repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/dcs_172857_dandi e_pesona festival... · web...

27
Domestic Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Pengelolaan Destinasi Wisata Alur Sungai Getuk Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Klaten Jawa Tengah Dinda Larasati 172857 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract: The development and management of tpurism conducted professionally can increase tourist visits and improve the economy of the community. Klaten Regency has many tourist destinations, one of which is the interesting natural attractions of the Getuk River located in the village of Socokangsi, Jatinom district. The destinations is fairly new and still needs a lot of improvements, both infrastructure to supporting the activities of tourism. The research method uses qualitative method and data analysis using SWOT analysis is used as the formulation of strategy problem on the identification of internal and external factors on the object that has been studied. Getuk River which the management is still done by the local community requires the role of government to be able to develop the potential of existing tourism and can be managed professionally so as to bring in local and foreign tourists. Keywords : Getuk River; Jatiom Klaten; Tourism. 1. Pendahuluan Pariwisata telah menjadi salah satu faktor penyumbang devisa terbesar untuk dapat bersaing dengan negara lain, serta mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke negara tersebut. Setiap negara berusaha untuk mengembangkan dan mengelola pariwisata mereka. Dengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan nilai – nilai kebudayaan, agama, lingkungan hidup, dan sekaligus dapat memperkenalkan keunikan dan keberagaman yang dimiliki negara tersebut [1]. Sesuatu yang menarik dari segi pariwisata adalah obyek – obyek wisatanya dan jenis jenis pariwisatanya, seperti wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya. Selain menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata juga dapat menjadi pendorong dalam sektor pembangunan lainnya, seperti sektor perkebunan, pertanian, perdagangan, perindustrian dan lain-lain. Sehingga pariwisata dapat disebut menciptakan “multiplier effect” atau suatu kegiatan wisata yang dapat memacu timbulnya kegiatan lain yang mampu mengerakan

Upload: trinhkien

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

Domestic Case Study 2018Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Pengelolaan Destinasi Wisata Alur Sungai Getuk Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

Di Klaten Jawa Tengah

Dinda Larasati172857

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract: The development and management of tpurism conducted professionally can increase tourist visits and improve the economy of the community. Klaten Regency has many tourist destinations, one of which is the interesting natural attractions of the Getuk River located in the village of Socokangsi, Jatinom district. The destinations is fairly new and still needs a lot of improvements, both infrastructure to supporting the activities of tourism. The research method uses qualitative method and data analysis using SWOT analysis is used as the formulation of strategy problem on the identification of internal and external factors on the object that has been studied. Getuk River which the management is still done by the local community requires the role of government to be able to develop the potential of existing tourism and can be managed professionally so as to bring in local and foreign tourists.

Keywords : Getuk River; Jatiom Klaten; Tourism.

1. PendahuluanPariwisata telah menjadi salah satu faktor penyumbang devisa terbesar untuk dapat bersaing

dengan negara lain, serta mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke negara tersebut. Setiap negara berusaha untuk mengembangkan dan mengelola pariwisata mereka. Dengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan nilai – nilai kebudayaan, agama, lingkungan hidup, dan sekaligus dapat memperkenalkan keunikan dan keberagaman yang dimiliki negara tersebut [1].

Sesuatu yang menarik dari segi pariwisata adalah obyek – obyek wisatanya dan jenis jenis pariwisatanya, seperti wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya. Selain menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata juga dapat menjadi pendorong dalam sektor pembangunan lainnya, seperti sektor perkebunan, pertanian, perdagangan, perindustrian dan lain-lain. Sehingga pariwisata dapat disebut menciptakan “multiplier effect” atau suatu kegiatan wisata yang dapat memacu timbulnya kegiatan lain yang mampu mengerakan berbagai bidang [2]. Namun sekarang ini perkembangan sektor pariwisata di Indonesia agak memprihatinkan karena cenderung mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya faktor – faktor penyebabnya , diantaranya dampak peristiwa pemboman di Bali pada tahun 2002 dan 2005, adanya gempa dan gelombang tsunami di Nangroe Aceh Darussalam dan adanya gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta yang menyebabkan trauma dan ketakutan. Dengan adanya peristiwa – peristiwa diatas, telah memberikan dampak pada penurunan kunjungan wisatawan dari berbagai negara sebagai sumber pasar wisatawan Indonesia.

Dampak yang lain dapat berimbas pada citra Indonesia sebagai daerah tujuan wisata dimata Internasional. Hal inilah yang mendorong masyarakat dan pemerintah untuk melaksanakan program penyelamatan dengan adanya perbaikan citra, mendorong peningkatan kunjungan wisata serta peningkatan pengelolaan obyek wisata. Sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan.

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan dan dikelola secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga

Page 2: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata [3].

Klaten adalah kota kecil yang berbatasan langsung dengan Yogyakarta sehingga akses menuju kota Klaten terbilang mudah. Klaten memiliki keunikan – keunikan yang dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung ke kota ini, berbagai obyek wisata serta event pariwisata dan kebudayan seperti upacara – upacara tradisional dan parade kesenian. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Klaten mengemban tugas yang berat untuk membawa obyek – obyek wisata di Klaten menjadi yang terbaik. Dengan adanya berbagai obyek wisata diharapkan dapat menambah pendapatan asli daerah supaya menjadi kota yang lebih maju dan berkembang dengan baik.

Dari berbagai jenis obyek wisata yang ada di Klaten, penulis lebih tertarik untuk melakukan pengamatan obyek wisata yang belum terlalu terkenal yaitu, Alur Sungai Getuk yang dikatakan mirip dengan Grand Canyon yang ada di Jawa Barat. Tempatnya yang masih sangat alami karena berada di bawah kaki Gunung Merapi, tepatnya di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadikan tempat ini terasa sejuk.

Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk menjadikan destinasi sebagai pokok pembahasan dalam Artikel Ilmiah dengan judul “Pengelolaan Destinasi Wisata Alur Sungai Getuk Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Klaten Jawa Tengah” [4].Berdasarkan latar belakang yang di jelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian, sebagai berikut :1. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengelola alur Sungai Getuk sehingga mampu

meningkatkan kunjungan wisata di Klaten ?2. Bagaimana upaya masyarakat dalam mengelola alur Sungai Getuk sebagai daya tarik wisata di

Klaten ?3. Bagaimana strategi pengembangangan alur Sungai Getuk di Klaten ?

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam  maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan pengelolaan alur sungai getuk. Penelitian ini mengarah kepada penerapan konsep pengelolaan yang tepat untuk obyek wisata baru agar mewujudkan kegiatan pariwisata yang berkelanjutan.Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui strategi pengelolaan Destinasi Alur Sungai Getuk.2. Untuk mengetahui strategi pengembangan Destinasi Alur Sungai Getuk.3. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pengelolaan dan pengembangan Destinasi Alur

Sungai Getuk.4. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam pengelolaan Destinasi Alur Sungai Getuk.5. Untuk mengetehui kendala-kendala dalam pengelolaan Destinasi Alur Sungai Getuk.Adapun manfaat penulisan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:1. Bagi penulis, dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh, serta penelitian

ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengalaman. mengenai cara meneliti pengelolaan Alur Sungai Getuk untuk dijadikan obyek pariwisata secara kualitatif.

2. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai pengelolaan dan pengembangan Alur Sungai Getuk di Klaten.

3. Bagi Pemerintah atau pengelola dapat lebih meningkatkan peran dan partisipasi dalam mengelola dan mengembangkan sebuah objek wisata agar lebih layak dan diminati untuk dikunjungi oleh seluruh kalangan masyarakat dan wisatawan dalam maupun luar negeri.

4. Bagi Akademis diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran untuk pendidikan bagi mahasiswa kepariwisataan untuk mendalami mata kuliah kepariwisataan melalui penerapan pengembangan dunia pariwisata di Indonesia.

5. Bagi Pengunjung dapat mengetahui potensi, pengembangan dan daya tarik wisata yang ada di Alur Sungai Getuk di Klaten.

Page 3: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

6. Bagi Lembaga Pendidikan, hasil dari penelitian penulis diharapkan bisa menjadi referensi dalam perkuliahan, selain itu dapat menjadi bahan literatur perpustakaan STIPRAM.

2. PembahasanA. Landasan Teori1) Pengertian Pariwisata

Definisi pariwisata terdapat pada Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pada Bab 1 pasal 1 mengenai ketentuan umum. Berdasarkan isi pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah [5].

Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara seseorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.

Pariwisata menurut daya tariknya dapat dibedakan menjadi 3 bagian [6], yaitu :a. Daya Tarik Alam

Pariwisata daya tarik alam yaitu pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut, gunung, air terjun, hutan, lembah dan objek wisata yang masih alami.b. Daya Tarik Budaya

Pariwisata daya tarik budaya merupkan suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat – tempat yang memilki keunikan atau kekhasan budaya, seperti tanah toraja, kampung adat banten, keraton kasepuhan cirebon, kraton Yogyakarta, dan objek wisata budaya lainnya.c. Daya Tarik Minat Khusus

Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat seperti olahraga, wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja, dan jenis kegiatan lainnya.

2) Pengertian WisatawanWisatawan adalah orang – orang yang melakukan kegiatan wisata (Undang – undang nomor

10 tahun 2009). Jadi menurut pengertian ini, semua orang yang melakukan perjalanan wisata dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting, perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi.3) Tujuan Pariwisata

Tujuan pariwisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber – sumber daya pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto yaitu daerah daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia. Daerah tujuan wisata diharuskan memiliki objek wisata dan daya tarik wisata atau atraksi wisata sebagai media untuk menarik wisatawan [7]4) Pengertian Destinasi Pariwisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwista, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada objek dan atraksi wisata, suatu DTW harus mempunyai 3 syarat daya tarik [8], yaitu:

a. ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see)b. ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)c. ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)Ketiga syarat tersebut merupakan unsur-unsur untuk mempublikasikan pariwisata. Seorang

wisatawan yang datang kesuatu DTW dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) dan kepuasan (satisfactions). Manfaat dan kepuasan tersebut dapat diperoleh apabila suatu DTW

Page 4: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

mempunyai daya tarik.

5) Pengembangan Destinasi PariwisataDestinasi merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama

perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang diakui selama perjalanan. Suatu tempat pasti memiliki batas-batas tertentu, baik secara aktual maupun hukum.

Menurut Kusdianta, destinasi wisata dapat digolongkan atau dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri destinasi tersebut [9], yaitu sebagai berikut:a. Destinasi sumber daya alam, seperti iklim, pantai, hutan, pulau.b. Destinasi sumber daya budaya, seperti tempat bersejarah, museum, teater, dan masyarakat local.c. Fasilitas rekreasi, seperti taman hiburan.d. Event seperti Pesta Kesenian Bali, Pesta Danau Toba, pasar malam.e. Aktivitas spesifik, seperti petualangan, perjalanan romantis

Pembangunan kepariwisataan Indonesia sebagai bagian integral pembangunan nasional dilaksanakan secara berkelanjutan bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kepribadian dan kemampuan manusia dan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pengembangan pariwisata dalam negeri telah diarahkan untuk memupuk cinta tanah air dan bangsa, menanamkan jiwa dan semangat serta nilai-nilai luhur berbangsa, meningkatkan kualitas budaya bangsa, memperkenalkan peninggalan sejarah, keindahan alam termasuk bahari.

B. Metodologi Penelitiana) Materi Penelitian

Alur Sungai Getuk terletak di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di kawasan Sungai Getuk yang mengalir di desa setempat sepanjang lebih dari 1 km, dengan lebar sekitar 2 meter. Sementara tebing – tebing sungai dengan tinggi sekitar 5 meter menyuguhkan pemandanagn unik di beberapa kawasan. Cekungan tebing bertekstur tanah dan batu yang terbentuk secara aalami akibat gerusan arus sungai menyuguhkan pemandangan seakan – akan memasuki lorong gua. Pemandangan yang ditawarkan selayaknya Green Canyon di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Karena tergolong obyek wisata baru, Alur Sungai Getuk sangat minim bahkan tidak ada sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata, sehingga dengan pesonanya yang begitu menarik dengan tidak adanya fasilitas yang memadai, Alur Sungai Getuk menyimpan potensi yang sangat luar biasa jika dikelola dan dikembangkan dengan baik. Maka dari itu, penulis ingin menggali lebih dalam potensi yang ada di kawasan wisata baru tersebut dengan metode menganalisis faktor-faktor yang dimiliki menggunakan SWOT sehingga penulis dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang terdapat dalam objek yang diteliti.b) Waktu dan Lokasi Penelitiana. Lokasi : Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengahb. Waktu Penelitian : Kunjungan dalam rangka observasi penelitian ke lokasi Destinasi Alur

Sungai Getuk di Desa Socokangsi ini pada bulan Januari 2018.c) Spesifikasi Penelitian

Pada jurnal sebelumnya penulis melakukan perjalanan dan observasi serta membuat jurnal sebagai hasil observasi tersebut dengan tema “Destination” antara jurnal ilmiah Domestic Case Study yang berjudul “Gembira Loka Sebagai Wahana Rekreasi Dan Edukasi Bagi Masyarakat Di Yogyakarta” dan jurnal ilmiah Foreign Case Study yang berjudul “Aquarium Kaiyukan Sebagai Obyek Wisata Di Osaka Jepang” maka dalam penulisan Artikel Ilmiah ini judul yang penulis buat adalah “Pengelolaan Destinasi Wisata Alur Sungai Getuk untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Klaten Jawa Tengah”. Penulis mengambil judul tersebut agar adanya keterkaitan tema dalam pembahasan yang menitik beratkan tentang destination.d) Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena dengan menggunakan metode penelitian kualitatif penulis dapat mengumpulkan data dengan cara bertatap muka dan berinteraksi secara langsung dengan orang-orang yang berada di tempat penelitian. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan

Page 5: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. e) Jenis Data

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan

permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

f) Metode Pengumpulan DataSecara metodologis dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data, diantaranya :

a. ObservasiObservasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.

b. WawancaraWawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai.

c. AngketAngket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum.

d. Studi DokumentasiStudi Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mepelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden.

g) Metode Pengolahan DataDalam pengolahan data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan teknik berikut :a. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melaksanakan reduksi data.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari temadan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibanti dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono,2014:92-93).b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalm bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut.c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Page 6: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusah maslah dalam penelitian kulitatif masih bersifta sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.h) Analisis Data

Penulis menggunakan metode analisis SWOT. SWOT singkatan dari Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor internal atau lingkungan intern organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal atau berada pada lingkungan ekstern organisasi. Dari hasil analisis SWOT dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahan atau dianggap perusahaan [10].a. Strengths (S)

Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan didalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan dibandingkan dengan pesaingnya.b. Weakness (W)

Yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan didalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.c. Opportunities (O)

Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang dimasa yang akan datang.d. Threat (T)

Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak diatasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.3. Hasil Penelitian Dan Analisis DataA. Deskripsi Data

Kabupaten Klaten adalah satu satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan pusat pemerintahan di Kota Klaten. Luas wilayah Kabupaten Klaten mencapai 655,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul. Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman serta Kabupaten Magelang dan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran yakni Sebelah Utara Dataran Lereng Gunung Merapi, Sebelah Timur Membujur Dataran Rendah, Sebelah Selatan Dataran Gunung Kapur. Potensi wisata yang di miliki oleh Kabupaten Klaten juga sangat beragam hanya saja pengelolaan dan pengembangannya belum maksimal. Penulis sangat berantusias melakukan penelitian di Kabupaten Klaten karena menurut penulis peluang pariwisata ke depannya sangat besar.

Desa Socokangsi merupakan salah satu desa terbesar di Kabupaten Klaten yang bertempat di Kecamatan Jatinom,  desa ini memiliki kurang lebih 50 RT atau 24 RT. Wilayah Desa Socokangsi merupakan daerah pegunungan yang berada pada 6o 51’ 46” sampai dengan 7o 11’ 47” LS dan 109o 40’ 19” sampai dengan 110o 03’ 06” BT. Batas wilayah Desa Socokangsi adalah sebagai berikut : Sebelah utara    : Desa Pomah, Kec Tulung Kab Klaten Sebelah barat     : Desa Glagah, Kec Jatinom Kab Klaten Sebelah selatan : Desa Bengking, Kec Jatinom Kab Klaten Sebelah Timur   : Desa Kayumas, Kec Jatinom Kab Klaten

Luas wilayah Desa Socokangsi 281,3 Ha. Dari luas wilayah tersebut, diperuntukan untuk beberapa lahan diantaranya  : Lahan Pertanian/Perkebunan : 9,060 Ha. Pemukiman/Perumahan           : 54,2515 Ha Pemakaman                                 : 4,500 Ha

Page 7: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

Kas Desa                                     : 25,9276 Ha Lain-lain                                      : 187,56 Ha

Penelitian dilakukan penulis di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten dengan judul “Pengelolaan Destinasi Wisata Alur Sungai Getuk. Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Klaten Jawa Tengah”. Di kawasan Sungai Getuk yang mengalir di desa setempat sepanjang lebih dari 1 km, dengan lebar sekitar 2 meter. Sementara tebing – tebing sungai dengan tinggi sekitar 5 meter menyuguhkan pemandangan unik di beberapa kawasan. Cekungan tebing bertekstur tanah dan batu yang terbentuk secara aalami akibat gerusan arus sungai menyuguhkan pemandangan seakan – akan memasuki lorong gua. Karena tergolong obyek wisata baru, Alur Sungai Getuk sangat minim bahkan tidak ada sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata, sehingga dengan pesonanya yang begitu menarik dengan tidak adanya fasilitas yang memadai, alur Sungai Getuk menyimpan potensi yang sangat luar biasa jika dikelola dan dikembangkan dengan baik.

Untuk aksesbilitas menuju obyek wisata alur Sungai Getuk sangatlah mudah ditunjang dengan keadaan jalan yang sudah beraspal tetapi petunjuk arah menuju obyeknya hanya terdapat ketika sudah memasuki wilayah Desa Socokangsi, sehingga membingungkan wisatawan yang baru pertama kali berkunjung kesana dan berasal dari luar daerah. Karena tidak terdapat transportasi umum, maka penggunaan kendaraan pribadi sangat disarankan, jalan menuju obyek wisata Sungai Getuk dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalan yang dilalui untuk menuju Sungai Getuk sangatlah teduh dengan sisi kanan dan sisi kiri banyak terdapat pohon – pohon rindang dan udara sejuk khas pegunungan sangat terasa sekali membuat pengunjung dapat menikmati perjalanan.

Masyarakat di sekitar obyek wisata Sungai Getuk di Desa Socokangsi belum berperan aktif dalam pengembangan pariwisata, dikarenakan kualitas SDM pariwisata bisa dikatakan masih rendah dengan tingkat pendidikan yang rata-rata hanya sebagai lulusan SLTA sehingga kurang kreatif dan inovatif dalam membangun dan mengembangan obyek wisata alur Sungai Getuk. Namun masyarakat sekitar sangat mendukung pengembangan alur Sungai Getuk dijadikan sebagai tempat wisata dengan pengelolaan profesional yang nantinya dapat memberikan dampak positif ekonomi untuk mereka. Untuk saat ini, masyarakat hanya sebatas mendirikan warung – warung tenda untuk berjualan makanan ataupun minuman kepada pengunjung obyek wisata alur Sungai Getuk.

Pengelolaan obyek wisata alur Sungai Getuk masih sebatas di kelola oleh pemerintah desa dan karang taruna Desa Socokangsi. Pengelolaannya masih dilakukan secara sederhana, seperti penjagaan loket dan penjagaan parkir yang hanya di lakukan ketika hari libur tiba. Jika di hari biasa terkadang tidak ada pengelola yang bertugas di obyek wisata alur Sungai Getuk. Belum dikelolanya obyek wisata alur Sungai Getuk secara profesional membuat fasilitas sarana dan prasarana pendukung pariwisata terlihat seperti tidak dijaga dan dirawat dengan baik sehingga pengelolaannya perlu ditingkatkan lagi dan peran dari pemerintah kabupaten Klaten sangat dibutuhkan untuk lebih memaksimalkan pembangunan dan pengelolaan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata alur Sungai Getuk.

Fasilitas yang ada di obyek wisata alur Sungai Getuk masih tergolong minim dan seadanya, hanya terdapat beberapa tenda warung makan yang dibangun secara mandiri oleh masyarakat, satu gazebo untuk tempat berteduh, 2 toilet dan 2 kamar ganti serta 1 mushola lengkap dengan alat sholat.

Saat penulis berkunjung ke obyek wisata alur Sungai Getuk terdapat beberapa aturan yang dibuat oleh masyarakat setempat dan pengelola dan sudah menjadi aturan yang harus dipatuhi oleh siapa saja yang berkunjung ke obyek wisata alur Sungai Getuk . Beberapa aturan yang ada ditempat itu seperti tidak boleh membuang sampah sembarangan, harus parkir di tempat yang telah di sediakan dan tidak boleh turun ke bawah sungai saat cuaca mendung dan turun hujan. Peraturan tersebut dibuat untuk menciptakan kondisi obyek wisata alur Sungai Getuk yang rapi, bersih dan menjaga keselamatan pengunjung.

Wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata alur Sungai Getuk mayoritas adalah wisatawan lokal atau berasal dari dalam kabupaten Klaten. Dan tidak setiap harinya obyek wisata alur Sungai Getuk ramai dikunjungi, namun ramai dikunjungi saat musim liburan tiba atau di hari sabtu dan minggu. Pengunjung yang datang sebagian besar adalah anak muda tetapi pangsa pasar yang dituju oleh pengelola yaitu dari semua kalangan mulai dari anak – anak sampai orang tua.

Promosi obyek wisata alur Sungai Getuk masih belum dilakukan secara maksimal. Saat penulis berkunjung ke obyek wisata alur Sungai Getuk tidak ada papan maupun spanduk untuk

Page 8: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

mempromosikan obyek wisata alur Sungai Getuk. Penulis hanya menjumpai promosi saat membaca berita di sebuah portal berita online yang memuat tentang keunikan alur Sungai Getuk dan dari foto salah satu pengunjung yang diunggah ke media sosial. Saat penulis melakukan wawancara dengan beberapa wisatawan, mereka mengatakan mengetahui obyek wisata alur Sungai Getuk dari saudara maupun teman serta dari media sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa word of mouth dan kekuatan media sosial dapat menjadi senjata yang ampuh untuk lebih memperkenalkan dan mempromosikan obyek wisata alur Sungai Getuk kepada masyarakat luas.

Gambar 1. Peta Desa Socokangsi

B. Pembahasa1. Deskripsi Responden

Deskripsi responden merupakan gambaran dari pada responden yang berkaitan dengan identitas responden berupa nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, daerah asal dan lainnya. Dari hasil penelitian, penulis memperoleh 76 responden, dari 76 responden tersebut terdiri dari masyarakat, wisatawan dan pengelola. Pengambilan data kepada responden dilakukan melalui lembar kuesioner penelitian dan wawancara. Dalam penelitian, penulis mengambil responden berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, usia dan daerah asal. Berikut hasil dari rekapitulasi data deskripsi responden tersebut :a. Jenis Kelamin

Responden berdasarkan jenis kelamin merupakan identitas yang penting dalam menganalisa responden. Penulis membagi dalam dua kategori yaitu laki – laki dan perempuan. Dari 76 responden yang ada di peroleh 41 orang laki – laki dan 35 orang perempuan, atau jika dirubah dalam persenan menjadi 54% laki – laki dan 46% perempuan. Disajikan dalam bentuk gambar diagram di berikut ini :

54%46%

Jenis Kelamin

Laki - laki Perempuan

Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelaminb. Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, dari 76 responden penulis kelompokkan menjadi lima yaitu ibu rumah tangga berjumlah 4 orang, PNS berjumlah 9 orang, buruh berjumlah 18

Page 9: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

orang, pegawai swasta berjumlah 12 orang dan pelajar/mahasiswa berjumlah 33 orang. Jika di ubah dalam bentuk persenan menjadi ibu rumah tangga 5,30%, PNS 11,80%, buruh 23,70%, pegawai swasta 15,70% dan pelajar/ mahasiswa 43,50%. Disajikan dalam bentuk diagram berikut :

Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaanc. Usia

Selain jenis kelamin, umur juga merupakan faktor penting dalam menganalisa identitas dari responden. Adapun dari 76 responden penulis membagi dalam lima kategori yaitu rentang usia ≤ 20 tahun, 21 – 30 tahun, 31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun dan ≥ 51 tahun. Jika di ubah dalam bentuk persenan menjadi ≤ 20 tahun sebanyak 45%, 21 – 30 tahun sebanyak 30,20%, 31 – 40 tahun sebanyak 17%, 41-50 tahun sebanyak 6,50% dan ≥51 tahun sebanyak 1,30%. Disajikan dalam bentuk diagram berikut :

Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usiad. Daerah Asal

Karakteristik responden berdasarkan daerah asal, dari 76 responden penulis kelompokkan menjadi dua kategori yaitu dalam Kabupaten Klaten sebanyak 69 orang dan luar Kabupaten Klaten sebanyak 7 orang. Jika di ubah dalam bentuk persenan menjadi dalam Kabupaten Klaten 90,80% dan luar Kabupaten Klaten 9,20%. Disajikan dalam bentuk diagram berikut :

90.80%

9.20%

Daerah Asal

Dalam Kabupaten Klaten Luar Kabupaten Klaten

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal

5.30%11.80%

23.70%

15.70%

43.50%

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga PNS BuruhPegawai Swasta Mahasiswa

45%

30%17%

7% 1%

Usia

≤ 20 tahun 21 - 30 tahun 31 - 40 tahun41 - 50 tahun ≥ 51 tahun

Page 10: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

2. Analisis Faktor Lingkungan Internal dan Eksternala. Pengaruh Faktor Lingkungan Internal

1) Daya TarikDaya tarik wisata adalah segala sesuatu yang bernilai dan menarik untuk dikunjungi dan

dilihat. Di Desa Socokangsi, Sungai Getuk yang mengalir di desa setempat sepanjang lebih dari 1 km, dengan lebar sekitar 2 meter mempunyai tebing – tebing sungai dengan tinggi sekitar 5 meter yang berbentuk cekungan bertekstur tanah dan batu yang terbentuk secara alami akibat gerusan arus sungai menyuguhkan pemandangan seakan – akan memasuki lorong gua yang dialiri air yang jernih serta menyuguhkan alam pedesaan khas pegunungan yang sejuk karena berada di bawah kaki Gunung Merapi membuat alur Sungai Getuk memiliki daya tarik wisata alam yang unik dan layak untuk dijual kepada para wisatawan.

2) Aksesbilitas Dari hasil pengumpulan data penelitian di desa Socokangsi, kecamatan Jatinom ternyata

aksesbilitas yang ada sudah cukup baik, jalan sudah beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat pribadi karena tidak ada transportasi umum menuju obyek wisata tersebut, jarak tempuh dari Kota Klaten kurang lebih 20 menit. Penunjuk arah jalan menuju obyek wisata hanya terdapat setelah pengunjung sampai di desa Socokangsi, sehingga untuk pengunjung yang baru partama kali kesana dan berasal dari luar daerah dapat kebingungan dengan hal tersebut.

Untuk mencapai obyek alur Sungai Getuk yang berada di bawah tebing, wisatawan harus melewati jalan menurun yang berpasir dan berbatu dari area parkir kendaraan sampai di bibir tebing, setelah sampai di bibir tebing wisatawan harus menuruni anak tangga yang terbuat dari bambu untuk menuju ke Sungai Getuk yang berada di bawah tebing.

Akses jalan menuju Desa Socokangsi ini menyuguhkan pemandangan Gunung Merapi dan berhawa sejuk sehingga wisatawan dapat menikmati udara dingin khas pegunungan.

3) Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia merupakan salah satu kunci dalam pembangunan pariwisata. Eksistensi

sebuah obyek wisata di tentukan oleh SDM yang berkualitas, kreatif dan inovatif, dengan begitu berpotensi membawa pariwisata di daerahnya berkembang dengan baik. Sebagai industri jasa, kepuasan dari wisatawan merupakan tujuan utama yang harus selalu di perhatikan sehingga menjadi nilai lebih dalam pertumbuhan pariwisata di masa yang akan datang.

Namun sayangnya hal tersebut belum di miliki oleh SDM yang ada di desa Socokangsi. Alasan paling mendasar adalah pengetahuan masyarakat desa Socokangsi tentang bagaimana mengelola dan mengembangkan obyek wisata alur Sungai Getuk atau Grand Canyon Socokangsi masih sangat minim dikarenakan tingkat pendidikan di desa tersebut tergolong rendah. Masyarakat memang sudah banyak yang menyadari akan potensi yang di miliki oleh obyek wisata alur Sungai Getuk hanya saja pengelolaannya belum dilakukan secara maksimal. Kurangnya sosialisasi juga berpengaruh pada rendahnya minat dari masyarakat untuk bekerjasama dengan baik guna membangun dan mengembangkan obyek wisata alur Sungai Getuk.

4) Pengelola Obyek wisata alur Sungai Getuk sepenuhnya dikelola oleh masyarakat setempat dan belum

ada campur tangan dari dinas pariwisata. Dengan demikian masyarakat setempat menggunakan dana desa yang diterima dari pemerintah pusat untuk membangun dan melengkapi fasilitas yang belum ada dan juga hasil dari pemungutan biaya masuk obyek juga sangat membantu menambah dana untuk proses pengembangan obyek wisata alur Sungai Getuk. Dengan begitu, pembangunan di alur Sungai Getuk sedikit demi sedikit dapat terlaksana.

5) Fasilitas Dari hasil pengumpulan data penelitian menyatakan bahwa masyarakat setuju bahwa di obyek

wisata alur Sungai Getuk dibangun fasilitas – fasilitas yang memadai dan cukup baik untuk keperluan wisatawan yang berkunjung ke Sungai Getuk.

Karena keterbatasan dana untuk melakukan pembangunan, fasilitas yang sudah disediakan di obyek wisata alur Sungai Getuk terbilang masih belum sepenuhnya memadai yaitu 2 toilet dan 2 kamar ganti, 1 gazebo, 1 rumah pohon, 1 mushola lengkap dengan alat sholat, 2 tempat sampah dan tempat untuk berfoto. Namun sangat disayangkan, ketika penulis melakukan observasi semua fasilitas itu nampak seperti tidak dirawat dan dijaga dengan baik sehingga menimbulkan kesan kotor dan tidak

Page 11: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

menarik. Tabel 1. Analisis Faktor Lingkungan Internal

No Faktor Strength Weakness1 Alur Sungai Getuk merupakan

obyek wisata alam yang unik dan menarik

2 Akses jalan menuju obyek wisata alur Sungai Getuk mudah untuk di jangkau

3 Sumber daya manusia yang mengelola obyek wisata alur Sungai Getuk yaitu masyarakat setempat belum kreatif dan inovatif

4 Pengelolaan yang di lakukan oleh masyarakat setempat kurang maksimal

5 Fasilitas yang ada di obyek wisata alur Sungai Getuk belum sepenuhnya memadai

b. Pengaruh Faktor Lingkungan Eksternal1) Masyarakat

Disini masyarakat setempat berperan penting dalam mengelola, mengembangkan dan ikut dalam pembangunan obyek wisata alur Sungai Getuk, akan tetapi minimnya pengetahuan dan kurangnya sadar wisata tentang pentingnya pengembangan obyek wisata menjadi kendala dalam mengembangkan obyek wisata alur Sungai Getuk ini. Maka dari itu, masyarakat perlu bimbingan khusus tentang pentingnya membangun obyek pariwisata di lingkungnnya agar dapat meningkatkan pengetahuan dan ekonomi masyarakat setempat.

2) Promosi Promosi merupakan cara paling efektif untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki.

Promosi bisa dilakukan melalui media cetak, media elektronik, media sosial maupun dari mulut ke mulut. Promosi juga memberikan dampak positif untuk mengangkat obyek wisata sehingga tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal namun juga dikenal oleh masyarakat secara luas. Tujuan dari promosi adalah untuk menarik wisatawan berkunjung ataupun juga untuk menarik investor untuk berinvestasi. Untuk promosi alur Sungai Getuk masih belum dilakukan secara optimal, penulis hanya menemukan promosi lewat sosial media dan berita online yang memuat tentang keunikan alur Sungai Getuk. Karena di era milenial seperti sekarang ini kekuatan internet terlebih lagi sosial media sangatlah kuat, sehingga hanya dengan mengunggah foto saat berwisata di alur Sungai Getuk di sosial media yang dapat dilihat oleh banyak orang dapat dikatagorikan sebagai promosi.

3) Regulasi Regulasi merupakan sebuah peraturan yang melekat dengan kehidupan manusia. Peraturan

dibuat oleh manusia untuk manusia, tujuannya untuk mengendalikan manusia agar menataatinya dan bertindak tidak melampaui batas. Begitu pula dengan obyek wisata alur Sungai Getuk, ada aturan – aturan yang diterapkan baik itu aturan yang sifatnya melarang atau tidak. Peraturan yang ada di obyek wisata alur Sungai Getuk ini dibuat oleh masyarakat setempat dan sudah menjadi aturan yang harus dipatuhi oleh siapa saja yang berkunjung. Ada beberapa aturan yang ada di tempat itu seperti tidak boleh membuang sampah sembarangan, harus parkir ditempat yang telah disediakan dan tidak boleh turun ke bawah sungai sangat mendung dan turun hujan. Peraturan tersebut diletakkan di ditempat yang mudah terlihat dan dibaca oleh pengunjung.

4) Pengunjung Sebuah obyek wisata dikatakan berhasil jika ada yang berkunjung. Semakin banyak

pengunjung semakin tinggi nilai dari obyek wisata tersebut. Pengunjung yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan baik itu yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan akan berpotensi membuat pengunjung itu akan datang kembali. Saat ini wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata

Page 12: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

alur Sungai Getuk baru sebatas wisatawan lokal saja. Dan tidak setiap harinya ramai dikunjungi namun saat musim liburan tiba atau di hari sabtu dan minggu saja. Pengunjung yang datang mayoritas adalah anak muda tetapi pangsa pasar yang dituju oleh pengelola yaitu dari semua kalangan mulai dari anak – anak sampai orang tua.Tabel 2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

No Faktor Opportunities Threat1 Minimnya pengetahuan pariwisata

dan kurangnya sadar wisata masyarakat setempat di obyek wisata alur Sungai Getuk

2 Promosi yang dilakukan oleh pengelola belum maksimal

3 Regulasi sudah berjalan dengan baik berupa peraturan – peraturan yang di tentukan oleh pengelola obyek wisata alur Sungai Getuk

4 Pangsa pasar yang dituju adalah semua kalangan tetapi yang datang berkunjung mayoritas adalah anak muda

Page 13: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

Analisis SWOTTabel 3. Matrik Analisis SWOT

Internal

Eksternal

Strength (S) Weakness (W)

1. Alur Sungai Gethuk merupakan obyek wisata alam yang unik dan menarik yang menyuguhkan tebing di sisi kanan dan kiri, air mengalir yang jernih dan pemdangan khas pedesaan yang sejuk

2. Akses jalan menuju obyek wisata alur Sungai Getuk mudah untuk di jangkau dan kondisi jalan bagus

1. Sumber daya manusia yang mengelola obyek wisata alur Sungai Getuk yaitu masyarakat setempat belum kreatif dan inovatif

2. Pengelolaan yang di lakukan oleh masyarakat setempat kurang maksimal sehingga perlu ditingkatkan lagi

3. Fasilitas yang ada di obyek wisata alur Sungai Getuk belum sepenuhnya memadai

Opportunities (O) Strategi S - O Strategi W - O1. Masyarakat ikut

berpartisipasi dalam pengembangan obyek wisata alur Sungai Getuk

2. Promosi yang dilakukan oleh pengelola belum maksimal

3. Regulasi sudah berjalan dengan baik berupa peraturan – peraturan yang di

1. Melibatkan masyarakat setempat untuk ikut serta dalam mengelola dan menjaga obyek wisata alur Sungai Getuk seperti tempat makan dan bersantai, lahan parkir untuk para pengunjung yang datang berwisata

2. Gencar melakukan promosi malalui berbagai media

1. Menambah fasilitas – fasilitas yang masih kurang memadai untuk melengkapi daya tarik wisata alam alur Sungai Getuk

2. Memberikan pelayanan yang baik dan maksimal kepada para pengunjung alur Sungai Getuk

Page 14: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

tentukan oleh pengelola obyek wisata alur Sungai Getuk

untuk mendatangkan pengunjung baik dari dalam maupun luar kabupaten Klaten

3. Menambah papan penunjuk arah menuju obyek wisata alur Sungai Getuk agar tidak membingungkan pengunjung yang akan datang

Threat (T) Strategi S - T Strategi W - T1. Minimnya

pengetahuan pariwisata dan kurangnya sadar wisata masyarakat setempat di obyek wisata alur Sungai Getuk

1. Dengan potensi wisata alur Sungai Getuk yang besar untuk mendatangkan banyak wisatawan dan minimnya pengetahuan pengelola yang dilakukan oleh masyarakat sekitar tentang pariwisata dapat diberikan pelatihan bahasa untuk menjadi guide lokal, diberikan penyuluhan betapa besar potensi alur sungai Getuk jika dikelola secara maksimal dapar meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar

2. Memberikan pengarahan kepada masyarakat sekitar dengan dinas terkait

1. Dengan dilakukan pelatihan dan penyuluhan untuk masyarakat sekitar alur Sungai Getuk dapat menjadikan pengelolaan dilakukan secara maksimal dengan menambah fasilitas – fasilitas yang belum ada dan membangun infrastruktur yang lebih baik lagi sehingga dapat mendatangkan wisatawan lebih banyak.

Berdasarkan hasil analisis SWOT dari faktor eksternal dan internal, maka dapat disusun sebuah strategi sebagai berikut :a. Strategi Strength – Opportunities (S – O)

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut pengunjung dari tempat wisata lain dan memanfaatkan peluang, seperti :

1) Pelibatan masyarakat setempat untuk ikut serta dalam pengelolaan dan menjaga obyek wisata dapat membantu pengembangan obyek wisata alur Sungai Getuk.

2) Pengelola gencar melakukan promosi baik melalui meida cetak, media elektronik maupun media sosial guna obyek wisata alur Sungai Getuk lebih dikenal oleh masyarakat luas.

3) Menambah papan penunjuk jalan menuju obyek wisata alur Sungai Getuk agar pengunjung yang baru pertama kali berkunjung berasal dari luar daerah tidak kebingungan untuk sampai di

Page 15: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

obyek wisata alur Sungai Getuk.b. Strategi Weakness – Opportunities (W – O)

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan yang ada, seperti :

1) Menambah fasilitas – fasilitas yang kurang memadai untuk melengkapi daya tarik wisata alam alur Sungai Getuk

2) Memberikan pelayanan yang baik dan maksimal kepada pengunjung alur Sungai Getuk seperti layanan informasi dan guide lokal.

c. Strategi Strength – Threat (S – T)Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman

yang ada, seperti :1) Memberikan pelatihan, penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat sekitar sehingga

masyarakat mengetahui tentang pentingnya suatu obyek pariwisata2) Memberikan pengarahan dan pendampingan kepada masyarakat sekitar dengan dinas – dinas

terkait.d. Strategi Weakness – Threat (W – T)

Strategi ini di dasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman, seperti :

1) Dengan adanya penyuluhan, pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat, pengelolaan alur Sungai Getuk dapat dimaksimalkan.

2) Melakukan penambahan fasilitas dan membangun infrastruktur yang belum ada untuk lebih menarik minta wisatawan untuk berkunjung.

3. Jawaban Rumusan MasalahDalam penelitian ini penulis mengambil metode kualitatif dengan pengambilan data melalui

wawancara, observasi, dokumentasi dan kuosioner yang penulis lakukan di area obyek wisata Alur Sungai Getuk. Penulis akan mencoba menjawab rumusan masalah dalam artikel ini.1) Bagaimana upaya pemerintah dalam mengelola alur Sungai Getuk sehingga mampu

meningkatkan kunjungan wisata di Klaten ?Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, upaya pemerintah desa setempat hanya

sebatas memanfaatkan dana desa yang diterima dari pemerintah pusat yang digunakan untuk pembangunan dan melengkapi fasilitas di obyek wisata alur Sungai Getuk.

2) Bagaimana upaya masyarakat dalam mengelola alur Sungai Getuk sebagai daya tarik wisata di Klaten ?

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, upaya masyarakat dalam mengelola alur Sungai Getuk sebagai daya tarik wisata di Klaten adalah dengan ikut serta dalam pengelolaan dan pengembangan alur Sungai Getuk seperti dalam pembuatan gazebo, pembuatan sarana MCK, pembuatan mushola, gapura masuk kawasan obyek wisata, pembuatan kolam renang mini untuk anak – anak, pembuatan tangga untuk akses dari bibir tebing menuju lokasi.

3) Bagaimana strategi pengembangangan alur Sungai Getuk di Klaten ?Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, saat ini pengembangan obyek wisata

alur Sungai Getuk belum maksimal. Hal ini di dasari pada infrastruktur yang masih dan fasilitas – fasilitas pendukung lainnya yang belum memadai serta pengelolaannya yang masih dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Strategi pengembangannya adalah dengan melakukan perbaikan infrastruktur, pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat sekitar yang bekerja sama dengan dinas – dinas terkait guna meningkatkan sumber daya manusia serta pengelolaan secara profesional serta melakukan promosi baik itu melalui media cetak, media elektronik maupun media sosial. Promosi bertujuan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung serta menarik investor lokal maupun asing untuk berinvestasi setelah melihat potensi yang dimiliki Desa Socokangsi. Setelah adanya pihak yang berinvestasi kemungkinan besar tempat tersebut akan tertata, terurus dan memiliki daya tarik tersendiri untuk dikembangkan secara profesional. Kawasan tersebut akan menjadi sebuah obyek wisata yang saling berkaitan dengan obyek wisata penunjang lainnya di kawasan tersebut.

C. Hasil Analisis Data Alur Sungai Getuk merupakan obyek wisata alam yang terletak di desa Socokangsi,

Page 16: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

kecamatan Jatinom, kabupaten Klaten yang unik dan menarik. Pengunjung yang datang ke Sungai Getuk dapat bersantai dengan menikmati udara pegunungan yang sejuk serta berfoto berlatar alur tebing Sungai Getuk yang seakan – akan memasuki lorong gua. Pengelolaan alur Sungai Getuk masih dikelola oleh pemerintah desa dan karang taruna desa Socokangsi dan belum ada campur tangan dari dinas pariwisata kabupaten Klaten.

Pengelolaan yang hanya di danai oleh pemanfaatan dana desa Socokangsi dan dijalankan oleh masyarakat setempat membuat sarana dan prasarana serta infrastruktur yang ada belum terlalu memadai untuk kegiatan pariwisata sehingga sangat dibutuhkan peran dari pemerintah pusat.

Peran pemerintah seperti mengalokasikan dana untuk membangun infrastruktur dan sarana – prasarana untuk menambah atraksi wisata, melakukan promosi dengan gencar serta pelatihan, penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat setempat dapat memajukan obyek wisata alur Sungai Getuk dan meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke kabupaten Klaten serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dengan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah dalam pengembangan alur Sungai Getuk dapat menunjang pembangunan, pengelolaan serta perawatan obyek wisata ini untuk lebih menarik minat wisatawan agar mengunjungi obyek wisata alur Sungai Getuk.

3. Penutup

A. SimpulanObyek wisata alur Sungai Getuk merupakan obyek wisata yang menyajikan keindahan alam

yang unik dan menarik. Keindahan alamnya yang masih asri dan sangat segar udaranya menambah kesejukan dan membuat betah para wisatawan yang berkunjung. Keberadaan obyek wisata ini sudah lama namun potensi yang dimiliki baru di ekspos ke masyarakat luas.

Kegiatan berfoto dengan latar alur tebing Sungai Getuk menjadi aktifitas unggulan yang dijadikan sebagai daya tarik utama obyek wisata alur Sungai Getuk. Sarana dan prasarana yang belum terlalu memadai tetapi sudah dapat digunakan seperti gazebo, toilet, kamar ganti dan beberapa warung swadaya masyarakat setempat dan aksesbilitas menuju obyek wisata alur Sungai Getuk terbilang mudah siap menunjang kegiatan aktifitas wisata.

Pengelolaannya yang masih dikelola oleh masyarakat setempat membuat obyek wisata alur Sungai Getuk ini masih terbilang seadanya. Semoga saja dengan didaftarkannya obyek wisata alur Sungai Getuk ke pemerintah pusat dengan segera dapat lebih mengembangkan pembangunan alur Sungai Getuk menjadi lebih baik dengan menambah serta memperbaiki insfrastruktur maupun sarana prasarana yang digunakan untuk kegiatan pariwisata dan tidak menutup kemungkinan obyek wisata alur Sungai Getuk dapat bersaing dengan obyek wisata lainnya di kabupaten Klaten serta mendatangkan banyak wisatawan baik dari dalam maupun dari luar Kabupaten Klaten.

B. SaranBerdasar hasil penelitian yang penulis lakukan maka penulis mencoba memeberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pemerintah dan masyarakat setempat harus saling bekerjasama dan mendukung dalam pengembangan obyek wisata alur Sungai Getuk.

2. Perlu memperluas area parkir agar pengunjung merasa aman dan nyaman ysaat berwisata ke alur Sungai Getuk.

3. Promosi dapat dilakukan dengan membuat website agar dengan mudah diakses dan diketahui oleh banyak orang.

4. Kebersihan di sekitar obyek wisata harus terus ditingkatkan agar wisatawan merasa nyaman.

5. Segera membangun infrastruktur dan atraksi – atraksi wisata lain untuk semakin menarik wisatawan.

Page 17: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

References

[1] Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam menghadapi globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta, 4, 3-11.

[2] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45.

[3] Ahmad, H., & Sigarete, B. G. (2018). Preferensi Mahasiswa dalam Berwisata: Studi Kasus Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM), Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 12(1), 55-64

[4] Data Penelitian, Januari 2018 di Sungai Getuk, Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten

[5] A.J. Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada [6] Arjana, Gusti, I Bagus. 2015. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta[7] Ahmad, H., Huda, M. M. I., Julianto, Y. A., & Januar, M. (2018). THE PROJECTION OF THE

DEVELOPMENT OF FOLKS’FARM AS THE CONCEPT OF AGRO-TOURISM AS AN EFFORT TO INCREASE ECONOMIC BENEFITS OF SMALL-SCALE LIVESTOCK BUSINESS. UNEJ e-Proceeding, 79-82.

[8] SETYANINGSIH, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani, Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

[9] Kiswantoro, A. (2017). Pengaruh Kenyamanan Fasilitas Wisata dan Kepuasan Wisatawan Terhadap Keputusan Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali ke Kawasan Wisata Goa Rancang Kencana dan Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul Yogyakart. Jurnal Kepariwisataan, 11(1), 27-38

[10] Sulistyo, A. (2017). Analisis Swot 8-K pada Objek Wisata Rekreasi dan Hiburan Keluarga Kid’s Fun Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 11(2), 1-10.

Lampiran

Page 18: repository.stipram.ac.idrepository.stipram.ac.id/240/1/DCS_172857_Dandi E_Pesona Festival... · Web viewDengan mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ada, diharapkan dapat melestarikan

Gambar 2. Alur Sungai Getuk

Gambar 3. Foto fasilitas MCK

Gambar 4. Foto gapura masuk wisata alur Sungai Getuk