fakultas kedokteran universitas muhammadiyah …

107
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT BLOOD DONORS AGAINST ACTION FOR BLOOD DONORS ON STUDENTS OF FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DONOR DARAH DENGAN TINDAKAN BERDONOR DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR DESTI MONASARI ASSHAGAB 10542025110 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran PEMBIMBING dr. Suryani Tawali, MPH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT BLOOD

DONORS AGAINST ACTION FOR BLOOD DONORS ON STUDENTS OF

FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DONOR DARAH

DENGAN TINDAKAN BERDONOR DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

DESTI MONASARI ASSHAGAB

10542025110

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kedokteran

PEMBIMBING

dr. Suryani Tawali, MPH

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Peneliti panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat

menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan

Dan Sikap Tentang Donor Darah Dengan Tindakan Berdonor Darah Pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar” sebagai

salah satu syarat menyelesaikan studi serta memperoleh gelar Sarjana Strata Pertama di

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerja sama serta

bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak sehingga segala rintangan yang dihadapi

selama penelitian dan penyusunan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu pada

kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu saya tercinta ‘Marlina’ dan Ayah saya tersayang ‘La Maronta Galib’ juga kepada

seluruh keluarga besar Asshagab yang telah banyak memberikan dorongan dan

bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Kakak-kakak kebanggaan saya : Muhtar Asshagab, St. Mutiara Ningsih Asshagab, dan

Sri Milawati Asshagab yang tiada henti-hentinya memberikan contoh dan nasehat

terbaik kepada saya.

3. Adik-adik kesayangan saya : Tipe Sultan Ahmad Asshagab, Murah Riski Novi

Asshagab, Madania Asshagab, Mazratul Ramadhani Asshagab, M. Aljabar Mutokhir

Asshagab, dan Mentari Bintang Asshagab yang selalu menyemangati dan membantu

dalam pengolahan data kuesioner.

Page 3: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

ii

4. Ayahanda Dekan Fakultas Kedokteran (dr. H. Mahmud Gaznawi) beserta staf pegawai

yang telah memberikan bantuan kepada peneliti selama menempuh pendidikan di

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ayahanda dr. H. Budu Phd, SpM-KVR yang telah memberikan banyak motivasi dan

semangat dalam kehidupan akademik.

6. Dosen Pembimbing, dr. Suryani Tawali MPH, yang telah meluangkan waktu selama

proses pengajuan judul, proposal, hingga selesainya skripsi ini atas bimbingannya

yang dengan penuh perhatian, kesabaran dalam memberikan pengarahan, koreksi dan

dukungan moril.

7. Segenap dokter-dokter / dosen dari Fakultas Kedokteran yang telah banyak

membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.

8. Saudara seangkatan di Hipothalamus ‘010 yang selalu menghibur dan menyemangati

satu sama lain. Terkhusus kepada sahabat terbaik saya Muthiah Muchlis dan Indra

Wiratama, serta teman-teman kelompok belajar (Arhami Awal, Iin Alfriani Amran,

Andi Asmita Abrar, Jihan Hariyati Ismail, dan Andi Dedi Pradana Putra), hal

membahagiakan berjuang dan berusaha bersama-sama.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi saya (Aris Eko Suprapto, Elisa Vina Jayanti,

Satriani, dan Azhar Fauzan) yang senantiasa dalam susah, senang, panas maupun

hujan saling memberi dukungan selama penyusunan skripsi ini.

10. Kakak panutan saya, Noory Okthariza, atas dukungan, bantuan, dan semangatnya

dalam penyusunan skripsi ini.

11. Semua responden dalam penelitian ini atas kesediaan dan kerjasamanya hingga skripsi

ini dapat dirampungkan.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Page 4: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

iii

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi

Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.

Akhirnya, penulis menyadari terdapat banyak kekurangan yang ada dalam

penyusunan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Billahifisabililhaq Fastabiqulkhaerat

Wassalamualaikum Wr,Wb

Makassar, Februari 2014

Peneliti

DESTI MONASARI ASSHAGAB

Page 5: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

iv

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FEBRUARI, 2014

DESTI MONASARI ASSHAGAB 10542025110SURYANI TAWALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DONOR DARAH DENGANTINDAKAN BERDONOR DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

RANGKUMANLATAR BELAKANG : Darah merupakan materi biologis dalam jumlah terbatas danbelum dapat disintesis di luar tubuh. Ketersedian darah dan komponen darah pentinguntuk keperluan transfusi darah sehingga dapat mengatasi berbagai kondisi gawat daruratyang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang bermakna. Untuk memenuhikebutuhan darah di Indonesia, diperlukan usaha yang berkesinambungan untuk merekrutdonor baru dan mempertahankan donor yang telah ada.

TUJUAN : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap,serta karakteristik sosiodemografi responden terhadap tindakan berdonor darah dikalangan mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

METODE : Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dengan teknikpengambilan sampel Stratified Proportional Random Sampling. Jumlah responden dalampenelitian ini berjumlah 165 orang. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner.

HASIL : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan respondendikategorikan cukup (57,0%), sikap responden dikategorikan positif (72,1%), dan tindakanberdonor darah masih kurang (20,6%). Sebagian besar responden berjenis kelaminperempuan (75,2%) dengan rata-rata usia antara 18-23 tahun, dan suku mayoritas Bugis(52,1%)

KESIMPULAN : Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan,karakteristik sosiodemografi (umur dan suku) terhadap tindakan donor darah (p >0,05,namun terdapat signifikansi antara sikap dan karakteristik sosiodemografi jenis kelaminresponden terhadap tindakan donor darah (p <0,05).

SARAN : Peneliti berharap promosi dan pendidikan kesehatan mengenai donor darahkepada masyarakat terutama mahasiswa Fakultas Kedokteran UniversitasMuhammadiyah Makassar lebih ditingkatkan sehingga dapat mempertahankan danmeningkatkan tindakan berdonor darah.

KATA KUNCI : Tindakan donor darah, pengetahuan dan sikap tentang donor darah,karakteristik responden, mahasiswa berdonor darah

Page 6: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

v

THESIS

FACULTY OF MEDICINEMUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR

FEBRUARY, 2012

DESTI MONASARI ASSHAGAB 10542025110SURYANI TAWALI

THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT BLOODDONORS AGAINST ACTION FOR BLOOD DONORS ON STUDENTS OFFACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SUMMARY

BACKGROUND : Blood is a limited amount of biological material and can not besynthesized outside of the body. The availability of blood and blood components areimportant for blood transfusion purposes so that it can cope with various emergencyconditions that can lead to meaningful morbidity and mortality. To meet the needs of bloodin Indonesia, it is required continuous efforts to recruit new donors and maintain existingdonors.Objective : This study aims to determine the relationship of knowledge and attitudes, aswell as the characteristics of the respondents’ sociodemoghrapic against action for blooddonors on students of Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Makassar.Methods : This study used a cross-sectional study design with Stratified ProportionalRandom Sampling as a sampling technique. The number of respondents in this study is 165people. The Data is obtained by distributing the questionnaire.Results : This research found that knowledge of respondents could be categorized as“quite” (57,0%), the attitudes of respondents could be categorized as “positive” (72.1%),and the action for blood donors was still “less” (20.6%). Most of the respondents werewomen (75,2%) with an average age between 18-23 years old and the majority is Bugis(52,1%).CONCLUSION : No significant relationship was found between the level of knowledgeand sociodemoghrapic characteristics (age and ethnicity) against action for blood donors(p>0,05, but there was significant relationship between the attitudes andsociodemoghrapic characteristics (sex) against action for blood donors (p<0,05).SUGGESTION : Researcher hoped that the promotion and health education regarding toblood donors for public, specifically for students of Faculty of Medicine University ofMuhammadiyah Makassar, can be improved so that it can maintain and enhance theactions for blood donors.

KEYWORDS : Action for blood donors, knowloedge and attitudes about blood donors,respondents’ characteristics, the student for blood donors

Page 7: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... .. i

RANGKUMAN ........................................................................................................ iv

SUMMARY .............................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. .. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1. Tujuan Umum .................................................................................. 4

2. Tujuan Khusus.................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5

1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 5

2. Manfaat Teknis................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan ........................................................................................... 7

1. Pengertian ........................................................................................ 7

2. Tingkat Pengetahuan ....................................................................... 7

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .......................... 9

Page 8: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

vii

4. Pengukuran Pengetahuan ................................................................ 11

B. Sikap ............................................................................................. ......... 12

1. Pengertian ........................................................................................ 12

2. Komponen Pokok Sikap .................................................................. 12

3. Tingkatan Sikap ............................................................................... 13

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pembentukan Sikap ..... 14

5. Pengukuran Sikap ............................................................................ 17

C. Transfusi Darah .... ................................................................................. 17

1. Pendahuluan ........... ......................................................................... 17

2. Pengertian ....................................................................................... 18

3. Pengelolaan Darah ........................................................................... 18

4. Syarat-Syarat Teknik Menjadi Donor Darah .................................. 19

5. Pengambilan Donor Darah .............................................................. 20

6. Skrining dan Pemeriksaan Uji Saring ........... .................................. 21

7. Indikasi Pemberian Darah dan Komponen Darah............................ 22

8. Pemeriksaan Golongan Darah Donor .............................................. 24

9. Resiko Penularan Infeksi ................................................................. 26

10. Kontaminasu Darah Donor ............................................................ 28

D. Kerangka Teori ...................................................................................... 30

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep .................................................................................. 31

B. Hipotesis ............................................................................................. .. 31

1. Hipotesis Nol ................................................................................... 31

2. Hipotesis Alternatif ......................................................................... 32

Page 9: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

viii

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian .................................................................................... 33

1. Lokasi Penelitian ........... .................................................................. 33

2. Waktu Penelitian ............................................................................. 33

B. Metode Penelitian ................................................................................... 33

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 34

1. Variabel Penelitian ........... ............................................................... 34

2. Definisi Operasional ....................................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 38

1. Data Primer ........... .......................................................................... 38

2. Data Sekunder ................................................................................. 38

3. Instrument Penelitian ....................................................................... 38

4. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 39

E. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... .. 39

1. Populasi ........... ............................................................................... 39

2. Perhitungan dan Besar Sampel ........................................................ 40

3. Kriteria Sampel ........... .................................................................... 41

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .... ............................................... 41

1. Teknik Pengolahan Data ........... ...................................................... 41

2. Teknik Analisis Data ....................................................................... 42

G. Etika Penelitian ...................................................................................... 43

H. Alur Penelitian ....................................................................................... 43

BAB V HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 44

B. Hasil Penelitian........................................................................................ 44

Page 10: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

ix

1. Analisis Univariat ............................................................................ 45

2. Analisis Bivariat .............................................................................. 51

BAB VI PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ....................................................................... 56

B. Hubungan Jenis Kelamin dengan Tindakan Berdonor Darah ............... 56

C. Hubungan Umur dengan Tindakan Berdonor Darah ............................. 57

D. Hubungan Suku dengan Tindakan Berdonor Darah .............................. 57

E. Hubungan Tingkat Penetahuan dengan Tindakan Berdonor Darah ...... 58

F. Hubungan Sikap dengan Tindakan Berdonor Darah ............................. 59

G. Tindakan Berdonor Darah ..................................................................... 61

BAB VII KAJIAN ISLAM

A. Transfusi Darah Menurut Islam.............................................................. 65

B. Hukum Transfusi Darah ......................................................................... 66

C. Hukum Menjual Darah untuk Kepentingan Transfusi ........................... 69

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................... ....................................................................... 72

B. Saran ............................... ...................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... .. 74

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Kuesioner

Hasil Uji SPSS

Page 11: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bentuk Darah, Indikasi Pemberian dan Masa Simpan Darah ............ .. 23

Tabel 2.2 Pembagian Golongan Darah Sistem ABO .......................................... .. 25

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan ................... .. 45

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ .. 45

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ......................... .. 46

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan ............... .. 47

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku .......................... .. 47

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahun .. .. 48

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap ......................... .. 48

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Donor .............. .. 49

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden Berdonor Darah .............. .. 50

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Alasan Responden Menolak Berdonor Darah .. .. 50

Tabel 5.11 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Tindakan Berdonor Darah ........... .. 51

Tabel 5.12 Hubungan Umur Dengan Tindakan Berdonor Darah ........................ .. 52

Tabel 5.13 Hubungan Suku Dengan Tindakan Berdonor Darah .......................... .. 53

Tabel 5.14 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Berdonor Darah .. 53

Tabel 5.15 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Berdonor Darah ......................... .. 54

Page 12: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang DonorDarah Dengan Tindakan Berdonor Darah Pada Mahasiswa FakultasKedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Lampiran 2 Hasil Uji SPSS

Page 13: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan darah bagi kelangsungan hidup manusia penting adanya. Darah

merupakan materi biologis dalam jumlah yang terbatas dan belum dapat disintesis di

luar tubuh. Sehingga ketersediaan darah di sarana kesehatan sangat ditentukan oleh

partisipasi masyarakat dalam mendonorkan darahnya untuk keperluan transfusi

darah.1,2

Transfusi darah adalah salah satu bagian penting dalam pelayanan kesehatan

modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa seseorang

dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen

darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas

bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Secara universal, diketahui bahwa

transfusi darah dibutuhkan untuk menangani pasien anemia berat, pasien dengan

kelainan darah bawaan, pasien yang mengalami kecederaan parah, pasien yang hendak

menjalankan tindakan bedah operatif dan pasien yang mengalami penyakit liver

ataupun penyakit lainnya yang mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi

darah atau komponen darah sebagaimana mestinya.2,3,4

Pada negara berkembang, transfusi darah juga sangat diperlukan untuk

menangani kegawatdaruratan melahirkan sehingga tidak berujung pada anemia berat.

Tanpa darah yang cukup, seorang ibu dapat mengalami gangguan kesehatan bahkan

kematian. Terkait hal tersebut, diketahui bahwa MMR (Maternal Mortality Rate)

merupakan salah satu indikator kesehatan suatu negara. Saat ini MMR Indonesia

Page 14: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

2

mencapai 307, artinya terjadi 307 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan,

pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kematian ibu

melahirkan adalah perdarahan (8%, SKRT 2001), artinya dapat disimpulkan bahwa

tingginya angka kematian ibu di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kualitas

pelayanan, pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah.3,5

Angka kematian akibat dari tidak tersedianya cadangan tranfusi darah pada

negara berkembang relatif tinggi. Ketidakseimbangan perbandingan ketersediaan

darah dengan kebutuhan rasional merupakan penyebab utama masalah ini. Jika

mengkaji lebih dalam, di negara berkembang seperti Indonesia, persentase donasi

darah lebih minim dibandingkan dengan negara maju, padahal tingkat kebutuhan

darah setiap negara secara relatif adalah sama, dan semakin majunya suatu negara,

maka kebutuhan akan darah pun semakin banyak. Indonesia memiliki tingkat

penyumbang enam hingga sepuluh orang per 1.000 penduduk. Hal ini jauh lebih kecil

dibandingkan dengan sejumlah negara maju di Asia, misalnya di Singapura tercatat

sebanyak 24 orang yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk, berikut juga di

Jepang tercatat sebanyak 68 orang yang melakukan donor darah per 1.000

penduduk.6,7

Indonesia membutuhkan sedikitnya satu juta pendonor darah guna memenuhi

kebutuhan 4,8 juta kantong darah per tahunnya. Menurut Ketua umum Palang Merah

Indonesia (PMI), Jusuf Kalla8, jumlah kebutuhan darah ideal suatu negara adalah

sebanyak dua persen dari jumlah penduduk. Jika di Indonesia jumlah penduduknya

240 juta jiwa, maka jumlah kebutuhan darah mencapai 4,8 juta kantong darah per

tahun. Namun, sejauh ini PMI baru bisa mengumpulkan 1,9 juta kantong darah. Jadi

masih kurang sekitar 3 juta kantong. Hal tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan

akan darah di Indonesia yang tinggi tetapi darah yang terkumpul dari donor darah

Page 15: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

3

masih rendah dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjadi

pendonor darah sukarela masih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

kendala misalnya karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang masalah

transfusi darah, persepsi akan bahaya bila seseorang memberikan darah secara rutin.

Selain itu, kegiatan donor darah juga terhambat oleh keterbatasan jumlah UTD PMI di

berbagai daerah, PMI hanya mempunyai 188 unit tranfusi darah (UTD). Mengingat

jumlah kota/kabupaten di Indonesia mencapai sekitar 440.8,9

Di beberapa kota, termasuk kota Makassar, rata-rata kebutuhan darah di rumah

sakit setiap harinya mencapai 80 sampai 100 kantong darah dengan ukuran setiap

kantongnya sekitar 250 cc. golongan darah yang dibutuhkan bervariasi baik golongan

darah O, A, B, maupun AB. Namun pasokan darah yang mampu disediakan PMI

cabang Makassar masih antara 30 hingga 50 pendonor. Hal ini membuktikan bahwa

partisipasi donor darah di kota Makassar masih kurang. Bahkan dari 40 ribu pendonor

yang tercatat pada PMI di sulawesi selatan, yang aktif mendonorkan darahnya secara

berkala hanya sekitar 3.000 orang. Terbatasnya jumlah pendonor darah terutama donor

darah sukarela dan frekuensi donor menyebabkan PMI belum mampu memenuhi

kebutuhan darah. Keterbatasan jumlah pendonor darah sukarela ini dapat disebabkan

oleh pengetahuan tentang donor darah yang kurang, anggapan dan persepsi yang salah

mengenai donor darah, atau ketakutan akan prosedur teknis donor darah.10,11

Donor darah sebagian besar dilakukan oleh orang yang bekerja di bidang

swasta yaitu 57,60% dari keseluruhan pendonor, sedangkan mahasiswa/pelajar hanya

mencapai 14,90%12. Donor darah ini dilakukan oleh mahasiswa berasal dari berbagai

universitas dan beberapa fakultas yang terdata aktif pada donor darah diantaranya

Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan

Fakultas MIPA. Namun, Fakultas Kedokteran tercatat hanya 21 pendonor darah pada

Page 16: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

4

tahun 2009.12 Hal ini menunjukkan masih kurangnya peran mahasiswa Fakultas

Kedokteran untuk donor darah, sedangkan mahasiswa yang bergerak di bidang

kesehatan ini dinilai sesuai untuk berperan dalam membantu masalah kesehatan yang

terjadi seperti masalah tidak seimbangnya kebutuhan dan ketersediaan darah.

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran bagaimana hubungan

pengetahuan dan sikap tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana hubungan pengetahuan tentang donor darah dengan tindakan berdonor

darah pada mahasiswa?

2. Bagaimana hubungan sikap tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah

pada mahasiswa?

3. Apakah karakteristik sosiodemografi seperti jenis kelamin, usia, maupun

suku/asal daerah berhubungan dengan tindakan berdonor darah mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang donor darah

dengan tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK UNISMUH.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

Page 17: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

5

a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang donor darah dengan

tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK UNISMUH.

b. Untuk mengetahui hubungan tingkatan sikap tentang donor darah dengan

tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK UNISMUH.

c. Untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi seperti jenis kelamin,

usia, maupun suku/asal dengan tindakan berdonor darah mahasiswa FK

Unismuh

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi Peneliti Sendiri

Penelitian ini menjadi pengalaman berharga serta dapat menambah

wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang

telah diterima selama kuliah.

b) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah pada Mahasiswa FK

UNISMUH dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut

yang berhubungan tentang donor darah.

2. Manfaat Teknis

a) Bagi Mahasiswa di FK UNISMUH

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi FK UNISMUH untuk

lebih termotivasi dan ikut serta dalam pelaksanaan Donor Darah Sukarela,

perencanaan upaya peningkatan promosi donor darah, dan juga memperbanyak

kegiatan donor darah di lingkungan kampus.

Page 18: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

6

b) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan peneliti selanjutnya sebagai referensi

meneliti lebih lanjut.

Page 19: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Notoatmojo13 (2003) pengetahuan adalah proses yang didasari oleh

pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersikap langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan juga

merupakan hasil tahu dan hasil tahu ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dan pada bukunya yang lain

Notoatmodjo14 (2007) mengartikan pengetahuan sebagai hasil dari tahu, dimana

‘tahu’ ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut teori Bloom 1908 (dalam Notoatmodjo13, 2003 : 121) tingkat

pengetahuan ada enam tingkat yaitu :

a. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

Page 20: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

8

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajarinya antara lain : menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.

b. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dapat menginterpretasi benar

tentang objek yanga diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan menyebutkan cotoh menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari, misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus datang ke Posyandu.

c. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Apliksi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, dan prinsip.

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan

e. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat

Page 21: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

9

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan

terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada

f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria yang ada

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo13

(2003) adalah :

a. Umur

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-

penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi

pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang

dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin

bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan

seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang

diperoleh dari orang lain.

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam

pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan

hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih mudah

menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam

Page 22: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

10

menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan

memperoleh pengetahuan implikasinya. Semakin tinggi pendidikan, hidup

manusia akan semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan

membuahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas.

c. Paparan media massa

Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka

berbagai ini berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga

seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi

yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang

dimiliki.

d. Sosial ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun skunder keluarga, status

ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang dengan status

ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang semakin

mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga menjadikan hidup lebih

berkualitas

e. Hubungan sosial

Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai

komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media. Apabila

hubungan sosial seseorang dengan individu baik maka pengetahuan yang

dimiliki juga akan bertambah.

f. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

Page 23: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

11

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman seseorang

individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan

dalam proses pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi

4. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo14 (2007), Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban

dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan

hasilnyaberupa persentasi dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :

P = 100 %Keterangan :

a. P = persentasi

b. f = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan

yang telah dipilih responden atas pernyataan yang diajukan

c. n = jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan

responden selaku peneliti

d. 100% = bilangan genap

Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diiterpretasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

a) Baik : hasil presentasi76%-100%

b) Cukup : hasil presentasi 56%-75%

c) Kurang : hasil presentasi <56% (A. Wawan dan Dewi M, 2010)

Page 24: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

12

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan-batasan di atas dapat

disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial.15

Menurut Newcomb salah satu ahli psikologi sosial yang dikutip oleh

Notoadmodjo15 (2003) menyatakan bahwa . sikap itu merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap bukanlah perilaku, tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk berprilaku

dengan cara tertentu terhadap objek sikap, sehingga sikap dan perilaku dapat

mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu tindakan.

2. Komponen Pokok Sikap

Komponene sikap terdiri dari 3 bagian yaitu:

a. Komponen kogntif, disebut juga komponen perseptual, yang berisi

kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek

sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui, pandangan, keyakinan, pikiran,

pengalaman pribadi, kebutuhan emosinal, dan informasi dari orang lain.

Misalnya sikap seseorang terhadap tindakan untuk melakukan transfusi

darah.16

b. Komponen afektif , komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif

Page 25: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

13

individu terhadap objek sikap, baik bersifat positif (rasa senang) maupun

negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa

yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap objek sikap tersebut.

Misalnya bagaimana orang menilai tindakan transfusi darah, apakah orang

tersebut setuju atau tidak untuk melakukn transfusi darah.16

c. Komponen konatif (komponen prilaku), komponen ini merupakan

predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang

dihadapinya. Misalnya sikap terhadap tindakan untuk melakukan transfusi

darah, apa mereka termasuk orang yang rutin atau minimal pernah melakukan

transfusi darah.16

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.14

3. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu : 17

a. Menerima ( receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Oleh

karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan

tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang

menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Page 26: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

14

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat

ketiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap mempunyai

arah artinya sikap terpilih pada dua arah kesetujuan yaitu setuju dan tidak

setuju. Orang yang setuju terhadap suatu objek maka arahnya positif dan

sebaliknya orang yang tidak setuju maka arahnya negatif. Sikap memiliki

intensitas artinya kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama

walaupun arahnya mungkin tidak berbeda.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pembentukan Sikap

Sikap manusia dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 17

a. Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan

menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai

tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang

berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan tersebut akan

membentuk sikap positif atau sikap negatif, akan tergantung pada berbagai

faktor lain.17

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

Page 27: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

15

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas. 17

b. Pengaruh orang lain

Orang lain disekitar merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, yang

diharapkan, yang tidak ingin dikecewakan atau orang yang berarti khususnya

akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap terhadap sesuatu. Diantara

orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang

yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman

kerja, isteri atau suami dan lain-lain. 17

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana individu hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Apabila hidup dalam

masyarakat yang mempunyai norma sangat mungkin individu tersebut akan

mempunyai sikap yang mendukung. Apabila kita hidup dalam budaya sosial

yang sangat mengutamakan kelompok, maka sangat mungkin kita akan

mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang

mengutamakan kepentingan perorangan. 17

d. Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam menyampaikan

informasi sebagai tugas pokoknya media massa membawa pula pesan-pesan

yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuai hal memberikan landasan kognitif baru bagi

Page 28: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

16

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa

oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif

dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.17

e. Lembaga pendidikan dan agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri

individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu

yang boleh dan tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari

pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan

ajaran agama menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan

kalau pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap

individu terhadap sesuatu hal. 17

f. Faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

macam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan

ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera

berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap

yang lebih persisten dan bertahan lama. Suatu contoh bentuk sikap yang

didasari oleh faktor emosional adalah prasangka (prejudice). Prasangka

seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang didasari oleh kelainan

kepribadian pada orang-orang yang sangat frustasi.17

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan sikap menurut

Page 29: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

17

WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo, pemberian informasi untuk

meningkatkan pengetahuan yaitu dengan pemberian informasi sehingga

menimbulkan kesadaran dan dapat melalui penyuluhan.18

5. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan

pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat reponden.14

C. Transfusi Darah

1. Pendahuluan

Kemajuan dalam ilmu bedah dan pengobatan mengakibatkan bertambah

seringnya dilakukan transfusi darah. Pemberian darah ataupun komponennya

dimaksudkan antara lain untuk menjamin kemampuan penyediaan oksigen dalam

batas curah jantung yang dapat dihasilkan oleh tubuh, menjamin cukup tersedia

trombosit dan faktor-faktor pembekuan, dan untuk mencukupi isi ruang

intravaskular.19

Transfusi darah sering merupakan penyelamat jiwa, akan tetapi morbiditas

dan motalitas setelah transfusi darah juga cukup tinggi. Karena itu transfusi darah

seyogiyanya hanya diberikan apabila ada indikasi yang jelas. Biasanya seorang

dewasa normal masih dapat dengan baik mengatasi gangguan fungsional yang

ditimbulkan oleh kehilangan 10% isi darah, 20% kemampuan membawa oksigen

atau kehilangan 40% faktor pembekuan. Kehilangan sebanyak dua kali jumlah

Page 30: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

18

tersebut di atas masih belum mengakibatkan kematian walaupun menimbulkan

gejala yang cukup berat.20

2. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, definisi transfusi darah

adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang penderita yang

darahnya telah tersedia dalam botol kantong plastik.

Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan

tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan

pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan,

dan penyampaian darah kepada orang sakit. Darah yang digunakan adalah darah

manusia atau bagian-bagiannya yang diambil dan diolah secara khusus untuk

tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan.

Penyumbang darah adalah semua orang yang memberikan darah untuk

maksud dan tujuan transfusi darah.21

3. Pengelolaan Darah

Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk

mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara

lain21 :

a. Rekruitmen donor.

b. Pemeriksaan golongan darah.

c. Pemeriksaan uji saring.

d. Pengambilan darah donor.

e. Pemisahan darah menjadi komponen darah.

f. Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien.

Page 31: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

19

g. Penyimpanan darah di suhu tertentu.

h. Dan lain-lain.

4. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah

Untuk menjadi donor darah, seorang calon donor harus berusia antara 17 -

60 tahun. Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin

tertulis dari orangtua ; berat badan minimum 50 kg; temperatur tubuh secara oral

antara 36,6 - 37,5°C ; tekanan darah baik, yaitu sistole 110 - 160 mm Hg dan

diastole 70 - 100 mm Hg; denyut nadi teratur 50 - 100 kali/ menit ; kadar

hemoglobin untuk wanita minimal 12 gr % dan pria minimal 12,5 gr %. Jumlah

penyumbangan pertahun sebanyak 3-4 kali, dengan jarak penyumbangan

sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum

kesehatan donor.

Seseorang tidak dibolehkan menjadi donor darah pada keadaan pernah

menderita hepatitis B atau hepatitis C dan berhubungan kontrak erat dengan

penderita hepatitis dalam enam bulan terakhir, menindik atau menato badan dalam

kurun waktu enam bulan terakhir, pasca operasi gigi dalam kurun waktu 72 jam

terakhir, pasca operasi kecil dalam enam bulan terakhir, pasca operasi besar dalam

12 bulan terakhir, menerima vaksinasi polio, influenza kolera, tetanus dipteria

atau profilaksis dalam 24 jam terakhir, menerima vaksinasi virus hidup parotitis

epidemica, measles dan tetanus toxin dalam dua minggu terakhir, menerima

injeksi imunisasi rabies terapetik dalam satu tahun terakhir, memiliki reaksi alergi

dalam satu minggu terakhir, melakukan transplantasi kulit dalam satu tahun

terakhir, sedang hamil dan sesudah persalinan dalam enam bulan terakhir, sedang

menyusui, ketergantungan obat, ketergantungan alkohol akut dan kronik,

menderita sifilis, menderita tuberkolosa, menderita epilepsi dan sering kejang,

Page 32: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

20

menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk,

mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi

G6PD, thalasemia, polisitemiavera, termasuk kelompok masyarakat yang

mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis,

berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril) dan yang terakhir

adalah pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah. 21

5. Pengambilan Darah Donor

Seorang calon donor yang datang ke UTD akan diminta untuk menbaca

dan menjawab sendiri persyaratan-persyaratan menjadi donor, mengisi formulir

pendaftaran donor dan diperbolehkan untuk menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti kepada petugas. Riwayat medis calon donor akan ditanyakan.

Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan hemoglobin dengan mengambil darah

dari ujung jari anda untuk diperiksa. Dokter akan melalukan pemeriksaan fisik

sederhana dan tekanan darah dan akan memberikan pertanyaan sehubungan

dengan isian formulir pendaftaran. Pengambilan darah akan mengambil waktu

kurang lebih 15 menit. 21

Seorang asisten atau laboran akan bersama calon pendonor dan calon

pendonor diminta untuk beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi berbaring.

Lama penyumbangan bervariasi terbantung dari banyak tidaknya penyumbang

darah. Pengambilan donor darah dilakukan secara bergantian. Darah yang diambil

sekitar 250cc atau 350 cc, kira-kira 7-9% dari volume rata-rata orang dewasa.

Darah dikumpulkan ke dalam kantung plastik 250 ml yang mengandung 65 – 75

mL CPC (Citrate Phosphate Dextrose) atau ACD (Acid Citrate Dextrose).

Volume tersebut akan digantikan oleh tubuh dalam waktu 24-48 jam dengan

minum yang cukup. 21

Page 33: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

21

Setelah menyumbangkan darah, pendonor dipersilahkan menuju ruang

istirahat sambil duduk untuk memberikan kesempatan tubuh menyesuaikan diri

sambil menikmati hidangan. Kartu donor akan diberikan sebelum meninggalkan

ruangan. 21

6. Skrining atau Pemeriksaan Uji Saring

Transfusi darah merupakan jalur ideal bagi penularan penyebab infeksi

tertentu dari donor kepada resipien. Untuk mengurangi potensi transmisi penyakit

melalui transfusi darah, diperlukan serangkaian skrining terhadap faktor-faktor

risiko yang dimulai dari riwayat medis sampai beberapa tes spesifik. Tujuan

utama skrining adalah untuk memastikan agar persediaan darah yang ada sedapat

mungkin bebas dari penyebab infeksi dengan cara melacaknya sebelum darah

tersebut ditransfusikan. Untuk skrining donor darah yang aman maka pemeriksaan

harus dilakukan secara individual (tiap individual bag atau satu unit darah). Jenis

pemeriksaan yang digunakan sesuai dengan standard WHO, dalam hal ini

meliputi pemeriksaan atas sifilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV. Metode tes

dapat menggunakan uji cepat khUnismuhs (rapid test), automated test maupun

ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Laboratorium yang menguji 1-

35 donasi per minggu sebaiknya menggunakan rapid test. Laboratorium yang

menguji 35-60 donasi per minggu sebaiknya menggunakan metoda uji aglutinasi

partikel dan yang menguji lebih dari 60 donasi per minggu sebaiknya

menggunakan EIA. Metode yang umum digunakan di UTD cabang adalah rapid

test. 22

Page 34: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

22

Dalam mempertimbangkan berbagai pengujian, perlu disadari data yang

berkaitan dengan sensitivitas dan spesifitas masing-masing pengujian. Sensitivitas

adalah suatu kemungkinan adanya hasil tes yang akan menjadi reaktif pada

seorang individu yang terinfeksi, oleh karena itu sensitivitas pada suatu pengujian

adalah kemampuannya untuk melacak sampel positif yang selemah mungkin.

Spesifisitas adalah suatu kemungkinan adanya suatu hasil tes yang akan menjadi

non-reaktif pada seorang individu yang tidak terinfeksi, oleh karena itu spesifitas

suatu pengujian adalah kemampuannya untuk melacak hasil positif non-spesifik

atau palsu. 22

Dalam mempertimbangkan masalah penularan penyakit melalui transfusi

darah, perlu diingat bahwa seorang donor yang sehat akan memberikan darah

yang aman. Donor yang paling aman adalah donor yang teratur, sukarela, dan

tidak dibayar. Jelasnya bahwa para donor yang berisiko terhadap penyakit infeksi

harus didorong agar tidak menyumbangkan darahnya. 22

7. Indikasi Pemberian Darah dan Komponen Darah

Faktor keamanan dan keefektifan transfusi darah bergantung pada indikasi

transfusi darah dan pemberian komponen darah yang tepat. Transfusi darah atas

indikasi yang tidak tepat tidak akan memberi keuntungan bagi pasien, bahkan

malah menambah resiko yang tidak perlu. Keputusan untuk melakukan transfusi

darah harus selalu berdasarkan penilaian yang tepat dari segi klinis penyakit dan

hasil pemeriksaan laboratorium. Pada tabel 2.1 tersedia macam-macam daftar

bentuk darah yang dipisahkan, indikasi pemberian komponen darah dan masa

simpannya. merah sedangkan pada serum tidak ditemukan. 5

Page 35: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

23

Tabel 2.1. Bentuk Darah, Indikasi Pemberian dan Masa Simpan Darah

No. Bentuk Darah IndikasiMasa

SimpanKeterangan

1. Darah lengkap

1. Pendarahan2. Anemia3. Renjetan Oligonemik4. Kelainan darah sepertianemia aplastik

21 hari

2.Eritrositterkonsentrasi

Anemia kronis dimanavolume sirkulasi tidakbertambah

21 hari

Khususnya untukpasien jantung,anemia berat,sepsis, pasiensangat muda

ataupun sangat tua

3.Darah lengkapsegar

Pendarahan dengantrombositopenia(trombosit <40.000/mL)

12 jam

4. Darah baruTransfusi tukar padaneonatus

2 hariBila kadar kalim

pasien masihrendah

5.Eritrositcucian

1. Hemoglobinurianoktrunal paroksimal2. Resipien yang emilikiantibody terhadap leukosit/trombosit3. Reaksi transfusiterhadap antigen plasma4. Pasca transplantasiorgan5. Pasien dengandefisiensi imunitas

6 jamLeukosit belum

dapat hilangseluruhnya

6. Eritrosit bekuSama seperti indikasi untukeritrosit cucian

6 jam setelahdicairkan

Pembuatan mahal

7. Plasma kering1. Untuk meningkatkanvolume sirkulasi2. Luka bakar

8 tahunUmur 3 jam setelah

dicairkan

8.Plasma bekuSegar

Defisiensi faktorpembekuan sepertihemofilia, pasca transfusemasif, kelebihan dosiscoumarin dan ntikoagulanindandione

Harus segeradipakai setelah

dicairkan

Page 36: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

24

No. Bentuk Darah IndikasiMasa

SimpanKeterangan

9.KonsentrasiFraksi Proteinplasma

Sama dengan indikasiplasma kering

2 tahunTidak mengandung

fibrinogen

10. Albumin Hipoalbuminemia3 jam setelah

preparasi

11. Fibrinogen Afibrinogenemia3 jam setelah

preparasi12. Kripresipitat Defisiensi faktor VII

13.Faktor VIIIkering

Hemofilia3 jam setelah

preparasi

14.KonsentratTrombosit

Trombositopenia karenaberbagai macam sebab

2-3 hari

Sumber: James, D.C., 1981. Blood Transfusion and Notes on Realted Aspects of

Blood Clotting and Heamoglobinopathies. In: James, D.C., Scientific Foundation of

Anesthesia. London :WB Saunders, 375-91.23

8. Pemeriksaan Golongan Darah Donor

Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3

dari 4 golongan darah dalam sistem AB0 pada tahun 1900 dengan cara

memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana

ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para

donor.

Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B,

dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak

memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah 0). Kesimpulannya ada dua

macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B,

atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan 0.

Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih

kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901.

Page 37: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

25

Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara

bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan

antibodi.21 sedangkan menurut sistem AB0, golongan darah dibagi menjadi 4

golongan seperti yang tertera pada Tabel 2.2.

Untuk menentukan golongan darah seseorang tidak diperlukan biaya

yang besar dan relatif mudah karena hanya memerlukan beberapa tetes dari

sampel darah. Sebuah serum anti-A dicampur de darah. Serum lainnya dengan

anti-B dicampurkan pada sisa sampel. Penilaian dilakukan dengan

memperhatikan apakan ada penggumpalan pada salah satu sampel darah

tersebut. Sebagai contoh, apabila sampel darah yang dicampur serum anti-A

tersebut menggumpal namun tidak menggumpal pada sampel darah yang

dicampur serum ant i-B maka antigen A ada pada sampel darah tersebut. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa sampel darah tersebut diambil dari orang

dengan golongan darah A (Palomar College Behavioral Sciences Department,

2009).

Tabel 2.2. Pembagian Golongan Darah Sistem ABO

GolonganDarah

Antigen A Antigen BAntibodiAnti-A

AntibodiAnti-B

A + - - +

B - + + -

0 - - + +

AB + + - -

Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia

dibedakan atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang dengan

Page 38: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

26

Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan

reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan

anti-Rh (antibodi Rh). Kelompok satunya lagi adalah kelompok orang dengan Rh

negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan

dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan

anti-Rh (antibodi Rh).

Menurut Landsteiner24 golongan darah Rh ini termasuk keturunan

(herediter) yang diatur oleh satu gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu R dan r. R

dominan terhadap r sehingga terbentuknya antigen-Rh ditentukan oleh gen

dominan R. Orang Rh+ mempunyai genotip RR atau Rr, sedangkan orang Rh-

mempunyai genotip rr.

9. Resiko Penularan Infeksi

a. Pendahuluan

Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung

pada berbagai hal, antara lain prevalensi penyakit di masyarakat, keefektifan

skrining yang digunakan, status imun resipien dan jumlah donor tiap unit

darah. Penularan penyakit terutama timbul pada saat window period yaitu

periode segera setelah infeksi dimana darah donor sudah infeksius tetapi hasil

skrining masih negatif.25,26

b. Transmisi HIV

Penularan HIV melalui transfusi darah pertama kali diketahui pada

akhir tahun 1982 dan awal 1983. Pada tahun 1983 Public Health Service

(Amerika Serikat) merekomendasikan orang yang berisiko tinggi terinfeksi

HIV untuk tidak menyumbangkan darah. Bank darah juga mulai menanyakan

Page 39: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

27

kepada donor mengenai berbagai perilaku berisiko tinggi, bahkan sebelum

skrining antibodi HIV dilaksanakan, hal tersebut ternyata telah mampu

mengurangi jumlah infeksi HIV yang ditularkan melalui transfusi.

Berdasarkan laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

selama 5 tahun pengamatan, hanya mendapatkan 5 kasus HIV/tahun yang

menular melalui transfusi setelah dilakukannya skrining antibodi HIV pada

pertengahan maret 1985 dibandingkan dengan 714 kasus pada 1984.

Untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui transfusi, bank darah

mulai menggunakan tes antigen p24 pada tahun 1995. Setelah kurang lebih 1

tahun skrining, dari 6 juta donor hanya 2 yang positif.26

c. Penularan Hepatitis B dan C

Penggunaan skrining antigen permukaan hepatitis B pada tahun

1975 menyebabkan penurunan infeksi hepatitis B yang ditularkan

melalui transfusi, sehingga saat ini hanya terdapat 10% yang menderita

hepatitis pasca transfusi. Makin meluasnya vaksinasi hepatitis B

diharapkan mampu lebih menurunkan angka penularan virus hepatitis B.

Meskipun penyakit akut timbul pada 35% orang yang terinfeksi, tetapi

hanya 1-10% yang menjadi kronis26

Transmisi infeksi virus hepatitis non-A non-B sangat berkurang

setelah penemuan virus hepatitis C dan dilakukannya skrining anti-HCV.

Risiko penularan hepatitis C melalui transfusi darah adalah 1:103.000

transfusi. Infeksi virus hepatitis C penting karena adanya fakta bahwa

85% yang terinfeksi akan menjadi kronik, 20% menjadi sirosis dan 1-5%

menjadi karsinoma hepatoselular. Mortalitas akibat sirosis dan karsinoma

hepatoselular adalah 14,5% dalam kurun waktu 21-28 tahun. Prevalensi

Page 40: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

28

hepatitis B di Indonesia adalah 3-17% dan hepatitis C 3,4% sehingga

perlu dilakukan skrining hepatitis B dan C yang cukup adekuat.27,28

d. Penularan Syphilis

Syphilis dapat menular kepada orang lain selain melalui hubungan

seks yaitu melalui transfusi darah. Penularan sifilis di Kanada telah

berhasil dihilangkan dengan penyeleksian donor yang cukup hati-hati dan

penggunaan tes serologis terhadap penanda sifilis. Indonesia syphilis

dikenal dengan nama penyakit raja singa.29

10 Kontaminasi Darah Donor

a. Kontaminasi Bakteri

Kontaminasi bakteri mempengaruhi 0,4% konsentrat sel darah merah

dan 1-2% konsentrat trombosit. Kontaminasi bakteri pada darah donor dapat

timbul sebagai hasil paparan terhadap bakteri kulit pada saat pengambilan

darah, kontaminasi alat dan manipulasi darah oleh staf bank darah atau staf

rumah sakit pada saat pelaksanaan transfusi atau bakteremia pada donor saat

pengambilan darah yang tidak diketahui.5, 29

Jumlah kontaminasi bakteri meningkat seiring dengan lamanya

penyimpanan sel darah merah atau plasma sebelum transfusi. Penyimpanan

pada suhu kamar meningkatkan pertumbuhan hampir semua bakteri.

Beberapa organisme, seperti Pseudomonas tumbuh pada suhu 2-6°C dan

dapat bertahan hidup atau berproliferasi dalam sel darah merah yang

disimpan, sedangkan Yersinia dapat berproliferasi bila disimpan pada suhu

4°C. Stafilokokus tumbuh dalam kondisi yang lebih hangat dan berproliferasi

dalam konsentrat trombosit pada suhu 20-40°C. Oleh karena itu, risiko

meningkat sesuai dengan lamanya penyimpanan. Gejala klinis akibat

Page 41: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

29

kontaminasi bakteri pada sel darah merah timbul pada 1 : 1 juta unit

transfusi. Risiko kematian akibat sepsis bakteri timbul pada 1 : 9 juta unit

transfusi sel darah merah. Di Amerika Serikat selama tahun 1986-1991,

kontaminasi bakteri pada komponen darah sebanyak 16%; 28% di

antaranya berhubungan dengan transfusi sel darah merah. Risiko

kontaminasi bakteri tidak berkurang dengan penggunaan transfusi darah

autolog.28

b. Kontaminasi parasit

kontaminasi parasit dapat timbul hanya jika donor menderita

parasitemia pada saat pengumpulan darah. Kriteria seleksi donor berdasarkan

riwayat bepergian terakhir, tempat tinggal terdahulu, dan daerah endemik,

sangat mengurangi kemungkinan pengumpulan darah dari orang yang

mungkin menularkan malaria, penyakit Chagas atau Leismaniasis. Di Kanada

dan Amerika Serikat penularan penyakit Chagas melalui transfusi sangat

jarang. Sedangkan resiko penularan malaria di Kanada diperkirakan 1 :

400.000 unit konsentrat sel darah merah, di Amerika Serikat 1 : 4 juta unit

darah, sedangkan di Irlandia saat ini tidak ada laporan mengenai penularan

malaria melalui transfusi darah.28,25

Page 42: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

30

D. Kerangka Teori

Keterangan :

Variabel Independen

Variabel Dependen

DonorDarah

Pengetahuan

Pengambilan darahdonor

Pemeriksaangolongan darah

Pengelolaandarah

Skrining ataupemeriksaan uji saring

Syarat-syarat teknismenjadi donor darah

Resiko PenularanInfeksi

Syarat-syarat TeknisMenjadi Donor Darah

Indikasi Pemberian Darah danKomponen Darah

Kontaminasi DarahDonor

Sikap KarakteristikSosiodemografi

JenisKelamin

Usia

Agama

Pendidikan

Suku

Keterlibatanorganisasi, dll

TRANSFUSIDARAH

Page 43: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

31

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep mengenai hubungan pengetahuan dan

sikap tentang donor darah dengan riwayat mendonor darah akan diuraikan, dimana

variabel independen pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan karakteristik

sosiodemografi mahasiswa FK Unismuh angkatan 2010, 2011, dan 2012 dan variabel

dependen pada penelitian ini adalah pernah atau tidak pernah mendonorkan darah.

B. Hipotesis

1. Hipotesis Nol (H0)

Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap tentang

donor darah dengan tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK Unismuh. Serta

tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik sosisodemografi

Page 44: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

32

responden dengan tindakan responden tersebut untuk melakukan suatu transfusi

darah.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap tentang donor

darah dengan tindakan berdonor darah pada mahasiswa yang pernah mendonorkan

darah ataupun tidak pernah mendonorkan darahya. Serta hal ini juga memiliki

hubungan yang signifikan dengan karakteristik responden baik itu dari jenis

kelamin, usia, maupun suku/asal daerah dengan tindakan berdonor darah

Page 45: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

33

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penentuan lokasi akan dilakukan dalam wilayah

Kotamadya Makassar, di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar dengan penentuan responden terhadap beberapa karakteristik responden

seperti jenis kelamin, usia, maupun suku/asal daerah yang berbeda sehingga

diperoleh persepsi yang beragam antar sampel bergantung dari kategori yang telah

ditentukan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dengan mengusulkan judul penelitian,

penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, konsultasi dengan

pembimbing, merancang kuesoner, pelaksanaan penelitian sampai dengan

penyusunan laporan akhir yang dimulai dari pertengahan bulan September tahun

2013 dan diharapkan selesai awal bulan Januari tahun 2014.

B. Metode Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah “Cross sectional study” yaitu dilakukan

dengan cara pengumpulan data sekaligus dalam satu waktu, untuk mengetahui

perbedaan pengetahuan dan sikap tentang donor darah antara mahasiswa yang pernah

mendonorkan darah dan tidak pernah mendonorkan darah yang juga dihubungankan

dengan karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, maupun suku/asal daerah

dengan riwayat mendonorkan darah.

Page 46: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

34

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan

karakteristik sosiodemografi mahasiswa FK Unismuh angkatan 2010, 2011, dan

2012 sedangkan variabel tergantungnya adalah pernah atau tidak pernah

mendonorkan darah.

2. Definisi Operasional

a. Mahasiswa FK Unismuh angkatan 2012, 2011, dan 2010

Definisi : Mahasiswa FK Unismuh angkatan 2010, 2011, dan 2012 adalah

seluruh mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan perkuliahan pada tahun

2013 di Fakultas Kedokteran Unismuh.

Cara ukur : Dengan cara mengisi kuesoner berdasarkan jawaban yang

diberikan responden kepada peneliti.

Alat ukur : Kuesoner

Skala pengukuran : Ordinal

Hasil ukur :

a. 2010

b. 2011

c. 2012

b. Jenis kelamin

Definisi : Jenis kelamin adalah jenis kelamin yang diakui oleh responden

yaitu Mahasiswa aktif FK Unismuh angkatan 2010, 2011, dan 2012

Cara ukur : Dengan cara mengisi kuesoner berdasarkan jawaban yang

diberikan responden kepada peneliti.

Page 47: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

35

Alat ukur : Kuesoner

Skala pengukuran : Nominal

Hasil ukur :

a. Laki-laki

b. Perempuan

c. Usia

Definisi : Usia adalah usia yang diakui oleh responden yaitu Mahasiswa aktif

FK Unismuh angkatan 2010, 2011, dan 2012

Cara ukur : Dengan cara mengisi kuesoner berdasarkan jawaban yang

diberikan responden kepada peneliti.

Alat ukur : Kuesoner

Skala pengukuran : Rasio

Hasil ukur :

a. < 20

b. 20

c. > 20

d. Suku

Definisi : Suku adalah suku bangsa responden yaitu Mahasiswa aktif FK

Unismuh angkatan 2012, 2011, dan 2010.

Cara ukur : Dengan cara mengisi kuesoner berdasarkan jawaban yang

diberikan responden kepada peneliti.

Alat ukur : Kuesoner

Skala pengukuran : Nominal

Hasil ukur :

a. Bugis

Page 48: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

36

b. Makassar

c. Dll

e. Tindakan Berdonor Darah

Definisi : Tindakan mendonorkan darah adalah status aksi donor darah

responden yaitu Mahasiswa aktif FK Unismuh angkatan 2010, 2011, dan

2012

Cara ukur : Dengan cara mengisi kuesoner berdasarkan jawaban yang

diberikan responden kepada peneliti.

Alat ukur : Kuesoner

Skala pengukuran : Nominal

Hasil ukur :

a. Pernah yaitu responden pernah mendonorkan darahnya

b. Tidak pernah yaitu responden yang tidak pernah mendonorkan

darahnya

f. Pengetahuan tentang Donor Darah

Definisi : Apa yang diketahui oleh Mahasiswa FK Unismuh tentang

gambaran ketersediaan darah di UTD PMI Cabang Makassar, golongan darah

mayoritas penduduk Indonesia, pengertian donor darah, pengertian donor

pengganti, volume darah yang diambil sekali donor darah, frekuensi donor

darah, skrining darah donor, pemberian terapi transfusi darah, kegunaan

berdonor darah, serta beberapa mitos-mitos tentang donor darah.

Cara ukur : Dengan cara mengisi kuesoner berdasarkan jawaban yang

diberikan responden kepada peneliti. kuesoner yang diberikan berisi 12,

terdiri dari 2 jenis, yaitu delapan nomor pertanyaan tertutup dengan 3

alternatif jawaban dan empat nomor penyataan dengan alterntif jawaban

Page 49: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

37

setuju atau tidak setuju. Tiga alternatif jawaban tersebut terdiri dari dua

jawaban yang salah dan satu jawaban benar. Apabila jawaban responden

benar, akan diberi nilai 1, bila jawaban responden salah diberi nilai 0. Dengan

demikian, skor tertinggi adalah 12.

Alat ukur : Kuesoner

Skala pengukuran : Ordinal

Hasil ukur :

a. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar >

75% dari nilai tertinggi, yaitu skor > 9

b. Tingkat pengetahuan cukup, apabila jawaban responden benar

antara 56-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 7-9

c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila jawaban responden benar

antara <56% dari nilai tertinggi, yaitu skor <7

g. Sikap tentang Donor Darah

Definisi : Tanggapan ataupun respon Mahasiswa FK Unismuh terhadap

pernyataan hipotesis yang berhubungan dengan donor darah.

Cara ukur : Dengan cara mengisi kuesoner berdasarkan jawaban yang

diberikan responden kepada peneliti. Kuesioner yang diberikan terdiri dari 14

pernyataan hipotesis, 7 pernyataan hipotesis untuk mahasiswa yang pernah

mendonorkan darah dan 7 pernyataan hipotesis untuk mahasiswa yang tidak

pernah mendonorkan darah. Tidak dilakukan skoring pada pernyataan 1 dan

2. Untuk pernyataan 3-7, diberikan 5 alternatif jawaban yaitu : Sangat Setuju

(SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Ragu-Ragu (RR) diberi nilai 2,

Tidak Setuju (TS) diberi nilai 1, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 0.

Dengan demikian, jumlah skor tertinggi adalah 20.

Page 50: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

38

Alat ukur : Kuesoner

Skala pengukuran : Ordinal

Hasil ukur :

a. Sikap Positif, bila jawaban responden benar ≥ 80% dari nilai

tertinggi, yaitu skor ≥ 16

b. Sikap Negatif, bila jawaban responden benar antara < 80% dari

nilai tertinggi, yaitu skor < 16

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesoner. Kuesoner ini disusun secara terstruktur dimana responden diminta

untuk memilih jawaban yang paling benar dan sesuai menurut responden.

Kuesoner pada penelitian ini merupakan modifikasi dari kuesoner penelitian

sebelumnya, dan juga disusun sendiri oleh peneliti dimana kuesoner itu juga

dihubungankan dengan karakteristik sosiodemografi reponden, dan bebeapa

pertanyaan untuk menilai pengetahuan dan sikap responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung atau penunjang dari data

primer, khususnya yang memiliki relevansi dengan topik penelitian yang dibahas.

Data sekunder diperoleh dari data berupa jumlah mahasiswa dan absensi

kehadiran mahasiswa di FK Unismuh Makassar.

3. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan adalah kuesoner, berupa data diri responden

Page 51: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

39

dan pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap responden tentang donor darah

dengan tindakan berdonor darah

4. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada kegiatan penelitian yang dilakukan

meliputi dua tahapan, yaitu :

a. Tahap persiapan

Mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ini

seperti izin penelitian, koordinasi dengan Universitas Muhammadiyah

Makassar, serta bagian tata usaha yang akan membantu dalam pengumpulan

data sekunder.

b. Tahap pelaksanaan

- Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama satu minggu

- Sampel yang di gunakan semua mahasiswa FK Unismuh yang di pilih

secara acak.

- Mahasiswa yang terpilih sebagai sampel dibagi dalam 3 Angkatan.

- Tiap-tiap Angkatan akan dibagikan kuesoner

- Lakukan penilaian terhadap hasil post test untuk membandingkan tingkat

pengetahuan dan sikap mahasiswa yang dihubungkan dengan

karakteristik sosiodemografi responden.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif angkatan

2010, 2011, dan 2012 di FK Unismuh. Populasi pada penelitian ini berjumlah 280

orang.

Page 52: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

40

2. Perhitungan dan Besar Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa FK Unismuh

angkatan 2012, 2011, dan 2010.

Menurut Notoadmojo (2004) perhitungan jumlah sampel dilakukan

dengan menggunakan rumus:

n ≥ N1 + N (d²)Keterangan :

- n = Jumlah sampel

- N = Besar populasi

- d = Derajat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 0,05

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat

ketepatan relatif adalah sebesar 5%.

Berdasarkan rumus diatas, maka :

n ≥ 2801 + 280 (0,05²)≥ 164.1 ≈ 165 orang

Sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar ± 165 mahasiswa

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Stratified

Proportional Random Sampling. Sampel tersebut didistribusikan merata pada

Mahasiswa FK Unismuh :

- Mahasiswa/i stambuk 2010 : 95/280 x 165 = 58,5 = 55 orang

- Mahasiswa/i stambuk 2011 : 97/280 x 165 = 58,5 = 57 orang

- Mahasiswa/i stambuk 2012 : 93/280 x 165 = 53 orang

Page 53: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

41

3. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah hal-hal yang harus ada pada seseorang agar

dapat menjadi responden. Kriteria inklusi penelitian ini adalah:

- Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar angkatan 2012, 2011, dan 2010

b. Kriterian Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah hal-hal yang tidak boleh ada pada seseorang

yang akan menjadi responden. Kriteria eksklusi harus didasari oleh kriteria

inklusi. Adapun kriteria eksklusi penelitian ini adalah:

- Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden

- Mahasiswa yang tidak hadir dalam penelitian

- Mahasiswa yang mengisi data kuesioner tidak lengkap

- Mahasiswa yang tidak mengembalikan kuesioner penelitian.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah ada hasil dari pengumpulan data secara

kuesioner. Data yang diperoleh dari setiap sampel akan dimasukkan ke dalam

komputer oleh peneliti. Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan, yaitu:

a. Editing

Editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban. Editing dilakukan di

lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau ketidaksengajaan kesalahan

pengisian dapat segera dilengkapi atau disempurnakan. Editing dilakukan

dengan cara memeriksa kelengkapan data, mamperjelas serta melakukan

Page 54: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

42

pengolahan terhadap data yang dikumpulkan.

b. Coding

Coding yaitu memberikan kode angka pada atribut variabel agar lebih

memudahkan dalam analisa data. Coding dilakukan dengan cara

menyederhanakan data yang terkumpul dengan cara memberi kode atau

simbol tertentu.

c. Entry

Entry yaitu kegiatan memasukan data dari hasil kuesioner ke dalam

komputer setelah kuesioner terisi semua dengan menggunakan program

statistik.

d. Cleaning

Cleaning yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

Kemudian data disimpan pada proses saving dan terakhir adalah analysis

data dengan program SPSS.

2. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh berupa karakteristik responden, riwayat mendonorkan

darah, pengetahuan dan sikap tentang donor darah akan dianalisis dengan

menggunakan program SPSS (Statistic Package Social Science) 18.0.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi, baik

variabel bebas, variabel terikat dan karakteristik responden.

b. Analisis Bivariat

Analisi bivariat dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan

yang signifikan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat.

Page 55: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

43

Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan

(nilai p), yaitu :

1) Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis alternatif ditolak.

2) Jika nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis alternatif diterima.

G. Alur Penelitian

Gambar 2.3. Alur Penelitian

H. Etika Penelitian

1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada instansi sebagai

permohonan izin untuk melakukan penelitian.

2. Subyek penelitian terlebih dahulu diberikan pengantar tentang prosedur

penelitian dan dimintai persetujuannya.

3. Setiap subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaan

identitasnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian

yang akan dilakukan.

Rumusan

masalah

Identifikasi

variabel

Penentuan

subjek/responden

penelitian (populasi

dan sampel)

Kriteria

inklusi

dan

Eksklusi

Pengumpulan

data sampel

Pengolahan

dan analisis

data

Hasil

penelitianKesimpulan

Page 56: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

44

BAB V

HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang berada di

negara indonesia yang beribukota di Makassar terletak antara 0°12‟ - 8° Lintang

Selatan dan 116°48‟ - 122°36‟ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Provinsi

Sulawesi Barat di sebelah utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di sebelah

timur, batas sebelah barat dan timur masing-masing adalah Selat Makassar dan Laut

Flores.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 45.519,24 km2

yang secara

administrasi pemerintahan terbagi menjadi 21 kabupaten dan 3 kota, dengan 304

kecamatan dan 2.953 desa/kelurahan. Terdapat kurang lebih 123 Universitas di

Provinsi Sulawesi Selatan yang tersebar di setiap kabupaten/kota. Satu diantaranya

yang dijadikan sebagai tempat pengambilan sampel penelitian ini adalah Universitas

Muhammadiyah Makassar

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2010, 2011 dan 2012. Variabel yang diteliti

dalam penelitian ini adalah hubungan pengetahuan dan sikap tentang donor darah

dengan tindakan berdonor darah Adapun data yang diperoleh sebagai berikut :

Page 57: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

45

1. Analisis Univariat

a. Angkatan

Pada tabel 5.1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok

angkatan

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan

Angkatan n Persen (%)

2010 55 33,3

2011 57 34,5

2012 53 32,1

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar,angkatan 2010, 2011 dan 2012

Pada tabel di atas diketahui distribusi responden berdasarkan

kelompok angkatan 2010 adalah 55 mahasiswa (33,3%), frekuensi angkatan

2011 adalah 57 mahasiswa (34,5%), dan frekuensi angkatan 2012 adalah 53

mahasiswa (32,1 %)

b. Jenis Kelamin

Pada tabel 5.2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok jenis

kelamin.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n Persen (%)

Laki-laki 41 24,8

Perempuan 124 75,2

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar,angkatan 2010 dan 2012

Page 58: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

46

Pada tabel di atas diketahui distribusi responden berdasarkan

kelompok jenis kelamin laki-laki adalah 41 mahasiswa (24,8%) sedangkan

perempuan adalah 124 mahasiswa (75,2%).

c. Umur

Pada tabel 5.3 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok

umur

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Umur n Persen (%)

<20 43 26,1

20 69 41,8

>20 53 32,1

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar,angkatan 2010, 2011 dan 2012

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan kelompok umur yang terbanyak adalah pada umur 20 tahun

yaitu sebanyak 69 mahasiswa (41,8%), <20 tahun 43 mahasiswa (26,1%) dan

>20 tahun 32,1%)

d. Berat Badan

Pada tabel 5.4 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok berat

badan.

Page 59: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

47

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan

Berat Badan (Kg) n Persen (%)

<45 37 22,4

>45 128 77,6

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar,angkatan 2010 dan 2012

Pada tabel di atas diketahui distribusi responden berdasarkan

kelompok Berat Badan <45 kg adalah 37 mahasiswa (22,4%) sedangkan >45

kg adalah 128 mahasiswa (77,6%).

e. Suku

Pada tabel 5.5 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok suku

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku

Suku n Persen (%)

Bugis 86 52,1

Makassar 44 26,7

Lain-lain 35 21,2

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar,angkatan 2010 dan 2012

Pada tabel diatas diketahui distribusi responden berdasarkan

kelompok suku Bugis adalah 86 mahasiswa (52,1%), Makassar adalah 44

mahasiswa (26,7%), dan suku lain-lain adalah 35 mahasiswa (21,2 %).

Page 60: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

48

f. Tingkat Pengetahuan

Pada tabel 5.6 menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat

pengetahuan

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan n Persen (%)

Baik 20 12,1

Cukup 94 57,0

Kurang 51 30,9

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar,angkatan 2010, 2011 dan 2012

Pada tabel di atas diketahui distribusi responden berdasarkan tingkat

pengetahuan yang dikategorikan baik adalah sebanyak 20 mahasiswa

(12,1%), cukup 94 mahasiswa (57,0%), dan yang berpengetahuan kurang

adalah 51 mahasiswa (30,9%).

g. Sikap

Pada tabel 5.7 menunjukkan distribusi responden berdasarkan sikap.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap n Persen (%)

Positif 119 72,1

Negatif 46 27,9

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar,angkatan 2010, 2011 dan 2012

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan positif

Page 61: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

49

memiliki persentase yang lebih besar yaitu 119 mahasiswa (72,1%),

sedangkan sikap kategori negatid sebanyak 46 mahasiswa (27,9%).

h. Status Donor, Motivasi Berdonor, dan Alasan Responden Menolak Berdonor

Darah

Pada Tabel 5.8 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok

Status Donor

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Donor

Status Donor n Persen (%)

Pernah 34 20,6

Tidak Pernah 132 79,4

Total 165 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar angkatan 2010, 2011 dan 2012

Pada tabel di atas diketahui distribusi responden berdasarkan

kelompok status donor adalah 34 mahasiswa (20,6%), sedangkan yang tidak

pernah mendonor adalah 131 mahasiswa (79,4%).

Motivasi responden untuk berdonor darah berbeda-beda begitupun

alasan mengapa responden menolak untuk berdonor darah, data lengkap

distribusi frekuensi motivasi responden berdonor darah dan dilihat pada tabel

5.9 dan tabel 5.10 secara berturut-turut.

Page 62: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

50

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Motivasi responden Berdonor Darah

Motivasi n Persen (%)

Karena promosi kesehatan publik 2 5,9Tertarik untuk mencoba atau iseng 8 23,5Diwajibkan sebagai anggota suatu organisasi atau instansi 8 23,5Tertarik untuk mendapatkan hasil pemeriksaan darah /skrining darah

4 11,8

Keluarga atau saudara Anda mebutuhkan transfusi darah 5 14,7Karena perasaan iba terhadap pasien 7 20,6

Total 34 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

angkatan 2010, 2011 dan 2012

Dari tabel 5.9 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar

responden berdonor darah adalah karena tertarik untuk mencoba atau iseng

dan karena diwajibkan sebagai anggota suatu organisasi atau instansi yaitu

sebanyak 8 mahasiswa (23,5%).

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Alasan Responden Menolak Berdonor Darah

Alasan n Persen (%)

Tidak memiliki kriteria donor 53 40,5Tidak tahu bagaimana menjadi donor 7 5,3Tidak pernah ada anggota keluarga atau teman yangmemerlukan darah

6 4,6

Takut terinfeksi 16 12,2Takut terhadap jarum 16 12,2Takut akan efek samping donor darah 12 9,2Lain-lain 21 16,0

Total 131 100,0

Sumber : Kuesioner mahasiwa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

angkatan 2010, 2011 dan 2012

Page 63: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

51

Dari tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi alasan terbesar

responden belum atau tidak berdonor darah adalah karena tidak memiliki

kriteria berdonor darah yaitu sebanyak 53 mahasiswa (40,5%)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen. Untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang donor darah dengan tindakan berdonor

darah pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

a. Hubungan jenis kelamin dengan tindakan berdonor darah

Tabel 5.11 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Tindakan Berdonor Darah

Jenis Kelamin

STATUS DONOR

TOTAL P

OR

(CI 95%)Pernah Tidak Pernah

N % N % N %

<0.0016,276

(2,771 – 14,212)Laki-Laki 19 46,3 22 53,7 41 100

Perempuan 15 12,1 109 87,9 124 100

TOTAL 34 20,6 131 79,4 165 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah laki-laki yang pernah

berdonor darah sebanyak 19 mahasiswa (46,3%) dan yang tidak pernah berdonor

darah sebanyak 22 mahasiswa (53,7%). Sedangkan jumlah perempuan yang

pernah mendonorkan darahnya adalah sebanyak 15 mahasiswa (12,1%) dan yang

tidak pernah mendonorkan darahnya adalah 109 mahasiswa (87,9%). Adapun

hasil uji statistik Chi square menunjukkan bahwa p = 0,000 (<0,05) Ho ditolak

Page 64: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

52

artinya terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tindakan berdonor pada

mahasiswa.

b. Hubungan umur dengan tindakan berdonor darah

Tabel 5.12 Hubungan Umur Dengan Tindakan Berdonor Darah

Umur

STATUS DONORTOTAL

Pernah Tidak Pernah P

n % n % n %

>20 14 26,4 39 73,6 53 100

0.19520 15 21,7 54 78,3 99 100

<20 5 11,6 38 88,4 43 100

TOTAL 34 20,6 131 79,4 165 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa usia >20 tahun yang pernah

berdonor darah sebanyak 14 mahasiswa (26,4%) dan yang tidak pernah berdonor

darah sebanyak 39 mahasiswa (73,6%), usia 20 tahun yang pernah berdonor darah

adalah 15 mahasiswa (21,7%) dan yang tidak pernah berdonor darah adalah 54

mahasiswa (78,3%), sedangkan usia <20 tahun yang pernah berdonor darah

adalah 5 mahasiswa (11,6%) dan yang tidak pernah berdonor darah adalah 38

mahasiswa (88,4%). Adapun hasil uji statistik Chi square menunjukkan bahwa p

= 0,195 (>0,05) sehingga Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan antara

umur dengan tindakan berdonor pada mahasiswa.

c. Hubungan suku dengan tindakan berdonor darah

Page 65: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

53

Tabel 5.13 Hubungan Suku Dengan Tindakan Berdonor Darah

Suku

STATUS DONORTOTAL

Pernah Tidak Pernah P

n % n % n %

Bugis 18 20,9 68 79,1 86 100

0.993Makassar 9 20,5 35 79,5 44 100

Lain-Lain 7 20,0 28 80,0 35 100

TOTAL 34 20,6 131 79,4 165 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa suku Bugis yang pernah berdonor

darah sebanyak 18 mahasiswa (20,9%) dan yang tidak pernah berdonor darah

sebanyak 68 mahasiswa (79,1%), suku Makassar yang pernah berdonor darah

adalah 15 mahasiswa (21,7%) dan yang tidak pernah berdonor darah adalah 54

mahasiswa (78,3%), sedangkan usia <20 tahun yang pernah berdonor darah

adalah 5 mahasiswa (11,6%) dan yang tidak pernah berdonor darah adalah 38

mahasiswa (88,4%). Adapun hasil uji statistik Chi square menunjukkan bahwa p

= 0,993 (>0,05) sehingga Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan antara suku

dengan tindakan berdonor pada mahasiswa.

d. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan berdonor darah

Tabel 5.14 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan TindakanBerdonor Darah

Tingkat

Pengetahuan

STATUS DONORTOTAL

Pernah Tidak Pernah P

n % n % n %

Baik 2 10,0 18 90,0 20 100

0.286Cukup 23 24,5 71 75,5 94 100

Kurang 9 17,6 42 82,4 51 100

TOTAL 34 20,6 131 79,4 165 100

Page 66: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

54

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang berpengetahuan baik dan

pernah berdonor darah adalah 2 mahasiswa (10,0%) dan yang tidak pernah

berdonor darah sebanyak 18 mahasiswa (90,0%), mahasiswa yang

berpengetahuan cukup dan pernah berdonor darah adalah 23 mahasiswa (24,5%)

dan yang tidak pernah berdonor darah adalah 71 mahasiswa (75,5%), sedangkan

mahasiswa yang berpengetahuan kurang dan pernah berdonor darah adalah 9

mahasiswa (18,4%) dan yang tidak pernah berdonor darah adalah 42 mahasiswa

(82,4%). Adapun hasil uji statistik Chi square menunjukkan bahwa p = 0,286

(>0,05) sehingga Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan tindakan berdonor pada mahasiswa.

e. Hubungan Sikap Dengan Tindakan Berdonor Darah

Tabel 5.15 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Berdonor Darah

Sikap

STATUS DONORTOTAL P

OR

(CI 95%)Pernah Tidak Pernah

N % N % N %

0.0018,092

(1.853 -35,330)Positif 32 26.9 87 73.1 119 100

Negatif 13 14.4 74 85.2 46 100

TOTAL 34 20,6 131 79,4 165 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang bersikap Positif dan pernah

berdonor darah adalah 32 mahasiswa (26,9%) dan yang tidak pernah berdonor

darah sebanyak 87 mahasiswa (73,1%), sedangkan mahasiswa yang bersikap

negatif namun pernah berdonor darah adalah 13 mahasiswa (14,4%) dan yang

tidak pernah berdonor darah adalah 74 mahasiswa (85,2%). Adapun hasil uji

Page 67: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

55

statistik Chi square menunjukkan bahwa p = 0,006 (<0,05) sehingga Ho ditolak

artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan berdonor pada

mahasiswa.

Page 68: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

56

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur

dan suku. Responden dalam penelitian ini berjumlah 165 mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Responden yang didapat

merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

B. Hubungan Jenis Kelamin dengan Tindakan Berdonor Darah

Dilihat dari jenis kelamin, diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak

daripada responden perempuan. Jumlah responden laki-laki yang mendonor adalah 19

dari 41 mahasiswa, sedangkan jumlah responden perempuan yang mendonor hanya 15

dari 124 mahasiswa. Hal ini karena, perempuan biasanya memiliki rasa takut terhadap

jarum suntik ataupun darah, dan ada beberapa keadaan bahwa perempuan tidak dapat

mendonorkan darah yaitu ketika sedang haid, hamil, dan menyusui, selain itu, wanita

banyak menderita anemia sehingga tidak dapat mendonorkan darah.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Janice30 yang menyatakan bahwa

lebih banyak responden laki-laki (59,6%) yang pernah mendonorkan darah dibanding

perempuan. Hal ini dapat terjadi karena banyak wanita yang tidak memenuhi kriteria

berdonor darah baik dari segi berat badan maupun kecenderungan mengalami anemia.

Menurut Mildvan yang dikutip dari Janice30 bahwa perempuan memiliki

kecenderungan 71% mengalami anemia daripada laki-laki. Donor darah bagi penderita

anemia dapat membahayakan kesehatan pendonor.

Page 69: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

57

C. Hubungan Umur dengan Tindakan Berdonor Darah

Berdasarkan hasil penelitian, umur responden bervariasi antara 18 – 23 tahun,

dan terdapat satu responden yang berusia 24 dan 27 tahun. Kategori umur responden

ini dibagi menjadi tiga yaitu kurang dari 20 tahun, 20 tahun, dan lebih dari 20 tahun.

Rata-rata usia responden adalah 20 tahun dengan jumlah 69 mahasiswa.

Umur minimum untuk mendonorkan darah adalah 18 tahun dan umur

maksimum untuk mendonorkan darah adalah 60 tahun karena pada umur dibawah 17

tahun tersebut membutukan zat besi yang tinggi sedangkan pengambilan darah pada

umur 60 tahun ke atas berbahaya bagi pendonor karena meningkatnya insiden

penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular pada umur lanjut.21

Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara umur

dengan tindakan berdonor darah responden dimana nilai P > 0,05. Hal ini bisa

disebabkan karena keterbatasan umur responden yang rata-rata berusia 20 tahun. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Asri31, hanya menjelaskan distribusi dari umur

responden dan tidak menjelaskan hubungan antara umur dengan tindakan berdonor

darah.

D. Hubungan Suku dengan Tindakan Berdonor Darah

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden terbanyak bersuku

Bugis yaitu 18 mahasiswa dari total 86 mahasiswa, kemudian suku Makassar 9

mahasiswa dari 44 mahasiswa, dan suku lain 7 mahasiswa dari 35 mahasiswa. Hal ini

karena lebih dari 50% responden adalah suku Bugis. Selain itu sebagian besar

pendonor darah merupakan anggota dari perkumpulan/organisasi biasa mengadakan

donor darah sebagai salah satu kegiatannya.

Page 70: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

58

Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara suku atau

asal daerah seseorang dengan tindakan berdonor darah dimana nilai P > 0,05. Hal ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Janice bahwa suku Jawa (62,5%)

dan Melayu (52,6%) cenderung lebih banyak yang berdonor darah. Menurut Steele et

al yang dikutip oleh Janice juga menyatakan bahwa ada hubungan antara suku dan

etnis terhadap kemauan mendonorkan darah. Namun, hal ini tidak dapat

digeneralisasikan karena adanya ketidakseimbangan karakteristik suku responden.

Pada penelitian yang dilakukan Janice juga ditemukan adanya signifikansi antara

karakteristik agama responden dengan status donor darah dengan agama Islam. Hal ini

disebabkan pada penelitian tersebut terdapat beragam status agama responden.

Sehingga, sama halnya dengan suka, bahwa hasil tersebut tidak dapar digeneralisasi.30

E. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Berdonor Darah

Pengetahuan responden dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan

beberapa pertanyaan tentang donor darah. Semua pertanyaan tersebut merupakan

pertanyaan dasar yang penting untuk diketahui oleh responden dan masyarakat guna

meningkatkan pengetahuan yang kemudian menjadi dasar untuk menciptakan perilaku

donor darah terutama donor darah sukarela. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan bersifat langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

Sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang

cukup tentang donor darah yaitu 94 mahasiswa (57,0%) atau lebih dari 50% dari

seluruh jumlah responden. Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian

yang dilakukan oleh Janice30, dimana sebagian besar responden yaitu 39,1% memiliki

pengetahuan yang cukup dan hanya sebagian kecil yang berpengetahuan baik. Sama

Page 71: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

59

halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Janice, pada penelitian ini juga kategori

mahasiswa yang berpenegetahuan baik hanya 12,1% bahkan yang pernah berdonor

darah hanya 5,9%. Sehingga berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan

hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

tindakan berdonor darah pada mahasiswa dengan nilai P <0,05.

Pengetahuan seseorang dalam hal ini responden dipengengaruhi oleh beberapa

hal, terutama dalam hal ini sumber informasi yang diterima, berarti secara kualitas

informasi yang diterima responden tentang donor darah baik dari teman, perkumpulan,

media cetak, media elektronik, petugas kesehatan, dsb belum cukup baik.

Pada kerangka konsep penelitian digambarkan bahwa pengetahuan responden

dipengaruhi oleh karakteristik dan sumber informasi yang diterima oleh responden.

Pengetahuan responden akan mempengaruhi bagaimana sikap responden terhadap

donor darah. Menurut Notoatmodjo17, menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki

seseorang sangat bergantung pada informasi yang diterimanya. Bila informasi yang

diterimanya adalah informasi yang salah maka akan menyebabkan kekeliruan dalam

pengetahuan yang bisa menimbulkan terjadinya salah persepsi. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang, maka

dapat disimpulkan bahwa informasi yang diterima responden mengenai donor darah

sudah benar meskipun sumber informasi responden dikategorikan kurang.

F. Hubungan Sikap dengan Tindakan Berdonor Darah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari 50% responden

memiliki sikap yang positif mengenai donor darah. Bahkan 32 mahasiswa dari 34

mahasiswa yang mendonor memiliki sikap positif. Hal ini menunjukkan sikap yang

positif dari sebagian besar responden, dan dari sikap baik ini dapat diketahui bahwa

Page 72: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

60

sebagian besar responden memiliki kesiapan untuk bertindak. Menurut Notoatmodjo13

tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh setelah mendapatkan rangsangan

ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan

seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana

kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Sehingga, secara logis sikap

akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap

dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis.

Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour).

Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan baik itu fasilitas ataupun faktor pendukung dari

berbagai pihak. Sikap positif pada responden ini dapat dikarenakan berbagai

kemungkinan, baik itu karakteristik responden, pengetahuan ataupun motivasi

responden itu sendiri. Dalam penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden

mengenai donor darah dikategorikan cukup, padahal untuk menentukan sikap yang

utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.13

Sehingga, pengetahuan responden yang cukup belum tentu tidak dapat menciptakan

sikap yang positif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Janice30, dimana sebagian besar

responden yaitu 78,1% memiliki tingkat sikap yang baik terhadap donor darah. Sikap

responden yang positif ternyata memiliki hubungan yang signifikan dengan tindakan

mahasiswa dalam berdonor darah, hal ini dapat dilihat bahwa 94,1% dari total

mahasiswa yang pernah berdonor adalah mahasiswa yang memiliki sikap positif

terhadap donor darah. Terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata

diperlukan faktor pendukung, kondisi yang memungkinkan, atau fasilitas. Sikap positif

Page 73: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

61

yang responden miliki harus selalu di dukung agar dapat menjadi suatu tindakan yang

berkesinambungan.

G. Tindakan Donor Darah Responden

Tindakan donor darah responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan

status donor yang dikategorikan menjadi sudah pernah donor darah atau tidak pernah

donor darah. Responden yang tidak pernah donor darah berjumlah 131 mahasiswa

979,4%), sedangkan responden yang pernah donor darah hanya berjumlah 34

mahasiswa (20,6%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

pernah donor darah. Distribusi responden berdasarkan status donor secara lengkap

terdapat pada tabel 5.1.

Dilihat dari segi pengetahuan responden yang cukup dan sikap responden

yang positif pula, diketahui bahwa seharusnya perilaku donor darah responden juga

baik. Namun, hasil penelitian mengenai status donor darah menunjukkan bahwa

sebagian besar responden justru tidak pernah donor darah. Responden yang pernah

donor darah hanya mencapai 20,6% dari keseluruhan responden yaitu 34 orang dari

165 responden. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan seseorang

cukup, dan sikap seseorang positif, belum tentu perilakunya juga akan baik.

Penelitian di Hongkong menunjukkan bahwa meskipun responden

mengetahui kegunaan donor darah dan juga tahu pentingnya darah untuk keselamatan

jiwa pasien, namun masih tidak diketahui alasan mengapa responden yang tidak

pernah donor darah tidak memiliki keinginan untuk donor darah. Kurangnya informasi

tentang darah dan donor darah menyebabkan banyaknya orang yang tidak mau donor

darah, dan alasan itu yang digunakan oleh orang-orang yang tidak pernah donor untuk

membebaskan mereka dari donor darah.32

Page 74: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

62

Perilaku adalah bentuk respon yang sangat bergantung pada karakteristik

maupun faktor internal seperti tingkat kecerdasan, tingkat emosional, dan jenis

kelamin serta faktor eksternal berupa lingkungan, sosial budaya, ekonomi, dan politik

dari orang yang bersangkutan.14 Perilaku juga merupakan fungsi dari niat seseorang

untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatan, dukungan

sosial dari masyarakat sekitar, ada atau tidaknya informasi atau fasilitas kesehatan,

otonomi/keputusan pribadi dan situasi yang memungkinkan.13 Oleh karena itu,

walaupun diberikan stimulus yang sama, namun respon setiap orang dapat berbeda

karena adanya otonomi/keputusan pribadi untuk berperilaku. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa meskipun seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan dan sikap

yang baik, tidak semua orang akan memiliki perilaku yang baik berupa donor darah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di Israel33, dimana dari 400

responden, 100 responden pernah donor darah dan 300 responden tidak pernah donor

darah. Penelitian oleh Marantidou di Yunani34, dari 1600 responden, responden yang

pernah donor hanya 1136 orang. Hal ini menunjukkan masih rendahnya perilaku donor

darah, tidak hanya pada mahasiswa kedokteran, tetapi bahkan di negara lain tingkat

donor darah hanya dilakukan oleh sebagian kecil dari populasi masyarakat yang ada.

Padahal kebutuhan akan darah sudah semakin meningkat. Hasil penelitian ini sedikit

berbeda dengan penelitian di Hong Kong32, dimana dari 3.316 responden, ada sekitar

2.523 (76,1%) merupakan pendonor dan 785 (23,7%) yang bukan merupakan

pendonor. Perbedaan banyaknya jumlah pendonor di setiap negara ini sangat

bergantung pada sistem perekrutan donor darah dan perilaku individu pada negara

tersebut.

Seseorang tentu memiliki alasan untuk mendonorkan darahnya atau

menerapkan perilaku donor darah pada dirinya. Alasan ini menjadi penting karena

Page 75: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

63

membuat orang tersebut mempertahankan perilaku donor darahnya. Penelitian di

Hongkong, pendonor melakukan donor darah karena ingin mendapatkan hasil

pemeriksaan darah (53,1%) atau pemeriksaan/medical check-up gratis (47,3%).32

Pemeriksaan darah/medical check-up gratis inilah yang menjadi alasan untuk

responden donor darah, dimana pemeriksaan darah gratis ini akan membantu pendonor

untuk mengetahui mengenai kesehatannya. Alasan lain adalah karena diwajibkan

sebagai anggota organisasi. Kelompok memiliki kekuatan atas individu sehingga mau

tidak mau individu harus mengikuti standar yang telah ditetapkan dalam kelompok35.

Penelitian di Yunani menunjukkan ada tiga alasan utama yang menjadi pendorong

responden untuk donor darah yaitu ketersediaan darah untuk pendonor di kemudian

hari jika dibutuhkan (85,1%), mendapat cuti kerja (40%) misalnya bidang pelayanan

umum di Yunani memberikan cuti kerja bagi orang yang donor darah, dan

pemeriksaan darah gratis (39,9%) (kolesterol, trigliserida, dan lain-lain).34 Alasan

apapun yang menjadi motif seseorang untuk donor darah dapat dibenarkan sejauh

alasan tersebut bertujuan baik bagi perilaku pendonor itu.

Seseorang juga memiliki alasan menolak donor darah. Penelitian di Yunani

menunjukkan alasan responden yang menolak donor darah adalah karena masalah

kesehatan (37,7%), tidak pernah ditawarkan (21,6%), dan tidak ada orang yang

membutuhkan (20,2%) yang jadi alasan utama. Alasan lain adalah karena tidak ada

yang mengingatkan dan menunggu ada orang yang membutuhkan baru akan donor

darah. Hal ini menjadi pemikiran untuk mengusahakan bagaimana mekanisme

pengingat agar orang-orang yang memenuhi syarat untuk donor dan memiliki

keinginan untuk donor dapat diingatkan untuk donor darah. Alasan lain yang membuat

pemuda tidak donor darah adalah takut jarum, takut melihat darah, takut merasa sakit,

takut menjadi anemia, takut lemas, dan takut terinfeksi.34 Penelitian lain juga

Page 76: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

64

menunjukkan bahwa takut akan proses pengambilan darah merupakan faktor yang

membuat anak muda di Kanada tidak donor darah.36 Usaha untuk merekrut pendonor

salah satunya adalah dengan menginformasikan kepada masyarakat agar berpikir

realistik.34 Penelitian di Hong Kong, responden menyatakan bahwa hal-hal yang

menjadi penghalang dalam perilaku donor darah seperti takut sakit (45,8%), takut

jarum (34,3%), takut melihat darah (20,3%), terlalu kurus (22,5%), takut menjadi

pusing (15,5%), tidak memiliki waktu untuk donor (21,6%), takut mempengaruhi

kesehatan (14%). Cara untuk mempromosikan donor darah adalah dengan

menghilangkan penghalang menjadi penting. 32

Page 77: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

65

BAB VII

KAJIAN ISLAM

A. Transfusi Darah Menurut Islam

Kata transfusi darah berasal dari bahasa Inggris “Blood Transfution” yang

artinya memasukkan darah orang lain ke dalam pembuluh darah orang yang akan

ditolong. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan jiwa seseorang karena kehabisan

darah. Menurut Asy-Syekh Husnain Muhammad Makhluuf merumuskan definisinya

sebagai berikut :37

حیح إلى المریص لانقاذ حیاتھ بدم الإنسان بنقلھ نقل الدم للعلاج ھو الإ نتفاع من الص

Artinya : “Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara

memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang

membutuhkannya, untuk mempertahankan hidupnya.

Darah yang dibutuhkan untuk keperluan transfusi adakalanya secara langsung

dari donor dan adakalanya melalui Palang Merah Indonesia (PMI) atau Bank Darah.

Darah yang disimpan pada Bank darah sewaktu-waktu dapat digunakan untuk

kepentingan orang yang memerlukan atas saran dan pertimbangan dokter ahli, hal ini

dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan antara golongan darah donor dan golongan

darah penerimanya.

Oleh karena itu, darah donor dan penerimanya harus dites kecocokannya

sebelum dilakukan transfusi. Adapun jenis-jenis darah yang dimiliki manusia yaitu

golongan AB, A, B, dan O.

Page 78: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

66

B. Hukum Transfusi Darah

Menurut hukum Islam pada dasarnya, darah yang dikeluarkan dari tubuh

manusia termasuk najis mutawasithah. Maka darah tersebut hukumnya haram untuk

dimakan dan dimanfaatkan, sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Maidah ayat 3:

Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging

hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang

jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu

menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan

(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan

anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa

untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan

takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan

telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama

bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,

sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat di atas pada dasarnya melarang memakan maupun mempergunakan

darah, baik secara langsung ataupun tidak. Akan tetapi apabila darah merupakan satu-

Page 79: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

67

satunya jalan untuk menyelamatkan jiwa seseorang yang kehabisan darah, maka

mempergunakan darah dibolehkan dengan jalan transfusi. Bahkan melaksanakan

transfusi darah dianjurkan demi kesehatan jiwa manusia,38 sebagaimana firman Allah

dalam surat al-Maidah ayat 32 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya : Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:

barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)

orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan

dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara

kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan

manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami

dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara

mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan

dimuka bumi.

Yang demikian itu sesuai pula dengan tujuan syariat Islam, yaitu bahwa

sesungguhnya syariat Islam itu baik dan dasarnya ialah hikmah dan kemaslahatan bagi

umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Kemaslahatan yang terkandung dalam mempergunakan darah dalam transfusi

darah adalah untuk menjaga keselamatan jiwa seseorang yang merupakan hajat

manusia dalam keadaan darurat, karena tidak ada bahan lain yang dapat dipergunakan

untuk menyelamatkan jiwanya. Maka, dalam hal ini najis seperti darah pun boleh

Page 80: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

68

dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan. Misalnya seseorang yang menderita

kekurangan darah karena kecelakaan, maka dalam hal ini diperbolehkan menerima

darah dari orang lain. Hal tersebut sangat dibutuhkan (dihajatkan) untuk menolong

seseorang yang keadaannya darurat, sebagaimana keterangan Qaidah Fiqhiyah yang

berbunyi:

ة. ة كانت أو خاص رورة عام الحاجة تنزل منزلة الض

“Perkara hajat (kebutuhan) menempati posisi darurat (dalam menetapkan

hukum Islam), baik yang bersifat umum maupun yang khusus.”

رورة ولاكراھة مع الحاجة .لاحرام مع الض

“Tidak ada yang haram bila berhadapan dengan keadaan darurat, dan tidak

ada yang makruh bila berhadapan dengan hajat (kebutuhan).”

Maksud yang terkandung dalam kedua Qaidah tersebut menunjukkan bahwa

Islam membolehkan hal-hal yang makruh dan yang haram bila berhadapan dengan

hajat dan darurat. Dengan demikian transfusi darah untuk menyelamatkan seorang

pasien dibolehkan karena hajat dan keadaan darurat.

Kebolehan mempergunakan darah dalam transfusi dapat dipakai sebagai

alasan untuk mempergunakannya kepada yang lain, kecuali apabila ada dalil yang

menunjukkan kebolehannya. Hukum Islam melarang hal yang demikian, karena dalam

hal ini darah hanya dibutuhkan untuk ditransfer kepada pasien yang membutuhkannya

saja, sesuai dengan kaidah Fiqhiyah:

رھا رورة بقدر تعز .ما أبیح للض

“Sesuatu yang dibolehkan karena darurat dibolehkan hanya sekedar

menghilangkan kedharuratan itu.”

Page 81: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

69

Memang dalam Islam membolehkan memakan darah binatang bila betul-betul

dalam keadaan darurat, sebagaimana keterangan dalam Q.S al-Maidah ayat 3 yang

berbunyi sebagai berikut :

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging

babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi

Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat diatas menunjukkan bahwa bangkai, darah, daging babi dan binatang

yang ketika disembelih disebut nama selain nama Allah, adalah haram dimakan. Akan

tetapi apabila dalam keadaan terpaksa dan tidak melampaui batas, maka boleh

dimakan dan tidak berdosa bagi yang memakannya.

Sesungguhnya Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki

kesukaran dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama. Maka penyimpangan terhadap

hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh nash dalam keadaan terpaksa dapat

dibenarkan, asal tidak melampaui batas. Keadaan keterpaksaan dalam darurat tersebut

bersifat sementara, tidak permanen. Ini hanya berlaku selama dalam keadaan darurat.

C. Hukum Menjual Darah Untuk Kepentingan Transfusi

Jual beli termasuk salah satu sistem ekonomi Islam. Dalam Islam, ekonomi

lebih berorientasi kepada nilai-nilai logika, etika, dan persaudaraan, yang

kehadirannya secara keseluruhan hanyalah untuk mengabdi kepada Allah. Dalam

hadits Jabir yang diriwayatkan dalam kedua kitab shahih, Bukhari dan Muslim. Jabir

berkata yang artinya sebagai berikut :

Page 82: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

70

“Rasulullah saw. bersabda, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya

mengharamkan memperjualbelikan khamar, bangkai, babi dan berhala. (lalu

Rasulullah ditanya para sahabat), bagaimana (orang Yahudi) yang memanfaatkan

minyak bangkai; mereka pergunakan untuk memperbaiki kapal dan mereka gunakan

untuk menyalakan lampu? Rasul menjawab, semoga Allah melaknat orang Yahudi,

diharamkan minyak (lemak) bangkai bagi mereka, mereka memperjualbelikannya dan

memakan (hasil) harganya.”

Hadits Jabir38 ini menjelaskan tentang larangan menjual najis, termasuk

didalamnya menjual darah, karena darah juga termasuk najis sebagaimana yang

dijelaskan oleh surah Al-Maidah ayat 3. Menurut hukum asalnya menjual barang najis

adalah haram. Namun yang disepakati oleh para ulama hanyalah khamar atau arak dan

daging babi. Sedangkan memperjualbelikan barang najis yang bermanfaat bagi

manusia, seperti memperjualbelikan kotoran hewan untuk keperluan pupuk,

dibolehkan dalam Islam (menurut madzhab Hanafi).

Menjual darah untuk kepentingan transfusi diperbolehkan asalkan penjualan

itu terjangkau oleh yang menerima bantuan darah. Karena yang menjual darah atau

donor memerlukan tambahan gizi untuk kembali memulihkan kondisi tubuhnya

sendiri setelah darahnya didonorkan, tentunya untuk memperoleh gizi tambahan

tersebut memerlukan biaya.

Demikian juga apabila darah itu dijual kepada suatu Bank Darah atau

Yayasan tertentu yang bergerak dalam pengumpulan darah dari para donor, ia dapat

meminta bayaran dari yang menerima darah, agar Bank Darah atau yayasan tersebut

dapat menjalankan tugasnya dengan lancar. Dana tersebut dapat dipergunakan untuk

menutupi kebutuhan-kebutuhan dalam tugas oprasional Bank Darah dan Yayasan,

Page 83: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

71

termasuk gaji dokter, perawat, biaya peralatan medis dan perlengkapan lainnya. Akan

tetapi bila penjualan darah itu melampaui batas kemampuan pasien untuk tujuan

komersial, jelas haram hukumnya.

Page 84: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

72

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai

hubungan pengetahuan dan sikap tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar,

diperoleh hasil :

1. Terdapat hubungan yang signifikasn antara sikap dengan tindakan berdonor darah,

dimana sikap yang positif terhadap donor darah cenderung akan dicerminkan

dalam suatu tindakan berdonor darah.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tindakan

berdonor darah, dimana laki-laki lebih banyak yang pernah berdonor darah

dibanding perempuan.

3. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan,

karakteristik sosiodemografi : umur dan suku terhadap status donor darah.

B. Saran

1. Meningkatkan promosi atau pendidikan kesehatan mengenai donor darah kepada

masyarakat terutama mahasiswa Fakulatas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar guna meningkatkan tindakan berdonor darah pada

mahasiswa.

2. Diharapkan pihak fakultas dapat mengadakan kerjasama dengan pihak Unit

Transfusi Darah Cabang PMI Kota Makassar untuk melakukan kegiatan donor

darah secara rutin guna meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi donor

Page 85: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

73

darah sukarela di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memperluas variabel-variabel

lainnya dalam hal ini karakteristik sosiodemografi responden. Selain itu dapat

pula memperluas cakupan sampel tidak hanya pada kalangan mahasiswa

kedokteran, namun juga fakultas lain ataupun masyarakat luas.

Page 86: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

74

DAFTAR PUSTAKA

1. Utami, K wahyu. Sejuta Manfaat Donor Darah. 2012. Available From :

http://health.okezone.com/read/2012/06/21/482/651233/sejuta-manfaat-donor-darah

[Accessed 15 September 2013].

2. HTA Indonesia. Transfusi Komponen Darah: Indikasi dan Skrining. 2003. Available

From :

http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=

261&Itemid=142 [Accessed 15 September 2013].

3. Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Pengelolaan Bank Darah Rumah Sakit

(BDRS). Direktorat Bina pelayanan medik dasar. Direktorat Jendral Bina pelayanan

medik. Departeman Kesehatan ri. Jakarta ; 2008.

4. Tim Penyusun. Pedoman Pelayanan Transfusi Darah Modul I. Jakarta : Unit

Tansfusi Darah PMI Pusat. 2001.

5. World Health Organization. The Clinical Use of Blood: Handbook. Geneva : World

Health Organization. 2002. Available from :

http://www.who.int/bct/Main_areas_of_work/Resource_Centre/CUB/English/Handb

ook.pdf. [Accessed 20 September 2013].

6. Aziz AS. Upaya Menghimpun Dan Melestarikan Donor Darah. Jakarta: Buletin

Transfusi Darah No.279/November Tahun ke XXVII UTD-PMI Pusat ; 2000.

7. Astuti WD, Laksono AD. Keamanan Darah di Indonesia Potret Keamanan

Transfusi Darah di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan. 1st ed.

Surabaya. Maret 2013. Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat. Available

Page 87: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

75

from : http://www.pmibali.or.id/transfusi-darah/pengelolahan-darah-dan-servive-

cost-biaya-pengganti-pengelolahan-darah

8. http://www.pmi.or.id/ina/publication/?act=detail&p_id=419 [Accessed 29 September

2013].

9. PMI Sumatera Utara. Pelayanan Penyediaan Darah, Antara Fakta dan Kenyataan.

Medan : PMI Sumut ; 2009.

10. Daniel. Stok Darah PMI Makassar untuk Dua Hari. 2010. Available :

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/19699/stok-darah-pmi-makassar-

untuk-dua-hari [Accessed 29 September 2013].

11. Daniel. Persediaan Darah PMI Makassar Cukup Dua Hari. 2011. Available from :

http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/24605/persediaan-darah-pmi-

makassar-cukup-dua-hari [Accessed 30 September 2013].

12. Pelaksana P2D2S. Laporan Pengerahan Pelestarian Donor Darah Sukarela

(P2D2S) Tahun 2009. Pontianak: Unit Transfusi Darah Cabang Kota Pontianak ;

2009.

13. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta ; 2003.

14. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta ;

2007.

15. Notoatmodjo, S. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:

Penerbit Andi Offset ; 1997

16. Notoatmodjo, S. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Yogyakarta: PT

Andi Offset. 1993.

17. Notoatmodjo, S. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rineka Cipta. 2003.

Page 88: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

76

18. Universitas Sumatra. Penyuluhan Kesehatan. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf.

[Accessed 30 September 2013].

19. Miller, R.D, dkk. Blood Component, Colloid and Autotransfusion Therapy. In:

Miller, RD, .Anesthesia Vol. II. New York: Churchill Livingstone, 885—922. 1981.

20. Rodman, GH. Bleeding and Clotting Disorders: Blood Transfusions, Complications

and Component Therapy. In: Rodman, G.H., Text Book of Critical Care.

Philadelphia : WB Saunders Company, 730-2. 1983.

21. Palang Merah Indonesia. Serba Serbi Transfusi Darah. Jakarta : Palang Merah

Indonesia. 2002. http://www.palangmerah.org/pelayanan_transfusi.asp [Accessed 30

September 2013].

22. Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Pelayanan Transfusi Darah: Skrining

Untuk Penyakit Infeksi. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat

Promosi Kesehatan. 2001

23. James, D.C. Blood Transfusion and Notes on Realted Aspects of Blood Clotting and

Heamoglobinopathies. In: James, D.C, Scientific Foundation of Anesthesia. London

:WB Saunders, 375-91. 1981.

24. Landsteiner K, Wiener AS. An Agglutinable Factor in Human Blood Recognized by

Immune Sera for Rhesus Blood. Proc Soc Exp Biol Med 43:223.

25. National Blood Users Group. A Guideline For Transfusion of Red Blood Cells in

Surgical Patients. Irlandia: National Blood Users Group. 2001. Available from :

http://www.doh.ie/pdfdocs/blood.pdf. [Accessed 30 September 2013].

26. Goodnough, dkk. Transfusion Medicine : Blood Transfusion. N Eng J Med 340: 438-

47. 1999.

Page 89: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

77

27. Panitia Medik Transfusi RSUP Dr. Soetomo. Pedoman Pelaksanaan Transfusi

Darah dan Komponen Darah. Edisi 3. RSUP Dr. Soetomo-Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga. 2001.

28. Zallen G, dkk. Age of Transfused Blood is an Independent Risk Factor for Postinjury

Multiple Organ Failure. Am J Surg 1999;178:570-2.

29. Canadian Medical Association. Guidelines for Red Blood Cell and Plasma

Transfusion for Adults and Children. Can Med Assoc J 1997;156:S1-24.

30. Janice. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Donor Darah dengan Tindakan

Berdonor Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

[Skripsi]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2009.

31. Budiningsih, Asri. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Pendonor Sukarela untuk Mendonorkan Darah di UTD-PMI Kota Medan Tahun

2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2010.

32. Hong J, Loke AY. Hong Kong Young People’s Blood Donation Behaviour. Asian J

Transfus Sci. 2011 January ; 5 (1) : 49-52

33. Malik MR, dkk. Determinants of Blood Donation Behaviour of General Public in

Pakistan.

34. Marantidou O, dkk. Factors that Motivate and Hinder Blood Donation in Greece.

Transfusion Medicine. 2007;17:443-450

35. Sarwono WS. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers ; 2006.

36. Hupfer ME, dkk. Understanding Canadian Student Motivations and Beliefs about

Giving Blood. Transfusion. 2005 ; 45 : 149162.

37. Mahjudin, Masailul Fiqhiyah. Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa

Kini, Jakarta : Kalam Mulia, 2003, hlm. 89 dalam Husain Muhammad Makhluff,

Page 90: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

78

Fataawaa Syariiyah wa-Buhuutsul Islaamiyah, Juz II, (Qairo: Al-Madaniy, 1971),

hlm. 218.

38. Chuzaimah T, dkk. Problematika Hukum Islam Kontemporer. Jakarta : PT. Pustaka

Firdaus, 2002. Cet. 3

Page 91: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

1

LAMPIRAN 1 – KUESIONER PENELITIAN

Lembaran Persetujuan Responden

Mahasiswa/i Yth.,

Saya yang bernama Desti Monasari Asshagab, mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar yang untuk selanjutnya disebut sebagai peneliti

hendak melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Peneliti memerlukan Mahasiswa/i,

yang selanjutnya disebut sebagai responden, sebagai subjek dalam penelitian. Responden

diminta untuk mengisi angket sesuai petunjuk. Angket tersebut terdiri dari 8 halaman.

Halaman pertama berisi lembaran persetujuan responden, halaman kedua berisi

pertanyaan mengenai karakteristik responden. Halaman 3-4 adalah penilaian pengetahuan

responden tentang donor darah yang terdiri dari 12 pertanyaan. Halaman 5-8 adalah

penilaian terhadap sikap responden tentang donor darah yang terdiri dari 7 pertanyaan.

Nama Respoden tidak akan dicantumkan pada hasil penelitian dan jawaban dari

Responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Pengisian angket kurang

lebih memakan waktu 15-20 menit.

Jika responden setuju untuk mengisi angket ini, silahkan menandatangani kolom

yang telah tersedia. Peneliti berterima kasih dan sangat menghargai waktu yang telah

diluangkan Responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Makasar,............................. 2013

(..............................................)

TTD

Page 92: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

2

Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FK UNISMUH

ERHADAP TINDAKAN DONOR DARAH

Nama :

Umur :

Angkatan :

Tanggal Pengisian :

Karakteristik responden

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Berat Badan : < 45 kg > 45 kg

Suku : Bugis

Makassar

Buton

Papua

Jawa

Dll, sebutkan : _______________

Status Donor Darah : Pernah Tidak pernah

Terlibat dalam Organisasi : Ya, sebutkan : _______________

Tidak

Page 93: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

3

Pengetahuan Mahasiswa Tentang Donor Darah

Pentujuk : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

PENGETAHUAN UMUM

1. Ketersediaan darah di UTD cabang Makassar…

a. Selalu memenuhi kebutuhan

b. Tidak mencukupi

c. Melebihi kebutuhan

2. Masyarakat Indonesia umumnya ber-Rhesus…

a. Positif

b. Negatif

c. Positif dan negatif

PENGETAHUAN TENTANG DONOR DARAH

3. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan donor darah?

a. Memberikan darah untuk orang lain

b. Tindakan pengambilan darah dari tubuh kita untuk di transfusikan kepada orang

lain

c. Merelakan sejumlah darah dari tubuhnya diambil secara medis untuk diberikan

kepada orang lain yang membutuhkan

4. Berapa volume darah yang biasa diambil untuk sekali donor darah?

a. 250 ml

b. 300 ml

c. 350 ml

5. Frekuensi donor darah yang diperbolehkan adalah … kali per tahun karena eritrosit

yang diambil dapat digantikan kembali oleh tubuh setelah … hari

Page 94: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

4

a. 1-2 kali, 150 hari

b. 3-4 kali, 120 hari

c. 5-6 kali, 50 hari

6. Skrining yang wajib dilakukan pada donor adalah…

a. Malaria, HIV, Hepatitis A, Hepatitis D

b. HIV, Syphilis, Hepatitis B, Hepatitis C

c. Hanya HIV saja

PENGETAHUAN TERAPI TRANSFUSI DARAH DAN MANFAAT

7. Pemberian terapi transfusi darah yang sesuai adalah…

a. Pemberian darah lengkap pada setiap pasien yang memerlukan transfusi darah

b. Pemberian komponen darah sesuai dengan kebutuhan

c. Pemberian PRC (Packed Red Cell)

8. Dengan menjadi pendonor, Anda akan..

a. Memperoleh imbalan material dan makin banyak teman

b. Merasa lemas dan pusing selama berminggu-minggu

c. Memperoleh keuntungan berupa skrining darah gratis dan dapat menyelamatkan

nyawa orang lain

PENGETAHUAN TENTANG MITOS-MITOS DONOR DARAH

No Pernyataan Setuju Tidak

9. Dengan mendonorkan darah bisa membuat Anda gemuk

10.Seseorang yang mempunyai penyakit diabetes, kolesterol, dantekanan darah tinggi boleh mendonor darah

11.Seorang Vegetarian tidak boleh berdonor darah karena zat besinyakurang

12.Seseorang yang dalam pengobatan atau setelah meminum obatboleh mendonor

Page 95: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

5

Sikap Mahasiswa Terhadap Donor Darah

Bila Anda PERNAH mendonorkan darah, lanjutkan halaman 5 angket ini.

Bila Anda TIDAK PERNAH medonorkan darah, lanjutkan ke halaman 7 dari

angket ini.

Petunjuk : Pilihlah salah satu situasi yang paling tepat menggambarkan keadaan

Anda!

1. Motivasi Anda untuk mendonorkan darah pertama kali:

Karena promosi kesehatan publik

Tertarik untuk mendapatkan imbalan

Tertarik untuk mendapatkan apresiasi sosial

Tertarik untuk mencoba / iseng

Tertarik untuk mendapatkan hasil pemeriksaan darah / skrining darah

Diwajibkan sebagai anggota suatu organisasi atau instansi

Keluarga atau saudara anda membutuhkan transfusi darah

Karena perasaan iba terhadap pasien

2. Berapa kali Anda pernah mendonorkan darah?

1 2 3 > 3

Petunjuk :

1. Pilihlah salah satu jawaban dari kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda

2. Alternatif jawaban dalam kuesioner ini adalah :

- SS = Sangat Setuju

- S = Setuju

- RR = Ragu-Ragu

- TS = Tidak Setuju

- STS = Sangat Tidak Setuju

Page 96: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

6

No Pernyataan SS S RR TS STS

1.

Mendonorkan darah sangat baik karena dapatmembantu orang lain yang memerlukan darah.Alasan :

2.

Mendonorkan darah sebaiknya dilakukan secarasukarela dan rutin.Alasan :

3.

Dengan mendonorkan darah secarah rutin kita dapatmengetahui kondisi kesehatan karena sebelummelakukan donor darah terlebih dahulu dilakukanpemeriksaan kesehatan.Alasan :

4.

Bila terjadi praktik menjual darah demi mencariprofit/ keuntungan, Saya akan menolak untukmendonorkan darah.Alasan :

5.

Saya tidak akan menerima kompensasi berupamateri untuk kerugian waktu ataupunketidaknyamanan (kesakitan fisik) yang sayarasakan ketika mendonorkan darahAlasan :

Page 97: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

7

Petunjuk : Pilihlah salah satu situasi yang paling tepat menggambarkan keadaan

Anda!

1. Pernahkah Anda ditawarkan untuk menjadi pendonor darah?

Pernah

Tidak Pernah

2. Alasan Anda menolak/tidak pernah menjadi pendonor darah?

Tidak memiliki kriteria donor

Tidak tahu bagaimana menjadi donor

Tidak pernah ada anggota keluarga atau teman yang memerlukan darah

Tidak peduli

Takut terinfeksi

Takut terhadap jarum

Takut akan efek samping donor darah

Dll, sebutkan : ________________

Petunjuk :

1. Pilihlah salah satu jawaban dari kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda

2. Alternatif jawaban dalam kuesioner ini adalah

- SS = Sangat Setuju

- S = Setuju

- RR = Ragu-Ragu

- TS = Tidak Setuju

- STS = Sangat Tidak Setuju

Page 98: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

8

No Pernyataan SS S RR TS STS

1.

Saya berencana/memiliki keinginan untukmendonorkan darah.Alasan :

2.

Saya akan mendonorkan darah bila anggota keluargaatau teman saya membutuhkan darah.Alasan :

3.

Saya akan mendonorkan darah kepada orang asingwalaupun tanpa diberi imbalan.Alasan :

4.

Saya peduli terhadap besarnya angka kematian karenaketerlambatan / kurangnya ketersediaan darah.Alasan :

5.

Saya bersedia berpartisipasi/bekerja sama/membantumerekrut donor darah.Alasan :

Page 99: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

LAMPIRAN 2 – HASIL UJI SPSS

A. Distribusi Frekuensi dari Karakteristik Umum

Angkatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2010 55 33,3 33,3 33,3

2011 57 34,5 34,5 67,9

2012 53 32,1 32,1 100,0

Total 165 100,0 100,0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid >20 53 32,1 32,1 32,1

20 69 41,8 41,8 73,9

<20 43 26,1 26,1 100,0

Total 165 100,0 100,0

BB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid >45 128 77,6 77,6 77,6

<45 37 22,4 22,4 100,0

Total 165 100,0 100,0

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 41 24,8 24,8 24,8

Perempuan 124 75,2 75,2 100,0

Total 165 100,0 100,0

Page 100: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

Suku

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Bugis 86 52,1 52,1 52,1

Makassar 44 26,7 26,7 78,8

Dll 35 21,2 21,2 100,0

Total 165 100,0 100,0

Pengetahuan

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Baik 20 12,1 12,1 12,1

Cukup 94 57,0 57,0 69,1

Kurang 51 30,9 30,9 100,0

Total 165 100,0 100,0

Sikap

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid Positif 119 72,1 72,1 72,1

Negatif 46 27,9 27,9 100,0

Total 165 100,0 100,0

Page 101: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

Pernah

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid Karena promosikesehatan publik

2 5,9 5,9 5,9

Tertarik untukmencoba / iseng

8 23,5 23,5 29,4

Tertarik untukmendapatkan hasilpemeriksaan darah /skrining darah

8 23,5 23,5 52,9

Diwajibakan sebagaianggota suatuorganisasi atau instansi

4 11,8 11,8 64,7

Keluarga atau saudaraanda membutuhkantransfusi darah

5 14,7 14,7 79,4

Karena perasaan ibaterhadap pasien

7 20,6 20,6 100,0

Total 34 100,0 100,0

TidakPernah

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid Tidak memiliki kriteriadonor

53 40,5 40,5 40,5

Tidak tahu bagaimanamenjadi donor

7 5,3 5,3 45,8

Tidak pernah adaanggota keluarga atauteman yangmemerlukan darah

6 4,6 4,6 50,4

Takut terinfeksi 16 12,2 12,2 62,6

Takut terhadap jarum 16 12,2 12,2 74,8

Takut akan efeksamping donor darah

12 9,2 9,2 84,0

Dll 21 16,0 16,0 100,0

Total 131 100,0 100,0

Page 102: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

B. CROSSTAB

JK * StatusDonor Crosstabulation

StatusDonor

TotalPernah Tidak Pernah

JK Laki-laki Count 19 22 41

Expected Count 8,4 32,6 41,0

% within JK 46,3% 53,7% 100,0%

% within StatusDonor 55,9% 16,8% 24,8%

% of Total 11,5% 13,3% 24,8%

Perempuan Count 15 109 124

Expected Count 25,6 98,4 124,0

% within JK 12,1% 87,9% 100,0%

% within StatusDonor 44,1% 83,2% 75,2%

% of Total 9,1% 66,1% 75,2%

Total Count 34 131 165

Expected Count 34,0 131,0 165,0

% within JK 20,6% 79,4% 100,0%

% within StatusDonor 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 20,6% 79,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 22,086a 1 ,000Continuity Correctionb 20,043 1 ,000

Likelihood Ratio 19,775 1 ,000Fisher's Exact Test ,000 ,000N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,45.b. Computed only for a 2x2 table

Page 103: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for JK (Laki-laki /

Perempuan)

6,276 2,771 14,212

For cohort StatusDonor = Pernah 3,831 2,150 6,826

For cohort StatusDonor = Tidak

Pernah

,610 ,456 ,817

N of Valid Cases 165

Umur * StatusDonor Crosstabulation

StatusDonor

TotalPernah Tidak Pernah

Umur >20 Count 14 39 53

Expected Count 10,9 42,1 53,0

% within Umur 26,4% 73,6% 100,0%

% within StatusDonor 41,2% 29,8% 32,1%

% of Total 8,5% 23,6% 32,1%

20 Count 15 54 69

Expected Count 14,2 54,8 69,0

% within Umur 21,7% 78,3% 100,0%

% within StatusDonor 44,1% 41,2% 41,8%

% of Total 9,1% 32,7% 41,8%

<20 Count 5 38 43

Expected Count 8,9 34,1 43,0

% within Umur 11,6% 88,4% 100,0%

% within StatusDonor 14,7% 29,0% 26,1%

% of Total 3,0% 23,0% 26,1%

Total Count 34 131 165

Expected Count 34,0 131,0 165,0

% within Umur 20,6% 79,4% 100,0%

% within StatusDonor 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 20,6% 79,4% 100,0%

Page 104: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3,266a 2 ,195Likelihood Ratio 3,501 2 ,174N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is8,86.

Suku * StatusDonor Crosstabulation

StatusDonor

TotalPernah Tidak Pernah

Suku Bugis Count 18 68 86

Expected Count 17,7 68,3 86,0

% within Suku 20,9% 79,1% 100,0%

% within StatusDonor 52,9% 51,9% 52,1%

% of Total 10,9% 41,2% 52,1%

Makassar Count 9 35 44

Expected Count 9,1 34,9 44,0

% within Suku 20,5% 79,5% 100,0%

% within StatusDonor 26,5% 26,7% 26,7%

% of Total 5,5% 21,2% 26,7%

Dll Count 7 28 35

Expected Count 7,2 27,8 35,0

% within Suku 20,0% 80,0% 100,0%

% within StatusDonor 20,6% 21,4% 21,2%

% of Total 4,2% 17,0% 21,2%

Total Count 34 131 165

Expected Count 34,0 131,0 165,0

% within Suku 20,6% 79,4% 100,0%

% within StatusDonor 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 20,6% 79,4% 100,0%

Page 105: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square ,014a 2 ,993Likelihood Ratio ,014 2 ,993N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is7,21.

Pengetahuan * StatusDonor Crosstabulation

StatusDonor

TotalPernah Tidak Pernah

Pengetahuan Baik Count 2 18 20

Expected Count 4,1 15,9 20,0

% within Pengetahuan 10,0% 90,0% 100,0%

% within StatusDonor 5,9% 13,7% 12,1%

% of Total 1,2% 10,9% 12,1%

Cukup Count 23 71 94

Expected Count 19,4 74,6 94,0

% within Pengetahuan 24,5% 75,5% 100,0%

% within StatusDonor 67,6% 54,2% 57,0%

% of Total 13,9% 43,0% 57,0%

Kurang Count 9 42 51

Expected Count 10,5 40,5 51,0

% within Pengetahuan 17,6% 82,4% 100,0%

% within StatusDonor 26,5% 32,1% 30,9%

% of Total 5,5% 25,5% 30,9%

Total Count 34 131 165

Expected Count 34,0 131,0 165,0

% within Pengetahuan 20,6% 79,4% 100,0%

% within StatusDonor 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 20,6% 79,4% 100,0%

Page 106: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

Chi-Square Tests

Value DfAsymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square

2,505a 2 ,286

Likelihood Ratio 2,726 2 ,256N of Valid Cases 165

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 4,12.

Sikap * StatusDonor Crosstabulation

StatusDonor

TotalPernah Tidak Pernah

Sikap Positif Count 32 87 119

Expected Count 24,5 94,5 119,0

% within Sikap 26,9% 73,1% 100,0%

% within StatusDonor 94,1% 66,4% 72,1%

% of Total 19,4% 52,7% 72,1%

Negatif Count 2 44 46

Expected Count 9,5 36,5 46,0

% within Sikap 4,3% 95,7% 100,0%

% within StatusDonor 5,9% 33,6% 27,9%

% of Total 1,2% 26,7% 27,9%Total Count 34 131 165

Expected Count 34,0 131,0 165,0

% within Sikap 20,6% 79,4% 100,0%

% within StatusDonor 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 20,6% 79,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Pearson Chi-Square 10,305a 1 ,001ContinuityCorrectionb

8,973 1 ,003

Likelihood Ratio 12,858 1 ,000Fisher's Exact Test ,001 ,001N of Valid Cases 165

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,48.b. Computed only for a 2x2 table

Page 107: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …

Risk Estimate

Value

95% ConfidenceInterval

Lower Upper

Odds Ratio for Sikap(Positif / Negatif)

8,092 1,853 35,330

For cohortStatusDonor = Pernah

6,185 1,544 24,768

For cohortStatusDonor = Tidak

Pernah

,764 ,674 ,866

N of Valid Cases 165