faktor yang mempengaruhi unit rawat jalan
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Unit Rawat Jalan
1/5
00
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Optimalisasi Unit Rawat Jalan di RS X
Factors Influencing the Optimization of Outpatient Unit in X Hospital
Kurnia Widyaningrum, Tatong Harijanto, Hartojo
Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAK
Utilisasi pelayanan rawat jalan merupakan salah satu indikator penting kinerja rumah sakit.
Kata Kunci:Evaluasi kinerja rawat jalan, monitoring, optimalisasi, utilisasi
ABSTRACT
Outpatient service utilization is one of the important indicators of hospital performance. The preliminary study result in aselected hospital outpatient unit showed that optimization and utilization were not maximized and a decline in the patient
satisfaction occurred. The purpose of this study is to find the factors influencing the optimization of outpatient units andsolutions to improve the optimization. The methods used in this study were observation, document review, and interview.The results show that there is a gap between the room utility and personnel optimization. The utility of room is only 22,4%,
while each doctor optimization is highly optimized namely 141,6%, 172,9%, and 68,75%. By using fishbone diagrams, themain factors of non-optimal outpatient unit are from the lack of human resources and the uncomfortable environment. 5
whys analysis finds monitoring system and evaluation have not run optimally. Solutions agreed to improve theoptimization in outpatient unit are to reactivate the monitoring and evaluation team and the provision of training onmonitoring and evaluation.
Keywords:Evaluation, human resources, monitoring, optimization, utilization
Hasil studi pendahuluan diunit rawat jalan RS tempat studi menunjukkan nilai utilitas dan optimalisasi masih belum maksimal dan terjadi penurunanangka kepuasan pasien.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasiunit rawat jalan dan solusi untuk meningkatkan optimalisasinya. Metode yang digunakan adalah dengan observasi, telaahdokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat gap antara utilitas ruang dan optimalisasipetugas. Utilitas ruang hanya 22,4% sedangkan optimalisasi masing-masing dokter sudah sangat optimal yaitu141,6%,172,9% dan 68,75%. Dengan menggunakan diagram fishbone ditemukan faktorfaktor utama kurang optimalnya unitrawat jalan adalah dari sumberdaya manusia yang kurang dan lingkungan yang kurang nyaman. Analisis 5 why'smenemukan sistem monitoring dan evaluasi (monev) belum berjalan secara maksimal sebagai akar masalah. Solusi yang
disepakati untuk meningkatkan optimalisasi di unit rawat jalan ini adalah dengan mengaktifkan kembali tim monevdengan pemberian pelatihan tentang monev.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. xx, No. xx, xxxx; Korespondensi: Kurnia Widyaningrum. Program Studi Magister Manajemen RumahSakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Jl. Veteran Malang 65145 Tel. (0341) 569117 Email:[email protected]
-
7/23/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Unit Rawat Jalan
2/5
00
PENDAHULUAN pasien baru yang berasal dari pasien Badan PenyelenggaraJaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Fakta ini perlu dicermati
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan jasa yang dapatmengingat sampai saat ini rumah sakit yang melayani BPJS
dinilai atau dirasakan melalui sebuah kinerjabelum banyak di kota Malang. Ketika semua rumah sakit
(performance). Pelanggan akan meyimpulkan kualitas jasasudah ikut berpartisipasi sebagai provider BPJS, maka
dari tempat (place), orang (peop le ), peralatansetiap pasien berhak memilih rumah sakit rujukan
(equipment), bahan-bahan komunikasi (communicationsehingga meningkatkan kompetisi. Bahkan penelitian
materials), simbol, harga yang mereka amati (1). Rumahterdahulu menyatakan ada perbedaan presepsi kepuasan
sakit merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan
pasien asuransi yang lebih rendah daripada pasien umum,yang memberikan pelayanan yang menyeluruh. Hakikatsehingga rumah sakit harus berupaya untuk menarik
dasar dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan dikunjungan (6).
rumah sakit adalah pemenuhan kebutuhan pasien terkaitdengan penyelesaian masalah kesehatan. Oleh karena itu Permasalahan kinerja lain yang ditemukan adalahpasien memandang bahwa rumah sakit harus mampu kepuasan dan kecepatan pelayanan. Faktor kepuasan dandalam memberikan pelayanan medik yang berkualitas, kecepatan pelayanan rawat jalan masih belum memenuhicepat tanggap atas keluhan serta penyediaan pelayanan standar minimal rumah sakit di unit rawat jalan.kesehatan yang nyaman. Berdasarkan hasil survey kepuasan pasien tahun 2012 dan
2013 dapat digambarkan bahwa pelayanan rawat jalan diDi sisi lain rumah sakit perlu melakukan suatu upaya untuk
RS tempat studi sudah cukup baik. Meskipun demikianberkembang. Salah satunya adalah dengan meningkatkan
terdapat penurunan angka kepuasan pasien padapendapatan dari pasien baik secara langsung (out of
kecepatan respon petugas, keramahan petugas, pelayananpocket) maupun secara tidak langsung melalui asuransi
dokter, dan kenyamanan ruang tunggu. Kecepatankesehatan. Oleh sebab itu rumah sakit perlu
pelayanan juga menjadi keluhan utama atau saran yangmempertahankan dan meningkatkan kunjungan pasienbanyak diberikan pelanggan pada survei tahun 2012 dan
dengan menampilkan dan memberikan pelayanan2013. Kecepatan pelayanan yang dikeluhkan diantaranya
kesehatan yang berkualitas. Kuncinya adalah memenuhiadalah waktu pendaftaran, waktu pelayanan dokter
atau melebihi harapan pasien tentang mutu pelayanan(ketepatan waktu pelayanan). Keluhan tersebut didukung
yang diterimanya. Setelah menerima jasa pelayanandata kecepatan pelayanan rawat jalan yang belum
kesehatan, pasien akan membandingkan jasa yangmencapai standar (>60 menit). Hal ini sejalan dengan
dialami dengan dengan jasa yang diharapkan. Jika jasapenelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suharmiati dan
yang dirasakan tidak sesuai dengan jasa yang diharapkan,Didik Budijanto (2007) yang menyatakan bahwa kepuasan
maka pasien tidak puas dan akhirnya tidak akan loyalpasien sangat dipengaruhi oleh faktor lamanya waktu
kepada rumah sakit ().tunggu dan faktor environment (7). Data tersebutmenunjukkan masih belum optimalnya kinerja rawat jalanKepuasan pelanggan berhubungan dengan loyalitassebagai salah satu unit utama dari sisi kunjungan danpelanggan, menurut Kotler dan Keller salah satu kuncipendapatan bagi rumah sakit. Penelitian ini dilakukanuntuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan
untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi optimalisasipelanggan (3). Hal senada disampaikan Hafizurrahmankinerja rawat jalan.bahwa hubungan antara kepuasan pasien dan kunjungan
berpola positif, yaitu semakin meningkat kepuasan makatingkat kunjungan juga meningkat (4). Meskipun menurut METODESingh, kepuasan pelanggan tidak selalu dapat menjamin
Penilitian ini dilakukan dengan metode desktriptifloyalitas pelanggan. Pada beberapa industri penyediakualitatif. Pengambilan data diawali dengan melakukanlayanan jasa 75% pelanggan yang berpindah padaobservasi kegiatan di unit rawat jalan, wawancara danpenyedia layanan lain menyatakan puas ataupun sangattelaah dokumen observasi dilakukan selama kurang lebih 3
puas terhadap penyedia layanan sebelumnya (5). Denganminggu sejak tanggal 6 Oktober 2014 sampai tanggal 25
berorientasi pada kualitas, rumah sakit akan mampuOktober 2014. Observasi yang dilakukan terkait adalah
mendapatkan profitabilitas jangka panjang yangtentang SDM yaitu tentang ketenagaan di unit rawat jalan,
diperoleh dari kepuasan pasien.tentang environmentyaitu jumlah ruang yang digunakan,
Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu pelayanan kondisi ruang tunggu dan pelayanan. Pengamatan jugayang menjadi perhatian utama rumah sakit seluruh dunia, dilakukan untuk mengetahui waktu kunjungan pasien, alurkarena jumlah pasien rawat jalan yang jauh lebih besar pasien, sistem dan tata cara pelayanan pasien.dari pasien rawat inap sehingga pasien rawat jalan Pengamatan dilakukan 2 sampai 3 kali dalam seminggu,merupakan sumber pangsa pasar yang besar yang pada shift pagi atau sore. Dari pengamatan tersebutdiprediksikan akan mengimbangi pemasukan dari pasien kemudian dihitung utilitas ruang dan optimalisasi ruang.rawat inap di masa mendatang yang dapat meningkatkan Tujuan dari menghitung utilitas dirawat jalan adalah untuk
finansial rumah sakit. Selain itu di dalam memilih rumah menghitung prosentase penggunaan ruangan poliklinik,dokter dan jam prakteknya sehingga peneliti bisasakit untuk rawat inap, pilihan pasien biasanya dimulaimengetahui apakah ruangan sudah digunakan semaksimaldari pelayanan rawat jalan.mungkin atau belum. Pengukuran optimalisasi ruang
Data kinerja rawat jalan pada rumah sakit tempat studibertujuan untuk mengetahui apakah layanan yang
menunjukkan kunjungan rawat jalan spesialis terjadidiberikan sudah optimal dengan membandingkan jumlah
peningkatan sejak tahun 2011 dengan rerata peningkatanjam praktek dengan jumlah pasien.
1,17%. Meskipun terjadi peningkatan namun peningkatanNilai guna (utility) adalah kemampuan suatu barang atautersebut belum mencapai target peningkatan
pendapatan. Pencapaian pendapatan rawat jalan masih jasa untuk memberikan kepuasan pada manusia dalam
kurang 17% dari target pendapatan. Peningkatan jumlah mencukupi kebutuhan manusia (8). Utilitas pelayanankunjungan pasien rawat jalan sebagian besar adalah yang diukur dalam penelitian ini adalah utilitas ruang,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...Optimalisasi
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. xx, No. xx,xxxx
-
7/23/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Unit Rawat Jalan
3/5
Tabel 1. Gambaran utilitas di klinik rawat jalan anakoptimalisasi ruang, dan optimalisasi dokter. Utilitas ruang
diperhitungkan dari prosentase jam praktek terhadap
ruangan, jam efektif, dan hari kerja. Optimalisasi ruang
diperhitungkan dari jumlah pasien terhadap ruangan, jam
efektif, optimalisasi, dan hari kerja. Optimalisasi dokter
diperhitungkan dari jumlah pasien terhadap jam praktek
dan faktor optimalisasi.
Data sekunder didapatkan dengan melakukan telaah
dokumen. Dokumen yang dikaji meliputi jumlah
karyawan, jumlah kunjungan di unit rawat jalan, jenis
penyakit dengan melihat 10 penyakit terbanyak, dan asal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Utilitas Rawat Jalanpembiayaan pasien. Selain mencari dan mengetahui nilai Anakutilitas dan optimalisasi ruang, juga dilakukan wawancara
Hasil analisis denganfishbonepada faktor Manditemukanterstruktur kepada 1 orang dokter penanggung jawabfaktor-faktor yang mempengaruhi rawat jalan adalahrawat jalan, 1 orang kepala perawat unit rawat jalan, 4faktor SDM yang kurang memadai. SDM yang dimaksudorang perawat unit rawat jalan, 2 orang bagiansalah satunya adalah tenaga pendaftar dan resepsionis
pendaftaran, dan 2 orang satuan pengaman untukyang masih menjadi satu. Hal ini menjadi masalah ketika
menggali lebih dalam dan mencari penyebab faktor-faktorpasien datang secara bersamaan maka petugas layanan
yang mempengaruhi optimalisasi di unit rawat jalan.pendaftaran tidak bisa melakukan tugas sebagai
Dalam wawancara diberikan pertanyaan yang sama yaituresepsionis secara bersamaan. Kondisi tersebut bisa
pendapat staf tentang penyebab penurunan kepuasanmenyebabkan pasien kemungkinan salah alur dan tidakpasien, komplain pasien dan kurang optimalnyasegera mendapatkan informasi yang benar dan jelas.
pelayanan di unit rawat jalan serta saran tentang solusiPetugas untuk asisten dokter spesialis juga kurang.
terhadap penyebab permasalahan. Di lakukan Berdasarkan cara penghitungan direktorat pelayananbrainstormingdengan staf dan manajemen di unit rawat keperawatan Dirjen Yanmed Depkes RI jumlah perawatjalan dan disusun analisis akar masalah secara holistik yang dibutuhkan di unit rawat jalan ini sebanyak 8 orang,dalam bentuk diagram fish-bone Ishikawa kemudian sedangkan saat ini baru terpenuhi 4 orang.dilanjutkan metode 5 why's sehingga ditemukan
Faktor Manyang lain adalah kurangnya pengetahuan daripermasalahan utama.tenaga perawat dan resepsionisyang ada tentang
berkomunikasi yang baik. Selain itu layanan yang belumHASIL
optimal juga dipengaruhi karena tenaga dokter yang
Utilisasi Pelayanan Rawat Jalan Anak datang tidak sesuai dengan jam praktek, tenaga dokter
yang mengganti jam praktek secara mendadak danDisamping pengukuran utilitas penelitian juga mengamati
banyaknya jadwal poli spesialistik yang masih kosong.proses pelayanan. Hasil observasi menunjukkan waktuFaktor machinesangat dipengaruhi oleh kelengkapan alat-
peakkunjungan pasien yaitu pada jam 9 pagi sampai jam 1alat komunikasi dan sarana yang terkait dengan fungsi
siang dan jam 7 malam sampai jam 9 malam dan tidakpelayanan. Hasil dari wawancara didapatkan bahwa mesin
semua ruangan digunakan secarafull time. Ruang tunggukomputer sudah memadai, yang masih kurang adalah
nampak kurang nyaman terutama saat peakkunjunganmesin pencetak (printer) untuk mencetak SEP (surat
pasien karena kapasitas ruang dan jumlah pengunjungeligibilitas peserta) dan karcis. Form SEP butuh dicetak
yang tidak proporsional. Meskipun sudah terdapat alursetiap ada kunjungan pasien BPJS sebagai bukti bahwa
pasien dan petunjuk ruang pemeriksaan tetapi gambaranpeserta tertanggung. Pada faktor methode yang ditemui
alur masih kurang komunikatif sehingga masih banyakadalah masalah alur yang kurang komunikatif sehingga
pasien merasa tidak jelas dan kebingungan. Di unit rawatpasien belum mendapatkan informasi secara jelas dari alur
jalan juga ditemukan ada beberapa tempat yang jumlahtersebut. Sosialisasi tentang persyaratan kelengkapan
petugasnya kurang sehingga menyebabkan pelayanan administrasi peserta asuransi juga masih belum maksimaltampak kurang maksimal, misalkan pada resepsionis yang
sehingga potensi terjadi ketidakpuasan dari pasien. Faktorjuga bertugas sebagai pendaftran dan perawat sebagai material yang ditemukan adalah kondisi pasien datangasisten dokter. Pengamatan juga mengidentifikasi tidak membawa kelengkapan berkas, sedangkan padabeberapa dokter yang datang tidak sesuai dengan jam faktor environment adalah ruang tunggu yang kurangpraktek atau pergi keluar kota hingga beberapa hari tanpa nyaman terutama saat peakkunjungan pasien. Kekurangdokter pengganti sehingga pasien yang sudah datang nyamanan dari faktor ruang yang panas, kurang luas dankecewa karena tidak mendapatkan layanan. tempat antrian pendaftaran sebagian masih diluar
sehingga membuat beberapa pasien yang lanjut usiaHasil juga menunjukkan bahwa penggunaan ruang masihmerasa kurang nyaman.sangat rendah. Penghitungan utilisasi ruang didasarkan
atas penggunaan suatu ruangan dengan jumlah jam Dari semua faktor diatas kemudian disusun prioritaspraktek. Penggunaan ruang dianggap baik bila mencapai masalah. Dalam penyusunan prioritas masalah ini penelitiangka 80%. sedangkan yang dicapai baru 22,4% yang melakukan brainstormingdengan staf di unit rawat jalan.menunjukkan penggunaan ruang belum optimal. Didapatkan bahwa ada dua masalah utama dariOptimalisasi dihitung dengan membandingkan jumlah
optimalisasi di unit rawat jalan yaitu pertama padapasien yang diterima dengan kapasitas ruang dengan hasil masalah sumber daya manusia yang kurang terutama5,75%. Disisi lain optimalisasi masing-masing dokter tenaga dokternya sehingga jadwal praktek di rawat jalanjustru menunjukkan berapa dokter bekerja melebihi masih longgar. Kedua adalah masalah environment yangkapasitasnya. kurang nyaman terkait dengan ruang tunggu yang sudah
00Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...Optimalisasi
No. Indikator Utilitas
1 Utilitas ruang 22,4%
2 Optimalisasi ruang 5,75%
3 Optimalisasi dokter dr. A = 141, 6 %
dr. B= 172, 9 %
dr. C= 68, 75 %
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. xx, No. xx,xxxx
-
7/23/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Unit Rawat Jalan
4/5
tidak memadai. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan semua dokter spesialis anak dengan jumlah kunjunganoleh Aprilya (2013) yang menyatakan bahwa environment pasien. Pada poli spesialis anak optimalisasi juga masihmemberikan pengaruh pada kepuasan pasien (9). sangat rendah yaitu 5,75%. Hal ini menggambarkan bahwaPenambahan tenaga dokter maupun jam praktek dokter optimalisasi ruang juga masih rendah.merupakan salah satu solusi untuk mengotimalkan unit
Untuk meningkatkan utilitas dan optimalisasi pada unitrawat jalan ini, tapi hal ini akan menuntut pemenuhan
rawat jalan diperlukan peran manajemen. Terdapatkebutuhan lainnya, misalnya tenaga asisten, sarana dan
beberapa masalah yang dihadapi dalam mengelola unitprasarana yang lebih memadai. Ketika digali lebih jauh
rawat jalan di RS X ini, misalnya masih banyak jam praktekternyata permasalahan tentang tenaga dokter dan yang masih kosong, jam praktek yang tidak merata, dokterkeluhan pasien tentang ruang tunggu yang tidak nyaman
spesialispurna waktu belum lengkap, adanya keluhansudah disampaikan staf di unit rawat jalan kepada pihak
tentang keterlambatan dokter datang pada jam praktekmanajemen tetapi belum ada tindak lanjut sampai saat
yang telah ditentukan, adanya jeda waktu yang cukupini.
panjang antara praktek dokter, dan masalah-masalah yanglain. Manajemen mempunyai peran yang sangat besarpada proses pelayanan di unit rawat jalan terutama klinik,
Gambar 3. Diagram 5 why's antara lain adalah gaya kepemimpinan pelayanan di unitrawat jalan spesialis yang mampu memberikan pengaruhdan arahan terhadap fungsi dan tugas dokter spesialisu n t u k m e n j a l a n k a n p e l a y a n a n , p e l a k s a n a a npengorganisasian di unit rawat jalan spesialis dalammemberikan pelayanan, kegiatan pengawasan pelayanan
di unit rawat jalan spesialis dengan melakukanaudit/evaluasi dan penilaian kinerja, kejelasan dankesesuaian jasa dengan kinerja dokter spesialis,lingkungan kerja pelayanan di unit rawat jalan spesialis,dan kelengkapan sarana ().
Upaya-upaya manajemen yang harus dilakukan dalammengelola di unit rawat jalan spesialis terutama yangberkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia,pemeliharaan dan pemenuhan sarana prasarana, danpembuatan standar prosedur operasional (SPO) sudahdijalankan. Hal tersebut belum terlaksana dengan baikdikarenakan manajemen belum begitu memahamitentang monitoring dan evaluasi khususnya di unit rawat
jalan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006,disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatanmengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi,termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengantujuan agar semua data masukan atau informasi yangdiperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi
Melalui 5 why's ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya landasan dalam mengambil keputusan tindakanyang mendasari dari semua permasalahan diatas adalah selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukansistem monitoring dan evaluasi yang belum berjalan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal
atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakandengan maksimal. Evaluasi yang dilakukan pihaksemula. Tujuan monitoring adalah untuk mengamati danmanajemen tentang optimalisasi unit rawat jalan belummengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasimendalam sehingga dalam memutuskan kegiatan yang
dan permasalahan serta antisipasinya maupun upayaakan dilakukan untuk pengembangan atau tindakanpemecahannya. Definisi evaluasi menurut Thelanjutan tidak berdasarkan hasil evaluasi yang tepat.Development Assistance Committee merupakan prosesEvaluasi dan monitoring sangat dibutuhkan dalammenentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan,mengoptimalkan sebuah kegiatan. Kekurangankebijakan, atau program. Evaluasi merupakan sebuahsumberdaya manusia yang telah diidentifikasi danpenilaian yang seobjektif dan sesistematik mungkindilaporkan tidak dapat ditindaklanjuti secara sistematisterhadap sebuah intervensi yang direncanakan, sedangkarena lemahnya sistem evaluasi dan monitoring.berlangsung atau pun yang telah diselesaikan (1). Evaluasimemerlukan hasil dari monitoring dan digunakan untuk
DISKUSI kontribusi program. Monitoring bersifat spesifik program,sedangkan evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh programHasil penelitian menunjukkan utilitas ruang di poliklinik RSitu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar. Tujuan dariX masih sangat kurang. Standar utilitas ruang dianggapevaluasi adalah evaluasi efektifitas dan cost effectiveness.baik bila mencapai angka 80%. Salah satunya adalah
utilisas ruang poli spesialis anak. Ruang poli anak hanyaTerdapat beberapa perbedaan antara monitoring dandigunakan sebesar 22,4%. Salah satupenyebabnya karena evaluasi. Monitoring dilakukan terus menerus, dengan
jadwal dokter spesialis anak yang praktek masih sangat mengukur output dan proses, sering fokus pada input,rendah. Sedangkan penilaian untuk optimalisasi ruang kegiatan, kondisi/asumsi. Sumber informasi monitoringadalah dengan membandingkan jumlah total jam praktek berdasarkan laporan, survey kecil, dan dokumen internal.
00Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...Optimalisasi
Kurangnya SDM
Sudah dilaporkan tapi belum
ada tindakan lbh lanjut
Evaluasi dan monitoring di
rawat jalan blm berjalan
maksimal
Belum ada sistem yang jelas tentang
monitoring evaluasi di unit rajal
Pemahaman manajemen
tentang evaluasi dan
monitoring di unit rajal
belum maksimal
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. xx, No. xx,xxxx
-
7/23/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Unit Rawat Jalan
5/5
Monitoring biasanya berfungsi sebagai pemberifeed back Trisabekti (2014) yang menyatakan bahwa evaluasi kerjakepada pelaksana dari manajer. Disisi lain evaluasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerjadilakukan setelah akhir program dengan mengukur adalah karyawan (13).dampak jangka panjang dan kelangsungan program.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapatSumber informasi didapatkan dari dokumen internal dan
gap antara hasil dari utilitas ruang dan optimalisasi doktereksternal, assesmen dampak dan riset evaluasi. Hasil dari
di unit rawat jalan RS X. Faktor-faktor utama penyebabevaluasi biasanya digunakan sebagai koreksi mayortimbulnya gap yang mengakibatkan kurang optimalnyaprogram, perubahan kebijakan, strategi masa mendatang,unit rawat jalan adalah kapasitas sumber daya manusiatermasuk penghentian program.yang kurang dan lingkungan yang kurang nyaman.
Selain monitoring dan evaluasi program juga perlu Kekurangan tersebut terjadi karena sumberdaya manusiadilakukan evaluasi kinerja. Penilaian kinerja dilakukan yang ada belum melakukan sistem monitoring dandengan tujuan mengevaluasi kinerja untuk meningkatkan
evaluasi secara maksimal. Solusi yang diusulkan adalahkemampuan individu, kelompok dan seluruh organisasi.
dengan memberikan pelatihan kepada manajemenSalah satu bentuk evaluasi kinerja adalah dengan
tentang metode evaluasi dan monitoring. Pelatihanmemberikanfeedbacksecara berkelanjutan yang terbukti
berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilanefektif untuk meningkatkan komitmen kinerja (12).
dan sikap. Pelatihan merupakan sebuah proses yangEvaluasi kinerja merupakan bagian dari fungsimengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu sertamanajemen yang penting yaitu evaluasi dan pengawasansikap agar karyawan semakin terampil dan mampu(evaluating and controlling). Dengan evaluasi kinerjamelaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baikmaka bisa ditunjukkan posisi dan tingkat pencapaiandan sesuai dengan standar. Hal ini sesuai dengansuatu perusahaan terutama untuk mengetahui bila terjadipernyataan Lumbanraja (2010) bahwa dengan pemberianketerlambatan atau penyimpangan supaya segera
pelatihan berpengaruh positif terhadap prestasi kerjadiperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan akhir dapattercapai. Sejalan dengan penelitian terdahulu oleh karyawan (14).
00Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...Optimalisasi
DAFTAR PUSTAKA 8. Trisnantoro L. Memahami Ilmu Ekonomi dalamManajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Gajah Mada
1. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-University Press; 2009.
Prinsip Dasar. Jakarta: PT Rinneka Cipta; 2003.9. Aprilya V. Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan
2. Hariyanti RE.Analisis Strategi Pemasaran Pelayanantehadap Kepuasan Pelanggan J.Co Cabang Padang.
Skin Medical Center di Rumah Sakit PKUJurnal Manajemen. 2013; 2(1): 9.
Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal KesehatanMasyarakat. 2010; 4: 76-82. 10. Kriswidiati K, Sudiro S, dan Mawarni A.Analisis Faktor-
faktor Manajemen Pelayanan Rawat Jalan yang3. Philip K dan Lane KK. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Mendukung Utilisasi Klinik Spesialis di Rumah SakitErlangga; 2009.Panti Wilasa Citarum Semarang. [Tesis]. Universitas
4. Hafizurrachman. Kepuasan Pasien dan Kunjungan Diponegoro, Semarang. 2014.Rumah Sakit.Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.
11. The Development Assistance Committee. Glossary of2009; 4(1): 10-17.Key Terms in Evaluation and Results Based
5. Singh H. The Importance of Customer Satisfaction in Management. Paris: OECD Publication; 2010.Relation to Customer Loyalty and Retention. [Working
12. Syarifah D. Feedback yang Berkelanjutan (ContinuousPaper]. Asia Pacific University College of Technology &Feedback) untuk Mendukung Penilaian Kinerja Efektif.Innovation Technology Park, Malaysia. 2006.INSAN. 2012; 14(2): 120-126.
6. Aga NA, Hendrartini J, dan Margo V. Perbandingan13. Bambang T. Pengaruh Evaluasi Kerja terhadap KinerjaTingkat Kepuasan Peserta Askes Wajib dan Sukarela
Karyawan (Studi Empirik di Bank Pengkreditan Rakyatterhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Tingkat I.Syariah Margirizki Yogyakarta). [Skripsi]. UIN SunanJurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2005; 8(4):
Kalijaga, Yogyakarta. 2014183-190.
14. Lumbanraja P. Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik7. Suharmiati dan Didik B. Analisis Faktor-faktor yangPekerjaan terhadap Prestasi Kerja Perawat di BadanMempengaruhi Tingkat Kepuasan RespondenPelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum DaerahPengguna Rawat Jalan Rumah Sakit Pemerintah di
Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2007; Langsa. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
10(2): 123-130. 2010; 12(2): 142-155.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. xx, No. xx,xxxx