egsamagz

Upload: ivan-taslim

Post on 07-Aug-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    1/20

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    2/20

      Puji syukur kita ucapkan ke-pada Allah SW yang telah memberi-kan segala rahmat-Nya sehingga kita

    dapat menjalani segala kegiatan kitasebagai mahasiswa baik kegiatan aka-demis maupun non akademis. EGSAMAGZ merupakan sebuah programkerja EGSA baru yang dirilis oleh di-

     visi Media Inormasi Jaringan. EGSAMAGZ terbitan kali ini merupakan ter-bitan edisi kedua dengan tema utama

    “Bencana Nasional”. Semoga denganterbitnya majalah ini, dapat diterimaoleh umum atau lebih khususnya olehmahasiswa Jurusan Geografi Lingkung-an UGM. Selain itu EGSAMagz jugadiharapkan mampu menjadi mediapublikasi utama untuk berbagai macamkegiatan, aspirasi, dan prestasi yang di-

    miliki oleh mahasiswa GEL. Semogaedisi kedua ini dapat menjadi pemicubagi terbitnya edisi-edisi berikutnya. 

    Kami selaku tim redaksi meya-kini EGSAMagz masih jauh dari sem-purna, oleh karenanya segala bentukkritik dan saran yang membangun

    sangat kami terima. Demikian sedikitpengantar yang dapat kami sampaikan,mohon maa apabila ada segala bentukkesalahan dalam pengantar ini mau-pun dalam konten isi majalah. (Ad/red)

    Kata Pengantar Daar Isi

    1 LAPORAN UAMA  Geographers and Disaster4 LAPORAN KHUSUS

      Gedung Baru Wacana Lama6 ULASAN KEGIAAN  Diskusi Bulanan  Lomba Essay 

      Bersih Pantai

    8 INSPIRASI GEOGRAF  Geomorologi Bencana, Kunci

    Mitigasi di Indonesia

    10 ULISAN MAHASISWA  Mewaspadai Ancaman Merapi12 ULISAN MAHASISWA  Mitigasi Bencana : Dimulai

    dari Dirimu

    14 OPINI MAHASISWA  Apa Pendapat Mereka?15 RESENSI BUKU

      Bentang Sumberdaya LahanKawasan Gunungapi Ijen dan

    Sekitarnya

    16 REVIEW FILM  Earth

    Penanggung Jawab :

    Ahmad Ri’an K. Lisan

    Pimpinan Umum :Khairina Septianti

    Pimpinan Redaksi :

    Adham Nur PrastonoEditor :

    Mutiara Ayu, Kiky RizkiArtistik dan Layouter :

    Fauzan Aidinul H., AndriPrasetya

    Redaktur :

    Puguh D., Muni P. Yudha.,N. Yogi, Suci Y., Fuad D.

    im Redaksi

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    3/20EGSAMagz Juni 2014 | 1

    LAPORAN UAMA | Geographers and Disaster

    GEOGRAPHERS AND DISASER 

      Menurut UU RI 24.2007 pasal 1 butir 1 menjelaskan bahwa yang dimaksud den-gan bencana ialah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

    kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh aktor alam dan/atauaktor nonalam maupun aktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwamanusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencanadapat timbul secara alami (natural disaster) dan akibat ulah manusia (man-made disaster).Sesuai dengan pengertiannya, bencana dapat disimpulkan sebagai suatu peristiwa yangkedatangannya tidak dapat diprediksi, bersiat merusak, merugikan dan menghilangkan.

      Awal tahun 2014, Indonesia dihadapkan dengan berbagai macam ben-cana, mulai dari bencana alam dan akibat ulah manusia. engok saja awal ta-

    hun ini ketika curah hujan dalam kondisi yang tinggi. Beberapa kota besarseperti Jakarta kembali kedatangan “tamu” yang setiap tahun tidak pernah absen. Ibu-kota sempat lumpuh selama beberapa hari karena lalu lintas yang tak mungkin ditem-bus, serta lokasi perkantoran yang terendam banjir. Bahkan, diperkirakan banjir Jakar-ta tahun ini merupakan salah satu banjir terbesar yang terjadi dalam siklus 5 tahunan.

      Masih seputar curah hujan yang tinggi, di beberapa daerah tanah long-sor kembali terjadi dan memakan korban. Kasus terbaru adalah longsor di Kabupa-ten Sigi, Sulawesi engah, 20 Mei 2014. Longsor ini telah memutus jalan provinsi yangmenghubungkan Kota Palu dengan sejumlah desa. Akibatnya, kegiatan distribusi ba-rang terputus untuk sementara hingga perbaikan jalan selesai dilaksanakan. Long-sor ini disinyalir akibat alih lahan hutan di sekitar lokasi menjadi kebun masyarakat,

    sehingga tanah yang jenuh air saat terguyur hujan menjadi goyah dan jatuh. Selain itu,gempa yang terjadi di lokasi pada tahun 2012 menyebabkan tanah menjadi lebih labil.

    Gambar 1. Banjir Jakarta Foto : mediabisnisonline.com

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    4/202 | EGSAMagz Juni 2014

    LAPORAN UAMA | Geographers and Disaster

      Belum lama pula, Gu-nungapi Kelud di Jawa imurkembali mengalami erupsisetelah sekian lama “tertidur”.Pastinya kita tidak lupa den-gan dampak yang ditimbulkandari erupsi tersebut, meng-ingat saat itu semua kegiatanpendidikan, ekonomi danperkantoran diliburkan, khu-susnya di daerah yang terke-na dampak paling parah. Yog-yakarta juga tidak luput darihembusan abu vulkanik yang

    terjun di hampir semua tempat.Baru saja tanggal 30 Mei2014 kemarin, salah satu gu-nungapi di Kabupaten Bima,

    Gambar 2. Ilustrasi Longsor Foto : 108csr.com

    Nusa enggara Barat, yaitu Gunung Sangeang Api mengalami erupsi dan melontarkanabu vulkanik setinggi 3000 meter ke angkasa. Penduduk sekitar yang mayoritas bekerjasebagai nelayan dan petani diungsikan dari tempat tinggalnya. Pemerintah segera tang-gap memberikan pertolongan pertama dengan pemberian masker dan pembangunanbarak pengungsian. Gunung setinggi 1.842 mdpl ini masih dalam pemantauan tim dari

    PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), sejak tanggal 4 Juni 2014Gunung Sangeang Api dinyatakan menurun aktivitasnya walaupun masih dalam kategoricukup tinggi. ercatat terjadi satu gempa vulkanis dalam dan empat gempa hembusan.

    Gambar 3. Letusan Gunung Api Foto : merdeeka.com

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    5/20

    LAPORAN UAMA | Geographers and Disaster

      idak perlu merasa heboh dengan semua kejadian itu, khususnya bagi semua ma-hasiswa Geografi yang memang sehari-hari menyantap materi kuliah tentang segala halyang terjadi di permukaan bumi. Pastinya kita tahu bahwa negara Indonesia ini merupakansalah satu negara yang memiliki potensi bencana, baik yang terjadi secara periodik maupunsporadik. Beberapa aktor fisik yang mendorong terjadinya bencana di Indonesia yaitu: 1)Indonesia merupakan tempat bertemunya tiga lempeng besar dan sekaligus berada dalamkawasan ring o fire, sehingga banyak dijumpai gunungapi dan gempa tektonik; dan 2)Indonesia berada di lintang rendah dan beriklim tropis sehingga sering terjadi curah hujan

    dengan intensitas tinggi.

      Nah, dengan belajar mengenal karakteristik fisik Indonesia sekaligus bumi, jelasini adalah keuntungan bagi kita sebagai Calon Geograer yang dari awal kuliah sampaimenjelang lulus (boleh jadi setelah lulus pun) selalu dijejali dengan materi yang berkaitandengan enomena geoser. Dengan mengenali bumi kita, pastinya ketika terjadi bencanakita bisa menggali penyebabnya dan bagaimana mengelola dampaknya, bahkan bagaimana

    pencegahan agar tidak terjadi atau mengurangi dampak dari bencana yang ditimbulkan.Harapannya dengan adanya enomena bencana yang terus terjadi di sekitar kita, menjadi-kan kita semakin bersemangat untuk terus mengorek terus identitas bumi kita.

    erakhir dari kami, selamat PDK dengan bumi, Geographers! ^^ Selamat nglaprak! *eh(Ay/red)

    Tahukah Kamu?? 

    Gunung tertinggi di tata surya adalah Gunung Olympus yang memiliki ketinggian 25km dari bentangan di sekelilingnya. Ketinggian Gunung Olympus disebabkan karenalaju erupsi dan rendahnya gaya gravitasi di Mars.

    EGSAMagz Juni 2014 | 3

    Gambar 4. Peta Kerawanan Bencana Foto : ryananani.blogspot.com

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    6/20

    LAPORAN KHUSUS | Gedung Baru Wacana Lama

    Gedung Baru Wacana Lama

      Fakultas Geografi UGMmulai mempertimbangkan perlu

    adanya pengembangan akultas baikdari segi kurikulum maupun saranadan prasarana secara fisik, dengandiiringi semakin berkembangnyakeilmuan geografi baik dari ilmumurni maupun aplikasinya di lapa-ngan. Hal ini kemudian menggugahsemangat jajaran dekanat dan dosenFakultas Geografi untuk mengajukanpembangunan akultas. Pembangu-

    nan ini bertujuan untuk mengop-timalimasasi kegiatan perkuliahan serta peme-nuhan standardisasi ruang laboratorium yangdibutuhkan mahasiswa dalam melaksanakanpraktikum. Rasa penasaran kemudian membawaim Redaksi menemui Bapak Slamet Suprayogi,M. S selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan,Aset, dan SDM yang kami temui di ruang KH204 tanggal 7 Mei 2014 untuk mengetahui lebih

    detil perihal pembangunan kedua gedung yangsedang berlangsung di Fakultas Geografi UGM.

      Perencanaan dan pengajuan pemban-gunan dilakukan sejak tahun 2010 dengan to-tal pengajuan biaya sebesar 100 milyar rupiah,meliputi pengajuan pembangunan gedung utarasebagai gedung perkuliahan dan gedung timursebagai Klinik Lingkungan dan Mitigasi Ben-cana (KLMB). Pencairan dana pertama dialir-

    kan sekitar 25% dari total biaya yang diajukan.Selanjutnya, penghancuran (demolishing) di-lakukan pada gedung perkuliahan dan labo-ratorium di sisi utara, juga lapangan basket disisi timur pada tahun 2011. Pembangunan saatitu ditangani oleh kontraktor P. Adikarya un-tuk gedung utara dan P. Wika untuk gedungtimur. Laboratorium sementara kemudiandibangun di sisi selatan gedung utara, sepertilaboratorium geomorologi, geografi tanah, geo-

    hidrologi, kualitas air, dan hidrometeorologi.Sebagian kegiatan perkuliahan juga dipindahkansementara ke ruang kelas ex Fakultas Kedok-teran Hewan, gedung Sekip Unit II di lantai dua.

    Masih di tahun yang sama, yaitu ta-hun 2011, pembangunan kedua gedung dihen-tikan akibat masalah pendanaan dan kasus dipemerintahan. Proyek berhenti selama lebihdari 2 tahun dan kontraktor yang bekerja pada

    tiap gedung ditarik kembali. Gedung tersebuthanyalah gedung setengah jadi yang kerap di-gunakan mahasiswa untuk rapat organisasiatau kepanitiaan di kala tidak mendapat izinuntuk menggunakan ruangan kampus. Keduagedung seakan hanya terbuat dari rangka besiyang dilapisi beton berbentuk gedung ter-bengkalai sambil dilapisi seng lusuh di seke-lilingnya. Laboratorium sementara yang tidakmemadai tersebut akhirnya diandalkan sepe-

    nuhnya untuk menyajikan kurikulum dan tin-dak laboratorium seadanya bagi para mahasiswa.

      Saat ini, terhitung April 2014 persia-pan pembangunan mulai diaktifan kembali.Pencairan dana dilanjutkan sepenuhnya hinggakedua gedung tuntas dibangun. Pada bulan Mei2014, bangunan ini mulai dilanjutkan kem-bali di bawah kontraktor pelaksana P. CandraAdyaLaksana dan kontraktor pengawas P. Ar-sigraphi. Sumber biaya pembangunan keduagedung ini berasal dari dana APBN (AnggaranPendapatan dan Belanja Negara) yang diajukanakultas kepada pemerintah. ampaknya Fakul-

    4 | EGSAMagz Juni 2014

    Gambar 5. Pembangunan gedung baruFoto : Suci

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    7/20

    LAPORAN KHUSUS | Gedung Baru Wacana Lama

    tas Geografi UGM telah mencuri perhatianpemerintah, sehingga dipandang perlu dibang-un dan ditindaklanjuti pembangunannya. Kitasebagai warga Fakultas Geografi UGM sudahselayaknya mensyukuri dan mendukung kerjakeras jajaran dekanat, dosen, dan karyawan

    yang telah mengusahakan pembangunan ge-dung Fakultas Geografi UGM. Ibarat seorangayah yang sedang membangun rumah untukkeluarganya, maka kita selaku anak didik harusturut mendukung pembangunan gedung ini.

      Memang ada beberapa pengorbananyang harus direlakan mahasiswa geografi, se-perti halaman parkir yang semakin terbatas danmengganggu pemandangan di kawasan perkuli-

    ahan, suara bising yang terdengar dari penger- jaan gedung, dan lalu lintas yang terganggu saattruk pengangkut material hendak memasok ba-rang. Hal-hal ini sudah diupayakan untuk diberisolusi yang sekiranya dapat mengurangi keluhanmahasiswa, seperti halaman parkir yang kinidiengkapi dengan satpam yang sekaligus men- jaga dan mengatur barisan, hingga pengerjaanproyek yang akhir-akhir ini akti dikerjakanpada malam hari. Pintu akses keluar-masuk ken-daraan proyek juga dibuka di luar gerbang cluster.

      Klinik Lingkungan dan Mitigasi Ben-cana (KLMB) direncanakan menjadi bangunanenam lantai plus basement. KLMB diperuntuk-kan sebagai pusat studi, pusat uji, maupun pusatkonsultasi terkait masalah mengenai lingkungandan kebencanaan. Gedung ini direncanakanmemiliki asilitas AC, CCV, dan akses internet

    di seluruh ruang dan koridor. Laboratorium diKLMB juga dibuat dengan pemenuhan stand-ard internasional, sehingga mahasiswa, dosen,maupun karyawan dapat menghasilkan kom-petensi yang lebih jika dibandingkan denganasilitas penunjang yang biasa saja. Lantai base-ment direncanakan sebagai laboratorium air dantanah, di mana instalasi pengeolaan air limbah(IPAL) akan dibuat sesuai standard yang ditetap-kan. Lantai 1 KLMB direncanakan sebagai lab

    kartografi dan penginderaan jauh. Hal ini sangatdibutuhkan untuk melihat lingkungan maupunbencana secara keruangan, serta memberikanpenanganan yang tepat. Lantai 2 KLMB diren-

    canakan sebagai laboratorium kebencanaan,mulai dari kebencanaan tanah, air, gunungapi,dan pesisir. Lantai 3 hingga 5 direncanakan se-bagai ruang seminar, ruang peneliti, dan ruangbiro kerjasama yang dijalin oleh Fakultas Geo-grafi UGM dengan akultas lain, perusahaan

    swasta, perusahaan negeri, universitas dalamdan luar negeri. Lantai 6 KLMB diperuntuk-kan sebagai ruang multimedia, seperti audito-rium, studio, aula, dan sebagainya. Sedangkan,untuk gedung kuliah di sebelah utara barudirencanakan untuk dibangun empat lantai.

      Akhir tahun 2014 menjadi target akul-tas untuk menyelesaikan pembangunan gedungsecara fisik. Furniture gedung yang diperkirakan

    sebesar 10% dari anggaran gedung masih belumtersedia dan memerlukan waktu dalam peme-nuhannya. KLMB direncanakan menjadi pusatstudi lingkungan dan kebencanaan di UGM, di-mana penelitian maupun pelatihan internasionaldapat dilakukan di sini. Pihak universitas sempatmenawarkan KLMB untuk menjadi salah satu‘icon’ Universitas Gadjah Mada dengan pengelo-laan bersama yang dipegang oleh universitas.Namun, nampaknya Fakultas Geografi masihbelum memberikan persetujuan terkait penye-rahan pengelolaan terhadap pihak universitas.

      idak hanya pembangunan gedung,namun pembenahan tata ruang akultas juga di-lakukan dengan pembuatan ruang terbuka hijaudengan tahap pemusnahan (demolishing) yangakan dilakukan pada bangunan sekretariat ma-hasiswa dan kompleks laboratorium sementara

    di selatan gedung utara. Kemudian, perhatianakan lahan parkir juga sudah dipertimbangkanuntuk ditampung di basement gedung utaradan sisi utara, timur, dan selatan kampus. BapakDr. Slamet Suprayogi, M. S, selaku pihak yangberurusan langsung dengan pembangunan ge-dung ini menghimbau, “Segenap masyarakatFakultas Geografi diharap sabar selama pem-bangunan gedung yang sedang dijalankan. Se-lalu berdoa dan mendukung semoga pembang-

    unan ini berjalan dengan lancar.” (Kh/Pu/Yu)

    EGSAMagz Juni 2014 | 5

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    8/20

    ULASAN KEGIAAN |

    Peringatan Hari Air dan Hari Meteorologi

    Diskusi Bulanan EGSA yang

    diselenggarakan oleh Divisi Pengkaji-an dan Isu Global (PIG) mengangkattema yang bertajuk “Aktualisasi Miti-gasi dan Adaptasi dalam Upaya Meng-hadapi Anomali Cuaca di ZamrudKhatulistiwa” pada tanggal 21 Maret2014, bertempat di Auditorium ge-dung B Fakultas Geografi UGM. Dis-kusi ini menghadirkan perwakilan

    dari BMKG (Badan Meteorologi, Kli-

    1. Diskusi Bulanan

    matologi, dan Geofisika) dan Dosen Geografi Bidang Meteorologi, Ibu Emilya Nurjani. Pe-serta yang hadir mencapai 70 orang dari berbagai program studi dan program pendidikan.Diskusi ini memaparkan peran BMKG dalam memberikan pelayanan kepada instansi mau-pun masyarakat yang membutuhkan inormasi cuaca dalam aktivitasnya. Kemungkinan hu- jan ekstrem di Indonesia juga dipaparkan oleh BMKG, sehingga memungkinkan dilakukan-nya mitigasi terhadap bencana banjir. Anomali cuaca yang terjadi di Indonesia serta berbagaipenyebabnya dipaparkan pula oleh Ibu Emilya Nurjani, M. Si. Perubahan Iklim dan upaya

    adaptasi , serta mitigasi bencana meteorology dijabarkan dan jelaskan pada diskusi bulanan.

    Gambar 6. Diskusi Bulanan Foto : Galih

    2. Lomba Essay Tingkat SMA

    Rangkaian Peringatan HariBumi Lingkungan

      Sampah memangmenimbulkan masalah, na-mun tangan-tangan kreati

    bisa merubahnya menjadisuatu barang yang berguna.Hal ini lah yang kita lihatdari siswa-siswi SMAN 9 Yo-gyakarta, mereka memberiusulan ide-ide kreati peman-aatan sampah menjadi suatu barang yang menarik dalam bentuk essay yang diseleng-garakan oleh Divisi Pengkajian Isu Global (PIG). Essay mereka kemudian dipresentasikanpada tanggal 31 Mei 2014 di Auditorium Kresna SMAN 9 Yogyakarta dengan juri Pelopor

    im Adiwiyata di Yogyakarta. Presentasi essay diikuti oleh dua essay terbaik, yaitu kelom-pok satu yang diketuai oleh Akhmad Abror As Sidiqi dengan essay berjudul solar bottlebulb dan kelompok dua yang diketuai oleh Adinda Putri Nur Afiani dengan essay berjudul

    6 | EGSAMagz Juni 2014

    Gambar 7. Panitia dan peserta lomba essay Foto : Galih

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    9/20

    ULASAN KEGIAAN |

    Peringatan Hari Air dan Hari Meteorologi

    Salah satu program kerja dari Divisi Pengabdian Lingkungan dan MasyarakatEGSA adalah melakukan aksi peduli lingkungan yang diwujudkan lewat acara Bersih Pan-tai dan Lomba Kreativitas yang diselenggarakan di Pantai Kwaru, Kabupaten Bantul 25 Mei2014 silam. Acara ini menjadi bagian dari Peringatan Hari Bumi dan Lingkungan Fakul-tas Geografi 2014. Peserta bersih pantai memulai aksinya pada pukul 10.30 WIB denganmengambil sampah yang banyak terdapat di Pantai Kwaru. Sampah yang kebanyakan be-rasal dari warung-warung di sekitar pantai diambil, dan dimasukkan ke dalam trashbag.  Sampah yang berhasil dikumpulkan selanjutnya dibuat kreativitas berdasar-kan ide masing-masing peserta. Ada yang membuat pesawat terbang, sandal, kotak suaradan masih banyak lagi. Hasil kreativitas tersebut dipresentasikan di hadapan dewan juriyang dipimpin oleh Kepala Pengelola Pantai Kwaru. Acara yang diikuti oleh puluhan ma-

    hasiswa Fakultas Geografi dan siswa SMAN 9 Yogyakarta ini diharapkan dapat mening-katkan kesadaran masyarakat dan pengunjung di Pantai Kwaru untuk dapat lebih men- jaga kebersihan lingkungan dan bisa memanaatkan barang yang dianggap tidak bergunaseperti sampah menjadi barang yang lebih berharga dan bermakna. Kegiatan ini selan- jutnya ditutup dengan penyerahan hadiah untuk peserta pemenang lomba kreativitas. (red)

    3. Bersih Pantai dan Lomba Kreativitas

    sampah adalah uangku. Presentasi ini juga dihadiri oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Se-kolah Bidang Kesiswaan, dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 9 Yogyakarta.

    Gambar 8. Panitia dan peserta bersih pantai Foto : Galih

    Tahukah Kamu?? 

     Adanya sekelompok capung yang banyak terbang di suatu area dapat menandakan di

    area tersebut akan terjadi kenaikan muka air.

    Ikan lele digunakan sebagai detektor gempa oleh masyarakat di Jepang 

    EGSAMagz Juni 2014 | 7

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    10/2088 | EGSAMagz Juni 2014

    INSPIRASI GEOGRAF |

    Cairan merah kental berjalan dari kejauhan meninggalkan rumah, pepohonandan jalanan yang menghitam dan mati. Kemudian semuanya goyah membangunkan jeri-tan yang berlalu lalang dan byuurrrr... samudra menyelesaikan segalanya dengan hening.Jutaan nyawa melayang, kerugian hingga triliunan rupiah dan masih banyak lagi. Kejadiantersebut sangat mungkin terjadi di Negara Indonesia yang berdiri di tiga lempeng per-temuan dunia dan masuk kedalam Ring O Fire (Cincin Api) Dunia. Berbagai disiplinilmu mulai mempelajarinya dan ingin meminimalisir bahkan mencegah bencana terjadi.Bagaimanakah peran geogra dalam mengatasinya? Berikut ulasan dari Pro. Dr. rer. nat. MuhAris Marai, M.Sc yang kami temuai di ruang dekanat Fakultas Geografi UGM (6/6/2014).

    Indonesia merupakan salah satunegara yang mempunyai ancaman multi-bencana, sehingga negara ini perlu men-ingkatkan kapasitas dan pengetahuantentang studi kebencanaan dari berbagaisudut pandang. Penanganan kebencanaandi Indonesia tidak hanya dilakukan olehsatu disiplin ilmu, melainkan multidisip-lin ilmu. Salah satu bidang disiplin ilmuyang dibutuhkan yaitu ilmu geografi, yangmana ilmu ini dapat menjelaskan polapersebaran dan analisis keterkaitan, sertasebab akibat dalam suatu wilayah kajian.  Pendekatan yang digunakan olehgeografi yaitu pendekatan keruangan,pendekatan lingkungan, dan pendekatan

    kompleks wilayah. Pendekatan keruangandapat menjelaskan di mana suatu bencanaterjadi dan seluas apa daerah cakupan darisuatu bencana. Selain itu, suatu bencana

    sudah pasti menimbulkan dampak terha-dap manusia maupun kehidupan di seki-tarnya. Kerusakan dan ketidakseimbangandapat terjadi dalam suatu wilayah pasca-bencana. Oleh karena itu, geografi dapatmengkaji sejauh mana kerusakan ekologiyang ditimbukan oleh bencana tersebutmelalui pendekatan lingkungan. Pendeka-tan kompleks wilayah merupakan pendeka-tan yang cukup rumit karena melibatkanbeberapa wilayah yang diinterrelasikan.Contoh dari pendekatan kompleks wilayahdalam kasus kebencanaan, antara lain pe-nentuan apakah suatu wilayah tergolongrawan, tidak rawan, berbahaya, atau tidakberbahaya terhadap suatu bencana. Kajian

    ini sangat diperlukan untuk perencanaanlokasi wilayah terjadinya bencana dan tin-dak lanjut wilayah tersebut kedepannya.  Geomorologi kebencanaan se-

    Geomorologi BencanaKunci Mitigasi di Indonesia

    Geomorologi BencanaKunci Mitigasi di Indonesia

    Pro. Dr. rer. nat. Muh. Aris Marai, M.Sc.

    Foto : geo.ugm.ac.id

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    11/209

    INSPIRASI GEOGRAF |Geomorologi BencanaKunci Mitigasi di Indonesia

    bagai bagian dari geomorologi terapan,mengkaji tentang bentuklahan dan prosesgeomorologi yang berkaitan dengan as-pek bahaya dan bencana alam. Geomor-ologi kebencanaan dapat digunakan

    untuk membantu pemecahan masalahkebencanaan dan memberikan kontribusiterhadap kegiatan manajemen kebenca-naan di Indonesia. Pendekatan ini da-pat memberikan kontribusi dalam rang-ka pengelolaan wilayah secara terpadu.  Studi geomorologi kebencanaan juga meliputi analisis terhadap berbagaidinamika dan perubahan akibat aktivitasmanusia yang berpotensi menimbulkandinamika dan proses geomorologi, pe-rubahan pada bentuklahan dan potensitimbulnya bencana. Sehingga secara lebih jauh, ahli geomorologi bencana perlumemahami lebih lanjut terkait teknologipemetaan, pemodelan, dan bahkan ilmu-ilmu sosial. Ahli geomorologi bencana

    dituntut untuk mampu memberikan perandan kontribusi dalam pemecahan masalahlingkungan dan sosial melalui analisiskerentanan, penilaian bahaya, dan risikodalam rangka manajemen kebencanaan.  Geomorologi kebencanaan da-pat digunakan sebagai salah satu pendeka-tan dalam menentukan kajian pengelolaanwilayah secara terpadu. Kontribusi geo-

    morologi kebencanaan dalam pengelolaanwilayah tersebut dilakukan melalui analisis,pemetaan, dan pemodelan dari bentukla-han dan proses geomorologi. Hal terse-but dapat berupa perhitungan kerentanan,

    analisis bahaya, penilaian risiko, distribusisecara spasial tingkat potensi bencana, danpemantauan proses geomorfik (seperti pe-nurunan muka tanah, banjir, pasang surutair laut, dan erosi). eknologi SIG (Sis-tem Inormasi Geografis) dan PJ (Pengin-deraan Jauh) dapat dimanaatkan sebagaialat untuk membantu melakukan analisis,pemetaan, dan pemodelan dalam studi geo-morologi kebencanaan di suatu wilayah.  Peran geogra begitu pentingdalam penanganan kebencanaan. Saatini, geografi sudah memiliki konsentrasiprogram studi yang mengkaji kasus ke-bencanaan. Program studi geografi ling-kungan dilengkapi oleh pengetahuantentang tanah, air, dan sosial masyarakat.

    Program studi kartografi dan pengindera-an jauh dilengkapi dengan kemampuanpemetaan kebencaan dan penginderaan jauh sebagai media analisis spasial. Prog-ram studi pembangunan wilayah melaku-kan analisis keruangan serta komplekswilayah terhadap potensi kerentanan suatuwilayah. Bangga menjadi seorang geo-gra dan semoga menginspirasi! (Kh/Ki)

    Tahukah Kamu?? 

    Dentuman Krakatau di tahun 1883 terdengar sampai seluruh wilayah Nusantara, Sin- gapura, Australia, Filipina dan Jepang.

    EGSAMagz Juni 2014 | 9

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    12/20

    ULISAN MAHASISWA | Mewaspadai Ancaman Merapi

    MewaspadaiAncaman Merapi

    Gambar 9. Gunung Merapi Foto : jogja.co

      atanan geologi Indonesia meng-akibatkan negara Indonesia ini menjadi ba-gian dari jalur gunungapi akti di dunia. Ke-beradaan tiga lempeng yang akti bergerakbanyak menyebabkan peristiwa-peristiwaalam yang terjadi, termasuk adanya aktivitasgunungapi. Di Pulau Jawa, deretan gunung-api akti ini memanjang mulai dari JawaBagian Barat hingga Jawa Bagian imur.G u n u n g a p i

    seperti Kraka-tau (sekaranganak Kraka-tau), Papan-dayan, Galung-gung, Slamet,Merapi, hinggaKelud silihberganti dalam

    m e l a k u k a nakt iv i tasnya.  G u -nungapi da-pat terbentukakibat adan-ya tumbukan lempeng. Dalam kontekswilayah Indonesia, bagian selatan PulauJawa khususnya, terdapat zona pertemuan

    dua lempeng tektonik, yaitu lempeng Eura-sia yang merupakan lempeng benua denganlempeng Indo-Australia yang merupakanlempeng samudra. Perbedaan massa jeniskeduanya menyebabkan salah satu lempengtersebut menunjam di bawah lempeng yanglain. Lempeng samudra yang memiliki mas-sa jenis lebih besar mengalami penunjam-

    an sehingga pada bagian tertentu terjadipengangkatan dan terisi oleh magma yangnaik ke permukaan membentuk gunungapi.  Gunung Merapi menjadi satu dari

    sekian banyak gunungapi akti di PulauJawa. Gunung yang terletak di perbatasanantara Jawa engah dan Daerah IstimewaYogyakarta ini dalam beberapa waktu ter-akhir, sering mengalami perubahan statusakibat seringnya terjadi peningkatan ak-tivitas, mulai dari waspada, siaga, hinggaawas. Bahkan pada status akti normal pun,Merapi juga masih menunjukkan aktivi-

    tasnya walau-

    pun hanyaberupa hem-busan asap sol-atara hinggagempa-gempa vulkanik kecil.  B e r -beda dengank e b a n y a k a n

    gunungapi ak-ti yang lain,aktivitas vul-kanisme yangdimiliki Merapimemiliki siat

    yang khas. Kekhasan dari Merapi ini ada-lah berupa keberadaan dari kubah lava.  Kubah lava dalam kondisi di

    mana dia tidak stabil, maka akan me-nyebabkan guguran maupun longsorandari kubah itu. Kubah lava yang longsormaupun terjadi guguran melepaskan ma-terial piroklastik berupa awan panas danlava pijar. Awan panas ini bukanlah awanyang hanya mengandung suhu tinggi, me-lainkan terdapat pula material mulai dari

    bongkahan batu-batu besar, hingga kerikilpanas, pasir, dan abu. Suhu awan panasbisa mencapai 600 derajat Celcius. Samahalnya dengan awan panas, luncuran lava

    10 | EGSAMagz Juni 2014

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    13/20

    pijar juga menjadi bahaya primer yangdapat langsung menimbulkan korban.  Erupsi yang terjadi di GunungMerapi tidak selalu berupa adanya gugur-an kubah lava. Pada kala tertentu, erupsi

    yang terjadi bersiat eksplosi, yaitu di-sertai ledakan keras akibat adanya aktivi-tas magmatik. Erupsi yang bersiat eks-plosi pada dasarnya dapat terjadi padagunungapi dengan ciri tertentu, sepertimagma yang dimiliki asam dan kental, te-kanan gas tinggi, dan dapur magma dalam.

    erakhir kali Merapi meletus deng-an dahsyat adalah pada periode Oktober

    hingga November 2010 silam. Letusan yangditandai dengan guguran kubah lava selan- jutnya disusul oleh ledakan yang bersiateksplosi, melontarkan material padat danterjadi awan panas. Aliran Piroklastik yangdihasilkan terus menyusuri Sungai-sungaiyang berhulu di Merapi, seperti Gendol danBoyong. Warga yang tinggal di tepi sungaiGendol seperti Bronggang dan Cangkring-an misalnya, tidak ada yang menyangkabahwa awan panas akan melalui sungaitersebut sehingga banyak yang menjadi kor-ban. Hujan abu juga terjadi di mana-mana.  Siklus erupsi yang dimiliki GunungMerapi sangatlah pendek, kurang lebih ha-nya sekitar empat tahun sekali. Letusan yangterjadi pada 2010 merupakan yang terbesar

    dalam 100 tahun terakhir. Letusan tersebutmenandai adanya perubahan tipe erupsiMerapi dari yang berupa guguran lava men- jadi letusan yang lebih eksplosi. Pada tahun– tahun sebelumnya, letusan serupa jugapernah terjadi. Dari data-data yang ada, ter-catat bahwa pada 1930 juga pernah terjadiletusan serupa dimana guguran lava ter- jadi disusul dengan letusan yang eksplosi.

      Berbagai proses vulkanisme yangterjadi di Merapi banyak merubah morologidari gunung tersebut. Perubahan morologitersebut tentunya banyak berpengaruh ter-

    hadap arah letusan dan juga dampak yangmungkin dapat ditimbulkan dari peruba-han morologi tersebut. Dimulai dari kawahGunungapi yang terbuka ke arah Barat danBarat Daya hingga runtuhnya geger boyo di

    lereng Merapi, arah letusan yang terjadi se-ring berubah. Puncaknya terjadi pada 2010ketika aliran piroklastik mengarah ke Sela-tan dan menghancurkan sebagian wilayahyang berada di Selatan dan enggara Merapi.  Pihak – pihak yang berwenangseperti BPPKG sudah mulai melakukanantisipasi terkait dengan siklus erupsi yangsudah menginjak tahun keempat pasca le-

    tusan 2010. Diawali dengan pengamatandan monitor secara intensi, hingga di-lakukannya survey Geomagnetik bertujuanuntuk mengetahui aktivitas Gunung Me-rapi. Dari hasil survey tersebut, diketahuibahwa jarak magma masih sekitar 3,5 kmdari puncak Merapi. Survey Geomagnetikdilakukan dengan alat geomagnetik yangdapat mengetahui dimana letak magma le-wat siat magnetik batuan di lereng Merapi.

    Merapi sempat bergejolak di awaltahun 2014, hampir bersamaan dengangejala vulkanisme di gunung lain sepertiSinabung, Kelud, dan Slamet. Aktivitasnyayang berupa letusan reatik menyebab-kan hujan abu di sekitar Gunung Merapi.Akhir April 2014, status Gunung Merapi

    menjadi waspada selama beberapa hari,namun kemudian normal kembali. Be-berapa kalangan mulai bergerak mengambillangkah mitigasi untuk mengantisipasi ke-mungkinan terburuk, di antaranya denganmemperbaiki inrastruktur untuk kepen-tingan evakuasi dan pengungsian. Walau-pun kondisi terkini dari Merapi relati amandan normal, tapi prinsip geomorologi

    “the present is the key to the past” masihharus dijadikan bahan pertimbangan un-tuk mewaspadai ancaman Merapi. (Rs/red)

    ULISAN MAHASISWA | Mewaspadai Ancaman Merapi

    EGSAMagz Juni 2014 | 11

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    14/2012 | EGSAMagz Juni 2014

    ULISAN MAHASISWA |Mitigasi Bencana :Dimulai dari Dirimu

    Mitigasi Bencana :Dimulai dari Dirimu

      Banyak berita menayangkanbagaimana banyaknya korban dari setiapbencana. idakkah kita bisa berusaha meng-uranginya. Sebenarnya korban dan dampakbencana dapat kita reduksi dimulai dari hal-hal sederhana dalam keseharian kita. anpakita sadari, kebiasaan hidup yang baik da-pat dijadikan sebagai mitigasi bencana yangefisien. ini dapat dikatakan sebagai pem-

    belajaran mitigasi bencana berbasis budaya.

    Peka terhadaplingkungan  Alam se-lalu berdinamika,perhatian kita ter-hadap alam akanmembuat kitapeka terhadapperubahan yangditunjukkan olehalam, termasuktanda - tandayang diberikanketika akan ter- jadi bencana. Manusia yang peka terhadap

    lingkungannya akan bijaksana menyikapibahaya-bahaya yang mengancam kehidu-pan mereka. Contoh sederhana, merekayang bijaksana tidak akan membahayakanhidupnya sendiri dengan menolak evakuasiatau perintah mengungsi dan semacamnya.

    Sesuatu terjadi bukan tanpa sebab danbukan tanpa solusi

      anaman layu karena kekuranganair, mobil mogok karena kehabisan bahanbakar. Begitu juga alam, selalu mencari ke-seimbangan. Banjir terjadi karena luapan

    sungai, sungai meluap karena tak mampumenampung, tidak mampu menampung ka-rena alirannya terhambat, terhambat karenabanyak sampah, sampah ada karena manu-sia membuangnya ke sungai. Dengan meng-etahui asal usulnya, penanganan dan antisi-pasi terhadap bencana akan tepat sasaran.Dengan mengatahui sumber permasala-hannya, manusia dapat mengurangi hal-hal

    yang dapat memicu datangnya bencana.

    “Te present is thekey to the past”   Sikap manusiasekarang dipeng-aruhi juga oleh ke-hidupannya di masalalu. Begitu punalam, apa yang terja-di saat ini dapat me-nunjukkan apa yangpernah terjadi dimasa lampau. Seper-ti apa yang ditunjuk-kan pada batu apung

    yang ditemukan mengisyaratkan letusan

    yang pernah terjadi di Gunung Krakatau.

      Manusia dan alam adalah ciptaanuhan. Alam bisa ramah terhadap manu-sia apabila manusia juga menjaga alam,dan begitu sebaliknya, alam dapat pulamarah ketika manusia merusak alam.Memperbanyak pengetahuan dan se-lalu update inormasi akan meningkat-

    kan kepekaan dan membuat kita bersikaplebih bijaksana terhadap dinamika alam.(PN/red)

      Gambar 10. Kerangka mitigasi Foto : pedulisehati.wordpress.com

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    15/20EGSAMagz Juni 2014 | 13

    Gambar 11. Pembuatan tembok-tembokpada lereng yang curam untuk meng-hindari terjadinya longsor.

    Foto : geolocation.ws

    Gambar 12. Pembuatan tembok-tembok untuk menahan tanah

    Foto : antaraoto.com

    Gambar 13. Pembuatantembok-tembok atau brongjongdi tepi sungai agar dindingsungai tidak ambrol akibar

    tergerus aliran

    Foto : antaraoto.com

    Beberapa contoh tindakanpencegahan bencana.

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    16/2014 | EGSAMagz Juni 2014

    OPINI MAHASISWA |

    Yuli Agnes Karmila (Geografi Ilmu Lingkungan 2013) 

    Bencana nasional merupakan bencana yang dialami oleh se-luruh rakyat Indonesia dalam skala besar. Mitigasi bencana diIndonesia mungkin hanya terkhusus untuk daerah yang punyabencana yang sering terjadi, misalnya jika bencana itu baru, miti-gasi bencananya mungkin sangat buruk. Mitigasi bencana di In-donesia itu mungkin mitigasi bencana dari gunung meletus danmitigasi bencana banjir. Kalau saya sendiri belum pernah menerap-kan mitigasi bencana karena Jambi tergolong provinsi yang aman

    Apa Pendapat Merekaentang Bencana Nasional?

     Amatullah Mufidah (Pembangunan wilayah 2012)  Bencana nasional itu bencana yang dampaknya dirasakan secaranasional. Kalau mitigasi bencana di Yogyakarta saya yakin itu yangpaling baik karena memang keberadaan Fakultas Geografi UGM yangturut serta dalam pencerdasan mitigasi bencana. Mitigasi bencanadi Indonesia contohnnya di Merapi. Kalau di daerah saya jarang adabencana, sehingga jarang ada mitigasi bencananya. Sedangkan kalaudi sini baru beberapa kali merasakan adanya gempa dan mungkinkarena belum terbiasa jadi belum tahu tata cara mitigasi bencananya.

    Restutita Darusasi (Geografi dan Ilmu Lingkungan, 2008)Bencana yang akhir-akhir sering terjadi adalah gunung me-

    letus dan juga gempa bumi. Belum lama ini, meletusnya GunungSinabung dan Gunung Kelud yang cukup besar hingga men- jadi bencana nasional. Penanganan bencana di Indonesia masihkurang baik karena penanganan cenderung berbentuk penang-gulangan setelah terjadi bencana bukannya pencegahan sebelumterjadi bencana. Jadi upaya penanganan bencana masih cende-rung kurati daripada preventi sehingga perlu adanya sosialisasi.

    Setyo Nugroho (Geografi dan Ilmu Lingkungan, 2011)  Awal tahun 2014, Indonesia mengalami berbagai macambencana alam seperti meletusnya Gunung Sinabung dan Gu-nung Kelud, banjir di Jabodetabek dan Kudus. Kualitas miti-gasi kebencanaan di Indonesia masih kurang baik, sebab yangsering terjadi adalah kurangnya koordinasi antara pemer-intah daerah dengan masyarakat. Pendidikan menjadi salahsatu aspek penting dalam mitigasi bencana, maka seharus-

    nya mitigasi bencana harus diajarkan sedini mungkin (Fu/Yo).Foto : Yogi, Suci

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    17/20EGSAMagz Juni 2014 | 15

    Judul : Bentang Sumberdaya LahanKawasan Gunungapi Ijen danSekitarnya

    Penulis : Junun Sartohadi, dkk ISBN : 978-602-229-322-4

    Jumlah Halaman : xii + 59 halamanahun erbit : 2014Penerbit : Pustaka Pelajar

      Kawasan Pegunungan engger terdiri daribeberapa gunungapi-gunungapi yang berdekatan. Namun,lain halnya dengan Kawasan Gunungapi Ijen yang terdiridari beberapa gunung-gunung kecil,yang berada di dalamtubuh gunung besar. ubuh Gunung Ijen yang telah tererupsi

    pada awal zaman kuarter, kemudian ditumbuhi gunung-gunung kecil di dalamnya. Pem-bentukan Kawasan Gunungapi Ijen berawal dari awal zaman kuarter dan masih berlang-sung hingga saat ini.  Kawasan Gunungapi Ijen pada awalnya merupakan tubuh gunungapi besar sebe-lum mengalami letusan dengan skala besar yang mengakibatkan terbentuknya cekungankaldera berbentuk oval yang mengarah ke selatan. Selain itu, pembentukkan Kawasan Ijendimungkinkan terpengaruh oleh zona subduksi lempeng tektonik di Samudera Hindia.Material di Kawasan Gunungapi Ijen saat ini akti terbentuk oleh material-material vul-

    kanik baru diakibatkan adanya pengikisan karena longsor dan pengendapan material barudi lereng kaki hingga dataran kaki.  Kawasan Gunungapi Ijen, Jawa imur, terdiri dari beberapa satuan bentuklahan,yaitu bentuklahan struktural, bentuklahan vulkanik, bentuklahan fluvial, bentuklahan so-lusional, bentuklahan marin, dan bentuklahan denudasional.Kaldera Ijen atau kawah Ijen memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Pe-mandangan eksotik menjadikan Kawah Ijen potensial untuk dijadikan kawasan ekowisata,seperti budaya pemanaatan belerang, wisata alam Kawah Ijen, wisata perkebunan teh, hi-king, serta wisata hutan, dan savanna di puncak gunungapi.

    Evaluasi lahan dilakukan pada Kompleks Ijen agar pemanaatan lahan dapat ber-langsung lestari. Namun, evaluasi lahan kali ini tidak hanya terbatas pada pemanaatanlahan di bidang pertanian. Akan tetapi, pemanaatan lahan sebagai pemenuh kebutuhanhidup masyarakat.

    Aspek kemampuan lahan pada Kawasan Ijen juga diperhitungkan sebagai kontrolterhadap pemanaatan lestari yang berbasis pada aktor pembatas utama pemanaatan la-han. Pada dasarnya setiap lahan memiliki keterbatasan atas pemanaatan tertentu, sebagaicontoh, lahan terjal berbatu tidak dimungkinkan untuk dimanaatkan sebagai lahan perta-nian. (Kh/red)

    RESENSI BUKU |Bentang Sumberdaya LahanKawasan Gunung Api Ijen dan Sekitarnya

    EGSAMagz Juni 2014 | 15

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    18/20

    Judul : Earth – Te Power o the Planet

    Rilis : 22 April 2009

    Sutradara : Alastair Fothergill, Mark Linfield

    Pemain : Patrick Stewart, Anggun, James Earl Jones

     

    Film ini dibuat pada tahun 2007 oleh BBC yang menceritakan tentang kekuatanyang ada di bumi melalui presenter bernama Stewart yang merupakan seorang pakar ge-ologi. “Earth” disajikan dengan angle yang spektakuler dan gambar yang tajam, serta me-mukau. Film ini terdiri dari 5 episode yaitu:1. Volcano2. Atmosphere3. Ice4. Oceans

    5. Rare Earth  Masing-masing episodenya menampilkan keindahan gambar dengan suguhanenomena-enomena yang terjadi di permukaan bumi. Dengan narasi yang baik, film inimengajak penonton untuk mengerti dan lebih peduli tentang planet yang kita huni ini.

    Pada salah satu episode berjudul Atmosphere, mengajarkan kita bahwa atmosersebagai sumber udara (gas) yang dibutuhkan oleh kehidupan. Atmoser mengatur suhuyang tepat untuk keberlangsungan hidup. Bagian terpenting dari film ini adalah bagaimanamanusia mengontrol cuaca dan iklim di dunia, sehingga kandungan gas-gas yang terdapatdi atmoser tidak berlebihan dan tidak berkurang atau melampaui ambang batasnya.

      Edukati dan provokati, impresi itu muncul setelah menonton film tersebut. Jikaanda penikmat keindahan alam dan ingin memahami dinamika di dalamnya, maka sangatdirekomendasikan melihat film yang satu ini. (Pu/red)

    Rating: 9/10 (IMDb)

    REVIEW FILM | EARH

    16 | EGSAMagz Juni 2014

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    19/20

  • 8/20/2019 EGSAMagz

    20/20