documentf

8
F. RESIN MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT Self cured dan light cured resin modified glass ionomer atau hybrid ionomers tersedia dalam bentuk serbuk-cairan, serbuk-serbuk, atau unit uncapsulated unruk semen. Resin modified glass ionomers juga digunakan untuk material restorasi. Komposisi Serbuk self cured resin modified glass ionomer cement berisi sebuah radiopaque, fluoroaluminosilicate glass dan sebuah microencapsulated potassium persulfate dan ascorbic acid catalyst sistem. Cairannya adalah sebuah larutan aquaeous asam polycarboxylic dimodifikasi dengan golongan pendant methacrylate. Ini juga mengandung 2-hydroxyethylmethacrylate (HEMA) dan asam tartar. Semen self cured yang lain mengandung sebuah campuran fluoroaluminosilicate dan borosilicate glass pada serbuknya. Cairannya adalah monomer complex berisi golongan asam carboxylic yang dapat mengalami reaksi asam basa dengan golongan glass dan vinyl yang akan polimerisasi ketika reaksi kimia aktif. Suatu light cured resin modified glass ionomer cement mengandung fluoroaluminosilicate glass pada serbuk dan kopolimer acrylic dan asam maleic, HEMA, air, camphorquinone, dan sebuah activator pada cairan. Reaksi setting Reaksi settingnya terdiri dari dua mekanisme berbeda. Yang pertama adalah reaksi asam basa. Mekanisme yang kedua adalah reaksi polimerisasi light cured atau self cured golongan pendant methacrylate. Oleh karena itu, dua tipe struktur tooth bonding yang terjadi adalah ikatan ion dan ikatan hybrid layer. Manipulasi Struktur serbuk halus sebelum dikeluarkan. Cairan dikeluarkan dari penyimpanan pada botol kecil secara vertical untuk pengadukan. Perbandingannya untuk serbuk adalah 1,6 g sedangkan untuk cairan 1,0 g, dan serbuk dicampurkan ke cairan selama 30 detik untuk memperoleh konsistensi yang lengket. Working time selama 2,5 menit. Semen ini untuk kebersihan dan gigi kering yang rapuh. Beberapa produk digunakan untuk meningkatkan lapisan bonding pada dentin. Tidak diperlukan pelapisan. HEMA diketahui kontak alergi; oleh karena itu diperlukan penggunaan sarung tangan dan teknik tidak memegang. Sifat Syarat untuk light active cements yaitu water based dan yang ditentukan oleh reaksi perkalian termasuk reaksi asam basa dan polimerisasi (tipe I) dan oleh semen yang ditentukan hanya setelah light activation (tipe II). Untuk kekerasan lebih tinggi dari semen water based lainnya tapi lebih rendah dari semen komposit. Range bond strength untuk membasahi dentin dari 10 sampai 14 MPa dan lebih tinggi daripada kebanyakan water based cements. Resin modified glass ionomer cements mempunyai daya larut yang rendah ketika dites dengan asam lactic erosion. Water sorption lebih tinggi daripada untuk resin cements. Baru-baru ini beberapa resin modified glass ionomer cements telah dimodifikasi untuk mempunyai water sorption yang rendah. Pelepasan fluoride dan kemampuan pengisian sama

Upload: marittha-novieyanti

Post on 31-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

JKJKJKKJ

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentF

F. RESIN MODIFIED GLASS IONOMER CEMENTSelf cured dan light cured resin modified glass ionomer atau hybrid ionomers tersedia dalam bentuk serbuk-cairan, serbuk-serbuk, atau unit uncapsulated unruk semen. Resin modified glass ionomers juga digunakan untuk material restorasi.KomposisiSerbuk self cured resin modified glass ionomer cement berisi sebuah radiopaque, fluoroaluminosilicate glass dan sebuah microencapsulated potassium persulfate dan ascorbic acid catalyst sistem. Cairannya adalah sebuah larutan aquaeous asam polycarboxylic dimodifikasi dengan golongan pendant methacrylate. Ini juga mengandung 2-hydroxyethylmethacrylate (HEMA) dan asam tartar. Semen self cured yang lain mengandung sebuah campuran fluoroaluminosilicate dan borosilicate glass pada serbuknya. Cairannya adalah monomer complex berisi golongan asam carboxylic yang dapat mengalami reaksi asam basa dengan golongan glass dan vinyl yang akan polimerisasi ketika reaksi kimia aktif. Suatu light cured resin modified glass ionomer cement mengandung fluoroaluminosilicate glass pada serbuk dan kopolimer acrylic dan asam maleic, HEMA, air, camphorquinone, dan sebuah activator pada cairan.Reaksi settingReaksi settingnya terdiri dari dua mekanisme berbeda. Yang pertama adalah reaksi asam basa. Mekanisme yang kedua adalah reaksi polimerisasi light cured atau self cured golongan pendant methacrylate. Oleh karena itu, dua tipe struktur tooth bonding yang terjadi adalah ikatan ion dan ikatan hybrid layer.ManipulasiStruktur serbuk halus sebelum dikeluarkan. Cairan dikeluarkan dari penyimpanan pada botol kecil secara vertical untuk pengadukan. Perbandingannya untuk serbuk adalah 1,6 g sedangkan untuk cairan 1,0 g, dan serbuk dicampurkan ke cairan selama 30 detik untuk memperoleh konsistensi yang lengket. Working time selama 2,5 menit. Semen ini untuk kebersihan dan gigi kering yang rapuh. Beberapa produk digunakan untuk meningkatkan lapisan bonding pada dentin. Tidak diperlukan pelapisan. HEMA diketahui kontak alergi; oleh karena itu diperlukan penggunaan sarung tangan dan teknik tidak memegang.SifatSyarat untuk light active cements yaitu water based dan yang ditentukan oleh reaksi perkalian termasuk reaksi asam basa dan polimerisasi (tipe I) dan oleh semen yang ditentukan hanya setelah light activation (tipe II). Untuk kekerasan lebih tinggi dari semen water based lainnya tapi lebih rendah dari semen komposit. Range bond strength untuk membasahi dentin dari 10 sampai 14 MPa dan lebih tinggi daripada kebanyakan water based cements. Resin modified glass ionomer cements mempunyai daya larut yang rendah ketika dites dengan asam lactic erosion. Water sorption lebih tinggi daripada untuk resin cements. Baru-baru ini beberapa resin modified glass ionomer cements telah dimodifikasi untuk mempunyai water sorption yang rendah. Pelepasan fluoride dan kemampuan pengisian sama dengan glass ionomer cements. pH awal sekitar 3,5 dan terus meningkat. Pengalaman klinis mengindikasi sensitivitas minimal post-operative.PenggunaanSelf cured resin modified glass ionomer cements ditunjukkan untuk semen permanen dari mahkota logam ceramic; bridges; inlay logam, onlay, dan crown; post cement; dan luting untuk peralatan orthodontic. Penggunaan tambahan termasuk adhesive liners untuk amalgam, basis, restorasi sementara, dan cementation untuk spesifik restorasi ceramic. Light cured resin modified glass ionomer cements digunakan terutama untuk liners dan basis. Produk one light cured direkomendasikan untuk melangsungkan bonding kawat orthodontic.G. SEMEN IONOMER KACA DENGAN MODIFIKASI LOGAM (CERMET)Semen ionomer kaca kurang kuat dan karenanya, tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadapkeausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik. Semen ionomer kaca telah dimodifiasi dengan mengikutkan partikel-partikel logam sebagai bahan pengisi sebagai usaha untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap fraktur, dan ketahanan terhadap keausan. Ada dua metode modifikasi yang telah dilakukan. Metode yang pertama adalah mencampur bubuk logam campur amalgam yang berpartikel sferis dengan bubuk ionomer kaca tipe II. Semen ini disebut sebagai gabungan logam campur perak. Metode kedua adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan pemanasan yang tinggi. Semen ini sering disebut sebagai cermet. Mikrograf skening elektron dari bubuk cermet. Menunjukkan partikel-partikel bubuk perak melekat ke permukaan dari pertikel-partikel bubuk semen. Semen dengan modifikasi logamberdasarkan salah satu dari kedua sistem ini sudah tersedia di pasaran.

Page 2: DocumentF

Sifat umum. Bahan cermet jauh lebih tahan terhadap keausan dari luncuran dibandingkan semen ionomer kaca Tipe II. Peningkatan ketahanan terhadap keausan berkaitan dengan penambahan bahan pengisi logam, seperti dibuktikan oleh penampilan mengkilap yang terjadi jika logam dikenai tes keausan ini.Pelepasan fluorida. Jmlah dari fluorida yang dilepaskan dari kedua sistem yang dimodifikasi lgam ini cukup besar. Namun fluorida yang dilepaskan dari semen cermet lebih sedikit daripada yang dilepaskan dari semen ionomer kaca Tipe II. Ini tidak mengherankan,karena sebagian partikel kaca yang asli,yang mengandung fluorida telah dilapisi logam,pada awalnya, semen gabungan melepas lebih banyak fluorida daripada semen Tipe II. Tetapi besarnya elepasan pelepasan ini menurundengan berjalannya waktu. Alasan dari efek ini adalah partikel-partikel logam pengisi tidak terikat pada matriks semen, sehingga antar-muka bahan pengisi semen menjadi bahan untuk pertukaran cairan. Keadaan ini sangat meningkatkan daerah permukaan yang tersedia untuk pelepasan fluorida.Pertimbangan klinis. Dengan meningkatnya daya tahan terhadapp keausan dan potensianti-kariesnya, semen-semen dengan modifiasi logam initelah dianjurkan untuk penggunaan yang terbatas sebagai alternatif dari amalgam atau komposit untukrestorasi gigi poterior. Meskipun demikian, bahan-bahan ini masih diklasifikasikan sebagai bahan yang rapuh. Karenaalasan inilah penggunaan bahan tersebut umumnya terbatas pada restorasi koservatif dan umumnya Kelas I. Nbahan tampaknya mempunyai kinerja yang relatif baik pada situasi seperti itu dan terutama cocok untuk pasien muda yang rentan terhadap karies.

Semen-semen ini mengeras dengan cepat sehingga dapat menerima tindakan penyelesaian dengan waktu yangrelatif singkat. Dibarengi dengan potensi adhesi dan daya tahanna terhadap karies, sifat-sifat ini telah mendorong semen tersebut digunakan untuk membangun badan intik untuk gigi yang akan diperbaiki dengan mahkota cor penuh. Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan sifatnya yang rapuh, sebaiknya dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini sebaiknya tidak digunakan jika bagian yang akan dibangun dengan semen adalah lebih besar dari 40% dari keseluruhan badan inti. Untuk

Cyanoacrylate

Cyanoacrylate merupakan bahan restorasi kedokteran gigi yang indikasinya dipakai untuk berbagai macam kegunaan antara lain dapat digunakan untuk menumpat, memperbaiki facing porcelen yang pecah, veneer, dan splinting gigi geligi. Komposisi cyanoacrylate sendiri terdiri dari campuran powder/bubuk polymethyl metacrilate dan liquid/cairan liquid cyanoacrylate ditambah dengan akselerator methyl methacrylate untuk mengeraskan. Waktu kerja dan setting time tergantung pada rasio bubuk dan liquid yang digunakan. Namun demikian kekerasan dari hasil adukan semen sendiri tidak dipengaruhi oleh rasio powder yang dicampurkan ke dalam liquid. Untuk perbandingan pasti bubuk dan liquid yang digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik.

Powder dan akselerator pada bahan restorasi cyanoacrylate mempunyai kandungan yang sama dengan bahan restorasi resin akrilik. Cyanoacrylate dapat juga digunakan sebagai tissue adhesive atau pelekat jaringan. Adanya air atau cairan tubuh menyebabkan ethyl-2-cyanoacrylate berpolimerisasi dengan mebentuk lapisan tipis yang dapat melekatkan tepi jaringan atau kulit dengan erat, 2 menit setelah setting. Emapt alasan penunjang dipakainya ethyl-2-cyanoacrylate sebagai perekat jaringan adalah karena mempunyai sifat hemostatik yang baik, bakteriostatik dan bakterisidal, kemampuan polimer melekat erat pada jaringan hidup dan mendapatkan estetik yang baik selama proses penyembuhan luka. Sebaliknya, ada yang menyebutkan bahwa penggunaan cyanoacrylate terbatas karena dapat menyebabkan degradasi dalam sistem biologis dan terjadi iritasi lokal. Ethyl-2-cyanoacrylate bila kontak dengan alkohol, amine atau air dapat menyebabkan polimerisasi dan hasil akhir degradasinya termasuk formaldehyde, dekomposisi termalnya dapat termasuk hydrogen cyanide, oksida dari karbon dan nitrogen.

Keuntungan menggunakan cyanoacrylate :

1. Adhesinya baik pada lingkungan basah maupun sedang2. Kekuatan adhesinya tinggi3. Dapat diaplikasikan dalam beberapa area4. Miniaturasi (pada metode bedah mikroskopis dan endoskopi)5. Sterilisability6. Tetap stabil dalam penyimpanan7. Toleransi lokal sangat baik jika digunakan sesuai petunjuk

Page 3: DocumentF

8. Biaya efisien dan efektif, memuaskan, aplikasi yang mudah, menghemat waktu

Efek samping penggunaan cyanoacrylate :

Jika digunakan terlalu banyak/terlalu tebal dapat mengakibatkan kerusakan jaringan akibat termal pada proses polimerisasi.

Komposit Polimer Ceramic

" Composite" mengacu pada campuran . Dalam ilmu material , yang komposit merupakan campuran dihasilkan dari setidaknya dua dariberbagai kelas bahan , yaitu , logam , keramik , dan polimer . Komposit gigi sangat kompleks, bahan pengisi terdiri dari polimer sintetis, partic-ulate pengisi penguat keramik, molekul yang mendorong atau memodifikasi reaksi polimerisasi yang menghasilkan matriks yang terkait polimer dari dimetakrilat resin monomer, dan kopling silan agen yang memperkuat ikatan pengisi untuk polimer matriks. Setiap komponen dari komposit sangat penting untuk keberhasilan restorasi gigi akhir. Namun, Perkembangan yang paling signifikan dalam evolusi komposit komersial sampai saat ini akibat langsung dari modifikasi komponen filler. Komposit gigi telah dianggap diterima restoratif bahan untuk aplikasi anterior bagi banyak tahun. Perubahan ini memiliki terutama melibatkan penggunaan pengisi kaca radiopak yang mampu dari yang ditumbuk atau dibentuk menjadi partikel yang sangat halus ukurannya, sehingga meningkatkan poles dan melawan abrasi intra-oral dari komposit yang dihasilkan. Hasil dari uji klinis jangka panjang sangat menguntungkan, maksudnya menunjukkan bahwa ketika komposit ditempatkan secara tepat, komposit bisa menghasilkan estetik restorasi posterior dengan baikdan berumur panjang (el-Mowafy et ai, 1994; Taylor et al, 1994).

- Fungsi : Biasanya digunakan sebagai bahan restorasi gigi sebagai fungsi utama, dikarenakan sifat komposit polimer keramik yang banyak menguntungkan meskipun komposit polimer sendiri dapat digunakan sebagai bahan semen. Namun, fungsi ini jarang digunakan mengingat harga dari komposit polimer keramik yang cenderung mahal.

- Sifat : Memiliki biokompatibilitas yang baik Memiliki estetik yang baik (sewarna dengan gigi) Mampu menahan daya tekan dengan baik Mampu bertahan lama

- Kelebihan : Tahan lama Tidak mengiritasi jaringan Estetiknya baik (sewarna dengan gigi)

- Kekurangan : Harganya mahal

Calcium Hydroxidea. Komposisi

Beberapa preparasi kalsium hdiroksida terdiri dari suspensi kalsium hidroksida dalam air. Hal ini digunakan untuk basis kavitas dan dikeringkan untuk memberikan lapisan dari kalsium hidroksida.bahan ini sulit dimanipulasi dan membentuk lining kavitas yang mudah fraktur. Larutan daru selulosa metil dalam air atau dari polimer sintetik dalam pelarut organik yang volatil bisa digunakan selain menggunakan air. Bahan aditiv ini menghasilkan semen yang lebih kohesiv namun memiliki kekuatan yang sangat rendah yaitu 8Mpa. Produk ini ada di pasaran dalam 2 bentuk komponen, secara normal pasta yang akan membentuk lining kavitas lebih baik.

Page 4: DocumentF

Rumus struktural dari butilen glikol disalisilat atau glikol salisilat digunakan pada salah satu pastanya. Ini merupakan agen selasi bifungsional yang memiliki grup aromatik dengan kelompok reaktif pada posisi ortho. Dengan mencampurkan ini dengan pasta yang mengandung zinc oxide dan kalsium hidroksida, selat dengan struktur zinc eugenolat terbentuk.

b. Sifat-sifat Bahan campuran memiliki viskositas yang sangat rendah dan setting bisa relatif lambat

untuk beberapa produk. Setting dari light-activated lebih dapat dikontrol dan residu pada kavitas tidak memilikki

pengaruh yang sama dalam setting time Kenaikkan suhu yang besar pada setting (eksotermis) Lemah dibanding yang lain, kekuatan tekannya hanya 20 Mpa Konsistensi bahan membuatnya menjadi sulit untuk diterapkan pada kavitas pada bagian

yang tebal. Pada kavitas yang dalam, digunakan semen kalsium hidroksida yang tipis untuk sublining dan emmbuat base kavitas dengan seng fosfat sebelum kondensasi amalgam

Memiliki kelarutan yang tinggi pada media cair. Memberikan lingkungan alkalis yang menjadikannya antibakteri Digunakan sebagai bahan pulp capping, biokompatibel untuk ditempatkan dekat dengan

pulpa dan memusnahkan bakteri yang tersisa. Dapat menginisiasi kalsifikasi dan formasi lapisan sekunder dentin pada base kavitas. Digunakan untuk lining material untuk silikat dan resin-based materials.

1. Varnish Larutan gum (copals and rosin), resin sintetis, atau resin yang terlarut dalam

pelarut yang mudah menguap, seperti aseton, eter, kloroform atau. Varnish membentuk lapisan pada gigi dengan evaporasi dari solvent. Dapat mengurangi iritasi pulpa. Bila digunakan di bawah restorasi amalgam, varnish tidak memberi lapisan film yang

cukup tebal untuk mencegah insulasi panas. Varnish kavitet akan mengurangi penetrasi cairan sekeliling amalgam ke dalam

tubulus dentin.

Page 5: DocumentF

2.5. Mekanisme Pengerasan pada Resin Komposit Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisesi. Monomer metil metakrilat

dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar) karena komposit gigi penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia kedua sistem ini akan dibahas.1,3

2.5.1. Resin komposit yang diaktifkan secara kimia Bahan yang diaktifkan secara kimia dipasok dalam dua pasta, satu mengandung inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amine tersier (N dimetil-p-toluidin). Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai (Gambar 4). Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan pembuatan inti yang pengerasannya tidak dengan sumber sinar.1,3,6

2.5.2. Resin komposit yang diaktifkan dengan sinar Sistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk merangsang radikal

bebas. Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina. Sehingga diganti dengan sinar yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru). Yang secara nyata meningkatkan kemampuan berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm. Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam satu semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator dan aktivator amin, yang terdapat dalam pasta ini. Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar, komponen tersebut tidak bereaksi. Namun, pemamparan terhadap sinar dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang fotoinisiator dan interaksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan (Gambar 5). Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang ada dalam pasta. 3,13 5,14

Page 6: DocumentF

System Aktivator-Inisiator

Monomer metilmetakrilat dan dimetilmetakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme polimerisasi tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivasi kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar).

Penghambat

Untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi spontan dari monomer bahan penghambat ditambahkan pada system resin. Penghambat ini mempunyai potensi reaksi yang kuat dengan radikal bebas. Bila radikal bebas telah terbentuk, seperti dengan suatu pemaparan singkat terhadap sinar ketika bahan dikeluarkan dari kemasan, bahan penghambat bereaksi dengan radikal bebas, dan kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhiri kemampuan radikal bebas untuk mengawali proses polimerisasi. Bila semua bahan penghambat terpakai, perpanjangan rantai akan terjadi. Bahan penghambat yang umum dipakai adalah butylated hydrozytoluene dengan konsentrasi 0,01% berat.