hemopoetic system dan komponen darah
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
1/16
Hemopoetic System dan Komponen Darah
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai
manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat
menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi, dan mekanisme hemostasis.
Pembentukan sel darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)
Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Tempat hemopoesis
pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur :
a) Janin : umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)
umur 2-7 bulan (hati, limpa)
umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
b) Bayi : Sumsum tulang
c) Dewasa. : vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung
proksimal femur.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada
sumsum tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
1. Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah,
termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang
seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell.
Sel induk pluripotent mempunyai sifat :
a. Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah
habis meskipun terus membelah;
b. Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri;
c. Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi-
fungsi tertentu.9
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
2/16
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi
menjadi :
a. Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi
melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini
ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa
jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat
berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis
sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi
eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu berkembang
menjadi granulosit.
2. Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel
induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi :
a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
b) Sel-sel stroma :
Sel endotel
Sel lemak
Fibroblast
Makrofag
Sel reticulum
c) Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
3/16
Gambar 1. Fisiologi dan Patologi Haemopoesis
(Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 8)
Lingkungn mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk :
a. Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro
dalam sumsum tulang.
b. Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya
adhesion molecule.
c. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth factor, cytokine,
dan lain-lain.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
4/16
3. Bahan-bahan pembentuk darah
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :
1. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.
2. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.
3. Cobalt, magnesium, Cu, Zn.
4. Asam amino.
5. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain10
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi
sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi
komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama
menimbulkan penyakit. Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :
a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :
i. Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)
ii. Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)
iii. Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)
iv. Thrombopoietin
v. Burst promoting activity (BPA)
vi. Stem cell factor (kit ligand)
b. Sitokon (Cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-9,
IL-10.
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri, seperti
limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel-sel penunjang, seperti
fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory
cytokine), sebagian lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine).
Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.
c. Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin : merupakan hormon yang dibentuk
diginjal khusus merangsang precursor eritroid.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
5/16
d. Hormon nonspesifik
Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti :
i. Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.
ii. Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.
iii. Glukokortikoid.
iv. Growth hormone
v. Hormone tiroid
Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism : suatu
mekanisme umpan balik yang dapat merangsang hemopoesisjika tubuh kekurangan
komponen darah (positive loop) atau menekan hemapoesis jika tubuh kelebihan
komponen darah tertentu (negative loop).
Gbr 2. Diagram tabung yang berisi darah dengan plasma darah
(A Beginners Guide to Blood Cells, oleh Barbara J Bain, 2nd Edition, by Blackwell Publishing
Ltd, 2004, halaman 2)
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
6/16
ERITROSIT
Eritrosit membawa hemoglobin didalam sirkulasi. Ia merupakan cakram bikonkaf yang
dibentuk dalam sumsum tulang. Pada mamalia, ia kehilangan intinya sebelum memasuki
sirkulasi. Untuk mengangkut hemoglobin agar berkontak erat dengan jaringan dan agar
pertukaran gas berhasil, eritrosit yang berdiameter 8 m harus dapat secara berulang melalui
mikrosirkulasi yang diameter minimumnya 3,5 m, untuk mempertahankan hemoglobin dalam
keadaan tereduksi (ferro) dan untuk mempertahankan keseimbangan osmotik walaupun
konsentrasi protein (hemoglobin) tinggi dalam sel. Perjalanan secara keseluruhan selama masa
hidupnya yang 120 hari diperkirakan sepanjang 480 km (300 mil). Untuk memenuhi fungsi ini,
eritrosit adalah cakram bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energy
sebagai adenosin trifosfat (ATP) melalui jalur glikolisis anaerob (Embden-meyerhof) dan
menghasilkan kekuatan pereduksi sebagai NADH melalui jalur ini serta sebagai nikotinamida
adenine dinukleotida fosfat tereduksi (NADPH) melalui jalur pintas heksosa monofosfat.12
Gbr.3 gambar eritrosit normal
(A Beginners Guide to Blood Cells, oleh Barbara J Bain, 2nd Edition, by Blackwell Publishing
Ltd, 2004, halaman 3)
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
7/16
Eritropoiesis
Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme umpan balik. Ia
dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan dirangsang oleh anemia. Ia juga
dirangsang oleh hipoksia dan peningkan aklimatisasi ke tempat tinggi. Eritropoiesis
dikendalikan oleh suatu hormon glikoprotein bersirkulasi yang dinamai eritropoietin yang
terutama disekresikan oleh ginjal.13
Setiap orang memproduksi sekitar 1012 eritrosit baru tiap hari melalui proses
eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan dari sel induk
menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang, yaitu
pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah
dan nucleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal. Pronormoblas menyebabkan
terbentuknya suatu rangkaian normoblas yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel.
Normoblas ini juga mengandung sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna
merah muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan hilangnya
RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin inti menjadi makin padat.
Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut didalam sumsum tulang dan menghasilkan
stadium retikulosit yang masih mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu
mensintesis hemoglobin.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
8/16
Gbr. 4. Gambar sel-sel darah dalam hematopoiesis (Colour Atlas of Hematology, Practical
Microscopic and Clinical Diagnosis, oleh Harald Theml,M.D.Professor,Newyork 2004, hal 2-3)
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam
sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur,
terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah muda
seluruhnya, adlah cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya menghasilkan 16
eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah apabila eritropoiesis
terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa
penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal.15
Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran integral, dan suatu
rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah protein, 40% lemak, dan 10 % karbohidrat.
Karbohidrat hanya terdapat pada permukaan luar sedangkan protein dapat diperifer atau
integral, menembus lipid dua lapis.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
9/16
HEMOGLOBIN
Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit vertebrata merupakan hemoglobin,
suatu protein dengan berat molekul 64.450. Hemoglobin suatu molekul globin yang dibentuk 4
subunit. Tiap subunit mengandung suatu gugus hem yang dikonjugasi ke suatu poplipeptida.
Hem merupakan turunan porfirin yang mengandung besi. Polipeptida dinamai secara bersama-
sama sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin. Ada 2 pasangan polipeptida dalam tiap
molekul hemoglobin, 2 subunit mengandung satu jenis polipeptida dan 2 mengandung lainnya.
Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), 2 jenis polipeptida dinamai rantai ,
masing-masingnya mengandung 141 gugusan asam amino dan rantai , yang masing-
masingnya mengandung 146 gugusan asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai 22.
Tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal merupakan hemoglobin A. sekitar 2,5%
hemoglobin merupakan hemoglobin A2, tempat rantai digantikan oleh (22). Rantai juga
mengandung 146 gugusan asam amino, tetapi 10 gugusan tersendiri berbeda dari yang dalam
rantai
Ada sejumlah kecil dari rantai 3 turunan hemoglobin A yang berhubungan erat dengan
hemoglobin A yang diglikolisasi. Salah satu dari ini, hemoglobin A1c (HbA1c), mempunyai suatu
glukosa yang dilekatkan ke valin terminal dalam tiap rantai dan mempunyai minat khusus
karena jumlah dalam darah meningkat didalam diabetes mellitus terkontrol buruk.17
Hemoglobin mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin, O2 yang melekat ke Fe2+
didalam hem. Afinitas hemoglobin bagi O2 dipengaruhi oleh pH, suhu, dan dan konsentrasi 2,3-
difosfogliserat (2,3-DPG). 2,3-DPG dan H+ bersaing denganO2 dalam pengikatan ke
hemoglobin di deoksigenasi, yang menurunkan afinitas hemoglobin bagi O2 dengan
memindahkan posisi 4 rantai polipeptida (struktur kuatener).18
Bila darah terpapar ke berbagai obat dan zat pengoksidasi lain in vitro atau in vivo,
maka besi fero (Fe2+) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe3+), yang membentuk
methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia ada didalam jumlah besar didalam
sirkulasi, maka ia akan menyebabkan pewarnaan kulit berwarna kehitaman yang menyerupai
sianosis. Normalnya timbul sejumlah oksidasi hemoglobin ke methemoglobin, tetapi system
enzim didalam eritrosit, system NADH-methemoglobin reduktase, mengubah methemoglobin
kembali ke hemoglobin.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
10/16
Gbr. 5. Hemoglobin dewasa normal. (Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-
2, London 2005, hal 10)
Karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk karbonmonoksi
hemoglobim (karboksihemoglobin). Afinitas hemoglobin bagi O2 jauh lebih rendah dibandingkan
afinitasnya bagi karbon monoksida, yang akibatnya menggeser O2 dari hemoglobin, yang
mengurangi kapasitas darah membawa oksigen.20
Sintesis Hemoglobin
Kandungan hemoglobin normal rata-rata 16 g/dl pada pria dan 14 g/dl pada wanita,
yang semuanya terdapat dalam eritrosit. Didalam badan pria 70 kg ada sekitar 900 g
hemoglobin serta 0,3 g hemoglobin dirusak dan 0,3 g disintesis setiap jam. Bagian hem dari
molekul hemoglobin disintesis dari glisin dan suksinil-KoA.21
Katabolisme Hemoglobin
Bila eritrosit tua dirusak di dalam system retikuloendotel, maka bagian globin molekul
hemoglobin dipecah dan hem diubah ke biliverdin. Pada manusia, kebanyakan biliverdin diubah
ke bilirubin dan diekskresikan ke dalam empedu. Besi dari hem digunakan kembali untuk
sintesis hemoglobin; jika darah hilang dari badan dan defisiensi besi tidak dikoreksi, maka
timbul anemia defisiensi besi.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
11/16
Struktur 3-dimensi hemoglobin
(Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 11)
Pemberi warna merah pada darah
Protein heme berfungsi dalam pengikatan dan pengangkutan O2, serta fotosintesis.
Gugus prostetik heme merupakan senyawa tetrapirol siklik, yang jejaring ekstensifnya terdiri
atas ikatan rangkap terkonjugasi, yang menyerap cahaya pada ujung bawah spektrum visibel
sehingga membuatnya berwarna merah gelap. Senyawa tetrapirol terdiri atas 4 molekul pirol
yang dihubungkan dalam cincin planar oleh 4 jembatan metilen-. Substituen menentukan
bentuk sebagai heme atau senyawa lain. Terdapat 1 atom besi fero (Fe2+) pada pusat cincin
planar, yang bila teroksidasi, akan menghancurkan aktivitas biologic.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
12/16
Hemostatis dan Golongan Darah
I. Hemostatis
Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang
rusak, agar tejadi perdarahan dari pembuluh darah dan tekanan dalam pembuluhdarah harus lebih besar dari pada tekanan di luar untuk mendorong darah melalui
kerusakan tersebut. Mekanisme hemostatik inheren dalam keadaan normal mampu
menambal kebocoran dan menghentikan pengeluaran darah melalui kerusakan kecil
dikapiler arteriol dan venula. Pembuluh-pembuluh kecil ini sering mengalami rupture
oleh trauma-trauma minor yang terjadi sehari-hari. Trauma semacam ini adalh
sumber tersering perdarahan, walaupun kita bahkan sering tidak menyadari bahwa
telah terjadi kerusakan. Mekanisme hemostatok dalam keadaan normal menjaga
agar kehilangan darah melalui trauma kecil tersebut tetap minimum.Perdarahan dari pembuluh berukuran sedang atau besar yang lebih sering terjadi
biasanya tidak dapat dihentikan oleh mekanisme hemostatik tubuh sendiri.
Perdarahan akibat terpotongnya arteri lebih berat, sehingga lebih berbahaya dari
perdarahan vena. Hal ini dikarenakan tekanan ke arah luar dari arteri lebih besar
(yaitu tekanan darah arteri jauh lebih besar dari pada tekanan vena). tindakan-
tindakan pertolongan pertama untuk arteri yang terpotong adalah penekanan
eksternal pada luka dengan kekuatan yang lebih besar dari pada tekanan darah
arteri untuk secara sementara menghentikan perdarahan sampai pembuluh ynagrobek tersebut dapat ditutup secarah bedah. Perdarahan dari vena yang mengalami
trauma sering kali dapat dihentikan hanya denga menghentikan bagian tubuh yang
berdarah untuk mengurangi efek grafitasi pada tekanan di vena. Apabila penurunan
tekanan di vena tidak cukup untuk menghentikan perdarahan, penekanan eksternal
rinagn adekuat.
Hemostasis melibatkan tiga langkah utama :
(1) spasme vaskuler,
(2) pembentukan sumbat trombosit(3) koagulasi darah. Trombosit jelas berperan penting dalam membentuk sumbat
trombosit, tapi sel ini juga member kontribusi pada dua langkah lainnya.
-
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
13/16
II. FAKTOR PEMBEKUAN DARAH
Faktorfaktor pembekuan darah :
a. Fibrinogen : precursor fibrin (protein terpolimerisasi)
b. Protrombin : precursor enzim proteolitik thrombin dan mungkin akselerator
lain dan konversi protrombin
c. Tromboplastin : activator lipoprotein jaringan pada protrombin
d. Kalsium : diperlukan untuk aktivasi protrombin dan pembentukan fibrin
e. Akselerator plasma globulin : suatu faktor plasma yang mempercepat
konversi protrombin menjadi thrombin.
f. Akselerator konversi protrombin serum : suatu faktor serum yang
mempercepat konversi protrombin
g. Globulin antihemofilik (AHG) : suatu faktor plasma yang berkaitan dengan
faktor ke III trombosit dan faktor chrismas (IX) : mengaktivasi protrombin
h. Faktor Crismas : faktor serum yang berkaitan dengan faktor-faktor trombosit
III dan VIII mengaktivasi protrombin
i. Faktor Stuart-Prower : suatu faktor plasma dan serum ; akselerator konversi
protrombin
j. Pendahulu tromboplastin plasma (PTA) : suatu faktor plasma yang diaktivasi
oleh faktor Hageman (XII); akselerator pembentukan thrombin
k. Faktor Hageman : suatu faktor plasma ; mengaktivasi PTA (XI)
l. Faktor penstabil fibrin : faktor plasma ; menghasilkan bekuan fibrin yang lebih
kuat yang tidak larut di dalam urea
- Faktor Fletcher (prakalikrein); faktor pengaktivasikontak
- Faktor Fitzgerald (kininogen berat-molekul-tinggi); faktor pengaktivasi-
kontak
II. Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khususdarah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
http://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Darah -
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
14/16
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibatanemia hemolisis,gagal ginjal,syok,dankematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenisantigen danantibodi
yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang
dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-
negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara sepertiSwedia danNorwegia,golongan darah
A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena
golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah
ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia_hemolisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kematianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Swediahttp://id.wikipedia.org/wiki/Norwegiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Norwegiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Swediahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kematianhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia_hemolisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darah -
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
15/16
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam
bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO.
a. Frekuensi
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung
populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah
terhadap populasi yang berbeda-beda.
b. Warisan
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
IbuAyah
O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB
c. Rhesus
Populasi O A B AB
Suku pribumiAmerika Selatan 100%
Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5%
Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6%
Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2%
Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7%
Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4%
http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nobelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/1930http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vietnamhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Aborigin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Aborigin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Germanyhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Bengal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Saami&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Saami&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Bengal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Germanyhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Aborigin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/1930http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Nobelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteiner -
8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah
16/16
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun1940 oleh Karl Landsteiner.Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh
pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis
penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+
adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan,
dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor
dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap
antigen Rh(D) yang mengakibatkanhemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang
pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saatkehamilan.
d. Golongan darah lainnya
Diegopositif yang ditemukan hanya padaorang Asia Selatan dan pribumi Amerika.
Dari sistem MNSdidapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan.
Duffynegatif yang ditemukan di populasiAfrika.
Sistem Lutheransyang mendeskripsikan satu set 21 antigen.
Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau
Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops,
Indian, Ok, Raphdan JMH.
http://id.wikipedia.org/wiki/1940http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemolisishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hamilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hamilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemolisishttp://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/1940