every social life has different point of view

12
Aurora Magazine 1 Bang Amsor dengan Sepiring Nasi Goreng Jalan-jalan ke Kotu, Yuk! Eksklusif, Wawancara Gamers Ludovica, Pejuang Generasi Muda Makan Ayam Blangkon plus Sambal Mercon every social life has a different point of view

Upload: serenata-rosalia

Post on 29-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

I like every different stages of life, so here I am, try to find a way to see the life from another's expectation.

TRANSCRIPT

Page 1: Every social life has different point of view

Aurora Magazine

1

Bang Amsordengan Sepiring Nasi Goreng

Jalan-jalan ke Kotu, Yuk!

Eksklusif, Wawancara Gamers

Ludovica, Pejuang Generasi Muda

Makan Ayam Blangkon plus

Sambal Mercon

every social life has a different point of view

Page 2: Every social life has different point of view

wanna dare yourself?join us in

wall-climbing

contact us on Dedi - 089653805383for more information

every social life has a different point of view

Aurora Magazine

Pemimpin RedaksiSerenata Rosalia

Redaktur PelaksanaSerenata Rosalia

EditorSerenata Rosalia

ReporterSerenata Rosalia, Bayu Aji

FotograferSerenata Rosalia, Bayu Aji, Dje Mando

PembimbingWidarto Adi

Alamat RedaksiRuko Cantiga Blok A4 No. 16, Tangerang

E-mail : [email protected]

Aurora Magazine

@auroramagazine

logo

by

: w

ww

.log

oeps

.com

2 3

Page 3: Every social life has different point of view

What will you see...Few Words from Editor...

Halo Ara, apa kabar? Bertemu lagi dengan Aurora Maga-zine pada edisi ke-6 ini. Pada kali ini Aurora Magazine memiliki berita utama mengenai kisah hidup seorang pedagang nasi goreng yang sudah berdagang selama

dua belas tahun untuk menghidupi keluarga kecilnya, serta tokoh pejuang generasi muda yang kisahnya datang dari seorang gadis asli Flores bernama Ludovica. Selain itu, Aurora Magazine juga akan membahas perihal booming-nya game online yang kini sudah men-candu bagi kawula muda dengan wawancara eksklusif dengan salah satu gamers.

Aurora Magazine juga akan mengajak Ara melihat-lihat tempat ber-sejarah di salah satu kota Jakarta Barat yaitu Kota Tua, khususnya untuk museum Bank Indonesia dan Museum Wayang. Tak hanya itu, Aurora Magazine juga akan menghadirkan kelezatan Ayam Ba-kar Blangkon dengan berbagai cita rasa sambel yang tentunya dapat membuat lidah mencak-mencak.

Setelah itu, Ara akan mendapatkan shopping guide, bagaimana mengenali online shop yang jujur dan yang tidak. Tak lupa, Ara akan dimanjakan dengan kehadiran karya generasi muda yang hadir dalam bentuk cerpen dan puisi yang akan memberi info lebih bagi Ara.

Well, semoga edisi kali ini bisa membuat Ara memiliki wawasan dan pemikiran yang lebih luas, serta dapat menciptakan sudut pandang berbeda mengenai kisah-kisah sosial yang terjadi di sekitar kita. :)

Salam,Serenata

Travel - Menelusuri Sejarah di Kota Tua ... 06

Shopping Guide - Mengetahui Real Online Shop ... 08

Tokoh - Membeli Sesendok Nasi dengan Menjual Sepiring Nasi ... 10

Eksklusif - Game, Hiburan atau Canduan? ... 12

Eat - Sambal Mercon di Ayam Blangkon ... 14

Young Hero - Ludovica, Menunda Impian demi Mewujudkan Impian ... 16

Cerpen - Air Mata Bunda yang pergi part 1 ... 19

Karyamu ... 21

4 5

Page 4: Every social life has different point of view

Terdapat ratusan tem-pat wisata bagus dan bersejarah yang bisa

dikunjungi di kota Jakarta, salah satunya adalah Kota Tua, yang terletak di Jakarta Barat. Ada berbagai muse-um bersejarah yang terdapat di Kota Tua, seperti Muse-um Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Fatahilah. Selain itu, terdapat banyak pedagang makanan, peda-gang aksesoris, pembuat

tato, dan penyewa sepeda ontel dengan harga-harga yang tidak terlalu tinggi.

Seperti contohnya, soto daging plus nasi yang bisa didapat hanya dengan harga Rp10.000,00 dan mie ayam seharga Rp8.000,00. Untuk aksesoris, kita bisa menda-patkan kalung, cincin atau gelang dengan nama kita yang terukir hanya dengan harga Rp5.000,00. Untuk tato, kita cukup membayar Rp20.000,00 dan memilih

sendiri desainnya. Sementa-ra untuk menyewa sepeda ontel, kita cukup membayar Rp10.000,00 untuk 30 menit, atau Rp15.000,00 untuk 60 menit.Kali ini, Ara akan diajak un-tuk berkeliling melihat-lihat kawasan Kota Tua, khususn-ya Museum Bank Indonesia dan Museum Wayang. Yuk, kita simak…

Museum Bank Indonesia.

Museum ini terletak di

dekat halte busway Kota Tua. Bila kita naik TransJa-karta, maka sudah dipas-tikan kita akan melewati museum yang satu ini untuk mencapai ke Kota Tua. Un-tuk tiket masuk, kita tidak usah membayar sepeser pun. Museum ini berisikan sejarah-sejarah uang Indone-sia dari zaman penjajahan, hingga masa sekarang. Ada juga koleksi-koleksi uang dari negara-negara lain yang bisa kita lihat di museum ini.

Museum ini memiliki fasili-tas AC dan dekorasi ruang yang amat artistik. Ketika memasuki museum ini, kita seakan digiring melewati sejarah secara kronologis. Dari awal zaman penjaja-han colonial Belanda, saat pertama kali munculnya bank, hingga pada akhirnya Indonesia dapat berdiri sendiri dengan bank-nya walau sebelumnya melewati masa krisis terlebih dahulu di mana harga rupiah mel-onjak turun.

Selain itu, pengunjung juga dilengkapi fasilitas touch screen yang bisa memutar video di layar besar sesuai dengan pilihan pengun-jung. Namun, museum ini memiliki aturan untuk tidak memperbolehkan pengunjung mengambil foto dengan flash.

Museum Wayang.

Nah, selanjutnya kita akan melihat-lihat Museum Wayang yang isinya penuh

dengan sejarah-sejarang perwayangan. Untuk tiket masuk, dewasa atau umum dikenakan Rp2000,00, se-mentara mahasiswa dikena-kan Rp1000,00 dan pelajar dikenakan hanya Rp650,00. Museum ini terletak di dekat Museum Fatahilah, bersebrangan dengan lapa-ngan Kota Tua yang dipe-nuhi oleh penyewa-penyewa sepeda ontel.

Di dalam museum, kita bisa melihat-lihat tokoh-tokoh

perwayangan mulai dari Petruk dkk, Si Pitung, Si Jampang, dan Si Manis Jem-batan Ancol. Selain itu, ada juga koleksi boneka-boneka kayu dari berbagai negara, seperti India, AS, Indonesia. Kemudian, ada juga koleksi gamelan-gamelan Jawa dan topeng-topeng yang dipajang untuk bisa dilihat pengunjung.Nah, Ara, apakah Anda berminat melakukan wisata ke kedua museum tadi?

Metamorfosa logo Bank BI Replika orang zaman dulu tengah mengatur sistem bank

Replika keluarga besar wayang di Museum Wayang

Replika wayang Si Manis Jembatan Ancol (paling kiri)

Sederet sepeda ontel yang siap disewa

Suasana Kota Tua di siang hari

Menelusuri Sejarah di Kota TuaArticle by : Serenata KedangPhoto by : Bayu Aji

6 7

Page 5: Every social life has different point of view

Kelom Geulisfacebook : Jiwa Penuh Rinduhandphone : 0838-2796-4283 hanya di

Shopping Guide

Belanja online shop memang paling memuaskan. Selain mudah, kita pun tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan energy berkeliling toko dan membayar dengan uang tunai. Kita hanya perlu duduk manis di depan laptop, melihat-lihat gambar di online shop, menghubungi admin, memesan, dan pembayaran dilakukan melaui transfer. Setelah itu, barang akan sampai 2-3 hari dengan jasa pengiriman. Mudah, bukan?

Namun, maraknya online shop membuat kita tak jarang tertipu oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang menggunakan nama online shop sebagai kedok mereka. Tak jarang, pembeli sudah mentransfer uang, tetapi barang tidak pernah sampai. Akhirnya, online shop yang asli malah terkena imbasnya. Nah, Ara, edisi kali ini akan memberikan 3 shopping guide bagaimana mengetehaui bahwa online shop tersebut benar-benar penjual serius, bukan main-main. Yuk, kita simak.. :)

1. Lihat friend list-nyaCek friend list-nya, sudah berapa orang yang menjadi teman atau me-like-nya. Jika sudah banyak, bisa diperkirakan kalau online shop pilihan kamu itu memang benar-benar penjual sejati dan sudah memiliki banyak pelanggan.

2. Lihat timeline-nyaCek timeline atau wall-nya, apakah banyak yang memberi komentar atau tidak.

3. Lihat testimoniBiasanya, online shop yang jujur memasukkan juga bukti testimony pelanggannya ke facebook agar pelanggan lain bisa melihat kejujuran dan kualitas baik yang dimiliki online shop tersebut.

Nah, bila ke-tiga hal di atas tadi sudah memiliki check list, maka online shop tersebut kurang lebih bisa dipercaya sebagai online shop yang real. Walaupun gak pernah menutup kemungkinan kalau online shop yang selama ini memang benar-benar jujur dalam melayani pelanggannya, suatu hari nanti malah berbalik melakukan aksi hit n run.

Kuncinya, Ara, berhati-hatilah dalam belanja online shop dan pastikan online shop tersebut memang sudah benar-benar memiliki banyak pelanggan. :)

8 9

Mengetahui Real Online Shop

Page 6: Every social life has different point of view

Dua belas tahun sudah lelaki bernama Amsori ini berda-gang nasi goreng. Lelaki 42 tahun yang biasa dipanggil Bang Amsor ini menghabiskan 2 tahun berdagang di

Meruya hingga pada akhirnya pindah ke domisili ke sebuah peru-mahan BTN di pinggiran Tangerang.

Bang Amsor lahir di Pemalang, Jawa Tengah pada 10 Agustus 1970. Ia mengaku pindah ke Jakarta ketika tahun 1994 dan meni-kah setahun kemudian. Untuk menghidupi keluarga kecilnya, Bang Amsor mengikuti jejak teman-temannya untuk berdagang nasi goreng di Meruya.

Ia menghabiskan dua tahun berdagang nasi goreng kelil-ing malam hari di sana dan pindah ke daerah pinggiran di Tangerang.

Selama berdagang di malam hari, Bang Amsor mengaku biasanya membetulkan benda-benda yang rusak di rumahnya selama siang hari hanya untuk kegiatan isengnya saja. Di Tangerang, Bang Amsor membeli sebuah rumah BTN hingga akhirnya memu-tuskan untuk melanjutkan berdagang keliling nasi gorengnya di perumahan yang bernama BTN Cantiga ini. Setelah beberapa tahun berdagang keliling, Bang Amsor jadi banyak dikenal oleh para penghuni BTN dan memutuskan untuk berdagang secara permanen di sebuah pos siskamling RT 01 BTN.

Dagangannya yang hanya terdiri dari gerobak dan seonggok bang-ku tergolong cukup murah dan enak. Cukup membayar tujuh ribu rupiah saja maka kita sudah bisa mendapatkan nasi goreng, atau mie goreng, kwetiaw goreng, dan bahkan bihun goreng.

Dengan berdagang nasi goreng ini, Bang Amsor sudah mampu mem-biayai sekolah kedua anaknya, Deden Lesmana yang kini sudah duduk di bangku kelas 1 SMA, dan Diah Lestari yang kini duduk di bangku kelas 3 SD. Bang Amsor mengaku, pendapatan yang didapat per harin-ya sekitar Rp50.000,00 hingga Rp150.000,00 yang tertinggi.

“Kadang cuma dapet tiga puluh ribu kalo lagi sepi banget,” tuturnya sedih.

Pengalamannya selama sepuluh tahun lebih berdagang nasi goreng membuatnya memiliki banyak teman-teman dari BTN. Namun, saat hujan sedang melanda, Bang Amsor harus rela duduk di seonggok kursinya sendirian sambil menunggu hujan reda.

Berdagang selama puluhan tahun ini membuatnya bermimpi untuk memiliki cabang sendiri suatu hari nanti. Namun, bila dilihat dari keadaannya, terkadang Bang Amsor pesimis bisa membuka cabang sendiri. Ia pun sudah merasa nyaman untuk berjualan nasi goreng di BTN Cantiga. Perjuangannya untuk berdagang nasi goreng ia lakukan hanya demi menghidupi keluarga kecilnya dan menyekolahkan kedua anaknya.

“Pengen sih punya cabang, tapi yaaa.. Tergantung keadaan-nya,” ucapnya seraya membungkus sepiring mie goreng.

MembeliSesendok Nasi dengan Menjual Sepiring NasiArticle and Photo by : Serenata Kedang

tempat biasa Bang Amsor berjualan

bumbu-bumbu masakan

Bang Amsor tengah memotong sayur

suasana gerobak Bang Amsor

nasi goreng Bang Amsor sedang memasak

nasi goreng yang sudah jadi, dibungkus, dan siap diantar

10 11

Page 7: Every social life has different point of view

Belakangan ini kawula muda kita sudah banyak yang menjadi gamers alias pecandu game online. Mulai dari counter strike, point black, hingga akhirnya

warcraft yang biasa disebut dengan dota. Dota sendiri meru-pakan singkatan dari Defense of the Ancients. Tugas dari pemain game ini adalah menggunakan hero untuk meng-hancurkan markas musuh.Permainan ini sudah mencandu banyak kalangan muda, khususnya kalangan pelajar beru-mur 13-19 tahun yang mengakibatkan turunnya prestasi belajar anak. Apa sebenarnya kelebihan dari permainan ini? Mengapa anak remaja, khususnya laki-laki sangat menyukai permainan ini? Berikut adalah wawancara eksklusif Aurora Magazine dengan salah satu pecandu dota yang masih ber-status pelajar kelas 3 SMA dan sekarang berumur 18 tahun, Bayu. A (Aurora Magazine), B (Bayu)A : Tahu permainan dota dari mana? B : Tahu dota pertama kali itu ya dari teman-teman. Awal-nya saya diajak main ke warnet sama teman-teman saya, makanya bisa tahu dota.

A : Sudah berapa lama main dota?B :Udah sekitar tiga tahunan. Saya main dota dari kelas satu

SMA.

A : Sehari bisa main dota berapa jam? B : Ya bisa lima jam, bisa dua jam. Tergantung uangnya ada berapa untuk bayar warnet.

A : Apa yang bikin kamu jadi suka main dota?B : Karena main dota itu bisa ngilangin stres, ada ketawa ketawanya juga, seru, penuh tantangan dan harus pake strategi kalo mau menghancurkan markas musuh.

A : Apa aja yang dibutuhkan untuk main dota?B : Perlu kecepatan tangan pastinya untuk melawan musuh, perlu kecepatan mata juga karena ada mapnya untuk men-jaga hero kita supaya tetap hidup.

A : Apakah bermain dota selama lima jam gak bikin cape?B : Gak cape sih main dota selama lima jam, soalnya kan senang.

A : Kapan waktu yang paling enak untuk main dota?

B : Paling seringnya sih malem karena siang kan masih si-

buk.

A : Biasanya mulai dari jam berapa main dota di warnet?B : Mulai dari jam sepuluh malem sampe jam tiga pagi karena warnetnya kan tutup jam empat.

A : Suka pulang malam, apa gak pernah dapat keluhan dari pacar atau keluarga?B : Sering banget, apalgi dari pacar. Tapi ya saya bi-lang kalo ini kan cuma main game, bukan main cewek.

A : Memang, berapa biaya yang harus dikeluarkan un-tuk bermain dota di warnet?B : Untuk satu jamnya tiga ribu, kalo lima jam dia pa-ket, jadi cukup bayar sepu-luh ribu.

A : Menghabiskan banyak uang jajan, apa gak merasa rugi bermain dota?B : Gak. tuh. Gak pernah berasa rugi main dota kare-na kalo udah main dota itu lupa segalanya. Lupa makan, lupa waktu, udah senang aja pokoknya.

A : Apa aja kelebihan dan kekurangan yang kamu ra-sakan dari bermain dota?B : Kelebihannya ya bisa ilangin stres, bisa bikin lupa masalah karena kalo main dota kita jadi lebih miki-rin strategi permainannya. Kekurangannya... Ya di dota itu kan ada forum untuk chatting sesame pemain, nah kalo kita kalah main, biasanya mainnya kata-kata-

an dan bawa-bawa nama orang tua.

A : Kenapa pilih game on-line dota? Kenapa gak yang lain seperti point blank?B : Karena kalo di dota itu kita gak perlu beli senjata-senjatanya pake uang cash. Kalo point blank kan harus pake cash untuk beli senjata. Kalo di dota cuma perlu ng-umpulin uang di game itu aja. Kalo di point blank ha-rus beli cash dengan bayar di warnet-warnet tertentu.

A : Kenapa uangnya gak dipakai untuk nabung?B : Ya kalo nabung ada uangnya, kalo untuk main game juga ada. Udah dibagi-bagi.

A : Apa kamu pernah main dota lebih dari enam jam? Apa kamu tahu kalau duduk di depan layar selama enam jam akan meningkatkan risiko penyakit jantung?B : Pernah sih main lebih dari enam jam, waktu kelas dua SMA. Tapi karena seka-rang udah tahu gak boleh main lebih dari enam jam, jadi mau ngurangin main game-nya gak sampe enam jam kalo bisa.

A : Oke deh. Kalau gitu, apa pesan dan harapan kamu untuk permainan dota?B : Pesan saya ya cuma satu, tetap main dota! Hehehe. Tapi, tetap ingat waktu. Ha-rapan saya tokoh-tokoh dan senjata di dota bisa lebih di-

Illustration and photo by : Bayu Aji

Ilustration and photo by : Bayu Aji

Phot

o by

: Ba

yu A

ji

Game, Hiburan atau Canduan? By : Serenata Kedang

Dua Hero Dota, Nevermore dan Spirit Storm

12 13

perbanyak lagi.

Jadi, apakah game meru-pakan sebuah hiburan atau canduan? Mungkin game bisa merangkap kedua sta-tus tersebut karena manusia

tidak hanya membutuhkan sesuatu yang bersifat rutini-tas saja. Namun, perlu tetap diingat bahwa bermain game memiliki batas-batas terten-tu, tidak boleh sampai men-imbulkan masalah :)

Page 8: Every social life has different point of view

Gorengan.. Gorengan.. Siapa mau beli gorengan...? Ada tahu goreng, tempe goreng, pisang goreng, bakwan jagung, bihun..Begitu sore hari tiba, di kawasan perumahan Kosambi Baru, Jakarta Barat pasti terdengar suara perempuan muda menawarkan gorengan keliling dengan sepeda yang dikayuhnya. Panas terik maupun hujan, bukan masalah. Yang penting, gorengan terjual.

LUDOVICA, mENUNDA iMPIAN dEMI MEWUJUDKAN iMPIANBy : Serenata Kedang

Phot

o by

: S

eren

ata

Keda

ng

14

Ludovica Barbara Hope Watun Rian Borot, begitulah nama panjang gadis

manis keturunan asli Flores ini. Gadis berkulit hitam manis ini lahir di Jakarta dua puluh tahun silam pada 31 Januari. Ludo, begitu-lah biasa ia dipanggil oleh teman-teman sepermain-annya. Ia memiliki hobi menulis, berfoto, travelling, dan makan bakso dengan sambal super pedas.

Gadis berumur dua puluh tahun ini memiliki tiga adik, Alex, yang sudah beru-mur 19 tahun, Meri yang masih duduk di bangku SMP, 13 tahun, dan Jojo, adik laki-laki kecilnya yang masih berumur 1,5 tahun. Semenjak kecil, sang Ibu sudah menjual gorengan untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka dan pada saat Ludo masih duduk di bangku SMP, ia pun sering mengikuti Mamanya untuk berjualan gorengan. Hingga pada saat bersamaan dengan kelulusan Ludo dari bangku SMA, sang Mama melahirkan adik laki-lakinya yang paling kecil.

Ludo pun berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi agar cita-citanya sebagai seorang guru bisa terca-pai, tetapi apa daya kedua orang tuanya sudah tidak mampu untuk membiayai

pendidikannya. Maka, Ludo pun bertekad untuk men-gumpulkan uang sendiri. Ia akhirnya melanjutkan usaha sang Mama untuk berjualan gorengan keliling peruma-han Kosambi Baru, Jakarta Barat.

Awalnya Ludo merasa malu untuk berjualan gorengan keliling dengan mengayuh sepedanya karena banyak teman sekolahnya yang tinggal di Perumahan Kosambi Baru tersebut. Namun, ia berusaha untuk menikmatinya hingga ia merasa senang karena ia bisa merasakan perjuangan yang dirasakan sang Mama.

Selama beberapa bulan ber-jualan gorengan, Ludo men-yadari bahwa hanya dengan berjualan gorengan saja, ia tidak bisa mengumpulkan

banyak uang untuk biaya pendidikan-nya sendiri. Setiap hari, rata-rata keuntungan paling kecil yang didapat berkisar antara Rp150.000,00, tetapi ia hanya mendapatkan Rp10.000,00 karena sisa dari uang tersebut harus dibagi-bagi lagi un-

tuk keperluan rumah tangga keluarganya.

Uang yang selama ini ia kumpulkan hanya bisa ia belikan beberapa baju dan sepatu untuk kuliah suatu hari nanti.

Berjualan gorengan kelil-ing dengan sepeda kecilnya membuat gadis berbin-tang aquarius ini memiliki banyak pengalaman meny-enangkan dan menyedihkan selama berjualan. “Gue suka dibagi makanan sama tuan rumah, kadang ada

Ludo bersama adiknya, Mery

Gorengan seharga seribu-an saja

Walau sibuk, tetap bisa sempatkan jalan bersama teman-teman

15

Page 9: Every social life has different point of view

Blangkon. Mendengar namanya, pasti

yang terlintas

di benak kita adalah topi khas adat Jawa yang selalu dipakai pada saat acara-acara penting. Nah, kalau yang ini beda, Ayam Blangkon. Yang mengenakan topi khas Jawa itu bu-kanlah manusia, melainkan seekor ayam.

Namun, bukan benar-benar seekor ayam, melainkan nama rumah makan kecil yang memiliki ikon seekor ayam yang tengah mengenakan blangkon. bertempat di Jalan Raya Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Rumah makan kecil ini memiliki ciri khas, yaitu sambal yang beraneka ragam. Mulai dari sambal original, sambal mercon, sambal lombok ijo, sambal terasi, dan sambal kecap.

Menu utama di Ayam Blangkon adalah ayam, lele, dan bebek. Harga makanan berkisar antara Rp8.000,00 hingga Rp15.000,00 saja. Sementara, untuk minuman harga berk-isar hanya antara Rp2.000,00 hingga Rp5000,00. Terjang-kau, bukan? Untuk bumbu ayam, lele, dan bebek, tersedia bumbu madu, lada hitam, pedas, pedas manis, goreng, dan khusus untuk ayam dan lele terdapat bumbu kremes. Nikmat!

Sambal Mercon di

Ayam BlangkonBy : Serenata Kedang

ayam bakar madu + sambal lombok ijo

lele kremes + sambal mercon

17

yang beli gorengan cuma dua tapi bayarnya lima puluh ribu gak pake kembalian, buat kuliah kata mereka, disuruh tabung. Kadang aja yang beli banyak. Terus, gue juga bisa cerita sama ibu-ibu, main bulu tangkis sama anak SD setiap pulang jualan,” tuturnya ketika ditanya apa saja hal-hal menyenangkan yang ia alami selama berjualan gorengan.

Saat-saat menyedihkan datang pada saat hujan. “Gorengan pasti gak akan habis, karena gak kuat kena suhu dingin, jadi gak garing lagi. Terus, belum lagi kalau rantai sepeda gue kendor, tiba-tiba lepas dari gir. Pernah juga dikejar sama anjing komplek,” akunya sedih ketika menjawab. Namun, semua hal-hal tidak menyenangkan itu tak pernah mema-tahkan semangatnya untuk tetap berjualan gorengan. Ia bahkan berniat untuk mengembangkan usaha gorengan Mamanya agar semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Kini, Ludo bekerja sebagai admin salah satu perusahaan di Mangga Besar. Ia masih tetap berniat untuk tetap men-gumpulkan uang, tetapi kali ini motivasinya berbeda, bukan karena kuliah, tetapi ia lebih memilih untuk membantu kedua orang tuanya membiayai pendidikan adik-adiknya.

“Kerja, kerja, dan kerja. Jadi apa aja, gak apa-apa. Yang

penting buat adik-adik gue dulu. Untuk kuliah gue bisa belakangan, sekarang cari cela untuk Alex biar dia yang bisa kuliah dulu.”

Ia berharap, suatu saat nanti salah satu dari ketiga adiknya bisa mewujudkan mimpi sang Mama yaitu menjadi salah satu mahasiswa Universitas Atma Jaya. Ia tidak keberatan impian untuk kuliah ditunda dulu, yang terpenting baginya sekarang hanyalah membantu adik-adiknya untuk bisa kuli-ah. Ia ingin membuat hati sang Mama bahagia, karena ia sudah melihat betapa berat perjuangan kedua orang tuanya, terutama sang Mama dalam menyekolahkan anak-anaknya.

Ketika ditanya apa pesan untuk anak-anak pejuang seper-tinya, ia menjawab dengan senyuman, “Jangan pernah ber-henti berjuang untuk menggapai cita-cita. Mungkin hari ini belum berhasil, tapi hari esok akan datang kembali sebuah cela untuk masuk ke dalam impian...”

Photo by : Serenata Kedang

16

Page 10: Every social life has different point of view

Cerpen

Air Mata Bunda yang pergi

Part 1By : Ludovica Reinha Erbeth

Di sebuah kota Jakar-ta hiduplah sebuah keluarga yang san-

gat sederhana. Dari keseder-hanaannya, mereka berjuang untuk hidup. Mereka hidup hanya bertiga yaitu, Mama Clarista dan kedua putrinya bernama Alexandra dan Ro-saria. Kedua putri tersebut adalah anak yatim karena sudah tidak memiliki sang ayah. Sang ayah pergi ketika Rosaria lahir.“Lexa.. Rosa.. Ayo bangun,” kata Mama sambil memban-gunkan mereka dan mem-buka jendela.“Iya, Ma, aku bangun.”“Ayo cepat, nanti kalian telat ke sekolah.”Lexa dan Rosa adalah dua saudara yang sangat akrab sekali. Sulit untuk dipisah-kan. Mereka berdua sangat mencintai mama mereka.

***

“Rosa jangan lupa doakan

Mama, belajar yang rajin ya,” kata Lexa sambil meng-ingatkan Rosa.“Iya, Kak, aku akan ingat Mama selalu dalam setiap langkahku,” kata Rosa sam-bil memeluk sang kakak dan menangis.“Sudah, ayo kita masuk ke kelas.”“Baik, Kak.”“Bye, Rosa.”“Bye, Kak.”

***

“Akur banget ya lu sama si Rosa,” sapa sahabat Lexa yang duduk di samping Lexa.“Ya iyalah.. Rosa tuh ade gue satu-satunya tahu, gue sayang banget sama dia.”“Eh hebat juga ya lu, jarang-jarang ada saudara yang akur kayak kalian berdua, salut gue sama lu.”“Hahaha.. Lebay lu!”“Lebay apaans ih?’“Mang bener tahu.”

“Ya udah thanks ya.”“Lex, nanti kan ulangan sosio, gue nyontek ya..”“Mang napa? Lu gak bela-jar?”“Gue males, Lex.”“Iye.. Gue bantuin.”

***

“Maricha, gue ke kantin dulu ya, Rosa udah nung-guin gue.”“Oke. Jangan lupa beliin gue siomay.”“Gak ada duit gue.”“Lexa pelit!”“Iye, nanti gue beliin, Bawel!”Ketika sampai di kantin, Lexa menghampiri Rosa dan duduk di sebelahnya sambil membuka kotak makan mereka masing-masing. Walau sudah duduk di bangku SMA, mereka tidak malu membawa bekal dari rumah.“Udah cuci tangan belum? Main makan aja! Doa dulu

tau!!” kata Lexa sambil me-nasehati adiknya.“Oke, Bos. Aku laksana-kan.”Senyum manisnya menghi-asi makan siang mereka ber-dua. Sembari makan siang, mereka juga saling berbagi tentang pelajaran yang tadi dijelaskan oleh guru.

***

Mama Rosa dan Lexa adalah seorang wanita usia lanjut, tetapi sang mama adalah wanita perkasa. Ia berjuang untuk menyekolahkan kedua putrinya. dengan kecintaannya, sang mama berusaha untuk membuat kedua putrinya bahagia. Sang mama bekerja men-jual gorengan keliling. Dari keuntungannya, sang mama bisa menyekolahkan kedua putrinya hingga duduk di bangku SMA.

***

Illus

trat

ion

by :

ww

w.de

vian

tart

.com

/ ~Va

ctor

19

teh tarik

Selain menu dan sambal yang beraneka ragam, terdapat juga minuman khas dari Ayam Blangkon, yaitu teh tarik, yang merupakan campuran teh manis dengan susu dan orange juice punch. Rasa dari menu-menu Ayam Blangkon jangan ditanya lagi, tentu tiada duanya. Walaupun bertempat hanya di pinggiran pombensin dan hanya memiliki sedikit ruang, tetapi rasa yang disajikan dari Ayam Blangkon patut diacungi jempol.

Harganya sendiri sangat terjangkau. Untuk ayam, kita cukup mengeluarkan Rp9000,00 saja bersama nasi putih. Sementara untuk lele, Rp8000,00 dengan nasi, dan bebek Rp16.000,00 sudah dengan nasi putih. Untuk sambalnya, free. Kita bisa menam- bah sambal semau kita. Sambal favorit Ayam Blangkon ada-lah sambal merconnya. Bila dipadukan dengan ayam kremes atau lele kremes, wah.. Rasanya jangan ditanya lagi, gurihhh sekali di lidah.

Pelayanan yang diberikan juga amat baik. Pegawainya ramah-ramah dan murah senyum. Ayam Blangkon juga sering kali memberikan bonus-bonus makanan gratis

untuk para pelanggan setianya. Misalnya saja, bila hari ini kita berulang tahun, cukup menunjukkan KTP kita pada pegawai sebagai bukti, maka kita sudah bisa makan gratis di sana. Untuk hari-hari biasa, Ayam Blangkon biasanya mem-berikan free es teh manis atau kopi agar pelanggan semakin setia dengan Ayam Blangkon.

Ayam Blangkon pun menyediakan jasa catering dan antar pesanan. Bila mau memesan catering, minimal 10 kotak saja sudah bisa. Kita tinggal menelepon ke 085710614070 atau 021-92459052. Selain itu, Ayam Blangkon eksis di dunia maya juga, lho! Silahkan dibuka facebook-nya di Mas Blangkon dan twitter-nya di @ayam_blangkon.

Halaman parkirnya pun luas. Kita bisa membawa mobil atau motor bila mau mampir ke rumah makan ini. Namun, kalau malam Minggu jangan harap masih mendapatkan makanan bila datang lewat dari jam 20.00. Sudah pasti diborong orang-orang!

Makan Ayam Blangkon memang bikin ketagihan. Sekali mencoba, pasti lidah akan terus minta tambah. Nah, Anda berminat mencoba? :)

ayam-ayam yang siap dibakar atau digoreng

sambal mercon

sambal lombok ijo

18

Page 11: Every social life has different point of view

Bait-bait Ungkapan Hati...

Biola Bisu

Senarmu lemah lunglai terbuang Biarkan senar hanyalah senar Biarkan senyum berarti hambar Terjuntai bungkam dalam penantian

Lembutmu telah angkuh berdebu Merdumu serak dalam parau Berteriaklah bibirku tanpa suara Lalu meratap dalam tangisan

Menanti penantian untuk datang Bermimpi dalam diamnya mimpi Tangisannya tanpa airmata Hanya terbias dalam asa

Tergesek biola, lukalah hati Mengundang satria berbaju baja Tapi mimpi tetaplah mimpi Teronggok dalam bisunya biola

Jumat. 22 Sept 2000by : Jiwa Pendos

Cinta

Cinta...Sepatah kata yang sangat mudah diucapkanCinta...Adalah sesuatu yang suciBagi mereka yang tahu apa itu artinya cinta sebenarnya..CintaBukan materi yang dilihatBukan juga fisik yang dilihatTetapi cinta itu melihat dari hati..Cinta mengalir seperti airMengalir secara perlahan demi perlahanHingga ke huluIa mengertiIa memahamiKarena itu ia tahu apa cinta itu sebenarnyaCinta itu putih...Sama seperti kau mencintaitanpa memandang apapun dan mencintai secara tulusMaka cintailah cinta..

By : Ludovica Reinha ErbethPhoto by : Dje Mando

Illus

trat

ion

by :

ww

w.de

vian

tart

.com

/ ~E

dwar

dTen

“Selamat siang, Mama,” sahut kedua putrin-ya ketika mereka sampai di rumah setelah pulang sekolah.“Siang, Putriku,” sahut Mama dengan seny-umnya.“kalian ganti baju dulu ya, lalu bantuin Mama.”“Oke.”Setiap siang Lexa dan rosa selalu membantu Mamanya menggoreng gorengan yang dibawa Mamanya berjualan. Lexa dan rosa sangat menghargai tiap tetes keringat yang mengalir dari wajah Mamanya karena setiap tetes keringat Mamanya menjadi sumber kekuatan kedua putrinya. Takkan ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta mereka bertiga. Cinta dan kasih sayang adalah kunci utama dalam hidup mereka. Kedua putrinya sangat mencintai mamanya. Mereka mem-buktikannya dengan peringkat terbaik yang selalu diberikan kepada Mamanya. Dengan peringkat terbaik, dapat meringankan beban Mamanya, karena mereka dibebaskan dari pembayaran uang sekolah tiap bulannya.“Ma..”“Iya, kenapa?”“Mau dibantuin gak keliling jual gorengan-nya?’“Hah? Tidak usah, kalian berdua di rumah saja.”“Ya sudah deh.”Kedua putrinya ingin sekali membantu Mamanya, karena pekerjaan itu sangat berat. Mamanya harus berjalan mengelilingi sebuah perumahan untuk men-jajahkan gorengan. Sinar matahari yang panas menemani perjalanan Mamanya untuk berjualan gorengan. Kakinya begitu kuat, sehingga ia tetap berjalan dengan sekuat tenag-anya. Walau terkadang ia sering kali merasakan sakit di kaki dan tangannya, tetapi ia menyembunyikan semuanya dari kedua putrinya, karena ia tidak mau melihat kedua putrinya menjadi sedih.

***

Beberapa tahun setelah Lexa dan Rosa tamat sekolah, sang mama harus bekerja lebih keras lagi. Lexa kuliah jurusan jurnalistik di Swiss Germany University, ia mendapatkan beasiswa. Sedangkan Rosa, mendapatkan beasiswa di Uni-versitas Indonesia fakultas kedokteran. Sang mama sangat bangga dengan kedua putrinya. Ternyata perjuangannya selama ini telah mengantar kedua putrinyya ke bangku kuli-ah. Tiap tetes keringatnya menjadi semangat yang kuat bagi putrinya untuk dapat berjuang meraih cita-citanya.Selama mereka sekolah, sang mama selalu menasehati kedua putrinya supaya tidak pacaran di usia dini, karena bisa menganggu aktivitas pelajarannya di kampus. Karena itu mereka selalu mendengar nasihat sang bunda.

***

Suatu ketika, Lexa bertemu dengan teman kecilnya ber-nama Yosafat pada acara ulang tahun Jurnalistik Jakarta di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Mereka saling tukar pikiran dan sejak pertemuan itu ternyata Yosafat menyukai Lexa. dan akhirnya lexa pun menerima dengan baik sinyal-sinyal cinta yyang diberikan oleh Yosafat.“Eh fotografer, apa kabar lu?” tanya Yosafat kepada Lexa.“Oi, Broo! Udah lama gak jumpa.”“Kaar gue baik-baik aja,” kata Lexa membalas Yosafat.“Weh, jadi juga nih anak jurnalis?” Yosafat meledek Lexa.“Iye, Tuhan antar gue pada jurusan itu.”“Eh lu kuliah di mana?” tanya Lexa.“Gue kuliah di ISIP, Lenteng Agung. Kalo lu?’“Gue di SGU Serpong, hehe.. Enak dong tinggalnya di Jaksel?” goda Lexa.“Ya iyalah. Kawasan elit gitu loh.. Hahaha..” keduanya tertawa.Sejak pembicaraan di malan itu, Lexa dengan Yosafat me-miliki hubungan yang menjadi serius. Hubungan itu pun diketahui mama Alexa…Bersambung…

Illus

trat

ion

by :

ww

w.de

vian

tart

.com

/ Dre

amC

atch

er16

20 21

Page 12: Every social life has different point of view

Resik-Resik

The Cleanest Wash Car Ever!

Jl. Pulo IndahKavling 45-46Jakarta Barat

Belakang Pombensin

22