enterpreneurship - 7th chapter

30
BAB 7 PROFIL USAHA

Upload: annasui47

Post on 01-Jul-2015

77 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Created by Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc.Faculty of Agricultural, Gadjah Mada University.* NOTE :This module just for share as a lecture material.Don't copycat without a permission.

TRANSCRIPT

Page 1: Enterpreneurship - 7th Chapter

BAB 7

PROFIL USAHA

Page 2: Enterpreneurship - 7th Chapter

7.1. Jenis Bidang Usaha7.1. Jenis Bidang Usaha

Usaha apa yg akan dipilih sangat bergantung pd beberapa hal:

Minat seseorangModalRelasiBerbagai peluang lainnya

Penting melihat hubungan antara Rumah Tangga Produsen (RTK) dan Rumah Tangga Konsumen (RTK) dalam bentuk circular flow

Page 3: Enterpreneurship - 7th Chapter
Page 4: Enterpreneurship - 7th Chapter

Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap kemajuan RTK.Jika pendapatan per kapita RTK meningkat, daya beli akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerjasama RTP dan RTK ini berjalan sepanjang masa dlm bentuk circular flow yg saling menunjang kamajuan.

Page 5: Enterpreneurship - 7th Chapter

Calon wirausahawan harus dapat melihat berbagai peluang usaha yg dapat diciptakanHanya orang2 yang kreatif yang dapat melihat banyaknya peluang usaha Sebelum sampai ke penetapan pilihan usaha:

harus melakukan surveyobservasi lapanganbanyak bertanya tentang usaha bisnis dlm bidang tertentu.hati2 dalam memilih partner usaha

Namun kehati-hatian jangan membuat takut, ragu, dan batal membuka bisnis

Page 6: Enterpreneurship - 7th Chapter

7.2. Perdagangan Besar (Grosir)

Perdagangan besar adl segala aktivitas marketing yg menggerakkan barnag2 dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga2 marketing lainnya. Jika kita lihat proses marketing meliputi:

konsentrasiequasidistribusi

Pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan equasi) dilakukan oleh perdagangan besar

Page 7: Enterpreneurship - 7th Chapter

Gambar 10.1 Skema Proses Marketing

Page 8: Enterpreneurship - 7th Chapter

Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan perdagangan besar atau bukan, ada 3 macam sifat yg bisa diperhatikan

Motif pembelian • Motif pembelian memiliki tujuan bahwa barang bukan

untuk dikonsumsi, tetapi untuk dijual kembali dgn memperoleh keuntungan

Jumlah pembelian• commercial consumers• industrial consumers• governmental consumersCara2 usaha dari perusahaan tersebut

• perdagangan besar mempunyai usaha yg diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen.

• Transaksi perdagangan besar adalah besar, dlm arti lebih besar dari kebutuhan seharí-hari.

• Harga2 dapat berubah sesuai situasi, bukan one price policy seperti pd pedagang

• dpt diadakan korting, kredit, cara2 pengiriman, dan sebagainya

Page 9: Enterpreneurship - 7th Chapter

Penggolongan Grosir

Grosir yg berfungsi terbatas Pengumpul hasil pertanian Grosir menurut barang yang dijualGrosir menurut lapangannyaGrosir menurut daerah yang dilayani

Page 10: Enterpreneurship - 7th Chapter

Grosir yg berfungsi terbatas

Pengirim barangPengirim barang (drop shippers) atau disebut juga pengirim barang ke pabrik (mill shipper) adl pedagang besar yg tidak memiliki gudang, mereka membeli barang kemudian langsung mengirimkan kepada langganannya.Pada umumnya mereka bergerak dlm barang2 berat, seperti bahan bangunan dan alat juga yg bergerak di bidang agrobisnis (pertanian dan perkebunan).

Pedagang dgn truk (wagon or truck jobber)Pedagang yg mengusahakan truk, membawa barang, kemudian menyerahkannya sewaktu melewati pedagang eceran di sekitar kota besar dan kota kecil. Pedagang ini bergerak terutama untuk barang tidak tahan lama seperti daging, hasil pertanian, bumbu masak, dan kadang2 perlengkapan mobil.

Page 11: Enterpreneurship - 7th Chapter

Grosir tunai dgn self service (cash carry wholesalers)

Pedagang besar yg menjual barangnya secara tunai dgn harga relative rendah. Tidak memberikan kredit, tidak mempergunakan petugas penjualan, dan tidak melakukan pengiriman. Berusaha atas dasar self service untuk menekan biaya. Biasanya bergerak dibidang pangan. Langganan umumnya pedagang eceran yg tidak berafiliasi dengan grosir lainnya.

Page 12: Enterpreneurship - 7th Chapter

Pengecer yg bersama2 memiliki grosir (retailers owned cooperative wholesalers)

Sekelompok pedagang eceran mengusahakan sendiri toko grosir dengan maksud menekan biaya dan dapat membeli barang dgn harga rendah. Memilih seorang manajer yg mengurus toko grosirnya. Berfungsi secara cooperative sebagai pedagang besar atau melakukan fungsi perdagangan lainnya secara bersama.

Kelompok sukarela bergabung dengan grosir (voluntary group wholesalers)

Kelompok ini terdiri dari sekumpulan toko2 eceran yang dimiliki secara bebas oleh pengusaha2 yg dgn sukarela bergabung dgn seorang pedagang besar untuk pembelian, reklame, dan aktivitas-aktivitas lainnya.

Page 13: Enterpreneurship - 7th Chapter

Pengumpul hasil pertanian Pembeli local khusus (private resident buyers) merupakan dealer local yang berdiri sendiri dan kadang-kadang merupakan wakil dari dealer dan produsen.Pembeli yang berkeliling mendatangi produsen pertanian satu-persatu atau membuka tempat pengangkutan lokal agar dapat membeli hasil petani Saudagar dengan truk (Merchant trucker) menggunakan truk sebagai alat pengangkut dgn membeli buah-buahan, sayuran, telor, ternak, dan menjual langsung kepada pabrik, grosir dan pedagang eceran.Pembeli berdasar perintah (order buyers)

yg memiliki para grosir pasar sentral dan distributormembeli berdasarkan order dengan kualitas tertentumenjadi agen perantara.

Page 14: Enterpreneurship - 7th Chapter

Grosir menurut jenis barang

Grosir barang umum (general line) dapat memenuhi setiap kebutuhan pedagang eceran mempunyai bermacam2 produk mengambil keuntungan dari order yang cukup besarproduk: sabun, rokok, kertas, biscuit, kosmetik, minuman, kecap, dsb.

Grosir barang khusus (specially wholesalers) bergerak di bidang penjualan bahan pangan, obat-obatan dan pakaian jadikarena mengkhususkan diri di dalam penjualan barang, biasanya dapat menguasai pengetahuan barang yang diperdagangkan

Page 15: Enterpreneurship - 7th Chapter

Grosir menurut lapangannya Grosir melayani pabrik (mill supply wholesalers atau industrial distributors). Mereka menjual berbagai barang hasil industri yang dibelinya ke pabrik2.Penjual barang khusus ke pabrik (single line wholesalers), memperdagangkan produk khusus ke pembeli industri dan bertindak sebagai drop shipper, contohnya grosir kertas, grosir bahan kimia, grosir baja, dan grosir alat perkantoran.

Page 16: Enterpreneurship - 7th Chapter

Grosir menurut daerah operasi Grosir tingkat nasional (national wholesalers) yaitu grosir yang daerah kerjanya meliputi wilayah seluruh Negara.Grosir tingkat propinsi (regional wholesalers) grosir yang hanya menjangkau daerah luas meliputi seluruh daerah bagian atau propinsi.Grosir local (local wholesalers) daerah kerjanya pada sebuah kota besar atau bagian dari kota kecil yang letaknya berdekatan

Page 17: Enterpreneurship - 7th Chapter

7.3. Perdagangan Eceran

Perdagangan eceran (retailing): suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir.Merupakan mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen.Sangat penting artinya bagi produsen karena melalui pengecer produsen dapat memperoleh informasi baerharga tentang barangnya. Dapat diketahui mengenai kekuatan sainganProdusen dan pengecer dapat memupuk kerjasama yg saling menguntungkan.

Page 18: Enterpreneurship - 7th Chapter

Klasifikasi Perdagangan Eceran

Perdagangan eceran besarPerdagangan eceran kecil terdiri dari:

eceran kecil berpangkalaneceran kecil tidak berpangkalan

Page 19: Enterpreneurship - 7th Chapter
Page 20: Enterpreneurship - 7th Chapter

Keuntungan perdagangan eceran Modal yg diperlukan kecil dan rentabilitasnya besarPedagang2 eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya dari usaha itu merupakan pendapatan tambahan atau kadang2 hanya iseng atau mengisi waktu lowong terutama pd daerah musiman.Tempat kedudukan pedagang2 eceran kecil biasanya paling strategis. Selalu mendekatkan the center of consumers (pusat-pusat konsumen).Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen kuat

Page 21: Enterpreneurship - 7th Chapter

Kelemahan perdagangan eceran

Keahlian kurangAdministrasi pembukuan tidak diperhatikanPedagang kecil tidak maampu mengadakan sales promotion

Page 22: Enterpreneurship - 7th Chapter

Faktor pendorong majunya toko eceran

Lokasi /tempat toko eceranKelengkapan barangKetepatan harga

Page 23: Enterpreneurship - 7th Chapter

7.4. Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima (PKL):orang (pedagang2) golongan ekonomi lemahberjualan barang kebutuhan sehari2berupa makanan atau jasa dgn modal yg relatif kecilmodal sendiri atau modal orang lainbisa berjualan di tempat terlarang ataupun tidak

Page 24: Enterpreneurship - 7th Chapter

Ciri2 pedagang kaki limaKegiatan usaha tidak terorganisir dengan baik.Tidak memiliki surat ijin usaha.Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun jam kerja.Bergerombol di trotoar atau tepi2 jalan protokol, di pusat2 dimana banyak orang ramai.Menjajakan barang2 dagangannya sambil berteriak, kadang2 berlari mendekati konsumen

Page 25: Enterpreneurship - 7th Chapter

Potensi PKL

PKL tidak dapat dipisahkan dari unsur budaya dan eksistensinya tidak dapat dihapuskan.PKL dapat dipakai sebagai penghias kota apabila ditata dengan baik.PKL menyimpan potensi pariwisata.PKL dapat menjadi pembentuk estetika kota bila didesain dengan baik

Page 26: Enterpreneurship - 7th Chapter

7.5. Franchising (Waralaba)Franchising adl pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk atau jasa yg diberikan kepada agen2 lokal atau pengecer dengan membayar sejumlah royaltiFranchising merupakan sebuah peluang bisnis dimana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau franchising untuk menjadi agen lokal dari barang dan jasa dan sebagai imbalannya menerima pembayaran atau royalti yg telah ditetapkanPemberi waralaba disebut franchisor, penerima waralaba disebut franchisee

Page 27: Enterpreneurship - 7th Chapter

Karakteristik waralabaPemberi waralaba (franchisor) memiliki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi kepada pewaralaba dengan imbalan royalti.Pewaralaba (franchisee) diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem tersebut. Kewajiban ini merupakan sebagian kecil modal awal yang harus dikeluarkan pewaralaba.Pemberi waralaba menyediakan suatu sistem pemasaran dan sistem operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis

Page 28: Enterpreneurship - 7th Chapter

Yang Dijadikan Franchising

Barang atau jasa yang telah mempunyai pasaran dan citra unggul.Formula paten atau desain tertentu.Nama dagang atau merek dagang.Konsultan manajemen keuangan dan pengawasan Promosi advertising dan pembelian.Kantor pusat pelayanan

Page 29: Enterpreneurship - 7th Chapter

Keuntungan Franchising

Produk yang ditawarkan telah memasuki pasar yang luas dan diterima oleh umum.Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan kredibilitas perusahaan induknya.Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor dia dapat memberikan bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat diberikan pelatihan-pelatihan dalam bidang akunting, manajemen personalia, marketing dan produksi

Page 30: Enterpreneurship - 7th Chapter

Kelengkapan modal mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak, control persediaan dan sebagainya.Karena pengetahuan tentang pasar sudah begitu tinggi maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detail untuk menghadapi pasar lokal. Untuk mengatasi persaingan, media promosi, selera masyarakat maka franchisor dapat memberikan nasihat dan bantuan untuk memecahkan masalah tersebutFranchisor akan memberikan nasihat2 dalam bidang pengawasan dalam menjaga kualitas produk dan layanan.