hubungan antara kontak antarkelompok agama … · model, likert scaling model, and semantic...

117
HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA DENGAN PRASANGKA ANTARKELOMPOK AGAMA PADA MAHASISWA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Priskila Dayu Eldiana 129114069 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK

AGAMA DENGAN PRASANGKA ANTARKELOMPOK

AGAMA PADA MAHASISWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Priskila Dayu Eldiana

129114069

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

iv

HALAMAN MOTTO

“... kelahiranmu adalah untuk belajar

bertumbuh menuju kesadaran sempurna.

Untuk itulah kau Kuhadirkan di dunia ini.

Untuk menyadari dirimu sendiri

sebagai diri semestaKu.”

“Aku membekalimu dengan suka

agar kau menikmati kehidupan ini

sebagai sesuatu yang berharga untuk

dijalani sebagai pilihanmu. Sebaliknya, Aku

juga membekalimu dengan duka dan lara agar

kau tidak mudah melekat pada kehidupan ini hanya

karena perasaan suka yang kau alami. Terakhir,

Aku membekalimu dengan satu kepastian akan

hadirnya kematian, agar kau mengerti

bahwa kehidupan duniawimu ini akan

berujung pada kematian.”

“Maka jangan takut pada kehancuran semesta

karena Aku akan menciptakannya kembali.

Jangan sedih pada kehilangan karena

Aku akan mempertemukannya kembali.

Gembiralah pada setiap penciptaan,

pemeliharaan dan bahkan pada kehancuran.

Karena tak pernah ada yang hilang,

tak pernah ada yang hancur.

Yang ada hanya pembebasan dari

keterikatan satu sama lain.”

(Saat Semesta Bicara, Wayan Mustika)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan bagi seluruh

pihak yang secara langsung maupun tidak langung

terlibat dalam pembuatan skripsi ini

dan

kupersembahkan juga kepada

orang-orang yang mengorbankan nyawa dan hidupnya

untuk terciptanya perdamaian di dunia ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juni 2019

Penulis,

Priskila Dayu Eldiana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

vii

HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA

DENGAN PRASANGKA ANTARKELOMPOK AGAMA PADA

MAHASISWA

Priskila Dayu Eldiana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kontak

antarkelompok agama dengan prasangka terhadap kelompok agama lain pada

mahasiswa. Hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan negatif

antara kontak antarkelompok agama dengan prasangka terhadap kelompok agama lain

pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian sebanyak 225 orang yang merupakan

mahasiswa, berusia 18-25 tahun, dan mengidentifikasikan diri dengan kelompok agama

atau kepercayaan tertentu. Instrumen pengukuran dalam penelitian ini menggunakan

skala kontak antarkelompok agama dan skala prasangka terhadap kelompok agama lain

yang disusun dengan model penskalaan Jenjang, Likert, dan Perbedaan Semantik.

Teknik analisis yang digunakan merupakan analisis korelasi Product Moment Pearson

dengan program SPSS 17.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

negatif yang rendah antara kontak antarkelompok agama dengan prasangka terhadap

kelompok agama lain pada mahasiswa (r = -0.372, p = 0.000).

Kata kunci : kontak antarkelompok agama, prasangka, mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE INTERRELIGIOUS

CONTACT AND INTERRELIGIOUS PREJUDICE IN UNIVERSITY

STUDENTS

Priskila Dayu Eldiana

ABSTRACT

This study aims to determine whether there is a relationship between intergroup

religious contacts and prejudice against other religious groups in university students.

The hypothesis proposed in this study is that there is a negative relationship between

contacts between religious groups and prejudice towards other religious groups in

university students. Subjects in the study were 225 people who were college students,

aged 18-25 years, and identified themselves with certain religious groups or beliefs.

The measurement instruments in this study used a scale of intergroup religious contacts

and prejudice scales against other religious groups compiled with a Level scaling

model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is

the Pearson Product Moment correlation analysis with the SPSS 17.0 program. The

results of this study indicate that there is a low negative correlation between contacts

between religious groups and prejudice towards other religious groups in university

students (r = -0.372, p = 0.000).

Keywords : interreligious contact, prejudice, university student

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Priskila Dayu Eldiana

NIM : 129114069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya, yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA

DENGAN PRASANGKA ANTARKELOMPOK AGAMA PADA

MAHASISWA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolaya di internet atau di media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 26 Juni 2019

Yang menyatakan,

Priskila Dayu Eldiana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

x

KATA PENGANTAR

Penulis mengucap syukur kepada Sang Pencipta dan Sang Pemelihara kehidupan

yang selalu melimpahkan kasih-Nya dalam hidup penulis melalui segala hal yang terjadi

di hidup penulis khususnya selama proses pengerjaan skripsi ini, baik suka maupun

yang sering dianggap sebagai duka. Suka dan duka yang melengkapi satu sama lain

sehingga memampukan penulis untuk berproses menemukan makna dari perjalanan

hidup yang telah dijalani hingga saat ini.

Kasih Sang Pencipta dan Sang Pemelihara kehidupan salah satunya terwujud

dalam kehadiran orang-orang yang terkasih dalam hidup penulis yang mana ucapan

terima kasih pun tidak cukup untuk membalas kebaikan mereka. Orang-orang terkasih

tersebut di antaranya keluarga, teman-teman, dosen pembimbing skripsi, teman-teman

yang bersedia menjadi subjek penelitian, serta teman-teman yang bersedia membantu

penyelesaian penelitian ini dari hal yang paling sederhana hingga yang cukup menguras

pikiran dan tenaga.

Penulis menyadari ada banyak kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang dapat membuat skripsi

ini menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi

BAB I ................................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 9

1. Manfaat Teoritis................................................................................................. 10

2. Manfaat Praktis .................................................................................................. 11

BAB II ............................................................................................................................. 12

A. Kontak Antarkelompok ......................................................................................... 12

1. Pengertian Kontak Antarkelompok................................................................... 12

2. Aspek Kontak Antarkelompok ........................................................................ 14

3. Dampak Kontak Antarkelompok ...................................................................... 15

B. Prasangka ............................................................................................................... 16

1. Pengertian Prasangka ........................................................................................ 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

xii

2. Komponen Prasangka ....................................................................................... 18

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prasangka.................................................. 19

4. Dampak Prasangka............................................................................................ 24

C. Kategori Sosial Agama .......................................................................................... 26

D. Pluralisme .............................................................................................................. 28

E. Mahasiswa ............................................................................................................. 30

1. Pengertian Mahasiswa ..................................................................................... 30

2. Karakteristik dan Peran Mahasiswa................................................................. 30

F. Hubungan Antara Kontak Antarkelompok Agama Dengan Prasangka Terhadap

Kelompok Agama Lain.......................................................................................... 32

G. Hipotesis ................................................................................................................ 39

BAB III ........................................................................................................................... 40

A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 40

B. Variabel Penelitian................................................................................................. 40

1. Variabel Bebas .................................................................................................. 41

2. Variabel Tergantung ......................................................................................... 41

C. Definisi Operasional .............................................................................................. 41

1. Kontak Antarkelompok Agama ........................................................................ 41

2. Prasangka Terhadap Kelompok Agama Lain ................................................... 42

D. Subjek Penelitian ................................................................................................... 42

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................................... 44

F. Validitas dan Reliabilitas ....................................................................................... 50

1. Validitas Skala .................................................................................................. 50

2. Reliabilitas Skala .............................................................................................. 50

G. Metode Analisis Data ............................................................................................ 51

1. Uji Asumsi ........................................................................................................ 52

2. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 53

BAB IV ........................................................................................................................... 55

A. Persiapan Penelitian ............................................................................................... 55

B. Proses Penelitian .................................................................................................... 55

C. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

xiii

1. Uji Normalitas .................................................................................................. 56

2. Uji Linearitas .................................................................................................... 57

3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................ 58

4. Hasil Uji Tambahan .......................................................................................... 58

D. Pembahasan ........................................................................................................... 59

E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 65

BAB V ............................................................................................................................. 66

A. Kesimpulan ................................................................................................... 66

B. Saran .............................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 69

LAMPIRAN .................................................................................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Cetak Biru Skala Kontak Antarkelompok Sebelum Seleksi Aitem ................... 45 Tabel 2 Cetak Biru Skala Prasangka Sebelum Seleksi Aitem ........................................ 46

Tabel 3 Sistem Skoring Skala Pengukuran Model Jenjang ............................................ 47

Tabel 4 Sistem Skoring Skala Pengukuran Model Likert ............................................... 48

Tabel 5 Sistem Skoring Skala Pengukuran Model Perbedaan Semantik ........................ 49

Tabel 6 Cetak Biru Skala Kontak Antarkelompok Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem

......................................................................................................................................... 51

Tabel 7 Cetak Biru Skala Prasangka Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem .................... 52

Tabel 8 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ....................................................................... 56

Tabel 9 Hasil Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov Smirnov ............................... 57

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 57

Tabel 11 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson antara Kontak Antarkelompok

dengan Prasangka ........................................................................................................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

xv

DAFTAR GAMBAR

Skema 1 Kaitan antar Variabel ....................................................................................... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Penelitian .......................................................................................... 84

Lampiran 2. Reliabilitas .................................................................................................. 92

Lampiran 3. Hasil Analisis Tambahan .......................................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Rwaneka dhatu winuwus wara Buddha Wiswa, bhineki rakwa ring apan

kena parwanosen, mangkang Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, bhineka

tunggal ika tan hana dharmma mangrwa”.

Kutipan tersebut merupakan kutipan yang berasal dari kitab Sutasoma

karangan Mpu Tantular yang menjelaskan perbedaan antara Buddha dan Siwa.

Kutipan itu memiliki arti walaupun keduanya berbeda, namun pada hakikatnya

tetap sama, karena keduanya adalah kebenaran (Tunggal, 2017). Kitab Sutasoma

menggambarkan situasi sosial yang terjadi pada masa Kerajaan Majapahit, yaitu

toleransi antara umat Hindu dan Buddha (Pertiwi, 2011). Bhinneka Tunggal Ika

kemudian digunakan sebagai semboyan bangsa Indonesia, yang memiliki arti

bahwa perbedaan merupakan hal yang bisa dipersatukan. Semboyan Bhinekka

Tunggal Ika menggambarkan Indonesia sebagai negara multikultur. Seperti yang

dikemukakan oleh Kusumohamidjojo (2000) bahwa Indonesia tersusun dari

banyak kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang beraneka ragam

(dalam Lestari, 2016).

Perbedaan ini dapat menjadi sebuah kekayaan, di mana individu bisa saling

belajar satu sama lain. Konsep mengenai perbedaan yang mendukung

antarkelompok untuk memahami satu sama lain yaitu pluralisme. Pluralisme lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

2

cenderung mengajarkan untuk menerima perbedaan anggota kelompok lain dan

menekankan pada keunikan dari kelompok tersebut (Kewuel, 2017). Pluralisme

menerima semua budaya dan agama dan mendorong semua budaya berpartisipasi

dalam masyarakat dengan caranya masing-masing (“From diversity to pluralism”,

tanpa tahun).

Di sisi lain, keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia bisa menjadi sebuah

ancaman dengan adanya konflik. Menurut Tsai-Wei (2010) konflik secara

horizontal atau vertikal merupakan sesuatu yang permanen terjadi di semua

masyarakat majemuk. Konflik-konflik horizontal yang sering terjadi di

masyarakat Indonesia merupakan konflik yang berkaitan dengan isu suku, agama,

ras, dan antargolongan (SARA). Survei yang dilakukan oleh Pew Research (2014)

menunjukkan bahwa kebencian agama dan etnis merupakan ancaman terbesar

yang dirasakan masyarakat Indonesia dibandingkan dengan ancaman-ancaman

lain, yakni sebesar 26 % dari 1000 orang yang disurvei.

Penelitian yang dilakukan oleh Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika

mengemukakan bahwa kasus kekerasan di Indonesia yang terjadi sejak masa

reformasi hingga akhir tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono paling

banyak bersumber dari masalah agama (Fakhrana, 2014). Dari 2.393 kasus

kekerasan yang terjadi sebanyak 65 persen atau 1.554 kasus merupakan kasus

yang dilatarbelakangi isu agama. Kemudian, isu yang dilatarbelakangi perbedaan

etnis sebagai alasan terjadinya tindak kekerasan terbanyak kedua setelah isu

agama, yakni sebanyak 478 kasus atau 20 persen, dan sisanya merupakan

kekerasan terhadap perempuan. Hal serupa juga dikemukakan oleh SETARA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

3

Institute (Gabrillin, 2016) yang mencatat 197 peristiwa pelanggaran kebebasan

beragama atau berkeyakinan dengan 263 bentuk tindakan selama tahun 2015.

SETARA Institute mencatat adanya peningkatan jumlah yang cukup berarti dari

tahun 2014. Pada tahun 2014, SETARA Institute mencatat 134 peristiwa dengan

177 tindakan. Wilayah dengan peristiwa tertinggi diduduki oleh Jawa Barat

dengan 44 peristiwa, Aceh 34 peristiwa, Jawa Timur 22 peristiwa, DKI Jakarta 22

peristiwa, dan Yogyakarta 10 peristiwa.

Isu agama menjadi isu yang tertinggi yang mudah menyulut tindakan

kekerasan di Indonesia bukanlah hal yang mengherankan karena agama memiliki

peran penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Pew Research (2015)

menyebutkan bahwa 95% dari 1000 orang Indonesia yang menjadi subyek survei

menganggap agama sangat penting dalam kehidupan mereka. Sejak pertama kali

masuk ke Indonesia, agama besar dunia berakomodasi dan berakulturasi dengan

budaya bangsa Indonesia (Bauto, 2014) sehingga norma-norma dan nilai-nilai

agama berkaitan erat dengan budaya masyarakat Indonesia. Kehidupan dalam

masyarakat mulai dipengaruhi dan diatur oleh agama dan saat ini agama menjadi

salah satu identitas sosial masyarakat (Xie, 2013).

Geertz (1965) menyatakan bahwa sifat dasar agama sebagai sebuah sistem

simbol akan membentuk pandangan hidup penganutnya (dalam Mujani, 2007).

Pemaknaan seseorang terhadap agamanya disebut sebagai orientasi keagamaan.

Allport & Ross (1967) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis orientasi agama

yang dimiliki oleh seseorang, yaitu ekstrinsik dan instrinsik. Seseorang dengan

orientasi ekstrinsik menggunakan agama sebagai penunjang kebutuhan akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

4

status, rasa aman atau harga diri. Barret et al., (2004) orientasi intrinsik

merupakan seseorang yang mampu menciptakan keselarasan antara keyakinan

agama dengan konteks lingkungannya (dalam Wibisono, 2012). Orientasi

keagamaan dapat mendorong seseorang memiliki kecenderungan untuk bersikap

inklusif dan menghormati keyakinan lain atau bersikap eksklusif dan radikal.

Kedua sikap tersebut dapat mempengaruhi seseorang berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari termasuk dalam interaksi dengan orang lain, baik dari

agama yang sama maupun berbeda (Aryani, 2012). Dengan demikian,

keberagaman agama di masyarakat Indonesia dapat membuat jurang pemisah

antar pemeluk agama akibat perbedaan cara pandang dan nilai-nilai semakin lebar.

Di tahun 2000 masyarakat Indonesia digemparkan dengan pemberitaan

seseorang yang bernama Lia Eden, yang mengaku sebagai utusan nabi dan

berakhir dengan dipenjara pada tahun 2006 dan 2009 karena dianggap menistakan

agama (“Begini perjalanan metamorfosa Lia Eden”, 2015). Masih di tahun 2000,

terdapat serangkaian serangan bom yang menargetkan gereja pada malam natal

(“Sejumlah bom meledak serentak di malam natal”, 2000). Penyerangan terhadap

tempat ibadah masih berlanjut, pada tahun 2015 terjadi pembakaran masjid di

Tolikara dan pembakaran vihara di Tanjung balai di tahun 2016 (“Amuk massa di

Tanjung Balai, vihara dan kelenteng dibakar”, 2016; Halidin, 2015). Pada tahun

2017 mantan gubernur DKI, yang sedang mengikuti bursa calon gubernur DKI,

dinyatakan bersalah atas tuduhan penistaan agama, di mana sebelum keputusan

hakim sah, ada gerakan massa yang cukup masif yang menuntut agar Basuki

Tjahaja Purnama divonis bersalah (Ayuningtyas, 2018). Pada tahun 2018 akibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

5

banyaknya kasus terorisme yang menyeret kelompok wanita yang menggunakan

cadar, terjadi diskriminasi terhadap wanita yang menggunakan cadar di

masyarakat ("Kisah perempuan bercadar: Diteriaki maling, dilempar botol, hingga

ditawari pekerjaan", 2018). Kemudian pada tahun 2018 masyarakat kota Manado

menolak kehadiran ulama di kotanya (Gunadha, 2018). Semua hal ini bersumber

dari persepsi ancaman yang mengancam agama dan kepercayaan yang dilakukan

individu atau kelompok penganut agama dan kepercayaan lain, sehingga sosok

yang dinilai mengancam perlu diberi hukuman dengan cara dipenjara atau dijauhi.

Salah satu sikap negatif yang dapat ditimbulkan oleh persepsi ancaman yaitu

prasangka. Prasangka merupakan sebuah sikap tidak suka terhadap kelompok lain

yang muncul karena kesimpulan yang salah atau tidak fleksibel (Hafiz et al.,

2018). Prasangka merupakan hal normal yang akan dilakukan oleh siapapun.

Prasangka dapat ditujukan langsung terhadap sebuah kelompok sebagai

keseluruhan atau ditujukan terhadap seseorang karena keanggotaan kelompok

(Brown, 2005).

Prasangka memiliki pengaruh terhadap relasi antarkelompok. Prasangka dapat

menyebabkan munculnya sikap maupun perilaku permusuhan antarkelompok.

Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh prasangka adalah diskriminasi terhadap

kelompok lain. Prasangka merupakan komponen penting dalam konflik, yang

menjadi masalah dunia yang serius (Pettigrew, 2008). Intervensi untuk

mengurangi prasangka merupakan hal penting untuk dilakukan. Intervensi

tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tindakan-tindakan kolektif dan

keadilan sosial (Molina, Tropp, & Goode, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

6

Allport (dalam Gaertner & Dovidio, 2005) menduga kontak antarkelompok

dapat mempengaruhi sikap antarkelompok ke arah yang lebih positif. Kontak

antarkelompok dapat mempengaruhi sikap terhadap out-group (anggota kelompok

lain) dengan mengurangi persepsi ancaman yang dirasakan masing-masing

anggota kelompok. Kontak antarkelompok dapat mengurangi tingkat persepsi

ancaman simbolik maupun realistik yang dirasakan anggota kelompok (Tausch,

Hewstone, Kenworthy, Cairns, & Christ, 2007). Kontak antarkelompok dapat

mengurangi persepsi ancaman kelompok dengan memperlemah perhatian tentang

akses terhadap sumber-sumber yang berharga dan perbedaan pada norma dan

nilai, sehingga mengurangi sikap-sikap negatif terhadap anggota kelompok lain

(McLaren 2003; Schlueter & Scheepers 2010; Stephan et al., 2002).

Kontak dalam bentuk pertemanan antarkelompok (Levin, van Laar, &

Sidanius, 2003; Paolini, Hewstone, Cairns, & Voci, 2004; Pettigrew, 1997) atau

kontak terstruktur di bawah kondisi optimal yang dikemukakan oleh Allport

(Pettigrew & Tropp, 2006) secara khusus lebih banyak mengurangi prasangka

antarkelompok. Kondisi optimal yang harus dipenuhi menurut Allport (dalam

Pettigrew & Tropp, 2008) adalah persamaan status antarkelompok, kerjasama

antarkelompok, adanya tujuan bersama yang ingin dicapai, dan dukungan dari

pihak otoritas. Akan tetapi, Pettigrew & Tropp (2008) menjelaskan bahwa kondisi

optimal tersebut bukan sesuatu yang esensial untuk mengurangi prasangka.

Pettigrew dan Tropp (2008) menyebutkan pertemanan antarkelompok merupakan

situasi yang paling memungkinkan terjadinya kondisi optimal yang dikemukakan

oleh Allport. Pertemanan dapat menyediakan kontak yang lebih luas dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

7

berbagai konteks sosial dengan akses terhadap jaringan pertemanan

antarkelompok dan kesempatan-kesempatan untuk membuka diri. Pengurangan

prasangka berkaitan dengan pertemanan antarkelompok dapat digeneralisasikan

terhadap anggota kelompok lain yang tidak termasuk dalam situasi kontak

(Pettigrew, 1997; Van Laar et al., 2005).

Dalam lingkungan kampus, khususnya universitas yang memegang nilai

multikulturalisme, mahasiswa sudah tidak asing dengan mahasiswa lain yang

memiliki latar yang berbeda dari dirinya, termasuk latar belakang agama. Untuk

itu, kontak yang berupa pertemanan antarkelompok dengan mahasiswa lain yang

memiliki latar belakang berbeda dari dirinya merupakan hal yang tidak dapat

dihindari. Kontak antarkelompok yang terjadi di mahasiswa, berkaitan dengan

interaksi informal mahasiswa, yang merupakan salah satu jenis pengalaman

keberagaman di lingkungan perguruan tinggi (Gurin et al, 2004). Chickering dan

Reisser (1993) serta Erikson (1946, 1956) menyebutkan bahwa masa-masa di

perguruan tinggi merupakan masa penting bagi perkembangan identitas seorang

mahasiswa (dalam Laird, 2005). Tanpa pengalaman dengan keberagaman,

mahasiswa memiliki resiko untuk membuat komitmen dengan pikiran-pikiran,

kelompok-kelompok, atau karir tanpa mengeksplorasi berbagai pilihan-pilihan

lainnya. Pengalaman dengan keberagaman di masa perkuliahan menantang

mahasiswa untuk membentuk identitas mereka dari serangkaian pilihan-pilihan

yang beragam dan mendorong mereka untuk membuat komitmen-komitmen yang

lebih disadari terhadap identitas mereka dalam hal peran mereka dalam

masyarakat (Laird, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

8

Dari pengalaman keberagaman yang dialami oleh mahasiswa di lingkungan

kampus, mahasiswa memiliki peran penting untuk menjaga pluralisme

antarkelompok agama di masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pandangan

bahwa tugas mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control.

Agent of change memiliki pengertian mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki

potensi kepekaan dan kritis yang tinggi terhadap kehidupan sosial, sehingga dapat

membuat sebuah perubahan menuju ke arah yang lebih baik di masyarakat. Tidak

terkecuali mengenai isu-isu yang terkait dengan relasi antarkelompok agama.

Relasi antarkelompok merupakan hal penting di masyarakat Indonesia, yang

merupakan masyarakat majemuk, khususnya relasi antarkelompok agama. Agama

yang masih menjadi pegangan hidup masyarakat Indonesia, terkadang

memunculkan persepsi ancaman antarpemeluk agama. Tingginya persepsi

ancaman yang dirasakan oleh masing-masing anggota pemeluk agama dapat

menimbulkan sikap negatif terhadap out-group yang berupa prasangka. Prasangka

memiliki peran penting dalam menentukan relasi yang terjalin diantara kelompok

agama. Prasangka memiliki kemungkinan menimbulkan permusuhan dan konflik

antarkelompok agama. Penelitan Allport (1954) memaparkan salah satu intervensi

yang bisa dilakukan untuk mengurangi sikap negatif terhadap out-group yang

berupa prasangka adalah kontak antarkelompok (dalam Pettigrew, 1998).

Kontak antarkelompok berkaitan dengan informasi baru mengenai kelompok

agama lain. Informasi baru dapat membentuk sebuah pengetahuan mengenai

kelompok lain dan menyebabkan keakraban (familiarity) di antara anggota

kelompok berbeda. Pengetahuan dan keakraban (familiarity) dapat mengubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

9

pandangan negatif seseorang mengenai kelompok agama lain yang sebelumnya

sudah diyakini seseorang, misalnya persepsi ancaman yang dirasakan seseorang

mengenai anggota kelompok agama lain. Berubahnya pandangan negatif yang

dimiliki oleh seseorang mengenai anggota kelompok lain berkaitan dengan

prasangka. Oleh karena itu, kontak antarkelompok agama memiliki keterkaitan

dengan prasangka antarkelompok agama.

Selama ini penelitian mengenai kontak antarkelompok dan prasangka

cenderung berfokus pada kelompok ras dan etnik (Hewstone, Cairns, Voci,

Hamberger, & Niens, 2006; Paolini, Hewstone, Cairns, & Voci, 2004). Di

Indonesia penyebab konflik tertinggi adalah perbedaan agama, sehingga penelitian

yang dibutuhkan untuk ikut berkontribusi mengatasi konflik berkaitan dengan

hubungan antarkelompok agama. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

memiliki ketertarikan untuk meneliti hubungan kontak antarkelompok agama

dengan prasangka pada mahasiswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah secara empiris kontak

antarkelompok agama memiliki hubungan negatif dengan prasangka terhadap

kelompok agama lain pada mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan negatif kontak

antarkelompok agama dengan prasangka terhadap kelompok agama lain pada

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

10

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan memberi

sumbangan pada pengembangan ilmu psikologi sosial, khususnya dalam

bidang hubungan antarkelompok.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

mahasiswa terkait kontak antarkelompok agama sebagai salah satu cara

yang dapat digunakan untuk mengurangi prasangka terhadap kelompok

agama lain, sehingga mahasiswa mau mencoba dan mempertahankan

kontak dengan teman yang berasal dari agama berbeda yang bertujuan

untuk menjadi pelopor toleransi antar umat beragama di lingkungan

kampus maupun di masyarakat.

b. Bagi Perancang Kurikulum Perguruan Tinggi / Pihak Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi

perancang kurikulum perguruan tinggi dan pihak universitas terkait dengan

kontak antarkelompok sebagai sarana untuk mengurangi prasangka

terhadap kelompok agama lain, sehingga perancang kurikulum perguruan

tinggi dan pihak kampus dapat menyediakan kesempatan mahasiswa untuk

bertemu dan melakukan kontak dengan teman yang berasal dari agama

berbeda dalam kegiatan di universitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

11

c. Bagi Pembuat Kebijakan Publik

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi

pembuat kebijakan publik terkait dengan kontak antarkelompok, sehingga

dapat membuat kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan toleransi

antarkelompok umat beragama di Indonesia dengan mempertimbangkan

kontak antarkelompok agama.

d. Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi

LSM yang bergerak di bidang kerukunan umat beragama, sehingga

semakin banyak LSM yang memiliki program yang berfokus menjadikan

mahasiswa sebagai pelopor toleransi antarkelompok beragama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

12

BAB II

Landasan Teori

A. Kontak Antarkelompok Agama

1. Pengertian Kontak Antarkelompok Agama

Kontak antarkelompok merupakan salah satu intervensi sosial yang

digunakan untuk mengurangi prasangka antarkelompok dan meningkatkan

hubungan antarkelompok (Dovidio & Kawakami, 2003; Nell, 2017). Kontak

antarkelompok merupakan interaksi langsung dan tatap muka (face-to-face)

yang dilakukan anggota-anggota dari kelompok-kelompok yang berbeda

(Pettigrew & Tropp, 2013). Kontak antarkelompok memiliki definisi yang

sama dengan interaksi antarkelompok, yaitu interaksi sosial diantara anggota-

anggota dari kelompok yang berbeda. Akan tetapi, interaksi antarkelompok

biasanya ditemukan untuk memperburuk bias antarkelompok, mempertinggi

stress, kecemasan, dan group avoidance. Sementara itu, kontak

antarkelompok dapat mengurangi bias antarkelompok, diprediksi dapat

menurunkan intergroup anxiety dan mengurangi prasangka (MacInnis &

Page-Gould, 2015).

Interaksi antarkelompok merupakan bagian dari kontak antarkelompok.

Orang yang memiliki kontak antarkelompok berapapun tingkatnya (dari mulai

tidak pernah melakukan kontak sama sekali hingga yang melakukan kontak

setiap hari) dapat terlibat dalam sebuah interaksi antarkelompok, tetapi tidak

semua orang yang melakukan interaksi antarkelompok dapat dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

13

memiliki kontak antarkelompok. Blascovich et al. (2001) dan Page-Gould et al.

(2008) menyebutkan setelah melewati jumlah kritis tertentu dari interaksi

antarkelompok yang baik yang disebut ambang kontak, maka interaksi antar

kelompok berikutnya cenderung positif dan Paolini (2006) menyebutkan lebih

banyak interaksi antarkelompok yang positif meningkatkan sikap

antarkelompok (dalam MacInnis & Page-Gould, 2015). Dengan kata lain,

terdapat “harga” yang harus dibayar dalam jangka pendek terhadap interaksi

antarkelompok (misalnya meningkatnya kecemasan) tetapi terdapat

keuntungan antarkelompok dalam jangka panjang (misalnya menurunnya

prasangka) (MacInnis & Page-Gould, 2015).

Teori yang terkenal yang berkaitan dengan kontak antarkelompok

adalah hipotesis kontak dikemukakan oleh Gordon Allport. Asumsi yang

mendasari hipotesis kontak yaitu jika anggota-anggota dari kelompok yang

berbeda dan sering tersegregasikan berkumpul bersama, maka hubungan

positif antarkelompok akan meningkat (Pettigrew & Tropp, 2008). Palluck

(2006) menyebutkan bahwa pemikiran asli dari hipotesis kontak adalah untuk

menyediakan kondisi optimal sehingga individu-individu dapat belajar

mengenai satu sama lain dan menargetkan pengetahuan yang faktual dari

kelompok lain sebagai salah satu cara untuk mengurangi bias. Chavous

(2005) juga menyatakan bahwa hipotesis kontak merupakan kontak yang

dilakukan kelompok-kelompok yang berbeda dapat memiliki efek positif

pada perilaku-perilaku terhadap satu sama lain (Zagefka, 2015), khususnya

jika memenuhi kondisi yang disyaratkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

14

Allport (1954) menyebutkan kondisi-kondisi optimal yang disyaratkan

yaitu pergaulan yang bermakna diantara anggota dari kelompok-kelompok

yang berbeda, kerjasama antar anggota kelompok dalam mencapai dan

mempertahankan tujuan-tujuan bersama, persamaan tingkat status sosial di

masyarakat, dukungan institusi terhadap interaksi positif antarkelompok

(dalam Chavous, 2005), dan Pettigrew (1998) menambahkan satu kondisi

yaitu kesempatan untuk mengembangkan ikatan-ikatan yang dekat secara

afektif, misalnya pertemanan antarkelompok.

Jadi kontak antarkelompok agama merupakan interaksi-interaksi yang

dilakukan oleh anggota-anggota antarkelompok agama berbeda. Kontak

antarkelompok agama bertujuan untuk mengurangi bias antarkelompok

agama sehingga dapat meningkatkan hubungan antarkelompok agama yang

membutuhkan beberapa kondisi mendukung, seperti pergaulan yang

bermakna diantara anggota dari kelompok-kelompok yang berbeda,

kerjasama antar anggota kelompok dalam mencapai dan mempertahankan

tujuan-tujuan bersama, persamaan status sosial di masyarakat, dukungan

institusi terhadap interaksi positif antarkelompok, dan adanya kesempatan

untuk mengembangkan ikatan-ikatan yang dekat secara afektif.

2. Aspek Kontak Antarkelompok

MacInnis dan Page-Gould (2015) menggunakan istilah kontak

antarkelompok untuk mendeskripsikan perbedaan seorang individu dengan

individu lainnya dalam sebuah kualitas dan kuantitas dari interaksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

15

antarkelompok. Hal senada diungkapkan oleh Pettigrew dan Tropp (2013)

serta Johnston dan Glasford (2017) yang menyatakan bahwa kontak

antarkelompok dapat dilihat melalui kuantitas dan kualitas kontak. Kuantitas

berkaitan dengan jumlah orang yang terlibat dalam kontak dan jumlah

frekuensi pertemuan langsung antarkelompok yang dilakukan seseorang

(Islam & Hewstone, 1993; Tausch, Tam, Hewstone, Kenworthy, Cairns,

2007). Frekuensi merupakan seberapa banyak kontak yang dilakukan dengan

out-group (Johnston & Glasford, 2017). Sementara itu, kualitas kontak

mencerminkan sejauh mana pertemuan langsung antarkelompok baik yang

dialami secara positif atau negatif (Islam & Hewstone, 1993). Kualitas kontak

juga meliputi suasana sosial yang melingkupi kontak. Kualitas kontak

merupakan valensi keseluruhan semua pengalaman. Hewstone dan Islam

(1993) menyebutkan terdapat empat hal untuk mendeskripsikan kualitas

kontak, yaitu perasaan memiliki kesamaan status dengan kelompok lain

dalam melakukan kontak, kesukarelaan dalam melakukan kontak,

kedalaman kontak, kontak yang dirasakan menyenangkan atau tidak,

dan kontak yang dirasakan sebagai kerjasama atau kompetisi.

3. Dampak Kontak Antarkelompok

Pettigrew (1998) menjelaskan bahwa kontak antarkelompok dapat

mempengaruhi sikap terhadap out-group. Melalui kontak, seseorang dapat

mempelajari informasi baru tentang out-group dan informasi baru ini dapat

merubah informasi negatif yang sebelumnya ada tentang out-group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

16

Perubahan ini, selanjutnya, diikuti oleh perubahan sikap terhadap out-group.

Kedua, seringnya terjadi kontak dengan anggota out-group, secara ideal

dengan adanya kondisi yang difasilitasi, dapat memodifikasi perilaku melalui

meningkatnya keakraban (familiarity) dengan anggota dari out-group.

Modifikasi perilaku ini akan menghasilkan perubahan sikap positif. Ketiga,

kontak, khususnya kontak positif, mengurangi afek negatif dan menyediakan

banyak kesempatan untuk mengembangkan ikatan afektif seperti pertemanan.

Dalam jangka panjang, ikatan afektif menghasilkan emosi-emosi positif di

mana perubahan sikap dan perilaku terhadap out-group. Akhirnya, melalui

kontak seseorang belajar tentang adanya sudut pandang alternatif dan cara

pandang dari out-group di mana mungkin bisa berbeda dari seseorang yang

dihargai oleh in-group. Ini mendorong untuk menilai kembali cara hidup in-

group dan perspektif bersama, ini merupakan sebuah proses di mana

Pettigrew (1998) menyebutnya sebagai deprovincialization.

B. Prasangka

1. Pengertian Prasangka

Penelitian mengenai hubungan antarkelompok di dalam psikologi sosial

meliputi streotipe, prasangka, dan diskriminasi. Prasangka telah menjadi

pusat dalam penelitian yang berkaitan dengan hubungan antarkelompok

(Jones, 1997). Menurut Brown (2005) prasangka didefinisikan sebagai sikap,

emosi, atau perilaku apapun yang ditujukan kepada anggota kelompok, yang

secara langsung atau tidak langsung mengimplikasikan beberapa hal negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

17

atau antipati terhadap kelompok itu. Akan tetapi, para peneliti cenderung

mendefinisikan prasangka sebagai sebuah sikap negatif (Myers, 2012).

Duckitt (2003) mendefinisikan prasangka sebagai sebuah sikap negatif

antarkelompok yang melibatkan kategorisasi sosial, struktur dan dimensi dari

sikap negatif antarkelompok. Sedangkan menurut Allport, prasangka terdiri

dari pemikiran-pemikiran negatif tentang anggota kelompok lain tanpa bukti

yang cukup (dalam Pettigrew, 2008). Prasangka juga diartikan sebagai sikap

bermusuhan atau sikap negatif terhadap kelompok yang dapat dibedakan

berdasarkan generalisasi yang berasal dari kesalahan atau ketidaklengkapan

informasi (Aronson, 2012).

Prasangka merupakan bias yang merendahkan orang karena

keanggotaan dari sebuah kelompok sosial yang dirasakan (Abrams, 2010).

Prasangka muncul ketika bias memiliki potensi bahaya dan memiliki dampak

karena prasangka mengurangi kedudukan atau nilai yang melekat pada

seseorang melalui keanggotaan kelompok mereka. Seseorang yang

berprasangka mungkin tidak menyukai orang yang berbeda dari dirinya dan

bersikap diskriminatif, percaya mereka bebal dan berbahaya (Myers &

Twenge, 2016). Penilaian negatif yang menandai prasangka biasanya

didukung oleh kepercayaan negatif, yang disebut stereotip.

Jadi prasangka merupakan sebuah sikap yang biasanya bersifat negatif

ditujukan bagi anggota kelompok lain didasari atas keanggotaan pada sebuah

kelompok tertentu berasal dari generalisasi yang berasal dari kesalahan dan

ketidaklengkapan informasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

18

2. Komponen Prasangka

Menurut Allport (1954) prasangka merupakan sebuah sikap keengganan

(aversion) dan permusuhan terhadap anggota sebuah kelompok karena

keanggotaannya dan oleh karena itu diduga memiliki kualitas yang pantas

dianggap berasal dari kelompok (dalam Zanden, 1989). Seperti sikap pada

umumnya, prasangka terdiri dari beberapa komponen (Kleg, 1993; Hafiz et

al., 2018), yaitu:

a. Komponen kognitif, yaitu gambaran mental yang kita miliki mengenai

orang lain. Komponen ini merupakan cara kita merasakan sebuah objek,

kejadian, atau situasi pemikiran (pikiran, keyakinan, dan gagasan)

mengenai sesuatu. Bentuk paling sederhana dari elemen kognitif adalah

kategori yang kita gunakan dalam berpikir. Ketika manusia merupakan

sebuah objek dari sikap, komponen kognitif biasnya sebuah stereotip,

yaitu gambaran mental yang kita miliki dari orang-orang tertentu.

Lippman (1922) menjelaskan tujuan dari memberikan stereotip adalah

untuk mengkonstruksi dunia yang beragam menjadi sebuah model yang

sederhana sebelum kita dapat mengaturnya (dalam Zanden, 1989).

Walaupun stereotip tepat, tetapi tidak selalu akurat. Stereotip merupakan

hal yang tidak ilmiah, sebab itu generalisasi yang kita buat tentang orang

lain, sebagai individu atau kelompok, tidak dapat dipercaya.

b. Komponen afektif, yaitu perasaan atau emosi yang ditimbulkan oleh

orang lain. terdiri dari perasaan atau emosi bahwa objek, peristiwa, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

19

situasi yang sebenarnya atau representasi simbolisnya muncul dalam diri

seseorang. Takut, simpatik, kasihan, benci, marah, iri, cinta, dan jijik

merupakan emosi yang dibangkitkan oleh individu atau kelompok

tertentu. Walaupun level emosional berbeda dari kognitif, keduanya

mungkin muncul bersamaan (Zanden, 1989).

c. Komponen perilaku, yaitu kecenderungan atau predisposisi untuk

bertindak dengan cara tertentu terhadap orang tertentu (Kramer, 1949;

Mann, 1959). Komponen perilaku dari prasangka merupakan

kecenderungan atau disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu

dengan mengacu pada beberapa objek, kejadian, atau situasi. Penekanan

dari komponen perilaku jatuh pada kecederungan untuk bertindak, bukan

pada tindakan itu sendiri. Beberapa orang mungkin lebih suka untuk

memberi batasan untuk kelompoknya, dan hal tersebut dapat mengarah

ke perilaku diskriminasi. Hanya karena orang ingin bertindak dengan

cara-cara tertentu tidak selalu berarti bahwa mereka sebenarnya bertindak

dengan cara-cara ini, mereka mungkin gagal menerjemahkan

kecenderungan mereka ke dalam tindakan nyata (Zanden, 1989).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prasangka

Myers & Twenge (2016) menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi munculnya prasangka. Faktor-faktor yang mempengaruhi

munculnya prasangka, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

20

a. Faktor sosial atau faktor yang berkaitan dengan hubungan dan interaksi

dengan orang lain. Prasangka dapat bersumber dari status yang tidak

setara dan dari sumber sosial yang lain, termasuk nilai-nilai dan sikap-

sikap yang kita dapatkan. Castelli et al., (2007) menjelaskan bahwa

pengaruh dari sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga yang muncul

pada prasangka yang dimiliki anak-anak, biasanya mencerminkan

persepsi dari orangtua mereka (dalam Myers & Twenge, 2016).

Keluarga dan budaya kita membawa semua jenis informasi mulai dari

pemilihan pasangan hingga kepada siapa kita dapat percaya dan kita

sukai. Prasangka juga berkaitan dengan kepribadian otoriter. Orang

yang memiliki kepribadian otoriter cenderung lebih mudah memiliki

prasangka terhadap kelompok lain, terutama kelompok yang statusnya

dianggap lebih rendah. Apabila prasangka diterima secara sosial,

banyak orang akan mempertahankan prasangka itu agar diterima oleh

masyarakat, sehingga konformitas juga menjadi salah satu faktor

pembentuk prasangka. Orang yang otoriter cenderung tunduk terhadap

mereka yang memiliki kuasa atas mereka dan agresif atau bersikap

menghukum terhadap orang-orang yang dianggap memiliki status yang

lebih rendah dari mereka (Altemeyer, 1988; Altemeyer & Hunsberger,

1992).

b. Faktor motivasional atau faktor yang berkaitan dengan dorongan untuk

mempertahankan keberadaan diri. Kompetisi merupakan sumber

penting dari frustasi yang dapat memicu prasangka. Ketika dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

21

kelompok berkompetisi untuk memperebutkan pekerjaan, lahan

perumahan, atau prestise sosial, tercapainya tujuan salah satu kelompok

dapat mengakibatkan frustasi bagi kelompok lainnya. Realistic group

conflict theory menjelaskan bahwa prasangka meningkat ketika

kelompok saling berkompetisi untuk memperebutkan sumber langka

atau terbatas (Maddux et al., 2008; Pereira et al., 2010; Sassenberg et

al., 2007). Selanjutnya, kita menyesuaikan diri terhadap norma

kelompok yang diakibatkan oleh identifikasi sosial. Crocker dan

Luhtanen (1990) dan Hinkle et al., (1992) menjelaskan semakin penting

identitas sosial bagi seseorang dan semakin merasa terikat dengan

sebuah kelompok, maka seseorang semakin bereaksi dalam bentuk

prasangka terhadap ancaman dari kelompok lain (dalam Myers &

Twenge, 2016). Teori manajemen teror menjelaskan bahwa seseorang

melindungi diri mereka dari ancaman kematian dengan merendahkan

pihak lain yang mengancam cara pandang mereka yang menyebabkan

kecemasan. Prasangka membantu memperkuat sistem kepercayaan

yang terancam, ketika seseorang sudah merasa rentan tentang kematian

mereka. Pemikiran tentang kematian dapat meningkatkan perasaan

kebersamaan, seperti identifikasi in-group, kebersamaan, dan altruisme

(McGregor et al., 2001; Sani et al., 2009).

c. Faktor kognitif atau faktor yang berkaitan dengan cara berpikir.

Prasangka juga merupakan hasil dari proses berpikir yang normal.

Stereotip cenderung lebih dibentuk oleh pikiran daripada perasan benci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

22

Seperti ilusi persepsi, yang merupakan hasil sampingan dari

kemampuan kita untuk menafsirkan dunia, stereotip dapat menjadi hasil

sampingan dari bagaimana kita menyederhanakan dunia kita yang

kompleks. Salah satu cara kita untuk menyederhanakan lingkungan kita

adalah dengan mengategorikan, yaitu untuk mengorganisasikan dunia

dengan membuat kluster objek ke dalam sebuah kelompok (Macrae &

Bodenhausen, 2000, 2001). Kategorisasi bukanlah prasangka, tetapi

merupakan dasar bagi prasangka. Ada sebuah kecenderungan yang kuat

untuk melihat obyek dalam sebuah kelompok lebih beragam dari yang

sebenarnya. Kita menempatkan orang pada kelompok, kemudian

cenderung melebih-lebihkan kesamaan dalam kelompok dan perbedaan

di antara mereka (Taylor, 1981; Wilder & Allen, 1978). Kita

mengasumsikan bahwa kelompok lain lebih homogen daripada

kelompok kita. Pemisahan ke dalam kelompok dapat menciptakan

sebuah out-group homogenity effect, yaitu sebuah perasaan bahwa

“mereka” semua serupa dan berbeda dari “kami” dan kelompok kita

(Ostrom & Sedikides, 1992). Pada umumnya kita menyukai orang yang

dirasa memiliki persamaan dengan kita dan tidak menyukai orang yang

dirasa berbeda, dan hasilnya adalah bias in-group (Byrne & Wong,

1962; Rokeach & Mezei, 1966; Stein et al., 1965).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

23

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan, Edwards, Marangio, Blaher-

Lucas, Moore, Ganino-Day (2014) menyatakan ada beberapa faktor yang

dapat mengurangi prasangka. Faktor-faktor tersebut, yaitu:

a. Pendidikan

Terbentuknya prasangka dapat dihambat melalui program pendidikan di

sekolah di mana anak-anak diajarkan mengenai toleransi, konsekuensi

dari prasangka, dan apa yang disebut sebagai diskriminasi.

b. Kontak Antarkelompok

Prasangka dapat dikurangi melalui kontak langsung antara sekelompok

orang yang memiliki sikap berprasangka satu sama lain. Akan tetapi,

terdapat faktor lain yang juga penting; yaitu kontak yang berkelanjutan,

interaksi kontak yang bersifat interpersonal, saling bergantung (mutual

interdependence), dimana kelompok terlibat dalam kegiatan-kegiatan

kooperatif persamaan status antarkelompok norma sosial yang

mendukung pengurangan prasangka.

c. Intervensi kognitif

Prasangka dapat diatasi dengan mengurangi stereotip melalui kognisi.

Sebagai contoh, membuat informasi tersedia bagi seseorang

mengurangi stereotipe dengan meminimalkan informasi yang tidak

relevan mengenai kelompok lain. Hal itu merupakan hal yang penting

untuk memastikan bahwa informasi tersebut diperhatikan, dan untuk

menyediakan waktu yang cukup bagi seseorang untuk memproses

informasi yang bertolakbelakang dengan sterotipe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

24

d. Superordinate goals

Bekerja untuk sebuah tujuan yang sama dapat memfasilitasi

pengetahuan dan pemahaman antarkelompok. Akan tetapi, tujuan itu

harus dibagikan ke semua anggota kelompok dan hal itu membutuhkan

kontribusi dari kedua kelompok.

e. Pengalaman langsung

Mengalami langsung budaya atau gaya hidup lain dapat membantu

mengurangi prasangka. Pengalaman langsung terdiri dari belajar bahasa

lain, belajar mengenai budaya lain dan ikut berpartisipasi budaya lain.

Pengalaman langsung dapat menghasilkan pengetahuan dan

pemahaman yang lebih baik, dan dapat mengurangi ketidakpedulian.

4. Dampak Prasangka

Prasangka merupakan sikap yang kekal dan tidak dapat dihindari.

Prasangka juga melibatkan penilaian yang terbentuk sebelumnya, sehingga

prasangka mengarahkan perhatian dan ingatan kita. Setelah kita menilai

objek sebagai kepemilikan sebuah kategori atau kelompok, ingatan kita

mengenai hal itu kemudian kita akan mengasosiasikan atribut tersebut

dengan kategori atau kelompok itu (Myers & Twenge, 2018).

Prasangka juga menyebabkan subtyping dan subgrouping. Subtyping

yaitu melihat seseorang yang menjadi target prasangka namun tidak sesuai

dengan prasangka sebagai pengecualian. Sementara subgrouping yaitu

membentuk sebuah cabang stereotip, yang cenderung mengarah ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

25

perubahan sederhana dalam stereotip ketika stereotip menjadi lebih berbeda

(Richards & Hewstone, 2001). Sebuah cara yang berbeda untuk

mengakomodasi informasi yang tidak konsisten adalah dengan membentuk

sebuah stereotip baru bagi yang tidak cocok dengan stereotip yang lama.

Subtype adalah pengecualian terhadap kelompok, sedangkan subgroup

diakui sebagai bagian dari keseluruhan kelompok yang beragam (Myers &

Twenge, 2018).

Sikap yang bersamaan dengan hierarki sosial tidak hanya sebagai

sebuah rasionalisasi untuk itu tetapi juga menyebabkan diskriminasi bagi

korbannya. Allport menyebutkan 15 kemungkinan dampak dari

victimization. Reaksi dapat dikelompokkan menjadi dua tipe dasar, yaitu

menyalahkan diri sendiri, terdiri dari penarikan diri, membenci diri sendiri,

agresi terhadap kelompok seseorang, dan menyalahkan penyebab eksternal,

terdiri dari menyerang balik, kecurigaan, meningkatkan harga diri kelompok

(dalam Myers & Twenge, 2018). Allport (1958) mengatakan bahwa reputasi

seseorang tidak dapat dilekatkan tanpa melakukan sesuatu terhadap karakter

seseorang. Jika victimization memakan korban, misalnya meningkatkan

kasus kriminal, orang-orang akan menggunakan hasilnya sebagai

pembenaran diskriminasi (dalam Myers & Twenge, 2018).

Prasangka juga dapat menyebabkan fenomena ancaman stereotip, yaitu

sebuah ketakutan bahwa perilaku seseorang sebagai anggota sebuah

kelompok, akan membenarkan (self-confirming) stereotip negatif yang

sudah melekat pada kelompoknya (Steele, 2010; Steele et al., 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

26

Ancaman dalam menghadapi sebuah stereotip negatif dapat menurunkan

kinerja dan disidentifikasi atau merasa identitas sebagai anggota kelompok

mengancam diri seseorang (Myers & Twenge, 2018).

C. Kategori Sosial Agama

Teori kategorisasi sosial menyatakan bahwa individu memiliki

kecenderungan untuk mengelompokkan diri dengan orang lain berdasarkan

kategori-kategori tertentu (Hafiz et al., 2018). Bodenhausen, Kang, dan Peery

(2012) menyebutkan bahwa fungsi dari kategorisasi sosial adalah

mengorganisasikan dan menstrukturkan pengetahuan individu mengenai

dunia (dalam Hafiz et al., 2018). Kategorisasi membuat individu

mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek sosial yang dihadapi, cara

bersikap berperilaku pada saat tertentu, serta memprediksi perilaku objek

sosial di masa yang akan datang. Pengkategorian diri ini selanjutnya akan

meningkatkan persepsi bahwa lingkungan sosial seseorang terdiri dari suatu

in-group, yaitu kelompok di mana individu menjadi anggotanya dan berbagai

out-group, yaitu kelompok di mana individu bukan sebagai anggotanya

(Turner et al., 1987; Turner et al., 1994). Kategorisasi sosial dapat didasarkan

atas berbagai macam atribut, misalnya suku, ras, agama, pekerjaan, usia, jenis

kelamin.

Kategorisasi sosial merupakan dasar terbentuknya identitas sosial.

Identitas sosial merupakan cara anggota kelompok membentuk konsep diri

seseorang, dan bagaimana sense of self diperluas sebagai sebuah konsekuensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

27

dari identifikasi dengan individu lainnya dan kelompok secara keseluruhan

(Brewer & Hewstone, 2004). Saat seseorang tergabung dalam sebuah

kelompok tertentu dan merasa bahwa keanggotaan tersebut penting bagi

konsep dirinya, maka seseorang akan berusaha menjaga kelompok tersebut

dinilai positif agar konsep dirinya juga positif. Hal tersebut dinamakan in-

group bias.

Bias merupakan pemikiran dan perilaku yang tidak netral. Tajfel dan

Wilkes (1963) menjelaskan bahwa individu cenderung melihat banyak

perbedaan daripada kesamaan antara dirinya dengan anggota kelompok lain

(dalam Hafiz et al., 2018). Selanjutnya, individu memperkuat penilaian

positif mengenai kelompok sendiri sehingga mengukuhkan identitas sosial

(Tajfel & Turner, 1979), atau menilai kesalahan kelompok sendiri lebih

sedikit daripada kelompok lain atau sebaliknya (Taylor, Fiske, Etcoff, dan

Ruderman, 1978).

Agama merupakan salah satu atribut kategori sosial yang sangat

berpengaruh. Agama didefinisikan sebagai kegiatan dan sebuah cara hidup.

Dykstra (1986) menjelaskan bahwa agama merupakan pembentukan emosi

yang unik, penciptaan kebiasaan, praktik, atau kebajikan yang khas,

pembentukan tujuan, keinginan, hasrat, dan komitmen yang khas, serta

keyakinan dan cara berpikir yang khas, bersama dengan sebuah cara hidup

bersama yang unik dan sebuah bahasa untuk mendiskusikan "apa yang

mereka lakukan dan mengapa". Agama tidak hanya berkaitan dengan hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

28

transenden yang melampaui apa yang tak terlihat tetapi juga berkaitan dengan

kehidupan jasmani, pengalaman sehari-hari, dan praktik kita.

Jadi kategorisasi sosial agama merupakan pengelompokkan individu

yang terbentuk dari sekumpulan individu yang mengkategorikan diri mereka

berdasarkan kesamaan cara hidup yang sama dalam memahami hal yang

bersifat transeden yang diterapkan dalam praktik dan pengalaman sehari-hari.

Pengkategorian diri tersebut menciptakan konsep in-group dan out-group

bagi setiap anggota kelompok.

D. Pluralisme

Bagi masyarakat majemuk konsep mengenai multikulturalisme dan

pluralisme merupakan suatu konsep yang tidak asing. Multikulturalisme dan

pluralisme merupakan konsep yang mengingatkan kepada keberagaman

sebagai kenyataan yang ada disekitar kita (Kewuel, 2017). Akan tetapi,

keduanya memiliki konsep yang berbeda mengenai keberagaman.

Multikulturalisme menekankan pada penerimaan kelompok yang memiliki

budaya dan susunan yang berbeda tanpa harus menyetujui budaya kelompok

lain dan menganggap kelompok lain tidak sebaik kelompoknya (Lubis, 2006).

Sementara itu, pluralisme merupakan kesediaan untuk menerima secara

terbuka etnis dan budaya lain dan menganggap budaya lain itu sama baiknya

dengan budayanya. Pluralisme yang terkait dengan budaya merupakan

kesediaan dan keterbukaan semua pihak terhadap keragaman budaya dan

mengusahakan supaya setiap etnis dan budaya bisa mengembangkan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

29

Pluralisme berasal dari kata plural yang berarti jamak atau banyak dan

isme yang berarti paham atau aliran. Kamus Merriam-Webster (Pluralism,

n.d) mendefinisikan pluralisme sebagai sebuah keadaan masyarakat di mana

anggota kelompok etnis, ras, agama, atau kelompok sosial yang beragam

memelihara dan mengembangkan budaya tradisional atau minat khusus

mereka dalam batas-batas kebudayaan bersama. Menurut Alwi Shihab,

pluralisme berbeda dari kosmopolitanisme, yang hanya hidup berdampingan,

namun tidak ada keakraban yang terjalin di antara kelompok (dalam Talib,

2014). Pluralisme berbeda pula dengan relativisme yang tidak mengakui

kebenaran universal. Pluralisme juga berbeda dari sinkretisme yang

menciptakan sebuah agama baru dari penggabungan komponen-komponen

ajaran dari beberapa agama yang sudah ada (Talib, 2014).

Pluralisme merupakan salah satu konsep keberagaman yang

menekankan pemahaman perbedaan satu kelompok dengan yang lainnya.

Pluralisme tidak hanya fokus dengan toleransi tetapi juga melibatkan usaha

aktif untuk memahami perbedaan, sehingga dapat menjaga dan mewujudkan

kehidupan berbangsa ke arah manusia yang bermartabat. (Eck, 2006; Talib,

2014). Pluralisme digunakan untuk merawat keberagaman dengan mengubah

pemisahan menjadi sebuah cara positif bagi orang-orang yang berbeda untuk

berhubungan satu sama lain (Spickard, 2017). Pluralisme menekankan kita

untuk menerima perbedaan kelompok lain sebagaimana perbedaan itu ada

(Kewuel, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

30

E. Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa didefinisikan dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun

1990 merupakan peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan

tinggi tertentu. Perguruan tinggi berbentuk akademi, politeknik, sekolah

tinggi, institut dan universitas. Mahasiswa memiliki rentang usia 18 tahun

sampai 25 tahun (Hulukati & Djibran, 2018). Jadi mahasiswa merupakan

seseorang yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi memiliki rentang

usia 18 tahun sampai 25 tahun.

2. Karakteristik dan Peran Mahasiswa

Menurut psikologi perkembangan, usia mahasiswa termasuk dalam

kategori remaja akhir dan dewasa awal. Masa remaja dimulai dari usia 13

tahun sampai dengan usia 21 tahun. Masa remaja terbagi menjadi dua

kategori, yaitu masa remaja awal yang memiliki rentang usia 13-17 tahun dan

masa remaja akhir dengan rentang usia 17-21 tahun (Soesilowindradini,

1996). Setelah melewati masa remaja, seseorang akan memasuki masa

dewasa. Masa dewasa merupakan masa terpanjang di antara kategori masa

kehidupan manusia. Masa dewasa terbagi menjadi tiga fase, yaitu fase dewasa

awal dengan rentang usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa pertengahan

dengan rentang usia 41 tahun – 65 tahun, dan dewasa akhir dengan usia diatas

66 tahun (Hewston, Fincham, & Foster, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

31

Larson et al., (2002) menyebutkan remaja memiliki tugas pokok yaitu

mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa (dalam Santrock, 2007),

sehingga masa remaja adalah salah satu periode yang cukup penting.

Hoffman (1980) mengembangkan teori disekuilibrium kognitif yang

menyatakan bahwa masa remaja adalah sebuah periode penting bagi

perkembangan moral (dalam Santrock, 2007). Perkembangan moral

merupakan hal yang penting ketika seseorang mulai memasuki lingkungan

yang lebih heterogen dari yang sebelumnya homogen, seperti di sekolah

menengah atas dan kampus. Di lingkungan yang heterogen, individu

dihadapkan pada berbagai konsep-konsep moral yang berbeda dari konsep

yang diterima dan dialami sebelumnya. Di masa ini remaja mulai menemukan

berbagai keyakinan lain yang membuat mereka mengerti bahwa keyakinan

mereka bukanlah satu-satunya keyakinan yang ada. Sementara itu, Erikson

(1946, 1956) menyatakan dewasa awal merupakan masa kritis di mana

seseorang membentuk identitas sosial dan personalnya (dalam Bowman &

Brandenberger, 2012). Di masa setelah mengalami masa kanak-kanak dan

remaja, seorang individu akan mengalami masa di mana ia telah

menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk

berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya

(Jahja, 2017), sehingga seseorang akan semakin banyak menemui orang lain

yang berbeda dari dirinya, yang tentunya memiliki nilai yang berbeda dari

dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

32

Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa dinilai cenderung memiliki sifat

yang melekat pada setiap individunya, yaitu tingkat intelektualitas yang

tinggi, dapat berpikir kritis, serta bertindak dengan cepat dan tepat (dalam

Hulukati & Djibran, 2018). Penilaian ini membuat mahasiswa diharapkan

dapat menjadi agen perubahan (agent of change) di masyarakat, yang

memiliki arti mahasiswa diharapkan mampu mencetuskan sebuah perubahan

di masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga memiliki peran sebagai cadangan

masa depan (iron stock) sebuah bangsa (Kusumah, 2007). Hal tersebut berarti

mahasiswa merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan, sehingga baik

atau buruknya sebuah bangsa tergantung pada baik-buruknya pemuda dan

mahasiswa.

F. Hubungan Kontak Antarkelompok Agama dengan Prasangka

Terhadap Kelompok Agama Lain Pada Mahasiswa

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri

dari berbagai kelompok agama. Hubungan antar anggota kelompok agama

tidak selalu harmonis. Konflik masih membayangi interaksi-interaksi yang

terjadi di antara anggota kelompok. Konflik dapat disebabkan dan dapat

menyebabkan prasangka.

Allport (1954) menyebutkan bahwa kontak antarkelompok merupakan

salah satu cara untuk mengurangi prasangka, yang merupakan salah satu

bentuk sikap negatif terhadap out-group (dalam Pettigrew, 2008). Christ et

al., (2014) memaparkan bahwa kontak memiliki peran penting dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

33

mengurangi prasangka yang artinya dapat meningkatkan hubungan

antarkelompok karena dapat mempengaruhi orang banyak secara serempak.

Kontak mengurangi prasangka tidak hanya di tingkat mikro atau melalui

pengalaman kontak seseorang secara langsung dengan anggota kelompok

lain. Kontak juga mengurangi prasangka pada tingkat makro, yaitu di mana

seseorang dipengaruhi oleh perilaku orang lain di lingkungan sosialnya

(Christ et al., 2014).

Uslaner (2011) menjelaskan bahwa semakin banyak kesempatan untuk

berinteraksi dengan orang yang berbeda dari diri kita, semakin kita memiliki

sikap positif terhadap mereka. Seseorang yang memiliki kontak dengan

anggota out-group akan memiliki informasi baru mengenai out-group.

Allport memaparkan bahwa interaksi intensif dengan out-group secara

personal dapat membantu untuk lebih mengenal anggota out-group tidak

hanya berdasar dari stereotip yang ada di masyarakat (dalam Dahesihsari,

Kartikawangi, Ajisuksmo, Sihotang, & Murniati, 2015). Dengan

bertambahnya keakraban (familiarity) dengan out-group maka akan

mengubah pandangan dan sikap negatif terhadap out-group. Kontak

antarkelompok yang lebih didasarkan pada hubungan jangka panjang, seperti

persahabatan antarkelompok dihubungkan dengan rendahnya tingkat

kecemasan antarkelompok, kemudian akan menyebabkan lebih banyak sikap

positif yang kuat terhadap out-group (Paolini et al., 2004;Vonofakou et al.,

2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

34

Sebagai mahasiswa, pengalaman dengan keberagaman semakin banyak

dialami. Lingkungan kampus merupakan sarana mempertemukan individu

dengan berbagai latar belakang. Pengalaman keberagaman, khususnya

interaksi dengan teman sebaya yang berbeda, menyediakan tantangan yang

dibutuhkan untuk perkembangan dari sense of self yang sehat dan struktur

kognitif yang lebih rumit. Hasilnya menyatakan bahwa pengalaman dengan

keberagaman merupakan pengaruh penting bagi perkembangan pembelajaran

mahasiswa dan hasil akhir yang berkaitan dengan perilaku demokratis (Laird,

2005). Gurin et al., (2002) menjelaskan bahwa melalui keterlibatan dengan

keberagaman, seseorang belajar mengenai perspektif, pengalaman, dan cara

hidup orang yang berbeda dari dirinya atau orang yang mereka pernah temui

sebelumnya. Keterlibatan ini membantu meningkatkan pengetahuan, yang

dapat mempengaruhi proses seseorang membentuk komitmen mereka

terhadap sikap, peran, dan hubungan, ketiganya merupakan proses

perkembangan identitas.

Prasangka merupakan penilaian, keyakinan, dan perasaan negatif

tentang seseorang yang disebabkan oleh keanggotaan di kelompok sosial

(Akrami, 2005). Allport (1954) menyebutkan prasangka antarkelompok

terdiri dari opini-opini negatif yang ditujukan terhadap out-group tanpa bukti

yang cukup (dalam Pettigrew, 2008). Prasangka terbentuk akibat proses

pemisahan antara in-group dan out-group yang berasal dari kategorisasi

sosial dan identitas sosial (Billig & Tajfel, 1973). Allport (1954) berpendapat

bahwa kategorisasi merupakan proses yang dibutuhkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

35

menyederhanakan dunia yang rumit dan merupakan sebuah faktor penting

untuk menjawab pertanyaan mengenai alasan orang memiliki bias negatif

terhadap orang atau kelompok lain (dalam Akrami, 2005). Sementara itu,

identitas sosial tidak dapat lepas dari masing-masing individu karena identitas

sosial merupakan hasil dari keterlibatan individu dalam kelompok sosial

(Tajfel, 1982). Tajfel (1978) menjelaskan bahwa identitas sosial merupakan

bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan tentang

keanggotaan dari sebuah kelompok sosial bersama dengan nilai dan arti

emosional yang melekat pada keanggotaan tersebut (dalam Akrami, 2005).

Berdasarkan teori identitas sosial yang diperkenalkan oleh Tajfel,

pengategorian diri sebagai anggota sebuah kelompok merupakan cara untuk

meningkatkan harga diri mereka dengan menyukai in-group dan

mengorbankan out-group, sehingga individu cenderung memberikan evaluasi

positif terhadap kelompoknya atau disebut dengan in-group favoritism (dalam

Akrami, 2005; Mila & Yustisia, 2017). Motif yang mendasari untuk

meningkatkan harga diri membuat seseorang memberikan perhatian pada

perbedaan dan kualitas positif in-group mereka dan merendahkan out-group

(Nelson, 2009), sehingga kategorisasi dan identitas sosial akan menentukan

sikap terhadap anggota in-group dan out-group. Kemudian, adanya kompetisi

diantara kelompok akan memperbesar atau memicu munculnya sikap tersebut

(Billig & Tajfel, 1973).

Teori ancaman terintegrasi yang diperkenalkan oleh Stephan dan

Stephan (2000) menyatakan bahwa ancaman berkaitan dengan teori identitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

36

sosial, yang menjelaskan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh out-

group sering kali memicu in-group merasa seolah-olah status kelompok

mereka diancam (Branscombe et al., 1999). Definisi identitas sosial tentang

ancaman status melingkupi sumber-sumber nyata dan harga diri sebuah

kelompok. Teori ancaman terintegrasi menyebut ancaman terhadap sumber-

sumber nyata disebut sebagai realistik, sedangkan ancaman terhadap harga

diri disebut simbolik. Kedua jenis ancaman ini dapat memicu munculnya

prasangka (Stephan & Stephan, 1996). Persepsi ancaman ini dapat

menyebabkan prasangka tanpa memperhatikan apakah ancaman tersebut

benar-benar nyata atau tidak (Stephan & Stephan, 1996).

Stephan, Diaz-Loving, & Duran, (2000) menjelaskan mengenai teori

ancaman terintegrasi, yaitu bahwa persepsi ancaman muncul karena

ketidakakraban (unfamiliarity) anggota antarkelompok, ketakutan, dan

persepsi sosial yang negatif (dalam Al Ramiah, 2013). Kurangnya kontak

antarkelompok atau tingkat kontak yang rendah dapat mempengaruhi orang

untuk merasakan out-group sebagai ancaman. Salah satu alasan bahwa

tingkat kontak yang rendah berkaitan dengan kurangnya pengetahuan

(knowledge) tentang out-group (Pettigrew & Tropp, 2008). Kurangnya

pengetahuan memiliki arti bahwa anggota in-group mungkin memiliki

pemahaman yang terbatas tentang kepercayaan dan nilai-nilai yang dimiliki

out-group. Pengabaian out-group juga mungkin menghasilkan ketidakpastian,

ketidakpercayaan (mistrust), dan kecurigaan. Kurangnya kontak

antarkelompok juga mengisyaratkan bahwa anggota in-group memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

37

kesempatan yang sedikit untuk belajar mengenai apa menjadi persamaan

mereka dengan anggota out-group. Oleh karena itu, kurangnya kontak, karena

dihubungkan dengan kurangnya pengetahuan tentang out-group, dapat

melebih-lebihkan ancaman seakan-akan benar-benar ada (Nelson, 2009).

Uslaner (2011) menjelaskan bahwa semakin banyak kesempatan untuk

berinteraksi dengan orang yang berbeda dari diri kita, semakin kita memiliki

sikap positif terhadap mereka. Seseorang yang memiliki kontak dengan

anggota out-group akan memiliki informasi baru mengenai out-group.

Dengan bertambahnya keakraban (familiarity) dengan out-group maka akan

mengubah pandangan dan sikap negatif terhadap out-group. Dengan

demikian, prasangka dapat menurun.

Menurut penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang

sering melakukan kontak dengan anggota kelompok agama lain akan semakin

mengenal. Saat tingkat kontak antarkelompok agama semakin tinggi maka

prasangka mahasiswa terhadap kelompok agama lain diprediksi akan semakin

rendah. Hal ini didukung oleh teori kontak antarkelompok yang menjelaskan

bahwa prasangka dapat dikurangi dengan interaksi antarkelompok yang

berbeda pada kondisi tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

38

Skema 1

Kaitan antar Variabel

Kontak

Antarkelompok

Agama

Informasi baru

mengenai out-

group.

Pengetahuan

tentang out-group

dan keakraban

(familiarity).

Pandangan

negatif,

misalnya

pandangan out-

group

mengancam in-

group.

Prasangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

39

G. Hipotesis

Hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini adalah "terdapat

hubungan negatif antara kontak antarkelompok agama dan prasangka terhadap

kelompok agama lain pada mahasiswa". Semakin tinggi kontak antarkelompok

agama yang dialami mahasiswa, maka akan semakin rendah tingkat prasangka

yang dirasakan mahasiswa. Semakin rendah kontak antarkelompok agama yang

dialami mahasiswa, maka akan semakin tinggi prasangka yang dirasakan

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan dengan jenis penelitian korelasional. Menurut Creswell (2009)

penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menitikberatkan pada data

numerik dan bertujuan untuk menguji teori secara objektif (dalam Supratiknya,

2015; Bordens & Abbot, 2011). Penelitian korelasional merupakan penelitian

yang memiliki tujuan untuk menentukan dua variabel atau lebih saling

berhubungan atau tidak dan apabila memiliki hubungan dapat dilihat arah,

derajad, dan bentuk dari hubungan yang dapat diamati. Penelitian ini tidak bisa

manipulasi tapi mengamati variabel apa adanya. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian survei

merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data

dengan sampel dari suatu populasi (Effendi & Tukiran, 2012).

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kontak antarkelompok agama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

41

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah prasangka terhadap kelompok

agama lain.

C. Definisi Operasional

1. Kontak Antarkelompok Agama

Kontak antarkelompok agama pada mahasiswa merupakan interaksi

sosial yang dilakukan secara langsung oleh seorang mahasiswa dengan teman

yang memiliki agama berbeda. Kontak antarkelompok agama dapat

ditunjukkan melalui dua komponen kontak, yaitu kuantitas kontak dan

kualitas kontak. Kuantitas kontak yang berkaitan dengan seberapa sering

mahasiswa berinteraksi dengan teman yang memiliki agama lain dan jumlah

teman yang dimiliki dari anggota kelompok agama lain. Kualitas kontak

merupakan pengalaman kontak yang dirasakan mahasiswa dengan teman

yang berbeda agama.

Kontak antarkelompok agama dapat diukur dengan skala kontak

antarkelompok agama. Aitem-aitem yang yang terdapat dalam skala disusun

berdasarkan dua aspek kontak yang dilakukan, yakni kuantitas dan kualitas

kontak. Tingkat kontak dapat dilihat dari perolehan skor total pada skala

kontak antarkelompok agama. Semakin tinggi skor yang diperoleh

mengindikasikan tingkat kontak antarkelompok yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

42

2. Prasangka Terhadap Kelompok Agama Lain

Prasangka adalah respon yang diberikan mahasiswa berupa pemikiran,

perasaan, dan kecenderungan berperilaku yang sifatnya negatif terhadap

anggota kelompok agama lain. Prasangka dapat dilihat dari tiga komponen,

yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen behavioral.

Komponen kognitif merupakan stereotip atau label negatif yang diberikan

mahasiswa terhadap kelompok agama lain. Komponen afektif merupakan

perasaan atau emosi negatif yang dirasakan oleh mahasiswa mengenai

kelompok agama lain. Sementara komponen behavioral merupakan

kecenderungan mahasiswa untuk berperilaku negatif terhadap kelompok

agama lain.

Prasangka dapat diukur dengan skala prasangka. Aitem-aitem yang

yang terdapat dalam skala disusun berdasarkan tiga komponen prasangka,

yakni kognitif, afektif, dan behavioral. Tingkat prasangka dapat dilihat dari

perolehan skor total pada skala prasangka. Semakin tinggi skor yang

diperoleh mengindikasikan tingkat prasangka yang tinggi.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang digunakan adalah subjek

yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Mahasiswa berusia 18-25 tahun

Alasan pemilihan subjek dengan rentang 18-25 tahun didasarkan pada

rentang usia mahasiswa (Hulukati & Djibran, 2018). Mahasiswa merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

43

sebuah kelompok masyarakat yang memiliki peran penting di masyarakat dan

bangsa, yaitu sebagai agen perubahan (agent of change) dan penerus bangsa

(iron stock) (Kusumah, 2007), sehingga baik atau buruknya suatu bangsa di

masa depan bergantung dengan baik atau buruknya mahasiswa dan pemuda

saat ini. Selain itu, Monk menyebutkan usia ini tergolong dalam masa remaja

akhir dan dewasa awal (dalam Gunawati et al., 2006). Di masa ini individu

mulai menemukan berbagai keyakinan lain yang membuat mereka mengerti

bahwa keyakinan mereka bukanlah satu-satunya keyakinan yang ada dan

mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama

dengan orang dewasa lainnya (Jahja, 2017).

2. Mengidentifikasi diri dengan agama atau kepercayaan tertentu

Subjek mengidentifikasikan diri dengan agama atau kepercayaan

tertentu. Alasan pemilihan subjek dengan karakteristik tersebut didasarkan

pada definisi prasangka dalam konteks penelitian ini, yaitu sikap negatif yang

dimiliki anggota suatu kelompok agama atau kepercayaan terhadap anggota

kelompok agama lainnya. Individu yang mengidentifikasikan diri dengan

agama dimungkinkan akan lebih representatif dibandingkan dengan individu

yang tidak mengidentifikasikan diri dengan agama atau kepercayaan tertentu,

misalnya atheis.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang digunakan

ketika peneliti menginginkan sampel penelitian yang terdefinisikan secara

jelas (Clark-Carter & David, 2004). Alasan pemilihan metode sampling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

44

dengan purposive sampling didasarkan pada pertimbangan karakteristik

subjek yang dipilih oleh peneliti.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

dengan cara menyebarkan skala pengukuran penelitian kepada subjek yang telah

ditentukan untuk melakukan pengisian pada skala pengukuran. Alat yang

digunakan adalah skala kontak antarkelompok dan skala prasangka. Kedua skala

disusun sendiri oleh peneliti.

Skala kontak antarkelompok terdiri atas 32 aitem yang disusun

berdasarkan dua aspek kontak antarkelompok, yaitu kuantitas kontak dan kualitas

kontak. Aspek kuantitas kontak meliputi jumlah teman dari agama lain dan

seberapa sering individu berinteraksi dengan teman yang memiliki agama lain.

Aspek kualitas kontak meliputi baik atau buruknya kontak yang dirasakan

mahasiswa dengan teman yang berbeda agama, yang dilihat dari perasaan

memiliki kesamaan status dengan kelompok lain dalam melakukan kontak,

kesukarelaan kontak, kedalaman kontak, kontak yang dirasakan menyenangkan

atau tidak, dan kontak yang dirasakan sebagai kerjasama atau kompetisi. Skala

kontak antarkelompok memuat pernyataan-pernyataan yang bersifat favorable dan

unfavorable. Pernyataan yang bersifat favorable adalah pernyataan yang

mendukung indikator-indikator kontak antarkelompok, sedangkan pernyataan

unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung indikator-indikator

antarkelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

45

Tabel 1

Cetak Biru Skala Kontak Antarkelompok Sebelum Seleksi Aitem

No Aspek Favorable Unfavorable Favorable &

Unfavorable

Jumlah

1 Kuantitas

Kelompok

1,2,3,4 4

2 Kualitas

Kelompok

2,6,7,8,9,

10,15,21,2,2

4,25,26,27,

28

1,3,4,5,11,

12,13,14,16,1

7, 18, 19, 20,

23

28

Total 14 14 4 32

Skala prasangka terdiri atas 32 aitem yang disusun berdasarkan tiga

aspek prasangka, yaitu kognitif, afektif, dan behavioral. Aspek kognitif meliputi

stereotip atau label negatif terhadap anggota kelompok agama lain. Aspek afektif

meliputi perasaan atau emosi negatif yang dirasakan terhadap kehadiran anggota

kelompok agama lain. Aspek behavioral meliputi kecenderungan untuk

berperilaku negatif terhadap anggota kelompok agama lain. Skala prasangka

memuat pernyataan-pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable.

Pernyataan yang bersifat favorable adalah pernyataan yang mendukung indikator-

indikator prasangka, sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang

tidak mendukung indikator-indikator prasangka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

46

Tabel 2

Cetak Biru Skala Prasangka Sebelum Seleksi Aitem

No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1 Kognitif 1b, 2a, 3b, 4b, 5a,

6b, 7a, 8b, 9b, 10b,

11b, 12a, 13b, 14a,

15b

1a, 2b, 3a, 4a,

5b, 6a, 7b, 8a,

9a, 10a, 11a,

12b, 13a, 14b,

15b

15

2 Afektif 1b, 2a, 3b, 4b, 5a, 6a,

7b, 8a

1a, 2b, 3a, 4a,

5b,6b, 7a, 8b

8

3 Behavioral 1a, 2a, 3b, 4a, 5b, 6b,

7b, 8a, 9b

1b, 2b, 3a, 4b,

5a, 6a, 7a, 8b,

9a

9

Total 32 32

Skala kontak antarkelompok disusun dengan menggunakan model skala

jenjang dan model Likert. Model skala perilaku digunakan untuk aspek kuantitas

kontak. Skala jenjang adalah skala yang digunakan untuk melihat kegiatan

konkret yang dilakukan atau kegiatan yang bisa dilihat dengan kasat mata. Skala

jenjang berbentuk sebuah kontinum, dimana jenjang tersebut merupakan jenjang

respons yang harus dipilih subjek. Semakin mengarah ke konstruk, maka nilai

jenjang tersebut semakin tinggi. Skala jenjang terdiri dari aitem favorable dan

unfavorable. Model jenjang diperuntukkan skala perilaku (Periantalo, 2015).

Skala kuantitas kontak memuat 4 sampai 5 pilihan respon pernyataan.

Skor untuk tiap respon terbagi dalam rentang 1 hingga 4 dan 5. Sistem skoring

yang digunakan pada tiap skala dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

47

Tabel 3

Sistem Skoring Skala Pengukuran Model Jenjang

Sistem skoring yang digunakan dalam skala penelitian dapat

menjelaskan bahwa:

- Semakin tinggi total skor yang diperoleh pada skala kuantitas kontak

menunjukkan bahwa individu memiliki kuantitas kontak antarkelompok

yang banyak dengan teman yang berbeda agama, sedangkan semakin rendah

total skor menunjukkan bahwa individu memiliki kuantitas kontak yang

sedikit dengan teman yang berbeda agama.

Skoring Pernyataan

1 dan 2

Skoring Pernyataan

3

Respon Skor Respon Skor

Tidak ada

Kurang dari 5 orang

5 orang

6 sampai 10 orang

Lebih dari 10 orang

1

2

3

4

5

Tidak pernah

Belum tentu berinteraksi dalam

seminggu

Selalu berinteraksi 1 sampai 4

hari

Selalu berinteraksi 5 sampai 6

hari

Selalu berinteraksi setiap hari

1

2

3

4

5

Skoring Pernyataan

4

Respon Skor

Tidak pernah

Belum tentu berinteraksi dalam sehari

Selalu berinteraksi kurang dari 10 menit

Selalu berinteraksi 1 jam (60 menit) atau lebih

1

2

3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

48

Skala model likert digunakan untuk aspek kualitas kontak. Skala Likert

adalah skala kepribadian dan sikap yang melihat kesepakatan subjek dengan

pertanyaan sikap tertentu (Kaplan, 2012). Skala model likert memuat 4 pilihan

respon pernyataan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),

Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor untuk tiap respon terbagi dalam rentang 1

hingga 4. Sistem skoring yang digunakan pada tiap skala dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4

Sistem Skoring Skala Pengukuran Likert

Sistem skoring yang digunakan dalam skala penelitian dapat

menjelaskan bahwa:

- Semakin tinggi total skor yang diperoleh pada skala kualitas kontak

menunjukkan bahwa individu memiliki kualitas kontak dengan kelompok

agama lain yang tinggi, sedangkan semakin rendah total skor menunjukkan

bahwa individu memiliki kualitas kontak dengan kelompok agama lain yang

rendah.

Skoring Pernyataan

Favorable

Skoring Pernyataan

Unfavorable

Respon Skor Respon Skor

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (TS)

4

3

2

1

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

1

2

3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

49

Skala model perbedaan semantik digunakan untuk skala prasangka.

Nunnaly (1970) dan Kline (1986) menyebutkan skala perbedaan semantik adalah

skala yang mengharuskan subjek untuk memilih rentang skala yang dibatasi oleh

sepasang kata sifat di kedua ujungnya yang bersifat bipolar sebagai penilaian

terhadap objek pengukuran atau konsep (dalam Supratiknya, 2014). Skor untuk

tiap respon terbagi dalam rentang 1 hingga 5. Sistem skoring yang digunakan

pada tiap skala dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5

Sistem Skoring Skala Pengukuran Perbedaan Semantik

Sistem skoring yang digunakan dalam skala penelitian dapat

menjelaskan bahwa:

- Semakin tinggi total skor yang diperoleh pada skala prasangka

menunjukkan bahwa individu memiliki prasangka yang tinggi terhadap

anggota kelompok agama lain, sedangkan semakin rendah total skor

menunjukkan bahwa individu memiliki prasangka yang rendah terhadap

anggota kelompok agama lain.

Skoring Pernyataan

Favorable

Skoring Pernyataan

Unfavorable

Respon Skor Respon Skor

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

5

4

3

2

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

50

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Skala

Validitas mengacu pada tingkatan dimana apa yang diukur adalah yang

dimaksud dengan peneliti (Clark-Carter, 2004). Validitas merupakan hal

penting karena dapat melihat apakah sebuah pengukuran benar-benar

mengukur apa yang seharusnya diukur (Goodwin, 2010). Validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah

validitas yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki oleh suatu alat

ukur atau instrumen untuk mengukur isi atau konsep yang harus diukur

(Siregar, 2014). Mengukur validitas isi dapat dilakukan dengan cara

menggunakan expert judgement dan peer judgement. Uji validitas dengan

menggunakan expert judgement dan peer judgement adalah dengan cara

menghitung rerata nilai setiap aitem yang diberikan oleh expert dan peer.

2. Reliabilitas Skala

Realibilitas mengacu pada tingkatan sebuah pengukuran yang akan

menghasilkan hasil yang sama dari satu kejadian ke kejadian yang lainnya.

Realibilitas mengacu pada konsistensi (Clark-Carter, 2004). Reliabilitas

merupakan hal penting karena berkaitan dengan kepercayaan bahwa ukuran

yang diukur mendekati ukuran yang sebenarnya. Metode uji reliabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik Cronbach Alpha.

Metode Cronbach Alpha digunakan untuk menghitung realibilitas sebuah alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

51

tes yang mengukur sikap atau perilaku (Siregar, 2014). Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60.

Peneliti melakukan uji reliabilitas pada 121 data yang diperoleh dari

pengisian skala yang dilakukan oleh subjek yang memenuhi kriterita subjek

dalam penelitian, yaitu individu yang merupakan mahasiswa berusia 18-25

tahun. Pengujian reliabilitas dilakukan pada semua skala dengan

menggunakan program SPSS for Windows version 17.0.

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa skala kontak antarkelompok

dan skala prasangka memiliki reliabilitas yang baik. Hal ini ditujukkan oleh

hasil uji reliabilitas pada skala antarkelompok yang memiliki nilai Cronbach

Alpha sebesar 0,917 sebelum seleksi aitem dilakukan dan memiliki nilai

Cronbach Alpha sebesar 0,949 setelah 1 aitem digugurkan. Hasil uji

reliabilitas pada skala prasangka memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar

0,918 sebelum seleksi aitem dilakukan dan memiliki nilai Cronbach Alpha

sebesar 0,936 setelah 4 aitem digugurkan.

Tabel 6

Cetak Biru Skala Kontak Antarkelompok Agama Sebelum dan Setelah Seleksi

Aitem

No Aspek Favorable Unfavorable Favorable +

Unfavorable

Jumlah

1 Kuantitas

Kontak

1,2,3,4 4

2 Kualitas

Kontak 2,6,7,8,9,

10,15,21,2,24,25,26,27,

28

1,3,4,5,11

12,13,14,16

,17, 18, 19,

20, 23

27

Total 14 13 4 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

52

Tabel 7

Cetak Biru Skala Prasangka Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem

No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1 Kognitif 1b, 2a, 3b,

4b, 5a, 6b,

7a, 8b, 9b,

10b, 11b,

12a, 13b,

14a, 15b

1a, 2b, 3a, 4a,

5b, 6a, 7b, 8a,

9a, 10a, 11a,

12b, 13a,

14b, 15b

11

2 Afektif 1b, 2a, 3b,

4b, 5a, 6a,

7b, 8a

1a, 2b, 3a, 4a,

5b,6b, 7a, 8b

8

3 Behavioral 1a, 2a, 3b,

4a, 5b, 6b,

7b, 8a, 9b

1b, 2b, 3a, 4b,

5a, 6a, 7a, 8b,

9a

9

Total 28 28

Keterangan : pada nomor aitem-aitem yang tercetak tebal dan diberi garis bawah

pada tabel 6 dan 7 menunjukkan aitem-aitem yang gugur yang selanjutnya tidak

digunakan dalam uji asumsi dan uji hipotesis dalam penelitian.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

Terdapat beberapa macam uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini,

yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian

berasal dari sebaran normal atau tidak. Uji normalitas penting untuk

dilakukan karena data yang baik merupakan data yang terdistribusi

normal (Silalahi, 2018). Salah satu uji statistik yang dapat digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

53

untuk menguji normalitas data adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov

(Santoso, 2010). Data yang normal merupakan data dengan nilai p >

0.05, sedangkan jika p < 0.05 dapat disimpulkan bahwa data tidak

normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan linier

antara variabel independen dan variabel dependen. Hubungan linier

memiliki arti sebagai hubungan garis lurus antara variabel independen dan

variabel dependen (Silalahi, 2018). Salah satu cara untuk mengecek

asumsi linearitas adalah dengan menggunakan test for linearity dalam

SPSS (Santoso, 2010). Data disimpulkan bersifat linier apabila memenuhi

syarat p < 0.05, sebaliknya jika p > 0.05 maka data tidak linier.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan teknik analisis korelasi dengan

Product Moment Pearson karena penelitian ini bertujuan untuk menguji

besarnya keeratan hubungan antara dua variabel. Riduwan (2006)

menyatakan bahwa Korelasi Product Moment Pearson digunakan untuk

megetahui derajad hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

(dalam Gunawan, 2016). Gunawan (2016) menyatakan bahwa koefisien

korelasi 0,000-0,1999 termasuk dalam kategori korelasi sangat rendah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

54

0,200-0,399 tergolong rendah, 0,400-0,599 tergolong cukup kuat, 0,600-

0,799 tergolong kuat, dan 0,800-1,000 tergolong sangat kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

Peneliti melakukan uji reliabilitas dan uji validitas sebelum

menyebarkan skala. Uji validitas dilakukan oleh expert judgement dan peer

judgement. Expert judgement dilakukan oleh dosen pembimbing dan lulusan

jurusan bahasa. Setelah peer judgement dilakukan, peneliti melakukan uji coba

skala. Uji coba skala dilakukan dari tanggal 26 Maret hingga 28 Maret 2019.

Subjek uji coba skala berjumlah 121 subjek. Setelah data uji coba didapatkan,

peneliti melakukan uji reliabilitas dan seleksi aitem. Kemudian, peneliti

menyusun skala untuk penelitian dan disebarkan kepada subjek penelitian setelah

seleksi aitem dilakukan.

B. Proses Penelitian

Penelitian dilakukan di daerah Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian

dengan mencari subyek yang berstatus sebagai mahasiswa. Penelitian dilakakukan

mulai dari tanggal 30 Maret 2019 hingga 7 April 2019. Subjek dalam penelitian

ini adalah mahasiswa yang berusia 18-25 tahun. Jumlah respon yang diperoleh

oleh peneliti yaitu 225 respon.

Data subjek penelitian terdiri atas 60 data subjek laki-laki dan 165 data

subjek perempuan. Subjek yang memeluk agama Islam sebanyak 99 subjek, 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

56

subjek memeluk agama Katolik, 36 memeluk agama Protestan, 4 subjek memeluk

agama Hindu, dan 7 subjek memeluk agama Buddha.

Tabel 8

Deskripsi Jenis Kelamin Subjek

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 60 26.7 %

Perempuan 165 73.3 %

Total 225 100 %

C. Hasil Penelitian

Peneliti melakukan beberapa uji asumsi sebelum melakukan uji hipotesis.

Hal ini dilakukan agar dapat memastikan bahwa data penelitian telah memenuhi

syarat untuk dilakukan analisis data yang sesuai. Uji asumsi yang dilakukan antara

lain:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows version 17.0. Berdasarkan hasil uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa sebaran data dari tiap

variabel memenuhi distribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi Kolmogorov-Smirnov untuk kontak antarkelompok agama

sebesar 0.069 (p > 0.05), sedangkan untuk prasangka sebesar 0.078 (p >

0.05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

57

Tabel 9

Hasil Uji Statistik Non-Parametrk Kolmogorov-Smirnov

Kolmogorov-

Smirnova

Sig.

KontakAntarKel .069

JumlahPrasangka .078

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 17.0. Berdasarkan hasil test of linearity pada SPSS diperoleh

hasil bahwa variabel kontak antarkelompok agama memiliki hubungan yang

linear dengan variabel prasangka (F = 39.815 , p = 0.000 ; p < 0.05).

Tabel 10

Ringkasan Hasil Uji Linearitas Variabel Kontak Antarkelompok Agama

dengan Prasangka

ANOVA Table

F Sig.

JumlahPrasang

ka *

KontakAntarK

el

Between

Groups

Linearity 39.815 .000

Deviation

from

Linearity

1.460 .035

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

58

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitin ini menggunakan teknik analisis korelasi

yang diolah dengan program SPSS for Windows version 17.0. Dilihat dari

hasil uji Pearson Correlation dapat dikatakan bahwa kontak antarkelompok

agama memiliki hubungan negatif dengan prasangka yang tergolong rendah (r

= -0.372, p = 0.000, p < 0.05).

Tabel 11

Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson antara Kontak Antarkelompok

dengan Prasangka

Correlations

KontakAntar

Kel

Jumlah

Prasangka

KontakAntarKel

Pearson Correlation 1 -.372**

Sig. (1-tailed) .000

N 225 225

JumlahPrasangka

Pearson Correlation -.372** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 225 225

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

4. Hasil Analisis Tambahan

Peneliti melakukan analisis tambahan yang tidak dimasukkan dalam

hipotesis utama dalam penelitian ini. Peneliti melakukan uji independent

sample t-test untuk membandingkan perbedaan prasangka pada subjek laki-

laki dan perempuan. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

59

perbedaan prasangka pada subjek laki-laki dan perempuan (p = 0.654, p >

0.05).

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif antara kontak

antarkelompok agama dan prasangka. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis

adanya hubungan negatif antara kontak antarkelompok agama dan prasangka telah

terbukti, namun memiliki hubungan negatif yang rendah. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Allport (1954) yaitu teori kontak

antarkelompok (dalam Pettigrew & Tropp, 2006), yang menjelaskan bahwa

kontak antarkelompok dibawah kondisi optimal dapat secara efektif menurunkan

prasangka antarkelompok. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian

terkait hubungan kontak antarkelompok dengan prasangka yang dilakukan oleh

Christ et al., (2014) dan Pettigrew & Tropp (2006). Penelitian meta-analisis yang

dilakukan oleh Pettigrew & Tropp (2006) menyebutkan bahwa semakin tinggi

kontak antarkelompok maka prasangka akan semakin rendah. Sementara itu,

penelitian yang dilakukan oleh Christ et al., (2014) menyatakan bahwa kontak

memiliki peran penting dalam mengurangi prasangka dan memiliki potensi untuk

meningkatkan hubungan antarkelompok karena kontak antarkelompok dapat

secara serempak mempengaruhi orang banyak.

Kontak antarkelompok agama memiliki hubungan yang negatif dengan

prasangka pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kontak

antarkelompok agama yang dimiliki oleh mahasiswa, maka mahasiswa itu akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

60

memiliki prasangka terhadap kelompok agama lain yang semakin rendah.

Seseorang yang memiliki kontak antarkelompok yang tinggi akan lebih banyak

mendapatkan informasi baru mengenai anggota kelompok lain (Uslaner, 2011).

Adanya informasi baru menyebabkan seseorang yang memiliki kontak

antarkelompok tinggi memiliki pengetahuan tentang out-group yang lebih banyak

dibandingkan dengan seseorang yang memiliki lebih sedikit kontak

antarkelompok (Pettigrew & Tropp, 2008). Allport menjelaskan bahwa

pengetahuan tentang out-group berkaitan dengan pemahaman tentang

kepercayaan dan nilai-nilai yang dimiliki out-group, sehingga pengetahuan yang

lebih banyak mengenai out-group menyebabkan individu makin mengenal

anggota out-group tidak hanya mendapat informasi mengenai stereotip yang ada

ada di masyarakat (dalam Dahesihsari, Kartikawangi, Ajisuksmo, Sihotang, &

Murniati, 2015).

Bertambahnya pengetahuan mengenai anggota out-group dan keakraban

(familiarity) dapat mengubah pandangan dan sikap negatif terhadap out-group

karena tidak dianggap sebagai ancaman. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh

McLaren (2003), Schlueter & Scheepers (2010), dan Stephan et al., (2002)

menyatakan bahwa kontak antarkelompok mengurangi persepsi ancaman dengan

memperlemah perhatian mengenai akses kepada sumber-sumber berharga dan

perbedaan norma dan nilai, oleh karena dapat mengurangi sikap negatif terhadap

out-group (dalam Kanas, Scheepers, & Sterkens, 2015). Kelompok mungkin

merasakan satu sama lain sebagai ancaman ketika mereka percaya bahwa nilai

budaya dan karakteristik mereka berbeda dari out-group (Stephan, Ybarra, &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

61

Morrison, 2009). Kurangnya kontak dapat membuat seseorang melebih-lebihkan

ancaman yang belum tentu ada menjadi seakan-akan benar terjadi (Nelson, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Tropp & Pettigrew (2000) dan Voci & Hewstone

(2003) menjelaskan bahwa anggota kelompok yang memiliki kontak personal

yang lebih sedikit dengan out-group memiliki kemungkinan untuk mengalami

ancaman daripada mereka yang lebih banyak memiliki kontak dengan out-group

(Tropp & Pettigrew, 2000; Voci & Hewstone, 2003). Anggota kelompok yang

tidak mengenal out-group cenderung mudah merasa terancam daripada yang

memiliki pengetahuan yang luas tentang outgroup (Chasteen, 2005; Corenblum &

Stephan, 2001).

Branscombe et al., (1999) menyatakan bahwa tindakan-tindakan dari out-

group seringkali membuat in-group merasa seolah-olah status kelompok mereka

terancam. Ancaman status didefinisikan dalam konteks identitas sosial sebagai

ancaman yang meliputi sumber-sumber nyata yang dapat dilihat dengan mata dan

harga diri kelompok. Berdasarkan teori ancaman antarkelompok, sebuah ancaman

antarkelompok merupakan pengalaman ketika anggota dari salah satu kelompok

merasa bahwa kelompok lain berada di posisi yang dapat menyebabkan mereka

dalam bahaya (Stephan, Ybarra, & Morrison, 2009). Persepsi keterancaman

merupakan efek yang ditimbulkan dari identitas sosial yang dimiliki seseorang.

Menurut teori ancaman terintegrasi yang dikemukakan oleh Stephan & Stephan

(2000), ancaman memiliki kaitan dengan identitas sosial karena tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh out-group bisa memicu perasaan seolah-olah status

kelompok ingroup diancam (Branscombe et al., 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

62

Identitas sosial merupakan hasil dari keterlibatan individu dalam

kelompok sosialnya, sehingga identitas sosial tidak dapat terlepas dari kehidupan

seseorang (Tajfel, 1978). Identitas sosial merupakan kecenderungan manusia

untuk mencari pola secara alami sebagai hasil dari pembentukan in-group dan

out-group, yaitu pengelompokan orang-orang yang "seperti kami" dan orang-

orang yang “berbeda dari kami”. Kategorisasi in-group atau out-group

memperbolehkan individu untuk mengenali manusia lain berdasarkan jenis (type).

Kategorisasi itu juga untuk menggambarkan konstruksi mental yang mengatur

harapan-harapan dan menuntun perilaku seperti mereka menentukan interaksi

sosialnya.

Pengelompokkan orang-orang menjadi in-group dan out-group sendiri

tidak cukup untuk memunculkan konflik antarkelompok, namun justru keinginan

untuk mempertahankan sebuah harga diri personal dan kelompok dapat

menimbulkan bias dan stereotip yang berkaitan tentang konflik antarkelompok

(Rubin & Hewstone, 2004). Argumen yang mendasari yaitu bahwa seorang

individu memiliki sebuah kebutuhan dasar untuk melihat kelompok yang dimiliki

secara positif karena mereka akan melihat diri mereka secara positif juga (Brewer

& Brown, 1998). Kebutuhan untuk harga diri dan harga diri kelompok

menyediakan sebuah motivasi bagi individu untuk mengevaluasi kelompok

mereka sendiri secara lebih baik daripada yang mereka perbuat terhadap

kelompok lain (Hewstone, Rubin, & Willis, 2002). Dengan menurunkan citra dari

out-group, harga diri in-group akan meningkat, sehingga individu yang

merupakan anggota in-group akan merasakan perilaku bermoral (virtues),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

63

kemampuan, dan motivasi yang lebih positif. Di sisi lain individu akan melihat

perilaku bermoral (virtues), kemampuan, dan motivasi dari out-group lebih

negatif. Apabila kebutuhan psikologis untuk citra diri positif didapatkan,

kesejahteraan individu yang dirasakan akan meningkat, dan kohesi sosial diantara

in-group menguat. Penelitian menyatakan bahwa kecenderungan dari orang untuk

berperilaku lebih baik terhadap anggota dari kelompok mereka sendiri dan

mendiskriminasi anggota kelompok lain, bahkan ketika dasar dari keanggotaan

kelompok tidak kuat (McGuire & Padawer-Singer 1976; Hogg dan Turner 1985).

Individu yang cukup kuat mengidentifikasikan dirinya dengan

kelompoknya, lebih mudah untuk merasa terancam dengan kehadiran kelompok

lain. Sebagai contohnya, Triandis (1995) menjelaskan bahwa budaya kolektivis

yang dianut oleh masyarakat yang cukup mementingkan keanggotaan kelompok,

sehingga menyadari pentingnya in-group bagi pendefinisian diri mereka (dalam

Stephan, Ybarra, & Morrison, 2009). Hal ini menyebabkan masyarakat dengan

budaya kolektivis lebih memiliki kemungkinan untuk merasakan dan bereaksi

terhadap ancaman dari out-group dibandingkan dengan anggota-anggota

kelompok yang kurang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok (Riek et al.,

2006; Stephan et al., 2002). Berdasarkan harga diri kolektif, atau perasaan

kelekatan yang dirasakan individu kepada in-group (Crocker & Luhtanen, 1990),

dapat disimpulkan bahwa individu dengan harga diri kolektif yang tinggi dapat

menyebabkan meningkatnya persepsi ancaman karena individu tersebut adalah

individu yang paling peduli dengan apa yang terjadi pada kelompok mereka dan

anggotanya (Stephan, Ybarra, & Morrison, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

64

Salah satu konsekuensi dari perasaan keterancaman adalah prasangka

(Wagner, Tropp, Finchilescu, & Tredoux, 2008). Prasangka merupakan salah satu

hal penting yang dapat menyebabkan konflik dan merupakan hasil dari

pembentukan identitas sosial. Anggota-anggota dari kelompok yang berkonflik

merasa bahwa anggota dari out-group sebagai orang yang tidak sama dengan diri

mereka, sehingga membenarkan tindakan diskriminasi dan kekerasan terhadap

mereka (Bar-Tal & Teichman, 2005). Oleh karena itu, seseorang yang memiliki

prasangka yang tinggi cenderung lebih sedikit memiliki kontak dengan anggota

kelompok out-group.

Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan prasangka pada mahasiswa laki-laki maupun perempuan. Hal ini

menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi prasangka yang dimiliki oleh mahasiswa. Oleh karena itu, semua

mahasiswa, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki peluang yang sama untuk

lebih memiliki prasangka terhadap anggota kelompok agama lain apabila

memiliki kontak antarkelompok agama yang sedikit.

Faktor terbentuknya prasangka berkaitan dengan lingkungan sekitar di

mana mahasiswa bertumbuh dan bergaul. Sosialisasi yang dilakukan oleh

keluarga dan budaya di sekitar mahasiswa, dapat mempengaruhi bagaimana sikap

mahasiswa terhadap orang lain, termasuk terbentuknya prasangka terhadap agama

lain. Prasangka juga berkaitan dengan faktor internal individu, salah satunya

kepribadian otoritarian dan orientasi dominasi sosial. Penelitian dalam bentuk

meta-analisis yang dilakukan oleh Sibley & Duckitt (2008) menyatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

65

dimensi kepribadian, seperti rendahnya Agreeableness dan rendahnya Openness

to Experience, yang berkaitan dengan Right-Wing Authoritarianism (RWA) dan

Social Dominance Orientation (SDO) merupakan prediktor dari prasangka.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan penelitian. Keterbatasan

dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan skala pengukuran. Beberapa aitem

yang terdapat dalam skala pengukuran yang digunakan masih bersifat subjektif

menurut pemikiran peneliti dan tidak berdasarkan teori tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terlihat bahwa

kontak antarkelompok agama memiliki hubungan negatif yang rendah dengan

prasangka pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak dan

semakin baik kontak antarkelompok agama yang dilakukan dan dirasakan oleh

mahasiswa, maka mahasiswa akan memiliki prasangka yang semakin rendah. Di

sisi lain, semakin sedikit dan semakin buruk kontak antarkelompok agama yang

dilakukan dan dirasakan mahasiswa, maka mahasiswa akan memiliki prasangka

yang semakin tinggi. Berdasarkan hasil analisis tambahan yang telah dilakukan,

maka dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan prasangka diantara mahasiswa

laki-laki maupun perempuan.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang memiliki kuantitas kontak antarkelompok yang

rendah, yaitu hanya sedikit memiliki jumlah teman dari kelompok agama lain,

memiliki intensitas bertemu dengan teman dari agama lain yang rendah,

diharapkan dapat lebih mengembangkan pergaulan dengan teman dari

kelompok agama lain. Akan tetapi, mahasiswa tidak hanya diharapkan untuk

memiliki teman dari agama lain yang banyak dan menambah intensitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

67

bertemu dengan anggota kelompok agama lain, namun mahasiswa juga

diharapkan mengembangkan hubungan yang mendalam dan membuat

suasana interaksi yang menyenangkan dan saling bekerja sama dengan teman

dari agama lain. Hal tersebut diharapkan mampu membuat mahasiswa dapat

lebih mengenal dan meningkatkan keakraban (familiarity) dengan teman dari

agama lain, sehingga menurunkan persepsi ancaman dan menurunkan

prasangka. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan mampu menjadi pelopor

toleransi di masyarakat, khususnya dalam toleransi antarumat beragama.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada subjek penelitian yaitu

subjek dalam penelitian ini belum mampu merepresentasikan seluruh

mahasiswa di Indonesia, dikarenakan jumlah subjek dengan masing-masing

agama yang ada di Indonesia tidak merata, sehingga penelitian selanjutnya

dapat memperhatikan mengenai sebaran agama yang dianut subjek dan

menambah jumlah subjek penelitian.

Penelitian ini juga belum mampu menggambarkan kapan dan

bagaimana kontak antarkelompok agama dapat berkaitan dengan prasangka,

sehingga baik apabila peneliti selanjutnya mempertimbangkan penggunaan

variabel moderator dan mediator dalam penelitian mengenai kontak

antarkelompok agama dan prasangka. Selain itu, penelitian ini hanya

menggunakan metode self-report, sehingga penelitian kurang mendalam pada

masing-masing individu. Penelitian selanjutnya baik apabila menggunakan

metode lain seperti wawancara dan eksperimen, sehingga dapat lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

68

mendalam dan dapat melihat langsung pengaruh kontak antarkelompok

agama dengan prasangka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

69

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, D. (2010). Processes of prejudices: Theory, evidence and intervention.

Equalities and Human Rights Commission. Diunduh dari

https://kar.kent.ac.uk/ 29732/1/56_processes_of_prejudice.pdf

Akrami, N. (2005). Prejudice: The interplay of personality, cognition, and social

psychology (Doctoral dissertation, Acta Universitatis Upsaliensis).

Diunduh dari https://www.diva-

portal.org/smash/get/diva2:166379/FULLTEXT01.pdf

Allport, G. W., & Ross, J. M. (1967). Personal religious orientation and prejudice.

Journal of Personality and Social Psychology, 5(4), 432-443. doi:

10.1037/h0021212

Al Ramiah, A., & Hewstone, M. (2013). Intergroup contact as a tool for reducing,

resolving, and preventing intergroup conflict: Evidence, limitations, and

potential. American Psychologist, 68(7), 527-542. doi:10.1037/a0032603

Altemeyer, B. (1988). Enemies of freedom: Understanding right-wing

authoritarianism. San Francisco: Jossey-Bass.

Altemeyer, B., & Hunsberger, B. (1992). Authoritarianism, religious

fundamentalism, quest, and prejudice. The International Journal for the

Psychology of Religion, 2(2), 113-133. doi :

10.1207/s15327582ijpr0202_5

Aryani, S. A. (2016). Orientasi , sikap, dan perilaku keagamaan (studi kasus

mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di DIY). Religi Jurnal Studi

Agama-agama, 11(1), 59-80. doi: 10.14421/rejusta.2015.1101-04

Amuk massa di Tanjung Balai, vihara dan kelenteng dibakar .(2016, 30 Juli). BBC

News Indonesia. Diakses dari

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160730_indones

ia_rusuh_tanjung_balai

Aronson, E. (2012). Prejudice. In E. Aronson & J. Aronson (Eds.), The social

animal (11th ed., pp. 297-353). New York: Worth Publishers.

Ayuningtyas, R. (2018, 26 Februari). Mengulik kembali perjalanan kasus Ahok.

Liputan6. Diakses dari

https://www.liputan6.com/news/read/3322122/mengulik-kembali-

perjalanan-kasus-

ahok?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3

A%2F%2Fwww.google.com%2F

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

70

Bar-Tal, D., & Teichman, Y. (2005). Stereotypes and prejudice in conflict:

Representations of Arabs in Israeli Jewish society. New York, NY, US:

Cambridge University Press. doi: 10.1017/CBO9780511499814

Bauto, L. M. (2014). Perspektif agama dan kebudayaan dalam kehidupan

masyarakat indonesia (Suatu tinjauan sosiologi agama). Jurnal Pendidikan

Ilmu Sosial, 23(2), 11-25. Diunduh dari

http://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/view/1616

Begini perjalanan metamorfosa Lia Eden. (2015, 6 Juni). Tempo.co. Diakses dari

https://nasional.tempo.co/read/672566/begini-perjalanan-metamorfosa-lia-

eden/full&view=ok

Billig, M., & Tajfel, H. (1973). Social categorization and similarity in intergroup

behaviour. European Journal of Social Psychology, 3(1), 27-52. doi:

10.1002/ejsp.2420030103

Bordens, K. S., & Abbot, B. B. (2011). A process approach research design and

methodes (8th ed.). New York: McGraw Hill.

Bowman, N. A., & Brandenberger, J. W. (2012). Experiencing the unexpected:

Toward a model of college diversity experiences and attitude change. The

Review of Higher Education, 35(2), 179-205. doi: 10.1353/rhe.2012.0016

Branscombe, N. R., Ellemers, N., Spears, R., & Doosje, B. (1999). The context

and content of social identity threat. In N. Ellemers, R. Spears, & B.

Doosje (Eds.), Social identity: Context, commitment, content (pp. 35-58).

Oxford, England: Blackwell Science. Diunduh dari

https://www.researchgate.net/profile/Nyla_Branscombe/publication/25478

4791_The_context_and_content_of_social_identity_threat/links/54b57c3d

0cf2318f0f99e342/The-context-and-content-of-social-identity-threat.pdf

Brewer, M. B., & Hewstone, M. E. (2004). Self and social identity. Malden:

Blackwell Publishing.

Brown, R.(2005). Prejudice: Menangani "prasangka" dari perspektif psikologi

sosial. (H. P.Soetjipto, & S. M. Soetjipto, Terjemahan). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Byrne, D., & Wong, T. J. (1962). Racial prejudice, interpersonal attraction, and

assumed dissimilarity of attitudes. The Journal of Abnormal and Social

Psychology, 65(4), 246-253. doi: 10.1037/h0047299

Chasteen, A. L., Bhattacharyya, S., Horhota, M., Tam, R., & Hasher, L. (2005).

How feelings of stereotype threat influence older adults' memory

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

71

performance. Experimental Aging Research, 31(3), 235-260. doi:

10.1080/03610730590948177

Chavous, T. M. (2005). An intergroup contact‐theory framework for evaluating

racial climate on predominantly White college campuses. American

Journal of Community Psychology, 36(3-4), 239-257. doi :

10.1007/s10464-005-8623-1

Christ, O., Schmid, K., Lolliot, S., Swart, H., Stolle, D., Tausch, N., Al Ramiah,

A., Wagner, U., Vertovec, S., & Hewstone, M. (2014). Contextual effect

of positive intergroup contact on outgroup prejudice. Dalam S. T. Fiske

(Ed.), Proceedings of the National Academy of Sciences, New Jersey:

Princeton University. doi: 10.1073/pnas.1320901111

Clark-Carter, D. (2004). Quantitative psychological research. Sussex: Psychology

press.

Corenblum, B., & Stephan, W. G. (2001). White fears and native apprehensions:

An integrated threat theory approach to intergroup attitudes. Canadian

Journal of Behavioural Science/Revue canadienne des sciences du

comportement, 33(4), 251. doi: 10.1037/h0087147

Crocker, J., & Luhtanen, R. (1990). Collective self-esteem and ingroup bias.

Journal of Personality and Social Psychology, 58(1), 60. doi :

10.1037/0022-3514.58.1.60

Dahesihsari, R., Kartikawangi, D., Ajisuksmo, C. R. P., Sihotang, K., Murniati, J.

(2015) "Dynamics of Intergroup Relations among Indonesian Youth."

Universal Journal of Psychology 3.3. 89 - 95. doi:

10.13189/ujp.2015.030306.

Dovidio, J. F., Gaertner, S. L., & Kawakami, K. (2003). Intergroup contact: The

past, present, and the future. Group Processes & Intergroup Relations,

6(1), 5-21. doi: 10.1177/1368430203006001009

Duckitt, J. (2003). Prejudice and intergroup hostility. In D. O. Sears, L. Huddy, &

R. Jervis (Eds.), Oxford Handbook of Political Psychology (pp. 559-600).

New York, NY, US: Oxford University Press. doi:

10.13140/2.1.4326.0165

Dykstra, C. (1986). Youth and the language of faith. Religious Education, 8(2),

163-184, doi: 10.1080/0034408600810202

Eck, D. L. (2006). What is pluralism?. Didapatkan dari http://webs.org/what-is-

pluralism/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

72

Effendi, Sofian, Tukiran. (2012). Metode penelitian survey. Jakarta: LP3ES.

Fakhrana, R. S. (2014, 15 November). Agama jadi faktor utama penyulut

kekerasan. CNN Indonesia. Diunduh dari

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20141115090933-20-

11663/agama-jadi-faktor-utama-penyulut-kekerasan

From diversity to pluralism. (tanpa tahun). Diunduh pada 6 April, 2019, dari

http://pluralism.org/encounter/todays-challenges/from-diversity-to-

pluralism/

Gabrillin, A. (2016, 18 Januari). Laporan Setara Institute, pelanggaran kebebasan

beragama meningkat pada 2015. Kompas. Diunduh dari

https://nasional.kompas.com/read/2016/01/18/17250491/Laporan.Setara.In

stitute.Pelanggaran.Kebebasan.Beragama.Meningkat.pada.2015

Gaertner, S. L., & Dovidio, J. F. (2005). Categorization, Recategorization, and

Intergroup Bias. Dalam J. F. Dovidio, P. Glick, & L. A. Rudman (Eds.),

On the nature of prejudice: Fifty years after Allport (pp. 71-88). Malden :

Blackwell Publishing.

Goodwin, C. J. (2010). Research psychology: Methods and design (6th Ed.).

Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Gunadha, R. (2018, 15 Oktober). Habib Bahar Bin Smith ditolak datang oleh

warga Manado. Suara.com. Diakses dari

https://www.suara.com/news/2018/10/15/223037/habib-bahar-bin-smith-

ditolak-datang-oleh-warga-manado

Gunawan, I., (2016). Pengantar statistika inferensial. Jakarta: PT

RAJAGRAFINDO PERSADA.

Gunawati, Rindang, Hartati, S., & Listiara, A. (2006). Hubungan antara efektifitas

komunikasi mahasiswa-dosen pembimbing utama skripsi dengan stres

dalam menyusun skripsi pada mahasiswa program studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Unversitas Diponegoro. Jurnal Psikologi, 3(2), 93-115. doi:

10.14710/jpu.3.2.93 - 115

Gurin, P., Dey, E., Hurtado, S., & Gurin, G. (2002). Diversity and higher

education: Theory and impact on educational outcomes. Harvard

Educational Review, 72(3), 330-367. doi:

10.17763/haer.72.3.01151786u134n051

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

73

Gurin, P., Nagda, B. R. A., & Lopez, G. E. (2004). The benefits of diversity in

education for democratic citizenship. Journal of Social Iissues, 60(1), 17-

34. doi:10.1111/j.0022-4537.2004.00097.x

Hafiz, S. E., Nauly, M., Fauzia, R., Pitaloka, A., Takwin, B., Hakim, M. A., ...

Moningka, C. (2018). Psikologi Sosial: Pengantar dalam Teori dan

Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.

Halidin, H. Membaca kasus Tolikara: Catatan dari peristiwa Tolikara. (2015, 30

Juli). The Wahid Institute. Diakses dari http://www.wahidinstitute.org/wi-

id/indeks-berita/305-membaca-kasus-tolikara.html

Hewstone, M., Cairns, E., Voci, A., Hamberger, J., & Niens, U. (2006).

Intergroup contact, forgiveness, and experience of “The Troubles” in

Northern Ireland. Journal of Social Issues, 62(1), 99-120. doi:

10.1111/j.1540-4560.2006.00441.x

Hewstone, M., Fincham, F. D., & Foster, J. (2005). Psychology. Malden:

Blackwell Publishing.

Hewstone, M., Rubin, M., & Willis, H. (2002). Intergroup bias. Annual Review of

Psychology, 53(1), 575-604. doi:

10.1146/annurev.psych.53.100901.135109

Hogg, M. A., & Turner, J. C. (1985). Interpersonal attraction, social identification

and psychological group formation. European Journal of Social

Psychology, 15(1), 51-66. doi: 10.1002/ejsp.2420150105

Hulukati, W., & Djibran, M. R. (2018). Analisis tugas perkembangan mahasiswa

fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Bikotetik

(Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik), 2(1), 73-80. doi:

10.26740/bikotetik.v2n1.p73-80

Islam, M. R., & Hewstone, M. (1993). Dimensions of contact as predictors of

intergroup anxiety, perceived out-group variability, and out-group attitude:

An integrative model. Personality and Social Psychology Bulletin, 19(6),

700-710. doi: 10.1177/0146167293196005

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group

Johnston, B. M., & Glasford, D. E. (2017). Intergroup contact and helping: How

quality contact and empathy shape outgroup helping. Group Processes &

Intergroup Relations, 21(8), 1185-1201. doi : 10.1177/1368430217711770

Jones, J. M. (1997). Prejudice and racism (2nd ed.). New York: McGraw-Hill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

74

Kanas, A., Scheepers, P., & Sterkens, C. (2015). Interreligious contact, perceived

group threat, and perceived discrimination: Predicting negative attitudes

among religious minorities and majorities in Indonesia. Social Psychology

Quarterly, 78(2), 102-126. doi: 10.1177/0190272514564790

Kaplan, R. M., Saccuzzo, D. P., Widodo, E. P., & Seniati, A. N. L. (2012).

Pengukuran psikologi : Prinsip, penerapan, dan isu (Ed. 7). Jakarta

Selatan: Salemba Humanika.

Kewuel, H. K., Budiyanto A., Fajar Y., & Kumoro, N. B. (2017). Pluralisme,

multikulturalisme, dan batas-batas toleransi. Malang: Program Studi

Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya.

Kisah perempuan bercadar: Diteriaki maling, dilempar botol, hingga ditawari

pekerjaan. (2018, 8 Maret). BBC News Indonesia. Diakses dari

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43302724

Kleg, M.(1993). Hate prejudice and racism. New York : State University of New

York Press

Kramer, B. M. (1949). Dimensions of prejudice. The Journal of Psychology,

27(2), 389-451. doi: 10.1080/00223980.1949.9917434

Kusumah, I. (2007). Risalah pergerakan mahasiswa. Bandung : Indydec Press.

Laird, T. F. N. (2005). College students’ experiences with diversity and their

effects on academic self-confidence, social agency, and disposition toward

critical thinking. Research in Higher Education, 46(4), 365-387. doi::

10.1007/s11162-005-2966-1

Lestari, G. (2016). Bhinnekha tunggal ika: Khasanah multikultural Indonesia di

tengah kehidupan SARA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan

Kewarganegaraan, 28(1). Diunduh dari

http://journal.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/5437/2037

Levin, S., Van Laar, C., & Sidanius, J. (2003). The effects of ingroup and

outgroup friendships on ethnic attitudes in college: A longitudinal study.

Group Processes & Intergroup Relations, 6(1), 76-92. doi:

10.1177/1368430203006001013

Lubis, N. A. F. (2006). Multikulturalisme dalam politik: Sebuah pengantar

diskusi. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 2(1). Diunduh dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/15288/etv-

apr2006-%20%283%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

75

MacInnis, C. C., & Page-Gould, E. (2015). How can intergroup interaction be bad

if intergroup contact is good? Exploring and reconciling an apparent

paradox in the science of intergroup relations. Perspectives on

Psychological Science, 10(3), 307-327. doi : 10.1177/1745691614568482

Macrae, C. N., & Bodenhausen, G. V. (2000). Social cognition: Thinking

categorically about others. Annual Review of Psychology, 51(1), 93-120.

doi : 10.1146/annurev.psych.51.1.93

Macrae, C. N., & Bodenhausen, G. V. (2001). Social cognition: Categorical

person perception. British Journal of Psychology, 92(1), 239-255. doi :

10.1348/000712601162059

Maddux, W. W., Galinsky, A. D., Cuddy, A. J., & Polifroni, M. (2008). When

being a model minority is good... and bad: Realistic threat explains

negativity toward Asian Americans. Personality and Social Psychology

Bulletin, 34(1), 74-89. doi : 10.1177/0146167207309195

Mann, J. H. (1959). The relationship between cognitive, affective, and behavioral

aspects of racial prejudice. The Journal of Social Psychology, 49(2), 223-

228. doi: 10.1080/00224545.1959.9919309

McGregor, I., Zanna, M. P., Holmes, J. G., & Spencer, S. J. (2001).

Compensatory conviction in the face of personal uncertainty: going to

extremes and being oneself. Journal of Personality and Social Psychology,

80(3), 472. doi: 10.1037/0022-3514.80.3.47

McGuire, W. J., & Padawer-Singer, A. (1976). Trait salience in the spontaneous

self-concept. Journal of Personality and Social Psychology, 33(6), 743.

doi: 10.1037/0022-3514.33.6.743

McLaren, L. M. (2003). Anti-immigrant prejudice in Europe: Contact, threat

perception, and preferences for the exclusion of migrants. Social Forces,

81(3), 909-936. doi : 10.1353/sof.2003.0038

Molina, L. E., Tropp, L. R., & Goode, C. (2016). Reflections on prejudice and

intergroup relations. Current Opinion in Psychology, 11, 120-124. doi:

10.1016/j.copsyc.2016.08.001

Mujani, S. (2007). Muslim demokrat: Islam, budaya demokrasi, dan partisipasi

politik di Indonesia pasca Orde Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Myers, D. G., & Twenge, J. M.(2016). Social Psychology (12th Ed.). New York :

McGraw-Hill Education.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

76

Myers, D. G., & Twenge, J. M.(2018). Exploring Social Psychology (8th Ed.).

New York : McGraw-Hill Education.

Myers, D. G. 2012. Psikologi sosial 1 (Ed. 10). Jakarta : Salemba Humanika.

Nell, A. (2017). The secondary transfer effect of intergroup contact: Attitude and

empathy generalisation amongst white South African students at

Stellenbosch University (Doctoral dissertation), Stellenbosch: Stellenbosch

University). Diunduh dari http://scholar.sun.ac.za/handle/10019.1/101090

Nelson, T. D. (2009). Handbook of prejudice, stereotyping, and discrimination.

New York: Taylor & Francis Group.

Ostrom, T. M., & Sedikides, C. (1992). Out-group homogeneity effects in natural

and minimal groups. Psychological Bulletin, 112(3), 536-552. doi:

10.1037/0033-2909.112.3.536

Palluck, E. L. (2006). Diversity training and intergroup contact: A call to action

research. Journal of Social Issues, 62(3), 577-595. doi: 10.1111/j.1540-

4560.2006.00474.x

Paolini, S., Hewstone, M., Cairns, E., & Voci, A. (2004). Effects of direct and

indirect cross-group friendships on judgments of Catholics and Protestants

in Northern Ireland: The mediating role of an anxiety-reduction

mechanism. Personality and Social Psychology Bulletin, 30(6), 770-786.

doi: 10.1177/0146167203262848

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (1990). Peraturan pemerintah

Republik Indonesia nomor 30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi

Presiden Republik Indonesia. Diunduh dari

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP30-1990PendidikanTinggi.pdf

Pereira, C., Vala, J., & Costa‐Lopes, R. (2010). From prejudice to discrimination:

The legitimizing role of perceived threat in discrimination against

immigrants. European Journal of Social Psychology, 40(7), 1231-1250.

doi : 10.1002/ejsp.718

Periantalo, J., (2015). Penyusunan skala psikologi: Asyik, mudah dan bermanfaat.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pertiwi, Y. G. (2012). Indonesia dan bhinneka tunggal ika: Mau dibawa kemana?.

Dalam Faturochman, Tyas, T. H., Minza, W. M., & Lufityanto, G. (Eds.),

Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat (151). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

77

Pettigrew, T. F. (1998). Intergroup contact theory. Annual Review of Psychology,

49(1), 65-85. doi: 10.1146/annurev.psych.49.1.65

Pettigrew, T. F. (2008). Intergroup prejudice: Its causes and cures. Actualidades

en Psicología, 22(109), 6. Diunduh dari

https://www.redalyc.org/html/1332/133213120006/

Pettigrew, T. F., & Tropp, L. R. (2006). A meta-analytic test of intergroup contact

theory. Journal of Personality and Social Psychology, 90(5), 751. doi:

10.1037/0022-3514.90.5.751

Pettigrew, T. F., & Tropp, L. R. (2008). How does intergroup contact reduce

prejudice? Meta‐analytic tests of three mediators. European Journal of

Social Psychology, 38(6), 922-934. doi:10.1002/ejsp.504

Pettigrew, T. F., & Tropp, L. R. (2013). When groups meet: The dynamics of

intergroup contact. New York: Psychology Press. doi:

10.4324/9780203826461

Pew Research. (2014). Greatest danger to the world. Didapatkan dari dari Pew

Research Center Website:

https://www.pewresearch.org/global/2014/10/16/middle-easterners-see-

religious-and-ethnic-hatred-as-top-global-threat/dangers-5/

Pew Research. (2015). U.S. is in the middle of pack when it comes to importance

of religion in people’s lives. Didapatkan dari Pew Research Center

Website: https://www.pewresearch.org/fact-tank/2015/12/23/americans-

are-in-the-middle-of-the-pack-globally-when-it-comes-to-importance-of-

religion/ft_15-12-17_religioussalience/

Pluralism [Def. 4a]. (n.d). Merriam-Webster Online. Dalam Merriam-Webster.

Didapatkan 24 April, 2019, dari https://www.merriam-

webster.com/dictionary/pluralism

Richards, Z., & Hewstone, M. (2001). Subtyping and subgrouping: Processes for

the prevention and promotion of stereotype change. Personality and Social

Psychology Review, 5(1), 52-73. doi : 10.1207/S15327957PSPR0501_4

Riek, B. M., Mania, E. W., & Gaertner, S. L. (2006). Intergroup threat and

outgroup attitudes: A meta-analytic review. Personality and Social

Psychology Review, 10(4), 336-353. doi: 10.1207/s15327957pspr1004_4

Rokeach, M., & Mezei, L. (1966). Race and shared belief as factors in social

choice. Science, 151(3707), 167-172. Diunduh dari from

http://www.jstor.org/stable/1717292

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

78

Rubin, M., & Hewstone, M. (2004). Social identity, system justification, and

social dominance: Commentary on Reicher, Jost et al., and Sidanius et al.

Political Psychology, 25(6), 823-844. doi: 10.1111/j.1467-

9221.2004.00400.x

Sani, F., Herrera, M., & Bowe, M. (2009). Perceived collective continuity and

ingroup identification as defence against death awareness. Journal of

Experimental Social Psychology, 45(1), 242-245. doi:

10.1016/j.jesp.2008.07.019

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Santrock, J. W. (2007). Remaja (Ed. 11) Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sassenberg, K., Moskowitz, G. B., Jacoby, J., & Hansen, N. (2007). The carry-

over effect of competition: The impact of competition on prejudice

towards uninvolved outgroups. Journal of Experimental Social

Psychology, 43(4), 529-538. doi : 10.1016/j.jesp.2006.05.009

Schlueter, E., & Scheepers, P. (2010). The relationship between outgroup size and

anti-outgroup attitudes: A theoretical synthesis and empirical test of group

threat-and intergroup contact theory. Social Science Research, 39(2), 285-

295. doi: 10.1016/j.ssresearch.2009.07.006

Schlueter, E., & Scheepers, P. (2010). The relationship between outgroup size and

anti-outgroup attitudes: A theoretical synthesis and empirical test of group

threat-and intergroup contact theory. Social Science Research, 39(2), 285-

295. doi: 10.1016/j.ssresearch.2009.07.006

Sejumlah bom meledak serentak di malam natal. (2000, 24 Desember). Liputan6.

Diakses dari https://www.liputan6.com/news/read/5550/sejumlah-bom-

meledak-serentak-di-malam-

natal?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3

A%2F%2Fwww.google.com%2F

Sibley, C. G., & Duckitt, J. (2008). Personality and prejudice: A meta-analysis

and theoretical review. Personality and Social Psychology Review, 12(3),

248-279. doi: 10.1177/1088868308319226

Silalahi, U. (2018). Metodologi analisis data dan interpretasi hasil untuk

penelitian sosial kuantitatif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Siregar, S. (2014). Statistika deskriptif untuk penelitian : Dilengkapi perhitungan

manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

79

Soesilowindradini. (1996). Psikologi perkembangan masa remaja. Surabaya:

Usaha Nasional.

Spickard, J. (2017). Diversity vs. pluralism: Reflections on the current situation in

the United States. Religions, 8(9), 169. MDPI AG. doi :

http://dx.doi.org/10.3390/rel8090169

Stein, D. D., Hardyck, J. A., & Smith, M. B. (1965). Race and belief: An open and

shut case. Journal of Personality and Social Psychology, 1(4), 281-289.

doi: 10.1037/h0021870

Stephan, W. G., & Renfro, C. L. (2002). The role of threat in intergroup relations.

In D. Mackie & E. Smith (Eds.), From prejudice to intergroup emotions:

Differentiated reactions to social groups (pp. 191-205). New York:

Psychology Press.

Stephan, W. G., & Stephan, C. W. (1996). Predicting prejudice. International

Journal of Intercultural Relations, 20(3-4), 409-426. doi: 10.1016/0147-

1767(96)00026-0

Stephan, W. G., & Stephan, C. W. (2000). An integrated threat theory of

prejudice. In S. Oskamp (Ed.), "The Claremont Symposium on Applied

Social Psychology" Reducing prejudice and discrimination (pp. 23-45).

Mahwah, NJ, US: Lawrence Erlbaum Associates Publishers. Diunduh dari

https://www.researchgate.net/profile/Walter_Stephan/publication/3130547

12_An_Integrated_Threat_Theory_of_Prejudice_In_Stuart_Oskamp_ed/li

nks/5b105aab4585150a0a5e0aed/An-Integrated-Threat-Theory-of-

Prejudice-In-Stuart-Oskamp-ed.pdf?origin=publication_detail

Stephan, W. G., Boniecki, K. A., Ybarra, O., Bettencourt, A., Ervin, K. S.,

Jackson, L. A., ... & Renfro, C. L. (2002). The role of threats in the racial

attitudes of Blacks and Whites. Personality and Social Psychology

Bulletin, 28(9), 1242-1254. doi:10.1177/01461672022812009

Stephan, W. G., Diaz-Loving, R., & Duran, A. (2000). Integrated threat theory

and intercultural attitudes: Mexico and the United States. Journal of

Cross-Cultural Psychology, 31(2), 240-249. doi:

10.1177/0022022100031002006

Stephan, W. G., Renfro, C.L. , & Davis, M. D. (2008). The role of threat in

intergroup relations. In U. Wagner, L. R. Tropp, G. Finchilescu, & C.

Tredoux (Eds.), Social issues and interventions. Improving intergroup

relations: Building on the legacy of Thomas F. Pettigrew (pp. 55-72).

Malden, : Blackwell Publishing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

80

Stephan, W. G., Ybarra, O., & Morrison, K. R. (2009). Intergroup threat theory.

In T. D. Nelson (Ed.), Handbook of prejudice, stereotyping, and

discrimination (pp. 43-59). New York, NY, US: Psychology Press.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam

psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Tajfel, H. (1982). Social psychology of intergroup relations. Annual Review of

Psychology, 33(1), 1-39. doi: 10.1146/annurev.ps.33.020182.000245

Tajfel, H. (Ed.). (1978). Differentiation between social groups: Studies in the

social psychology of intergroup relations. Oxford, England: Academic

Press.

Tajfel, H., Turner, J. C., Austin, W. G., & Worchel, S. (1979). An integrative

theory of intergroup conflict. Organizational identity: A reader, 56-65.

Diunduh dari http://www.ark143.org/wordpress2/wp-

content/uploads/2013/05/Tajfel-Turner-1979-An-Integrative-Theory-of-

Intergroup-Conflict.pdf

Talib, A. A. (2014). Pluralisme sebagai Keniscayaan dalam Membangun

Keharmonisan Bangsa. Dalam I. M. Arif (Ed.), Prosiding Simposium

Nasional Asosiasi Keilmuan Filsafat, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Diunduh dari http://digilib.uin-

suka.ac.id/25530/4/04.%20Abdullah%20Abd%20Talib%20-

%20PLURALISME%20SEBAGAI%20KENISCAYAAN%20DALAM%

20MEMBANGUN%20KEHARMONISAN%20BANGSA.pdf

Tausch, N., Tam, T., Hewstone, M., Kenworthy, J., & Cairns, E. (2007).

Individual‐level and group‐level mediators of contact effects in Northern

Ireland: The moderating role of social identification. British Journal of

Social Psychology, 46(3), 541-556. doi: 10.1348/014466606X155150

Taylor, S. E. (1981). A categorization approach to stereotyping. Dalam D. L.

Hamilton (Ed.), Cognitive processes in stereotyping and intergroup

behavior, ( pp 83-114). New Jersey : L. Erlbaum Associates.

Taylor, S. E., Fiske, S. T., Etcoff, N. L., & Ruderman, A. J. (1978). Categorical

and contextual bases of person memory and stereotyping. Journal of

Personality and Social Psychology, 36(7), 778-793. doi: 10.1037/0022-

3514.36.7.778

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

81

Tsai-Wei, S. (2010). The ethnic triangle: State, majority, and minority in

Indonesia, Malaysia, and Singapore (Disertasi doktoral), National

University of Singapore. Diunduh dari

https://scholarbank.nus.edu.sg/handle/10635/17842

Turner, J. C., Hogg, M. A., Oakes, P. J., Reicher, S. D., & Wetherell, M. S.

(1987). Rediscovering the social group: A self-categorization theory. Basil

Blackwell.

Turner, J. C., Oakes, P. J., Haslam, S. A., & McGarty, C. (1994). Self and

collective: Cognition and social context. Personality and Social

Psychology Bulletin, 20(5), 454-463. doi: 10.1177/0146167294205002

Uslaner, E. (2011). Contact, diversity, and segregation. SULCIS Working Papers

2011:5, Stockholm University, Linnaeus Center for Integration Studies -

SULCIS. Diunduh dari http://www.diva-

portal.org/smash/get/diva2:821632/FULLTEXT01.pdf

Van Laar, C., Levin, S., Sinclair, S., & Sidanius, J. (2005). The effect of

university roommate contact on ethnic attitudes and behavior. Journal of

Experimental Social Psychology, 41(4), 329-345.doi:

10.1016/j.jesp.2004.08.002

Voci, A., & Hewstone, M. (2003). Intergroup contact and prejudice toward

immigrants in Italy: The mediational role of anxiety and the moderational

role of group salience. Group Processes & Intergroup Relations, 6(1), 37-

54. doi: 10.1177/1368430203006001011

Vonofakou, C., Hewstone, M., & Voci, A. (2007). Contact with out-group friends

as a predictor of meta-attitudinal strength and accessibility of attitudes

toward gay men. Journal of Personality and Social Psychology, 92(5),

804. doi: 10.1037/0022-3514.92.5.804

Wagner, U., Tropp, L. R., Finchilescu, G., & Tredoux, C. (Eds.). (2008). Social

issues and interventions. Improving intergroup relations: Building on the

legacy of Thomas F. Pettigrew. Malden, : Blackwell Publishing. doi:

10.1002/9781444303117

Wibisono, S. (2012). Orientasi Keberagamaan, Modal Sosial, dan Prasangka

terhadap Kelompok Agama Lain pada Mahasiswa Muslim. Jurnal INSAN,

14(03). Diunduh dari journal.unair.ac.id/download-fullpapers-14-3-1.pdf

Wilder, D. A., & Allen, V. L. (1978). Group membership and preference for

information about others. Personality and Social Psychology Bulletin,

4(1), 106-110. doi: 10.1177/014616727800400122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

82

Xie, F. U. (2013). Hubungan antara orang kristen dan islam dalam masyarakat

sipil: Studi di kota Sukabumi dan kota Bandung. Dalam I. Moeliono (Ed.),

Prosiding The 5th International Conference on Indonesian Studies:

"Ethnicity and Globalization”, Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya, Universitas Indonesia. Diunduh dari

https://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-01-17.pdf

Yudrik, Jahja. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta. Kencana.

Zagefka, H., & James, T. (2015). The psychology of charitable donations to

disaster victims and beyond. Social Issues and Policy Review, 9(1), 155-

192. doi: 10.1111/sipr.12013

Zanden, J. W. V. (1989). Social psychology (3rd ed.). New York : McGraw-Hill

Inc.,US

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

83

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

84

Lampiran 1. Skala Penelitian

Skala Penelitian

Dengan hormat,

Saya Priskila Dayu Eldiana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka memenuhi

syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Saya bermaksud memohon bantuan teman-

teman untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi skala penelitian ini dengan

memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan yang telah saya susun dalam

skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, terlebih dahulu teman-teman

diminta untuk mengisi beberapa data diri yang berkaitan dengan kepentingan

penelitian. Kemudian, teman-teman diharapkan untuk mengisi skala penelitian

sesuai dengan apa yang teman-teman alami, rasakan, maupun pikirkan. Teman-

teman tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar

maupun salah. Data pribadi dan semua jawaban yang teman-teman berikan dalam

skala penelitian ini terjamin kerahasiaannya. Data dan informasi yang didapatkan

dari skala ini akan dilaporkan dalam bentuk perhitungan statistik dan kesimpulan

skripsi tanpa mengungkap identitas.

Teman-teman berhak mengundurkan diri dari penelitian ini kapanpun dan

tidak ada konsekuensi apapun dari pengunduran diri tersebut.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Atas kesediaan, waktu dan kerjasama yang

diberikan saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Priskila Dayu Eldiana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

85

Skala Penelitian 1

Petunjuk Pengisian:

Berikut ini terdapat beberapa buah pertanyaan. Teman-teman diminta untuk

memilih jawaban yang dialami teman-teman saat ini. Tidak ada jawaban benar atau

salah dalam skala ini.

*Interaksi sosial merupakan semua interaksi langsung sehari-hari, meliputi

bertemu, berbincang, menyapa, bertukar cerita, menghabiskan waktu bersama, dan

sebagainya.

1. Jumlah teman dari agama lain

a. Tidak ada

b. Kurang dari 5 orang

c. 5 orang

d. 6 sampai 10 orang

e. Lebih dari 10 orang

2. Jumlah teman dekat/sahabat dari agama lain

a. Tidak ada

b. Kurang dari 5 orang

c. 5 orang

d. 6 sampai 10 orang

e. Lebih dari 10 orang

3. Interaksi sosial dengan teman yang memiliki agama berbeda dalam seminggu

a. Tidak pernah

b. Belum tentu berinteraksi dalam seminggu (terkadang berinteraksi)

c. Selalu berinteraksi 1 sampai 4 hari

d. Selalu berinteraksi 5 sampai 6 hari

e. Selalu berinteraksi setiap hari

4. Interaksi dengan teman yang memiliki agama berbeda dalam sehari

a. Tidak pernah

b. Belum tentu berinteraksi dalam sehari (terkadang berinteraksi)

c. Selalu berinteraksi kurang dari 10 menit

d. Selalu berinteraksi 1 jam (60 menit) atau lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

86

Skala Penelitian 2

Petunjuk Pengisian:

Berikut ini terdapat beberapa buah pernyataan.Teman-teman diminta untuk

memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman saat ini. Tidak ada

jawaban benar atau salah dalam skala ini. Pada setiap pernyataan, terdapat empat

pilihan jawaban yang tersedia, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan

sangat setuju.

*Interaksi sosial merupakan semua interaksi langsung sehari-hari, meliputi

bertemu, berbincang, menyapa, bertukar cerita, menghabiskan waktu bersama, dan

sebagainya.

No Pernyataan Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai

Sesuai Sangat

Sesuai

1 Saya sungkan menceritakan

hal pribadi kepada teman dari

agama lain.

2 Saya merasa senang ketika

berinteraksi dengan teman

dari agama lain.

3 Saya merasa memiliki

kedudukan sosial yang

berbeda dengan teman yang

berbeda agama saat

berinteraksi dengannya.

4 Saya merasa bosan ketika

berinteraksi dengan teman

dari agama lain.

5 Saya menjalin relasi dengan

teman yang berbeda agama

secara terpaksa.

6 Saya mengenal baik teman

saya dari agama lain yang

berinteraksi dengan saya.

7 Saya menganggap teman dari

agama lain yang berinteraksi

dengan saya sebagai kawan.

8 Saya menceritakan hal

pribadi saya kepada teman

dari agama lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

87

9 Saya menceritakan hal

pribadi saya kepada teman

dari agama lain.

10 Saya menikmati interaksi

dengan teman dari agama

lain.

11 Saya memiliki kedudukan

sosial yang lebih tinggi atau

rendah dibandingkan teman

saya dari agama lain.

12 Hubungan yang terjalin

antara saya dan teman dari

agama lain merupakan

hubungan yang

memunculkan emosi negatif.

13 Saya melakukan interaksi

sosial dengan teman yang

memiliki agama berbeda

karena adanya aturan yang

berlaku.

14 Hubungan antara saya dan

teman yang berbeda agama

adalah hubungan kompetisi.

15 Saya melakukan interaksi

sosial dengan teman yang

berbeda agama secara

sukarela.

16 Saya ingin lebih unggul

dibanding teman dari agama

lain.

17 Saya hanya sekadar bertegur

sapa dengan teman saya dari

agama lain.

18 Saat berinteraksi dengan

teman dari agama lain, saya

merasa canggung dengannya.

19 Saya menganggap teman dari

agama lain yang berinteraksi

dengan saya sebagai musuh.

20 Melakukan interaksi sosial

dengan teman yang memiliki

agama berbeda adalah

kemauan saya sendiri.

21 Saat berinteraksi dengan

teman dari agama lain, saya

merasa akrab dengannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

88

22 Ketika saya berinteraksi

dengan teman dari agama

lain, saya ingin cepat

mengakhiri-nya.

23 Kedudukan sosial saya setara

dengan teman dari agama lain

yang berinteraksi dengan

saya.

24 Membantu teman dari agama

lain lebih penting daripada

berusaha mengungguli-nya.

25 Hubungan yang terjalin

antara saya dan teman dari

agama lain merupakan

hubungan yang

menyenangkan.

26 Bukan merupakan masalah

apabila saya harus

berinteraksi dengan teman

dari agama lain dalam waktu

yang lama.

27 Saya merasa memiliki

kedudukan sosial yang sama

dengan teman dari agama lain

yang berinteraksi dengan

saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

89

Skala Penelitian 3 (Bagian I)

Petunjuk Pengisian:

Berikut ini terdapat serangkaian pasangan karakteristik sebagai respon mengenai

anggota kelompok agama lain. Teman-teman diminta untuk memilih poin skala

yang paling sesuai dengan pemikiran teman-teman mengenai anggota kelompok

agama lain dan merupakan respon yang pertama kali muncul dalam pikiran teman-

teman. Diharapkan teman-teman memilih jawaban dengan sejujur-jujurnya karena

tidak ada jawaban benar atau salah dalam skala ini.

Anggota kelompok agama lain

1 2 3 4 5

Bergaul

dengan

kelompok lain

Bergaul dengan

sesama

kelompoknya

Sulit

menerima

kelompok lain

Mau menerima

kelompok lain

Peduli dengan

keadaan

sekitar

Peduli dengan

urusannya sendiri

Menghargai

pemikiran lain

Memiliki

keyakinan tinggi

terhadap

pemikirannya

Sulit

menerima

pemikiran baru

Mudah menerima

pemikiran baru

Mengatakan

apa adanya

Menyembunyikan

sesuatu

Mengikuti

perkembangan

zaman

Kurang antusias

dengan

perkembangan

zaman

Menerima

kehadiran

kelompok lain

Sulit menerima

kehadiran

kelompok lain

Suka

kebebasan

Sangat patuh

kepada aturan

yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

90

Menyimpan

untuk diri

sendiri

Mau berbagi

Berpenampilan

sederhana

Berpenampilan

mewah

Skala Penelitian 3 (Bagian II)

Petunjuk Pengisian:

Berikut ini terdapat serangkaian pasangan kata yang dapat dipilih sebagai respon

teman-teman terhadap kehadiran anggota kelompok agama lain. Teman-teman

diminta untuk memilih poin pada skala yang paling sesuai dengan apa yang teman-

teman alami saat ini. Diharapkan teman-teman memilih jawaban dengan sejujur-

jujurnya karena tidak ada jawaban benar atau salah dalam skala ini.

Kehadiran anggota kelompok agama lain membuat saya merasa ....

1 2 3 4 5

Tenteram Cemas

Antipati Simpati

Percaya

diri

Minder

Kagum Benci

Risih Nyaman

Terancam Aman

Tenang Marah

Cuek Antusias

Skala Penelitian 3 (Bagian III)

Petunjuk Pengisian:

Berikut ini terdapat serangkaian pasangan kata yang dapat dipilih sebagai respon

teman-teman terhadap anggota kelompok agama lain. Teman-teman diminta untuk

memilih poin pada skala yang paling sesuai dengan apa yang teman-teman alami

saat ini. Diharapkan teman-teman memilih jawaban dengan sejujur-jujurnya karena

tidak ada jawaban benar atau salah dalam skala ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

91

Terhadap anggota kelompok agama lain saya akan ...

1 2 3 4 5

Menjaga jarak Mendekati

Mendiamkan Mengajak

bicara

Bertegur sapa Menghindari

Berhati-hati Mempercayai

Menjalin

Komunikasi

Membatasi

Komunikasi

Mendengarkan

pendapatnya

Mengacuhkan

pendapatnya

Bekerja sama Berusaha

mengungguli

Mempercayai

label yang

diberikan oleh

masyarakat

Mencoba

mengenal

lebih dalam

Memilihnya

sebagai teman

Tidak

memasukkan

dalam

lingkaran

perteman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

92

Lampiran 2. Reliabilitas

1. Reliabilitas Skala Kontak Antarkelompok Agama Sebelum Seleksi

Aitem

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.917 .932 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

93

Item-Total Statistics

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Qn1 .339 .917

Qn2 .306 .922

Qn3 .432 .919

Qn4 .445 .916

Ql1 .379 .916

Ql2 .558 .914

Ql3 .322 .917

Ql4 .556 .914

Ql5 .424 .916

Ql6 .566 .914

Ql7 .714 .912

Ql8 .555 .914

Ql9 .667 .913

Ql10 .748 .912

Ql11 .408 .916

Ql12 .495 .915

Ql13 .447 .915

Ql14 .526 .915

Ql15 .524 .914

Ql16 .298 .918

Ql17 .488 .915

Ql18 .405 .916

Ql19 .522 .914

Ql20 .578 .914

Ql21 .674 .913

Ql22 .701 .912

Ql23 .647 .913

Ql24 .544 .914

Ql25 .523 .914

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

94

Ql26 .673 .913

Ql27 .588 .914

Ql28 .668 .913

2. Reliabilitas Skala Kontak Antarkelompok Agama Setelah Seleksi

Aitem

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.949 .958 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

95

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Qn1 .460 .949

Qn2 .320 .953

Qn3 .448 .951

Qn4 .458 .949

Ql1 .506 .948

Ql2 .675 .947

Ql3 .470 .948

Ql4 .681 .947

Ql5 .583 .947

Ql6 .656 .947

Ql7 .791 .946

Ql8 .619 .947

Ql9 .751 .946

Ql10 .811 .946

Ql11 .562 .948

Ql12 .645 .947

Ql13 .582 .947

Ql14 .669 .947

Ql15 .635 .947

Ql17 .596 .947

Ql18 .506 .948

Ql19 .648 .947

Ql20 .721 .947

Ql21 .763 .946

Ql22 .772 .946

Ql23 .755 .946

Ql24 .654 .947

Ql25 .631 .947

Ql26 .759 .946

Ql27 .692 .946

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

96

Ql28 .753 .946

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

97

3. Reliabilitas Skala Prasangka Sebelum Seleksi Aitem

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.918 .930 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

98

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Kog1 .521 .915

Kog2 .687 .912

Kog3 .262 .920

Kog4 .480 .916

Kog5 .048 .923

Kog6 .576 .914

Kog7 .670 .913

Kog8 .598 .914

Kog9 .183 .920

Kog10 .353 .917

Kog11 .634 .913

Kog12 -.037 .925

Kog13 .304 .918

Kog14 .484 .915

Kog15 .513 .915

Afek1 .645 .914

Afek2 .638 .914

Afek3 .622 .914

Afek4 .657 .913

Afek5 .746 .912

Afek6 .632 .914

Afek7 .671 .913

Afek8 .536 .915

Behv1 .558 .915

Behv2 .478 .916

Behv3 .697 .913

Behv4 .406 .916

Behv5 .688 .913

Behv6 .691 .913

Behv7 .687 .913

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

99

Behv8 .361 .917

Behv9 .649 .914

4. Reliabilitas Skala Prasangka Setelah Seleksi Aitem

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.936 .942 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

100

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Kog1 .509 .935

Kog2 .696 .932

Kog4 .483 .935

Kog6 .566 .934

Kog7 .663 .933

Kog8 .593 .934

Kog10 .336 .937

Kog11 .630 .933

Kog13 .296 .938

Kog14 .486 .935

Kog15 .517 .935

Afek1 .649 .933

Afek2 .655 .933

Afek3 .638 .933

Afek4 .678 .933

Afek5 .758 .932

Afek6 .643 .933

Afek7 .694 .932

Afek8 .523 .934

Behv1 .559 .934

Behv2 .482 .935

Behv3 .718 .932

Behv4 .392 .936

Behv5 .723 .932

Behv6 .717 .933

Behv7 .711 .932

Behv8 .361 .936

Behv9 .657 .933

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KONTAK ANTARKELOMPOK AGAMA … · model, Likert scaling model, and Semantic Differential. The analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation analysis

101

Lampiran 3. Hasil Analisis Tambahan

1. Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel Jenis Kelamin dan

Prasangka

Tests of Normality

Jenis Kelamin

Responden

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

JumlahPrasangka Laki-laki .103 60 .178

Perempuan .055 165 .200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality

of Means

F Sig. Sig. (2-tailed)

JumlahPr

asangka

Equal

variances

assumed

5.834 .017 .625

Equal

variances

not

assumed

.654

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI