hubungan lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. skripsi...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS V SD NEGERI GUGUS MELATI
KOTA AGUNG PUSAT
(Skripsi)
Oleh
MELIZA YUSDASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING ENVIRONMENTS AND
LEARNING MOTIVATION TOWARD TO THE STUDENTS
LEARNING OUTCOMES 5TH
GRADE OF SD NEGERI
GUGUS MELATI KOTA AGUNG PUSAT
By
Meliza Yuzdasari
The problem of this research was the low student learning motivation which made
impact to the low score of student learning result. The purpose of this study is to
study relationship between positive and significant the environment and learning
motivation towards learning outcomes. This type of research was ex-post facto
correlation with 250 student. The sampling technique use probability sampling
techniques and obtained as many as 73 students as research samples. The results
showed a positive and significant relationship between the learning environment
and learning motivation towards the learning outcomes of grade V students of SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
Key words: learning outcomes, environments, motivation.
ABSTRAK
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS V SD NEGERI GUGUS MELATI
KOTA AGUNG PUSAT
Oleh
MELIZA YUSDASARI
Masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik yang masih rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan
antara lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Jenis
penelitian yaitu ex-postfacto korelasi dengan populasi berjumlah 250 peserta didik.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dan diperoleh
sebanyak 73 peserta didik sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukan
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar sekolah dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati
Kota Agung Pusat.
Kata kunci: hasil belajar, lingkungan, motivasi.
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI
GUGUS MELATI KOTA AGUNG PUSAT
Oleh
MELIZA YUSDASARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Meliza Yusdasari dilahirkan di Kota Agung,
Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus pada tanggal
28 Mei 1997. Peneliti merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak M. Yusuf dan Ibu Zaitun.
Peneliti menyelesaikan pendididkan formal sebagai berikut.
1. SD Negeri 2 Kuripan, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus lulus pada
tahun 2009.
2. SMP Negeri 1 Kota Agung, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus lulus
pada tahun 2012.
3. SMA Negeri 1 Kota Agung Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus lulus
pada tahun 2015.
Peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S-1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN pada tahun 2015.
Selama menjadi mahasiswa peneliti aktif dalam kegiatan eksternal kampus yang
berbasis kegiatan mahasiswa yaitu organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Pendidikan
(HIMAJIP).
MOTO
“Learn from the past, live for today and plan for tomorrow’’
(Albert Einstein)
“Bekerja keras dan bersikap baiklah, hal luar biasa akan
terjadi”
(Conan O’Brien)
PERSEMBAHAN
Bismillaahirohmaanirrohiim
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah Swt.
Sholawat dan salam ke hadirat Nabi Muhammad Saw.
Karya ini kupersembahkan kepada:
Ayahku M.Yusuf dan Ibuku Zaitun
Terima kasih atas segala untaian doa yang senantiasa dimohonkan kepada Illahi
untuk kesuksesanku, semoga menjadi tabungan terindah untuk kebahagian kita.
Andungku Khodijah dan Maksuku Sofiyati
Terima kasih telah mengajarkanku kekuatan dalam menjalani setiap langkah
kehidupan. Kalian adalah sosok yang sangat kukagumi, yang membesarkanku dan
menjagaku dengan tulus dan penuh kasih sayang.
Suamiku M. Ilham Hanapi dan Anakku Livia Clarissa Ilzandari serta Mamah
Mertuaku
Terimakasih telah memberiku doa dan semangat untuk terus bersabar dan berjuang.
Kalian adalah keluarga kecil terbaik sepanjang hidupku.
Keluarga besarku khodijah-Sukri
Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang telah kalian berikan kepadaku.
Almamaterku tercinta “Universitas Lampung”
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak
mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Karomani, M.Si., Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Koordinator Kampus B FKIP Universitas
Lampung, Pembimbing Akademik, dan dosen Pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, dukungan, saran, nasihat, dan bantuan selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan dengan bijaksana, serta memberikan nasihat
dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Dr. Suwarjo M.Pd., selaku Dosen Pembahas/Penguji yang telah
memberikan saran, dan masukan serta gagasan yang sangat bermanfaat untuk
penyempurnaan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Kampus B FKIP Universitas Lampung yang
telah memberi ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
9. Kepala sekolah SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD Negeri 3
Kuripan, SD Negeri 4 Kuripan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian dan banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu Pendidik kelas V SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD
Negeri 3 Kuripan, SD Negeri 4 Kuripan yang telah membantu dan memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas tersebut.
11. Peserta didik kelas V SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD Negeri 3
Kuripan, SD Negeri 4 Kuripan yang telah yang telah bekerja sama dalam
kelancaran penelitian skripsi ini.
12. Teman seperjuangan angkatan 2015 yang telah memberikan banyak pelajaran
hidup. Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman berharga yang tak
terlupakan.
13. Tim Pengopok, (Acil, Ecy, Nindy, Pau, Toful) terima kasih telah menjadi
keluarga keduaku selama merantau di Kota Metro.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun
peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan
pendidikan khususnya sekolah dasar.
Metro, 30 Januari 2020
Peneliti
Meliza Yusdasari
NPM 1513053173
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
G. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 10
II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ................................................ 11
a. Pengertian Belajar ......................................................................... 11
b. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 12
c. Hasil Belajar .................................................................................. 13
d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................................... 14
2. Pembelajaran Tematik ....................................................................... 15
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................................. 15
b. Tujuan Pembelajaran Tematik ...................................................... 17
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................................. 18
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ...................... 19
3. Lingkungan Belajar Sekolah .............................................................. 21
a. Pengertian Lingkungan ................................................................. 23
b. Macam-macam Lingkungan .......................................................... 24
c. Lingkungan Belajar Sekolah ......................................................... 24
4. Motivasi Belajar ................................................................................. 25
a. Pengertian Motivasi....................................................................... 25
b. Karekteristik Motivasi Belajar ...................................................... 26
c. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................... 27
d. Fungsi Belajar ............................................................................... 29
e. Prinsip Motivasi Belajar ................................................................ 31
f. Jenis-jenis Motivasi Belajar .......................................................... 32
vii
Halaman
g. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik .................. 33
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 35
C. Kerangka Pikir dan Paradigma .................................................................... 37
1. Kerangka Pikir .................................................................................... 37
2. Paradigma Penelitian .......................................................................... 41
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 42
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 43
B. Prosedur Penelitian............................................................................... 43
C. Setting Penelitian .................................................................................. 44
1. Subjek Penelitian ............................................................................. 44
2. Tempat Penelitian ............................................................................ 44
3. Waktu Penelitian ............................................................................. 45
D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 45
1. Populasi Penelitian .......................................................................... 45
2. Sampel Penelitian ............................................................................ 45
E. Variabel Penelitian ............................................................................... 47
F. Definisi Oprasional Variabel ............................................................... 48
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 49
1. Observasi ......................................................................................... 49
2. Kuesioner/Angket ............................................................................ 50
3. Studi Dokumentasi .......................................................................... 51
H. Uji Coba Instrumen .............................................................................. 51
I. Uji Prasyarat Instrumen........................................................................ 52
1. Uji Validitas Instrumen ................................................................... 54
2. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................ 56
3. Teknik analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................ 61
a. Uji Normalitas ............................................................................. 61
b. Uji Linearitas ............................................................................. 62
c. Uji Hipotesis ............................................................................... 63
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ....................................................................................... 66
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 74
C. Pembahasan .......................................................................................... 85
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 90
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................. 91
B. Saran ....................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94
LAMPIRAN .................................................................................................... 98
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil ulangan harian kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota
Agung Pusat tahun ajaran 2018/2019 ......................................................... 6
2. Data jumlah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota
Agung Pusat tahun ajaran 2018/2019 .......................................................... 45
3. Jumlah anggota sampel penelitian ............................................................... 47
4. Jumlah penilaian jawaban angket ................................................................ 50
5. Kisi-kisi kuesioner (angket) lingkungan belajar sekolah ............................ 53
6. Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar .............................................. 53
7. Kriteria interprestasi koefisian korelasi r .................................................... 54
8. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen angket lingkungan
belajar sekolah…………….…………….…………….……………. ......... 58
9. Hasil uji validitas dan reliabilitas intrumen angket motivasi
belajar ……………………………………………………………... .......... 59
10. Kriteria interprestasi koefisian korelas nilai r..……..………… ............... 64
11. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 1 Kuripan ....................................... 67
12. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 2 Kuripan ....................................... 69
13. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 3 Kuripan ....................................... 71
14. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 4 Kuripan ....................................... 72
15. Data variabel X dan Y…………………….……………………...... ........ 75
16. Distribusi frekuensi hasil belajar tematik ................................................. 76
17. Distribusi frekuensi lingkungan belajar sekolah ...................................... 78
ix
Halaman
18. Distribusi frekuensi motivasi belajar ....................................................... 79
19. Peringkat korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat ................... 84
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma penelitian .................................................................................... 41
2. Distribusi frekuensi variabel Y .................................................................... 77
3. Distribusi frekuensi variabel X1 .................................................................. 78
4. Distribusi frekuensi variabel X2 ................................................................... 80
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 1 Kuripan ............................. 99
2. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 2 Kuripan ............................. 100
3. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 3 Kuripan ............................. 101
4. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 4 Kuripan ............................. 102
5. Surat Izin Uji Instrumen ............................................................................ 103
6. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 1 Kuripan ........................................... 104
7. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 2 Kuripan ........................................... 105
8. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 3 Kuripan ........................................... 106
9. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 4 Kuripan ........................................... 107
10. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 108
11. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 109
12. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 110
13. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 111
14. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 1 Kuripan .. 112
15. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 2 Kuripan .. 113
16. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 3 Kuripan .. 114
17. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 4 Kuripan .. 115
18. Surat Pemberian Izin Uji Instrumen ........................................................ 116
19. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 1 Kuripan ....................... 117
20. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 2 Kuripan ....................... 118
21. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 3 Kuripan ....................... 119
22. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 4 Kuripan ....................... 120
23. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 1 Kuripan ............................. 121
24. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 2 Kuripan ............................. 122
xii
Halaman
25. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 3 Kuripan ............................. 123
26. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 4 Kuripan ............................. 124
25. Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Belajar ................................................. 125
26. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ....................................................... 126
27. Instrumen Pengumpulan Data Lingkungan Belajar Sekolah
dan Motivasi Belajar yang diajukan ........................................................ 127
28. Instrumen Pengumpulan Data Lingkungan Belajar Sekolah
dan Motivasi Belajar ................................................................................ 137
29. Perhitungan Uji Validitas Instrumen Lingkungan Belajar Sekolah
dan Motivasi Belajar ................................................................................ 143
30. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Lingkungan Belajar Sekolah
dan Motivasi Belajar ................................................................................ 147
31. Perhitungan Manual Uji Validitas Instrumen Lingkungan Belajar
Sekolah .................................................................................................... 156
32. Perhitungan Manual Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar .............. 164
33. Data Variabel X1 ..................................................................................... 169
34. Data Variabel X2 ..................................................................................... 173
35. Data Variabel Y ....................................................................................... 177
36. Perhitungan Uji Normamlitas X1, X2, Y ................................................ 179
37. Perhitungan Uji Linearitas X dan Y ........................................................ 189
38. Uji Hipotesis ............................................................................................ 199
39. Kesimpulan Kasil Penelitian .................................................................... 206
40. Tabel Nilai r Product Moment ................................................................. 223
41. Tabel Nilai Chi Kuadrat ........................................................................... 224
42. Tabel 0-Z Kurva Normal ......................................................................... 225
43. Tabel Distribusi F .................................................................................... 226
44. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............................................................ 227
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia, karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang
cerdas, terampil, kreatif, berbudi pekerti luhur dan memiliki ide cemerlang
sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Pendidikan
sering diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan sekitarnya.
Pendidikan mengacu pada perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor
yang berarti menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan
intelektual, kepribadian maupun keterampilan peserta didik. Hal inilah yang
menyebabkan pendidikan juga dipandang sebagai salah satu aspek yang
memiliki peranan pokok dalam mempersiapkan sekaligus membentuk
karakter bangsa. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab (1) Pasal (1) Ayat (1) menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2
Berdasarkan Undang-undang tersebut berarti pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting dalam pengembangan potensi peserta didik. Adanya
undang-undang tersebut, maka pendidikan harus tetap menjadi prioritas
utama bagi seluruh komponen bangsa. Sekolah sebagai institusi pendidikan
pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan anak didik menghadapi
kehidupan masa depan, dengan cara mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Usaha tersebut akan menjadi optimal jika sekolah sebagai pusat
belajar formal bagi peserta didik, mengembangkan proses pembelajaran
dengan baik beserta seluruh aspek yang mempengaruhinya seperti sarana dan
prasarana, situasi kondusif dan faktor-faktor lainnya.
Piaget (dalam Budiningsih, 2004: 38) berpendapat bahwa anak dalam usia 7-
11 tahun berada pada perkembangan kemampuan intelektual pada tingkat
konkret operasional. Peserta didik memandang dunia sebagai keseluruhan
yang utuh tidak terpisah-pisah. Hal ini sejalan dengan pembelajaran tematik
yang merupakan suatu proses untuk memadukan materi ajar dalam mata
pelajaran atau antarmata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak.
Menurut Slameto (2010: 64) faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi pendidik dengan peserta didik,
relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Menurut Dalyono (2009: 55) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu:
3
1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri:
a) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar.
b) Intelegensi dan bakat
Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam
bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.
c) Minat dan motivasi
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang
rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut
mempengaruhi keberhasilannya.
d) Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
2) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri:
a) Keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua,
rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam
rumah).
b) Sekolah (kualitas pendidik, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum
dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah,
keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib
sekolah, dan sebagainya).
c) Masyarakat dan lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan
rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa salah
satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
lingkungan sekolah. Selain itu relasi peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik dengan pendidik juga berpengaruh karena apabila peserta didik
menyukai pendidiknya maka peserta didiknya juga menyukai pelajarannya
sehingga menumbuhkan minat anak dalam pembelajaran.
Keberhasilan hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Djaali (2009: 98) faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya.
Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kesehatan,
4
intelegensi, minat, motivasi, dan cara belajar, sedangkan faktor yang berasal
dari luar diri peserta didik meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan sekitar.
Menurut Hamalik (2004: 195) lingkungan belajar di sekolah adalah kondisi
yang ada di dalam sekolah yang memiliki makna dan pengaruh tertentu pada
peserta didik. Menurut Khuluqo (2017: 41-44) menyatakan bahwa
lingkungan belajar di sekolah meliputi (1) lingkungan fisik sekolah seperti
sarana dan prasarana belajar, sumber belajar, dan media belajar; (2)
lingkungan sosial menyangkut hubungan peserta didik dengan teman-
temannya dan peserta didik dengan pendidiknya.
Uno (2013: 30) mengemukakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya yang meliputi: Adanya
hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar
dengan baik. Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik
yang belajar adalah motivasi. Sardiman (2016: 75) menjelaskan bahwa
motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah sehingga tujuan yang dikehendaki dapat
tercapai.
5
Motivasi inilah yang akan mendorong peserta didik untuk melakukan
kegiatan belajar, adapun peran dari motivasi adalah menumbuhkan gairah,
merasa senang, semangat, dan mempunyai banyak energi untuk belajar.
Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka akan belajar
dengan sungguh-sungguh, senang, dan semangat untuk mencapai tujuan
belajar yang tinggi. Peserta didik dengan motivasi belajar yang rendah, maka
akan belajar dengan perasaan malas dan tidak bersemangat, sehingga tujuan
belajar yang dicapai kurang maksimal, akan tetapi belum semua peserta didik
memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Hasil belajar yang rendah bukan hanya karena kemampuan peserta didik yang
kurang, tetapi karena kurangnya motivasi belajar. Sardiman (2016: 85)
mengemukakan bahwa seorang peserta didik yang memiliki intelegensi cukup
tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Setiap peserta didik memiliki
motivasi belajar yang berbeda, ada yang tinggi dan rendah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
motivasi belajar peserta didik harus selalu ditumbuhkan, karena kegagalan
dalam belajar tidak hanya disebabkan oleh peserta didik, tetapi mungkin dari
pendidik yang belum berhasil menumbuhkan motivasi pada peserta didik.
Pendidik dituntut mampu berperan sebagai motivator yang sangat berperan
penting dalam meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar
peserta didik. Selain itu, pendidik juga dituntut untuk lebih kreatif dalam
menyampaikan materi, misalnya dengan menggunakan metode pengajaran
yang beragam. Berdasarkan penelitian pendahuluan peneliti di SD Negeri
6
Gugus Melati Kota Agung Pusat pada semester ganjil, dari bulan Juli sampai
Oktober tahun pelajaran 2018/2019. Serta hasil belajar ulangan tematik
semester ganjil kelas V tahun pelajaran 2018/2019 masih ada beberapa
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan. Hal itu dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat Tahun Pelajaran 2018/2019.
NO Nama
Sekolah
Jumlah
Peserta
Didik
KKM Nilai Angka
Persentasi
Tuntas dan
Tidak
Tuntas
keterangan
1. SD Negeri
1 Kuripan 55 70
≥ 70 21 38,18% Tuntas
< 70 34 61,82% Belum Tuntas
2. SD Negeri
2 Kuripan 62 70
≥ 70 22 35,48% Tuntas
< 70 40 64,52% Belum Tuntas
3. SD Negeri
3 Kuripan 68 70
≥ 70 26 38,23% Tuntas
< 70 42 61,77% Belum Tuntas
4. SD Negeri
4 Kuripan 65 70
≥ 70 21 32,30% Tuntas
< 70 44 67,70% Belum Tuntas
Jumlah Peserta
Didik 250
90
peserta
didik
36% Tuntas
160
peserta
didik
64% Belum Tuntas
Sumber: Dokumentasi pendidik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung
Pusat.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan peserta
didik yaitu 250 peserta didik. Peserta didik memperoleh nilai diatas kriteria
ketuntasan minimal (KKM) Sebanyak 90 peserta didik sebesar 36 persentasi
peserta didik yang tuntas, sedangkan 64 atau sebanyak 160 peserta didik yang
belum tuntas pada pembelajaran tematik. Berdasarkan uraian di atas, maka
7
peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian korelasi dengan judul
“Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Lingkungan belajar di sekolah yang kurang baik.
2. Kurangnya motivasi belajar peserta didik.
3. Masih ada beberapa peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
4. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran
5. Terdapat peserta didik yang tidak bersungguh-sungguh dalam belajar.
6. Hasil belajar peserta didik masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu
adanya batasan masalah agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok
permasalahan. Peneliti memberi batasan yaitu hasil belajar tematik Y),
lingkungan belajar sekolah ( ), motivasi belajar ( ).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan
sebelumnya, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar sekolah terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri
Gugus Melati Kota Agung Pusat?
8
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik
kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat?
4. Apakah terdapat hubungan hubungan yang positif dan signifikan antara
lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama
terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota
Agung Pusat?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar sekolah terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri
Gugus Melati Kota Agung Pusat.
2. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat.
3. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar sekolah dan motivasi belajar belajar peserta didik kelas V SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
4. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil
belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
9
F. Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan proses penelitian, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi:
1. Peserta didik
Membantu peserta didik dalam memahami dan menguasai lingkungan
belajar di sekolah dan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar
tematik peserta didik.
2. Pendidik
Memberikan informasi kepada pendidik untuk meningkatkan lingkungan
belajar di sekolah dan motivasi belajar peserta didik, sehingga hasil
belajar tematik peserta didik dapat meningkat.
3. Kepala Sekolah
Dapat menjadi acuan untuk mengoptimalkan lingkungan belajar di
sekolah untuk pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran di SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
4. Peneliti dan Peneliti Lanjutan
Penelitian ini mengkaji hubungan lingkungan belajar sekolah dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar. Oleh karena itu bagi peneliti
lanjutan untuk mengkaji hasil belajar dengan variabel lainya.
10
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah ex-postfacto korelasi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat dengan jumlah 250 peserta didik.
3. Objek Penelitian
Objek dpenelitan ini adalah lingkungan belajar di sekolah dan motivasi
belajar serta hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati
Kota Agung Pusat.
4. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat
yang berada di jalan Samudra, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten
Tanggamus, Provinsi Lampung.
5. Waktu Penelitian
Waktu penelitan ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Oktober pada semester
ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
11
II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai positif sebagai
suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Slameto
(2015: 2) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Khuluqo (2017: 1) belajar adalah suatu aktivitas dimana terdapat
sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi
mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Susanto (2013: 4) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan
baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
12
perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun
dalam bertindak.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan secara keseluruhan. Baik perubahan
secara kognitif, kecakapan atau tingkah laku, dan perubahan itu terjadi
karena pengalaman, latihan, dan interaksi dengan lingkungannya. Hal
tersebut terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak
mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai
hasil yang optimal.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan
pendidik atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Khuluqo
(2017: 52) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah segala upaya
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta
didik. Karwono dan Mularsih (2012: 21) menjelaskan bahwa
pembelajaran sebagai perangkat acara peristiwa eksternal yang
dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar, yang
sifatnya internal.
Komalasari (2011: 3) pembelajaran adalah suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan pembelajaran secara sistematis agar subjek didik
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Thobroni (2015: 17)
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku
13
yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pendidik maupun
faktor eksternal lainnya. Pembelajaran yang terancang dengan baik
akan mendukung terjadinya proses belajar pada diri peserta didik,
sehingga peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya
c. Hasil Belajar
Bentuk nyata yang dapat dilihat dan dirasakan dari kegiatan belajar
adalah hasil belajar. Susanto (2013: 5) hasil belajar adalah perubahan
perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik yang menyangkut
aspek kognitif, apektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar.
Dimyati dan Mudjiono (2013: 5) menjelaskan hasil belajar adalah
hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah
diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang
diperoleh peserta didik menjadi acuan untuk melihat penguasaan
peserta didik dalam menerima materi pelajaran.
Bloom dalam Sudjana (2009: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar
terbagi menjadi tiga ranah yaitu:
1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, reaksi, Penelitian, organisasi, dan internalisasi.
14
3) Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik,
yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
hasil belajar adalah bentuk nyata setelah peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan nilai
ulangan harian tematik peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati
Kota Agung Pusat tahun 2018/2019
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Slameto (2015: 54) berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada di
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang ada di luar individu. Caroll dalam Sudjana (2009:
40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik
dipengaruhi oleh lima faktor yaitu; bakat belajar, waktu yang tersedia
untuk belajar, waktu yang diperlukan peserta didik untuk menjelaskan
pelajaran, kualitas pengajaran, dan kemampuan individu.
Dalyono (2009: 55) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan
pencapaian hasil belajar yaitu:
1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri,
seperti kesehatan, interegensi, bakat, minat, motivasi, dan
cara belajar.
15
2) Faktor-faktor lingkungan meliputi;
a. Keluarga, seperti pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan orang tua, perhatian orang tua, dan keadaan
rumah.
b. Sekolah, berupa kualitas pendidik, metode mengajar,
kurikulum, fasilitas di sekolah, jumlah peserta didik per
kelas, dan pelaksanaan tata tertib sekolah.
c. Masyarakat, misalnya pendidikan masyarakat dan moral
sekitar.
d. Lingkungan sekitar misalnya bangunan rumah, suasana
sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, faktor yang
mempengaruhi pada peserta didik itu sendiri bisa faktor internal
maupun faktor eksternal. Contoh dari faktor internal seperti kesehatan,
bakat, minat dan lain-lain, sedangkan yang berdasarkan faktor
eksternal atau lingkungan seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingungan sekitar.
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang
menggabungkan beberapa materi pelajaran dan menyajikannya ke
dalam sebuah tema atau topik. Suryosubroto (2009: 133) menyatakan
bahwa pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan
pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran
dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Mamik dalam
Suryosubroto (2009: 133) mengemukakan bahwa pembelajaran
tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,
16
keterampilan, nilai atau sikap pembelajar, serta pemikiran yang kreatif
dengan menggunakan tema. pembelajaran tematik dilakukan untuk
mengupayakan suatu perbaikan kualitas pendidikan.
Trianto (dalam Hardiyanto, 2014: 32) menjelaskan bahwa
pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran,
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik.
Melalui pembelajaran tematik, peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah
dipelajarinya, dengan demikian peserta didik terlatih untuk
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara
menyeluruh (holistik), bermakna, autentik, dan aktif.
Rusman (2011: 254) menjelaskan pembelajaran tematik adalah salah
satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara
individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
megintegrasikan aspek pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap,
serta pemikiran dalam sebuah materi pelajaran menggunakan tema
atau topik. Melalui pembelajaran tematik, peserta didik dapat
17
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang
telah dipelajarinya.
b. Tujuan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa tujuan, diantaranya Trianto
(2011: 52) menyatakan tujuan pembelajaran tematik yaitu:
1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara
bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi.
3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan
nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti
bekerjasama, tolerasi, komunikasi, serta menghargai
pendapat orang lain.
Kemendikbud (2013: 193) menyatakan tujuan tematik sebagai berikut.
1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu.
2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam dan berkesan.
4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi peserta didik.
5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis
sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.
6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.
7) Pendidik dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran
yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus
dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan
atau pengayaan.
8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh
kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi
pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
18
Beberapa tujuan pembelajaran tematik menurut Majid (2014: 83)
yaitu:
1) Memusatkan perhatian peserta didik dengan mudah pada satu
tema atau materi yang jelas.
2) Mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata
pelajaran dalam tema yang sama dengan kata lain mengaitkan
tema pelajaran satu dengan yang lain yang mempunyai
keterkaitan.
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan; biasa disebut dengan pembelajaran bermakna.
4) Memudahkan pendidik dalam mempersiapkan dan menyajikan
bahan ajar yang efektif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran tematik adalah memusatkan perhatian peserta
didik, memudahkan peserta didik dalam memahami materi,
mengembangkan berbagai keterampilan peserta didik, menghemat
waktu pendidik, serta memudahkan pendidik dalam mempersiapkan
bahan ajar yang efektif. Serta pemahaman terhadap materi pelajaran
lebih mendalam, berkesan dan bermakna.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki
beberapa karakteristik Majid (2014: 89) mengemukakan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut:
1) Berpusat pada peserta didik.
2) Memberikan pengalaman langsung.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
5) Bersifat fleksibel.
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain
19
Karakteristik pembelajaran tematik, menurut Tim Pengembang PGSD
dalam Dismawan (2014: 19) yaitu sebagai berikut.
1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat
perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji
dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak- kotak.
2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai
macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam
jalinan antar skemata yang dimiliki oleh peserta didik,
3) Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan peserta
didik memahami secara langsung konsep dan prinsip
4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan
berdasar pada pendekatan diskoveri inkuiri, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik yaitu (1) pembelajaran berpusat
pada peserta didik; (2) memberikan peserta didik pengalaman
langsung; (3) pembelajaran yang terpadu; (4) bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik juga memungkinkan peserta didik memahami
konsep dan prinsip yang ingin dipelajari; (5) belajar sambil bermain.
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,
Khasanah dalam Suryosubroto (2009: 10) menyebutkan kelebihan
pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut.
1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan
peserta didik
2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik
3) Hasil belajar akan bertambah lebih lama karena lebih
berkesan dan bermakna
4) Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
20
Majid (2014: 92) menyebutkan kelebihan pembelajaran tematik yaitu:
1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan
peserta didik
2) Memberi pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
peserta didik
3) Hasil belajar dapat bertahan lebih lama karena lebih
berkesan dan bermakna.
4) Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai
dengan persoalan yang dihadapi.
5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan
persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain kelebihan tersebut pembelajaran tematik juga memiliki beberapa
kekurangan serta keterbatasan terutama dalam pelaksanaannya. Puskur,
blitbang diknas dalam Majid (2014: 93) beberapa aspek keterbatasan
pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut.
1) Aspek pendidik
Pendidik harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang
tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
2) Aspek peserta didik
Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta
didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik
maupun kreativitasnya.
3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajarn terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber
informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga
fasilitas internet.
4) Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pemcapaian
ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada pencapaian target
pencapaian materi).
5) Aspek penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang
menyeluruh (komprehensif).
21
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran tematik memiliki banyak sekali kelebihan diantaranya
menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta
didik, pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik hasil belajar akan
bertambah lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna,
menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Sedangkan kekurangan pembelajaran tematik banyak ditemui dalam
pelaksanaannya seperti sumber dan media belajar yang belum
memadai, kekurangannya wawasan, keterampilan serta kemampuan
pendidik dalam menerapkan pembelajaran tematik dan peserta didik
dituntut aktif serta memiliki kemampuan akademik dan kreatifitas
yang tinggi.
3. Lingkungan Belajar di Sekolah
Lingkungan merupakan suatu tempat dimana terjadi proses interaksi antara
manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Lingkungan merupakan
tempat seseorang berinteraksi baik dengan orang di sekitarnya maupun
dengan alam. Menurut Karwono dan Mularsih (2010: 22) lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu. Munib (2004: 76)
menyatakan, secara umum lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perilaku
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
22
Menurut Suryabrata (2009: 233) lingkungan adalah segala sesuatu yang
berada di luar individu dimana dalam keseluruhan tingkah lakunya
individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya, baik disadari
maupun tidak disadari, langsung maupun tidak langsung. Uraian tersebut
menunjukkan bahwa lingkungan belajar adalah suatu tempat atau keadaan
yang mempengaruhi perubahan tingkah laku manusia. Perubahan yang
diakibatkan lingkungan merupakan aktivitas antara manusia dan
lingkungannya. sehingga terjadi proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak
mengerti menjadi mengerti. Semakin kuat pengaruh lingkungan tersebut,
maka perubahan yang terjadi pada subjek belajar akan semakin tinggi.
Menurut Hamalik (2004: 195) lingkungan belajar di sekolah adalah
kondisi yang ada di dalam sekolah yang memiliki makna dan pengaruh
tertentu pada peserta didik. Menurut Khuluqo (2017: 41 - 44) menyatakan
bahwa lingkungan belajar di sekolah meliputi:
1) Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar,
sumber belajar, dan media belajar
2) Lingkungan sosial menyangkut hubungan peserta didik dengan
teman-temannya dan peserta didik dengan pendidiknya.
Walgito (2004: 155) mengemukakan apabila berbicara tentang lingkungan
belajar di sekolah, maka akan membahas masalah yang berhubungan
dengan tempat, alat-alat belajar, suasana, waktu, dan pergaulan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
lingkungan belajar di sekolah adalah suatu keadaan atau kondisi yang
dapat mendukung perubahan tingkah laku dalam diri seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar. Kondisi lingkungan sekolah dan hubungan
23
antara pendidik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta
didik yang baik akan menciptakan kenyamanan bagi peserta didik dalam
belajar sehingga akan lebih mudah untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Indikator yang Peneliti gunakan dari lingkungan belajar di
sekolah adalah tempat belajar, alat-alat belajar, suasana,waktu, dan
pergaulan di sekolah.
a. Pengertian Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat seseorang berinteraksi baik dengan
orang disekitarnya maupun dengan alam. Rohani (2010: 22)
lingkungan adalah “segala sesuatu yang ada diluar diri individu”.
Menurut Supardi (2003:2) menyatakan lingkungan adalah “jumlah
semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam
ruang yang kita tempati”. Sedangkan menurut Fuad (2008: 16).
Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada
diluar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata
seperti tumbuhan, orang keadaan, politik, sosial-ekonomi,
binatang, kebudayaan, kepercayaan dan upaya lain yang
dilakukan manusia yang termasuk didalamnya pendidikan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti sependapat dengan
teori Fuad karena lingkungan merupakan semua kondisi-kondisi
dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi
kelangsungan prilaku yang berada di luar diri anak dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya yang berupa nyata.
24
b. Macam-macam Lingkungan
Usaha mengembangkan lingkungan dapat ditempuh dengan cara
menggolongkan lingkungan tersebut. Macam-macam lingkungan
menurut Suhartono (2009: 89) menyatakan bahwa lingkungan
pendidikan digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Lingkungan keluarga, disebutkan juga lingkungan pertama.
2) Lingkungan sekolah, disebutkan lingkungan kedua.
3) Lingkungan masyarakat, disebutkan lingkungan ketiga.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa macam-macam lingkungan meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
c. Lingkungan Belajar Sekolah
Lingkungan belajar di sekolah adalah tempat dimana kegiatan belajar
berlangsung. Hasbullah (2011: 52) mendefinisikan lingkungan
belajar adalah “sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat
dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan,
buku-buku, alat peraga, dan lain- lain)”. Sedangkan menurut Rohani
(2010: 148) menyatakan bahwa:
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting
terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar peserta didik
dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan
pengajaran.
25
Lebih lanjut Sukmadinata (2009: 5) menyatakan bahwa lingkungan
belajar di sekolah meliputi:
1. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana
belajar, sumber-sumber belajar, dan media belajar.
2. Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan
teman- temannya dan siswa dengan pendidik-pendidiknya.
3. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan berbagai
kegiatan kurikuler.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa terdapat tiga jenis lingkungan belajar di sekolah yaitu
lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan akademis yang
melibatkan peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana, sumber-
sumber, media belajar, hingga susana belajar di sekolah. Berbagai
hal tersebut berpengaruh terhadap kegiatan belajar serta prestasi
belajar yang di peroleh peserta didik, namun dalam penelitian ini
akan difokuskan pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi.
Santrock (dalam Mardianto, 2012: 186) menjelaskan motivasi adalah
proses yang member semangat, arah, dan kegigihan prilaku, yang
artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,
terarah dan bertahan lama. Suryabrata dalam Djaali (2009: 101)
menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
26
guna pencapaian suatu tujuan. Sardiman (2016: 73) berpendapat
motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk bisa
melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan
yang sudah direncanakan. Motivasi ini termasuk dalam alat jiwa yang
di gunakan untuk bertindak sebagai alat gerak atau daya dorong untuk
melalakukan aktivitas tertentu guna tercapainya suatu tujuan.
b. Karakteristik Motivasi Belajar
Ada beberapa ciri peserta didik yang mempunyai motivasi belajar yang
tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas.
Sebagaimana dikemukakan oleh Brown (2011: 28) sebagai berikut.
1) Tertarik kepada peserta didik.
2) Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
3) Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya terutama kepada peserta didik.
4) Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
5) Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.
6) Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
7) Selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Sardiman (2016: 93) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang
ada pada diri seseorang sebagai berikut.
1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara
terus menerus dalam waktu yang lama.
27
2) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak
cepat puas atas prestasi yang diperoleh.
3) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada
orang lain.
4) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya.
6) Tidak mudah melepaskan apa yang di yakini, senang
mencari, dan memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
dorongan pemeberian motivasi di dalam proses belajar agar peserta
didik dengan mudah memiliki keantusiasan belajar. Motivasi belajar
menjadikan peserta didik lebih aktif dan mudah mencapai tujuan
pembelajaran. Perlunya upaya yang harus dilakukan oleh seseorang
pendidik dalam menimbulkan motivasi belajar peserta didik.
c. Pengertian Motivasi Belajar
Uno (2013: 23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada peserta didik. Peserta didik yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, dengan indikator atau unsur yang
mendukung. Sardiman (2016: 75) menjelaskan bahwa motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri peserta didik yang
menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan belajar sehingga
tujuan yang oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Koeswara dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: 80) mengartikan
motivasi belajar sebagai kekuatan mental yang mendorong terjadinya
belajar. Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, perhatian,
kemauan atau cita-cita. Adanya keinginan atau cita-cita, maka peserta
28
didik akan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
Peserta didik akan memperhatikan penjelasan dari pendidik dan ikut
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan
faktor kunci dalam pembelajaran dan prestasi peserta didik di semua
jenjang sekolah.
Uno (2013: 23) menyebutkan indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
Jika pada ujian peserta didik tidak dapat menjawab maka
akan muncul motif untuk mencontek karena ingin
mempertahankan diriya, agar tidak dimarahi oleh orang tua
karena memperoleh nilai yang buruk. Motif tersebut mungkin
berasal dari dorongan mempertahankan diri yaitu motif yang
menyebabkan malu karena tidak dapat memperoleh nilai
yang baik atau takut dimarahi orang tua karena memperoleh
nilai yang jelek.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya
yang mendorong seseorang untuk belajar.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar instrinsik
maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
4) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Jika seseorang menghadapi tantangan dan peserta didik
merasa yakin dirinya mampu, maka biasanya orang tersebut
akan mencoba melakukan kegiatan tersebut.
5) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Selama perkembangannya individu selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Peserta didik selalu berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Keiginan untuk
menyesuaikan diri sesungguhnya berpangkal pada dorongan,
kebutuhan, motif asli atau motif yang menimbulkan perbuatan
makan untuk hidup bersama dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
Motivasi belajar adalah daya dorongan internal maupun eksternal
29
yang memberikan arah pada seorang peserta didik untuk melakukan
suatu perubahan dalam belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor
untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan indikator (1)
adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan
kebutuhan dalambelajar, dan (3) adanya harapan dan cita–cita di masa
depan, (4) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (5) adanya
lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang
peserta didik dapat belajar dengan baik.
d. Fungsi Motivasi Belajar
Proses belajar motivasi sangatlah diperlukan sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin dapat
melakukan aktivitas belajar. Motivasi sangat penting bagi peserta didik
dalam proses pencapain tujuan belajar yang diharapkan.
Sardiman (2016: 85) menjelaskan fungsi-fungsi motivasi, yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan yang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Djamarah (2011: 157) mengungkapkan fungsi-fungsi motivasi
diantaranya adalah sebagai berikut.
30
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan.
Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya peserta didik ambil
dalam rangka belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan.
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak
didik ini merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung yang
kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang
diabaikan.
Fungsi motivasi menurut Hamalik (2015: 108) adalah:
1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya
belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
fungsi motivasi dalam kegiatan belajar adalah sebagai pendorong,
penggerak, penyeleksi perbuatan, mengarahkan kegiatan belajar,
memberikan semangat serta menyadarkan tentang adanya proses
belajar yang berkesinambungan guna tercapainya tujuan belajar.
Motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik,
apabila tingkat motivasi belajar peserta didik tinggi, maka akan
berdampak pada hasil belajar yang maksimal. Namun sebaliknya
apabila motivasi peserta didik rendah, maka hasil belajar peserta didik
juga kurang maksimal.
31
e. Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi memiliki beberapa prinsip. Djamarah (2011: 153)
menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip motivasi belajar yaitu.
1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong
aktivitas belajar.
2) Seseorang akan melakukan aktivitas belajar karena ada
yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggerak
yang mendorong seseorang untuk belajar. Apabila
seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka peserta
didik akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu
tertentu. Motivasi dikatakan sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar seseorang.
3) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik
dalam belajar.
4) Peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik akan
memiliki semangat belajar yang kuat.
5) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
6) Memuji berarti memberikan penghargaan. Dengan pujian
akan memberikan semangat kepada anak untuk
meningkatkan hasil belajarnya, Sedangkan hukuman
diberikan dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku
negatif kepada anak.
7) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam
belajar.
Donald dalam Sardiman (2016: 74), berpendapat bahwa ada tiga
elemen penting dalam prinsip motivasi yaitu:
1) Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi
pada diri setiap individu, karena motivasi menyangkut
perubahan energi manusia maka penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ feeling, afeksi
seseorang. Motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku
manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. motivasi
muncul dari dalam diri seseorang, namun kemunculannya
karena terangsang oleh adanya unsur lain, dalam hal ini
adalah tujuan.
32
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
motivasi belajar memiliki prinsip motivasi yang penting dalam
kegiatan pembelajaran. Agar prinsip motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi tidak hanya sekedar diingat saja, namun perlu
diterapkan dalam setiap proses pembelajaran. Menerapkan prinsip-
prinsip yang ada dapat membuat peserta didik makin dapat termotivasi
pada proses pembelajaran.
f. Jenis-jenis Motivasi dalam Belajar
Motivasi yang dimiliki siswa biasanya lebih dari satu faktor, ada
peserta didik yang termotivasi belajar untuk mendapatkan prestasi
yang baik maupun penghargaan dari pendidik pada proses belajar.
Menurut Sardiman (2016: 89) motivasi belajar terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
1) Motivasi instrinsik adalah motivasi secara alamiah atau
murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud
adanya kesadaran diri sendiri. Motivasi yang ada pada diri
setiap orang memiliki ciri-ciri yaitu:
a. Tekun menghadapi tugas.
b. Ulet menghadapi kesulitan.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah.
d. Lebih senang bekerja sendiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang telah
diyakininya.
h. Senang memecahkan masalah secara mandiri.
2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar dari diri
peserta didik. Contohnya keluarga, fasilitas, jadwal,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
33
Dalyono (2009: 57) membagi motivasi belajar menjadi dua macam yaitu :
1) Motivasi intrinsik yaitu dorongan yang datang dari hati,
umumnya karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian
dengan bidang yang dipelajari.
2) Motivasi ekstrinsik yaitu dorongan yang datang dari luar diri
(lingkungan), misalnya dari orang tua, pendidik, teman-
teman dan anggota masyarakat.
Syah (2010: 153) menjelaskan bahwa ada perkembangannya, motivasi
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Motivasi internal adalah perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk
kehidupan masa depan peserta didik yang bersangkutan.
2) Motivasi eksternal adalah hal atau keadaan yang datang dari
luar individu yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
jenis motivasi belajar terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik
keduanya sangat diperlukan peserta didik dalam kegiatan belajarnya.
Pendidik dan orang tua sangat berperan penting untuk turut serta
menumbuhkan dan menjaga motivasi peserta didik dalam belajar
dengan memberikan dorongan yang postif bagi peserta didik.
g. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik
Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan siswa
dalam belajar. Ada beberapa cara dalam membangkitkan motivasi
belajar peserta didik. Menurut Sardiman (2016: 92), yaitu:
1) Memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol nilai dari
kegiatan belajar peserta didik selama disekolah. Angka yang
baik merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik.
2) Memberi Hadiah. Contoh pemberian hadiah pada akhir
semester kepada peserta didik yang mendapat nilai tertinggi.
3) Saingan atau kompetisi. Digunakan sebagai alat motivasi untuk
saling mendorong belajar peserta didik.
34
4) Ego-involvement. Seseorang akan berusaha dengan segenap
tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga
harga dirinya.
5) Memberi ulangan. Para peserta didikakan menjadi giat belajar
jika mengetahui akan ada ulangan, sehingga peserta didik akan
belajar.
6) Mengetahui hasil. Mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau
terjadi kemajuan, akan mendorong peserta didik untuk lebih
giat belajar.
7) Pujian. Apabila ada peserta didik yang sukses berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, maka diberikan pujian.
8) Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi
jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9) Hasrat untuk belajar. unsur kesengajaan, yaitu maksud untuk
belajar.
Menurut Djamarah (2011: 148) dalam usaha untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik ada beberapa cara yaitu:
1) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk dapat
belajar dengan baik.
2) Menjelaskan secara konkret kepada peserta didik apa yang
dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai peserta
didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi
yang lebih baik dikemudian hari.
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
5) Membantu kesulitan belajar yang baik.
6) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual
maupun kelompok.
7) Menggunakan metode yang bervariasi yang dapat
memotivasi peserta didik.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan terdapat cara
yang dapat digunakan pendidik untuk menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik. Para pendidik dan orang tua harus mampu dalam
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik guna
mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi belajar yang digunakan
dalam penelitian ini adalah motivasi intrinsik yaitu dorongan yang berasal
35
dari dalam diri peserta didik yang memberikan arah dan semangat pada
kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Penelitian yang Relevan
1. Azhari Teuku, dan Dauyah Ema (2018)
Penelitian yang berjudul “learning motivation of peripheral
university students and its relation with their english grades”.
Persamaan antara penelitian Azhari Teuku and Dauyah Ema dengan
penelitian yang peneliti laksanakan yaitu pengaruh motivasi internal dan
eksternal dengan hasil belajar. Jurnal menunjukan bahwa tidak ada
hubungan antara motivasi internal dan ekstenal dengan nilai siswa.
Perbedaannya di dalam jurnal pembahas tidak hanya membahas tentang
motivasi saja, melainkan perbedaan jenis kelamin tidak menunjukan
hubungan yang signifikan antara motivasi dan nilai. Jurnal juga
membedakan pandangan peserta didik perempuan dengan laki-laki
terhadap kemampuan menerima motivasi terhadap hasil belajarnya.
Mengingat pesamaan dan perbedaan yang telah diuraikan maka
penelitian Azhari Teuku and Dauyah Ema dapat menjadi acuan dalam
penelitian yang akan peneliti laksanakan. Sampel peneliti menggunakan
Learning Motivation of Peripheral Students English Grades
tahun 2018 sedangkan peneliti menggunakan kelas V SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat tahun pelajaran
2018/2019.
36
2. Nugroho (2015)
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi
Belajar Peserta didik Kelas V SD Muhammadiyah Sapen Tahun
Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan penelitianya menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan belajar belajar
terhadap prestasi belajar. Persamaan antara penelitian Nugroho dengan
Penelitian yang Peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu
lingkungan belajar. Persamaan antara penelitian Nugroho dengan
Penelitian yang Peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu
lingkungan belajar. Perbedaannya terletak pada variabel terikat, Peneliti
menggunakan hasil belajar, tempat penelitiannya di SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat, subjek penelitiannya peserta didik kelas V SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat, dan waktu pelaksanaannya pada
semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Adapun Nugroho
menggunakan prestasi belajar, tempat penelitiannya di SD
Muhammadiyah Sapen, subjek penelitiannya peserta didik kelas V SD
Muhammadiyah Sapen, dan waktu penelitiannya pada semester ganjil
tahun akademik 2015/2016. Mengingat persamaan dan perbedaan yang
telah diuraikan di atas, maka penelitian Nugroho dapat menjadi acuan
dalam Penelitian yang Peneliti laksanakan.
3. Firdantia (2016)
Penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Belajar IPS dan PKn Peserta didik Kelas V SD Negeri 1 Ungaran Tahun
Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan penelitiannya terdapat hubungan
37
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
dan PKn peserta didik kelas V semester 1 SD Negeri 1 Ungaran tahun
pelajaran 2015/2016. Persamaan antara penelitian Firdantia dengan
Penelitian yang Peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu
motivasi belajar. Perbedaannya terletak pada variabel terikat, Peneliti
menggunakan hasil belajar, tempat penelitiannya di SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat, subjek penelitiannya peserta didik kelas V SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat, dan waktu pelaksanaannya pada
semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Adapun Penelitian Firdantia
menggunakan prestasi belajar, tempat Penelitiannya di SD Negeri 1
Ungaran, dan waktu pelaksanaannya pada tahun pelajaran 2015/2016.
Mengingat persamaan dan perbedaan yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian Firdantia dapat menjadi acuan dalam Penelitian yang Peneliti
laksanakan.
C. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian
1. Kerangka Pikir
Kerangka pikir digunakan untuk membantu Peneliti dalam memusatkan
Penelitiannya serta untuk memahami hubungan antar variabel tertentu
yang dipilih Peneliti. Kerangka pikir menurut Sekaran dalam Sugiyono
(2010: 91) merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Intinya kerangka pikir memudahkan Peneliti
untuk mengidentifikasi hubungan antara kedua variabel.
38
Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antar variabel yang akan diteliti, sehingga perlu dijelaskan hubungan
antar variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam Penelitian
ini adalah lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar, sedangkan
variabel terikatnya adalah hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut, Peneliti
akan menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam Penelitian ini
a. Hubungan antara Lingkungan Belajar di Sekolah dengan Hasil
Belajar Tematik Peserta didik.
Lingkungan belajar di sekolah merupakan tempat belajar bagi peserta
didik dan teman-temannya untuk menerima ilmu pengetahuan dari
pendidiknya dengan tujuan agar menjadi warga negara yang cerdas,
terampil dan mempunyai tingkah laku yang baik. Lingkungan belajar di
sekolah meliputi keadaan sarana dan prasarana, sumber belajar media
belajar, hubungan peserta didik dengan temannya, peserta didik dengan
pendidik. Fasilitas-fasilitas sekolah memegang peranan penting bagi
keberhasilan belajar peserta didiknya. Sebagai lembaga pendidikan
formal, sekolah harus mampu mendukung kegiatan belajar mengajar
dengan baik. Lingkungan sekolah yang baik akan menyebabkan peserta
didik dapat belajar dengan lebih optimal sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak,
baik oleh peserta didik maupun pendidik. Penelitian ini akan
memfokuskan pada hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat.
39
b. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
Tematik Peserta didik.
Pendidik sebagai seorang pendidik yang pasti mengharapkan
keberhasilan dalam proses pembelajaran, terutama keberhasilan
peserta didik dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Akan tetapi pada kenyataannya, keinginan tersebut belum dapat
tercapai karena banyak faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari
dalam diri peserta didik maupun luar diri peserta didik. Faktor yang
berasal dari dalam diri peserta didik yaitu motivasi belajar.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri
peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi
adalah pendorong bagi setiap peserta didik dalam melakukan
aktivitas atau kebiasaan-kebiasaan belajarnya. Motivasi belajar yang
tinggi akan memberi dukungan yang positif terhadap pencapaian
prestasi belajar. Semangat belajar yang tinggi akan membuat peserta
didik secara mandiri dapat mencari sumber belajar sebanyak-
banyaknya.
c. Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar Peserta
Didik.
Lingkungan belajar adalah suatu tempat atau keadaan yang
mempengaruhi perubahan tingkah laku manusia. Perubahan yang
40
diakibatkan lingkungan merupakan aktivitas antara manusia dan
lingkungannya. sehingga terjadi proses dari tidak tahu menjadi tahu,
tidak mengerti menjadi mengerti. Semakin kuat pengaruh
lingkungan tersebut, maka perubahan yang terjadi pada subjek
belajar akan semakin tinggi. Lingkungan belajar sekolah yang baik
sangat penting dan berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika
lingkungan sekolah baik maka motivasi belajarnya pun akan tinggi.
Ketika motivasi belajar peserta didik tinggi akan mudah untuk
melibatkan diri dan aktif untuk mengikuti pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu, jika lingkungan belajar sekolah baik, maka akan
semakin tinggi pula motivasi belajar pesserta didik.
d. Hubungan antara Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar
Secara Bersama-sama dengan Hasil Belajar Tematik Peserta didik
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus mampu
mendukung kegiatan belajar mengajar dengan baik. Lingkungan
belajar di sekolah yang mendukung akan menyebabkan peserta didik
dapat belajar dengan lebih optimal sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak,
baik oleh peserta didik maupun pendidik.
Motivasi belajar merupakan unsur yang penting sebagai daya
penggerak peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada
kegitan belajar sehingga tujuan yang di kehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai. Motivasi peserta didik yang tinggi akan
41
mendukung peserta didik untuk belajar dengan baik. Apabila peserta
didik belajar dengan sungguh-sungguh tentunya hal ini akan
memberikan dampak yang positif bagi peserta didik untuk
berprestasi di sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian
ini adalah, “Jika lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar
peserta didik baik maka akan berpengaruh pada baiknya hasil belajar
peserta didik. Begitu pula jika lingkungan belajar di sekolah dan
motivasi belajar peserta didik kurang baik maka akan berpengaruh
pada hasil belajar peserta didik yang kurang baik juga”
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah suatu gambaran dalam pola dari hubungan
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Berdasarkan
penjabaran dan kerangka pikir di atas, maka paradigma penelitian ini
sebagai berikut.
Gambar 1. Paradigma penelitian sumber: Sugiyono (2017: 68)
𝑟𝑥1𝑥2𝑦
= 𝜋
𝑟𝑥2𝑦
𝜋
𝑟𝑥1𝑦
X1
Y
X2
𝑟𝑥1𝑥2
42
Keterangan:
X1 = Variabel bebas pertama (persepsi peserta didik atas kemampuan
komunikasi Pendidik)
X2 = Variabel bebas kedua (motivasi belajar)
Y = Variabel terikat (hasil belajar tematik)
→ = Hubungan
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di
atas, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara
lingkungan belajar sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara
motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri
Gugus Melati Kota Agung Pusat.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara
lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar peserta didik kelas V SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara
lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama
dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota
Agung Pusat.
43
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif.Metode penelitian yang digunakan adalah ex-postfacto korelasi.
Sugiyono (2017: 7) menjelaskan penelitian ex-postfacto adalah penelitian
yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
meruntut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Arikunto (2013:4) menjelaskan penelitian
korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan peneliti
untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang
sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel lingkungan belajar sekolah (X1) dan motivasi belajar (X2) dengan
variabel hasil belajar matematika (Y).
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam penelitian.Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memilih subjek penelitian yaitu peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat. Subjek uji coba instrumen angket yaitu 73
44
orang peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat
yang tidak termasuk dalam sampel penelitian
2. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpulan data berupa angket.
3. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji cobainstrumen.
4. Menaganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui
apakah instrumen yang telah dibuat valid dan reliabel.
5. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen angket kepada
sampel penelitian. Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik penulis menggunakan studi dokumentasi yang dilihat pada dokumen
hasil ujian semester dari pendidik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota
Agung Pusat. Menghitung kedua data yang diperoleh untuk mengetahui
hubungandan tingkat keterkaitan antara lingkungan belajar di sekolah
dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota
Agung Pusat.
6. Interpretasi hasil penghitungan data
C. Setting Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati
Kota Agung Pusat tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 250 peserta
didik, sementara sampel penelitian berjumlah 72 peserta didik.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat,
SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD Negeri 3 Kuripan, dan SD
Negeri 4 Kuripan.
45
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019
dari bulan Juli sampai Oktober 2019. Kegiatan penelitian ini dimulai dari
tahap perencanaan sampai penyebaran skripsi.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi
terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat. Data jumlah peserta didik yang menjadi
sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Data jumlah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati
Kota Agung Pusat tahun ajaran 2018/2019
NO Nama Sekolah Jumlah Peserta didik
1 SD Negeri 1 Kuripan 55
2 SD Negeri 2 Kuripan 62
3 SD Negeri 3 Kuripan 68
4 SD Negeri 4 Kuripan 65
Jumlah 250
Sumber: Dokumentasi peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati
Kota Agung Pusat
2. Sampel Penelitian
Penarikan sampel dari populasi berfungsi untuk mewakili populasi.
Sugiyono (2017: 118) menjelaskan sampel adalah sebagian jumlah dari
46
populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik probability sampling. Teknik probability yang digunakan dalam
penelitian ini adalah proporsionate stratified random samplingg.
Riduwan (2013: 58) menyatakan teknik proporsionate stratified random
sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan berstrata secara proporsional.
a. Penentuan jumlah sampel
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Yamane dalam
Riduwan (2013: 65) sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
d= Presisi yang ditetapkan (10% )
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) pada
penelitian ini sebagai berikut.
n =
Jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebesar 72 responden sebesar
28,8% peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung
Pusat tahun pelajaran 2018/2019.
b. Penentuan jumlah sampel di setiap strata
Strata pada penelitian ini berupa jenjang pendidikan. Setelah diketahui
jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 responden, kemudian
47
dari jumlah sampel tersebut dicari sampel berstrata menggunakan
rumusan alokasi proportional dari Sugiyono dalam Riduwan (2013:
66) yaitu sebagai berikut.
ni= (Ni : N) .n
Keterangan:
ni = Jumlah sampel menurut stratum
Ni = Jumlah populasi menurut stratum
N = Jumlah populasi
n = jumlah sampel
Tabel 3. Jumlah anggota sampel penelitian
Setelah menggunakan rumus alokasi proportional, maka diperoleh
jumlah peserta didik yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak
73 peserta didik. Perhitungan dalam menentukan jumlah sampel di
atas, dilakukan pembulatan ke atas guna menentukan jumlah sampel
di setiap strata atau sekolah dimaksudkan untuk menghindari
kesalahan sampel (Riduwan, 2013: 68).
E. Variabel Penelitian
Pada setiap penelitian, tidak pernah terlepas dari variabel. Arikunto
(2013:161) menyebutkan bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa
NO Nama
Sekolah Populasi Perhitungan Sampel
1 SD Negeri 1
Kuripan 55 (55 :250) x 71 = 15,84 16
2 SD Negeri 2
Kuripan 62 (62 : 250) x 71 = 17,85 18
3 SD Negeri 3
Kuripan 68 (68 : 250) x 71 = 19,58 20
4 SD Negeri 4
Kuripan 65 (65 : 250) x 71 = 18,72 19
Jumlah Peserta
Didik 250 73
48
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sebuah penelitian terdapat dua
variabel, yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen
(variabel terikat) yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah lingkungan belajar sekolah
(X1) dan motivasi belajar yang dilambangkan dengan (X2).
2. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini adalah hasil belajar tematik peserta didik kelas V SD
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat yang dilambangkan dengan (Y).
F. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi
kesalahan dalam mendefinisikan objek penelitian. Variabel yang diuji dalam
sebuah penelitian perlu dioperasionalkan. Definisi operasional dalam
penelitian ini adalah.
1. Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar adalah bentuk nyata setelah peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan nilai
ulangan harian tematik peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati
Kota Agung Pusat tahun 2018/2019
2. Lingkungan Belajar di Sekolah (X1)
Lingkungan belajar di sekolah adalah suatu keadaan atau kondisi yang
dapat membentuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang untuk
49
melakukan kegiatan belajar. Walgito (2004: 55) dengan indikator
(1) tempat belajar, (2)alat-alat untuk belajar, (3) suasana belajar,
(4) waktu belajar, (5) dan pergaulan disekolah.
3. Motivasi Belajar (X2)
Motivasi belajar adalah daya dorongan internal maupun eksternal yang
memberikan arah pada seorang peserta didik untuk melakukan suatu
perubahan dalam belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor untuk
mencapai hasil belajar yang optimal, dengan indikator (1) adanya hasrat
dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan
dalambelajar, dan (3) adanya harapan dan cita–cita di masa depan, (4)
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (5) adanya lingkungan
belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang peserta didik
dapat belajar dengan baik.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi sebagai metode ilmiah diartikan dengan metode pengumpulan
data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara langsung di
lapangan serta pencatatan sistematik fenomena yang diselidiki. Menurut
Hadi dalam Sugiyono (2010: 203) observasi merupakan suatu proses
50
kompleks, suatu proses yang tersusun dariberbagai proses biologis dan
psikologis. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
data tentang kondisi sekolah atau deskripsi tentang lokasi penelitian yang
dilaksanakan di SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.
2. Kuesioner (angket)
Sugiyono (2010: 199) menyatakan bahwa angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket ini diberikan kepada peserta didik untukmemperoleh informasi
mengenai lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar.
Kuesioner (angket) ini dibuat dengan jenis angket tertutup dan
menggunakan skala Likert yang mempunyai empat kemungkinan
jawaban tanpa jawaban netral, ini dimaksud untuk menghindari
kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai
jawaban yang jelas.Penyusunan angket lingkungan belajar di sekolah
mengacu pada aspek- aspek lingkungan belajar di sekolah dan motivasi
belajar yang masing- masing terdiri dari 40 item pertanyaan, berikut
perinciannya.
Tabel 4. Skor penilaian jawaban angket
Alternatif Jawaban Jenis Pertanyaan Positif Negatif
Selalu 4 1 Sering 3 2 Jarang 2 3
Tidak pernah 1 4
Sumber: Kasmadi dan Nia (2014:76)
51
Keterangan: kriteria
Angka 76% - 100% = selalu
Angka 51% - 100% = sering
Angka 26% - 50% = jarang
Angka 0% - 25% = tidak pernah
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi penelitian digunakan untuk mendapatkan sumber data yang
berhubungan dengan penelitian yaitu berupa identitas peserta didik,
pengetahuan tentang jumlah populasi, dan jumlah rombongan belajar di
setiap sekolahnya. Arikunto (2013: 201) berpendapat bahwa, di dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, agenda, catatan
harian, dan sebagainya. Data hasil belajar peserta didik dalam penelitian
ini berupa nilai ulangan harian tematik semester ganjil kelas V tahun
pelajaran 2018/2019 SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat
H. Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang dimaksud adalah skala kecerdasan emosional
peserta didik. Instrumen tersebut diujikan pada seluruh anggota populasi,
karena penelitian ini menggunakan total sampling. Responden yang
ditentukan dalam uji validitas dan reliabilitas instrumen adalah 33 peserta
didik. Penulis memilih SD Negeri 3 Kuripan Gugus Melati Kota Agung Pusat
dikarenakan SD tersebut memiliki strata yang sama dengan Peserta didik
kelas V SD Negeri Se-Gugus Melati Kota Agung Pusat SD Negeri 3 Kuripan
Gugus Melati Kota Agung Pusat yang dijadikan sampel penelitian, yaitu
tingkatan kelas, kurikulum, dan akreditasi B.
52
I. Uji Prasyarat Instrumen
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan dan pengembangan uji
persyaratan instrumen adalah masalah validitas. Menurut Sugiyono
(2016:173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini hanya terdapat satu
instrumen pengumpulan data yang berbeda yaitu kuesioner. Sehingga
diperlukan teknik analisis uji persyaratan instrumen, yakni sebagai berikut.
53
Tabel 5. Kisi-kisi kuesioner (angket) lingkungan belajar di sekolah
No. Indikator Sub Indikator Pernyataan Nomor
yang
dipakai
Nomor
jadi
Positif Negatif
1. Tempat
belajar
Kenyamanan dan kebersihan 1,2,3 3 1
Penerangan 4,5,6 6 2
2. Alat-alat
belajar
Peralatandan perlengkapan 7,8,9 7,9 3,4
Sumber belajar 10,11,
12,13,14
12,13,14 5,6,7
3. Suasana
belajar
Kebisingan di dalam 15,18 16,17 15,18 8,9
Lingkungan belajar 19,20,21,
22,23
19,22,23
10,11,
12
Kebisingan di luar lingkungan
belajar 24 25,26 26 13
4. Waktu
belajar
Waktu masuk istirahat dan pulang
sekolah 27,28,29
28,29 14,15
Waktubelajar 30,31,32,
33,34
31,33,34
16,17,
18
5.
Pergaulan
peserta
didik
Hubungan peserta didik dengan
peserta didik 35,36,37
35,37 19,20
Hubungan peserta didik dengan
pendidik 38,39,40 40 38,40 21,22
Sumber : Walgito (2004: 155)
Tabel 6. Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar
No. Indikator Sub Indikator Nomor Angket Nomor
yang
dipakai
Nomor
jadi Positif Negatif
1.
Adanya
hasrat dan
keinginan
berhasil
Kemauan untuk bertanya apabila
belum paham 1,2,3,4,5
4,5 1,2
Memperhatikanpenjelasan guru 6,9 7,8 8,9 3,4
Rajin belajar secaramandiri 10,12 11 10,12 5,6
Konsentrasi dalam Mengikutiproses
pembelajaran 14 13,15 13,15 7,8
Teliti 16,17 18 16,17 9,10
2.
Adanya
dorongan
dan
kebutuhan
dalam
belajar
Kemauan untuk belajar 21,22,23, 19,20,2
4 22,23,24
11,12,
13
Tanggung jawab dengantugas
yangdiberikan
25,26,28,
29 27
26,27,28,
29
14,15,
16, 17
Kesadaran akan pentingnya
pengetahuan 30,31,33 32 31,32 18,19
3.
Adanya
harapan Keinginan untuk berprestasi 34,35,36 37 34,36,37
20,21,
22
dan cita-
cita masa
depan
Melaporkan hasil belajarkepada
orang tua 38,39 40 38,40 23,24
Sumber: Uno (2013: 23)
54
1. Uji Validitas Instrumen
Valid berarti instrumen telah diuji cobakan dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2016: 173)
menyatakan pengujian validitas angket menggunakan rumus Korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Riduwan.
(2009: 99) dengan rumus sebagai berikut.
√{ } { }
Keterangan:
rxy = Koefisien antara variabel X dan Y
N = Jumlah sampel
X = Skor item
Y = skor total
Distribusi/tabel r untuk α =0,05
Kaidah keputusan : Jika rhitung> rtabel berarti valid, sebaliknya
Jika rhitung< rtabel berarti tidak valid atau drop out
Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel (X1),
(X2), dan Y yaitu dengan memberikan interpretasi secara sederhana
terhadap indeks kolerasi “r” digunakan pedoman sebagai berikut.
Tabel 7. Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Korelasi r Kriteria Validitas 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Sedang 0,21 – 0,40 Rendah 0,01 – 0,20 Sangat rendah
Sumber : Masidjo (2007: 243)
Berdasarkan perhitungan uji validitas instrumen (X1) lingkungan belajar
sekolah yang dilakukan secara manual untuk item no 2 dan 3.
55
Interprestasi dari perhitungan tersebut adalah rxy = 0,259 < rtabel 0,344
berarti item no 2 tidak valid atau drop out. Sedangkan interprestasi dari
perhitungan kedua adalah rxy = 0,598 > rtabel = 0,344 berarti item nor 3
valid. (Lampiran 33 halam 140).
Berdasarkan perhitungan uji validitas instrumen (X2) motivasi belajar
yang dilakukan secara manual untuk item no 4 dan 2. Interprestasi dari
perhitungan tersebut adalah rxy = 0,518 > rtabel = 0,344 berarti item no 4
valid. Interprestasi perhitungan kedua adalah rxy = 0,025 < rtabel = 0,344
berarti item no 2 tidak valid atau drop out. (Lampiran 33 halam 142).
a. Hasil Uji Validitas Kuisioner (Angket) Lingkungan Belajar
Sekolah
Berdasarkan hasil analisis hasil validitas instrumen angket lingkungan
belajar sekolah, terdapat 22 item pernyataan yang valid dari 40 item
pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Dari 22 item pernyataan yang
valid tersebut yang kemudian peneliti gunakan untuk memperoleh
data penelitian. Uji coba validitas instrumen lingkungan belajar
sekolah, diketahui instrumen yang akan peneliti gunakan yautu item
pernyataan pada nomor: 3, 6, 7, 9, 12, 13, 15, 18, 19, 22, 23, 26, 28,
29, 31, 33, 34, 35, 37, 38 dan 40.
b. Hasil Uji Validitas Kuisioner (Angket) Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil analisis hasil validitas instrumen angket motivasi
belajar, terdapat 24 item pernyataan yang valid dari 40 item
pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Dari 24 item pernyataan yang
56
valid tersebut yang kemudian peneliti gunakan untuk memperoleh
data penelitian. Uji coba validitas instrumen motivasi belajar sekolah,
diketahui instrumen yang akan peneliti gunakan yautu item pernyataan
pada nomor: 4, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 22, 23, 24, 26, 27, 28,
29, 31, 32, 34, 36, 37, 38 dan 40
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrumen
penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang
berbeda. Sugiyono (2017: 268) menjelaskan suatu data dinyatakan
reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama
menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda
menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah
menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Uji validitas pada
penelitian ini terdapat dua jenis instrumen pengumpulan data yang
berbeda yaitu angket dan soal tes, sehingga diperlukan dua teknik analisis
uji reliabilitas yang berbeda, berikut peneliti jabarkan perhitungan untuk
mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Kasmadi
dan Nia (2014: 79). Berikut perhitungan reliabilitas dengan
menggunakan rumus Alpha Croncbach:
(
) (
)
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument
= Varians skor tiap-tiap item
σtotal = Varian total
n = Banyaknya Soal
57
Mencari varians skor tiap-tiap item (σi) digunakan rumus:
Keterangan:
= varians skor tiap-tiap item
i = jumlah item Xi
N = jumlah responden
Selanjutnya untuk mencari varians total (σtotal) dengan rumus:
Keterangan:
∑total = Varians total
∑ total = Jumlah X total
N = Jumlah responden
Hasil perhitungan dari rumus korelasi Alpha Cronbach (r11)
dikonsultasikan dengan nilai tabel rproduct moment dengan dk = N - 1,
dan α sebesar 5% atau 0,05, maka kaidah keputusannya sebagai berikut:
Jika r11> rtabel berarti reliabel, sedangkan
Jika r11< rtabel berarti tidak reliabel.
Berdasarkan contoh perhitungan uji reliabilitas X1 (lingkungan belajar
sekolah) dilakukan dengan perhitungan secara manual. Interprestasi hasil
data perhitungan dari rumus korelasi Alpha Cronbach dikonsultasikan
dengan nilaibtabel r product moment dengan dk = 33, signifikan atau
sebesar 5% diperoleh rtabel sebesar 0,344. Sehingga diketahui bahwa
r11 (0,827) > rtabel (0,344), maka instrumen X1 dinyatakan reliabel.
58
Berdasarkan contoh perhitungan uji reliabilitas X2 (motivasi belajar)
dilakukan dengan perhitungan secara manual. Interprestasi hasil data
perhitungan dari rumus korelasi Alpha Cronbach dikonsultasikan dengan
nilaibtabel r product moment dengan dk = 33, signifikan atau sebesar
5% diperoleh rtabel sebesar 0,344. Sehingga diketahui bahwa
r11 (0,868) > rtabel (0,344), maka instrumen X2 dinyatakan reliabel.
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Angket
Lingkungan Belajar Sekolah
No Item Uji Validitas Uji Reliabilitas
Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status
1 0,279 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
2 0,314 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
3 1 0,583 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
4 0,258 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
5 0,236 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
6 2 0,735 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
7 3 0,439 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
8 -0,037 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
9 4 0,373 0,344 Valid 0,827 0,344 Tidak
diuji
10 0,241 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
11 0,098 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
12 5 0,476 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
13 6 0,506 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
14 7 0,569 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
15 8 0,557 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
16 0,197 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
17 -0,009 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
18 9 0,357 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
19 10 0,514 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
20 0,314 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
21 0,258 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
59
No Item Uji Validitas Uji Reliabilitas
Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status
22 11 0,409 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
23 12 0,487 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
24 0,201 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
25 0,088 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
26 13 0,528 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
27 0,330 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
28 14 0,373 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
29 15 0,419 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
30 0,148 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
31 16 0,455 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
32 0,005 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
33 17 0,471 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
34 18 0,579 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
35 19 0,388 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
36 0,291 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
37 20 0,441 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
38 21 0,355 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
39 0,100 0,344 Tidak
valid 0,827 0,344
Tidak
diuji
40 22 0,479 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel
Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen angket pada tanggal
29 juli 2019.
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Angket
Motivasi Belajar
No Item Uji validitas UJI RELIABILITAS
Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status
1 0,044 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
2 0,317 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
3 0,193 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
4 1 0,518 0,344 Valid 0,868 0,344 reliabel
5 2 0,661 0,344 Valid 0,868 0,344 reliabel
6 0,219 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
7 0,327 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
8 3 0,604 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
9 4 0,487 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
60
No Item Uji validitas UJI RELIABILITAS
Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status
10 5 0,627 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
11 0,170 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
12 6 0,568 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
13 7 0,490 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
14 0,308 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
15 8 0,486 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
16 9 0,436 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
17 10 0,613 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
18 0,224 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
19 0,331 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
20 0,252 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
21 0,219 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
22 11 0,397 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
23 12 0,518 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
24 13 0,512 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
25 0,327 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
26 14 0,537 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
27 15 0,504 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
28 16 0,509 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
29 17 0,486 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
30 -0,256 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
31 18 0,413 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
32 19 0,449 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
33 0,263 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
34 20 0,374 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
35 0,343 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
36 21 0,557 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
37 22 0,400 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
38 23 0,364 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
39 0,308 0,344 Tidak
valid 0,868 0,344
Tidak
diuji
40 24 0,413 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel
Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen angket pada tanggal
29 juli 2019.
61
3. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kuantitatif. Data yang dianalisis berupa angka yang
ditetapkan dalam skor hasil jawaban sampel dari angket yang berisi butir-
butir pernyataan. Setiap butir pernyataan memiliki skor antara 1-4.
Selanjutnya total skor setiap angket yang akan dianalisis selanjutnya.
1. Uji Prasyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal ada
beberapa cara yang digunakan untuk menguji normalitas data
diantaranya dengan uji kertas peluang normal, uji Chi Kuadrat
(X2), dan Uji Liliefors. Uji Normalitas dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode Uji Chi Kuadrat (X2).
Rumus utama pada metode Uji Chi Kuadrat (X2) seperti yang di
ungkapkan Riduwan (2009: 24)
∑
Keterangan:
χ2
hitung = nilai chi kuadrat hitung
fo = frekuensi hasil pengamatan
fe = frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya kelas interval
62
Selanjutnya membandingkan χ2
hitung dengan nilai χ2
tabel untuk
α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k - 1, maka dikonsultasikan
pada tabel Chi Kuadrat dengan kaidah keputusan sebagai berikut.
Jika χ2
hitung <χ2
tabel, artinya distribusi data normal, dan
Jika χ2
hitung>χ2
tabel, artinya distribusi data tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
memiliki hubungan yang linear atau tidak. Uji tersebut digunakan
sebagai prasayarat dalam analisis korelasi ataupun regresi linear.
Rumus utama pada Uji Linearitas yaitu dengan Uji-F, seperti yang
diungkapkan
Keterangan:
Fhitung = Nilai Uji F hitung
RJKTC = Rata-rata Jumlah Tuna Cocok
RJKE = Rata-rata Jumlah Kuadrat Error
Selanjutnya menentukan Ftabel dengan langkah seperti yang
diungkapkan Sugiyono (2010: 274) yaitu dk pembilang (k–2) dan
dk penyebut (n – k). Hasil nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel,
dan selanjutnya ditentukan sesuai dengan kaidah keputusan:
Jika Fhitung < Ftabel, artinya data berpola linier, dan
Jika Fhitung > Ftabel, artinya data berpola tidak linier.
63
2. Uji Hipotesis
Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis yang berfungsi untuk
mencari hubungan antara variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi
tersebut diuji dengan rumus Korelasi Product Moment yang
diungkapkan Pearson (dalam Riduwan, 2009: 138) sebagai berikut.
-
√{
- } {
-
}
Keterangan:
rxy = Koefisien (r) antara variabel X dan Y
N = Jumlah sampel
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak
lebih dari harga (-1 < r < +1), apabila nilai r = -1 artinya korelasi
negatif sempurna. r = 0 artinya tidak ada korelasi; r = 1 berarti
korelasi sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel
interprestasi berikut:
Tabel 10. Kriteria interprestasi koefisien korelasi (r)
Koefisien Korelasi r Kriteria Validitas
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Muncarno (2014: 51)
64
KD = r2
x 100%
Keterangan:
KD = nilai koefisien diterminan
r = nilai koefisien korelasi
sumber : Muncarno (2017 :51)
Pengujian lanjutan, jika terdapat hubungan antara variabel X1, X2,
dan variabel Y maka untuk mencari kebermaknaan atau
kesignifikanan hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y
akan diuji dengan Uji Signifikansi atau uji-F dengan rumus:
Fh =
Keterangan:
R : koefisien korelasiganda
k : jumlah variabel independent
n : jumlah anggotasampel
sumber : Muncarno (2017 :51)
Selanjutnya dikonsultasikan ke F tabel dengan dk pembilang = k dan
dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan 0,05,
dengan keputusan:
Jika Fhitung > Ftabel,Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
atauhipotesis penelitian diterima, sedangkan
JikaFhitung < Ftabel,Tidak terdapathubunganyangsignifikanatau
hipotesis penelitian ditolak.
65
Selanjutnya, rumusan statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
= Ha: Fhitung > Ftabel
Ho: Fhitung < Ftabel
= Ha: Fhitung > Ftabel
Ho: Fhitung < Ftabel
= Ha: Fhitung > Ftabel
Ho: Fhitung < Ftabel
= Ha: Fhitung > Ftabel
Ho: Fhitung < Ftabel
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan lingkungan
belajar sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar matematika peserta
didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat. Dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar
sekolah terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar
0,852 berada pada taraf sangat kuat.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota
Agung Pusat, ditunjukkan dengan koefisien kolerasi sebesar 0,846 berada
pada taraf sangat kuat.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar
sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus
Melati Kota Agung Pusat, ditunjukkan dengan koefisien kolerasi sebesar
0,799 kuat
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar
sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD
93
Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat, ditunjukkan dengan koefisien
kolerasi sebesar 0,890 sangat kuat.
B. Saran
1. Peserta didik
Peserta didik dapat menciptakan suasana yang nyaman dan tenang dalam
kelas agar memperoleh hasil belajar yang optimal, dikarenakan lingkungan
belajar di sekolah mempengaruhi hasil belajar yang cukup besar. Peserta
didik juga harus meningkatkan motivasi belajar, terutama motivasi dari
dalam dirinya, dengan demikian peserta didik dapat mencapai hasil belajar
yang baik, dikarenakan motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar yang
cukup tinggi.
2. Pendidik
Pendidik diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan belajar di sekolah
semakin kondusif agar hasil belajar peserta didik tercapai secara optimal.
Pendidik harus mampu memahami potensi yang dimiliki oleh peserta didik
agar dapat berkembang dengan baik dan optimal. Pendidik juga harus
mampu menumbuhkan motivasi belajar kepada peserta didik, dengan
memberikan motivasi yang tinggi kepada peserta didik diharapkan akan
mendapatkan hasil belajar yang baik.
3. Kepala Sekolah
Sekolah dapat mendukung dan memfasilitasi berbagai kegiatan
pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan pembelajaran yang
lebih bervariasi dalam memahami pembelajarn
94
4. Peneliti dan Peneliti Lanjutan
Penelitian ini mengkaji hubungan lingkungan belajar sekolah dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar. Oleh karena itu bagi peneliti lanjutan untuk
mengkaji hasil belajar dengan variabel lainya.
94
DAFTAR PUSTAKA
95
DAFTAR PUSTAKA
Andri, Rizki. 2018. Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi
Belajar Terhadaphasil Belajar Tema 3 Siswa Kelas IV SD Negeri 1
Metro Timur Tahun Ajaran 2017/2018.(Skripsi). Universitas Lampung.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka Cipta, Jakarta.
Azhari dan Ema. 2018. Motivation among public primary school teachers in
Mauritius. International Journal of Educational Management. 1: 4-27.
Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Depdiknas, Jakarta.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta,
Jakarta.
Dismawan, F.M. 2014. Model Project Based Learning untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar.(Skripsi). Universitas Lampung.
Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Elisabet. 2017. Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dengan Hasil
Belajar Peserta didik Kelas IV SD Negeri Kecamatan Metro Barat
2017/2018. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.
Firdantia, Novia. 2016. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar IPS dan PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ungaran Tahun
Ajaran 2015/2016. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.
Fuad, Ihsan. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta, Bandung.
96
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hardiyanto, Rimbawati Hesti. 2014. Penerapan Kontekstual dalam
Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IVA SD Negeri 05 Metro Timur
Tahun Pelajaran 2014. (Skripsi) Universitas Lampung.
_______2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.
Hanifa, Feni. 2017. Hubungan Lingkungan Belajar di Sekolah dengan Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1Rajabasa Raya Kota Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. (Skripsi). Universitas Lampung.
Hardianto. 2014. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif
dan Kualtatif. Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Hartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Karwono & Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. Pajagrafindo Persada, Depok.
Kasmadi & Nia. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.Alfabeta
Bandung.
Khuluqo, Ihsana El. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Komalasari, Kokom. 2011. Pebelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Refika Aditama, Bandung.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
_______2014. Penelitian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Mardianto. 2012. Pembelajaran Tematik. Perdana Publising, Medan.
Munib, Ahmad, 2004. Pengengantar Ilmu Pendidikan. UPT MKK UNNES.
Semarang.
Nugroho, Bachtiar. 2015. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Sapen Tahun Ajaran
2015/2016. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta, Bandung.
97
_______2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Alfabeta, Bandung.
Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Rineke Cipta, Jakarta.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers,
Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
_______2015. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengaja. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.
Suryobroto, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta,
Jakarta.
_______2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.
_______2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Edisi Revisi).
Alfabeta, Bandung.
Sukmadinata, Nana S. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja
Rosdakarya, Jakarta.
Supardi. 2003. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Indeks, Jakarta.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Megajar di Sekolah. Rineka Cipta,
Jakarta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Pramedia Group, Jakarta.
Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Remaja Posdakarya Offset, Bandung.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Ar-Ruzz
Media, Jakarta.
98
Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara,
Jakarta.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset, Yogyakarta.