e-journal financial management

Upload: edhi-asmirantho

Post on 17-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    1/15

    EFFECT LIQUIDITY, SOLVENCY, AND PROFITABILITY TO

    DETERMINE FINANCIAL CONDITION TO THE IMPACT OF

    FINANCIAL DISTRESS PREDICTION IN

    PT. BAKRIE & BROTHERS, TBK AND SUBSIDIARIES

    By:

    Muhamad Haerudin, Edhi Asmirantho, And Patar Simamora

    ABSTRACT

    MUHAMAD HAERUDIN. NPM 021110181. Effect of Liquidity, Solvency, and

    Profitability Of Financial Distress Prediction At PT. Bakrie & Brothers, Tbk and

    Subsidiaries. Under Guidance: EDHI ASMIRANTHO and PATAR SIMAMORA.

    Financial distress is a condition experienced by the company caused by

    several factors, namely liquidity, solvency, and profitability. Liquidity describeshow the company can meet the current liabilities from current assets owned.

    Solvency explains how the company's assets to meet the liabilities of the company.

    Profitability describes the company's ability to generate earnings. In this study the

    liquidity, solvency, and profitability is measured using current ratio, debt to total

    assets ratio, and return on investment. While Financial distress prediction is

    measured using the interest coverage ratio. This study was conducted to

    determine the effect of liquidity, solvency, and profitability of the Financial

    distress prediction in PT. Bakrie & Brothers, Tbk and subsidiaries as a result of

    the inability of the company to pay off debt and suffered losses several times in the

    period 2003-2012.

    The results showed liquidity, solvency, and profitability PT. Bakrie &

    Brothers, Tbk and its subsidiaries are in poor condition. This condition is

    reinforced by the results of the analysis by using EVA, MVA, and Z"-Score

    methods. Hypothesis testing using the F test shows F count > F table (8,583 >

    2,866) means liquidity, solvency, and profitability simultaneously affect the

    prediction of financial distress. While testing the hypothesis using the t test

    showed the value of the current ratio (2,359 > 2,028) and debt to total assets ratio

    (4,730 > 2,028) where t count > t table which means the effect on the interest

    coverage ratio, meanwhile for the return on investment -t count < -t table (-1,150

    < -2,028), which means affect too the interest coverage ratio.

    Keywords : Liquidity, Solvency, Profitability, Financial Distress, Current Ratio,

    Debt To Total Assets Ratio, Return On Investment, Interest Coverage

    Ratio.

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    2/15

    PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS

    UNTUK MENGETAHUI KONDISI KEUANGAN YANG BERDAMPAK

    TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT. BAKRIE &

    BROTHERS, TBK DAN ANAK PERUSAHAAN.

    Oleh:

    Muhamad Haerudin, Edhi Asmirantho, Dan Patar Simamora

    ABSTRAK

    MUHAMAD HAERUDIN. NPM 021110181. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,

    dan Profitabilitas Terhadap Prediksi Financial Distress Pada PT. Bakrie &

    Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan. Dibawah Bimbingan: EDHI

    ASMIRANTHO dan PATAR SIMAMORA.

    Financial distress merupakan kondisi yang dialami perusahaan yangterjadi akibat beberapa faktor, yaitu likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

    Likuiditas menjelaskan bagaimana perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancar

    dari aset lancar yang dimiliki. Solvabilitas menjelaskan bagaimana aset

    perusahaan dapat memenuhi kewajiban perusahaan. Profitabilitas menjelaskankemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam penelitian ini likuiditas,

    solvabilitas, dan profitabilitas diukur menggunakan current ratio, debt to totalassets ratio, dan return on investment. Sementara prediksi Financial distress

    diukur menggunakan interest coverage ratio. Penelitian ini dilakukan untuk

    mengetahui pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap prediksi

    Financial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan akibat

    ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi hutang dan menderita kerugianbeberapa kali dalam kurun waktu 2003-2012.

    Hasil penelitian menunjukkan kondisi likuiditas, solvabilitas, danprofitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan berada pada

    kondisi yang tidak baik. Kondisi ini diperkuat dengan hasil analisis denganmenggunakan metode EVA, MVA, dan Z-Score. Pengujian hipotesis

    menggunakan uji F menunjukkan F hitung > F tabel (8,583 > 2,866) artinya

    likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap

    prediksi financial distress. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan uji t

    menunjukkan nilai current ratio (2,359 > 2,028) dan debt to total assets ratio

    (4,730 > 2,028) dimana t hitung > t tabel yang artinya berpengaruh terhadapinterest coverage ratio, sementara untuk return on investmentnilai -t hitung < -t

    tabel (-1,150 < -2,028) yang artinya juga berpengaruh terhadap interest coverage

    ratio.

    Kata Kunci : Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Financial Distress, Current

    Ratio, Debt To Total Assets Ratio, Return On Investment, Interest

    Coverage Ratio.

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    3/15

    1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian

    Persaingan perusahaan disaat ini sudah semakin ketat dan sengit. Di

    kondisi seperti ini perusahaan dituntut untuk tetap konsisten menjaga kestabilankinerja, mengembangkan inovasi, dan memperluas cakupan usaha sehingga dapat

    terus bertahan dan mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Bila perusahaan

    tidak dapat melakukan itu semua, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan

    mengalami kerugian. Ini bisa dilihat dari kerugian yang dialami perusahaan serta

    jumlah hutang yang semakin besar. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan

    perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan atau disebutfinancial distress(Berk dan DeMarzo, 2007;491).

    Menurut Rodoni dan Ali (2010;176) apabila ditinjau dari aspek keuangan,maka terdapat tiga keadaan yang dapat menyebabkan financial distress yaitu

    ketidakcukupan modal atau kekurangan modal, besarnya beban hutang dan bunga

    serta mengalami kerugian. Dengan demikian kondisi financial distress yang

    dialami perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Mulai dari

    laporan laba rugi, neraca, arus kas, perubahan modal dan lainlain. Laporan

    keuangan tersebut dapat dijadikan sumber informasi guna melakukan analisis

    laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan yang berpengaruh bagi

    perusahaan dalam memprediksikanfinancial distress.Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Bakrie & Brothers,

    Tbk, dan anak perusahaan. Anak perusahan Bakrie yang digunakan yaitu PT.

    Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera

    Plantation, Tbk. Hal ini tidak luput dari peran PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT.

    Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk yang punya andilsangat besar dalam keterpurukan PT. Bakrie & Brothers, Tbk. Dimulai dari terlilit

    hutang yang sangat besar yaitu Rp.21,4 Trilyun akibat kasus Lapindo, terkena

    imbas krisis Eropa, dan gagal bayar terhadap hutang credit issue. Selain itu,

    hilangnya kepercayaan masyarakat maupun para investor terhadap kinerja grup

    Bakrie mengakibatkan harga saham PT. Bakrie & Brothers, Tbk tak menentuhingga terjun bebas di awal tahun 2009 sampai saat ini berada di level terendah

    yaitu Rp.50 perlembar saham. Keadaan ini membuat PT. Bakrie & Brothers, Tbk

    dan anak perusahaan diprediksi sedang mengalami kondisifinancial distress.

    1.2. Kerangka Pemikiran

    Likuiditas adalah gambaran kemampuan suatu perusahaan dalammemenuhi berbagai kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktusehingga likuiditas sering disebut sebagai short term liquidity(Fahmi 2012;174).

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan current ratiountuk mengukur tingkat

    likuiditas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan. Current ratioadalah

    ukuran yang digunakan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar melalui

    aset lancar yang dimiliki. Dari hasil penelitian Pasaribu (2008) dijelaskan bahwa

    current ratio memilki tingkat daya klasifikasi yang tinggi dan signifikan dalam

    memprediksi financial distress yaitu sebesar 98,08%. Disisi lain, penelitian

    Almilia (2006) mengatakan bahwa current ratio merupakan salah satu rasio

    keuangan yang dominan dalam memprediksifinancial distress.

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    4/15

    Solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam

    memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi

    kewajibannya dalam membayar utang atau kewajiban secara tepat waktu (Fahmi,

    2012;174). Dalam penelitian ini penulis menggunakan debt to total assets untuk

    mengukur tingkat solvabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan.Alasan digunakannya debt to total assets ratio adalah hutang atau kewajibanmerupakan hal yang sensitif bagi suatu perusahaan. Bila perusahaan memiliki

    jumlah hutang yang besar dan tidak dapat diminimalisir, maka perusahaan

    perusahaan tersebut terindikasi sedang berada dalam kondisi financial distress.

    Hal ini didukung oleh hasil penelitian Almilia (2006) yang menyatakan bahwa

    rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan neraca menunjukkan

    bahwa TLTA (debt to total assets ratio) memiliki daya klasifikasi sebesar 79%

    dalam memprediksi financial distress. Sedangkan Hanifah dan Purwanto (2013)

    menyatakan bahwa variabel rasio solvabilitas yang diproksi dengan debt to total

    assets ratiomemiliki pengaruh positif terhadap prediksifinancial distress.

    Profitabilitas merupakan gambaran yang menunjukkan efektivitasmanajemen dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan melalui

    besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan berdasarkan penggunaan

    aset. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio return on investmentuntuk

    mengukur profitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan. Alasan

    digunakannya rasio return on investment adalah bahwa pada dasarnya laba bersih

    merupakan tolak ukur kesuksesan bagi sebuah perusahaan dalam melakukan

    kegiatan usaha. Hal ini didukung hasil penelitian yang dilakukan Atmini (2005)

    yang menemukan bukti bahwa model laba (salah satunya return on investment)merupakan model yang lebih baik dalam memprediksi kondisi financial distress

    perusahaan. Selain itu, penelitian Kusumawardana (2011) menyatakan bahwarasio keuangan return on investment mampu memprediksi kondisi financial

    distresspada perusahaan.

    Financial distressadalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami

    oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan. Kondisi ini

    ditandai dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas produk yang menurun

    dan penundaan pembayaran tagihan dari bank (Platt dan Platt (2002) dalam jurnal

    Wahyuningtias (2010). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan interest

    coverage ratiountuk dapat memprediksikan financial distress. Hal ini diperkuatdengan adanya definisi dari Classens et. all (1999) dalam penelitian Wardhani

    (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kesulitan

    keuangan yaitu perusahaan yang memiliki interest coverage ratio (rasio labausaha terhadap biaya bunga) kurang dari 1 (satu). Di sisi lain, Asquith, Gertner

    dan Scharfstein (1994) dalam Almilia (2003) menggunakan interest coverage

    ratio yaitu perbandingan laba sebelum bunga dan pajak atau mengukur berapa

    kali pendapatan sebelum bunga dan pajak dapat menutup bunga untuk

    mendefinisikan kondisi financial distress. Menurut Fraser dan Ormiston

    (2008;234), Semakin tinggi rasio kelipatan pembayaran bunga makin baik,

    namun jika sebuah perusahaan menghasilkan laba yang tinggi, tetapi tidak adaarus kas dari operasi, maka arus kas ini menyesatkan karena dibutuhkan uang

    tunai untuk membayar bunga.

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    5/15

    1.3. Hipotesis Penelitian

    1) Semakin rendah rasio likuiditas maka semakin tinggi prediksifinancial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

    perusahaan.

    2) Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi prediksifinancial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

    perusahaan.

    3) Semakin rendah rasio profitabilitas maka semakin tinggi prediksifinancial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

    perusahaan.4) PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan sedang berada

    dalam kondisifinancial distress.

    5) Terdapat pengaruh antara likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitasterhadap prediksifinancial distresspada PT. Bakrie & Brothers, Tbk

    dan anak perusahaan.a) Current ratio memiliki pengaruh positif terhadap interestcoverage ratio pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

    perusahaan.

    b) Debt to total assets ratio memiliki pengaruh positif terhadapinterest coverage ratio pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dananak perusahaan.

    c) Return on investment memiliki pengaruh negatif terhadapinterest coverage ratio pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan

    anak perusahaan.

    2. LANDASAN TEORI

    2.1. Analisis Rasio Keuangan

    Menurut Prastowo (2008;80), suatu rasio mengungkapkan

    hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau

    perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Secara sederhana rasio

    disebut sebagai perbandingan jumlah, dari jumlah satu dengan jumlahlainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan

    ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untukdianalisis dan didiputuskan (Fahmi, 2012;108).

    Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan

    dasar yaitu neraca, perhitungan rugi laba , dan laporan arus kas. menurutFahmi (2012;116), bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling

    dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu

    perusahaan, yaitu Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, dan Rasio

    profitabilitas. Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian

    investor karena secara dasar dianggap sudah merepresentatifkan analisisawal tentang kondisi suatu perusahaan.

    2.2. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio yang umum digunakan dalam analisis

    laporan keuangan adalah rasio lancar (current ratio, working capital ratio

    atau disebut bankers ratio) yang memberikan ukuran tentang tingkat

    likuiditas perusahaan (Jumingan, 2009;123). Gibson (2011;224)

    menjelaskan cara menghitung current ratio yaitu :

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    6/15

    Current Ratio=

    2.3. Analisis Rasio Solvabilitas, Rasio solvabilitas merupakan rasio yang

    mengukur sampai sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang.Rasio ini menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan dalam kemampuan

    melunasi semua hutang atau kewajiban yang harus dibayarkan pada saat

    jatuh tempo (Sunyoto, 2013;111). Salah satu rasio yang dipakai untuk

    menghitung solvabilitas adalah debt to total assets ratio. Debt to total

    assets merupakan rasio antara total hutang yang didalamnya terdapathutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap total aktiva

    yang didalamnya terdapat aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya.

    Gibson (2011;260) mengatakan penerapan debt to total assets ratioyang

    digunakan untuk menganalisis dan menginterprestasikan data keuangan,

    yaitu :

    Debt to total assets ratio=

    2.4. Analisis Rasio Profitabilitas, Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

    mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan

    oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam

    kegiatan usahanya baik berupa penjualan maupun investasi (Fahmi,

    2012;135). Dengan tingginya rasio profitabilitas suatu perusahaan maka

    perusahaan dapat dengan efisien menggunakan keuntungan untuk

    meningkatkan kegiatan usahanya dan lainnya. Untuk menilai rasio

    profitabilitas perusahaan, salah satu penerapan rasio yang digunakan

    (menurut Gibson, 2011;303) untuk menganalisis dan

    menginterprestasikan data keuangan, yaitu :

    ROI(Return On Investment) =

    2.5. Financial Distress, Financial distress merupakan suatu situasi dimana

    aliran kas operasi sebuah perusahaan tidak cukup memuaskan kewajiban

    kewajiban yang sekarang (seperti perdagangan kredit atau pengeluaranbunga) dan perusahaan dipaksa untuk melakukan tindakan korektif

    (Sjahrial 2008; 453). Menurut Ross et all, (2010;917) Financial distress

    adalah a situation where a firms operating cash flows are not sufficient

    to satisfy current obligations (such as trade credit or interest expenses)

    and the firm is forced to take corrective actions. Financial distressdapat

    menggambarkan suatu konsep luas dari berbagai situasi perusahaan yangmengalami masalah kesulitan keuangan. Financial distress dapat

    dijadikan suatu sistem peringatan dini dari sebuah perusahaan untuk

    menghadapi masalah. Perusahaan dengan hutang yang lebih besar akan

    mengalami financial distress lebih awal daripada perusahaan yangmemilki hutang kurang. Oleh karena itu, perusahaan yang mengalami

    financial distress lebih awal akan memiliki waktu yang cukup untuk

    melakukan private workout dan reorganisasi. Perusahaan dengan hutang

    yang rendah akan berada dalam kondisifinancial distress lebih akhir dan

    didalam banyak kasus perusahaan pada akhirnya dipaksa untuk likuidasi

    (Ross et all. 2010;920). Financial distress dapat timbul karena adanya

    pengaruh dari dalam perusahaan sendiri (internal) maupun dari luar

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    7/15

    perusahaan (eksternal). Damodaran (dalam jurnal Agusti, 2013)

    menyatakan, faktor penyebab financial distress dari dalam perusahan

    lebih bersifat mikro, faktor-faktor dari dalam perusahaan tersebut adalah :

    1) Kesulitan arus kas

    2) Besarnya jumlah hutang3) Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama

    beberapa tahun.

    Menurut Keown (dalam jurnal Almilia, 2006) rasio

    keuangan dapat memberikan dasar bagi para pemakai laporan

    keuangan untuk menjawab beberapa pertanyaan penting terkait

    dengan seberapa baik perusahaan, seperti :

    1) seberapa likuid perusahaan?

    2) apakah manajemen menghasilkan laba yang cukup dari aktiva

    perusahaan?3) bagaimana perusahaan membiayai investasinya?

    4) apakah investor menerima return yang cukup atas investasinya?

    3. METODE PENELITIAN

    Adanya sebuah penelitian didasari oleh rasa ingin tahu untuk

    mempelajari, merumuskan, dan memformulasikan suatu masalah sehinggadiperoleh jawaban, solusi dan pencapaian yang sistematis, terencana, dan

    ilmiah. Artinya penelitian harus sesuai dengan pola yang ditentukan, tersusun

    secara baik dan benar, dan sesuai dengan prinsip dalam memperoleh ilmu

    pengetahuan.

    3.1.Jenis, Metode, dan Teknik Penelitiana) Jenis Penelitian, Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis

    penelitian asosiatif yang artinya penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau

    lebih. b) Metode Penelitian, Metode yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah metode historis. Dimana dalam memecahkan

    masalah penelitian menggunakan datadata pada waktu lalu. c)

    Teknik Penelitian, Teknik penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu statistik yangmempertimbangkan jenis distribusi data yang berdistribusi normal,

    memiliki varian homogen dan bersifat interval atau rasio.

    3.2. Prosedur Pengumpulan Data

    a)Metode Studi Pustaka,Dalam penelitian ini penulis mengumpulkanberbagai informasi dan data yang didapatkan melalui buku-buku dan

    literatur untuk memperkuat dukungan teori yang berkaitan dengan

    masalah yang dibahas. Dalam hal ini adalah likuiditas, solvabilitas,

    profitabilitas, dan prediksi financial distress. b) Metode

    Dokumentasi, Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

    dokumentasi dengan mengambil data laporan keuangan PT. Bakrie &Brothers. Tbk dan anak perusahaan yaitu PT. Energi Mega Persada,

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    8/15

    Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation,

    Tbk periode 2003-2012 melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

    3.3.Metode Analisis

    a)Analisis Variabel X (Independent)1) Analisis Rasio Likuiditas (Current Ratio = Current Assets :

    Current Liabilities).

    2) Analisis Rasio Solvabilitas (Debt to total assets ratio = TotalLiabilities : Total Assets).

    3) Analisis Rasio Profitabilitas (Return On Investment = EarningAfter Tax : Total Assets).

    b)Analisis Variabel Y (Dependent)

    Prediksi Financial Distress, (ICR = EBIT : Interest Expenses).

    c)Uji Asumsi Klasik1) Uji Normalitas, Metode yang dipakai dalam uji normalitas adalahuji One Sample Kolmogorov Smirnov. untuk Residual berdistribusi

    normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. 2) UjiMultikolinearitas, Pada penelitian ini akan dilakukan uji

    Multikolinearitas dengan melihat nilai TolerancedanInflation Factor

    (VIF). Untuk mengetahui model regresi bebas dari multikolinearitas,

    yaitu nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 angka

    Tolerance lebih dari 0,1. 3) Uji Heteroskedastisitas, Pada penelitian

    ini akan dilakukan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji

    glejser. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan

    absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalahheteroskedastisitas. 4) Uji Autokorelasi, Pada penelitian ini akan

    dilakukan uji autokorelasi dengan menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test).

    d)Regresi Linier Berganda

    Pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap prediksi

    financial distress :

    Y= a + b1X1+ b2X2 + b3X3Keterangan:

    Y = Interest Coverage Ratio

    X1 = Current RatioX2 = Debt To Total Assets Ratio

    X3 = Return On Investmenta = Harga Y bila X = 0

    b = Koefisien regresi yang menunjukkan angka

    peningkatan atau penurunan variabel Y

    berdasarkan variabel X.

    e)Uji Hipotesis1) Uji F (Simultan)

    F hitung =/

    ()/ ()

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    9/15

    2) Uji t (Parsial)

    t hitung =

    Perhitungan uji asumsi klasik, regresi linier berganda, danpengujian hipotesis dihitung dengan menggunakan alat analisis program

    Statistical Product and Service Solution (SPSS).

    4. HASIL PENELITIAN

    4.1. Likuiditas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan.

    Kondisi likuiditas PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie

    Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 tidak baik akibat angka rasio yang turun secara drastis dalam

    beberapa tahun terakhir. Selain itu dalam kurun waktu 2003-2012 baik

    PT. Bakrie & Brothers, Tbk maupun anak perusahaannya memiliki nilai

    rata-rata rasio likuiditas yang rendah dan berada dibawah rata-rata. Ini

    dipicu jumlah kewajiban jangka pendek dari anak perusahaan yang terus

    meningkat setiap tahun dan jumlah aset lancar mereka yang terus

    berkurang.

    4.2. Solvabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan.

    Kondisi solvabilitas PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie

    Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-

    2012 masih cukup baik namun harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan

    kenaikan total aset yang dimiliki perusahaan berbanding lurus dengan

    kenaikan total kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan. Hal ini terlihat

    dari kenaikan yang terjadi di setiap tahun pada kondisi solvabilitas anakperusahaan PT. Bakrie & Brothers, Tbk.

    4.3.Profitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan.

    Kondisi profitabilitas PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie

    Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-

    2012 tidak baik. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir perusahaan

    mengalami kerugian lebih dari satu kali dan dalam jumlah yang besar.

    Akibat kerugian yang diderita anak perusahaannya, kerugian itu pun

    terakumulasi sehingga PT. Bakrie & brothers, Tbk juga mengalami

    kerugian selama tiga tahun berturut-turut dalam jumlah yang besar.

    4.4.Analisis EVA, MVA, dan Z-score Untuk Mengetahui KondisiKeuangan PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan.

    Untuk mengetahui kondisi keuangan dan memperkuat prediksi

    financial distress dalam penelitian ini dilakukan analisis tambahan

    dengan menggunakan metode EVA, MVA, dan model Z-Score. Hasil

    dari analisis EVA (Economic Value Added) menunjukkan kondisi yang

    cukup mengkhawatirkan akibat ketidakmampuan PT. Bakrie & brothers,Tbk maupun anak perusahaan mengoptimalkan laba yang diperoleh

    untuk menutupi biaya modal yang dikeluarkan perusahaan. Sementara

    dari hasil analisis MVA (Market Value Added) secara keseluruhan

    menunjukkan angka negatif yang diakibatkan harga saham perusahaan

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    10/15

    yang kecil dan terus menurun hingga level terendah sehingga tidak

    mampu untuk menutupi ekuitas saham yang ada. Dan untuk hasil analisis

    dengan menggunakan model Z-Score menunjukkan kondisi yang tidak

    baik akibat seringnya PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan

    memperoleh prediksi bangkrut atau berada pada grey area yang terjadiakibat besarnya jumlah hutang dan kerugian yang dialami perusahaansecara berturut.

    4.5.Prediksi Financial Distress PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan AnakPerusahaan.

    Kondisi PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk

    dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk berada dalam kondisi kesulitankeuangan. Hal ini dikarenakan jumlah laba operasional yang berfluktuasi

    dan kurang optimal ditambah dengan jumlah beban bunga yang semakin

    meningkat di setiap tahunnya serta angka prediksi yang sering berada

    dibawah rata-rata. Kondisi buruk yang dialami PT. Energi Mega Persada,Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk

    tentunya berakibat buruk bagi PT. Bakrie & Brothers, Tbk. Prediksi

    financial distresssemakin menguat akibat penurunan drastis yang terjadi

    dalam tiga tahun berturut-turut.

    4.6. Uji Asumsi Klasik

    1)Uji Normalitas

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Unstandardized

    Residual

    N 40

    Normal

    Parametersa,b

    Mean 0E-7

    Std. Deviation 8,11493021

    Most Extreme

    Differences

    Absolute ,134

    Positive ,134

    Negative -,090

    Kolmogorov-Smirnov Z ,845

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,474

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Dari output tabel One Sample Kolmogorov Smirnov dapat

    diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig. 2-tailed) sebesar

    0,474. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,474 > 0,05),

    maka nilai residual telah normal.

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    11/15

    2)Uji Multikolinearitas

    Coefficientsa

    Model UnstandardizedCoefficients

    StandardizedCoefficients

    t Sig. Collinearity Statistics

    B Std. Error Beta Tolerance VIF

    (Constant) -2,386 2,379 -1,003 ,323

    Current Ratio 1,250 ,530 ,307 2,359 ,024 ,958 1,044

    Debt To Total Assets Ratio 15,839 3,348 ,608 4,730 ,000 ,980 1,020

    Return On Investment -,003 ,002 -,148 -1,150 ,258 ,973 1,028

    a. Dependent Variable: Interest Coverage Ratio

    Dari Output diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance ketiga

    variabel independen yaitu current ratio (0,958), debt to total assets

    ratio (0,980), dan return on investment (0,973) lebih dari 0,10 sertanilai Variance Inflation Factor(VIF) ketiga variabel independen yaitu

    current ratio(1,044), debt to total assets ratio(1,020), dan return on

    investment (1,028) kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

    tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.

    3)Uji Heteroskedastisitas

    Coefficientsa

    Model UnstandardizedCoefficients

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    B Std. Error Beta

    1

    (Constant) 4,945 1,409 3,510 ,001

    Current Ratio ,167 ,314 ,088 ,531 ,598

    Debt To Total Assets Ratio 2,550 1,983 ,211 1,286 ,207

    Return On Investment ,000 ,001 ,025 ,154 ,879

    a. Dependent Variable: ABS_RES

    Dari output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

    ketiga variabel independen yaitu current ratio (0,598), debt to total

    assets ratio(0,207), dan return on investment(0,879) lebih dari 0,05.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

    heteroskedastisitas pada model regresi.

    4)Uji Autokorelasi

    Model Summaryb

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    Durbin-Watson

    1 ,593a ,352 ,276 9,00217 1,969

    a. Predictors: (Constant), Lag_Y, Return On Investment, Debt to total assets ratio,

    Current Ratio

    b. Dependent Variable: ICR

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    12/15

    Dari output diatas dapat diketahui nilai Durbin-Watson sebesar

    1,969. Nilai DU dan DL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin-

    Watson.Dengan n = 40, dan k = 3 maka didapat nilai DU = 1,6598

    dan DL = 1,3384. Jadi didapat nilai 4-DU = 2,2502 dan nilai 4-DL =

    2,6616. Karena nilai DU < DW < 4-DU = 1,6598 < 1,969 < 2,2502maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

    4.7. Uji Regresi Linier Berganda

    Model Summary

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    1 ,646a ,417 ,368 8,44629

    a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Debt To Total Assets Ratio,

    Current Ratio

    a) Angka R yang didapat adalah 0,646 yang berarti korelasiantara current ratio, debt to total assets ratio, dan returnon investment terhadap interest coverage ratio sebesar

    0,646 atau 64,6%.

    b) R Square (R) persentase sumbangan pengaruh variabelcurrent ratio, debt to total assets ratio,dan return on

    investment terhadap interest coverage ratiosebesar 41,7%.

    c) Adjusted R Square, adalah R Square yang telahdisesuaikan, nilai sebesar 0,368 atau 36,8%.

    d) Standard Error of the Estimate, adalah ukuran kesalahanprediksi, nilai sebesar 8,44629. Artinya kesalahan yangdapat terjadi dalam memprediksi interest coverage ratio

    sebesar 8,44629.

    4.8. Uji Hipotesis1)Uji F

    ANOVAa

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1

    Regression 1836,943 3 612,314 8,583 ,000b

    Residual 2568,232 36 71,340

    Total 4405,174 39

    a. Dependent Variable: Interest Coverage Ratio

    b. Predictors: (Constant), Return On Investment, Debt To Total Assets Ratio, Current Ratio

    Dari output diatas diperoleh F hitung sebesar 8,583. F tabel

    dapat dilihat pada tabel statistik distribusi F pada tingkat signifikansi

    0,05 dengan df 1 (jumlah variabel-1) = 3, dan df 2 (n-k-1) atau 40-3-1

    = 36 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen),

    hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 2,866. Karena hasil F hitung > F

    tabel (8,583 > 2,866) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa

    current ratio, debt to total assets ratio, dan return on investment

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    13/15

    secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap interest

    coverage ratio.

    2)Uji t

    Coefficientsa

    Model Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig.

    B Std. Error Beta

    1

    (Constant) -2,386 2,379 -1,003 ,323

    Current Ratio 1,250 ,530 ,307 2,359 ,024

    Debt To Total Assets Ratio 15,839 3,348 ,608 4,730 ,000

    Return On Investment -,003 ,002 -,148 -1,150 ,258

    a. Dependent Variable: Interest Coverage RatioPersamaan regresi linier berganda :

    Interest Coverage Ratio = -2,386 + 1,250 current

    ratio + 15,839 debt to total assets ratio -0,003 return on

    investment.

    a)Nilai t hitung untuk current ratio adalah 2,359. Karena

    nilai t hitung > t tabel (2,359 > 2,028) maka Ho ditolak. Jadi

    dapat disimpulkan bahwa current ratio secara parsial

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap interest

    coverage ratio. b)Nilai t hitung untuk debt to total assets

    ratioadalah 4,730. Karena nilai t hitung > t tabel (4,730 >2,028) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa debt

    to total assets ratio secara parsial berpengaruh positif dansignifikan terhadap interest coverage ratio. c)Nilai t hitung

    untuk return on investment adalah -1,150. Karena nilai thitung < -t tabel (-1,150 < -2,028) maka Ho ditolak. Jadi

    dapat disimpulkan bahwa return on investment secara

    parsial berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap

    interest coverage ratio.

    5. SIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Simpulan

    1)Tingkat likuiditas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan yaituPT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie

    Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 tidak baik dan diprediksisedang mengalami kesulitan keuangan.

    2)Tingkat solvabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaannyayaitu PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT.

    Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 mengkhawatirkan

    sehingga terdapat indikasi yang mengarah pada kesulitan keuangan.

    3)Tingkat profitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan

    yaitu PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT.

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    14/15

    Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 tidak baik akibat

    mengalami kerugian beberapa kali dan dalam jumlah yang besar

    sehingga diprediksi sedang mengalami kesulitan keuangan.

    4)Berdasarkan perhitungan prediksi financial distress pada periode 2003-

    2012 dapat disimpulkan bahwa PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anakperusahaan yaitu PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom,Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk sedang mengalami

    financial distress.

    5)Secara simultan variabel independen yaitu likuiditas, solvabilitas, danprofitabilitas berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu prediksi

    financial distress. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F hitung yang lebih

    besar dibandingkan dengan F tabel (8,583 > 2,866). Sementara secara

    parsial pengaruh current ratio, debt to total assets ratio, dan return on

    investmentdapat disimpulkan sebagai berikut.a) Nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel (2,359 > 2,028)

    sehingga hipotesis yang menyatakan current ratio memilikipengaruh positif terhadap interest coverage ratio dapat diterima.

    b) Nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel (4,730 > 2,028)sehingga hipotesis yang menyatakan debt to total assets ratio

    memiliki pengaruh positif terhadap interest coverage ratio dapat

    diterima.

    c) Nilai t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t tabel (-1,150 < -2,028)sehingga hipotesis yang menyatakan return on investment memiliki

    pengaruh negatif terhadap interest coverage ratio dapat diterima.

    5.2. Saran

    1)Menjual aset-aset utama untuk melunasi seluruh hutang perusahaan.2)Bersatu atau bergabung dengan perusahaan lain (merger).3)Menerbitkan sekuritas baru untuk mendapat dana segar dari investor.4)Bernegosiasi dengan pihak bank ataupun kreditor lain untuk

    mendapatkan solusi terbaik.

    5)Menukar atau mengkonversi hutang dengan ekuitas.6)Bila kondisi financial distress tidak dapat diminimalisir atau bahkan

    bertambah parah maka perusahaan dapat mengajukan kebangkrutan

    atau likuidasi.

  • 7/23/2019 E-JOURNAL Financial Management

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad Rodhoni dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Mitra WacanaMedia, Jakarta.

    Berk Jonathan and DeMarzo Peter. 2007. Corporate Finance.Greg Tobin, UnitedState America.

    Chalendra Prasetya Agusti. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

    Kemungkinan Terjadinya Financial Distress. Fakultas Ekonomika Dan

    Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

    Danang Sunyoto. 2013.DasarDasar Manajemen Keuangan Perusahaan. CAPS,

    Yogyakarta.

    Dermawan Sjahrial. 2008. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Mitra

    Wacana media, Jakarta.

    Dwi Prastowo D. dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan: Konsepdan Aplikasi. Edisi Kedua, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

    Edhi Asmirantho. 2013. Financial Management. Learning Book. PakuanUniversity

    Fitria Wahyuningtyas. 2010. Penggunaan Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi

    Kondisi Financial Distress. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

    Semarang.

    Fraser Lyn M. dan Ormiston Aileen. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Alih

    Bahasa Priyo Darmawan. PT. Indeks, Jakarta.

    Gibson Charles H. 2011. Financial Statement Analysis. 12th Edition. South-Western CENGAGE Learning, Canada.

    Irham Fahmi. 2012.Analisis Laporan Keuangan, CV Alfabeta, Bandung.

    Jumingan. 2009.Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara. Jakarta.

    Luciana Spica Almilia, Kristijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan Untuk

    Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang

    Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.JAAI, Vol. 7, No.2.

    Luciana Spica Almilia. 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress. Jurnal

    Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII, No.1.

    Oktita Earning Hanifah dan Agus Purwanto. 2013. Pengaruh Struktur CorporateGovernance Dan Financial Indicator Terhadap Kondisi Financial

    Distress. Jurnal Akuntansi DiponegoroVol. 2, No. 2.

    Pasaribu Rowland Bismark Fernando. 2008. Penggunaan Binary Logit Untuk

    Prediksi Financial Distress Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek

    Jakarta. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi Ventura Vol. 11, No. 2.

    Sari Atmini. 2005. Manfaat Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi

    Financial Distress Pada Perusahaan Textile Mill Product dan Apparel

    and Other Textile Product Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.

    Ross Stephen E., Westerfield Randolph W. & Jaffe Jeffrey. 2010. Ninth Edition.

    Mc Graw Hill New York, United State America.