jurnal andi mercury

28
KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PRODUKTIVITAS ALAT LOADING DAN HAULING PADA PENAMBANGAN OVERBURDEN SATUAN KERJA SWAKELOLA A2 PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN Andi Mercury 1 , Drs. Raimon Copa, MT, Fadilla, SPd. MT 2 ABSTRACT PT. Bukit Asam (Persero), Tbk is a coal mining company located in Tanjung Enim, South Sumatra. Mining Licence with an area of 66.414 hectares, the location of Mine Air Laya with an area of 7.700 ha, Muara Tiga Besar Mine with an area of 3,300 Ha and Banko Barat Mine with an area of 4.300 Ha. In mining operations at PT Tambang Air Laya. Bukit Asam (Persero), Tbk Tanjung Enim using the method with Continuous Mining (BWE Systems) and Conventional Mining (shovel and truck). In Swakelola A2 overburden production target for the month of March 2013 was 334.500 bcm/month. The targets set by the unit Renops (Operational Planning) at a meeting earlier in the month. From the production target, the realization of the field for the overburden is 267.295,50 bcm/month. While the results of the calculation of overburden production of 242.581,097 bcm/month. the difference is not too much calculation and realization in the field, so the production target is not reached in March. Solutions in order to achieve the production target with two solutions. The first solution to increase the effective roads hours, and the second solution is the addition of the dump truck. on the inside dump I the addition of 3 units and additions to Tupak 7 units. The first solution with an effective way to increase production at 342.944,542 Bcm/month, and the second solution by increasing the production of dump trucks 368.814,22 Bcm/month. Total cost realization in March 2013 was Rp. 8.797.471.811. while the total cost of an increase in hours effective way is Rp. 10.493.372.190, and total cost for the solution of increasing the number of dump truck is Rp. 10.479.818.010. So the cost per cubic meter of overburden effective way to increase clock is Rp. 30.597,86/m3, and for the addition of dump truck is Rp. 28.414,89/m3. Thus the cost is more economical to use the solution in increasing the number of dump truck dump in disposal Inside

Upload: andi-mercury

Post on 23-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cdfsd

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Andi Mercury

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PRODUKTIVITAS ALAT LOADING DAN HAULING PADA PENAMBANGAN

OVERBURDEN SATUAN KERJA SWAKELOLA A2 PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN

Andi Mercury1, Drs. Raimon Copa, MT, Fadilla, SPd. MT2

ABSTRACT

PT. Bukit Asam (Persero), Tbk is a coal mining company located in Tanjung Enim, South Sumatra. Mining Licence with an area of 66.414 hectares, the location of Mine Air Laya with an area of 7.700 ha, Muara Tiga Besar Mine with an area of 3,300 Ha and Banko Barat Mine with an area of 4.300 Ha. In mining operations at PT Tambang Air Laya. Bukit Asam (Persero), Tbk Tanjung Enim using the method with Continuous Mining (BWE Systems) and Conventional Mining (shovel and truck).

In Swakelola A2 overburden production target for the month of March 2013 was 334.500 bcm/month. The targets set by the unit Renops (Operational Planning) at a meeting earlier in the month. From the production target, the realization of the field for the overburden is 267.295,50 bcm/month. While the results of the calculation of overburden production of 242.581,097 bcm/month. the difference is not too much calculation and realization in the field, so the production target is not reached in March. Solutions in order to achieve the production target with two solutions. The first solution to increase the effective roads hours, and the second solution is the addition of the dump truck. on the inside dump I the addition of 3 units and additions to Tupak 7 units. The first solution with an effective way to increase production at 342.944,542 Bcm/month, and the second solution by increasing the production of dump trucks 368.814,22 Bcm/month.

Total cost realization in March 2013 was Rp. 8.797.471.811. while the total cost of an increase in hours effective way is Rp. 10.493.372.190, and total cost for the solution of increasing the number of dump truck is Rp. 10.479.818.010. So the cost per cubic meter of overburden effective way to increase clock is Rp. 30.597,86/m3, and for the addition of dump truck is Rp. 28.414,89/m3. Thus the cost is more economical to use the solution in increasing the number of dump truck dump in disposal Inside dump I and disposal Tupak. Because the contract PT. Bukit Asam and PT. Bangun Karya Pratama Lestari (BKPL) based material transported and distance. therefore, the addition of any number of dump trucks do not add to the operating costs, but it just adds to the cost of fuel and operator

RINGKASAN

Page 2: Jurnal Andi Mercury

PT. Bukit Asam (Persero), Tbk merupakan perusahaan tambang batubara yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan Izin Usaha Pertambamgam seluas 66.414 Ha, yang terdiri dari Tambang Air Laya seluas 7.700 Ha, Tambang Muara Tiga Besar seluas 3.300 Ha dan Tambang Banko barat seluas 4.300 Ha. Dalam operasi penambangan di Tambang Air Laya PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Tanjung Enim menggunakan metoda Continous Mining dengan BWE System dan shovel and truck.

Target produksi overburden untuk bulan Maret 2013 adalah 334.500 bcm/bulan. Target ini ditetapkan oleh satuan kerja Renops (Perencanaan Operasional) dalam rapat di awal bulan. Dari target produksi ini realisasi dilapangan untuk overburden adalah 267.295,50 bcm/bulan. Sedangkan hasil perhitungan penulis produksi overburden sebesar 265.153,9 bcm/bulan. Hanya selisih tipis perhitungan penulis dengan realisasi di lapangan. Permasalahan tidak tercapainya target dikarenakan belum optimalnya penggunaan alat gali muat, dorong dan angkut overburden. Salah satunya ditandai dengan hasil produksi yang belum optimal disemua shift kerja, hal ini disebabkan banyaknya waktu yang hilang yang memperkecil effisiensi kerja dan jam jalan efektif yang masih minim.

Untuk itu jika effisiensi kerja tetap 85% sedangkan jam jalan efektif di tingkatkan seperti pada lampiran G maka produksi akan tercapai dengan produksi dump truck ke disposal 341620,43 bcm/bulan.

Keywords: Hauling, Loading, Productivity, Cost

1 Alumni Program Studi Teknik Pertambangan 2 Dosen Teknik Pertambangan FT UNP

A. PENDAHULUAN

Target produksi

overburden untuk bulan Maret

2013 adalah 334.500

bcm/bulan. Target ini

ditetapkan oleh satuan kerja

Renops (Perencanaan

Operasional) dalam rapat di

awal bulan. Dari target

produksi ini realisasi di

lapangan untuk overburden

adalah 267.295,50 bcm/bulan.

Tidak tercapainya target

produksi untuk bulan Maret

2013 ini dikarenakan belum

optimalnya penggunaan alat

Page 3: Jurnal Andi Mercury

loading dan hauling

overburden. Salah satunya

ditandai dengan hasil produksi

yang belum optimal disemua

shift kerja.

B. KAJIAN UMUM

1. Data Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Bukit

Asam (Persero), Tbk

Alamat : Jln. Parigi No. 1

Tanjung Enim 31716 kab.

Muara Enim Sumatera Selatan

31700

Telepon : (62-734) 453161

2. Lokasi

Secara geografis posisi

Tambang Air Laya terletak

diantara 3o 42' 30' '−4o 47' 30' '

LS dan

103o 45 ' 00' '−103o 50' 10' ' BT.

Tambang Air Laya

mempunyai luas sekitar 1210

Ha terdiri dari 560 Ha

merupakan daerah penggalian

dan 650 Ha diperuntukkan

sebagai daerah penimbunan

overburden.

Gambar 1. Peta Lokasi

Kesampain Daerah Lokasi

Penambangan

PT. Bukit Asam (Persero),

Tbk untuk melakukan

kegiatan penambangan

batubara pada lokasi Air Laya

Putih Swakelola, maka akan

melakukan kegiatan

penambangan Overburden.

3. Pemuatan Tanah Penutup

Berdasarkan pada posisi

alat gali-muat

Untuk memperoleh

hasil yang sesuai dengan

Page 4: Jurnal Andi Mercury

satuan produksi maka pola

pemuatan merupakan salah

satu faktor yang

mempengaruhi waktu edar

alat. Pola pemuatan yang

digunakan tergantung kondisi

lapangan operasi pengupasan

serta alat mekanis yang

digunakan dengan asumsi

bahwa setiap alat angkut yang

datang, mangkuk (bucket) alat

gali-muat sudah terisi penuh

dan siap ditumpahkan. Setelah

alat angkut terisi penuh segera

keluar dan dilanjutkan dengan

alat angkut lainnya sehingga

tidak terjadi waktu tunggu

pada alat angkut maupun alat

gali-muatnya.

Pola pemuatan dapat

dilihat dari beberapa keadaan

yang ditunjukan alat gali-muat

dan angkut yaitu sebagai

berikut.

a. Top loading yaitu

kedudukan alat muat

lebih tinggi dari bak

truck (alat muat

berada diatas

tumpukan material

atau berada diatas

jenjang). Ini bertujuan

supaya operator lebih

leluasa untuk melihat

bak dan menempatkan

material.

b. Bottom Loading yaitu

alat gali-muat

melakukan penggalian

dengan menempatkan

dirinya di jenjang

yang sama dengan

posisi alat angkut.

4. Berdasarkan penempatan

posisi alat angkut

a. Single Back Up, yaitu

alat angkut

memposisikan diri

Page 5: Jurnal Andi Mercury

untuk dimuati pada

satu tempat sedangkan

alat angkut berikutnya

menunggu alat angkut

pertama dimuati

sampai penuh, setelah

alat angkut pertama

berangkat alat angkut

kedua memposisikan

diri untuk dimuati

sedangkan truk ketiga

menunggu, dan begitu

seterusnya.

b. Double Back Up,

yaitu alat angkut

memposisikan diri

untuk dimuati pada

dua tempat, kemudian

alat gali-muat mengisi

salah satu alat angkut

sampai penuh setelah

itu mengisi alat angkut

kedua yang sudah

memposisikan diri di

sisi lain sementara alat

angkut kedua diisi,

alat angkut ketiga

memposisikan diri di

tempat yang sama

dengan alat angkut

pertama dan

seterusnya.

5. Faktor Yang

Mempengaruhi Produksi

Alat

a. Effisiensi Kerja

Menurut Ir.

Rochmanhadi

(1992:7)

mengemukakan

bahwa

“Merencanakan suatu

proyek yang

menunakan alat

mekanis, produktivitas

perjam dari suatu alat

yang di perlukan

adalah produktivitas

Page 6: Jurnal Andi Mercury

standard dari alat

tersebut dalam kondisi

ideal dikalikan dengan

suatu faktor yaitu

faktor effisiensi kerja.

b. Faktor Pengembangan

Material (Swell

Factor)

Swell Factor

adalah faktor

pengembangan

material yang

merupakan

perbandingan antara

volume material

dalam keadaan insitu

(belum digali atau

bank cubic

meter/bcm) dan

volume material

dalam keadaan loose

(telah digali atau loose

cubic meter//lcm).

SF=V insitu

V loose

x100 %

c. Faktor Isian Mangkuk

(Bucket Fill Factor)

Besarnya nilai

faktor isian mangkuk

(Bucket Fill Faktor)

tergantung dari jenis

material yang akan

digali. Jika material

yang ditemukan

dilapangan adalah

lempung (clay), maka

nilai dari bucket fill

factor yang digunakan

antara 0,70 - 0,90.

d. Kesediaan dan

Penggunaan Alat

1) Kesediaan Mekanis

(Mechanical

Avaibility)

MA= WW +R

x100 %

2) Kesediaan Fisik

(Phisical

Avaibility)

Page 7: Jurnal Andi Mercury

PA= W +SW +S+ R

x100 %

3) Penggunaan

Efektif (Efective

Utilition)

EU= WW +S+R

x100 %

6. Produksi Alat Gali-Muat

dan Alat Angkut

a. Produksi Alat Gali-

Muat Hydraulik

Excavator

Q=qlxKxEx 3600CT

b. Produksi Alat Gali

Dorong

QD=q x60 x e x EFF

xDR

+Z

c. Produksi Alat Angkut

Q=n x Kb x FF x Eff x60Ct

7. Keserasian Kerja (Match

Factor)

Keserasian kerja adalah

pola gerak alat berat yang

terpadu, dimana tidak

timbul waktu tunggu

antara alat muat dan alat

angkut. MF = 1 (Berarti

keserasian kerja alat muat

dan alat angkut adalah

100%), MF < 1 (Berarti

alat angkut bekerja penuh

dan alat muat mempunyai

waktu tunggu), MF > 1

(Berarti alat muat bekerja

penuh sedangkan alat

angkut mempunyai waktu

tunggu)

MF=n x nH xc L

nL x cH

C. METODE

PENELITIAN

Dalam pelaksanaan

penelitian ini dilakukan

beberapa metode

pengumpulan informasi atau

data, guna mendapatkan

gambaran dan pemahaman

mengenai objek yang menjadi

Page 8: Jurnal Andi Mercury

fokus penelitian. Dalam

memperoleh informasi,

penulis menggunakan dua

metode yaitu metode primer

dan metode sekunder. Metode

Primer merupakan metode

pengambilan data langsung

yang berasal dari lapangan.

Sedangkan metode sekunder

yaitu metode pengambilan

data yang berasal dari literatur

dan wawancara dengan pihak

perusahaan. Kedua metode

tersebut digunakan untuk

proses pemecahan masalah

yang dilakukan penelitian oleh

penulis. Data yang diambil

adalah sebagai berikut:

1. Metodelogi Pemecahan

Metodologi

pemecahan meliputi

pengambilan data. Data

yang dibutuhkan antara

lain:

a. Data Primer

Data primer

merupakan data yang

diambil langsung dari

lapangan seperti:

1) Waktu tetap (Fixed

time)

Yaitu waktu

yang diperlukan

untuk gerakan-

gerakan tetap,

seperti menggerus,

menggali, memuat,

dan membuang.

2) Waktu tidak tetap

(Variable time)

Yaitu waktu

yang berubah-ubah

tergantung pada

jarak dan kondisi

kerja lapangan.

Untuk

memperbesar produksi

alat per jam yaitu

Page 9: Jurnal Andi Mercury

dengan memperkecil

waktu siklus sehingga

produksi setiap menit

dalam satuan jam

makin besar. Ada

beberapa cara untuk

meningkatkan

produksi:

a. Mengurangi waktu

tetap:

1) Sesuaikan

jumlah alat

angkut dengan

kemampuan

alat muat agar

alat angkut

tidak

menunggu

untuk dimuat.

2) Untuk material

yang keras

seperti napar,

tanah berbatu

supaya dipecah

terlebih dahulu

agar mudah

untuk dimuat.

3) Kurangi sudut

swing.

b. Mengurangi waktu

variable (tidak

tetap):

a) Menentukan

jalur atau rute

yang benar dan

ekonomis.

Artinya jalur

yang diambil

memiliki waktu

siklus yang

benar-benar

singkat, seperti

tidak adanya

waktu manuver

pada alat

angkut.

b) Memelihara

jalan jangan

Page 10: Jurnal Andi Mercury

sampai ada

yang rusak.

b. Data Sekunder

Data sekunder

merupakan data yang

diperoleh dari literatur-

literatur PT. Bukit

Asam (Persero) Tbk,

untuk mendukung

data-data penelitian

seperti:

1) Kebutuhan nyata

batubara dalam

target produksi.

2) Kebutuhan nyata

overburden dalam

target stripping

ratio (SR).

Stripping ratio

merupakan

perbandingan

antara lapisan

tanah penutup

dengan material

yang akan

ditambang.

Stripping ratio di

lapangan 1:5.

3) Spesifikasi alat

muat, alat angkut,

dan alat garu.

D. HASIL DAN

PEMBAHASAN

1. Kegiatan Pengupasan

Lapisan Tanah Penutup

Pada Lokasi Air Laya

Putih pada satuan kerja di

penambangan Swakelola

A2 PT. Bukit Asam,

kegiatan pengupasan

lapisan tanah penutup

dilakukan dengan metode

conventional mining yaitu

kombinasi antara

excavator backhoe PC400

Page 11: Jurnal Andi Mercury

LC dan PC800 SE dengan

dump truck Scania P380.

Dimana alat gali-muat

(excavator) bekerja

menggali dan memuat

material tanah penutup,

jika material sulit untuk di

gali menggunakan

excavator maka material

akan di ripping (beraikan)

menggunakan bulldozer

yang kemudian di loading

menggunakan excavator.

Jenis material tanah

penutup di lokasi

Swakelola A2 adalah tanah

biasa, kering dengan nilai

swell factor (SF) = 0,85.

Jumlah populasi

unit di lokasi Swakelola

A2 adalah excavator

backhoe PC400 LC yang

beroporasi ada dua unit

dimana 1 unit untuk tanah

penutup dan 1 unit untuk

penggalian batubara dan

excavator backhoe PC800

SE yang beroperasi ada 2

unit untuk tanah penutup.

Untuk dump truck Scania

P380 ada 28 unit. Dari

lokasi front Air Laya Putih

ke disposal inside dump

berjarak ± 800 m, ke

disposal tupak berjarak ±

4,3 km. Target pengupasan

tanah penutup untuk

rencana kerja bulan Maret

adalah sebesar 334.500

bcm. Untuk pola pemuatan

lapisan tanah penutup

berdasarkan posisi alat gali

muat di lokasi

penambangan Air Laya

Putih pada penambangan

Swakelola A2 dengan

Bottom Loading, yaitu alat

gali muat melakukan

Page 12: Jurnal Andi Mercury

penggalian dengan

menempatkan dirinya di

jenjang yang sama dengan

posisi alat angkut.

Dari target yang

ditetapkan oleh satuan

kerja Renops

(Perencanaan Operasional)

dalam rapat awal bulan

Maret. Dimana target

produksi oveburden

dibulan Maret 334.500

bcm, dan target produksi

untuk batubara 70.000 ton

yang mempunyai stripping

ratio 5:1.

2. Produksi Alat Gali-Muat

dan Angkut.

a. Produktivitas PC 400

LC

Dari Perhitungan diatas

(sebelum perbaikan)

maka kita dapatkan

besarnya produktivitas

untuk excavator

backhoe PC 400 adalah

sebesar 295,458

Bcm/jam.

Maka produksi

perbulan =

95997,259

bcm/bulan

Setelah diperbaikan

jam jalan efektif

seperti Lampiran K

maka besarnya

produktivitas untuk

excavator backhoe

PC 400 adalah

sebesar 128621,73

Bcm/jam.Produksi

perbulan

= 128621,731

bcm/bulan

b. Produktivitas PC 800

Dari perhitungan diatas

(sebelum perbaikan)

maka kita dapatkan

Page 13: Jurnal Andi Mercury

besarnya produktivitas

untuk excavator

backhoe PC 800 adalah

sebesar 365,193

Bcm/jam. Perbulan

sebesar 118654,857

bcm/bulan untuk satu

unit PC 800. Setelah

perbaikan maka

produksi perbulan

sebesar 158979,468

bcm/bulan untuk satu

unit PC 800.

c. Produktivitas DT

Scania P380

Produksi penambahan

jumlah alat dump truck

sebanyak 3 unit maka

jumlah produksi

sebagai berikut

91394,257 bcm/bulan

Jenis

Alat

Front Kerja

Jumlah Alat

Dump Truck

Swakelola A2

Jumlah Penambahan Dump

Truck

Macth Factor

sebelum penambaha

n

Macth Factor

sesudah penambaha

n

PC400

Inside dump I

5 3 0,6 0,99

PC800

Inside dump II

7 - 0,99 -

PC800

Tupak 12 7 0,64 1,02

3. Total Biaya Penambangan

Tanah Penutup Swakelola

A2

Biaya realisasi penambangan di

Swakelola A2 adalah Rp.

8.797.471.811, untuk mencapai

target penulis memberikan dua

Page 14: Jurnal Andi Mercury

solusi. Solusi pertama

peningkatan jam jalan efektif dan

solusi kedua penambahan unit

dump truck pada masing-masing

front kerja inside sump I 3 unit

dan Tupak 7 unit. Dari kedua

solusi tersebut didapatlah total

biaya masing-masing solusi,

untuk peningkatan jam jalan

efektif Biaya totalnya sebesar Rp.

10.493.372.190 dan penambahan

jumlah unit alat angkut biaya

totalnya adalah Rp.

10.479.818.010.

Biaya solusi yang ekonomis

digunakan untuk mencapai target

adalah biaya penambahan dump

truck, karena biaya peningkatan

jam jalan efektif akan lebih besar

pada penyewaan alat utama

penambangan yaitu excavator.

Sedangkan pada penambahan alat

angkut penambahan pada BBM

dan operator.

Dari total biaya realisasi dan

kedua solusi dapat di tentukan

biaya per kubik material tanah

penutup di Swakelola A2. Biaya

per kubik untuk solusi

peningkatan jam jalan efektif

yaitu Rp. 30597,86, dan biaya

penambahan alat angkut adalah

Rp. 28414,89 seperti pada tabel di

bawah ini.

Tabel Daftar Biaya dan Produksi

Keterangan

Produksi

Total BiayaPer Bulan

(Rp)

Produksi (m3)

Biaya/m3

Peningkata

n jam jalan

efektif

10.493.372.1

90

342944,5

42

30597,8

6

Penambah

an unit

dump

truck

10.479.818.0

10

368814,2

2

28414,8

9

Dengan demikian biaya

penambangan kedua metode

untuk mencapai target produksi

yang lebih ekonomis yaitu dengan

penambahan jumlah alat angkut

material di inside dump dan tupak.

Karena kontrak kerja PT. Bukit

Page 15: Jurnal Andi Mercury

Asam dan PT. Bangun Karya

Pratama Lestari (BKPL)

berdasarkan material yang di

angkut dan jarak pemindahan

material, sehingga penambahan

jumlah dump truck berapa pun

tidak menjadi peningkatan biaya

sewa melainkan biaya BBM dan

operator.

E. KESIMPULAN

1. Faktor keserasian (Match

Factor) realisasi di lapangan

antara alat gali-muat dan

angkut pada alat angkut PC

800 SE (1 unit) DT Scania

P380 (7 unit) yang akan di

angkut ke Disposal Inside

Dump dengan jarak 800

meter dengan perhitungan

Match Factor yaitu 1 (alat

gali muat dan angkut tidak

ada waktu tunggu).

Sedangkan Disposal Inside

Dump dengan jarak 1,1 Km

(PC 400) dan Disposal Tupak

dengan jarak 4,7 Km (PC

800) didapat perhitungan

match faktornya kurang dari

satu yang artinya alat gali

muat mempunyai waktu

tunggu sedangkan alat angkut

bekerja ekstra.

2. Target Produksi untuk

bulan Maret 2013 adalah

334.500 bcm/bulan,

realisasi di lapangan

adalah 267.295,50

bcm/bulan, sedangkan

hasil perhitungan penulis

berdasarkan efisiensi

kerja dan jam jalan

efektif didapat produksi

bulan maret 242581,097

bcm/bulan selisih tipis

dengan realisasi di

lapangan. Maka untuk

mencapai target produksi

untuk di bulan berikutnya

Page 16: Jurnal Andi Mercury

efisiensi kerja dan jam

jalan efektif harus di

tingkatkan lagi. Jika

efisiensi kerja tetap 81%

dan jam jalan efektif

ditingkatkan seperti pada

lampiran K maka

produksi tercapai dan

menjadi 342944,542

bcm/bulan. Sedangkan

Jumlah Dump Truck

yang digunkan tidak

berpengaruh terhadap

biaya penambangan

(cost) karena kontrak

kerja PT. Bukit Asam

dan PT. BKPL di bayar

berdasarkan material

yang di angkut dan jarak

angkut. Akan Tetapi

penambahan dump truck

akan menambah biaya

bahan bakar dan

operator. Dimana hasil

dari perhitungan Match

Factor untuk PC 400

(Disposal Inside Dump)

< 1, dan Match Factor

(Keserasian Kerja) untuk

PC 800 (Disposal Tupak)

< 1 yang artinya alat

angkut bekerja penuh dan

alat muat mempunyai

waktu tunggu. Sehingga

perlu penambahan alat

angkut DT Scania P380

sebanyak 7 unit untuk PC

800 (Disposal Tupak),

dan 3 unit DT Scania

P380 untuk PC 400

(Inside Dump). Maka

produktivitas akan

bertambah menjadi

368814,22 bcm/bulan

yang artinya mencapai

target 334.500

bcm/bulan.

Page 17: Jurnal Andi Mercury

3. Total Biaya realisasi

penambangan di

Swakelola A2 dalam

penambangan tanah

penutup adalah sebesar

Rp. 8.797.471.811.

apabila untuk mencapai

target maka ada dua

solusi dan biaya total

solusi peningkatan jam

jalan efektif (Lampiran

K) maka total biaya Rp.

10.493.372.190

sedangkan biaya total

untuk penambahan unit

dump truck adalah

sebesar Rp.

10.479.818.010. sehingga

lebih ekonomis jika

menggunakan solusi

Penambahan unit dump

truck.

4. Biaya per kubik dari

kedua solusi dapat di

tentukan dari

perbandingan antara

biaya total masing-

masing solusi dengan

produksi yang dicapai

yaitu Rp. 30597,86/m3

untuk peningkatan jam

jalan efektif, dan Rp.

28414,89/m3 untuk

penambahan jumlah alat

angkut. Sehingga biaya

per meter kubik yang

lebih ekonomis untuk

mencapai target produksi

adalah dengan

menambah alat angkut.

F. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Data-data, Laporan dan Arsip Perusahaan PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim: PTBA Unit Tanjung Enim.

Anonim. 2012. “Panduan Pelaksanaan Pengalaman

Page 18: Jurnal Andi Mercury

Lapangan Industri”. Jurusan

Teknik Pertambangan. Padang: UNP

Anonim. 2007. “Specification and Application”. Japan: Handbook Komatsu Ltd.

Erwendi. 2013. Evaluasi Kehilangan Waktu Pada Alat Gali Muat, Dorong, dan Angkut untuk Optimalisasi

Produksi Tanah Penutup di Penambangan Swakelola. Sumatera

Selatan: Universitas Sriwijaya

Prodjosumarto, Partanto. 1993. “Pemindahan Tanah Mekanis”. Jurusan Teknik Pertambangan. Bandung: ITB

Rochmanhadi. 1992. “Kapasitas dan Produksi Alat Berat”. Jakarta: Departemen Pekerjaan Um