isi fix fix
DESCRIPTION
tugas komunitasTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
%47%Latar Belakang
Nyeri adalah pengalaman sensori emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan aktual atau potensial (Tamsuri, 2006). Untuk
mengatasi rasa nyeri dapat dilakukan dengan metode farmakologi dan non-
farmakologi. Salah satu metode non-farmakologis yang dapat diberikan adalah
teknik distraksi (Suzannec, 2001).
Nyeri kronik yaitu nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan, hilang
timbul atau terus menerus, tanda respons parasimpatis, penderita depresi
sedangkan keluarga lelah.
Teknik distraksi adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan
mengalihkan perhatian kepada sesuatu yang lain sehingga kesadaran klien
terhadap nyerinya berkurang. Salah satu distraksi yang efektif adalah musik
karena terbukti menunjukkan efek yaitu mengurangi kecemasan dan depresi,
menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah dan menurunkan frekuensi
denyut jantung (Potter, 2002). Musik yang dipilih pada umumnya musik
lembut dan teratur, seperti instrumentalia atau musik klasik Mozart (Erfandi,
2009 dalam Farida, 2010).
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa musik klasik Mozart dan
musik kesukaan pilihan klien dapat menurunkan intensitas nyeri. Penelitian
menarik datang dari Mitchell tahun 2006 yang melakukan perbandingan antara
musik relaksasi dengan musik kesukaan terhadap persepsi nyeri pada 20 orang
pria dan 34 wanita yang berusia 18-51 tahun dimana didapatkan hasil bahwa
musik kesukaan merupakan terapi yang efektif untuk mengurangi persepsi
nyeri (Copley,J., 2011).
Kompres hangat menurut menurut Sylvia A price (2005) adalah
memberikan rasa hangat kepada pasien untuk mengurangi nyeri dengan
menggunakan cairan yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah lokal.
1
%47%Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah, sebagai berikut:
%47% Bagaimana konsep dasar dari kompres hangat?
%47% Bagaimana konsep dasar dari terapi musik?
%47% Bagaimana konsep dasar dari tidur?
%47% Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah, sebagai berikut:
%47% Mengetahui konsep dasar dari kompres hangat
%47% Mengetahui konsep dasar dari terapi musik
%47% Mengetahui konsep dasar dari tidur
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
%47% Kompres air hangat
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada radang
persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan. (Kusyati, 2006).
Beberapa penelitian mengenai manajemen nyeri dengan tindakan
nonfarmakologi salah satunya terapi pemberian kompres hangat. Terapi
dengan kompres hangat dipercaya secara sederhana dapat mengurangi rasa
nyeri pada seseorang yang mengalami kolik renal dan beberapa penyakit nyeri
kronik lainnya. (Judha, Sudarti, & Fauziah, 2012).
Pemberian kompres hangat dapat menimbulkan efek hangat serta efek
stimulasi kutaneus berupa sentuhan yang dapat menyebabkan terlepasnya
endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri (Runiari & Surinati,
2012). Kompres hangat juga akan menghasilkan efek fisiologis untuk tubuh
yaitu efek vasodilatasi, peningkatan metabolisme sel dan merelaksasikan otot
sehingga nyeri yang dirasa berkurang (Potter & Perry, 2006).
Sedangkan kompres hangat menurut menurut Sylvia A price (2005) adalah
memberikan rasa hangat kepada pasien untuk mengurangi nyeri dengan
menggunakan cairan yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah lokal. Lebih lanjut dijelaskan oleh Gabriel F.J
(1998) bahwa kompres hangat bertujuan, (1) melebarkan pembuluh darah dan
memperbaiki peredaran daerah di dalam jaringan tersebut; (2) pada otot, panas
memiliki efek menurunkan ketegangan; dan (3) meningkatkan sel darah putih
secara total dan fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi pembuluh
darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan
tekanan kapiler. Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan meningkat
sedangkan pH darah akan mengalami penurunan.
3
%47% Terapi musik
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik
oleh seseorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. Dalam
kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi pelengkap (Complementary
Medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang
digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi
atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat
disesuaikan dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalia, dan slow
musik (Potter, 2005 dikutip dari Erfandi, 2009).
Terapi musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan
kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik
terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan tekanan darah, dan mengubah
persepsi waktu (Guzzetta, 1989 dalam Harefa, dkk, 2010). Perawat dapat
menggunakan musik dengan kreatif diberbagai situasi klinik, pasien umumnya
lebih menyukai melakukan suatu kegiatan memainkan alat musik,
menyanyikan lagu atau mendengarkan musik. Musik yang sejak awal sesuai
dengan suasana hati individu, merupakan pilihan yang paling baik. (Elsevier,
2010).
Musik dan nyeri mempunyai persamaan penting yaitu bahwa keduanya
bisa digolongkan sebagai input sensor dan output. Sensori input berarti bahwa
ketika musik terdengar, sinyal dikirim keotak ketika rasa sakit dirasakan. Jika
getaran musik dapat dibawa kedalam resonansi dekat dengan getaran rasa
sakit, maka persepsi psikologis rasa sakit akan diubah dan dihilangkan
(Journal of the American Association for Musik Therapist, 1999 dalam
Harefa, dkk, 2010).
Secara umum, beberapa jenis musik klasik (Beethoven & Mozart)
dianggap memiliki dampak yang relatif universal oleh sebagian besar orang.
Musik-musik tersebut memiliki kesan dan dampak psikofisik yang relatif
sama, seperti menimbulkan kesan rileks, santai, cenderung membuat detak
nadi bersifat konstan, memberi dampak menenangkan, dan menurunkan stres.
Oleh karena itu, perlu pertimbangan rentang waktu tampilan musik, taraf usia
4
perkembangan, dan latar belakang budaya yang ada. Selain itu, sertai pula
dengan aktivitas motorik yang sesuai dan asosiasikan dengan kasih sayang dan
estetika.
Orang yang pernah mendengar musik Mozart (Klasik) dan
membandingkannya dengan Bach (Barok) akan langsung menyadari
perbedaan ini. Menurut Rachmadi (2007) musik Bach adalah musik yang
sangat kompleks, jika dibahas bisa tidak habis-habis dari segi pengertian
(meaning), teknik musik, atau strukturnya. Sebaliknya, ada suatu lelucon
mengenai musik Mozart, orang awam dapat mengagumi Mozart meskipun
tidak mengetahui alasannya. Hal ini dapat terjadi karena musik klasikal
mendasarkan teknik komposisinya dalam prinsip estetika rasionalis yang
melihat keindahan didalam keseimbangan, kemurnian, dan kesederhanaan.
Jika musik Barok banyak menggunakan lagu tambahan yang mengiringi lagu
lain dan polyphony, musik Klasikal mulai mengarah pada penggunaan teknik
harmoni atau homophony yang lebih mudah dicerna, satu melodi yang diiringi
oleh suara lain.
Menurut Campbell (2000) music Mozart memiliki keungulan akan
kemurnian dan kesederhanaan bunyi-bunyi yang dimunculkannya, irama,
melodi, dan frekuensi tinggi pada music Mozart merangsang dan memberi
daya pada daerah-daerah kreatif dan motivasi dalam otak. Music karya Mozart
memberi rasa nyaman tidak hanya ditelinga tetapi di jiwa juga yang
mendengarkannya. Mendengar music Mozart serasa ada yang menyertainya.
Music Mozart sesuai dengan pola sel otak manusia, karena music Mozart
begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari lembut hingga keras, dari
lambat sampai cepat (Surilena, 2008).
%47% Tidur
%42% Pengertian tidur
Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia,
karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat
mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu,
tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali.
5
Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak
bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan
cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi. (Ulimudiin, 2011).
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur buruk dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak
fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, daya
tahan tubuh menurun dan ketidakstabilan tanda-tanda vital. Dampak
psikologis meliputi depresi, cemas dan tidak konsentrasi (Potter & Perry,
2010).
%42% Jenis Tidur
Setiap malam seseorang mngalami dua jenis tidur yang berbeda
dan saling bergantian yaitu: tidur (Rapid-Eye Movement) dan non REM
(Non RapidEye Movement). (Rafknowledge, 2004).
%42% Tidur REM
Tidur REM (rapid eye movement) terjadi disaat kita bermimpi hal
tersebut ditandai dengan tingginya aktivitas mental, dan fisik. Ciri-
cirinya antara lain; detak jantung, tekanan darah, dan cara bernapas
sama dengan yang dialami saat kita terbangun. Masa tidur REM kira-
kira dua puluh menit dan terjadi selama empat sampai lima kali dalam
sehari.
%42% Tidur Non-Rem
Tidur non-REM memiliki empat tingkatan. Selama tingkatan
terdalam berlangsung (3 dan 4), orang tersebut akan cukup sulit
dibangunkan. Beranjak lebih malam, status tidur non-REM semakin
ringan.Pada tingkat 4, tidur serasa menyegarkan/meguatkan.Selama
periode ini, tubuh memperbaiki dirinya dengan menggunakan hormon
yang dinamakan somastostatin.Ilmuwan mendefinisikan bahwa tidur
yang terbaik adalah tidur yang mengalami perpaduan tepat antara
mengalami REM dan non-REM.
%42% Posisi tidur yang baik
%42% Tidur Terlentang
6
Posisi tidur terlentang adalah posisi yang memudahkan kepala,
leher serta tulang belakang untuk berada dalam posisi netral. Posisi
dimana Anda bisa mencegah rasa sakit pada leher dan punggung, dapat
serta meminimalkan keriput serta menjaga bentuk payudara tetap
kencang dan baik. Namun, posisi terlentang tidak cocok bagi mereka
yang mempunyai kebiasaan tidur mendengkur.
%42% Tidur Tengkurap
Posisi tidur tengkurap adalah posisi tidur yang memberikan
tekanan pada otot dan sendi sehingga dapat mengakibatkan nyeri serta
kesemutan. Tetapi posisi tidur tengkurap cukup baik bagi Anda yang
memiliki kebiasaan mendengkur, karena saluran udara menjadi lebih
terbuka. Jika Anda salah satu orang yang tidak memiliki riwayat sakit
leher, punggung dan suka mendengkur, maka posisi tidur tengkurap
adalah posisi tidur yang baik dan tepat bagi Anda.
%42% Tidur Meringkuk
Posisi tidur menyamping dimana lutut sejajar dengan pinggang
serta dagu menempel pada dada, dapat membuat sendi-sendi Anda
terasa nyeri saat bangun tidur, terutama bagi Anda yang memiliki
riwayat penyakit rematik. Posisi tidur seperti ini juga dapat membatasi
pernapasan diafragma, sehingga dapat menimbulkan kerutan serta
mengendurnya payudara. Jika Anda memilih posisi tidur yang seperti
ini, sebaiknya posisi meringkuk jangan terlalu ekstrem.
%42% Tidur Menyamping
Posisi tidur yang menyamping sebenarnya merupakan posisi tidur
yang baik untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh karena dapat
mengurangi dengkur dan dapat merenggangkan tulang belakang.
Namun posisi tidur menyamping juga memiliki kekurangan dimana
posisi ini dapat menyebabkan kerutan dan mengendurnya payudara.
Jika Anda sedang hamil, posisi tidur menyamping ke kiri dapat
bermanfaat melancarkan peredaran darah.
7
Uraian diatas merupakan macam-macam posisi tidur yang baik untuk
kesehatan tubuh Anda, dimana posisi tidur yang seperti itu dapat
memberikan kesegaran saat Anda bangun dari tidur. (Artikel, 2013).
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
%47% Pengkajian
Melakukan pengkajian pada hari kamis, tanggal 08 Oktober 2015, jam
16.00 WIB.
%47% Identitas umum
Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. Y
Umur : 44 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : STM
Pekerjaan : TNI AL
Alamat : Komplek TNI AL Sedati Sidoarjo
Nomor Telepon : 081219091XXX
Bahasa Sehari-hari : Jawa, Indonesia
Jarak yankes terdekat : 3 KM
Alat Transportasi : Mobil atau sepeda motor
Komposisi keluarga
8
No Nama Hub.
dgn
KK
Umur JK Suku Pendidikan
Terakhir
Pekerj
aan
Saat ini
Status
gizi
(TB,BB
)
TTV
(TD,
Nadi, S,
P)
Status
Imunis
asi
Dasar
9
1. Tn. Y Kepala
rumah
44 thn L Jawa STM TNI TB: 168
cm
BB:
TD:
140/100
mmHg.
Lengka
p
tangga 75 kg N: 84
x/menit.
RR: 18
x/menit.
S: 36,7ᵒC.
2. Ny. U Ibu
rumah
tangga
43 thn P Jawa SMA Rumah
tangga
TB: 65
kg.
BB: 160
cm
TD:
140/100
mmHg.
N: 84
x/menit.
RR: 18
x/menit.
S: 36,7ᵒC.
Lengka
p
3. Nn. D Anak 17 thn P Jawa SMP Pelajar TB: 163
cm
BB: 48
kg
TD:
120/70
mmHg.
N: 84
x/menit.
RR: 20
x/menit.
S: 36ᵒC.
Lengka
p
4. An. R Anak 8 thn P Jawa TK Siswi TB: 130
cm
BB: 35
TD:
110/70
mmHg.
N: 110
Lengka
p
10
kg x/menit.
RR: 20
x/menit.
S:
36,5ᵒC.
11
Genogram
Th. 2011 Th. 2003
Faktor Usia Diabetes Mellitus
Keterangan:
= Laki-laki meninggal dunia
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien penderita kista
= Tinggal serumah
Tipe keluarga
12
Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu
rumah terdapat Ayah, Ibu dan 2 Anak, sehingga akan dapat
mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga
menderita penyakit yang dapat menular.
Suku bangsa (etnis)
Keluarga ini berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan
makan tidak makan asal kumpul.
Sebagian besar masyarakat adalah etnis jawa, ada beberapa etnis
Madura, masyarakat di area tempat tinggal keluarga Tn. Y bersifat
homogen.
Ada beberapa kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat
dengan nilai etnis diantaranya selamatan, tingkeban, mitoni, dan lain-
lain.
Tn. Y dan Ny. U masih menggunakan pola busana tradisional yaitu
menggunakan kain, kebaya dan sarung sedangkan anak yang tinggal
satu rumah sudah berbusana modern. Pola diit keluarga masih
menganut nilai tradisional.
Pengambil keputusan adalah kepala keluarga tetapi sebelumnya
melalui proses musyawarah bersama anggota keluarga yang satu
rumah.
Menurut keterangan Ny. U, jika ada anggota keluarga yang sakit
dibawa berobat ke rumah sakit. Menurut anggota keluarga, tidak ada
masalah dalam pemanfaatan layanan kesehatan.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa, kadang-kadang
menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan orang asing.
Tidak ada hambatan komunikasi dalam keluarga khusunya
penggunaan bahasa.
Agama dan kepercayaan
Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan memiliki
pandangan yang sama dalam praktik keyakinan beragama.
Anggota keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan
seperti tahlilan satu kali seminggu.
13
Menurut Ny. U bahwa penyakit adalah takdir yang digariskan oleh
yang Maha Kuasa dan akan selalu mengupayakan kesembuhan. Tidak
ada nilai-nilai keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan.
Status social ekonomi keluarga
Menurut ibu pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari. Pendapatan suami Rp. 4.000.000-,/bln.
Kebutuhan yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk kebutuhan
hidup sehari-hari, biaya sekolah 2 anak, listrik. Keluarga mempunyai
televisi, kulkas, AC, mobil, sepeda motor.
Aktivitas rekreasi keluarga
Biasanya keluarga melihat TV bersama, kadang-kadang pergi
bersama, kadang-kadang jogging, kadang-kadang bersepeda. Tn.Y
kadang-kadang berolahraga seperti jogging, bersepeda. Nn. D anak ke-
1 jarang main karena sibuk dengan sekolahnya. Anak ke-2 juga sering
keluar pada sore hari bermain bersama anak seumurannya. Pada saat
tertentu keluarga juga mengadakan rekreasi kalau ada waktu luang,
biasanya 1 bulan sekali.
%47% Riwayat dan tahap perkembangan
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. Y mempunyai 2 orang anak. Anak ke-1 berusia 17
tahun dan anak ke-2 berusia 8 tahun. Maka keluarga Tn. Y berada pada
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap yang belum ada adalah tahap dengan keluarga usia
pertengahan dan sebentar lagi mungkin terjadi sehingga keluarga
sudah memikirkan kearah sana. Tahap yang belum terpenuhi dalam
keluarga Tn. Y yaitu tahap dan perkembangan perkembangan keluarga
setelah menikah. Ny. U susah beradaptasi pada tahun pertama
pernikahan seperti kurang pandai memasak.
%47% Riwayat kesehatan keluarga
14
Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keluarga dari pihak suami
Ny. U tidak begitu paham dengan kesehatan keluarga
suaminya karena mereka berjauhan, keluarga suaminya tinggal di
pulau Jawa tepatnya di Yogyakarta Jawa Tengah. Ayah dari bapak
Tn. Y meninggal pada usia tua. Ibu dari Tn. Y masih sehat.
Riwayat keluarga dari pihak istri
Bapak dari Ny. U meninggal karena penyakit diabetes
militus. Ibu dan saudara-saudara yang lain tinggal di Kediri dengan
keadaan yang sehat, tidak ada yang menderita penyakit diabetes
militus.
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini
Menurut Ny.U riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
sebagai berikut:
Tn. Y: Keadaan sehat, tetapi di 3 tahun yang lalu pernah mengalami
operasi mata (Katarak) sebelah kiri karena mata Tn. Y pernah
kemasukan hewan kecil pada saat keluar malam. Pada awalnya Tn.
Y tidak merasakan tanda-tanda katarak tetapi setelah kurang lebih
2 minggu dari kejadian Tn. Y merasakan sakit mata. Sampai
matanya memerah dan pandangan kabur setelah itu dibawa ke
RSAL untuk memeriksakan keadaan mata Tn. Y. Akhirnya
dilakukan operasi katarak, dan saat ini mata Tn. Y sudah dapat
melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata. Memiliki riwayat
hipertensi.
Ny. U: Ny. U memiliki alergi dingin dan 2 bulan yang lalu melakukan
operasi kista yang ke dua dengan ukuran kista sebesar 8 cm. Yang
pertama dilakukan pada 2 tahun yang lalu. Dan memiliki riwayat
thyphoid dan hipertensi.
15
Ny. U mengatakan 2 bulan yang lalu melakukan operasi
kista yang ke dua dengan ukuran kista sebesar 8 cm. Yang pertama
dilakukan pada 2 tahun yang lalu.
Ny. U mengatakan pada saat menstruasi ketika remaja Ny.
U sering mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri seperti feminax,
asam mefenamat. Menstruasi Ny. U tidak teratur dan dianggap
sepele. Ny. U mengatakan nyeri hebat pada saat menstruasi dengan
skala 7. Pada saat dilakukan pengkajian ketika di palpasi pada
bagian uterus, Ny. U kesakitan.
Nn. D anak pertama: Keadaan sehat, tidak pernah sakit serius.Menurut
Ny. U, anaknya yang nomer 1 dalam 2 bersaudara yaitu Nn. D
merupakan anak yang pemalu dan susah berinteraksi dengan
masyarakat. Dalam kesehariannya Nn. D jarang keluar rumah dan
menutup diri jika ada orang yang datang kerumah. Nn. D tidak
pernah terlihat keluar rumah. Jika ada tamu yang datang Nn. D
lebih memilih di dalam kamar daripada menemui tamu yang
datang. Nn. D menutup diri jika tidak ajak ngobrol duluan.
Menurut Ny, U, Nn. D jarang terlihat bermain atau berkumpul
dengan teman- teman sebayanya. Menurut Ny. U, kadang- kadang
saat teman- temannya bermain kerumah, Nn. D tidak akan
berkomunikasi jika tidak diajak bicara terlebih dulu
An. R anak kedua: Memiliki alergi susu formula sejak bayi. Ny. U
mengeluh anaknya mempunyai kebiasaan sering membeli jajanan
di warung seperti membeli snack. Anaknya juga kurang suka
makan sayuran dan Ny. U berusaha untuk membuat anaknya
menyukai sayuran untuk dikonsumsi. Saat An. R disuapi makanan
dengan sayuran, An. R menolak malah membeli snack.
Tn. Y dan Ny. U mengatakan pusing. Menurut Ny. U, Tn. Y dan Ny.
U meminum obat hipertensinya tidak selalu habis, hanya jika
merasa sakit saja dan jika sudah sembuh, obatnya sudah tidak di
16
minum lagi. Kadang meskipun sakit tidak minum obat tapi minum
jamu.
Ny. U mengatakan Tn. Y dan Ny. U jika tidak terlalu patuh
terhadap resep obat yang di berikan oleh dokter. Menurut Ny. U
obat yang seharusnya di minum sebelum makan tetapi oleh Tn. Y
dan Ny. U di minum setelah makan bersamaan dengan obat yang
lain.
Menurut Ny. U, Tn. Y dan Ny. U juga tidak patuh dalam
meminum obatnya. Yang seharusnya obatnya satu di bagi dua
tetapi Tn. Y dan Ny. U menjadikannya satu. Menurut Ny. U
obatnya terlalu kecil sehingga susah untuk membaginya.
Obat-obatan yang di konsumsi oleh Tn. Y dan Ny. U
kebanyakan belum habis dan masih banyak. Terdapat macam-
macam jamu yang di konsumsi Tn. Y dan Ny. U.
Tn. Y dan Ny. U menunjukkan sebagian obat yang di
konsumsi dengan bentuk obat yang beragam mulai obat yang
paling kecil sampai obat yang bentuknya besar.
Sumber pelayanan kesehatan yang di manfaatkan
Jika sakit ringan keluarga Tn. Y ke Rumkital dr. Soekantyo Jahja,
Juanda Sidoarjo. Jika sakit berat keluarga Tn. Y ke Rumah Sakit
Angkatan Laut (RSAL) Surabaya.
%47% Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah
Luas rumah: Panjang = 14 m, Lebar = 6 m.
Menurut Depkes (2015) rasio untuk satu anggota keluarga adalah 8 m.
Jadi, rumah Tn. Y sesuai dengan rasio menurut Depkes (2015).
Ventilasi: Di ruang tamu ada 2 jendela sebagai ventilasi.
Pencahayaan: Baik.
Lantai: Keramik.
Kebersihan rumah: Baik, disapu setiap hari pagi dan sore.
17
Jenis bangunan: Permanen.
Gambar tipe tempat tinggal
Status rumah yang sedang ditinggali adalah rumah milik
Negara.
18
Denah rumah
U Keterangan: = Pintu
B T Ukuran rumah 6x14 m2
S
19
TV
JALAN
Kamar tidur
Ruang makan
Kamar tidur
Dapur
Tempat jemuran
Toilet
Kamar tidur
Teras
Ruang tamu
Gambarkan kondisi rumah
Rumah terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar
mandi. Dibagian depan depan rumah terdapat teras yang dilengkapi
dengan 2 kursi yang terbuat dari plastic dan garasi mobil, sepeda
motor. Penataan perabotan dalam rumah terkesan rapi tetapi
sempit, ventilasi dirasa kurang dan penerangan cukup, lantai dari
keramik, tembok permanent, kuat dan dapat melindungi suhu
dingin maupun gangguan keamanan yang lain. Semua kamar tidur
kurang ventilasi dan penerangan sudah cukup.
Dapur terkesan bersih namun cukup sempit
Peralatan mandi lengkap dan setiap anggota keluarga memiliki
peralatan mandi tersendiri, bak mandi dikuras 2x dalam
seminggu sekali dan tidak ada jentik-jentik nyamuk.
Hunian tempat tidur untuk satu kamar di huni 3 orang (Tn. Y, Ny.
U, An. R), satu kamar dihuni 1 orang (An. D), sedangkan
kamar satunya biasanya dibuat kamar tidur tamu. Privasi orang
yang ada dikamar terjamin karena memiliki pintu dan kunci.
Tidak ada binatang peliharaan, saat pengkajian tidak ada serangga
yang tampak berkeliaran.
Keluarga mengatakan bahwa mereka aman tinggal dalam rumah
dan dapat melakukan kegiatan dengan leluasa. Keluarga merasa
aman karena sudah ada pagar dan pintu yang kuat.
Anggota keluarga mengatakan bahwa mereka dapat melakukan
aktivitas dengan leluasa dan tidak merasa terganggu orang dari
luar.
Rumah relative aman dari resiko kecelakaan ataupun ancaman
criminal. Rumah dikelilingi pagar permanen, pintu kuat dan
jalan di depan rumah relative sepi jarang dilalui kendaraan
besar sehingga resiko kecelakaan kecil.
Sampah rumah tangga dikelola oleh dinas kebersihan dan setiap
bulan ada uang sampah sebesar 30.000 rupiah. Keluarga
merasa tidak ada masalah dengan pembuangan sampah.
20
Anggota keluarga merasa puas dengan penataan rumah karena
menyadari rumahnya sempit.
Karakteritsik tetangga
Jika ada anggota keluarga yang sakit, tetangga selalu menjenguk
dan kadang-kadang memberikan biaya berobat.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga tinggal sejak tahun 1999.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu mengikuti arisan yang diadakan 1 bulan sekali.
Sistem pendukung keluarga
Saat sekarang anggota keluarga dalam keadaan sehat. Jika sakit
dan perlu biaya perawatan rumah sakit keluarga biasanya
memanfaatkan fasilitas yang ada seperti BPJS.
Struktur keluarga
Keluarga Tn. Y merupakan keluarga (Nuclear Family) yang terdiri dari
kepala keluarga, istri dan 2 orang anak.
Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang
dipakai setiap hari adalah bahasa jawa dan kadang-kadang bahasa
Indonesia, keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan
pesan, frekuensi komunikasi dalam keluarga setiap hari dilakukan dan
selama ini tidak ada masalah dalam keluarga mengenai komunikasi.
Struktur kekuatan keluarga
Pemegang keputusan di keluarga adalah kepala keluarga. Namun,
sebelum mengambil keputusan, Tn. Y terlebih dahulu
mendiskusikannya kepada Ny. U. Bila ada sesuatu yang sangat penting
dan Tn. Y tidak ada di rumah, biasanya Ny. U yang mengambil
keputusan. Setelah Tn. Y pulang, Ny. U baru mengomunikasikan
bersama Ny. U.
Struktur peran
Peran kepala keluarga mencari nafkah. Ibu berperan sebagai
pengatur rumah tangga, seperti memasak, mengurus anak, dan
21
mengatur keuangan keluarga. Anak pertama pelajar kelas 3 SMA.
Anak kedua siswi kelas 3 SD. Ibu juga berperan sebagai perawat
keluarga, dan selama ini tidak terjadi konflik peran di keluarga.
Nilai atau norma keluarga
Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada
keluarga yang sakit, jika tidak terlalu parah ditangani sendiri dengan
membeli obat di warung, tetapi jika tidak sembuh langsung dibawa ke
Rumkital dr. Soekantyo Jahja, Juanda Sidoarjo. Jika penyakitnya ganas
langsung dibawa ke rumah sakit angkatan laut (RSAL).
Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Orang tua menyadari adanya kebutuhan pada setiap anggota yaitu
seperti makanan, kasih sayang, perhatian, berkumpul bersama
keluarga, dll. Keluarga tampak senang dan akrab satu sama lain,
sehingga tidak ada salah satu anggota yang dikucilkan atau terjadinya
konflik. Orang tua memantau anak-anaknya untuk bersekolah lebih
tinggi. Orang tua menjaga dan mendidik anak-anaknya dengan baik.
Fungsi sosialisasi
Ny. U selalu memantau kegiatan anaknya seperti belajar dan
bersikap sopan santun kepada sekitar lingkungannya. Jika ada salah
satu anggota yang salah, Ny. U menegur. Jika perlu dia memarahinya,
tetapi tidak berlebihan, terkadang juga Nn. D jarang keluar rumah
sehingga selama berinteraksi dan komunikasinya kurang. Orang tua
tetap selalu memperhatikan sikap anaknya, jika anak sudah mampu
untuk melakukan sendiri maka Ny. U hanya mengingatkatkan saja.
Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga mempunyai kebiasaan menggunakan fasilitas kesehatan
apabila merasa perlu, misalnya bila ada salah satu anggota yang sakit
seperti sakit kepala, panas tinggi, dan batuk biasanya membeli obat di
warung, di kompres agar panas bisa turun jika masih belum kunjung
sembuh keluarga akan pergi ke Rumkital dr. Soekantyo Jahja, Juanda
Sidoarjo.
22
Fungsi reproduksi
Jumlah anak 2 orang, 2 wanita. Jarak anak 1 ke 2 9 tahun, dan ibu
mengikuti KB spiral.
Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilan Tn.
Y dalam 1 bulan 4 juta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
sisanya di tabung.
Stress dan koping keluarga
Stressor jangka pendek
Ibu mengatakan tidak ada masalah yang berat selama ini.
Stressor jangka panjang
Menurut keluarga, stressor jangka panjang tidak ada. Menurut
keluarga, bila ada masalah, mereka menyelesaikannya dengan pelan-
pelan, tidak usah di buat stress.
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Jika ada masalah, keluarga menghadapi dengan tenang, mencari
alternatif penyelesaiannya. Dan meyakini setiap masalah ada jalan
keluarnya. Menurut keluarga, masalah yang sangat penting adalah bila
ada salah satu anggota keluarga yang sedang sakit. Karena keluarga
adalah bagian terpenting dalam hidup. Bila ada masalah kesehatan
yang ringan ditangani dahulu, jika tidak sembuh secepatnya dibawa ke
Rumkital dr. Soekantyo Jahja, Juanda Sidoarjo.
Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan adalah dengan memecahkan masalah
secara bersama-sama. Apabila tidak menemukan pemecahannya atau
mengalami kebuntuan biasanya keluarga saling berdiskusi agar
masalah akan cepat terselesaikan dengan benar.
Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terlihat adaptasi yang disfungsional.
23
Pola aktivitas sehari-hari
Tn. Y bekerja sebagai angkatan laut dari jam 07.00-16.00, dan
Sedangkan Ny. U bekerja dirumah mengurus 2 anaknya, seperti:
menyiapkan makan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Tn. Y Ny. U Nn. D An. R
Pola makan 3x sehari 3x sehari 4x sehari 3x sehari
Pola Minum 2 L 3 L 1L 1L + minum
es
Istirahat 6 jam 8 jam 9 jam 14 jam
BAK 1 L 1,5 L 2 L 2,5 L
BAB 1x sehari 1x sehari 1x sehari 1x sehari
Kebersihan
Diri
Mandi 2-3x
sehari (pagi,
sore dan saat
pulang kerja)
Mandi 2x sehari
(pagi dan sore)
Mandi 2x
sehari (pagi dan
sore)
Mandi 2x
sehari (pagi
dan sore)
Olahraga Kadang-
kadang
berolahraga
seperti
jogging,
bersepeda.
Jarang
berolahraga.
Jarang
berolahraga.
Jarang
berolahraga.
Spiritual
Tn. Y dan Ny. U mengatakan jarang beribadah di masjid ketika tidak
hari besar dan tidak pernah tertinggal shalat 5 waktu. Tn. Y beribadah di
masjid jika sholat jumat dan hari besar.
24
Psikososial
Keadaan emosi keluarga saat ini baik. Tidak mengalami konflik dalam
keluarga namun interaksi dengan tetangga sekitar juga sangat baik.
Faktor resiko masalah kesehatan
Pada saat menstruasi ketika remaja Ny. U sering mengkonsumsi
obat-obatan anti nyeri seperti feminax, asam mefenamat. Menstruasi Ny.
U tidak teratur dan dianggap sepeleh. Kista adalah penyakit genetic, yang
dikhawatirkan akan menurun pada anak Ny. U yaitu Nn. D yang berumur
17 tahun sudah menstruasi dan An. R yang berumur 8 tahun belum
menstruasi. Akan tetapi Ny. U telah menghimbau ketika menstruasi tidak
mengkonsumsi obat-obatan, ketika nyeri perut pada saat menstruasi.
Tn. Y dan Ny. U sering mengeluh pusing karena memiliki riwayat
hipertensi. An. R sering jajan sembarangan, yang dikhawatirkan ketika
alerginya kambuh.
Pemeriksaan fisik
No. Komponen Tn. Y Ny. U Nn. D An. R
1. Kepala Rambut hitam,
pendek, bersih,
tidak ada
kelainan
Rambut
hitam,
pendek,
bersih, tidak
ada kelainan
Rambut
hitam,
pendek,
bersih, tidak
ada kelainan
Rambut hitam,
pendek,
bersih, tidak
ada kelainan
25
2. Mata Sklera tidak
ikterus,
Konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan,
visus normal
Sklera tidak
ikterus,
Konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan,
visus normal
Sklera tidak
ikterus,
Konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan,
visus normal
Sklera tidak
ikterus,
Konjungtiva
tidak anemis,
tidak ada
peradangan,
visus normal
3. Telinga Bersih, tidak
ada serumen,
Bersih, tidak
ada
Bersih, tidak
ada
Bersih, tidak
ada
tidak ada luka serumen, tidak
ada luka
serumen, tidak
ada luka
serumen, tidak
ada luka
4. Hidung Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
kelainan
Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
kelainan
Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
kelainan
Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
kelainan
5. Mulut Lidahnya
bersih, tidak
ada stomatitis,
tidak ada
caries.
Lidahnya
bersih, tidak
ada stomatitis,
tidak ada
caries.
Lidah bersih,
tidak ada
stomatitis,
tidak ada
caries.
Lidah bersih,
tidak ada
stomatitis,
tidak ada
caries,
26
6. Leher dan
Tenggorokan
Nyeri tekan
(-),
pembesaran
kelenjar limfe
dan tiroid
tidak ada,
kesulitan
menelan tidak
ada.
Nyeri tekan
(-),
pembesaran
kelenjar limfe
dan tiroid
tidak ada,
kesulitan
menelan tidak
ada.
Nyeri tekan
(-),
pembesaran
kelenjar limfe
dan tiroid
tidak ada,
kesulitan
menelan tidak
ada.
Nyeri tekan
(-),
pembesaran
kelenjar limfe
dan tiroid
tidak ada,
kesulitan
menelan tidak
ada.
7. Dada dan Paru-
Paru
Pergerakan
dada simetris,
tidak ada
kelainan,
lapisan paru,
ronchi (-),
mengi (-),
Pergerakan
dada simetris,
tidak ada
kelainan,
lapisan paru,
ronchi (-),
mengi (-),
Pergerakan
dada simetris,
tidak ada
kelainan,
lapisan paru,
ronchi (-),
mengi (-),
Pergerakan
dada simetris,
tidak ada
kelainan,
lapisan paru,
ronchi (-),
mengi (-),
stridor (-),
tidak ada alat
bantu
pernafasan.
stridor (-),
tidak ada alat
bantu
pernafasan.
stridor (-),
tidak ada alat
bantu
pernafasan.
stridor (-),
tidak ada alat
bantu
pernafasan.
8 Jantung BJ I dan BJ II
murni
BJ I dan BJ II
murni
BJ I dan BJ II
murni
BJ I dan BJ II
murni
9 Abdomen Tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
pergeseran
abdomen
Nyeri tekan
pada abdomen
bagian bawah
Tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
pergeseran
abdomen
Tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
pergeseran
abdomen
27
10 Ekstermitas Tidak ada
kelainan,
pergerakan
separuh bebas,
ada cedera
Tidak ada
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak
ada cedera
Tidak ada
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak
ada cedera
Tidak ada
kelainan,
pergerakan
bebas, tidak
ada cedera
11 Kulit Bersih, warna
kulit sawo
matang, tidak
ada tanda
infeksi, tidak
ada jamur,
turgor baik
Bersih, warna
kulit sawo
matang, tidak
ada tanda
infeksi, tidak
ada jamur,
turgor baik
Bersih, warna
kulit sawo
matang, tidak
ada bekas
luka, tidak ada
jamur, turgor
baik
Bersih, warna
kulit sawo
matang, tidak
ada jamur,
turgor baik
12 Kuku Panjang,
bersih, tidak
ada sianosis
Pendek,
bersih, tidak
ada sianosis
Pendek, bersih Pendek,
bersih, tidak
ada sianosis,
13 BB 75 kg 65 kg 48 kg 35 kg
14 TB 168 cm 160 cm 163 cm 130 cm
15 Tanda Vital TD :
140/100mmhg
N : 84x/menit
RR :
18x/menit
TD :
140/100mmhg
N : 84x/menit
RR :
18x/menit
TD :
120/ 70 mmhg
N : 84 x/menit
RR :
20x/menit
TD: 110/70
mmHg.
N: 110
x/menit.
RR: 20
x/menit.
S: 36,5ᵒC.
28
16 Kesimpulan Saat di kaji,
Tn. Y dalam
keadaan
pusing.
Saat di kaji,
Ny. U dalam
keadaan
pusing, nyeri
tekan pada
abdomen
bagian bawah
Saat di kaji,
Nn. D dalam
keadaan sehat
Saat di kaji,
An. R dalam
keadaan sehat
Pemeriksaan
Laboratorium
Tgl pemeriksaan Tn. Y Ny. U
Gula darah acak 24-11-2015 208 mg 174 mg
Asam Urat 24-11-2015 6,1 mg/dl 7,9 mg/dl
Cholestrol 24-11-2015 188 mg/dl 176 mg/dl
Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan
yang lebih efektif, sehingga anggota keluarga dapat mengerti dan
memelihara kesehatannya dengan baik.
Analisa Data
No Analisa Data Masalah Keperawatan
29
1 DS:
Menurut Ny. U, anaknya yang
nomer 1 dalam 2 bersaudara
yaitu Nn. D merupakan anak
yang pemalu dan susah
berinteraksi dengan
masyarakat.
Menurut Ny. U dalam
kesehariannya Nn. D jarang
keluar rumah dan menutup diri
jika ada orang yang datang
kerumah dikarenakan terlalu
sibuk dengan kegiatan sekolah
sehingga mengalami kelelahan
dan jarang utuk keluar rumah.
Menurut Ny, U, Nn. D jarang
terlihat bermain atau
berkumpul dengan teman-
teman sebayanya.
Menurut Ny. U, kadang-
kadang saat teman- temannya
bermain kerumah, Nn. D tidak
akan berkomunikasi jika tidak
diajak bicara terlebih dulu
DO:
Nn. D tidak pernah terlihat keluar
rumah.
Jika ada tamu yang datang Nn. D
lebih memilih di
Impaired social interaction (Hambatan
interaksi social) pada Nn. D di keluarga
Tn. Y.
Domain 7 (Role
Relationships/Hubungan peran)
Kelas 3 (Role Performance/Kinerja
peran)
Impaired social interaction (Hambatan
interaksi social) -00052 halaman 321.
30
dalam kamar daripada menemui
tamu yang datang.
Nn. D menutup diri jika tidak ajak
ngobrol duluan.
2 DS:
Ny. U mengatakan 2 bulan yang
lalu melakukan operasi kista
yang ke dua dengan ukuran
kista sebesar 8 cm. Yang
pertama dilakukan pada 2 tahun
yang lalu.
Ny. U mengatakan pada saat
menstruasi ketika remaja Ny. U
sering mengkonsumsi obat-
obatan anti nyeri seperti
feminax, asam mefenamat.
Menstruasi Ny. U tidak teratur
dan dianggap sepele.
Ny. U mengatakan nyeri hebat
pada saat menstruasi dengan
skala 7.
DO:
Pada saat dilakukan pengkajian
ketika di palpasi pada bagian
uterus, Ny. U kesakitan.
Chronic pain (Nyeri kronis) pada Ny.
U di keluarga Tn. Y.
Domain 12 (Comfort/Kenyamanan)
Kelas 1 (Physical
Comfort/Kenyamanan fisik)
Chronic pain (Nyeri kronis) - 00133
halaman 471.
3 DS:
Ny. U mengeluh anaknya
mempunyai kebiasaan sering
membeli jajanan di warung seperti
31
membeli snack. Anaknya juga
kurang suka makan sayuran Risk-prone health behavior (Perilaku
kesehatan cenderung berisiko) pada
dan Ny. U berusaha untuk
membuat anaknya menyukai
sayuran untuk dikonsumsi.
DO:
Saat An. R disuapi makanan
dengan sayuran, An. R menolak
malah membeli snack.
An. R di keluarga Tn. Y.
Domain: 1 (Health Promotion/Promosi
Kesehatan)
Kelas 2: Health Management
(Manajemen Kesehatan).
Risk-prone health behavior (Perilaku
kesehatan cenderung berisiko) - 00188
halaman 160.
4 DS:
Tn. Y dan Ny. U mengatakan
pusing.
Menurut Ny. U, Tn. Y dan Ny. U
meminum obat hipertensiny
tidak selalu habis, hanya jika
merasa sakit saja dan jika sudah
sembuh, obatnya sudah tidak di
minum lagi. Kadang meskipun
sakit tidak minum obat tapi
minum jamu.
Ny. U mengatakan Tn. Y dan Ny.
U jika tidak terlalu patuh
terhadap resep obat yang di
berikan oleh dokter. Menurut
Ny. U obat yang seharusnya di
Noncompliance (Ketidakpatuhan) pada
Tn. Y dan Ny. U di keluarga Tn. Y.
Domain: 1 (Health Promotion/Promosi
Kesehatan)
Kelas 2: Health Management
(Manajemen Kesehatan).
Noncompliance (Ketidakpatuhan) -
00079 halaman 165.
32
minum sebelum makan tetapi
oleh Tn. Y dan Ny. U di minum
setelah makan bersamaan
dengan obat yang lain.
Menurut Ny. U, Tn. Y dan Ny. U
juga tidak patuh dalam
meminum obatnya. Yang
seharusnya obatnya satu di bagi
dua tetapi Tn. Y dan Ny. U
menjadikannya satu. Menurut
Ny. U obatnya terlalu kecil
sehingga susah untuk
membaginya.
DO:
Tekanan darah Tn. Y dan Ny. U
(140/100 mmHg).
Obat-obatan yang di konsumsi
oleh Tn. Y dan Ny. U
kebanyakan belum habis dan
masih banyak. Terdapat macam-
macam jamu yang di konsumsi
Tn. Y dan Ny. U.
Tn. Y dan Ny. U menunjukkan
sebagian obat yang di konsumsi
dengan bentuk obat yang
beragam mulai obat yang paling
kecil sampai obat yang
bentuknya besar.
33
Scoring
Impaired social interaction (Hambatan interaksi social) pada Nn. D di
keluarga Tn. Y.
No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
ancaman
kesehatan
1 2/3 x 1= 2/3 Nn. D tidak akan mau
berkomunikasi dengan orang
lain tanpa diajak berkomunikasi
terlebih
dahulu sehingga membuat
hubungan silaturahmi dengan
orang disekitarnya sedikit
terhambat.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah: sebagian
2 1/2 x 2= 1 Keluarga bisa berupaya untuk
menganjurkan Nn, D mengikuti
kegiatan karang taruna atau
kegiatan disekolah seperti OSIS
untuk meningkatkan interaksi
dan komunikasi dengan
lingkungan di sekitarnya.
3. Potensial
masalah untuk
dicegah: rendah
1 1/3 x 1= 1/3 Sejak kecil Nn. D tidak terbiasa
untuk berkomunikasi dengan
banyak orang kecuali pada
keluarganya (ayah, ibu dan
adik)
34
4. Menonjolnya
masalah: ada
masalah tapi
tidak perlu segera
ditangani
1 1/2 x1= 1 Semakin bertambahnya usia dan
pergaulan, nantinya Nn. D
diharuskan untuk berkomunikasi
dengan orang-orang
disekitarnya
Jumlah 5 3
Chronic pain (Nyeri kronis) pada Ny. U di keluarga Tn. Y.
No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
Tidak sehat
1 3/3 x 1 = 1 Nyeri yang sudah lama diderita
Ny. U dapat menjadi
ketidaknyamanan pada Ny. U,
sehingga merupakan keadaan
yang tidak sehat bagi keluarga.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
Mudah
2 2/2 x 2 = 1 Gejala nyeri dapat segera
ditangani dengan menggunakan
cara tradisional dan sederhana.
3. Potensial
masalah untuk
dicegah:
Tinggi
1 3/3x 1 = 1 Keluarga Tn. Y cukup mampu
untuk melaksanakan.
4. Menonjolnya
masalah:
Masalah berat
harus segera
ditangani
1 2/2x 1 = 1 Keadaan ekonomi keluarga
cukup memadai, sehingga Ny. U
tidak kesulitan untuk pergi ke
pusat kesehatan terdekat. Ny. U
menyadari nyeri dapat menjadi
ketidaknyamanan bagi Ny. U,
35
sehingga Ny. U berusaha
mencari pengobatan.
JUMLAH 5 4
Risk-prone health behavior (perilaku kesehatan cenderung berisiko) pada An.
R di keluarga Tn. Y.
No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
ancaman
kesehatan
1 2/3 x 1 = 2/3 Bersifat ancaman kesehatan
karena jika tidak segera
ditangani nutrisi anak tersebut
tidak seimbang dan akan
berisiko terserang penyakit.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
Sebagian
2 1/2 x 2 = 1 Dengan diberikannya edukasi
tentang gizi dan menyiapkan
makanan yang baik untuk
anak, keluarga bisa berupaya
untuk
meningkatkan gizi anaknya
agar bisa seimbang dan
membuat anak mau makan
dirumah.
36
3. Potensial
masalah untuk
dicegah: Cukup
1 2/3 x 1 = 2/3 Setelah diberi saran Tn. Y dan
Ny. U akan melakukan
perubahan dalam pola
penyajian makanan agar
anaknya mau makan dengan
makanan gizi yang seimbang
4. Menonjolnya
masalah:
Masalah berat
harus ditangani
1 2/2 x 1 = 1 Apabila ada salah satu
keluarga yang sakit maka
keluarga langsung
membawanya ke pelayanan
kesehatan terdekat.
JUMLAH 5 2 4/3
Noncompliance (Ketidakpatuhan) pada Tn. Y dan Ny. U di keluarga Tn. Y.
No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
Ancaman
kesehatan
1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. Y dan Ny. U sering
mengalami pusing sehingga
masalah bersifat ancaman
kesehatan.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
Sebagian
2 1/2 x 2 = 1 Jika Tn. Y dan Ny. U dalam
beraktifitas diimbangi dengan
gizi yang seimbang dan
istirahat yang cukup. Maka
kemungkinan masalah dapat
diubah sebagian.
3. Potensial 1 1/3 x 1 = Setelah diberi saran Tn. Y
37
masalah untuk
dicegah: Rendah
1/3 dan Ny. U akan melakukan
perubahan dalam istirahat yang
cukup.
4. Menonjolnya
masalah:
Ada masalah
tetapi tidak
perlu segera
ditangani.
1 1/2x 1 = ½ Apabila Tn. S merasa
kelelahan, hal yang dilakukan
Tn. S adalah berolah raga
dipagi hari setelah shalat
subuh.
Jumlah 1 8/6
%47% Diagnosa
Chronic pain (Nyeri kronis) pada Ny. U di keluarga Tn. Y.
Impaired social interaction (Hambatan interaksi social) pada Nn. D di
keluarga Tn. Y.
Noncompliance (Ketidakpatuhan) pada Tn. Y dan Ny. U di keluarga Tn. Y.
Risk-prone health behavior (perilaku kesehatan cenderung berisiko) pada An.
R di keluarga Tn. Y.
38
%47% Intervensi
Nama kepala keluarga : Tn. Y
Alamat : Komplek TNI AL Sedati Sidoarjo
No. Diagnosis
Keperawatan
Komunitas
NOC Sasaran NIC
1. Chronic pain
(Nyeri kronis)
pada Ny. U di
keluarga Tn. Y.
NOC: Pain Control
(kontrol nyeri).
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam 1 kali
kunjugan rumah keluarga
dengan waktu kurang lebih
1 jam, maka keluarga
mampu mengenal masalah
kesehatan setiap
anggotanya dengan
indikator :
Mengetahui langkah-
langkah pencegahan
nyeri kronis. (Dari 2 ke
4).
Mengetahui terapi non
analgesic yang
dianjurkan oleh perawat
atau petugas kesehatan.
(Dari 2 ke 3).
Keterangan:
1= tidak pernah
Ny. U NIC = Pain management
(manajemen nyeri)
Kegiatan :
* Mengenal masalah kesehatan
setiap anggotanya.
Ny. U mengetahui tentang faktor
yang meningkatkan atau
memperburuk nyeri.
Ny. U mengetahui penggunaan
teknik non analgesik seperti
kompres air hangat
(Berdasarkan hasil penelitian
Khusniyah (2011) disebabkan
dengan dilakukannya kompres
hangat dapat otot-otot yang
tegang dapat rilek, mengurangi
nyeri hebat pada nyeri
menstruasi. Kemudian dengan
dilakukannya kompres tersebut
selain merelaksasi otot juga
mampu melebarkan pembuluh
darah dan meningkatkan aliran
darah local), terapi music
39
menunjukkan
2= jarang menunjukkan
(untuk mengurangi
40
3= kadang - kadang
menunjukkan
4= sering menunjukkan
5= selalu menunjukkan
Halaman 390.
kecemasan dan depresi,
menghilangkan nyeri,
menurunkan tekanan darah dan
menurunkan frekuensi denyut
jantung (Potter, 2002). Musik
yang dipilih pada umumnya
musik lembut dan teratur,
seperti instrumentalia atau
musik klasik Mozart (Erfandi,
2009 dalam Farida, 2010)).
Ny. U mengetahui cara untuk
mengurangi faktor-faktor yang
memicu/meningkatkan
pengalaman nyeri seperti
kelelahan dan monoton
misalnya, 2 jam duduk terlalu
lama akan menimbulkan rasa
nyeri.
Mengevaluasi Ny. U dengan
mengenal dan mengerti
terhadap tindakan yang akan
dipilih.
Halaman 285.
41
42
D. Implementasi
No. Waktu dan
Tempat
Tindakan
KeperawatanRespon Keluarga
1. Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.00 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Mendatangi rumah
keluarga Tn. S dan
mengucapkan salam
Ny. U dan Nn. R menjawab
salam
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.05 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Mengingatkan kontrak
dan tujuan
Keluarga kooperatif dan
menyetujui kontrak yang
ditentukan
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.10 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Menanyakan kepada
keluarga Tn. S tentang
kondisi kesehatan saat
ini
Tn. Y mengatakan
keluarganya dalam kondisi
sehat saat ini tetapi Ny. U
dalam kondisi pusing.
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.15 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Mengecek kolesterol,
gula darah, asam urat
pada Tn. Y dan Ny. U.
Tn. Y dan Ny. U
kooperatif.
43
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.30 WIB
Di ruang tamu
Mendiskusikan bersama
Ny. U dalam mengenal
faktor yang
meningkatkan atau
memperburuk nyeri
Ny. U dapat mengerti dan
mengenal semua faktor
yang meningkatkan dan
memperburuk nyeri pada
keluarga Tn. Y. seperti cemas, reaksi
emosi, gelisah, ancaman,
lingkungan, takut
saat kurang tidur dan
cemas.
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.35 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Mendiskusikan bersama
Ny. U dalam mengenal
penggunaan teknik non
analgesik seperti
kompres air hangat dan
terapi music.
Ny. U mengerti kegunaan
teknik non analgesik seperti
kompres air hangat dan
terapi musik
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.40 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Mendiskusikan bersama
Ny. U dalam mengenal
cara mengurangi faktor-
faktor yang
memicu/meningkatkan
pengalaman nyeri seperti
kelelahan dan monoton
misalnya, 2 jam duduk
terlalu lama akan
menimbulkan rasa nyeri.
Ny. U mengerti dan dapat
menyebutkan cara
mengurangi factor-faktor
yang dapat memicu nyeri
seperti duduk terlalu lama
dan pada saat aktifitas
berlebih.
44
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.45 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Mengevaluasi Ny. U
dengan mengenal dan
mengerti terhadap
tindakan yang akan
dipilih.
Ny. U dapat mengenal dan
mengerti kegunaan
tindakan terapi non
analgesik setelah berdiskusi
tentang faktor-faktor yang
memicu atau meningkatkan
pengalaman nyeri seperti
pada saat kurang tidur,
cemas, kompres air hangat
dan terapi music, duduk
terlalu lama dan pada saat
aktifitas berlebih.
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.50 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Menyimpulkan
pertemuan
Keluarga Tn. Y akan
berusaha menjaga Ny. U
agar nyerinya tidak kambuh
setelah ia mengerti tentang
factor factor yang dapat
meningkatkan nyeri dan
terapi non analgesik yang
dapat dilakukan.
Selasa,
24 November 2015
Pukul 16.55 WIB
Di ruang tamu
keluarga Tn. Y.
Mengakhiri pertemuan
dan mengucapkan terima
kasih.
Keluarga Tn. Y juga
mengucapkan terima kasih
telah mengunjungi rumah
mereka
%47% Evaluasi
45
No. Tanggal/waktu Evaluasi
1. 24 November
2015.
Pukul 17.10.
S: Ny. U mengatakan akan menggunakan langkah-
langkah pencegahan nyeri kronis dengan cara
menggunakan kompres air hangat dan mendegarkan
music agar tidak terjadi nyeri dan nyerinya hilang.
O: Mengentahui langkah-langkah pencegahan nyeri
kronis. (Dari 2 ke 4) dan mengetahui terapi non
analgesic yang dianjurkan oleh perawat atau
petugas kesehatan. (Dari 2 ke 3).
A: Tujuan tercapai.
P: Intervensi dihentikan dan lanjutkan tugas keluarga
untuk mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat bagi keluarga.
46
BAB 3
PENUTUP
Simpulan
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan.
Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa digunakan untuk terapi
musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran.
Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan
memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi
musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang ingin
kita capai.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status
kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki
berbagai sel - sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama
sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan
pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi
yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan
dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan
juga membutuhkan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, disarankan untuk
mampu melakukan pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang
tepat untuk memberikan perawatan asuhan keluarga yang tepat sasaran.
47
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, D. 2000. Efek Mozart Untuk Anak-anak. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Judha, M., Sudarti, & Fauziah, A. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. Ketermpilan Dan Prosedur Laboratorium.
Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan
praktik vol 2. Jakarta: EGC.
Surilena. 2008. Pengaruh Musik Klasik Pda Kecerdasan Anak. Dipetik November
28, 2015, dari www.pdfqueen.com/pdf/hu/hubungan-memori-dan-visual.
48
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Pengkajian
Hari : Kamis
Tanggal : 08 Oktober 2015
Jam : 16.00
Keperluan : Mengkaji semua anggota keluarga Tn. Y
49
Implementasi dan Evaluasi
Hari : Selasa
Tanggal : 24 November 2015
Jam : 16.00
Keperluan : Melakukan tindakan keperawatan pada Ny. U serta
mengevaluasi hasilnya dan melakukan pengecekan gula darah, kolesterol,
asam urat.
50