e-issn 2549 7162 - bkd

15
Ruang Baca Prodi Pendidikan Fisika UIN Ar-Raniry Banda Aceh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Email : [email protected] Alamat Redaksi; “Phi Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapan” ISSN 2460-4348 ISSN 2460-4348 ISSN 2460-4348 E-ISSN 2549-7162 E-ISSN 2549-7162 E-ISSN 2549-7162 ISSN 2460-4348 ISSN 2460-4348 ISSN 2460-4348 Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan Volume7,No1,Jan-Jul2019 Volume7,No1,Jan-Jul2019

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Ruang Baca Prodi Pendidikan Fisika

UIN Ar-Raniry Banda AcehFakultas Tarbiyah dan Keguruan

Email : [email protected]

Alamat Redaksi;“Phi Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapan”

ISSN 2460-4348ISSN 2460-4348ISSN 2460-4348E-ISSN 2549-7162E-ISSN 2549-7162E-ISSN 2549-7162

ISSN 2

46

0-4

34

8IS

SN 2

46

0-4

34

8IS

SN 2

46

0-4

34

8Ju

rn

al P

en

did

ikan

Fis

ika &

Terap

an

Volume�7,�No�1,�Jan�-�Jul�2019

Volum

e�7,�No�1,�Jan�-�Jul�2019

Page 2: E-ISSN 2549 7162 - BKD

i

Phi (Physics of Ar-Raniry)

JURNAL KEPENDIDIKAN FISIKA DAN TERAPAN

Vol.7, No.1, Jan-Jul 2019

Page 3: E-ISSN 2549 7162 - BKD

ii

SUSUNAN TIM PENYUSUN

Phi (Physics Of Ar-Raniry)

JURNAL KEPENDIDIKAN FISIKA DAN TERAPAN

Vol.7, No.1, Jan-Jul 2019

Penanggung Jawab

Muslim Razali

Redaktur

Misbahul Jannah

Editor

Fitriyawany

Juniar Afrida

Desain Grafik

Arusman

Sekretariat

Sabaruddin

Rahmati

Alamat Redaksi;

Ruang Baca Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh

Email [email protected]

Page 4: E-ISSN 2549 7162 - BKD

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah SWT kami ucapkan atas tersusunnya Phi

(Physics of Ar-Raniry) Jurnal Kependidikan Fisika dan Terapan edisi Januari-Juli

2018. Penyusunan artikel di dalam jurnal ini dilandasi dengan semangat untuk

membangun semangat kependidikan kepada masyarakat terkait dengan

perkembangan pendidikan dan teknologi.

Phi Jurnal Kependidikan Fisika dan Terapan mempublikasikan artikel

hasil penelitian di bidang Pendidikan Fisika dan Sains Murni Fisika. Penelitian

pada jurnal ini dilaksanakan oleh mahasiswa, guru, dan dosen bidang fisika dalam

rangka meningkatkan pengetahuan tentang ilmu fisika.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada segenap jajaran Jurnal Phi

atas dedikasi dan kerjasamanya dalam upaya mewujudkan penerbitan Jurnal Phi

edisi ini.

Salam,

Redaksi

Page 5: E-ISSN 2549 7162 - BKD

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Susunan Tim Penyusun ................................................................................. ii

Kata Pengantar .............................................................................................. iii

Daftar Isi ....................................................................................................... iv

Eksperimen Menghitung Momen Inersia Dalam Pesawat Atwood Menggunakan

Katrol Dengan Penambahan Massa Beban .................................................... 1

Mulyadi Abdul Wahid (Fitria Rahmadhani)

Kajian Penerapan Metode Lattice Boltzmann Untuk Pemodelan Aliran Fluida 8

Nazaruddin Ahmad

Analisis pH Dan Daya Ikat Air (Water Holding Capacity) Dalam Proses

Bioremediasi Limbah Oli .............................................................................. 17

Husnawati Yahya

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Dasar Elektonika Pada Siswa Kelas X Di

SMK Negeri 2 Banda Aceh ......................................................................................................................... 23

Fadhel Hidayat (Hadi Kurniawan, Malahayati)

Penurunan Kadar Polutan Pada Limbah Cair Tahu Dengan Menggunakan

Kombinasi Adsorpsi Dan Fitoremediasi ........................................................ 29

Muhammad Riza (T. Muhammad Ashari, Aulia Rohendi)

Pengaruh Metode Elektrokoagulasi Dalam Mendapatkan Air Bersih ............. 36

Sri Nengsih (Elly Hartaty)

Pembuatan Bioetanol Dari Singkong Dan Ampas Tebu Secara Fermentasi Dengan

Menggunakan Ragi Tape .............................................................................. 39

Risnawati (Mulyadi Abdul Wahid)

Manajemen Proses Dan Manajemen Memori Pada Sistem Operasi Linux ..... 48

Malahayati

Analisa Dan Perancangan Game Edukatif “Muslimah Adventure” Sebagai Media

Dakwah Menggunakan Aplikasi Scratch 2.0 ................................................. 56

Resi Rizki Nanda (Andika Prajana, Khairan AR)

Page 6: E-ISSN 2549 7162 - BKD

v

Penentuan Panjang Gelombang Spektrum Dengan Menggunakan Spektrometer

Kisi Difraksi ................................................................................................. 73

Luthfi Putriana (Abd Mujahid Hamdan)

Page 7: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

39

PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG DAN AMPAS

TEBU SECARA FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

RAGI TAPE

Risnawati1, Mulyadi Abdul Wahid2

1Mahasiswa Prodi PFS FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh 2Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Abstrak

Minyak alam dibumi semakin menipis sedangkan kebutuhan kita dalam menggunakan

bahan bakar semakin meningkat, maka perlu adanya bahan bakar alternatif selain

diperoleh dari fosil yang ada dibumi yaitu yang dibuat dari campuran ampas tebu dan

singkong. Produk industri gula dan dan produk industri tapioka selain dapat

menghasilkan produk juga dapat menghasilkan limbah seperti ampas. Ampas yang

telah diolah kemudian diolah kembali untuk dijadiakn sebagai produk yang lebih

berguna yaitu etanol. Bioetanol adalah bahan bakar dari tumbuhan yang memiliki sifat

menyerupai minyak premium (khairani 2007). Etanol juga disebut juga etil alkohol

dengan rumus kimia C2H2OH dengan titik didih nya 78,40C untuk mendapatkan

bioetanol harus dengan beberapa proses untuk mengubah pati menjadi selulosa dan

fermentasi secara anaerob.

Keywords:Bioetanol, Fermentasi, C2H2OH

1. PENDAHULUAN

Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia.

Terlebih saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi, berbagai alat

pendukung seperti peralatan rumah tangga, motor penggerak dan mesin-mesin indrustri dapat

difungsikan jika ada energi. Kebutuhan dan konsumsi energi semakin meningkat sejalan

dengan bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya perekonomian masyarakat. Secara

umum dapat dikatakan bahwa laju pertumbuhan kebutuhan energi di negara berkembang

lebih tinggi dibandingkan negara maju, kebutuhan energi didunia sampai saat ini masih

bergantung pada sumber daya fosil, terutama minyak dan gas bumi serta batubara.

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di indonesia, disebabkan kebutuhan

masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan kesediaan cadangan BBM semakin

berkurang, karena merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaruhi. Kusnadi dan yusuf

(2009) menyatakan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi merupakan sumber

energi fosil yang tidak dapat diperbaruhi1.

1Zen,Energi Sumber Daya Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkesinambungan(Jakarta: Dian Rakyat, 1988), hal.1

Page 8: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

40

Penggunaan BBM tersebut juga dapat menimbulkan dampak pencemaran lingkungan

dan sebagai pemicu terjadinya fenomena pemanasan global . Saat ini untuk mengatasi

masalah tersebut, dibutuhkan energi alaternatif yang berpeluang sebagai pengganti BBM

salah satunya ialah bioetanol.

Di Indonesia kebutuhan dan konsumsi energi terfokus kepada bahan bakar minyak yang

cadangannya kian menipis. Salah satu gejala krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini yaitu

kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), seperti minyak tanah bensin dan solar. Kelangkaan

terjadi karena tingkat kebutuhan BBM sangat tinggi dan selalu meningkat setiap tahunnya.

Bioetanol adalah etanol yang bahan utama nya dari tumbuhan dan umum nya

menggunakan proses fermentasi, etanol atau ethly alkohol CHOH berupa cairan bening tak

bewarna terurai secara biologis toksitas rendah dan tidak menimbulkan populasi udara yang

besar bila bocor. Etanol yang terbakar menghasilkan karbondioksida (CO) dan 2 air.

Bioetanol biasanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman keras untuk

keperluan medis dan sebagai zat perlarut. Namun saat ini yang paling populer selain ketiga

penggunaan diatas tersebut adalah pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.2

Masalah keterbatasan bahan bakar minyak (BBM) terjadi karena bahan baku yang

berasal dari fosil semakin menipis sehingga dilakukan langkah-langkah penghemat energi

dan mencari sumber-sumber energi baru untuk menggantikan minyak bumi. Untuk

menggurangi konsumsi BBM jenis bensin, dapat dilakukan dengan menambahkan 10 %

bioetanol ,bioetanol memiliki banyak manfaat karena dicampurkan dengan bensin pada

komposisi beberapa pun memberikan dampak yang positif dalam mengurangi emisi yang

dihasilkan oleh bahan bakar minyak (bensin). Pencampuran bioetanol absolut sebanyak 10 %

dengan bensin 90 % sering disebut gasohol E - 10 yang memiliki angka oktan 92

dibandingkan dengan premium hanya bioetanol yang dikenal sebagai octan enhance.

Permasalahan ini menjadikan pemerintah dan peneliti harus berpikir

bagaimana caranya mengatasi bahan bakar yang murah dan tepat guna. Sebagai jawaban dari

permasalahan tersebut peneliti mengolah campuran ampas singkong dan ampas tebu menjadi

bioetanol. Bioetanol memiliki kelebihan dibandingkan BBM karena sumbernya terbarukan

dan memiliki nilai oktan tinggi sehingga proses pembakaran menjadi lebih sempurna tingkat

emisi gas CO2 nya menjadi 40-80% lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan.

2Nugraha, Karekteristik Termal Briket Orang Ampas Tebu denan Variasi Bahan perekat Lumpur Lapindo

Skripsi (Surabaya: Institus teknologi, 2013), hal.20

Page 9: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

41

Pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar tambahan juga dapat menurunkan emisi

senyawa organik hidrokarbon, benzene karsinogonik, buta diena dan emisi partikel yang

dihasilkan dari pembakaran minyak bumi. Jadi dapat disimpulkan bioetanol merupakan

energi alternatif pengganti bahan bakar atau pensubsidi minyak bumi yang dibuat melalui

proses fermentasi menggunakan bantuan mikroorganisme.3

Bioetanol dapat dibuat dari bahan yang mengandung gula sederhana, pati, maupun

bahan berserat misalnya ubi jalar, pisang, ampas tebu, singkong, kulit nanas, jerami, bonggol

jagung, dan kayu. Jadi pada penelitian ini peneliti memilih bahan baku pembuatan bioetanol

menggunakan ampas tebu dan singkong. Yang mana kedua bahan tersebut merupakan salah

satu bahan dasar pembuatan bioetanol. Ampas tebu mengandung kadar selulosa yang cukup

tinggi dengan kandungan selulosa 52,7%, hemiselulosa 20,0% dan lignin 24,2%.singkong

merupakan tanaman yang sangat populer khusus nya dinegara tropis kandungan pati dalam

singkong yang tinggi sekitar 25-30 % sangat cocok untuk pembuatan bioetanol.

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana menghasilkan bioetanol dari singkong

dan ampas tebu serta melihat bagaimana pengaruh penggunaan ragi terhadap volume

bioetanol selama proses fermentasi.

2. LANDASAN TEORI

Bioetanol adalah cairan biokimia pada proses fermentasi gula dari sumber

karbohidratyang menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioeatanol yaitu etanol yang

dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilnjutkan dengan proses distrilasi. Proses

distrilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar 95 % volume untuk digunakan sebagi

bahan bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan mencapi 99 % yang alzim disebut fuel grade

ethanol (FGE).Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar yang tidak beracun dan cukup

ramah lingkungan serta dihasilkan melalui proses yang cukup sederhana yaitu melaui proses

fermentasi menggunakan mikrobia tertentu. Bioetanol sebagai bahan bakar memiliki nilai

oktan lebih tinggi dari bensin sehingga dapat meghasilkan timbal (Pb) pada saat pembakaran.

Bioetanol adalah salah satu energi alternatif yang dipertimbangkan sebagai pengganti bahan

bakar atau pensubsitusi minyak bumi. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar atau

3Euis Hrmiati, dkk, pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu Untuk Produksi Bioetanol, Jurnal

Litbang pertanian, 2010,hal.121

Page 10: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

42

substituent akan menurukan emisi gas berbahaya (CO, NO dan SO2) dan menghasilkan gas

rumah kaca yang sangat rendah bila dibandingkan dengan pembakaran minyak bumi.4

Menurut artikel di bisnis indonesia ( 25 desember 2013) populasi kendaran di

Indonesia tidak kurang dari 100 juta unit dari jumlah tersebut 80 juta unit adalah sepeda

motor.pertumbuhan kendaraan bermotor diindonesia, khusus nya sepeda motor melonjak

secara signitifikan pada tahun belakangan dengan pertumbuhan eksponensial. Hal ini

berakibat pada kebutuhan BBM yang meningkat pula dengan kondisi seperti ini dimana BBM

semakin lama semakin menipis, bioetanol berpotensi menjadi bahan bakar alternatif

pengganti bensin dengan keunggulannya seperti pembakaran lebih sempurna, mengurangi

emisi karbon monoksida dan lain nya.5

Indonesia memiliki 60 jenis tanaman yang berpotensi menjadi sumber energi BBN.

Bioetanol dapat dihasilkan dari bahan bergula (molasses, aren dan nira lain), bahan berpati

(singkong, jagung, sagu, dan jenis umbi lainnya), dan bahan berserat (lignoselulosa). Salah

satu bahan pokok yang baik digunakan untuk menghasilkan bioetanol adalah singkong/ubi

kayu. Namun pada saat ini Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Indonesia

sedang mengadakan program “Mengangkat Gengsi Singkong untuk Memperkuat Ketahanan

Pangan Alternatif” sehingga singkong lebih diutamakan untuk persediaan bahan pangan.6

Tumbuhan ubi kayu (Manihot utilissima Pohl.) merupakan tanaman pangan berupa

perdu dengan nama lain ketela pohon, singkong, atau cassava, ubi kayu atau singkong berasal

dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang

Spanyol dari Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk

Indonesia.Singkong merupakan bahan pangan yang banyak diproduksi di Indonesia.

Singkong sangat potensial untuk diolah menjadi tepung.ditinjau dari segi komposisi kimia

nya, singkong mengandung 1,57 g protein, 1,06 g lemak, 21,10 g serat dan 1,10 g abu. Serat

pada serat yang berligneselulosa mengandung selulosa (36,6%), hemiselulosa (21,3%) dan

lignin (17,3 %). Hemiselulosa pada singkong adalah komponen terbesar kedua setelah

selulosa. Hemiselulosa merupakan heteropolisakarida yang tersusun atas satuan satuan gula

pentosa dan hektosa.

Tanaman tebu (Saccharum Officinarum) dikategorikan sebagai tanaman berserat yang

memiliki kandungan polisakarida yang cukup tinggi dan kandungan lignin yang relatif rendah

4Sri Komarayati, Prospek Bioetanol Sebagai Pengganti Minyak Tanah, (Bogor:2010) hal.32 5Dyah Pratiwi M., Dahlia Qadari, Nurul Utami SM, potensi pembuatan Etanol Dari eceng gondok Melalui

proses Hidrothermal ( Makassar:2013) hal.6-10 6Rayhan M.W Surya Pratama dan T. R Sutardi, Fermentasi Ampas Tebu menggunakan Phamerochacle

chrysosporium Sebagai Upaya Meningkatkan Kecernaan bahan Kering dan Kecernaan Bahan Organik

Secara Intitro, Jurnal Ilmiah Peternakan:2013 hal.42

Page 11: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

43

sehingga pemanfaatan terbesarnya adalah untuk industry gula. Diperkirakan kandungan

polisakarida pada tebu mencapai 70%.Ampas tebu temasuk biomassa berlignoselulosa yang

dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif seperti bioetanol dan biogas. Ampas

tebu mengandung kadar selulosa yang cukup tinggi dengan kandungan selulosa 52,7%,

hemiselulosa 20,0% dan lignin 24,2% . Ampas tebu adalah suatu residu dari proses

penggilingan tanaman tebu (saccharum oficinarum) setelah diexstrak atau dikeluarkan nira

nya pada industri pemurnian gula sehingga diperoleh hasil samping sejumlah besar produk

limbah berserat yang dikenal dengan ampas tebu (bagasse).7

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sejak awal, persiapan dilakukan dengan

mempersiapkan banyak alat dan bahan seperti singkong, ampas tebu. Kemudian kegiatan

selanjutnya dilakukan eksperimen dengan cara memasak adonan yang terdiri dari bahan

ampas tebu dan singkong dan kemudian dilakukan observasi terhadap pembentukan bioetanol

selama proses eksperimen tersebut.

7Tarmidi A. R. Pengaruh Pemberian Ransum Yang Mengandung Ampas Tebu Hasil Biokonversi Oleh Jamur

Tiram Putih Tehadap Performans Domba Priyanga, Jurnal penelitian Ilmu Peternakan Universitas Padjajaran

(bandung:2004), hal.50-53

Page 12: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

44

Gambar 1. Proses pembuatan bioatanol dari singkong dan ampas tebu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dimana pada hari ke 1 - 3 proses fermentasi

bioetanol dari singkong dan ampas tebu belum terdapat perubahan, selanjutnya pada hari ke 4

volume bioetanol sudah mulai kelihatan, dimana adonan singkong dan ampas tebu yang ada

didalam botol tempat fermentasi sudah mulai mengeluarkan cairan bioetanol dan selanjutnya

pada hari ke 5 cairan bioetanol yang berada pada botol yang beriisi adonan sudah mulai

mengalir keselang menuju ke botol yang kosong sampai hari ke 6 - 7. Hasil pengamatan

dalam bentuk tabel dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 1. Hasil observasibioetanol selama dalam proses fermentasi

No Hari Keterangan

1. Hari ke 1 Belum terdapat perubahan

2. Hari ke 2 Belum terdapat perubahan

Page 13: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

45

3. Hari ke 3 Belum terdapat perubahan

4. Hari ke 4 Sudah mulai ada perubahan, dimana adonan campuran singkong dan

tebu sudah mulai mengeluarkan cairan.

5. Hari ke 5 Cairan bioetanol yang terdapat dalam botol yang berisi adonan sudah

mulai mengalir melalui selang menuju ke botol yang kosong

6. Hari ke 6 Bioetanol sudah mulai terisi kedalam botol

7. Hari ke 7 Bioetanol sudah mulai terisi setengah botol

Setelah dilakukan fermentasi, ternyata bioetanol dari bahan singkong dan ampas tebu

baru diperoleh hasil setelah 6 hari. Kemudian bioetanol yang dihasilkan diukur densitasnya

dan didapatkan sebesar 1013,6 gr/l. Dari percobaan yang telah dilakukan peneliti maka dapat

dibahas bahwa proses pembuatan bioetanol pada prinsipnya adalah proses pengolahan

singkong dan ampas tebu dengan cara fermentasi , dari hasil yang di dapat dilihat bahwa

terjadi fluktuasi selama rentang waktu 7 hari. Yang mana pada hari 1 sampai 3 belum

terdapat perubahan tetapi pada hari ke 4 sudah mulai nampak perubahan yaitu terdapat cairan

didalam adonan, dan pada hari ke 5 air dalam selang mulai menetes ke dalam botol yang

kosong sampai hari ke 7.

Bioetanol yang diperoleh setelah fermentasi dengan menggunakan ragi tape hasilnya

masih belum murni karena kadar bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi biasanya hanya

mencapai 8 sampai 10% saja. Sehingga untuk memperoleh ethanol yang berkadar alkohol

95% diperlukan proses lainnya, yaitu proses distilasi tetapi pada penelitian ini tidak ada

proses distilasi di karenakan keterbatasan alat distilasi, dan untuk menjadikan bioetanol

sebagai bahan bakar maka perlu dilakukan pengujian lanjutan.8 Pada umumnya hasil

fermentasi bioetanol yang mempunyai kemurnian 30-40% belum dapat dikategorikan sebagai

fuel based ethanol.9

Setelah bioetanal dihasilkan maka diukur kekentalannya (viskositas) mengan

mangujinya dengan cara :

8Sutijastogo,kebijakan energi mix (jakarta:BPTT,2005) 9Astuty, Fermentasi Ethanol Kulit Buah Pisang, (Yogyakarta: UGM, 1991).

Page 14: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

46

Gambar 2. Mengukur viskositas bioatanol dan dibandingkan dengan tanah

Berdasarkan percobaan tersebut, maka didapatkan kekentalan dari bioetanol adalah

22,3751 Pa.S. adalah 17,1553 Pa.S.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yaitu untuk menguji bioetanol dari campuran singkong

dan ampas tebu secara fermentasi dengan menggunakan ragi tape yang mana pada hari 1

sampai 3 belum terdapat perubahan tetapi pada hari ke 4 sudah mulai nampak perubahan

yaitu terdapat cairan didalam adonan, dan pada hari ke 5 air dalam selang mulai menetes ke

dalam botol yang kosong sampai hari ke 6 - 7. Didapat visikositas pada bioetanol diperoleh

22,375 Pa.S sedangkan visikositas pada minyak tanah 17,155 Pa.S Jadi, dapat dilihat bahwa

bioetanol lebih kental dibandingkan minyak tanah.

REFERENSI

Zen,Energi sumber daya lingkungan hidup dalam pembangunan bersinambungan

(Jakarta: Dian Rakyat,1988),Hal.1

Nugraha, Karakteristik termal briket orang ampas tebu denan variasi bahan perekat lumpur

lapindo skripsi (Surabaya:institusi teknologi,2013),Hal 20

Euis Hermiati, Dkk,Pemanfaatan biomassa lignoselulosa ampas tebu untuk produksi

bioetanol,Jurnal litbang pertanian (2010)Hal :121

Darrotun qoni’ah,Pembuatan bioetanol dari ampas tebu,(Universitas internasional semen

indonesia(2007)Hal:17

Srikomarayati,Prospek bioetanol sebagai pengganti minyak tanah(Bogor ,2010)Hal :32

Page 15: E-ISSN 2549 7162 - BKD

Jurnal Pendidikan Fisika & Terapan (PHI), Vol.7, No.1, Jan-Jun 2019. ISSN 2460-4348

47

Dyah Pratiwi M.,Dahlia Qadari.,Nurul Utami SM,Potensi pembuatan etanol dari enceng

gondok melalui proses hidrothermal (Makassar,2013) Hal :6-10

Rayhan M.W Surya pratama dan T.R Sutardi Fermentasi ampas tebu menggunakan

phamerochale chrysosporium sebagai upaya meningkatkan kecernaan bahan kering

dan kecernaan bahan organik secara intitro, Jurnal ilmiah pertanian (2013) Hal:42

Tarmidi A.R Pengaruh pemberian ransum yang mengandung ampas tebu hasil biokonversi

oleh jamur tiram putih terhadap performans domba priyanga,jurnal penelitian ilmu

pertenakan Universitas padjajaran (Bandung :2014) Hal :50-53)

Sutjastogo,Kebijakan energi mix(Jakarta:BPTT,2005)

Astuti,Fermentasi etanol kulit buah pisang (Yogyakarta:UGM.1991)