ins ight d igits
TRANSCRIPT
DIGITS
INSIGHT
LET'S INVOKE DIGITALINNOVATION DURING THIS
PANDEMIC
TRANSFORMASIDIGITAL ERA
PANDEMI COVID-19
THE NEW NORMAL:TEKNOLOGI DAN
PERGURUAN TINGGI
TANTANGAN ERADIGITALISASI BAGIANGKATAN KERJA
BARU
V O L . 1 | J U N E 2 0 2 0
CENTER FOR DIGITAL INNOVATION STUDIESHTTP://DIGITS.FEB.UNPAD.AC.ID/PUB.HTML
ISSN: 977 272286000
Table of Contents0 2
Kata Pengantar danSambutan
0 5
About Digits
0 6
Digitalks 4.0:"FintechAction during The
COVID-19 Pandemic"
Highlight of this year'sDigitalks 4.0
0 8
Remote Work for theFuture: How the
COVID-19 OutbreakCould Accelerates the
Transformation ofWorkforces
Rora Puspita Sari.,
1 1
Survival Mode: CaraMengelola Uang Saat
Pandemi
Irsyad Kamal
1 4
Perubahan ModelBisnis PerusahaanFintech Ditengah
Pandemi Covid-19
Tim FMC
1 7
Transformasi DigitalEra Pandemi COVID-
19
Prof. Yudi Azis
2 0
The New Normal:Teknologi dan
Perguruan Tinggi
Sunu Widianto
2 3
In-Depth Discussion:instill Uncertainty to
Digital Strategy
Hamzah Ritchi
ISSN: 977 272286000
Table of Contents2 7
Tantangan EraDigitalisasi Bagi
Angkatan Kerja Baru
Adhi Alfian
3 0
Kebangkitan VirtualReality: Oasis Digital di
Era Pandemi
Muhammad Shiddiq
3 3
Assetku, Amankah?
Felix Harly
3 5
Sumbangan DigitalKecil Dalam
Penyelesaian Pandemi:Folding@Home
Marvel Kinantan
3 7
Digits Team
Learn More About Us
3 9
Thank You
4 0
Daftar Pustaka danGambar
4 1
Digits Activity
Dewan Redaksi
Irsyad Kamal
Kharisma
Dennis Hertiandi Sabandar
Marvel Kinantan
Helmi Naufal R
Ary Bandana
Muhammad Shiddiq
Felix Harly
Zikri Firdaus
Pemimpin Redaksi Dr. Hamzah Ritchi
Redaktur Pelaksana
Sekretaris Redaksi
Redaktur
Design dan Multimedia
Koordinator Liputan
Digits Insight dipublikasi oleh DIGITS Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Padjadjaran.
Gedung C. lantai 2, Kampus Dipatiukur
Jl. Dipatiukur No.35, Kotamadya Bandung, 40132 Jawa Barat
Email: [email protected]
www.digits.feb.unpad.ac.id
E D I T O R I A L O F F I C E
DIG
ITS
| PA
GE
1Jika anda tertarik untuk menulis artikel di Digits Insight,
silahkan kunjungi www.digits.feb.unpad.ac.id
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yangtelah memberikan kita berbagai macam nikmat,sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akanselalu membawa keberkahan, baik kehidupan dialam dunia dan akhirat kelak. Dan pada akhirnyasemua cita-cita serta harapan yang ingin kita capaimenjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Digits Insight adalah salah satu upaya Pusat StudiInovasi Digital FEB Unpad untuk mewujudkan visisebagai hub diseminasi gagasan dan risetekosistem inovasi digital Indonesia. Kamibersemangat untuk terus menghadirkanpembelajaran dan menghubungkan ragamakumulasi pengetahuan dan kapabilitas bisnisdigital bagi universitas, industri, komunitas danpemerintah, suatu visi yang kami kemas sebagai“sustaining the diginnovation”.
Periodikal Digits Insight ini diharapkan mampusecara konsisten terbit sebanyak tiga kali dalamsetahun dengan menyajikan hasil riset, ulasanpraktisi, dan juga opini-opini seputar inovasidigital. Dengan komitmen dan semangatkolaborasi, tentunya frekuensi terbit dapatmenjadi diperbanyak.
Pada edisi perdana ini, kami mengusung temaseputar pandemik corona yang umumnya dikenalsebagai COVID-19. Dampak Virus Corona atauCOVID-19 telah nyata berimbas pada semuasektor terutama perekonomian global yangkontraksi. Kami mengundang tulisan yangmemberikan persepsi dan kajian bagaimanapandemik memberikan tantangan dan kesempatandalam pola pekerjaan, model bisnis, dan strategitransformasi digital dalam ragam sektorsepertikorporasi dan pendidikan tinggi.
Kami harap kehadiran periodikal Digits Insightdapat berkontribusi memberi warna danperspektif yang lebih holistik dalam kajian-kajianseputar interaksi manusia-mesin, inovasi,teknologi, dan digitalisasi. Terima kasih secarakhusus kami sampaikan kepada pada paranarasumber, kolega keluarga besar dosen danpeneliti yang antusias berkontribusi di Digits, dankhususnya para Kepala Divisi dan ResearchAssistant Digits. Edisi perdana ini kami dedikasikanbagi mereka dan bagi Fakultas EkonomiUniversitas Padjadjaran, sehingga dapatterselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.Masukkan dan saran sangat kami nantikan. Terimakasih.
Bandung, Juni 2020Ketua Pusat Studi Inovasi Digital
Kata PengantarKetua Pusat
Studi
DIG
ITS
| PA
GE
2
D R . H A M Z A H R I T C H I
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kenikmatan dan kesempatan
sehingga Periodikal Digits Insight volume pertama
ini dapat diterbitkan. Atas nama pribadi dan
Universitas Padjadjaran, saya sangat
mengapresiasi Pusat Studi Inovasi Digital
(DIGITS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Padjadjaran yang telah menginisiasi pembuatan
periodikal ini. Pada kesempatan ini, saya juga
mengucapkan selamat kepada tim editor yang
telah bekerja keras sehingga periodikal ini dapat
diterbitkan.
Revolusi digital tidak hanya mengubah persepsi
cara berbisnis tetapi juga bagaimana bisnis
dijalankan. Telah terjadi pergeseran dari cara
kerja konvensional ke cara kerja yang dibantu
oleh teknologi. Sekarang, setiap aspek bisnis dari
operasi hingga manajemen dijalankan
menggunakan alat digital.
Transformasi digital seperti itu tidak saja
mengubah cara berbisnis tetapi juga telah
mengubah setiap sisi kehidupan kita. Karena itu
inovasi dibidang digital sangat diperlukan.
Dengan terbitnya Periodikal Digits Insight ini,
diharapkan dapat menjadi wadah bagi peneliti,
mahasiswa dan masyarakat pemerhati inovasi
digital untuk berbagi informasi dan mengedukasi
masyarakat luas terkait inovasi digital yang
sedang terjadi dan berkembang di Indonesia.
Akhir kata, saya berterima kasih kepada semua
pihak yang terlibat, termasuk penulis yang telah
berpartisipasi membuat artikel-artikel yang
diterbitkan pada volume perdana ini. Semoga
Periodikal ini akan semakin baik dari sisi konten
dan reputasi, sehingga dapat bermanfaat dan
berdampak bagi para pembacanya.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi
Wabarakatuh
Rektor Universitas Padjadjaran
Kata SambutanRektor
DIG
ITS
| PA
GE
3
P R O F . D R . R I N A I N D I A S T U T I
Besar harapan kami dengan adanya periodikal ini
dapat memberikan informasi positif mengenai
perkembangan teknologi dan inovasi digital kepada
para pembacanya.
Periodikal Digits Insight ini diharapkan mampu
menjadi wadah etalase karya anak bangsa, maupun
wadah menampung ide, gagasan, saran dan
masukan untuk lebih memajukan dunia bisnis dan
digital di Indonesia. Tranformasi digital harus
didukung oleh semua pemangku kepentingan
termasuk akademisi, sehingga Indonesia dapat
menjadi bangsa maju yang disegani dengan literasi
digital yang tinggi.
Terimakasih kepada keluarga tim DIGITS FEB
Unpad dan kepada seluruh pihak yang telah
memberikan dukungan dalam penerbitan periodikal
ini demi tercapainya misi DIGITS, yaitu “Sustaining
the diginnovation ecosystem" Dukungan seluruh
pihak sangat kami hargai juga untuk edisi-edisi
periodikal berikutnya. Sekali lagi selamat untuk Tim
Digits!
Semoga Allah 'Azza Wa Jalla selalu
melindungi dan menyertai doa kita semua. Amin.
Kata SambutanDekan
Bismillahhirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulilllah hirrabil’alamin.
Puji serta syukur selalu tercurahkan kepada Allah
SWT sang pemilik alam semesta yang selalu
memberikan kita kenikmatan, salah satunya yaitu
nikmat kesempatan untuk menerbitkan Digits
Insight.
Shalawat serta salam tak henti-hentinya kita
sampaikan kepada junjungan agung Nabi
Muhammad Saw, kepada keluarganya dan
sahabatnya, semoga sampai kepada kita yang selalu
ingin mengikuti ajaran illahi yang disampaikan-Nya.
Sungguh merupakan kebanggan kami semua di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad atas terbitnya
edisi perdana periodikal digital Digits Insight ini.
Saya atas nama fakultas mengucapkan terimakasih
dan apresiasi kepada tim Pusat Studi Inovasi Digital
(DIGITS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Padjadjaran atas terbitnya periodikal ini. Digits
Insight membuktikan bahwa dosen maupun para
Research Assistant di DIGITS memiliki semangat
yang tinggi untuk mengedukasi dan
menginformasikan masyarakat luas mengenai
perkembangan teknologi dari segi bisnis yang
sedang terjadi di Indonesia, terlebih pada saat
pandemi COVID-19.
DIG
ITS
| PA
GE
4
P R O F . Y U D I A Z I S , P H . D
Pusat Studi Inovasi Digital (Center for Digital InnovationStudies or DIGITS) was established as a form of effortsfrom FEB Unpad to accumulate and disseminateknowledge and expertise in the areas of innovation withrespect to business and digitalization. Through a missionthat leads the concept of "Sustaining the DiginnovationEcosystem", DIGITS is present with the support tostrengthen digital ecosystem through various initiativeswhich ultimately entail people driving the sustainabledigital innovation. This belief is translated through variousactivities in regard to research, consultation, advisory, andother capacity building activities.
Through DIGITS, FEB Unpad contributes to createvirtuous loops in the spectrum of digital innovation withtwo defining dimensions: dimensions of creatingcompetent human being in innovation as well as digitaltransformation on the sustainment aspect, and dimensionsof strengthening collaboration between academics,business, government and community through researchand collaboration on the ecosystem aspect.
ABOUTDIGITS
DIG
ITS
| PA
GE
5
Digitalks 4.0, "Fintech Actionduring The COVID-19 Pandemic"
Earlier this year, DIGITS & HIMA BISNIS DIGITAL UNPAD hosted Digitalks 4.0 webinar with
the theme "Fintech Action during The COVID-19 Pandemic" in 15 May 2020, with Irsyad Kamal
(Head of Research and Collaboration Digits FEB Unpad) as moderator.
Participants get the chance to listen and discuss for 2 hours with Riwin Mirhadi (Head of
Education & Customer Protection OJK, West Java Regional Branch 2), Adjie Wicaksana
(Halofina CEO), Kiki Ahmadi (AMARTHA Assistant Vice President), and Reza Rizky D (POST
Head of Business),
FIRST SECTION
The first Speaker of the Webinar is Riwin Mirhadi from
OJK. His topic is about "Fintech Action during the Covid-19
Pandemic". In this part, Mister Riwin shares his insight on
the fintech situation and development in Indonesia through
the years, types of Fintech, and OJK's regulation regarding
this Fintech. Then, he further explains about the P2P
Lending and investment instruments, how we can take
advantage of those instruments wisely, and things to avoid,
such as scam and fraud.
SECOND SECTION
The second section is guided by Adjie Wicaksana fromHalofina, where his topic is about "Investing during Covid-19". In this section, he mainly explains about personalfinancial health, tips and strategies to save money or eveninvest during this pandemic.
THIRD SECTION
The third section of Digitalks is guided by Kiki Ahmadi
from Amartha, with the sub title of "how Micro P2P
Lending Business adapts to Pandemic". Here, he shares
about his insight regarding the impact of the Covid-19
pandemic on Amartha and how it affects SMEs (Small and
Medium-sized enterprises). He also explain how SMEs
can survive the pandemic.
FOURTH SECTION
The final speaker, Reza Rizky D (POST Head of Business)
bringing the subject of Business Threat in Pandemic era.
He discuss and explain the threat to a retail business in a
pandemic and how it affects fintech companies to
participant. Reza also talks about what POST is doing to
help its partners stay afloat during this pandemic
DIG
ITS
| PA
GE
6
FEATUREARTICLES
Jika anda tertarik untuk menulis artikel di Digits Insight,
silahkan kunjungi www.digits.feb.unpad.ac.id
In the US, theBureau of Labor
Statistics Reports in2018 that 25%
Workers Workedfrom Home
Occasionally RORA PUSPITA SARI
The recent COVID-19 pandemic hasemerged as an important phenomenonthat has disrupted people’s work inunprecedented ways. While somepeople have adopted digitaltechnologies as a daily part of their workeven before the pandemic, others havestruggled to move to digital options forthe first time. Nevertheless, morepeople have shifted their workbehaviour from not so digitally-enabledinto digitally integrated, especially asgovernments urge people to work fromhome to curb the virus.
As there is no clear sign when thispandemic will be over, how shouldorganisations enable workforce topractice remote working with the help ofdigital technologies? With workforcehave begun to think and settle on whatthey called “a new normal”,organisations must provide thenecessary supports so that workforcecan follow the change and keep up withtheir performance.
The shift towards a digitally enabledremote working was already takingplace even before the corona virusoutbreak has begun. This practice hasbeen long started, especially in techindustries, where workforce are allowedto work from any places other than theirformal office. Workforce can workremotely for one day in a week or
month, depending on the company’spolicy.
In the US, the Bureau of Labor Statisticsreports in 2018 that 25% workersworked from home occasionally(Simonite, 2020). This figure isforecasted to increase significantlyduring and after the pandemic.
Nevertheless, only “digital natives” and“digital immigrants” who were keen toperform remote working before thepandemic, while “digital laggards” werenot even thought to do this practice. Torefresh our understanding of the termsabove, digital native refers to those whogrew up immersed in digitaltechnologies (Colbert, Yee, & George,2016). Meanwhile, digital immigrant is aterm to describe adults who havereadily adopted digital technologies asthey have become available (Hoffmann,Lutz, & Meckel, 2014). But now, eventhe digital laggards, those who are lateand even reluctant to adopt digitaltechnologies, are forced to assimilatethese technologies into their daily worklife (Deppen, 2018).
To enable the transition processtowards remote working, organisationsshould provide essential technologysupports for their workforce. Below areservices and technologies available thatorganisation can offer to its workforce:
“REMOTE WORK FOR THE FUTURE:HOW THE COVID-19 OUTBREAK COULD
ACCELERATE THE TRANSFORMATIONOF WORKFORCES”
RORA PUSPITA SARI
DIG
ITS
| PA
GE
9
1. IT infrastructureHardware such as PC, laptop, and internetmodem is essential for workforce toperform their work practices.Organisations need to make sure to offeror lend the hardware as well as to ensurethe robustness.
2. Learning platformSubscribing to the learning platforms willhelp workforce to learn new technologiesand skills. This is important so thatworkforce can maintain and improve theirproductivity.
organisations should pay more attention todigital laggards. Digital natives and digitalimmigrants might prefer to use their ownPCs and only need to increase the security.Meanwhile, digital laggards might not have arobust laptop, never use a collaboration toolbefore, do not know how to access an onlinedatabase, and not even installing a properfirewall on their PC. By adjusting thesupports for workforce according to theirneeds, organisations can be more efficient inhelping workforce to utilise the new digitaltechnologies. This is important so that everyworkforce in the organisation can have asmooth transition towards remote workingduring and after the pandemic.
The occurrence of the COVID-19 pandemicis the perfect time for all organisations toallow a flexible working condition for theirworkforce. The transition towards thedigitally-enabled work practice could bedone smoothly with the tailored supportsfrom the organisations.
While digitalnatives anddigitalimmigrantsmight take ashort time andneed little helpto performremote workingthoroughly,organisationsshould paymore attentionto digitallaggards
DIG
ITS
| PA
GE
10
4. Cloud-based databaseAllowing workforce to access a cloud-based database can help them to obtainthe necessary data for their works. Thisalso allows the organisation to keeptrack of the updated data produced bythe workforce.
5. Secured network solutionsSince the beginning of the COVID-19outbreak, there is an increase in thecyber-attacks such as phishing orDistributed Denial-of-Service (DDoS).Organisations should help workforce toinstall all of the necessary measures toprevent these occurrences
While digital natives and digitalimmigrants might take a short time andneed little help to perform remoteworking thoroughly,
3 Collaboration toolsVideo conferences tools such as Zoomor Teams can help workforce to stayconnected with their peers andsuperior. Signing up for these toolsshould be supported by theorganisations so that workforce canutilise the services without the accesslimit.
Rora Puspita Sari, S.E., M.Sc., is a Lecturer &Researcher at Padjadjaran University and a ResearchAssociate at DIGITS. She is also a PhD Candidate inInformation System and Technology Management atUNSW Sydney
https://www.linkedin.com/in/rora-puspita-sari-73b819106/
Berdasarkan Data OJKtahun 2019, TingkatLiterasi Keuangan diIndonesia Diangka
38,3%, yangMenggambarkan
Kondisi PengelolaanUang Masyarakat masihBelum Berjalan Maksimal
I R S Y A D K A M A L
Setelah WHO menetapkan COVID-19menjadi pandemi dunia, setiap negaramulai melakukan protokol kesehatansecara ketat untuk meminimalisirpenyebaran virus tersebut. Virus inimerupakan virus yang bersifat human tohuman transfer atau dengan kata lainmenular antar manusia. Oleh karenanyamengurangi kontak antar manusiamenjadi salah satu cara terbaik untukmenekan angka penularan. Hal inimemang awalnya merupakan krisiskesehatan atau permasalahan diduniakesehatan. Tetapi ternyata pandemi inimemiliki dampak domino bukan hanyadikesehatan melainkan diberbagaisektor termasuk sektor ekonomi danjuga keuangan. Berbeda dengan krisis keuangan yangterjadi khususnya di Indonesia padatahun 1998 dan krisis dunia di 2008,kondisi saat ini mengharuskan adanyaadaptasi kebiasaan baru yang disebut“new normal”. Konsep adaptasi kebiasaanbaru ini akan menjadi suatu hal yangterus berlanjut sampai nantiditemukannya vaksin untuk COVID-19.Salah satu contoh dari adaptasikebiasaaan baru yang sangat dirasakandimasyarakat adalah bekerja dari rumah(WFH), belajar dari rumah (SFH),beribadah dari rumah, menjaga jarak(physical distancing), dan memakaimasker disetiap keluar rumah.
Adaptasi kebiasaan baru ini pastinyatetap berdampak kepada pelambatanekonomi hampir diseluruh negara,
khususnya UMKM di Indonesia yangmerasakan dampaknya paling signifikan,tidak seperti waktu krisis yang pernahdialami sebelumnya. Hal inimengakibatkan banyaknya orang yangpenghasilannya berkurang bahkan bisahilang karena adanya pelemahanekonomi saat ini. Sampai pada BulanMei 2020, di Indonesia sudah terdapatdua juta orang yang kehilanganpekerjaannya (berdasarkan data dariKementrian Ketenagakerjaan). Menjadimenarik jika kita mencari tahu lebihbanyak tentang informasi apa yangmenjadi kekhawatiran utamakebanyakan orang dari terjadinyaCOVID-19 yang menimpa mereka.Empat kekhawatiran utama merekaadalah kelangkaan produk (30%),Kelangsungan usaha dan pekerjaan(34%), risiko sakit (46%), dan yangtertinggi adalah kondisi keuanganpribadi dan keluarga (60%). (Kantar,2020)
“SURVIVAL MODE: CARA MENGELOLA UANG SAAT
PANDEMI”IRSYAD KAMAL
DIG
ITS
| PA
GE
12
"Sampai pada BulanMei 2020 diIndonesia sudahterdapat dua jutaorang yangkehilanganpekerjaannyaberdasarkan data dariKementrianKetenagakerjaan"
Sumber: Kantar (2020)
Kekhawatiran UtamaMasyarakat Terkait Covid-19
4. Optimalkan rejeki tambahan untukberinvestasiDisetiap kesulitan pasti ada kemudahan, halini mendasari pemahaman kita bahwa tetapmasih ada peluang dimasa seperti ini. Rejekitambahan yang masuk diharapkan dapatdioptimalkan untuk berinvestasi. Investasisejatinya adalah upaya menundapengeluaran hari ini untuk mempersiapkankebutuhan peneluaran dimasa depan.Investasi sebaiknya memiliki tujuan agarjelas dan terukur baik secara nilai maupunwaktu. Meskipun masa pandemi, kita tetapmembutuhkan investasi untuk sekolah anakkedepannya, membeli rumah, ataumenyiapkan penghasilan setelah pensiun.Hidup tetap berjalan sehingga jangan lupauntuk tetap berinvestasi terutama ketikamendapatkan rejeki tambahan.
Demikian survival mode untuk mengelolakeuangan dimasa pandemi, keempattahapan ini merupakan dasar dalampengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.Keempat hal ini sangat sulit dijalankantanpa adanya komitmen yang kuat. Olehsebab itu diharapkan dalam penerapansurvival mode ini sangat diperlukan unutkkeikut sertaan komitmen didalamnya.Bukan hanya komitmen untuk bertahandimasa sekarang tetapi komitmen untukmempersiapkan masa depan yang lebih baikdan tenang.
DIG
ITS
| PA
GE
13
Untuk mengurangi kekhawatirantersebut maka diperlukan panduansurvival mode untuk masyarakat yangterkena dampak dalam hal pengelolaankeuangan pribadi dan keluarga agar bisabertahan dimasa pandemi.Mengelola keuangan pribadi ataukeluarga ini tidak sulit tapi tidak mudahjuga karena diperlukan komitmen yangtinggi. Ditambah lagi tingkat literasikeuangan di Indonesia ini masih rendah,walaupun tiap tahun meningkat.Berdasarkan data OJK tahun 2019tingkat literasi keuangan di Indonesiadiangka 38,3%. Hal ini menggambarkankondisi pengelolaan uang pribadi dankeluarga untuk sebagian besarmasyarakat masih belum berjalandengan baik. Selain itu, data inimengambarkan masih banyaknyaketidaksiapan masyarakat dalam halpengelolaan keuangan untukmenghadapi pandemi ini. Berikut ini adalah panduan survivalmode: dalam pengelolaan keuanganmasa pandemi:
1. Menerima keadaanTahapan ini mungkin sebagian orangmerasa tidak penting
3. Mengelola cashflowMembuat alokasi keuangan barumerupakan bagian dari adaptasikebiasaan baru, dimana dengan kondisiini kita dapat mengurangi sebagianpengeluaran dari aktivitas yang sudahberkurang atau hilang seperti menontonbioskop diakhir pekan, gym, dankegiatan lainnya seperti hangout di cafe.Pastinya ada biaya yang berkurang danada biaya yang meningkat juga sepertibiaya internet, layanan nonton online,atau pulsa, oleh sebab itu sangatdiperlukan untuk membuat alokasikeuangan yang baru untukpenyesuaiannya demi menjaga cashflowtetap berjalan lancar. Dalam menjagacashflow ini juga sangat diperlukanuntuk kita semakin bijak dalammenggunakan uang.
Sangat disarankan dalam penggunaanyauntuk mengurangi pengeluaran yangsifatnya sekunder dan menghilangkan hal-hal tersier, sehingga alokasi banyakdigunakan untuk hal primer, danmemberikan kebaikan untuk yangmembutuhkan. Dengan memberikananggaran kebaikan sekitar 10% daripenghasilan, kita masih bisa saling berbagikhususnya kepada yang lebihmembutuhkan. Jika masih memiliki cicilandimasa pandemi ini banyak pihak khususnyabank memberikan fasilitas keringanancicilan. Hal ini sangat bisa di manfaatkanuntuk memperbaiki pengelolaan cashflowkuangan dan jangan sekali-kali menambahbeban cicilan bulanan disaat survival mode
tetapi justru bagian ini adalah awalantahap yang harus dipahami dengankondisi yang dialami karena sebenarnyayang merasakan ini banyak orang ataupihak bukan kita sendiri jadi janganpanik dan terimalah keadaan ini secaranyata.
2. Cek kondisi keuanganSetiap orang diharuskan untukmenginventarisir dan melakukanpengecekan kesehatan keuangan yangdimiliki. Hal-hal yang perlu dilakukanpengecekan antara lain adalah danadarurat, aset, investasi, piutang, maupunutang. Hal utama yang paling pentingmenjadi perhatian adalah menyiapkandana darurat karena dimasa seperti inidana darurat dapat digunakan. Dalamkata lain dana darurat adalah sejumlahdana yang disiapkan untuk menjadisumber dana disaat-saat yang tidakterduga. Biasanya besaran minimal danadarurat yang harus dimiliki adalah 6-12kali rata-rata pengeluaran operasionalpribadi atau rumah tangga dalamsebulan. Dana darurat juga selaintabungan bisa berupa aset atau investasiyang mudah dicairkan seperti logammulia, deposito, atau reksadana pasaruang.
Irsyad Kamal, S.E., MBA, QWP® is the Head ofResearch and Collaboration at DIGITS. He is also aLecturer at Padjadjaran University.
https://www.linkedin.com/in/irsyad-kamal-b9938348/
MenurutAFTECH,Sebanyak
68%Penyelenggara
Bisnis FintechTerkena Dampak
Negatif dariAdanya COVID-19
F M C T E A M
“PERUBAHAN MODEL BISNISPERUSAHAAN FINTECH
DITENGAH PANDEMI COVID-19”FINANCIAL MARKET COMMUNITY (FMC) TEAM
Financial Technology atau yang kerapdisapa dengan Fintech ini mungkinsudah tidak asing lagi dikalanganmasyarakat. Financial Technologymerupakan istilah dari inovasi yangtercipta dalam bidang jasa keuangan danfinansial. Tujuan adanya fintech adalahuntuk membantu memaksimalkan,mempertajam, dan mempercepatpelayanan keuangan denganmenggunakan teknologi. Di Indonesia sendiri sudah banyakperusahaan berbasis fintech yang telahberdiri mengingat Indonesia memilikipasar yang menjanjikan. Dengan layananmulai dari pengumpulan dana, transferdana, pembayaran dan penyaluranpinjaman dengan menggunakanteknologi membuat fintech tumbuhdengan cukup pesat dan dapat dikatakantelah menjadi sebuah trend di Indonesia.Terlebih, Fintech dapat dikatakan cukupmemberi manfaat bagi masyarakatIndonesia dan perekonomian.
Akhir – akhir ini, dunia termasukIndonesia tengah dilanda wabah virusCOVID-19. Wabah ini dapat dibilangmembawa dampak yang cukup seriuspada aktivitas bisnis dan perekonomian.Regulasi – regulasi dan peraturan yangdibuat pemerintah seperti PembatasanSosial Berskala Besar (PSBB) juga telahmengakibatkan perubahan produktivitasdan efisiensi kerja yang tidak maksimalsehingga industri fintech turutmerasakan terimbas dampak virusCorona. Imbas yang terdampak padaperusahaan fintech tidak bisa digeneralisasikan karena terdapat banyak
model bidang bisnis yang ada di industrifintech. Namun, dampak fintech secaraumum yang dirasakan menurut KetuaHarian Asosiasi Fintech IndonesiaMercy Simorangkir yaitu penundaandalam pelaksanaan aktivitas bisnis,penurunan permintaan konsumen danjumlah pengguna, penurunan transaksi,dan peningkatan risiko operasional.
Kategori bisnis fintech berbeda – beda,dari setiap kategori memiliki modelbisnis yang berbeda sehinggadampaknya pun berbeda. Menurutsurvey yang telah dilakukan olehAFTECH, sebanyak 68% penyelenggarabisnis fintech terkena dampak negatifdari adanya COVID-19, namun ada pulabeberapa yang tetap tumbuh danmengalami peningkatan jumlahpengguna maupun peningkatan jumlahtransaksi. Salah satu yang menjadisorotan saat ini adalah Peer to PeerLending. Peer to Peer Lending merupakansebuah platform yang mempertemukanpemberi dana dengan peminjam dana.Berbeda dengan Crowdfunding yangmengumpulkan beberapa investoruntuk membiayai sebuah bisnis.Kompensasi yang didapat dari Peer toPeer Lending adalah bunga pinjamansedangkan Crowdfunding adalahkepemilikan bisnis atau kompensasi lainsesuai kebijakan fintech.
Pada masa pandemi ini, di tanah airbanyak bisnis yang terguncang sampaiharus tutup dan mem-PHKkaryawannya. Namun, pada bidang P2Plending terdapat permintaan yangcukup meningkat.
Berdasarkan informasi dari AFPI, sektor yangpaling banyak menjadi lender adalah darisektor kesehatan karena kebutuhan alatkesehatan dan obat – obatan meningkat, laluada dari sektor pangan, sampai dengan sektortelekomunikasi. Berdasarkan Statistik FintechOtoritas Jasa Keuangan (OJK), outstandingpinjaman fintech pada Maret 2020 tercatatsenilai Rp14,79 triliun. Jumlahnya tumbuh12,4% (year-to-date/ytd) dari posisi akhir2019 senilai Rp13,15 triliun. Satu bulanterakhir ini, banyak sekali permintaanpinjaman dari perusahaan – perusahaan yangharus membayar THR untuk karyawan –karyawannya. Tidak hanya perusahaan besar,UMKM dan sebagian masyarakat jugaterdorong untuk melakukan pinjaman karenakeadaan dan sebagian lagi terhambat untukmembayar cicilan pembayaran.
Meskipun permintaan pinjaman sangatmeningkat, berdasarkan Statistik FintechOJK, industri fintech P2P lendingmencatatkan non-performing loan (NPL) ataudisebut juga tingkat pinjaman
DIG
ITS
| PA
GE
15
Outstanding Loan Fintech Lending
Sumber: Statistik Fintech OJK
macet meningkat sebesar 4,22 persenpada Maret 2020 atau bulan pertamapenyebaran virus Corona yang tercatatoleh pemerintah yang sebelumnyasekitar 3,92 persen. Meskipun NPLmeningkat, Ternyata hal ini tidakberdampak begitu besar terhadapbidang P2P lending. Namun,berdasarkan survey dan data, sejakbulan April lalu penyalur pinjaman danpenyalur kredit atau lender turunsebesar 5%. Selama pandemi iniberlangsung akan terus dilakukansurvey dan akan diprediksikan kembalistabil pada bulan Juni atau Juli.
Beberapa perusahaan fintech telahmengantisipasi kredit macet untukmengurangi resiko portofolio. Salah satuperusahaan yang menetapkan strategi
Ditengah segala kesulitan danketidakpastian yang terjadi saat ini, masihbanyak masyarakat yang kurang awaredalam memilih platform P2P lending.Banyak diantaranya merupakan platformilegal yang tidak terdaftar OJK sehinggapenetapan bunga pinjaman menjadi tidakjelas dan hanya akan menjadi boomerangbagi peminjam. Maka dari itu kamimenghimbau untuk para peminjam agarmemilih platform fintech P2P lending yanglegal dengan cara memastikan bahwaperusahaan telah memiliki izin resmi,terdaftar OJK, memiliki identitasperusahaan yang jelas, dan informasi bunga,denda yang jelas sehingga P2P lending yangterjadi dapat terkendali dengan jelas danaman.
Dengan segala penjelasan yang ada dapatdisimpulkan adanya perubahan model bisnispada bidang P2P lending yang mengalamipeningkatan cukup signifikan disisipeminjam sehingga mengakibatkan bisnis inicukup stabil namun ada juga terjadipenurunan dari sisi lender. Ditengah segalakesulitan dan ketidakpastian yang terjadisaat ini juga dibutuhkan ketelitian pemilihanplatform P2P lending yang jelas dan aman.
"Ditengahsegala kesulitandanketidakpastianyang terjadisaat ini, masihbanyakmasyarakatyang kurangaware dalammemilihplatform P2Plending."
Dengan segala ketidakpastian yang terjadisaat ini menyebabkan perusahaan fintechmengurungkan niatnya untuk ekspansiseperti halnya yang bergerak di sektorproduktif. Tidak sedikit para pendana(lender) akan menahan diri untukmemberikan pinjaman disaatketidakstabilan ekonomi global saat ini.Ketidakstabilan ini tidak hanya berdampakpada fintech tetapi berdampak juga dalambidang bisnis ataupun pegawai. Tidak hanyaperusahaan fintech, banyak juga perusahaanyang mengurungkan niatnya untukmelakukan ekspansi ditahun ini.
DIG
ITS
| PA
GE
16
adalah Modalku. Ditengah pandemi inibanyak UMKM yang mulai menjadipeminjam di Modalku. Pihak Modalkutelah menerapkan langkah-langkahuntuk memantau juga mengelola risikopada portofolio dalam beberapa waktuke depan. Modalku menerapkan prinsipresponsible lending sebagai langkahmitigasi resiko untuk antisipasi dampakdari virus corona. Prinsip tersebutmerupakan asas operasi Modalku dalammelakukan penilaian terhadap UMKMpeminjam dan kemampuan finansialguna melunasi pinjamannya. Adapunlangkah kedua yang dilakukan adalahpihaknya akan bereaksi lebih cepat
terhadap perubahan kondisi ekonomi makrodengan menyesuaikan batas jumlah (limit)serta jangka waktu pinjaman (tenor). Takhanya itu, Modalku akan memaksimalkankolaborasi dengan platform e-commerceyang sebagian besar penjualnya masuk kedalam segmen mikro.
Non Performing Loan Fintech
Sumber: Statistik Fintech OJK
Financial Market Community is an organization thatstudies and practice the art of trading and investing inIndonesian Stock Exchange and/or other media.The writers for this article consists of Justine NaimaCosslett (President), M. Naufal Adli (Vice President),and Sherina Raihan P. (External Director)
Berdasarkan GlobalWorld Digital
CompetitivenessIndex terbaru,
Indonesia berada diperingkat 56 dari
63 negara.Y U D I A Z I S
silaturahmi keluarga yang berbasisteknologi. Penggunaan ini tidak hanyadilakukan oleh generasi milineal namunjuga oleh generasi yang lebih seniorsehingga digitalisasi tidak lagimemandang usia. Penerapan digitaldalam masa pandemi ini juga telahmendorong penggunaan teknologidigital yang tidak lagi tersekat olehtingkat pendidikan dan status sosialnya.
Tingginya penggunaan teknologi digitalyang telah dipaksakan oleh pandemiCOVID-19 ini telah membantumengatasi resistansi terhadap adaptasiteknologi baru. Ketidakadaan pilihanlain menyebabkan faktor AttitudeToward Using dan faktor Perceived Easeof Use dalam Technology AcceptanceModel (TAM) menjadi rendah sehinggamendorong pengalaman digitalexperience secara masif. Denganlamanya masa keterpaksaan uji cobadigitalisasi dan semakin tingginyapengalaman menggunakan platformdigital, maka semakin terasa danterbangun kesadaran akan manfaat dankenyamanan yang diberikan olehteknologi digital (Ting, et. al. 2020). Halini menyebabkan meningkatnya faktorBehavioral Intention to Use sepertidijelaskan dalam Technology AcceptanceModel (TAM) tersebut. Proses inilahyang menyebabkan terjadinyaakselerasi blended activity danmendorong transformasi digital secaramasif.
Selain kenyamanan yang ditawarkanplatfom digital, dalam penerapanaktivitas daring secara masif beberapa
potensi permasalahan dapat muncul.Beberapa masalah ini antara lainkekurangandalan infrastruktur seperti sinyalyang terkadang tidak kuat dan meningkatnyacost akibat penggunaan kuota data internetyang lebih sering. Disamping itu prasaranagadget digital atau laptop juga belummemadai bagi seluruh lapisan masyarakat.Beragam permasalahan ini utamanya jugadisebabkan karena masih rendahnya tingkatliterasi digital masyarakat. Hal ini sepertidiungkapkan dari hasil survei Global WorldDigital Competitiveness Index terbaru, dimanaIndonesia berada di peringkat 56 dari 63negara. Walaupun ada peningkatan dari posisi62 di tahun sebelumnya, namun masih jauhtertinggal dari negara lain seperti Thailand(posisi 40) atau Malaysia (posisi 26). GlobalIndex ini mengungkapkan beragampermasalahan dalam literasi digital diIndonesia yaitu masih rendahnyapengetahuan, minimnya jumlah SDM yangahli, disamping keterbatasan dalamketersediaan sarana dan teknologi.
Akhir-akhir ini transformasi digitalsemakin tinggi dan berkembang dimasyarakat luas. Salah satunya adalahkarena penerapan work from home(WFH) dan school from home (SFH)sebagai upaya menurunkan potensipenularan virus COVID-19 yang sudahmewabah di dunia. Transformasi digitaladalah penggunaan teknologi digitalyang disertai berubahnya operasi danstrategi proses bisnis secara drastis.Ungkapan ini telah menjadi hal yangumum di era industri 4.0 dan society 5.0dimana dengan menggunakan data danteknologi, organisasi dapat beroperasilebih efisien dalam memberikanvaluenya bagi customer. Transformasidigital secara masif yang didorongpandemi ini sudah berlangsungbeberapa bulan dan diperkirakan akanterus berlanjut sampai dengansetidaknya akhir tahun 2020 atau lebih.Lamanya masa digital experience erapandemi ini sangat dipengaruhi olehkapan ditemukannya vaksin virus sampaivaksin tersebut dapat diproduksi secaramasal.
Dengan lamanya masa WFH dan SFH initelah meningkatkan user experiencesecara drastis untuk dapat merasakanmanfaat yang ditawarkan oleh teknologidigital. Hal ini akibat dari seringnyaplatform meeting secara digitaldigunakan oleh beragam lapisanmasyarakat sehingga memunculkansuatu tatanan baru dalam interaksisosial. Penggunaan platform digitaltidak hanya untuk rapat daring dankuliah daring, juga terjadi diberagamkegiatan sosial seperti reuni daring,pengajian daring dan
“TRANSFORMASI DIGITALERA PANDEMI COVID 19”
YUDI AZIS
DIG
ITS
| PA
GE
18
Posisi Negara Asean dalam GlobalWorld Digital Competitiveness
Sumber: imd.org
tatanan baru dimana diterapkannyamasa blended aktivitas online dan offlinedengan penguatan protokol kesehatan,maka perlu segera ada reinventing danpenataan ulang bisnis proses. The newnormal dimaksudkan agar masyarakatdapat beraktivitas secara produktifnamun terhindar dari COVID-19(Pikiran-Rakyat.com, 2020). The NewNormal tidak meniadakan aktivitas WFHdan SFH untuk hal-hal yang tidak urgendan krusial. Artinya aktivitas daringtetap penting untuk semakin dikuatkandan dikembangkan. Salah satu manfaatutama adalah semakin sinerginyablended dalam mendorong aktivitasekonomi masyarakat, denganminimalisir physical distance melaluiprotokol kesehatan dan optimalisasinon fisik melalui aktivitas digital.
Pengembangan standar operasi baruberbasis digital ini dapat dilakukansecara sinergi dan beriringan denganpengembangan protokol kesehatandalam menata era new normal. Denganmenggunakan momentum new normal inimaka pengembangan proses bisnisdapat memanfaatkan masa rendahnyaresistansi untuk mendesain ulang prosesmanual kedalam mekanisme danStandar Operasi Prosedur (SOP) dariproses lama ke dalam sistem yang baru.Dari empat aliran proses yang terjadiyaitu aliran informasi, aliran uang, aliranproduk, dan aliran orang perlu dipetakanmana saja yang perlu ditransformasikankedalam mekanisme digital. Sebagaicontoh fenomena dalam duniaperbankan yang mereduksi jumlahfrontliner dan kantor cabang, karenabanyak transaksi yang migrasi ketransaksi daring. (Azis dan Kamal, 2019;Riyanto et.al. 2019). Untuk aliraninformasi, aliran uang, dan produk yangbersifat jasa sangat dimungkinkan untukdialirkan secara digital sehinggamenurunkan interaksi fisik. Namun bagialiran produk berupa barang dan aliranorang, maka perlu membangun aliansistratejik (Strategic Alliance) danmembangun dukungan
DIG
ITS
| PA
GE
19
transportasi logistik yang handal, aman dansehat. Dengan banyaknya ojek online iniserta fenomena menurunnya tingkatpendapatan masyarakat ojek online, makapeningkatan aktivitas digital denganmendorong penggunaaan transportasi fisikakan mendapatkan manfaat double impact.
Di era pandemi yang berkepanjangan padainstansi pemerintahan dan swasta yangbelum tinggi bisnis proses digitalnya, hal iniperlu segera diantisipasi. Beberapa bisnisproses administratif yang menggunakanparaf dan tanda tangan dalam validasi untukbeberapa dokumen perlu ditinjau ulangsehingga dapat mempercepat danmemperlancar proses di semua sektor,utamanya sektor jasa dan pemerintahan.Namun hal ini perlu dilakukan dengan tetapmenjaga keamanan dan keabsahandokumen. Beberapa dokumen legal dankeuangan yang membutuhkan tanda tanganbasah perlu dicermati dengan sebaikmungkin sehingga tidak menimbulkanmasalah baru tanpa juga terjebak denganmindset lama.
Beragam training online perlu masifdikembangkan dan dengan dukunganalokasi resources yang memadai baik dalamalokasi waktu, dana, maupun keberpihakan.Alokasi resource yang memadai juga perludirealokasi selain untuk mitigasipenyebaran COVID-19, juga untukmendukung penggunaan sarana digital danpeningkatan literasi digitalnya. Salah satumanfaat utama adalah agar tidak semakintinggi angka tenaga kerja yang dirumahkanditengah melesunya geliat aktivitasekonomi akibat wabah pandemi covid-19sehingga dapat meminimalkan peningkatanjumlah masyarakat miskin baru. Selain itumomentum new normal ini adalah salah satupeluang baik untuk meningkatkan dayasaing bangsa melalui aktivitas atau bisnisproses berbasis digital. Semoga denganmenguatkan proses bisnis denganmomentum pandemi dan dilakukannyatransformasi digital dapat menjadi solusioptimal dalam memitigasi dampak wabahCovid-19 sambil meningkatkan daya saingdan kinerja.
Literasi Digital Forum Ekonomi Dunia (WEF) telahmenegaskan bahwa salah satu dari 6keterampilan literasi mendasar adalahliterasi digital, selain literasi baca tulis,numerasi, sains, keuangan, dan budaya &kewargaan. Literasi digital adalahpengetahuan dan ketrampilan dalammehamami dan menggunakan mediadigital. Untuk meningkatkan danmengembangkan literasi digital ini,terdapat setidaknya delapan elemenesensial menurut Belshaw (2011) yangjuga dirujuk dalam Materi PendukungLiterasi Digital, Gerakan LiterasiNasional Kementrian Pendidikan danKebudayaan sebagai berikut: (1)Kultural, yaitu pemahaman ragamkonteks pengguna digital; (2) Kognitif,yaitu daya pikir dalam menilai konten;(3) Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatuyang ahli dan aktual; (4) Komunikatif,yaitu memahami kinerja jejaring dankomunikasi di dunia digital; (5)Kepercayaan diri yang bertanggungjawab; (6) Kreatif, melakukan hal barudengan cara baru; (7) Kritis dalammenyikapi konten; dan (8) Bertanggungjawab secara sosial.
Beberapa cara yang dapat digunakansebagai strategi penguatan literasidigital adalah dengan mendalami akarmasalah dan mencari solusi kreatif untukmeminimalisasi masalah tersebut. Selainutamanya membangun infrastrukturyang berkaitan dengan ketersediaanresources anggaran, tidak sedikit jugapercepatan literasi ini didorong denganperubahan budaya dan mindset daring.Urgensi peningkatan pemahaman inisejalan dengan tingginya fenomena hoaxatau berita palsu, ujaran kebencian (hatespeech), bullying, radikalisme, danberagam praktek penipuan. Dimana halini sejalan dengan program GerakanNasional Literasi Digital (GNLD)Siberkreasi yang telah diinisiasikementrian kominfo.
Memasuki era The new Normal atau
Prof. Yudi Azis, S.E., S.si., S.Sos., M.T., Ph.D is the Deanof Faculty of Economic and Business of UniversitasPadjadjaran, where he is also a lecturer. He is also aresearch associate at DIGITS.
Perguruan TinggiPerlu Benar-Benar
Shifting ke Teknologiyang Lebih Baik
Sehingga Aktifitasdan Energi yang AdaDapat di AlokasikanPada Hal-Hal yang
Lebih Produktif
S U N U W I D I A N T O
masih banyak yang mengandalkan tandatangan mahasiswa dan dosen, dimanapeluang "moral hazard" terjadi sangattinggi. Karenanya, perguruan tinggiperlu benar-benar shifting ke teknologiyang lebih baik sehinga aktifitas danenergi yang ada dapat di alokasikanpada hal-hal yang lebih produktif.Transformasi teknologi tentu bukanhanya perkara adopsi teknologi itusendiri, beberapa ahli digital technologyberpendapat yang paling menantangdalam proses transformasi digitaladalah "digital mindset" para aktor diorganisasi atau institusi tersebut. Padaartikel ini saya membahas teknologi apasaja yang dapat diadopsi oleh perguruantinggi atau institusi pendidikan lainnyadalam menerapkan teknologi terkinipada aktifitas kunci mereka:
“THE NEW NORMAL: TEKNOLOGIDAN PERGURUAN TINGGI"
SUNU WIDIANTO
Industry revolution 4.0 merupakankeniscayaan bagi organisasi atauinstitusi saat ini, bahkan Jepang telahmeluncurkan Society 5.0 dimanaintegrasi people dan technology menjadihal yang tidak terelakkan dalam carahidup bangsa Jepang. Sebagai contohaplikasi dari society 5.0 dimana ArtificialIntelligence (AI) akan memberikan nilaitambah pada manusia pada hal yangsebelumnya tidak mungkin dilakukanmenjadi mungkin. Sebut saja denganaplikasi AI, petani bisa mengetahuitumbuhan atau tanaman apa yangmembutuhkan nutrisi atau pupuk yanglebih banyak pada area perkebunan yangsangat luas dengan bantuan drone hinggasiapa yang ingin berinvestasi pada areaperkebunan tersebut terhubung melaluiteknologi Internet of Things (IOT). Contohlain dalam e-commerce yaitu chatboxdimana kita bisa berinteraksi dengansebuah marketplace untuk menanyakansebuah produk yang kita cari melaluichatbox yang semakin hari semakinakurat dalam menjawab pertanyaanterkait produk atau lainnya.
Meskipun aplikasi teknologi terkini telahdiadopsi diberbagai industri, namunbagaimanakah institusi pendidikanmelihat dan mengadopsi teknologi iniuntuk aktifitas kunci mereka? Kita bisaberkaca pada hal yang sederhana sepertipresensi di sebagian besar kampus, baikternama maupun pada cluster bawah
1. Chatbox.Meskipun pengalaman dalam penggunaanchatbox telah sering kita alami seperti mesinpenjawab utk FAQ pada sebuahmartkeplace atau yang lainnya, perguruantinggi dapat juga menerapkan chatboxuntuk akses perpustakaan. Chatbox dapatmemberikan informasi apakah buku yangingin diakses oleh mahasiswa dan dosentersedia atau sedang terpinjam. Chatboxjuga dapat diaplikasikan pada website atauinformasi ujian masuk seleksi di perguruantinggi dimana pertanyaan-pertanyaanterkait berapa biaya perkuliahan,pendaftaran dan lain-lain dapat terjawabdengan mesin ini. Bahkan chatbox jugadapat dimanfaatkan untuk menjawabpertanyaan-pertanyaan mengenai topik-topik riset sederhana dan lainnya.
DIG
ITS
| PA
GE
21
2. Note-taking Seringkali mahasiswa tidak terlalu fokusuntuk menyimak pemaparan dosen karenapada waktu yang bersamaan mereka jugaharus mencatat apa yang disampaikan olehdosen. Dengan teknologi terkini kita dapatmerekam dan mentransfer kuliah dosendalam bentuk video atau podcast yangterhubung dengan platform LearningManagement System (LMS) di sebuahuniversitas. Maraknya webinar atau onlineclass pada masa outbreak Covid-19 saat ini,tentu dapat dimanfaatkan mahasiswabelajar dimanapun dan kapanpun
dapat mengelompokkan konsumenberdasarkan perilakunya dalammembeli barang di sebuah market akanterpola pada kelompok-kelompoktertentu yang dapat dimanfaatkandalam pemberian promo dan lain - lain.
Bagaimana dengan ujian masukperguruan tinggi? kita seringkalimendengar atau mengalami mahasiswasalah masuk jurusan atau tidak sesuaidengan bakat meski sebelumnya secarasadar memilih jurusan tersebut. DenganMachine Learning, kita bisa memprediksicalon mahasiswa mana yang akan baikkinerjanya ke depan dengan aplikasialgoritma prediktif machine learning.Dengan begitu kita bisa meminimalisirmahasiwa salah masuk jurusan karenamachine learning membantupenyelenggara ujian dalam menentukanjurusan yang tepat bagi calon pesertaujian. Dengan Machine learning, mesinakan diberikan informasi-informasimengenai bakat, minat, perilaku danfaktor-faktor psikologis lainnya diluarnilai UTBK.
Karena sangat sering terjadi UTBK yangbaik tidak merefleksikan kemampuanatau kinerja mahasiswa setelah diterimanamun faktor-faktor psikologis lainnyayang tidak tertangkap di nilai UTBK
menentukan keberhasilan mahasiswa .
Setelah Machine dilatih dan diujikehandalannya, dengan begitu pihakpenyelenggara akan dapat memperolehfaktor-faktor apa saja yangpaling berpengaruh untuk diterima disebuah universitas atau jurusantertentu sehingga hal tersebut yangdijadikan rujukan atau membantudalam pengambilan keputusan apakahcalon mahasiswa diterima atau tidak.Universitas juga dapat menyaringmahasiswa yang memiliki "fitness" yangtinggi dengan budaya-budaya ataukarakter dari profil lulusan yang ingindicapai sebuah universitas. Disampingitu, pihak universitas juga dapatmemanfaatkan data tracer studykepuasan penggunaan lulusan yangdapat bermanfaat dalam memprediksitingkat kemampuan kerja (employabilitylevel) mahasiswa di lapangan pekerjaankedepannya yang juga bermanfaatuntuk memprediksi perilaku apa yangperlu dikembangkan sehingga terusdapat relevan dengan kebutuhan saatini dan akan datang.
3. Digital payment online systemMeskipun pembayaran biaya kuliah ataukita kenal SPP saat ini dapat kita lakukansecara maya, namun sebagian besarsetelah mahasiwa melakukan transfertetap diperlukan proses tatap mukauntuk mencetak bukti atau harusditunjukkan pada pihak terkait denganbukti kertas tagihan. Dengan teknologitouchpoint yang terintegrasi, tentu akanmemudahkan mahasiswa dengan satuinterface yang terintegrasi untukmelakukan segala aktifitas administrasimelalui touchpoint ini sehingga tingkatengagement mahasiswa juga akanmeningkat dan keterlambatan karenakendala jauh dari bank atau lainnyadapat teratasi.
DIG
ITS
| PA
GE
22
4. Online courseOnline course semakin marak pada saatini, namun demikian tidak semua kampusmulai benar-benar serius berinvestasidan menerapkan online learning dalambentuk blended learning dan flippedclassroom. Utamanya dikarenakaninfrastuktur yang belum memadaiseperti kecepatan jaringan yang belumhandal dan aspek-aspek lainnya.
5. Machine LearningAplikasi machine learning saat ini makinberkembang pesat pada dunia bisnis.Sebut saja metode clustering yang
Sunu Widianto, S.E.,M.Sc, Ph.D is a ResearchAssociate at DIGITS. He is also a Lecturer atPadjadjaran University.
https://www.linkedin.com/in/sunu-widianto-71a08a40/
IN-DEPTHDISCUSSION:
INSTILLUNCERTAINTY
TO DIGITALSTRATEGY
H A M Z A H R I T C H I
technologies. It is achieved throughputting investments on range of digitalinnovation efforts over time to unleashbusiness value, thereby paving way tothe digital transformation.
While striving for digital innovation hasbeen an alluring move for manyenterprises seeking to toughen theirposition on the competition chessboard,the consideration on uncertainty seemsinvariably relevant, even higher.Innovating digitally entails using digitaltechnology characterized by the digitalformat of information to solidify onceanalog-oriented business processes.Once digitized, it is useable by anydigital devices, malleable to changeswith other external digital system, andultimately consumable to promote thecreation of another digital technology.Digital technology thus implies highscalability and low entry barriers,leading to wide participation anddemocratized innovation across players(Ciriello, Richter, & Schwabe, 2018). With that in mind, going digital wouldonly increase the degree of diversepossibilities manifested in the mix andintensity of future rivalry, substituteoptions, and course of competition byvirtue of emerging business valuegenerated from digital innovation. Thisdynamic in turn would amplify thedegree of uncertainty that can plausiblybe anticipated by management.Overlooking the existence of
Getting Uncertainty on BoardFuture is often ascribed to the resultingdynamics that ensue in manyorganizations’ top management meetingroom during the strategy formulation.Despite the unfavorable nuance manypeople might perceive, an uncertainbusiness environment has beenaccounted indispensable and criticalelement in composing an organizationstrategy. It is hard for most companies tofeel confident about their investmentdecisions without incorporatinguncertainty into their scenario planning.It is particularly important to achievesuch confidence with COVID-19upending large area of businesslandscape. The coronavirus crisis forcesexecutives to behave beyond the waytheir normally think when looking fornew opportunities. This challenge toconfront uncertainty also appears tocascade seamlessly when digital strategyis set as the top agenda by businessleaders. Commonly seen as the means to sustaintheir competitiveness, many largeorganization are placing their bets in arange of digital innovation initiative, forinstance involvement in startupspitching and venture capital, emergingtechnologies investment, agilemethodology, and hackathons. Digitalinnovation can typically be described asa new and innovative product andprocess delivery model that is expectedto significantly improve an organizationcapability that relies on digital
“INSTILL UNCERTAINTY INTODIGITAL STRATEGY"
HAMZAH RITCHI
DIG
ITS
| PA
GE
24
uncertainty would create a dangeroussetback for the achievement of digitalstrategy. For this reason, digital innovationshould enforce the executive lines to takeuncertainty on board meticously thanever.
Determining Strategic Posture UnderUncertainty How should companies construct soundstrategic digitalization decisions underincreasing uncertainty? The solution lieson the ability of management to avoidtreating environmental dynamicdichotomously as certain or uncertain.Rather, top management should applyproper strategic planning tools thatincorporate and fit into the contextbetween the two states along thespectrum (Courtney, Kirkland, & Viguerie,1997).
for unstable business environment, fromwhich of which the framework waspromoted. This present article will namethe referenced framework as FourLevels of Uncertainty (see figure 1). Theidea is to determine each level ofuncertainty and adapt current situationin digital innovation strategy that suitswith each dimension of uncertainty.
Level 1: A Clear-Enough Future.At level 1, one single forecast isdeveloped by managers and hencematches satisfactorily for strategydevelopment. By all means this leveldoes not portray enough reality since allbusiness environments are inherentlyuncertain. The resulting predictionwould be narrow enough forecast thatpoints to single strategic vector.
At this level we can consider majorretailers with wholesale business modeltrying to develop a strategic response tothe newly player focusing in suburbanareas spanning the city. The optioncould fall between direct competitionwith the suburban player or find anotherplayground to serve. In this case, theoption is not open wide, and theincumbent is forced to choose one oftwo options.
Despite the myriad of possible analyticsservice available, traditional analyticalprocedure like market research, valuechain analysis or rival assessment, canstill be preferred as the major choice.Range of information like capacity of thecompetitor to supply its demand andpricing structure are needed byexecutive determine proper move. Oncethat information is known, residualuncertainty would be limited, and theincumbent retailer can face competitionwith a confidence to launch its strategy.
Level 2: Alternate FuturesAt level 2, the form of uncertainty can bedescribed as some discrete scenarios.For that reason, single analysis cannot
identify which outcome will occur.Important to note here is that mostelements of the strategy would change if theoutcome were predictable. So for example,the time to make investment would be verymuch dependent on the possible outcomeswhich are entirely uncertain. One fineexample of uncertainty can bedemonstrated by the increasing presence ofover-the-top application market. Thesecontent providers enjoy a quite large shareof revenue while at the same time beingdischarged from mandatory requirementtypically addressed to conventional datainfrastructure provider run bytelecommunication companies. Feelingconfidence to directly compete with certainover-the-top content, sometelecommunication businesses confront thislevel 2 uncertainty as no amount of analysiscan be conducted to predict whethergovernment will deregulatetelecommunication operator business ornot. And accordingly, deciding whether ornot companies will replenish their capitalexpenditure to start competing is uncertain.
In this situation, popular analysis tools mayencompass using big-data analytic toprovide reliable behavioral figure of userinteractions. The result can support thedecision analysis need on few sets ofoutcomes being identified.
Among the values of digital innovationstrategy resides in its capability of usingubiquitious digital technology toprovide reliable data that may evenqualify for prescriptive analytics. Thiscapability in turn can boost confidenceover different future alternatives owingto the increasing precision and morescenario planing enrichment.
The apparent downside though,corresponds to the inherent scalabilityand digital innovation capability thatpave way for greater rivalry within themarket trajectory as commonlyexplained under disruptive innovationtheory (Bower & Christensen, 1995).When other digitally-aware playerswith comparable capability come intoplay serving similar market, it surelybrings whole lot of new dimension ofuncertainty. Top managementtherefore needs to constantly weigh upthis kind of uncertainty swing.
This article attempts to propose theframework previously introduced fordetermining the level of uncertaintysurrounding strategic decisions(Courtney et al., 1997). We argue thatcrafting strategy for digital innovationcapability fits under the similar vein ofgeneral strategy
DIG
ITS
| PA
GE
25
Picture of Level 1: A Clear EnoughFuture. A single forecast precise enough fordetermining strategy
Picture of Level 2: Alternate Futures. ·A few discrete outcomes that definethe future
The bottom-line impact can only dependon some broad quality features butcannot really provide grounded answeron the profitability and performanceattributes, leaving no obvious scenariosdue to incomplete demand information.Available tools normally adopted for thiscondition include latent-demandresearch, technology forecasting, andscenario planning. As in previous level ofuncertainty, current emergingtechnology has a number of primefunctionalities that can supportlimitation of the analytical requirementif using traditional technology. First,current technology can help companiesto play around with technicallyunlimited alternative scenarios. Second,the problem of redundant scenarios canbe overcome by setting intelligentparameters to prevent unwantedduplication from occurring, such that itis impactful for strategic decisionmaking.
Level 4: True Ambiguity.At level 4, multiple aspects ofuncertainty interact creating virtuallycomplex environment that is difficult topredict. While 3 uncertainty levelsituations still give us range to workwith scenarios, the range of possiblescenarios cannot be determined.According to the framework, identifyingall relevant variables potential to occurat this level of uncertainty is notpossible.
Level 4 uncertainty situation, eventhough rare, it somehow exists in thesituation where all determiningvariables area close to nonexistent. Itcan be exemplified by the case when afintech payment company for the firsttime decides to enter the heavilyregulated payment market. It has to facemultiple and unstructured decisionissues spanning entire market elementlike consumes potential, demand,technology maturity, business risk,
relationship between the application,service providers and multitude regulatorylayers. All of these aspects are unpredictedand in turn no plausible range of scenarioscan be established. Current advancedtechnological infrastructure is the perfectmatch to address such indeterminatecomposition. Combining the power ofinterconnectivity and ubiquity of data andprocess management, advanced technologycan lend companies various benefits.Managers are allowed to catalog currentprocess systematically to learn over whatthey know and what is possible to know. Byso doing, the analogies and patternrecognition can be initiated by learning howthings evolve over time. The capability tolearn patterns to subsequently decide whichcourse of actions sufficient to proceed ishighly feasible using current technology likethe combination of artificial intelligence,blockchain, and data lake. In return, it isexpected that level 4 uncertainty wouldtransition up to a more predictable 3 otheruncertainty levels once the regulation andindustry begin to form the shape.
No approach for sure can make theuncertainty completely vanished, but theidentification process of different level ofuncertainty offers practical guidance thatwill lead to more informed and confidentstrategic digital decisions.
DIG
ITS
| PA
GE
26
Another prediction tool at your disposalis option valuation model that extendedby data stream supply generated byInternet of thing infrastructure. Evenbetter, the richness of data supply whencombined with some artificialknowledge would allow for morepredictive power of the discretescenarios in hand.
Level 3: A Range of Futures.At level 3, a range of potential futurescan be identified as predicted by theframework. As opposed to level 2whose scenarios are few and relativelydiscrete in nature, level 3 uncertaintyprovides variety of outcomes thatworks along the continuum bounded bylimited number of key variables. As inlevel 2, some, and possibly all, elementsof the strategy would change if theoutcome were predictable.
Emerging industries or technological-based companies often face level 3uncertainty, for instance mobile phonemanufacturers. Companies playing inthis field would often face withuncertainty to really be able todetermine the real cost structure whendeciding whether to invest in newtechnological innovation of certainmobile phone product line.
Picture of Level 3: A Range of Futures. A range of possible outcomes, but nonatural scenarios
Picture of Level 4: True Ambiguity. ·No basis to forecast the future
Dr.rer.pol. Hamzah Ritchi. is the Director of DIGITS. Heis also a Lecturer at Padjadjaran University.
https://www.linkedin.com/in/hamzahritchi/
Revolusi Cara KerjaKearah Digitalisasi
dan OtomatisasiDipercaya Akan Terus
Mendisrupsi DalamBeberapa Tahun
KedepanA D H I A L F I A N
cara bekerja dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki olehcalon pekerja.
Penyesuaian/revolusi cara kerja kearahdigitalisasi dan otomatisasi dipercayaakan terus mendisrupsi dalam beberapatahun kedepan. Survey yang dilakukanoleh McKinsey pada September 2019memperkirakan bahwa angkatan kerjadi Indonesia sampai tahun 2030 akankehilangan 23 juta lapangan pekerjaanyang digantikan oleh komputer. Namunmenariknya terdapat optimisme dariarus digitalisasi tersebut, dalam kurunwaktu yang sama diprediksi akanterdapat penciptaan lapangan kerjabaru yang lebih besar, yaitu berkisarantara 27-46 juta lapangan pekerjaan(McKinsey & Company, 2019).
Perubahan model dan proses bisnis yangdisebabkan oleh perkembanganteknologi informasi pada beberapatahun ini menjadi semakin pesat. Sebagaicontoh, terjadinya penyesuaian modeltransaksi jual-beli secara online yangsemakin masif. Data yang dikeluarkaneMarketer menjelaskan bahwa transaksipenjualan retail dengan platform e-commerce pada tahun 2019 berkisar12,2% dari keseluruhan transaksi retail,atau sebesar $ 2.928 Miliar darikeseluruhan transaksi retail $ 23.956Miliar. Diperkirakan pada tahun 2023pertumbuhannya akan semakin tinggi,yaitu sekitar 22% transaksi retail akandilakukan secara online (gambar 1).Media jual-beli online pun semakinberagam, saat ini berbagai platformmedia sosial bahkan telah banyakdigunakan sebagai tempat jual beli,seperti Instagram, Facebook, Line, dansebagainya. Disamping penyedia jasa e-commerce yang terus bertumbuh danbeberapa sudah menspesifikasi produkatau jasa yang diperjual-belikan.
Disamping aspek saluran penjualanseperti yang digambarkan pada keduacontoh diatas, beberapa perubahanlainnya mencakup aspek pembangunantata kelola, penggunaan sumber dayaorganisasi, pengembangan aliranpendapatan baru, penentuan strukturbiaya, sampai kepada upaya penciptaannilai organisasi. Perubahan tersebuttentu saja akan berdampak padapenyesuaian
Seperti yang sudah banyak dibahas,beberapa lapangan kerja yang akan hilangdalam kurun satu dasawarsa kedepan yaitupekerjaan yang bersifat klerikal, rutin, danrelatif mudah untuk diprediksi. Sementarabeberapa peluang kerja baru yaitu bidangyang lebih menekankan aspek interaksidengan teknologi, kreativitas, kemampuankognitif, maupun pemecahan masalahtertentu. Aspek-aspek tersebut tentu sajabukan hanya terkait dengan bidangteknologi informasi saja, namun berbagaibidang lainnya juga akan berhubungan.
Menariknya kondisi saat ini dimana kitasemua sedang bergelut dengan pandemiCOVID-19, dapat dijadikan sebagai bahansimulasi awal tentang bagaimana peranvirtualisasi proses kerja dilakukan.Beberapa hal yang telah berhasil dilakukanmisalnya untuk proses transaksi, otorisasipekerjaan, diskusi dan negosiasi, sampaiuntuk presensi kehadiran yangkeseluruhannya dilakukan secara digital.Berbagai perubahan tersebut bukan tidakmungkin dalam beberapa waktu kedepanakan menjadi sebuah kebiasaan baru (newnormal).
Berdasarkan pelajaran diatas, poin pentingyang harus dipahami tentang prinsip kerjavirtual adalah ketersediaan perangkat yangmemadai untuk dapat menjalankan tugas-tugas berbasis digital. Ketersediaanperangkat keras, perangkat lunak, danjaringan komunikasi yang handal harusdipastikan agar proses berkegiatan secara
“TANTANGAN ERA DIGITALISASIBAGI ANGKATAN KERJA BARU"
ADHI ALFIAN
DIG
ITS
| PA
GE
28
Retail Sales Worldwide
Sumber: . E-MarketerGlobal Retail Trends (Lipsman, 2019)
machine learning, dan data analytics.
Kedua terkait kemampuan bidangteknis. Tentu saja kemampuan bidangteknis dasar yang dimiliki calon pekerjamerupakan aspek utama yang tidakdapat ditinggalkan. Misalnya calonpekerja di bidang finansial, teknik,ataupun kesehatan, masing-masingpengetahuan pokok dalam bidangkeilmuannya harus tetap dikuasai.Ketiga untuk melengkapi kedua aspekpengetahuan teknik dasar dan literasidigital diatas, kemampuan soft skill jugaperlu ditingkatkan. World EconomicForum (WEF, 2018) merincikankemampuan tambahan yang perludimiliki, terdiri dari kemampuan untukpemecahan masalah yang kompleks,berfikir kritis, kreatif, pengelolaan tim,koordinasi, negosiasi, kecerdasanemosional, fleksibilitas kognitif, danberorientasi pelayanan.
virtual tidak terhambat. Kemudian jugadiperlukan penyesuaian terhadaplingkungan kerja, waktu bekerja, hinggaprosedur dalam bekerja secara virtual.Aspek selanjutnya yang juga samapentingnya yaitu kemampuan literasidigital calon pekerja.
Literasi digital merupakan salah satu dariberbagai kemampuan tambahan yangharus dimiliki dalam menjawabtantangan era digitalisasi ini.Pertanyaannya saat ini apakah kita,khususnya para angkatan kerja barusudah mengetahui dan siap menghadapitantangan tersebut? Lalu kalau belumapa yang perlu segera dipersiapkan?
Pertama terkait kemampuan literasidigital, literasi digital disini bukan hanyaterkait dengan kemampuan penggunaanperangkat-perangkat yang ada saja.Lebih dari itu seharusnya kita dapatmenghubungkan aspek inti pengetahuankita dengan perangkat teknologi terbarusaat ini. Seperti diilustrasikan padaGambar di paling atas yangmenggambarkan contoh di bidang bisnis,kolaborasi antara aspek teknis danteknologi terkini dapat menciptakanberbagai inovasi khususnya untukbeberapa tahun kedepan yang berbasiskepada teknik business analytics, datascience,
DIG
ITS
| PA
GE
29
"World EconomicForum (WEF, 2018)merincikankemampuantambahan yangperlu dimiliki, terdiridari kemampuanuntuk pemecahanmasalah yangkompleks, berfikirkritis, kreatif,pengelolaan tim,koordinasi,negosiasi,kecerdasanemosional,fleksibilitas kognitif,dan berorientasipelayanan.
Adhi Alfian, S.E., M.Ak., MiM. is the Head ofProgram and Education at DIGITS. He is also aLecturer at Padjadjaran University.
https://www.linkedin.com/in/adhi-alfian-41a90376/
MINIARTICLES
D I G I T S T E A M
KEBANGKITAN VIRTUALREALITY, OASIS DIGITALDI ERA PANDEMIMuhammad Shiddiqhttp://linkedin.com/in/mhmd-shiddiq/
Keberadaan Pandemi COVID-19 yangpenyebarannya meluas diawal tahun 2020 telahmengubah pola hidup masyarakat tidak hanyaIndonesia, tetapi juga dunia. Guna mencegahpenularan wabah virus Corona yang meluas,masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggaldi rumah. Sekolah, bekerja bahkan beribadah pundianjurkan untuk dilakukan di rumah saja. Hampirsemua negara mengimbau warganya untuk tidakberaktivitas di luar rumah jika tidak adakepentingan yang mendesak.
Salah satu alternatif yang menarik bagi masyarakatyang ingin mengatasi rasa jenuh adalah denganmemanfaatkan teknologi Virtual Reality. Sebelummembahasnya lebih lanjut, harus diakui untukpenggunaan virtual reality sendiri di Indonesia masihcukup minim. Untuk mendapatkan pengalamanyang cukup immersive yang ditawarkan olehteknologi ini, biaya yang dikeluarkan tentunya tidaksedikit. Tidak mengherankan jika pemanfaatanteknologi ini lebih digunakan untuk kepentinganbisnis seperti pembuatan prototype dandemonstrasi produk dan bukan untuk penggunaanpersonal.
Jika kita kembali kepada kondisi saat ini, adanyapandemi COVID-19 juga memiliki dampak yangcukup masif terhadap supply chain danperekonomian secara global, yang tentunyamemperlambat penetrasi teknologi baru dimasyarakat. Namun, secara mengejutkan hal yangsama tidak berlaku pada teknologi Virtual Realty. Dibulan April 2020, persentase pemilik HeadsetVirtual Reality di Steam, yang merupakan platformdistribusi perangkat lunak mengalami pertumbuhanyang fantastis dengan persentase pertumbuhanpengguna sekitar 50%, yang berdampak padapertumbuhan jumlah pengguna Headset VR yangterdaftar di Steam menjadi 2 juta pengguna.
DIG
ITS
| PA
GE
31
Dengan adanya himbauan untuk tetap dirumahberdampak pada masyarakat yang harusberadaptasi untuk melakukan segala aktifitasnya dirumah. Tentunya kegiatan entertainment sepertipergi ke bioskop dan aktifitas outdoor lainnyaseperti arung jeram dan kegiatan outbond juga takdapat dilakukan. Bagi masyarakat yang inginmelakukan hal serupa seperti yang dicontohkan diatas, mereka harus mencari solusi alternatif untukmengatasi kejenuhan ketika mereka terjebak dirumah.
Adanya pertumbuhan pengguna teknologi VirtualReality juga dirasakan benefitnya bagi vendorheadset Virtual Reality, yang ditunjukkan olehpendapatan sebesar US$ 297 Juta yang diraup olehFacebook pada pendapatan non-iklan di KuartalPertama tahun 2020. Patut diketahui bahwapendapatan non-iklan Facebook dipengaruhi secarasignifikan oleh penjualan lini produk Oculus yangmerupakan Headset Virtual Reality oleh Facebook.Hal yang menarik untuk diketahui adalah angkapendapatan tersebut menunjukkan peningkatansebesar 80% jika dibandingkan pendapatan non-iklan Facebook di Kuartal Pertama tahun 2019.
Dengan pertumbuhan yang signifikan pada jumlahpengguna teknologi Virtual Reality meskipun terjadiepidemi COVID-19 dalam skala global, terdapatargumen menarik bahwa teknologi ini bisa bangkitmenjadi salah satu teknologi masa depan denganpenetrasi yang dalam di terhadap masyarakat luasdi masa yang akan mendatang. Adanyaperkembangan teknologi Virtual Reality dan jugakompetisi dari vendor Headset Virtual Reality antarasatu sama lain tentunya akan menurunkan Barrier toEntry bagi masyarakat hingga bisa dinikmati olehlebih banyak orang.
DIG
ITS
| PA
GE
32
Melihat sisi lain Virtual Reality, pemanfaatannyabaik sebagai alat penunjang kepentingan bisnismaupun sarana hiburan memiliki peluang bisnisyang menarik. Peluang ini juga dirasakan raksasaindustri teknologi yang dibuktikan dengan akuisisiStartup NextVR yang menyediakan konten VirtualReality oleh Apple pada Mei 2020. Bagi investoryang berani mengambil resiko, industri VirtualReality bisa saja membawa prospek yangmenjanjikan untuk dijelajahi.
"DI BULAN APRIL 2020,PERSENTASE PEMILIK HEADSETVIRTUAL REALITY DI STEAMMENGALAMI PERTUMBUHANYANG FANTASTIS DENGANPERSENTASE PERTUMBUHANPENGGUNA SEKITAR 50%"
Muhammad Shiddiq is a Research Assistant andMultimedia at DIGITS. He is also a student atPadjadjaran University.
http://linkedin.com/in/mhmd-shiddiq/
ASETKU,AMANKAH? Felix Harly
Asetku merupakan salah satu P2P Lending yangmelakukan peminjaman kepada pihak retail atauperorangan untuk kebutuhan konsumtifnya. P2PLending ini juga sudah terdaftar di OJK (OtoriasJasa Keuangan) pada 21 desember 2018 namunbelom memiliki izin usaha. Perbedaan dari terdaftardan izin usaha itu sendiri yaitu pada jenis lisensinya.Untuk yang telah terdaftar di OJK itu berarti P2PLending tersebut sudah boleh melakukan aktivitasoperasionalnya di Indonesia dalam kurun waktu 1tahun. Dalam waktu 1 tahun tersebut, Pihak P2PLending harus melakukan permohonan perizinanuntuk mendapatkan izin usahanya. Jadi Assetkusudah mendapatkan lisensi usaha sementara dariOJK.
beberapa nama Venture capitalist yang sudahterkenal dan memliki reputasi yang baik melakukankegiatan venture capitalnya ke pihak akulaku sendiri.Seqouia misalnya. Seqouia merupakan salah satupihak benture capitalistnya yang sudah melakukaninvestasi pada beberapa perusahaan start upunicorn seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, danlain - lain. Ada juga Ant Financial yang terafiliasidengan Alibaba. Jika berbagai investor besar sudahpercaya kepada akulaku, maka hal tersebut dapatmeminimalisir investasi kita di Asetku.
Pendaftaran yang mudah dan fitur yang sangatfriendly untuk diberikan oleh assetku kepadainvestornya. Dimana kita bisa melakukan investasidalam waktu yang berbeda beda serta bunga yangberbeda - beda. Di asetku juga kita bisa melihatorang orang yang kita berikan pinjaman. Adapunasuransi yang diberikan oleh Asetku untuk danapokok yang kita investasi yang di jamin olehperusaha Asuransi Staco Mandiri.
DIG
ITS
| PA
GE
33
Asetku sendiri adalah anak perusahaan dariAkulaku yang salah satu proses bisnisnya yaitumemberikan pinjaman dan cicilan dimana cicilantersebut nantinya akan didanai melalui assetkudengan kriteria yang sudah ditetapkan sepertikredit scoringnya, jumlah limit masing masingorangnya dllnya. Akulaku sendiri merupakanperusahaan yang mendapatkan venture capital dariberbagai venture capitalist hingga series dimana-
"PENDAFTARAN YANGMUDAH DAN FITUR YANGSANGAT USER FRIENDLYMEMBUAT ASSETKU SANGATDIGEMARI"
Namun jika kita teliti lebih dalam ada berbagairesiko yang kita bisa dapatkan dari P2P LendingAsetku ini. Asetku yang melakukan peminjamankepada retail untuk kegiatan konsumtif pastinyamemiliki resiko gagal bayar yang tinggidibandingkan kita melakukan peminjaman kepadapihak company atau institusi lainnya. Tetapi Asetkumendapatkan penilaian tingkat pengembalian 100%yang merupakan hal yang mustahil terjadi jika tidakdi cover oleh pihak akulaku agar bisa mendapatkannilai TKB 90 100%.
Selain itu jika kita teliti lebih dalam, Pihak AsuransiStaco mandiri sendiri telah di akusisi oleh TrimudaNuansa Citra (TNCA) dimana TNCA ini sendiri lebihdari 50% kepimilkannya dimiliki oleh Asetku danAkulaku sehingga pendanaan asuransi itu sendirisecara tidak langsung merupakan dari akulaku danassetku itu sendiri dan jika kita lihat ke laporankeuangan Asuransi Staco Mandiri itu sendiri kitabisa melihat total asset yang dimiliki olehperusahaan tersebut (per 30 Juni 2019) adalahsebesar Rp 214 Milyar dengan jumlah ekuitassebesar Rp 137 Milyar. Namun dana liquid yang dimiliki oleh Asuransi Staco Mandiri hanya Rp 53Mdimana hal ini berarti Asuransi Staco Mandiri bisamelakukan cover asuransi secara langsung sebesar5% dengan total peminjaman yang beredarsekarang di kisaran Rp 1 triliun. Hal ini pun denganasumsi bahwa Asuransi Staco Mandiri hanyamemberikan asuransi kepada pihak Asetku yangnyatanya tidak seperti itu. Maka denganpertimbangan tersebut, apakah keputusan kaliansekarang?
DANA LIQUID YANG DI MILIKI OLEHASURANSI STACO MANDIRI HANYA53M, DIMANA HAL INI BERARTIASURANSI STACO MANDIRI BISAMELAKUKAN COVER ASURANSISECARA LANGSUNG SEBESAR 5%DENGAN TOTAL PEMINJAMANYANG BEREDAR SEKARANG DIKISARA 1 TRILIUN.
Felix Harly is a Research Assistant and part ofTraining Team at DIGITS. He recently graduatedfrom Padjadjaran University.
https://www.linkedin.com/in/felix-harly-a59b26134/
DIG
ITS
| PA
GE
34
SUMBANGAN DIGITAL KECILDALAM PENYELESAIANPANDEMI: FOLDING@HOMEMarvel Kinantan
Pemberian bantuan dalam masa pandemi COVID-19 tidak harus dalam bentuk uang, alat medis, danbahan pangan. Bantuan lain bisa dalam bentuksumbangan sedikit performa komputer personaluntuk membantu dan mempercepat penelitianmengenai COVID-19. Bantuan tersebut dapat andaberikan melalui sebuah program yang disebutsebagai Folding@home
Program ini semakin aktif dengan munculnyaCOVID-19. Per 28 April 2020 sudah ada 3,5 jutakomputer yang berpartisipasi dan saat artikel inidibuat sudah ada lebih dari 4 juta CPU yangberpartisipasi dan siap memproses permodelanprotein.
What is Protein Folding?Protein adalah komponen yang penting bagiberbagai fungsi biologis. Protein biasanya berperansebagai enzim, yang memicu reaksi biokimia sepertipensinyalan sel (Cell Signalling), transportasi molekuldan regulasi sel. Tetapi sebelum protein dapatmelakukan aktivitas tersebut, protein harus dilipatkedalam struktur tiga dimensi yang terjadi secaraspontan dan tergantung pada interaksi denganasam amino di dalam protein tersebut sertainteraksi dengan asam amino disekitarnya.Penelitian mengenai pelipatan protein (ProteinFolding) dilakukan untuk mencari pembentukanlipatan protein yang paling menguntungkan.
What is Folding@homeFolding@home (FAH atau F@h) adalah sebuahprogram komputasi terdistribusi untukmensimulasikan dinamika protein yang terdiri daripelipatan protein (protein folding) dan pergerakanprotein yang terjadi dalam berbagai jenis penyakit.Program ini mengumpulkan sukarelawan untukmelakukan simulasi dinamika protein padakomputer pribadi mereka. Hasil dari simulasitersebut akan digunakan ilmuan untuk lebihmemahami biologi dan memberikan kesempatanbaru untuk mengembangkan pengobatan terbaru.Folding@home saat ini berbasis di WashingtonUniversity dan dimpimpin oleh Dr. Greg Bowman.
KEMAMPUAN PEMROSESAN DARI 4JUTA UNIT CPU INI DIKATAKANMELEBIHI KEMAMPUAN 7SUPERKOMPUTER TERCEPATDIDUNIA
DIG
ITS
| PA
GE
35
User InterfaceFolding@home
Maka dari itu pemahaman mengenai pelipatanprotein sangatlah penting untuk memahami apayang dapat dilakukan protein, karena virus jugaterdiri dari protein, dengan memahami bagaimanaprotein pada virus yang ada bekerja, maka akanmemungkinkan untuk menemukan pengobatanuntuk virus tersebut. Proses pelipatan proteinbiasanya terjadi dalam mili-detik, tetapi untukmelakukan simulasi pada komputer membutuhkanwaktu yang sangatlah panjang, hal ini terjadi karenakompleksnya proses pembentukan dan pelipatanprotein tersebut. Supercomputer dapatmelakakukan simulasi pelipatan protein ini tetapiuntuk melakukannya diperlukan biaya yangsangatlah besar. Karena itulah program komputasiterdistribusi seperti Folding@home sangatmembantu proses simulasi pelipatan protein.
How it works?Dengan mengunggah Folding@home client websiteresmi Folding@home dan menginstall clienttersebut pada komputer anda server folding@homeakan mengirimkan sejumlah model kompleks dariprotein untuk diproses secara otomatis di komputeranda dan akan dikirimkan kembali ke serverfolding@home ketika model protein tersebut selesaidiproses. Proses ini terlihat seperti membutuhkanpeforma komputer yang sangatlah tinggi dan sangatmembebani performa komputer anda, tetapi padakenyataannya untuk berpartisipasi pada program iniminimal anda memerlukan CPU Intel Pentium 4yang tergolong sebagai CPU generasi lama sehinggaanda tidak perlu terlalu khawatir tidak dapatberpartisipasi dalam program ini, lalu berapa banyakperforma komputer yang didonasikan kepemrosesan model protein ini dapat diatur sesuaidengan keinginan anda, sehingga tidak perlu panikkomputer akan terlalu panas dan tidak dapatberfungsi seperti semestinya.
DIG
ITS
| PA
GE
36
Go and help the team athttps://foldingathome.org/start-folding/
Marvel Kinantan is a Research Assistant at DIGITS.He is also a student at Padjadjaran University.
https://www.linkedin.com/in/marvel-kinantan-258608130
DIGITS' ACTIVITY
D I G I T S T E A M
Pada tanggal 7 Desember 2019, DIGITS FEB Unpadmenyelenggarakan sebuah training bertajuk “DataAnalytics for Business for Non-IT Professionals”.Training ini diadakan untuk meningkatkankemampuan peserta untuk melakukan “data analyticthinking”, dimana kompetensi ini masih sangat jarangdikuasai para pekerja di Indonesia. Padahal, analitikdata sangatlah penting dan berguna untukmenyelesaikan masalah bisnis dengan data yang ada,dan juga sebagai basis untuk data science.
Training ini dipimpin dan dibawakan olehMuhammad Yasir Muzayan Haq. Beliau adalah VicePresident of Big Data Analytics di PT Kazee DigitalIndonesia.
Pada training kali ini, beliau mengajarkan tentang 3hal utama terkait data analytics, yaitu (1) Praktek dataanalytics pada dunia bisnis; (2) Analytical ProcessPipeline: aliran proses dari data dibentuk hinggadiolah dan (3) Bagaimana cara menginterpretasi datadan diolah sehingga dapat meningkatkan kualitaspengambilan keputusan dan performa bisnis.
Training ini berjalan dengan lancar, dimana semuapeserta sangat antusias dan tertarik dengan materiyang dibagikan. Selain itu, para peserta pun sangatinteraktif, sehingga proses training berjalan denganlancar
Data Analytics for Business for Non-ITProfessionals
Business Intelligence and Visual Analyticswith Tableau
Tampilan Peserta dan Pembicara pada Google Meet (Tableau)
Pada tanggal 8-9 Juni 2020, DIGITS FEB Unpadmengadakan Online Workshop bertajuk “BusinessIntelligence and Visual Analytics with Tableau”.Workshop ini dipandu dan dipimpin oleh CeviHerdian, seorang Data Analyst Research Center PraxisBerlin (2019) dan Data Analyst and Automation ReportDeutsche Bahn (2019).
Online Workshop ini dibagi menjadi 4 topik utama,yaitu Pengenalan dan Manfaat Visualisasi Data,Business Intelligence 101, Pengenalan dasar tentangTableau itu sendiri, dan terakhir PenggunaaanTableau secara nyata di Industri dan Departemen -Departemen.
Meskipun menggunakan platform online, seminar iniberjalan dengan lancar. Para peserta sangatmenyukai pelatihan ini, dan banyak yangmenganggap bahwa pelatihan ini berguna danmembuka wawasan mereka. Banyak dari merekayang pada akhirnya meminta agar pelatihan serupadiadakan dimasa depan, dan berharap adanyatraining Tableau lanjutan di masa depan.
Penjelasan Tableau pada Peserta (Tableau)
Suasana Training Data Analytics
Foto Bersama Training Data Analytics
DIG
ITS
| PA
GE
38
DIGITS TeamLearn More About Us
VisionTo become a space of research and collaboration ofdigital business, data analysis, creative industry, andthe development of digital start up business, as wellas to serve as a means of connecting accumulationof the knowledge and expertise of digital business inUnpad, in the industry, the community, and thegovernment.
MissionTo provide a space for high quality research andtrainings in developing ideas and creativityTo answer the challenges and harness theopportunities associated with the scientificdevelopments and contribution as an active elementof this fourth industrial revolutionTo become a centre of research, exploration, andconsultation, furthermore contributing to theaccumulation and association of knowledge andinformation to prepare the people of Indonesia asactive participants of this revolution
ObjectiveTo become a space of research and collaboration ofdigital business, data analysis, creative industry, andthe development of digital start up business, as wellas to serve as a means of connecting accumulationof the knowledge and expertise of digital business inUnpad, in the industry, the community, and thegovernment.
DIG
ITS
| PA
GE
39
Members
Hamzah RitchiDirectorLinkedin:
https://www.linkedin.com/in/hamzahritchi/
Adhi AlfianHead of Program and
EducationLinkedin:
https://www.linkedin.com/in/adhi-alfian-
41a90376/
Felix HarlyTrainingLinkedin:
https://www.linkedin.com/in/felix-harly-
a59b26134/
Zikri FirdausTrainingLinkedin:
https://www.linkedin.com/in/zikrifirdausss/
Ary BandanaDesign and Multimedia
Linkedin:https://www.linkedin.co
m/in/ary-bandana-5207a9141/
Irsyad KamalHead of Research and
CollaborationLinkedin:
https://www.linkedin.com/in/irsyad-kamal-
b9938348/
Muhammad ShiddiqDesign and Multimedia
Linkedin:http://linkedin.com/in/m
hmd-shiddiq/
Helmi NaufalDesign and Multimedia
Linkedin:https://www.linkedin.co
m/in/helmi-naufal-rafdiansyah-63b147193/
Marvel KinantanResearchLinkedin:
https://www.linkedin.com/in/marvel-kinantan-
258608130/
Dennis HertiandiResearchLinkedin:
https://www.linkedin.com/in/dennis-sabandar-
8b56a4145/
Prof. Dr. Rina Indiastuti
Prof. Yudi Azis, Ph.D
Prof. Yudi Azis, Ph.D
Rora Puspita Sari
Irsyad Kamal
Tim Financial Market Community:
Justine Naima Cosslett (President)
M. Naufal Adli (Vice President)
Sherina Raihan P.(External Director)
Sunu Widianto
Hamzah Ritchi
Adhi Alfian
Digits' Research Assistant:
Muhammad Shiddiq
Felix Harly
Marvel Kinantan
Kata Sambutan
Narasumber
Thank YouKami berterima kasih kepada para narasumber dan pihak-
pihak terkait yang turut berpartisipasi dalammensukseskan terbitnya periodikal ini. Terima kasih untuk
partisipasi luar biasa dari anda semua sekalian!
DIG
ITS
| PA
GE
40
DaftarPustaka
REMOTE WORK FOR THE FUTURE: HOW THE COVID-19 OUTBREAK COULD ACCELERATES THETRANSFORMATION OF WORKFORCE BY RORA PUSPITA SARIColbert, A., Yee, N., & George, G. (2016). The digital workforce and the workplace of the future. Academy of Management Journal,59(3), 731-739. doi:10.5465/amj.2016.4003
Deppen, L. (2018). The Two Focus Areas That Separate Digital Leaders from Digital laggards in Business. Retrieved fromhttps://www.techrepublic.com/article/the-2-focus-areas-that-separate-digital-leaders-from-digital-laggards-in-business/
Hoffmann, C. P., Lutz, C., & Meckel, M. (2014). Digital Natives or Digital Immigrants? The Impact of User Characteristics on OnlineTrust. Journal of Management Information Systems, 31(3), 138-171. doi:10.1080/07421222.2014.995538
Simonite, T. (2020). Remote Work Has Its Perks, Until You Want a Promotion. Retrieved fromhttps://www.wired.com/story/remote-work-perks-until-want-promotion/
SURVIVAL MODE: CARA MENGELOLA UANG SAAT PANDEMI BY IRSYAD KAMALhttps://mediaindonesia.com/read/detail/306613-sudah-2-juta-orang-kehilangan-pekerjaan-akibat-covid-19
https://consulting.kantar.com/wp-content/uploads/2020/03/COVID-19-Asia-Infographic_FINAL.pdf
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-Survei-OJK-2019-Indeks-Literasi-Dan-Inklusi-Keuangan-Meningkat.aspx
4 1
PERUBAHAN MODEL BISNIS PERUSAHAAN FINTECH DITENGAH PANDEMI COVID-19 BY FMC TEAM“Konflik Logika Bisnis: Profit atau Nilai Valuasi Bisnis” accessed on Thursday, 23 January 2020 fromhttps://medium.com/@venturaofficialmedia/konflik-logika-bisnis-profit-atau-nilai-valuasi-bisnis-320790db6e85 “NPL Pinjaman Online Tertinggi Sejak 2018, AFPI: Tak Pengaruhi Kinerja Industri” accessed on Tuesday, 12 May 2020 fromhttps://finansial.bisnis.com/read/20200508/563/1237607/npl-pinjaman-online-tertinggi-sejak-2018-afpi-tak-pengaruhi-kinerja-industri “Ini Tiga Sektor Produktif Banjir Pembiayaan Tekfin P2P Lending” accessed on Tuesday, 12 May 2020 fromhttps://finansial.bisnis.com/read/20200505/563/1236698/ini-tiga-sektor-produktif-banjir-pembiayaan-tekfin-p2p-lending “Akseleran: Tren Penyaluran Pembiayaan di Masa Pandemi Covid-19 Belum Berubah” accessed on Tuesday, 12 May 2020 fromhttps://finansial.bisnis.com/read/20200506/563/1236975/akseleran-tren-penyaluran-pembiayaan-di-masa-pandemi-covid-19-belum-berubah “Kredit Macet Pinjaman Online Capai 4,22 Persen, Tertinggi Sejak 2018” accessed on Tuesday, 12 May 2020 fromhttps://finansial.bisnis.com/read/20200507/563/1237583/kredit-macet-pinjaman online-capai-422-persen-tertinggi-sejak-2018 “Definisi Fintech, Manfaat Fintech, dan Seluk Beluk Fintech” accessed on Tuesday,12 May 2020 from https://koinworks.com/blog/definisi-fintech/
“Pengertian Fintech, Manfaat, Jenis, dan Regulasi di Indonesia” accessedon Tuesday, 12 May 2020 from https://jojonomic.com/blog/fintech/
“Strategi Fintech P2P Mengantisipasi Kredit Macet Di Tengah Wabah Corona” accessed on Tuesday, 12 May 2020 fromhttps://keuangan.kontan.co.id/news/strategi-fintech-p2p-mengantisipasi-kredit-macet-di-tengah-wabah-corona
“OJK Minta Fintech Beri Keringanan Kredit bagi Debitur Terdampak Corona” accessed on Sunday, 10 May 2020 fromhttps://www.liputan6.com/bisnis/read/4233426/ojk-minta-fintech-beri-keringanan-kredit-bagi-debitur-terdampak-corona#
“Akibat Wabah Corona, Bisnis Fintech Di Sektor Produktif Mulai Terganggu” accessed on Sunday, 10 May 2020 fromhttps://keuangan.kontan.co.id/news/akibat-wabah-corona-bisnis-fintech-di-sektor-produktif-mulai-terganggu
“Industri Fintech Mulai Terdampak Corona, Ini Kata Aftech” accessed on Saturday, 09 May 2020 fromhttps://keuangan.kontan.co.id/news/industri-fintech-mulai-terdampak-corona-ini-kata-aftech
“P2P Lending Jadi Opsi di Tengah Masa Sulit” accessed on Saturday, 09 May2020 from https://finansial.bisnis.com/read/20200511/89/1239087/p2p-lending-jadi-opsi-di-tengah-masa-sulit
“Imbas Wabah Corona, Penyaluran Kredit Fintech P2P Lending Turun 5%” accessedon Saturday, 09 May 2020 from https://keuangan.kontan.co.id/news/imbas-wabah-corona-penyaluran-kredit-fintech-p2p-lending-turun-5
“Fintech Tak Wajib Beri Keringanan Cicilan Pinjol Saat Corona” accessedon Saturday, 09 May 2020 from https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200421182931-78-495836/fintech-tak-wajib-beri-keringanan-cicilan-pinjol-saat-corona
“COVID-19 Hancurkan Ekonomi Global, Fintech P2P Lending Bantu Selamatkan Ekonomi Nasional” accessed on Saturday, 09May 2020 from https://koinworks.com/blog/fintech-p2p-lending-selamatkan-ekonomi/
“Di Tengah Wabah Covid-19, Bisnis Fintech Masih Stabil” accessedon Saturday, 09 May 2020 from https://mediaindonesia.com/read/detail/298131-di-tengah-wabah-covid-19-bisnis-fintech-masih-stabil
“Apa Itu Peer to Peer Lending (P2P Lending)?” accessed on Saturday, 09 May 2020 from https://koinworks.com/blog/ketahui-tentang-peer-peer-lending/
4 2
TRANSFORMASI DIGITAL ERA PANDEMI COVID 19 BY YUDI AZIS
Azis, Y., & Kamal, I. (2019). Innovation in Islamic banking towards conventional banking: a study on customer in Bandung.International Journal of Business Innovation and Research, 20(4), 511-526.
Belshaw, D. (2011). What is' digital literacy'. A Pragmatic Investigation, Doctorate in Education, University of Durham, Durham.
Pikiran-rakyat.com (2020, 29 Mei). New Normal Jalan Tengah bagi Perekonomian dan Kesehatan. Diakses pada 5 Juni 2020 darihttps://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01390278/guru-besar-unpad-new-normal-jalan-tengah-bagi-perekonomian-dan-kesehatan
Riyanto, A., Primiana, I., Yunizar, Y., & Azis, Y. (2019). Digital branch: A business process reengineering in Indonesian banking.Journal of Engineering Science and Technology (JESTEC), 82-91.
Ting, D. S. W., Carin, L., Dzau, V., & Wong, T. Y. (2020). Digital technology and COVID-19. Nature medicine, 26(4), 459-461.
4 3
INSTILL UNCERTAINTY INTO DIGITAL STRATEGY BY HAMZAH RITCHI
Bower, J. L., & Christensen, C. M. (1995). Disruptive Technologies: Catching the Wave. Harvard Business Review, Jan–Feb, 1–13.Ciriello, R. F., Richter, A., & Schwabe, G. (2018). Digital Innovation. Business & Information Systems Engineering, 60(6), 563–569.https://doi.org/10.1007/s12599-018-0559-8Courtney, H., Kirkland, J., & Viguerie, P. (1997). Strategy under uncertainty. Harvard Business Review, 75(6), 66–79.
TANTANGAN ERA DIGITALISASI BAGI ANGKATAN KERJA BARU BY ADHI ALFIAN
365DataScience. (2018). 365 Data Science. Retrieved from 365 Data Science: https://365datascience.com/data-science-vs-ml-vs-data-analytics/Lipsman, A. (2019). eMarketer. Retrieved from https://www.emarketer.com/content/global-ecommerce-2019McKinsey & Company. (2019). Otomasi dan Masa Depan Pekerjaan di Indonesia. World Economic Forum. (2018). The Future of Jobs Report.
SUMBANGAN DIGITAL KECIL DALAM PENYELESAIAN PANDEMI: FOLDING@HOME BY MARVEL KINANTAN
https://www.youtube.com/watch?v=O-uwljuMp7whttps://stats.foldingathome.org/oshttps://en.wikipedia.org/wiki/Folding@home#Clienthttps://www.tomshardware.com/news/folding-at-home-worlds-top-supercomputers-coronavirus-covid-19https://www.sciencealert.com/so-many-people-are-running-folding-home-that-it-s-created-the-world-s-biggest-supercomputerhttps://twitter.com/drGregBowman/status/1255142727760543744
KEBANGKITAN VIRTUAL REALITY, OASIS DIGITAL DI ERA PANDEMI BY MUHAMMAD SHIDDIQhttps://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-https://gritdaily.com/vr-in-a-pandemic-good-news-and-bad/https://www.theverge.com/2020/4/30/21241995/facebook-q1-2020-earnings-oculus-rift-quest-sales-half-life-alyx-pandemichttps://www.bloomberg.com/news/articles/2020-05-14/apple-acquires-startup-nextvr-to-gain-virtual-reality-content
ASSETKU, AMANKAH? BY FELIX HARLY
https://www.youtube.com/watch?v=RiWrdMJTotQ
Sampulhttps://unsplash.com/photos/PhaTJPdtaCU Kata Pengantar dan Sambutanhttps://unsplash.com/photos/1_CMoFsPfso Feature Articlehttps://unsplash.com/photos/dfRgump8lsE Remote Work for the Future: How the COVID-19 OutbreakCould Accelerates the Transformation of Workforcehttps://unsplash.com/photos/DUmFLtMeAbQhttps://pixabay.com/photos/coronavirus-covid19-laptop-4967489/https://unsplash.com/photos/TMkrN9QZERwhttps://pixabay.com/illustrations/upload-online-internet-files-cloud-3406226/https://pixabay.com/illustrations/video-conference-online-home-office-5167472/ SURVIVAL MODE: CARA MENGELOLA UANG SAATPANDEMIhttps://unsplash.com/photos/vwaTtIhCjVghttps://unsplash.com/photos/BuNWp1bL0nchttps://www.pexels.com/photo/person-counting-money-with-smartphones-in-front-on-desk-210990/
PERUBAHAN MODEL BISNIS PERUSAHAAN FINTECHDITENGAH PANDEMI COVID-19https://unsplash.com/photos/ZzOa5G8hSPIhttps://www.pexels.com/photo/person-holding-10-and-10-euro-banknotes-3943746/
IN-DEPTH DISCUSSION: INSTILL UNCERTAINTY INTODIGITAL STRATEGYhttps://unsplash.com/photos/BkkVcWUgwEkhttps://pixabay.com/photos/concept-man-papers-person-plan-1868728/
The New Normal: Teknologi dan Perguruan Tinggi https://www.pexels.com/photo/woman-writing-on-notebook-3803242/https://pixabay.com/photos/office-phone-coffee-table-laptop-1589459/ https://unsplash.com/photos/RvPiAVE-zWo Transformasi Digital era Pandemi Covid 19https://unsplash.com/photos/SYTO3xs06fU
Tantangan Era Digitalisasi Bagi Tenaga Kerja Baru https://unsplash.com/photos/6dW3xyQvcYE
Mini Articleshttps://unsplash.com/photos/s9CC2SKySJM Kebangkitan Virtual Reality, Oasis Digital di Era Pandemihttps://pixabay.com/photos/mobile-phone-smartphone-3d-1875813/https://pixabay.com/illustrations/virtual-reality-simulator-virtual-2874659/https://unsplash.com/photos/l862hX_FET8 SUMBANGAN DIGITAL KECIL DALAM PENYELESAIANPANDEMI: Folding@homehttps://unsplash.com/photos/unRkg2jH1j0https://pixabay.com/photos/business-calculator-calculation-861325/https://unsplash.com/photos/SAYzxuS1O3M SUMBANGAN DIGITAL KECIL DALAM PENYELESAIANPANDEMI: Folding@homehttps://pixabay.com/photos/laboratory-analysis-chemistry-2815641/ https://pixabay.com/illustrations/dna-biology-science-dna-helix-163710/
Daftar Gambar
4 4
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.Center for Digital Innovation Studies
Gedung C. lantai 2, Kampus DipatiukurJl. Dipatiukur No.35, Kotamadya Bandung, 40132 Jawa Barat
Email: [email protected]
Website: www.digits.feb.unpad.ac.idFacebook: @UnpaddigitsInstagram: @DigitsunpadTwitter: @Digitsunpad
THIS PERIODICAL IS BROUGHT TO YOU BY: