eksistensi dinas sosial dan tenaga kerja kota …
TRANSCRIPT
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 235
EKSISTENSI DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA
BINJAI DALAM PENANGGULANGAN PENYANDANG
MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DI KOTA
BINJAI
Ely Anista Br Ginting
Email : [email protected] Jl. Kolam No 1 Medan Estate Kampus FISIPOL UMA Program Studi Admiistras Publik
Universitas Medan Area Diterima 7 Februari 2014/ Disetujui 21 Februari 2014
Abstract
One important thing is the handling of Disability Issues Social Welfare, the
Department implemented the social and labor Binjai City, is in order to minimize
the amount Persons with social welfare problems Social welfare programs
implemented in the hope of becoming an alternative solution to the problem of
social welfare. Discussion, the results obtained in this study that the program is
executed quite well, and the lack of significant issues or problems, although with
limited budget priorities being able to anticipate through the program, so the
limitations but showed positive performance. The problems of this study is the
extent of the Department of Social and Manpower reduction task Binjai City social
welfare problem in the city of Binjai, relating to the efficiency and effectiveness
orgsanisasi.
Keywords: Existence, Department of Social Welfare and Labor: Binjai City.
Abstrak
Salah satu hal penting adalah penanganan Penyandang Masalah Kesejahtreaan
Sosial, yang dilaksanakan Dinas sosial Dan Tenaga kerja Kota Binjai, adalah
dalam rangka meminimalisasi jumlah PenyandangMasalah kesejahteraan Sosial
dengan harapan program yang dilaksanakan menjadi alternatif solusi bagi
persoalan kesejahteraan Sosial. Pembahasan, dalam penelitian ini diperoleh hasil
bahwa program yang dijalankan cukup baik, dan minim persoalan atau masalah
yang signifikan, walaupun dengan keterbatasan anggaran mampu diantisipasi
melalui skala prioritas program, sehingga dengan keterbatasan namun
menunjukkan kinerja yang positip. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sejauhmana Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Binjai melaksanakan tugas
penanggulangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kota Binjai,
berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas orgsanisasi
Kata Kunci : Eksistensi, Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja : Kota Binjai.
PENDAHULUAN
Selama ini peran dan akses
penyelenggaraan kegiatan birokrasi
masih luput dari perhatian masyarakat.
Dimana kondisi tersebut telah manrik
perhatian penulis untuk menelitinya
sebagai upaya membangun persepsi yang
positip tentang penyelenggaraan
pelayanan publik. Adapun objek yang
penulis pilih adalah Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai, untuk tahun
2012.
Penelitian ini diarahkan untuk
mengevaluasi dan menjelaskan
fenomena birokrasi pemerintah.
Khususnya pendekatan proses (internal
process approach), dalam hal efisiensi
pelayanan, kerjasama tim, dan hubungan
pimpinan dengan bawahan. Agar seluruh
kegiatan penyelenggaraan pelayanan
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 236
publik dapat berjalan dengan baik
berdasarkan peraturan yang berlaku.
Hal ini sangat penting dengan
alasan bahwa output yang diberikan
kepada lingkungan akan sangat
tergantung pada tinggi rendahnya peran
instansi pemerintah. Utamanya dalam
hal tanggungjawab (accountability),
kepercayaan masyarakat terhadap
birokrasi.
Karena tujuan penyelenggaraan
pelayanan publik adalah menciptakan
keadilan, efektivitas dan kepuasan
masyarakat sebagai indikator , dalam hal
ini Dwi Heru Sukoco, 1995 dari buku
Introduction to Social Work Practice
oleh Max Siporin disebutkan
“Kesejahteraan sosial mencakup semua
bentuk intervensi sosial yang secara
pokok dan langsung untuk meningkatkan
keadaan yang baik antara individu dan
masyarakat secara keseluruan.
Kesejahteraan sosial mencakup
semua tindakan dan proses secara
langsung yang mencakup tindakan dan
pencegahan masalah sosial,
pengembangan sumber daya manusia
dan peningkatan kualitas hidup.”
Mengingat Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai sebagai
instansi yang kompeten dalam
penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial, maka penulis
mencoba untuk mengangkat dalam
bentuk penelitian guna mendapatkan
pengetahuan dan informasi yang
mendalam dalam bentuk tulisan ilmiah
dengan judul : ” Eksistensi Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Kota Binjai Dalam
Penanggulangan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) di Kota Binjai.
KAJIAN TEORI
Pengertian Eksistensi Makna eksistensi pada dasarnya
adalah keberadaan akan sesuatu sehingga
timbul kesan dan gambaran terhadap
sesuatu. Hal yang perlu dicermati tidak
hanya dimensi fisik, tetapi juga dimensi
non fisik.
Istilah Eksistensi atau keberadaan
akan sesuatu, merupakan cerminan dari
berfungsinya sumber daya yang tersedia.
Hasil kerja biasanya sebagai suatu
bentuk progress atau kemajuan suatu
aktifitas organisasi. Seperti organisasi
perusahaan, terutama mengenai
profitabilitas untuk menilai perubahan
potensial sumber daya yang ada. Sebagai
suatu kemajuan yang dapat diperoleh
dimasa depan.
G. Setya Nugraha dan R.
Maulina (2010:177) eksistensi berarti hal
tentang berada atau keberadaan,
sedangkan wujudnya yakni sesuatu yang
dicapai, Prestasi yang diperlihatkan.
Bagi sebuah organisasi pelayanan
publik yang notabenenya melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan. Maka untuk
tercapainya sasaran organisasi harus
mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan. Agar membuahkan tindakan
dan hasil yang diharapkan,.
Berdasarkan uraian tersebut di
atas diperoleh pengertian bahwa
eksistensi merupakan refleksi dari
kemampuan organisasi melaksanakan
aktifitas. Adapun aktifitas atau kegiatan
yang dilakukan menimbulkan dampak.
Umumnya dampak tersebut adalah
Kualitas, kuantitas maupun output
lainnya yang dapat diamati, dievaluasi,
dari berbagai aspek.
Tujuan Penanggulangan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
Sesuai tujuan pembangunan
bidang kesejahteraan sosial secara
nasional yang menjadi pokok
pembangunan bidang kesejahteraan
sosial 2010-2014 oleh Kementerian
Sosial adalah:
a. Melindungi PMKS dari segala
risiko sosial, perlakukan salah,
tindak kekerasan, dan eksploitasi
sosial
b. Terwujudnya aksesibilitas PMKS
dalam pemenuhan kebutuhan
sosial dasar.
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 237
c. Terwujudnya mekanisme
jaminan sosial berbasis
komunitas dalam pengelolaan
risiko kehilangan atau penurunan
pendapatan berbasis kontribusi
(iuran).
d. Terjaminnya PMKS yang
mengalami masalah ketidak
mampuan sosial ekonomi untuk
mendapatkan jaminan sosial
melalui pembayaran iuran
jaminan sosial oleh pemerintah.
e. Terjaminnya penghargaan bagi
pejuang, perintis kemerdekaan,
dan keluarga pahlawan.
f. Terjaminnya penyandang cacat
berat dan cacat ganda, lanjut usia
nonpotensial, eks - penderita
penyakit kronis, dan penyandang
cacat psikotik dalam pemenuhan
kebutuhan dasar yang layak.
g. Terwujudnya masyarakat yang
berdaya dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
h. Tersedia, terjangkau, dan
terjaminnya pelayanan dan
rehabilitasi sosial yang
berkualitas bagi PMKS di semua
provinsi, Kabupaten dan kota.
Jenis – Jenis Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial Adapun saat ini Kementerian
Sosial dalam Penanggulangan PMKS
sebanyak 22 jenis, berikut defenisi
mencakup makna Penyandang
Kesejahteraan Sosial :
1) Anak Balita Telantar, adalah
anak yang berusia 0-4 tahun
karena sebab tertentu, orang
tuanya tidak dapat melakukan
kewajibannya (karena beberapa
kemungkinan : miskin/tidak
mampu, salah seorang sakit,
salah seorang/kedua-duanya,
meninggal, anak balita sakit)
sehingga terganggu kelangsungan
hidup, pertumbuhan dan
perkembangannya baik secara
jasmani, rohani dan sosial.
2) Anak Telantar,adalah anak
berusia 5-18 tahun yang karena
sebab tertentu, orang tuanya tidak
dapat melakukan kewajibannya
(karena beberapa kemungkinan
seperti miskin atau tidak mampu,
salah seorang dari orangtuanya
atau kedua-duanya sakit, salah
seorang atau kedua-duanya
meninggal, keluarga tidak
harmonis, tidak ada
pengasuh/pengampu) sehingga
tidak dapat terpenuhi kebutuhan
dasarnya dengan wajar baik
secara jasmani, rohani dan sosial.
3) Anak Nakal, ,adalah anak yang
berusia 5-18 tahun yang
berperilaku menyimpang dari
norma dan kebiasaan yang
berlaku dalam
masyarakat,lingkungannya
sehingga merugikan dirinya,
keluarganya dan orang lain, serta
mengganggu ketertiban umum,
akan tetapi karena usia belum
dapat dituntut secara hukum.
4) Anak Jalanan,adalah anak yang
berusia 5-18 tahun yang
menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk mencari nafkah
dan berkeliaran di jalanan
maupun tempat-tempat umum.
5) Wanita Rawan Sosial
Ekonomi, adalah seorang wanita
dewasa berusia 18-59 tahun
belum menikah atau janda dan
tidak mempunyai penghasilan
cukup untuk dapat memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.
6) Korban Tindak Kekerasan,
adalah seseorang yang
mengalami tindak kekerasan,
diperlakukan salah atau tidak
semestinya dalam lingkungan
keluarga atau lingkungan
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 238
terdekatnya, dan terancam baik
secara fisik maupun non fisik.
7) Lanjut Usia Telantar,adalah
seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih, karena faktor-faktor
tertentu tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik secara
jasmani, rohani maupun sosial.
8) Penyandang Cacat, adalah
setiap orang yang mempunyai
kelainan fisik atau mental yang
dapat mengganggu atau
merupakan rintangan dan
hambatan bagi dirinya untuk
melakukan fungsi-fungsi
jasmani, rohani maupun
sosialnya secara layak, yang
terdiri dari penyandang cacat
fisik, penyandang cacat mental
dan penyandang cacat fisik dan
penyandang cacat mental.
9) Tuna Susila, adalah seseorang
yang melakukan hubungan
seksual dangan sesama atau
lawan jenis secara berulang-
ulang dan bergantian diluar
perkawinan yang sah dengan
tujuan mendapatkan imbalan
uang,materi atau jasa.
10) Pengemis, adalah orang-orang
yang mendapat penghasilan
meminta-minta di tempat umum
dengan berbagai cara dengan
alasan untuk mengharapkan belas
kasihan orang lain.
11) Gelandangan, adalah orang-
orang yang hidup dalam keadaan
yang tidak sesuai dengan norma
kehidupan yang layak dalam
masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai pencaharian dan
tempat tinggal yang tetap serta
mengembara di tempat umum.
12) Bekas Warga Binaan Lembaga
Kemasyarakatan (BWBLK),
adalah seseorang yang telah
selesai atau dalam 3 bulan segera
mengakhiri masa hukuman atau
masa pidananya sesuai dengan
keputusan pengadilan dan
mengalami hambatan untuk
menyesuaikan diri kembali dalam
kehidupan masyarakat, sehingga
mendapat kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan atau
melaksanakan kehidupannya
secara normal.
13) Korban Penyalahgunaan
NAPZA, adalah seseorang yang
menggunakan narkotika,
psikotropika dan zat-zat adiktif
lainnya termasuk minuman keras
diluar tujuan pengobatan atau
tanpa sepengetahuan dokter yang
berwenang.
14) Keluarga Fakir Miskin, adalah
seseorang atau kepala keluarga
yang sama sekali tidak
mempunyai sumber mata
pencaharian dan atau tidak
mempunyai kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pokok atau
orang yang mempunyai sumber
mata pencaharian akan tetapi
tidak dapat memenuhi kebutuhan
pokok keluarga yang layak bagi
kemanusiaan.
15) Keluarga Berumah Tidak
Layak Huni, adalah keluarga
yang kondisi perumahan dan
lingkungannya tidak memenuhi
persyaratanyang layak untuk
tempat tinggal baik secara fisik,
kesehatan maupun sosial.
16) Keluarga Bermasalah Sosial
Psikologis, adalah keluarga yang
hubungan antar anggota
keluarganya terutama antara
suami -istri kurang serasi,
sehingga tugas-tugas dan fungsi
keluarga tidak dapat berjalan
dengan wajar .
17) Komunitas Adat Terpencil,
adalah kelompok orang atau
masyarakat yang hidup dalam
kesatuan kesatuan sosial kecil
yang bersifat lokal dan terpencil,
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 239
dan masih sangat terikat pada
sumber daya alam dan habitatnya
secara sosial budaya terasing dan
terbelakang dibanding dengan
masyarakat Indonesia pada
umumnya,sehingga memerlukan
pemberdayaan dalam
menghadapi perubahan
lingkungan dalam arti luas.
18) Korban Bencana Alam, adalah
perorangan, keluarga atau
kelompok masyarakat yang
menderita baik secara fisik,
mental maupun sosial ekonomi
sebagai akibat dari terjadinya
bencana alam yang menyebabkan
mereka mengalami hambatan
dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya.Termasuk dalam
korban bencana alam adalah
korban bencana gempa bumi
tektonik, letusan gunung berapi,
tanah longsor, banjir, gelombang
pasang atau tsunami,kencang,
kekeringan, dan kebakaran hutan
atau lahan, kebakaran
permukiman, kecelakaan pesawat
terbang, kereta api, perahu dan
musibah industri (kecelakaan
kerja).
19) Korban Bencana Sosial atau
Pengungsi, adalah perorangan,
keluarga atau kelompok
masyarakat yang menderita baik
secara fisik, mental maupun
sosial ekonomi sebagai akibat
dari terjadinya bencana sosial
kerusuhan yang menyebabkan
mereka mengalami hambatan
dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya.
20) Pekerja Migran Telantar, adalah seseorang yang bekerja di
luar tempat asalnya dan menetap
sementara di tempat tersebut dan
mengalami permasalahan sosial
sehingga menjadi telantar.
21) Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA), adalah seseorang yang
dengan rekomendasi profesional
(dokter) atau petugas
laboratorium terbukti tertular
virus HIV sehingga mengalami
sindrom penurunan daya tahan
tubuh (AIDS) dan hidup telantar.
22) Keluarga Rentan, adalah
keluarga muda yang baru
menikah (sampai dengan lima
tahun usia pernikahan) yang
mengalami masalah sosial dan
ekonomi (berpenghasilan sekitar
10% di atas garis kemiskinan)
sehingga kurang mampu
memenuhi kebutuhan dasar
keluarga.
Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Di Kota Binjai
Dari berbagai jenis penyandang
masalah kesejahteraan sebagaimana
disebut diatas, untuk Kota Binjai Dinas
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Binjai
menangani sejumlah 22 PMKS, dengan
prioritas utama penanggulangannya pada
8 (delapan ) item antara lain :
a) Anak jalanan
b) Penyandang cacat
c) Tuna Susila
d) Pengemis
e) Gelandangan
f) Keluarga Fakir Miskin
g) Keluarga berumah Tidak Layak
Huni.
h) Korban bencana Alam.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial tertentu, selanjutnya dikemukakan lebih lanjut bahwa
penelitian deskriptif menghimpun data,
tetapi tidak melakukan pengujian
hipotesa.
Menurut Kurt dan Miller seperti
yang dikutip Moleong (2000: 3) adalah
sebagai berikut: “Penelitian kualitatif
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 240
adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada
pengamatan manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan ruang
dalam bahasannya dan dalam
peristilahannya.”
PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Dalam melaksanakan tugas
pelayanan yang diemban Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Kota Binjai, tentunya
tetap dihadapkan pada berbagai masalah
dan tantangan pembangunan yang harus
diupayakan pemecahannya, oleh sebab
itu diperlukan analisi yang komprehensif
untuk mengetahui peran apa saja yang
telah dilakukan oleh Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai berikut
berbagai komponen penduklungnya.
Analisis adalah kegiatan berfikir
untuk menguraikan suatu keseluruhan
menjadi komponen sehingga dapat
mengenal tanda-tanda komponen,
hubungannya satu sama lain dan fungsi
masing-masing dalam satu keseluruhan
terpadu.
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas
makna analisis :
“Penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan, dsb)
untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dan sebagainya :
a. Penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh
pengertian yg tepat dan pemahaman
arti keseluruhan;
b. Penyelidikan kimia dengan
menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya;
penjabaran sesudah dikaji sebaik-
baiknya;
c. Pemecahan persoalan yg dimulai
dengan dugaan akan kebenarannya;
dengan perkataan lain bahwa
evaluasi merupakan proses menilai
sesuatu yang berhubungan dengan
kemajuan, pertumbuhan,
perkembangan dalam rangka
mencapai tujuan, serta dapat berupa
pengumpulan bukti-bukti dan
penilaian apakah suatu kompetensi
telah dicapai.
Dalam Proses penyusunan visi,
misi dan strategi untuk menentukan
ukuran kinerja, yang dijabarkan dalam
tujuan dan sasaran yang menggambarkan
kondisi yang akan diwujudkan oleh
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Binjai. Tujuan juga menjadi salah satu
landasan bagi perumusan strategi untuk
mewujudkannya yang kemudian
dijabarkan dalam sasaran strategik
dengan ukuran pencapaiannya.
Melakukan komunikasi dan
mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis dilakukan dengan cara
memperlihatkan kepada staf apa yang
dilakukan untuk mencapai sasaran dalam
penanganan bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial di Kota Binjai, hal
ini bertujuan untuk mencapai kinerja
maksimal melalui penetapan sasaran
serta menyelaraskan berbagai inisiatif
yang memungkinkan Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai
mengintegrasikan rencana program dan
rencana anggaran.
Hal ini dapat dilihat melalui
pemilihan prioritas dengan mengatur
mana yang lebih penting untuk
diprioritaskan, yang kemungkinan dapat
menggerakkan kearah tujuan yang lebih
tepat sasaran dan memiliki manfaat bagi
penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
Dari beberapa catatan diatas
berkaitan dengan pelaksanaan program
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Binjai sesuai tugas dan fungsinya penulis
memperoleh gambaran bahwa Dinas
Sosial Dan tenaga Kerja Kota Binjai
dalam menjalankan misi programnya
memiliki :
a. Rencana Stratejik dan Rencana
Kinerja Tahunan 33
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 241
b. Seleksi sasaran yang merupakan
prioritas capaian
c. Koordinasi Dalam Pelaksanaan
Program
d. Evaluasi Kinerja Tahunan.
Disamping itu Dinas Sosial Dan
tenaga Kerja Kota Binjai dalam
menjalankan misinya dapat bersinergi
dengan memberdayakan Potensi Sumber
Kedejahteraan Sosial (PSKS) seperti :
1. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
2. Organisasi Sosial
3. Karang Taruna
4. Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat (WKSBM)
5. Keperintisan dan Kepahlawanan
6. Dunia Usaha yang melaksanakan
Usaha Kesejahteraan Sosial
Dengan demikian berbagai
kegiatan program Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai dapat
seutuhnya terlaksana, tepat waktu
sehingga mendorong kreatifitas untuk
melakukan yang lebih baik pada tahun –
tahun berikutnya.
Dukungan Staf Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja
Adapun kondisi pelayanan yang
ingin dicapai guna meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat di bidang
sosial dan tenaga kerja adalah :
a. Kondisi pegawai sebagian besar
memiliki kompetensi dan kemauan
serta mampu menyelesaikan tugas
yang dibebankan secara
proporsional, mengenali
permasalahan yang dihadapi dan
dapat memecahkan permasalahan
dengan baik dan tuntas. Hal ini
dimaksudkan agar setiap aparat
harus dapat meningkatkan potensi
dan kapasitas kerja dengan
ketekunan melaksanakan tugas,
mendalami pelaksanaan tugas serta
menambah pengetahuan.
b. Penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan dalam merumuskan
tugas-tugas dan kewenangan dari
suatu organisasi dan tidak terjadi
tumpang tindih, pelaksanaan tugas
serta adanya prosedur dan tata kerja
yang jelas;
c. Adanya dukungan sarana dan
prasarana dan dukungan
pendanaan/Anggaran (walau
terbatas) untuk pelaksanaan program
oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Binjai dalam upaya
meningkatkan kinerja pelayanan
kepada masyarakat.
d. Terbangunnya kemitraan dengan
PSKS sebagai pendukung program
sehingga efektifitas dan efisiensi
dapat dicapai.
Tata Kerja Dinas Sosial Dan Tenaga
Kerja Kota Binjai Hal ini diatur dalam Peraturan
Walikota No. 24 Tahun 2012 Bab II
Pasal 2 tentang Tata Kerja Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Kota Binjai :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
3. Sub. Bagian Umum
4. Sub Bagian Keuangan
5. Sub Bagian Program.
a Bidang Rehabilitasi Sosial.
- Seksi Rehabilitasi Sosial
- Seksi Pemulihan Dan Advokasi
Sosial
- Seksi Pengembangan dan
Kepahlawanan.
b Pemberdayaan Dan Jaminan
Sosial
- Seksi Pemberdayaan Sosial
- Seksi Sumbangan Sosial Dan
Kebutuhan Dasar
- Seksi Perlindungan Dan Jaminan
Sosial
c Bidang Sumber Dan Potensi
Lembaga Sosial
- Seksi Organisasi Dan Karang
Taruna - Seksi PSM Dan WKSBM
- Seksi Penyuluhan Sosial.
d Bidang Pelatihan Produktifitas
Kerja Dan Penempatan Tenaga
Kerja
- Seksi Penempatan Dan Informasi
Pasar Kerja
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 242
- Seksi Perluasan Kesempatan Kerja
Dan Pemagangan
- Seksi pelatihan Tenaga Kerja Dan
Perizinan Dan Sertifikasi Lembaga
Latihan Kerja
Bidang Hubungan Industrial Dan
pengawasan
- Seksi Perselisihan Hubungan
Indusrial Dan pembinaan
Organisasi Pekerja Dan
pengusaha.
- Seksi Pengawasan Norma Kerja
Dan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja.
- Seksi Persyaratan Kerja Dan
Jamsostek
Sumber Daya Manusia
Untuk melaksanakan tugas pokok
dan fungsi yang diemban maka
keberadaan Sumber Daya Manusia
adalah hal pokok dan menentukan
keberhasilan kinerja sebuah instansi,
Dalam hal ini Dinas Sosial Dan Tenaga
Kerja memiliki jumlah personil sebanyak
43 Orang personil yang terdiri dari :
a. Pejabat Eselon II : 1 Orang
b. Pejabat Eselon III : 6 Orang
c. Pejabat Eselon IV : 18 Orang
d. Staff : 11 Orang
e. Tenaga Honorer : 13 Orang
Berdasarkan Strata pendidikan
komposisi SDM yang tersedia pada
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Binjai terdiri :
a. S-2 : 4 Orang
b. S-1 / D - IV : 20 Orang
c. D – 3 : 3 Orang
d. SLTA : 21 Orang
e. SLTP : 1 Orang
f. SD : - Orang
Sarana Dan Prasarana
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
Kota Binjai saat ini memiliki sarana :
1. Tanah Dan Bangunan Kantor
- Gedung seluas 25 X 15 M²
-. Aula/Ruang Serba Guna Seluas :
15 X 10 M²
Berlokasi di Jalan Perintis
Kemerdekaan No. 113 Kota Binjai.
Pembiayaan
Untuk tahun 2012 Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Kota Binjai telah
mengalokasikan dan merealisasikan
pembiayaan dalam bentuk anggaran,
karena pembiayaan adalah faktor yang
sangat penting dan paling mempengaruhi
dalam menyelenggarakan suatu program
Tabel 3. Anggaran untuk tahun 2012
dialokasikan sebagai berikut :
N
o KEGIATAN
PEMBIAYAAN
K
ET
Alokasi
APBD
( Rp. )
Realis
asi
1
.
Pelayanan
Administrasi Kantor
Dan Pemeliharaan
Sarana Dan
Prasarana
650.648.
000,-
650.64
8.000,-
2
.
Pembiayaan
Program
610.282.
530,-
610.28
2.530,-
3 Beban Kerja 44.760.0
00,-
41.412
.000,-
Jumlah 1.305.69
0.530,-
1.302.
342.53
0,-
Strategi Pemecahan Masalah
Keberhasilan pencapaian sasaran
Tahun 2012 telah memberi kontribusi
dalam pencapaian tujuan dan misi yang
telah ditetapkan dalam Renstra Dinas
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Binjai
Tahun 2012-2017.
Upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk mengatasinya serta
menjaga kesinambungan program maka
kedepan perlu dirumuskan srategi antara
lain:
1. Peningkatan Kualitas Personalia
2. Pengembangan kelompok PMKS
dan pendampingan 3. Peningkatan Fungsi Karang Taruna
dan PSM sebagai Motivator dan
Pendamping Program.
4. Peningkatan akses program ketenaga
kerjaan yang mengacu pada
peningkatan SDM.
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 243
5. Pengembangan informasi terkait
program Sosial dan tenaga kerja.
6. Peningkatan Anggaran program
Rencana Strategis Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai 2012 - 2017
1. Visi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Binjai, sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang
diberi mandat oleh Undang-undang
sebagai penyelenggara kewenangan
otonomi daerah di bidang Sosial dan
Tenaga Kerja selalu dituntut untuk
meningkatkan kinerja organisasi
agar tujuan pembangunan dapat
dirumuskan dan dicapai berdasarkan
prinsip ketentuan yang berlaku demi
tercapainya kesejahteraan
masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan tata
kelola yang efisien dan efektif
diharapkan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Binjai dapat
berperan maksimal, oleh karena itu
diperlukan keseriusan dan
tanggungjawab dalam
merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi program – program
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
sebagai bagian dari dari keseluruhan
proses pembangunan daerah. Salah
satu hal penting adalah melalui
perencanaan yang rasional sehingga
bukan hanya rencana tertulis yang
terangkum dalam program kerja
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Binjai, sebab pembangunan adalah
bagian dari perubahan untuk
mencapai kondisi yang lebih baik.
Untuk itu perlu disusun arah dan
rumusan pelaksanaan program yang
tertuang pada visi dan Misi organisasi, agar setiap anggota di
dalamnya memahami arah dan
tujuan-tujuan yang akan dicapai
bersama.
Melalui Visi yang didesain
sedemikian rupa diharapkan Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Binjai akan dapat membantu setiap
pejabat dan apratur untuk apat
menilai kinerja masa lalu, dan
mengindentifikasi berbagai langkah
penting untuk dilakukan di masa
depan. Selanjutnya Visi diharapkan
akan membangkitkan motivasi kerja
secara kolektif, karena setiap orang
dalam organisasi akan memahami
tujuan-tujuan untuk lima tahun yang
akan datang.
Dengan berpedoman pada Visi
yang dibuat diharapkan Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Binjai
mampu menciptakan konsensus dari
setiap stakeholders sehingga mereka
memiliki komitmen yang tinggi
untuk melakukan yang terbaik demi
tercapainya cita-cita organisasi
khususnya, dan pembangunan
masyarakat Kota Binjai pada
umumnya. Disamping itu,
pernyataan visi dapat menciptakan
iklim kondusif dan kesadaran
kolektif diantara seluruh pejabat dan
pegawai tentang pentingnya
pencapaian kondisi ideal yang
diinginkan dan dirumuskan secara
bersama.
Berdasarkan uraian di atas,
berikut ini dirumuskan visi Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Binjai
untuk lima tahun kedepan sebagai
berikut:
“ Terwujudnya Pengentasan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial Dan
Ketenaga Kerjaan melalui
Penataan dan peningkatan
Kualitas Aparat dan Kualitas
Pelayanan untuk tercapainya
Kesejahteraan Masyarakat
tahun 2017 ”
Dengan visi tersebut diatas
mengandung makna bahwa Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Binjai sebagai lembaga pelayan
publik yang dipercaya untuk
melaksanakan program– program
Sosial dan Tenaga Kerja di Kota
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 244
Binjai, sebagai suatu
tanggungjawab untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan juga
sebagai tolok ukur peran maksimal
aparat dalam menjalankan tugas
pengabdiannya.
2. Misi Untuk mewujudkan visi yang
telah ditetapkan, maka setiap
organisasi harus mempunyai misi
yang jelas. Misi adalah langkah
yang dilakukan berupa produk
kegiatan yang nyata. Berdasarkan
tugas pokok dan fungsi Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Binjai, maka dirumuskan misi
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Binjai sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas aparat
melalui pemahaman yang
aktual tentang PMKS dengan
berbagai implikasinya
terhadap kelangsungan
kehidupan sosial masyarakat.
b. Meningkatkan harkat dan
martabat serta kualitas hidup
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
c. Mengembangkan Prakarsa dan
peran aktif masyarakat untuk
memahami dan membantu
pembangunan Kesejahteraan
sosial sebagai modal sosial.
d. Berupaya meminimalisasi
kesenjangan sosial, dengan
memberikan perhatian kepada
warga masyarakat rentan dan
tidak beruntung, dalam rangka
pembinaan semangat
kesetiakawanan sosial dan
semangat kepahlawanan serta
wawasan kebangsaan. e. Mengembangkan kerukunan
serta meningkatkan kualitas
kehidupan umat beragama.
f. Peningkatan aktifitas dan
kegiatan dalam bentuk
kerjasama sinergis dengan
PSM sebagai PSKS.
g. Meningkatkan kualitas
manajemen pelayanan bagi
kebutuhan masyarakat di
bidang Sosial dan
ketenagakerjaan,.
h. Perluasan kesempatan kerja
dan peningkatan pelayanan
penempatan Tenaga Kerja
serta penguatan informasi
pasar kerja dan bursa kerja.
i. Peningkatan kompetensi
keterampilan dan produktifitas
angkatan kerja maupun tenaga
kerja.
j. Peningkatan pembinaan
hubungan industrial serta
perlindungan sosial tenaga
kerja
k. Peningkatan pengawasan
ketenagakerjaan.
l. Pengembangan pola
koordinasi dengan dinas/
badan/ kantor/ isntansi terkait
dengan pembangunan sosial,
ketenagakerjaan untuk
kepentingan masyarakat.
3. Nilai Untuk menjaga konsestensi
antara pembangunan masa lalu
dengan pembangunan mendatang
sebagaimana yang tertera pada Visi
dan Misi Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja yang dijabarkan dalam
kebijakan pembangunan pemerintah
pada periode lalu, maka
penyelengaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah harus lebih
dinamis, oleh karena itu dalam
penyelenggaraan pemerintahan
khususnya Dinas sosial Dan Tenaga
Kerja tetap menjadikan nilai-nilai yg
telah berkembang dan menjadi
budaya masyarakat senantiasa yang menjadi pedoman dan inspirasi/
kekuatan berdasarkan pada norma
agama, norma kesusilaan, norma adat,
norma hukum dan tata pergaulan
yang harmonis.
Adapun nilai-nilai strategis yang
menjadi bingkai dalam
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 245
penyelenggaraan pemerintah Kota
Binjai didasarkan pada tradisi
masyarakat dan dalam
pelaksanaannya berpedoman pada
idealisasi yang berpedoman pada
prinsip penyelenggaraan
pemerintahan yang baik ( Good
Govermance ).
Nilai adalah modal untuk
melaksanakan misi dan
merealisasikan visi. Adapun nilai
yang dapat berfungsi sebagai
landasan dan norma perilaku dari
semua komponen yang bertugas
melaksanakan misi sesuai Visi Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Binjai
adalah :
a Penataan Administrasi dan data
PMKS adalah kegiatan
pengelolaan dan penerbitan
dokumen PMKS melalui sebagai
bentuk informasi serta
pendayagunaan hasilnya untuk
kepentingan publik.
b Perluasan Kesempatan Kerja
Dan Peningkatan Ketrampilan
adalah upaya yang dilakukan
untuk menciptakan lapangan
kerja termasuk sektor informal
yang berbasis ketrampilan
sehingga mengurangi
pengangguran dan dapat mengisi
lowongan pasar kerja luar negeri.
c Kesejahteran Masyarakat adalah
suatu keadaan yang
mencerminkan kehidupan yang
berkecukupan, damai, tentram
lahir bathin.
Tujuan dan Sasaran Penetapan tujuan didasarkan
kepada faktor-faktor lingkugan strategis
sesuai tugas dan fungsi Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Binjai, Tujuan adalah
hasil akhir yang akan dicapai dalam
jangka waktu tertentu dan
menggambarkan arah strategis dan
perbaikan-perbaikan yang ingin
diciptakan.
Berdasarkan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai (2012 : 14.),
penjabaran visi Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Binjai disusun spesifik dan
terukur sebagai upaya mewujudkan visi
dan misi pembangunan jangka menengah
Kota Binjai :
a Penyelenggaraan pelayanan
umum di bidang sosial dan
tenaga kerja.
b Merumuskan kebijaksanan teknis
penyusunan program
Pengembangan, pemberdayaan,
rehabilitasi, penanggulangan dan
pembinaan usaha kesejahteraan
sosial.
c Mengindetifikasi sasaran
penanggulangan masalah sosial.
d Mengembangankan jaringan
sistem informasi kesejahteraan
sosial.
e Menyelenggarakan pelayanan
sosial dalam sistem administrasi
terpadu.
f Menyelenggarakan program
perluasan kerja melalui
bimbingan usaha mandiri dan
sektor informal dan serta
program padat karya yang
berdampak positip bagi
masyarakat.
g Menyelenggarakan kebijakan
pusat dan propinsi, dan
perumusan kebijakan daerah
dalam pelaksanaan strategi
penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang sosial,
dan tenaga kerja yang meliputi
pembinaan SDM aparatur, dan
penyelenggaraan iklim yang
kondusif dalam hal pelayanan
publik.
h Membina dan mengembangkan
karir personalia serta pelayanan kepada masyarakat sesuai bidang
tugasnya.
Dalam hal sasaran organisasi
diupayakan setiap unit organisasi dalam
peranannya terhadap pencapaian visi dan
misi organisasi dapat melaksanakan dan
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 246
memaksimalkan capaian target yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut,
maka sasaran dalam Rencana Strategis
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Binjai adalah sebagai berikut:
a Terwujudnya pelayana umum di
bidang sosial dan tenaga kerja.
b Adanya rumusan kebijaksanan
teknis penyusunan program
Pengembangan, pemberdayaan,
rehabilitasi, penanggulangan dan
pembinaan usaha kesejahteraan
sosial.
c Terselenggaranya program
perluasan kerja melalui
bimbingan usaha mandiri dan
sektor informal dan serta
program padat karya.
Strategi dan Kebijakan Strategi dan Kebijakan pada
hakekatnya menjelaskan pemikiran-
pemikiran secara konseptual, rasional,
realistis dan komprehensif tentang
langkah-langkah yang diperlukan untuk
pencapaian visi, misi dan tujuan yang
telah ditetapkan.
Strategi merupakan rencana
menyeluruh dan terpadu mengenai
upaya-upaya organisasi Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Binjai sebagai
berikut;
a Terwujudnya pelayanan umum di
bidang sosial dan tenaga kerja.
b Adanya rumusan kebijaksanan
teknis penyusunan program
Pengembangan, pemberdayaan,
rehabilitasi, penanggulangan dan
pembinaan usaha kesejahteraan
sosial.
c Terselenggaranya program
perluasan kerja melalui
bimbingan usaha mandiri dan
sektor informal dan serta
program padat karya..
Untuk mencapai strategi dan
sasaran maka diperlukan suatu
aksentuasi dalam bentuk kebijakan
organisasi yang merupakan dasar atau
pedoman bagi pelaksanaan suatu
program dan kegiatan. Salah satu unsur
penting dalam menetapkan unsur
kebijakan bukan hanya baik secara
konsep melainkan dapat dilaksanakan
secara konsisten, sistematis dan
berkesinambungan.
Penetapan kebijakan sebagai
suatu cara untuk mencapai tujuan dan
sasaran dalam Renstra Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Binjai disusun
dengan memperhatikan Program
Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Kota Binjai yang relevan
dengan kelembagaan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Binjai.
Dalam kaitannya dengan Renstra
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Binjai maka kebijakan yang ditetapkan
adalah sebagai berikut :
a. Membangun komitmen untuk
peningkatan kualitas pelayanan
umum di bidang sosial, dan
Ketenagakerjaan.
b. Menetapkan kebijakan teknis
penyusunan program
Pengembangan, pemberdayaan,
rehabilitasi, penanggulangan dan
pembinaan usaha kesejahteraan
sosial.
c. Menciptakan perluasan kerja
melalui bimbingan usaha mandiri
dan sektor informal dan serta
program padat karya.
Program Kerja Tahun 2012 -2017 Berdasarkan pada UU No.11
Tahun 2009, Untuk Ketahanan
pembangunan bidang sosial maka Dinas
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Binjai
telah menyusun agenda kegiatan jangka
menengah yaitu.
a. Pelaksanaan KIE, Konseling Dan
Kampanye Sosial bagi
Penyandang Cacat (PACA). Dan
PSKS Dan Sosialisasi Rencana
Aksi nasional (RAN)
Penyandang Cacat (PACA).
a. Pembinaan Sosial dan
Pemberian Bantuan alat bantu
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 247
dengar dan kursi roda bagi
para penyandang cacat.
b. Pembinaan Sosial dan
Pemberdayaan PACA,
Pemberian Bantuan Stimulan
Pengembangan Usaha
Ekonomis Produktif (UEP)
bagi Penyandang Cacat.
c. Pembinaan Sosial dan
Pemberdayaan PACA,
Pemberian Bantuan Stimulan.
Pengembangan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE)
Penyandang Cacat.
d. Pelatihan Keterampilan Usaha
bagi Penyandang Cacat
(PACA).
e. Operasi Sayang terhadap anak
sekolah, Razia Penertiban
Tuna Sosial (PSK dan
Gepeng), Video Game, Kaset
Porno, Undian dan Permainan
Ketangkasan.
f. Penyediaan Rumah singgah
bagi anak jalanan.
g. Pelatihan keterampilan kerja
bagi anak jalanan.
h. Pembinaan Sosial dan
Resosialisasi Anak Jalanan.
i. Sosialisasi Nilai – nilai
Kepahlawanan.
j. Sosialisasi Nilai – nilai Juang
45 Kepeloporan dan
Keperintisan.
k. Sosialisasi Kesetiakawanan
Sosial Nasional, dan Kearifan
Lokal.
l. Peyuluhan Sosial tentang
Bahaya Penyuluh Guna
Narkoba.
m. Rehabilitasi sedang Batu
Tatengger.
n. Rehabilitasi sedang Taman
Makam Pahlawan (TMP)
Syuhada Kota Binjai.
o. Penyaluran / Pemberian tali
kasih kepada para veteran dan
keluarga veteran.
p. Penyuluhan dan Sosial tentang
bahaya Penyalahgunaan
Narkoba.
q. Pelatihan Mediator
Resosialisasi korban
Penyalahgunaan Narkoba.
r. Pendataan tentang
penyalahgunaan narkoba.
s. Pendataan permasalahan
tentang waria
t. Pembinaan dan Bimbingan
Sosial serta Bantuan Stimulan
Usaha Ekonomi Produktif
(UEP) bagi Waria.
2. Rencana Kerja Program
Kesejahteraan Sosial Terkait
Dengan Perlindungan Dan
Jaminan Sosial.
a. Pendataan bagi Jompo
(LANSIA) yang tidak
mampu,.
b. Pendataan bagi PACA, Bisu,
Cacat Ganda.
c. Pendataan bagi keluarga
miskin.
d. Pemberian bantuan
kebutuhan dasar bagi
LANSIA, PACA, dan
Keluarga Miskin yang tidak
tertanggung jawabkan oleh
Pelayanan Kessos.
e. Pelatihan penguasaan
lembaga berbasis masyarakat
dalam program perlindungan
dan jaminan sosial.
2. Rencana Kerja Program
Kesejahteraan Sosial Terkait
Dengan Pemberdayaan Sosial
Dan Penanggulangan
Kemiskinan
a. Penanganan masalah –
masalah menyangkut tanggap
capat darurat dan kejadian luar
biasa / penanganan dan
penanggulangan bencana.
b. Penanganan masalah –
masalah menyangkut tanggap
capat darurat dan kejadian luar
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 248
biasa/penanggulangan
pelayanan orang terlantar.
c. Penanganan masalah –
masalah menyangkut tanggap
cepat darurat dan kejadian luar
biasa pelatihan pemantapan
kordinasi penanganan dan
penanggulangan bencana
berbasis masyarakat.
d. Pelatihan pemantapan Taruna
Siaga Bencana (TAGANA)
dalam penanganan dalam
penanggulangan bencana.
e. Pembinaan dan Bimbingan
Sosial tentang sumbangan
sosial bagi orsos dan lembaga
– lembaga sosial lainnya.
f. Pembinaan dan Bimbingan
Sosial tentang sumbangan
sosial bagi pekerja sosial,
tokoh masyarakat, tokoh
agama. tokoh pemuda, dll.
g. Pembinaan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana bagi
masyarakat di daerah rawan
bencana.
h. Pembinaan dan Bimbingan
Sosial tentang CSR bagi dunia
usaha.
i. Latihan keterampilan
pengurus, tenaga – tenaga
orsos dalam usaha penggalian,
pengumpulan, penggunaan
dan pertanggung jawaban,
sumbangan sosial.
j. Sosialisasi tentang
penggunaan undian
k. Pendataan tentang fakir
miskin.
l. Latihan Life Skill bagi fakir
miskin berpotensial.
m. Bantuan Stimulan Usaha
Ekonomis Produktif (UEP) bagi :
Keluarga miskin bidang
Usaha Home Industri (rumah
industri).
Keluarga miskin bidang
Usaha Jualan Makanan
Ringan.
Keluarga miskin bidang
Jasa Pertukangan.
Keluarga miskin bidang
Aneka Industri.
Keluarga miskin bidang
peternakan.
Keluarga miskin bidang
Pertanian.
Keluarga miskin bidang
Konveksi.
n. Pembentukan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE).
Pemberdayaan social dan bantuan bagi Stimulan
Pertumbuhan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE)
Keluarga Miskin.
Pelatihan Pendampingan Pengembangan dan
Pertumbuhan KUBE
Keluarga Miskin.
Pendataan Wanita Rawan
Sosial Ekonomi.
Pelatihan Keterampilan Usaha bagi Wanita.
Rawan sosial ekonomi dan Bantuan Stimulan
Usaha Ekonomi Produksi
(UEP).
Pendataan bagi Keluarga Muda Mandiri (KMM).
Pembinaan dan
Bimbinngan Sosial bagi
Keluarga Muda Mandiri
(KMN).
Pemberdayaan Sosial Pengembangan dan
Bantuan Stimulan Usaha
Ekonomis Produktif
(UEP) bagi Keluarga
Muda Mandiri.
Penyantunan Anak – anak terlantar dan Bantuan
Pemakanan bagi Anak
terlantar dalam panti.
Penyantunan Anak
terlantar non panti, dan
batuan alat perlengkapan
sekolah.
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 249
Penyuluhan sosial dan Bimbingan sosial bagi
Keluarga anak terlantar.
Penyantunan dan Bantuan Stimulan Usaha
Ekonomis Produktif
(UEP) bagi keluarga anak
terlantar.
Pendampingan,
Pembinaan sosial bagi
anak terlantar non panti
dan keluarganya.
Pendataan tentang LANSIA yang kurang
mampu.
Penyantunan bagi LANSIA tidak mampu
non panti.
Pelayanan dan Jaminan Sosial bagi LANSIA
kurang mampu non panti.
Pendampingan pelayanan
sosial bagi LANSIA
kurang mampu non panti.
Pelatihan pelayanan sosial bagi LANSIA kurang
mampu berbasis
masyarakat.
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni.
Rehabilitasi Sosial
Lingkungan Kumuh.
Home Care bagi LANSIA kuranng mampu.
Bantuan Stimulan Usaha Ekonomis Produktif bagi
LANSIA.
3. Rencana Kerja Program
Kesejahteraan Sosial Terkait
Dengan Pengembangan SDM
Kesejahteraan Sosial.
a. Pelatihan Manajemen
Organisasi (M.O) dan
Bantuan Stimulan alat
kelengkapan organisasi
karang taruna.
b. Pelatihan Usaha
Kesejahteraan Sosial (UK)
dan Bantuan Stimulan
Pengembangan UEP
Karang Taruna.
c. Pelaksanaan Bulan Bhakti
Karang Taruna (BBKT).
d. Pelatihan Dasar Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM).
e. Pelatihan Lanjutan Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM).
f. Pelatihan Tenaga Penyuluh
sosial masyarakat.
g. Pelatihan Relawan Sosial
Masyarakat.
h. Pembentukan Wahana
kesejahteran Sosial
Berbasis Masyarakat
(WKBSM) dan Bantuan
Stimulan Pengembangan
Pembentukan Wahana
kesejahteran Sosial
Berbasis Masyarakat.
i. Pembentukan Kelompok
Satuan Sosial Masyarakat
Lingkungan.
j. Pelatihan Pemantapan
Pekerja Sosial dalam panti.
k. Pembinaan dan Bimbingan
Sosial Orsos berbadan
Hukum.
l. Pembinaan dan Bimbingan
Sosial Orsos Non berbadan
Hukum berbasiskan
masyarakat.
m. Pelatihan Pemantapan
Pelaku – pelaku Usaha
Kesejahteraan Sosial.
n. Sosialisasi Organisasi
Sosial dan Lembaga –
lembaga sosial.
o. Sosialisasi Koordinasi
Pelaku – pelaku usaha Kesejahteraan Sosial dan
Dunia Usaha.
p. Bantuan Fasilisasi
kelengkapan Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM).
q. Pembinaan, Pengembangan
Potensi Sumber
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 250
Kesejahteraan Sosial (
Tokoh – tokoh Masyarakat
) yang mendukung KESOS.
r. Pendataan Potensi Sumber
Kesejahteraan Masyarakat.
Implementasi Program Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) di Kota Binjai Tahun 2012.
a. Kegiatan bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
1. Anak Jalanan.
Dalam upaya membantu Anak
Jalanan Dinas Sosial Dan
Tenaga kerja Kota Binjai telah
memberikan bantuan peralatan /
bahan seperti Kotak Semir
berikut kelengkapan isinya yaitu
Semir sepatu, sikat, kain lap, dan
transport saat pertemuan dengan
jumlah sebanyak 40 orang.
2. Penyandang Cacat.
Dalam upaya pembinaan para
penyandang cacat dan eks
trautama diberikan bantuan
berupa kursi roda bagi
penyandang cacat untuk 10
orang. Kemudian bantuan Usaha
Ekonomi produktif sesuai
keahlian masing-masing yakni
mesin jahit, Sembako, Sound
system utk seni musik.
3. Tuna Susila.
Untuk Tuna Susila dibina dan
diarahkan untuk kegiatan
pelatihan salon dan menjahit
serta pembuatan kue, melalui
Dinas Sosial Propinsi Sumatera
Utara di Panti Parawarsa
Brastagi.
4. Pengemis.
Untuk kelompok pengemis
dilakukan pendataan dan razia
untuk ditempatkan di Panti
Pungai sejahtera untuk
direhabilitasi.
5. Gelandangan.
Golongan Gelandangan
dilakukan pendataan dan razia
untuk ditempatkan di Panti
Pungai sejahtera untuk
direhabilitasi.
6. Keluarga Fakir Miskin
Untuk Keluarga Fakir Miskin
diberikan bantuan berupa bahan
dan peralatan Usaha Ekonomi
Produktif seperti Stelling,
baskom, kuali kompor dll. Untuk
(Usaha lontong dan goreng
pisang) dan usaha makanan
ringan dibantu Blender, Mixer
dan amphia, oven dll.
7. Keluarga Berumah Tidak
Layak Huni.
Keluarga berumah Tidak Layak
Huni dibantu untuk Rehabilitasi
sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH) yang tersebar
disetiap Kecamatan di Kota
Binjai dengan total 50 Rumah.
8. Korban Bencana Alam.
Korban Bencana Alam diberikan
bantuan untuk jatah hidup berupa
Beras, sarden, telur, mie instant,
gula, Minyak Goreng dll.
b. Kegiatan Bagi Kategori Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS)
1. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
2. Organisasi Sosial
3. Karang Taruna
4. Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat (WKSBM)
5. Keperintisan dan Kepahlawanan
6. Dunia Usaha yang melaksanakan
Usaha Kesejahteraan Sosial
Rangkuman jawaban Responden dan
Informan
Dari uraian Tanya jawab diatas
beberapa catatan saat wawancara penulis
kemukakan rangkuman pendapat antara lain :
”Bahwa pelaksanaan Program
dinas social dan tenaga Kerja kota
Binjai, setidaknya merupakan
program yang dilaksanakan dengan
konsep bertindak langsung dengan
melihat kondisi umum masalah yang
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 251
ada di masyarakat yang termasuk
dalam criteria Penyandang masalah
kesejahteraan Sosial (PMKS).
( Wawancara dengan Ibu Ratna
Agustini, S.Sos selaku Kabid
Pemberdayaan dan Jaminan Sosial
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kota
Binjai, 4 Oktober 2013)
Hal lain yang dikemukakan oleh
responden antara laian :
“ Pelaksanaan Program PMKS
merupakan program yang dilaksanakan
mengacu kepada kebutuhan PMKS
berdasarkan pendataan sehingga
program lebih tepat sasaran.
Artinya program yang
dilaksanakan lebih berdampak pada
peningkatan kehidupan masyarakat
karena sesuai dengan harapan
masyarakat. (Wawancara, dengan
Ardiansyah selaku Staf Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai, 4 Oktober
2013)
selanjutnya apa yang
dikemukakan dari unsur Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM Kota Binjai ):
“Program yang dilaksanakan
memang seharusnya tumbuh dari
masyarakat, namun untuk kegiatan
pemberdayaan PMKS memiiliki
karakter tersendiri, dimana
penyandang masalah kesejahteraan
sosial didata berdasarkan masalah
dan potensi yang mungkin
dikembangkan, lalu dibina dan
dibantu, artinya adanya kesesuaian
antara kebutuhan PMKS dan
mengacu pada konsep grass root.
yakni masyarakat itu sendiri. (
Wawancara, dengan Bpk Wahyu
Widodo 8 Oktober 2013)
Hasil yang ditemukan dari
wawancara penulis antara lain dari
unsur Taruna Siaga Bencana
(TAGANA) :
“ Bahwa kegiatan dalam
membangun PMKS sangat komleks,
dalam hal tanggap darurat dimana
jika terjadi bencana mendadak, maka
tindakan awal yang harus dilakukan
adalah mempertahankan kehidupan
korban yakni dengan membantu
sarana untuk memasak yang
dilakukan TAGANA, serta jatah
hidup ( makanan) bagi korban
selama masa tanggap darurat selama
5 hari. Oleh sebab itu dalam konteks
kesejahteraan Sosial sangat banyak
yang harus di antisipasi bahkan
direhabilitasi serta di pertahankan
kelanjutan hidupnya. Oleh sebab itu
apa yang dilakukan oleh Dinas sosial
dan Tenaga Kerja bukan kegiatan
yang mudah akan tetapi nyata.
(wawancara bapak Zulkhairi,
ketua TAGANA Kota Binjai ).
Hal lainnya sebagaimana
dikemukakan oleh para penerima
program :
“kami memang dibina dahulu
sebelum diberikan bantuan, kami
bersyukur walau bagaimanapun
usaha jualan saya Nampak lebih
bersih dan baik, karena kami dibantu
sarana steling untuk jualan, ya
mudah mudahan kegiatan seperti ini
berlangsung terus, karena memang
banyak masyarakat yang butuh
bantuan, dan kami berterimakasih
pada pihak Dinas sosial dan tenaga
kerja.
(wawancara dengan Ibu Dani, dari
unsur masyarakat)
Berbagai hal umumnya senada
dari hasil wawancara kami baik dari
penyemir sepatu yang mendapat bantuan
stimulant, maupun dari masyarakat
lainnya khususnya yang mendapat
bantuan rehabilitasi Rumah karena
rumahnya tidak layak huni dan kini telah layak dan lebih baik sebagai sarana
tempat tinggal.
Menurut Pengurus Penyandang
Cacat yang telah menerima bantuan :
“Saya merasakan Program Dinas
Sosial Dan Tenaga Kerja yang
dilaksanakan cukup bagus dan
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 252
tentunya karena pelaksanaannya
langsung diterima PMKS dan hal ini
cukup baik, karena mengurangi
fitnah antar masyarakat”.
(Wawancara, Sri Rahayu, 9
Oktober 2014 )
Dari paparan hasil wawancara
sebagaimana dikemukakan merupakan
cermin pelaksanaan seperti ini dapat
ditindaklanjuti dengan mengembangkan
program yang up to date dimasa
mendatang.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang
telah diuraikan pada bagian sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa kinerja bagi
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Binjai adalah manjadi bagian pokok
dalam melaksanakan programnya,
karena kompleksitas permasalahan
Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial memerlukan penanganan yang
ready for help.
1. Pelaksanaan kegiatan mengacu pada
sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi yang tertuang dalam
rencana strategis Dinas Sosial Dan
Tenaga Kerja Kota Binjai sebagai
panduan dalam melaksanakan
program.
2. Dari hasil perbandingan antara
observasi dan interview yang
dilaksanakan maupun dengan
mengamati dokumen yang ada bahwa
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Binjai dalam penanggulangan
Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial di Kota Binjai. telah
melaksanakan kegiatan Penanganan
PMKS sesuai acuan ketentuan yang ditetapkan untuk terwujudnya
Kesejahteraan Sosial bagi PMKS di
kota Binjai.
3. Upaya yang dilakukan Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Kota Binjai dalam
Penanggulangan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial sebagai
solusi yakni Pembinaan dan
bimbingan, Pemberian bantuan,
Peningkatan Ketrampilan maupun
rehabilitasi agar beban Penyandang
Masalah kesejahteraan sosial dapat
dikurangi dan untuk kemandirian
PMKS dikemudian hari.
Saran
Saran – saran penulis yang dapat
berikan yang bersifat membantu Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Binjai
adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Binjai melengkapi data
data yang up to date tentang PMKS
dan selanjutnya disusun suatu
program khusus dengan anggaran
yang khusus dalam bentuk program
terpadu sehingga proses Penyuluhan,
pembinaan dan pendampingan serta
pengembangan program PMKS lebih
spesifik dan dapat menjadi ikon
program dimasa mendatang.
2. Diharapkan instansi pemerintah
dalam hal ini Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Binjai dapat
memenuhi perangkat kebutuhan bagi
Potensi Sumber kesejahteraan Sosial
(PSKS) seperti Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sebagai mitra
dalam melaksanakan program
sehingga semakin memperlancar
penanganan PMKS di Kota Binjai.
3. Hubungan yang selama ini
berlangsung di Dinas Sosial dan
tenaga Kerja Kota Binjai diharapkan
dapat ditingkatkan dan dikembangkan
sebagai budaya birokrasi dimana dari
pengamatan penulis berlangsung
terbuka, familiar dan penuh
persaudaraan.
DAFTAR PUSTAKA
AA.Anwar Prabu Mangkunegara,
Manajemen Sumber Daya
Manusia, PT. Rosdakarya,
Bandung, 2000.
PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 1/ APRIL 2014 253
Adi Fahrudin, Pengantar kesejahteraan
Sosial, Refika Adtama,Bandung
2012
Bustami Rahman dan Purwowibowo,.
Pengantar Ilmu Kesejahteraan
Sosial. Diktat Kuliah. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jember, 2006.
Faisal, Sanapiah, Penelitian Kualitatif:
Dasar-Dasar dan Aplikasinya.
Malang: YA3, 1990
Agustino, Leo. Dasar-Dasar Kebijakan
Publik. Bandung: CV. Alfabeta,
2006.
Hariwijaya, M, Metodologi dan teknik
penulisan skripsi, tesis, dan
disertasi, elMatera Publishing,
Yogyakarta, 2007
Indriatoro, Nur; Supomo, Bambang.,
Metode Penelitian Bisnis,
BPFE. Yogyakarta, 2002.
Muhidin, Syarif. Pengantar
Kesejahteraan Sosial. Sekolah
Tinggi Kesejahteraan Sosial,
Bandung., 2002.
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Edisi VI,
PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi
(eds.) Metode Penelitian Survai.
Jakarta: LP3ES. 1989.
Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan
Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi III,
Jakarta, 2008.
Santoso, Gempur. Metodologi
Penelitian (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2005.
Silalahi, Ulber.Metode Penelitian
Sosial. Bandung: UNPAR Press.
2006.
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian
Sosial (Suatu Teknik Penelitian
Bidang Kesejahteraan Sosial
Lainnya). Bandung, 2002.
Suyanto, Bagong & Sutinah (ed),
Metode penelitian sosial:
berbagai alternatif pendekatan, Kencana, Jakarta, 2005
Pemerintah Republik Indonesia, Undang
Undang No..11 Tahun 2009,
Jakarta, 2009
Kementerian Sosial RI, Peraturan
Pemerintah RI No. 39 Tahun
2012, Jakarta, 2012.
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
Binjai, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah 2012, Tahun
2012.
Pemerintah Kota Binjai, Peraturan
Daerah Kota Binjai No. 17
Tahun 2011.