journal pediatric indi
TRANSCRIPT
A Randomized Controlled Trial of Zinc as Adjuvant Therapy for Severe Pneumonia in
Young Childreen
BY : Rr. Indi Devita Hutami07.06.0040
Abstrak
Latar Belakang dan tujuan :
Diare dan Pneumonia merupakan penyebab utama penyakit dan kematian pada anak-anak usia < 5 tahun. Pemberian zinc efektif dlm pengobatan diare akut dan dapat mencegah terjadinya pneumonia. Dalam penelitian ini, kami mengukur efektifitas zinc bila diberikan kepada anak-anak dengan pneumonia berat yang dirawat di RS dan diberikan antibiotik.
Metode
• Kami mendaftarkan 610 anak usia 2-35 bulan yang mengalami pneumonia berat seperti yang telah ditetapkan oleh WHO : - batuk - sulit bernafas/sesak- retraksi
• Semua anak diberikan pengobatan antibiotik standar dan diberikan zinc secara acak, untuk anak <1 th diberikan 10 mg sedangkan anak >1 tahun diberikan 20 mg atau plasebo setiap hari selama 14 hari. Hasil utamanya adalah waktu untuk penghentian pneumonia berat.
Hasil• Pada penelitian ini penerima zinc sembuh sedikit lebih cepat, tetapi
perbedaan ini tidak signifikan (p= 0.22).• Demikian pula dengan resiko kegagalan pengobatan pada pneumonia
berat yang diberikan zinc lebih sedikit tetapi perbedaan ini tidak signifikan (p= 0,29).
KesimpulanPengobatan tambahan dengan pemberian zinc pada anak-anak dengan pneumonia berat dapat mengurangi waktu penghentian pneumonia berat demikian pula dengan resiko kegagalan pengobatan tetapi hasil tersebut tidak signifikan.
LATAR BELAKANG
• Perkiraann jumlah kemataian pada anak <5th 8.8jt pd thn 2008
• Pneumonia dan diare - > 45%• Zink sebagai preveniteve masing-masing 14%
dan 8% untuk diare dan pneumonia• Who merekomendasikan zink untuk
pengobata diare• Untuk pneumonia zink belum jelas
METODE
• Penelitian ini menggunakan double-blinde, randomize, control placebo trial
• Mengukur dampak pemberian zink selama 14 hari utnuk penyembuhan pneumonia berat
• Hasil sekunder adalah risiko kegagalan pengobatan
Perhitungan Ukuran Sampel
• Hipotesis -> zinc sulfate diberikan sbg terapi tambahan terhadap pengurangan lama tinggal rata-rata di RS 1hari.
• Perkiraan total ukuran sample 500• Anak anak terdaftar sekitar 610
Pendaftaran, Hasil Pemriksaan Klinis dan Awal Permulaan Terapi Antibiotik
Kriteria Inklusi
• Anak anak berusia 2-35 bulan dgn keluhan :– Batuk < 14 hari– Sulit bernafas dgn durasi < 72 jam– Retraksi dinding dada bagian bawah ( Lci )
• Hipoksemia diukur menggunakan Pulse Oxymetri (SpO2) dan wheezing
• SpO2 < 90% diberikan O2
• Anak anak dgn wheezing diberikan 3 dosis salbutamol nebulasi, 15 menit dievaluasi -> jika LCI menghilan -> tdk masuk dalm sampel
• Anamnesis dan PF dinilai menggunakan formulir : (WHO 2006)– BB -> skala elektronik 890 (jerman)– TB -> dgn papan pengukur tinggi standar– PB -> <2th dgn infantometer yg spesifik
• Pengukuran Hb dng Hemocure (swedia)• Rontgen Torak -> ahli Radiologi– Temuan :
• Konsolidasi end point• Infiltrat lain• Normal
Kriteria Eksklusi
• Anak anak dgn mengi berulang > 3bln selama 6 bln dgn pengobatan bronkodilator
• Hilangnya LCI setelah nebulasi salbutamol• Gizi kurang• Anemia berat ( Hb < 7gr%)• Penyakit Jantung• TBC• Diare dgn dehidrasi
Pengacakan, Intervensi dan Blinding
• Intervensi -> tablet yg mengandugn 10 mg elemntal zinc sulfat / placebo dlm kemasan blister dgn isi 15 tablet.
• Ada 3 kemasan blister dgn tablet berlabel zinc/placebo dgn nomor seri.
• Daftar pengacakan disimpan oleh org yg tidak terlibat dalam penelitian
• Dibagi 2 kelompok intervensi dlm rasio 1:1– Pengelompokna pada usia < 12 bulan atau
pengelompokan pada usia > 12 bulan– Status mengi sebelum nebulasi
• Anak anak < 12 bulan diberi 1 tablet dan > 12 bln diberi 2 tablet dilartukan dalam air 5 cc atau ASI
• Diberiksan dlm dosis tunggal sampai diizinkan pulang atau maksimal selama 14 hari.
Outcome Definition• Hasil Utama -> waktu penyembuhan pneumonia
berat :– Periode mulai pendaftaran sampai periode 24 jam
tidak ditemukan LCI, hipoksia dan tanda bahaya lainnya.
– Pedoman WHO untuk menentukan hipoksia SpO2 <90% dan tanda tanda bahaya :• Ketidakmampuan menyusu/minum• Muntah• Kejang• Tampak lemah• Penuruana Kesadaran
• Hasil sekunder -> Kegagalan pengobatan :– Adanya indikasi perubahan antibiotik– Adanya komplikasi seperti empiema atau
pneumotorak yg perlu intervensi bedah– Masuk ICU dgn ventilator dan dukungan inotropik
Intervensi Bersama• Anak yg terdaftar dlm penelitian dan di rawt di
RS, di pantau ooleh dokter pd interval 8 jam sampai diizinkan pulang.
• Diberikan : -> sampai perbaikan klinis– Benzil Penicilin (50.000 U/kg IV/6 jam)– Gentamicin (7.5mg/kg/hari)
• Diberikan sampai tidak ada tanda bahaya :– Hipoksia selama 24 jam berturut turut– LCI selama 48 jam
• Psien pulang -> amoxicilin oral dan menyelesaikan pengobatan hingga durasi 10 hari
• Penggantian antibiotik -> sefotaksim diberikan setelah ada tanda bahaya persisten dan dikonsultasikan kepada dokter senior.
• Anak-anak yg tidak dapat minum atau menyusu diberikan secara IV.
• Pemberioan oksigen lembab untuk anak anak yg mengalami hipoksia.
Manajemen Data dan Analisis
• Formulir yg telah lengkap dikumpulkan oleh asisten setiap hari
• Analisis statistik dgn menggunakan satat versi 10.
• Perbedaan dianggap signifika jika P-value <0.05
HASIL
• Penelitian ini meneliti sub kelompok berdasarkan usis, jenis kelamin, demam, hipoksia, mengi, ronkhi, dan virus terisolasi
• Dlm kelompok dgn konsolidasi end point, penerima zinc lebih cepat signifikan dibandingkan dgn placebo
• Risko kegagalan lebih rendah pada penerima zinc tetapi tidak signifikan
• Proprsi anak yg muntah lebih tinggi pd penerima zinc
PEMBAHASAN
• Penelitian tentang zinc sbg terapi pneumonia berat menunjukkan efek sederhana tetapi tidak signifikan.
• Keterbatasan :– Tingginya proporsi anak dgn mengi -> ISPB tanpa
sebab yg jelas– Penyebab dan faktor lain mempengaruhi
pemberian zinc– Ro” thorak untuk diagnosis
• Untuk penelitian selanjutnya :– Mengei dikecualikan– Ro’, pemeriksaan mikrobiologi dan inflamasi untuk
diagnosis yg lebih pasti
KESIMPULAN
• Penelitian ini menghasilkan perkiraan efikasi yg kecil tapi tidak signifikan untuk anak dgn pneumonia berat usia 2 s/d 35 bulan yg di rawat di RS.
TERIMAKASIH