filetika 3

PERSPEKTI FILSAFAT DALAM ILMU KOMUNIKASI

Session 3

Course : O0242/Philosophy and Ethics Communication

Year : February 2011

• SubTopic• Perspektif• Perspektif di filsafat ilmu komunikasi

• Related Learning Outcomes• LO1 : dasar dan strategi komunikasi berdasarkan filsafat

dan etika• LO2 : dasar filsafat dan etika di beberapa bidang

profesional

Bina Nusantara University 3

Perspektif

• Perspektif berarti cara pandang kita atau bagaimana kita memandang sesuatu.

• Perspektif selalu berada di atas observasi kita. • Konsekuensi kebenaran perspektif: apa yang kita

ketahui tidak selalu benar, kita tidak menemukan realitas atapi lebih ke penciptaan realitas.


Inti dari perspektif filosofis:

Apa yang kita ketahui sekarang bukan/belum tentu benar absolut

Kita tidak menemukan kenyataan tapi lebih kepada menciptakan kenyataan


• Ketika kita berkomunikasi membahas permasalahan tertentu, maka komunikasi yang terjadi menyinggung perspektif kita terhadap permasalahan tersebut yang bisa merubah ataupun memperkuat perspektif kita terdahulu.

• Kita membangun perspektif dipengaruhi oleh berbagai penciptaan-penciptaan komunikasi yang terjadi.

• Dengan memiliki perspektif, kita dapat menghargai dan mentoleransi perbedaan perspektif lain sekaligus menggunakan metode yang paling tepat untuk memecahkan masalah.


Perspektif Filsafat Komunikasi

• Realis1. Paham yang mempercayai realita sudah terbangun terlebih dahulu, dan tidak ada pemikiran untuk menciptakan realita. 2. Nilai, kepercayaan, emosi tidak diperkenankan mempengaruhi si peneliti yang sedang meneliti objek. 3. Penelitian digeneralisasikan apapun bentuknya, apa adanya. 4. Jadi, realis sangat mempercayai pengetahuan adalah objek tersebut apa adanya.


• Nominalis 1. Paham yang percaya bahwa dunia sosial masyarakat adalah persepsi masing-masing, yang terdiri dari nama-nama, konsep dan label yang digunakan untuk mengkonstruksi struktur realitas. 2. Untuk nominalis, tidak ada hal-hal di dunia yang tidak bernama atau berlabel yang diciptakan manusia.3. Manusia menentukan apakah itu ada atau tiada.


• Konstruktivis1. Inti dari paham ini: kita tidak akan pernah tahu kenyataan apa yang benar yang membentuk fenomena. 2. Kita hanya mengerti struktur kontruksi sosial yang menjadi bahan penelitian3. Paham konstruktivis tidak perlu memahami/mendefinisikan kenyataan/fenomena, tapi lebih mementingkan bagaimana kita mengetahui kenyataan tersebut.4. Kenyataan/fenomena ada karena dikonstruksi oleh pemikirnya.

5. Yang penting kita ketahui bukan kenyataan diluar sana, tapi lebih ke kenyataan yang sudah dikonstruksi. 6. Paham ini hanya membatasi penelitiannya yang berhubungan dengan paham positifis, post positifis, interperatif, konstrutivis dan teori kritis.


1. Dimulai dari perspekti positifis yang mengadopsi ilmu2 natural dan untuk kemudia dikritisi karena diyakini terlalu banyak melihat pada fakta dan sebab tampak melihat keadaan yang terjadi di sekitar objek.

2. Muncullah perspektif pasca positifis yang mengkritisi positifis.

3. Pasca positifis (Realis kritis) percaya ilmu dapat mempelajari kenyataan mereka sendiri/ di luar pemikiran kita.


Lima perspektif keilmuan lahir dari framework penemuan keilmuan sepanjang sejarah:

Lima perpesktif keilmuan itu adalah: • Positifis• Rasional: kuantitatif dan kualitatif metodelogi• Fenomena Interpretatif: sebuah review kualitatif secara

holistik atau menemukan dasar termasuk moral atau nilai di penelitian.

• Teori Kritis via weltanschauung (pandangan dunia) menyatakan ketidakadilan lahir untuk membangun keadilan.

• Konstruktivis: Menjadi adalah hasil interpretasi kita terhadap kenyataan di luar sana yang dikonstruksi.


Kesimpulan

• Perspektif melahirkan teori komunikasi• Positifis,Paska-Structuralis, dan fungsionalis

positifis percaya struktur sosial adalah nyata dan bisa diteliti secara objektif.

• Strukturalis berasal dari ranah sosial yang meneliti di kekayaan bahasa dan sistem sosial.

• Fungsionalis berasal dari ranah biologi yang meneliti cara sistem berorganisasi.


filetika 3

Documents