envenomasi.docx
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
1/13
ENVENOMASI
DEFINISIMenurut arti bahasa, envenomasi adalah keracunan akibat bisa. Kasus
envenomasi ini merupakan kasus kegawatdaruratan yang perlu penanganan secara
cepat dan tepat. Envenomasi adalah proses dimana racun disuntikkan dengan gigitan
(atau sengatan) dari hewan berbisa. Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke
dalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis
dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian.
Kebanyakan racun ditransmisikan melalui gigitan pada kulit korban, tetapi beberapa
racun ada yang diterapkan secara eksternal, terutama untuk jaringan yang sensitif
seperti jaringan yang mengelilingi mata.
JENIS-JENIS ENVENOMASIA. Mamalia Beracun
Gigitan mamalia ke manusia biasanya menimbulkan edema lokal, luka dengan
nyeri ringan, dan sedikit menimbulkan efek sistemik. Beberapa contohnya
antara lain :
-
The short-tailed shrew, ditemukan di Amerika Utara- The solenodon, ditemukan di Amerika Tengah- The platypus, ditemukan di Australia dengan racun dihasilkan oleh
kelenjar di dasar kaki belakang.
B. Gigitan Ular BerbisaCiri-ciri ular tidak berbisa :
- Bentuk kepala :segiempat panjang- Gigi taring : kecil- Bekas gigitan : luka halus berbentuk lengkungan
Ciri-ciri ular berbisa:
- Bentuk kepala : segitiga- Gigi taring : dua besar di rahang atas- Bekas gigitan : dua luka gigitan utama akibat gigi taring
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
2/13
Gambar 1. Perbedaan ular berbisa dengan ular yang tidak berbisa
Gejala klinis
1) Gigitan E lapidae
a. Semburan kobra pada mata dapat menimbulkanrasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopakmata, bengkak di sekitar mulut.
b. Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulityang rusak.
c. Setelah digigit ular 15 menit : muncul gejala sistemik. 10 jam: paralisis urat-urat di wajah, bibir,
lidah, tenggorokan, sehingga sukar bicara,
susah menelan, otot lemas, kelopak mata
menurun, sakit kepala, kulit dingin, muntah,
pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut.
Kematian dapat terjadi dalam 24 jam.
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
3/13
2) Gigitan Viperi dae
a. Gejala lokal timbul dalam 15 menit, atausetelah beberapa jam berupa bengkak di dekat
gigitan yang menyebar ke seluruh anggota badan.
b. Gejala sistemik muncul setelah 5 menit atausetelah beberapa jam.
c. Keracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalam
waktu 2 jam atau ditandai dengan perdarahan
hebat.
3) Gigitan Hydropii dae (ular laut)
a. Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.
b. Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanyatimbul kaku dan nyeri menyeluruh, dilatasi
pupil, spasme otot rahang, paralisis otot,
mioglobulinuria yang ditandai dengan urin
warna coklat gelap (ini penting untuk
diagnosis), ginjal rusak, henti jantung.
4) Gigi tan Rattlesnake dan Crotalidae
a. Gejala lokal: ditemukan tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis, nyeri di daerah
gigitan, semua ini indikasi perlunya pemberian
polivalen crotalidae antivenin.
b. Anemia, hipotensi, trombositopeni.
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
4/13
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
5/13
C. Hewan Laut (Marine Animal) Jellyish/ubur-ubur : The Box Jellyfish Irukandji Bluebottles
The Blue-Ringed Octopus / gurita Sea Snakes Fish stings, Stingray Barbs
D. Sengatan SeranggaBlack Widow (latrodectus mactans)
Tidak agresif- kecuali merasa sarang telurnyaterancam
Gejala klinis :- Gejala awal : seperti tercocok peniti
(pinprick sensation), sakit tumpul (dull
ache)
- Gejala sistemik : kram beberapat otot, berkeringat, vomitus, hipertensi
Arizona Recluse Spider: (Loxosceles arizonica)
Hanya ditemukan di arizona, california,texas dan mexico
Gejala awal : asimptomatik Luka gigitan : red white & blue
Arizona Bark Scorpion (Centruroides
sculpturatus)
Biasa ditemukan di USA Gejala awal : setelah gigitan tidak tampak
luka lakukan tap tes
Gejala sistemik :Agitasi, takikardi, penjalaran ke sekitar
mata, otot fasik, susah kontrol pernafasan.
http://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#jellyfishhttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#boxjellyhttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#irukandjihttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#bluebottleshttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#blueringhttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#seasnakeshttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#stingshttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#stingshttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#seasnakeshttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#blueringhttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#bluebottleshttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#irukandjihttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#boxjellyhttp://www.anaesthesia.med.usyd.edu.au/resources/venom/marine_enven.html#jellyfish
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
6/13
Vespidae (wasps/ tawon)
Alat sengatnya tidak mempunyai kait-kait, sehingga tidak tertinggal pada tubuh
ketika menyengat mangsanya. Setelah menyengat, tidak langsung mati
APIDAE (Bees/ LEBAH MADU)
Alat sengatnya mempunyai kait-kait dantertingal pada tubuh mangsanya setelah
menyengat
Setelah menyengat akan mati Racun yang dihasilkan mengandung:
melitten menyebabkan neurotoksiks,
sedangkan fosfolipase A dan
Hyaluronidase dapat menyebabkan
hemolisis.
Gejala : angio-oedem, nausea, dyspnoe,oedem pd wajah, koma dan dapat
meninggal; 80% bagi yang sangat sensitif
dapat meninggal
CHILOPODA
Gejala : merah dan bengkak pada ekstremitas,
sensai terbakar, gatal, sakit kepala, mual muntah,
palpitasi
E. Gigitan Hewan Tersangka RabiesRabies merupakan penyakit endemik di Afrika dan Asia. Penyakit ini
merupakan penyakit akibat virus yang berasal dari hewan yang dapat
menimbulkan kematian, ditransmisikan ke manusia melalui kontak
(umumnya gigitan dan cakaran) dengan hewan terinfeksi.
Agen penyebab : Lyssaviruses of the Rhabdoviridaefamily.
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
7/13
Host : canidae, termasuk anjing, rubah, anjing hutan, serigala,kucing, sigung, raccoons, kelelawar vampire dan musang.
Patogenesis :
penularan melalui luka gigitan dan lecet akibat cakaran hewan penderita rabies.
virus akan mengikatkan pada Ach-reseptor pada sel neuron sampai kedaerah axon.
Terjadi perpindahan infeksi pasif asam inti virus seara centripetal didalam axon menuju ke central nervus system
Replikasi virus ini akan menyebabkan depresi, coma bahkan kematian.Terdapat dua bentuk epizootic Rabies yaitu urban rabies yang terjadi
pada jenis mamalia pet animal dan sylvatic rabies yang terjadi pada
jenis mamalia liar .
Klinis :
Masa inkubasi : 1 minggu hingga lebih, umumnya 1 bulan Fase prodormal : malaise, anorexia,sakit kepala, nausea, vomit, sakit
tenggorokan dan demam.
Fase sensorik : sensasi abnormal di sekitar tempat infeksi Fase eksitasi : ketegangan, ketakutan, hyperlacrimasi, dilatasi pupil,
keringat berlebihan, halusinasi, kaku otot, keinginan melawan,
dysphagia sehingga hypersalivasi dan hydrophobia.
Fase kematian : akibat paralisa otot pernafasan.
PENATALAKSANAANA. Gigitan Ular Berbisa
Pertolongan pertama (First Aid)
a) cek ABCs (airway, brething, circulation) b) tenangkan korban yang cemasc) inspeksi area gigitan : cari tanda gigitan taring (fang marks), edema,
eritema, nyeri lokal, perdarahan, memar, dan nekrosis jaringan
(terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae)
d) buka semua cincin, perhiasan, jam tangan dan benda apapun yang ketatyang menghambat aliran darah
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
8/13
e) lakukan Pressure Bandage Immobilisation (PBI) tujuan : mencegah pergerakan dan kontraksi otot yang dapat
meningkatkan penyebaran bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening
teknik : bersihkan area gigitan dengan cairan faal atau air steril gunakan perban kasar elastis (lebar ± 10-15 cm), lakukan
pembebatan di area gigitan mulai dari distal (jari kaki) ke
bagian proksimal sampai menutupi seluruh tungkai.
Periksa neurovaskularisasi pada bagian yang dibebat untukmenghindari hambatan aliran darah.
Posisikan daerah yang tergigit tetap berada di bawah jantunguntuk mengurangi aliran bisa
Jangan lepas perban sebelum ke tempat pelayanan medis.f) Jaga stabilitas jalan nafas, fungsi pernafasan, sirkulasig) Lakukan resusitasi bila ditemukan hipotensi berat dan shock, shock
perdarahan, kelumpuhan saraf pernafasan, nekrosis lokal, dan kondisi
buruk lainnya
h) Segera bawa korban ke Rumah sakit secepatnya dengan aman dansenyaman mungkin.
Yang harus dihindari :
a) NO suction d) NO ice directly on wound b) NO tourniquets e) NO alcohol on woundc) NO incisions f) NO electric shock or ‘folk remedies’
g) NO antihistamin dan kortikosteroid
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
9/13
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
10/13
Perawatan di rumah sakita. Pengobatan syok/gagal napas
Atasi syok jika timbul.Paralisis otot pernapasan dapat berlangsung
beberapa hari dan hal ini memerlukan intubasi (lihat buku panduan pelatihan
APRC/APLS dari UKK PGD-IDAI) dan ventilasi mekanik (lihat buku
panduan pelatihan Ventilasi Mekanik pada Anak dari UKK PGD-IDAI)
hingga fungsi pernapasan normal kembali; atau ventilasi manual (dengan
masker atau pipa endotrakeal dan kantung (Jackson Rees) yang dilakukan oleh
staf dan atau keluarga sementara menunggu rujukan ke rumah sakit rujukan
yang lebih tinggi terdekat. Perhatikan keamanan fiksasi pipa endotrakeal.
Sebagai alternatif lain adalah trakeostomi elektif.
b. AntibisaJika didapatkan gejala sistemik atau lokal yang hebat (pembengkakan
pada lebih dari setengah ekstremitas atau nekrosis berat) berikan antibisa jika
tersedia.
Siapkan epinefrin SK atau IM bila syok dan difenhidramin IM untuk
mengatasi reaksi alergi yang terjadi setelah pemberian antibisa ular (lihat di
bawah).Berikan antibisa polivalen. Ikuti langkah yang diberikan dalam brosur
antibisa. Dosis yang diberikan pada anak sama dengan dosis pada orang
dewasa.Larutkan antibisa 2-3 kali volume garam normal berikan secara
intravena selama 1 jam. Berikan lebih perlahan pada awalnya dan awasi
kemung-kinan terjadi reaksi anafilaksis atau efek samping yang seriusJika
gatal atau timbul urtikaria, gelisah, demam, batuk atau kesulitan bernapas,
hentikan pemberian antibisa dan berikan epinefrin 0.01 ml/kg larutan 1/1000
atau 0.1 ml/kg 1/10.000 SK. Difenhidramin 1.25 mg/kgBB/kali IM, bisa
diberikan sampai 4 kali perhari (maksimal 50 mg/kali atau 300 mg/hari). Bila
anak stabil, mulai kembali berikan antibisa perlahan melalui infus.Tambahan
antibisa harus diberikan setelah 6 jam jika terjadi gangguan pembekuan darah
berulang, atau setelah 1-2 jam, jika pasien terus mengalami perdarahan atau
menunjukkan tanda yang memburuk dari efek neurotoksik atau
kardiovaskular.
Transfusi darah tidak diperlukan bila antibisa telah diberikan. Fungsi
pembekuan kembali normal setelah faktor pembekuan diproduksi oleh hati.
Tanda neurologi yang disebabkan antibisa bervariasi, tergantung jenis bisa.
Pemberian antibisa dapat diulangi bila tidak ada respons.Antikolinesterase
dapat memperbaiki gejala neurologi pada beberapa spesies ular (lihat buku
standar pediatri untuk penjelasan lebih lanjut).
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
11/13
c. Pengobatan lainPembedahan
Mintalah pendapat/pertimbangan bedah jika terjadi pembengkakan
pada ekstremitas, denyut nadi melemah/tidak teraba atau terjadi nekrosis lokal.
Tindakan bedah meliputi: Eksisi jaringan nekrosisInsisi selaput otot (fascia)untuk menghilangkan limb compartments, jika perluSkin grafting, jika terjadi
nekrosis yang luasTrakeostomi (atau intubasi endotrakeal) jika terjadi paralisis
otot pernapasan dan kesulitan menelan.
d. Perawatan penunjangBerikan cairan secara oral atau dengan NGT sesuai dengan kebutuhan per
hari. Buat catatan cairan masuk dan keluar. Berikan obat pereda rasa sakit.
Elevasi ekstremitas jika bengkak. Berikan profilaksis antitetanus. Pengobatan
antibiotik tidak diperlukan kecuali terdapat nekrosis. Hindari pemberian
suntikan intramuskular. Pantau ketat segera setelah tiba di rumah sakit,
kemudian tiap jam selama 24 jam karena racun dapat berkembang dengan
cepat.
B. Gigitan hewan tersangka rabiesPenanganan Awal
Pada manusia yang tergigit hewan di daerah tertular rabies perlu
diwaspadai . Luka gigitan harus sesegera mungkin dicuci dengan
detergent selama 5 – 10 menit di bawah air yang mengalir sebagai upaya
untuk merusak envelope dari virus rabies. Selanjutnya diberi alcohol 70%
atau iodium tincture. Luka sebaiknya tidak dijahit, bila harus dijahit maka
dilakukan setelah diberi local antiserum dan jahitan tidak boleh terlalu erat
sehingga menghalangi pendarahan atau drainase.
Penanganan lanjutan
anti-rabies imunoglobulin secara berangsur-angsur ke dalam lukadan dengan infiltrasi di sekitar luka;
menunda penjahitan luka; jika penjahitan diperlukan, pastikan bahwa imunoglobulin telah diterapkan secara lokal
di tempat yang ditentukan, mulai pengobatan anti-tetanus danterapi antimikroba dan obat-obatan untuk mengendalikan infeksi
selain rabies
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
12/13
Sumber : WHO Recommendations on Rabies Post-Exposure Treatment and the Correct
Technique of Intradermal immunization against Rabies
-
8/15/2019 ENVENOMASI.docx
13/13
Pencegahan
Pencegahan imunologis terhadap rabies pada manusia
adalah dengan memberikan Human Rabies Immunoglobulin (HRIG)
secepat mungkin setelah terpajan untuk menetralisir virus pada
luka gigitan, dengan dosis tunggal 20IU/kg BB, setengahnya
diinjeksikan ke dalam dan di sekitar luka dan setengahnya
diberikan IM.
Selanjutnya diberikan vaksin pada tempat yang berbeda
untuk mendapatkan imunitas aktif dengan HDCV atau RVA dalam 5
dosis0,5 atau 1,0 cc IM pada daerah deltoid. Dosis pertama diberikan
segera setelah gigitan (pada saat yang sama diberikan dosis tunggal
HRIG) dan dosis selanjutnya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 setelah dosis
pertama
C. Pengobatan sengatan seranggaa. Apidae (lebah madu)
bila jarumnya tertinggal di badan, jgn lgsg dicabut, tetapi tekanlah pelan-pelan dengan pisau atau jari tangan sampai jarum lebah
tersebut keluar.
Kemudian tempat sengatan dikompres dengan air dingin atau es; jk perlu berikan kortikosteroid cream/ zalf
Bila ada gejala sistemik beri injeksi Adrenalin, Antihistamin dankortikosteroid
b. ChilpodaReasuransi dan nyeri bantuan dalam bentuk kombinasi analgesik dan obat
anti-inflamasi nonsteroid dan antihistamin dan anxiolytics, jika dianggap
aman dalam setiap kasus tertentu. Ketinggian ekstremitas dan administrasi
obat diuretic jika bahaya sindrom kompartment muncul. Korban harus
menerima vaksinasi tetanus toksoid dan harus diamati selama 4 jam
sebelum dibuang dari pengawasan medis.