fraudulent financial reporting: pengujian teori fraud ... · fraudulent financial reporting:...
TRANSCRIPT
Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada
Sektor Perbankan Di 3 Negara ASEAN
(Skripsi)
Oleh
Amedea Grevsi Oktavia
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
This study aimed to examine the elements of fraud in fraud pentagon theoryagainst indications of fraudulent financial reporting on banking sector inIndonesia , Singapore and Malaysia at 2013-2015. Independent variables in thisresearch were financial targets, financial stability, external pressure, ineffectivemonitoring, auditor opinion, change of directors, and CEOs who have dualismpositions, while the dependent variable was fraudulent financial reporting thatproxied by DACC (discretionary accruals).This study used 175 samples listed on the Stock Exchange in three ASEANcountries at 2013-2015. This research was conducted by quantitative methodsusing secondary data. The secondary data derived from financial reporting thatare downloaded from the company website. The sampling method was purposivesampling. The data analysis using the logistic regression method.The results of this study indicate that there are one variables which weresignificant in detecting the occurrence of fraudulent financial reporting, includingCEOs who have dualism positions. These variables represent the one elements ina pentagon fraud Crowe's theory; arrogance.Keywords: Fraud, Fraud Triangle, Fraud Diamond, Fraud Pentagon, FraudulentFinancial Reporting, Financial Restatement
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji elemen-elemen fraud dalam teori fraudpentagon terhadap indikasi adanya fraudulent financial reporting pada perusahaansektor perbankan di Indonesia, Singapura, dan Malaysia tahun 2013-2015.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah financial target,financial stability, external pressure, ineffective monitoring, opini auditor,pergantian direksi, dan CEO yang memiliki jabatan dualisme sedangkan variabeldependen yang digunakan adalah fraudulent financial reporting yang diproksikandengan DACC (discretionary accruals).Penelitian ini menggunakan 175 sampel di 3 negara ASEAN pada tahun 2013-2015. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan datasekunder. Data sekunder tersebut berasal dari pelaporan keuangan yang diunduhdari website perusahaan dan BE. Metode penentuan sampel dengan menggunakanpurposive sampling. Analisis data menggunakan metode regresi logistikHasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat satu variabel yangberpengaruh signifikan dalam mendeteksi terjadinya fraudulent financialreporting, yaitu CEO yang memiliki jabatan dualisme. Variabel tersebutmerepresentasikan satu elemen dalam Crowe’s fraud pentagon theory yaituarogansi.Kata Kunci: Fraud, Fraud Triangle, Fraud Diamond, Fraud Pentagon,Fraudulent Financial Reporting, discretionary accruals
Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada
Sektor Perbankan Di 3 Negara ASEAN
Oleh
Amedea Grevsi Oktavia
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
Bandar Lampung
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Seputih Banyak Lampung Tengah pada tanggal 25 Oktober 1995,
sebagai putri tunggal dari pasangan Bapak Suwanto dan Ibu Islamyah.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Tanjung Harapan
pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Seputih Banyak lulus pada tahun
2010, selanjutnya menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri
1 Seputih Banyak dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis mengikuti jalur masuk perguruan tinggi negeri dan
terdaftar sebagai mahasiswa Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
MOTTO
Masa depanmu tidak bergantung pada pandangan orang terhadapmu,
melainkan pada dirimu, jika kau mengabaikan apa kata mereka, kau telah
mengalahkan rasa takutmu, dan membuatmu satu langkah didepan mereka,
karena kau tak berhenti dan mengingatnya, melainkan mereka yang
berhenti dan tetap mencibirmu.
(Amedea Grevsi Oktavia)
Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara
bintang-bintang
(Ir. Soekarno)
When you want something, all the universe conspires in helping you to
achieve it
(Paulo cheolo, the alchemist)
Bila kegagalan itu bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka
butuh keduanya untuk melihat matahari
(We are stronger)
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah puji syukur ku panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah,
rezek, nikmat, dan karunia-Nya, Karya ini kupersembahkan kepada:
Orang tua dan Kakek Nenekku yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang,
perhatian, dukungan, doa, serta pelajaran dan didikanya kepada penulis.
Sahabat-sahabatku dan orang-orang tersayang yang selalu setia membantu dan
memberikan dukungan.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan berkah dan RidhoNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon
Pada Sektor Perbankan Di 3 Negara ASEAN ” sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Farichah, SE, M.Si., Akt. Sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si sebagai Sekertaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt. Sebagai dosen Pembimbing Utama,
atas segala perhatian, bimbingan, masukan, arahan dan nasihat yang telah
diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., Akt. Sebagai dosen Pembimbing
Kedua, yang telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan dan saran-
sarannya selama proses penyelesain skripsi ini. Beliau selalu mengajari
saya akan banyak hal yang positif dan selalu memberikan semangat
kepada saya.
6. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E.,M.Si., Akt. Selaku dosen penguji dan
dosen Pembimbing Akademik, atas masukan, arahan, dan nasihat yang
telah diberikan untuk menyempurnakan skripsi ini. Beliau merupakakan
sosok yang sangat insppiratif. Beliau juga salah satu teladan bagi saya
untuk menigkatkan kualitas diri untuk menjadi orang yang bermanfaat .
suatu kebanggaan bagi saya dapat dibimbing oleh Beliau.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Akuntansi atas semua bimbingan,
pengarahan, pelayanan, dan bantuan yang telah diberikan.
8. Kedua orang tuaku tersayang, bapak dan ibu yang selalu mendoakan saya
dalam menyelesaikan urusan saya dengan baik, telah sabar menunggu
menyelesaikan skripsi ini, selalu mendukung apapun yang saya impikan,
terima kasih telah memberikan kehangatan selam ini, memberikan kasih
sayang , perhatian, dan kepercayaan yang tiada batasnya.
9. Sahabat tersayang, Elfa Fauziah dan Ade Maulidya yang menemani saya
selama 20 tahun, sabar menghadapi saya dan selalu memberikan semangat
kepada saya.
10. Sahabat-sabahatku di grup akuntansi jaya yaitu, Mila, Anggry,
Meiliana,Jeany, dan Intan. Di grup Kyeopta yaitu Devika, Noni, Febri
Indah, Devi, Nova, Uus, dan Ida, terima kasih selama ini menemani dan
menyemangati saya dalam menyelesaikan kuliah, senantiasa
mendengarkan curhatan penulis selama kuliah.
11. Teman-teman berbagi yaitu Sri, Fitra, Alin yang menyemangati dan
memberikan saran utnuk menyelesaikan skripsi kepada saya.
12. Teman-teman Akuntansi 2013 yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
terima kasih atas kebersamaannya selama ini dan sukses untuk kita semua
13. Mentor di Gogo dan grup Big Dreams yang telah membagi ilmu dan
inspirasi saya untuk tetap maju dan mencari hal terbaik dalam diri saya.
14. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini,
penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bandar Lampung,
Penulis,
Amedea Grevsi Oktavia
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................iABSTRACT .....................................................................................................iiABSTRAK .......................................................................................................iiiHALAMAN JUDUL .......................................................................................ivHALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................vHALAMAN PENGESAHAN .........................................................................viLEMBAR PERNYATAAN ............................................................................viiRIWAYAT HIDUP .........................................................................................viiiMOTTO ...........................................................................................................ixPERSEMBAHAN ............................................................................................xSANWACANA ................................................................................................xiDAFTAR ISI ....................................................................................................xvDAFTAR TABEL ............................................................................................xviiiDAFTAR GAMBAR........................................................................................xixDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PENGEMBANGANTEORITIS dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori............................................................................ 10
2.1.1 Fraudulent Financial Reporting ....................................... 10
2.1.2 Teori Triangel.................................................................... 11
2.1.3 Teori Diamond .................................................................. 12
xv
2.1.4 Teori Pentagon .................................................................. 14
2.1.5 Teori Keagenan ................................................................. 15
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 17
2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................... 19
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................ 19
2.4.1 Pengaruh Pengaruh Financial target dalam mendeteksi
Fraudulent financial reporting....................................... 19
2.4.2 Pengaruh Financial stability dalam mendeteksi
Fraudulent financial reporting........................................ 20
2.4.3 Pengaruh External pressure dalam mendeteksi
Fraudulent financial reporting....................................... 21
2.4.4 Pengaruh Ineffetive monitoring dalam mendeteksi
Fraudulent financial reporting....................................... 22
2.4.5 Pengaruh Rationalization dalam mendeteksi
Fraudulent financial reporting....................................... 23
2.4.6 Pengaruh pergantian direksi perusahaan dalam
mendeteksi Fraudulent financial reporting .................. 24
2.4.7 Pengaruh CEO atau presiden yang memiliki jabatan
dualisme dalam perusahaan dalam mendeteksiFraudulent financial reporting....................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pemilihan Sampel dan Pengumpulan data ................................. 27
3.2 Jenis Dan Sumber Data .............................................................. 28
3.3 Variabel Penelitian ..................................................................... 28
3.3.1 Variabel Dependen ............................................................ 28
xvi
3.3.2 Pengukuran Variabel Independen ..................................... 30
3.4 Metode Analisis .......................................................................... 31
3.4.1 Statistik Deskriptif ............................................................ 31
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 31
3.4.2.1 Uji Normalitas Data .............................................. 32
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas .............................................. 32
3.4.2.3 Uji Autokorelasi ..................................................... 32
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas........................................... 33
3.4.3 Uji Hipotesis ..................................................................... 34
3.4.3.1 Koefiensi Determinasi ........................................... 35
3.4.3.2 Uji Statistik F ........................................................ 35
3.4.3.3 Uji Statistik t ......................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data .............................................................................. 37
4.1.1 Statistik Deskriptif ............................................................ 38
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 40
4.1.2.1 Uji Normalitas ...................................................... 40
4.1.2.2 Uji Multikolinieritas.............................................. 40
4.1.2.3 Uji Autokorelasi ................................................... 41
4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas ......................................... 42
4.1.3 Uji Hipotesis ...................................................................... 43
4.1.3.1 Uji Koefisien Determinasi ................................... 43
4.1.3.2 Statistik F .............................................................. 44
4.1.3.3 Uji Statistik t ......................................................... 45
4.1.3.4 Hasil Perhitungan Regresi..................................... 46
xvii
4.2 Pembahasan Hipotesis ................................................................ 47
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan dan Keterbatasan ........................................................ 52
5.2 Saran ........................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.1 Kasus Fraud ...............................................................................2
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................17
Tabel 4.1 Analisis Data ..............................................................................37
Tabel 4.1.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif......................................................38
Tabel 4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................................40
Tabel 4.1.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas .........................................................41
Tabel 4.1.2.3 Hasil Uji Autokorelasi ...............................................................42
Tabel 4.1.2.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas .....................................................43
Tabel 4.1.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)..................................................44
Tabel 4.1.3.2 Hasil Uji Statistik F....................................................................44
Tabel 4.1.3.3 Uji Statistik t ..............................................................................45
Tabel 4.1.3.4 Perhitungan Regresi ...................................................................46
Tabel 4.1.3.5 Model .........................................................................................46
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Association of Certified Fraud Examiners................................2
Gambar 2.1.2 Teori Triangel............................................................................12
Gambar 2.1.3 Teori Diamond ..........................................................................12
Gambar 2.1.4 Teori Pentagon ..........................................................................14
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................19
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perbankan
Lampiran 2 : Data Perbankan
Lampiran 3 : Statistik Deskriptif
Lampiran 4 : Uji Normalitas
Lampiran 5 : Uji Multikolinieritas
Lampiran 6 : Uji Auotokorelasi
Lampiran 7 : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 8 : Koefisien Determinasi (R2)
Lampiran 9 : Uji Statistik F
Lampiran 10 : Uji Statistik t
Lampiran 11 : Perhitungan Regresi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya kasus kecurangan laporan keuangan yang terjadi setiap
tahunnya khususnya pada perbankan di Indonesia, membuktikan bahwa
laporan keuangan rawan untuk dimanipulasi. Padahal, laporan keuangan
sangat penting bagi pengguna informasi keuangan sebagai alat untuk
menunjukkan aktivitas operasional perusahaan dalam periode waktu
tertentu. Pengguna informasi laporan keuangan adalah pihak manajemen,
karyawan, investor, kreditor, supplier, klien, dan pemerintah.
Berdasarkan survey Association of Certified Fraud Examiners (ACFE,
2016) kasus fraudulent financial reporting paling banyak terjadi pada
perbankan yaitu sebesar 16,8% dibandingkan sektor-sektor lainnya.
Sebagian besar kasus kecuranga pada laporan keuangan dilakukan oleh
pihak-pihak yang mempunyai jabatan tinggi. Pernyataan ini didukung dari
penelitian survey Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2016)
2
Gambar 1.1 Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2016)
Dari presentase diatas yang paling banyak melakukan fraud adalah Owner
/ Executive. Hal ini disebabkan adanya arogansi dalam diri Owner /
Executive, mereka beranggapan peraturan dan internal kontrol yang
diberlakukan di perusahaan tidak akan bisa mempengaruhi kekuasaannya.
Berikut ini sebagian kasus fraud yang terjadi adalah sebagai berikut:
Table 1.1.1
Negara Kasus Sumber
AmerikaSerikat
Kasus Enron yang dianggap sebagai thebiggest audit failure in the century, yangmalangnya melibatkan Arthur Andersonsalah satu the big five accounting firms saatitu . Perusahaan raksasa listrik dan gas diTexas bernama Enron, Amerika Serikat,yang bangkrut pada 2001 karena terbuktimelakukan rekayasa laporan keuangandalam skala besar. Membohongi publikdengan menutupi kerugian sebesar 2 miliardolar AS dengan menyatakan laba sebesar600 juta dolar AS.
Muklisin,Murniati.“SkandalAkuntansiToshiba danTantanganBisnis LembagaSyariah”.Republika.co.id.Diakses 18Oktober 2016.Pukul 12.55WIB
Singapura Dua perusahan Auditor sebelumnya yangmengaudit laporan keuangan dari sebuah
Musjab, Imam.2008. “Kasus
3
perusahaan real estate terkenal di Singapura,dinyatakan bersalah dan dihukum dendasebesar SGD 775,000 (US$ 504,049) karenaterbukti gagal untuk memberikan peringatankepada manajemen perusahaan tersebuttentang adanya kecurangan yang dilakukanoleh mantan manajer keuangannya yangdilakukan sepanjang tahun 2002 dan 2004dimana sang manajer tidak menyetorkanuang perusahaan ke bank yang ditunjuk.
Klaim: Auditordiganjar US$504,049 karenagagalmendeteksikecuranganlaporankeuangan”.ahliasuransi.com. Diakses 9Agustus 2017.Pukul 10.07WIB
Indonesia Kasus Bank Century sampai saat ini belumselesai. Kasus yang terjadi pada tahun 2008disebabkan karena kalah kliring padatanggal 18 November 2008
Aditama et al.2015. “JurnalEtika ProfesiAkuntansi:PelanggaranKasus BankCentury”.azmighani.blogspot.co.id. 18Oktober 2016.Pukul 1.38 WIB
Indonesia Pembobolan yang terjadi pada Citibankmencapai Rp 17 Milyar, yang dilakukanoleh salah satu manajer Citibank dan dibantuoleh teller di salah satu cabang Citibank.
Editor. 2011.“Citybankdibobolkaryawan”.Kompas.com.Diakses 17Oktober 2016.Pukul 9.20 WIB
Indonesia Tiga pembobol bilyet deposito senilai Rp18,7 miliar di Bank Mandiri ditangkapaparat Polda Metro Jaya, dana bilyetdeposito dialihkan ke rekening ketiganasabah dengan perintah transfer palsu, danaditransfer ke rekening milik tersangkasenilai Rp 18,7 miliar, yang dilakukan olehcustomer service Bank Mandiri. Kasus initerjadi pada April 2009, dilaporkan kepadapihak Bank pada awal Februari 2011
Soebijoto,Hertanto. 2011,“PembobolDepositoMandiriDitangkap” .Kompas.com.Diakses 17Oktober 2016.Pukul 10.56WIB
Indonesia Kasus penggelapan Rp 50 miliar di BankSyariah Mandiri Cabang Bogor yangterkuak di awal tahun 2015
Kartika,Unoviana.“Orang Dalam
4
Bermain, BankSyariah MandiriDibobol Rp 50Miliar”.megapolitan.kompas.com.Diakses 3November 2016.Pukul 11.48WIB
Jepang Pada tahun 2015 terkuaknyapenggelembungan laba sebesar 151,8 miliaryen atau 1,22 miliar dollar AS ini yangawalnya ingin menciptakan investor’sconfidence ternyata telah mencoreng namabesar Toshiba selama ini. Skandal yangterjadi telah menghancurkan prestasi yangtelah dicapai selama 140 tahun itu
Muklisin,Murniati.“SkandalAkuntansiToshiba danTantanganBisnis LembagaSyariah”.Republika.co.id.Diakses 18Oktober 2016.Pukul 12.55WIB
Banyak faktor yang mempengaruhi kasus fraudulent financial reporting
salah satunya adalah tekanan dari individu sendiri untuk mendapatkan
bonus yang tinggi, memuaskan investor untuk mendapatkan return yang
tinggi dan untuk mempertahankan kinerja perusahaan yang baik. Selain
itu, gaya hidup yang semakin tinggi membuat pelakunya tidak takut untuk
melakukan kecurangan.
Rezaee (2005) dalam Sihombing (2011) mendefinisikan kecurangan
pelaporan keuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan
sengaja oleh perusahaan untuk mengecoh dan menyesatkan para pengguna
laporan keuangan, terutama investor dan kreditor, dengan menyajikan dan
5
merekayasa nilai material dari laporan keuangan. Manipulasi keuntungan
(earning manipulation) disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap
diminati investor.
Pengujian fraud pentagon ini menyatakan bahwa fraudulent financial
reporting tidak hanya dipengaruhi dari faktor tekanan (pressure),
kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization) saja namun
ada dua faktor lagi yang dijelaskan yaitu kompetensi (competence) dan
arogansi (arrogance). Teori fraud pentagon ini perluasan dari teori fraud
triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey pada tahun 2011.
Selama ini penelitian terhadap fraudulent financial reporting dilakukan di
Indonesia saja. Dengan alasan ini, maka dilakukan penelitian untuk
menguji elemen pada teori fraud pentagon dalam fraudulent financial
reporting di 3 negara ASEAN. Untuk mengetahui dan memberikan hasil
seberapa besar fraudulent financial reporting di negara ASEAN.
Penelitian ini mengambil sampel pada 3 negara ASEAN dari persentase
Gross Domestic Product (GDP). Berdasarkan International Monetery
Fund (IMF,2016 ). Tingkat Gross Domestic Product (GDP) Indonesia
sebesar 5,3%, Malaysia sebesar 4,4%, dan Singapura sebesar 1,8%.
Negara ini juga berbatasan langsung dengan Indonesia dan sering
melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi.
6
Menurut Mankiw et al (2008) Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai
pasar seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi pada suatu negara
pada periode tertentu. Gross Domestic Product (GDP) artinya mengukur
nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya
yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya
satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian
dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian
pada suatu saat (McEachern ,2000:146).
GDP salah satu indikator makro ekonomi pada profitabilitas bank, apabila
tingkat konsumsi masyarakat meningkat, maka pendapatan yang diterima
juga meningkat. Sehingga kemampuan masyarakat untuk menabung
meningkat, maka meningkatnya tabungan masyarakat akan meningkatkan
profitabilitas bank. Dapat disimpulkan salah satu indikator naik turunnya
GDP dipengaruhi dari kemampuan masyarakat menabung di bank.
Atas dasar tersebut, maka penelitian ini berjudul :
“ FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING: PENGUJIAN TEORI
FRAUD PENTAGON PADA SEKTOR PERBANKAN DI 3 NEGARA
ASEAN ”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1. Apakah financial target berpengaruh dalam mendeteksi fraudulent
financial reporting?
2. Apakah financial stability berpengaruh dalam mendeteksi fraudulent
financial reporting?
3. Apakah external pressure berpengaruh dalam mendeteksi fraudulent
financial reporting?
4. Apakah ineffective monitoring berpengaruh dalam mendeteksi
fraudulent financial reporting?
5. Apakah rationlization berpengaruh dalam mendeteksi fraudulent
financial reporting?
6. Apakah pergantian direksi perusahaan berpengaruh dalam mendeteksi
fraudulent financial reporting?
7. Apakah CEO atau presiden yang memiliki jabatan dualisme dalam
perusahaan berpengaruh dalam mendeteksi fraudulent financial
reporting?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk melihat pengaruh :
1. Variabel financial target dalam mendeteksi fraudulent financial
reporting
2. Variabel financial stability dalam mendeteksi fraudulent financial
reporting
3. Variabel external pressure dalam mendeteksi fraudulent financial
reporting
8
4. Variabel ineffective monitoring dalam mendeteksi fraudulent financial
reporting
5. Variabel rationalization dalam mendeteksi fraudulent financial
reporting
6. Variabel pergantian direksi perusahaan dalam mendeteksi fraudulent
financial reporting
7. Variabel CEO atau presiden yang memiliki jabatan dualisme dalam
perusahaan dalam mendeteksi fraudulent financial reporting
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan memberikan informasi dan hasil dari elemen teori
pentagon yang terdiri dari : Tekanan (pressure), kesempatan (opportunity),
kompetensi (competence), rasionalisasi (rationalization), arogansi
(arrogance) berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting. Serta
tahapan yang dilakukan untuk mengetahui fraudulent financial reporting
pada perusahaan.
Dari penjelasan tersebut, penelitian ini dapat membantu
1. Bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya untuk menguji Teori Pentagon berpengeruh terhadap
fraudulent financial reporting.
9
2. Bagi perusahaan
Untuk memberi pandangan kepada manajemen dampak dari fraudulent
financial reporting dalam jangka panjang dan bekerja dengan penuh
tanggung jawab, sehingga dapat terhindar dari fraudulent financial
reporting serta dapat menjaga nama baik perusahaan .
3. Bagi investor
Sebagai informasi dalam mendeteksi fraudulent financial reporting sedini
mungkin, dalam pengambilan keputusan secara tepat.
4. Bagi kreditor
Sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memberikan pinjaman
kepada perusahaan dan untuk menilai seberapa besar perusahaan tersebut
data melunasinya.
5. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi untuk mengetahui dampak dan tahapan dalam
mendeteksi fraudulent financial reporting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Fraudulent Financial Reporting (Kecurangan Pelaporan Keuangan)
Fraud merupakan sebuah tindakan yang sangat merugikan bagi sebuah
perusahaan. Menurut Arens (2005 : 310) Fraudulent financial reporting
adalah sebagai berikut :
Fraudulent financial reporting is an intentional misstatement or omission
of amounts or disclosure with the intent to deceive users. Most cases of
fraudulent financial reporting involve the intentional misstatement of
amounts not disclosures. For example, worldcom is reported to have
capitalized as fixed asset, billions dollars that should have been expensed.
Omission of amounts are less common, but a company can overstate
income by omittingaccount payable and other liabilities.Although less
frequent, several notable cases of fraudulent financial reporting involved
adequate disclosure. For example, a central issue in the enron case was
whether the company had adequately disclosed obligations to affiliates
known as specialm purpose entities.
11
Menurut Sarwoko dkk (2005), kecurangan dalam pelaporan keuangan
(Fraudulent Financial Reporting) adalah salah saji atau penghilangan
secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Sesuai
dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 junto Undang-Undang No. 20
tahun 2001 menyatakan bahwa perbuatan curang dan perbuatan yang
merugikan yang merugikan keuangan negara merupakan jenis-jenis tindak
pidana korupsi. Sehingga kecurangan seperti ini dapat dikategorikan
sebagai tindak pidana korupsi.
Menurut Effendi ada 3 penyebab fraudulent financial reporting yaitu:
1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas catatan laporan keuangan dan
dokumen pendukung atas laporan keuangan yang disajikan.
2. Salah penyajian (misrepresentation) atau kesalahan informasi yang
signifikan dalam laporan keuangan.
3. Salah penerapan (misapplication) dari prinsip akuntansi yang
berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation) dan
pengungkapan (disclosure).
2.1.2 Teori Triangle
Teori triangle ini diciptakan oleh seorang salah satu ahli terkemuka bangsa
pada sosiologi kejahatan yang meninggal pada 21 Juli di Solvang,
California, bernama Cressey tahun 1953. Teori ini adalah teori pertama
yang menjelaskan seseorang melakukan fraud. Tiga elemen ini yaitu :
1. Tekanan (pressure)
2. Kesempatan (opportunity)
12
3. Rasionalisasi (rationalization)
Gambar 2.1.2 Tiga elemen pada teori triangle (Cressey, 1953)
2.1.3 Teori Diamond
Teori ini adalah teori kedua sebagai penyempurnan dari teori triangle.
Pada teori ini terdapat empat elemen, menambah satu elemen dari teori
triangle yaitu elemen kapabilitas/kemampuan (capability), yang ditemukan
oleh Wolf dan Hermanson pada tahun 2004.
Wolf and Hermanson menjelaskan dari empat elemen tersebut yaitu:
Using the four-element fraud diamond, a fraudster’s thought process
might proceed as follows
Gambar 2.1.3
Teori Diamond
Wolf and Hermanson (2004)
13
1. Incentive: I want to, or have a need to, commit fraud.
2. Opportunity: There is a weakness in the system that the right person
could exploit. Fraud is possible.
3. Rationalization: I have convinced myself that this fraudulent behavior
is worth the risks.
4. Capability: I have the necessary traits and abilities to be the right
person to pull it off. I have recognized this particular fraud
opportunity and can turn it into reality.
Artinya, Menggunakan empat elemen penipuan berlian, proses pemikiran
penipu ini mungkin lakukan sebagai berikut:
1. Insentif: Saya ingin, atau memiliki kebutuhan untuk, melakukan
penipuan.
2. Peluang: Ada kelemahan dalam sistem yang orang yang tepat bisa
mengeksploitasi. Penipuan adalah mungkin.
3. Rasionalisasi: Saya telah meyakinkan diri bahwa perilaku penipuan ini
bernilai risiko.
4. Kemampuan: saya memiliki sifat dan kemampuan yang diperlukan
untuk menjadi orang yang tepat untuk melakukannya. Saya telah
diakui kesempatan penipuan tertentu dan dapat mengubahnya menjadi
kenyataan.
14
2.1.4 Teori Pentagon
Teori pentagon dikemukakan oleh Crowe Horwart pada tahun 2011, pada
teori ini mempunyai lima elemen dari perluasan teori triangle (Cressey,
1953) penambahan dua elemen tersebut yaitu kompetensi (competence)
dan arogansi (arrogance)
Gambar 2.1.4 Elemen teori pentagon (Crowe,2011)
Menurut Crowe dalam Yusof dkk (2015), sebuah studi oleh Committee of
Sponsoring Organisasi Komisi Treadway (COSO) telah menemukan
bahwa 70% dari penipu memiliki profil yang menggabungkan tekanan
dengan arogansi atau keserakahan dan 89% dari kasus penipuan yang
terlibat CEO. Crowe juga menunjukkan bahwa ada lima unsur arogansi
dari perspektif CEO, yaitu:
(1) Ego besar - CEO dipandang sebagai 'selebriti' daripada pengusaha;
(2) Mereka dapat menghindari kontrol internal dan tidak terjebak;
(3) Mereka memiliki bully-sikap;
(4) Mereka berlatih gaya manajemen otokratis; dan
15
(5) Takut mereka akan kehilangan posisi atau status mereka.
Unsur arogansi ini dapat berkembang menjadi arogansi ekstrim faktor
keangkuhan, yang menyembunyikan dampak negatif bawahannya yang
dapat menghancurkan karir atau perusahaan.
2.1.5 Teori Keagenan (agency theory)
Teori keagenan adalah hubungan antara manajemen dan pihak pemegang
saham dalam menjalankan tujuan bersama. Menurut Jensen dan Meckling
(1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai “agency relationship as a
contract under which one or more person (the principals) engage another
person (the agent) to perform some service on their behalf which involves
delegating some decision making authority to the agent”.
Teori keagenan menciptkan hubungan antara pemegang saham sebagai
(principals) dan manajer perusahaan sebagai (agen) yang sama-sama
mempunyai kepentingan masing-masing. Manajemen diberikan sebagian
kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik bagi
pemegang saham. Oleh karena itu, manajer harus bertanggungjawab
kepada pemegang saham. Unit analisis yang digunakan dalam teori
keagenan adalah kontrak yang melandasi hubungan antara principal dan
agen. Fokusnya adalah penentuan kontrak yang paling efisien yang
mendasari hubungan agen dan principal.
Menurut Eisenhardt (1989) membagi tiga jenis asumsi sifat dasar manusia
untuk menjelaskan tentang teori agensi yaitu: (1) manusia pada umumnya
mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir
16
terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)
manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat
dasar manusia, manajer sebagai manusia kemungkinan besar akan
bertindak berdasarkan sifat opportunistic. Maksud dari sifat opportunistic
adalah bahwa manajer akan lebih mengutamakan kepentingan pribadinya
dibandingkan kepentingan orang lain (investor). Agen akan berusaha
mencari keuntungannya sendiri untuk mendapatkan bonus dari perusahaan
dengan berbagai cara seperti melakukan kecurangan dalam pelaporan
keuangan (fraudulent financial reporting).
Menurut Eisenhardt (1989) teori keagenan digunakan untuk mengatasi dua
masalah yang terjadi dalam hubungan keagenan. Pertama masalah
keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan principal dan agen
saling berlawanan dan merupakan hal yang sulit bagi principal untuk
melakukan verifikasi apakah agen telah melakukan sesuatu secara tepat.
Kedua, masalah pembagian dalam menanggung resiko yang timbul dimana
principal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko. Dalam
hubungan keagenan tersebut terdapat adanya pemisahan antara pemilik
(pihak principal) dengan pengendalian (pihak agen). Dimana perusahan
memisahkan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan akan
mengakibatkan munculnya perbedan kepentingan antara manajer dengan
pemegang saham. Hal ini dapat terjadi karena manajer tidak ikut serta
menanggung resiko sebagai akibat dari pengambilan keputusan yang salah
serta tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan.
17
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
No Nama peneliti dan
tahun penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Chyntia Tessa g.dan Puji Harto(2016)
FraudulentFinancialReporting:Pengujian TeoriPentagon PadaSektor Perbankandan Keuangan DiIndonesia
Variabel Financial target,Financial stability, Externalpressure, ineffective monitoring,kualitas auditor eksternal,changes in auditor, frequentnumber of CEO’c pictureterhadap Fraudulent FinancialReporting
2. Mohamed Yusof,Ahmad Khair andJon simon (2015)
FraudulentFinancialReporting :Anapplication ofFraud Models toMalaysian PublicListed Companies
Variabel more personalfinancial incentive amongExecutive Directors that relateswith PLC’s, high financialpressure on PLC’s , lesspercentage of outside(independent non-executivedirectors) in BOD’s, highturnover frequency of HIA, highhistorical financial restatementstimes, frequent change in PLC’saccounting policies, undeclaredpolicies on doubtful debts andaccount receivable, limitedaccess on SPV’s financialreports, CEO duality, politicianwho is also a CEO or President,frequent number of CEO’spictures, Executive Directorsremuneration that is based onPLC’s financial performance,Insufficient corporategovermance courses forExecutive and Non-excecutiveDrectors Indicates highertendency toward the likehood ofFinancial Financial Reporting
3. Merissa Yesiariani Analisis Fraud Variabel Financial Stability,
18
dan Isti Rahayu(2016)
Diamond dalammendeteksiFinancialStatement Fraudpada perusahaanLQ-45 yangTerdaftar di BursaEfek Indonesia
External Pressure, PersonalFinancial Need, FinancialTarget, Nature of Industry,Ineffective Monitoring, Changein Auditor, Rationalization, andCapability terhadap FinancialStatement Fraud
4. Laila TifaniMaruah (2015)
Deteksi FinancialStatement Frauddengan AnalisisFraud Trianglepada PerusahaanManufaktur yangTerdaftar di BursaEfek Indonesia
Variabel Financial Stability,Personal Financial Need,External Pressure, FinancialTarget, Nature of Industry,Effective Monitoring,Rationalization terhadapFinancial Statement Fraud
5. Christopher J.Skousen (2008)
Detecting andPredictingFinancialStatement
Fraud: TheEffectiveness ofthe FraudTriangle
and SAS No. 99
Variabel Financial Stability,External Pressure, PersonalFinancial Need, , FinancialTarget, Nature of Industry,Ineffective Monitoring,Organizational structure,Rationalization terhadapFinancial Statement Fraud
Sumber: Berbagai jurnal dan literature yang di publikasikan
19
2.3 Kerangka Pikiran Teoritis
Gambar 2.3
2
2.8
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Financial target dalam mendeteksi Fraudulent
financial reporting
Laba usaha yang dicapai perusahaan dari target-target yang ada dapat
disebut dengan financial target. Untuk mengukur nilai laba dapat
menggunakan ROA (Return On Assets). Menurut Marfuah (2015)
menjelaskan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhdap
Pressure
- Financial Target (H1)- Financial Stability (H2)- External Pressure (H3)
Rationalization
- Rasionalisasi (H5)
Opportunity
- Ineffective monitoring(H4)
Capability/competence
- Pergantian direksiperusahaan (H6)
Arrogance
- CEO atau presidenyang memiliki jabatandualisme dalamperusahaan (H7)
Fraudulent Financial Reporting
20
kecurangan pelaporan keuangan, artinya besar kecilnya ROA tidak
mempengaruhi manajemen untuk melakukan kecurangan pelaporan
keuangan. Sebagian perusahaan menganggap wajar apabila ROA tinggi,
jika perusahaan tersebut mampu mencapai target dalam perusahaan dalam
satu periode. Dapat dirumuskan dalam hipotesis berikut.
H1. Financial target berpengaruh negatif terhadap fraudulent financial
reporting
2.4.2 Pengaruh Financial stability dalam mendeteksi Fraudulent
financial reporting
Financial stability mengambarkan kondisi keuangan sebuah perusahaan.
Pengelolahan perusahaan yang baik maka akan baik juga kondisi keuangan
yang dimiliki dari keuntungan yang didapat perusahaan, sehingga para
investor juga tertarik dengan perusahaan tersebut. Apabila laba yang
dihasilkan tinggi akan menghasilkan return yang didapatkan oleh investor
juga tinggi. Faktor inilah yang membuat manajer untuk menjaga kinerja
perusahaan termasuk laporan keuangan perusahaan agar selalu naik.
Ketika perusahaan dalam keadaaan buruk manajer akan tertekan manajer
mungkin melakukan manipulasi laporan keuangan untuk menutupi
stabilitas yang buruk.
Hal ini didukung menurut SAS No. 99 manajer menghadapi tekanan untuk
melakukan penipuan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan /
atau profitabilitas terancam oleh ekonomi, industri, atau badan kondisi
operasi. Menurut Loebbecke et al. (1989) dan Bell et al. (1991)
21
menunjukkan bahwa, dalam kasus di mana perusahaan mengalami
pertumbuhan yang berada di bawah rata-rata industri, manajemen mungkin
resor (berkuasa) untuk manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan
prospek perusahaan. Demikian juga, menyusul periode pertumbuhan yang
cepat manajemen mungkin resor untuk manipulasi laporan keuangan untuk
memberikan penampilan pertumbuhan yang stabil (Skousen et. al., 2008).
Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H2. Financial stability berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
reporting
2.4.3 Pengaruh External pressure dalam mendeteksi Fraudulent
financial reporting
External pressure adalah keadaan dimana perusahaan mendapatkan
tekanan dari pihak luar perusahaan. Untuk mengatasi tekanan tersebut
perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayaan
eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan
pengeluaran pembangunan atau modal (Skousen et al., 2009)
Dechow et al. (1996) berpendapat bahwa permintaan untuk pendanaan
eksternal tidak hanya tergantung pada berapa banyak uang yang dihasilkan
dari aktivitas operasi dan investasi tetapi juga pada dana sudah tersedia
dalam perusahaan. Mereka menunjukkan bahwa belanja modal rata-rata
selama tiga tahun sebelum manipulasi laporan keuangan adalah ukuran
22
tingkat investasi yang diinginkan selama periode manipulasi laporan
keuangan (Skousen et al., 2008).
Person (1999) menyatakan bahwa leverage (LEV) yang lebih besar dapat
dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan
pelanggaran terhadap perjanjian kredit dan kemampuan yang lebih rendah
untuk memperoleh tambahan modal melalui pinjaman. Penelitian yang
dilakukan oleh Skousen et al. (2009) menunjukkan bahwa persentase total
hutang terhadap total aset (LEV) berpengaruh positif terhadap fraudulent
financial reporting (Marfuah, 2015).
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat dibentuk hipotesis :
H3. External pressure berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
reporting
2.4.4 Pengaruh Ineffective monitoring dalam mendeteksi Fraudulent
financial reporting
Ineffective monitoring atau ketidakefektifan pengawasan yang terjadi pada
perusahaan, membuka kesempatan bagi pelaku untuk melakukan
manipulasi laporan keuangan. Pernyataan ini diperkuat oleh Andayani
dalam Sihombing (2014) terjadinya praktik kecurangan atau Fraud
merupakan salah satu dampak dari pengawasan atau monitoring yang
lemah sehingga memberi kesempatan kepada agen atau manajer untuk
berperilaku menyimpang dengan melakukan manajemen laba. Maka
23
perusahaan harus meminimalisir kesempatan yang ada dengan
menciptakan pengawasan yang baik.
Penelitian yang dilakukan Dechow et al. (1996) Dunn (2004) dalam
Sihombing (2014) yang meneliti hubungan antara komposisi dewan
komisaris dengan kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian
membuktikan bahwa kecurangan lebih sering terjadi pada perusahaan yang
lebih sedikit memiliki anggota dewan komisaris eksternal. Atas dasar ini,
maka hipotesis sebagai berikut:
H4. Ineffective monitoring berpengaruh positif terhadap fraudulent
financial reporting
2.4.5 Pengaruh Rationalization dalam mendeteksi Fraudulent
financial reporting
Rasionalisasi merupakan anggapan bahwa seseorang membenarkan
perilaku kejahatannya, mereka menganggap dirinya pantas untuk
mendapatkan yang diinginkan dalam pekerjaannya. Menurut Vermer
(2003) untuk menghitung tingkat rasionalisasi menggunakan prinsip
akrual yang berhubungan dalam pengambilan keputusan manajemen serta
memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam pelaporan keuangan.
Penelitian ini juga didukung dari Skousen et al., (2008). Yesiariani (2016)
menunjukkan bahwa rasionalisasi berpengaruh positif pada kecurangan
pelaporan keuangan.
24
H5. Rasionalisasi berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
reporting
2.4.6 Pengaruh pergantian direksi perusahaan dalam mendeteksi
Fraudulent financial reporting
Menurut Wolfe dan Hermanson (2004) dalam Sihombing (2014) meneliti
tentang capability sebagai salah satu fraud risk factor yang
melatarbelakangi terjadinya fraud menyimpulkan bahwa perubahan direksi
dapat mengindikasikan terjadinya fraud. Perubahan direksi tidak
selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Perubahaan direksi bisa
menjadi suatu upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi
sebelumnya dengan melakukan perubahan susunan direksi ataupun
perekrutan direksi yang baru yang dianggap lebih berkompeten dari direksi
sebelumnya. Sementara disisi lain, pergantian direksi bisa jadi merupakan
upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui
fraud yang dilakukan perusahaan serta perubahan direksi dianggap akan
membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja awal tidak maksimal.
Wolfe dan Hermanson (2004) menjelaskan sifat-sifat terkait elemen
kemampuan (capability) dalam tindakan pelaku kecurangan yaitu
capability seperti: position /function,brains, confidence/ ego, coercion
skills, effective lying dan immunity to stress. Perubahan direksi adalah
penyerahan wewenang dari direksi lama kepada direksi baru dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerja manajemen sebelumnya. Penelitian Yesiariani
25
(2016) memberikan hasil bahwa pergantian direksi tidak berpengaruh
terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disusun hipotesis sebagai berikut:
H6. Pergantian direksi perusahaan berpengaruh negatif terhadap
fraudulent financial reporting
2.4.7 Pengaruh CEO atau presiden yang memiliki jabatan dualisme
dalam perusahaan dalam mendeteksi Fraudulent financial
reporting
Menurut Skousen et. al., (2008) ketua dewan memegang posisi manajerial
CEO atau presiden sebagai proksi dari elemen arogansi, dalam laporan
keuangan terdapat foto CEO perusahaan. Sebagian CEO menggunakan
sikap arogansinya untuk mendapatkan keuntungannya, CEO juga
menggunakan tingkat arogansinya untuk ditunjukan kepada semua orang
bahwa dirinya sangat berpengaruh di sebuah perusahaan. Sehingga CEO
beranggapan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan tidak
akan berlaku baginya, anggapan inilah yang sering terjadi dan dapat
menimbulkan terjadinya kecurangan dalam memanipulasi laporan
keuangan sebuah perusahaan. Menurut Crowe (2011) Kesombongan atau
kurangnya hati nurani adalah sikap superioritas dan hak atau keserakahan
pada bagian dari orang yang percaya bahwa pengendalian internal hanya
tidak secara pribadi berlaku. Dari uraian diatas, dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
26
H7. CEO atau presiden yang memiliki jabatan dualisme dalam
perusahaan berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
reporting.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perbankan
di 3 negara ASEAN yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI),
Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE), Singapore Exchange (SGX)
selama periode 2013-2015.
Metode pengambalian sampel pada penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor perbankan yang sudah go public atau terdaftar di
Bursa Efek (BE) di 3 negara ASEAN selama periode 2013-2015.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah
diaudit dalam website BE setiap negara selama periode 2013-2015.
3. Data mengenai data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian
tersedia dengan lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada
publikasi selama periode 2013-2015) .
4. Perbankan yang menyajikan laporan keuangan yang jelas dapat dibaca
5. Perbankan yang menyediakan laporan keuangan dalam laporan tahunan
28
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dimana
data tersebut didapat dari perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek 3 negara ASEAN selama periode 2013-2015.
3.3 Variable Penelitian
Menurut Hatch & Farhady (1981). Variable didefinisikan sebagai atribut
seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan
yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Pada penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel
independen untuk menetapkan penelitian.
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah
discretionary accruals (DACC). Discretionary accrual (DACC) dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
= / ⎼1 −
Dimana:
DACCit = discretionary accrual perusahaan i pada tahun t
TACCit = total akrual perusahaan i pada tahun t
NDACCit = nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t
Untuk mengukur discretionary accruals, terlebih dahulu menghitung total
akrual untuk tiap perusahaan i di tahun t dengan dengan rumus Jones
29
(1991) yang dimodifikasi Dechow dkk. (1995) dalam Yesiariani dan
Rahayu (2016) yaitu:
= h −
Nilai total accrual (TACC) diestimasi dengan persaman regresi sebagai
berikut:
TACCit/Ait-1= α1(1/Ait-1)+α2[(ΔREVit)/Ait-1]+α3(PPEit/Ait-1)+εit
Dimana:
Ait-1 = total aset perusahaan pada tahun t-1
∆ REVit = revenue pada tahun t dikurangi revenue pada tahun t-1
dibagi total aktiva tahun t-1
PPEit = total aktiva tetap pada tahun t dibagi total akiva tahun t-1
εit = error
Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, nilai non discretionary
accrual (NDACC) dapat dihitung dengan rumus :
NDACCit = α1(1/Ait-1)+α2[(ΔREVit-ΔRECit)]+α3(PPEit)
Dimana:
∆ RECit = Net receivable (piutang bersih) pada tahun t dikurangi
piutang bersih pada tahun t-1 dibagi total aktiva tahun t-1
ΔREVit = revenue pada tahun t dikurangi revenue pada tahun t-1
dibagi total aktiva tahun t-1
a1, a2, a3 = nilai koefisien yang diperoleh dari hasil regresi
30
3.3.2 Pengukuran Variabel Independen
1. Financial Target
ROA =
2. Financial Stability
3. External pressure
Lev =
4. Inneffective monitoring
BDOUT =
5. Rationalization
Variabel dummy untuk audit dimana Pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan nilai 1 dan 0 untuk pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa tambahan
6. Pergantian direksi
Variable dummy, kode 1 jika terdapat pergantian direksi dalam
perusahaan, dan sebaliknya diberi kode 0
7. CEO atau presiden yang memiliki jabatan dualisme dalam
perusahaan sebagai variabel indikator dengan nilai 1 jika; 0 jika tidak
31
3.4 Metode Analisis
Metode analisis digunakan untuk mengolah dan memberikan hasil dengan
metode regresi linier berganda.
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan metode pengelompokkan,
peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif
(Santosa, 2005). Analisis deskriptif ditujukan untuk deskripsi atau
menggambarkan data dari variabel. Data statistik menggunakan tabel
statistic descriptive menggunakan nilai minimum, nilai maksimum, nilai
rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard deviation). Mean adalah
teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari
sampel. Standar deviasi besar perbedaan dari nilai sampel terhadap rata-
rata, nilai sampel yakni sedikit dari jumlah keseluruhan objek yang
diamati. Maksimum dan minimum untuk melihat nilai maksimum dan
minimum dari suatu sampel. Data diatas digunakan untuk menggambarkan
bahwa sampel memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji asumsi-asumsi yang
ada dalam pemodelan regresi linier berganda. Pengujian ini terdiri dari
uji normalitas, multikolonieritas, autokolerasi, dan heteroskedastisitas.
32
3.4.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variable bebas dan variable terikat keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak.
a) Uji Statistik
Uji statistik dilakukan dengan membuat hipotesis:
1. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya
data residual terdistribusi tidak normal.
2. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 tidak ditolak.
Artinya data residual terdistribusi normal.
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel
bebas (independen). Untuk mendeteksi adanya Multikolinieritas dapat
dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas.
b. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.
3.4.2.3 Uji Autokolerasi
Menurut Ghozali (2013) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
33
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya (Sihombing, 2014). Untuk mendeteksi autokorelasi
dengan Uji Durbin Watson dengan kriteria :
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-
du), maka koefisien aoutokorelasi = 0, sehingga tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
(dl), maka koefisien autokorelasi > 0, sehingga ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi
< 0, sehingga ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik
adalah mengalami homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013) . Pengujian heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat uji statistik .
34
a. Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedastisitas adalah uji glejser dan uji park. Jika hasil uji
glejser menunjukkan nilai signifikansi melebihi 0,05 maka dinyatakan
bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
3.4.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis data yang valid
dan mendukung hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini. Uji
hipotesis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan laporan keuangan yang dijadikan objek penelitian.
2. Menghitung proksi dari masing–masing variabel sesuai dengan cara
ukur yang telah dijelaskan.
3. Melakukan uji regresi linear berganda terhadap model dengan
tahapan–tahapan yang telah dijelaskan di atas (Sihombing, 2014)
Penelitian ini menggunakan Software SPSS Versi 21 untuk mengetahui
hubungan antara variabel dengan variabel dependen. Model regresi yang
digunakan untuk mengetahui hubungan discretionary accruals dan proksi
Fraud Pentagon adalah:
DACCit = ß0 + ß1ROA + ß2ACHANGE + ß3LEV + ß4BDOUT +
ß5AUDREPORT + ß6DCHANGE + ß7CEO + ε
35
Keterangan:
ß0 = konstanta
ROA = Return On Assets
ACHANGE = rasio perubahan total aset tahun selama 2 tahun
LEV = rasio total kewajiban per total aset
BDOUT = rasio dewan komisaris independen
AUDREPORT = rasio opini auditor
DCHANGE = pergantian jajaran direksi dalam perusahaan
CEO = Ketua dewan memegang posisi manajerial CEO
atau presiden
ε = error
3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen
(Ghozali, 2011). Nilai koefisiensi determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel– variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen (Ghozali, 2013).
3.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
36
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen/ terikat
(Ghozali, 2011). Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Apabila nilai F < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
2. Apabila nilai F > 0,05 maka H0 tidak ditolak. Artinya semua variabel
independen secara serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel
dependen.
3.4.3.3 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Apabila nilai signifikansi <
0,05 atau 5% dan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, apabila
nilai t hitung > nilai t tabel maka suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variable dependen (Ghozali, 2013).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan dan Keterbatasan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian
ini adalah:
1. Variabel independen yaitu Fraudulent Financial Reporting yang
diukur dengan DACC dan 7 variable independen hanya 1 yang
mempengaruhi tingkat kecurangan pelaporan keuangan
2. Financial target tidak berpengaruh signifikan terhadap Fraudulent
Financial Reporting
3. External pressure tidak berpengruh signifikan terhadap Fraudulent
Financial Reporting
4. Financial stability tidak berpengaruh signifikan terhadap Fraudulent
Financial Reporting
5. Ineffective monitoring tidak berpengaruh signifikan terhadap
Fraudulent Financial Reporting
6. Rasionalisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Fraudulent
Financial Reporting
7. Pergantian direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap Fraudulent
Financial Reporting
53
8. CEO atau presiden yang memiliki jabatan dualisme dalam perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap Fraudulent Financial Reporting.
9. Apabila dalam sebuah perusahaan terdapat CEO yang mempunyai
jabatan dualisme akan ada kemungkinan untuk melakukan fraud.
Karena kebijakan yang diambil akan berdampak pada kemakmuran
CEO tersebut.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dihadapi yaitu:
1. Ada perusahaan yang tidak menampilkan laporan keuangannya,
ada perusahaan juga yang tidak menampilkan beberapa informasi
variable-variabel yang dibutuhkan dengan jelas sehingga
mengurangi beberapa sampel.
2. Terdapat perbedaan format laporan keuangan dan nama akun pada
negara Singapura dan Malaysia.
3. Sedikit sulit untuk mencari data nama perusahaan dan laporan
keungan pada negara Singapura dan Malaysia.
4. Terdapat masalah mengenai satuan mata uang setiap negara, jadi
harus mentranslasikan.
5. Dalam penelitian ini tidak memisahkan perbankan yang sistem
pemerintahaannya menggunakan jabatan dualism.
54
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini adalah
1. Penelitian selanjutnya menggunakan variable dependen dan
independen yang lebih sederhana dan mudah dicari dalam laporan
keuangan.
2. Hingga saat ini masih jarang sekali penelitian mengenai kecurangan
dalam pelaporan keungan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
meneliti lebih luas lagi ke sektor paling banyak di bursa
DAFTAR PUSTAKA
AICPA, SAS No.99. 2002. “Consideration of Fraud in a Financial StatementAudit”. New York: AICPA.
ACFE . 2016 “ Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse ” .Association of Certified Fraud Examiners.
Usach, M. Azmi Ghani, Ridwan Tri A., dan Baron Adhitama. 2015. “Jurnal EtikaProfesi Akuntansi: Pelanggaran Kasus Bank Century”.azmighani.blogspot.co.id. 18 Oktober 2016.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder & Mark S. Beasley.. Auditing & AssuranceServices An Integrated Approach. 10th edition. Prentice EducationInternational. 2005.
Association of Certified Fraud Examiners. 2014. Report to the nation onoccupational fraud and abuse (2014 global fraud study).Dechow, et al. 1996. “Causes And Consequences Of EarningsManipulation: Analysis of Firm Subject to Enforcement Actions byThe SEC”, Contemporary Accounting Research, Hal 1-36.
Dechow, P. M., R. G. Sloan, dan A. P. Sweeney. 1995. “Detectingearnings management”. The Accounting Review 70 (2) : 193‐225.
Editor. 2011. “Citybank dibobol karyawan”. Kompas.com. 17 Oktober 2016.
Effendi, Muh. Arif. 2006. “Fraudulent Financial Reporting; Tanggung JawabAuditor Independen”.
Eisenhardt, Kathleem. 1989. “Agency Theory: An Assesment and Review”.Academy of Management Review, 14. Hal 57.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam, 2013. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS21”. Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hatch, E. , & Farhady, H. 1981. “Research Design & Statistics for AppliedLinguistics” Tehran: Rahnama Publications.
Horwarth, Crowe. 2012. “The Mind Behind The Fraudsters Crime :KeyBehavioral and Environmental Element”.
Imam Sarwoko, et al. 2001. “Kumpulan materi kuliah Praktik Audit, ProgramPendidikan Profesi Akuntan Publik”. FE Unpad, 2005. IkatanAkuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, SalembaEmpat. Jakarta
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : ManagerialBehavior, Agency Costs and Ownership Structure . Journal ofFinancial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.Avalaible from:http://papers.ssrn.com
Jones, J. J. 1991. “Earnings management during import relief investigations”.Journal of Accounting Research 29 (2): 193-228.
Kartika, Unoviana. 2016 “Orang Dalam Bermain, Bank Syariah Mandiri DibobolRp 50 Miliar”. megapolitan.kompas.com. Diakses 3 November.
Loebbecke, J., Eining, M., and Willingham, J. 1989. “Auditor’s Experience withMaterial Irregularities: Frequency, Nature, and Detestability”.Auditing: A Journal of Practice and Theory, Vol. 9, No. 1.
Lou, Y.-I., & Wang, M.-L. 2009. “Fraud Risk Factor Of The Fraud TriangleAssessing The Likelihood Of Fraudulent Financial Reporting”.Journal of Business & Economics Research, 7(2), 61-78.
Marfuah, Laila Tifafani. 2015. “Deteksi Financial Statement Fraud denganAnalisia Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia”. Universitas Islam Indonesia.
Muklisin, Murniati. 2016. “Skandal Akuntansi Toshiba dan Tantangan BisnisLembaga Syariah”. Republika.co.id.Diakses 18 Oktober.
Musjab, Imam. 2008. “Kasus Klaim: Auditor diganjar US$ 504,049 karena gagalmendeteksi kecurangan laporan keuangan”. ahliasuransi.com. Diakses9 September 2017. Pukul 10.07 WIB
Person, Obeua. 1999. “Using Financial Information to Differentiate Failed vsSurviving Finance Companies in Thailand: An Implication ForEmerging Economies. Multinational Finance Journal. Vol. 3. No.2.pp.127-145.
Ramos, M. 2003, "Auditors’ responsibility for fraud detection." Journal ofAccountancy, Vol. 195, No.1: pp. 28-36.
Sihombing, Kennedy Samuel. 2014. “Analisis Fraud Diamond dalam mendeteksiFinancial Statement Fraud: Studi Empiris pada PerusahaanManufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun2010-2013.” Universitas Diponegoro.
Soebijoto, Hertanto. 2011, ”Pembobol Deposito Mandiri Ditangkap” .Kompas.com. Diakses 17 Oktober 2016.
Skousen, C. J., K. R. Smith, dan C. J. Wright. 2008. ”Detecting and PredectingFinancial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangleand SAS No. 99.” Corporate Governance and Firm PerformanceAdvances in Financial Economis, Vol. 13, h. 53-81
Tessa, G Chyntia and Harto, Puji. 2016 “Fraudulent Financial Reporting :Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada Sektor Keuangan danPerbankan Di Indonesia”. Universitas Diponegoro.
Yesiariani, Merissa. 2016. “Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi FinancialStatement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 yangTerdaftar di Bura Efek Indonesia Tahun 2010-2014”. UniversitasIslam Indonesia
Yusof, Mohamed. K., Ahmad Khair A.H., dan Jon Simon. 2015. “FraudulentListed Companies”. The Macrotheme Review 4(3), Spring.
Vermeer, T. E. 2003. “The Impact of SAS No. 82 on an auditor’s tolerance ofearnings management”. Journal of Forensic Accounting 5: 21-34
Wolfe, D. T. & Hermanson, D. R. 2004, "The fraud diamond: Considering thefour elements of fraud." The CPA Journal, 74.12: pp. 38-42.