implementation of curriculum 2013 in learning …

225
v IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 MAKASSAR IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING INDONESIAN IN SMP NEGERI 12 MAKASSAR Tesis Oleh: RAPIUDDIN No. Induk Mahasiswa : 04 07 813 2012 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 MAKASSAR

IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING

INDONESIAN IN SMP NEGERI 12 MAKASSAR

Tesis

Oleh:

RAPIUDDIN No. Induk Mahasiswa : 04 07 813 2012

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 MAKASSAR

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Pendidikan

Kekhususan: Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

RAPIUDDIN Nomor Induk Mahasiswa: 04 07 813 2012

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 3: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

TESIS

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 MAKASSAR

Yang disusun dan diajukan oleh

RAPIUDDIN NIM 04 07 813 2012

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

pada tanggal 11 November 2014

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mahmudah, M.Hum. Dr. Salam, M.Pd.

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana, Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Prof.Dr.H.M.Ide Said D.M.,M.Pd. Dr. Rahman Rahim, M.Hum. NBM 988 463 NBM 922 699

Page 4: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI .

Judul Tesis : Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar

Nama : Rapiuddin

NIM : 04.07.813.2014

Program Studi : Magister Pendidikan Kekhususan : Bahasa dan Sastra Indonesia Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada tanggal 11 Nopember 2014 dan dinyatakan telah memenuhi pensyaratan dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 17 November 2014

TIM PENGUJI

1. Dr. Mahmudah, M. Hum. Ketua / Pembimbing / Penguji ..............................................

2. Dr. Salam, M.Pd. Sekertaris / Penguji ..............................................

3. Prof.Dr.H.M.Ide Said D.M.,M.Pd. Penguji .............................................

4. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. Penguji .............................................

Page 5: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Rapiuddin

NIM : 04.07.813.2012

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Tesis : Implementasi Kurikulum 2013 dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Negeri 12 Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 5 November 2014 Yang membuat pernyataan

Rapiuddin NIM 04.07.813.2014

Page 6: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

ABSTRAK

RAPIUDDIN. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar (dibimbing oleh Mahmudah dan Salam)

Rumusan masalah penelitian adalah bagaimanakah implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 pada (1) penyusunan perangkat pembelajaran, (2) proses pelaksanaan pembelajaran, (3) faktor penyebab yang menjadi kendala dalam implementasi Kurikulum 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan latar

pandidikan dasar yaitu SMP Negeri 12 Makassar, sekolah ini menjadi pilot projek Implementasi Kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, penyebaran angket, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum 2013

dalam penusunan perangkat pembelajaran berupa; 1) RPP oleh respondein 1 memperoleh nilai rata-rata 3,8 dengan kategori sangat baik dan responden 2 dengan nilai rata-rata 3,7 dengan kategori sangat baik, 2) penggunaan media pembelajaran oleh responden berupa media power point mendapat respons positif dari peserta didik yakni 94 % menyatakan senang, 3) responden tidak membuat LKPD dengan alasan sudah terdapat tugas-tugas dalam buku siswa, 4) pelaksanaan sistem penilaian belum optimal , guru masih mengalami kesulitan mengatur waktu antara pembelajaran dan penilaian. Implementasi Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran oleh responden 1 menunjukkan hasil nilai rata-rata 84 % dengan kategori baik dan oleh responden 2 menunjukkan hasil nilai rata-rata 82% dengan kategori baik, dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran belum berjalan optimal. Respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru menunjukkan hasil 96 % menyatakan senang dan 4 % menyatakan tidak senang, dengan kata lain respons positif siswa sangat tinggi terhadap penerapan pendekatan ilmiah (scientific). Beberapa kendala yang dialami dalam implementasi kurikulum di sekolah ini adalah (1) keterbatasan sumber pembiayaan untuk menyiapkan fasilitas pendukung pembelajaran (2) keterbatasan inprastruktur, (3) mindset pendidik tentang penilaian masih bertumpu pada kesulitannya bukan pada solusinya, (4) keterlambatan pengiriman buku siswa dari Kemendikbud RI, (5) beban kerja guru terlalu padat.

Page 7: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

ABSTRACT RAPIUDDIN. Implementation of Curriculum 2013 in Learning Indonesian in SMP Negeri 12 Makassar (guided by Mahmudah and Salam)

The research problems is how the implementation of Curriculum 2013 in learning Indonesian in SMP Negeri 12 Makassar. The purpose of this study is to describe the implementation of Curriculum 2013 on (1) the preparation of the learning device, (2) the process of implementation of learning, (3) factors that cause an obstacle in the implementation of Curriculum 2013.

This research is a qualitative descriptive study with the objective of

SMP 12 Makassar, this school became a pilot project Implementation of Curriculum 2013. The study was conducted through the collection of data by observation, interviews, questionnaires, and documentation.

The results showed that the implementation of Curriculum 2013 in the preparation of such a learning tool; 1) RPP respondents 1 to obtain an average value of 3.8 with very good categories and respondent 2 with an average value of 3.7 with very good category, 2) the use of instructional media by respondents in the form of the Media microsoft pawer pont accept positive response from students was 94% stated like, 3) the respondent did not make LKPD for the reasons already contained in the task of the student handbook, 4) the implementation of the grading system is not optimal, the teacher is still difficult to set the time between learning and assessment. Implementation of Curriculum 2013 in the learning process by respondent 1 shows the results of the average value of 84% in both categories and respondent 2 shows the results of the average value of 82% in both categories, in other words, learning application is not running optimally. Students' response to the application of the learning model applied by the teacher shows the results of 96% feel happy, and 4% said it was not happy. In other words, students gave a very high positive response to the application of the scientific approach. Some constraints experienced in the implementation of the curriculum at this school are (1) lack of financial resources to prepare for learning support facilities (2) limitations inprastruktur, (3) the mindset of educators on assessment still relies on the difficulty is not the solution, (4) delays in delivery of books for students of Kemendikbud RI, (5) the workload of teachers who are too dense.

Page 8: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis senantiasa panjatkan ke hadirat Allah

Swt. karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 dalam

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar”.

Dalam penyelesaian tesis ini, tentu banyak menemui hambatan dan

rintangan yang dialami oleh penulis. Namun, berkat bimbingan dan arahan

serta petunjuk dari berbagai pihak akhirnya penulisan tesis ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. Mahmudah, M.Hum. dan

Dr. Salam, M.Pd., masing-masing sebagai komisi pembimbing dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan telah meluangkan waktu untuk memberi

bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak penyusunan proposal

hingga penyelesaian tesis ini.

Penulis juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Direktur Program Pascasarjana

Unismuh Makassar, Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, semua dosen, dan civitas akademika Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala SMP

Negeri 12 Makassar beserta staf Tata Usaha yang telah banyak membantu

penulis. Terkhusus kepada Napisa, S.Pd dan Marniati, S.S., keduanya adalah

responden yang sangat tulus melayani penulis selama melaksanakan

penelitian. Terima kasih pula penulis sampaikan kepada Tarmini,S.Pd.,

M.M.Pd., Muhammad Raisuddin, dan Hartati, S.Pd., M.Pd., ketiganya selaku

observer yang banyak membantu penulis dalam menilai RPP yang disusun

oleh responden.

Secara khusus kepada istri tercinta Dra. Sitti Aming dan Ananda

tersayang Rezqiyah Nurul Amanah dengan tulus dan ikhlas memberikan

dukungan selama masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini. Kepada

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan sumbang saran kepada penulis selama pendidikan

sampai pada penulisan tesis ini.

Akhirnya, kepada Allah jualah, penulis menyerahkan segalanya,

semoga segala bantuan, petunjuk, dan motivasinya dapat bernilai ibadah di

sisi-Nya.

Makassar. November 2014

Rapiuddin

Page 10: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

PRAKATA viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

DAFTAR SINGKATAN xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 10 C. Tujuan Penelitian 11 D. Manfaat Penelitian 11 E. Batasan Istilah 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14

A. Pengertian Kurikulum 14 B. Sosialisasi Kurikulum 2013 18

Page 11: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

C. Implementasi Kurikulum 2013 28 D. Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti,

dan Kompetensi Dasar 45 E. Hakikat Pembelajaran 50 F. Pembelajaran Bahasa Indonesia 57 G. Kerangka Pikir 80

BAB III METODE PENELITIAN 83

A. Metode Penelitian 83 B. Waktu dan Tempat Penelitian 84 C. Subjek Penelitian 84 D. Prosedur Penelitian 84 E. Teknik Pengumpulan Data 86 F. Teknik Keabsahan Data 88 G. Teknik Analisis Data 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 94

A. Hasil Peneltian 94 B. Pembahasan Hasil Penelitian 140

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 150

A. Simpulan 150 B. Saran 152

DAFTAR PUSTAKA 155

LAMPIRAN 159

RIWAYAT HIDUP 208

Page 12: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1.1 Perubahan Pola Pikir pada Kurikulum 2013 19

2. Tabel 2.1 Sasaran Pelatihan Kurikulum 2013 untuk Jenjang Pendidikan Dasar 23

3. Tabel 3.1 Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B 29

4. Tabel 1.4 Kategori Penilaian RPP 96

5. Tabel 2.4 Hasil Observasi RPP Perumusan Indikator Pembelajaran oleh Responden 1 98

6. Tabel 3.4 Hasil Observasi RPP Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh Responden 1 99

7. Tabel 4.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Materi

Pembelajaran oleh Responden 1 100

8. Tabel 5.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Sumber Belajar oleh Responden 1 101

9. Tabel 6.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan `

Media Pembelajaran oleh Responden 1 102

10. Tabel 7.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Model Pembelajaran oleh Responden 1 104

11. Tabel 8.4 Hasil Observasi RPP Indikator Langkah-Langkah

Pembelajaran oleh Responden 1 105

12. Tabel 9.4 Hasil Observasi RPP Indikator Sistem Penilaian oleh Responden 1 106

13. Tabal 10.4 Hasil Observasi RPP Perumusan Indikator Pembelajaran oleh Responden 2 108

Page 13: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

14. Tabel 11.4 Hasil Observasi RPP Indikator Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh Responden 2 109

15. Tabel 12.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Materi

Pembelajaran oleh Responden 2 110

16. Tabel 13.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Sumber Belajar oleh Responden 2 112

17. Tabel 14.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Media

Pembelajaran oleh Responden 2 113

18. Tabel 15.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Model Pembelajaran oleh Responden 2 114

19. Tabel 16.4 Hasil Observasi RPP Indikator Langkah-Langkah

Pembelajaran oleh Responden 2 115

20. Tabel 17.4 Hasil Observasi RPP Indikator Sistem Penilaian oleh Responden 2 116

21. Tabel 18.4 Rekapitulasi Hasil Observasi RPP Responden 1 dan Responden 2 118

22. Tabel 19.4 Kategori Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran 130

23. Tabel 20.4 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran

Responden 1 131

24. Tabel 21.4 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Responden 2 132

25. Tabel 22.4 Rekapitukasi Hasil Pengamatan Pembelajaran 134

26. Tabel 23.4 Respons Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran 136

Page 14: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Gambar 1.1 Perubahan Pola Pikir pada Kurikulum 2013. 20

2. Gambar 2.1 Rencana Implementasi Pelatihan Kurikulum 2013 21

3. Gambar 1.3 Bagan Kerangka Pikir 82

4. Gambar 1.4 Hasil Observasi RPP Perumusan Indikator Pembelajaran oleh Responden 1 99

5. Gambar 2.4 Hasil Observasi RPP Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh Responden 1 100

6. Gambar 3.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Materi

Pembelajaran oleh Responden 1 101

7. Gambar 4.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Sumber Belajar oleh Responden 1 102

8. Gambar 5.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan `

Media Pembelajaran oleh Responden 1 103

9. Gambar 6.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Model Pembelajaran oleh Responden 1 104

10. Gambar 7.4 Hasil Observasi RPP Indikator Langkah-Langkah

Pembelajaran oleh Responden 1 105

11. Gambar 8.4 Hasil Observasi RPP Indikator Sistem Penilaian oleh Responden 1 107

12. Gambar 9.4 Hasil Observasi RPP Perumusan Indikator Pembelajaran oleh Responden 2 108

13. Gambar 10.4 Hasil Observasi RPP Indikator Perumusan Tujuan

Pembelajaran oleh Responden 2 110

Page 15: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

14. Gambar 11.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Materi

Pembelajaran oleh Responden 2 111

15. Gambar 12.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Sumber Belajar oleh Responden 2 112

16. Gambar 13.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Media

Pembelajaran oleh Responden 2 113

17. Gambar 14.4 Hasil Observasi RPP Indikator Pemilihan Model Pembelajaran oleh Responden 2 114

18. Gambar 15.4 Hasil Observasi RPP Indikator Langkah-Langkah

Pembelajaran oleh Responden 2 115

19. Gambar 16.4 Hasil Observasi RPP Indikator Sistem Penilaian oleh Responden 2 117

20. Gambar 17.4 Hasil Observasi RPP Responden 1 dan 2 119

21. Gambar 18.4 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran

Responden 1 131

22. Gambar 19.4 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Responden 2 133

23. Gambar 20.4 Diagram Pelaksanaan Pembelajaran 134

Page 16: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Program Pembelajaran 159

Lampiran 2 Instrumen Penilaian RPP 172

Lampiran 3 Instrumen/ Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran 174

Lampiran 4 Angket Respon Siswa 176

Lampiran 5 Pedoman Wawancara 177

Lampiran 6 Format Perangkat Pembelajaran 179

Lampiran 7 Format Penilaian 181

Lampiran 8 Hasil Telaah RPP Responden 1 193

Lampiran 9 Hasil Telaah RPP Responden 2 194

Lampiran 10 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Responden 1 195

Lampiran 11 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Responden 2 196

Lampiran 12 Respon Siswa 197

Lampiran 13 Foto-Foto Penelitian 198

Lampiran 14 Izin Penelitian 203

Page 17: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

v

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Arti Analisis SWOT : Strengths, Weaknesses, Opportunities,

And Threats

BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan

IMTAQ : Iman dan Taqwa

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KD : Kompetensi Dasar

KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi

KI : Kompetensi Inti

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

LKS : Lembar Kegiatan Siswa

LKPD : Lembar Kegiatan Peserta Didik

PBL : Problem Based Learning

PjBL : Project Based Learning

PISA : Programme for International Student

Assesment

RPP : Rencana Program Pembelajaran

RSBI : Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

SDM : Sumber Daya Manusia

SKL : Standar Kompetensi Lulusan

TIMSS : Trends in International Mathematics and

Science Study

Page 18: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak berdirinya Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara

yang berdaulat telah mencanangkan cita-cita luhur untuk memajukan

kesejahteran kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan

suku, agama, ras, dan strata sosial. Untuk mewujudkan cita-cita luhur

ini, pembangunan pada sektor pengembangan sumber daya manusia

mutlak dilakukan. Untuk pengembangan SDM dibutuhkan

pemerataan pendidikan dan inovasi perencanaan pendidikan yang

berkelanjutan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1, Ayat 1 tentang ketentuan umum

menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Perkembangan dan perubahaan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di

Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,

perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta seni dan

budaya. Perkembangan dan perubahan yang terus menerus ini

menuntut adanya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk

Page 19: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

2

penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang

mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Untuk mengantisipasi perubahan global yang terjadi diperlukan

standarisasi pendidikan secara nasional, hal ini diwujudkan melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar

Nasional Pendidikan yang meliputi; standar kompetensi lulusan,

standar isi, standar proses, standar pendidikan dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, serta standar penilaian. Seiring dengan

perkembangan zaman, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan terus-menerus melakukan inovasi dalam bidang

pendidikan dengan diberlakukannya Permendikbud Nomor 54 Tahun

2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan

Menengah, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Permendikbud

Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, dan

Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah.

Lahirnya Kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan dan

pergeseran paradigma pembangunan dari abad ke-20 menuju abad

ke-21. Kurikulum 2013 bertujuan untuk menyiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga

Page 20: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

3

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta

mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.

Pemerintah berasumsi bahwa pengembangan kurikulum mutlak

diperlukan untuk menjawab tantangan masa depan yang dihadapi

bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bila tidak segera direspons,

maka bangsa kita akan kehilangan momentum untuk menyiapkan

generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045

(Kunandar,2013:16).

Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan dengan sejumlah

pertimbangan, pertimbangan tersebut dilihat dari beberapa

assessment internasional yang menyatakan bahwa kemampuan

peserta didik Indonesia masih dibawah peserta didik dari negara-

negara di kawasan Asia lainnya. Seperti pada Trendsin International

Mathematics and Science Studies (TIMSS), sebuah studi internasional

yang mengukur peningkatan pembelajaran matematika dan sains di

sejumlah negara. Pada tahun 2011 untuk bidang Matematika di kelas

8 misalnya, TIMSS menyatakan, lebih dari 95 persen siswa Indonesia

hanya mampu sampai level menengah, sedangkan hampir 50 persen

siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance.

Assesment yang hampir sama juga ditunjukkan lewat

hasil Programme for International Student Assesment (PISA), sebuah

penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan setiap tiga tahun untuk

Page 21: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

4

menguji performa akademis siswa yang berusia 15 tahun. Hasil pada

tahun 2009 diketahui bahwa hampir semua siswa Indonesia yang

menguasai pelajaran matematika dan IPA hanya sampai level 3 dari 6

level yang ada. Sementara negara lain seperti Singapura, China,

Jepang, dan Korea Selatan dapat mencapai level tertinggi, level 6.

Kenyataan miris tersebut merupakan alasan yang sangat kuat

untuk senantiasa melakukan perubahan ke arah perbaikan kualitas

pendidikan. Tanpa adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan di

negeri ini, kita akan terjebak pada situasi yang labil, pengangguran di

mana-mana akibanya pandangan pesimis akan bermunculan dari

kalangan orang tua terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu,

inovasi di bidang pendidikan mutlak diperlukan untuk mencetak

sumber daya manusia yang lebih kreatif, inovatif, produktif, dan

berdaya saing.

Berdasarkan kerangka kompetensi abad 21, proses

pembelajaran tidak cukup hanya meningkatkan pengetahuan

melalui (coresubject) semata, melainkan siswa harus dilengkapi

dengan kemampuan kreatif-kritis dan berkarakter kuat, seperti mampu

bertanggung jawab, memiliki jiwa sosial, toleran, produktif, dan adaptif.

Disamping itu, didukung pula dengan kemampuan

memanfaatkan informasi dan berkomunikasi. Oleh karena itu, proses

pembelajaran perlu diciptakan sedemikian rupa sehingga mendukung

kreativitas siswa.

Page 22: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

5

Sebuah penelitian pada tahun 2011 oleh Harvard Bussiness

Review menyimpulkan, 2/3 kemampuan yang berbasis pada

kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan. Tetapi tingkat

intelegensia seseorang dipengaruhi 1/3 dari pendidikan dan 2/3 dari

genetika. Artinya, memang perlu ada ruang di dunia pendidikan untuk

membangun kreativitas siswa (Kunandar, 2013:20).

Sementara itu dalam kehidupan bermasyarakat ada

kecenderungan terjadi dekadensi moral seperti perkelahian antar-

pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian

nasional, anarkis dan berbagai tindakan tidak baik lainya. Hal ini kalau

dibiarkan maka peradaban kita sebagai bangsa dan negara terancam

eksistensinya, menyebabkan bangsa akan menuju jurang kehancuran.

Di sisi lain peserta didik di sekolah belum mendapatkan internalisasi

nilai-nilai secara matang dan bermakna. Hal ini disebabkan proses

pembelajaran masih terlalu menitikberatkan pada aspek kognitifnya,

sehingga aspek afektif dan psikomotorik yang bermuatan karakter

kurang diperhatikan.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola

pikir sebagai berikut: (1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru

menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik

harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk

memiliki kompetensi yang sama, (2) pola pembelajaran satu arah

(interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif

Page 23: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

6

guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media

pembelajaran), (3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran

secara jejaring (peserta didik dapat menimbah ilmu dari siapa saja dan

dari mana saja) termasuk melalui internet, (4) pola pembelajaran pasif

menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran aktif mencari

diperkuat dengan pendekatan scientific), (5) pola belajar sendiri

menjadi belajar kelompok (berbasis tim), (6) pola pembelajaran alat

tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia, (7) pola

pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan dengan

memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap

peserta didik, (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal

(monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak

(multidiscipline), dan (9) pola pembelajaran fasif menjadi

pembelajaran kreatif (Kunandar, 2013:24).

Elemen perubahan pada Kurikulum 2013 meliputi 3 aspek,

yaitu: (1) Kompetensi Lulusan: Adanya peningkatan dan

keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kedudukan mata

pelajaran (ISI): Kompetensi yang semula diturunkan dari mata

pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari

kompetensi.(2) Pendekatan (ISI): pada tingkat SD (Kompetensi

dikembangkan melalui: Tematik terpadu dalam semua mata

pelajaran); tingkat SMP dan SMA (Kompetensi dikembangkan

Page 24: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

7

melalui: Mata pelajaran); sedangkan tingkat SMK (Kompetensi

dikembangkan melalui: vokasional).

Perubahan yang sangat mendasar pada Kurikulum 2013 pada

semua mata pelajaran adalah materi disusun seimbang mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan

pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah dengan menonjolkan

dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan

penjelasan tentang suatu kebenaran melalui pemanfaatan berbagai

sumber belajar. Penilaian autentik pada aspek kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

disebut-sebut mengalami perombakan total dalam Kurikulum 2013 ini,

selain Matematika dan Sejarah. Bila dalam Kurikulum 2006 mata

pelajaran bahasa Indonesia lebih mengedepankan pada keterampilan

berbahasa (dan bersastra), maka dalam Kurikulum 2013 ini bahasa

Indonesia digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan

kemampuan dan keterampilan menalar. Hal ini dilatarbelakangi oleh

kenyataan bahwa kemampuan menalar peserta didik Indonesia masih

sangat rendah.

Studi Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) tahun 2011, menunjukkan lima persen peserta didik

Indonesia yang mampu memecahkan persoalan yang membutuhkan

Page 25: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

8

pemikiran, sedangkan sisanya 95 persen hanya sampai pada level

menengah, yaitu memecahkan persoalan yang bersifat hapalan.

Dalam implementasinya, pembelajaran bahasa Indonesia

menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berwujud teks

tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia

yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Belajar

bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa Indonesia untuk

menyampaikan materi belajar, tetapi peserta didik dituntut dapat

memahami struktur dan fitur kebahasaannya, serta mampu

memproduksi teks. Selain dari itu, perlu juga dipelajari soal makna

atau bagaimana memilih kata yang tepat. Selama ini pembelajaran

bahasa Indonesia tidak dijadikan sarana pembentuk pikiran padahal

teks merupakan satuan bahasa yang memiliki struktur berpikir yang

lengkap. Karena itu pembelajaran bahasa Indonesia harus berbasis

teks. Melalui teks maka peran Bahasa Indonesia sebagai penghela

dan pengintegrasi ilmu lain dapat dicapai.

Implementasi kurikulum 2013 di Kota Makassar Sulawesi

Selatan untuk tingkat sekolah menengah pertama untuk tahun

pelajaran 2013-2014 terdapat 6 sekolah sasaran implementasi

Kurikulum 2013, yaitu SMP Negeri 6 Makassar, SMP Negeri 12

Makassar, SMP Islam Athira, SMP Swasta Nahdiat, SMP

Muhammadiyah 2, dan SMP Muhammadiyah 6, sedang pemberlakuan

secara menyeluruh akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014-

Page 26: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

9

2015 untuk kelas 7 dan kelas 8 SMP. Pelaksanaan implementasi ini

pada jenjang kelas VII untuk sekolah sasaran. SMP Negeri 12

Makassar menjadi pilihan untuk menjadi subyek penelitian dengan

pertimbangan karakteristik sekolah tersebut yang siswanya sangat

heterogen.

Walaupun terbatas sekolah sasaran, namun bahan yang

diimplementasikan sudah lengkap mulai dari standar kompetensi

lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Namun

demikian masih ditemukan keluhan dari beberapa guru termasuk guru

bidang studi bahasa Indonesia. Keluhan itu berhubungan dengan

pelaksanan pembelajaran, penyusunan perangkat pembelajaran, dan

penilaian.

Kenyataan tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan. Apakah

bahan ajarnya yang sulit dicerna atau karena banyaknya perangkat

yang berubah, atau guru yang kurang mampu mengimplementasikan

perangkat tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan

penelitian yang serius. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk

menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian yang berjudul,

“Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

di SMP Negeri 12 Makassar”.

Penelitian tentang pendapat guru tentang penerapan kurikulum

2013 telah dilakukan oleh Purwandari (2013) dengan judul, “Pendapat

Guru terhadap Penerapan Kurikulum 2013” dan Wibowo (2013)

Page 27: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

10

dengan judul,” Persepsi Guru SMA Negeri 1 Sekampung Terhadap

Rencana Pelaksanaan Kurikulum 2013”. Hasilnya menunjukkan

bahwa pada umumnya guru telah setuju terhadap pemberlakuan

Kurikulum 2013. Akan tetapi pada saat ditanyakan tentang

implementasinya pada umumnya mereka belum menyanggupi dengan

kata lain mereka merasa belum mampu untuk menerapkan secara

optimal.

Hal ini juga oleh didukung oleh hasil survei yang dilakukan

pada guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar, bahwa

mereka masih mengalami kesulitan dalam penilaian. Walaupun

demikian, masih perlu diadakan peneltian yang serius untuk semua

komponen pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti termotivasi

untuk melakukan penelitian tentang Implementasi Kurikulum 2013

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dirumusan

permasalahan secara umum yaitu “ Bagaimanakah implementasi

Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Negeri 12 Makassar ?”

Secara khusus dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada penyusunan

perangkat pembelajaran?

Page 28: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

11

2. Bagaimana implelementasi Kurikulum 2013 proses pembelajaran?

3. Faktor apa yang menjadi kendala dalam implementasi Kurikulum

2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi

Kurikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri

12 Makassar.

Tujuan khusus penelian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 pada penyusunan

perangkat pembelajaran.

2. Mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 pada proses

pembelajaran.

3. Mendeskripsikan faktor penyebab yang menjadi kendala dalam

implementasi Kurikulum 2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Manfaat Teoretis

Walaupun dari hasil penelitian ini tidak diperoleh suatu teori baru,

namun ada beberapa fenomena dan konsep yang dapat diungkapkan

dari hasil penelitian ini untuk memperkuat teori yang sudah ada.

Page 29: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

12

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan informasi tentang hasil pelaksanaan implementasi

Kurikulum 2013, khususnya di SMP Negeri 12 Makassar.

2. Sebagai bahan acuan bagi guru khususnya guru yang mengampu

bidang studi bahasa Indonesia untuk meningkatkan kompetensinya

dalam penerapan Kurikulum 2013.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dan para

pengambil kebijakan dalam pengimplemetasian Kurikulum 2013

memperbaiki segala kekurangan yang terjadi dengan menekan

faktor-faktor penghambat dan mengoptimalkan peran faktor

pendukung.

E. Batasan Istilah

1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah di susun secara matang dan terperinci.

2. Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan peraturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dijadikan

pedoman untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional.

3. Pembelajaran adalah suatu proses mengorganisir lingkungan

terjadinya pembelajaran di sekolah dan guru berperan secara aktif

sebagai penyedia fasilitas belajar bagi siswa.

4. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu rangkaian proses

interaksi peserta didik untuk pencapaian kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan berbahasa Indonesia.

Page 30: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

13

5. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana

yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Pembelajaran, Lembar

Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan Penilaian.

Page 31: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah sebuah istilah yang dikenal dalam dunia

pendidikan sejak lebih satu abad yang lampau, semula hanya dipakai

dalam istilah olah raga baru kemudian dalam dunia pendidikan

khususnya dalam sejumlah mata kuliah di perguruan tinggi. Di

Indonesia baru menjadi populer pada era tahun lima puluhan oleh

mereka-mereka yang pernah belajar di Amerika Serikat.

Kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan

jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Secara

etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum

dalam Bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran.

Curriculum berasal dari bahasa latin currere yang berarti berlari cepat,

maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk. Banyak defenisi

kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli. Defenisi-defenisi

tersebut bersifat operasioanl dan sangat membantu proses

pengembangan kurikulum tetapi pengertian yang diajukan tidak

pernah lengkap. Hilda Taba (dalam Nasution 2014:2) mendefinisikan

kurikulum sebagai “a plan for learning”, Ada juga ahli yang

mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai

tujuan (Mac Donald; Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa

kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

Page 32: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

15

peserta didik adalah, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat

ini banyak mewarnai teori-teori dalam penelitian dan praktek

pendidikan (Alexsander dan Lewis dalam Sanjaya, 2013:4).

Kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan peserta didik

agar dapat berpartisipasi sebagai anggota masyarakat yang produktif.

Kurikulum yang komprehensip adalah kurikulum yang mendidik

peserta didik dalam ranah kognitif, psikomotorik dan afektif (Chatib

2013:109). Kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan

pendidikan. Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijasah.

Secara konseptual, kurikulum pada dasarnya adalah suatu

perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan di

sekolah (Peter F.Oliva, dalam Sanjaya 2013:8). Menurut UU No. 20

Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional. Berikut ini sejumlah definisi

kurikulum oleh beberapa ahli kurikulum:

1. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curicullum Planning for Better Teaching and Learning(1956) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut, The Curriculum is the sum total of school’s effotrts to influence learning, whether in the clasroom, on the playground, or outof school.” Segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum.

2. Harold B. Albertycs dalam Reorganizing the High-School Curriculum (1965) memandang kurikulum sebagai “all of the activities that are provided for students by the school” Seperti halnya dengan definisi Saylor dan Alexander,

Page 33: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

16

kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi melalui kejadian-kejadian lain, di dalam dan di luar kelas, yang berada di bawah tanggung jawab sekolah.

3. William B. Ragam, dalam buku Modern Elementary Curriculum (1966) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: ”The tendency in recent decades has ben to use the term in a broader sense to refer to the whole life and program of the school. The term ... to include all the experiences of children for which the school accepts responsibility. It denotes the results of efferorts on the part of the adults of the comunity, and the nation to bring to the children the finest, most whole some influences that exist in the culture.”

4. Ragan mendefinisikan kurikulum dalam arti yang luas meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas (Nasution,2014:5).

5. Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.

6. Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.

7. Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

8. Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

9. Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.

10. Pengertian Kurikulum menurut David Nunan (1988): Kurikulum adalah prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur, implementasi, evaluasi, san pengelolaan suatu rancang pendidikan (Tarigan,2009:4).

Page 34: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

17

Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk

pencapaian suatu program pendidikan. Apa yang direncanakan

biasanya bersifat ide atau suatu cita-cita tentang manusia yang akan

dibentuk menjadi lebih berkualitas. Dari berbagai pandangan dan

tafsiran tentang kurikulum yang pasti adalah kurikulum senantiasa

berkembang seiring dengan perkembangan peradaban dan ilmu

pengetahuan sekalipun diakui bahwa tidak ada kurikulum yang tidak

mengandung kebaikan, namun seiring berjalannya waktu dan

penerapannya akan tampil dengan sendirinya kekurangan-

kekurangan yang membutuhkan inovasi.

Pengertian kurikulum ini sangat fundamental dan

menggambarkan posisi sesungguhnya kurikulum dalam suatu proses

pendidikan. Dalam sejarah kurikulum Indonesia telah berulang kali

melakukan perubahan kurikulum, yaitu; (1) Tahun 1947-Leer Plan

(Rencana Pelajaran), (2) Tahun 1952-Rencana Pelajaran Terurai,

(3).Tahun 1964-Rentjana Pendidikan, (4) Tahun 1968-Kurikulum

1968, (5) Tahun 1975-Kurikulum 1975, (6) Tahun 1984-Kurikulum

1984, (7) Tahun 1994 dan 1999-Kurikulum 1994 dan Suplemen

Kurikulum 1999, (8) Tahun 2004-Kurikulum Berbasis Kompetensi, (9)

Tahun 2006-Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (10) Tahun 2013-

Kurikulum 2013.

Page 35: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

18

B. Sosialisasi Kurikulum 2013

Ada beberapa pertimbangan terkait dengan kurikulum

sebelumnya (KTSP 2006) yang perlu penyempurnaan, yakni: (1)

konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan

banyaknya mata pelajaran dan materi yang tingkat keluasan dan

tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak,

(2) kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai

dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, (3)

kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,

keterampilan dan pengetahuan, (4) beberapa kompetensi yang

dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya

pendidikan karakter, kewirausahaan) belum terakomodasi secara

eksplisit di dalam kurikulum, (5) kurikulum belum peka dan tanggap

terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional

maupun global, (6) standar proses pembelajaran belum

menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga

membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung

pada pembelajaran yang berpusat pada guru, dan (7) standar

penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi

(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya

remidial secara berkala. (Kunandar, 2013:22).

Page 36: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

19

a. Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan KTSP

dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 didasari pemikiran tentang

tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan

pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan

fenomena negatif yang mengemuka. Perbedaan paradigma atau

pola pikir dalam penyusunan Kurikulum 2004 dan KTSP 2006

dengan Kurikulum 2013 terdapat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Perubahan pola pikir pada Kurikulum 2013

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan,

4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)

Sumber :Kemendikbud, 2013: 4 Perubahan tersebut harus disosialisasikan secara luas pada

semua pihak yang berkepentingan secara langsung dengan

pendidikan di sekolah maupun pihak lain yang berkepentingan

Page 37: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

20

berdasarkan Permendikbud No 54 tentang Standar Kompetensi

Lulusan, Permendikbud No 65 tentang standar proses dan No 66

tentang standar penilaian serta Permendikbud No. 58 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah.

Strategi yang digunakan dalam sosialisasi Kurikulum 2013

adalah dengan cara menginformasikan kebijakan Implementasi

Kurikulum 2013 kepada Guru kepada DPR, DPRD, Gubernur,

Bupati / Wali Kota, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/ Kota dan masyarakat serta pelatihan

Kurikulum 2013 untuk guru, kepala sekolah dan pengawas

sekolah. Pola sosialisasi Kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam

diagram berikut ini:

Gambar 1.1 Pola Sosialisasi Kurikulum 2013

Sumber: Kemdikbud, 2013:4

Pelatihan guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 dimulai

dengan kegiatan persiapan yakni penyiapan buku siswa dan buku

guru, serta pelatihan guru, pelaksanaan pelatihan guru, evaluasi, dan

Page 38: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

21

pendampingan guru yang dalam implementasinya sesuai dengan

Permendikbud No 81a tentang Implementasi Kurikulum 2013, hal ini

digambarkan dalam diagram berikut ini :

Gambar 2.1 Rencana Implementasi Pelatihan Kurikulum 2013

Sumber: Kemdikbud 2013:5

b. Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Mengawali penerapan Kurikulum 2013 oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan pelatihan-pelatihan di

seluruh Indonesia dengan dua tujuan, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum pelatihan implementasi Kurikulum

2013 adalah perubahan pola fikir (mindset) guru dalam

mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan

mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan

evaluasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan baik dan

benar. Tujuan khusus dari pelatihan tersebut adalah agar

Page 39: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

22

instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran mampu memahami

materi pelatihan yang terdiri atas: rasional Kurikulum 2013, elemen

perubahan kurikulum, Standar Kompetensi Lulusan (SKL),

Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD), strategi

implementasi Kurikulum 2013, isi Buku Guru, isi Buku Siswa,

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), cara

penilaian sesuai tuntutan Kurikulum 2013, serta cara

melaksanakan pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

Khusus bagi instruktur nasional dan guru inti harus memiliki

kemampuan sebagai pelatih dalam pelatihan Implementasi

Kurikulum 2013; dan memahami mekanisme pendampingan

pelaksanaan Kurikulum 2013.

c. Peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

a) Peserta pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 terdiri atas

Guru Kelas/Mata Pelajaran, Guru Inti, dan Instruktur Nasional.

Guru Kelas / Mata Pelajaran adalah guru dari sekolah terpilih

yang akan mengajar pada tahun ajaran 2013. Guru Inti akan

melatih Guru Kelas/Mata Pelajaran sedangkan Instruktur

Nasional akan melatih Guru Inti. Guru yang akan mengikuti

pelatihan Pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk pendidikan dasar

sebagai berikut: 1) Guru kelas I dan IV untuk jenjang SD. 2)

Untuk jenjang SMP guru kelas VII yang mengampu mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),

Page 40: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

23

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni

Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olah Raga (PJOK), dan

Prakarya. Jumlah sasaran guru, Guru Inti, dan Instruktur

Nasional yang akan mengikuti pelatihan Implementasi

Kurikulum 2013 dicantumkam dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Sasaran Pelatihan Kurikulum 2013 untuk Jenjang Pendidikan Dasar

No Jenjang/Mata Pelajaran

Jumlah Sekolah

Guru Sasaran

Guru Inti

Instruktur Nasional Jumlah

I SD 2,598 17,029 1 Kelas 1 5,292 417 44 2 Kelas 4 5,141 411 48

II SMP 1,436 29,723 1 PKN 1,457 153 24 2 B. Indonesia 2,465 219 24 3 B. Inggris 2,465 219 24 4 Matematika 2,465 219 24 5 IPA 2,030 192 24 6 IPS 2,030 192 24 7 Seni Budaya 2,030 192 24 8 PJOK 1,457 153 24 9 Prakarya 2,030 192 24

Jumlah 4,034 28,862 2,559 308 46,752

Sumber: Kemdikbud 2013:7-8 4. Kompetensi Guru yang Diharapkan pada Kurikulum 2013

Secara umum kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh para

guru setelah mengikuti pelatihan sebagai berikut.

a. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013. b. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan

Kurikulum 2013. c. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum 2013

(rasional, elemen perubahan, SKL, KI dan KD, serta strategi implementasi).

Page 41: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

24

d. Memiliki keterampilan menganalisis keterkaitan antara Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Buku Guru, dan Buku Siswa.

e. Memiliki keterampilan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada Kurikulum 2013.

f. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientific secara benar.

g. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery Learning.

h. Memiliki keterampilan melaksanakan penilaian autentik dengan benar.

i. Memiliki keterampilan berkomunikasi lisan dan tulis dengan runtut, benar, dan santun (Kemdikbud,2013:8).

1. Landasan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis

yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan

filosofis, dan landasan empirik. Landasan yuridis merupakan

ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan

kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan

kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang

mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan

kurikulum. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik

pengembangan kurikulum sebagai dokumen dan proses. Landasan

empirik memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum

yang sedang berlaku di lapangan.

a. Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor

Page 42: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

25

32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar

Isi.Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh

Rencana Pendidikan Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN).

Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 lainnya adalah

Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun 2010 tentang

Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan

Kewirausahaan.

b. Landasan Filosofis

`Secara singkat kurikulum adalah membangun kehidupan

masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari

warisan nilai dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian

diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan.

Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-

masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis

pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di

masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan

individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan

dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan

individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan

keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di amsa

Page 43: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

26

mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum

selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-

budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik

sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan

kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan

membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

c. Landasan Empiris

Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di

tengah bayang-bayang resesi dunia. Pertumbuhan ekonomi

Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%,

5,5%, 6,3%, 2008: 6,4%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun

2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi

negara – negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W.

Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR, 31/05/2012).

Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan

ditingkatkan. Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh,

kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat diperlukan untuk

memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi

alam, namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan

pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.

Sebagai bangsa yang besar dari segi geografis, suku

bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan

Page 44: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

27

pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun

ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum

harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu

menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk

memajukan jati diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan

kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa

Indonesia.

d. Landasan Teoretis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan

berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori

kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar

adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai

kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan.

Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar

peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau di

atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar

Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi

Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan

Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA,

SMK/MAK.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap,

menggunakan pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan

Page 45: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

28

suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan di mana yang

bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi

dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya

bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, ketrampilan dan

pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan

yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalaman belajar

tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan

manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

C. Implementasi Kurikulum 2013

Setiap kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia dari

periode sebelum tahun 1945 hingga Kurikulum 2006, memiliki

beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa

merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu

sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari

landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode maupun model

pengembangan kurikulum. Untuk memperbaiki keadaan yang ada,

maka disusunlah kurikulum yang baru yang diharapkan akan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.

Kurikulum 2013 memiliki komponen-komponen

pengembangan yang meliputi; komponen tujuan, komponen isi,

komponen metode, dan komponen evaluasi. Komponen tujuan

merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan

dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan.

Page 46: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

29

Tujuan institusional merupakan cerminan dari Standar Kompetensi

Lulusan yang diharapkan dari setiap tingkat satuan pendidikan.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan terbagi menjadi tiga domain, yakni:

domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk tingkat satuan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah

Tsanawiah (MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(SMPLB), dan pendidikan nonformal setara SMP (Paket B)

memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B

SMP / MTs / SMPLB / Paket B Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dean kejadian yang tampak mata.

Keterampilan Memiliki Kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.

Sumber: Permendikbud nomor 54 tahun 2013

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif , inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa dan

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat sesuai

Page 47: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

30

dengan perkembangan pisik dan psikologis peserta didik. Sesuai

dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,ada 14 prinsip

pembelajaran yang digunakan sebagai berikut : (1) peserta didik

dibimbing untuk mencari tahu, bukan diberi tahu, (2) sumber

belajar berbasis aneka sumber belajar. (3) menggunakan

pendekatan ilmiah, (4) pembelajaran berbasis kompetensi, (5)

pembelajaran terpadu, semua materi pelajaran diletakkan dalam

sistem terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan, (6)

pembelajaran yang kebenarannya multi dimensi berdasarkan

sudut pandang peserta didik, (7) pembelajaran menuju

keterampilan aplikatif, peserta didik belajar menggunakan

segenap panca inderanya, (8) peningkatan dan keseimbangan

antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental

(softskills), (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan

dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang

hayat, (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai

keteladanan, kemauan, dan pengembangan kreativitas, (11)

pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi kapan dan

di mana saja, (12) prinsip belajar kepada siapa saja, guru,

teman, orang tua dll., (13) pemanfaatan tenologi informasi dan

komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

Page 48: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

31

pembelajaran, dan (14) pengakuan terhadap perbedaan

individual dan latar belakang peserta didik.

1. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis

kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-

based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum

ini diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan

dalam SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar diukur dari

pencapaian kompetensi. Kompetensi Kurikulum 2013 dirancang

sebagai berikut :

a. Isi atau konten kurikulum dinyatakan dalam bentuk

Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut

dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran

b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara

kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.yang harus dipelajari

oleh peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas,

dan mata pelajaran. Kompetensi inti adalah kualitas

yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap

kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan

dalam proses pembelajaran siswa aktif.

c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang

dipelajari oleh peserta didik untuk suatu tema SD/MI,

Page 49: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

32

dan untuk mata pelajaran dikelas tertentu untuk

SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK

d. KI dan KD pada jenjang pendidikan dasar diutamakan

pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan

menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan

kognitif tinggi).

e. Kompetensi inti menjadi unsur organisatoris

Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses

pembelajaran dikembangkan untuk mencapai

kompetensi dalam kompetensi inti.

f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan

pada prinsip akumulatif, saling memperkuat, dan

memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang

pendidikan.

g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar

untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu

mata pelajaran (SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK).

Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau

mata pelajaran di kelas tersebut.

h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan

dari setiap KD untuk mata pelajaran.

Page 50: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

33

2. Pendekatan Scientific

Pada penerapan Kurikulum 2013, guru diharuskan

menggunakan pendekatan scientific. Pendekatan scientific atau

pendekatan ilmiah diharapkan melahirkan hasil belajar peserta

didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui

penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang

terintegrasi. Kata scientific berasal dari Bahasa Inggris yang

berarti secara ilmiah, scientific approach berarti pendekatan

ilmiah (Echols1996:504). Pembelajaran merupakan proses

ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan ilmiah diyakini dapat

membangun perkembangan dan pengembangan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan ini

menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,

pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses

pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi beberapa kriteria

yaitu ; (1) substansi atau materi pembelajaran berbasis pada

fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau

penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,

atau dongeng semata, (2) penjelasan guru, respon peserta

didik, dan interaksi edukatif terbebas dari prasangka yang serta-

merta, pemikiran subyektif, atau penalaran yang menyimpang

dari alur berfikir logis, (3) mendorong dan menginspirasi peserta

didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam

Page 51: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

34

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran, (4)

mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir

hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu

sama lain dari substansi, (5) mendorong dan menginspirasi

peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam

merespon substansi, (6) berbasis pada konsep, teori dan fakta

empiris yang dapat dipertanggungjawabkan, dan (7) tujuan

pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

menarik sistem penyajiannya.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran

meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan.

a. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dimaksudkan agar

pembelajaran dikaitkan dengan konteks yang nyata dalam

kehidupan sehari-hari peserta didik. Proses mengamati

fenomena atau fakta mencakup mencari informasi, melihat,

mendengar, membaca, dan menyimak. Keunggulan dari

kegiatan ini adalah menyediakan obyek secara nyata,

dengan demikian peserta didik senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaannya. Tentunya membutuhkan persiapan

yang lama, matang, biaya, dan tenaga relatif banyak dan jika

Page 52: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

35

tidak terkendali tentunya akan mengaburkan makna serta

tujuan pembelajaran. Kegiatan mengamati dalam

pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-

langkah sebagai berikut: (1) menentukan objek apa yang

akan diobservasi, (2) membuat pedoman observasi sesuai

dengan lingkup objek yang akan diobservasi, (3)

menentukan secara jelas data-data apa yang perlu

diobservasi, baik primer maupun skunder, (4) menentukan di

mana tempat obyek yang akan diobservasi, (5) menentukan

secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk

mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, dan

(6) menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil

observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape

recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Kegiatan

mengamati dalam proses pembelajaran meniscayakan

keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini,

guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

b. Kegiatan menanya merupakan proses membangun

pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip,

prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif.

Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan berpikir tingkat tinggi, kritis, logis, dan

Page 53: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

36

sistematis. Proses menanya dilakukan dalam bentuk diskusi,

kerja kelompok, dan diskusi kelas. Kegiatan menanyadapat

mendorong dan mengaspirasi peserta didik untuk aktif

belajar serta mengembangkan pertanyaan, memberikan

kesempatan kepada anak didik untuk menunjukkan sikap,

keterampilan dan pemahamannya, membangkitkan

keterampilan dalam berbicara, mengajukan pertanyaan dan

memberikan jawaban yang logis, sistematis.

c. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan

keingintahuan peserta didik, mengembangkan kreativitas,

dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran

mencakup perencanaan, merancang, dan melaksanakan

percobaan, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah

data yang ditemukan.

d. Kegiatan mengasosiasi merupakan padanan dari

associating yang merujuk pada teori belajar asosiasi atau

pembelajaran asosiatif. Kegiatan mengasosiasi bertujuan

untuk membangun kemampuan berpikir dan besikap ilmiah.

Pengalaman-pengalaman yang yang sudah tersimpan pada

memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman

sebelumnya yang sudah tersedia. Menurut teori asosiasi,

proses pembelajaran akan berhasil jika terjadi interaksi

langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola

Page 54: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

37

interaksi ini dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R)

teori ini dikembangkan berdasarkan eksperimen Thorndike.

e. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk

menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan,

tulisan, gambar, diagram atau grafik Kegiatan ini dilakaukan

agara peserta didik memiliki kemampuan mengomunikasikan

pengetahuan, keterampilan dan penerapannya. Peserta

didik memiliki kemampuan untuk mempresentasikan hasil

kerjanya, membuat laporan ataupun unjuk kerja (Kemdikbud,

2013:7). Dinamika kehidupan yang terus berubah dan

berkembang menuntut kegiatan pembelajaran bukan hanya

sekadar mengulangi fakta dan fenomena keseharian yang

dapat diduga melainkan mampu menjangkau situasi baru

yang tidak terduga. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi diharapkan pembelajaran mampu mendorong

kemampuan berpikir peserta didik sehingga menemukan

situasi baru yang tidak terduga sama sekali. Membangkitkan

kreativitas dan keingintahuan peserta didik dapat melahirkan

generasi bangsa yang mandiri dan produktif.

3. Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

Page 55: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

38

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model dan

proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Sagala (2009:175) model diartikan sebagai kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan

kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: a) suatu tipe atau desain,

b) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk

membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan

langsung diamati, c) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data dan

inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara

matematis suatu objek atau peristiwa, d) suatu desain yang

disederhanakan dari suatu sistem kerja, e) suatu deskripsi

dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, f) penyajian

yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan

sifat bentuk aslinya.

Menurut Joyce dan Weil (dalam Sagala, 2009:176) bahwa

model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar

yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,

desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar,

buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia dan

bantuan belajar melalui program komputer”. Selanjutnya Joyce dan

Weil dalam Sagala (2009:176) mengemukakan ada empat kategori

Page 56: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

39

yang penting diperhatikan dalam model pembelajaran, yakni: model

informasi, model personal, model interaksi dan model tingkah laku.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

strategi metode atau prosedur, menurut Trianto (2007:6) model

pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh

strategi, metode atau prosedur, ciri-ciri tersebut adalah: a) rasional

teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau penggemarnya,

b) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar

(tujuan pembelajaran yang akan dicapai), c) tingkah laku mengajar

yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan

berhasil, dan d) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan itu

dapat tercapai.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa ciri model

pembelajaran sebagai berikut : (1) rasional teoretik yang logis

disusun oleh para penciptanya, (2) landasan pemikiran apa dan

bagaimana siswa belajar, (tingkah laku pendidik sangat diperlukan

agar model tersebut dapat dilaksanakn berhasil, dan (4) lingkungan

belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kurikulum 2013 merekomendasikan 3 model pembelajaran, yaitu:

Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery

Learning.

Page 57: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

40

a. Problem Based learning adalah suatu model pembelajaran

yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui

tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan

sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah

(Kamdi,2007:77). PBL atau pembelajaran berbasis masalah

sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk

belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep

yang esensial dari materi pelajaran. PBL memiliki karakteristik

sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2)

memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan

dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar

masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung

jawab yang besar kepada siswa untuk membentuk dan

menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,

(5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut siswa

untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam

bentuk produk atau kinerja.

b. Project Based Learning merupakan sebuah model

pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-

negara maju seperti Amerika serikat. Project Based Learning

Page 58: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

41

bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek, menurut The

george Lucas Educational Foundation (2005) Project Based

Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang

menghendaki adanya standar isi dalam kurikulum. Melalui

Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan

pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam

sebuah proyek dan membimbing peserta didik dalam sebuah

proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek

(materi) dalam kurikulum (Nurohman 2012:7). Project Based

Learning merupakan model pembelajaran yang menuntut

peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan

antar-berbagai subjek materi. Melalui jalan seperti ini, peserta

didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Project Based

Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang

memperhatikan pemahaman, dengan pemahaman peserta

didik dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan

mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. Project

Based Learning, memiliki karakteristik, yaitu : (1) peserta didik

membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, (2)

adanya permasalahan atau tantanganyang diajukan kepada

peserta didik, (3) peserta didik mendesain proses untuk

menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang

diajukan, (4) peserta didik secara kolaboratif bertanggung

Page 59: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

42

jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk

memecahkan permasalahan, (5) proses evaluasi dijalankan

secara kontinyu, (6) peserta didik secara berkala melakukan

refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, (7) produk akhir

aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan (8)

Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan

perubahan (Global SchoolNet, 2000).

c. Discovery Learning diartikan sebagai suatu prosedur mengajar

yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi

obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.

Model discovery learning merupakan komponen dari praktik

pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang

memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses,

mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut

Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan

suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam

berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki

dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk

mencapai tujuan belajarnya. Sund (dalam Suyitno, 2012:2)

menyebutkan discovery learning sebagai proses mental di

mana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu

prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

Page 60: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

43

membuat simpulan, dan sebagainya. Karakteristik model

pembelajaran discovery learning, sebagai berikut: (a)

meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam

memperoleh dan memproses perolehan belajar, (b)

mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup, (c)

mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya

sumber, (d) informasi yang diperlukan oleh para siswa, dan (e)

melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber informasi yang tidak pernah tuntas

digali. Syarat utama model discovery learning ada pada potensi

yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Potensi itu meliputi:

kemandirian siswa dalam data, keaktifan dalam memecahkan

masalah, kepercayaan pada diri sendiri.

4. Sistem Penilaian

Kompetensi guru yang diharapkan dalam menerapkan

Sistem penilaian yang sesuai Kurikulum 2013 itu adalah usaha

yang terpadu antara (1) rekonstruksi kompetensi lulusan,

dengan (2) kesesuaian dan kecukupan, keluasan dan

kedalaman materi, (3) revolusi pembelajaran dan (4) reformasi

penilaian. Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin

perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi

yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.

Pelaksanaan penilaian peserta didik diolah secara profesional,

Page 61: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

44

terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks

sosial budaya. Demikian juga pelaporan hasil penilaian peserta

didik dilaksanakan secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Cakupan penilaian meliputi penilaian autentik, penilaian diri,

portofolio, tes, ulangan, dan ujian tingkat kompetensi. Prinsip

dan pendekatan penilaian meliputi: (1) obyektif yang berarti

penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor

subjektivitas penilai, (2) terpadu yang berarti penilaian oleh

pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan

pembelajaran, dan berkesinambungan, (3) ekonomis yang

berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporannya, (4) transparan yang berarti

prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diakses oleh semua pihak, (5) akuntabel yang

berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak

internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik,

prosedur, dan hasilnya,dan (6) edukatif yang berarti mendidik

dan memotivasi peserta didik dan guru.

Mengacu pada Permendikbud nomor 66 Tahun 2013,

penilaian autentik (authentic assesment) mendapat penekanan

serius untuk diterapkan. Penilaian autentik adalah kegiatan

menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang

seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai

Page 62: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

45

instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan

kompetensi yang ada pada standar kompetensi (SK) atau

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) (Kunandar,

2013: 36). Ciri-ciri penilaian autentik adalah (1) harus mengukur

semua aspek pembelajaran, yakni kinerja atau hasil produk, (2)

dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung, (3) menggunakan berbagai cara dan sumber, (4)

tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian, (5) tugas-

tugas diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan

bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari,

(6) penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan

keahlian peserta didik, bukan keluasannya.

D. Standar Kompetensi Lulusan, Kompetetensi Inti,

dan Kompetensi Dasar

1. Standar Kompetensi Lulusan

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 angka 1 adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri , keperibadian, kecerdasan, akhlak

Page 63: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

46

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menjadi parameter

utama untuk merumuskan standar nasional pendidikan

sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Standar

Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar

nasional pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 35 Ayat

(1). Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan

menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai

berikut :

1. Kemampuan lulusan dalam dimensi sikap; manusia yang

memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,

dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan

peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui

proses menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan

mengamalkan.

2. Kemampuan lulusan dalam dimensi pengetahuan; manusia

yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan.

Page 64: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

47

Teknologi, seni, budaya, dan berwawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi

tersebut dilakukan melalui proses mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.

3. Kemampuan lulusan dalam dimensi keterampilan; manusia

yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak

yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.

Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses

mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar,

dan mencipta.

Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan

mempertimbangkan gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan

memperhatikan kriteria berikut :

1) perkembangan psikologi anak,

2) lingkup dan kedalaman materi,

3) kesinambungan, dan

4) fungsi satuan pendidikan.

2. Kompetensi Inti

Menurut Kemdikbud (2013:5) kompetensi inti merupakan

terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang

harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang

pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang

Page 65: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

48

dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari

peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata

pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang

seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 Pasal 3 ayat 2 menyebutkan

bahwa kompetensi inti adalah merupakan tingkat kemampuan

untuk mencapai Standar kompetensi Lulusan yang harus dimiliki

oleh peserta didik sekolah menengah pertama / madrasah

tsanawiyah pada setiap tingkat kelas.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi

(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur

pengorganisasian, Kompetensi Inti (KI) merupakan pengikat untuk

organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar

(KD). Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan

antara konten Kompetensi Dasar (KD) satu kelas atau jenjang

pendidikan ke kelas / jenjang di atasnya sehingga memenuhi

prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang

berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten KD satu

mata pelajaran dengan konten mata pelajaran yang lain dalam satu

pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses

saling menguatkan.

Page 66: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

49

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok, keempat

kelompok saling terkait antara satu dengan yang lainnya , yaitu

sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan

keterampilan (KI 4). Keempat kelompok tersebut menjadi acuan

untuk dikembangkan pada kompetensi dasar dalam setiap

peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang

berkenaan dengan sikap spiritual dan sosial dikembangkan secara

tidak langsung (indirect teaching) atau terintegrasi ketika peserta

didik belajar tentang pengetahuan dan keterampilan.

3. Kompetensi Dasar

Menurut Kemdikbud (2013:6) kompetensi dasar

merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas

yang diturunkan dari kompetensi inti. Permendikbud Nomor 58

Tahun 2014 Pasal 3 Ayat 4 menyebutkan kompetensi dasar pada

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah

Tsanawiyah berisikan kemampuan dan muatan pembelajaran untuk

mata pelajaran pada Sekolah Menengah Pertama / Madrasah

Tsanawiyah yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi

dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap,

pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi

inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut

dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata

Page 67: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

50

pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi

bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan

disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi

esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan

organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu

atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi

rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme.

E. Hakikat Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses yang dilakukan oleh

setiap individu untuk memperoleh sebuah perubahan dalam dirinya,

kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan di mana saja baik di

sekolah maupun di luar sekolah misalnya di rumah, di musium, di

hutan, dan lain-lain. Dengan belajar seseorang dapat memperoleh

pengetahuan atau keterampilan untuk mencapai tujuan. Perubahan

tingkah laku dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau

interaksi dengan lingkungan. Dengan belajar akan terlihat

perubahan-perubahan tingkah laku yang lebih baik pada diri

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Belajar mempunyai definisi yang sangat kompleks di

antaranya. Sunaryo (1989: 1) menjelaskan bahwa belajar

merupakan suatu kegiatan, seseorang membuat atau

Page 68: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

51

menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya

dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sudah tentu, tingkah

laku tersebut adalah tingkah laku positif yang artinya untuk mencari

kesempurnaan hidup. Lebih lanjut Sudjana (1996: 5)

mengungkapkan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil

dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek pada

individu yang belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Mouly

(dalam Sudjana 1996: 5) belajar pada hakikatnya adalah

proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya

pengamalan. Sedangkan Mouly (dalam Sudjana 1996: 5) belajar

pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang

berkat adanya pengamalan. Menurut Gerlach dan Ely (dalam

Arsyad 2011:3) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan

perilaku, sedangkan perilaku adalah tindakan yang dapat diamati.

Lebih lanjut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2010:35)

menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang

dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui

latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Hal ini

sejalan dengan pandangan Gagne dalam Whandi (2007) belajar

Page 69: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

52

didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme

berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Dari beberapa

pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa belajar merupakan

proses perubahan tingkah laku seseorang yang disengaja untuk

mendapat pengalaman dan latihan-latihan dalam hal pengetahuan,

keterampilan, sikap, pemahaman, tingkah laku agar tercapai tujuan

yang diharapkan.

Constructivisme sebagai aliran yang mengembangkan

pandangan psikologi kognitif menekankan adanya empat komponen

kunci tentang belajar, yakni:

a. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil mereka

belajar bukan karena disampaikan pada mereka.

b. Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya.

c. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial.

d. Penugasan-penugasan dalam belajar dapat meningkatkan

kebermaknaan proses pembelajaran ( Rosyada, 2012:91).

Dari berbagai pandangan para pakar tersebut di atas tentang

belajar hampir semuanya sejalan dengan tujuan penerapan

Kurikulum 2013, yakni peserta didik diharapkan dapat mengalami

perubahan dalam tingkah laku (sikap) baik sikap spiritual maupun

sikap sosial yang akan menjadi karakter permanen pada setiap

individu. Selain perubahan kompetensi sikap, peserta didik juga

Page 70: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

53

diharapkan memiliki kompetensi pengetahuan dan kompetensi

keterampilan yang bersifat kontekstual.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dapat dimaknai adanya dua aktifitas yang

sedang berlangsung yakni ada aktifitas mengajar yang dilakukan

oleh pendidik dan aktifitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

Dalam penerapan Kurikulum 2013 kata mengajar dihindari

mengingat aktifitas mengajar senantiasa mengacu pada pola

pembelajaran terpusat, pembelajaran satu arah, dan pembelajaran

pasif. Pembelajaran tidak lepas dari adanya proses belajar, baik

dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja dan berlangsung

secara terus menerus. Pembelajaran merupakan proses interaksi

antara guru dan siswa serta sumber belajar yang berlangsung di

sekolah. Dengan adanya interaksi tersebut, maka pembelajaran

dapat mempengaruhi perubahan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang menekankan pada unsur

pendidikan untuk pembekalan siswa agar tercapai tujuan pendidikan.

Peran pendidik lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar,

terutama berkenaan dengan kemampuan pendidik dalam

menetapkan strategi pembelajaran.

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa

(Degeng, 1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan

Page 71: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

54

siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.

Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan

karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan

strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi

penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan

pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil

pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pendidik harus memiliki

keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi

pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran,

diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.

Arikunto (1993:12) mengemukakan bahwa pembelajaran

adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya suatu proses

penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap oleh subjek yang

sedang belajar. Sedangkan menurut Undang-Undang Sisdiknas

Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

Dari berbagai pendapat para pakar tersebut dapat dinyatakan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses mengorganisir lingkungan

terjadinya pembelajaran di sekolah dan guru berperan secara aktif

sebagai penyedia fasilitas belajar bagi siswa. Pendapat lain tentang

pembelajaran diungkapkan Suprijono (2009: 13), pembelajaran

Page 72: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

55

bermakna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada

pembelajaran guru yang mengajar dan dapat diartikan sebagai

upaya mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru

mengajar pada perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan

fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mempelajarinya. Jadi subjek

pembelajaran adalah para siswa.

Trianto (2010: 17) mengungkapkan pembelajaran adalah

aspek kegiatan manusia yang kompleks yang tidak dapat

sepenuhnya dijelaskan. Husama (2013:97) pembelajaran adalah

merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar

program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Schunk (2014:5) menyebutkan ada tiga kriteria yang

mencerminkan pembelajaran, yaitu:(1) pembelajaran melibatkan

perubahan dalam perilaku, (2) perubahan dalam perilaku bertahan

lama, dan (3) pembelajaran terjadi melalui pengalaman misalnya

praktik dan mengamati orang lain. Pembelajaran sangat simpel

dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran pada

hakikatnya adalah usaha sadar dari diri seorang guru untuk

membelajarkan siswanya (mengarah interaksi siswa dengan sumber

belajar yang lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan.

Page 73: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

56

Dari berbagai pendapat ahli tersebut terkait dengan penerapan

Kurikulum 2013 dapat dimaknai bahwa pembelajaran sebagai suatu

kegiatan interaksi yang difokuskan pada bagaimana peserta didik

secara aktif melakukan interaksi dengan fasilitas dan sumber belajar

untuk meningkatkan kompetensinya yang meliputi kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan pendidik harus

berperan sebagai fasilitator yang berperan mengarahkan proses

belajar peserta didik. Proses pembelajaran diharapkan dapat

membangun proses perubahan pada diri peserta didik yang meliputi:

1) terjadinya perubahan sikap menjadi lebih baik yang bersipat

permanen baik sikap spiritual maupun sikap sosial yang diwujudkan

dengan adanya kematangan sikap dalam perilaku peserta didik, 2)

bangkitnya keingintahuan terhadap materi ajar sehingga terjadi

perubahan wawasan pengetahuan, dan 3) perubahan keterampilan

dari tidak bisa menjadi lebih bisa menerapkan pengetahuan yang

diperolehnya.

F. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia merentang

perjalanan yang diawali sebagai bahasa pengantar pergaulan,

bahasa pergerakan, bahasa negara, bahasa resmi nasional, dan

sebagai penghela ilmu pengetahuan dan teknologi. Bersumber dari

ikrar pemuda tahun 1928, Pemerintah Republik Indonesia di awal

Page 74: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

57

kemerdekaan secara yuridis menyebutkan Bahasa Indonesia

sebagai bahasa resmi negara sebagaimana amanat UUD 1945

Pasal 36. Penguatan tentang posisi dan fungsi Bahasa Indonesia

dengan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 25 – 45.Pasal 29, Ayat 1 secara

jelas menyebutkan Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai

bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Peran Bahasa

Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan disebutkan pada

pasal 35, Ayat 1 bahwa Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam

penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah (Undang-Undang

RI Nomor 24 Tahun 2009). Dalam dunia pendidikan di negeri

tercinta ini, Bahasa Indonesia digunakan untuk mengomunikasikan

pembelajaran untuk semua jenis pembelajaran.

Pembelajaran bahasa di Indonesia pada umumnya merupakan

pembelajaran bahasa kedua, sebagian dari peserta didik memang

telah menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama

(bahasa ibu).

Menurut Izzo (dalam Ghazali 2013:126) ada tiga kategori besar yang mempengaruhi pembelajaran bahasa kedua, yaitu: (1) faktor personal (usia, ciri psikologis, sikap, motivasi, dan strategi pembelajaran), (2) faktor situasional (situasi, pendekatan pembelajaran, dan karakteristik guru), dan (3) faktor aspek linguistik ( perbedaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua dalam hal pengucapan, tata bahasa, dan pola wacana). Ketiga faktor ini merupakan acuan bagi guru untuk menentukan

model teoretis yang memudahkan untuk diserap oleh pembelajar.

Page 75: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

58

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh

karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun

tulis. Hal ini relevan dengan Kurikulum 2004 bahwa kompetensi

pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu

membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Kemampuan

yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya

tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa.

Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman,

dan penggunaan. Sementara itu, dalam Kurikulum 2004 untuk SMA

dan MA, disebutkan bahwa tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia secara umum meliputi:

1. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.

2. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna,

dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia

untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan

emosional, dan kematangan sosial.

4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara

dan menulis).

Page 76: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

59

5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,

serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia

sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran bahasa

harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian

diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran, serta menjadikan aspek-

aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajaran.

Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut.

Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1) diperlakukan

sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi

kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara

komunikatif dalam berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara

sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk,

keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan

bahasa, (4) ia disebarkan dalam data sosiokultural dan

pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa

sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan

budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut

kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur

pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994). Istilah pendekatan

dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang

Page 77: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

60

hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai

sumber landasan/prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat

bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan tesis-tesis tentang

hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta

fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu

masyarakat bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses

psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan dalam

psikolinguistik. Pendekatan pembelajaran lebih bersifat aksiomatis

dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori

belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari

pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya

dari pendekatan berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang

mengemukakan tesis-tesis linguistik menurut pandangan kaum

strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa menganut aliran

behaviorisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang

disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).

Dalam rumusan Kurikulum 2013, mencakup keseimbangan

antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini

merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang

hanya menekankan pada aspek pengetahuan (kognitif). Berikutnya

adalah lintasan yang berbeda untuk proses pembentukan tiap

kompetensi. Lalu penekanan pada keterampilan berpikir menuju

Page 78: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

61

terbentuknya kreativitas. Kemampuan psikomotorik adalah

penunjang keterampilan.

Pembelajaran melalui pendekatan scientific (Mengamati -

Menanya - Mencoba - Menalar - Mengomunikasikan) proses

pembelajaran ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Tarakhir,

model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain : Discovery

learning-Project based learning-Problem based learning. Khusus

untuk pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013

menekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi

untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan. Oleh karena itu,

peserta didik dibiasakan membaca dan memahami teks lalu

menyajikan ulang dengan menggunakan bahasa sendiri. Selain itu,

peserta didik dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan

efektif serta mengekspresikan dirinya dengan bahasa yang

meyakinkan secara spontan. Pembelajaran bahasa Indonesia

pada Kurikulum 2013 bermuara pada pengembangan kompetensi

dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan (KI-3), dan (KI-4)

keterampilan. Pendekatan berbasis teks yang dikembangkan pada

kurikulum ini diaplikasikan melalui kegiatan pembelajaran yang

mendorong peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan (KI-

3) dan keterampilan (KI-4) mereka dalam memahami dan

menyusun berbagai jenis teks sesuai dengan jenjang. Kompetensi

dasar yang terdapat pada KI-1 dan KI-2 dikembangkan melalui

Page 79: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

62

integrasi dalam pengembangan kompetensi pengetahuan dan

keterampilan. Sebagai contoh, ketika peserta didik mempelajari

struktur teks laporan observasi dan mengaplikasikan konsep

tersebut melalui penyusunan teks, sikap-sikap yang diinginkan

pada KD di KI-2, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras.

Guru harus selalu terus menerus mengembangkan sikap-sikap ini

di dalam KBM.

a. Pembelajaran Berbasis Teks

Pembelajaran berbasis teks juga disebut pembelajaran

berbasis genre. Teks terkadang disejajarkan dengan wacana,

menurut KBBI (1995) wacana berarti 1) ucapan ; perkataan; tutur

2) keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; 3) satuan

bahasa terlengkap, realisasinya pada bentuk karangan yang utuh

seperti novel, buku, atau artikel, atau pidato, khotbah, dan

sebagainya. Menurut Wiratno (2010) teks adalah satuan lingual

yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata organisasi

tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentu

pula. Dari kedua istilah teks dan wacana dapat dinyatakan bahwa

perbedaan keduanya adalah teks mengacu pada bentuk fisik

sedangkan wacana mengacu pada tujuan (makna) atau ada yang

berbentuk lisan dan ada yang berbentuk tulis. Wiratno (2010)

menyebutkan 5 ciri teks, sebagai berikut: (1) teks merupakan

satuan lingual; (2) teks mempunyai tata organisasi yang kohesif;

Page 80: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

63

(3) teks mengungkapkan makna; (4) teks tercipta pada sebuah

konteks; dan (5) teks dapat dimediakan secara tulis dan lisan.

Mata pelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013

menggunakan pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan

agar siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai

dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa

yang berbasis teks, mata pelajaran bahasa Indonesia diajarkan

bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai

teks yang berfungsi untuk menjadi aktualisasi diri penggunanya

pada konteks sosial dan akademis. Teks harus dipandang sebagai

satuan bahasa yang bermakna secara kontekstual.

Menurut Kemdikbud (2013) prinsip pembelajaran bahasa berbasis teks sebagai berikut: (1) bahasa dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.

Dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia untuk

SMP kelas 7 terdapat 5 teks, yaitu teks hasil observasi, teks

deskripsi, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks cerpen.

Sedangkan yang diajarkan di kelas 8 terdapat teks cerita

moral/fabel, teks biografi, teks prosedur, teks diskusi, dan teks

ulasan. Sementara itu di kelas 9 terdapat empat teks, yaitu teks

eksemplum, teks tanggapan kritis, teks tantangan, dan teks

Page 81: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

64

rekaman percobaan. Uraian teks yang terdapat pada silabus

menunjukkan bahwa pembelajaran teks membawa peserta didik

sesuai perkembangan mentalnya, menyelesaikan masalah

kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Adalah kenyataan,

masalah kehidupan sehari-hari tak terlepas dari kehadiran teks.

Untuk membuat minuman atau masakan, perlu digunakan teks

arahan/ prosedur. Untuk melaporkan hasil observasi terhadap

lingkungan sekitar, teks laporan perlu diterapkan. Untuk mencari

kompromi antarpihak bermasalah, teks negosiasi perlu dibuat.

Untuk mengkritik pihak lain pun, teks anekdot perlu dihasilkan.

Selain teks sastra non-naratif itu, hadir pula teks cerita naratif

dengan fungsi sosial berbeda. Perbedaan fungsi sosial tentu

terdapat pada setiap jenis teks, baik genre sastra maupun

nonsastra, yaitu genre faktual (teks laporan dan prosedural) dan

genre tanggapan (teks transaksional dan ekspositori). Materi

pembelajaran bahasa Indonesia membuat muatan Kurikulum 2013

penuh struktur teks.

Pembelajaran berbasis teks sesuai Kurikulum 2013

dimulai dari memperkenalkan konteks sosial dari teks yang

dipelajari. Kemudian mengeksplorasi ciri-ciri dari konteks budaya

umum dari teks yang dipelajari serta mempelajari tujuan dari teks

tersebut. Selanjutnya adalah dengan mengamati konteks dan

situasi yang digunakan. Misalnya dalam teks eksposisi, siswa

Page 82: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

65

harus bisa memahami peran dan hubungan antara orang-orang

yang berdialog apakah antar teman, editor dengan pembaca, guru

dengan siswa, dan sebagainya. Siswa juga harus memahami

media yang digunakan apakah percakapan tatap muka langsung

atau percakapan melalui telepon. Kegiatan yang dapat dilakukan

di dalam kelas adalah: (a) mempresentasikan konteks bisa

menggunakan berbagai media antara lain melalui gambar, benda

nyata, field-trip, kunjungan, wawancara kepada narasumber dan

sebagainya, (b) membangun tujuan sosial melalui diskusi, survey,

dan yang lainnya, (c) membandingkan dua kebudayaan. berbeda,

yaitu kebudayaan kita dengan kebudayaan penutur asli, dan (d)

membandingkan model teks dengan teks yang lainnya misalnya

membandingkan percakapan antara teman dekat, teman kerja,

atau orang asing.

Pembelajaran berbasis teks diinklusifkan dengan

pengamatan terhadap ciri-ciri teks yang dipelajari. Demikian juga

dalam penyusunan teks secara berkelompok dan mandiri

diinklusifkan dengan aspek pemahaman terhadap aspek

kebahasan, misalnya pelafalan, pembentukan kata, pemilihan

kata, pemakaian istilah, pembentukan frasa, penggunaan struktur

kalimat, kebenaran isi kalimat, kelogisan kalimat, penggunaan

penghubung antarfrasa, antarklausa, antarkalimat, dan

Page 83: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

66

antarparagraf, penulisan kalimat, pengembangan paragraf, dan

penggunaan ejaan dan tanda baca.

b. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia

dilakukan dengan mempelajari berbagai jenis teks sesuai

jenjangnya, keterampilan berbahasa yang meliputi; mendengarkan.

berbicara, membaca, dan menulis dikembangkan dan diperkuat

pencapaian kompetensinya melalui teks yang dipelajari oleh

peserta didik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran diwujudkan

dalam Rancangan Pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya

pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan

pendahuluan, kegitan inti dan kegiatan penutup disesuaikan

dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada kegiatan ini peserta didik

akan mempelajari sebuah teks melalui kegiatan mengamati,

menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran bahasa Indonesia

berbasis teks. Tahapan-tahapan pembelajaran berbasis teks

meliputi membangun konteks, pemodelan, penyusunan teks secara

bersama, dan penyusunan teks secara mandiri.

Pada tahapan membangun konteks , peserta didik akan

melakukan pengamatan baik melalui gambar maupun melalui

tayangan yang berkaitan dengan tema tertentu. Kegiatan ini

dilakukan dalam rangka membangun konteks atau mengarahkan

Page 84: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

67

pemikiran peserta didik terhadap pokok persoalan yang akan

dibahas. Kegiatan mengamati dalam rangka membangun konteks

dapat dilakukan dengan mendengarkan lagu, mendengarkan

pembacaan puisi, cerpen, atau drama. Melalui kegiatan ini peserta

didik akan bertanya jawab tentang isi dari kegiatan mengamati

tersebut. Tahap selanjutnya adalah tahap pemodelan teks, pada

tahapan ini peserta didik akan disajikan teks model dan diarahkan

untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan teks

tersebut, misalnya tentang fungsi, struktur/ bentuk, dan unsur

kebahasaan teks. Pesrta didik akan mengeksplorasi tentang teks

baik fungsi teks maupun struktur/bentuk ataupun unsur

kebahasaan teks serta membedakan dengan teks-teks yang lain.

Pada kegiatan mengasosiasi atau menalar peserta didik diarahkan

untuk menyimpulkan fungsi sosial teks, menentukan struktur teks,

dan unsur kebahasaan yang membangun keutuhan teks. Dengan

demikian, akan mempertajam pemahaman peserta didik tentang

struktur dan bentuk teks serta unsur-unsur kebahasaan teks. Selain

dari itu, peserta didik juga diarahkan dan dilatih untuk menyusun

teks baik secara kelompok maupun secara individu. Berdasarkan

hasil pengamatan terhadap teks peserta didik diarahkan untuk

mengomunikasikan hasil simpulan, hasil telaah, hasil revisi, dan

hasil penyusunan teks dengan lugas dengan penuh percaya diri.

Page 85: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

68

Pembelajaran bahasa Indonesia yang berkualitas sangat

menentukan keberhasilan pembentukan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dalam diri peserta didik. Oleh karena itu, Kurikulum

2013 mengharuskan menggunakan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran, karena pendekatan saintifik merupakan pendekatan

ilmiah yang mengutamakan langkah-langkah dari hal-hal yang

spesifik menuju ke arah penarikan simpulan atau langkah-langkah

yang dilakukan secara induktif. Langkah-langkah tersebut akan

menghindarkan pola pembelajaran secara pasif, yaitu pola yang

hanya mendengarkan penjelasan guru, Dengan pendekatan

saintifik akan tercipta pembelajaran yang mengharuskan peserta

didik lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Rangkaian langkah-langkah

pendekatan saintifik dipadukan dengan model-model pembelajaran

yang relevan berikut.

Discovery Learning atau model pembelajaran penemuan

mengutamakan agar peserta didik dapat membangun

pengetahuan sendiri atau menemukan sendiri tanpa harus

dijelaskan oleh guru, guru hanya berperan sebagai fasilitator

dengan memberikan stimulasi atau memberikan ransangan. Sund

(1975) menyebutkan bahwa model discovery learning merupakan

proses mental di mana peserta didik mengasimilasi sesuatu konsep

atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut dilakukan melalui

mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan,

Page 86: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

69

menjelaskan , mengukur, dan membuat simpulan. Gulo (2004:84)

menyebut discovery learning sebagai suatu rangkaian kegiatan

belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya

dengan penuh percaya diri. Syah (2004:244) menguraikan bahwa

dalam penerapan discovery learning di kelas, pendidik melakukan

langkah-langkah berupa stimulasi untuk membangkitkan keinginan

peserta didik untuk melakukan penyelidikan, langkah selanjutnya

memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan identifikasi

sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan. Hal ini

dilakukan untuk membangun kebiasaan peserta didik untuk

menemukan suatu masalah. Menurut Westwood (dalam Sani,

2014:98) pembelajaran dengan metode discovery learning akan

efektif jika terjadi hal-hal berikut; 1) proses belajar dilakukan secara

terstruktur dengan hati-hati, 2) peserta didik memiliki pengetahuan

dan keterampilan awal untuk belajar, dan 3) pendidik memberikan

dukungan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk melakukan

penyelidikan. Dari beberapa uraian di atas dapat dinyatakan bahwa

model pembelajaran discovery learning adalah suatu proses belajar

mengajar yang terpusat pada peserta didik, pendidik tidak perlu

menjejalkan seluruh informasi kepada peserta didik. Pendidik

hanya membimbing suasana belajar peserta didik untuk mencari

Page 87: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

70

dan menemukan informasi dari bahan ajar yang dipelajari.

Penerapan model pembelajaran discovery learning dalam

pembelajaran bahasa Indonesia disesuaikan dengan kompetensi

dasar yang akan diajarkan, misalnya KD pengetahuan yang

meliputi memahami teks, membedakan teks, mengklaksifikasi teks,

mengidentifikasi kekurangan teks, dll. Di kelas 7 misalnya terdapat

tema cinta lingkungan, pemberian stimulasi dilakukan dengan

memperdengarkan pembacaan puisi “ Tanah Kelahiran” karya

Ramadhan K.H. Peserta didik diajak bertanya jawab tentang isi

puisi tersebut yang menggambarkan tentang keindahan alam yang

terdapat dalam puisi tersebut. Setelah itu, peserta didik diarahkan

untuk membaca teks dan mengidentifikasi sebanyak-banyaknya

informasi yang ditemukan pada teks yang telah dibaca. Intinya

adalah dalam pembelajaran dengan model pembelajaran ini diawali

dengan stimulation, yang kemudian dilanjutkan problem statement,

dan diakhir kegiatan peserta didik melakukan data collection. Data-

data dapat diperoleh dan ditemukan melalui literatur yang ada

diperpustakaan maupun melakukan browshing untuk dapat

menjelaskan tentang struktur teks hasil observasi.

Poblem Based Learning (PBL) merupakan model

pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan

yang membutuhkan penyelidikan. Pada model pembelajaran ini

dimulai dengan bagaimana peserta didik memikirkan penyelesaian

Page 88: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

71

suatu tugas yang kemudian diikuti dengan mengomunikasikan hasil

pemikirannya. Dalam bahasa Indonesia model pembelajaran ini

diartikan sebagai pembelajaran berbasis masalah, jenis

pembelajaran ini sangat efektif untuk proses pembelajaran berpikir

tingkat tinggi. Menurut Arends (dalam Trianto, 2011:92) PBL

merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa

mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk

menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri

dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan

kemandirian dan percaya diri. Lebih lanjut Tan (dalam Rusman,

2012:232) mengatakan bahwa pembelajran berdasarkan masalah

merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang

dperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia

nyata, kemampuan untuk menghadapi kompleksitas yang ada.

Pendapat lain tentang PBL oleh Duch (dalam Riyanto, 2012:285)

adalah suatu model yang dimaksudkan untuk mengembangkan

siswa berpikir kritis, analitis, dan untuk menemukan serta

menggunakan sumber daya yang sesuai untuk belajar. Nurman

dan Schmidt menyatakan bahwa PBL dapat meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam beberapa hal, yakni; 1)

mentransfer konsep pada permasalahan baru, 2) integrasi konsep,

3) ketertarikan belajar, 4) belajar dengan arahan sendiri, dan 5)

keterampilan belajar (Sani, 2014: 130). Dari berbagai pendapat

Page 89: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

72

pakar tersebut dapat dinyatakan bahwa PBL adalah suatu model

pembelajaran yang mengharuskan peserta didik berpikir tingkat

tinggi dan berpikir secara sistematis untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 8 dengan KD memahami

teks cerita moral / fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita

biografi baik melalui lisan maupun tulisan dan menangkap makna

teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,

dan cerita pendek baik lisan maupun tulisan dapat menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah atau PBL. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan membimbing peserta didik untuk

melakukan orientasi terhadap masalah dengan menjelaskan tujuan

pembelajaran, memberikan konsep dasar berupa petunjuk atau

referensi yang diperlukan dalam pembelajaran serta memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk dapat memecahkan masalah

yang ditemukan. Langkah selanjutnya guru membantu peserta didik

untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah. Dengan membentuk kelompok kecil

peserta didik diarahkan untuk merancang jawaban sementara yang

kemudian dilanjutkan penyelidikan individu dan kelompok untuk

mengumpulkan informasi untuk menciptakan dan membangun ide

peserta didik dalam memecahkan masalah.

Page 90: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

73

Project Based Learning, dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan pembelajaran berbasil proyek. Pembelajaran

berbasis proyek pada umumnya terkait dengan pembahasan

permasalahan nyata, PjBL dilakukan untuk memperdalam

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dengan cara

membuat karya atau proyek yang terkait dengan materi ajar. Grant

(2008) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek

menawarkan metode pembelajaran yang menarik untuk membuat

peserta didik aktif dalam mengonstruksi pengetahuan. Sementara

itu, Doppelt (2010) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis

proyek mempunyai nilai keaslian dalam dunia pendidikan yang

mampu membimbing siswa membuat rencana, melaksanakn

penelitian, dan menyajikan hasil dari proyek yang dilakukan.

Menurut Patton (2012) dalam PjBL, harus melibatkan siswa

membuat proyek atau produk yang akan dipamerkan pada

masyarakat (Sani, 2014:171). Dari berbagai pendapat pakar

tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek

atau PjBL adalah proses pembelajaran yang memberikan

pengalaman kepada peserta didik untuk memperdalam

pengetahuan dan keterampilan dengan jalan menghasilkan

proyek/produk. Produk yang dihasilkan dalam pembelajaran PjBL

dapat berupa media eletronika, media cetak, teknologi tepat guna,

karya tulis, dan sebagainya. Dalam pembelajaran bahasa

Page 91: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

74

Indonesia PjBL dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks

laporan hasil observasi, membuat dialog, menulis teks eksposisi,

dan lain-lain.

c. Strategi Penyampaian dengan Media Pembelajaran

Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen

variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Strategi ini memiliki dua fungsi, yaitu (1) menyampaikan isi

pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi

atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan

unjuk kerja (seperti latihan tes).

Media pembelajaran adalah komponen strategi

penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan

kepada pebelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi

pebelajar dengan media adalah komponen strategi penyampaian

pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan belajar. Adapun

bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian

pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam

kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri

(Degeng, 1989).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-

hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Para guru dituntut agar

mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh

Page 92: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

75

sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru

sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan

bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran yang diharapkan. Disamping mampu

menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk

dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut

untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media

pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum

tersedia.

Hamalik (1994) mengemukakan bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi; 1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses pembelajaran, 2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, 3) seluk-beluk proses belajar, 4) hubungan antara metode pembelajaran dan media pendidikan, 5) nilai atau manfaat media pendidikan dalam pembelajaran, 6) pemilihan dan penggunaan media pendidikan, 7) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, 8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran, dan 9) usaha inovasi dalam media pendidikan. (Arsyad, 2007:2)

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa media adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran demi

tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan

pembelajaran di sekolah pada khususnya. Bentuk interaksi antara

pembelajaran dengan media merupakan komponen penting yang

kedua untuk mendeskripsikan strategi penyampaian. Komponen ini

penting karena strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa

Page 93: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

76

memberi gambaran tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan

oleh suatu media pada kegiatan belajar siswa. Oleh sebab itu,

komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai

kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana

peranan media untuk merangsang kegiatan pembelajaran.

Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang sangat

penting adalah metode/model pembelajaran dan media

pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah

satu metode/model pembelajaran tertentu akan mempengaruhi

jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada

berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,

antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang

diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan

konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun

demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu yang turut mempengaruhi

iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan

oleh guru.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran

adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

Manfaat media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (1985), mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu; 1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, 2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan

Page 94: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

77

menarik. 3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, 4) efisiensi dalam waktu dan tenaga, 4) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, 5) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, 6) media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, dan 7) merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif (Arsyad, 2007: 17)

Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan

oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat

menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat

praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar.

Arsyad (2007: 27) mengemukakan beberapa manfaat media

pembelajaran sebagai berikut; 1) media pembelajaran dapat

memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, 2)

media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan

kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan

kemampuan dan minatnya, 3) media pembelajaran dapat

mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, dan 4) media

pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya.

Page 95: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

78

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah:

a) bermaksud mendemosntrasikannya seperti halnya pada kuliah

tentang media, b) merasa sudah akrab dengan media tersebut, c)

ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit; dan

d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa

dilakukannya. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih media

sangatlah sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan atau mencapai

tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connell (1974) mengatakan

bila media itu sesuai pakailah “If The Medium Fits, Use

It!”(Sadiman, 2007:84).

Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip

psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan

penggunaan media adalah; motivasi, perbedaan individual, tujuan

pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi,

partisipasi umpan balik, penguatan (reinforcement), latihan dan

pengulangan, latihan dan pengulangan, dan penerapan (Arsyad,

2007:74).

d. Lembar Kegiatan Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional (2008:12) menjelaskan

bahwa lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran yang

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Perangkat ini

menjadi pendukung dalam pencapaian kompetensi yang

Page 96: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

79

diharapkan. Lembar ini diperlukan guna mengarahkan proses

belajar siswa, di mana pembelajaran yang berorientasi kepada

peserta didik. Dalam serangkaian langkah aktivitas siswa harus

berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukan konsep bahasa

Indonesia. Dengan adanya lembar kerja , maka partisipasi aktif

peserta didik sangat diharapkan, sehingga dapat memberikan

kesempatan lebih luas dalam proses konstruksi pengetahuan

dalam dirinya.

Trianto (2007:73) menguraikan bahwa lembar kerja kegiatan

siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah’ Lembar kegiatan

ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek

kognitif maupun panduan untuk latihan pengembangan semua

aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen ataupun

demonstrasi.

Untuk menyusun perangkat pembelajaran berupa lembar

kegiatan siswa, Depdiknas (2008:23) menguraikan rambu-rambu

bahwa LKS/LKPD akan memuat paling tidak : judul, kompetensi

dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan

yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat,

langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus

dikerjakan.

Page 97: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

80

Langkah-langkah persiapan lembar kerja siswa dijelaskan

dalam Depdiknas (2008:23-24) sebagai berikut:

1. Analisis kurikulum, analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar siswa, dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan lembar kegiatan siswa. Peta ini berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan dan urutan LKS/LKPD.

3. Menentukan judul-judul Lembar Kegiatan Siswa. Judul ini harus sesuai dengan KD, materi pokok, dan pengalaman belajar.

4. Penulisan Lembar Kegiatan Siswa/LKPD langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) perumusan KD yang harus dikuasai, (2) menentukan alat penilaian, (3) penyusunan materi dari berbagai sumber, dan memperhatikan struktur, yang meliputi; (a) judul, (b) petunjuk belajar, (c)kompetensi yang akan dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan langkah-langkah kerja, dan Penilaian.

G. Kerangka Pikir

Kerangka pikir sebagai landasan konseptual yang digunakan

dalam penelitian ini adalah unsur yang paling penting dalam

implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar. Kompetensi yang

diharapkan dimiliki oleh guru bahasa Indonesia SMP Negeri 12

makassar setelah mengikuti pelatihan sebagai berikut: (1) Memiliki

sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013. (2) Memiliki

keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.

(3) Memiliki pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum 2013

(rasional, elemen perubahan, SKL, KI dan KD, serta strategi

implementasi). (4) Memiliki keterampilan menganalisis keterkaitan

Page 98: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

81

antara Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD), Buku Guru, dan Buku Siswa. (5) Memiliki

keterampilan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP)

dengan mengacu pada Kurikulum 2013. (6) Memiliki keterampilan

mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientific secara benar.

(7) Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning,

dan Discovery Learning. (8) Memiliki keterampilan melaksanakan

penilaian autentik dengan benar. (9) Memiliki keterampilan

berkomunikasi lisan dan tulis dengan runtut, benar, dan santun.

Kerangka Pikir ini dapat dilihat melalui visualisasi pada

implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar yang meliputi kemampuan

guru bahasa Indonesia dalam menerapkan Kurikulum 2013.

Secara sederhana bagan alur kerangka pikir tersebut, dapat

dilihat pada gambar berikut.

Page 99: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

82

Gambar 4.1 Kerangka Pikir

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

a. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013.

b. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.

c. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum 2013 (rasional, elemen perubahan, SKL, KI dan KD, serta strategi implementasi).

d. Memiliki keterampilan menganalisis keterkaitan antara Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Buku Guru, dan Buku Siswa.

e. Memiliki keterampilan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada Kurikulum 2013.

f. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientific secara benar.

g. Memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery Learning.

h. Memiliki keterampilan melaksanakan penilaian autentik dengan benar.

i. Memiliki keterampilan berkomunikasi lisan dan tulis dengan runtut, benar, dan santun.

GURU PESERTA DIDIK

a. Mampu melakukan

eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi

b. Kreativitas, Inovatif

c. Menciptakan kondisi

menyenangkan dan

menantang

d. Bermuatan nilai,

etika,estetika, logika,

dan kinestetika

e. Meningkatkan nilai

karakter kemandirian,

kerjasama,

solidaritas,empati,

toleransi dan kecakapan

hidup peserta didik

Page 100: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

83

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

kualitatif, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah (natural setting). Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk

penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang

bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Selain itu data hasil

penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang

ditemukan dilapangan. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam

penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang

dan perilaku yang diamati” (Sugiyono. 2008). Penelitian deskriptif

dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal

yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena

kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum

berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Hal tersebut

digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau menentukan

suatu tindakan yang memerlukan sejumlah informasi. Informasi

tersebut dikumpulkan melalui penelitian deskriptif. Pemilihan

pendekatan ini berdasarkan alasan bahwa permasalahan yang

diangkat dalam penelitian adalah implementasi Kurikulum 2013 dalam

Page 101: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

84

pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 12

Makassar. Kurikulum kedudukannya sangat penting dalam

pembelajaran jika dikembangkan dengan baik oleh pemerintah.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama 1-2

bulan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015 (Bulan

Agustus 2013 – September 2014).

2. Tempat Penelitian

Adapun Lokasi Penelitian adalah salah satu sekolah sasaran

implementasi Kurikulum 2013 di kota Makassar yaitu SMP Negeri

12 Makassar yang beralamat di jalan perumahan dosen Unhas

Tamalanrea kecamatan Biringkanaya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia SMP Negeri

12 Makassar dan peserta didik kelas VII.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, langkah-langkah penelitian dilaksanakan

dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan

tahap analisis data. Berikut ini akan dipaparkan setiap tahapan

tersebut secara lebih jelas.

Page 102: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

85

1. Tahap persiapan, meliputi:

a) Menyusun proposal

b) Mengurus perizinan kepada pihak sekolah

c) Observasi dilapangan dengan memastikan guru dan siswa

yang bersedia untuk dijadikan subjek penelitian melalui

wawancara

d) Mempersiapkan instrumen untuk pengambilan data

penelitian berupa alat perekam, angket, format wawancara

dengan guru dan siswa

2. Tahap pelaksanaan, meliputi:

a) Mengunjungi sekolah yang terkait dalam penelitian.

b) Mengobservasi kelas yang sedang melakukan pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan merekam kegiatan pembelajaran.

c) Mewancarai pengawas pendidikan, kepala sekolah, guru dan

peserta didik, mengenai persiapan perubahan Kurikulum

2013.

d) Menyebarkan angket kepada pihak yang terlibat dalam

implementasi Kurikulum 2013.

3. Tahap analisis data, meliputi:

a) Data yang dihasilkan dari analisis hasil wawancara, angket,

buku ajar, dan Kurikulum 2013 dibandingkan berdasarkan

tingkat kesesuaian dengan kurikulum.

Page 103: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

86

b) Data yang di hasilkan akan di analisis dalam persiapan

sekolah dalam implementasi Kurikulum 2013

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi

terstruktur. Wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-

dept interview. Dalam pelaksanaannya wawancara lebih bebas

dan tujuannya untuk menemukan permasalahan lebuh terbuka

(Sudjana dan Ibrahim. 2007). Wawancara dalam penelitian ini

menggunakan pedoman wawancara agar mengingatkan

peneliti mengenai aspek-aspek yang harus ditanyakan. Tujuan

dari wawancara adalah memperoleh informasi mengenai

harapan dan hambatan yang dialami oleh guru bahasa

Indonesia dan peserta didik dalam implementasi Kurikulum

2013.

2. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi partisifatif, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari

hari guru bahasa Indonesia yang menjadi sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut

membantu apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut

Page 104: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

87

merasakan suka dukanya. Penggunaan observasi partisipan

ini akan menghasilkan data yang lebih lengkap, tajam dan

sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku

yang nampak (Sugiyono 2008). Observasi yang dilakukan

peneliti adalah dengan menggunakan instrumen observasi

menurut Ditjen. Manajemen Dikdasmen (2008) dan lembar

observasi menurut yang merupakan deskripsi dari pengamatan

proses belajar-mengajar di kelas. Selama observasi

berlangsung, peneliti menggunakan alat perekam berupa

kamera digital yang digunakan untuk merekam proses belajar

mengajar.

3. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono,2011:

199). Angket yang digunakan untuk memilih pernyataan yang

siswa anggap sesuai dengan hati nurani mereka selama proses

pembelajaran berlangsung. Pemberian respon terhadap

pernyataan dalam penelitian ini, subjek menunjukan senang

dan tidak senang atau ya dan tidak karena yang dilihat adalah

berupa fakta mengenai respons siswa terhadap guru bahasa

Indonesia yang mengimplementasikan Kurikulum 2013.

Page 105: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

88

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan catatan lapangan

peneliti, alat kamera digital untuk bukti

audio visual proses belajar mengajar. Hasil dari dokumentasi

digunakan peneliti untuk menganalisa perangkat pembelajaran

yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia dalam

mengimplementasikan kurikulum.

F. Teknik Keabsahan Data

1. Uji Kredibilitas

a. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Perpanjangan

pengamatan yang peneliti lakukan adalah melakukan

observasi proses belajar mengajar di kelas sebanyak empat

kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan untuk

pembiasaan guru dan peserta didik di kelas dengan

keberadaan peneliti. Selanjutnya hanya tiga pertemuan yang

digunakan untuk proses analisis data yang lebih rinci

mengenai analisis perangkat pembelajaran yang

diimplikasikan dalam proses pembelajaran.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan

ciri-ciri dan aspek-aspek dalam situasi yang sangat relevan

Page 106: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

89

dengan persoalan yang akan dicari yaitu implementasi

Kurikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah. Dengan kata lain, ketekunan pengamatan

menyediakan kedalaman (Sudjana dan Ibrahim. 2007)

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

tersebut. Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah triangulasi

teknik dan triangulasi pengamat. Triangulasi teknik yang

dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan observasi

partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk

sumber data. Sedangkan triangulasi pengamat yaitu dengan

adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa

hasil pengumpulan data.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan

data yang telah ditemukan oleh peneliti. Peneliti

menggunakan angket dan kamera digital untuk merekam

proses pembelajaran guru bahasa Indonesia. Angket sebagai

bukti real dalam penelitan dan Perekaman tersebut

digunakan untuk mendukung hasil analisis data. Selain itu

digunakan juga berbagai teori yang berlainan untuk

memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki

Page 107: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

90

syarat. Berbagai teori pada penelitian ini telah dijelaskan pada

bab II dipergunakan untuk menguji terkumpulnya data

tersebut.

2. Pengujian Konfirmability

Pengujian konfirmability berarti menguji hasil penelitian,

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka

penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan berupa analisis

deskriptif kualitatif, Peneliti membahas mengenai hasil penelitian

implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Beberapa tahapan dalam menganalisa data kualitatif

yaitu :

1. Transkripsi

Data utama yang diperoleh pada penelitian ini berupa

kondisi sekolah yang akan menghadapi Kurikulum 2013. Selain

itu untuk memperkuat data pada penelitian ini ditambahkan

dengan hasil rekaman, observasi dan wawancara. Hasil

pengumpulan data tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk

teks atau transkripsi. Pembuatan teks dasar dilakukan dengan

mengubah transkripsi yang diperoleh dengan penghalusan teks.

Penghalusan teks ini dilakukan dengan cara penghapusan dan

Page 108: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

91

penyisipan pada kalimat tanpa mengurangi makna dan tujuan

dari kalimat tersebut. Tujuan dari penghalusan untuk

memperbaiki kalimat agar lebih terstruktur sehingga lebih mudah

dipahami untuk keperluan analisis selanjutnya dengan catatan

tidak mengubah isi dan makna dari tekstersebut. Sedangkan

penyisipan dilakukan supaya proposisi yang ada lebih tajam dan

mengacu pada makna yang dimaksud oleh kalimat tersebut

(Sudjana dan Ibrahim. 2007)

2. Organisasi Data

Data kualitatif yang sangat beragam dan banyak,

menjadi kewajiban peneliti untuk mengorganisasikan datanya

dengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin. Hal-hal yang

penting untuk disimpan dan diorganisasikan adalah data mentah

(catatan lembar observasi dan hasil rekaman). Dari transkripsi,

peneliti melakukan organisasi data dengan mengelompokan

sesuai dengan kronologinya, yakni persiapan guru dan buku

guru, buku siswa yang akan di gunakan pada Kurikulum 2013.

3. Analisis

Hasil dari pengumpulan data akan dianalisis

berdasarkan implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar.

Page 109: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

92

4. Tahap Interpretasi

Meskipun dalam penelitian kualitatif istilah “analisis

dan “interpretasi sering digunakan bergantian, Kvale dalam

menyatakan bahwa interpretasi mengacu pada upaya

memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam.

Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti

dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut, pada

tahap interpretasi ini, dari hasil pengolahan data yang

didapat, peneliti mengolahnya dalam bentuk deskriptif.

5. Temuan

Hasil penelitian yang telah dianalisis akan

menghasilkan temuan persiapan implementasi Kurikulum 2013

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12

Makassar. Hasil temuan akan terlihat dengan jelas saat hasil

penelitian benar-benar telah dianalisis, dan dapat dikaitkan

dengam sejumlah teori yang ada serta dapat memperkuat hasil

temuan tersebut.

6. Penarikan Kesimpulan

Proses analisis data dari data yang didapatkan

dilapangan dibuat dalam bentuk deskriptif. Penulisan yang

diperoleh selama penelitian dapat membantu penulis untuk

memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah

selesai. Penulisan yang dipakai dalam penelitian ini adalah

Page 110: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

93

presentase data yang didapat berdasarkan wawancara

mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data yang

diperoleh dari subjek dibaca berulang kali sehingga penulis

mengerti benar permasalahannya, kemudian dianalisis, sehingga

didapat gambaran mengenai penghayatan pengamalan dari

subjek, selanjutnya dilakukan interpretasi secara keseluruhan,

dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari

hasil penelitian.

Page 111: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

94

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berhasil tidaknya penerapan Kurikulum 2013 pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar tidak dapat

dipisahkan dari kualitas tenaga pendidik, kualitas peserta didik,

kualitas manajemen sekolah, ketersediaan sarana prasarana,

pembiayaan, dan dukungan sosial budaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi

Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri

12 Makassar. Selain itu ini juga bertujuan untuk mengetahui kendala-

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dan

mengetahui upaya-upaya apa yang dilakukan oleh guru dan

stakeholder sekolah dalam menyikapi kendala-kendala yang dihadapi.

Penelitian ini difokuskan pada: a) deskripsi tentang penyusunan

perangkat pembelajaran yang meliputi penyusunan RPP, dan

pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, b) deskripsi tentang

pelaksanaan pembelajaran, c) deskripsi tentang sistem penilaian, dan

d) deskripsi tentang kendala-kendala yang dialami dalam

implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia

kelas VII SMP Negeri 12 Makassar.

Page 112: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

95

1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Penyusunan Perangkat

Pembelajaran

a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Keberhasilan sebuah proses pembelajaran ditentukan oleh

kemampuan pendidik (guru) dalam mendisain sebuah perencanaan

pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

merupakan penjabaran dari silabus yang berfungsi mengarahkan

kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi

dasar. Setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP secara lengkap

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam menyusun

RPP, pendidik hendaknya dapat memerhatikan beberapa prinsip

berikut: 1) memerhatikan perbedaan individu peserta didik, misalnya

perbedaan jenis kelamin. Perbedaan kemampuan awal, minat,

motivasi belajar,dll, 2) mendorong partisipasi aktif peserta didik, 3)

mengembangkan budaya membaca dan menulis, 4) memberikan

umpan balik berupa penguatan, pengayaan, dan remedi, 5) Adanya

keterpaduan antara KI dan KD, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,

Page 113: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

96

media, pengalaman belajar dan evaluasi,dan 6) menerapkan teknologi

informasi dan komunikasi.

Observasi dilakukan dengan melibatkan tiga observer untuk

menilai RPP yang telah dirancang oleh guru, yaitu: Dra. Hj. Hartati,

M.Pd. (pengawas Mapel Bahasa Indonesia Disdikbud Kota Makassar),

Muhammad Raisuddin, S.Pd.,M.Pd. (Dosen Universitas Islam

Makassar), dan Hj. Tarmini, S.Pd., M.M.Pd. (Pengawas Sekolah SMP

Negeri 12 Makassar). Hasil penilaian dari ketiga observer dirata-

ratakan dengan kategori penilaian sebagai berikut:

Tabel 1.4 Kategori Penilaian RPP

Kategori Penilaian Rentang Skor Sangat Baik 3,5 < A < 4,0

Baik 2,5 < B < 3,5 Cukup 1,5 < C < 2,5 Kurang D < 1,5

Dalam penelitian ini akan dideskripsikan 8 (delapan) indikator

yang diamati dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang dihasilkan oleh guru bahasa Indonesia Kelas VII SMP Negeri 12

Makassar berdasarkan Kurikulum 2013. Indikator pertama adalah

perumusan indikator pembelajaran terdiri atas tiga aspek yang

pengamatan, meliputi; a) kesesuaian standar kompetensi lulusan,

kompetensi inti, dan kompetensi dasar, b) kesesuaian penggunaan

kata kerja operasional yang diukur, dan c) kesesuaian aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Indikator kedua adalah perumusan

tujuan pembelajaran terdiri atas dua aspek yang diamati, sebagai

Page 114: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

97

berikut; a) kesesuain proses dengan hasil belajar yang diharapkan

dicapai dan b) kesesuaian dengan kompetensi dasar. Indikator ketiga

adalah pemilihan materi pembelajaran terdiri atas tiga aspek sbb; a)

Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, b) kesesuaian dengan

karakteristik peserta didik, dan c) kesesuaian dengan alokasi waktu.

Indikator keempat adalah pemilihan sumber belajar terdiri atas tiga

aspek sbb.; a) kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi

dasar, b) kesesuaian dengan materi pembelajaran dengan

pendekatan scientific, dan c) kesesuaian dengan karakteristik peserta

didik. Indikator kelima adalah pemilihan media pembelajaran terdiri

atas tiga aspek sbb.; a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, b)

kesesuaian dengan materi pembelajaran dengan pendekatan

scientific, dan c) kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

Indikator keenam adalah pemilihan model pembelajaran yang terdiri

atas dua aspek sbb., a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan

b) kesesuaian dengan pendekatan scientific. Indikator ketujuh adalah

menentukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri atas empat

aspek sbb.; a) menampilkan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

penutup dengan jelas, b) kesesuaian dengan pendekatan scientific, c)

kesesuaian penyajian dengan sistematika materi, dan d) kesesuaian

alokasi waktu dengan cakupan materi. Indikator kedelapan adalah

penilaian proses dan hasil pembelajaran terdiri atas empat aspek

pengamatan yang meliputi; a) kesesuaian dengan teknik dan bentuk

Page 115: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

98

penilaian autentik, b) kesesuaian dengan indikator pencapaian

kompetensi, c) kesesuaian kunci jawaban dengan soal, dan d)

kesesuaian pedoman penskoran dengan soal. Dalam penelitian ini

diamati RPP yang disusun oleh responden 1 (R1) dan responden 2

(R2).

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Responden 1

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun

oleh respoden 1 dengan indikator pertama yaitu perumusan indikator

pembelajaran yang terdiri atas tiga aspek pengamatan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Hasil Observasi Perumusan Indikator Pembelajaran oleh R1

Aspek Rata-rata hasil penilaian

1. Kesesuaindengan SKL, KI, dan KD 4,0

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja

operasional dengan kompetensi yang

diukur

3,3

3. Kesesuain dengan aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan

3,7

Rata-rata 3,7

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator

perumusan indikator pembelajaran dari RPP yang disusun oleh

responden 1 tampak seperti berikut:

Page 116: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

99

Gambar 1.4 Hasil Observasi Perumusan Indikator Pembelajaran oleh R1

Tabel 2.4 dan gambar 1.4 menunjukkan bahwa aspek

kesesuaian dengan SKL, dan KI memperoleh nilai 4,0. Aspek

kesesuain penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi

yang diukur memperoleh nilai 3,7. Aspek kesesuaian dengan aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan memperoleh nilai 3,0. Tingkat

rata-rata perumusan indikator pembelajaran memperoleh nilai rata-

rata 3,6. Ini berarti bahwa penyusunan RPP dengan perumusan

indikator pembelajaran dalam kategori sangat baik.

Indikator kedua yaitu perumusan tujuan pembelajaran yang

terdiri atas dua aspek pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Hasil Observasi Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh R1

Aspek Rata-rata hasil

penilaian

1. Kesesuain proses dengan hasil belajar

yang diharapkan dicapai

3,6

2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4,0

Rata-rata 3,8

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 117: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

100

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator

perumusan tujuan pembelajaran dari RPP yang disusun oleh

responden 1 tampak seperti berikut:

Gambar 2.4 Penilaian Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh R1

Tabel 3.4 dan gambar 2.4 menunjukkan bahwa aspek

kesesuain proses dengan hasil belajar yang diharapkan dicapai

memperoleh nilai 3,6 dan aspek kesesuaian dengan kompetensi

dasar memperoleh nilai 4,0. Tingkat rata-rata perumusan indikator

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 3,8. Ini berarti bahwa

penyusunan RPP dengan perumusan tujuan pembelajaran dalam

kategori penilaian sangat baik.

Indikator ketiga yaitu pemilihan materi pembelajaran yang

terdiri atas empat aspek pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Pemilihan Materi Pembelajaran oleh R1

Aspek Rata-rata hasil penilaian

1. Kesesuaian konsep dengan tujuan pembelajaran

4.0

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4,0 3. Kebenaran konsep 4,0 4. Ketepatan urutan penyajian konsep 4,0

Rata-rata 4.0

3,4

3,6

3,8

4

4,2

Aspek 1 Aspek 2 Rata-Rata

Page 118: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

101

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

materi pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 1

tanpak seperti berikut:

Gambar 3.4 Hasil Observasi Pemilihan Materi Pembelajaran oleh R1

Tabel 4.4 dan gambar 3.4 menunjukkan bahwa keempat

aspek pengamatan dalam dalam indikator pemilihan materi

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 4,0. Ini berarti bahwa

penyusunan RPP dengan pemilihan materi pembelajaran dalam

kategori sangat baik.

Indikator keempat yaitu pemilihan sumber belajar terdiri atas

tiga aspek pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4 Hasil Observasi Pemilihan Sumber Belajar oleh R1

Aspek Rata-rata hasil

penilaian

1. Kesesuaian KI dan KD 4.0

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

dengan pendekatan scientific

4,0

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta

didik

4,0

Rata-rata 4.0

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Rata-Rata

Page 119: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

102

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

sumber pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 1

tampak seperti berikut:

Gambar 4.4 Hasil Obsevasi Pemilihan Sumber Belajar oleh R1

Tabel 5.4 dan gambar 4.4 menunjukkan bahwa ketiga aspek

pengamatan dalam dalam indikator pemilihan sumber pembelajaran

memperoleh nilai rata-rata 4,0. Ini berarti bahwa penyusunan RPP

dengan pemilihan sumber pembelajaran dalam kategori sangat baik.

Indikator kelima yaitu pemilihan media pembelajaran terdiri

atas tiga aspek pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.4 Hasil Observasi Pemilihan Media Pembelajaran oleh R1

Aspek Rata-rata hasil

penilaian

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4.0

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

dengan pendekatan scientific

3,6

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta

didik

4,0

Rata-rata 3,9

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 120: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

103

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

media pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 1

tampak seperti berikut:

Gambar 5.4 Hasil Observasi Pemilihan Media Pembelajaran oleh R1

Tabel 6.4 dan gambar 5.4 menunjukkan bahwa aspek

kesesuaian dengan tujuan pembelajaran memperoleh nilai 4,0. Aspek

kesesuaian dengan materi pembelajaran dengan pendekatan

scientific memperoleh nilai 3,6. Aspek Kesesuaian dengan

karakteristik peserta didik memperoleh nilai 4,0. Aspek kesesuaian

dengan karakteristik peserta didik memperoleh nilai 4,0. Tingkat rata-

rata dalam indikator pemilihan media pembelajaran memperoleh nilai

3,9. Ini berarti bahwa penyusunan RPP dengan indikator pemilihan

media pembelajaran dalam kategori sangat baik.

Indikator keenam yang terdiri atas dua aspek pengamatan

dapat dilihat pada tabel berikut:

3,4

3,5

3,6

3,7

3,8

3,9

4

4,1

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 121: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

104

Tabel 7.4 Hasil Observasi Pemilihan Model Pembelajaran oleh R1

Aspek Rata-rata hasil penilaian

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4.0

2. Kesesuaian dengan pendekatan scientific 4,0

3. Dukungan model pembelajaran terhadap

pencapaian hasil belajar

4,0

Rata-rata 4,0

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

model pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 1

tampak seperti berikut:

Gambar 6.4 Hasil Observasi Pemilihan Model Pembelajaran oleh R1

Tabel 7.4 dan gambar 6.4 menunjukkan bahwa ketiga aspek

pengamatan dalam dalam indikator pemilihan model pembelajaran

memperoleh nilai rata-rata 4,0. Ini berarti bahwa penyusunan RPP

dengan pemilihan sumber pembelajaran dengan kategori penilaian

sangat baik.

Indikator ketujuh yaitu langkah-langkah pembelajaran yang

terdiri atas empat aspek pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 122: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

105

Tabel 8.4 Hasil Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran oleh R1

Aspek Rata-rata hasil penilaian

1. Kejelasan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran

- Kegiatan Pendahuluan

- Kegiatan inti

- Penutup

4.0

2. Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan

pembelajaran

1,0

3. Kesesuaian dengan pendekatan scientific 3,6

4. Kesesuaian penyajian dengan sistematika

materi

4,0

Rata-rata 3,1

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator langkah-

langkah pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 1

tampak seperti berikut:

Gambar 7.4 Hasil Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran oleh R1

Tabel 8.4 dan gambar 7.4 menunjukkan bahwa indikator

langkah-langkah kegiatan pembelajaran aspek kejelasan langkah-

langkah kegiatan pembelajaran memperoleh nilai 4,0. Aspek

kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan pembelajaran memperoleh

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Rata-Rata

Page 123: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

106

nilai 1,0. Aspek kesesuaian dengan pendekatan scientific memperoleh

nilai 4,0. Tingkat rata-rata dalam indikator langkah-langkah kegiatan

pembelajaran memperoleh nilai 3,1. Ini berarti bahwa penyusunan

RPP dengan indikator langkah-langkah kegiatan pembelajaran

dalam kategori baik.

Indikator kedelapan yaitu sistem penilaian terdiri atas empat

aspek pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9.4 Hasil Observasi Sistem Penilaian oleh R1

Aspek Rata-rata hasil

penilaian

1. Kesesuain dengan teknikdan bentuk

penilaian autentik

4.0

2. Kesesuain dengan indikator pencapaian

kompetensi

4,0

3. Kesesuain kunci jawaban dengan soal 2,3

4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan

soal

4,0

Rata-rata 3,6

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator sistem

penilaian dari RPP yang disusun oleh responden 1 tampak seperti

berikut:

Page 124: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

107

Gambar 8.4 Hasil Observasi Sistem Penilaian oleh R1

Tabel 9.4 dan gambar 8.4 menunjukkan bahwa indikator

sistem penilaian dengan aspek kesesuain dengan teknik dan bentuk

penilaian autentik memperoleh nilai 4,0. Aspek kesesuain dengan

indikator pencapaian kompetensi memperoleh nilai 4,0. Aspek

kesesuain kunci jawaban dengan soal memperoleh nilai 2,3. Aspek

kesesuaian pedoman penskoran dengan soal memperoleh nilai 4,0.

Tingkat rata-rata dalam indikator sistem penilaian memperoleh nilai

3,6. Ini berarti bahwa penyusunan RPP dengan indikator langkah-

langkah kegiatan pembelajaran dengan kategori sangat baik.

RPP yang disusun oleh responden 1 memperoleh skor rata-

rata 3,8. Berdasarkan analisis data tersebut menujukkan bahwa RPP

yang disusun oleh Responden 1 dalam kategori sangat baik (3,5 < A <

4), ini berarti bahwa hasil penyusunan RPP oleh responden 1 sudah

optimal, dengan kata lain layak digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia.

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Rata-Rata

Page 125: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

108

2) Rencana Program Pembelajaran (RPP) Responden 2

Rencana program pembelajaran (RPP) yang disusun oleh

respoden 2 dengan indikator pertama yaitu perumusan indikator

pembelajaran yang terdiri atas tiga aspek pengamatan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 10.4 Hasil Observasi Perumusan Indikator Pembelajaran oleh R2

Aspek Rata-rata hasil

penilaian

1. Kesesuain dengan SKL, KI, dan KD 4,0

2. Kesesuaianpenggunaan kata kerja

operasional dengan kompetensi yang

diukur

4,0

3. Kesesuain dengan aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan

4,0

Rata-rata 4,0

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator

perumusan indikator pembelajaran dari RPP yang disusun oleh

responden 2 tampak seperti berikut:

Gambar 9.4 Hasil Observasi Perumusan Indikator Pembelajaran oleh R2

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 126: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

109

Tabel 10.4 dan gambar 9.4 menunjukkan bahwa aspek

kesesuaian dengan SKL, dan KI memperoleh nilai 4,0. Aspek

kesesuain penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi

yang diukur memperoleh nilai 4,0. Aspek kesesuaian dengan aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan memperoleh nilai 4,0. Tingkat

rata-rata perumusan indikator pembelajaran memperoleh nilai rata-

rata 4,0. Ini berarti bahwa penyusunan RPP dengan perumusan

indikator pembelajaran dalam kategori sangat baik.

Indikator kedua yang terdiri atas dua aspek pengamatan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11.4 Hasil Observasi Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh R2

Aspek Rata-rata hasil

penilaian

1. Kesesuain proses dengan hasil

belajar yang diharapkan dicapai

3,6

2. Kesesuaian dengan kompetensi

dasar

3,3

Rata-rata 3,5

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator

perumusan tujuan pembelajaran dari RPP yang disusun oleh

responden 2 tampak seperti berikut:

Page 127: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

110

Gambar 10.4 Hasil Observasi Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh R2

Tabel 11.4 dan gambar 10.4 menunjukkan bahwa aspek

kesesuain proses dengan hasil belajar yang diharapkan dicapai

memperoleh nilai 3,6 dan aspek kesesuaian dengan kompetensi

dasar memperoleh nilai 3,3. Tingkat rata-rata perumusan indikator

pembelajaran memperoleh nilai 3,5. Ini berarti bahwa penyusunan

RPP dengan perumusan tujuan pembelajaran dalam kategori

penilaian sangat baik.

Indikator ketiga yang terdiri atas empat aspek pengamatan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12.4 Hasil Observasi Pemilihan Materi Pembelajaran oleh R2

Aspek Rata-rata hasil penilaian

1. Kesesuaian konsep dengan tujuan

pembelajaran

4.0

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta

didik

3,3

3. Kebenaran konsep 4,0

4. Ketepatan urutan penyajian konsep 4,0

Rata-Rata 3,8

3,13,23,33,43,53,63,7

Aspek 1 Aspek 2 Rata-Rata

Page 128: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

111

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

materi pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 2

tampak seperti berikut:

Gambar 11.4 Hasil Observasi Pemilihan Materi Pembelajaran oleh R2

Tabel 12.4 dan gambar 11.4 menunjukkan bahwa aspek

kesesuaian konsep dengan tujuan pembelajaran memperoleh nilai

4,0. Aspek kesesuaian dengan karakteristik peserta didik memperoleh

nilai 3,3. Aspek kebenaran konsep memperoleh nilai 4,0. Aspek

ketepatan urutan penyajian konsep memperoleh nilai 4,0. Indikator

pemilihan materi pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 3,8. Ini

berarti bahwa penyusunan RPP dengan pemilihan materi

pembelajaran dalam kategori sangat baik.

Indikator keempat yang terdiri atas tiga aspek pengamatan

dapat dilihat pada tabel berikut:

0

1

2

3

4

5

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Rata-Rata

Page 129: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

112

Tabel 13.4 Hasil Observasi Pemilihan Sumber Belajar oleh R2

Aspek Rata-rata hasil

penilaian

1. Kesesuaian KI dan KD 4.0

2. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran dengan pendekatan

scientific

4,0

3. Kesesuaian dengan karakteristik

peserta didik

4,0

Rata-rata 4.0

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

sumber pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 2

tampak seperti berikut:

Gambar 12.4 Hasil Observasi Pemilihan Sumber Belajar oleh R2

Tabel 13.4 dan gambar 12.4 menunjukkan bahwa ketiga

aspek pengamatan dalam dalam indikator pemilihan sumber

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 4,0. Ini berarti bahwa

penyusunan RPP dengan pemilihan sumber pembelajaran dalam

kategori sangat baik.

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 130: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

113

Indikator kelima terdiri atas tiga aspek pengamatan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14.4 Hasil Observasi Pemilihan Media Pembelajaran oleh R2

Aspek Rata-rata hasil

penilaian 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4.0

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

dengan pendekatan scientific

3,3

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta

didik

4,0

Rata-rata 3,7

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

media pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 2

tampak seperti berikut:

Gambar 13.4 Hasil Observasi Pemilihan Media Pembelajaran oleh R2

Tabel 14.4 dan gambar 13.4 menunjukkan bahwa aspek

kesesuaian dengan tujuan pembelajaran memperoleh nilai 4,0. Aspek

kesesuaian dengan materi pembelajaran dengan pendekatan

scientific memperoleh nilai 3,3. Aspek Kesesuaian dengan

karakteristik peserta didik memperoleh nilai 4,0. Tingkat rata-rata

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 131: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

114

dalam indikator pemilihan media pembelajaran memperoleh nilai rata-

rata 3,7. Ini berarti bahwa penyusunan RPP dengan indikator

pemilihan media pembelajaran dalam kategori sangat baik.

Indikator keenam yang terdiri atas dua aspek pengamatan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15.4 Hasil Observasi Pemilihan Model Pembelajaran oleh R2

Aspek

Rata-rata hasil penilaian

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4.0 2. Kesesuaian dengan pendekatan scientific 4,0 3. Dukungan model pembelajaran terhadap

pencapaian hasil belajar 4,0

Rata-rata 4,0 Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator pemilihan

model pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 2

tampak seperti berikut:

Gambar 14.4 Hasil Observasi Pemilihan Model Pembelajaran oleh R2

Tabel 15.4 dan gambar 14.4 menunjukkan bahwa ketiga

aspek pengamatan dalam dalam indikator pemilihan model

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 4,0. Ini berarti bahwa

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-Rata

Page 132: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

115

penyusunan RPP dengan pemilihan sumber pembelajaran dalam

kategori sangat baik.

Indikator ketujuh yang terdiri atas empat aspek pengamatan

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 16.4 Hasil Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran oleh R2

Aspek Rata-rata hasil penilaian

1. Kejelasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran - Kegiatan Pendahuluan - Kegiatan inti - Penutup

4.0

2. Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan pembelajaran

1,0

3. Kesesuaian dengan pendekatan scientific 4,0 4. Kesesuaian penyajian dengan sistematika

materi 4,0

Rata-rata 3,3

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator langkah-

langkah pembelajaran dari RPP yang disusun oleh responden 2

tampak seperti berikut:

Gambar 15.4 Hasil Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran oleh R2

Tabel 16.4 dan gambar 15.4 menunjukkan bahwa indikator

langkah-langkah kegiatan pembelajaran aspek kejelasan langkah-

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Rata-Rata

Page 133: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

116

langkah kegiatan pembelajaran memperoleh nilai 4,0. Aspek

kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan pembelajaran memperoleh

nilai 1,0. Aspek kesesuaian dengan pendekatan scientific memperoleh

nilai 4,0. Tingkat rata-rata dalam indikator langkah-langkah kegiatan

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 3,3. Ini berarti bahwa

penyusunan RPP dengan indikator langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dalam kategori baik.

Indikator kedelapan terdiri atas empat aspek pengamatan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17.4 Hasil Observasi Sistem Penilaian oleh R2

Aspek Rata-rata hasil penilaian

1. Kesesuain dengan teknik dan bentuk penilaian autentik

4.0

2. Kesesuain dengan indikator pencapaian kompetensi

4,0

4. Kesesuain kunci jawaban dengan soal 1,0 5. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal 4,0 Rata-rata 3,3

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, indikator sistem

penilaian dari RPP yang disusun oleh responden 2 tampak seperti

berikut:

Page 134: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

117

Gambar 16.4 Hasil Observasi Sistem Penilaian oleh Responden 2

Tabel 17.4 dan gambar 16.4 menunjukkan bahwa indikator

sistem penilaian dengan aspek kesesuain dengan teknik dan bentuk

penilaian autentik memperoleh nilai 4,0. Aspek kesesuain dengan

indikator pencapaian kompetensi memperoleh nilai 4,0. Aspek

kesesuain kunci jawaban dengan soal memperoleh nilai 1,0. Aspek

kesesuaian pedoman penskoran dengan soal memperoleh nilai 4,0.

Tingkat rata-rata dalam indikator sistem penilaian memperoleh nilai

rata-rata 3,3. Ini berarti bahwa penyusunan RPP dengan indikator

langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam kategori baik.

RPP yang disusun oleh responden 2 (R2) memperoleh skor

rata-rata 3,7. Bardasarkan hasil analisis data menujukkan bahwa RPP

yang disusun oleh responden 2 dalam kategori sangat baik (3,5 < A <

4). Jadi ditinjau dari keseluruhan aspek RPP yang disusun oleh

responden 2 sudah optimal, dengan kata lain layak untuk digunakan

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

012345

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Rata-Rata

Page 135: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

118

3). Deskripsi Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan implementasi

kurikulum 2013 pada penyusunan RPP oleh guru Bahasa Indonesia

kelas VII SMP Negeri 12 Makassar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 18.4 Hasil Observasi RPP Responden 1 dan 2

Indikator Responden 1 Responden 2 Skor Kategori Skor Kategori

1. Perumusan Indikator Pembelajaran 3,6 Sangat Baik

4,0 Sangat Baik

2. Perumusan Tujuan Pembelajaran 3,8 Sangat Baik

3,5 Sangat Baik

3. Pemilihan Materi Pembelajaran 4,0 Sangat Baik

3,8 Sangat Baik

4. Pemilihan Sumber Belajar 4,0 Sangat Baik

4,0 Sangat Baik

5. Pemilihan Media Pembelajaran 4,0 Sangat Baik

3,7 Sangat Baik

6. Pemilihan Model Pembelajaran 4,0 Sangat Baik

4,0 Sangat Baik

7. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

3,1 Baik 3,3 Baik

8. Sistem Penilaian 3,6 Sangat Baik

3,5 Sangat Baik

RATA-RATA 3,8 Sangat Baik

3,7 Sangat Baik

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, implementasi

kurikulum 2013 dalam penyusunan RPP oleh guru Bahasa Indonesia

kelas VII tampak seperti berikut:

Page 136: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

119

Gambar 17.4 Hasil Observasi RPP Responden 1 dan 2

Tabel 18.4 dan gambar 17.4 di atas menunjukkan bahwa

penyusunan RPP pada perumusan indikator pembelajaran, responden

1 memperoleh nilai rata-rata 3,6 dengan kategori penilaian sangat

baik sedang responden 2 memperoleh nilai rata-rata 4,0 dengan

kategori penilaian sangat baik. Indikator perumusan tujuan

pembelajaran, responden 1 memperoleh nilai rata-rata 3,8 dengan

kategori penilaian sangat baik sedang responden 2 memperoleh nilai

rata-rata 3,5 dengan kategori penilaian sangat baik. Indikator

pemilihan materi pembelajaran, responden 1 memperoleh nilai 4,0

dengan kategori penilaian sangat baik sedang responden 2

memperoleh nilai rata-rata 3,8 dengan kategori penilaian sangat baik.

Indikator pemilihan sumber belajar, responden 1 dan 2 memperoleh

nilai rata-rata 4,0 dengan kategori penilaian sangat baik. Indikator

pemilihan media pembelajaran, responden 1 memperoleh nilai rata-

3,23,33,43,53,63,73,83,9

4

Indikator

1

Indikator

2

Indikator

3

Indikator

4

Indikator

5

Indikator

6

Indikator

7

Indikator

8

Rata-Rata

Responden 1 3,6 4 4 4 3,9 4 4 3,6 3,8Responden 2 4 3,5 3,8 4 3,7 4 4 3,5 3,7

Page 137: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

120

rata 4,0 dengan kategori penilaian sangat baik sedang responden 2

memperoleh nilai rata-rata 3,7 dengan kategori penilaian sangat baik.

Indikator pemilihan model pembelajaran, responden 1 dan 2

memperoleh nilai rata-rata 4,0 dengan kategori penilaian sangat baik.

Indikator langkah-langkah kegiatan pembelajaran, responden 1

memperoleh nilai rata-rata 3,1 dengan kategori penilaian baik sedang

responden 2 memperoleh nilai rata-rata 3,3 dengan kategori penilaian

baik. Indikator sistem penilaian, responden 1 memperoleh nilai rata-

rata 3,6 dengan kategori penilaian sangat baik sedang responden 2

memperoleh nilai rata-rata 3,5 dengan kategori penilaian sangat baik.

Rata-rata penilaian dari 8 (delapan) indikator penyusunan RPP,

responden 1 memperoleh nilai rata-rata 3,8 dengan kategori sangat

baik dan responden 2 memperoleh nilai rata-rata 3,7 dengan kategori

penilaian sangat baik. Ini berarti bahwa RPP yang dibuat oleh guru

Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12 Makassar termasuk

kategori sangat baik atau layak digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan

bahwa implementasi Kurikulum 2013 dalam penyusunan RPP oleh

guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri Makassar telah berjalan

dengan optimal.

b. Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong

upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi

Page 138: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

121

dalam proses pembelajaran. Para pendidik dituntut mampu

menggunakan berbagai alat yang untuk pencapaian tujuan

pembelajaran. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang

tersedia, pendidik juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat

yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat membuat media

pembelajaran yang akan digunakannya bilamana media tersebut

belum tersedia. Pada penyusunan perencanaan pembelajaran telah

dideskrifsikan tentang pemilihan media pembelajaran. Namun pada

bagian ini peneliti memfokuskan pada bagaimana efektifitas

penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran oleh

guru Bahasa Indonesia kelas VII di SMP Negeri 12 Makassar.

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Makassar sudah

mampu menggunakan teknologi informatika, hal ini didukung oleh

tersedianya fasilitas LCD proyektor di dalam kelas sekalipun di

beberapa kelas sudah ada yang mengalami kerusakan. Pada

pembelajaran Bahasa Indonesia yang di ampu oleh Marniati, S.S. di

kelas 7.3 dengan materi pokok Teks Hasil Observasi (Pelestarian

Biota Laut) menggunakan media microsof power point. Secara umum

pemamfaatan media ini dapat menciptakan suasana belajar menjadi

lebih hidup atau memiliki daya tarik bagi peserta didik, membantu

memudahkan pemahaman terhadap materi pelajaran, dan dapat

memicu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan respons peserta didik terhadap penggunaan media microsof

Page 139: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

122

power point sbb; 91 % menyatakan bahwa media power point sangat

menarik, 100 % menyatakan media power point memudahkan

memahami materi pembelajaran, dan 91 % menyatakan dapat

memicu lebih aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran.

Sekalipun demikian guru dituntut untuk lebih trampil dalam mendisain

media power point tersebut. Fakta yang ditemukan bahwa guru

Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12 Makassar memang sudah

memiliki kemampuan menggunakan teknologi informasi sebagai

media pembelajaran, namun masih dalam bentuk yang sangat

sederhana. Keterampilan mendisain media power point dengan disain

latar yang ekslusif dan pemamfaatan animasi akan dapat

mengeksplorasi daya tarik dari peserta didik.

Media microsof fower point dapat membantu dalam hal

memperjelas penyajian materi pembelajaran agar tidak hanya bersifat

verbal, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indera,

dapat menghindari kesalahpahaman terhadap suatu objek dan

konsep, dapat menghubungkan antara yang konkret dengan yang

abstrak, serta dapat mengatasi sifat pasif peserta didik.

c. Penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-

lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

Lembar ini digunakan untuk mengarahkan proses belajar siswa, di

mana pembelajaran berorientasi kepada peserta didik. Dengan

Page 140: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

123

adanya LKPD, maka partisipasi aktif peserta didik sangat diharapkan,

sehingga memberikan kesempatan lebih luas dalam proses

rekonstruksi pengetahuan dalam diri peserta didik. Kenyataan yang

penulis temukan di SMP Negeri 12 Makassar adalah guru tidak

membuat Lembar Kegiatan Peserta Didik dengan alasan bahwa

dalam buku siswa sudah terdapat tugas-tugas yang harus dikerjakan

siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas pendidik tidak

tersalurkan dengan baik. Sejalan dengan pernyataan Drs. Hamzah,

M.Pd. kepala SMP Negeri 12 Makassar mengatakan bahwa pihaknya

tidak mengharuskan guru-guru menyusun LKPD, sebelum

pemberlakuan Kurikulum 2013 para guru hanya menyalurkan LKS

yang disediakan oleh penerbit. Sekalipun demikian, kepala sekolah

tetap menyarankan untuk menyusun LKPD dengan menyediakan

fasilitas pendukung sehingga peserta didik tidak terbebani

pembiayaan (wawancara, 28/8/2014). Faktanya adalah belum ada

guru yang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh manajemen

sekolah untuk membuat LKPD.

Fenomena seperti ini telah menjadi kebiasaan buruk yang

melanda lembaga pendidikan khususnya ditingkat SMP di kota

Makassar. Guru sebagai tenaga professional lebih mengutamakan

perangkat instan ketimbang menuangkan ide-ide kreatifnya dalam

bentuk LKPD. Pendidik hendaknya dapat mengasah dan melatih

kemampuannya dalam menulis. Kenyataan ini sejalan dengan

Page 141: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

124

pernyataan responden yang mengatakan bahwa sejak diangkat

menjadi guru belum pernah membuat LKPD, mereka hanya

memanfaatkan LKS yang disediakan oleh penerbit (wawancara,

28/8/2014). Padahal LKS yang diedarkan oleh penerbit belum tentu

sesuai karakteristik peserta didik. Beban kerja yang terlalu padat bagi

guru juga menjadi penghambat. mengakibatkan kurangnya waktu

luang untuk menyusun perangkat pembelajaran berupa LKPD.

Sebagaimana dikemukakan oleh responden 1 bahwa beban mengajar

dengan sejumlah perangkat pembelajaran yang jauh lebih banyak dari

pada kurikulum 2006 (KTSP) membuat mereka kesulitan mengatur

waktu. Menurutnya kehadiran buku siswa sangat membantu sebagai

pengganti LKPD. Buku siswa yang diterbitkan oleh Kemendikbud

selain berisi materi pembelajaran juga berisi soal-soal latihan untuk

peserta didik. Namun demikian, tidak menutup peluang bagi pendidik

untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam menyusun lembar

kegiatan untuk peserta didik. Lembar kegiatan Peserta didik

diperlukan untuk mengarahkan proses belajar peserta didik, di mana

pembelajaran berorientasi kepada peserta didik, maka dalam

serangkaian langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-

tugas dan pembentukan konsep. Dengan LKPD pula diharapkan

partisipasi aktif peserta didik dan dapat memberikan kesempatan luas

dalam rekonstruksi pengetahuan dalam diri peserta didik.

Page 142: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

125

d. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Sistem Penilaian

Sistem penilaian Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud

Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang

bertujuan menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-

prinsip penilaian. Pelaksanaan penilaian untuk peserta didik harus

dikerjakan secara profesional bukan berdasarkan perasaan pendidik

tetapi penilaian dikerjakan secara terbuka, edukatif, efisien dan sesuai

dengan konteks sosial budaya. Pelaksanaan penilaian pun harus

dikelola secara objektif, akuntabel, dan informatif. Sejak KTSP

diterapkan sebenarnya penilaian autentik yang menjadi penekanan

penilaian pada Kurikulum 2013 telah diberi ruang untuk diterapkan,

namun implementasi dilapangan belum berjalan secara optimal. Hal

ini pulalah yang menjadi keluhan terbesar dikalangan pendidik. Sama

halnya yang penulis temukan di SMP Negeri 12 Makassar. Dari tiga

kali pertemuan yang penulis amati dalam proses pembelajaran

pendidik belum optimal melakukan penilaian autentik, penilaian

dilakukan setelah selesai satu materi pokok. Tuntutan penilaian

autentik memerhatikan keseimbangan antara ranah sikap,

pengetahuan dan keterampilan, jenis penilaian sesungguhnya bukan

menunggu selesainya satu materi pokok baru dilakukan penilaian,

melainkan dalam setiap pertemuan minimal ada dua jenis penilaian

yang dilakukan oleh pendidik yaitu penilaian sikap dan pengetahuan,

Page 143: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

126

ataupun penilaian sikap dan keterampilan. Yang sangat

mengkhawatirkan bilamana penilaian hanya sekadar dijadikan

sebagai alat ukur belaka, padahal sesungguhnya penilaian dijadikan

alat untuk mengetahui letak kekurangan peserta didik dalam rangka

melakukan perencanaan perbaikan atau pengayaan. Keluhan

mendasar yang diutarakan guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP

Negeri 12 Makassar terangkum dalam wawancara dengan responden

1 mengatakan bahwa penilaian autentik terlalu banyak menyita waktu

sehingga mereka kesulitan melakukan penilaian bersamaan dengan

proses pembelajaran. Selain dari itu, terlalu banyak format penilaian

yang harus disediakan (wawancara, 28/8/2014).

Kenyataan seperti ini mestinya tidak terjadi karena penilaian

autentik yang direkomendasikan dalam Kurikulum 2013 merupakan

penilaian yang seiring dengan jalannya proses pembelajaran. Keluhan

yang sama disampaikan oleh responden 2 yang mengatakan bahwa

mereka kewalahan mengatur waktu dalam melaksanakan penilaian

ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, sehingga rata-rata

penilaian dilaksanakan pada saat selesai satu materi pokok atau satu

tema (Wawancara, 28/8/2014). Pernyataan ini senada yang

disampaikan oleh Wakasek Kurikulum SMP Negeri 12 Makassar,

yang sering menerima keluhan dari guru-guru terkait dengan sistem

penilaian yang agak rumit dan menyita waktu. Keluhan tersebut erat

kaitannya dengan teknis pelaksanaan penilaian, sedangkan mengenai

Page 144: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

127

pemahaman terhadap jenis-jenis penilaian dan fungsi penilaian oleh

guru-guru SMP Negeri 12 Makassar, khususnya guru Bahasa

Indonesia kelas VII sudah sangat memahaminya. Keluhan seperti ini

bukan hanya dialami oleh guru-guru SMP Negeri 12 Makassar, tetapi

dalam berbagai pertemuan baik diklat maupun workshof kurikulum

penilaian selalu menjadi bahan perdebatan, bahkan ada diantaranya

meminta agar dipertimbangkan untuk menerapkan penilaian autentik

dalam implementasi Kurikulum 2013. Dalam penerapan penilaian

autentik pendidik harus pandai-pandai menyiasati dan membiasakan

diri melakukan penilaian dalam proses pembelajaran. Pendidik

seharusnya berpegang teguh pada ungkapan sebuah peribahasa “Ala

bisa karena biasa” sehingga tiba saatnya nanti suatu ketika bila tidak

melakukan penilaian terasa ada yang hilang. Prinsipnya bila tidak

melakukan penilaian maka akan menyulitkan bagi pendidik untuk

mengetahui apakah peserta didik sudah mencapai kompetensi yang

diharapkan atau belum sama sekali, sehingga ujung-ujungnya yang

akan terjadi adalah pemberian nilai berdasarkan rekayasa. Disinilah

dituntut profesionalisme seorang pendidik karena beban dan tanggung

jawab terbesar menyonsong 100 tahun Indonesia merdeka sangat

tergantung pada kualitas sumber daya manusia.

Page 145: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

128

2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pelaksanaan

Pembelajaran

Pembelajaran adalah situasi formal yang secara sengaja

diprogramkan oleh pendidik dalam usahanya mentransformasikan

ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang

hendak dicapai. Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses

belajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

diprogramkan. Upaya pembelajaran yang berakar pada guru

dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-

langkah teratur , terarah, dan sistematik. yaitu secara utuh dengan

memerhatikan berbagai aspek. Pembelajaran secara umum dirancang

untuk merangsang dan menyukseskan proses belajar dan untuk

mencapai tujuan, sedangkan fungsi belajar adalah dapat

memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar untuk mencapai

tujuan belajar, yaitu terjadinya perubahan dalam diri peserta didik.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proses

pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII di SMP Negeri 12 Makassar

melalui proses observasi. Terkait dengan keterlaksanaan proses

pembelajaran terdapat tiga bidang pengamatan berikut.

Kegiatan pendahuluan yang terdiri atas tujuh aspek

pengamatan sbb; 1) guru memfasilitasi peserta didik untuk berdoa

sebelum pembelajaran dimulai, 2) guru mengaitkan materi

pembelajaran dengan pengalaman peserta didik dan pembelajaran

Page 146: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

129

sebelumnya, 3) mengajukan pertanyaan menantang untuk

memunculkan rasa ingin tahu peserta didik, 4) menyampaikan

manfaat materi pembelajaran, 5) mendemonstrasikan sesuatu yang

terkait dengan materi pembelajaran, 6) menyampaikan rencana

kegiatan pembelajaraniatan, dan 7) menyampaikan rencana kegiatan.

Kegiatan inti yang terdiri atas 11 (sebelas) aspek sbb; 1)

kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran, 2)

kemampuan mengaikan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan perkembangan iptek dan kehidupan nyata, 3) menyajikan

pembahasan materi pembelajaran dengan tepat dan runtut, 4)

menyajikan materi secara sistematis (dari mudah ke sulit, dari konkret

ke abstrak), 5) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai, 6) menumbuhkan partisifasi aktif

peserta didik, 7) merespon partisifasi aktif peserta didik, 8)

memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen mengamati, menanya,

mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan, 9) melaksanakan

pembelajaran yang bersifat kontekstual, 10) melaksanakan

pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, dan

11) kesesuaian dengan alokasi waktu yang tersedia.

Kegiatan penutup yang terdiri atas 5 (lima) aspek

pengamatan sbb; 1) melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan peserta didik, 2) memberikan tes lisan atau tulisan,

3) mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, 4)

Page 147: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

130

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan

berikutnya dan tugas pengayaan, dan 5) memfasilitasi peserta didik

untuk berdoa sebagai ungkapan rasa syukur telah melaksanakan

proses belajar.

Penulis melakukan observasi pada pembelajaran Bahasa

Indonesia kelas VII di SMP Negeri 12 Makassar yang diampu oleh

Napisa S.Pd. (responden 1) dan Marniati,S.S. (responden 2).

Pengamatan dilakukan tiga pertemuan sesuai dengan alokasi waktu/

jumlah pertemuan yang terdapat pada RPP yang digunakan oleh

responden dengan kategori penilaian sebagai berikut:

Tabel 19.4 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Kategori Penilaian Rentang Skor Sangat Baik 90 < A < 100

Baik 75 < B < 90 Cukup 60 < C < 75 Kurang D < 60

Berikut ini akan dibahas hasil observasi pembelajaran yang

diampu oleh responden 1 dan responden 2 dengan materi pokok teks

hasil observasi (Cinta Lingkungan).

a. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran pada Responden 1

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh respoden 1

dengan materi pokok teks hasil observasi (Cinta Lingkungan) dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 148: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

131

Tabel 20.4 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Responden 1

Bidang Pengamatan

Jum

lah

Aspe

k

Pelaksanaan Pembelajaran P 1 P 2 P 3

Skor Hasil (%)

Skor Hasil (%)

Skor Hasil (%)

Kegiatan Pendahuluan

7 7 100 7 100 7 100

Kegiatan Inti 11 10 90,90 10 90,90 10 90,90 Kegiatan Penutup 5 3 60,00 4 80,00 4 80,00 Total/Rata-Rata 23 18 78,20 20 86,90 20 86,90

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang proses

pelaksananan pembelaran oleh responden 1 terlihat sebagai berikut:

Gambar 18.4 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Responden 1

Berdasarkan tabel 20.4 dan gambar 18.4 menunjukkan

bahwa pelaksanaan proses pembelajaran oleh responden 1 pada

pertemuan pertama yang meliputi;1) kegiatan pendahuluan mencapai

100 %, 2) kegiatan inti mencapai 90,90 %, dan 3) kegiatan penutup

mencapai 60 %. Rata-rata pelaksanaan pembelajaran mencapai

78,20 % dengan kategori baik (75 < B < 90). Pelaksanaan proses

pembelajaran pada pertemuan kedua dengan materi pokok lanjutan

teks hasil observasi (Cinta Lingkungan) yang meliputi; 1) kegiatan

pendahuluan mencapai 100 %, 2) kegiatan inti mencapai 90,90 %,

0%20%40%60%80%

100%120%

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

Rata-Rata

Pertemuan I

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 149: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

132

dan 3) kegiatan penutup mencapai 80 %. Rata-rata pelaksanaan

pembelajaran mencapai 86,90 % dengan kategori baik (75 < B < 90).

Pelaksanaan proses pembelajaran pada pertemuan ketiga dengan

materi pokok lanjutan teks Hasil observasi (Cinta Lingkungan) yang

meliputi; 1) kegiatan pendahuluan mencapai 100 %, 2) kegiatan inti

mencapai 90,90%, dan 3) kegiatan penutup mencapai 80%. Rata-rata

pelaksanaan pembelajaran mencapai 86,90 % dengan kategori baik

(75 < B < 90). Rata-rata pelaksanaan pembelajaran dari tiga kali

pertemuan mencapai 84 % dengan kategori baik.

b. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Responden 2

Pelaksanaan pembelajaran oleh respoden 2 dengan materi

pokok Teks Hasil Observasi (Pelestarian Biota Laut) dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 21.4 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Responden 2

Bidang Pengamatan Ju

mla

h As

pek

Pelaksanaan Pembelajaran P 1 P 2 P 3

Skor Hasil (%)

Skor Hasil (%)

Skor Hasil (%)

Kegiatan

Pendahuluan 7 6 85,70 6 85,70 6 85,70

Kegiatan Inti 11 9 81,80 10 90,90 10 90,90

Kegiatan Penutup 5 3 60,00 3 60,00 4 80,00

Total/Rata-Rata 23 18 78,20 19 82,60 20 86,90

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang proses

pelaksananan pembelaran oleh responden 2 terlihat sebagai berikut:

Page 150: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

133

Gambar 19.4 Hasil Obeservasi Proses Pembelajaran Responden 2

Berdasarkan tabel 21.4 dan 19.4 menunjukkan bahwa

pelaksanaan proses pembelajaran oleh responden 2 pada pertemuan

pertama yang meliputi;1) kegiatan pendahuluan mencapai 85,70 %, 2)

kegiatan inti mencapai 81,80 %, dan 3) kegiatan penutup mencapai 60

%. Rata-rata pelaksanaan pembelajaran mencapai 78,20 % dengan

kategori baik (75 < B < 90). Pelaksanaan proses pembelajaran pada

pertemuan kedua dengan materi pokok lanjutan Teks Hasil Observasi

(Pelestarian Biota Laut) yang meliputi; 1) kegiatan pendahuluan

mencapai 85,70 %, 2) kegiatan inti mencapai 90,90 %, dan 3)

kegiatan penutup mencapai 60 %. Rata-rata pelaksanaan

pembelajaran mencapai 82,60 % dengan kategori baik (75 < B < 90).

Pelaksanaan proses pembelajaran pada pertemuan ketiga dengan

materi pokok lanjutan Teks Hasil Observasi (Pelestarian Biota Laut)

yang meliputi; 1) kegiatan pendahuluan mencapai 85,70 %, 2)

kegiatan inti mencapai 90,90 %, dan 3) kegiatan penutup mencapai

80%. Rata-rata pelaksanaan pembelajaran mencapai 86,90 %

dengan kategori baik (75 < B < 90). Rata-rata pelaksanaan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

Rata-Rata

Pertemuan I

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 151: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

134

pembelajaran dari tiga kali pertemuan mencapai 82,60% dengan

kategori baik.

c. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dari kedua responden dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 22.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran

Responden Kegiatan Pembelajaran Rata- Rata Kegiatan

Pendahuluan Kegiatan

Inti Kegiatan Penutup

R 1 100% 90,9% 73,9% 84%

R 2 85,7% 87,9% 66,7% 82,6%

Apabila diilustrasikan dalam diagram batang, implementasi

kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru Bahasa

Indonesia kelas VII tampak seperti berikut:

Gambar 20.4 Diagram Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel 22.4 dan gambar 20.4 menunjukkan bahwa proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh responden 1 yang meliputi;

kegiatan pendahuluan yang terdiri atas 7 aspek pembelajaran

K.Pendahuluan K. Inti K. Penutup Rata-rata

Responden 1 100% 90,90% 73,90% 84%

Responden 2 85,70% 87,90% 66,70% 82,60%

0%20%40%60%80%

100%120%

Page 152: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

135

terlaksana 100% dengan kategori penilaian baik sekali, kegitan inti

yang terdiri atas 11 aspek terlaksana 90,90 % dengan kategori

penilaian baik sekali, dan kegiatan penutup yang terdiri atas 5 aspek

terlaksana 73,90% dengan kategori penilaian cukup. Rata-rata

pelaksanaan secara keseluruhan yang terdiri atas 23 aspek

terlaksana 84 % dengan kategori penilaian baik (75 < B < 90).

Responden 2 dalam pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan

pendahuluan mencapai 85,70 % dengan kategori penilaian baik,

kegiatan inti mencapai 87,90 % dengan kategori penilaian baik, dan

kegiatan penutup mencapai 66,70 % dengan kategori penilaian cukup.

Rata-rata pelaksanaan pembelajaran oleh responden 2 mencapai

82,60 % dengan kategori penilaian baik (75 < B < 90). Ini berarti

bahwa implementasi kurikulum 2013 pada pelaksanaan proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia kelas VII

SMP Negeri 12 Makassar dalam kategori baik dengan kata lain belum

optimal.

d. Respons Siswa terhadap Proses Pembelajaran

Selain mengamati proses pembelajaran, peneliti juga

membagikan angket kepada siswa setelah guru meninggalkan ruang

kelas dengan pertanyaan “Bagaimana perasaanmu terhadap proses

pembelajaran?” Respons peserta didik terhadap proses pembelajaran

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 153: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

136

Tabel 23.4 Respons Siswa terhadap Proses Pembelajaran

Bagaimana perasaanmu terhadap proses pembelajaran

F Senang F Tidak Senang

1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

30 94% 2 6%

2. Keterlibatan anda dalam kegiatan mengamati sesuatu sesuai materi pembelajaran

29 91% 3 9%

3. Keterlibatan anda dalam bertanya sesuai materi pembelajaran

30 94% 2 6%

4. Keterlibatan anda dalam kegiatan percobaan (mencoba)

32 100% 0 0%

5. Keterlibatan anda dalam mengemukakan pendapat sesuai fakta yang anda temukan/alami

32 100% 0 0%

6. Keterlibatan anda untuk mempresentasikan hasil kerja sendiri / kelompok di depan teman-teman sekelas.

31 97% 1 3%

Rata-Rata 96% 4% Berdasarkan tabel 22.4 dari enam aspek yang direspon,

yakni:1) Aspek model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, 94%

peserta didik menyatakan senang, 6 % menyatakan tidak senang 2)

Aspek keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengamati sesuai

dengan materi pembelajaran,91 % menyatakan senang dan 9 %

menyatakan tidak senang. 3) Aspek keterlibatan peserta didik

terhadap kegiatan bertanya, 94 % menyatakan senang dan 6 %

menyatakan tidak senang. 4) Aspek keterlibatan peserta didik

terhadap kegiatan percobaan (mencoba), 100 % menyatakan senang.

5) Aspek keterlibatan peserta didik dalam mengemukakan pendapat

sesuai fakta yang ditemukan/dialami sendiri, 100 % menyatakan

senang dan 6) Aspek keterlibatan peserta didik dalam

mempresentasikan hasil kerja sendiri/ kelompok di depan kelas, 97 %

Page 154: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

137

menyatakan senang dan 3 % menyatakan tidak senang. Respons

siswa terhadap pendekatan ilmiah (scientific) dengan model

pembelajaran yang diterapkan oleh guru, rata-rata 96% menyatakan

senang dan 4 % menyatakan tidak senang. Ini berarti bahwa respons

peserta didik terhadap pembelajaran yang diterapkan oleh guru

dengan pendekatan ilmiah (scientific) termasuk tinggi.

3. Kendala-Kendala yang Dialami dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 12 Makassar

Meskipun guru-guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP

Negeri 12 Makassar telah mengikuti berbagai pelatihan dan workshof

yang diadakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas

Pendidikan Kota Makassar, dan pihak manajemen sekolah, tetapi

para guru pun tetap mengalami banyak hambatan terkait penerapan

Kurikulum 2013. Hal ini terekam dalam pengamatan peneliti dan

wawancara dengan guru-guru dan stakeholder di SMP Negeri 12

Makassar. Kendala-kendala yang dimaksud terdiri atas beberapa

aspek sebagai berikut:

a. Pembiayaan

Untuk kelancaran implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 12

Makassar membutuhkan sumber pembiayaan untuk menopang

infrastruktur terkait implementasi Kurikulum 2013. Sumber

pembiayaan yang ada hanya Dana BOS dari pemerintah pusat dan

Dana Gratis dari pemerintah provinsi yang penggunaannya telah

diatur dalam juknis. Sementara itu dana bantuan yang diharapkan

Page 155: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

138

dari partisifasi masyarakat tidak mungkin lagi dilakukan dengan

kebijakan pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah. Hal

ini mengakibatkan sulitnya melakukan pembiayaan dalam

pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana pendukung dalam

penerapan Kurikulum 2013.

b. Sarana Prasarana

Sarana prasarana yang ada di dalam ruangan kelas di SMP Negeri

12 Makassar tidak merata sehingga guru kesulitan dalam

melaksanakan perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran

dengan kelas lain terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi

sebagai alat dan media pembelajaran. Misalnya LCD Proyektor

yang terdapat di kelas 1.9 tidak terdapat di kelas 1.8. demikian juga

yang terdapat di kelas lain sebagian sudah rusak. Selain dari itu,

buku siswa yang ada masih buku lama yang digunakan setahun

sebelumnya. Padahal buku siswa ini telah mengalami proses edit

mengingat banyaknya ketidaksesuaian dengan silabus. Sekalipun

tahun ajaran baru telah berjalan lebih satu bulan distribusi buku

siswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI belum juga

sampai di sekolah.

c. Tenaga Pendidik

Umumnya guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12

Makassar telah mengerti dan memahami tentang konsep

penerapan Kurikulum 2013. Tenaga pendidik di sekolah ini telah

Page 156: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

139

mengikuti berbagai pelatihan dan workshof Kurikulum 2013, baik

yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan maupun yang

diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar. Kalaupun masih

terdapat banyak kekurangan rata-rata pendidik

mempermasalahkan sulitnya mengatur waktu dan terlalu

banyaknya beban mengajar yang dipikul oleh guru, misalnya

responden 1 mengajar 30 jam perminggu dan responden 2

mengajar 36 jam perminggu. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara yang penulis lakukan menunjukan bahwa guru bahasa

Indonesia kelas VII SMP Negeri 12 Makassar masih terkendala

dalam perumusan indikator pembelajaran dan pengalokasian

waktu pada langkah-langkah pembelajaran pada penyusunan RPP.

Dalam proses pembelajaran guru belum membiasakan diri

menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, demikian juga dalam pelaksanaan penilaian autentik guru

masih terkendala pada teknis pelaksanaannya. Terbukti dalam

observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat beberapa

kelemahan yang ditemukan dalam RPP yang disusun oleh guru

sbb; (1) aspek penggunaan kata kerja operasional dalam

perumusan indikator pembelajaran (2) alokasi waktu dalam

langkah-langkah pembelajaran tidak dicantumkan, dan (3) kunci

jawaban dalam sistem penilaian tidak ditampilkan dengan jelas.

Demikian juga dalam proses pembelajaran beberapa kelemahan

Page 157: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

140

yang ditemukan pada beberapa aspek diantaranya; (1) guru tidak

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai baik kompetensi inti

maupun kompetensi dasar, (2) materi pelajaran tidak dikaikan

dengan pengetahuan lain yang relevan perkembangan IPTEK

dengan kehidupan nyata, (3) tidak konsisten dengan alokasi waktu

yang tersedia, (4) hasil kerja siswa tidak dinilai secara langsung,

dan (5) tidak melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan untuk pertemuan berikutnya.

Terkait dengan berbagai kendala yang terdapat dalam

implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 12 Makassar

Wakasek Kurikulum menjelaskan beberapa langkah yang diambil

oleh manajemen sekolah sebagai berikut:

1. Mengadakan MGMP Lokal

2. Mengikutkan guru dalam kegiatan MGMP tingkat kota.

3. Menghadirkan pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

untuk membimbing guru.

4. Mengadakan pelatihan dan workshof khusus untuk guru-guru

SMP Negeri 12 Makassar. (wawancara dengan Wakasek

Kurikulum, 8 September 2014)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data terhadap implementasi

Kurikulum 2013 pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP

Page 158: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

141

Negeri 12 Makassar maka hasil penelitian dibahas secara berurut,

sebagai berikut.

1. Implementasi Kurikulum 2013 pada Perangkat Pembelajaran

Implelentasi Kurikulum 2013 pada perangkat pembelajaran

meliputi; penyusunan RPP, penggunaan media pembelajaran, dan

penyusunan LKPD dan penilaian.

a. Implementasi dalam penyusunan RPP

Penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu pada lampiran IV

Permendikbud Nomor 81 a Tahun 2013 yang berpegang pada prinsip-

prinsip penyusunan RPP sebagai berikut:

1. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional.

2. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan.

3. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. 4. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013. 5. Mengembangkan budaya membaca. 6. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam dalam bacaan , dan berekspresi dalam bentuk tulisan.

7. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. 8. RPP memuat rancangan pemberian umpan balik positif,

penguatan, pengayaan, dan remedi. 9. Keterkaitan dan keterpaduan. 10. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan

antara KI dan KD, materi pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar.

11. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. 12. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi

dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Kemdikbud, 2013:8).

Page 159: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

142

Mengacu pada hal tersebut sesuai sistematika penyusunan

RPP yang terdapat pada lampiran IV Permendikbud Nomor 81a

Tahun 2013 dan sesuai Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014

tentang Kurikulum SMP/Madrasah Tsanawiah ditemukan dalam

penyusunan RPP oleh guru bahasa Indonesia SMP Negeri 12

Makassar sbb; Indikator perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan

materi pembelajaran, pemilihan sumber belajar, pemilihan media

pembelajaran, pemilihan model pembelajaran, dan indikator sistem

penilaian dalam kategori penilaian sangat baik. Sedangkan indikator

langkah-langkah pembelajaran dalam kategori penilaian baik.

Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa guru Bahasa Indonesia

kelas VII SMP Negeri 12 Makassar telah mampu menyusun RPP

dengan sangat baik terbukti hasil pengamatan dari 8 (delapan)

indikator penyusunan RPP yang terdiri atas 26 aspek pengamatan

dengan melibatkan 3 (tiga) observer diperoleh hasil untuk responden

1 memperoleh nilai rata-rata 3,8 dengan kategori sangat baik.

Responden 2 memperoleh nilai rata-rata 3,7 dengan kategori

penilaian sangat baik. Berdasarkan hasil penilaian observer masih

terdapat kekurangan terutama pada pengalokasian waktu pada

langkah-langkah pembelajaran dan kunci jawaban soal tidak

dicantumkan dalam RPP. Sekalipun masih terdapat kekurangan

dalam penyusunan RPP oleh guru bahasa Indonesia SMP Negeri 12

Makassar dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP telah berjalan

Page 160: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

143

optimal. Untuk lebih mengoptimalkan penyusunan RPP, guru

hendaknya mencermati payung hukum dan pedoman penyusunan

RPP yang telah disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan RI.

b. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses

pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan

tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya terutama sebagai

faktor pendukung berhasil tidaknya implementasi Kurikulum 2013.

Pemahaman pendidik tentang manfaat sebuah media pembelajaran

sangat penting untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagaimana

pandangan ahli pendidikan tentang manfaat media pembelajaran

berikut ini.

Manfaat media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (1985), mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu; 1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, 2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. 3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, 4) efisiensi dalam waktu dan tenaga, 4) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, 5) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, 6) media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, dan 7) merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif (Arsyad, 2007: 17)

Kesadaran tentang manfaat media pembelajaran oleh guru

bahasa Indonesia SMP Negeri 12 Makassar telah ada, terbukti hasil

temuan menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia kelas VII SMP

Negeri 12 Makassar menggunakan alat teknologi komunikasi sebagai

Page 161: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

144

media pembelajaran yakni media microsof power pont. Terkait dengan

pemanfaatan media microsof power pont oleh guru mendapat respon

positif dari siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan oleh

guru sbb; 91% menyatakan bahwa media pembelajaran yang

digunakan guru sangat menarik, 100% siswa menyatakan bahwa

media power point membantu mempermudah pemahaman terhadap

materi pelajaran, dan 91% menyatakan media power point memicu

keaktifan peserta didik terhadap proses pembelajaran. Hal ini

menunjukkan bahwa respons peserta didik terhadap pemanfaatan

media pawer point sangat tinggi.

c. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-

lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

Lembar ini digunakan untuk mengarahkan proses belajar siswa, di

mana pembelajaran berorientasi kepada peserta didik. Dengan

adanya LKPD, maka partisipasi aktif peserta didik sangat diharapkan,

sehingga memberikan kesempatan lebih luas dalam proses

rekonstruksi pengetahuan dalam diri peserta didik. Trianto (2007:73)

menguraikan bahwa lembar kerja kegiatan siswa adalah panduan

siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau

pemecahan masalah’ Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan

untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk

latihan pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk

Page 162: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

145

panduan eksperimen ataupun demonstrasi. Hal ini sejalan dengan

model pembelajaran yang direkomendasikan oleh Kurikulum 2013,

yaitu model pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning),

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan

pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Temuan

dalam penilitian ini berdasarkan hasil observasi pada tiga kali

pertemuan dalam proses pembelajaran dengan kedua responden

terbukti bahwa guru tidak menggunakan perangkat pembelajaran

berupa LKPD/ LKS dengan alasan bahwa buku siswa yang diterbitkan

oleh Kementerian Pendidikan dan Kedudayaan RI sudah memuat

tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

d. Implementasi Kurikulum 2013 pada Sistem Penilaian

Sistem penilaian Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud

nomor 66 Tahun 2013, penilaian autentik (authentic assesment)

mendapat penekanan serius untuk diterapkan. Penilaian autentik

adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa

yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai

instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi

yang ada pada kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)

(Kunandar, 2013: 36). Ciri-ciri penilaian autentik adalah (1) harus

mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja atau hasil produk,

(2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung, (3) menggunakan berbagai cara dan sumber, (4) tes

Page 163: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

146

hanya salah satu alat pengumpul data penilaian, (5) tugas-tugas

diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian

kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, (6) penilaian harus

menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik,

bukan keluasannya.

Penilaian autentik idealnya dilaksanakan sesuai ciri-ciri tersebut

di atas, namun kenyataannya berdasarkan hasil observasi, ditemukan

bahwa guru bahasa Indonesia SMP Negeri 12 Makassar belum

melaksanakan penilaian autentik. Pendidik masih kesulitan mengatur

waktu antara proses pembelajaran dengan penilaian. Faktanya

adalah guru menyediakan format penilaian berupa penilaian sikap,

penilaian pengetahuan, dan keterampilan tetapi belum difungsikan

secara optimal.

Sistem penilaian pada Kurikulum 2013 berdasarkan

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 meliputi penilaian sikap

spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Jenis penilaian

yang harus dilaksanakan oleh guru disesuaikan dengan kompetensi

dasar, sehingga tidak perlu melaksanakan semua jenis penilaian

secara serentak. Apalagi proses pembelajaran pada satu materi

pokok atau tema dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan,

sehingga semua jenis penilaian dapat terpenuhi.

Page 164: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

147

2. Implementasi Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran bahasa Indonesia

Pelaksanaan pembelajaran meliputi tiga bagian yaitu; bagian

pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup. Setiap tahapan dalam

proses pembelajaran disesuaikan model pembelajaran yang telah

dipilih oleh pendidik. Model pembelajaran yang digunakan disesuaikan

dengan karakteristik materi pokok dan kompetensi dasar yang akan

dicapai dalam pembelajaran. Schunk (2014:5) menyebutkan ada tiga

kriteria yang mencerminkan pembelajaran, yaitu:(1) pembelajaran

melibatkan perubahan dalam perilaku, (2) perubahan dalam perilaku

bertahan lama, dan (3) pembelajaran terjadi melalui pengalaman

misalnya praktik dan mengamati orang lain. Pandangan Schunk

sejalan dengan harapan Kurikulum 2013 utamanya pembentukan

karakter peserta didik melalui KI 1 dan KI 2.

Proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri

12 Makassar menunjukkan hasil bahwa telah berjalan dengan baik.

Terbukti dari hasil pengamatan peneliti sebanyak 6 (enam) kali

pertemuan yaitu masing-masing tiga kali pertemuan pada responden

1 dan 2. Pengamatan dilakukan pada tiga bidang pengamatan dengan

23 aspek pengamatan, dari 3 (tiga) kali pertemuan pada responden 1

menunjukkan bahwa rata-rata pelaksanaan pembelajaran mencapai

84 % dengan kategori penilaian baik (75 < B < 90), sedang pada

responden 2 menunjukkan rata-rata pelaksanaan pembelajaran

Page 165: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

148

mencapai 82,6 % dari 23 aspek pengamatan dengan kategori

penilaian baik (75 < B < 90).

3. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam implementasi Kurikulum 2013

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa masih

terdapat beberapa kendala dalam pengimplentasian kurikulum 2013

khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP

Negeri 12 Makassar diantaranya adalah pihak manajemen sekolah

masih kewalahan dari faktor pembiayaan untuk pengadaan dan

perawatan sarana dan sarana pendukung pembelajaran, sedang

faktor sumber daya manusia khususnya peserta didik masih

membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan

kurikulum terutama membangun kemandirian siswa dalam

pembelajaran. Pendidik sebagai salah satu penentu keberhasilan

implementasi kurikulum 2013 khususnya pada pembelajaran bahasa

Indonesia kelas VII di SMP Negeri 12 Makassar masih terdapat

beberapa kendala yang dihadapi yaitu pada penyusunan RPP masih

kesulitan dalam perumusan indikator pembelajaran dan

pengalokasian waktu pada langkah-langkah pembelajaran. Sedang

pada proses pembelajaran guru masih terkendala dalam

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai baik kompetensi inti

maupun kompetensi dasar, materi pelajaran tidak dikaikan dengan

pengetahuan lain yang relevan perkembangan IPTEK dengan

kehidupan nyata, tidak konsisten dengan alokasi waktu yang tersedia,

Page 166: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

149

hasil kerja siswa tidak dinilai secara langsung, dan tidak

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan untuk

pertemuan berikutnya. Kendala lain yang dihadapi oleh guru adalah

lambatnya distribusi bahan ajar dari Kemendikbud dan tidak

meratanya sarana prasarana yang tersedia di kelas.

Dari keseluruhan aspek pendeskripsian dalam implementasi

Kurikulum 2013 pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP

Negeri 12 Makassar sebagai berikut: 1) Penyusunan perangkat

pembelajaran yang meliputi; (a) penyusunan RPP oleh guru bahasa

Indonesia SMP Negeri 12 Makassar dilaksanakan secara optimal, (b)

guru telah mampu menggunakan media informasi dan komunikasi

berbasis teknologi sekalipun belum optimal pelaksanaannya, (d) guru

tidak menggunakan LKPD dengan alasan telah ada tugas-tugas

dalam buku siswa, dan (d) guru belum optimal dalam melakukan

penilaian authentik. Implementasi dalam pelaksanaan pembelajaran

oleh kedua responden telah menerapkan meotde dan model

pembelajaran berbasis ilmiah, namun masih terdapat banyak

kekurangan. Faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi

Kurikulum 2013 di SMP Negeri 12 Makassar meliputi; keterbatasan

sumber pembiayaan, keterbatasan infrastruktur pendukung, mindset

guru belum berubah 100%, dan keterlambatan droffing buku siswa

dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan.

Page 167: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

150

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data-data yang telah dianalisis pada bab

sebelumnya mengenai implementasi Kurikulum 2013 pada

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12

Makassar , maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Pertama,

Implementasi Kurikulum 2013 pada penyusunan RPP oleh guru

Bahasa Indonesia telah berjalan dengan sangat baik, sekalipun

masih terdapat kekurangan yang membutuhkan perbaikan yaitu

perumusan indikator pembelajaran, pengalokasian waktu pada

langkah-langkah pembelajaran, dan pencantuman kunci jawaban

soal penilaian pengetahuan. Guru sudah menguasai IT sebagai

modal dasar memperkaya pengetahuan melalui browsing dan

pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran sehingga

terwujud proses pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

menyenangkan. Guru belum membiasakan diri membuat LKPD /

LKS sebagai sarana mengasah kemampuan menulis ilmiah dan

perangkat pembelajaran yang dapat membantu mengarahkan

proses belajar peserta didik dengan serangkaian langkah aktivitas

siswa yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukan

konsep. Guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12

Makassar belum mampu mengorganisasikan waktu dengan baik

Page 168: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

151

dalam proses pembelajaran untuk melakukan penilaian autentik.

Penilaian dilakukan pada saat selesai satu materi pokok atau satu

tema.

Kedua, implementasi Kurikulum 2013 pada proses

pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII berjalan dengan baik

dengan sejumlah kekurangan yang masih membutuhkan perbaikan

diantaranya ; (1) guru belum menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai baik kompetensi inti maupun kompetensi dasar, (2) guru

belum mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

perkembangan IPTEK dengan kehidupan nyata, (3) guru belum

konsisten dengan alokasi waktu yang tersedia, (4) penilaian hasil

kerja siswa belum dinilai secara langsung, dan (5) guru belum

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan untuk

pertemuan berikutnya.

Ketiga, kendala-kendala dihadapi guru Bahasa Indonesia

kelas VII dan manajemen sekolah SMP Negeri 12 Makassar dalam

pengimplementasian kurikulum 2013 sebagai berikut. 1)

Keterbatasan dalam pembiayaan untuk pengadaan dan

pemeliharaan sarana dan sarana pendukung pembelajaran. 2)

Keterbatasan fasilitas dikelas yang belum merata seperti LCD

proyektor sehingga menyulitkan bagi guru untuk memberikan

perlakuan yang sama dengan kelas lain. 3) Keterlambatan buku

siswa dari Kemendikbud. 4) Beban mengajar guru bahasa

Page 169: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

152

Indonesia terlalu banyak, terbukti responden 1 mengajar 30 jam

pelajaran perminggu dan responden 2 mengajar 36 jam perminggu.

4) Mindset guru terhadap penilaian autentik masih terfokus pada

kesulitannya melaksanakan penilaian.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya,

maka disarankan kepada beberapa pihak yang terkait sebagai

berikut.

1. Saran kepada Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kepada guru bahasa Indonesia disarankan beberapa hal

sebagai berikut. Pertama, mengoreksi perangkat pembelajaran

dengan menggunakan insrumen penilaian yang dikeluarkan

oleh Kemendikbud sebagai penjabaran dari Permendikbud

Nomor 81 a Tahun 2013 dan Permendikbud Nomor 58 Tahun

2014..

Kedua, kepada guru bahasa Indonesia disarankan agar

lebih kreatif dalam mendisain media pembelajaran terutama

media microsof power point karena penelitian membuktikan

bahwa pemanfaatan media IT sangat efektif dalam

pembelajaran.

Ketiga, disarankan kepada guru bahasa Indonesia

membiasakan diri membuat Lembar Kegiatan Peserta Didik

Page 170: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

153

(LKPD) dengan tujuan untuk lebih mengefektifkan keterlibatan

siwa dalam proses pembelajaran.

Keempat, disarankan kepada guru bahasa Indonesia agar

menghilangkan pikiran-pikiran negatif terhadap penilaian

autentik dengan belajar menyiasati kesempatan menilai aktifitas

belajar dan hasil belajar peserta didik.

Kelima, disarankan kepada guru bahasa Indonesia agar

melakukan microteahcing dengan melibatkan teman guru yang

lain untuk menilai pelaksanaan pembelajaran.

Keenam, disarankan kepada guru bahasa Indonesia

proaktif menambah keterampilan dan pengetahuan tentang

Kurikulum 2013 baik melalui internet maupun dengan membaca

buku-buku rujukan.

2. Saran kepada Kepala Sekolah dan Stakeholder Lainnya

Kepada kepala sekolah dan stakeholder SMP Negeri 12

Makassar disarankan beberapa hal sebagai berikut. Pertama,

kepada kepala SMP Negeri 12 Makassar disarankan agar

melakukan perbaikan dan pengadaan fasilitas pendukung

pembelajaran secara bertahap sesuai alokasi dana yang

tersedia.

Kedua, mendorong, memotivasi, dan memfasilitasi guru

bahasa Indonesia meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

mengelola pembelajaran melalui pelatihan dan workshof

Page 171: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

154

dengan bekerjasama dengan pihak terkait untuk memperbaiki

kualitas sumber daya setiap guru dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan.

Ketiga, disarankan agar kepala sekolah proaktif melakukan

supervisi akademik dengan melibatkan pengawas sekolah

Dinas Pendidikan Kota Makassar.

Keempat, disarankan kepada pemerintah/dinas terkait agar

faktor pendukung pengimplementasian kurikulum dipenuhi

sebelum penerapan sebuah kebijakan baru tentang pendidikan.

3. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan. Oleh

karena itu, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

Pertama, disarankan kepada peminat, pemerhati pendidikan,

para peneliti, dan ilmuwan agar dapat melakukan penelitian

lanjutan mengenai implementasi Kurikulum 2013 pada

pembelajaran bahasa Indonesia.

Kedua, disarankan kepada pemerhati pendidikan

khususnya peneliti untuk melakukan penelitian yang sama, baik

pada pembelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran

lain.

Page 172: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

155

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Basiran, Mokh. 1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia

Kurikulum 1994?.Yogyakarta: Depdikbud Chatib, Chatib. 2013. Gurunya Manusia. Bandung :Mizan Media Utama Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan

Model Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI Depdikbud. 1995a. Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta:

Proyek Pembinaan Sekolah Dasar Depdikbud. 1995b. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta :

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menegah Depdiknas Ghazali, H.A. Syukur. 2013. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa,

dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Etika Aditama

Gulo,W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Husamah dan Yanur Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran. Jakarta:

Prestasi Pustaka Jakarta. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik berdasarkan Kurikulum 2013.

Jakarta: Raja Grafindo Persada Kementerian pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud.

Kemdikbud.2013. Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum

2013, Analisis Materi Ajar Jenjang SD, SMP, dan SMA, Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber

Page 173: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

156

Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud.

Kemdikbud.2013. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud.

Kemdikbud.2013. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Pendidikan Menengah, Direktorat PSMA

Kemdikbud, 2013.Permendikbud No 54 tentang Standar Kompetensi

Lulusan Kemdikbud, 2013.Permendikbud No 65 tentang Standar Proses Kemdikbud, 2013.Permendikbud No 66 tentang Standar Penilaian Kemdikbud, 2013.Permendikbud No 81 a tentang Implementasi Kurikulum

2013 Kemdikbud, 2013. Permendikbud No. 58 tentang Kurikulum 2013 Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosyda Karya. Nasution, S. 2014. Asas-asas Kurikulum.Jakarta : Bumi Aksara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Purwandari, Elce. 2013. Pendapat Guru terhadap Penerapan Kurikulum

2013. www.slideshare.net › elcepurwandarie (diunduh 6 April 2014).

Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru dalam Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Rosyada, Dede. 2012. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta:

Prenadamedia Group

Page 174: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

157

Ruhana, Faria dan Yesi Yuliana. 2010. Implementasi Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jurnal Ilmu Administrasi Negara. 10: 141-153

Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Persada Sadiman, Arief. S. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada Sagala, Syaiful. 2009.Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta

Saksomo, Dwi. 1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang:

IKIP Malang Sanjaya Wina. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Kencana

Prenada Media Group Schunk, Dale H. Learning Theories An Educational Persfective.

Terjemahan oleh Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar.2012. Pustaka Pelajar

Subyakto, Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen

Dikti Depdikbud Sudjana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algensindo Sugiono, S. 1993. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing.

Makalah Konferensi Bahasa Indonesia; VI. Jakarta: 28 Oktober—2 Nopember 1993

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D . Bandung: Alfabet Suharyanto. 1999. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Yogyakarta:

Depdikbud Suprijono, Agus. 2009. Teori dan Aplikasi. http://history22 education.

wordpress.com – Blog History Education (diunduh 4 April 2013) Suyitno, Amin, 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran.Semarang:

UNNES Press

Page 175: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

158

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka

----------. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan

Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

----------, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progressif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group Wandi. 2007. Pengertian Belajar Menurut Ahli. http://www.whandi.

net/2007/05/16/ pengertian – belajar – menurut - ahli. Diakses 4 Oktober 2014

Wibowo, Suhandi. 2013. Persepsi Guru SMA Negeri 1 Sekampung

terhadap Rencana Pelaksanaan Kurikulum 2013.http://jurnal. fkip.unila. ac.id/index.php/JKD/article/view/2373

Winarno, Tri. 2010. Realisasi Makna Tekstual pada Artikel Jurnal Ilmiah

dalam Bahasa Indonesia. http://sastra.um.ac.id/wp-content /upload/ 2010/01/048-Tri-Wiratno-UNS-Ralisasi-Makna-Tekstual -.-... pdf (diunduh 19 April 2014)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Page 176: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

159

Lampiran 1 Rencana Program Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 12 Makassar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/Ganjil Materi Pokok : Teks Hasil Observasi (Cinta Lingkungan) Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit (3 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam jangkauan 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang /teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator 1.2 Menghargai dan mensyukuriperbedaan

bahasa Indonesia sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulisan

2.1 Memiliki perilaku jujur,tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi

1) Menghargai dan mensyukuri perbedaan bahasa Indonesia sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulisan 2) Memiliki perilaku jujur,tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi 3) Memhami teks hasil observasi

4) Memahami struktur teks hasil observasi

5) Memahami kata, istilah dalam teks hasil observasi

6) Memahami ciri bahasa teks hasil observasi

3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi dan cerita pendek melalui lisan maupun tulisan

4.1Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisis, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan

Page 177: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

160

C. Tujuan Pemelajaran : 1. Siswa menggunakan Bahasa Indonesia untuk memahami informasi

secara lisan dan tulis sebagai bentuk dari rasa menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2. Siswa menunjukkan perilaku jujur dalam menanggapi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi

3. Siswa menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam menanggapi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi

4. Siswa menunjukkan perilaku santun dalam menanggapi hal-hal atau kajadian baerdasarkan hasil observasi

5. Siswa memahami teks hasil observasi 6. Siswa memahami struktur teks hasil observasi 7. Siswa memahami kata dalam teks hasil observasi 8. Siswa memahami istilah dalam teks hasil observasi 9. Siswa memahami cirri bahasa teks hasil observasi

D. Materi Pembelajaran

Teks hasil observasi

Struktur teks hasil observasi

Pemahaman kata, istilah dalam teks hasil observasi

Pemahaman ciri bahasa teks hasil observasi

E. Metode Pembelajaran Metode discovery learning, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

a. Media 1. Teks laporan hasil observasi

2. Gambar lingkungan

Page 178: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

161

b. Sumber Belajar

1. Buku Siswa 2. LKS

G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Pendahuluan 1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru

berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan,

manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 4. Untuk mengenali dan memahami teks hasil observasi, siswa

diberikan contoh teks hasil observasi yang berjudul “Cinta Lingkungan” ( buku siswa hal. 5-6)

b. Kegiatan Inti 1. Untuk membangun konteks pembelajaran, dengan sikap

percaya diri dan tanggung jawab, siswa menjawab pertanyaan tentang Cinta Lingkungan Hidup

2. Untuk memahami teks hasil observasi, siswa membaca contoh teks hasil observasi yang berjudul “Cinta Lingkungan”

3. Siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks hasil observasi yang berjudul “Cinta Lingkungan”

4. Siswa mengidentifikasi struktur teks hasil observasi b. Kegiatan Penutup

1. Dengan sikap peduli,responsif dan santun siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran

2. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks hasil observasi

Page 179: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

162

3. Dengan sikap peduli, responsif, dan santun siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks hasil observasi.

4. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran

2. Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Pendahuluan 1. Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru

berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.

2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti 1. Untuk mengetahui Kedalaman pengetahuan dan

kemampuan siswa tentang teks hasil observasi dipancing oleh guru dengan memperlihatkan contoh atau model teks hasil observasi.

2. Siswa bertanya jawab mengenai teks hasilobservasi 3. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 3-

5 orang 4. Siswa membaca teks hasil observasi yang berjudul “Cinta

lingkungan” 5. Siswa mengamati gambar lingkungan yang dibagikan oleh

guru 6. Siswa secara berkelompok mengidentifikasi dan melabeli

bagian-bagian pada gambar lingkungan 7. Salah satu dari perwakilan kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya 8. Kelompok lain menaggapinya

c. Kegiatan Penutup 1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran 2. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan

yang dialami saat mengidentifikasi atau melabeli gambar tersebut

3. Dengan sikap peduli, responsif, dan santun siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam

Page 180: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

163

mengidentifikasi atau melabeli bagian-bagian pada gambar lingkungan

4. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa menyimak informasi mengenai rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

3. Pertemuan Ketiga a. Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya

2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan Inti 1. Siswa bekerja secara berkelompok mendiskusikan kata-kata

sulit dan istilah dalam teks hasil observasi yang dibaca 2. Siswa bekerja secara berkelompok mendiskusikan ciri

bahasa teks hasil observasi yang dibaca 3. Salah satu dari perwakilan kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya 4. Kelompok lain menanggapinya

c. Kegiatan Penutup 1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun

siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran 2. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan

yang dialami saat mengidentifikasi ciri bahasa teks hasil observasi

3. Dengan sikap peduli, responsif, dan santun siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan untuk memahami ciri bahasa teks hasil observasi

4. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun siswa menyimak informasi mengenai rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

H. Penilaian

1. Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik Bentuk

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik Tes Tertulis Tes Uraian dan Pilihan Tes Unjuk Kerja Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik

2. Contoh Instrumen Penilaian

a. Pengamatan Sikap

Page 181: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

164

Lembar Pengamatan Sikap

No. Nama Siswa

Religius Jujur Tanggung jawab Santun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3.

…. Rubrik penilaian sikap

Rubrik Skor

sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan

1

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

2

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

3

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

4

b. Tes Tertulis

Tes Uraian 1. Berdasarkan teks hasil observasi, identifikasikanlah dan jelaskan

struktur teks hasil observasi dengan data yang mendukung (kalimat atau bagian paragraf)

2. Berdasarkan teks hasil observasi, identifikasi dan jelaskan cirri-ciri bahasa teks hasil observasi dengan data yangmendukungg (kalimat atau bagian paragraf)!

Kunci

Catatan: kalimat disesuaikan dengan teks

1) Disesuaikan dengan hasil kerja siswa

Struktur Teks Kalimat Definisi umum

Deskripsi bagian

Deskripsi manfaat

Page 182: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

165

Pedoman Penskoran

No. Aspek dan Kriteria Skor

1. Kelengkapan a. Struktur teks hasil observasi lengkap b. Struktur teks hasil observasi kurang lengkap c. Struktur teks hasil observasi tidak lengkap

3 2 1

2. Kesesuaian a. Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan

struktur teks hasil observasi b. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang

sesuai dengan struktur teks hasil observasi c. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang

sesuai dengan struktur teks hasil observasi yang dimaksud

3 2 1

1) Tes unjuk kerja

2) Tes uji petik kerja 1) Berdasarkan teks laporan hasil observasi, tentukan makna kata satau

istilah yang digarisbawahi pada teks laporan hasil observasi tersebut!

2) Berdasarkan teks laporan hasil observasi, tentukan makna isi teks laporan hasil observasi!

Mengetahui: Makassar, Juli 2014

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Hamzah, M. Pd Napisa, S. Pd. NIP 19591231 198503 1 168 NIP 19681231 199003 2 074

Page 183: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

166

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 12 Makassar Mata : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/Ganjil Materi Pokok : Teks Laporan Hasil observasi (Pelestarian Biota Laut) Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit (3 x Pertemuan) A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial danalam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulisan

2. Memiliki perilaku jujur, dantanggung jawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadihal-hal atau kejadian berdasasrkan hasil observasi

3. Mengklasifikasi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi.

4. Menelaah dan merevisi teks hasil eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan

B. INDIKATOR 1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulisan

2. Memiliki perilaku jujur, dantanggung jawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadihal-hal atau kejadian berdasasrkan hasil observasi

Page 184: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

167

3. Mengklasifikasi teks hasil observasi berdasarkan struktur isi 4. Mengklasifikasi teks hasil observasi berdasarkan ciri bahasa 5. Menelaah teks hasil observasi 6. Merivisi isi teks hasil observasi 7. Merevisi bahasa teks hasil observasi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dapat mengklasifikasi teks hasil observasi berdasarkan struktur isi 2. Dapat mengklasifikasi teks hasil observasi berdasarkan ciri bahasanya 3. Dapat menelaah teks hasil observasi 4. Dapat merevisi isi teks hasil observasi 5. Dapat merevisi bahas teks hasil observasi

E. Materi Pembelajaran

1. Klasifikasi teks hasil observasi: Teks laporan Teks berita

2. Telaah dan revisi teks (struktur dan kaidah kebahasaan)

F. Metode Pembelajaran Metode : discovery learning, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi. G. Media dan Sumber pembelajaran 1. Media

Contoh teks hasil observasi

2. Sumber Belajar 1. Buku teks peserta didik kelas VII, kemendikbud 2. Contoh teks hasil observasi dari internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Pendahuluan /Kegiatan Awal 1. Peserta didik menrespon salam dan pertanyaan dari pendidik

berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,

dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 4. Untuk mengenali dan memahami teks hasil observasi, peserta didik

diberikan contoh teks hasil observasi

Page 185: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

168

b. Kegiatan Inti 1. Untuk membangun konteks pembelajaran, dengan sikap percaya diri

dan tanggung jawab, peserta didik mengamati contoh teks hasil observasi.

2. Dengan bantuan pendidik, peserta didik mengungkapkan hal yang berkaitan dengan cara pengklasifikasian teks hasil observasi.

3. Untuk memahami teks hasil observasi, peserta didik membaca contoh teks hasil observasi

4. secara berkelompok, peserta didik mengklasifikasi teks hasil observasi 5. Dengan sikap tanggung jawab, santun,dan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar salah satu perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya.

6. Kelompok lain menanggapi dengan responsif dan santun.

c. Penutup 1. Dengan sikap peduli,responsif dan santun siswa bersama guru

menyimpulkan pembelajaran 2. Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang

dialami saat mengklasifikasi teks hasil observasi 3. Dengan sikap peduli, responsif, dan santun siswa mendengarkan

umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam mengklasifikasi teks hasil observasi.

4. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran

2. Pertemuan Kedua a. Pendahuluan/Kegiatan Awal 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari pendidok

berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan,

manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan Inti 1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santunpeserta

didik membaca dan mengamati teks hasil observasi yang berjudul “Biota Laut” (buku siswa hlm. 21)

2. Dengan sikap responsif dan peduli peserta didik menyimak penjelasan pendidik mengenai ciri bahasa teks hasil observasi

3. Dengan santun dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, peserta didik bertanya hal-hal yang berhubungan dengan ciri bahasa teks hasil observasi.

4. Kedalaman pengetahuan dan kemampuan peserta didik mengklasifikasi ciri bahasa teks hasil observasi dipancing oleh

Page 186: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

169

pendidik dengan memperlihatkan contoh atau model teks hasil observasi.

5. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif dan santun peserta didik berdiskusi menentukan ciri-ciri bahasa teks hasil observasi.

6. Dengan sikap tanggung jawab, santun,dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar salah satu perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya.

7. Kelompok lain menanggapi dengan responsif dan santun.

c. Penutup 1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun peserta

didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran 2. Bersama pendidik, peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan

yang dialami saat memahami ciri bahasa teks hasil observasi 3. Dengan sikap peduli, responsif, dan santun peserta didik

mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami ciri bahasa teks hasil observasi.

4. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun peserta didik menyimak informasi mengenai rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

3. Pertemuan Ketiga

a. Kegiatan Pendahuluan 1. Peserta didik menrespon salam dan pertanyaan dari pendidik

berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan,

manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti 1. Dengan sikap responsif siswa mengamati teks hasil observasi . 2. Dengan santun dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar, siswa bertanya hal-hal yang berhubungan dengan merevisi isi dan bahasa teks hasil observasi

3. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santunsiswa membaca dan memerhatikan unsur kebahasaan teks hasil observasi yang berjudul “Biota Laut” (buku siswa hlm. 21)

4. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santunsiswa berdiskusi menjawab pertanyan teks (buku siswa hlm. 21-22).

5. Dengan sikap tanggung jawab, santun,dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar salah satu perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya.

6. Kelompok lain menanggapi dengan responsif dan santun.

Page 187: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

170

c. Kegiatan Penutup 1. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun peserta

didik bersama pendidik menyimpulkan pembelajaran 2. Bersama pendidik, peserta didik mengidentifikasi hambatan-

hambatan yang dialami saat memahami menelaah teks hasil ovbservasi

3. Dengan sikap peduli, responsif, dan santun peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami merevisi isi teks hasil observasi.

4. Dengan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun peserta menyimak informasi mengenai rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

I. Penilaian 1. Teknik dan Bentuk Instrumen

2. Contoh Instrumen Penilaian

a. Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap

No. Nama Siswa

Religius Jujur Tanggung jawab Santun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

…. Rubrik penilaian sikap

Rubrik Skor

sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan

1

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

2

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

3

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

4

Teknik Bentuk

Pengamatan Sikap LembarPengamatanSikap dan Rubrik Tes Tertulis Tes Uraian dan Pilihan Tes Unjuk Kerja Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik

Page 188: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

171

b. Tes Tertulis Tes Uraian 1. Berdasarkan teks yang diberikan, klsifikasikanlah berdasarkan

struktur isi dengan data yang mendukung (kalimat atau bagian paragraf)

2. Berdasarkan teks deskripsi, identifikasi dan jelaskanlah ciri-ciri bahasa teks deskripsi dengan data yang mendukung (kalimat atau bagian paragraf)!

Pedoman Penskoran

No. Aspek dan Kriteria Skor

1. Kelengkapan a. Struktur dan ciri bahas teks lengkap b. Struktur dan ciri bahasa teks kurang lengkap c. Struktur dan ciri bahasa teks lengkap

3 2 1

2. Kesesuaian a. Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan

struktur dan ciri-ciri teks dimaksud b. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang

sesuai dengan struktur dan ciri-ciri teks dimaksud c. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang

sesuai dengan struktur dan ciri-ciri teks dimaksud

3 2 1

c. Tes Unjuk Kerja

Tes uji petik kerja 1) Berdasarkan teks hasil observasi, tentukan klasifikasi teks hasil

observasi tersebut! 2) Berdasarkan teks hasil observasi, tentukan revisi teks hasil observasi

tersebut disertai dengan data yang mendukung!

Rubrik ……………. Mengetahui : Makassar, Juli 2013

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Hamzah, M.Pd Marniati, S.S. NIP 19591231 198503 1 168 NIP 19761126 200612 2 067

Page 189: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

172

LAMPIRAN 2 Instrumen Penilaian RPP Format Penelaahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kemendikbud, 2013: 271) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : Materi Pokok :

Berikan tanda cek ( ) pada kolom pilihan ya atau tidak, sesuai media pembelajaran yang digunakan

Skor penilaian: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik

Bidang Telaah Uraian/Aspek Penilaian Ket. 1 2 3 4

1.Perumusan Indikator

1.Kesesuain dengan SKL, KI, dan KD 2.Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur

3.Kesesuain dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Total Skor dan Rata-rata 2.Perumusan Tujuan Pembelajaran

1.Kesesuain proses dengan hasil belajar yang diharapkan dicapai

2.Kesesuaian dengan kompetensi dasar Total Skor dan Rata-rata

3.Pemilihan Materi Pembelajaran

1.Kesesuaian konsep dengan tujuan Pembelajaran

2.Kesesuaian dengan karakteristik peserta Didik

3.Kebenaran konsep 4.Ketepatan urutan penyajian konsep

Total Skor dan Rata-rata 4.Pemilihan Sumber Belajar

1.Kesesuaian KI dan KD 2.Kesesuaian dengan materi pembelajaran dengan pendekatan scientific

3.Kesesuaian dengan karakteristik peserta Didik

Total Skor dan Rata-rata 5.Pemilihan Media Pembelajaran

1.Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2.Kesesuaian dengan materi pembelajarandengan pendekatan scientific

3.Kesesuaian dengan karakteristik peserta Didik

Total Skor dan Rata-rata 6.Model Pembelajaran

1.Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2.Kesesuaian dengan pendekatan scientific 3.Dukungan model pembelajaran terhadap pencapaian hasil belajar

Total Skor dan Rata-rata

Page 190: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

173

7.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1.Kejelasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

- Kegiatan Pendahuluan - Kegiatan inti - Penutup

2.Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan Pembelajaran

3.Kesesuaian dengan pendekatan scientific

4.Kesesuaian penyajian dengan sistematika Materi

Total Skor dan Rata-rata 8.Sistem Penilaian

1. Kesesuain dengan teknik dan bentuk penilaian autentik

2.Kesesuain dengan indikator pencapaian Kompetensi

3.Kesesuain kunci jawaban dengan soal 4.Kesesuaian pedoman penskoran dengan Soal

Total Skor dan Rata-rata Total Skor = ...............

RATA-RATA = .............. Kategori penilaian rata-rata setiap indikator :

a. Sangat Baik = 3,5 < A < 4,0 b. Baik = 2,5< B < 3,5 c. Cukup = 1,5< C < 2,5 d. Kurang = D < 1,5

Mohon observer menuliskan butir-butir saran/komentar di bawah ini....................................................................................................................................................................................................................................................................

Makassar, ................................................. Observer (.............................................)

Page 191: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

174

Lampiran 3 Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Nama Guru : ................................................................. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : ..............................................

Bidang Pengamatan Uraian/ Aspek Ya Tdk

Kegiatan Pendahuluan

1. Memfasilitasi peserta didik berdoa sebelum pembelajaran dimulai

2. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik dan pembelajaran sebelumnya

3. Mengajukan pertanyaan menantang untuk memunculkan rasa ingin tahu peserta didik

4. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan

materi pembelajaran

6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai 7. Menyampaikan rencana kegiatan

Total Ya/7 x 100 % Kegiatan Inti 1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan

pembelajaran

2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata

3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat dan runtut

4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak)

5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

6. Menumbuhkan partisifasi aktif peserta didik 7. Merespon partisifasi aktif peserta didik 8. Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

10.Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

11.Sesuai alokasi waktu yang tersedia Total Ya/11 x 100 %

Penutup Pembelajaran

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik

2. Memberikan tes lisan atau tulisan

Berikan tanda cek ( ) pada kolom pilihan sesuai pelaksanaanpembelajaran

Page 192: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

175

Rumus = Skor perolehan ------------------ x 100 Total Skor Kategori penilaian :

a. Sangat baik = 90 < A < 100 b. Baik = 75 < B < 90 c. Cukup = 60 < C < 75 d. Kurang = K < 60

Mohon observer menuliskan butir-butir saran/komentar di bawah ini...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Makassar, ................................................. Observer (.............................................)

3. Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio

4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan

5. Memfasilitasi peserta didik untu berdoa sebagai ungkapan rasa syukur telah melaksanakan pembelajaran

Total Ya/5 x 100 % Total Ya/23 x 100 %

Page 193: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

176

Lampiran 4 Angket Respon Peserta Didik Angket Respon Peserta Didik ......................................

Berikan tanda cek ( ) pada kolom pilihan (...........) sesuai perasaan anda No Aspek yang Direspon Respon Siswa 1 Bagaimana perasaanmu terhadap proses pembelajaran

Bahasa Indonesia 1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru 2. Keterlibatan anda dalam kegiatan mengamati sesuatu

sesuai materi pembelajaran 3. Keterlibatan anda dalam bertanya sesuai materi

pembelajaran 4. Keterlibatan anda dalam mencoba mengerjakan sesuatu

sesuai materi pembelajaran 5. Keterlibatan anda dalam mengemukakan pendapat sesuai

fakta yang anda temukan/alami 6. Keterlibatan anda untuk mempresentasikan hasil kerja

sendiri / kelompok di depan teman-teman sekelas.

senang ............ ............ ............ ............ ............ .............

Tdk .......... .......... .......... .......... .......... ..........

2 Penggunaan media dalam proses Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Apakah media pembelajaran yang digunakan menarik

menurut anda? 2. Media membantu anda memudahkan memahami materi

pembelajaran 3. Media pembelajaran memicu anda lebih aktif melibatkan

diri dalam proses pembelajaran

Ya ............ ............ ............

Tidak

..........

..........

..........

Page 194: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

177

Lampiran 5 Pedoman Wawancara

A. Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Makassar

1. Kapan Kurikulum 2013 diberlakukan di sekolah ini? 2. Menurut Anda apakah pemberlakuan kurikulum 2013 sudah tepat waktunya

atau terlalu buru-buru? 3. Apakah sudah dibentuk tim pengembang Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan ? Siapa saja anggotanya? 4. Apakah Komite Sekolah proaktif memberikan dukungan dalam penerapan

kurikulum 2013 di sekolah ini, dalam bentuk apa dukungannya? 5. Apa saja kegiatan Tim Pengembang Kurikulum dalam kaitannya dengan

penyusunan dan pengembangan kurikulum tngkat satuan Pendidikan (sosialisasi, workshop, penyusunan dan pengembangan serta evaluasi)?

6. Adakah kegiatan pendampingan dan pemantauan dari dinas pendidikan kota sejak diberlakukannya kurikulum 2013 di sekolah ini? Berapa kali sejak diberlakukannya kurikulum 2013

7. Menurut Anda, apakah Dewan Pendidikan Kota Makassar memberikan dukungan terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013?

8. Apakah dukungan SARPRAS di sekolah ini sudah cukup memadai untuk mendukung penerapan kurikulum 2013?

9. Kendala apa saja yang dialami sejak pemberlakuan kurikulum 2013 di sekolah ini? Bagaimana solusinya?

10. Apa saran Anda terhadap pemangku kebijakan dalam implementasi kurikulum 2013?

B. Wawancara dengan Wakasek Urusan Kurikulum? 1. Berdasarkan penjelasan kepala sekolah, di sekolah ini sudah ada tim

pemgembang kurikulum, sebagai anggota pengembang apa yang sudah Anda lakukan?

2. Bagaimana proses pengembangan kurikulum 2013 dan siapa saja yang terlibat?

3. Pernahkah mengikuti workshop di tempat lain atau studi banding ke sekolah lain yang telah menerapkan kurikukum 2013?

4. Hambatan apa yang ditemui saat Anda menjalankan tugas pengembangan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum 2013?

5. Apa harapan Anda terhadap implementasi kurikulum 2013 di Sekolah ini ?

C. Wawancara dengan Guru 1. Siapakah yang pernah memberikan informasi tentang kurikulum 2013 di

sekolah Anda? 2. Teknik penyampaian informasi yang digunakan ketika sosialisasi dalam

bentuk apa? Dengan media apa?

Page 195: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

178

3. Seberapa sering sosialisasi tentang kurikulum 2013 dilakukan di sekolah ini dalam satu tahun terakhir, dan siapa saja pesertanya?

4. Menurut pendapat Anda, apakah materi yang disampaikan dalam sosialisasi/ workshop relevan dengan masalah yang berhubungan dengan kurikulum 2013?

5. Apakah anda cukup memahami materi sosialisasi kurikulum yang disampaikan oleh Narasumber dalam kegiatan sosialisasi dan workshop?

6. Langkah-langkah apa yang anda lakukan untuk menambah pengetahuan anda terkait penerapan kurikulum 2013?

7. Sejak anda menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa Indonesia apakah tim monitoring/ pendamping membantu Anda dalam menyelesaikan kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013?

8. Menurut anda, seberapa besar dukungan Kepala Sekolah dalam membantu memecahkan permasalahan penerapan kurikulum yang dialami guru dalam penerapan kurikulum 2013?

9. Menurut Anda apakah kepala sekolah proaktif dalam pengembangan implementasi kurikulum 2013 di sekolah ini?

10. Sejak kurikulum 2013 diberlakukan apakah anda pernah dilibatkan menjadi pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan?

11. Sebagai guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia apakah penyusunan RPP anda lakukan sendiri, disusun bersama teman guru yang lain, hasil kerja MGMP, atau hanya mencopy RPP dari sekolah lain?

12. Dalam penyusunan RPP hambatan apa yang Anda alami? Dan solusi apa yang anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

13. Apakah Anda membuat sendiri LKS, atau dibuat bersama teman guru yang lain atau LKS hasil kerja MGMP?

14. Setiap Anda mengajar apakah media pembelajaran anda sediakan terlebih dahulu? Jenis media apa yang Anda gunakan?

15. Apakah anda mendapat kesulitan dalam penggunaan media ? Jenis media apa yang sulit Anda gunakan?

16. Apakah Anda sudah menerapkan model pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikmulum 2103?

17. Apakah anda mendapat kesulitan dalam penerapan model pembelajaran tersebut?

18. Apakah setiap anda keluar dari ruang kelas sudah memperoleh nilai hasil belajar peserta didik?

19. Hambatan apa yang Anda dapatkan dalam melakukan penilaian autentik? 20. Menurut Anda kemampuan menerapkan kurikulum 2013 sudah cukup atau

masih membutuhkan pelatihan-pelatihan? 21. Menurut anda apakah SARPRAS yang ada di sekolah ini sudah memadai

untuk mendukung implementasi kurikulum 2013? 22. Apa saran dan harapan Anda terkait dengan implementasi kurikulum 2013?

Page 196: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

179

Lampiran 6 Format Perangkat Pembelajaran

A. Format RPP (Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan : ............................................

Mata Pelajaran : ............................................

Kelas / Semester : ............................................

Materi Pokok/ Topik : ...........................................

Alokasi Waktu/ Jumlah Pertemuan : ..........................................

A. Kompetensi Inti

.........................................................................................................................................

........................................................................

B. Kompetensi Dasar

1. ..................................... (KD pada KI-1)

2. ..................................... (KD pada KI-2)

3. .................................... (KD pada KI-3)

4. .................................... (KD pada KI-4)

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. ....................................

2. ...................................

3. dst, KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 inclub dalam proses pembelajaran

C. Tujuan Pembelajaran

1. ....................................

2. ....................................

3. dst.

D. Materi Pembelajaran (rincian dari materi pokok)

Page 197: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

180

E. Metode Pembelajaran (rincian dari kegiatan pembelajaran)

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media

2. Alat/Bahan

3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Kesatu

a. Pendahuluan (....menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (...menit)

2. Pertemuan Kedua

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (....menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (...menit)

3. dst....

H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Page 198: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

181

B. Format Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

A. Waktu (.....menit/tgl pelaksanaan)

B. Petunjuk umum:

1. ........................................................... 2. ........................................................... 3. dst.

C. Tujuan Pembelajaran 1. ........................................................... 2. ........................................................... 3. dst.

D. Aktivitas / Tugas : 1. Aktivitas / Tugas 1

Masalah/soal : .......................................................................................................................................................................................................................................................................................... Penyelesaian :

1. ....................................................................................................................................................................................................................................................................

2. ...................................................................................................................................................................................................................................................................

3. dst. Simpulan : .................................................................................................................................................................................................................................................................

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK Kompensi Inti : ....................................................................................................

Kompetensi Dasar : .................................................................................................... ................................................................................................... ................................................................................................... ...................................................................................................

Indikator : .................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. .................................................................................

Nama Siswa : ........................... N I S : ............... KeLas : ...........

Page 199: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

182

2. Aktivitas / Tugas 2

3. dst.

E. Penskoran :

................................................................................................................................................

.....................................................................................

F. Nilai

G. Rujukan

Masalah/soal : .......................................................................................................................................................................................................................................................................................... Penyelesaian :

4. ....................................................................................................................................................................................................................................................................

5. ...................................................................................................................................................................................................................................................................

6. dst. Simpulan : .................................................................................................................................................................................................................................................................

Page 200: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

183

Lampiran 7 Format Penilaian

1. Format Penilaian Sikap Spritual

Nama Peserta Didik : ....................................

Kelas : ....................................

Tanggal Pengamatan : ....................................

Materi Pokok : ...................................

No Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu.

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan. 3 Memberikan salam sebelum dan sesudah

menyampaikan pendapat / presentasi.

4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tertulis terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan.

5 Merasakan keberadaan dan Kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan.

Jumlah skor A. Petunjuk :

Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spritual yang ditampilkan oleh peserta didik, sesuai dengan kriteria berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang

tidak melakukan. 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak

melakukan. 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

B. Pedoman Penskoran :

Skor diperoleh x 4 = skor akhir Skor maksimal

Page 201: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

184

2. Format Penilaian Diri (Sikap Jujur)

Nama Peserta Didik : ...........................................

Kelas : ...........................................

Materi Pokok : ...........................................

Tanggal : ...........................................

Petunjuk :

Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.

Berilah tanda cek () sesuai dengan kondisi dan keaadaan kalian sehari-

hari.

No Pernyataan TP KD SR SL

1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan tugas.

3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan barang.

4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan

5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman yang lain.

Keterangan :

SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.

SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-

kadang tidak melakukan

KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering

tidak melakukam

TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Page 202: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

185

3. Format Penilaian Antarpeserta Didik (Sikap Disiplin)

Petunjuk :

Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang

ditampilkan oleh pserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Nama Peserta Didik yang dinilai : .................................

Kelas : .................................

Tanggal Pengamatan : .................................

Materi Pokok : .................................

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragamj sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

6 Membawa buku teks sesuai mata pelajaran

Jumlah skor

Pedoman Penskoran :

Skor diperoleh x 4 = skor akhir Skor maksimal

Page 203: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

186

4. Format Penilaian Sikap Peserta Didik

Mata Pelajaran : ....................................

Kelas : ....................................

Hari / Tanggal : ....................................

Materi Pokok : ....................................

No Nama Siswa

Sikap / Skor

Skor

Per

oleh

an

Nila

i

Ket

erbu

kaan

Ket

ekun

an b

elaj

ar

Ker

ajin

an

Teng

gang

ras

a K

edis

iplin

an

Ker

jasa

ma

R

amah

den

gan

tem

an

Hor

mat

pad

a or

ang

tua

Kej

ujur

an

Men

epat

i jan

ji K

eped

ulia

n Ta

nggu

ng Ja

wab

Skala penilaian :

1 = sangat kurang

2 = kurang konsisten

3 = mulai konsisten

4 = konsisten

5 = selalu konsisten

Page 204: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

187

5. Format Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : .............................................

Nama Proyek : .............................................

Alokasi Waktu : ............................................

Guru Pembimbing : ............................................

Nama : .................................................

NIS : .................................................

Kelas/Semester : .................................................

No Aspek Skor

1 2 3 4 5

1 PERENCANAAN

a. Persiapan

b. Rumusan Judul

2 PELAKSANAAN

a. Sistematika Penulisan

b. Keakuratan Sumber Data /

Informasi

c. Kuantitas Sumber Data

d. Penarikan Kesimpulan

3 LAPORAN PROYEK

a. Performans

b. Presentasi / Penguasaan

Total Skor

Pedoman Penskoran : A. Skala penilaian : 1 = sangat baik 2 = baik 3 = cukup 4 = kurang 5 = sangat kurang B. Skor penilaian :

Page 205: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

188

6. Format Penilaian Produk

Mata Pelajaran : .............................................

Nama Produk : ............................................

Alokasi Waktu : ...........................................

Nama Peserta Didik : ...........................................

Kelas/Semester : ...........................................

No TAHAPAN SKOR

1 2 3 4 5

1 Tahap Perencanaan Bahan

2 Tahap Proses Pembuatan :

a. Persiapan alat dan bahan

b. Teknik Pengolahan

c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan,

dan kebersihan)

3 Tahap Akhir (Hasil Produk)

a. Bentuk fisik

b. Inovasi

TOTAL SKOR

Pedoman Penskoran : C. Skala penilaian : 1 = sangat baik 2 = baik 3 = cukup 4 = kurang 5 = sangat kurang D. Skor penilaian :

Page 206: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

189

7. Format Penilaian Fortofolio

Satuan Pendidikan : .......................................................

Mata Pelajaran : ......................................................

Durasi Waktu : .....................................................

Nama Peserta Didik : ....................................................

Kelas/Semester : ...................................................

No KI / KI / PI Waktu

(Tgl)

KRITERIA

Ket

eran

gan

Ber

bica

ra

Tata

B

ahas

a

Kos

a K

ata

Uca

pan

Catatan :

PI = Pencapaian Indikator

Skor penilaian 0-10 atau 10-100

Page 207: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

190

8. Format Penilaian Konsep Diri Peserta Didik

Nama Sekolah : ...................................................

Mata Ajar : ..................................................

Nama Peserta Didik : .................................................

Kelas : .................................................

No PERNYATAAN Alternatif Ya Tidak

1 Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME agar mendapat ridho-Nya dalam belajar

2 Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh 3 Saya yakin dapat meraih prestasi 4 Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita 5 Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan

masyarakat

6 Saya suka membahas masalah politik, hukum, dan pemerintahan

7 Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku 8 Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan 9 Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat,

bangsa, dan negara

10 Saya berusaha menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

JUMLAH SKOR Pedoman penskoran :

1. Jawaban (ya) nilainya 2 sedang jawaban (tidak) nilainya 1

2. Kriteria penilaian :

0-5 = kategori tidak positif

6-10 = kategori kurang positif

11-15 = kategori positif

16-20 = kategori sangat positif

Page 208: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

191

9. Format Penilaian Gagasan Kreatif

Mata Pelajaran : ..........................................

Nama Peserta Didik : ..........................................

Topik : Energi Alternatif (contoh)

No Aspek Penilaian Skor Catatan 1 2 3 4 5 1 Kebermaknaan gagasan 2 Pemahaman pengetahuan pendukung

gagasan

3 Argumentasi gagasan 4 Bahasa dan penulisan 5 Estetika (penjilidan, kerapihan, dll) Jumlah Nilai

Pedoman Penskoran :

5 = sangat baik

4 = baik

3 = cukup

2 = kurang

1 = sangat kurang

Page 209: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

192

10. Format Penilaian Kinerja Mata Pelajaran : .......................................

Nama Peserta Didik : ......................................

Kelas : ......................................

No Aspek yang Dinilai Tingkat Kemampuan

(Skor) 1 2 3

1

2

3

Jumlah Skor

Kriteria penilaian (Skor): Sesuai aspek penilaian, misalnya : aspek pengamatan,

skor 3 (pengamatan cermat dan bebas interpretasi), skor 2 (pengamatan cermat,

tetapi mengandung interpretasi), dan skor 1 (tidak cermat)

Page 210: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

193

Lampiran 8 Hasil Telaah RPP Responden 1

Bidang Telaah Uraian / Aspek

Penilaian / Observer Rata- Rata Ket. HAR RAI TAR

1.Perumusan indikator pembelajaran ID1.1 4 4 4 4,0 ID1.2 4 3 4 3,7 ID1.3 3 3 3 3,0

RATA-RATA 3,6 2.Perumusan tujuan pembelajaran ID2.1 4 3 4 3,6

ID2.2 4 4 4 4,0 RATA-RATA 3,8

3.Pemilihan materi pembelajaran ID3.1 4 4 4 4,0 ID3.2 4 4 4 4,0 ID3.3 4 4 4 4,0 ID3.4 4 4 4 4,0

RATA-RATA 4,0 4.Pemiihan sumber belajar ID4.1 4 4 4 4,0

ID4.2 4 4 4 4,0 ID4.3 4 4 4 4,0

RATA-RATA 4,0 5.Pemilihan media pembelajaran ID5.1 4 4 4 4,0 ID5.2 4 4 3 3,6 ID5.3 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,9 6.Model pembelajaran ID6.1 4 4 4 4,0 ID6.2 4 4 4 4,0 ID6.3 4 4 4 4,0

RATA-RATA 4,0 7.Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

ID7.1 4 4 4 4,0 ID7.2 1 1 1 1,0 ID7.3 3 4 4 3,6 ID7.4 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,1 8.Sistem penilaian ID8.1 4 4 4 4,0

ID8.2 4 4 4 4,0 ID8.3 2 2 3 2,3 ID8.4 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,6 Total Rata-rata Skor 30

RATA-RATA 3,8 Observer HAR = Dra. Hj. Hartati, M.Pd. RAI = Muhammad Raisuddin, S.Pd.,M.Pd. TAR = Hj. Tarmini, S.Pd., M.Pd. Kategori penilaian rata-rata setiap indikator :

A. Sangat Baik = 3,5 <A< 4,0 B. Baik = 2,5 <B< 3,5 C. Cukup = 1,5 < C < 2,5 D. Kurang = D< 1,5

Page 211: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

194

Lampiran 9 Hasil Telaah RPP Responden 2

Bidang Telaah Uraian / Aspek

Penilaian / Observer Rata- Rata Ket. HAR RAI TAR

1.Perumusan indikator ID1.1 4 4 4 4,0 ID1.2 4 4 4 4,0 ID1.3 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,1 2.Perumusan tujuan pembelajaran ID2.1 4 3 4 3,6

ID2.2 3 4 3 3,3 RATA-RATA 3,5

3.Pemilihan materi pembelajaran ID3.1 4 4 4 4,0 ID3.2 3 4 3 3,3 ID3.3 4 4 4 4,0 ID3.4 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,8 4.Pemilihan sumber belajar ID4.1 4 4 4 4,0

ID4.2 4 4 4 4,0 ID4.3 4 4 4 4,0

RATA-RATA 4,0 5.Pemilihan media pembelajaran ID5.1 4 4 4 4,0 ID5.2 3 4 3 3,3 ID5.3 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,7 6.Model pembelajaran ID6.1 4 4 4 4,0 ID6.2 4 4 4 4,0 ID6.3 4 4 4 4,0

RATA-RATA 4,0 7.Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

ID7.1 4 4 4 4,0 ID7.2 1 1 1 1,0 ID7.3 4 4 4 4,0 ID7.4 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,3 8.Sistem penilaian ID8.1 4 4 4 4,0

ID8.2 4 4 4 4,0 ID8.3 1 1 1 1,0 ID8.4 4 4 4 4,0

RATA-RATA 3,5 Total Rata-rata Skor 29,8

RATA-RATA 3,7 Observer HAR = Dra. Hj. Hartati, M.Pd. RAI = Muhammad Raisuddin, S.Pd.,M.Pd. TAR = Hj. Tarmini, S.Pd., M.Pd. Kategori penilaian rata-rata setiap indikator :

A. Sangat Baik = 3,5 <A< 4,0 B. Baik = 2,5 <B< 3,5 C. Cukup = 1,5 < C < 2,5 D. Kurang = D < 1,5

Page 212: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

195

Lampiran 10 Hasil pengamatan Proses Pembelajaran Responden 1

Bidang Pengamatan Aspek P1 P2 P3 Ket Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Rata-rata (Ya)

100 % Rata-rata (Tidak)

0 %

Kegiatan Pendahuluan

K1.1 - - - K1.2 - - - K1.3 - - - K1.4 - - - K1.5 - - - K1.6 - - - K1.7 - - -

Total Skor 6 - 7 - 7 - Prosentase 100 0 100 0 100 0

Kegiatan Inti K2.1 - - - Rata-rata (Ya) 90,9 %

Rata-rata (Tidak) 9,1 %

K2.2 - - K2.3 - - - K2.4 - - - K2.5 - - - K2.6 - - - K2.7 - - - K2.8 - - - K2.9 - - -

K2.10 - - - K2.11 - -

Total Skor 10 1 10 1 10 1 Prosentase 90,9 9,1 90,9 9,1 90,9 9,1

Kegiatan Penutup K3.1 - - - Rata-rata (Ya) 73,3 %

Rata-rata (Tidak) 26,7 %

K3.2 - - - K3.3 - - - K3.4 - - - K3.5 - - -

Total Skor 3 2 4 1 4 1 Prosentase 60 40 80 20 80 20

Total skor semua aspek 18 3 21 2 21 2

Prosentase Keseluruhan 78,2 21,8 86,9 13,1 86,9 13,1

Rata-rata (ya) 84 %

Rata-rata (tdk) 16 %

Page 213: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

196

Lampiran 11 Hasil pengamatan Proses Pembelajaran Responden 2

Bidang Pengamatan Aspek P1 P2 P3 Ket Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Rata-rata (Ya)

85,7 % Rata-rata (Tidak) 14,3 %

Kegiatan Pendahuluan

K1.1 - - - K1.2 - - - K1.3 - - - K1.4 - - - K1.5 - - - K1.6 - - - K1.7 - - -

Total Skor 6 1 6 1 6 1 Prosentase 85,7 14,3 85,7 14,3 85,7 14,3

Kegiatan Inti K2.1 - - - Rata-rata (Ya) 87,9 %

Rata-rata (Tidak) 12,1 %

K2.2 - - K2.3 - - - K2.4 - - - K2.5 - - - K2.6 - - - K2.7 - - - K2.8 - - - K2.9 - - -

K2.10 - - - K2.11 - - -

Total Skor 9 2 10 1 10 1 Prosentase 81.8 19,2 90,9 9,1 90,9 9,1

Kegiatan Penutup K3.1 - - - Rata-rata (Ya) 66,7 %

Rata-rata (Tidak) 33,3 %

K3.2 - - - K3.3 - - - K3.4 - - - K3.5 - - -

Total Skor 3 2 3 2 4 1 Prosentase 60 40 60 40 80 20

Total skor semua aspek 18 5 19 4 20 3

Prosentase Keseluruhan 78,2 21,8 82,6 17,4 86,9 13,1

Rata-rata (ya) 82,6 %

Rata-rata (tdk) 17,4 %

Page 214: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

197

Lampiran 12 Respon Siswa Tabel Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia No Aspek yang Direspon F % F % 1 Bagaimana Perasaanmu terhadap proses

pembelajaran Senang Tidak

Senang 7. Model pembelajaran yang diterapkan oleh

guru. 30 94 2 6

8. Keterlibatan anda dalam kegiatan mengamati sesuatu sesuai materi pembelajaran

29 91 3 9

9. Keterlibatan anda dalam bertanya sesuai materi pembelajaran

30 94 2 6

10. Keterlibatan anda dalam mencoba mengerjakan sesuatu sesuai materi pembelajaran

32 100 0 0

11. Keterlibatan anda dalam mengemukakan pendapat sesuai fakta yang anda temukan/alami

32 100 0 0

12. Keterlibatan anda untuk mempresentasikan hasil kerja sendiri / kelompok di depan teman-teman sekelas.

31 97 1 3

2 Penggunaan media dalam proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Apakah media pembelajaran yang digunakan menarik menurut anda?

29 91 3 9

2. Media membantu anda memudahkan memahami materi pembelajaran

32 100 0 0

3. Media pembelajaran memicu anda lebih aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran

29 91 3 9

Page 215: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

198

Lampiran 13 Foto-Foto Penelitian

Gerbang Sekolah (Dijaga Ketat) Wawancara dengan Wakasek

Wawancara dengan Respoden 1 Wawancara dengan Responden 2

Page 216: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

199

Bagian Pendahuluan, responden 1 sedang melakukan apersepsi

Bagian Inti, siswa memerhatikan Guru mengarahkan untuk pembentukan penjelasan guru kelompok

Page 217: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

200

Siswa mengomunikasikan hasil Guru melakukan refleksi sebelum pengamatan dari kelompoknya menutup pembelajaran /

Bagian pembukaan, responden 2 melakukan apersepsi

Page 218: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

201

Bagian Inti, Guru mengarahkan peserta didik untuk mengamati teks

Peserta Didik Mengomuikasikan Hasil Pengamatannya Terhadap

Teks Hasil Observasi (Pelestarian Lingkungan Biota Laut)

Page 219: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

202

Bagian penutup, guru melakukan refleksi

Pengisian angket oleh peserta didik

Page 220: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

203

Page 221: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

204

Page 222: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

205

Page 223: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

206

Page 224: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

207

Page 225: IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN LEARNING …

208

RIWAYAT HIDUP

RAPIUDDIN. Lahir pada tanggal 31 Desember 1967 di

Soppeng Sulawesi Selatan. Anak bungsu dari tiga

bersaudara dari pasangan Paddai dengan Nakkase.

Pendidikan formal yang ia tempuh yakni pada tahun 1980

di SD Negeri Paccora Takkalala Kecamatan

Maioriwawo Kabupaten Soppeng, kemudian ia lanjut pendidikan di SMP Negeri

1 Takkalala selama tiga tahun dan selanjutnya masuk SMA Negeri 200 Watan

Soppeng (1983-1986). Tahun 1986-1990 ia melanjutkan pendidikan di IKIP

Ujung Pandang pada jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia program strata satu.

Pada bulan Desember tahun 1994 ia diangkat menjadi Calon Pegawai

Negeri Sipil dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI dan

ditempatkan sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 31.

Makassar. Sebelum ia diangkat menjadi pegawai negeri sipil ia mengajar di

beberapa lembaga pendidikan diantaranya Madrasah Tsanawiah dan Madrasah

Aliyah MDIA Taqwa Makassar (1990-1994), SMA Publik Makassar (1991-1993),

Madrasah Tsanawiah Negeri 1 Makassar (1992-1994), dan mengajar MKDU

Bahasa Indonesia di Akademi Pariwisata dan Akademi Ilmu Gizi Ammanagappa

Makassar (1992-1993). Pada bulan April 2013 diangkat menjadi Pengawas

Sekolah dalam lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Makassar. Selain

berprofesi sebagai PNS, ia juga aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

berskala nasional yaitu sebagai Sekjen dalam Pengurus Besar PPS “Nur Rachmat”

Indonesia (2004 sampai sekarang).