electro convulsive therapy

Upload: effridza

Post on 14-Jul-2015

463 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ELECTRO CONVULSIVE THERAPY (ECT)Oleh : ABDUL HABIB, S.Kep,. Ns RS Jiwa Menur Surabaya

PENDAHULUANGangguan jiwa merupakan penyakit multikausal Banyak model konsep yang mencoba menjelaskan fenomena gangguan jiwa Pendekatan terapi beraneka ragam MacamMacam-macam terapi tersebut : terapi modalitas (modalitas treatment) treatment)

JENIS TERAPI MODALITAS

Terapi Terapi Terapi Terapi Terapi Terapi Terapi Terapi

individual lingkungan biologi kognitif keluarga kelompok perilaku bermain

TERAPI BIOLOGISDidasarkan pada model medikal : memandang gangguan jiwa sebagai penyakit Tekanan: Tekanan: pengkajian spesifik dan pengelompokan gejala dalam sindroma spesifik Perilaku abnormal akibat penyakit atau organisme tertentu dan akibat biokimia tertentu jenisnya : medikasi psikoaktif, itervensi nutrisi, fototerapi, bedah otak, ECT

SEJARAH ECT pertama kali dilakukan oleh Ugo Cerletti dan Lucio Bini 1938 Menjadi cara pengobatan utama pada psikotik / skizofrenia sampai tahun 1950an Setelah ditemukan obat psikotik: CPZ, flupenazine. Trifluoperazine, haloperidol,dll pada thn 1950an penggunaan ECT menurun yang dianggap lebih praktis tetapi ECT masih digunakan sampai saat ini

Terapi sebelum ECT

Terapi Konvulsi Kardiazol Ditemukan oleh Lazio Joseph Medula (1953) pengamatan pada skizofrenia dan epilepsi. epilepsi. Menggunakan larutan Kardiazol 10% perinjeksi shg timbul konvulsi. konvulsi. Dasar teori diragukan, komplikasi lebih banyak diragukan, tidak dipakai lagi. lagi. Terapi Koma Insulin Diperkenalkan oleh Manfred J.Sakel (1900-1957) (1900 Menggunakan insulin/IM 10-15 unit/hari + 5-10 unit 10- unit/hari 5klien koma hipoglikemik 1-2 jam dibangunkan dengan glukosa/IV atau air gula lewat pipa lambung. glukosa/IV lambung. Dilakukan sampai 40-60 kali koma. 40koma. Biaya mahal, banyak kontra indikasi dan komplikasi mahal, tidak dipakai lagi

PRO & KONTRA

Keputusan untuk menggunakan ECT tergantung pada pertimbangan resiko & manfaat, mengingat adanya alternatif terapi lain yg lebih aman, nyaman, tidak traumatik secara psikologik yaitu pengobatan dengan obat obatan yang sudah demikian maju saat ini dan adanya psikoterapi.

ECT (Electro Convulsive Therapy) Therapy)Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang grand mall dengan cara mengalirkan arus listrik melalui elektrode yang di tempelkan pada pelipis klien / memberikan rangsang elektrik secara eksternal, untuk terapi gangguan jiwa tertentu. tertentu.

MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja secara pasti hingga saat ini belum diketahui. ECT membangkitkan efek multiple pada SSP termasuk jaras monoaminergik antara diencefalon & hipotalamus serta daerah limbik yang mengakibatkan perbaikan mood pasien. Terjadi perubahan sensitifitas reseptor meningkatkan turn over neurotransmiter norepineprin. Kejang grand maal yang dibangkitkan mempengaruhi hampir seluruh neurotransmiter di otak yang terlibat dalam patogenesis gangguan jiwa seperti: norepineprin, serotonin, dopamin, asitilkolin ,dll.

ECTAlat : Elektrokonvulsator Penggunaan 100-150 Volt selama 2-3 dt 1002terjadi konvulsi, bila tdk terjadi konvulsi langsung diulang dengan voltase yang sama atau lebih tinggi dan dapat diulang sampai 3 kali.

Frekwensi & Jumlah ECTBlock ECT = 2-4 hari berturut-turut 2berturut1-2 x/hr 2-3 x/minggu Seri = 12-20 x 12 ECT maintenance = 1x setiap minggu

Indikasi ECT

Depresi yg resistent dengan obat Depresi dgn kecenderungan bunuh diri Depresi yg menolak makan & minum Depresi pada kehamilan Riwayat respon positif terhadap ECT Skizofrenia katatonik Skizofrenia bentuk akut Mania yg resistent dgn obat Pada kasus paranoid, hebifrenik, simplek, dan jenis menahun hasilnya kurang memuaskan.

Kontra IndikasiMUTLAK Aneurisma otak hematome Tumor otak meningkatkan permiabilitas kapiler pembuluh darah otak, menambah oedema otak yang sudah ada, TIK meningkat, mengakibatkan inkarseratio ( terjepitnya batang otak atau bagian otak lain )

RELATIF Usia lanjut Kehamilan Penyakit tulang Aneurisma aorta Decomp jantung Miocard infark Tbc paru Hipertensi Trombosis koroner

Komplikasi ECT

Fraktur tulang / fraktur kompresi pada vertebrae Luxatio sendi terutama rahang Robekan otot Apnea Sakit kepala Amnesia retrograde / antrograd, gangguan konsentrasi bisa berlangsung 1 6 bln setelah ECT Kebingungan / delirium: px sangat gelisah , agresf / destruktif. Mudah lupa / demensia: terjadi degenerasi sel-sel otak seljika ECT terlalu sering / 20 -30 kali dalam 1 seri Angka kematian diperkirakan 1:1.000 1:10.000 , biasanya akibat komplikasi kardovaskuler

FASE ECT1. 2. 3. 4. 5. 6.

Fase tonik 10 detik Fase klonik 10 40 detik Fase relaksasi otot dengan pernafasan keras dan dalam Tidak sadar selama lebih kurang 5 10 menit Kebingungan post konvulsi Tenang kembali

PERSIAPAN ECT

Persiapan AlatKonvulsator lengkap dengan elktroda, pengatur waktu dan pengatur voltase Rubber muoth / spatel Tempat tidur tidak lentur Tensimeter dan stetoskop Kassa NaCl Bengkok Ambubag Oksigen , dll

PERANAN PERAWATA. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

PERSIAPAN ECT Tangani kecemasan & kurang pengetahuan klien ttg prosedur ECT Melakukan pemeriksaan fisik & laboratorium Menyiapkan surat persetujuan tindakan Mempuasakan klien minimal 6 jam sebelum ECT Menghentikan pemberian obat sebelum ECT Melepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau jepit rambut yang dipakai oleh klien Mamakaikan pakaian longgar Membantu mengosongkan blast (kandung kemih)

B.Pelaksanaan ECT

Klien ditidurkan terlentang Ukur tekanan darah Gigi palsu dilepas, pakaian dilonggarkan Kedua pelipis diolesi dengan kassa yang mengandung NaCl Geraham diganjal dengan pengganjal / pasang bantalan gigi Klien dianjurkan untuk melakukan nafas dalam 10 kali Elektroda diletakkan pada kedua pelipis Dagu ditahan dengan kekuatan sedang

Pelaksanaan ECT (Lanj)

Nyatakan sudah siap, masukkan aliran listrik pada saat inspirasi Pada saat aliran masuk terdapat tanda : mata memejam, bulu mata bergetar, ekstremitas tertarik ke arah proksimal, selanjutnya mulut terbuka Keadaan ini berlangsung 10 dt (fase tonik) Diteruskan dengan pengembalian ekstremitas ke arah distal secara bertahap, berlangsung 101040 dt (fase klonik) Selanjutnya otot-otot dalam keadaan relaksasi, ototklien tidak sadar dan tidak bernafas. Lakukan observasi jangan sampai terjadi apneu shg dapat terjadi hipoksia (kalau perlu beri nafas buatan)

Pelaksaaan ECT (lanj)

Kepala dimiringkan, klien akan mengalami pernafasan dalam dan cepat, apabila ada lendir lakukan penghisapan lendir, hati-hati terjadi hatiaspirasi. Kebingungan post konvulsi akan terjadi kemudian, jaga jangan sampai klien jatuh k/p restrain. Amnesia akan terjadi 10 menit kemudian berangsurberangsur-angsur pulih kembali.

Diagnosa Keperawatan Penolakan B/d rasa takut akan dilakukan ECT Resiko terjadi aspirasi b/d perubahan kesadaran setelah tindakan Resiko terjadi cidera b/d perubahan kesadaran setelah tindakan Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d tindakan yang dilakukan.

C. SETELAH ECT1. 2. 3.

Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi stabil Jaga keamanan klien Bila sudah sadar bantu klien dengan menjelaskan apa yang sedang terjadi

Intervensi Keperawatan

Beri penjelasan tentang ECT pada klien dan keluarga sebelum dilakukan ECT Puasa 4-6 jam sebelum ECT 4Atur posisi tidur klien post ECT Tahan dagu dengan benar saat mulut terbuka Jaga disamping klien, bila perlu fiksasi Orientasikan pada lingkungan Kolaborasi pemberian analgesik.

PERSIAPAN ALAT ECT

PELAKSANAAN ECT

PELAKSANAAN ECT