada anak usia 9 – 12 tahun,
perkembangan fisiknya menjadi lebih kuat dan sehat sehingga
jarang sakit; senang bermain di luar rumah; dan terampil
mengurus dirinya sendiri18 dalam buku Prinsip dan Praktek PAK
secara fisik anak kelas 4-6 SD berlimpah energi. Mereka aktif dan
tidak pernah lelah. Mereka memiliki kesehatan yang luar biasa
dan senang di luar rumah. Hidup mereka di isi dengan banyak
petualangan. Namun, mereka bertumbuh lebih lambat dan
mempunyai koordinasi otot besar maupun otot halus.19
2. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial anak pada usia ini berupa senang
mengembangkan pendapatnya sendiri, tidak begitu saja
meneriman pendapat dari orang lain; pergaulan dengan teman
sebaya sangat erat dan membentuk kelompok-kelompok; lebih
tertutup dengan orang tua; dan mengagumi tokoh-tokoh dan
pahlawan-pahlawan.20 Dalam prinsip dan Praktek PAK bukunya
Paulus Lalik mengatakan bahwa secara sosial anak-anak usia 9-11
tahun memiliki kesadaran akan teman-temansebaya mereka dan
ingin menjadibagian dari mereka. Ada banyak bukti bahwa
mereka mencari kebebasan dari orang-orang dewasa. Mereka
memasuki tahap gang-gang dengan teman sebaya yang sejenis.
Mereka menjadi lebih mampu dan perlu mengambil tanggung
jawab yang lebih besar atas tindakan dan perilaku mereka.Secara
spritual, mereka siap di ajari ajaran keselamat dengan lengkap.
Mereka mempu menyelidiki dan mencari sendiri kebenaran-
kkebenaranyang di nyatakan dalam Alkitab. Mereka dapat
18
Gulö, W. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo. 2002.
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 100
membedakan antara benar dan salahdan memiliki nurai yang
lembut. Mereka dapat mengambil keputusan, menerima Tuhan
Yesus Kristus dan mempersembahkan diri merekauntuk melayani
Tuhan Yesus.
3. Perkembangan mental
Secara mental, anak usia ini mempunyai daya konsentrasi
yang baik; mempunyai banyak minat; suka membaca; mulai
berpikir logis, mereka ingin berbuat yang benar dan menuntut
orang dewasa melakukan apa yang mereka lakukan. Sedangkan
menurut Paulus Lalik dalam bukunya yang berjudul Prinsip dan
Praktek PAK, mengungkapkan bahwa secara mental mereka
bergairah untuk di ajar. Mereka berpikir tajam dan kritis.
Pertanyaan-pertanyaan mereka memancing pikiran dan
menyiratkan bahwa mereka dapat berpikir dan berpendapat
secara logis. Merka mungkin mempertanyakan wewenang.
Konsep mereka tentang waktu, ruang dan angka bertumbuh
dengan cepat. Mereka kini memiliki pandangan dunia dan dapat
mempelajari peta geografi dan sejarah. Ingatan mereka berada
pada tahun emas. Kadang-kadang mereka mengingat dengan
cepat dan mudah jika di tantang. Mereka mulai memahami
simbolisme ( lambang) dan hal-hal abstrak; tetapi memiliki
keterbatasan dalam proses berpikir dan masih berpikir secara
literal.
4. perkambangan emosional
Perkembangan emosional anak usia ini jarang merasa
takut dan senang menguji keberanian; kurang sabar dengan diri
sendiri; puas dengan keadaannya sehingga jarang diserang rasa iri
hati; merasa malu dan tidak senang menunjukkan perasaan kasih
sayangnya pada orang dewasa di hadapan temantemannya; dapat
belajar mengontrol emosi negatif; dan menyukai humor.
Sedangkan dalam buku Prinsip dan Praktek PAK, yang di tulis oleh
Pulus Lalik atu menyatakan bahwa secara emosi anak mempunyai
sedikit rasa takut. Mereka senang jikabanyak orang terkasan
dengan keberanian mereka dan tidak suka di panggil penakut atau
KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 1, No 2 Nov. 2019
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 101
banci. Kadang-kadang mereka menutupi perasaan mereka karna
teman sebaya. Mereka suka menmenceritaakan lelucon dan
memiliki selera humor yang kuat. Sering kali mereka cepat emosi
dan terburu-buru dalam situasi terdesak. Mereka suka ribut,
riuh,dan menjengkelkan. Namun, mereka dapat mengendalikan
emosi jika di ajar dengan benar. Mereka perlu guru yang emosinya
tetap stabi, tidak sentimental dan mudah menyerah.
5. Perkembangan Rohani
Adapun perkembangan rohani pada usia ini adalah merasa
senang dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
peribadatan; mengerti tentang benar dan salah; dan
membutuhkan bimbingan dalam menjalani beribadatan.21 Dengan
cara yang sederhana mereka siap menerima tentang keselamatan.
Orang tua dan guru dapat berperan menjadi model melalui
aktifitas mereka di gereja. Dalam bimbingan orang tua dan guru ,
mereka bertumbu, bahkan bersaksi bagi Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
E.G Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, BPK Gunung Mulia,
thn 2008
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksar,
Thn 2003
Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2000, pada
Penjelasan Media pembelajaran.
Meri Go Setiawan, Pembaharuan Pengajar Anggota IKAP, Thn
2002, Hlm 80.
21
Gulö, W. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo. 2002.
Marthinus M. Amal Ng. Ngongo, Pentingnya Media Pembelajaran…
Copyright © 2019, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 102
A B Lam, Firman Yang Di Beritakan, ---
Udin S Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta 2005
H.E.Mulyasa, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta 2009
Ronal F Keeler, Belajar Alkitab Melalui Permainan, Jakarta 2003.
Sudjana, Nana.2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru
Pujiati. 2004. Penggunaan Media pembelajaran Dalam
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta. Departemen
Pendidikan N`asional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Pusat Pengembangan APenataran Guru
Matematika.
Ruseffendi, E. T. Materi Pokok Pendidikan Matematika III;
Universitas Terbuka, Depdikbud : Jakarta., 1994
Gulö, W. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo. 2002.
Internet :
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256721-
fungsi-alat-peraga-dalam-pendidikan/#ixzz2II7Qtrji
http://sitiarumgitanurmala.wordpress.com/2012/04/07/penggu
naan-alat-peraga-gambar-untuk-meningkatkan-minat-
belajar-membaca/
http://nanaisna.wordpress.com/2010/09/02/alat-peraga-dalam-
proses-belajar-mengajar-3/
http://sitiarumgitanurmala.wordpress.com/2012/04/07/penggu
naan-alat-peraga-gambar-untuk-meningkatkan-minat-
belajar-membaca/