ii - eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/955/1/jurnal ilmiah akuntansi. vol.2 no. 4... ·...

35

Upload: lynhan

Post on 14-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ii

ii

418

418

Intellectual Capital Mempengaruhi Nilai Perusahaan Melalui

Kinerja Keuangan

Endang Ruhiyat

Universitas Pamulang

Abstract

The purpose of this study was to explain the effect of Intellectual Capital of

the Company's value through corporate performance. The population in this study

are all companies whose shares are listed on the Indonesia Stock Exchange on

sectors Jakarta Islamic Index (JII) during the study period in 2011 up to 2013.

There are 30 companies as population in this study . The companies population is

in the sector of Jakarta Islamic Index (JII). Selection of the sample in this study

using purposive sampling technique, the sample collection techniques with

particular consideration.

The study states that the Intellectual Capital significant negative effect on

the financial performance (ROE). Financial performance (ROE) significant

positive effect on firm value (PBV). Intellectual capital is directlyhas positive

effect not significant on firm value. Financial performance (ROE) as an

intervening variable is able to mediate the relationship between Intellectual

Capital and the value of the company. Financial performance (ASR) as an

intervening variable is able to mediate the relationship between Intellectual

Capital and the value of the company. Financial performance (EPS) as an

intervening variable is able to mediate the relationship between Intellectual

Capital and the value of the company and significant positive effect

Keywords: Intelectual Capital, Company's Value,Corporate Performance

1. PENDAHULUAN

Kemampuan bersaing perusahaan tidak hanya terletak pada kepemilikan

aktiva tidak berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan

organisasi dan sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu perusahaan

semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge assets (aset pengetahuan).

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran

419

419

knowledge assets (aset pengetahuan) adalah intellectual capital (IC) yang telah

menjadi fokus perhatian diberbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi,

sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000).Hal ini menimbulkan

tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan

mengungkapkannya dalam laporan keuangan.Misalnya, Pulic (1998; 1999; 2000)

tidak mengukur secara langsung Intellectual Capital perusahaan, tetapi

mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil

dari kemampuan intelektual perusahaan (value added intellectual coefficient-

VAICTM

). Komponen utama dari VAICTM

dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA-value added capital employed), human capital (VAHU-value added human capital), dan structural capital (STVA-

structural capital value added). Menurut Pulic (1998) tujuan utama dari ekonomi

yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added, sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital dan intellectual potential. Lebih lanjut Pulic (1998) menyatakan

bahwa intellectual ability yang kemudian disebut dengan VAICTM

menunjukkan

sejauh mana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah dimanfaatkan secara efisien oleh perusahaan.

Di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang terutama setelah munculnya

PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud, meskipun tidak

dinyatakan secara eksplisit sebagai IC, namun kurang lebih IC telah mendapat

perhatian. Tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan.Nilai

perusahaan tercermin dari harga sahamnya, semakin meningkatnya perbedaan

antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan

menunjukkan adanya hidden value.Penghargaan lebih atas saham perusahaan dari

para investor tersebut diyakini disebabkan oleh Intellectual Capital yang dimiliki

perusahaan. Appuhami (2007) menyatakan bahwa semakin besar nilai Intellectual

Capital (VAICTM

) semakin efisien penggunaan modal perusahaan, sehingga

menciptakan value added bagi perusahaan. Physical capital sebagai bagian dari Intellectual Capital menjadi sumber daya yang menentukan kinerja perusahaan.

Selain itu, jika Intellectual Capital merupakan sumber daya yang terukur untuk

peningkatan competitive advantages, maka Intellectual Capitalakan memberikan

kontribusi terhadap kinerja perusahaan (Abdolmohammadi, 2005). Intellectual

Capital diyakini dapat berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan

maupun kinerja keuangan. Perusahaan yang mampu memanfaatkan Intellectual

Capitalnya secara efisien, maka nilai pasarnya akan meningkat.

Hubungan antara Intellectual Capital (VAICTM

CTM) dengan kinerja keuangan telah dibuktikan secara empiris oleh Firer dan Williams (2003), Belkaoui

(2003),Chen et al.(2005), dan Tan et al. (2007). Dalam penelitian Tan et al.,

(2007) rasio yang digunakan adalah Return onEquity (ROE), Earning per share

(EPS), dan Annual Stock Return (ASR). Penelitian yangdilakukan Tan et al.,

(2007) menggunakan sampel 150 perusahaan yang terdaftar di BursaEfek

Singapore sebagai sampel penelitian. Hasilnya konsisten dengan penelitian Chen

et al.,(2005) bahwa IC (VAIC™) berhubungan secara positif dengan kinerja

perusahaan; IC(VAIC™) juga berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di

masa mendatang.Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa rata rata

420

420

pertumbuhan IC (VAIC™) suatuperusahaan berhubungan positif dengan kinerja

perusahaan di masa mendatang.Selain itu,penelitian tersebut mengindikasikan

bahwa kontribusi IC (VAIC™) terhadap kinerjaperusahaan berbeda berdasarkan

jenis industrinya.

Salah satu area yang menarik perhatian akademisi maupun praktisi adalah

terkait dengan kegunaan Intellectual Capital sebagai salah satu alat untuk

menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone 1997).Penelitian Chen et al.

(2005) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif Intellectual Capital

terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan.Di Indonesia penelitian tentang

Intellectual Capital diantaranya telah dilakukan oleh Astuti dan Sabeni (2005),

Ulum dkk.(2008), Sianipar (2009) dan Solikhah dkk.(2010) yang menemukan

bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif pada kinerja keuangan, sedangkan

penelitian Kuryanto dan Muchamad (2008) serta Yuniasih dkk.(2010) tidak

berhasil membuktikan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif pada nilai

pasar perusahaan.Ketidakkonsistenan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulum

dkk.(2008), Sianipar (2009), Solikhah dkk.(2010) dengan Kuryanto dan

Muchamad (2008) serta Yuniasih dkk.(2010) mengenai pengaruh Intellectual

Capital pada kinerja dan nilai pasar perusahaan memotivasi peneliti untuk

melakukan penelitian kembali pengaruh Intellectual Capital pada kinerja

keuangan dan nilai perusahaan. Peneliti menduga hasil penelitian yang tidak

konsisten tersebut disebabkan adanya variabel lain yang memediasi hubungan

Intellectual Capital dengan nilai perusahaan yaitu kinerja keuangan. Perusahaan

yang mampu mengelola sumber daya intelektual yang dimilikinya dengan efektif

dan efisien, maka kinerja keuangannya akan meningkat. Kinerja keuangan yang

meningkat akan direspon positif pasar sehingga nilai perusahaan akan meningkat.

Berbeda dengan penelitian Firer dan Williams (2003), Belkaoui (2003), Chen et

al.(2005), dan Tan et al. (2007) yang menjadikan kinerja keuangan sebagai

variabel independen. Pada penelitian ini kinerja keuangan dijadikan sebagai

variabel mediasi di antara Intellectual Capital dengan nilai perusahaan.Juga

berbeda dengan penelitian Astuti dan Sabeni (2005), Ulum dkk.(2008), Sianipar

(2009) dan Solikhah dkk.(2010), Kuryanto dan Muchamad (2008) serta Yuniasih

dkk.(2010), dimana rasio keuangan yang dipakai dalam penelitian ini

menggunakan ROE, ASR, dan EPS.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris: (1)

pengaruhIntellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan, (2) pengaruh

kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan, (3) pengaruh Intellectual

Capital secara langsung dan tidak langsung terhadap nilai perusahaan, dan (4)

perbedaan besarnya pengaruhIntellectual Capital baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap nilai perusahaan

Penulisan hasil penelitian ini terdiri atas lima bab. Secara rinci dan berurutan

sistematika sebagai berikut: bagian A mengulas tentang latar belakang penelitian,

ruang lingkup dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan

signifikansi penelitian. Pada Bagian B membahas tunjauan pustaka, kerangka

berpikir, model konseptual, dan perumusan hipotesis.Bagian C membahas

metodologi peneltian.Selanjutnya pada BagianD diulas hasil dan pembahasan

hasil penelitian.Terakhir yaitu BagianEsimpulan dan keterbatasan penelitian.

421

421

2. TELAAH LITERATUR

2.1. Intellectual Capital (IC)

Definisi modal intelektual (Intellectual Capital) seringkali dimaknai secara

berbeda bahkan sampai dengan saat ini.Sebagai sebuah konsep IC merujuk pada

modal-modal non fisik atau modal tidak berwujud yang terkait dengan

pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan.

ICmerupakan sumber daya berupa pengetahuan yang tersedia pada

perusahaan yang menghasilkan asset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa

mendatang bagi perusahaan.ICadalah suatu pengetahuan yang didukung proses

informasi untuk menjalin hubungan dengan pihak luar (Stewart, 1997).

Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti

mengidentifikasi tiga konstruk utama dari Intellectual Capital, yaitu: human

capital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC). Human capital

merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang dicerminkan

oleh para karyawannya (Bontis,et al 2001).

Bontis et al. (2000), menyatakan bahwa HC secara sederhana merepresentasikan

individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh

karyawannya. HC merupakan perpaduan dari education; genetic

inheritance;experience; and attitude tentang kehidupan dan bisnis.Pendapat

Bontis et al. (2000) tersebut diperkuat oleh Hudson (1993).

Selanjutnya Bontis et al. (2000) menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh

non-human storehouses of knowledge dalam organisasi.Termasuk dalam hal ini

adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan

segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai

materialnya.Customer Capital (CC) merupakan pengetahuan yang melekat dalam

marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi

mengembangkan hal tersebut melalui proses berbisnis.

Modal intelektual adalah harta tak berwujud.Untuk mengetahui seberapa jauh IC

di perusahaan ada Metode VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) yang

dikembangkan oleh Pulic (1998).Didesain untuk menyajikan informasi tentang

value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak

berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan

kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VAadalah

indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation) (Pulic, 1998).

VAdihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1999). Model Pulic ini

mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value

added dipengaruhi oleh efisiensi dari human capital (HC) dan structural capital

(SC). Value Added yang lain berhubungan dengan capital employed (CE) yang

dilabeli dengan VACE.

Keunggulan metode Pulic adalah kemudahan dalam perolehan data yang

digunakan dalam penelitian.Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai

422

422

rasio tersebut adalah angka-angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan

keuangan perusahaan.Pengukuran alternatif intellectual capital selain model Pulic

terbatas pada pengukuran indikator keuangan dan non keuangan yang bersifat

unik yang ada pada perusahaan secara individu.Kemampuan penerapan

pengukuran alternatif intellectual capital tersebut memiliki keterbatasan untuk

jumlah sampel yang besar dan terdiversifikasi secara luas (Firer and

Williams,2003).

Tan et al. (2007) menyatakan bahwa output (OUT) merepresentasikan revenue

dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN)

mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Menurut

Tan et al. (2007), hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan

(labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses

value creation, intellectual potential (yang direpresentasikan dengan labour

expenses) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen

IN (Pulic, 1999). Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah

memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creating

entity) (Tan et al., 2007).

2.2. Kinerja Keuangan

Penelitian ini juga menggunakan kinerja keuangan perusahaan sebagai

variabelpenelitian.Kinerja keuangan perusahaan diukur melalui rasio profitabilitas

yaitu ROE, ASR danEPS.

Return On Equity mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba berdasarkan ekuitas yang dimilikinya. ROE mengungkapkan

berapa banyak keuntungan perusahaan yang diterima dibandingkan dengan

jumlah total ekuitas pemegang saham. ROE mengukur efisiensi suatu perusahaan

dari keuntungan yang dihasilkan dari setiap unit ekuitas pemegang saham. ROE

menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan menggunakan dana investasi untuk

menghasilkan pertumbuhan pendapatan. ROE berguna untuk membandingkan

profitabilitas antar perusahaan dengan membandingkan perusahaan dalam industri

yangsama. Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran

profitablitas tersebut. Return on Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang

berhubungan dengan keuntungan investasi. ROE mengukur seberapa banyak

keuntungan sebuah perusahaan dapat menghasilkan setiap rupiah dari modal

pemegang saham.Rasio ini mengindikasi kekuatan laba dari investasi nilai buku

pemegang saham dan digunakan ketika membandingkan dua atau lebih

perusahaan dalam sebuah industri secara kontinyu (Van Horne,1989, p. 129).

Annual stock return (ASR) mengukur perubahan harga saham termasuk

dividen. Total return dari saham yang dimiliki berasal dari dua sumber yaitu

dividen dan distribusi kas lain dan capital gains (Siegel, 2002 dalam Hong, 2007).

EPS memberikan ukuran profitabilitas yang memasukkan keputusan

operasi, investasi dan pembiayaan (Stikney dan Weil, 1997 dalam Hong, 2007).

Menurut PSAK 56 revisi 2010 menyatakan bahwa entitas menghitung jumlah laba

per saham dasar atas laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang

saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba ataurugi dari operasi normal

423

423

berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa tersebut.

Tujuan informasi laba per saham dasar adalah menyediakan ukuran mengenai hak

setiap saham biasa entitas induk atas kinerja entitas selama periode pelaporan.

Pengukuran kinerja membantu manajer untuk melacak implementasi

strategi bisnis dengan membandingkan hasil aktual dengan tujuan strategis yang

ditetapkan.Pengukuran kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka

panjang.Pengukuran kinerja jangka pendek berkenaan dengan jangka waktu

kurang lebih satu tahun, sedangkan pengukuran jangka panjang mencakup

kemampuan untuk inovasi dan pengadaptasian perubahan selama periode diatas

satu tahun. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta

pengungkapan laporan keuangan. Laporan keuangan sebagai produk informasi

yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya. Kebijakan

dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan

akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

Kinerja keuangan mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba

dan nilai pasar.Ukuran kinerja perusahan biasanya diwujudkan dalam

profitabilitas, pertumbuhan dan nilai pemegang saham.Kinerja perusahaan dalam

penelitian ini diukur menggunakan ROE (Return on Equity).ROE mengukur

seberapa banyak keuntungan sebuah perusahaan dapat dihasilkan untuk setiap

rupiah dari modal pemegang saham.ROE yang lebih tinggi melebihi biaya modal

yang digunakan, itu berarti perusahaan telah efisien dalam menggunakan modal

sendiri, sehingga laba yang dihasilkan mengalami peningkatan dari tahun-tahun

sebelumnya (Angkoso, 2006).

2.3. Nilai Perusahaan

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja

perusahaan juga baik.Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika

nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaan juga baik Gapensi (1996)

dalam Rachmawati (2007).Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur

menggunakan Price to Book Value (PBV).PBV menggambarkan seberapa besar

pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini,

menunjukkan bahwa pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut.

2.4. Harga Saham, ROA, dan NPM

Di Indonesia, penelitian tentang Intellectual capital juga sudah mulai

dilakukan. PenelitianUlum (2007) tentang hubungan antara efisiensi dari value

added komponen-komponen utama yang berbasis pada sumber daya perusahaan

(yaitu physical capital, human capital, dan structural capital) dan tiga dimensi

tradisional kinerja keuangan perusahaan: profitabilitas ROA, produktivitas ATO,

dan GR. Data yang digunakan dalam penelitian Ulum (2007) adalah 130

perusahaan perbankan di Indonesia selama tiga periode yaitu 2004-2006.

Penelitian Ulum (2007) menguji tiga elemen dari VAICTM

dan ukuran ukuran

kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan partial least squares (PLS)

424

424

untuk analisis data. Hasil dari penelitian Ulum (2007) adalah terdapat pengaruh

positif IC (VAICTM

) terhadap kinerja keuangan perusahaan. IC (VAICTM

) juga berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan dan rata-

rata pertumbuhan IC (the rate of growth of a company’s IC - ROGIC) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. Secara keseluruhan, temuan empiris penelitian Ulum (2007) menyatakan bahwa human capital (VAHU) dan ROA merupakan indikator yang paling signifikan untuk

VAICTM

dan kinerja keuangan perusahaan selama 3 tahun. Sementara physical capital (VACA) hanya signifikan untuk tahun 2006. Keterbatasan penelitian ini adalah penggunaan seluruh perusahaan sektor perbankan, baik yang go public maupun tidak, telah membatasi untuk memilih ukuran kinerja keuangan yang berbasis pada market value.

Penelitian Kristanto (2012) tentang pengaruh VAICTM

terhadap harga

saham melalui ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2010.Penelitian yang dilakukan oleh Kristanto (2012)

menghubungkan antara IC dengan harga saham.Hal ini merupakan sebuah

penelitian baru sebagai pengembangan dari pengaruh IC terhadap kinerja

keuangan yang kemudian dihubungkan dengan harga saham. Di dalam penelitian

Kristanto (2012), variabel independennya adalah VAICTM

, variabel dependennya adalah harga saham, dan ROA sebagai variabel intervening. Hasil dari penelitian Kristanto (2012) adalah STVA mempunyai pengaruh negatif terhadap harga

saham baik secara langsung maupun tidak langsung melalui ROA.VACA

mempunyai pengaruh positif secara tidak langsung terhadap harga saham melalui

ROA.Sedangkan VAHU tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara

langsung maupun tidak langsung.

Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran,

namun untukmelakukan penilaian harga saham dengan baik diperlukan data

operasional perusahaanseperti laporan keuangan yang telah diaudit, performance

perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi ekonomi. Secara umum ada dua

pendekatan dalam menilai saham yaitu: the fundamental approach dan the

technical approach. Pendekatan fundamental approach menitikberatkan pada

nilai intrinsiknya yaitu kemampuan masa yang akan datang perusahaan Penelitian

Sasongko (2006) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-

faktor yang digunakan di dalam penelitian Sasongko (2006) adalah return on

asset, return on equity, return on sale, earning per share, basic earning power,

dan economic value added. Setelah dilakukan pengujian dihasilkan kesimpulan

bahwa hanya earning per share (EPS) yang berpengaruh terhadap harga

saham.Sedangkan faktor lainnya yaitu return on asset, return on equity, return on

sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap

harga saham. Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan

untuk menentukan nilai perusahaan. Dari hasil tersebut hanya ada satu rasio yang

berpengaruh terhadap harga saham.

Tetapi menurut penelitian Purwasih (2010) diketahui bahwa secara parsial,

RORA dan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham

perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk

CAR, NPM dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

425

425

saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji

secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh antara CAR, RORA, NPM, ROA

dan LDR secara bersama-sama terhadap perubahan harga saham perusahaan

perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia.

2.5. Kerangka Pemikiran dan Model Penelitian

Berdasarkan konsep dan penelitian empiris yang telah diuraikan pada bagian

sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah dan tujuan penelitian, dibuat

kerangka pemikiran penelitian seperti dalam gambar 1 dan model penelitian pada

gambar 2

426

426

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran

427

427

Gambar 2.

Model Penelitian

2.6. Perumusan Hipotesis

Pengaruh Intellectual Capital TerhadapKinerja Keuangan Perusahaan

Berdasarkan teori berbasis sumber daya, sebuah perusahaan dipersepsikan

sebagai kumpulan dari aset maupun kemampuan berwujud dan tak berwujud

(Firer and Williams, 2003).Teori ini menganjurkan bahwa kinerja dari sebuah

perusahaan sebaiknya didefinisikan sebagai fungsi penggunaan yang efektif dan

efisien dari aset berwujud maupun tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan

atau intellectual ability. Hal ini sejalan dengan teori Stakeholder yang menyatakan

bahwa Value Added merupakan sebuah ukuran yang lebih akurat dalam mengukur

kinerja sebuah perusahaan dibandingkan dengan laba akuntansi yang hanya

merupakan ukuran return bagi pemegang saham. Intellectual Capital diyakini

dapat berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaaan maupun kinerja

keuangan.Firer dan Williams (2003), Chen et al. (2005), Tan et al. (2007) dan

Ulum dkk.(2008) telah membuktikan bahwa Intellectual Capital mempunyai

pengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Bontis et al. (2000) pada pengujian intellectual

capital yang terdiri dari human, structural dan customer capital terhadap kinerja

perusahaan menunjukkan bahwa human dan customer capital menjadi faktor yang

signifikan dalam melaksanakan usaha perusahaan dan structural capital memiliki

pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Reed (2000) melakukan pengujian

empiris pengaruh intellectual capital dan kinerja di industri perbankan.Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa intellectual capital menjadi faktor yang

sangat kuat untuk memprediksi kinerja perbankan.Belkaoui (2003) melakukan

penelitian untuk menguji intellectual capital pada kinerja perusahaan

multinasional di United States dan diperoleh hasil bahwa intellectual capital

memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Dari hasil penelitian-

428

428

penelitian tersebut memberi indikasi adanya manfaat intellectual capital dan

perlunya suatu penelitian empiris tentang intellectual capital pada perusahaan-

perusahaan go public di Indonesia.

Berdasarkan teori dan diperkuat dengan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROE,

ASR, EPS).

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai

perusahaan. Dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan

dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai

saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai utang perusahaan dalam bentuk

obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari

saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat

efektivitas perusahaan.Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan

dinyatakan dalam bentuk maksimilisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau

memaksimalisasikan harga saham.Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti

bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan

mengorbankan para pemegang obligasi (Erlina, 2002).

Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental

mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan (Nainggolan, 2004 dalam Christiani,

2010). Masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan

beberapa hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan

sebagai dasar keputusan investasi, di antaranya adalah mengenai kinerja keuangan

perusahaan. Baik-buruknya kinerja keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dapat

dilihat dari laporan keuangannya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan

merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu

perusahaan yang terekspresikan adalah harga pasar saham di bursa efek. Semakin

baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan

didapatkan oleh investor. Investor akan berusaha mencari perusahaan yang memiliki

kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dengan

jalan membeli saham-sahamnya. Dapat dikatakan perolehan modal perusahaan akan

meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan

keuangannya (Christiani, 2010).

Pada umumnya tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk

mendapatkan keuntungan yaitu capital gain ataupun dividen.Dividen merupakan

sebagian dari laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Dalam hal ini pemegang saham berharap untuk mendapatkan dividen dalam jumlah

yang besar atau minimal relative sama setiap tahun. Perusahaan juga menginginkan

laba ditahan dalam jumlah relative besar agar leluasa melakukan

reinvestasi.Perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana

untuk memenuhi dua kepentingan yang berbeda.Pembuatan keputusan yang tepat

dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan

nilai para pemegang saham.Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan

nilai hutang (Hasugian, 2008).

Kebijakan dividen sebagai variabel pemediasi pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan, hal ini di karenakan kebijakan dividen menjadi pusat

429

429

perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal

lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan (Kartika,

2005 dalam Erlangga, 2009). Dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai

syarat prospek perusahaan (Rozeff, 1982 dalam Erlangga, 2009). Semakin besar

dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan

dianggap semakin baik, dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang

tercermin melalui harga saham akan semakin baik pula.

Rasio keuangan yang diduga mempengaruhi dividend payout ratio dan Nilai

perusahaan dalam penelitian ini adalah: Likuiditas yang diproksikan dengan cash

ratio, rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar) dari kas yang tersedia

dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapar segera diuangkan. Rasio ini

mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya lebih tepat

waktu di bandingkan current ratio maupun quick ratio.Hal ini di sebabkan karena

current ratio mengandung akun piutang dagang dan persediaan.Sedangkan quick

ratio mengandung akun piutang dagang dimana kedua akun tersebut relatif lama

untuk berubah menjadi kas.

Kedua adalah Leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio, aturan

struktur financial konservatif memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan

oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal

sendiri.Diasumsikan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus di

bangun dari modal sendiri yaitu modal yang tahan risiko maka aturan financial

tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun

tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Jika perusahaan menggunakan modal

yang berasal dari pinjaman maka akan menimbulkan beban tetap berupa bunga

pinjaman. Jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan

(modal sendiri), maka perusahaan wajib memberikan balas jasa dalam bentuk

dividen.Semakin besar pembelanjaan perusahaan yang menggunakan modal dari para

pemegang sahamnya maka semakin besar pula dividen yang harus dibagikan.

Rasio terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang

diproksikan dengan ROE.Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat

laba yang diperoleh, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga

akan semakin tinggi dan harga saham yang akan dihasilkan perusahaan akan semakin

tinggi.

Berdasarkan pembahasan di atas maka kerangka konsep dari penelitian ini

dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H2: Kinerja Keuangan (ROE, ASR, EPS) berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

Pengaruh langsung atau tidak langsung Intellectual Capital Terhadap nilai

perusahaan Firer dan Williams (2003), Chen et al. (2005), Tan et al. (2007) dan Ulum

dkk.(2008) telah membuktikan bahwa Intellectual Capital mempunyai pengaruh

positif pada kinerja keuangan perusahaan.

430

430

Teori stakeholder menjelaskan bahwa seluruh aktivitas perusahaan

bermuara pada penciptaan nilai/value creation, kepemilikan serta pemanfaatan

sumber daya intelektual memungkinkan perusahaan mencapai keunggulan

bersaing dan meninggkatkan nilai tambah.Salah satu keunggulan IC adalah

sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997).

Penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui (2003), Chen et al. (2005), dan

Tan et al. (2007) membuktikan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif

terhadap kinerja dan nilai pasar perusahaan. Bertentangan dengan penelitian

tersebut dimana penelitian Solikhah dkk.(2010) serta Yuniasih dkk.(2010) tidak

berhasil membuktikan bahwa Intellectual Capital berpengaruh pada nilai pasar

perusahaan.Penelitian ini menambahkan variabel intervening (kinerja keuangan)

untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung Intellectual Capital pada

nilai perusahaan.

Berdasarkan teori dan diperkuat dengan hasil penelitian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3: Intellectual Capital berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap

nilai perusahaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek/subjek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek

Indonesia pada sektor Jakarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian pada

tahun 2011 sampai dengan 2013. Terdapat 30 perusahaan yang menjadi populasi

dalam penelitian ini.Adapun populasi perusahaan pada sektor Jakarta Islamic

Index (JII) terlihat pada tabel terlampir.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive

sampling, yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu). Atau

dengan kata lain adalah metode pemilihan sampel dengan beberapa kriteria

tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai

dengan criteria yang telah ditentukan. Pertimbangan yang digunakan untuk

memilih sampel disini adalah : (1) telah terdaftar sebagai anggota Bursa Efek

Indonesia pada Periode 2011-2013., (2) memberikan Laporan Keuangan secara

periodik kepada BEI selama periode pengamatan yaitu tahun 2011-2013, (3)

penutupan harga saham sampai dengan kuartil ke 4, (4) memasyarakatkan

sahamnya melalui Bursa Efek Indonesia, (5) bergerak dalam Industri yang sejenis.

Berdasarkan kriteria di atas, dari 30 perusahaan pada sektor Jakarta

Islamic Index (JII) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dipilih 20 (dua

puluh) perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Daftar perusahaan pada sektor Jakarta Islamic Index (JII) yang menjadi

sampel dalam penelitian ini dapat dilihat di lampiran.

3.2. Definisi Operasional Variabel

431

431

Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah Itellectual Capital (IC).

Pengukuran IC itu sendiri menggunakan tiga proksi, yaitu (1) Value Added

Capital Coefficient (VACA), (2) the Human Capital Coefficient (VAHU), dan (3)

Structural Capital Coefficient (STVA).

VACA adalah perbandingan antara value added (VA) dengan modal fisik

yang bekerja (CA). Rasio ini adalah sebuah indikator untuk VA yang dibuat oleh

satu unit modal fisik dengan formula sebagai berikut:

VACA = VA/CA

Untuk menghitung VA adalah:

Output (OUT) adalah pendapatan dan terdiri dari semua produk dan jasa yang

dijual di pasar, Input (IN) mencakup semua biaya untuk operasi perusahaan,

dikurangi jumlah biaya karyawan yang tidak dianggap sebagai biaya.

Pulic (2004) mengasumsikan bahwa jika sebuah unit CA menghasilkan

return yang lebih besar di sebuah perusahaan daripada perusahaan yang lain,

maka perusahaan pertama lebih baik pemanfaatan CAnya. Jadi pemanfaatan lebih

CA adalah bagian dari IC perusahaan. Ketika membandingkan lebih dari sebuah

kelompok perusahaan, VACA menjadi sebuah indikator kemampuan intelektual

perusahaan untuk memanfaatkan modal fisik lebih baik.

untuk menilai hubungan antara VA dan fisik dan keuangan modal yang

digunakan (CA). Untuk Pulic (2004), IC tidak dapat membuat nilai sendiri. Oleh

karena itu, perlu untuk mengambil modal finansial dan fisik ke dalam rekening

dalam rangka untuk memiliki penuh wawasan tentang totalitas VA diciptakan

oleh sumber daya perusahaan.Value Added Capital Employed (VACA)

mengungkapkan berapa banyak nilai baru telah diciptakan oleh satu unit moneter

diinvestasikan dalam modal usaha. Dengan demikian, hubungan antara VA dan

CA menunjukkan kemampuan modal yang digunakan untuk menciptakan nilai

dalam suatu perusahaan

VAHU adalah seberapa besar VA dibentuk oleh pengeluaran rupiah

pekerja. Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan HC

membuat nilai pada sebuah perusahaan. Jadi hubungan antara VA dan HC

mengindikasikan kemampuan HC membentuk nilai dalam sebuah perusahaan

dengan formula sebagai berikut:

VAHU = VA/HC Untuk Pulic (2004), biaya karyawan dianggap sebagai indikator HC. Beban

tersebut tidak lagi menjadi bagian dari input. Ini berarti bahwa biaya yang

berhubungan dengan karyawan tidak diperlakukan sebagai biaya tetapi sebagai

investasi. Dengan demikian, hubungan antara VA dan HC mengindikasikan

kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai dalam perusahaan

Ketika VAHU dibandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan,

VAHU menjadi sebuah indikator kualitas sumber daya manusia perusahaan.

VAHU juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan VA setiap rupiah

dikeluarkan pada HC.

STVA menunjukkan kontribusi modal struktural (SC) dalam pembentukan

nilai. Dalam model Pulic, SC merupakan VA dikurangi HC. Kontribusi HC pada

pembentukan nilai lebih besar kontribusi SC dengan formula sebagai berikut:

432

432

STVA = SC/VA

Rasio-rasio tersebut merupakan kalkulasi kemampuan intelektual sebuah

perusahaan. Formulasi ini merupakan jumlah koefisien yang disebutkan

sebelumnya. Hasilnya sebuah indikator baru dan unik yaitu the VAIC™, yaitu

sebagai berikut:

VAICTM

= VACA + VAHU + STVA

Variabel Intervening Variabel Intervening dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan.

Pengukuran kinerja perusahaan itu sendiri menggunakan tiga proksi, yaitu:

1. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang berhubungan

dengan keuntungan investasi. ROE mengukur seberapa banyak keuntungan

sebuah perusahaan dapat menghasilkan setiap rupiah dari modal pemegang

saham. Rasio ini mengindikasi kekuatan laba dari investasi nilai buku pemegang

saham dan digunakan ketika membandingkan dua atau lebih dua perusahaan

dalam sebuah industri secara kontinu (Van Horne, 1989, p. 129). Jadi formula

untuk memperoleh ROE, yaitu:

ROE = Laba Pemegang Saham

Jumlah Dana Pemegang Saham

2. Annual stock return (ASR)

Annual stock return (ASR) mengukur perubahan harga saham termasuk

dividen. Total return dari saham yang dimiliki berasal dari dua sumber yaitu

dividen dan distribusi kas lain dan capital gains (Siegel, 2002 dalam Hong, 2007).

Jadi formula untuk memperoleh ASR, yaitu:

ASR = (Harga Saham (tahun x+1) – Harga saham tahun x)+ Dividen

Harga saham tahun x

3. Earnings per share (EPS)

EPS memberikan ukuran profitabilitas yang memasukkan keputusan

operasi, investasi dan pembiayaan (Stikney dan Weil, 1997 dalam Hong, 2007).

Jadi formula untuk memperoleh EPS adalah:

EPS = Pendapatan Bersih

Jumlah Rata-rata Saham Beredar

Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.Nilai

perusahaan tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di

pasar.Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan price to book value

(PBV).

PBV = Harga Saham Penutupan

Nilai Buku Per Lembar Saham

433

433

Variabel Kontrol Penelitian ini menggunakan variabel kontrol harga saham Return on Total

Assets (ROA) dan NPM .

3.3. Metode Analisis

Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

profitabilitas perusahaan yang diukur menggunakan return on equity (ROE),

Earning Per Share (EPS), dan Annual Stock Return (ASR)

Nilai perusahaan tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di

pasar.Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan price to book value

(PBV).

Harga Saham Penutupan

PBV = ---------------------------------------

Nilai Buku Per Lembar Saham

Intellectual Capital yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital

yang diukur berdasarkan pengukuran dari model value added yang diproksikan

dari physical capital (VACA), human capital (VAHU), danstructural capital

(STVA). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama

VAIC yang dikembangkan oleh Pulic (1998;1999;2000). Formulasi dari

perhitungan VAIC adalah sebagai berikut, yaitu:

VAIC = VACA + VAHU + STVA …………………………(3)

Keterangan:

VAIC :Value added intellectual capital

VACA :Value added capital coefficient

VAHU :Value added human capital

STVA :Value added structural capital

Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis jalur.Analisis jalur

merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda untuk menaksir

hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan

teori. Dalam analisis jalur terdapat suatu variabel yang berperan ganda yaitu

sebagai variabel independen pada suatuhubungan, namun menjadi variabel

dependen pada hubungan lain mengingat adanya hubungan kausalitas yang

berjenjang.

ROE = β1VAIC + e1 ………………………………………..…………… EPS = β2VAIC + e1….……………………………………..……………

ASR = β3VAIC + e1 ………………………………………..…………… PBV = β4 VAIC + β5 ROE + β6 EPS + β7 ASR + β8HS + β9ROA + β10NPM+

e2 …………..…………………………....

Keterangan:

ROE + EPS + ASR = Kinerja keuangan (return on equity, Earning per

Share,Annual Stock Return ) VAIC = Value added intellectual capital

434

434

PBV = Nilai Perusahaan (price to book value)

β1 = Koefisien jalur ROE dengan VAIC

β2 = Koefisien jalur EPS dengan VAIC

β3 = Koefisien jalur ASR dengan VAIC

β4 = Koefisien jalur PBV dengan VAIC

β5 = Koefisien jalur ROE dengan PBV

β6 = Koefisien jalur EPS dengan PBV

β7 = Koefisien jalur ASR dengan PBV

β8 = Koefisien jalur HS dengan PBV

β9 = Koefisien jalur ROA dengan PBV

β10 = Koefisien jalur NPM dengan PBV

e1 = Residual atas kinerja keuangan

e2 = Residual atas nilai perusahaan Terdapat dua indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu koefisien

determinasi total dan theory triming.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Deskriptif Tabel 4.1

Data Statistik Deskriptif

Sub Variabel

N

Minimum

Maksimum

Mean Std.

Deviasi

PBV 60 -0.02 1.60 0.56 0.31

VAICTM

59 0.72 3.55 1.97 0.81

ROE 60 0.86 2.10 1.38 0.25

ASR 60 0.00 0.12 0.01 0.02

EPS 60 1.45 3.64 2.56 0.52

Harga Saham 60 2.63 4.87 3.75 0.54

ROA 59 0.72 3.55 1.97 0.81

NPM 60 0.53 1.85 1.16 0.28

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa variabel Intellectual Capital (VAICTM

)

memiliki nilai terendah 0,72; nilai tertinggi 3,55 dan nilai rata-rata 1,97. Nilai rata-rata Intellectual Capital menunjukkan bahwa Intellectual Capital perusahaan

berada pada kategori bad performers (skor VAICTM

dibawah 2,5). Variabel kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan return on equity (ROE), Annual Stock Return (ASR), dan Earning Per Share (EPS). ROE dengan nilai terendah 0,86; nilai tertinggi 2,10 dan nilai rata-rata 1,38. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki rata-rata ROE sebesar 1,38.

ASR dengan nilai terendah 0,00; nilai tertinggi 0,12 dan nilai rata-rata 0,12. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki rata-rata ASR sebesar

0.12. EPS dengan nilai terendah 1,45 nilai tertinggi 3,64 dan nilai rata-rata 2,56.

435

435

Nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki rata-rata EPS

sebesar 2,56. Variabel nilai perusahaan yang diukur menggunakan rasio price to

book value (PBV) memiliki nilai terendah -0,02; nilai tertinggi 1,60 dan nilai rata-

rata 0,56. Nilai rata-rata PBV diatas satu menunjukkan bahwa perusahaan sampel

memiliki nilai pasar yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai bukunya.

4.2. Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Tabel 4.2

Uji Hipotesis IC Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (ROE)

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Variabel

Kontrol

Taraf

Sig

Sig

Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

VAICTM

ROE Harga

Saham,

ROA, NPM

5%

(0.05)

0.751 Sig Hitung

< Taraf Sig

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengaruh antara intellectual capital terhadap

kinerja keuangan (ROE) adalah tidak signifikan dengan nilai signifikansi >0,05

yaitu 0,751. Dengan demikian H1a ditolak

Tabel 4.3

Uji Hipotesis IC Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (ASR)

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Variabel

Kontrol

Taraf

Sig

Sig

Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

VAICTM

ASR

Harga

Saham,

ROA, NPM

5%

(0.05)

0.007 Sig Hitung

< Taraf Sig

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pengaruh antara intellectual capital terhadap

kinerja keuangan (ASR) adalah signifikan dengan nilai signifikansi <0,05 yaitu

0,007. Dengan demikian H1b diterima

Tabel 4.4

Uji Hipotesis IC Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (EPS)

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Variabel

Kontrol

Taraf

Sig

Sig

Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

436

436

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengaruh antara intellectual capital terhadap

kinerja keuangan (EPS) adalah signifikan dengan nilai signifikansi <0,05 yaitu

0,043.Dengan demikian H1c diterima.

4.3. Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 4.5

Uji Hipotesis Kinerja Keuangan Perusahaan (ROE) Terhadap Nilai

Perusahaan

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Taraf Sig

Sig

Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

ROE PBV 5% (0.05) 0.000 Sig Hitung

< Taraf Sig

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pengaruh antara kinerja keuangan (ROE) terhadap

nilai perusahaan (PBV) adalah signifikan dengan nilai signifikansi <0,05 yaitu

0,000. Dengan demikian H2a diterima

Tabel 4.6

Uji Hipotesis Kinerja Keuangan Perusahaan (ASR) Terhadap Nilai

Perusahaan

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Taraf Sig

Sig

Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

ASR PBV 5% (0.05) 0.960 Sig Hitung

< Taraf Sig

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengaruh antara kinerja keuangan (ASR=I2)

terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan dengan nilai signifikansi >0,05

yaitu 0,960. Dengan demikian H2b ditolak

Tabel 4.7

Uji Hipotesis Kinerja Keuangan Perusahaan (EPS) Terhadap Nilai

Perusahaan

VAICTM

EPS Harga

Saham,

ROA, NPM

5% (0.05)

0.043 Sig Hitung < Taraf Sig

437

437

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Taraf Sig

Sig

Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

EPS PBV 5% (0.05) 0.068 Sig Hitung

< Taraf Sig

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pengaruh antara kinerja keuangan (EPS=I3)

terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan dengan nilai signifikansi <0,05

yaitu 0,068. Dengan demikian H2c ditolak

4.4. Pengaruh Langsung atau Tidak Langsung Intellectual Capital

Terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 4.8

Uji Hipotesis IC Secara Langsung Terhadap Nilai Perusahaan

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Variabel

Kontrol

Taraf

Sig

Sig Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

VAICTM

PBV

Harga

Saham,

ROA, NPM

5%

(0.05)

0.575 Sig Hitung

< Taraf Sig

Tabel 4.8 menunjukkan pengaruh antara intellectual capital secara langsung

terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan dengan nilai signifikansi >0,05

yaitu 0,575. Dengan demikian H3a ditolak.

Tabel 4.9

Uji Hipotesis IC Secara Tidak Langsung Terhadap Nilai Perusahaan

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Variabel

Kontrol

Taraf

Sig

Sig Hitung

Syarat

Diterimanya

Hipotesis

VAIC

TM

PBV

ROE, ASR,

EPS, Harga

Saham,

ROA, NPM

5%

(0.05)

0.603

Sig Hitung

< Taraf Sig

Tabel 4.9 menunjukkan pengaruh antara intellectual capital secara langsung

terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan dengan nilai signifikansi

>0,05 yaitu 0,603. Dengan demikian H3b ditolak.

4.5. Perbedaan Besarnya Pengaruh Intellectual Capital baik Secara

Langsung Maupun Tidak Langsung Terhadap Nilai Perusahaan

438

438

Untuk menghitung perbedaan besarnya pengaruh intellectual capital baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap nilai perusahaan adalah:

1. Menghitung besarnya pengaruh intellectual capital secara langsung terhadap

nilai perusahaan yaitu dihitung dengan menggunakan regresi linier berganda.

Perhitungannya tidak memperhitunkgan variabel kinerja keuangan (ROE,

ASR, dan EPS) namun tetap memperhitungkan variabel kontrol (Harga

saham, ROA, dan NPM). Hasil yang diperoleh dari perhitungan itu adalah

62.4% (0.624 adjusted R Square). Itu artinya pengaruh intellectual capital

secara langsung terhadap perusahaan sebesar 62.4%. sedangkan pengaruhnya

tersebut tidak signifikan pada hasil hitung 0.575 > 0.05.

2. Menghitung besarnya pengaruh intellectual capital secara tidak langsung

terhadap nilai yaitu dengan menggunakan regresi linier berganda.

Perhitungannya memperhitungkan variabel kinerja keuangan (ROE, ASR, dan

EPS) dan variabel kontrol (Harga saham, ROA, dan NPM). Hasil yang

diperoleh dari perhitungan itu adalah 90.7% (0.907 adjusted R Square). Itu

artinya pengaruh intellectual capital secara langsung terhadap perusahaan

sebesar 90.7%. sedangkan pengaruhnya tersebut tidak signifikan pada hasil

hitung 0.603 > 0.05.

4.6. Korelasi Intellectual Capital, Nilai Perusahaan, dan Kinerja Keuangan

Tabel 4.10

Korelasi Diantara Variabel Operasional

Correlations

PBV1 VAIC1 ROE1 ASR1 EPS1

PBV1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1 -.232 .835**

-.007 .237

.077 .000 .960 .068

60 59 60 60 60

VAIC1 Pearson Correlation -.232 1 -.058 .170 .107

Sig. (2-tailed) .077 .663 .198 .422

N 59 59 59 59 59

ROE1 Pearson Correlation .835**

-.058 1 .117 .413**

Sig. (2-tailed) .000 .663 .372 .001

N 60 59 60 60 60

ASR1 Pearson Correlation -.007 .170 .117 1 .285*

Sig. (2-tailed) .960 .198 .372 .027

N 60 59 60 60 60

EPS1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

.237 .107 .413**

.285*

1

.068 .422 .001 .027

60 59 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil uji korelasi product Moment Pearson’s pada tabel 4.10 menunjukkan

bahwa koefisien korelasi Pearson dan signifikansi antara Intellectual Capital

(VAIC) dan nilai perusahaan (PBV1) sebesar -0,232 dengan nilai signifikansi

>0,05 yaitu 0,077. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

negatif yang tidak signifikan antara Intellectual Capital (VAIC) dengan nilai

perusahaan (PBV1).

Hubungan Intellectual Capital (VAIC) dan ROE1 sebesar -0,058 dengan nilai

signifikansi >0,05 yaitu 0,663. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat

439

439

hubungan negatif yang tidak signifikan antara Intellectual Capital (X) dengan

kinerja keuangan perusahaan (ROE).

Hubungan Intellectual Capital (VAIC1) dan ASR1 sebesar 0,170 dengan

nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,198. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif yang tidak signifikan antara Intellectual Capital (VAIC)

dengan kinerja keuangan perusahaan ASR1.

Hubungan Intellectual Capital (X) dan EPS1 sebesar 0,107 dengan nilai

signifikansi >0,05 yaitu 0,422. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif yang tidak signifikan antara Intellectual Capital (VAIC1) dengan

kinerja keuangan perusahaan (EPS1)..

4.7. Pengaruh Intellectual Capital Pada Kinerja Keuangan Perusahaan

Pengujian hipotesis H1a menunjukkan bahwa Intellectual Capital

berpengaruh negatif tidak signifikan pada kinerja keuangan (ROE). Temuan

penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efisien perusahaan mengelola

sumber daya intelektual (physical capital, human capital dan structural capital)

yang dimiliki perusahaan akan memberikan hasil yang menurun yang ditunjukkan

dari peningkatan kinerja keuangan perusahaan (ROE), walaupun penurunannya

tidak signifikan. Pengujian hipotesis H1b menunjukkan bahwa Intellectual Capital

berpengaruh positif tidak signifikan pada kinerja keuangan (ASR). Temuan

penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efisien perusahaan mengelola

sumber daya intelektual (physical capital, human capital dan structural capital)

yang dimiliki perusahaan akan memberikan hasil yang meningkat yang

ditunjukkan dari peningkatan kinerja keuangan perusahaan (ASR) walaupun

peningkatannya tidak signifikan. Pengujian hipotesis H1c menunjukkan bahwa

Intellectual Capital berpengaruh positif tidak signifikan pada kinerja keuangan

(EPS). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efisien perusahaan

mengelola sumber daya intelektual (physical capital, human capital dan

structural capital) yang dimiliki perusahaan akan memberikan hasil yang

meningkat yang ditunjukkan dari peningkatan kinerja keuangan perusahaan (EPS)

walaupun peningkatannya tidak signifikan.

4.8. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian hipotesis H2a menunjukkan bahwa kinerja keuangan

perusahaan (ROE) berpengaruh positif tidak signifikan pada nilai perusahaan

(PBV). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi ROE

perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan walaupun peningkatannya tidak

signifikan. Pengujian hipotesis H2b menunjukkan bahwa kinerja keuangan

perusahaan (ASR) berpengaruh negatif tidak signifikan pada nilai perusahaan

(PBV). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi ASR

perusahaan akan menurunkan nilai perusahaan walaupun penurunannya tidak

signifikan. Pengujian hipotesis H2c menunjukkan bahwa kinerja keuangan

perusahaan (EPS) berpengaruh positif tidak signifikan pada nilai perusahaan

(PBV). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi PBV

440

440

perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan walaupun kenaikannya tidak

signifikan.

4.9. Pengaruh Langsung Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian hipotesis H3a berhasil membuktikan bahwa ICsecara langsung

berpengaruh negatif tidak signifikanterhadap nilai perusahaan.Hal ini berarti pasar

tidak memberikan penilaian yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki

Intellectual Capital yang lebih tinggi.Temuan penelitian ini mengindikasikan

bahwa penghargaan pasar pada suatu perusahaan lebih didasarkan pada sumber

daya fisik yang dimiliki, investor cenderung tidak menitikberatkan pada sumber

daya intelektual yang dimiliki perusahaan.

4.10. Pengaruh Tidak Langsung Intellectual Capital Pada Nilai Perusahaan

Pengujian hipotesis H3b menunjukkan bahwa kinerja keuangan (ROE)

sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara Intellectual

Capital dan nilai perusahaan.Pasar akan memberikan penilaian yang lebih rendah

kepada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan (ROE) yang meningkat,

kinerja keuangan (ROE) yang meningkat akan direspon negatifoleh pasar

sehingga menurunkan nilai perusahaan.

Pengujian hipotesis H3b menunjukkan bahwa kinerja keuangan (ASR) sebagai

variabel intervening mampu memediasi hubungan antara Intellectual Capital dan

nilai perusahaan.Pengaruhnya positif tidak signifikan. Artinya pasar akan

memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada perusahaan yang memiliki kinerja

keuangan (ASR) yang meningkat, kinerja keuangan (ASR) yang meningkat akan

direspon positif oleh pasar sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Pengujian hipotesis H3b menunjukkan bahwa kinerja keuangan (EPS)

sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara Intellectual

Capital dan nilai perusahaan.Pengaruhnya positif tidak signifikan. Artinya pasar

akan memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada perusahaan yang memiliki

kinerja keuangan (EPS) yang meningkat, kinerja keuangan (EPS) yang meningkat

akan direspon positif oleh pasar sehingga menurunkan nilai perusahaan.

5. SIMPULAN

5.1. Simpulan Khusus

1. Intellectual Capital berpengaruh negatif tidak signifikan pada kinerja

keuangan (ROE). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin

efisien perusahaan mengelola sumber daya intelektual (physical capital,

human capital dan structural capital) yang dimiliki perusahaan

akanmemberikan hasil yang menurun yang ditunjukkan dari peningkatan

kinerja keuangan perusahaan (ROE), walaupun penurunanna tidak signifikan.

441

441

Intellectual capital berpengaruh positif signifikan pada kinerja keuangan

(ASR). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efisien

perusahaan mengelola sumber daya intelektual (physical capital, human

capital dan structural capital) yang dimiliki perusahaan akan memberikan

hasil yang meningkat yang ditunjukkan dari peningkatan kinerja keuangan

perusahaan (ASR) dan peningkatannya tidak signifikan.

Intellectual capital berpengaruh positif signifikan pada kinerja keuangan

(EPS). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efisien

perusahaan mengelola sumber daya intelektual (physical capital, human

capital dan structural capital) yang dimiliki perusahaan akan memberikan

hasil yang meningkat yang ditunjukkan dari peningkatan kinerja keuangan

perusahaan (EPS) dan peningkatannya tidak signifikan.

2. Kinerja keuangan perusahaan (ROE) berpengaruh positif signifikan pada nilai

perusahaan (PBV). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin

tinggi ROE perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan walaupun

peningkatannya signifikan.

Kinerja keuangan perusahaan (ASR) berpengaruh negatif tidak signifikan

pada nilai perusahaan (PBV). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa

semakin tinggi ASR perusahaan akan menurunkan nilai perusahaan walaupun

penurunannya tidak signifikan.

Kinerja keuangan perusahaan (EPS) berpengaruh positif tidak signifikan pada

nilai perusahaan (PBV). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa

semakin tinggi PBV perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan

walaupun peningkatannya tidak signifikan.

3. Intellectual capital secara langsung berpengaruh positiftidak signifikan

terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti pasar tidak memberikan penilaian

yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki Intellectual Capital yang

lebih tinggi. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa penghargaan pasar

pada suatu perusahaan lebih didasarkan pada sumber daya fisik yang dimiliki,

investor cenderung tidak menitikberatkan pada sumber daya intelektual yang

dimiliki perusahaan.

4. Kinerja keuangan (ROE) sebagai variabel intervening mampu memediasi

hubungan antara Intellectual Capital dan nilai perusahaan. Pasar akan

memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada perusahaan yang memiliki

kinerja keuangan (ROE) yang meningkat, kinerja keuangan (ROE) yang

meningkat akan direspon positif oleh pasar sehingga meningkatkan nilai

perusahaan.

Kinerja keuangan (ASR) sebagai variabel intervening mampu memediasi

hubungan antara Intellectual Capital dan nilai perusahaan.Namun

pengaruhnya positif signifikan. Artinya pasar akan memberikan penilaian

yang lebih rendah kepada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan (ASR)

yang meningkat, kinerja keuangan (ASR) yang meningkat akan direspon

positif oleh pasar sehingga menurunkan nilai perusahaan.

Kinerja keuangan (EPS) sebagai variabel intervening mampu memediasi

hubungan antara Intellectual Capital dan nilai perusahaan dan pengaruhnya

positif signifikan. Artinya pasar akan memberikan penilaian yang lebih tinggi

442

442

kepada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan (EPS) yang meningkat,

kinerja keuangan (EPS) yang meningkat akan direspon positif oleh pasar

sehingga menurunkan nilai perusahaan.

5.2. Simpulan Umum

Intellectual Capitalidak selalu berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan perusahaan, tergantung jenis kinerja keuangan yang diukur.Solikhah

dkk. (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang mampu mengelola sumber daya

intelektualnya dengan efisien akan menciptakan value added dan competitive

advantage yang akan bermuara pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

Intellectual Capital tidak berpengaruh pada nilai pasar perusahaan.Temuan

penelitian ini mengindikasikan bahwa investor belum memberikan penilaian yang

lebih tinggi terhadap perusahaan yang memiliki Intellectual Capital yang lebih

tinggi.

Kinerja keuangan sebagai variabel intervening mampu memediasi

hubungan antara Intellectual Capital dan nilai perusahaan.Hasil penelitian berhasil

membuktikan dugaan peneliti mengenai adanya pengaruh kinerja keuangan yang

memediasi hubungan Intellectual Capital dan nilai perusahaan.Temuan penelitian

ini menunjukkan bahwa pasar memberikan penilaian yang lebih tinggi kepada

perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang lebih tinggi, kinerja keuangan

yang meningkat karena perusahaan mampu mengelola sember daya intelektualnya

dengan efektif dan efisien.

5.3. Keterbatasan

Pengukuran Intellectual Capital, kinerja keuangan, dan nilai perusahaan

menggunakan data sekunder walaupun sebelumnya sudah diupayakan untuk

memperoleh data primer.Untuk penelitian selanjutnya seharusnya terus

diupayakan menggunakan data primer dan atau gunakan alat ukur yang berbeda

misalnya menggunakan PLS (Parts Least Square).

5.4. Implementasi

a. Untuk Peneliti Selanjutnya

Pergunakanlah data primer untuk mengukur Intellectual Capital, kinerja

keuangan, dan nilai perusahaan

b. Untuk Perusahaan Untuk meningkatkan nilai perusahaan, manajemen sebaiknya terus

meningkatkan intellectual capital untuk meningkatkan kinerja keuangan dari

segi ASR dan EPS namun untuk ROE sebaiknya mengurangi intellectual

capital.

c. Untuk Regulator Bagi pemerintah maupun regulator terkait diharapkan dapat meningkatkan

sarana dan prasarana penunjang untuk meningkatkan iklim investasi. Selain

443

443

itu peningkatan mutu dunia pendidikan perlu terus dikembangkan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian

diharapkan perusahaan bisa memperoleh benefit yang memadai untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

REFERENSI

Adi Erawati, Ni Made dan I Putu Sudana. 2008. Intangible Assets, Nilai

Perusahaan dan Kinerja Alexander, John. J dan Buchloz. 1978. A Reason for Differences in Corporate

Social Reporting. Critical Perspectives on Accounting. Vol. 10, p. 521-

547.

Almilia, Luciana, dan Dwi Wijayanto. 2007. Pengaruh Environmental

Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic

Performance,The 1st Accounting Conference, September 2007.

Appuhami, B.A. Ranjith. 2007. The Impact of Intellectual Capital on Investors

Capital Gains on Share: An Empirical Investigation of Thai Banking,

Finance & Insurance Sector. International Managemnet Review.Vol.3

No.2.

Barako, G, Phil Hancock, dan H.Y Izan. 2006. Factors Influencing Voluntary

Corporate Disclosure by Kenyan Companies. Black, Bernard S H. Jang, dan W Kim. 2003. Does Corporate Governance affect

Firm Value? Evidence from Korea. Finance Working Paper No.103/2005,

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2003 Intellectual Capital and Firm Performance of US

Multinational Firms: a Study of The Resource-Based and Stakeholder

Views. Journal of Intellectual Capital.Vol. 4 No. 2. pp. 215-226. Bontis, N. 2001.Assessing Knowledge Assets: a Review of the Models Used to

Measure Intellectual Capital.International Journal of technology

Management. Vol.3 No. 1.pp. 41-60.

Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. 2005. ―An Empirical Investigation of the

Relationship Between Intellectual Capital and firms’ Market Value and

Financial Performances‖ . Journal of Intellectual Capital Vol. 6 No. 2.pp.

159-176.

Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company.

Sydney

Dahlia, Lely, dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi XI Pontianak. Daily, Catherine, dan

Daryatno, Arief. 2004. Pengaruh Corporate Governance pada Nilai Perusahaan

dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening Simposium

Nasional Akuntansi VII Denpasar Bali, 2-3 Desember.

Edvinsson, L. and M. Malone. 1997. Intellectual Capital: Realizing your

Company’s True Value by Finding its Hidden Brainpower. Harper

Collins, New York, NY.

444

444

Firer, S., and S.M. Williams. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures

of corporate performance. Journal of Intellectual Capital.Vol.4

No.3.pp.348-360.

Forum for Corporate Governance in Indonesia.2001. Seri Tata Kelola (Corporate

Governance) Jilid II.

Goodstein, J. Gautam, dan Warren Boeker. 1991. The Effect of Owner versus

Management Control on the Choice of Accounting Methods. Harrison, S., and P.H. Sullivan. 2000. Profitting form Intellectual Capital:

Learning from Leading Companies. Journal of Intellectual Capital.Vol.1

No.1.pp.33-46.

Hidayat. 2000. Peranan Strategis Intellectual Capital dalam Persaingan Bisnis di

Era Jasa. EKUITAS. Vol 5, No. 3, 293-312.

Hong, Pew, Tan., David Plowman dan Phil Hancock. 2007. Intellectual Capital

and Financial Return of Companies. Journal of Intellectual Capital.Vol 3,

No.1, 51-61

Iswati, Sri, Muslich Anshori. 2007. The Influence of Intellectual Capital to

Financial Performance at Insurance Companies in Jakarta Stock Exchange

(JSE). Proceedings of the 13th Asia Pacific Management Conference,

Melbourne, Australia, 1393-1399

Journal of Accounting and Economics, Vol.4.hal.41 -53. Harjoto, Maretno A, dan

Hoje Jo. 2007. Corporate Governance and Firm Value: The Impact of

CSR, Social Science Research Network. Hartanti, Dwi 2006. Makna

Corporate Social Responsibility: Sejarah dan Perkembangannya.

Economic Business Accounting Review, Edisi III, September-

Desember.hal 113-124.

Kamath, G.B.2007. The Intellectual Capital Performance of Indian Banking

Sector.Journal of Intellectual Capital.Vol 8, No.1, pp 96-123

Kuryanto, Benny & Muchamad Syafrudin.2008. Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Kinerja Perusahaan.Makalah Disampaikan dalam Simposium

Nasional Akuntansi XI.Pontianak: 23-24 Juli.

Mavridis, D.G. 2004.The Intellectual Capital Performance of the Japanese

Banking Sector.Journal of Intellectual Capital.Vol. 5 No. 3. pp. 92-115.

Meek, G.K., and S.J. Gray. 1988. The Value Added Statement: an Innovation for

the US Companies. Accounting Horizons.Vol. 12 No.2. pp. 73-81.

Pulic,A. 1998. Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge

Economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on

Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for

Intellectual Potential.

Purnomosidhi, Bambang. 2006. Praktik Pengungkapan Intellectual Capital pada

Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 9, No.1,

1-20.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1995. Bahan Penyuluhan Bahasa

Indonesia.Departemen Pendidikan Nasional.

Rahcmawati, Andri dan Hanung Triatmoko 2007.Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kulaitas Laba dan Nilai Perusahaan.Makalah

445

445

Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar: 26-28

Juli.

Riduwan, Kuncoro M. Engkos Achmad. 2007. Cara Menggunakan dan

Memaknai Analisis Jalur (Path Analisis).Cetakan Pertama. Bandung :

Alfabeta.

Robert Dalton. 1993. Corporate Governance: The Impact of Board Composition

and Structure. The Academy of Management Journal. December, Vol.37,

1603-1617.

Rupidara, Neil,S.2008. Intellectual Capital dan Strategi Pengembangan Organisasi

dan Sumber Daya Manusia. Universitas Kristen Satya Wecana

Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. Intellectual Capital:

Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal

Akuntansi dan Keuangan. Vol 5, No. 1, 31-51.

Sianipar, Mutiara. 2009. The Impact of Intelectual Capital Towards Financial

Profitability and Investors’ Capital Gain on Shares: An Empirical

Investigation of Indonesian Banking and Insurance

Sir, Jennie, Bambang Subroto, Grahita Chandrarin. 2010. Intellectual Capital dan

Abnormal Return Saham (Studi Peristiwa Pada Perusahaan Publik Di

Indonesia). Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi

XIII. Purwokerto: 13-15 Oktober.

Solikhah, Badingatus, Abdul Rohman,Wahyu Meiranto. 2010. Implikasi

Intellectual Capital terhadap Financial Performance, Growth dan Market

Value; Studi Empiris dengan Pendekatan Simplisitic Specification.

Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Purwokerto: 13-15 Oktober.

Lampiran

Daftar Perusahaan yang Tercatat di Jakarta Islamic Index (JII)

Periode 1 Desember 2013 s.d 31 Mei 2014

No. Kode Nama Saham

1 AALI Astra Agro Lestari TTbk.

2 ADRO Adaro Energy Tbk.

3 AKRA AKR Corporindo Tbk.

4 ASII Astra International Tbk.

5 ASRI Alman Sutera Reality Tbk.

6 BMTR Global Mediacom Tbk.

7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.

8 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

9 EXCL XL Axiata Tbk.

10 HRUM Harum Energy Tbk.

11 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

13 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

446

446

14 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

15 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.

16 KLBF Kalbe Farma Tbk.

17 LPKR Lippo Karawaci Tbk.

18 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.

19 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk.

20 MNCN Media Nusantara Citra Tbk.

21 MPPA Matahari Putra Prima Tbk.

22 PGAS Perusahaan Gas Negasa (Persero) Tbk.

23 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

24 PWON Pakuwon Jati Tbk.

25 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.

26 SMRA Summarecon Agung Tbk.

27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

28 UNTR United Tractor Tbk.

29 UNVR Unilever Indonesia Tbk.

30 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sumber :www.idx.co.id

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Saham

1 AALI Astra Agro Lestari TTbk.

2 ADRO Adaro Energy Tbk.

3 AKRA AKR Corporindo Tbk.

4 ASII Astra International Tbk.

5 ASRI Alman Sutera Reality Tbk.

6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

7 HRUM Harum Energy Tbk.

8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

12 KLBF Kalbe Farma Tbk.

13 LPKR Lippo Karawaci Tbk.

14 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.

15 PGAS Perusahaan Gas Negasa (Persero) Tbk.

16 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

17 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.

18 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

19 UNTR United Tractor Tbk.

20 UNVR Unilever Indonesia Tbk.

Sumber :www.idx.co.id

Excluded Variablesb

447

447

Model

Beta In

T

Sig.

Partial

Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1 VAIC1 27.324a .320 .751 .043 3.512E-7

a. Predictors in the Model: (Constant), NPM1, ROA1, HS

b. Dependent Variable: ROE1

Excluded Variablesb

Model

Beta In

T

Sig.

Partial

Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1 VAIC1 575.784a 2.820 .007 .358 3.512E-7

a. Predictors in the Model: (Constant), NPM1, ROA1, HS

b. Dependent Variable: ASR1

Excluded Variablesb

Model

Beta In

T

Sig.

Partial

Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1 VAIC1 174.794a 2.068 .043 .271 3.512E-7

a. Predictors in the Model: (Constant), NPM1, ROA1, HS

b. Dependent Variable: EPS1

Coefficients

a

448

448

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

I1

-.841 .123 -6.820 .000

1.013 .088 .835 11.542 .000

a. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

I2

.561 .053 10.599 .000

-.133 2.655 -.007 -.050 .960

a. Dependent Variable: Y Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

I3

.218 .188 1.158 .252

.134 .072 .237 1.857 .068

a. Dependent Variable: Y

Excluded Variablesb

Model

Beta In

T

Sig.

Partial

Correlation

Collinearity Statistics

Tolerance

1 VAIC1 -77.076a -.563 .575 -.076 3.512E-7

a. Predictors in the Model: (Constant), NPM1, ROA1, HS

b. Dependent Variable: PBV1

Excluded Variablesb

Model

Beta In

T

Sig.

Partial

Correlation

Collinearity Statistics

Tolerance

1 VAIC1 -38.526a -.524 .603 -.073 3.000E-7

a. Predictors in the Model: (Constant), ASR1, HS, ROA1, ROE1, NPM1, EPS1

b. Dependent Variable: PBV1

Excluded Variablesb

449

449

Model

Beta In

T

Sig.

Partial

Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1 VAIC1 -38.526a -.524 .603 -.073 3.000E-7

a. Predictors in the Model: (Constant), ASR1, HS, ROA1, ROE1, NPM1, EPS1

b. Dependent Variable: PBV1