implementasi manajemen kurikulum dalam meningkatkan mutu

21
Vol. 01, No. 01, Februari 2017 Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SMK Migas Cepu) Taufik Rizki Sista Universitas Darussalam Gontor [email protected] Abstract The aim of this research is to know (1) the curriculum management model in Vocational High School of Migas Cepu. (2) Quality education development in Vocational High School of Migas Cepu. (3) The supporting and a prohibitive factors in implementation of curriculum management and quality development in Vocational High School of Migas Cepu. (4) The curriculum management role in quality education development. This research is a field research by descriptive qualitative method. In collecting data, writer apply the field observation, deep interview to the related interviewees and another related resource. The research outcome is (1) the Vocational High School of Migas Cepu is a recommended school by government to apply the current curriculum of 2013, therefore the Vocational High School of Migas Cepu is combining the curriculum of KTSP and curriculum of 2013. (2) Planning, developing, applying, and evaluating curriculum held comprehensively according to curriculum’s demand. (3) The Vocational High School of Migas Cepu, pay their attention to developing quality of education, this is evidenced by the outcome target presence in national test that reach in 100% in last four years. The curriculum management control a 90% of school quality development, this is evidenced by applying many innovations and changing of learning model in school. Key word: Curriculum management, Quality development. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui model manajemen kurkulum di SMK Migas Cepu, (2) mengetahui proses peningkatan mutu pendidikan di SMK Migas, (3) mengetahui apa saja yang

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Implementasi Manajemen Kurikulum DalamMeningkatkan Mutu Pendidikan

(Studi Kasus di SMK Migas Cepu)

Taufik Rizki SistaUniversitas Darussalam Gontor

[email protected]

AbstractThe aim of this research is to know (1) the curriculum management

model in Vocational High School of Migas Cepu. (2) Quality educationdevelopment in Vocational High School of Migas Cepu. (3) The supportingand a prohibitive factors in implementation of curriculum managementand quality development in Vocational High School of Migas Cepu. (4) Thecurriculum management role in quality education development. Thisresearch is a field research by descriptive qualitative method. In collectingdata, writer apply the field observation, deep interview to the relatedinterviewees and another related resource. The research outcome is (1) theVocational High School of Migas Cepu is a recommended school bygovernment to apply the current curriculum of 2013, therefore theVocational High School of Migas Cepu is combining the curriculum of KTSPand curriculum of 2013. (2) Planning, developing, applying, and evaluatingcurriculum held comprehensively according to curriculum’s demand. (3)The Vocational High School of Migas Cepu, pay their attention to developingquality of education, this is evidenced by the outcome target presence innational test that reach in 100% in last four years. The curriculummanagement control a 90% of school quality development, this is evidencedby applying many innovations and changing of learning model in school.

Key word: Curriculum management, Quality development.

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui model

manajemen kurkulum di SMK Migas Cepu, (2) mengetahui prosespeningkatan mutu pendidikan di SMK Migas, (3) mengetahui apa saja yang

Page 2: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista26

menjadi factor pendukung dan penghambat proses manajemen kurikulumdan peningkatan mutu, (4) mengetahui peranan manajemen kurikulumdalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Migas Cepu. Penelitian initermasuk jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan partisipatif,observasi lapangan, wawancara mendalam dan dokumentasi yang ber-kaitan tentang pokok bahasan berupa buku, dokumentasi sekolah, dan ber-bagai sumber terkait. Hasil penelitian ini adalah: (1) SMK Migas mendapatsurat penunjukan pemerintah sebagai pelaksana kurikulum 2013, jadi padasaaat ini SMK Migas masih menggunakan dua kurikulum yaitu KTSP dankurikulum 2013. (2) Perncanaan, pengembanga, pelaksanaan, dan evaluasikuirkulum di SMK Migas dilakukan secara komprehensif sesuai dengantuntunan kuirkulum 2013. Meski terdapat beberapa kendala yang masihdapat ditangani. (3) SMK Migas sangat mengedepankan meningkatan mutusekolah. Hal ini dibuktikan dengan presensi target lulusan UN yang men-capai 100% selama empat tahun terakhir. (4) Kurikulum SMK Migasmemegang andil 90% terhadap pengembangan mutu sekolah. Hal inidibuktikan dengan melaksanakan berbagai inovasi dalam perubahan modelpembelajaran di sekolah.

Kata kunci: Manajemen Kurikulum, Mutu Pendidikan

A. Pendahuluan

P endidikan adalah hal yang sangat urgen dalam kehidupanmanusia. Bahkan bagi ummat Islam, pendidikan adalah halyang pertama diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad

lewat surat al-’Alaq ayat 1-5 yang pertama kali diturunkan kepadarosulullah SAW. Bahkan pada masa kini, manusia berlomba-lombameninggikan jenjang pendidikan untuk beberapa alasan. Semakintinggi dan bermutu jenjang pendidikan seseorang, bagi golongansekuler, diangap mampu menjamin masa depan seseorang denganbaik. Mampu mendapat pekerjaan dengan mudah, mendapat peng-akuan dari orang lain, dll. Dan bagi orang agamis, semakin tinggidan bermutu jenjang pendidikan dapat menaikkan derajat seseorangdimata tuhan dan manusia, bahkan secara tidak langsung dapatmenjamin kehidupan seseorang dimasa depan.

Dalam memenuhi beberapa tujuan ini tentu hal yang palingpertama kali diinginkan manusia adalah mendapatkan kesempatanmengenyam pendidikan bermutu.

Page 3: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 27

Permasalahan yang terjadi di Indonesia ini adalah, masihlemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasaini. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas di laksanakansesuai dengan kemampuan dan selera guru. Padahal padakenyataannya kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajarantidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru sertamotivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya. Ada guru yangmelaksanakan pengelolaan pembelajarannya di lakukan dengansungguh-sungguh melalui perencanaan yang matang, denganmemanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memperhatikantaraf perkembangan intelektual dan perkembangan psikologi belajaranak. Guru yang demikian akan dapat menghasilkan kualitas lulusanyang lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang dalam pengelola-an pembelajarannya dilakukan seadanya tanpa mempertimbangkanberbagai faktor yang bisa memengaruhi keberhasilan proses pem-belajaran.1 Persoalan lainnya adalah pendidikan bermutu masihmenjadi barang mahal bagi sebagian masyarakat kita. Dalam hal inibisa dibilang bahwa kebanyakan dari lembaga pendidikan diIndonesia masih kurang memperhatikan mutu pendidikan mereka.

Pendidikan berkualitas diyakini sebagai cara yang tepat untukmeningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun pendidikandi Indonesia belum mampu menuju pada peningkatan kualitas,sebaliknya masih berkutat pada kuantitas semata. Meskipundemikian, peningkatan sarana dan prasana juga belum memadai.Masih banyak gedung-gedung sekolah yang kondisinya rusak parahyang sewaktu-waktu roboh sehingga membahayakan keselamatansiswa, menyebabkan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dihalaman sekolah atau menempati rumah-rumah penduduk.Kekurangan tenaga guru di berbagai daerah juga masih menjadipermasalahan yang cukup pelik. Semua permasalahan yang disebut-kan tak kurang dan tak lebih merupakan masalah yang diakibatkankesalahan dalam penerapan kurikulum dalam lembaga pendidikan.Kebanyakan orang mungkin beranggapan bahwa kurikulumhanyalah sebatas pengaturan jadwal pelajaran dan mengajar gurusaja. Namun hakikatnya kurikulum adalah mengatur dan ber-tanggung jawab atas semua kegiatan yang ada dalam lembaga

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:Kencana, 2007), hlm. 5.

Page 4: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista28

pendidikan. Baik jadwal, penempatan guru pengaturan sarana pra-sarana, dll.2

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berkaitanerat dengan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan,karena isi kurikulum bukan hanya yang ada dalam mata pelajaransaja, tetapi mencakup hal lain di luar mata pelajaran sejauh masihmenjadi tanggung jawab sekolah untuk di berikan kepada pesertadidik, seperti kerja keras, disiplin, kebiasaan belajar yang baik, danjujur dalam belajar.3 Dalam sistem pendidikan nasional, dinyatakanbahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturanmengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakansebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan tertentu.4

Kesalahan terhadap manajemen kurikulum akan berimbaspada kesalahan dalam pola pendidikan. Dan kesalahan pada polapendidikan akan berimbas kepada kurang bermutunya outputpendidikan. Rendahnya mutu output pendidikan di Indonesia akanmemaksa bangsa ini untuk mengerahkan tenaga asing yang lebihprofessional untuk mengelola sumber daya alam yang ada diIndonesia. Contohnya sumber daya minyak yang ada di Indonesia.

Tak dipungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu Negarapenghasil minyak terbanyak didunia selain daerah timur tengah.Namun kenyataan yang sangat disayangkan, bahwa pengelola utamadari minyak bumi Indonesia adalah pihak asing. Mulai daripengeboran, pengolahan dan pemasaran dikelola oleh pihak asing.Sedangkan kita hanya menjadi konsumen. Padahal Indonesia adalahsumber dari minyak, dan kita yang kita, membeli minyak kita sendiridari pihak asing.

Hal seperti ini diakibatkan minimnya sekolah perminyakanbermutu yang berakibat minimnya sumber daya manusia yangberpoensi dalam perminyakan di Indonesia. Sehingga membuat kitaharus memakai jasa pihak asing untuk mengelola kekayaan kitasendiri. Namun Indonesia saat ini sudah menaruh perhatian pada

2 Hari Suderajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. (Bandung: CiptaCekas Grafika, 2005), hlm. 81

3 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya),2007, hlm. 224.

4 UU Guru Dan Dosen & UU Sisdiknas, (Asa Mandiri, 2007), hlm. 52.

Page 5: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 29

hal ini. Terbukti dengan adanya beberapa sekolah peminyakan yangmenjadi andalan Indonesia.

Dari salah satu sekolah perminyakan yang ada, adalah SMKMigas Cepu yang dikelola oleh Pusdiklat Migas Cepu. Sekolahmenengah kejuruan ini bertempat dikota Cepu kabupaten Blora.SMK Migas adalah sekolah perminyakan yang pernah menjadisekolah bertaraf internasional ketika SBI masih diberlakukan. DanSMK migas sendiri merupakan sekolah perminyakan dalam jenjangsekolah menengah atas yang paling direkomendasikan diseluruhIndonesia.5 Untuk lebih mengetahui tentang bagaimana penerapankurikulum di SMK Migas Cepu, peneliti mengambil penelitiantentang implementasi manajemen kurikulum dalam meningkatkanmutu pendidikan di smk migas cepu yang diharapkan dari hasilpenelitian ini mampu memberikan sumbangsih kepada pendidikandi Indonesia dalam penerapan manajemen kurikulum yang tepatsehingga menghasilkan mutu pendidikan yang baik.

B. Metode PenelitianDalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk menafsirkanfenomena yang terjadi dan dilakukan dengan berbagai cara danmelibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian ini termasukpenelitian deskriptif, karena bertujuan untuk menggambarkan ciritertentu dari suatu fenomena dan berusaha mendiskripsikan danmenginterpretasikan apa yang ada (bisa mengenai kondisi atauhubungan yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsungakibat atau efek, atau kecenderungan yang tengah berkembang)6

Metode pengumpulan data merupakan langah paling utamadalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian, karena tujuanutama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahuimetod pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkandata yang memenuhi standar data yang ditetapkan.7 Untukmengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

5http://www.smkmigas.com/html/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20Singkat diakses pada kamis, 16/10/2014, 20:56

6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 2006), hlm. 94.  

7Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),hlm. 79.

Page 6: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista30

beberapa metode:1. Observasi.2. Interview.3. Dokumentasi.4. Triangulasi.5. Metode analisis data.

C. Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan MutuPendidikan

1. Manajemen Kurikulum

a. Pengertian dan Ruang LingkupManajemen kurikulum adalah segenap proses usaha

bersama untk memperlancar pencapaian tujuan pengajarandengan titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas interaksidan mengajar. Sedangkan pemahaman kurikulum sendiri dapatdipahami dengan arti sempit dan arti luas.8

Kurikulum dalam arti sempit adalah semua pelajaran baikteori maupun praktek yang diberikan kepada siswa-siswa selamamengikuti proses pendidikan tertentu. Dan kurikulum dalamarti luas adalah semua pengalaman yang diberkan oleh lemagapendidikan kepada anak didiknya selama mengikuti pendidikan.

Dengan membedakan pengertian-pengertian kurikulumseperti ini akan berakibat pula terhadap ruanglingkup mana-jemennya. Jika yang diikuti adalah pengertian manajemendalam arti sempit maka menejemen kurikulum hanyamenyangkut usaha dalam rangka melancarkan pelaksanaanjadwal pembelajaran. Namun jika yang dianut adalah pengertiandalam arti luas, maka manajemen kurikulum bukan hanyadibatasi dalam ruang kelas, tetapi menyangkut pola kegiatandiluar kelas.9

Sejalan dengan tujuan kurikuler dan tujuan intruksionalumum yang diencanaan oleh pusat dan diberikan kepadasekolah dalam bentuk GBPP. Penyajian bahan pelajaran dalam

8 Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: AdityaMedia, 2008), hlm. 95.

9 Ibid, hlm. 97.

Page 7: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 31

GBPP merupakan deretan materi secara terpisah-pisah. Penyaji-an ini merupakan hasil dari pengorganisasian yang dilakukanoleh para ahli bidang studi, dan pola bentuk penyusunan bahanseperti itu disebut kurikulum terpisah-pisah. Ada tiga jenisorganisasi kurikulum:10

1) Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum) dimanabahan ajar disajikan secara terpisah-pisah seolah-olah adabatasan antara bidang studi yang sama dikelas yangberbeda.

2) Kurikulum berhubungan (correlated curriculum) yaitukurikulum yang menunjukkan adanya hubunngan antarakurikulum satu dengan yang lain.

3) Kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu kuri-kulum yang meniadakan batas-batas antara bidang studidan menyajikan bahan ajar yang unik.

b. Fungsi dan Tujuan Manajemen KurikulumMenurut G.R. Terry yang dikutip dalam buku Rusman ter-

dapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu:11

1) Planning (perencanaan)2) Organizing (pengorganisasian)3) Actuating (pelaksanaan)4) Controlling (pengawasan)

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi mana-jemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan,dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi:1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapantujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan,proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran danstandar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.12

10 Prof. Dr. Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Gema Insani Press,Jakarta, 1995,), hlm. 96.

11 Rusman. Manajemen Kurikulum. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlml:57.

12 Ibid, hlm. 58.

Page 8: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista32

2) Pengorganisasian (Organizing)Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian(organizing). George R. Terry yang dikutip dari buku S.Nasution mengemukakan bahwa; Pengorganisasian adalahtindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuanyang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapatbekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasanpribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalamkondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atausasaran tertentu.13

3) Pelaksanaan (Actuating)Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan(actuating) merupakan fungsi manajemen yang palingutama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasianlebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrakproses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebihmenekankan pada kegiatan yang berhubungan langsungdengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini,George R. Terry14 yang dikutip dalam buku Nasution me-ngemukakan bahwa actuating merupakan usaha meng-gerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupahingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapaisasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusaha-an tersebut oleh karena para anggota itu juga inginmencapai sasaran-sasaran tersebut.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksana-an (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akantermotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika:15

a) Merasa yakin akan mampu mengerjakan,b) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat

bagi dirinya,c) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas

lain yang lebih penting, atau mendesak,d) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang

bersangkutan,

13 S Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 72.14 S. Nasution, Ibid, hlm. 83.15 Yayat M. Herujito, Dasar Dasar Manajemen, (Grasindo, Jakarta, 2001), hlm. 164.

Page 9: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 33

e) Hubungan antar teman dalam organisasi tersebutharmonis.

4) Pengawasan (Controlling)Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemenyang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semuafungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsipengawasan.

Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidik-an di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, makaproses manajemen pendidikan memiliki peranan yangamat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakansuatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagaikomponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelolasecara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung prosesmanajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkankesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannyatujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secarasemestinya. Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikandi sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas danrealisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien,pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolahuntuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, danpengawasan secara berkelanjutan.

c. Konsep Manajemen KurikulumKurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan

sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yangada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harus tepat di-rumuskan secara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,dan evaluasi kurikulum tersebut.

Program pendidikan/kurikuler tersebut, sekolah/ lembagapendidikan berusaha mendorong siswa agar berkembang dantumbuh secara tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang telahditetapkan.

Keterlibatan masyarakatpun ikut andil mengambil bagianpenting dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapatmemahami, membantu, dan mengontrol implementasi kuri-kulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kuri-kulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,

Page 10: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista34

mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum,baik kepada masyarakat maupun pemerintah.18

Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafatdan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan dan ke-majuan masyarakat. Pemahaman tentang konsep dasarmanajemen kurikulum merupakan hal yang penting bagi parakepala sekolah yang kemudian merupakan modal untukmembuat keputusan dalam implementasi kurikulum yang akandilakukan oleh guru.

Manajemen Kurikulum membicarakan pengorganisasiansumber-sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan mana-jemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia sampaisaat ini telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentangSistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19tahun 2005 tentang Badan Standar Pendidikan Nasional, disusuldengan Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang StandarKompetensi Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentangPelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.

Pembakuan Undang-Undang dan Permendiknas itumenjadi kekuatan hukum bagi penyelenggara pendidikanuntuk menata kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikandi Indonesia sehingga dengan demikian undang-undang danperaturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dandipahami.

d. Pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum.Perencanaan merupakan tujuan pendidikan dan susunan

bahan pelajaran, disampin itu pula, pemerintah pusat menge-luarkan pedoman-pedoman umum yang harus diikuti olehsekolah untuk menyusun perencanaan perencanaan yang sifat-nya operasional disekolah. Pedoman-pedoman tersebut antaralain:16

1) Struktur program.Sturktur program adalah susunan bidang pelajaran yangharus dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum disuatu

16 Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen….., hlm. 98.

Page 11: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 35

jenis jenjang sekolah.a) Jenis-jenis program pendidikan.b) Bidang studi masing-masing program.c) Satuan waktu pelaksanaan.d) Alikasi waktu untuk tiap bidang studi tiap waktu

pelaksanaan.e) Jumlah jam per minggu.Berdasarkan ini sekolah dapat menyusun jadwal pelaksana-an yang disesuaikan dengan kondisi sekolah asal tidakmenyimpang dari ketentuan yang ada.

2) Program penyusunan akademik3) Pedoman penyusunan program pembelajaran4) Pedoman penyusunan program (rencana) mengajar.5) Pembagian tugas guru.

Dalam manajemen di Indonesia yang sering dilaksana-kan adalah “bottom up policy” bukan “top bottom policy”yaitu menampung pendapat bawahan sebelum atasanmengambil keputusan, atau keputusan didasarkan atasmusyawarah bersama.17

e. Segi manajemen dalam pelaksanaan kurikulumSebagai batasan pengertian yang dimaksud dengan

pelaksanaan kurikulum adalah pelaksanna mengajar dikelasyang merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah. Dalampelaksanaan pengajaran, guru tidak boleh hanya menyempatkanperhatiannya pada interaksi proses belajar mengajar saja,namun juga keadaan fisik, ruangan dan aktifitas kelas tidakboleh luput dari perhatian. Dan harusnya perhatian tersebutsudah dimulai sebelum memasuki ruang kelas.

2. Mutu PendidikanMenurut Crosby (dalam Hadis dan Nurhayati, 2010:85) mutu

ialah conformance to requirement, yaitu sesuai yang diisyaratkan ataudistandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai denganstandar yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan

17 Ibid, hlm. 101.

Page 12: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista36

baku, proses produksi, dan produk jadi.18 Menurut Deming mutuialah kesesuain dengan kebutuhan pasar atau konsumen.

Mutu ialah suatu kondidim dinamik yang berhubungandengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yangmemenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan perubahanmutu tersebut, diperlukan peningkatan atau perubahan keterampil-an tenaga kerja, proses produksi dan tugas, serta perubahanlingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi dan melebihiharapan konsumen.19

Dalam pandangan Zamroni dikatakan bahwa peningkatanmutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terusmenerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi targetsekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

a. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di IndonesiaDalam persfektif makro banyak faktor yang mem-

pengaruhi mutu pendidikan, diantaranya faktor kurikulum,kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan, aplikasi teknologiinformasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, khususnyadalam kegiatan proses belajar mengajar, aplikasi metode, strategidan pendekatan pendidikan yang mutakhir dan modern,metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikan yangmemadai, manajement pendidikan yang dilaksanakan secaraprofesional, sumberdaya manusia para pelaku pendidikan yangterlatih, berpengetahuan, berpengalaman dan professional.20

Peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yangbersifat globalisasi. Mau atau tidak, pendidikan harus maju agartidak tertinggal dan terlindas oleh zaman. peningkatan mutupendidikan juga harus menjadi pertimbangan utama sebabkalau tidak, masyarakat atau bangsa ini akan tertinggal dalambidang apapun oleh bangsa lain. Misalnya dalam bidangpembangunan, keberhasilan pembangunan suatu masyarakat,dilihat dari indikator ekonomi,dan juga ditentukan pula olehmutu sumber daya manusianya, bukan ditentukan oleh kekaya-

18 Hadis, Abdul dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: PenerbitAlfabeta, 2010), hlm. 85.

19 Ibid, hlm. 86.20 Ibid, hlm. 3.

Page 13: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 37

an sumber alam. Sumber daya manusia yang bermutu tidakada begitu saja, tetapi harus melalui suatu proses pendidikan,yang juga harus bermutu tinggi. Berikut adalah indikator-indikator peningkatan mutu dalam pendidikan:21

1) Dilihat dari profesionalitas guru.a) Seorang guru harus menguasai materi pelajaran dan

iptek.b) Sosok guru juga harus mempunyai sikap dan perilaku

yang dapat diteladani.c) Guru memiliki kecintaan dan berkomitmen terhadap

profesi.d) Guru menjadi motivator agar peserta didik aktif

belajar.e) Guru menguasai berbagai strategi pembelajaran dan

teknik penilaian.f) Guru bersikap terbuka dalam menerima pembaruan

dan wawasan.2) Kurikulum.

a) Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dankebutuhan masyarakat.

b) Pengembangan kurikulum mengikuti kemajuan ilmupengetahuan, teknologi dan seni.

c) Program pembelajaran disusun secara sistematis dankomprehensif.

d) Program pembelajaran mendukung aspek spiritual,intelektual, sosial, emosional dan kinestetik.

e) KBM dilakukan untuk mengembangkan potensipeserta didik.

b. Standar mutu pendidikanStandar pengukuran mutu dalam pendidikan sendirin

meliputi 4 mutu input, proses, output, dan outcome, yaitu:22

1) Input pendidikan dinyatakan bermutu apabila telahberproses. 

21 Deden Makbuloh, Manajemen mutu pendidikan Islam: model pengembangan teoridan aplikasi sistem penjaminan mutu, (RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 190.

22 Ibid, hlm. 91.

Page 14: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista38

2) Proses pendidikan bermutu jika mampu menciptakansuasana yang aktif, kreatif dan juga menyenangkan.

3) Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar dalam bidangakademik dan non akademik siswa tinggi.

4) Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat ter-serap di dunia kerja, gaji yang wajar, dan semua pihakmengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas.

Mutu dalam konteks manajemen mutu terpadu atau TotalQuality Management (TQM) bukan hanya suatu gagasan, tetapisuatu filosofi dan metodologi untuk membantu lembaga dalammengelola perubahan secara sistematik dan totalitas, melalui suatuperubahan visi, misi, nilai, serta tujuan. Di dalam dunia pendidikanuntuk menilai mutu lulusan suatu sekolah dilihat dari keseuaiandalam kemampuan yang dimilikinya dengan tujuan yang telahditetapkan di dalam kurikulum.

D. Hasil TemuanBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

berkenaan tentang implementasi manajemen kurikulum dalammeningkatkan mutu pendidikan di SMK Migas Cepu, terdapatbeberapa hal yang ditemukan peneliti sebagai berikut:1. Manajemen kurikulum SMK Migas mempunyai konsep sebagai

penentu utama kegiatan sekolah dalam upaya peningkatanmutu pendidikan. Segala aktivitas siswa mengacu pada kuri-kulum yang ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harustepat dirumuskan secara perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum tersebut.

2. Implementasi manajemen kurikulum SMK Migas dilaksanakandengan:a. Perancangan kurikulum pendidikan SMK Migas sebelum

memasuki tahun ajaran baru. Proses perancangannya adalahdengan mengadakan rapat koordinasi guru ketika masaliburan siswa sedang berlangsung. Kurikulum SMK Migasmempunyai tujuan pencapaian visi misi sekolah dan pen-didikan nasional yang sesuai dengan UU no 20 tahun 2003.

b. Pengembangan proses kurikulum, SMK Migas yangdidasar dengan pemikiran yang menjadi acuan pengem-bangan kurikulum, antara lain:

Page 15: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 39

1) Dasar filosofis sekolahSMK Migas mempunyai pemikiran bahwasanya tugasdari sebuah lembaga pendidikan tidak hanyamengajar, melainkan juga mendidik siswa dari yangtidak berakhlak menjadi berakhlak, siswa yang tidakpaham menjadi paham, dan siswa yang tidak mengertimenjadi mengerti.

2) Dasar psikologis.Tujuan filosofi diatas tidak akan bisa terlaksana denganbaik apa bila sekolah mengabaikan peranan psikologisdalam penyusunan kurikulum. Keberagaman siswayang berasal dari berbagai daerah menuntut para guruuntuk berkreatif dalam mendidik para murid.

3) Dasar tujuan akademik.SMK Migas memiliki keinginan menjadi sekolah yangunggul. Cita-cita ini tidak bisa tercapai dengan prestasiakademik yang rendah. Maka, SMK Migas mem-punyai target dan tujuan akademik yang menajadilandasan dalam pengembangan kurikulum. Dasarakademik menjadi inti dalam pengembagan kuri-kulum, mengingat keinginan SMK Migas menjadisekolah unggulan tentunya menuntut agar SMK Migasunggul dalam segala bidang, baik dalam bidangakademik dan non akademik. Tuntutan keunggulandalam bidang akademik tentu menjadi perioritasutama dalam pembentukan tenaga kerja professionaldemi memenuhi kebutuhan industry nasional maupuninternasional.

c. Pengaturan struktur program kurikulum, SMK Migas yangmengacu pada peraturan BPSDMPK-Kemendikbud ten-tang sruktur program SMK. Selanjtunya SMK Migasmengembangkan dengan memberi muatan-muatan lokalsesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan kebutuhanlingkungan, seperti materi perminyakan dan penambahandua jampelajaran bagi bahasa Inggris. Ini dilakukan karenamelihat bahwa banyak refresi ajar dalam jurusan peminyak-an yang menggunakan bahasa Inggris.

Page 16: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista40

d. Penyusunan jadwal yang dilakukan jauh hari sebelummasuk pada semester baru. Terdapat beberapa hal yangharus diperhatikan dalam penyusunan jadwal mapel, yaitu:1) Pertimbangan kepada guru yang bersangkutan

tentang pelaksanann MGMP untuk mata pelajarannya.2) Pertimbangan mengingat bahwa SMK Migas memiliki

dua kampus yang jaranknya lumayan jauh. Jadi wakakurikulum harus bisa memaksimalkan kinerja guru-guru mapel pada satu kampus saja.

e. Pembagian tugas guru yang dilakukan ketika masa liburanhampir selesai. Jika hari masuk semerter baru adalah harisenin, maka ketika hari sabtu, waka kurikulum mengum-pulkan semua guru SMK Migas untuk rapat koordinasidan pembagian jadwal mengajar. Dalam rapat tersebutwaka kurikulum membagikan SK mengajar guru padasemsester tersebut dengan ketentuan maksimal jammengajar untuk masing-masing guru adalah 40 jam perminggu.

f. Penempatan siswa dalam kelas yang dilakukan denganmengadakan seleksi penerimaan siswa baru. Seleksi dilaku-kan dengan meakumulasikan nilai beberapa mata pelajaransiswa selama kelas VII sapai kelas IX SMP. Siswa yang lolosakumulasi akan langsung diterima dan ditempatkan dikelasmasing-masing secara acak. Hal ini dilakukan untuk meng-hindari kesenjangn social antar murid yang beraggapanbahwa penempatan kelas sesuai dengan peringkat seleksiPBDB.

g. Penyusunan Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)yang dilakukan oleh guru bidang studi berdasarkan kuri-kulum dan silabus. Rencana pelakasanaan pembelajaran(RPP) dibuat persemester dengan langkah-langkah sebagaiberikut: (1) mengidentifikasikan standar kompetensi dankompetensi dasar; (2) merumuskan indikator; (3) me-nentukan metode dan teknik pembelajaran; (4) menentu-kan materi pembelajaran; (5) menyusun daya dukunglainnya; dan (6) menyusun evaluasi pembelajaraan. Prosespenyusunan RPP untuk guru SMK Migas berlangsungketika acara workshop tentang pembuatan rancanganpembelajaran yang diadakan oleh lembaga pendidikan

Page 17: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 41

SMK Migas. Dalam acara workshop, para guru harusmembuat kelompok atau tim untuk masing-masing mapel,yang kemudian setiap tim bermusyawarah untuk mem-bentuk RPP yang sejenis untuk digunakan bersama.

h. Pengawasan peserta didik yang dilakukan oleh wakakurikulum dan bekerjasama dengan guru bimbingankonseling (BK) dan para wali kelas. Pelaksanaan pengawas-an peserta didik diawali dengan rekapitulassi absensi siswayang dilakukan oleh guru bimbingan konseling. Prosespengawasan tenaga pendidik dilakukan dengan absensiharian. Absensi dilakukan sebanyak dua kali tiap harinya,yaitu ketika jam masuk dan jam pulang. Tugas untuk me-rekapitulasi absensi guru dilakukan oleh staff pengajaranbagian kurikulum.

i. Dalam penilaian hasil belajar, SMK Migas menggunakanmetode penilaian otentik sesuai dengan panduan darikurikulum 2013. Dalam penilaian ini siswa tidak hanyaditunut mempuyai prestasi dari bidang akademik saja, tapijuga dari sikap keseharian siswa. Sikap yang dinilai antaralain adalah sikap religious, pelanggaran disiplin, sikap sosial,baik sikap kepada guru, teman atau orang tua. Penggunaanteknolologi juga menjadi salah satu sarana dalam penilaianhasil belajar, seperti penggunaan e-mail dan media social.

j. SMK Migas memunyai target seratus persen untuk jumlahlulusan tiap tahunnya, namun target ini tidak berlakuuntuk kenaikan kelas siswa kelas X dan XI.

3. Manajemen kurikulum SMK Migas berhasil dalam upayapeningkatan mutu pendidikan di SMK Migas. Ini dibuktikandengan:a. SMK Migas pernah ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) pada tahun 2008-2012.b. SMK Migas ditunjuk menjadi sekolah percontohan

pelaksana kurikulum 2013, yang tidak semua sekolahditujuk untuk menjadi pelaksanan kurikulum 2013.

c. SMK Migas menjadi rujukan utama di seluruh Indonesiauntuk kategori sekolah menengah kejuruan perminyakan.

d. Input pendidikan SMK Migas disaring dengan ketatmelalui seleksi PBDB.

Page 18: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista42

e. Situasi pendidikan SMK Migas sangat aktif, kreatif danmenyenangkan. Hal ini ditunjukkan pada observasi penelititentang proses kegiatan belajar megajar SMK Migas yangmenjadikan keaktifan siswa sebagai salah satu nilai utamadalam hasil rapot siswa. Sistem pengendalian proses pem-belajaran juga sangat rapi dan terkontrol dengan baik. Haiini ditujukkan dengan penggunaan kamera CCTV dalammengawasi kegiatan belajar mengajar dan keamanan kelas.

f. Output pendidikan SMK Migas sudah teruji. Hal inidibuktikan dengan pencapaian target 100% keberhasilandalam mengikuti UN selama 4 tahun terakhir.

g. 60% lulusan SMK Migas langsung melajutkan keduniakerja melalui perekrutan oleh beberapa perusahaan ter-nama yang dilakukan di SMK Migas, sedangkan 30%lainnya melanjutkan kejenjang perkuliahan dan 10% tidakdiketahui. Hal ini dibutikan dengan penjalinan kemitraanSMK Migas dengan beberapa perusahaan ternama untukmenampung lulusan SMK Migas.

4. Kendala yang dihadapi SMK Migas dalam penerapanmanajemen kurikulum guna meningkatkan mutu pendidikanterdapat pada faktor penghambat implementasi manajemenkurikulum yaitu:a. Faktor internal.

1) Factor sumber daya manusia yang ada di SMK Migasbaik guru, karyawan, ataupun kesiapan siswa. Hal yangpaling merepotkan adalah ketika ada oknum guruyang berusaha mempengaruhi siswa yang mengakibat-kan terhambatnya target pencapaian kurikulumsekolah.

2) Kesiapan siswa. Segala kebijakan yang diberlakukansekolah kepada siswa akan terhambat ketika siswa tidaksiap atau bermalas-malasan dalam melaksanakannya.

b. Factor eksternal1) Kebijakan daerah maupun pusat yang tidak jarang

bertentangan dengan kebijakan lembaga SMK Migas.2) Sorotan dari LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) yang

menganggap serius jika terdapat guru yang memberi-kan teguran sedikit keras kepada siswanya.

Page 19: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 43

E. Kesimpulan1. Manajemen kurikulum SMK Migas mempunyai konsep sebagai

penentu utama kegiatan sekolah dalam upaya peningkatanmutu pendidikan. Segala aktivitas siswa mengacu padakurikulum yang ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harustepat dirumuskan secara perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum tersebut.

2. Implementasi manajemen kurikulum SMK Migas dilaksanakandengan:a. Perancangan kurikulum pendidikan SMK Migas sebelum

memasuki tahun ajaran baru. Proses perancangannyaadalah dengan mengadakan rapat koordinasi guru ketikamasa liburan siswa sedang berlangsung. Kurikulum SMKMigas mempunyai tujuan pencapaian visi misi sekolah danpendidikan nasional yang sesuai dengan UU no 20 tahun2003.

b. Pengembangan proses kurikulum, SMK Migas yangdidasar dengan pemikiran yang menjadi acuanpengembangan kurikulum, antara lain:1) Dasar filosofis sekolah.2) Dasar psikologis.3) Dasar tujuan akademik.

c. Pengaturan struktur program kurikulum, SMK Migas yangmengacu pada peraturan BPSDMPK-Kemendikbud ten-tang sruktur program SMK. Selanjutnya SMK Migasmengembangkan dengan memberi muatan-muatan lokalsesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan kebutuhanlingkungan, seperti materi perminyakan dan penambahandua jampelajaran bagi bahasa Inggris. Ini dilakukan karenamelihat bahwa banyak refresi ajar dalam jurusan pe-minyakan yang menggunakan bahasa Inggris.

d. Manajemen kurikulum SMK Migas berhasil dalam upayapeningkatan mutu pendidikan di SMK Migas.

3. Kendala yang dihadapi SMK Migas dalam penerapan mana-jemen kurikulum guna meningkatkan mutu pendidikanterdapat pada factor penghambat implementasi manajemenkurikulum yaitu:

Page 20: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Jurnal Educan

Taufik Rizki Sista44

a. Faktor internal.1) Factor sumber daya manusia yang ada di SMK Migas

baik guru, karyawan, ataupun kesiapan siswa. Hal yangpaling merepotkan adalah ketika ada oknum guruyang berusaha mempengaruhi siswa yang mengakibat-kan terhambatnya target pencapaian kurikulumsekolah.

2) Kesiapan siswa. Segala kebijakan yang diberlakukansekolah kepada siswa akan terhambat ketika siswatidak siap atau bermalas-malasan dalam melaksana-kannya.

c. Factor eksternal.1) Kebijakan daerah maupun pusat yang tidak jarang

bertentangan dengan kebijakan lembaga SMK Migas.2) Sorotan dari LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) yang

menganggap serius jika terdapat guru yang memberi-kan teguran yang sedikit keras kepada siswanya.

Daftar PustakaArikunto, Suharsimi & Lia Yuliana, 2008. Manajemen Pendidikan,

Yogyakarta: Aditya Media.E. Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosdakarya.Feisal, Jusuf Amir, 1995, Reorientasi Pendidikan Islam, Gema Insani

Press, Jakarta.Hadis, Abdul dan Nurhayati, 2010, Manajemen Mutu Pendidikan,

Bandung: Penerbit Alfabeta.Hari Suderajat, 2005, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

Bandung: Cipta Cekas Grafika.Herujito, Yayat M, 2001, Dasar Dasar Manajemen, Grasindo, Jakarta.Makbuloh, Deden, 2011, Manajemen mutu pendidikan Islam: model

pengembangan teori dan aplikasi sistem penjaminan mutu,RajaGrafindo Persada.

Moleong, Lexy J., 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: RemajaRosdakarya.

Nasution, S, 2006, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 21: Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu

Vol. 01, No. 01, Februari 2017

Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan Pesantren 45

Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Sanjaya, Wina, 2007, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2006, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.  

UU Guru Dan Dosen & UU Sisdiknas, 2007, Asa Mandiri.