journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerpdf/jurna gusti khairunisa.doc · web view“surabaya...

49
STRATEGI SURABAYA TOURISM PROMOTION BOARD DALAM MENJALANKAN DIPLOMASI PARIWISATA SURABAYA DENGAN BRUNEI DARUSSALAM TAHUN 2005-2008 Gusti Khairunisa 070810200 Abstract Tourism has strategic economic value for the country, not only it generate income for the country but also improve the economic life of the surrounding population. With this, the Government of the Republic of Indonesia advised local governments to promote the tourism out of the country to introduce the tourism potential of the region and national as well as in the public diplomacy. According to that, Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) has established offices in different countries, one of which is in Brunei Darussalam. This study analyzed the role of STPB in Brunei Darussalam as a commitment to promote tourism in Surabaya. The authors examined the amount of travelers to Surabaya from Brunei since period 2005-2008. Strategi STPB Sebagai Agen Diplomasi Publik Surabaya ke Brunei Darussalam Perubahan lingkungan strategis baik di tingkat global maupun regional sangat mempengaruhi penekanan kebijakan luar negeri Indonesia. Perubahan lingkungan internasional tersebut tidak hanya disebabkan oleh dinamika hubungan antarnegara, tetapi juga oleh 1

Upload: others

Post on 01-Jan-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

STRATEGI SURABAYA TOURISM PROMOTION BOARD

DALAM MENJALANKAN DIPLOMASI PARIWISATA SURABAYA

DENGAN BRUNEI DARUSSALAM TAHUN 2005-2008

Gusti Khairunisa070810200

Abstract

Tourism has strategic economic value for the country, not only it generate income for the country but also improve the economic life of the surrounding population. With this, the Government of the Republic of Indonesia advised local governments to promote the tourism out of the country to introduce the tourism potential of the region and national as well as in the public diplomacy. According to that, Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) has established offices in different countries, one of which is in Brunei Darussalam. This study analyzed the role of STPB in Brunei Darussalam as a commitment to promote tourism in Surabaya. The authors examined the amount of travelers to Surabaya from Brunei since period 2005-2008.

Strategi STPB Sebagai Agen Diplomasi Publik Surabaya ke Brunei Darussalam

Perubahan lingkungan strategis baik di tingkat global maupun regional

sangat mempengaruhi penekanan kebijakan luar negeri Indonesia. Perubahan

lingkungan internasional tersebut tidak hanya disebabkan oleh dinamika

hubungan antarnegara, tetapi juga oleh perubahan isu, dan fenomena munculnya

aktor-aktor baru dalam hubungan internasional, khususnya non-state actors.

Untuk hal tersebut politik luar negeri Indonesia perlu didesain untuk mampu

mempertemukan kepentingan nasional Indonesia dengan Iingkungan internasional

yang selalu berubah. Tidak dapat dipungkiri perlunya politik luar negeri yang

luwes dan flexible untuk menghadapi segala tantangan dimaksud.

1

Page 2: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Di awal proses perkembangan disiplin ilmu hubungan internasional telah

diasumsikan bahwa disiplin ini merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan

cakupan semua relasi antar negara, seperti yang dilansir oleh Schawarzenberger

yang menyatakan bahwa disiplin ilmu hubungan internasional adalah bagian dari

ilmu sosiologi yang khusus mempelajari masyarakat internasional (sociology of

international relation)1. Dalam artian bahwa ilmu hubungan internasional tidak

hanya mencakup unsur yang berkaitan dengan politik saja tetapi lebih luas lagi

seperti bidang ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan atau bahkan pada

sektor pariwisata misalnya kegiatan pertukaran budaya (cultural exchange).

Otonomi daerah di era globalisasi saat ini, sangat berpengaruh pada

strategi pemda dalam memanfaatkan sumber daya alam daerahnya. Akibatnya,

pemda memungkinkan melakukan kerjasama bahkan hubungan luar negeri

dengan negara lain. Artinya, hubungan kerjasama tersebut didasari saling

membutukan dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak baik itu aktor

negara atau yang diwakili oleh Penmerintah Daerah atau aktor lainya yang

bekerjasama dengan investor asing. Oleh sebab itu, untuk menjamin hubungan

kerjasama yang baik antara kedua belah pihak maka diperlukan cara sebagai

sebuah proses dalam memperjuangkan berbagai kepentingan masing-masing

pihak yang bekerjasama. Sebuah cara komunikasi yang efektif merupakan salah

satu pendukung dalam hubungan kerjasama tersebut, yang dalam disiplin ilmu

hubungan internasional sering disebut dengan diplomasi. Dimana maksud dari

1Banyu Perwita Anak Agung &Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006 Hal.2

2

Page 3: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

diplomasi adalah suatu cara komunikasi dengan pemilihan kata serta kalimat

yang dilakukan berbagai pihak-pihak termasuk negosiasi antara wakil-wakil yang

diakui untuk meraih kepentingan kita sendiri.2

Pariwisata merupakan komoditi yang perlu dikembangkan karena dapat

menjadi salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan berpengaruh

signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Beberapa negara bahkan

mengandalkan industri pariwisata sebagai pendapatan utama. Hal ini mendorong

setiap negara berlomba-lomba menciptakan dan menawarkan berbagai macam

destinasi untuk menikmati berbagai produk wisata dan fasilitas yang tersedia.

Disinilah muncul kebutuhan adanya sebuah lembaga/unit yang mampu

berperan sebagai pelaksana pengembangan pemasaran dan promosi dalam konteks

industri pariwisata secara keseluruhan, yang tugasnya mengembangkan

program/kegiatan pemasaran dan promosi secara profesional. Selama ini

pandangan umum wisatawan mancanegara terhadap Indonesia hanya terpusat

pada destinasi atau obyek wisata utama misalkan Jakarta, Bali, Lombok, dan

Yogyakarta yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisatawan asing. Menghadapi

fenomena ini Pemerintah Daerah Kota Surabaya telah melakukan langkah-

langkah untuk memulihkan citra positif pariwisata Indonesia, diantaranya lewat

diplomasi antar negara secara berkesinambungan maupun organisasi internasional

yang bersifat regional di bidang pariwisata, salah satunya dengan mengusulkan

pembentukan Surabaya Tourism Promotion Board (STPB).

2 Zainal Abidin Partao. Teknik Lobi dan Diplomasi : Untuk Insan Public Relations, Jakarta: PT. Indeks . 2007. hal. 35.

3

Page 4: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Pembentukan STPB ini bertujuan untuk mempromosikan Surabaya

sebagai destinasi pariwisata. STPB fokus di aspek promosi dengan membuka

akses promosi/pemasaran di target - target pasar melalui pembukaan 5 kantor

representative di luar negeri: Eropa (Swedia), Korea, Philippine, Brunei, China

(Shenzhen) dan 3 kantor representative dalam negeri: Balikpapan, Jakarta,

Yogyakarta. Institusi STPB terdiri dari unsur pelaku usaha, perwakilan asosiasi,

perwakilan perguruan tinggi (universitas) dan Pemda (Disbudpar Kota Surabaya).3

Penulis memilih Brunei Darussalam dalam penelitian ini dikarenakan

Brunei merupakan negara tertangga yang berdekatan dengan Indonesia, Surabaya

pada khususnya. Brunei yang secara geografis juga merupakan kawasan Asia

Tenggara serta mempunyai wilayah kecil, akan tetapi Brunei merupakan negara

yang makmur dengan pendapatan masyarakat yang besar di wilayah Asia

Tenggara. Pada tahun 2005, World Bank mencatat GNI (gross national income)

perkapaita Brunei Darussalam 23.210 (dalam US$).4

STPB menganggap Surabaya sebagai jantung bisnis kedua di Indonesia

setelah Jakarta memang layak dikunjungi turis asing.5 Apalagi bukan hal yang

sulit bagi masyarakat Brunei untuk ke Surabaya dikarenakan cukup banyaknya

frekuensi penerbangan langsung dari Brunei ke Surabaya .6 Ditambah dengan

kultur budaya yang tidak begitu memiliki banyak perbedaan, sehingga

memudahkan masyarakat Brunei Darussalam yang akan berwisata. Alasan lain

3 Adjie Wahjono, wawancara langsung, Sekjen STPB (Operations Manager Aneka Kartika Tours & Travel), 26 Mei, 2012.4 The world Bank “GNI per capita, Atlas method (current US$)”http://data.worldbank.org/indicator/NY.GNP.PCAP.CD?page=1 (diakses 20 september 2012)5‘’Sparkling Surabaya Rambah Brunei,” Kompas, 28 Desember 2006.6“STPB tawarkan ke Brunei,” Radar Surabaya, 20 Desember 2006.

4

Page 5: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

penulis memilih Brunei sebagai penelitian adalah karakter masyarakatnya yang

shopaholic. Buktinya, untuk wisman secara umum hanya membelanjakan USD80-

USD100 tiap harinya. Sedangkan wisman Brunei rata-rata USD250-USD300 tiap

harinya.7

Hubungan Luar Negeri Dalam Kerangka Otonomi Daerah

Upaya pengembangan pariwisata merupakan tugas seluruh stakeholders

pariwisata di daerah (baik pemerintah, swasta, dunia pendidikan dan organisasi

masyarakat terkait). Dalam konteks pengembangan infrastruktur, sarana dan

prasarana, industri pariwisata telah memanfaatkan berbagai produk yang telah

dibangun dan dikembangkan oleh pemerintah.

Sektor ini mampu mendatangkan banyak keuntungan dalam segi ekonomi

dan sosial budaya sebab mampu menciptakan investasi, meningkatkan pendapatan

masyarakat, kualitas hidup masyarakat, dan menanamkan rasa cinta tanah air

sesuai instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 1969 tentang kepariwisataan8 yang

tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan Undang-Undang

No.9 Tahun 1990 dan di revisi menjadi Undang-Undang No.10.Tahun 2009.9

Memaksimalkan kembali peran pemda dalam mengelola potensi daerah

yang dimiliki dalam hubungan luar negeri dengan negara lain maka Pemerintah

Republik Indonesia melegalkan bentuk pembuatan Undang-Undang tata cara

hubungan laur negeri (Undang-undang No. 37 Tahun 1999 ) dan Undang-undang

perjanjian internasional ( Undang-undang No. 24 Tahun 2000) untuk memberi 7“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008.8 Lampiran9 Oka A. Yoeti . Pengantar Ilmu Pariwisata : Bandung, Penerbit Aksara Bandung. 1987. hal.138.

5

Page 6: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

batasan ruang gerak bagi pemda dalam melakukan hubungan luar negeri. Dengan

lahirnya kedua Undang-undang ini menjadi dasar hukum sah bagi pemdauntuk

melakukan hubungan luar negeri.

Menurud Undang-Undang No.37 Tahun 1999 tentang hubungan luar negeri,

menjelaskan bahwa hubungan luar negeri di artikan sebagai setiap kegiatan yang

menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di

tingkat pusat dan daerah, atau lembaga- lembaganya, lembaga negara, badan

usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,

atau warga negara Indonesia. Dimana, hubungan luar negeri tersebut merupakan

usaha implementasi kebijakana luar negeri Indonesia yang dibentuk dalam

berbagai strategi dan tindakan dalam menghadapi Negara lain atau aktor pilitik

internasional lainya yang dilakukan oleh para pengambil keputusan di Indonesia

dalam usaha pencapaian kepentingan nasional.10

Selain itu, Undang- undang ini juga mengatur aktor yang bisa melakukan

hubungan luar negeri yakni: Departemen Luar Negeri RI, Mentri Dalam Negeri,

Kementrian Teknis, Lembaga non Pemerintah Diplomat atau Perwakilan RI serta

pemda. Pemda merupakan penyelengara urusan pemerintahan pada tingkat

provinsi, kabupaten dan kota yang bertugas membantu dengan prinsip otonomi

yang seluas-luasnya bagi Kesatuan Republik Indonesia.11

Hubungan luar negeri harus tetap merupakan masalah yang sangat penting.

Hal ini, didasarkan pada tidak ada satu pun negara di dunia ini dapat melepaskan

dirinya dari hubungan dengan negara lain. Sehingga, dapat menciptakan saling

10 Widjaja, h1.511Widjaja, h16.

6

Page 7: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

ketergantungan satu sama lain, apalagi dalam gelombang globalisasi sekarang ini

justru setiap negara harus makin meningkatkan kelihaiannya dalam berinteraksi

dengan negara lain dan lembaga- lembaga internasional. Apalagi dalam konteks

otonomi daerah yang jelas mememiliki peluang untuk kerjasama luar negeri

tersebut. Oleh karena, dengan bantuan kerjasama asing tidak menutup

kemungkinan dapat memaksimalkan peran Pemerintah Daerah mampu

memajukan ekonomi daerahnya.

Akan tetapi, hubungan luar negeri itu sendiri yang diterapkan oleh Indonesia

memang memiliki peluang yang sangat besar untuk memajukan ekonomi nasional

dengan memaksimalkan peran daerah. Namun demikian, prinsip hubungan luar

negeri tetap mengacu pada kebijakan one door policy ,yang merupakan sebuah

realitas nasional yang seharusnya disikapi dengan baik oleh Pemerintah daerah.

Dimana, realitas tersebut merupakan peluang dan tantangan yang menjanjikan

dengan memberi kesempatan kepada setiap Pemerintah Daerah untuk lebih kreatif

dalam mengambil langkah dan kebijakan yang konstruktif, efektif, efisien, dan

partisipatif dalam memaksimalkan pengembangan potensi daerah yang

dimilikinya.12 Dengan demikian, setidaknya Pemerintah Daerah selalu sadar akan

amanah yang di embannya untuk memajukan ekonomi rakyatnya demi terciptanya

kesejateraan ekonomi nasional yang telah di cita-citakan dalam Undang –undang

Dasar 1945. Mekanisme pelaksanaan hubungan luar negeri dalam konteks

otonomi daerah tetap tidak lepas dari kontrol Pemerintah Pusat yakni Departemen

12 Armin Arsyad dan Aspiannor Masrie. Jurnal, Hubungan Luar Negeri Dalam Kerangka Otonomi Daerah ( Studi Kasus: Provinsi Sulawesi Selatan),Makassar: Jurusan Politik Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Hasanudin, 2010. hal.4

7

Page 8: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Luar Negeri sebagai aktor utama dalam melakukan hubungan luar negeri dengan

pihak atau Negara lain terutama para investor asing.

Oleh karena, Pemerintah RI yakni Departemen Luar Negeri menyiasati hal

tersebut dengan menerbitkan panduan umum tata cara hubungan dan kerjasama

luar negeri oleh pemda dimana Departemen Luar Negeri dengan pemda terjadi

sinkronisasi antara kedua pihak. Sehingga, Departemen Luar Negeri sebagai aktor

utama hubungan dan kerjasama luar negeri menjadi parrner utama dan

koordinator dalam membantu Pemerintah Daerah dalam melaakukan kerjasama

dan hubungan luar negeri. Adapun bentuk bantuan yang dilakukan oleh

Departemen Luar Negeri adalah:

a) Memadukan seluruh potensi kerjasama daerah agar tercipta sinergi dalam penyelenggaraan Hubungan & Kerjasama LuarNegeri. b) Mencari terobosan baru (Inisiator). c) Menyediakan data yang diperlukan (Informator. d) Mencari mitra kerja di Luar Negeri. e) Mempromosikan Potensi Daerah di Luar Negeri (Promotor). f) Memfasilitasi penyelenggaraan Hubungan Kerjasama Luar Negeri (Fasilitator). g) Memberi perlindungan kepada daerah (protector)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemda yakni Pemerintah Kota

Surabaya memiliki pelung yang begitu besar dengan diterbitkannya tiga Undang –

undang yakni Undang –undang Otonomi Daerah sebagai aturan yang mengatur

wewenang pemda, dan Undang –undang Hubungan Laur Negeri serta Undang-

undang Perjanjian Internasional yang melegalkan dan mensahkan dan memberi

kesempatan kepada pemda untuk melakukan hubungan luar dengan pihak Negara

lain. Oleh karena, pemda sebagai salah satu aktor hubungan luar negeri selalu

berupaya berkoordinasi dan melakukan konsolidasi dengan koordinatornya dalam

hal ini adalah Departemen Luar Negeri untuk mengajukan program- program

8

Page 9: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

kerja sebelum melakukan hubungan laur negeri dengan pihak asing. Jadi, dapat

disimpulkan tuliskan bentuk mekanisme hubungan luar negeri yang bisa

dilakukan oleh pemda yakni dalam bentuk gambar:13

Bagan 1.1 : Hubungan Luar Negeri Indonesia Dalam kerangka OTODA

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pola hubungan luar negeri

yang harus dijalankan oleh pemda sesuai tuntunan Undang- undang yakni

Pemerintah Daearah harus saling berkoordinasi dengan DPRD setempat sebelum

melakukan koordinasi dengan koordinator hubungan luar negeri yakni bebereapa

instasnsi terkait yang di pimpin oleh Kementrian Luar negeri sebagai aktor utama

hubungan luar negeri. Dalam artian bahwa mekanisme tersebut merupakan

mekanisme yang harus dilalui oleh Pemerintah Daerah dalam internel negara

sedangkan mekanisme eksternal langsung diwakili oleh diplomat Indonesia yang

ada di luar negeri.

13 http;// setda.bantulkab.go.id /documents/20110308095052-kerjasama-luar-negeri-oleh-pemerintah-daerah.pdf. di akses pada 15 Mei 2012

9

PEMDA dan DPRD

Mekanisme Eksternal, Kemenlu, Diplomat Indonesia Diluar Negeri,

Dasarnya Undang No.37 Tahun 1999 Dan Undang-Undang 24.Tahun 2000

Mekanisme internal pemda, kemendagri.

Kemenlu dan instansi terkait

Page 10: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Perkembangan STPB Serta Strategi Diplomasi Dengan Brunei 2005-2006

Seperti halnya sebuah perusahaan atau lembaga, STPB juga mengalami

tumbuh dan berkembang. Dalam rangka mempromosikan kota Surabaya sebagai

kota tujuan wisata kepada khalayak internasional dan domestik, maka dibentuklah

Tim Surabaya Tourism Promotion Board sesuai SK yang ditetapkan pada tanggal

19 Desember 2005.14 Hal ini tidak terlepas dari dukungan penuh walikota, wakil

walikota beserta jajarannya.

STPB sedikitnya mengangkat lima tenaga kerja professional muda untuk

menjadi penggerak pada tim promosi wisata Surabaya yang dibentuk Pemkot

akhir 2005. Kelima tenaga professional itu adalah Trah Hutomo (Surabaya Plaza

Hotel) sebagai Executive Secretary, Sujud Rijadi (Dinas Pariwisata Kota

Surabaya) sebagai Administration & events Manager, Dewa Gde Satrya

(Universitas Widya Kartika) sebagai Research & Development Manager, serta

Ajie Wahjono (Aneka Kartika Tour & Travel) dan Sonny Cahyo S (Ciputra Water

Park) Sebagai marketing manajer.15

Promosi merupakan kegiatan utama dari STPB, khususnya disektor

pariwisata dan Surabaya secara umum. Didalam prakteknya promosi yang

dilakukan STPB tidak hanya pada sektor pariwisata tetapi juga berusaha

semaksimal mungkin untuk menarik investasi. STPB berusaha tidak terjebak

dalam pengadaan Event, karena tugas pokok mereka adalah mempromosikan

event, baik yang dibuat oleh pemerintah kota maupun pelaku pariwisata kota

Surabaya.

14 Keputusan Walikota Surabaya Tentang Tim Surabaya Tourism Promotion Board15 “STPB Perkuat Tim Promosi”, dalam Bisnis Indonesia, Rabu 28 maret 2007.

10

Page 11: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Secara resmi mulai awal tahun 2007 perwakilan STPB sudah ada di

Jakarta, Balikpapan, Brunei Darussalam, Filipina dan Swedia. Dengan adanya

perwakilan diberbagai daerah maka STPB dapat lebih dekat dengan calon

wisatawan sehingga kebutuhan mereka akan informasi mengenai kota Surabaya

dapat terpenuhi. Ditambah dengan langkah STPB untuk mengajak beberapa

pengusaha tour and travel di tiap-tiap daerah/negara kantor perwakilan.16

Promosi melalui media cetak merupakan kegiatan yang paling banyak

dilakukan. Sejak terbentuk, STPB secara rutin membuat press release di

Surabaya dan di luar Surabaya untuk selalu mempromosikan kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah kota maupun swasta, khususnya yang

mempunyai daya tarik bagi para wisatawan. Hampir semua media cetak pernah

memuat berita tentang STPB. Salah satunya juga dengan dicetaknya Surabaya

City Guide. Setiap edisi disebarkan ke seluruh penjuru Surabaya dan Jawa Timur,

bahkan juga ke beberapa negara lain di antaranya ke Brunei Darussalam, Philipina

dan Eropa.17 Jumlah yang disebarkan setiap edisinya lebih dari 70.000 eksemplar.

Penyebaran difokuskan pada hotel, bandara, taxi, serta Kantor perwakilan STPB

diluar Negeri. Disamping itu STPB juga memasang iklan di Harian Nasional

Kompas, Garuda inflight magazine, Sriwijaya flight magazine, dan Majalah

Pariwisata “Jalan-Jalan”. Kota kota di Indonesiapun tidak luput dari bidikan

STPB dalam penyebaran press release, termasuk Balikpapan, Makasar, Jakarta,

Semarang, Bali dan kota-kota lain di Jawa Timur dan Indonesia Timur.18

16 “STPB Bentuk Perwakilan di Eopa”, dalam Surabaya Post minggu, 4 februari 2007.17 Laporan Pertanggung Jawaban STPB Tahun 2006. H.418 Adji Wahjono. Wawancara Pribadi

11

Page 12: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Melalui www.sparklingsurabaya.com , STPB mencoba mempromosikan

Surabaya dengan tujuan agar siapapun bisa dengan mudah mencari informasi

pariwisatanya. Disamping itu website yang dibuat oleh STPB sudah mulai dipakai

sebagai sumber berita oleh beberapa media tentang kegiatan yang ada di

Surabaya.

Jumlah Pengunjung Web Sparkling Surabaya (dalam juta):

Bulan 2006 2007 2008

Januari 0 602 5.364

Februari 0 509 8,.273

Maret 4 808 9,456

April 11 1.361 7.004

Mei 50 1.479 7.348

Juni 114 1.446 2.636

Juli 350 1.022 3,359

Agustus 587 1.106 3.021

September 407 907 2.232

Oktober 337 970 2.830

November 570 2.565 2.874

Desember 552 3.602 2.316

Rata-Rata/Bulan 249 1.365 4.727

Tabel 1.1 : Jumlah Pengunjung www.sparklingsurabaya.com19

19 Laporan Pertanggung Jawaban STPB 200812

Page 13: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Grafik 2.1 : Jumlah Pengunjung web Sparkling Surabaya

Jumlah Negara Yang Banyak Mengunjungi Web Sparkling Surabaya (dalam ribu)

Negara Hits 2006 2007 2008

Hongkong 93.208 489.887 1.365.598

USA 70.992 182.160 510.286

Indonesia 61.147 101.055 87.912

Australia 4.071 41.813 69.051

Singapura 1.363 12.721 17.013

Tiongkok 1.229 1.765 6.016

Belanda 795 2.056 3.703

Brunei Darussalam 171 1.051 1.331

Jerman 114 1.892 8.526

Thailand 112 994 4.762

Uni Eropa 111 1.740 4.898

Uni Emirat Arab 91 170 796

Inggris 75 722 4.300Table 1.2: Negara yang mengunjungi web sparkling surabaya

13

Page 14: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

2006 2007 2008

Peta Surabaya Peta Surabaya Akomodasi

Akomodasi Akomodasi Atraksi Surabaya

Pusat Perbelanjaan Atraksi Wisata Peta Surabaya

Atraksi Wisata Pusat Perbelanjaan Kuliner

Wisata Makanan Kuliner MICE Information

Tabel 1.3 : Halaman Website Yang Paling Banyak Dikunjungi

Dari urutan tersebut di atas tergambar bagaimana ketika tahun 2006-2007

Surabaya masih kurang dikenal sehingga pertanyaan yang sering muncul ketika

calon wisman membuka website adalah “dimana letak Surabaya?” Oleh karena itu

peranan website sangatlah penting untuk membentuk brand awareness tentang

Surabaya.20

Pada tahun 2008 website sparklingsurabaya sangat banyak dikunjungi

untuk mencari informasi tentang kegiatan maupun informasi tentang kota

Surabaya. Urutan selama tahun 2008 mengalami kecenderungan yang menarik.

Peta Surabaya sudah bergeser ke urutan ketiga, sedangkan Meeting Incentive

Conference Exhibition mulai menduduki lima besar. Hal ini membuktikan bahwa

pengembangan pariwisata harus berbasis MICE mengingat pariwisata yang

dikembangkan adalah city tourism.21

20 Brand Awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagaia lternatif dalam pengambilan keputusan21 MICE merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan,dan sebagainya) untuk membahas

14

Page 15: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Dilain hal, STPB juga meggunakan cara familirization trip (fam trip)22

dalam mempromosikan Surabaya pada wisatawan asing. Karena Fam Trip

biasanya diikuti oleh media massa atau biro perjalanan yang banyak menulis dan

menjual paket – paket wisata, maka mereka akan lebih mudah membuat paket-

paket wisata ke Surabaya. Media promo lainnya yang di gunakan adalah media

radio dan televisi. Televisi merupakan media yang paling efektif karena visual,

tetapi biaya yang dikeluarkan oleh STPB cukup banyak jika promosi melalui

media televisi.

Sejak berdirinya STPB Desember 2005 dan melakukan berbagai promosi,

Penerimaan Pajak Pariwisata (PP1) kota Surabaya tahun 2008 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun seperti yang tertera pada

table dibawah ini:

Pajak 2005 2006 2007 2008 (+%)

Hotel 55.047.165.139 63.439.966.812 72.134.918.062 88.256.980.350 18,3%

masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.22 Dalam http://www.travel-industry-dictionary.com/familiarization-trip.html, diakses 2 oktober 2012

15

Page 16: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Restoran 53.161.824.602 63.433.934.223 70.991.797,.036 83.845.438.656 15,3%

Hiburan 11.515.307.018 14.389.539.335 15.995.986.566 20.557.531.334 22,4%

Total 119,724,296,759 141,263,440,370 159,122,701,664 192,679,950,340 17,4%

Tabel 2.4 : Penerimaan Pajak Pariwisata

Sebelum terbentuknya STPB pendapatan pajak dari sektor pariwisata

masih kecil dan kalah dengan pajak lainnya, seperti pajak penerangan jalan yang

mendominasi.23 Sehingga, saat ini pariwisata menjadi sektor andalan di Surabaya

yang terus ditingkatkan.

Sejak awal terbentuk, Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) mulai melirik Brunei Darussalam sebagai pasar potensial. Hal itu berdasarkan dari kunjungan Familirazation Trip Group (pelaku tour and travel) Brunei pada februari tahun 2006 yang menjajaki kerja sama wisata dengan STPB.24 Rombongan yang terdiri dari 6 biro perjalanan wisata dibeberapa kota di Brunei Darussalam tersebut mengunjungi beberapa obyek wisata baik yang ada di Surabaya dan kota-kota lainnya.

Obyek wisata yang ada di Kota Surabaya bermacam-macam mulai dari

wisata budaya, wisata olahraga, wisata rekreasi, wisata bahari, wisata bisnis, dan

wisata religi. Di antara sekian banyak obyek wisata di Kota Surabaya, yang

menjadi andalan dan selalu dikunjungi wisatawan adalah wisata religi. Apalagi

calon wisatawan Brunei yang mayoritas muslim.

Rombongan ini mengunjungi Surabaya di koordinasikan oleh Garuda

Orient Holiday, sebuah agen perjalanan wisata yang gencar mempromosikan

23 Sumatra ekspres rabu 14 mei 200824 “Wisata Surabaya Dilirik Brunei Darussalam,” Surabaya Post, 21 februari, 2006 (edisi nasional).

16

Page 17: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

pariwisata Indonesia di luar negri. Serta Anthony tour yang merupakan sebuah

agen perjalanan terbesar di Brunei Darussalam.25

Beberapa biro perjalanan dari Brunei memberikan komitmen untuk

menjual paket wisata Surabaya karena mereka ingin mengembangkan destinasi

baru yang belum banyak dikenal selain Bali. Sedangkan konsumen mereka tidak

hanya orang Brunei tetapi juga para expatriat yang ada di Brunei. Selama kurun

waktu semester pertama 2006, STPB banyak menjalin kerjasama dengan bergabai

biro perjalanan wisata, sampai berbagai media yang ada di Brunei melalui

familiarization trip untuk lebih meyakinkan masyarakat Brunei agar dapat melihat

secara langsung kondisi Surabaya sehingga mereka lebih cepat merealisasikan

komitmennya.

Akhir tahun 2006 STPB melakukan kunjungan ke Brunei Darussalam

dalam rangka pertemuan dengan 16 orang perwakilan dari Royal Brunei Airlines

(RBA), serta perkumpulan pengusaha pariwisata di Hotel Antarbangsa Rizqun

Brunei Darussalam.26 Pada pertemuan itu STPB mempromosikan Jawa Timur

kepada para agen perjalanan yang hadir dan memberikan gambaran mengenai

keistimewaan yang ada di Surabaya sebagai daerah tujuan wisata yang dapat

dikunjungi untuk berlibur bersama keluarga.

Yusak Anshori mengatakan banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi seperti

mesjid Cheng ho, Kuil Boen Bio, House of Sampoerna, serta Gunung Bromo.

Selain itu bagi mereka yang suka berbelanja akan menemukan tempat

belanjadengan harga yang sesuai serta murah. Ditambah lagi dengan tersedianya

25 “11BPW Brunei Darussalam Minati Surabaya,” Bisnis Indonesia, 20 februari 2006.26 Sim YH,”STPB Mahu Tarik 15 Ribu Pelawat Brunei ke Surabaya,” Media Permata, 22 Desember, 2006( edisi nasional).

17

Page 18: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

lapangan golf di beberapa daerah Surabaya yang bertaraf internasional bagi para

calon wisman yang gemar bermain golf.

Keberhasilan Tahun Pertama STPB ini dapat dilihat dari Indikator sebagai berikut:

Indikator(Pengunjung Lewat

Bandara)

2005(Jumlah Orang)

2006(Jumlah Orang)

Pertumbuhan(%)

Brunei Darussalam 910 1.056 16,0 %

Tabel 3.1 Indikator Tahun 2005-2006

Pada tanggal 3 Januari 2007 STPB memutuskan membuat kantor

perwakilan secara resmi di Brunei Darussalam. Dengan tujuan efisiensi promosi

potensi wisata Surabaya di Brunei serta membantu tugas – tugas STPB di Brunei.

Kunjungan STPB ke Brunei dalam rangka pembukaan kantor resmi

sekaligus memperkenalkan Anthony Lim dari ADATC (Accommodation,

Destinations, Attractions, Transportations, Convetions) Sales yang merupakan

perwakilan STPB di negara brunei. melakukan promosi pada 3 Januari 2007

terlihat membuahkan hasil. Tim promosi wisata Surabaya yang dibentuk oleh

Pemkot sejak akhir 2005 tersebut mendapatkan kunjungan balasan yang dilakukan

oleh rombongan Fam Trip dari Brunei yang berada di Surabaya mulai 19 hingga

22 Januari 2007. Rombongan yang terdiri dari delapan orang perwakilan dari

empat media masa asal Brunei tersebut dikoordinir oleh maskapai penerbangan

Royal Brunei Airlines yang bekerjasama dengan STPB.

Selama di Surabaya, rombongan menginap di Surabaya Plaza Hotel dan

dibagi menjadi empat kelopok dengan program tour yang berbeda-beda. Program

18

Page 19: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

yang pertama merupakan tour ketempat-tempat bersejarah sekaligus bernuansa

religi seperti Masjid Ampel didaerah kampung Arab, pelabuhan Kalimas, House

of Sampoerna, Masjid Cheng Hoo, Monumen Kapal Selam, hingga ke pulau

Madura.

Program kedua membawa rombongan ke Ciputra Waterpark, Tussy Spa,

Kebun Binatang Surabaya, Tanggulangin, dan Sidoardjo. Program yang ketiga

bisa disebut sebagai Chinese Tour karena tempat-tempat yang dikunjungi sangat

kental dengan kebudayaan Tionghoa seperti China Town di daerah Kembang

Jepun, Klenteng, Masjid Cheng Hoo, Pasar Atom, dan Kenjeran. Sedangkan

program keempat membawa rombongan menikmati golf tour ke Graha Family,

Bukit Darmo dan Ciputra Golf.

Yang menarik dari keempat program tour yang berbeda tersebut diberikan

kesempatan yang sama untuk menikmati wisata belanja di Surabaya. Setiap

rombongan dibawa kebeberapa pusat perbelanjaan seperti Galaxy Mall dan

Tunjungan Plaza serta mengunjungi sentra batik Danar Hadi dan Mirota. Hal ini

tidak lain dikarenakan Brunei dianggap sebagai pasar yang potensial bagi

Surabaya untuk menjual wisata Surabaya.

Menurut Yusak Anshori selaku executive Director STPB kunjungan ini

akan berdampak positif pada perkembangan pariwisata di Jawa Timur, Khususnya

Surabaya, karena rombongan tersebut berasal dari para Jurnalis beberapa media

massa di Brunei. Kunjungan Fam Trip tersebut juga sengaja dikemas dalam

beberapa program supaya dalam waktu yang singkat dapat diperoleh informasi

19

Page 20: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

yang banyak mengenai pariwisata Surabaya untuk disampaikan pada masyarakat

di Brunei.27

Fam trip dari Brunei ini sengaja hanya membawa rmbongan jurnalis

karena yang diinginkan adalah menciptakan brand awareness kota Surabaya

terlebih dahulu.28 Catatan perjalanan peserta Fam Trip selama di Surabaya akan

diberitakan melalui media massa di Brunei. Hal ini tentunya akan sangat

membantu sosialisasi maupun promosi kota Surabaya di Brunnei.29

Rombongan tersebut juga datang dengan timing yang tepat yaitu dibulan

Januari. Dengan kedatangan pada saat bulan tersebut STPB sekaligus

memaksimalkan promosi Surabaya Big Sale, yaitu sebuah event tahunan yang di

adakan pada bulan mei – Juni semenjak tahun 2005.

Royal Brunei berencana meningkatkan frekuensi penerbangan ke Surabaya

dari empat kali seminggu menjadi tujuh kali, menyusul prospek naiknya jumlah

penumpang setelah dilakukan kerjasama pariwisata antara Brunei Darussalam-

Surabaya.30 Setelah Pemerintah Surabaya melalalui STPB bekerja sama dengan

Brunei dan membuka perwakilan STPB, yaitu melalui ADATC (accommodations,

destinations, attractions, transportations, convetions) pihak Royal Brunei yakin

jumlah penumpang akan terus meningkat.

Dari data, pada 2006 dalam seminggu terdapat empat kali penerbangan

langsung dari Brunei ke Surabaya. Namun, untuk meningkatkan jumlah

wisatawan pada 2007 akan dilakukan penambahan frekuensi sehingga total

27 Yusak Anshori, wawancara langsung, 16 juli, 2012.28 “STPB Promosikan Surabaya Big Sale ke Brunei,” Surabaya Pagi, 23 Januari, 2007.29 “STPB Promosikan Surabaya Big Sale ke Brunei,” Surabaya Pagi.30 “Royal Brunei Akan Terbang ke Surabaya Tiap Hari,” Bisnis Indonesia, 22 januari, 2007.

20

Page 21: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

penerbangan langsung dari Brunei ke Surabaya menjadi tujuh kali dalam

seminggu.31

Untuk menunjang peningkatan frekuensi penerbangan, Royal Brunei

Airlines telah melakukan kerjasama dengan perwakilan STPB di Brunei untuk

mengemas dan mempromosikan paket wisata ke Surabaya dengan harga spesial.

Bentuk promosinya pun beragam mulai dari iklan di media cetak, televisi dan

radio hingga pemasangan spanduk serta poster.32

STPB menggandeng Royal Brunei untuk mempromosikan paket wisata di

Surabaya. Berdasarkan data STPB tingkat kunjungan asal Brunei tahun 2006

sebanyak 1.056 orang dan naik 71,6 persen menjadi 1.812 orang pada tahun 2007.

33 Orang Brunei yang datang ke Surabaya banyak menyukai wisata belanja dan

theme park. Pusat-pusat perbelanjaan yang jumlahnya mencapai 20 lebih adalah

daya tarik tersendiri bagi wisatawan brunei.34

STPB terus menggarap potensi pasar wisata di Brunei Darussalam,

pertengahan tahun 2007, STPB mengikuti promosi pameran pariwisata 3rd

Indonesia Expo, 26-30 Juni 2008 di International Convention Center di Kota

Bandar Seri Begawan.35 Secara umum, masyarakat Negara Brunei Darussalam

menyatakan ketertarikannya untuk berwisata ke Surabaya.

Berdasar data Bandara Juanda, turis dari Brunei yang masuk ke Surabaya

dari tahun 2006 hingga 2007 mengalami pertumbuhan 17,6 persen. Angka ini

31 “Surabaya Gaet 15.000 Tamu Brunei,” Suarabaya Post, 3 januari 2007.32 “Dongkrak Wisatawan, STPB Gandeng Royal Brunei Airlines,” Cyber Travel news, 28 Mei, 2008,http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybertravel/detail.aspx?x=TravelNews&y=cybertravel%7C0%7C0%7C4%7C3271. (diakses 18 September 2012)33 “Royal Brunei maksimalkan Load Factor,” Radar Surabaya, 29 mei, 2008.34 “Royal Brunei Maksimalkan Load factor,” Radar Surabaya.35 “Jatim Garap Pasar Brunei,” Jawa Pos, 21 juni 2008, 7.

21

Page 22: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

merupakan peningkatan terbesar dibanding dengan negara lain. Tahun 2006

terekam 1.056 pendatang dan di tahun 2007 tercatat 1.812 orang.36

Keberhasilan Tahun kedua STPB ini dapat dilihat dari Indikator sebagai berikut:

Indikator(Pengunjung Lewat

Bandara)

2006(Jumlah Orang)

2007(Jumlah Orang)

Pertumbuhan(%)

Brunei Darussalam 1.056 1.812 71,6 %

Tabel 3.2: Indikator Tahun 2006-2007

Memasuki tahun 2008, STPB akan terus meningkatkan jumlah

kunjungan ke Surabaya dengan membidik korporasi melalui wisata isentif

(grup).37 Diantranya dari perusahaan-perusahaan Brunei serta pecinta

olahraga golf dari Brunei Darusallam serta negara lainnya.

Dari hasil roadshow STPB di sejumlah negara Asia pada tahun 2007,

pasar yang paling potensial untuk kunjungan wisatawan grup adalah koorporasi di

Brunei.38 Terbukti adanya kunjungan dari Brunei yang terdiri dari 70 orang yang

datang pada bulan februari 2008.

Hal itu juga berlanjut pada kalangan pebisnis di berbagai kota yang ada di

Brunei. Pada bulan maret 2008, mereka sudah berpartisipasi dalam program

STPB dengan charter penerbangan langsung ke Surabaya.39 Ada 235 pegolf

negara itu yang berwisata golf di Surabaya.36 Laporan Jumlah Wisatawan Mancanegara / Wisatawan Nusantara di Kota Surabaya Tahun 2005- 2009. Arsip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya.37 “STPB Bidik Wisatawan Korporasi,” Surabaya Post, 31 Januari 2008.38 “STPB Bidik Wisatawan Korporasi,” Surabaya Post39 “Brunei Minati Pariwisata Surabaya,” Bisnis Indonesia, 4 maret 2008.

22

Page 23: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Sangat disayangkan kondisi Indonesia pada Tahun 2008 mengalami

keterpurukan seperti bencana alam, kecelakaan pesawat, hingga travel ban

(larangan berkunjung) yang dikeluarkan oleh negara-negara di Uni Eropa terhadap

perusahaan penerbangan Indonesia.40 Tim promosi wisata pemerintah Surabaya,

STPB berusaha terus aktif dalam rangkaian promosi wisata.

Kegiatan tersebut seperti berkolaborasi dengan Anthony Tour, sebuah

agen perjalanan di Brunei yang tergabung dengan IATA, serta dengan Frame

Trevel Service.41 Sebagai bentuk dari dukungan dalam memajukan pariwisata,

STPB mengundang rombongan familirizartion trip dari kedua travel tersebut.

Yusak mengatakan masalah travel ban dan penerbangan sangat

menghambat kedatangan wisman dari berbagai negara ke Surabaya. Karena itu

STPB bekerjasama dengan tourism Brunei Darussalam untuk promosi wisata

bersama dan mempermudah akses wisatawan ke Surabaya.42 Ditengah sikap yang

skeptic dan apatisme pariwisata nasional, tetapi STPB tetap berusaha

mempromosikan pariwisata Jatim meski harus berkolaborasi dengan pihak lain.

Pertumbuhan ekonomi global dewasa ini mengalami penurunan akibat

pengaruh krisis global yang melanda hampir seluruh negara di dunia khususnya

di Amerika dan Eropa serta beberapa negara di Asia. Akibat dari krisis global

tersebut akan berdampak terhadap sektor pariwisata, khususnya kunjungan

wisatawan dari negara-negara yang terkena krisis global. Krisis global telah

menyebabkan orang mengurangi pengeluaran yang berdampak pada melambatnya

seluruh kegiatan ekonomi. Badan PBB untuk pariwisata UN-WTO (United

40 “STPB Gaet Wisman Brunei dan Malaysia,” Surabaya Pagi, 2 April 2008.41 “STPB Gaet Wisman Brunei dan Malaysia,” Surabaya Pagi.42 “STPB gandeng Pelancong Filipina,” Seputar Indonesia, 2 April 2008

23

Page 24: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Nations World Tourism Organization) menyatakan pertumbuhan pariwisata

global mengalami penurunan. Krisis keuangan global diperkirakan menghambat

pertumbuhan kunjungan wisatawan.

Selain itu, minat wisatawan yang berkunjung ke Jatim terhambat pihak

asuransi di masing-masing negara wisatawan, termasuk Brunei Darussalam

terutama di negara negara-neara Barat. Travel warning yang dikeluarkan negara

asal calon wisman menjadi acuan pihak asuransi dalam membayar klaim

wisatawan yang nekat berpergian, terutama ke negara dan kota-kota yang selama

ini dicap tidak kondusif oleh negara lain.43 Menurut Yusak Anshori, di luar negeri

setiap warga yang hendak berkunjung kenegara lain selalu diikut sertakan

program asuransi.

Inti travel warning atau warden message tersebut peringatan agar warga

negaranya tidak mengunjungi beberapa negara yang menjadi bahaya ancaman

teroris atau tidak aman, diantaranya Indonesia. Pihak asuransi member peringatan

apabila terbukti warga negara yang menjadi wisatawan tersebut tetap

mengunjungi suatu negara yang masuk daftar travel warning, maka segala resiko

tidak lagi menjadi tanggungan pihak asuransi.

Sebelumnya di awal tahun STPB optimis pertumbuhan angka wisatawan

mancanegara (wisman) dari Brunei Darussalam meningkat minimal 20 persen.

Keoptimisan tersebut dipicu dari pertumbuhan kunjungan tahun sebelumnya yang

mengalami kenaikan 71,6%.44

Terjadinya penurunan ditahun ketiga STPB, dapat dilihat dari Indikator sebagai berikut:43 “Kunjungan Wisman Terhambat Asuransi,” Kompas, 21 juni 2008.44 “Wisman Brunei Yakin Tumbuh 20 persen,” Radar Surabaya, 24 Mei 2008.

24

Page 25: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Indikator(Pengunjung Lewat

Bandara)

2007(Jumlah Orang)

2008(Jumlah Orang)

Pertumbuhan(%)

Brunei Darussalam 1.812 1.627 -10,2 %

Tabel 3.3: Indikator Tahun 2008

Pada tahun 2008 terjadi proses pengurangan anggaran tahunan menjadi

Rp. 800.000.000,- hal tersebut cukup mengganggu usaha promosi yang dilakukan,

mengingat kebutuhan promosi yang meningkat disetiap tahun. Serta menurut

laporan tim STPB, mereka juga menemui kendala kurang lancarnya proses

pencairan dana sehingga mengganggu pelaksanaan program yang sudah

terjadwal.45

Grafik 3.1 - Perkembangan Wisatawan Brunei Darussalam 2005-2008Dari data yang penulis gambarkan diatas, wisatawan Brunei yang

berkunjung ke Surabaya mengalami peningkatan 29,9% dari 1.627 orang tahun

2008, menjadi 2.113 orang pada tahun 2009. Pencapaian ini tidak lepas dari

dukungan Kantor Perwakilan STPB di Brunei Darussalam yang tidak henti-

45 Laporan Tahun 2008 STPB25

Page 26: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

hentinya mempromosikan Surabaya. Karaketristik dari wisatawan Brunei adalah

belanja, kuliner, dan spa. Di samping itu mereka juga suka membeli batik dan

jamu ramuan Madura. Oleh karena itu Surabaya harus terus berbenah karena

kompetitor Surabaya untuk pasar Brunei ini adalah Singapura, Kuala Lumpur, dan

Hongkong.

Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka pada bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran bahwa selama rentan

waktu dari akhir 2005 – 2008, STPB telah melakukan kegiatan yang cukup

banyak memberikan dampak nyata pada masyarakat kota Surabaya, wisatawan

Brunei dan industri pariwisata khususnya. STPB tidak menyerah dalam upayanya

menjual Surabaya. Untuk ukuran kota dengan industri wisata yang belum maju,

STPB telah memiliki perwakilan di negara-negara lain. STPB juga gencar

mengenalkan tagline Surabaya sebagai ‘Sparkling Surabaya’ serta rajin membuat

even-even wisata dan mengikuti promosi di Brunei maupun negara lainnya.

Pamor Surabaya sebagai salah satu kota pariwisata di Indonesia mulai

terangkat. Yusak Anshori mengatakan hal ini terlihat dari maraknya kegiatan

promosi kota Surabaya yang sudah mulai menunjukan hasil. Ini juga akibat

keseriusan para pelaku pariwisata maupun Pemkot Surabaya menjadi tuan rumah

berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional. Kemampuan STPB

dalam menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan kepariwisataan

26

Page 27: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

telah membuat STPB juga berhasil membantu Indonesia dalam memperbaiki

kondisi kepariwisataan di Indonesia.

Pada tahun sebelumnyan, Biro Perjalanan Wisata di Surabaya juga turut

serta mempertahankan kelangsungan hidupnya juga untuk meningkatan

wisatawan ntara Iain dengan menggalakkan penjualan paket wisata dengan

discount yang menarik, membuat paket wisata inbound. Namun usaha-usaha

tersebut tidak seluruhnya berhasil dengan baik. Banyak hambatan ,antara lain di

sebabkan oleh kondisi politik negara yang saat ini masih tidak menentu sehingga

banyak wisatawan mancanegara enggan datang ke Indonesia.

Peningkatan jumlah wisatawan Brunei pada tahun 2005 – 2007. Kemudian

terjadi penurunan wisatawan pada 2008 yang ditarik kesimpulan oleh penulis

disebabkan karena Krisis Keuangan Global yang terjadi pada saat itu, sehingga

tim STPB sendiri mengalami kesulitan dalam pembiayaan promosi. STPB

mendapat kendala lainnya dari pemerintah kota (Dinas Pariwisata) yang sangat

lambat dan kurang lancar dalam proses pencairan dana STPB.

Anggaran promosi seharusnya selalu ditingkatkan sesuai dengan

peningkatan pendapatan daerah khususnya dari sektor pariwisata. Selama 3 tahun

tersebut, kecukupan anggaran terjadi karena ditopang oleh para pelaku pariwisata

yang memberikan fasilitas tanpa biaya. Jika pemerintah bisa jeli dalam membaca

situasi, seharusnya anggaran harus ditingkatkan untuk lebih menarik wisatawan

mancanegara. Karena waktu terus berjalan dan teknologi semakin canggih

sehingga terjadi sebuah persaingan antar daerah.

27

Page 28: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Hal penting yang diharapkan dari pengembangan pariwisata daerah adalah

semakin dikenalnya obyek wisata Surabaya pada masyarakat luas yang akan

berimplikasi terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sehingga secara

otomatis akan memberi kontribusi terhadap pendapatan daerah Kota Surabaya.

28

Page 29: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Daftar Pustaka

Literatur:

Holsty. Politik Intrnasional : Suatu Kerangka dan Analisis. Bandung: Bina Cipta,

1987.

Krisna, Didi. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Grasindo, 1993.

Kusumohadimidjojo, Budiono. Hubungan Internasional: Kerangka Studi

Analisis. Jakarta: Bina Cipta, 1987.

Linton, Ralph. 1936. The Study of Man (An Introduction). New York: Apleton

Century-Crofts, Inc.

Nye, Joseph S. Jr. Soft Power the Means to Success in World Politics. NewYork:

Public Affairs. 2004

Partao, Zainal Abidin. Teknik Lobi dan Diplomasi : Untuk Insan Public Relations.

Jakarta: PT. Indeks, 2007.

Pendit, Nyoman S. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:

PT.Pradnya Paramita, 2003.

Perwita, Banyu, Anak Agung &Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2009

Subagyo, Joko. Metode Penelitian: Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali

Press, 1997.

Suwantoro, Gamal. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: cetakan II penerbit

Andi, 2004.

29

Page 30: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Widjaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada, Rajawali Pers, 1997.

Yoeti, Oka A. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Aksara Bandung,

1997.

Artikel Internet:

Dongkrak Wisatawan, STPB Gandeng Royal Brunei Airlines. Cyber Travel news

28 Mei 2008, diakses 18 september 2012

<http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybertravel/detail.aspx?

x=TravelNews&y=cybertravel%7C0%7C0%7C4%7C3271>

Diplomasi Publik, diakses pada 1 Juni 2012,

<http://lacapitale.wordpress.com/2008/04/19/diplomasi-publik/>

Surabaya Tourism, diakses pada 1 Juni 2012,

<http://www.surabayatourism.com/koperasi.php>

GNI per capita, Atlas method (current US$), diakses pada 20 September 2012

<http://data.worldbank.org/indicator/NY.GNP.PCAP.CD?page=1>

30

Page 31: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Artikel Koran:

“Brunei Minati Pariwisata Surabaya,” Bisnis Indonesia, 4 maret 2008.

“Jatim Garap Pasar Brunei,” Jawa Pos, 21 juni 2008.

“Kembangkan Wisata, Bikin Ikonnya,” Jawa Pos, 20 Mei 2007.

“Kunjungan Wisman Terhambat Asuransi,” Kompas, 21 juni 2008.

“Pariwisata Surabaya Dilirik Brunei Darussalam,” Jatim Mandiri,, 21 Februari

2012.

“Royal Brunei Akan Terbang ke Surabaya Tiap Hari,” Bisnis Indonesia, 22

januari, 2007.

“Royal Brunei Maksimalkan Load factor,” Radar Surabaya. 22 Januari 2012.

“Sparkling Surabaya rambah Brunei,” Kompas, Kamis 28 Desember 2006.

“STPB Bidik Wisatawan Korporasi,” Surabaya Post, 31 Januari 2008.

“STPB Gaet Wisman Brunei dan Malaysia,” Surabaya Pagi, 2 April 2008.

“STPB gandeng Pelancong Filipina,” Seputar Indonesia, 2 April 2008

“STPB Tawarkan ke Brunei,” Radar Surabaya, 20 Desember 2006.

“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008.

“Surabaya Gaet 15.000 Tamu Brunei,” Suarabaya Post, 3 januari 2007.

“Surabaya made even more accessible from Brunei,” The Jakarta Post, 5 juni,

2008.

“Wisman Brunei Yakin Tumbuh 20 persen,” Radar Surabaya, 24 Mei 2008.

31

Page 32: journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/filerPDF/Jurna Gusti Khairunisa.doc · Web view“Surabaya Garap Wisman Brunei,” Seputar Indonesia, 29 Mei 2008. “Surabaya Gaet 15.000 Tamu

Wawancara:

Anshori, Yusak. “Potensi Surabaya.” Wawancara oleh Gusti Khairunisa. 26 Mei,

2012.

Wahjono, Adjie. “STPB Membuka Kantor Perwakilan.” Wawancara oleh Gusti

Khairunisa. 26 Mei, 2012.

Arsip

Laporan Jumlah Wisatawan Mancanegara / Wisatawan Nusantara di Kota

Surabaya tahun 2005 – 2008. Arsip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kota Surabaya.

Laporan Pertanggung Jawaban Surabaya Tourism Promotion Board 2006-2008.

Arsip Surabaya TourismPromotion Board.

32