ipi188893

26
AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI PENILAIAN EFEKTIVITAS SUMBER DAYA MANUSIA (Studi kasus pada PT. Shaftindo Energi) Anindita Prastuti Universitas Brawijaya, Jl. M.T. Haryono 165, Malang ABSTRACT Management audit of human resource at PT. Shaftindo Energi aims to know how effective the development of human resource function and identify weaknesses and give recommendation or improvement alternative to reach the effective human resource development. This research used descriptive research method. The datas got from field studies, those are by interview, observation, documentation, and questionnaire. Data analyzing process used a qualitative analysis method by compared three elements which is criteria, cause, and effect to know how succeed the management develop the human resource. The problem boundary is effectiveness assessment of human resource function at PT. Shaftindo Energi. The functions are (1) human resource planning (2) human resource recruitment (3) human resource selection and orientation (4) manpower training and development (5) work assessment (6) compensation (7) manpower protection (8) company and employee relationship (9) termination of employment. Based on the result of the research, most of the function already effective, they are human resource planning, manpower training and development, work assessment, compensation management, manpower protection, and termination of employment. While human resource recruitment, human resource selection and orientation, and company & employee relationship are ineffective. Based on the weakness were found on the function, the author gives some recommendations and improvement alternatives to be used by PT. Shaftindo Energi as feedback in future human resource development. Keywords: Management Audit, Effectiveness, Human Resource Function, criteria, causes, effect, recommendation

Upload: junlauw

Post on 05-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

  • AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI PENILAIAN EFEKTIVITAS SUMBER

    DAYA MANUSIA

    (Studi kasus pada PT. Shaftindo Energi)

    Anindita Prastuti

    Universitas Brawijaya, Jl. M.T. Haryono 165, Malang

    ABSTRACT

    Management audit of human resource at PT. Shaftindo Energi aims to know how

    effective the development of human resource function and identify weaknesses and

    give recommendation or improvement alternative to reach the effective human

    resource development. This research used descriptive research method. The datas

    got from field studies, those are by interview, observation, documentation, and

    questionnaire. Data analyzing process used a qualitative analysis method by

    compared three elements which is criteria, cause, and effect to know how succeed

    the management develop the human resource. The problem boundary is

    effectiveness assessment of human resource function at PT. Shaftindo Energi. The

    functions are (1) human resource planning (2) human resource recruitment (3)

    human resource selection and orientation (4) manpower training and development

    (5) work assessment (6) compensation (7) manpower protection (8) company and

    employee relationship (9) termination of employment. Based on the result of the

    research, most of the function already effective, they are human resource planning,

    manpower training and development, work assessment, compensation management,

    manpower protection, and termination of employment. While human resource

    recruitment, human resource selection and orientation, and company & employee

    relationship are ineffective. Based on the weakness were found on the function, the

    author gives some recommendations and improvement alternatives to be used by

    PT. Shaftindo Energi as feedback in future human resource development.

    Keywords: Management Audit, Effectiveness, Human Resource Function,

    criteria, causes, effect, recommendation

  • PENDAHULUAN

    Sumber daya manusia adalah aset perusahaan yang memiliki peran sangat

    penting dalam menjalankan perusahaan dan menentukan arah perusahaan dalam

    tujuannya mencapai keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan fungsi yang berperan

    khusus dalam mengelola kinerja SDM, yaitu fungsi personalia atau fungsi SDM.

    Fungsi ini bertanggung jawab untuk merekrut sumber daya manusia untuk

    perusahaan, kemudian mengelola dan mengembangkannya agar dapat menjadi aset

    perusahaan yang lebih berkualitas. Dalam rangka mengelola sumber daya manusia

    sebagai aset perusahaan, perusahaan tentunya mengeluarkan biaya-biaya yang

    menjadi beban perusahaan, sebagai contohnya adalah beban gaji. Pembayaran gaji

    oleh perusahaan tidak dapat dihindari walaupun perusahaan sedang mengalami

    penurunan pendapatan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan

    apakah biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan tersebut sudah sebanding

    dengan kontribusi sumber daya manusia terhadap perusahaan.

    Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau

    cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang

    dimiliki oleh individu secara efektif dan efisien serta dapat digunakan secara

    maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan

    masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap

    karyawan adalah manusia, bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya

    bisnis. Manajemen sumber daya manusia juga merupakan serangkaian tugas yang

    berkaitan dengan upaya-upaya memperoleh karyawan, melatih, mengembangkan,

    memotivasi, mengorganisasikan dan memelihara karyawan sebuah perusahaan

    sampai suatu ketika terjadi pemutusan hubungan kerja sehingga audit manajemen

    sumber daya manusia digunakan sebagai suatu alat atau instrumen dari perubahan

    (Mangkuprawira, 2002: 14-15). Perusahaan perlu memiliki sebuah manajemen

    sumber daya manusia yang baik agar dapat meningkatkan efektivitas fungsi sumber

    daya manusia yang dimiliki perusahaan karena efektivitas merupakan salah satu

    faktor yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan.

    Fungsi SDM dalam suatu perusahaan biasanya disebut dengan fungsi Human

    Resource Development (HRD) atau fungsi SDM. Fungsi SDM dalam beberapa

    perusahaan dikelompokkan dalam suatu kelompok sentralisasi tunggal, yaitu suatu

    departemen yang bertanggung jawab untuk mendapatkan, mengembangkan, dan

    memelihara/mempertahankan sumber daya manusia (Tunggal: 1992). Fungsi SDM

    suatu perusahaan sebagaimana fungsi-fungsi lain dalam perusahaan yang tidak

    dapat terhindar dari permasalahan. Masalah yang sering terjadi dalam hal SDM

    tidak hanya berasal dari fungsi SDM saja tetapi juga dapat dipengaruhi oleh semua

    bagian di dalam perusahaan. Masalah-masalah yang terjadi dapat dipengaruhi oleh

    suasana kerja, sikap pimpinan, tekanan, dan lain sebagainya.

    Untuk mengantisipasi resiko terjadinya masalah dan mengoptimalkan

    sumber daya manusia, perusahaan perlu melakukan evaluasi apakah fungsi sumber

    daya manusia ini telah dijalankan secara efektif melalui audit manajemen. Audit

  • manajemen diadakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi adanya kelemahan-

    kelemahan yang dapat menghambat operasional perusahaan. Audit manajemen

    sumber daya manusia dimaksudkan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas

    sumber daya manusia di dalam sebuah perusahaan yang memerlukan perbaikan.

    Hasil dari audit manajemen sumber daya manusia ini dapat dijadikan sumber

    informasi untuk para manajer perusahaan mengenai efektivitas sumber daya

    manusia yang dimiliki. Dari audit manajemen dapat diperoleh rekomendasi

    perbaikan dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia.

    Audit manajemen sumber daya manusia merupakan suatu aktivitas untuk

    menilai sumber daya manusia dalam perusahaan untuk mencari, menemukan, dan

    mengevaluasi fakta sejauh mana manajemen berhasil melakukan fungsinya untuk

    mengelola personil yang terdapat pada perusahaan. Audit manajemen ini dapat

    dilaksanakan oleh internal perusahaan maupun eksternal. Audit manajemen masih

    jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia karena tidak ada

    peraturan khusus yang mengharuskan suatu perusahaan menerapkan audit

    manajemen dalam kegiatan perusahaannya. Audit manajemen biasanya dilakukan

    jika terdapat masalah yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Perusahaan

    yang rentan mengalami permasalahan operasional yang berkaitan dengan

    manajemen sumber daya manusia kebanyakan adalah perusahaan yang padat karya.

    Semakin banyak jumlah karyawan dalam sebuah perusahaan tentunya

    membutuhkan manajemen sumber daya manusia yang lebih baik.

    PT. Shaftindo Energi sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa EPC dan

    pipeline construction untuk oil and gas company memiliki banyak tenaga kerja.

    Setiap pelaksanaan proyek dari kontrak kerja selalu melibatkan puluhan tenaga

    kerja proyek atau yang biasa disebut dengan istilah man power. Keberadaan man

    power yang tersebar di luar kantor PT. Shaftindo Energi menyebabkan kontrol

    terhadap karyawan ini membutuhkan perlakuan khusus. Oleh karena itu penulis

    merasa bahwa PT. Shaftindo Energi membutuhkan audit manajemen pada fungsi

    sumber daya manusia. Dari pelaksanaan audit manajemen dapat ditemukan

    kelemahan yang terjadi di dalam manajemen perusahaan. Kemudian auditor

    memberikan rekomendasi berupa perbaikan yang bisa diterapkan oleh perusahaan

    untuk mencapai manajemen yang lebih efektif.

    LANDASAN TEORI

    Pengertian Audit

    Pengertian audit menurut A. Arens (1996:1) didefinisikan sebagai suatu proses

    pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur

    mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen

    untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-

    kriteria yang telah ditetapkan. Definisi di sini lebih menitikberatkan pada proses audit

    data akuntansi. Yang menjadi perhatian dalam audit ini adalah menentukan apakah

  • informasi yang tercatat telah mencerminkan dengan benar kejadian ekonomi pada periode

    tersebut.

    Audit Manajemen

    Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi

    perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi

    internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang

    memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara

    sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau

    sebagian dari entitas yang bias diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah

    sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien serta apakah tujuan dari

    program dan aktivitas yang telah drencanakan dapat tercapai dan tidak melanggar

    ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan (Bayangkara,

    2008:2). Sedangkan definisi audit manajemen menurut Agoes (2004:175) adalah

    suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan

    akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk

    mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien,

    dan ekonomis.

    Dalam buku Tunggal (1992:4), audit manajemen merupakan suatu penilaian

    dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau

    setiap entitas dan subentitas yang dapat diaudit. Penekanannya adalah untuk

    mencapai efisiensi yang lebih besar, efektivitas, dan ekonomisasi dalam usaha dan

    organisasi yang lain. Selain itu dikatakan juga di dalam bukunya bahwa audit

    manajemen dapat didefinisikan sebagai penilaian sistem manajemen perusahaan,

    apakah sistem tersebut beroperasi secara efektif dan risiko apa yang mungkin timbul

    apabila sistem tersebut tidak beroperasi secara efisien.

    Tujuan Audit Manajemen

    Menurut Bayangkara (2008:3) audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi

    kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga

    dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas

    pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Berkaitan

    dengan tujuan ini titik berat audit diarahkan terutama pada berbagai objek audit

    yang diperkirakan dapat diperbaiki di masa yang akan datang, di samping juga

    mencegah kemungkinan terjadinya berbagai kerugian.

    Menurut Agoes (2004:175), tujuan umum dari manajemen audit adalah:

    Untuk menilai kinerja (performance). Audit manajemen diharapkan dapat

    digunakan untuk menilai kinerja, baik dari manajemen dan berbagai fungsi dalam

    perusahaan.

  • Untuk menilai efisiensi dan ekonomis. Tujuan audit manajemen ini juga ingin

    menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya) yang

    dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

    Untuk menilai efektivitas. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan penilaian

    tentang efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah

    ditetapkan oleh top management.

    Untuk dapat memberikan rekomendasi. Top management selaku orang yang

    memiliki jabatan yang tinggi di dalam perusahaan seharusnya dapat memberikan

    kontribusi yang baik bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu, salah satu tujuan

    audit manajemen juga digunakan dapat memberikan rekomendasi kepada top

    manajemen untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam

    penerapan pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur

    operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan

    efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.

    Langkah-langkah Audit Manajemen

    Langkah-langkah dalam melakukan audit merupakan salah satu hal penting yang

    mendorong tercapainya keberhasilan pelaksanaan audit manajemen. Langkah-

    langkah audit manajemen secara umum tidak jauh berbeda antara satu jenis

    perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut Siagian (2001:26), langkah-

    langkah tersebut adalah:

    Langkah pertama yaitu melakukan penentuan cakupan audit yang mana audit dapat

    mencakup seluruh segi operasional perusahaan ataupun hanya pada bidang

    fungsional tertentu, hal ini tergantung pada persepsi dan interpretasi manajemen

    puncak tentang cakupan tersebut karena manajemen puncak yang mengambil

    tindakan korektif berdasarkan temuan dan saran tindak para pelaksana audit.

    Langkah kedua melakukan perencanaan kegiatan audit yaitu perencanaan audit

    mencakup pada penyusunan rencana aksi yang dipandang tepat. Rencana aksi yang

    dilakukan adalah identifikasi komponen perusahaan yang akan menjadi sumber

    data, jangka waktu pelaksanaan audit, pengorganisasian kegiatan audit, penentuan

    instrumen, pengumpulan data, dan teknik analisis yang akan digunakan. Selanjutnya

    langkah ketiga pengumpulan fakta, yaitu pemilihan teknik pengumpulan dan

    merupalan hal yang penting karena tidak ada suatu teknik pengumpulan data yang

    sama efektifnya untuk semua kegiatan audit. Dalam melakukan pengumpulan fakta

    ada beberapa teknik yang dapat digunakan menurut Siagian (2001:27) antara lain:

    a. Mempelajari dokumen resmi perusahaan tentang bidang fungsional atau komponen yang diaudit

    b. Melakukan wawancara dengan manajemen dan para karyawan yang menangani bidang fungsional atau satuan kerja tertentu

    c. Menyusun dan menyebarluaskan kuisioner kepada pihak tertentu d. Melakukan survei langsung di lapangan

  • Langkah keempat yaitu analisis data. Dalam tahapan ini merupakan tahapan

    yang penting dan bersifat kritikal karena pemilihan teknik analisis data yang tepat

    akan menghasilkan informasi yang relevan, mutakhir, lengkap, dan dapat dipercaya.

    Penggunaan teknik yang tepat juga berarti bahwa dalam melakukan analisis data:

    a. Harus ada jaminan bahwa dalam proses analisis data tidak terjadi manipulasi atau rekayasa

    b. Informasi yang dihasilkan harus mengungkap berbagai alternatif yang mungkin ditempuh oleh manajemen puncak

    c. Terlihat dengan jelas keunggulan dan kelemahan setiap alternatif Langkah yang terakhir yaitu penyusunan laporan. Laporan kegiatan audit

    dapat dikatakan baik jika dalam laporan tersebut memuat resume kegiatan yang

    dilaksanakan, terdapat uraian cakupan kegiatan audit, terdapat uraian yang rinci

    tentang temuan-temuan dalam melaksanakan audit, pembahasan sistematik berbagai

    alternatif yang mungkin ditempuh dengan menunjukkan kelemahan dan kekurangan

    dari setiap alternatif, laporan bersifat faktual dan obyektif. Sedangkan menurut

    Supriyono (1990:130), butir-butir isi laporan audit manajemen terdiri dari:

    a. Tujuan pemeriksaan b. Lingkup pemeriksaan c. Hasil-hasil temuan pemeriksaan d. Pendapat pemeriksa, jika diperlukan e. Kesimpulan dan rekomendasi pemeriksaan untuk peningkatan prestasi

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Bambang Wahyudi

    (2002:1):Ilmu dan seni atau proses memperoleh, memajukan atau mengembangkan, dan memelihara sumber daya manusia yang kompeten sedemikian

    rupa, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan ada kepuasan

    pada diri pribadi-pribadi yang bersangkutan. Definisi lain menurut Edwin B. Flippo dalam buku Bambang Wahyudi Manajemen Sumber Daya Manusia

    (2002:9): Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan daripada pengembangan, pemberian

    balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahaan sumber daya manusia ke

    suatu titik akhir dimana tujuan-tujuan perorangan, organisasi dan masyarakat. Sedangkan definisi manajemen sumber daya manusia menurut Mangkuprawira

    (2002:14) adalah: Manajemen sumber daya manusia merupakan penerapan pendekatan sumber daya manusia dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan

    yang ingin dicapai, yaitu tujuan untuk perusahaan dan untuk karyawan.

    Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli di atas, dapat

    disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses

    dalam mengelola sumber daya manusia yang ada sehingga dapat menjalankan

    tugasnya sesuai yang diharapkan oleh perusahaan yang nantinya dapat secara

  • langsung berdampak pada tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu juga dapat

    disimpulkan bahwa salah satu faktor penentu keberhasilan dalam suatu perusahaan

    adalah adanya campur tangan manusia. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus

    dikelola sebaik mungkin serta diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan agar

    tujuan tersebut dapat tercapai dan juga secara langsung juga berdampak pada

    kesejahteraan karyawannya.

    Tujuan dan Manfaat Sumber Daya Manusia

    Tujuan dan manfaat sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan efektivitas

    perusahaan melalui kebijaksanaan, prosedur dan metode yang digunakan untuk

    mengelola orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Selain itu juga agar

    setiap petugas dalam suatu organisasi dapat bekerja sama dengan rekan lainnya

    untuk merealisasi tujuan dengan efektif dan efisien (Manullang, 1976:14).

    Konsep Dasar Efektivitas

    Efektivitas merupakan salah satu aspek penilaian untuk menilai prestasi kinerja dari

    operasional perusahaan. Menurut Tunggal (2003:12), definisi efektivitas adalah

    penentuan apakah tujuan perusahaan yang ditetapkan telah tercapai. Johny Setiawan

    (1988: 56) menyatakan bahwa efektivitas berhubungan dengan hasil guna yang

    berkaitan dengan hasil operasi, efektivitas ini dianggap sebagai derajat keberhasilan

    suatu organisasi (sampai seberapa jauh suatu organisasi dapat dinyatakan berhasil)

    di dalam usahanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut.

    Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa efektif didefinisikan sebagai

    suatu keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai apa tujuan organisasi

    tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa organisasi yang efektif apabila

    keluarannya dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap pencapaian tujuan

    organisasi (Supriyono, 1990: 9).

    Efektivitas Sumber Daya Manusia

    Menurut Handoko (1994: 25) manajemen sumber daya manusia sering dipandang

    tidak vital untuk organisasi, karena ketidakmampuannya memperagakan

    efektivitasnya. Hal ini berarti departemen sumber daya manusia gagal untuk

    menunjukkan apa yang dilakukannya, terutama seberapa banyak kontribusinya dan

    peranannya dalam pencapaian tujuan-tujuan strategik organisasi. Menyadari hal ini,

    para manajer sumber daya manusia mulai tergerak untuk menyajikan efektivitas

    kerja mereka dengan cara membandingkan biaya dan manfaat berbagai kegiatan.

    Jadi efektivitas manajemen sumber daya manusia diukur dengan penentuan kriteria

    dan manfaat yang tepat dan relevan. Sehingga pelaksanaan fungsi sumber daya

    manusia dapat dikatakan efektif apabila telah dijalankan sesuai dengan kriteria yang

    ada.

  • METODOLOGI PENELITIAN

    Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

    deskriptif. Menurut Moh.Nazir (1988:63) metode deskriptif adalah suatu metode

    dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

    sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

    penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

    sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar

    fenomena yang diselidiki.

    Jenis Penelitian

    Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi kasus terhadap

    objek penelitian. Studi Kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah

    yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dan subyek yang diteliti

    serta interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan metode deskriptif adalah

    penelitian yang mengukur dan menggambarkan tentang suatu fenomena sosial

    tertentu dengan cara menghimpun fakta, tetapi tanpa melakukan pengujian hipotesis

    (Arikunto: 1995, 310). Studi Kasus merupakan penelitian dengan karakteristik

    masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dan subyek yang

    diteliti serta interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan penelitian deskriptif adalah

    penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi

    (Bambang Sopomo dan Nur Indrianto, 1999).

    Objek Penelitian

    Penelitian mengenai audit manajemen pada fungsi sumber daya manusia dilakukan

    pada PT. Shaftindo Energi. PT. Shaftindo Energi adalah perusahaan Engineering,

    Procurement, and Construction(EPC) dan pipeline construction yang pusat

    administrasinya berada di jalan Malaka Raya no. 174, Duren Sawit, Jakarta Timur

    13440.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Menurut Siagian (1997:69) lingkup audit manajemen sumber daya manusia

    terdiri atas: (a) keterkaitan dengan strategi perusahaan, (b) penyelenggaraan fungsi

    manajemen sumber daya manusia, (c) ketaatan manajemen pada berbagai ketentuan

    normatif,termasuk keputusan yang dibuatnya sendiri, dan (d) kepuasan para

    karyawan perusahaan.

    Penelitian ini difokuskan pada fungsi-fungsi sumber daya manusia yang di

    selenggarakan oleh PT. Shaftindo Energi yang meliputi:

    1. Perencanaan sumber daya manusia 2. Perekrutan sumber daya manusia 3. Seleksi dan orientasi tenaga kerja

  • 4. Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja 5. Penilaian prestasi kinerja 6. Manajemen kompensasi 7. Fungsi perlindungan tenaga kerja 8. Pemeliharaan hubungan dengan karyawan 9. Pemutusan hubungan kerja

    Sumber Data

    Untuk menunjang kelancaran berlangsungnya penelitian ini, maka penulis

    membutuhkan berbagai sumber data. Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini

    adalah data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka yang merupakan

    landasan pemikiran toretis dan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data-

    data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

    Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan bahwa sumber data primer adalah

    sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer

    adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya tanpa perantara,

    diamati, dan dicatat sendiri oleh peneliti. Data primer yang dibutuhkan peneliti

    antara lain:

    1) Hasil dari wawancara dengan manajer dan karyawan bagian SDM 2) Kuisioner yang dibagikan pada beberapa karyawan PT. Shaftindo Energi 3) Sejarah perusahaan 4) Tujuan Perusahaan 5) Struktur perusahaan 6) Kegiatan usaha 7) Jumlah karyawan perusahaan

    Dokumentasi ini diperoleh dengan melihat dan mengambil file yang diberikan

    oleh manajer pada fungsi SDM

    Metode Pengumpulan Data

    Setelah menentukan sumber data, maka untuk mendapatkan data-data yang

    diperlukan oleh peneliti, maka perlu dilakukan pengumpulan data. Adapun metode

    pengumpulan data adalah sebagai berikut:

    a. Wawancara Menurut Narbuko (2007:83) wawancara adalah proses tanya jawab dalam

    penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih

    bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

    keterangan-keterangan dari responden yang dicatat oleh pewawancara. Hasil

    wawancara adalah data mentah yang akan diolah kembali dan dianalisis oleh

    peneliti untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Wawancara dilakukan

    kepada manajer HRD (Human Resource Development) untuk memperoleh

    informasi mengenai prosedurpengelolaan SDM. Selain itu, penulis juga

  • melakukan wawancara kepada karyawan di bagian keuangan untuk mengetahui

    prosedur penggajian karyawan.

    b. Kuesioner Menurut Sekaran (2006:82) kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis

    yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam

    alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner akan diberikan pada

    manajer SDM untuk mendapatkan informasi mengenai kelengkapan

    (ada/tidaknya) prosedur yang dimiliki oleh perusahaan terkait manajemen

    sumber daya manusia.

    c. Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

    pengamatan secara langsung dari dekat fenomena obyek yang terjadi dan yang

    diteliti. Melalui teknik observasi akan diperoleh gambaran yang jelas dan nyata

    mengenai kegiatan atau pelaksanaan SDM yang terjadi di lapangan, salah

    satunya pengamatan terhadap kartu absen karyawan yang terdapat di kantor.

    d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik dalam pengumpulan data dengan

    mempelajari dokumen-dokumen, buku panduan, arsip-arsip serta data lain yang

    berhubungan dengan penelitian. Dokumen-dokumen yang dipelajari meliputi

    sejarah perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan dan

    formulir penilaian kinerja karyawan.

    Metode Analisa Data

    Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya dapat

    digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menari kesimpulan. Metode analisis

    data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Analisis

    kualitatif diberikan dalam bentuk uraian atas data kualitatif yang dikaitkan dengan

    data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau

    memperoleh gambaran baru, menguatkan gambaran yang sudah ada atau

    sebaliknya.

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data ini antara lain:

    Tahap 1: Pemeriksaan Pendahuluan Tahap pemeriksaan pendahuluan dilakukan di PT. Shaftindo Energi untuk

    mendapatkan informasi latar belakang. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan dan

    mempelajari data dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian serta

    menemukan informasi latar belakang dan gambaran umum mengenai program audit

    yang dilaksanakan. Selain itu penulis juga melakukan penelaahan terhadap berbagai

    dokumen dan ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diperiksa

    serta menganalisa informasi-informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi hal-

    hal yang berpotensi menimbulkan masalah maupun kelemahan dalam perusahaan.

    Beberapa informasi yang diperoleh antara lain:

  • a. Gambaran umum PT. Shaftindo Energi berupa sejarah, visi, misi, lokasi, struktur organisasi dan beberapa informasi mendasar lainnya.

    b. Penyelenggaraan fungsi SDM, terutama yang berkaitan dengan perencanaan, rekrutmen, seleksi dan orientasi, pelatihan dan pengembangan, penilaian

    kinerja, kompensasi, perlindungan tenaga kerja, dan pemutusan hubungan

    kerja.

    Tahap 2: Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

    Sistem pengendalian manajemen yang dimiliki entitas menjadi pedoman yang

    digunakan oleh para manajer dan supervisor untuk mengendalikan proses yang

    berjalan agar sesuai dengan tujuan entitas. Peneliti perlu melakukan peninjauan

    terhadap sistem pengendalian manajemen entitas untuk memahami kondisi yang

    sebenarnya terjadi dan apakah sistem pengendalian manajemen telah mampu

    menciptakan efektivitas dalam fungsi SDM. Dengan pengujian ini, peneliti dapat

    memberikan penilaian terhadap bagian-bagian yang berpotensi lemah dan dapat

    menimbulkan masalah pada perusahaan. Selanjutnya, tujuan audit dapat ditetapkan

    sebagai dasar dalam pemeriksaan selanjutnya.

    Tahap 3: Pemeriksaan Terinci

    Penulis selanjutnya melakukan analisis pada data temuan-temuan audit

    dengan pendekatan kualitatif. Analisis dengan pendekatan kualitatif dilakukan

    dengan menggunakan kriteria (criteria), penyebab (cause), dan akibat (effect)

    (Setyawan, 1986:12):

    Kriteria (criteria)

    Kriteria adalah norma atau standar yang menunjukkan bagaimana seharusnya

    para individu dalam suatu organisasi melaksanakan aktivitas sebagai

    pertanggungjawaban atas wewenang yang dilimpahkan. Jadi apa yang tertulis dalam

    kriteria yang seharusnya dilaksanakan oleh para individu yang memikul tanggung

    jawab dan kriteria ini akan dipergunakan oleh pemeriksa untuk mengukur kinerja

    para individu yang bertanggung jawab.

    Penyebab (cause)

    Penyebab atau cause, merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam

    organisasi yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada saat ini. Hal ini

    termasuk tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi criteria

    tetapi tidak dilakukan oleh manajemen atau karyawan dari suatu entitas sehingga

    dapat menimbulkan kondisi yang menyimpang dari kriteria.

    Akibat (effect)

  • Akibat adalah hasil pengukuran dan perbandingan antara penyebab dengan

    kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Apabila kriteria yang

    ditemukan telah dilaksanakan maka fungsi tersebut dinyatakan efektif dan apabila

    kriteria yang ditetapkan tidak dapat tercapai maka belum efektif.

    Tahap 4: Penyusunan rekomendasi dan laporan audit

    Peneliti membuat rekomendasi yaitu berupa tindakan korektif atas kelemahan

    signifikan yang ditemukan maupun kelemahan potensial yang terdapat pada fungsi

    spesifik sumber daya manusia sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas

    fungsi sumber daya manusia lebih efektif. Rekomendasi termuat dalam laporan

    audit. Laporan audit dinyatakan dalam bentuk sederhana dan dengan kalimat yang

    mudah dipahami. Laporan audit memuat tentang informasi latar belakang,

    kesimpulan audit dan disertai dengan temuan-temuan audit sebagai bukti pendukung

    kesimpulan tersebut, serta ruang lingkup dari audit yang dilakukan.

    HASIL ANALISIS

    Audit Fungsi Perencanaan SDM

    a. Criteria 1) Perencanaan SDM harus didokumentasikan secara tertulis, diketahui, dan

    disetujui oleh manajer semua divisi dalam PT. Shaftindo Energi.

    2) Perencanaan SDM melibatkan manajer dari divisi lain untuk menjamin ketepatan perencanaannya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang

    akurat mengenai kebutuhan tiap bidang atau departemen dan juga untuk

    ketepatan perencanaan dalam mengisi berbagai posisi karyawan di perusahaan.

    3) Perencanaan SDM PT.Shaftindo Energi memperhatikan lingkungan eksternal, yaitu klien perusahaan karena dalam setiap kontrak kerja dengan klien PT.

    Shaftindo Energi harus menyediakan Man power yang memiliki kualifikasi

    sesuai dengan permintaan klien. Perhitungan jumlah karyawan juga dilakukan

    oleh klien, sehingga PT. Shaftindo Energi hanya tinggal memenuhi permintaan

    klien.

    4) Perusahaan seharusnya melakukan perencanaan secara tahunan dan menyeluruh dengan cakupan perolehan dan pengelolaan SDM.

    b. Cause 1) Perencanaan SDM PT. Shaftindo Energi tertulis dalam Target dan Sasaran

    dan Program Training tahunan. Target dan sasaran SDM tahun 2013 adalah

    sebagai berikut:

    Penilaian kinerja karyawan dilakukan berdasarkan pengukuran kompetensi karyawan dan Key Performance Indicator. Kompetensi karyawan

    mencakup leadership, communication skills, initative, teamwork,

    pemecahan masalah, planning & organizing skills.

  • Kebijakan manajemen untuk menciptakan sumber daya manusia yang berintegritas, berdisiplinan, dan memiliki royalitas. Rencana strategi dan

    program pelaksanaan dilakukan dengan upaya pembentukan kebiasaan secara terus menerus hingga hal tersebut menjadi suatu hal yang tanpa

    sadar dilakukan, mengakar dan menjadi budaya perusahaan. Contoh

    program: dengan melakukan aktivitas kompanye atau membuat slogan-

    slogan yang mengangkat tema integritas, kedisiplinan, dan royalitas.

    Kebijakan manajemen tentang pemberian reward kepada karyawan berdasarkan penilaian kinerja setiap 3 bulan sekali.

    Kebijakan manajemen tentang pemberian punishment kepada karyawan. Punishment ini dibagi menjadi dua macam, yaitu punishment preventive

    dan punishment repressive.

    Tidak terdapat keterangan mengenai subjek pelaksana dari setiap rincian

    perencanaan SDM yang tertulis dalam Target dan Sasaran HRD 2013

    Program training tahunan berisi perencanaan program pelatihan karyawan

    selama setahun. Pada program training ini dipaparkan jenis training yang akan

    dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Perusahaan juga telah

    membuat kategori pelatihan dan pengembangan berdasarkan pesertanya.

    2) Perencanaan perolehan karyawan (perekrutan) berdasarkan request dari manajer divisi lain yang diberikan kepada manajer SDM tidak didokumentasikan secara

    tertulis. Manajer divisi lain hanya menyatakan secara lisan tentang jumlah

    karyawan yang dibutuhkan kepada manajer SDM.

    3) Perhitungan kebutuhan man power dan kualifikasinya dilakukan oleh klien perusahaan.

    4) Perencanaan SDM PT. Shaftindo Energi tidak mencakup keseluruhan aspek manajemen SDM yaitu pengelolaan, serta kebijakan SDM. Perencanaan SDM

    hanya mencakup program pelatihan, penilaian kinerja dan beberapa kebjakan

    manajemen perusahaan.

    c. Effect 1) Tidak adanya keterangan mengenai subjek pelaksana program kebijakan

    manajemen dapat menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan perencanaan

    SDM yang telah dibuat sebelumnya. Karena tidak ada pihak yang merasa

    bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan perencanaan tersebut.

    2) Perencanaan perolehan karyawan oleh divisi lain tidak didokumentasikan secara tertulis. Hal ini dapat menimbulkan peluang tidak terekrutnya karyawan

    yang dibutuhkan karena tidak adanya dokumen bukti yang menyatakan adanya

    request kebutuhan karyawan.

    3) Perhitungan kebutuhan dan penentuan kualifikasi man power yang dilakukan oleh klien dapat menguntungkan PT. Shaftindo Energi karena perusahaan tidak

    perlu lagi menentukan kualifikasi karyawan yang dibutuhkan dan jumlahnya

  • dapat ditentukan langsung oleh perusahaan yang akan menggunakan jasa PT.

    Shaftindo Energi.

    4) Perencanaan SDM tidak mencakup aspek perolehan dan pengelolaan SDM secara lengkap, hanya mencakup perencanaan pelatihan dan pengembangan

    karyawan, penilaian kinerja, dan beberapa kebijakan. Perencanaan perolehan

    dan pengelolaan SDM dilakukan agar bagian keuangan juga dapat menentukan

    anggaran pada setiap program SDM. Apabila perencanaan tersebut tidak ada,

    maka tidak ada pula anggaran yang direncanakan untuk perolehan dan

    perencanaan SDM. Sehingga, sewaktu-waktu apabila divisi SDM

    membutuhkan anggaran untuk kegiatan SDM dapat terjadi pembengkakan

    anggaran karena hal tersebut di luar perencanaan.

    d. Rekomendasi

    Sebaiknya perencanaan SDM tahunan berisi keseluruhan proses manajemen

    SDM. Dari perencanaan yang sudah ada, perusahaan hendaknya menambahkan

    perencanaan terkait fungsi-fungsi SDM yang lain, yaitu:

    1) Perekrutan sumber daya manusia 2) Seleksi dan orientasi tenaga kerja 3) Penilaian prestasi kinerja 4) Manajemen kompensasi 5) Fungsi perlindungan tenaga kerja 6) Pemeliharaan hubungan dengan karyawan

    Perencanaan yang lebih rinci akan memudahkan pihak manajer SDM untuk

    mempersiapkan program-program tersebut secara matang. Manajer keuangan juga

    dapat melakukan penganggaran untuk menunjang kegiatan manajemen SDM. Selain

    itu, manajer SDM sebaiknya melakukan evaluasi terhadap perencanaan SDM secara

    berkala, misalnya tiga bulan sekali. Evaluasi secara berkala dilakukan untuk

    meninjau ulang apakah pelaksanaan manajemen SDM telah sesuai dengan rencana

    yang dibuat pada awal periode. Jika terdapat ketidaksesuaian maka pihak

    manajemen dapat segera melakukan tindakan perbaikan.

    Audit Fungsi Perekrutan SDM

    a. Criteria 1) PT. Shaftindo Energi memiliki prosedur perkerutan tenaga kerja yang tertulis

    pada International Standard Organization disingkat ISO 9001:2008. Prosedur

    tersebut antara lain sebagai berikut:

    - Manajer SDM menerima lamaran pekerjaan melalui penerimaan langsung, pos, email, dan telepon.

    - Perekrutan dilaksanakan berdasarkan request yang diterima dan telah disetujui oleh Direktur yang telah mendapatkan masukan dari Manager Divisi.

    - Manajer SDM mencari/menghubungi/mengiklankan lowongan pekerjaan sesuai klasifikasi yang dibutuhkan.

  • 2) Memiliki kriteria karyawan untuk setiap jenjang jabatan. 3) Rekrutmen dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat dan disetujui. 4) Rekrutmen secara jelas menginformasikan persyaratan kualifikasi yang harus

    dipenuhi calon pegawai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

    b. Cause 1) Rekrutmen telah dipublikasikan melalui pengiklanan di situs penyedia informasi

    lowongan tenaga kerja. Publikasi rekrutmen tersebut berisi beberapa informasi,

    antara lain:

    a) Nama pekerjaan b) Kualifikasi karyawan yang dibutuhkan c) Batas waktu pengiriman lamaran pekerjan

    Tidak terdapat keterangan lampiran yang harus disertakan dan job description

    dari pekerjaan tersebut.

    2) Terdapat staff divisi SDM yang mengundurkan diri, lalu dilakukan rekrutmen untuk staff penggantinya. Namun dalam kurun waktu dua bulan PT. Shaftindo

    Energi belum mendapatkan karyawan penggantinya.

    c. Effect 1) Publikasi lowongan pekerjaan hanya terdapat pada situs-situs penyedia informasi

    lowongan pekerjaan, padahal perusahaan sudah memiliki website sendiri. Hal ini

    menyebabkan informasi tersebut hanya diketahui oleh sebagian pihak yang

    mengakses web tersebut.

    2) Tidak adanya job description dari nama pekerjaan yang ditawarkan dapat menyebabkan kurangnya minat calon karyawan untuk melamar pekerjaan di PT.

    Shaftindo karena kurangnya penjelasan mengenai deskripsi pekerjaan yang akan

    dilakukan jika diterima di PT. Shaftindo Energi.

    3) Publikasi rekrutmen karyawan tidak mencantumkan keterangan lampiran yang harus disertakan dalam pengiriman lamaran pekerjaan. Hal ini menyebabkan

    banyak lamaran pekerjaan yang tidak valid karena tidak melampirkan sertifikat

    atau dokumen lain yang dapat dijadikan sebagai bukti kompetensi karyawan.

    4) Proses rekrutmen untuk karyawan pengganti staff divisi SDM dilakukan lebih dari dua bulan menyebabkan perusahaan memliki kekosongan posisi. Sehingga

    Manajer SDM harus merangkap pekerjaan sebagai staff SDM juga.

    d. Rekomendasi PT. Shaftindo Energi perlu lebih mengoptimalisasikan fungsi media internet

    berupa website perusahaan sebagai media untuk menginformasikan lowongan

    pekerjaan agar informasi tersebut dapat diketahui oleh lebih banyak pihak.

    Perusahaan juga perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap prosedur

    rekruitmen yang telah dijalankan, khususnya untuk publikasi lowongan pekerjaan

    dalam hal penyebaran dan isi dari publikasi itu sendiri. Hal ini dilakukan agar

    apabila terdapat kelemahan prosedur rekruitmen, perusahaan dapat selalu

    melakukan perbaikan.

  • Audit Fungsi Seleksi dan Orientasi Tenaga Kerja

    a. Criteria 1) Perusahan memilliki prosedur tertulis tentang seleksi dan orientasi tenaga

    kerja

    2) Proses seleksi dilakukan oleh pihak yang kompeten dan profesional 3) Seleksi dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat dan disetujui

    b. Cause 1) Seleksi karyawan untuk menjadi man power pada setiap project dilakukan

    oleh PT. Shaftindo Energi saja, tidak melibatkan klien. Padahal penentuan

    jumlah dan kualifikasi man power ini dilakukan oleh klien

    2) Seleksi karyawan dilakukan melewati tahap seleksi administrasi dan interview minimal oleh manajer divisi atau direktur meliputi kemampuan teknis dan

    kepribadian

    3) Perusahaan haya memiliki prosedur seleksi namun tidak memiliki prosedur orientasi karyawan secara tertulis

    4) Masa orientasi karyawan berlangsung selama satu setengah bulan. Karyawan baru diberi dokumen tertulis tentang job description dan tata cara kerja oleh

    atasan. Jika karyawan baru merasa kesulitan, maka diperbolehkan bertanya

    kepada atasannya. Atasan tidak bertanggung jawab memberikan orientasi

    secara praktik kepada karyawan baru tersebut.

    c. Effect 1) Seleksi man power tanpa melibatkan klien dikhawatirkan dapat menyebabkan

    klien tidak mendapatkan man power yang sesuai dengan kualifikasi

    kompetensi yang dibutuhkan. Jika klien tidak mendapatkan man power sesuai

    dengan kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan maka akan berdampak pada

    proses kerja karyawan tersebut di dalam proyek. Selain itu, klien juga bisa

    saja memutuskan kontrak dengan PT. Shaftindo Energi jika klien merasa

    bahwa man power yang disediakan tidak sesuai.

    2) Seleksi melewati tahap administrasi dan interview untuk karyawan sudah cukup untuk mengukur kemampuan teknis dan kepribadian, sedangkan untuk

    menjadi man power yang pada setiap proyek harus bekerja dalam satu team

    perlu diadakan seleksi lanjutan selain seleksi administrasi dan interview yang

    berguna untuk mengukur kemampuan kerja dalam tim.

    3) Perusahaan tidak memiliki prosedur orientasi karyawan secara tertulis sehingga proses orientasi berjalan secara tidak teratur dan tidak terkendali.

    4) Orientasi karyawan baru hanya dilakukan dengan pemberian dokumen yang berisi prosedur tertulis tentang job description saja dapat menyebabkan

    tingkat pemahaman karyawan baru tersebut rendah terhadap prosedur,

    peraturan, maupun kebijakan yang dimiliki perusahaan.

    d. Rekomendasi Perusahaan sebaiknya melibatkan klien dalam seleksi man power baru agar calon

    man power yang direkrut dapat sesuai dengan permintaan klien. Proses seleksi

  • untuk man power sebaiknya menggunakan metode focus group discussion untuk

    mengetahui karakter kerja calon man power dalam suatu team. Perusahaan juga

    sebaiknya membuat prosedur secara tertulis untuk orientasi karyawan agar proses

    orientasi karyawan dapat berjalan secara teratur dan terkendali sehingga

    karyawan dapat lebih memahami tugasnya serta meminimalisasi kesalahan dalam

    bekerja karena telah menjalani orientasi dengan baik.

    Audit Fungsi Pelatihan dan Pengembangan

    a. Criteria Prosedur pelatihan dan pengembangan karyawan pada perusahaan tertulis dalam

    ISO 9001:2008 yang berisi sebagai berikut:

    1) Manajer SDM bekerjasama dengan manajer divisi terkait untuk membuat dan melaksanakan program training yang telah mendapatkan persetujuan dari

    direktur.

    2) Masing-masing divisi melalui supervisor dapat mengajukan training diluar program ataupun sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh

    perusahaan dengan menggunakan form permintaan dan perintah training dan

    telah mendapatkan persetujuan dari manager divisi dan direktur.

    3) Training yang telah dilaksanakan dapat dievaluasi oleh karyawan yang bersangkutan berdasarkan review dari supervisor dengan menggunakan form

    evaluasi training. Dan untuk evaluasi penerapan training dilakukan oleh

    supervisor dengan diketahui oleh manager divisi berdasarkan penerapan

    training dalam pekerjaan selama 3 bulan setelah training dilakukan.

    4) Manajer SDM akan mendokumentasikan semua data pelaksanaan training dalam catatan pengalaman dan training

    5) Program pelatihan dan pengembangan tenaga kerja baik dari internal fakultas maupun eksternal dapat meningkatkan kompetensi pegawai dan motivasi kerja

    b. Cause 1) Tidak terdapat rencana anggaran untuk pelatihan dan pengembangan

    karyawan PT. Shaftindo Energi. Perencanaan pelatihan dan pengembangan

    karyawan hanya mencantumkan hal-hal teknis, tanpa memperhitungkan

    anggaran.

    2) Selama 7 tahun berdiri, tidak terdapat pelatihan dan pengembangan karyawan yang bekerja di kantor. Pelatihan dan pengembangan hanya dilaksanakan

    untuk man power dalam rangka menunjang proses kerja di setiap proyek

    bersama klien.

    3) Berdasarkan hasil tanya jawab kepada salah satu karyawan secara acak, pelaksanaan pelatihan dan pengembangan karyawan hanya berdasarkan

    request supervisor yang disetujui oleh direktur.

  • c. Effect 1) Tidak adanya anggaran tahunan untuk pelatihan dan pengembangan

    dikhawatirkan dapat menyebabkan perusahaan mengalami pembengkakan

    anggaran untuk pelatihan dan pengembangan karyawan.

    2) Pelatihan dan pengembangan hanya diperuntukkan bagi man power saja, sedangkan karyawan manajerial yang berada di kantor tidak mendapatkan

    pelatihan dan pengembangan. Hal ini dapat menyebabkan karyawan kurang

    mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengembangan skills yang bisa

    mendukung aktivitas pekerjaan karyawan.

    d. Rekomendasi Sebaiknya manajer SDM PT. Shaftindo Energi membuat program secara

    terstruktur untuk pelatihan dan pengembangan karyawan beserta anggaran yang

    dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Program pelatihan dan pengembangan

    karyawan ini harus dibuat secara tertulis dan disetujui oleh direktur, serta

    diketahui oleh manajer divisi lain. Program pelatihan dan pengembangan

    karyawan dibuat baik untuk karyawan manajerial maupun man power.

    Audit Fungsi Penilaian Prestasi Kinerja

    a. Criteria 1) Program penilaian tenaga kerja dilaksanakan secara berkala dan

    berkesinambungan serta sesuai dengan prosedur yang ada

    2) Penilaian kinerja menggunakan instrumen penilaian yang tepat dan tidak bias serta memiliki standar penilaian yang objektif

    3) Penilaian kinerja dilakukan oleh petugas penilai yang profesional 4) Penilaian kinerja didokumentasikan dan diserahkan kepada pegawai sebagai

    umpan balik dan menjadi motivasi bagi pegawai untuk meningkatkan kinerja

    mereka

    5) Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar kenaikan pangkat dan perpanjangan kontrak

    b. Cause 1) PT. Shaftindo Energi telah memiliki program penilaian kinerja karyawan.

    Program penilaian kinerja karyawan tersebut dilakukan secara berkala setiap

    3 bulan sekali kepada seluruh karyawan perusahaan. Penilaian kinerja

    dilakukan secara vertikal. Penilaian ini dilakukan oleh masing-masing

    manajer divisi kepada staffnya. Hasil penilaian ini dijadikan sebagai evaluasi

    setiap karyawan agar ke depannya dapat melakukan perbaikan. Hasil

    penilaian kinerja karyawan ini juga digunakan untuk memberikan reward

    secara periodic kepada karyawan yang berprestasi. Adapun kriteria

    pemberian reward adalah sebagai berikut:

  • KPI Terbaik Kriteria ini diberikan khusus untuk karyawan/karyawati yang berprestasi

    dalam pencapaian target sesuai dengan Key Performance Indicator (KPI) Individu dalam 3 (tiga) bulan terakhir atau 1 (satu) kuartal.

    Karyawan Teladan Kriteria ini diberikan khusus untuk karyawan/karyawati yang berprestasi

    dalam pencapaian disiplin dan waktu yaitu: tidak pernah absen dan

    tidak datang terlambat dalam 3 bulan terakhir atau 1 (satu) kuartal.

    2) Penilaian kinerja karyawan juga dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajer untuk memberikan promosi kenaikan jabatan bagi

    karyawan atau perpanjangan kontrak bagi man power.

    c. Effect 1) Pemberian reward kepada karyawan yang berprestasi dapat dijadikan

    sebagai dorongan kepada karyawan untuk berprestasi dan mendapatkan

    reward tersebut setiap tiga bulan sekali.

    2) Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk memberikan promosi kenaikan jabatan kepada karyawan maupun perpanjangan kontrak untuk man

    power dapat menguntungkan perusahaan. Karena dengan pengangkatan

    karyawan maupun perpanjangan kontrak man power, maka perusahaan tidak perlu melakukan rekrutmen untuk pihak eksternal yang pasti akan memakan

    waktu dan biaya lebih banyak.

    d. Rekomendasi Penilaian kinerja karyawan sebaiknya dijadikan sebagai dasar atau acuan

    dalam pengambilan keputusan untuk melaksanakan program training untuk

    karyawan yang masih memiliki kekurangan agar karyawan tersebut mendapatkan

    pengetahuan lebih untuk mengembangkan skillsnya.

    Audit Fungsi Kompensasi

    a. Criteria 1) Kompensasi yang dibayarkan harus sesuai dengan bobot tugas dan tanggung

    jawab serta jabatan seorang karyawan.

    2) Gaji atau upah yang dibayarkan harus sesuai dengan tingkat gaji atau upah di pasaran untuk perusahaan yang sejenis dan sesuai dengan ketentuan

    perundang-undangan (upah minimum Provinsi).

    3) Gaji atau upah yang dibayarkan dapat memotivasi karyawan untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan

    4) Kompensasi yang diterima karyawan harus bersifat kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung.

    b. Cause 1) Dari hasil wawancara kepada salah satu karyawan pada divisi keuangan,

    pemberian kompensasi karyawan kantor dilakukan secara bulanan melalui

  • transfer ke rekening karyawan yang telah terdaftar di salah satu bank yang

    telah ditentukan perusahaan.

    2) Pemberian kompensasi man power dilakukan berdasarkan jam kerja man power tersebut yang diawasi oleh supervisor. Supervisor juga melakukan

    pencatatan terhadap durasi kerja setiap man power ke dalam job time ticket.

    Kemudian supervisor mengirimkan catatan tersebut pada engineering

    manajer untuk dijadikan dasar penghitungan pemberian kompensasi man

    power. Setelah itu, engineering manajer memberikan job time ticket tersebut

    kepada direktur untuk ditandatangani, kemudan diberikan pada bagian

    keuangan untuk diproses pengeluaran gajinya.

    3) Dari hasil wawancara, kompensasi yang diterima karyawan telah sesuai dengan bobot kerja dan dapat memotivasi karyawan untuk memiliki kinerja

    yang lebih baik untuk perusahaan.

    4) Perusahaan juga memberikan kompensasi berupa barang, yaitu sembako yang dibagikan kepada karyawan kurang lebih setiap 3 bulan sekali.

    c. Effect 1) Pemberian gaji melalui transfer ke rekening bank karyawan yang telah

    didaftarkan perusahaan dapat meminimalisasi terjadinya fraud karena setiap

    transaksi keuangan melalui bank yang dilakukan oleh perusahaan tercatat

    oleh bank dan perusahaan memiliki dokumentasi khusus untuk nama dan

    nomor rekening karyawan yang saat ini tercatat sebagai karyawan PT.

    Shaftindo Energi.

    2) Penggajian man power berdasarkan rekap job time ticket yang dibuat oleh supervisor ini dikhawatirkan memuat rekap job time ticket palsu dengan

    tambahan jumlah karyawan. Peneliti juga melakukan tanya jawab kepada

    direktur mengenai jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan dalam projek

    namun direktur tidak mengetahui jumlah pastinya. Hal ini merupakan sautu

    celah yang dapat dimanfaatkan oleh supervisor maupun engineering

    manager untuk mendapatkan gaji lebih sehingga hal ini dapat merugikan

    perusahaan.

    3) Dengan jumlah kompensasi yang sesuai dengan bobot kerja karyawan dapat membuat karyawan merasa kinerjanya dihargai dengan layak. Selain itu,

    perusahaan sering memberikan kompensasi berupa barang kepada seluruh

    karyawan yang bekerja di kantor. Menurut hasil wawancara, pemberian

    kompensasi ini membuat loyalitas karyawan terhadap perusahaan

    meningkat, sehingga karyawan lebih termotivasi untuk mendukung tujuan-

    tujuan perusahaan.

    d. Rekomendasi Perusahaan sebaiknya membuat sistem pengisian job time ticket secara

    online. Dengan begitu, PT. Shaftindo Energi dapat mengakses rekap job time

    ticket dari berbagai tempat, khususnya dari kantor utama di Jakarta. Hal ini juga

    memudahkan direktur untuk mengetahui data karyawan yang bekerja di proyek

    baik supervisor, man power, maupun engineering manager.

  • Audit Fungsi Perlindungan Tenaga Kerja

    a. Criteria 1) Perusahaan memberikan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan 2) Perusahaan menciptakan suasana aman dan menerapkan fungsi-fungsi

    perlindungan tenaga kerja baik di kantor maupun di proyek.

    3) Seluruh karyawan berhak atas jaminan keselamatan kerja b. Cause

    1) Dari hasil observasi dan wawancara secara sampling, perusahaan telah memberikan tempat kerja yang nyaman dan aman bagi karyawan baik di

    kantor maupun di proyek.

    2) Perusahaan membuat banyak slogan-slogan keselamatan yang ditempel di dinding perusahaan yang dapat dengan mudah dibaca oleh karyawan.

    3) Setiap karyawan memiliki kontrak untuk bekerja dengan mengedepankan safety. Kontrak tersebut dipigora dan ditempel di dinding kantor agar

    karyawan senantiasa dapat mengingat bahwa safety adalah hal yang utama

    dalam bekerja.

    4) Sudah ada jaminan untuk karyawan yaitu jamsostek dan asuransi kesehatan karyawan di inhealth assurance. Namun dari hasil wawancara, peneliti

    mendapat informasi bahwa pernah terjadi kecelakaan kerja di salah satu

    proyek yang menyebabkan seorang man power harus ditangani oleh medis.

    Biaya pengobatan ditanggung oleh asuransi inhealth.

    c. Effect 1) Tempat kerja yang nyaman dan aman akan mendukung kinerja pegawai dan

    meminimalisir ketakutan pegawai akan ketidakamanan dalam bekerja.

    2) Adanya slogan-slogan dan kontrak karyawan berkaitan dengan safety dapat meningkatkan antisipasi karyawan agar selalu bertindak aman dalam

    bekerja.

    3) Adanya asuransi kesehatan dari perusahaan merupakan suatu tindakan yang menjamin keselamatan karyawan, apabila terjadi kecelakaan kerja dapat

    segera ditangani sehingga tidak mengganggu kinerja karyawan.

    d. Rekomendasi Perusahaan selain memberikan jaminan keselamatan sebaiknya

    melakukan pelatihan kepada karyawan tentang perlindungan keselamatan kerja,

    terutama dalam penggunaan alat-alat kerja agar kecelakaan kerja dapat

    diantisipasi oleh masing-masing individu dalam perusahaan.

    Audit Fungsi Pemeliharaan Hubungan dengan Karyawan

    a. Criteria 1) Aktivitas serikat pekerja tidak menunjukkan adanya unjuk rasa atau mogok

    kerja.

    2) Terdapat prosedur formal bagi karyawan untuk menyampaikan keluhannya.

  • b. Cause 1) Selama tujuh tahun berdiri, tidak pernah ada serikat pekerja yang melakukan

    unjuk rasa maupun mogok kerja. Namun menurut hasil observasi, terdapat

    beberapa karyawan yang tidak masuk kerja pada saat banjir. Padahal ada

    pula karyawan yang tempat tinggalnya kebanjiran namun masih masuk

    kerja. Hal ini menunjukkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan berbeda-

    beda. Selain itu, ditemukan pula bahwa salah satu karyawan yang tidak

    masuk kerja dengan alasan banjir tersebut beberapa hari kemudian

    melakukan pengunduran diri dari PT. Shaftindo Energi. Hal ini

    menunjukkan bahwa karyawan tersebut tidak memiliki loyalitas yang baik

    terhadap perusahaan.

    2) Apabila terdapat keluhan karyawan, maka harus disampaikan pada atasannya. Misalnya staf memiliki keluhan, maka staf tersebut dapat

    menyampaikan keluhannya kepada manajer divisinya.

    c. Effect 1) Kurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan hingga menyebabkan

    pengunduran diri dapat menyebabkan kinerja perusahaan terhambat karena

    kekosongan posisi tersebut.

    2) Prosedur penyampaian keluhan tidak dibuat secara formal dan kurang memfasilitasi karyawan yang ingin menyampaikan keluhan terkait

    atasannya. Karena jika keluhan tersebut tentang atasannya sendiri, maka

    tidak etis jika disampaikan kepada atasannya tersebut.

    d. Rekomendasi Sebaiknya perusahaan mengadakan pelatihan dan outbound yang dapat

    meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Pada perencanaan yang

    tertera pada Target dan Sasaran SDM 2013 dinyatakan bahwa perusahaan ingin meningkatkan loyalitas karyawan pada perusahaan. Hal tersebut juga dapat

    mendukung perencanaan SDM perusahaan.

    Audit Fungsi Pemutusan Hubungan Kerja

    a. Criteria 1) Prosedur pemutusan hubungan kerja dilakukan karena pelanggaran disiplin

    karyawan dan telah ada prosedur peringatan sebelumnya.

    2) Perusahaan memiliki prosedur untuk karyawan yang ingin mengudurkan diri.

    3) Prosedur pemutusan tenaga kerja telah memperhatikan hak-hak karyawan. b. Cause

    1) PT. Shaftindo belum pernah melakukan pemecatan karyawan karena pelanggaran disiplin karyawan. Pelanggaran peraturan yang terjadi pada PT.

    Shaftindo hanya pelanggaran ringan yang hanya perlu diberi peringatan.

    2) Perusahaan memiliki prosedur untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri harus membuat surat pengunduran diri disertai alasan yang kuat. Surat

  • pengunduran diri tersebut diserahkan pada manajer divisi SDM yang

    kemudian menyampaikannya pada direktur untuk dimintai persetujuan.

    Apabila telah disetujui oleh direktur, maka karyawan tersebut secara resmi

    telah dianggap bukan karyawan PT. Shaftindo Energi lagi.

    3) Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan dengan tidak memperpanjang kontrak kerjanya pada PT. Shaftindo Energi.

    Pemutusan hubungan kerja tersebut sudah memperhatikan hak-hak karyawan

    yaitu dengan pelunasan gaji selama sebulan terakhir kepada karyawan.

    c. Effect 1) Pengunduran diri karyawan menyebabkan perusahaan mengalami

    kekosongan posisi selama perusahaan belum memiliki karyawan pengganti.

    Hal ini juga dapat mengakibatkan tanggung jawab dari karyawan yang

    mengundurkan diri tersebut harus diberikan kepada karyawan lain.

    Sehingga, ada karyawan yang memiliki beban kerja lebih selama terjadinya

    kekosongan posisi tersebut, padahal gaji yang dibayarkan tetap. Hal ini data

    mengakibatkan kecemburuan sosial dan kelelahan bagi karyawan yang

    diberi tanggung jawab tambahan.

    2) Pemutusan hubungan kerja dengan cara tidak memperpanjang kontrak kerja karyawan dapat menyebabkan perputaran karyawan cepat. Biasanya hal

    tersebut terjadi pada Man Power yang bekerja di proyek, sehingga

    perusahaan harus melakukan rekruitmen lagi jika membutuhkan karyawan di

    proyek selanjutnya. Hal ini tentu saja membutuhkan biaya, waktu, dan

    tenaga untuk melakukan rekruitmen lagi.

    d. Rekomendasi Apabila terdapat karyawan yang mengundurkan diri, sebaiknya perusahaan

    segera melakukan rekruitmen dan melaksanakan prosesnya dengan cepat agar

    tidak terjadi kekosongan posisi serta pembebanan tanggung jawab yang

    berlebihan pada karyawan lain. Perusahaan juga sebaiknya memanfaatkan dan

    mengembangkan SDM yang sudah ada dengan cara memberikan pelatihan

    kepada karyawan daripada melakukan pemutusan hubungan kerja sehingga

    harus merekrut karyawan baru.

    KESIMPULAN

    Dari 9 fungsi yang diaudit oleh penulis, terdapat 6 fungsi yang telah berjalan

    efektif dan 3 fungsi yang tidak efektif. Fungsi yang telah berjalan efektif antara lain

    perencanaan SDM, pelatihan dan pengembangan karyawan, penilaian kinerja,

    manajemen kompensasi, perlindungan tenaga kerja, dan pemutusan hubungan kerja.

    Sedangkan fungsi yang tidak efektif antara lain perekrutan SDM, seleksi dan

    orientasi, serta pemeliharaan hubungan dengan karyawan.

    Dari pengembangan criteria, cause, effect dari masing-masing fungsi

    ditemukan beberapa kelemahan antara lain perencanaan SDM tidak terdapat

  • keterangan mengenai subjek pelaksana dari setiap rincian perencanaan SDM yang

    tertulis dalam Target dan Sasaran HRD 2013 sehingga tidak ada pihak yang merasa bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan perencanaan tersebut.

    Publikasi rekruitmen tidak memberi keterangan secara lengkap untuk persyaratan.

    Seleksi man power tidak melibatkan klien, tanpa ada proses penilaian cara kerja

    dalam tim, karyawan baru dalam masa orientasi hanya dibekali prosedur tertulis.

    Pemberian kompensasi kepada man power melalui supervisor sangat rawan terkena

    tindakan fraud.

    Rekomendasi yang dapat penulis berikan kepada PT. Shaftindo Energi adalah

    sebaiknya perencanaan SDM tahunan dibuat secara lengkap dan lebih rinci dengan

    mencantumkan pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan perencanaan

    tersebut, perusahaan hendaknya mempertimbangkan untuk melibatkan klien dalam

    proses seleksi karyawan yang akan bekerja pada proyeknya, perusahaan juga perlu

    lebih mengoptimalisasikan fungsi media internet berupa website perusahaan sebagai

    media untuk menginformasikan lowongan pekerjaan agar informasi tersebut dapat

    diketahui oleh lebih banyak pihak. Perusahaan sebaiknya melibatkan klien dalam

    seleksi man power baru agar calon man power yang direkrut dapat sesuai dengan

    permintaan klien. Program pelatihan dan pengembangan karyawan dibuat baik

    untuk karyawan manajerial maupun man power. Penilaian kinerja karyawan

    sebaiknya dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam pengambilan keputusan untuk

    melaksanakan program training untuk karyawan yang masih memiliki kekurangan

    agar karyawan tersebut mendapatkan pengetahuan lebih untuk mengembangkan

    skillsnya. Perusahaan sebaiknya membuat sistem pengisian job time ticket secara

    online. Dengan begitu, PT. Shaftindo Energi dapat mengakses rekap job time ticket

    dari berbagai tempat, khususnya dari kantor utama di Jakarta. Apabila terdapat

    karyawan yang mengundurkan diri, sebaiknya perusahaan segera melakukan

    rekruitmen dan melaksanakan prosesnya dengan cepat agar tidak terjadi kekosongan

    posisi serta pembebanan tanggung jawab yang berlebihan pada karyawan lain.

    Saran

    Beberapa saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan pengelolaan

    sumber daya manusia yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

    memperbaiki permasalahan yang ada, antara lain :

    a. PT. Shaftindo Energi hendaknya dapat menjadikan hasil audit sebagai bahan koreksi demi mencapai perbaikan dalam pengelolaan sumber daya manusia.

    b. Rekomendasi yang diberikan penulis hendaknya dipertimbangkan untuk dilakukan tidak lanjut perbaikan.

    c. PT. Shaftindo Energi diharapkan dapat melakukan perbaikan-perbaikan dari kelemahan yang ada untuk menciptakan pengelolaan manajemen sumber daya

    manusia yang lebih baik

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan

    Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

    Arikunto, S. 1995. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

    Cipta

    Arrens, dan Loebbecke. 1996. Auditing (Pendekatan Terpadu). Buku pertama. Edisi

    Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

    Bayangkara,IBK. 2011. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Cetakan

    keenam. Jakarta: Salemba Empat

    Dessler,Garry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Prenhallindo

    Handoko, T. Hani. 1994. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

    Yogyakarta: BPFE

    Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

    Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE

    Mangkuprawira. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:

    Ghalia

    Manullang,M. 1976. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia

    Narbuko, C dan Achmadi,A . 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

    Nazir, Moh. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia

    Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

    Setiawan, Johny. 1988. Pemeriksaan Kinerja (Performance Auditing). Yogyakarta:

    BPFE

    Siagian, Sondang P. 1997. Audit Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

    Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-

    sembilan. Jakarta: Bumi Aksara

    Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.

    Alfabeta

    Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Management Audit Kontemporer. Edisi Revisi.

    Jakarta: Harvarindo

  • Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Management Audit Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka

    Cipta.