journal reading dini kulit bismillah

Upload: fitria-rahardini

Post on 01-Mar-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dermatitis atopik ppt

TRANSCRIPT

Sidang Pra-proposal

Journal Reading

Atopic Dermatitis: Natural History, Diagnosis, and TreatmentPembimbing Mayor CKM dr. Susilowati. Sp.KK

Fitria Rahardini1410221059

Identitas Jurnal Judul Jurnal :Atopic Dermatitis: Natural History, Diagnosis, and Treatment

Penulis : Simon Francis Thomsen Tanggal Terbit : 2 April 2014Dipublikasikan : Hindawi Publishing Corporation

Dermatitis atopik adalah penyakit inflamasi kulit yang terjadi pada onset awal dan dengan prevalensi sekitar 20% kehidupan. Penyebab dermatitis atopik masih belum diketahui, namun penemuan mengenai adanya mutasi pada filagrin diketahui memegang peranan dalam progresifitas penyakit ini

Dermatitis atopik tidak selalu mudah diatasi dan setiap dokter harus mengetahui tentang aspek dasar dalam pengobatan. Jurnal ini memberikan penjelasan mengenai perjalanan penyakit, manifestasi klinis, dan terapi untuk dermatitis atopikDermatitis atopik adalah penyakit yang bersifat umum, kronis, dapat mengalami kekambuhan, dan merupakan penyakit inflamasi kulit yang terutama mengenai anak-anak.

Atopi didefinisikan sebagai penyakit yang diturunkan untuk kecenderungan menghasilkan immunoglobulin E (IgE), antibodi yang menanggapi dalam hitungan menit protein lingkungan (allergen) seperti serbuk sari, tungau debu rumah, dan alergen makanan.

Dermatitis berasal dari bahasa Yunani "Derma," yang berarti kulit, dan "itis," yang berarti peradangan atau inflamasi. Dermatitis dan eksim sering digunakan secara sinonimDefinisiEpidemiologiprevalensi penyakit diseluruh dunia sangat bervariasi. Tahun 1950 dan 2000 terjadi peningkatan prevalensi pada Negara industry, sehingga disebut sebagai "epidemi alergi.

Namun, indikasi saat ini menunjukkan prevalensi gejala eksim mengalami penurunan di beberapa negara yang sebelumnya memiliki prevalensi DA yang tinggi, seperti Inggris dan New Zealand.

Hal Ini menunjukkan bahwa epidemi penyakit alergi tidak meningkat terus di seluruh dunia.

Namun demikian, dermatitis atopik masih menjadi masalah kesehatan yang serius dan terdapat di banyak negara, khususnya di negara berkembang, penyakit ini masih sangat meningkat.5Perjalanan PenyakitSekitar 50% dari semua orang dengan dermatitis atopik memiliki gejala awal dalam tahun pertama kehidupan mereka, dan mungkin sebanyak 95% memiliki onset di bawah lima tahun.

Sekitar 75% pada onset anak-anak mengalami remisi spontan sebelum masa remaja, sedangkan sisanya 25% berlanjut menjadi eksim hingga dewasa atau mengalami kekambuhan setelah beberapa tahun bebes gejala.

Banyak dermatitis atopik onset dewasa atau atopik dermatitis yang relaps di masa dewasa memiliki manifestasi utama gejala dengan eksim pada tangan.

Dermatitis atopik, menyebabkan penyakit yang sangat parah, pada anak yang memiliki penyakit atopik lainnya.Risiko dermatitis atopik jauh lebih tinggi pada mereka yang memiliki anggota keluargan yang terkena dermatitis atopik

faktor genetik memiliki peranan yang penting, namun faktor lingkungan juga tidak kalah penting dalam mempengaruhi perjalanan penyakit dermatitis atopik.

Faktor RisikoSebuah penemuan genetik yang baru menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara dermatitis atopik dan mutasi pada gen filaggrin, yang terletak pada kromosom 1.

Gen filaggrin adalah faktor risiko genetik terkuat yang diketahui untuk dermatitis atopik. Mutasi gen filaggrin menimbulkan gangguan fungsional pada protein filaggrin yang dapat mengganggu fungsi pelindung kulit (skin barrier).

Gangguan klinis tersebut menyebabkan kulit kering dengan fisura dan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya eksim kulit.

Tidak semua pasien dengan dermatitis atopik memiliki mutasi ini dan karena itu mutasi dari varian genetik lainnya juga telah dicurigai.GenetikBanyak ahli yang berpendapat mengenai hipotesis higienitas yang meningkatkan prevalensi terjadinya eksim.

Hipotesis ini menyatakan bahwa penurunan paparan infeksi prototipikal terhadap anak usia dini, seperti hepatitis A dan TBC, telah meningkatkan kerentanan penyakit atopik.

Hipotesis ini didukung dengan pengamatan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan pertanian tradisional di mana mereka terkena berbagai mikroflora,memiliki risiko rendah untuk mengalami dermatitis atopik.

Sebaliknya, terbentuknya penyakit mungkin berkorelasi positif dengan durasi menyusui, LingkunganTerdapat dua hipotesis utama telah diajukan untuk menjelaskan lesi inflamasi pada dermatitis atopik.

Hipotesis pertama menyangkut ketidakseimbangan sistem imun yang adaptif

hipotesis kedua menyangkut pelindung kulit (skin barrier) yang rusak. patofisiologiHipotesis imunologiDermatitis atopik merupakan hasil dari ketidakseimbangan sel T, terutama jenis sel T helper 1, 2, 17, dan 22 dan juga sel T regulator. Pada alergi (dermatitis atopik) terutama fase akut terjadi dominasi diferensiasi sel Th2Hal ini menyebabkan peningkatan produksi interleukin, terutama IL-4, IL-5, dan IL-13, yang kemudian menyebabkan peningkatan IgE, dan diferensiasi Th1 yang dihambat.

Hipotesis Pelindung Kulit (Skin Barrier)teori ini berawal dari pengembangan observasi bahwa individu dengan mutasi gen filaggrin mengalami peningkatan risiko dermatitis atopik.

Gen filaggrin mengkode protein struktural dalam stratum korneum dan granulosum yang membantu mengikat keratinosit bersama-sama. Hal ini mempertahankan sawar kulit utuh dan stratum korneum terhidrasi. Dengan adanya defek pada gen menyebabkan produksi filaggrin kurang, yang menyebabkan disfungsi sawar kulit dan kehilangan air transepidermal, yang menyebabkan eksim.TEWL12

TH2 : berperan terhadap produksi antibody dan IL-4,6,10,13Garukan kronis induksi TNF gamma dan sitokin proinflamasi di epidermis ->perparah peradanganKrnis IL-5 : eosinofilhidup lebih lama dan meningkatkan fungsi kerja monosit sel Langerhans -> picu kronisitasdan keparahan dermatitisTewl ; trans epidermalwatter loss mudah terkena eksim,kulit kering dan kulit cepat absorpsi antigen13HistopatologiBiopsi kulit yang diambil dari kulit dengan eksim atopik akut memiliki karakteristik edema interseluler, infiltrat perivascular terutama limfosit, dan retensi nukleus dari keratinosit yang terus berlanjut hingga lapisan stratum korneum atau disebut juga parakeratosis. Kronik eksim didominasi oleh menebalnya stratum korneum, disebut hiperkeratosis, stratum spinosum menebal (acanthosis), tetapi infiltrat limfositik jarang.

14Diagnosis dan Gejala klinisMunculnya lesi kulit pada dermatitis atopik tidak berbeda dari eksim lain seperti dermatitis kontak. Dalam bentuk akut, eksim ditandai dengan kemerah dengan edema, vesikel, perembesan, dan krusta; gejala pada penyakit yang subakut dan kronis didominasi likhenifikasi, eksoriasi, papula, nodul

Pasien khas dengan dermatitis atopik adalah seseorang dengan: ditemukannya gatal eksim lokal di lokasi yang khas seperti lipatan siku pada seseorang dengan onset awal dan lutut pada pasien atopik atau pada orang dengan predisposisi familial untuk penyakit atopik. Manifestasi yang khasManifestasi tipikal yang biasanya muncul pada penderita DA adalah kulit kering (xerosis), kulit pucat karena peningkatan tekanan di kapiler dermis, peningkatan respon kolinergik (menggaruk), rambut menjadi kering dan rapuh, adanya warna kehitaman/hiperpigmentasi pada kantung mata (Dennie-Morgan Fold)DA pada InfantLokasi : wajah, kulit kepala, lengan dan kaki bagian ekstensor Efloresnsi : Eritem , Papul, Vesikel ,Ekskoriasi,Oozing,Krusta

DA pada Anak Lokasi : Siku dan lutut bagian fleksor, pergelangan tangan dan ankleEfloresnsi : Eksim lebih kering dan likenifikasi dengan ekskoriasi , papul, nodul

DA pada Remaja dan DewasaLokasi : wajah, kepala dan leher, lipat siku, dan lipat lutut. Efloresnsi : Plak papul eritem, berskuama,likenifikasi (gatal)

Diagnosa Banding Beberapa penyakit memiliki manifestasi yang hampir sama dengan DA Meskipun demikian, evaluasi yang teliti dari morfologi dan lokasi predileksi akan memeberikan gambaran khas yang dapat mengarahkan kepada diagnosis yang tepat. Adapun diagnosa banding untuk DA adalah skabies, dermatitis seboroik, dan dermatitis kontak.

Komplikasi Beberapa mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur dapat menjadi komplikasi pada eksim (penyebab superinfeksi). Pada umumnya kulit penderita DA memiliki lebih banyak kolonisasi bakteri Staphylococcus aureus, terutama pada eksim yang tidak terkontrol dengan baik. Meskipun demikian, jika kuman ini invasif maka akan membentuk penyakit impetigo yang membutuhkan antibiotik topikal maupun oralTerapi Prevention Mencegah kulit kering moisturizer cream/ emolinet Menurunkan intensitas garukan dan infeksiHindari mandi dg air hangat dalam waktu lama

Treat Krim kortikosteroidFototerapi Systemic Imunosuppressant drug

Uva : bekerja pada sel Langerhans dan eosinovilUvb :imunosupresif, blockade fx sel Langerhans dan ubah produksi sitokin21TerapiEmolienMempertahankan Barrier Kulit agar tetap utuh. Emolien harus diterapkan beberapa kali sehari kana lamakerja yang singkat. Alasan utama penggunaan emolien adalah kemampuannya untuk meningkatkan hidrasi epidermis, terutama dengan mengurangi penguapan, karena bertindak sebagai lapisan pelingung kulit, emolien tidak memiliki efek langsung terhadap terjadinya eksim.Topikal Kortikosteroid

Potensi rendah (ringan) sedang :anak-anakKuat : dewasaRingan sedang : kulit tubuh yang tipis, wajah, aksila, lipat paha, anogenital.Kuat : eksim seluruh tubuh 23Topikal KortikosteroidUntuk terapi dermatitis atopi akut dan terapi maintenanceRekomdenasi pemakaian: 1 x/hr dengan lowest potency selama 1-2 minggu Jika keadaan membaik: Tappering off 2-3 kali/minggu selama 1-2 mingguJika kambuh: Maintenance 2-3 kali/minggu di fokus lokasi (proactive treatment )Proactive Treatment: Penggunaan kortikosteroid secara intermiten yang direkomendasikan untuk eksim yang aktif.Efek samping kortikosteroid topikal :Penipisan kulit Talangiektasis

Fototerapi Untuk dewasa : UVB Eksim yang berat : UVA atau kombinasi dengan obat fotosensitisasi (photosensitizing drug)DA yang sulit diobati: 1-2 minggu fototerapi 3-5x/minggu + kortikosteroid topikal.Efek samping :Penuaan dini pada kulit Peningkatan risiko kanker kulit dalam jangka waktu lama

Imunosupresan Sistemik Jangka pendek :Kortikosteroid oral ( Tappering off) Untuk DA akut, DA yang luas dan biasanya dikombinasi dengan kortikosteroid topikal

DA berat- kronik dan berulang :Setelah tappering off kortikosteroid oral dilanjutkan dengan obat imunosupresan yang kedua (methotrextate/siklosporin/azathioprine)

Antihistamin oral Sedatif : Diberikan pada malam hari ( Chlorpheniramin Maleat)Non-sedatif : Diberikan pada siang hari (Loratadine/cetrizin)

TERIMA KASIH