jadwalacara - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/proceeding sm internalisasi...

11

Upload: vuminh

Post on 02-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan
Page 2: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

JADWALACARASeminar International dan Workshop Pendidikan

Program Studi Pendidikan Umum dan Nilai SPS UPI

Rabu, 6 Oktober 2010

Rabu,

5 Oktober 2010

07.@ - 08.m Registrasi ulang

08.00 - 08.30 Pembukaan

Key Note Speaker:

Profl Dr. H.Sunaryo l(artadtnata, M.Pd"Terobasan Penataan Pendidikan Karakter di LPTK"

08.30 - 10.00

10.00-10.15

Materi 1: Prof- Madya llr. trYan-Ha$rul Wan Mamat"Model Pendidikan Karakter di Sekolah, Rumah dan

Masyarakat di Malaysia"

Materi 2: Dr. Fadlil Yani Ainunsyamsi, M-Ag.qModel

Pendidikan Karahe.r di Jepangl'

Coffe break

10.15 - 12.00 Materi 3: Dr. DIah l{arlantl, M.Psi.

"Model Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa"

Materi 4: Prof. Dr. ll. Soryan Sauri, M.Pd.

"Pendidikan Karakter di LPTK"

12.OO- 1:}30 Sholiskan

13.30- 17.10 Kelas Paralel

Page 3: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

Froeeeding

5er-ninar international dan Workshop pendidikan

Prograrn Studi Pendidikan Umum dan Nilai SpS Upl

6 Oktober 2010, hal: L44 - 1.St

ISBN : 97 8-602-98429-0-6

Sarbaini

ABSTRAK.

The research is preliminary-stu_dy to purpose of exploration-to the develop of buitding model of student obedience roschool norm in sMA KqRPRI Bania'maiin wii oideing of school climaie and ,ttitude or behavior of teacher rowarrlstudents" This research background^is because of rtisobiiince toward law, culture and tradition roin* happened inli'ne across of hfe, so it wories of more powerful disobedience lo students. Th" R"r"orrh method is qualitative withcb-sertation' interview, and-do-cument sndy fir data _collect

o7 rcrnniqu". Research finding shows the clevelop ofbuilding model o-f student obedience base ti ion""pt about obeiience ai,l clisobediece of stuclents personal cotegory;ordeing of school climate.include-physical organize to giveforfree space to activity and expression; setting of classposition not base class ordering, but oientafi;n nward-orderliiess, tranquillity, respectJul, responbility and exampleaf conduct; every where befound of banners and wites give aboutfaith,'lakwa, nobei morals, achievement, creotive,innovative, outonomous, and discipline; sets of tools to iiit"Tor rirr, ,llror, orderly, ora geranar r";ect of conduct.Attitude or counduct of teachers link to program_med-actioi (action of daib,, wssl(1r, monthly, and yearly) anclaccidental (cooperation with rocar com*uniity, handre o.f casus and give ri sanction)

Key words: Building, Obedience, Student, School Norms.

Penelitian ini rnentpakan st-udi owal yong bertuiuan^untuk mengeksplorasi pengembangan model pembinoan kepatuhanpeserta terhadap norma sekolah di sMA K)RPRI Banja*rasii ^eialui

penataon iktim sekolah dan sikap atau perilakuguru terhadap siswa' Latar belakang penelitian ini kirena ketidakpatuharn terhadap notma hukum, buiryo dan rradisitelah leriadi di semua lini kehidupan, sehingga tlikhowatirkan ketiiakparuhan afuin lebih -"r"trt poi|pesertu didik disekolah' Metode penelitian adalah penelitiin kualintif dengan observasi, wowancara dan studi dokumenter sebagaiteknik pengurnpul data. Hasil penelitian menun-iukkin p"ig"*borgm mo,del pembinaan kepatuhan berbasis padakonsep tentang kategoi pribadi.peserra ditlikying patu-h din tidak*patuh, penataan iklim seiolah melipuri penaroon'fisik memberi ruang kebebasan bergerak dan bereispresi; ratunan posisi kelas tidok beraratan menutar tingkatan kelastetapi pada norma ketertiban, kelenteramor, p"ngior-atan, nn{gung iowaib dan keteladanan perilaku; pada setiapiempat terdapot beberapa .spanduk, tulisan yang memuat niloi-moi[-norma iman, takwa, aihlak mulio, prestasi,kreotif inovati'f, mandii dan rtisiplin; peralatin yang mengundang untuk berperilaku rapi, bersih, tertib, danmenghormati gender' sikap atau perilaku gtru berkaitin denlan tiniakon terprogram (kegiotan hafian, mingguan,bulanan' dan tahunan) dan tindakan insenienral (keria samaTrrgo, *,oryooulror, pe,anganan kasus d.n pentberion.sanksi).

Katu kunci: Pembinaan, Keponrhan, peserta Didik, Norma Sekolah.

A' Latar Belakang Masalah nilai kepatuhan kepada huk-um dan ketertiban.Pendidikan nasional berfungsi Nilai demokrasi jelas tidak bisa beq'alan baikmengembangkan kemampuan dan membantuk kecuali terdapatnya karakter pribadi yang patuhwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan respek pada hukum dan ketertiban publik.dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Namun saat ini, terlihat demokrasibernrjuan untuk berkembangnya potensi p"r".tu cenderung disalahpahami kalangan ;;;;il;;didik' agar menjadi manusia yang beriman dan sebagai demonstrasi massa dan berbagai bentukbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unjuk rasa lainnya" sehingga memunculkanberakhlak mulia, sehat,-berilmu, cakap, kreatif, isilah,,demo_craxy.,.Juga, kebetra;'*#;;;mandiri, dan menjadi warga negara yang disalahartikan sebagai "kebebasan tanpa aturan,,demokratis serta bertanggungjawab (pasal 3 uU (lawlessness freedom) dan tanpa kepatuhanSPN Tahun 2003).

.j r --,---. ,. kepada hukum. Hasilnya seperti yang terjadiDari 10 Nilai Luhur (iman, takwa, ketanyakan di musyurukai adalah anarki.akhlak mulia, sehat, sehat, berilmu, cakap, Anarkisme bukan hanya mencederai, tetapikreatif, mandiri, demokratis,bertanggungiawab) bahkan 1"1u, b..t.rtu'gun d.r;;; demokrasi.

seb'agai Moralitas yang hendaknya dibentuk oleh Sehingga salah satu persoalan yang dihadapiFendrdikan Nasional, khususnya Pendidikan bangsi- Indonesia adalah perilaku masyarakatUrnum'4rlilai adalah nilai demokratis' Nilai moral yun! d.rrgun ringannya rn"lu.rggu. t uidah-kaidahclemokrasi menurut Unesco-Apnieve (1998) etis--norm"atiq tradisi, bahkan hukum formalariallah terdiri dari Respect for Law and orcler, (Kompas, 2ota9),dan ini hampir ,.4udi di ."-uuDiscipline, Respect for Authority, Mutual trust. lini kehidupan.I)apat dikatakan dasar nilai demokrasi itu adalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN KEPATUIIAN PESERTA DIDIKTERTTADAP N0RMA SEKOLATT; studi AwaI di sMA Korpri Banjarmasin

1.44

Page 4: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

t-151r0-6

tience to

" toward

Dened in'irc with

telop ofategory;

o-f class

erample

creatiye,

conduct.

rly) and

,patuhan

perilaku

n tradisi

r didik di

sebagai

sis pada

)enatoon

'an kelas

la setiap

prestasi,'rib, dan

tngguan,

'ntberian

Sarbaini Pengembangan Model pembinaan Kepatuhan peserta Didik 145

";;;;an baik

g patuh

blik.

mokrasi

ivarakat

bentuk

ncuikan

nderung

aruran"

patuhan

terladi

anarki.

tetapi

nokrasi.

lihadapi

tvarakat

r-kaidah

formal

i semua

B, Permasalahan

Fenomena demikian mengindikasikan

!*y" masih dianutnya nilai-moral dan perilakutidak demokratis, khususnya nilai-moral danperilaku yang tidak mematuhi hukum danketertiban ((Jnre sp ect/Dis ob edience for Law andOrde). Jika dibiarkan belarut-larut, akanmemberikan dampak negatif terhadap generasimuda, bahkan memperkuatnya, atauterbentuknya pemahaman yang keliru tentangdemcikrasi, yakd demokasi adalah pahamkebebasan yang menegasikan hukum danperaturan, dan tidak mematuhinya peserta didikterhadap norna di sekolah. Karena data tahun2009/2010 di SMA KORPRI Banjarmasinmenunjukkan adanya fenomena ketidakpatuhan,dalam aspek kerajinan, kelakuan dan sikap,kerapian, dan ketertiban.

Hal demikian menarik untuk dikajibagaimanakah pengemb-4ngan model pembinaankepatuhan peserta didik terhadap norrna sekolahdi SMA Korpri Banjarmasin? pertanyaan

demikian dapat dirinci lagi pada urp"kpermasalahan, yaitu :

I. Bagaimanakah konsepsi peserta didik yangdianggap sebagai pribadi yang paruh kepadanoflna sekolah menurut kepala sekolah, paraguru dan peserta didik ?

2. Bagaimanakah iklim emosional sekolah ditatadalam membina kepa.tirhan peserta didikterhadap norna sekolah ?

3. Bagaimanakah sikap dan perilaku yangdilakukan guru dalam membina kepatuhanpeserta didik terhadap norma sekolah?

C" Tinjauan TeoritisBeberapa teori yang menjadi landasan

pengembangan model pembinaan kepatuhanpeserta didik terhadap norma sekolah adalah teoripsikoanalitik, behavioristik, traits, perkembangankognitif dan holisitik (Mulyana, 20A4,sedangkan pendekatannya adalah pendekatanpsikoanalisis, teori-teori belajar dan teoriperkembangan kognitif (Downey dan Kelly:i982), namun disesuaikan dengan kepribadianrnanusia Indonesia yang berbasis nilai keruhanandan nilai budaya lokal Indonesia.

Kepatuhan sebagai kewajiban moral dankewajiban politik dalam mematuhi undang-undang Negara dalam pelaksanaalmya sebagainilai moral demokrasi amat ditentukan ol-ehsistem demokrasi yang dianut dalam suatuNegara. Kepatuhan sebagai nilai moraldemokrasi yang dilaksanakan dalam suatuNegara dan dipraktekkan oleh warga negaranyaditentukan nilai ideal, konseptual dan

-praktis

yang yang dianut dan dipraktekkan. Nilaikepatuhan berbasis pada landasan agama (AlBaqarah:285; AI Imran:132; ltl Anfal:i0 dan AlImran:17), dan landasan teoritis, yaitu teori

Proceeding

Seminar lnternational dan Workshop pendidikan

Program Studi Pendidikan Umum dan Nilai SpS Upl

persetujuan, teori keadilan dan teori kehendakumum (Raphael, 1993:17 5-197).

Pembinaan kepatuhan peserta didikkepada norma di sekolah dilakukan melaluimodel pendidikan umum/nilai dalam kontekspendidikan persekolahan, dieksplorasi daripenataan iklim sekolah dan perlakuan guruterhadap peserta didik. penataan iklim sekolahseperti konsistensi dan pengaturan tentanghukuman dan ganjaran, telah memberikansumbangan yang berharga terhadap pencapaianhasil akademik siswa (enderson,l9g2, ialamGallay dan Pong, 2004); lingkungan sekolahyang teratur, moral yang tinggi, perlakuanterhadap siswa yang positif, penyertaan aktivitassiswa yang tinggi dan hubungan sosial yangpositif ternyata memiliki. korelasi yang kuatdengan hasil-hasil akademik siswa (Stock-a a*Mayberry,l99Z, dalam Gallay dan pong, 2004;berkontribusi positif terhadap pencapaian hasilnon akademik, seperti pembentukan konsep diri,keyakinan diri, dan aspirasi (Brookover it ul.,1979; McDill & Rigsby, 1973; Mitchell, 196g;Anderson, 1982 dalam Gallay dan pong, 2004).Hubungan arfiara siswa dan guru, yangditenfukan oleh perlakuan guru terhadap siswa,oleh siswa terhadap guru tertentu, oleh stereotipbudaya dari guru sebagai kelompok, dan olehteknik mengajar serta kedisiplinan yangdigunakan, akan mempengaruhi sikap siswaterhadap mata pelajaran. (Hurlock, 1976); guruberperan daiam mengembangkan p"r u* 1unemosi yang melahirkan nilai, sikap, dan tingkahIaku yang baik bagi seseorang dan masyarakat(APEID, 1992.83, dalam Mulyana, 2002),berlangsungnya "pertemuan intensional,, suatu"pertemuan" makna-makna esensial yangdirasakan penting oleh guru dan ,i.*u(Soelaeman, 1988:23).

D. ilIetode PenelitianPelaksanaan penelitian berbasis

pendekatan kualitatif (eniSnya) atau naturalistik(prosesnya) dengan tipe penelitian studi kasus(observational case study) pembinaan kepatuhanterhadap nonna ketertiban di SMA KORPRIBanjarmasin, denglm cara deskriptif analitik,berupaya menggambarkan keadaan yang sedangberlangsung pada saat penelitian aitatcutanberdasarkan fakta yang ada, dengan kajian yangmendalam dan terfokus, serta menggunakanberbagai teknik penelitian ilmiah, sepertiobservasi, wawancara, studi dokumentasi danfoto.

E. Hasil Studi AwaI1. Konsepsi Peserta Didik sebagai pribadi

yang Patuh terhadap Norma Sekolah"Peserta didik sebagai pibadi yang

patuh terhadap norrna sekolah menurut

6 Oktober 2010, hal: 144-15LISBN : 97 8-602-98429-A-6

Page 5: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

Sarbaini

kepala sekolah, para guru dan siswaqdalah : pribadiyang berperilaku sesuaidengan prosedur yang berlalru disekolah, yaitu sesuai dengan tata tertibdan tata lrrama sekolah, melaksanakqn

apa yang ditetopkan oleh peraturon

sekolah dan dipenuhi olehnya, sertamematuhi dengan sendiinya, danterlihat dalam kesehqriannya, pada caraberpakaian dan sikap-sikap yong

menunjukkan tidak membuat hql-halyang di luor batas kewajaran sekolah

dan aktifdalam kegiatan sekolah"2. Penataan Iklim Emosional Sekolah Dalam

Membina Kepatuhan Peserta DidikTerhadap Norma Sekolah

Penataan iklim emosional sekolahdiorientasikan kepada suasana lingkungan yang

mengacu kepada nilai-moral-norma Iman,Takwa, Keamanan, Kebersihan, Ketertiban,Kerindangan, Keindahan, Kesehatan,Kekeluargaan, dan Kenyamanan, sehinggamelahirkan iklim emosional yang kondusif bagikegiatan pembelajaran. Data penataan situasiiklim sekolah dilakukan antara lain berdasarkan

observasi dan studi dokumentasi peta sekolah;

"Menqto bangunan fisik sekolah dengan

memberi ruang yang memberikan

kebebasan kepada peserta didik untukbergerak, beresltpresi dan melepaskan

lelah aku berbelanja di kantin i"rgonpenempatan yang tidak menggangguketenangan dan kebersihan di sekolah;Menata ruang kelas yang berbeda daritatanan urutan kelas konyensional, yangbiasanya berdasarkan uratan. penataan

urutan kelas tidak berdasarkan urutan' tetapi beroientasi pada terbentulotya

sikap bagi peserta didik untuk mematuhinilai-moral-norma ketertiban,

Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan peserta Didik 1,46

biru; lantai dasar lapangan basket ball,merah hati. Sehingga suasana (auara)sekolah berwarna warni, meskipun yangdominan adalah coklqt kekuning-kuningan; Memqsang papan informasi danspanduk yang berisi pesan-pesan yangmengajak untuk mematuhi nilai-moral-norrna. Papan informasi antaro lainterletak; di pintu gerbang sekolah, disamping pintu gerbang sekolah, di depandan di dinding kantor kepala sekolah, didepan kantor guru, di depan koidorlorong di kelas, di kantin dekat pintu, didepan pintu kelas, di dinding luarbeberapa kelas, di dinding dalam di deponkelas, di depan perpustakaan; Menaruhcermin besar di samping pintu kelas, agarsetiap orang yang mosuk kelas sudahmemperhatikan nilai kebersihan dankerapian penampilannya; Menernpatkan

kursi panjang di sepanjang kelos, agarpeserta didik pada jam istirahat keluardai kelas, jika tidak berbelanja ke kaytin.Hal ini berkaitan penciptaan kondisi untukpenanaman sikap rnematuhi norrnaketertiban, keamanan dan kesehatan;

Menempat tempat sampah dan sapu didepan pintu setiap kelas, mengundang

untuk bersikap mernatuhi norrnakebersihan; Tempat parkir yang tertib dantidak mengganggu iklim sekolah,mengundang untuk bersikap mematuhinorrna ketertiban, keamanan danketenangan; Penempatan WC terpisahqntara peserta didik putra dan putri. 3buah lYC putri di sebelah Timur dan 4buah WC putra di sebelah Barat,bermaloru pesertq didik bersikapmematuhi nilai-moral-norma demokratisyalrni kesetaraan gend er "

3. Sikap dan Perilaku Guru Dalam MembinaY'epatuhan D eseta Didik T er\adap NormaSekolah

Sikap dan perilaku guru dalam membinakepatuhan peserta didik terhadap .norna sekolahdiperoleh datanya selama observasi, dan melaluiwawancara dan studi dokumentasi.a. Sikap dan Perilaku yang berkaitan dengan

Tindakan Terprogram

I ) Kegiatan Harian, di antaranya:"Guru menugaskan, mendampingi dan

menyertai pesertq didik melqksanakanpiket kebersihan lingkungan sekolahdilakukan oleh dua kelas bergantiansetiap hari, dilakukan selama 15 menitdengan kegiatan menyapu danmembersihkan lingkungan sekolah;Sebagian guru yang bertugas sebagaipengawas harian dan pengelola kantin

6 Oktober 2010, hal: 144-1,51ISBN : 97 8-602-98429-0-6

ketenteraman, penghormatan kepadakakak kelas dan memberikqn keteladananpodo uilik kelos, misolnyo qntoyq ke\os X-2 dsn X-3 terdapat kelas XII-IpS.1, antarakelas X-4 dan X-5 terdapat kelas XII_IPS.2, kelas X-| berdampingan kelas X_l,kelas XI-IPA berdampingan dengan kelasXII-IPA, dan kelas XI-IpS.2 berdompingandengan kelas XI-IPS3; Menanam pohondan tanaman hias di halaman kelasmasing-masing dan di halaman sekolah,sehingga terbentuklah I ingkungan sekolahyang asri, teduh dan rindang. Tiap kelasdiberi tugas untuk memelihara tanamanhias yang berada di halaman depan kelasmasing-masing; Mewarnai lingkungansekolah dengan worna tertentu, sepertiwarna dinding kelas coklat kekuning_

kuningan, hijau, htjau muda; papaninformosi, nama sekolah, merah, hiram,

Proceeding

Serninar lnternational dan Workshop pendidikan

Program Studi Pendidikan Umum dan Nilai SpS Upt

Page 6: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

:arhaini Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan peserta Didik

(6 buah) ikut serta membersihkan padapagi hari dan siang hari, setelah pesertadidik pulang sekolah; l{ali kelas danguru memonitor dan menilai binerjapetugas kebersihan kelas, dinilai setiaphari, minimal I kali. Penilaian inimerupakan bagian dari Gerakan BersihSekolah, jika terdapat kekotoran,diberikan sanlcsi dengan indikatorpelanggaran berdasarkan skor tertentu.Setiap bulan akan diumumkan kelasyang memperoleh skor tertinggi sebagaikelas terbersih dan kelas terkotor, dandiberikan hadiah tertentu kepada kelasdan pesertq didik; Setiap guru di kelaspada jam pertama memonitor kegiatanTadarus Al Qur'an selama 15 menit,hasilnya diparaf guru dalam bukuAktifitas Keagamaan"

l) Kegiatan Mingguan, di antaranya:

a) Setiap Hari Senin, diadakan upacara

bendera."Dalam persiapan upacara bendera,peserta didik ditata oleh gutakerapian dan ketertiban untukmengikuti upacara. Peserta didikyang tidak lengkap seragam upacara,langsung dihimbau untuk membentuk

kelompok sendiri di hadapan pesertaupacara umltmnya Can setelah

upacara dikenakon sonksi,membersihkan lingkungan sekolahdan mendapatkan skor hukuman.

Pada acctra pembina memberikctn

amanatnya, materiry,a adalahpenilaian terhadap kelas yangmelakukan upacaro dari aspekkerapian, kesungguhan dankekompakan (kelompok penaikbendera, kelompok penyanyi,protokol, pembaca doa, dankomandan). Selain penilaian,pembina upacara juga memberikan

nasehat, himbauan untuk mematuhinorrna sekolah, terutamamenurunnya kepatuhan pada nonnateflentu"

b) Setiap Hari Jum'at(l) "Minggu I dan 3 pada setiap

pagi Jum'at, dilaksanakan

kegiatan Busona Muslim danIMTAQ, yalmi peserta didikputra diwajibkan memakai bajukoko dan putri memakai busanamuslimah, sebelum masuk kelas 3)sekitar 15 menit, dilaksanakan

Jum' at Imtaq. Acaranya terdiridari pembukaan, pembacaan

surah Yctsin, shawalat,

: - :eding

. ",nai' lnternational dan Workshop pendidikan

' ,..u, Studi Pendidikan Umum dan Nilai SpS Upl

pengumpulan donasisiswq tidak mampu,

Kemudian kepala

memberikan nasehathimbauan, sertq peingatanbagi yang melanggar maupunyang mencobs mau melanggarnoftna sekolah, dan penutup.Pada beberapa Jum'at tertentu,dilanjutkan aksi kebersihan,

" dan penataan parkir sepeda

motor yang dianggapmengganggu lalu lintas siswa diarea parkir"

(2) "Minggu 2 dqn 4 pada setiappagi Jum'at, diwajibkanpakaian olahraga dengan

kegiatan senam pagi, dan,

setelah selesai kepala sekolah

membeikan nasehat dan

himbauan, serta peringatan'bagi yang melanggar maupunyang mencoba mau melanggarnonna sekolah baru dilanjutkanacara bersih-bersih lingkungan,

dengan pembagian berdasarkanblok lokasi yang dibersihkandan kelas yang ditugaskanbersama para guru dan kepalasekolah. Jika penataan parkirsepeda motor dilihat tidakteratur, karena mengganggulalu lintas siswq di areo parkir,maka siswa pemiliknya dimintomenatanyo secara teratur, Jikamasih tidak teratur, sepeda

motor yang bersangkutandikempesi bannya. "

c) Setiap Sabtu"Setiap Sabtu, khusus untuk siswa

kelas X diwajibkan hadir di sorehari jam i,5.00 WITA, untukkegiatan Pramuka. Jika rumahjauh diminta tidak pulang, dan

membawa mtakan siang, dandisediakan tempaf isfirahat diSanggar Pramuka. Jika tidakhadir dalam kegiatan itu, makasiswa akan dikenakan. sanksi

berupa denda dalam bentuk uang.Dalam kegiatan pramuka ini,

fokus kegiatannya adalahkegiatan bais berbais, dankegiatan pramuka lainnya "

Kegiatan Bulanan

a) "Penilaian kelas terbesih danterkotor. Pada setiap bulan padaminggu pertama dalam upacarabendera, diumumkan hasil

6 Oktober 2010, hal: L44 - 1.51

ISBN : 97 8-602-98429-0-6

147

untuk

kultum.

sekolah

don

Page 7: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

Sarbaini

penilaian kebersihan kelas-kelas

berdasarkan penilaian guru yqng

mengajar di kelas, hasilnya berupa

diumumkannya Kelas Terbersih

dan Kelqs Terkotor.

b) "Dilaksanakan berbagai kegiatan

ekstralrurilrulum, ada yang bersifotwajib dan yang berdasarkan minatdan hobby. (1 )Wajib- Setiap p eserta

didik kelas X yang bqru, setelah

dua bulan tahun ajaran befalan,semua diwajibkan untuk mengikutikegiatan pramuka, selama Iminggu sekolah, pada setiap sore

dan hai Minggu diadakan kegiatan

kemah pramuka. Selanjutnya setiap

bulqn sekali pada setiap sore

Sabtu, khusus dilaksanakan

kegiatan pramuka. Kegiatanpromuka merupakan salah satu

kegiatan unggulan dan pembentuk

ikon spiritual nilai-moral dan

norrna dasar kedisiplinqn dan citrapositif SMA KOfuPN; (2) Sesuai

Minat dan Hobby. Setiap tengah

bulanan dilaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler sesuai dengan

minat dan hobby masing-masing,

yang disusun setiap hai, dengan

jadwal masing-masing, kegiatan

ekstrqkurikuler itu antara lain,adalah olahraga (basketball, futsal,volleyball, tenis meja, bulu

tangkis), musik, puisi, dance

(cheerleader). Kegiatan ini bersifut

dilersiJihosi don berogom sesuai

dengan kebutuhan, minat dan hobipeserta didik"

4) Kegiatan Tahunan, di antaranya:

a) MOS. *Pada setiap tahun

dikenalkan norma sekolqh kepada

peserta didik khususnya tata tertibsekolah, dilakukan pada waktuqwal masuk sekolah. Naskah tata

tertib sekolah dibeikan kepada

peserta didik yang baru masuk,

kernudian dijelaskan dalam masa

orientasi masa pengenalan sekolah(MOS), diminta untuk dikopi dan

diberikan kepada orang tua untuk

dilanda tangani sebagai tanda

kesediaan orang tuq dan siswa

mematuhi tata tertib sekolah- Tata

tertib sekolah juga ditempelkan disamping pintu masuk pada masing-

masing kelas"

b) Sosialisasi Visi, Misi dan Tata

Tertib Sekolah Kepada Orang Tua

Siswa. "Setelah MOS berakhir,

Proceeding

Serninar I nternational dan Workshop Pendidikan

Program Studi Pendidikan Umum dan Nilai SPS UPI

Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik 1,48

para orang tua siswa diundang

untuk hadir dalam acaro

silaturahmi antqra SMA KORPRI (kepala sekolah, para wakil dan

daoan gunt) dan orang tua, dengan

acara khusus Sosialisasi visi, misi

dan tata tertib sekolah. Tujuan daikegiatan ini selain memperlruat

ikatan kerja sama antara sekolah

dan para orang tua, juga agar

orang tua mengetahui.,. dan

memahami visi, misi, tata tertib

sekolah, juga ikut berpartisipasidalam merealisasikan visi, misi,

dan menegakkan tata turtib

sekolah."

c) HUT Gugus Depan Pramuk4"menyalurkan siswa ahivis

pramuka merupakan salah satu

kegiatan unggulkan SMA KOfuPNBanjarmasin, sebagai puncak

aktualisasi kegiatan pramuka disekolah, selain berlatih

melalcsanakan kegiatan

kepramukaan, juga menguji

ke t eramp il on-ke t eramp i I an

kepramukaan yang telah dilatihselama ini. Kegiatan ini pemuh

mahtq nilai kedisiplinan,

kaertiban, kerapian dan

ket eratur an s ert a kep at uh an "

d) Upacara Adat Tradisi Pelepasan

Siswa "dilal<sanqkan melibatkan

para orang tua dan salah kiat yang

membuat lulusan tidak melakukan

cksi coret-corel pakaian seragsm

dan konvoi di jalan setelah

kelulusan. Selunth kegiaran paduan

antara acara formal, tradisibudoya dan disiram afr oleh

pemadam kebakaran- Acara formalsesuai dengan petunjuk dinas

pendidikan berupa acara pelepasan

siswa berupa penghormatan

terhadap bendera, janji putera-

putei Indonesia sqmbil memegang

bendera, pelepasan atribut-

Berbeda dengan sekolah lainnya,

dalam acara ini siswa melepaskan

baju seragam dan ditaruh dalam

kotak, hasilnya disumbangkan

kepada siswa yang tidak mampu.

Setelah itu acara tradisi budaya,

siswa satu persatu dimandikan oleh

orang tua/wali, kemudian para walikelas dmgan air tujuh kembang

setaman (bamandi-mandi). Sr'swa

yang telah mandi kemudian

disembur dengan air oleh mobilpemadam kebakaran. Akhirnya

6 Oktober 2010, hal: 144-L51ISBN : 97 8-602-98429-0-'6

?rt

5e

Frr

b.

Page 8: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

L48

lang

caro,RI (dan

lgan

misi

dari

kuat

olah

Tgar

dan

Trtib

posi

nisi"

trtib

,t-^lAd.

ln ls

iatlt

PR]

cok

dt

Tiih

tlon

Tuii

liiiit:tli

i;,t

s3n

i.;r

,i; i:

Crt:

iai:

i: -il

-.1i,

: i:-i

Sarbaini

tanda kelulusan diberikan kepadaorang tua, sementara parq siswabermain-main bersama-samatemannya ssmbil disembur denganair oleh mobil pemadam

kebakaran. Akhirnya pqra siswakelelahon dan pulang bersamaorang tua/walinya,,

b. Sikap dan Perilaku yang berkaitan denganTindakan Secara insidental,I) Kepala Sekolah, beberapo guru

bersama peserta didik putra kelas XImelaksanakan Sholat Jenazah, jikoterdapat warga di lingkungan komptekperumahan sekitar SMA KOWN yangmeninggal dunia di mesjid atqu dimushola.

2) Sanksi kepada pesertq didik yangdmelakukqn pelanggaran terhadapnonna sekolah .selain

dilakukanberdasarkon poin, juga berupa dendauang dan material serta hukuman(dijemur karena tidak ikut upacqra,selama wahu pelal<sanaan upctcarq,

agar merasakan bagaimana mengikutiupacara).

j) Penanganan kasus pelanggaransebagai sikap tidak mematuhi norrnasekolah, penyelesaian selalumelibatkan arang tua siswa, baikingan maupun berat, tidak hanyasebagai mitra tetapi sekaligus sebagaipenentu keputusan terhadap apa yqngdilakukan terhadapnya dalampembinaan peserta didik. Guru hanyamemberikan pandangan dan alternatif,misalnya- Umumnya para guru setelahmemberikan sanksi kepada pesertsdidik, para guru kemudiqn"mambisai" atqu "mamusuti" (bahasoBanjar, artinya membujuk ataumembelai-belai dengan lembut), yalcnimenasehati dengan maksud agurpeserta didik menyadari danmemahami diri dan lingkungannyamaupun menurut norrna agama, bahwaperbuatannya itu salah dan membawaakibat buruk baginya, kadangkalamenyebobkan peserta didik ado yangmenangis. Llntuk peserta didik yangtermasuk "langganan", dipanggilorang tuanya alau disarankan kepadaguru BK untuk mendialogkan masalahanaknyz, Kalau dipandang tidaksanggup lagi dan dikuatirkan akanmembawa dampak negatif bagi pesertolainnya, maka yang bersangkutandipanggil orong tua dan didiskusikan

-: ceed ing

- -- rn3r I nternational dan Workshop pendidikan

-^:ram Studi Pendidikan Umum dan Nilai SpS Upl

Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan peserta Didik t49

r:

tentong kondisi anaknya sertadisarankan untuk pindah seiolah tain.

F. Diskusi

Secara umum sikap dan perilaku gurudalam membina kepatuhan peserta didik terhadapnonna sekolah beragam, tergantung padakarakter guru masing-masing, tegas, lembut,akrab, namun umurnnya diterima oleh pesertadidilg kmena dilandasi oleh tugas, kewa3iban,tanggung jawab dan panggilan hati seorang guru.Apalagi sebagian besar peserta didik sebagianbesar berasal dari kalangan status sosial bawah,dan beberapa di antaranya adalah yang tidakditerima di SMA Negeri, sehingga para gurumengupayakan mereka menjadi pribadi yangpatuh, baik dan pintar. Oleh karena itu, para gurumerasa tidak enak di hati dan tidak nyamanmelihat kalau ada peserta tlidik melakukanperbuatan melanggar norna sekolah,sebab tugasguru bukan hanya mengajar dan mendidik.

Sikap dan perilaku guru dalammemberikan tindakan penghargaan maupunhukuman bertujuan agar menjadi baik danmendidikpeserta didik yang tidak paruh, kapokuntuk dirinya sendiri dan menjadi contoh yangagar jangan melanggar, namun mendorongtimbulnya rasa tanggungiawabnya dalammenyelesaikan masalahnya sendiri. pemberian

penghargaan dilakukan untuk menghargai kerl'asama, semangat kompetitif, kreativitas daninovasi peserta didik secara pribadi maupunkelompok, misalnya- kelas terbersih dan prestasidalam bidang akademis dan non akademis,semuanya pada gilirannya menumbuhkanpartisipasi dan kerja sama dalammengembangkan nilai-moral-norma yangdipatuhi bersama oleh warga sekolah.

Pribadi peserta didik yang patuhterhadap norma sekolah sebagai hasil modelpembinaan yang dilakukan, sebenarnya tidaklahdatang dengan sendirinya, tetapi hasil kerja samasemua pihak, kepala sekolah, para guru,wargasekolah, peserta didik sendiri, khususnyadukungan orang fua. Sekolah tidak hanyamemberikan lingkungan dan suasana iklimemosional yang kondusif agar pribadi pesertadidik yang patuh pada norna sekolah, dapattumbuh dan berkembang, tapi sekolah jugaberkewajiban memberikan lingkungan sek-otahsuatu nuansa emosional yang sarat denganmuatan nilai-moral-norma, yaitu iman, takwa,kebersihan, kerapian, ketertiban, kenyamanan,keindahan,kesehatan, keteladan, kebersamaan,ketulusan hati, kebangsaan dan kekeluargaan.

Melalui lingkungan dan suasana iklimemosional sekolah yang kondusif peserta didiktermotivasi pribadinya untuk mematuhi normasekolah, karena Iingkungan telah berupayamemenuhi kebutuhan dan minat peserta didik,

6 Oktober 2010, hal: 3,44-151,

ISBN: 978-602-98429-0-6

Page 9: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

Sarbaini

baik melalui penataan iklim emosional sekolah

dan tindakan yang dilalrukan oleh guru melalui

sikap dan perilaku di sekolah dan di kelas.

Hampir semua jenis kebutuhan dan minat peserta

didik dipenuhi dengan berbasis pada nilai-moral-

norna, seperti; iman dan takwa (spiritual),

kebangsaan, kreatifitas, kompetitif, ksinflahan,

ketertiban, ketentraman, kekeluargaan (setiap

acara yang dilaksanakan selalu meliba&ankeparritiarr,altaraguru,pssetta{i{dc&saltnoml),sehingga lingkungan dan iklim emosional

sekolah demikian memberikan rasa "omon",khususnya bagi peserta didik yang berasal dari

status sosial-bawah. Mereka menjadi tidakmerasa rendah diri, dilindungi, diayomi dan

diperhatikan serta dibimbing untuk

menumbuhkan potensi, minat, hobby dan

menghargai prestasi mereka, juga memberikan

san-lsi bagi yang tidak pabah, sehingga kebutuhan

mereka untuk mengakhralisasi diri berkembang.

Sekolah dalam urembina kepatuhan

peserta didik terhadap noflna sekolah nampaknya

sejalan, dengan teori kepribadian dan teori

perkembangan nilai-moral-norma, baik yang

berdimensi kognilif (mengenalkaq memasang

pesan dan simbol di berbagai tempat,

rnenjelaskan, menghimbau, mengingatkan,

menegur, menasehati, memperingatkan), afelaif(merasa dihargai, diberikan hadiah kepada yang

berpretasi, dilibatlcan ur$uk merasa memililnsekolah "piket harian membersihkan lingkunganse\rs\a\ - '1tsstrs, \e,rsurrra, gstrr \l\sr \\\\*

asana kegra\ani; ber{oa seloe\rNs. rnemu\ai ilan

lnengaklirrrr pelajaran; merasa sebagai orangberguna ikut bersama masyarakat melaksanakansholat jenazah di mesjid umum; diberikantanggung jawab sebagai piket dan petugaskebersihan, mengawasi adik-adik kelas disamping kelasnya, sikap dan perilaku dilandasioleh rasa tanggung jawab dan panggilan harisebagai pendidik), psikomotor (pinghargaankepada yang peserta didik dan kelis yangberprestasi'kelas terbersih; memberikan sanksikepada peserta didik dan kelas terkotor;memberikan teladan kepada peserta didik; siswakelas tertinggi diberikan tanggung jawab untukrnenjadi reladan dan pembimbing adik_adikkelasnya; pembiasaan secara individu dankelompok terhadap nilai kebersihan (piket hariankebersihan), nilai kerapian (cermin di depanpintu), kebersihan, dan kerapian (rak helm dansepatu ), ketertiban (pa.ki, sepeda motor secararapi dan terahlr, makan dan minum di kantin ).

Model pembinaan kepatuhan pesertadidik terhadap norma sekolah yang dilakukanoleh SMA KORPRI melalui penataan iklirnemosional sekolah dan tindakan yang dilakukansebagai akrualisasi sikap dan perilakunya adalahsuatu proses pembinaan kepatuhan yang berbasispada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hal

Proceeding

Seminar lnternational dan Workshop pendidikan

Program Studi pendidikan Umum dan NilaiSpS Upt

L50

demikian sejalan dengan pendapat Triandis(1971, dalam Neila Ramadhani, 2008) dan

Fishbein & Ajzen (1975) yang menyatakan

bahwa sikap termasuk kepatuhan sebagai cermin

pribadi yang patuh berkaitan dengan proses

kognitif, afektif dan perilaku. Proses kognitifdapat terjadi pada saat individu memperoleh

informasi .mengenai objek sikap kepatuhan.

Proses kognitif ini dapat terjadi melalui

pergalamacr larrgsung (atr li(ak larrgsurrg. Proses

afektif terjadi ketika objek sikap kepatuhan

dthadtrkan dengan pengtatan tertentu akan

melahirkan respon individu, baik positif maupun

negatif. Sedangkan proses peilala muncul saat

perilaku kepatuhan sebelurnnya dapat

rnempengaruhi sikap.

Lingkungan dan iHim emosioaal

sekolah yang sarat dan melibatkan beragam nilai-moraT-norrna tersebut, dapat berupa hal yang

disengaja dilembagakan melalu sejumlah

ketentuan formal, seperti kode etik dan tata tertib

sekolah, yang memuat nilai-moral-norma

ketertiban, kerapian dan kebersihan, atau

kecerdasan, kegotongroyongan, kebersamaan,

kekeluargaan, keindahan dan kesehatan melalui

kurikulum tertulis maupun "hidden curriculum" .

Selain itu, sekolah adalah tempat bertemunya

nilai-moral-norma kehidupan yang lahir secara

pribadi dan ditampilkan dalam bentuk pikiran,

\Icapan, tindakan perorangar\, yang munculsecara spontan dalam berbagai khasan pribadis<\rulsrusg\\\1tlr.N\\.

X.arena itu, para ahti pendidikanUmumNilai selalu melihat adanya pembinaannilai-moral-norma kepatuhan sebagai basispembentukan pribadi yang patuh pada norma disekolah pada dua sisi kepentingaryang berbeda(Mulyana, 2004)_ pertama, sekolah secaraterstruktur membangun nilai_moral_norna yangmenyatu dengan pengembangan kemampuanakademis melalui kurikulum terfulis. Kedua,perambatan nilai-moral-norma berlangsungsecara alamiah dan sukarela melalui jalinanhubungan interpersonal antar warga ."koluh,meski hal itu tidak diatur langsung dalamkurikulum formal, atau dengan tata tain beradadalam wilayah kurikulum tersembunyi. Namundi SMA KORPRI hal demikian,lebih merupakanrealisasi dari program sekolah dalam bidangbudaya dan lingkungan sekolah. Budaya danIingkungan diupayakan mendukung prosesbelajar mengajar sekaligus memberikan ,ru.*uiklim kondusif bagi terwujudnya tujuan, misi,dan visi sekolah. Salah ,ut rryu adalahpembinaan yang menumbuh_kembangkankepatuhan peserta didik menjadi pribadi yangpatuh terhadap norna sekolah, sebagai indikatordari perilaku berdisipilin terhadap no.rrru-rro..usekolah, yaitu nilai-moral-norma iman, beriakwa,berakhlak mulia, cerdas, sehat, kreatif, inovatif

6 Oktober 2010, hal: 144 - 1,5L

ISBN : 978-602-98429-0-6

Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik

Page 10: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

150

Triandis

)E) dan

ryatakan

i cermin

proses

kognitifaperoleh

patuhan.

melalui

1. Proses

:patuhan

u akan

maupun

rcul saat

dapat

nosional

rm nilai-al yang

;ejumlah

lta tertib

r1-norma

'i. atau

samaan,

melalui

icttlum".

temunya

r secara

pikiran,

muncul

pribadi

ndidikan

mbinaan

i basis

rorma di

berbeda

secara

na yang

rampuan

Kedua,

angsung

jalinan

sekolah,

: dalam

r berada

Namun

rrupakan

bidang

a1'a dan

proses

suasana

n. misi,

adalah

bangkan

di yang

ndikator

a-norna

ertakwa,

inovatif

. 151

r-S

Sarbaini

dan mampu beradaptasi, berprestasi dan berbudipekerti.

Peningkatan sekolah sebagai wahanaPendidikan Umum/Pendidikan Nilai perlumemadukan kekuatan ketentuan-ketentuanformal yang dibangun melalui sejurnlah aktifitasbelajar (koemtii afektif dan psikomotor) didalam kelas dan di luar kelas, yang terintegrasi

baik dalam kurikuler, kolauilarler danekstrakurikuler dengan kekuatan komunitaspendidikan secara sukarela oleh warga sekolah "-.

berbasiskan nilai-moral-norma agarna dankebudayaan (kearifan lokal, local indigeneous)mengacu pada teori dan pendekatan

psikoanalisis, sifat-sifat, perkembangan kognitifbelajar sosial dan holistik. Paling urgen adalah

sekolah berperan dalam pengenalan, penanaman,

penyadaran, pembinaan dan pengembangan nilai-moral-norma, sehingga terjadilah sosialisasi

{sosializing), internalisasi (internalizing),pemberdayaan (empowering), pembudayaan

{civilizing), pemanusiaan (hwnanilizing), melaluipara guru yang benar-benar bertindak sebagai"loco parentls" (Mosher, dalam Mulyana,2004)sebagai peran pengganti orang tBB, namunmeninggalkan peran orang sebagai mitra sekolah

dalam pembinaan anak-anaknya. Melaluiinteraksi para individu dalam hal para guru danpara siswanya mungkin memperoleh basis untukkegiatan kerjasama dan sosial. Antara para gurudan para siswa berhubungan dengan

*diri-dirt'

mereka.Pemahaman guru terhadap dirinya adalahsecara khusus penting, karena dari cara manayang mempengaruhi persepektif-perspektif,

strategi-strategi dan tindakan-tindakan terhadap

anak-anak (Hargreaves, 1975; Nias, 1989, dalamDogarel dan Nitu, 2003), Bruner (1977, dalamDogarel dan Nitu, 2003) mengemukakan bahwaguru adalah model, simbol pribadi dari prosespendidikan, figur dengan siapa para siswa dapat

mengidentifikasi dan membandingkan dirirnereka sendiri. Hubungan sosial antara siswadengan guru yang mutualistik merupakan unsurpenting dalam kehidupan sekolah.

G. Simpulan Sementaral. Pribadi peserta didik yang dikategorikan

patuh kepada norma sekolah menurut sekolah

adalah berperilaku sesuai dengan proseduryang berlaku di sekolah, yaitu sesuai dengantata tertib dan tata krama sekolah,

melaksanakan apa yang ditetapkan olehperaturan sekolah dan dipenuhi olehnya, sertamemafuhi dengan sendirinya, dan terlihatdalam kesehariannya, pada cara berpakaiandan sikap-sikap.

Proceeding

Seminar lnternational dan Workshop Pendidikan

Program Studi Pendidikan Umum dan Nilai SpS Upt

Pengembangan Model Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik

2. Penataan iklim emosional sekolahdiwujudkan dalam bentuk penataan fisiksarana dan prasarana, ruang sekolah, warnadan penghijauan disertai penempatan pesan-

pesan dan symbol tertulis serta peralatan yang

sarat dengan nuansa nilai-moral-norma iman

dan takwa (spiritual), kebangsaan, kreatifitas,kompetiti{ keindahan, ketertiban,

ketentraman, kekeluargaan, kesehatan dankenyamanan.

3. Sikap dan perilaku guru yang terwujud dalamtindakan-tindakan yang dilakukan secara

terprogmm dan insidental sarat dengan

muatan nilai-morla-norma iman, takwa,

ketertiban, kebersihan, kerapian, ketenangan,

keindahan, kesehatan, kebersamaan dan

kekeluargaan, berbasis nilai kebudayan lokaldengan melalui proses pengembangan

kognitif, afektif dan pikomotor.

RUJUKANAl-Qur'anDowney, Meriel and Kelly, A.V (1982). Moral

Education, Theory and Practice. London:

. Harper adn Row, Publisher.

Dogarel, Christina dan Nitu, Amalia. (2003).

Teacher's Behavior in the Classroom.fllMei 20091.

Fishbein and Ajzen (1975). Belief, Attitude.Intention.and Behavior; An Introductionto lheory and Researc,D. Massachusetts:

Addison-Wesley Publishing Company..

Gallay, Les and Pong, Suet-ling. Q\Aq. Schools

Climate and Students InterventionStrategies. r/ww.popDty€dU U Juni

200e1.

Hurlock, Elizabeth. (1976). PersonalityDevelopment. Tata McGraw-HillPublishing Company Ltd.

Mulyana, Itohmat. (2004). MengartikulasikanPendidikan Nilai. Bandung: Alfabeia.

Ramdhani, Neila.(2008). Sikap dan Bebbropa

Definisi untuk Memahaminya.http :i/neila.staff.ugm.ac. id/wordpress/wp-contenVuploads/20O 8/03/ defi nisi.pdf.

Raphael, D.D. (1993). Problem of Po,titicalPhilosophy. Second Edition. Hongkong:

Macmillan Press Ltd,Unesco-Apnieve (1998). Learning to LiieTogether in Peace and Harmony. ValueEducation for Peace, Human Rights, Democracy,

and Sustainable Developoment for Asia-PasificRegion. Bangkok Unesco Principal RegionalOffice for Asia and the Pasific.

6 Oktober 2010, hal: 144 - 1,5L

ISBN : 978-602-98 429 -0-6

151

Page 11: JADWALACARA - eprints.unlam.ac.ideprints.unlam.ac.id/1221/1/PROCEEDING SM INTERNALISASI 2010.pdfFroeeeding 5er-ninar international dan Workshop pendidikan Prograrn Studi Pendidikan

FTo*eeding

Senrim*r lnternational dan Workshop Pendidikan

Program Studi Pendidlkan Umum dan Nilai SPS Upl

Pelindung

Penanggungjalvab

Pelaksana

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris

Bendahara

Bidang-bidang

Keselcetariatan

Acara

Persidangan

Umurn

Pubdok

Konsumsi

MC

5 Oktober 201Q hal: 1-5ISBN: 978402-X*{D4-G

SUSUNAN PANTTIAStrMINAR INTXRilIATIONAL PAN WORI(sffOP PEN.DIDIKANPROGRAM STUDI PEF{DIDIKAN UIVTUM DAI{ NII,AI SPS UPI

'DirekturSekolah Pascasariana UFI Bandung

KetuaPrograrn Studi PendidikanUmum dan Nilai

Suhendi Afr5ranto

Maulia D. Kembara

WilodatiNiaDewi Mayakania

Usep Saefirllah

Udin Supriadi

Toto Suryana

Dharma Kesuma

TataugSyarifudinAcengKosasih

Ahmad Syamsu Rizal

Asep Mulyana

Ahmad Susanto

lwanWarlim Isya

Arif Munandar

ArifinWulansari

Gian Puspa Lestari

Magdalena

Nia Emilda

,'e:,