east java governor economics opportunity and … · pembiayaan syariah pada kantor cabang, kantor...
TRANSCRIPT
ECONOMICS
OPPORTUNITY AND CHALLENGES
IN EAST JAVA
H. EMIL ELLESTIANTO DARDAK, PhD
Presented On Forum “ANNUAL ISLAMIC FINANCE CONFERENCE” Surabaya, July 24th 2019
EAST JAVA GOVERNOR
1
2
3
P R E F A C E
O P P O R T U N I T Y A N D C H A L L E N G E S
R E C O M M E N D A T I O N
PGR 0,560POPULATION GROWTH RATE
1,910TOTAL FERTILITY RATE
source : East Java Statistical Board, 2018
(Bromo, Semeru, Kelud, Raung, Ijen, Arjuno & Lemongan)
48 Mountain
TOPOGRAPHY DEMOGRAPHY
SPACIOUSof Java Island
Active Volcanos
ADMINISTRATIVE AREARegency/ City
Sub Regency
Village
TOTAL POPULATION
97,80 % MOSLEM
87.59
3.082.74
4.04
2.86
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2013 2014 2015 2016 2017 2018
INDUSTRY
TRADING
AGRICULTURE
14 OTHER SECTORS
Source: Central Board of Statistics, 2018
Reg GDP STRUCTURE
2018
REGIONAL GDP 20182.189,78 Trillion
(based on current price)
Source: Central Board of Statistics 2018
▪ Reg GDP in Agriculture sector toward Nat GDP of Agriculture Sector: 13,70%
▪ Reg GDP in Processing Industry Sector toward Nat GDP : 22,09%
▪ Reg GDP in Trading Sector toward Nat GDP of Trading Sector: 20,61%
East Java Reg GDP with contribution to Nat GDP : 14,76%
Economic Growth
Inflation
PROVINCEPOPULATION
SHARE (%)
GDP SHARE (%)
NATIONAL REG JAVA
JAKARTA 10,46 17,51 29,66
EAST JAVA 39,50 14,76 24,98
WEST JAVA 48,68 13,22 22,39
CENTRAL JAVA 34,49 8,55 14,48
BANTEN 12,68 4,14 7,02
YOGYAKARTA 3,80 0,87 1,48
Second Biggest in Java Wide
(6 Provinces)
Second Biggest in National
Wide (32 Provinces in Indonesia)
Figure
Culture : Maritime, Agr iculture Society (Tobacco, Corn and Sal t Product ion)
45 Figure
Culture : Agr iculture Society (Rice, Cane, Corn)
AREKFigure : Government, Local Pr iest ,
Community F igure , Intel lectual Role Model
Industry, Serv ices,Agr ibusiness
Culture :
30
205
(Working Culture of East Java Society Illustration)
OSING & TENGGER
Culture : Agriculture Society (R ice) ,Travel&Tourism (Serv ices)
MADURA
MATARAMAN
: Government, Local Pr iest , Community F igure
: Government, Local Pr iest ,Community Figure
: Government , Local Pr iest , Community F igure
Figure
6
10
No Gol Barang (HS 2)Nilai
(Juta USD)
Share
(%)
1 Perhiasan/Permata 2.990,69 15,66
2 Kayu, Barang dari Kayu 1.466,26 7,68
3 Lemak & Minyak Hewan/Nabati 1.324,19 6,93
4 Ikan dan Udang 1.185,47 6,21
5 Kertas/Karton 919,96 4,82
6 Bahan kimia organik 901,66 4,72
7 Berbagai Produk Kimia 785,08 4,11
8 Daging dan Ikan Olahan 637,43 3,34
9 Mesin/peralatan Listrik 587,61 3,08
10 Perabot, Penerangan Rumah 555,24 2,91
Jumlah 10 Gol Barang 11.353,58 59,44
Lainnya 7.748,79 40,56
Jumlah Ekspor Non-Migas 19.102,37 100,00
(Juta USD) NEGARA TUJUAN EKSPOR
NON-MIGAS
No Gol Barang (HS 2)Nilai
(Juta USD)
Share
(%)
1 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 2.206,32 10,66
2 Besi dan Baja 1.875,52 9,06
3 Plastik dan Barang dari Plastik 1.428,00 6,90
4 Gandum-ganduman 1.172,68 5,66
5 Ampas/Sisa Industri Makanan 1.139,21 5,50
6 Mesin/peralatan listrik 1.030,20 4,98
7 Sayuran 311,91 1,51
8 Pupuk 864,99 4,18
9 Buah-buahan 811,17 3,92
10 Bahan kimia organik 754,03 3,64
Jumlah 10 Gol Barang 11.594,04 56,00
Lainnya 9.111,16 44,00
Jumlah Impor Non-Migas 20.705,20 100,00
(Juta USD)NEGARA ASAL IMPOR
NON-MIGAS
Economics–Big Data Initiative
5 Steps
EXISTING DATABASE
Every Provincial Government
Organization has been managing data as
part of its tasks. This data needs to be
inventoried in an integrated manner in a
East Java Provincial Government
database
DIGITALIZATION
Information & Communication Technology
(ICT) enables data collection to be real time
and more accurate, including through
Internet of Things (IoT) & cloud computing.
Need to identify the potential of digitizing
each type of data
EAST JAVA BIG DATA
After consolidation and synchronization,
Big Data will enable a more accurate and
fast analysis in making East Java Provincial
Government policies
Ideally there is a need for data to
perform tasks better. Every
organization with the help of experts in
each field needs to map data gaps to
determine additional data collection
needs
GAP ANALYSIST
Collected data needs to be consolidated into an
integrated database that can be referenced based
on location coordinates (geotagging) and
identification number. This will enable cross-
sectoral synergies of each collected data
CONSOLIDATION
17
Catatan: (…) merupakan kode ISIC
PRASYARAT
INDUSTRI PENUNJANG
INDUSTRI ANDALAN
MODAL DASAR
VISI & MISI INDUSTRIALISASI JAWA TIMUR
(21)
Industri Farmasi,
Obat Kimia Dan
Tradisional
Teknologi, Inovasi & KreativitasSumber Daya Alam Sumber Daya Manusia
INDUSTRI HULU
(22)
Industri Barang
dari Karet dan
Plastik
(30)
Industri Alat
Angkut
(27)
Industri
Peralatan
Listrik
(28)
Industri Mesin
dan
Perlengkapan
(16)
Industri Pengolahan
Kayu
(17)
Industri
Kertas
(20)
Industri Kimia
Dasar
(24)
Industri
Pengolahan
Logam Dasar
(23)
Industri Pengolahan
Barang Galian Bukan
Logam
Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong
(10-11)
Industri Makanan
dan Minuman
Pembiayaan:
➢ Penanaman Modal Asing (PMA)
➢ Penanaman Modal Domestik Fasilitas
➢ Penanaman Modal Domestik Non-Fasilitas
Kebijakan & Regulasi:
➢ Perizinan/Pengendalian Lokasi
➢ Perizinan/Pengendalan Investasi
➢ Pengendalian Lingkungan
Penataan Ruang sesuai dengan Peruntukan
➢ Penataan Pola Ruang
➢ Penataan Struktur Ruang
(10)
Industri Pengolahan
Daging dan Susu
(10)
Industri Pengolahan
Kopi dan Kakao
(10)
Industri Pengolahan
Hasil Laut
“Jawa Timur Sebagai Leading Smart Industrial Province”
(14-15)
Industri
Tekstil dan Alas Kaki
E – RAW
MATERIAL
✓Seleksi Bahan Baku
✓Material Center
✓SIPAP
✓ Agromaritim
✓ IKM Paripurna
✓ One Village One
Product (OVOP)
✓ Pengembangan
Kawasan Industri
KEMASAN
BAHAN
BAKU
STANDARDISASIHKI, SNI, HALAL,
BARCODE,MERK,
UJI MUTRISI, dll
INDUSTRIALISASI
AGROMARITIM
PEMBINAAN
IKM PARIPURNA
PENGEMBANGAN
KAWASAN
INDUSTRI
✓ Nilai tambah pada
sektor pertanian,
perikanan, dan
kelautan
✓ Kesehjateraan
masyarakat pedesaan
✓ Daya saing IKM
✓ Kontribusi dalam
penyerapan tenaga
kerja
✓ Pusat pertumbuhan
ekonomi baru
✓ Tumbuhnya kegiatan
ekonomi baru
One Village One
Product (OVOP)
Peringkat Ease of Doing Business Indonesia terus membaik,menunjukkan komitmen serius Pemerintah dalam membenahiiklim usaha.
1212 12
12 1212
1110
91
72
0
20
40
60
80
100
120
140
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PERINGKAT EODB INDONESIA
- 1
ASEAN+
China &
India
2018
Singapore 2
Malaysia 24
Thailand 26
Vietnam 68
Indonesia 72
China 78
India 100
Philippines 113
Cambodia 135
Laos 141
Myanmar 171
EODB Indonesia vs Negara Tetangga
MENINGKAT S.D AKHIR 2018
+57
MENURUN S.D AWAL 2019
2019
7171
3. PERAN LPDB TERHADAP K-UMKM DI
JAWA TIMUR
s.d Juni 2019 Realisasi Penyaluran
di Jawa TimurSebesar Rp. 1,43 TrilyunUntuk 519 Mitra LPDB
4. PENGAWASAN KOPERASI SYARIAH
DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN BMT DI JAWA TIMUR
TAHUN PENERBITAN BADAN HUKUM 2014 2015 2016 2017 2018
KSPPS / USPPS 38 349 1690 1706 1736
BMT 9 16 20 27 34
Sumber : Online Data System (ODS)
KSPPS dan USPPS Koperasi Primer atau Sekunder dengan wilayah keanggotaan dalam daerahkabupaten atau kota dilakukan oleh bupati atau walikota;
KSPPS dan USPPS Koperasi Primer atau Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerahkabupaten atau kota dalam 1 (satu) daerah provinsi dilakukan oleh gubernur;
KSPPS dan USPPS Koperasi Primer atau Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerahprovinsi dilakukan oleh Deputi Pembiayaan.
Bupati atau walikota melakukan bimbingan dan pembinaan teknis usaha simpan pinjam danpembiayaan syariah pada Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas KSPPS danUSPPS Koperasi yang berkedudukan di wilayahnya
BIMBINGAN DAN PEMBINAAN TEKNIS USAHA KSPPS/USPPS KOPERASI
1
2
3
4
(1) Pembinaan meliputi upaya untuk mengembangkan iklim usaha yang
kondusif, kemudahan dan perlindungan bagi KSPPS/USPPS
(2) Bimbingan meliputi:
a. penerapan prinsip kehati-hatian usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah oleh Koperasi;
b. pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan usaha simpan
pinjam dan pembiayaan syariah oleh Koperasi;
c. penerapan penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah oleh Koperasi secara mandiri;
d. peningkatan akses pembiayaan melalui perkuatan permodalan;
e. pengembangan berbagai skim pembiayaan; dan
f. pemanfaatan modal penyertaan, obligasi syariah dan surat utang
syariah atau sukuk Koperasi
BIMBINGAN DAN PEMBINAAN TEKNIS USAHA KSPPS/USPPS KOPERASI
3. Pembinaan teknis usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh
Koperasi meliputi:
a. pemberdayaan dan pengembangan KSPPS dan USPPS Koperasi;
b. pengelolaan dan pendayagunaan kegiatan maal;
c. penumbuhan KSPPS dan USPPS Koperasi;
d. literasi keuangan syariah;
e. pengembangan jaringan kerjasama antar KSPPS atau USPPS
Koperasi melalui Koperasi sekunder; dan
f. pelaksanaan Prinsip Syariah bagi usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah oleh Koperasi.
BIMBINGAN DAN PEMBINAAN TEKNIS USAHA KSPPS/USPPS KOPERASI
(1) Pembinaan meliputi upaya untuk mengembangkan iklim usaha yang
kondusif, kemudahan dan perlindungan bagi KSPPS/USPPS
(2) Bimbingan meliputi:
a. penerapan prinsip kehati-hatian usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah oleh Koperasi;
b. pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan usaha simpan
pinjam dan pembiayaan syariah oleh Koperasi;
c. penerapan penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah oleh Koperasi secara mandiri;
d. peningkatan akses pembiayaan melalui perkuatan permodalan;
e. pengembangan berbagai skim pembiayaan; dan
f. pemanfaatan modal penyertaan, obligasi syariah dan surat utang
syariah atau sukuk Koperasi
BIMBINGAN DAN PEMBINAAN TEKNIS USAHA KSPPS/USPPS KOPERASI
KSPPS dan USPPS Koperasi Primer atau Sekunder dengan wilayah keanggotaan dalamdaerah kabupaten atau kota dilakukan oleh bupati atau walikota;
KSPPS dan USPPS Koperasi Primer atau Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerahkabupaten atau kota dalam 1 (satu) daerah provinsi dilakukan oleh gubernur;
KSPPS dan USPPS Koperasi Primer atau Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerahprovinsi dilakukan oleh Deputi Pengawasan.
Bupati atau walikota melakukan pengawasan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariahpada Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas KSPPS dan USPPS Koperasi yangberkedudukan di wilayahnya
PENGAWASAN KSPPS/USPPS KOPERASI
1
2
3
4
bupati atau walikota dapat memberikan sanksi dan mengusulkan pemberian sanksi pencabutan izin pembukaan KantorCabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas yang berkedudukan di wilayahnya kepada pejabat pemberi izin
Isu-Isu yang masih mengemuka dalam praktek keuangan mikrosyariah secara khusus antara lain:
1. Jenis produk terbatas, ketidakcukupan modal, terbatasnyasumber pendanaan, dan kurang efektifnya pengawasan
2. Selain itu kurangnya kualitas dan kompetensi SDM lebihrendah dari sektor konvensional
3. Wakaf uang masih minim dan kurangnya pengetahuanmasyarakat tentang zakat dan wakaf
4. Serta minimnya Dewan Pengawas Syariah
(ALL) PRAISE IS (DUE) TO ALLAH, LORD OF THE WORLDS
DAYS