jurnal eksis issn : 0216-6437 (print) jurusan akuntansi
TRANSCRIPT
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 132
ANALISIS PERENCANAAN LABA PADA HOTEL MANAU SAMARINDA TAHUN 2020
Marwanto1), Farindika Metandi2), Liani Sintya Dewi3)
Jurusan Akuntansi [email protected], [email protected], [email protected]
123) Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda 123) Jl. Cipto Mangunkusumo, Sungai Keledang, Kec. Samarinda Seberang Kota Samarinda, 75242
Abstract The problem in this research is how to plan profit using profit planning analysis at Hotel Manau Samarinda. This study uses the method of least squares analysis and the help of Microsoft Excel 2007 program to separate semi-variable costs into fixed costs and variable costs. The analytical tools used are the Break Event Point and Margin Of Safety methods. The results of the study can be concluded that the minimum sales to achieve the profit target in 2020 is Rp. 1,345,072,933 and profit planning analysis can produce useful information for management in profit planning on room sales. Abstract. The problem of this research is how to plan the profit by using analysis the profit planning of Manau Hotel Samarinda. This research uses the least square method and the help of Microsoft Excel 2007 program for separating semi variable cost to be fixed cost and variable cost. The tool analyze used is by using the Break Even Point method and Margin Of Safety. The result of this research are the minimum sales to get profit target in 2020 is Rp 1.345.072.933 and by analyze the cost, volume and profit to produce useful information for management to plan the profit of room sales. Keywords : Profit Planning, Break Even Point, Margin Of Safety.
Abstrak Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana merencanakan laba dengan menggunakan analisis perencanaan laba pada Hotel Manau Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuadrat terkecil dan banyuan program Microsoft Excell 2007 untuk melakukan pemisahan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Alat analisis yang digunakan metode Break Event Point dan Margin Of Safety. Hasil penelitian dpat ditarik kesimpulan bahwa penjualan minimal untuk mencapai target laba
pada tahun 2020 sebesar Rp 1.345.072.933 dan analisis perencanaan laba dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba terhadap penjualan kamar. Abstract. The problem of this research is how to plan the profit by using analysis the profit planning of Manau Hotel Samarinda. This research uses least square method and the help of Microsoft Excel 2007 program for separating semi variable cost to be fixed cost and variable cost. The tool analyze used is by using Break Even Point method and Margin Of Safety. The result of this research are minimum sales to get profit target in 2020 is Rp 1.345.072.933 and by analyze the cost, volume and profit to produce useful information for management to plan the profit of room sales.
Kata kunci :
Perencanaan Laba, Titik Impas, Margin Of Safety.
.
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis di Indonesia semakin pesat ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Hal
tersebut dapat dilihat dari perusahaan yang berdiri di berbagai sektor di Indonesia yang mampu mendominasi
perekonomian domestik. Perusahaan jasa merupakan salah satu sektor yang mendominasi perekonomian di
Indonesia sehingga masing-masing perusahaan dari berbagai sektor baik pemerintah maupun swasta harus siap
menghadapi persaingan yang kompetitif.
Menyikapi arus persaingan tersebut manajer memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan berisikan
langkah-langkah yang harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perencanaan merupakan alat
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 133
untuk mengendalikan kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan memegang
peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan.
Salah satu tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal sehingga salah satu
perencanaan yang dibuat pihak manajemen adalah perencanaan laba. Perencanaan laba tersebut memuat
langkah-langkah yang harus ditempuh satuan unit bisnis untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan.
Karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (hasil penjualan) dengan biaya yang
dikeluarkan. Dengan demikian perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan
biaya.
Perencanaan merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan, untuk membuat perencanaan
laba yang baik maka diperlukan alat bantu beruapa analisis biaya, volume dan laba (cost volume profit/CVP).
Biaya adalah sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa
yang diperlukan oleh perusahaan, sedangkan volume yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncanakan
akan dijual selama suatu periode tertentu, serta laba merupakan sejumlah nominal yang menunjukkan selisih
lebih pendapatan atas biaya sehubungan dengan kegiatan usaha.
Analisis biaya, volume dan laba (cost volume profit/CVP) membantu manajer untuk memahami hubungan
antara biaya, volume dan laba, sehingga alat ini merupakan alat yang penting dalam proses pembuatan berbagai
keputusan bisnis khususnya untuk memprediksi laba jangka pendek. Analisis Cost Volume Profit dapat juga
digunakan pada industri jasa, misalnya industri jasa perhotelan. Dalam industri perhotelan, perusahaan dituntut
bagaimana menghasilkan dan memasarkan berbagai jasa yang terdapat pada hotel tersebut bagi konsumen
yang membutuhkannya. Pendapatan industri perhotelan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah
tingkat kepadatan hunian.
Hotel Manau adalah salah satu hotel milik swasta dari sekian banyak hotel yang ada di Provinsi Kalimantan
Timur tepatnya di Samarinda Seberang yang bergerak dibidang jasa perhotelan, dimana kepuasan tamu
merupakan tujuan utama. Hotel Manau merupakan hotel yang didirikan sejak tahun 2007 yang memiliki ijin usaha
hotel melati. Pada awal Januari tahun 2008 Hotel Manau mulai beroperasi dengan menyediakan enam tipe kamar
dengan pilihan harga yang bervariatif yang dapat dipilih oleh tamu hotel. Enam tipe kamar dengan jumlah 50
kamar tersebut adalah Kamar Ekonomi, Kamar Melati, Kamar Standard, Kamar Deluxe, Kamar Superior, dan
Kamar Family. Masing-masing kelas memiliki tarif yang berbeda-beda sesuai dengan biaya yang dikeluarkan,
pelayanan yang diterima oleh konsumen dan fasilitas yang tersedia. Selain menawarkan jasa kamar pada Hotel
Manau juga menyediakan fasilitas lain yaitu Food & Beverage, Meeting Room dan Laundry.
Omzet penjualan dari masing-masing tipe kamar yang dihasilkan tidaklah selalu tetap setiap bulannya,
tetapi mengalami kenaikan dan penurunan. Langkah yang tepat untuk menghindari naik turunnya omzet
penjualan pada Hotel Manau adalah dengan melakukan perencanaan yang tepat dalam hal memperoleh laba.
Berikut ini tabel 1.1 merupakan laporan keuangan Hotel Manau Samarinda tahun 2017-2019:
Tabel 1 Laporan Laba Rugi Hotel Manau Samarinda
Keterangan Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pendapatan Usaha:
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 134
Room Rp 1,197,325,000 Rp 1,088,075,000 Rp 1,055,500,000
Food & Beverage Rp 28,709,881 Rp 26,554,437 Rp 22,000,989
Laundry Rp 25,991,335 Rp 22,900,870 Rp 20,345,080
Meeting Room Rp 22,564,800 Rp 20,700,900 Rp 20,300,156
Total Pendapatan Usaha Rp 1,274,591,016 Rp 1,158,231,207 Rp 1,118,146,225
Biaya Operasional:
Gaji Manajer Rp 90,000,000 Rp 90,000,000 Rp 90,000,000
Gaji Karyawan Rp 487,296,000 Rp 487,296,000 Rp 487,296,000
Biaya Liner Kamar Rp 22,780,500 Rp 20,698,500 Rp 19,224,500
Biaya Pemeliharaan Rp 21,310,113 Rp 14,224,500 Rp 12,698,250
Biaya Konsumsi Karyawan Rp 39,498,000 Rp 39,498,000 Rp 39,498,000
Biaya Konsumsi Tamu Rp 85,650,000 Rp 55,987,000 Rp 45,453,000
Biaya Reklame Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
Biaya Kebersihan Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
Biaya Listrik Rp 50,324,485 Rp 30,975,322 Rp 25,780,500
Biaya Air Rp 30,500,000 Rp 22,975,000 Rp 17,435,000
Biaya Telepon Rp 5,900,000 Rp 4,000,000 Rp ,4,500,000
Biaya Bahan Bakar Minyak Rp 12,155,000 Rp 6,440,000 Rp 8,654,000
Biaya Administrasi dan Umum Rp 1,500,000 Rp 1,700,000 Rp 2,250,000
Biaya Penyusutan Gedung Rp 98,786,000 Rp 98,786,000 Rp 98,786,000
Biaya Penyusutan Peralatan Kamar Rp 35,970,000 Rp 35,970,000 Rp 35,970,000
Biaya Penyusutan Mesin Rp 45,654,000 Rp 45,654,000 Rp 45,654,000
Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 55,680,000 Rp 55,680,000 Rp 55,680,000
Jamsostek dan BPJS Kesehatan Rp 9,000,000 Rp 9,000,000 Rp 9,000,000
Pajak Bumi dan bangunan Rp 5,408,160 Rp 5,408,160 Rp 5,408,160
Biaya Lain-lain Rp 4,500,000 Rp 3,000,000 Rp 5,000,000
Total Biaya Operasional Rp 1,106,412,258 Rp 1,031,792,482 Rp 1,012,787,410
Laba Bersih Rp 168,178,758 Rp 126,438,725 Rp 105,358,815
Sumber: Data Diolah dari Hotel Manau Samarinda
Berdasarkan tabel 1 laba yang dihasilkan tidak selalu tetap setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2017
Hotel Manau Samarinda memperoleh laba sebesar Rp.168.178.758, pada tahun 2018 menurun menjadi
Rp.126.438.725, kemudian pada tahun 2019 menurun menjadi Rp.105.358.815. Indikasi penurunan laba
dikarenakan pendapatan penjualan kamar hotel mengalami penurunan. Langkah yang tepat untuk menghindari
penurunan omzet penjualan pada Hotel Manau Samarinda adalah dengan melakukan perencanaan laba yang
tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Hotel Manau Samarinda mengenai perencanaan laba yang
diinginkan oleh Manajer Hotel Manau pada tahun 2020 sebesar 75% dari total laba tahun 2017 + laba tahun 2018
+ laba tahun 2019 (Rp.168.178.758 + Rp.126.438.725 + Rp.105.358.815).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengkaji lebih dengan mengadakan penelitian mengenai
βAnalisis Perencanaan Laba pada Hotel Manau Samarinda Tahun 2020β.
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti mengungkapkan teori yang merupakan dasar sebagai batasan dan pembahasan yang
dikemukakan. Peneliti mengutip beberapa teori yang akan mendukung pembahasan tersebut. Adapun teori yang
dimaksudkan antara lain:
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 135
Akuntansi
Menurut (3), akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian-
kejadian ekonomi sebuah organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut (5),
akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi
ekonomi yang menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuatan kebijakan dan keputusan oleh pemakainya.
Selain itu menurut (2), akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang menyajikan informasi, terutama yang bersifat
keuangan, mengenai suatu kesatuan ekonomi, yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Berdasarkan definisi akuntansi menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa akuntansi adalah
suatu proses mengidentifikasi, mencatat, mengukur, dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi yang
menghasilkan informasi keuangan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.
Akuntansi Manajemen
Menurut (2), akuntansi manajemen merupakan bidang akuntansi yang berfokus pada penyediaan,
termasuk pengembangan dan penafsiran informasi akuntansi bagi para manager untuk digunakan sebagai bahan
perencanaan, pengendalian operasi dan dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya menurut (6), akuntansi
manajemen adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara untuk menghasilkan
informasi keuangan untuk pihak manajemen yang selanjutnya akan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut (7), akuntansi manajemen adalah salah satu cabang ilmu akuntansi yang menghasilkan
informasi untuk manajemen atau pihak intern perusahaan.
Berdasarkan definisi akuntansi manajemen menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
akuntansi manajemen merupakan salah satu cabang akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi
keuangan untuk manajemen atau pihak intern perusahaan yang digunakan sebagai bahan perencanaan,
pengendalian operasi dan pengambilan keputusan guna mencapai tujuan perusahaan.
Akuntansi Biaya
Menurut (8), akuntansi biaya adalah akuntansi yang difokuskan kepada tujuan penyediaan informasi
tentang pendapatan dan biaya yang relevan dengan kebutuhan manajemen. Selain itu menurut Horngren dalam
(9), akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan dan
pelaporan keuangan maupun non keuangan mengenai penggunaan biaya atau sumber daya dalam organisasi.
Sedangkan menurut (6), akuntansi biaya didefinisikan sebagai bagian dari akuntansi manajemen, dalam
akuntansi biaya akan dipelajari penentuan dan pengendalian biaya yang terjadi dalam perusahaan yang pada
akhirnya akan menghasilkan informasi biaya yang akan digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan definisi akuntansi biaya menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari penentuan dan pengendalian biaya yang terjadi
dalam perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan informasi biaya yang akan digunakan manajemen
untuk pengambilan keputusan.
Biaya
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 136
Menurut (6), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya
untuk mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/baru
direncanakan. Selanjutnya menurut (8), biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber
(ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut (7), kos atau cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang
atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode
mendatang.
Berdasarkan definsi biaya menurut para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa biaya adalah
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang
diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan pada periode sekarang atau untuk periode mendatang.
Perilaku Biaya
Menurut (5), perilaku biaya (cost behavior) dapat diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya
sebagai respons atau perubahan tingkat aktiva dalam bisnis. Sedangkan menurut (10), perilaku biaya adalah
cara biaya berubah dimana perubahan tersebut ada hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas.
Selanjutnya menurut (2), perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume
kegiatan atau aktivitas perusahaan (misalnya volume produksi atau volume penjualan).
Berdasarkan definisi perilaku biaya menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perilaku
biaya adalah pola perubahan biaya yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
Pengklasifikasian Biaya Berdasarkan Pola Perilaku
Menurut (2), berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan perusahaan, biaya dapat
digolongkan atas:
a. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara proporsional (sebanding) dengan
perubahan volume kegiatan perusahaan. Besar-kecilnya total biaya variabel dipengaruhi besar-kecilnya
volume produksi/penjualan secara proporsional.
b. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang yang di dalam jarak kapasitas (range of capacity) tertentu totalnya
tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah. Sejauh tidak melampaui kapasitas, biaya
tetap total tidak dipengaruhi oleh besar-kecilnya volume kegiatan perusahaan.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional dengan
perubahan volume kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat perubahan yang
konstan. Biaya ini dapat dikelompokkan pada yang tingkat perubahannya semakin tinggi dan yang tingkat
perubahannya semakin rendah. Dalam biaya semi variabel ini terkandung unsur biaya tetap dan unsur
biaya variabel.
Pola Perilaku dan Fungsi Biaya
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 137
Menurut (2), untuk mengetahui bagaimana cara menentukan pola perilaku biaya perlu memperhatikan 3
hal, yaitu:
a. Horison waktu
Menentukan apakah sebuah biaya dikategorikan tetap atau variabel tergantung pada horizon waktu. yang
dimaksud dengan horizon waktu adalah mengelompokkan perilaku biaya tergantung pada lamanya jangka
panjang dan jangka pendek pada suatu biaya. Untuk menentukan lamanya jangka panjang suatu biaya
perlu menentukan terlebih dahulu lamanya jangka pendek suatu biaya. Lamanya jangka pendek suatu
jenis biaya berbeda dengan jenis biaya yang lain. Selain ditentukan oleh karakteristik biaya tersebut,
penentuan lamanya jangka pendek suatu biaya juga dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan
manajemen dan tujuan untuk apa perilaku biaya tersebut diestimasi.
b. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan aktivitas
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Yang termasuk dalam
sumber daya antara lain material, energi atau bahan bakar, tenaga kerja dan modal. Kombinasi bisnis dari
berbagai macam sumber daya tersebut merupakan masukan (input) yang digunakan untuk menghasilkan
keluaran (output) tertentu.
c. Mengukur masukan dan keluaran dan menentukan dampak dari perubahan keluaran pada biaya aktivitas
Ukuran keluaran juga disebut dengan pemicu (driver). Pemicu aktivitas adalah faktor penyebab yang dapat
diamati yang mengukur jumlah sumber daya yang digunakan oleh sebuah objek biaya. Pemicu aktivitas
menjelaskan perubahan di dalam biaya aktivitas dengan mengukur perubahan di dalam aktivitas yang
digunakan atau keluaran. Untuk dapat memahami perilaku biaya, perlu menetukan terlebih dahulu aktivitas
yang mendasarinya serta pemicunya yang mengukur kapasitas dan penggunaan aktivitas. Pemicu aktivitas
dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu pemicu produksi (atau pemicu tingkat unit) dan pemicu non-
tingkat unit. Pemicu produksi menjelaskan perubahan dalam biaya disebabkan perubahan dalam unit yang
diproduksi. Sedangkan pemicu non-tingkat unit menjelaskan perubahan dalam biaya disebabkan faktor
selain perubahan unit produksi.
Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya
Menurut (2), secara umum ada tiga pendekatan dalam menentukan pola perilaku biaya, yaitu:
a. Pendekatan intuisi
Pendekatan intuisi merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi manajemen. Intuisi tersebut bisa
didasari atas surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan pihak lain dan sebagainya.
b. Pendekatan analisis engineering
Pendekatan analisis engineering merupakan pendekatan yang didasarkan pada hubungan fisik yang jelas
antara masukan (input) dengan keluaran (output).
c. Pendekatan analisis data biaya masa lalu
Pendekatan analisis data biaya masa lalu merupakan pendekatan yang didasarkan pada data biaya masa
lalu. Pendekatan ini berasumsi bahwa biaya dimasa yang akan datang sama perilakunya dengan biaya
dimasa yang lalu. Data biaya masa lalu dianalisis untuk mengetahui perilaku masing-masing biaya.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 138
Ada beberapa metode untuk menetukan pola perilaku biaya dengan analisis perilaku biaya masa lalu,
antara lain:
1) Metode titik teritnggi dan titik terendah
Cara menentukan pola perilaku biaya dengan metode ini adalah menganalisis biaya masa lalu pada
volume kegiatan yang tertinggi dan volume kegiatan terendah.
2) Metode biaya cadangan
Analisis perilaku baiya dalam metode ini adalah dengan terlebih dahulu menentukan unsur biaya
tetap dari biaya yang bersangkutan.
3) Metode scatterplot
Metode scatterplot adalah metode untuk menentukan persamaan sebuah garis dengan memplot
data dalam suatu grafik.
4) Metode kuadrat terkecil
Penentuan pola perilaku biaya menurut metode ini adalah dengan menentukan total biaya tetap dan
biaya variabel per unit dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
π = π + ππ₯
π =π β π₯π¦ββ π₯ β π¦
π β π₯2β[β(π₯)]2β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (1)
π =β π¦βπ β π₯
πβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. (2)
5) Model regresi
Dalam analisis regresi untuk memisahkan biaya tetap dan variabel terdapat kemungkinan
menggunakan regresi sederhana atau regresi berganda. Regresi sederhana akan menghasilkan
satu biaya variabel sedangkan pada regresi berganda akan menghasilkan lebih dari satu biaya
variabel. Pemisahan biaya menggunakan analisis regresi dapat dilakukan dengan menggunakan
software statistik seperti SPSS, E-Views, Mintab, dan lain-lain.
Analisis Biaya, Volume dan Laba
Menurut (1), analisis CVP (cost-volume-profit) adalah suatu analisis yang dapat membantu pelaku bisnis
memahami hubungan yang terjadi atas perubahan biaya dan perubahan volume penjualan terhadap perubahan
laba perusahaan. Selanjutnya menurut (4), analisis biaya-volume-laba adalah metode analisis untuk melihat
hubungan antara besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan dan besarnya volume penjualan serta laba yang
diperoleh selama suatu periode tertentu. Sedangkan menurut (9), analisis biaya volume laba atau CVP (Cost
Volume Profit) Analysis adalah sebuah alat yang menghubungkan kaitan antara biaya, volume dan profit (laba)
dari suatu perusahaan dengan fokus kepada lima hal yakni harga produk, volume produksi, biaya variabel per
unit, total biaya tetap dan bauran penjualan produk.
Berdasarkan definisi analisis biaya, volume, dan laba menurut para ahli di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa analisis biaya, volume, dan laba merupakan suatu analisis yang dapat membantu pelaku
bisnis memahami hubungan yang terjadi atas perubahan biaya dan perubahan volume penjualan terhadap
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 139
perubahan laba perusahaan dengan fokus kepada lima hal yakni harga produk, volume produksi, biaya variabel
per unit, total biaya tetap dan bauran penjualan produk.
Margin Kontribusi (Contribution Margin)
Menurut (10), margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit besaran
untuk menutup biaya tetap dan memberikan keuntungan per unit. Sedangkan menurut (9), margin kontribusi
adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Terdapat berbagai penyebutan margin kontribusi.
Rasio margin kontribusi (Contribution Margin Ratio/CMR) adalah bagian dari setiap Rupiah penjualan yang
tersedia untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba. Selain itu menurut (4), margin kontribusi adalah
selisih antara nilai penjualan dengan biaya variabelnya. Jumlah tersebut akan digunakan untuk menutup biaya
tetap dan menghasilkan laba periode tersebut.
Berdasarkan definisi margin kontribusi menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa margin
kontribusi adalah selisih antara nilai penjualan dengan biaya variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap
dan menghasilkan laba pada periode tertentu.
Titik Impas (Break Even Point)
Menurut (5), titik impas merupakan tingkat aktivitas di mana suatu organisasi tidak mendapat laba dan juga
tidak menderita rugi. Titik impas berada pada posisi total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai
tingkat penjualan di mana total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Sedangkan menurut (7), titik
impas adalah sebuah titik atau kondisi dimana jumlah pendapatan penjualan sama dengan jumlah biaya. Dengan
demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba, namun juga tidak menderita rugi (laba=0). Selanjutnya
menurut (9), titik impas (Break Even Point = BEP) adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya
atau titik di mana laba sama dengan nol atau break event.
Berdasarkan definisi titik impas menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa titik impas
adalah keadaan suatu perusahaan yang jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya, sehingga perusahaan
tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Penentuan Titik Impas
Menurut (2), penentuan impas dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yaitu:
a. Teknik aljabar
Berdasarkan cara ini, impas ditentukan dengan menggunakan aljabar sebagai berikut:
Penghasilan total = biaya total, atau
Penghasilan total = biaya tetap total + biaya variabel total. Jika,
Harga jual per unit = p
Unit produk yang dijual/yang diproduksi = X
Biaya tetap total = a
Biaya variabel setiap unit produk = b
Maka persamaan impas tersebut di atas dapat diubah sebagai berikut:
pX = a + bX atau secara aljabar, persamaan tersebut dapat dioperasikan dan diubah menjadi:
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 140
ππ =π
1 βπ
π
atau
π = π
π β π
Persamaan pertama merupakan impas dalam satuan uang penjualan, sedangkan persamaan kedua
impas dalam unit produk yang dijual. Kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan menjadi:
Impas dalam satuan uang penjualan
= πππ‘ππ ππππ¦π π‘ππ‘ππ
1βπ΅πππ¦π π£πππππππ πππ π’πππ‘ πππππ’π
π»ππππ ππ’ππ πππ π’πππ‘ πππππ’π
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..β¦ (3)
Impas dalam unit produk
=πππ‘ππ ππππ¦π π‘ππ‘ππ
π»ππππ ππ’ππ πππ π’πππ‘ πππππ’πβπ΅πππ¦π π£πππππππ πππ π’πππ‘β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (4)
Catatan:
Rumus perhitungan impas dalam satuan uang, dapat dinyatakan dengan menggunakan rasio margin
kontribusi (contribution margin ratio), yaitu sebagai berikut:
πΌππππ =πππ‘ππ ππππ¦π π‘ππ‘ππ
π ππ ππ ππππππ ππππ‘ππππ’π π β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (5)
Rasio margin kontribusi adalah perbandingan antara margin kontribusi (total penghasilan dikurangi total
biaya variabel) dengan total penghasilan.
b. Teknik Grafik Berdasarkan cara ini impas ditentukan pada titik pertemuan antara grafik penghasilan total dengan
grafik biaya total dalam satu bidang antara sumbu tegak (menyatakan penjualan/biaya dalam satuan
uang) dan sumbu datar (menyatakan volume penjualan/produksi dalam unit). Sebelum membuat grafik,
terlebih dahulu dibuat perhitungan penghasilan total dan biaya total pada berbagai tingkat volume
kegiatan (penjualan atau produksi) dalam jarak kapasitas (jarak relevan) tertentu.
c. Teknik Perhitungan Laba-Rugi Coba-Coba
Berdasarkan cara ini impas ditentukan dengan cara membuat perhitungan laba rugi untuk berbagai
tingkat volume kegiatan dengan cara coba-coba.
Margin Keamanan (Margin Of Safety)
Menurut (5), margin keamanan (margin of safety) merupakan kelebihan penjualan yang dianggarkan atau
realisasi di atas titik impas. Hasil perhitungannya menunjukkan jumlah sampai seberapa besar penjualan dapat
turun sehingga sampai pada titik impas. Perhitungannya dapat dinyatakan dalam unit, satuan uang, dan
persentase. Margin keamanan dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
ππππππ ππππππππ (π π) = πππ‘ππ πππππ’ππππ β πππ‘ππ πππππ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (6)
ππππππ ππππππππ (%) =ππππππ ππππππππ (π π)
πππ‘ππ πππππ’ππππ π₯ 100% β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. (7)
ππππππ ππππππππ (ππππ‘) = ππππππ ππππππππ (π π)
π»ππππ πππ π’πππ‘ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (8)
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 141
Menurut (9), margin pengamanan (margin of safety/MoS) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual
atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan melebihi volume impas. Margin pengaman
biasanya dinyatakan dalam rasio atau persentase yang dirumuskan sebagai berikut:
πππ =ππ βπ΅πΈπππ’πππβ
ππ π₯ 100% β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (9)
Keterangan: MoS = margin of safety/margin pengaman TR = penjualan yang dianggarkan/terjadi
π΅πΈπππ’πππβ = penjualan pada titik impas
Menurut (2), margin keamanan adalah selisih antara penjualan (dalam unit atau satuan uang) dengan
impas (dalam unit atau satuan uang) penjualan. Margin keamanan memberikan informasi mengenai seberapa
jauh realisasi penjualan dapat turun dari rencana penjualannya agar perusahaan tidak menderita rugi. Penurunan
realisasi penjualan dari rencana penjualan maksimum harus sebesar margin keamanan agar perusahaan tidak
rugi. Pada umumnya margin keamanan dinyatakan dengan persentase yang dihitung sebagai berikut:
ππππππ πΎπππππππ
π ππππππ πππππ’πππππ₯ 100% β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (10 )
Beberapa definisi margin kemanan menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa margin
keamanan adalah kelebihan penjualan yang dianggarkan di atas penjualan pada titik impas, sehingga
perusahaan dapat mengetahui seberapa besar penjualan dapat mengalami penurunan tetapi perusahaan tidak
mengalami kerugian atau dalam keadaan impas.
Bauran Penjualan (Sales Mix)
Menurut (5), bauran penjualan (sales mix) merupakan komposisi relatif penjualan produk perusahaan.
Penjualan dihitung dengan menyatakan penjualan tiap produk sebagai persentase dari total penjualan. Bauran
penjualan terdapat dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu jenis produk. Sedangkan
menurut (7), bauran penjualan adalah kombinasi relatif jumlah unit produk yang akan dijual oleh perusahaan.
Selain itu menurut (1), sales mix/bauran penjualan adalah persentase relatif atas setiap produk yang dijual ketika
perusahaan menjual lebih dari satu produk. Bauran penjualan sangat penting bagi manajer karena produk yang
berbeda akan memilki margin kontribusi yang berbeda pula.
Berdasarkan definisi bauran penjulan menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bauran
penjualan merupakan kombinasi relatif berbagai jenis produk terhadap total pendapatan penjualan dalam suatu
perusahaan yang menjual lebih dari satu produk.
Volume Penjualan
Menurut (4), volume atau tingkat aktivitas yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan
dijual selama suatu periode tertentu. Selanjutnya menurut Rangkuti (2009:58) dalam (13), volume penjualan
merupakan jumlah penjualan yang berhasil dilakukan perusahaan. Pengukuran volume penjualan biasanya
ditunjukkan dalam bentuk angka-angka atas produk yang terjual kepada pembeli. Kenaikan jumlah penjualan
berarti kenaikan dari segi pendapatan perusahaan. Sedangkan menurut Mulyadi (2010:239) (12), mendefinisikan
bahwa volume penjualan merupakan ukuran yang menunjukkan banyaknya atau besarnya jumlah barang dan
jasa yang terjual.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 142
Berdasarkan definisi volume penjualan menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
volume penjualan yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan dijual selama suatu periode
tertentu.
Perencanaan Laba
Menurut (11), perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna
mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Laba adalah penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari
suatu rencana adalah laba yang memuaskan. Suatu rencana laba atau anggaran mencerminkan perkiraan tingkat
atau target laba yang berusaha untuk dicapai oleh manajemen.
Dalam menetapkan tujuan laba, manajemen sebaiknya memepertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Laba atau rugi yang dihasilkan dari volume penjualan tertentu.
2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi
untuk membayar dividen serta menyediakan dana bagi kebutuhan bisnis masa depan.
3. Titik impas.
4. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang.
5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba.
6. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
METODE
Objek Penelitian, Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 di Hotel Manau yang terletak di Jalan Cipto
Mangunkusumo No. 69, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif, berikut penjelasannya:
a. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka seperti jumlah penjualan, jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan, dan besaran tarif/harga jual per produk barang/jasa yang ditawarkan oleh pihak perusahaan.
b. Data kualitatif yaitu data yang bukan berupa angka, sifatnya menunjang data kualitatif sebagai keterangan
seperti sejarah singkat tentang perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan kegiatan dalam
perusahaan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, berikut
penjelasannya:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan wawancara dengan manajer
Hotel Manau serta dengan pihak lain yang bersangkutan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan berupa referensi buku dan literatur yang
relevan dengan masalah yang dibahas dan juga sebagai landasan teori peneliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara,
berikut penjelasannya:
a. Dokumentasi
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan pengumpulan data-data yang berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti pada Hotel Manau Samarinda. Dokumentasi yang dilakukan dengan
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 143
pengumpulan data laporan keuangan Hotel Manau Samarinda tahum 2017-2019, sejarah berdirinya, dan
struktur organisasi Hotel Manau Samarinda.
b. Wawancara
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung melalui pertanyaan yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti kepada manajer Hotel Manau Samarinda dan pihak lain
yang bersangkutan.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyelesaikan dengan melalui beberapa tahapan pengolahan data
dengan menggunakan teknik dan alat analisis, yaitu sebagai berikut:
a. Peneliti mengklarifikasikan semua biaya yang dikeluarkan ke dalam biaya variabel (variabel cost), biaya
tetap (fixed cost) dan biaya semi variabel kemudian mengklasifikasikan semua biaya menjadi biaya
variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost), namun dalam pengklasifikasian biaya terdapat biaya
semi variabel yang harus dipisahkan terlebih dahulu menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap
(fixed cost).
b. Untuk memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost),
peneliti menggunakan metode kuadrat terkecil (2). Metode ini mengestimasi suatu hubungan linier
didasarkan pada persamaan:
π = π + ππ₯
π =π β π₯π¦ββ π₯ β π¦
π β π₯2β[β(π₯)]2 β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..β¦ (11)
π =β π¦βπ β π₯
πβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (12)
c. Setelah melakukan pengklasifikasian biaya menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed
cost), peneliti menghitung laba operasi dengan menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi adalah
selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit besaran untuk menutup biaya tetap dan
memberikan keuntungan per unit (10).
d. Kemudian setelah menghitung laba dengan menggunakan margin kontribusi, peneliti melakukan analisis
titik impas (break even point) dengan menggunakan margin kontribusi dan bauran penjualan (sales mix).
Titik impas adalah sebuah titik atau kondisi di mana jumlah pendapatan penjualan sama dengan jumlah
biaya. Dengan demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba, namun juga tidak menderita rugi
(laba=0) (7).
Perhitungan titik impas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
π β πΌππππ =πππ‘ππ π΅πππ¦π πππ‘ππ
πππ‘ππ πππππ‘ πΆπ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (13)
πΌππππ πππππ π’πππ‘ = π β πΌππππ π₯ π΅ππ’πππ πππππ’ππππ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. (14)
e. Kemudian setelah melakukan analisis titik impas untuk memberikan informasi pendukung dalam analisis
perencanaan laba, peneliti melakukan perhitungan margin of safety (MOS) untuk mengetahui tingkat
keamanan dari kondisi penjualan. Menurut (9), margin pengamanan (margin of safety/MoS) adalah unit
yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 144
melebihi volume impas. Margin pengaman biasanya dinyatakan dalam rasio atau persentase yang
dirumuskan sebagai berikut:
πππ =ππ βπ΅πΈπππ’πππβ
ππ π₯ 100% β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (15)
Keterangan:
MoS = margin of safety/margin pengaman
TR = penjualan yang dianggarkan/terjadi
π΅πΈπππ’πππβ = penjualan pada titik impas
f. Setelah melakukan analisis titik impas dan margin keamanan, maka peneliti melakukan analisis
perencanaan laba untuk mengetahui penjualan minimal untuk mencapai target laba yang diinginkan. Untuk
menghitung perencanaan laba, menurut (7) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
πππππ’ππππ =π΅πππ¦π π‘ππ‘ππ+ππππππ‘ πΏπππ
πππ‘ππ πππππ‘ πΆπ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. (16)
PEMBAHASAN
Berdasarkan penggolongan biaya diketahui bahwa seluruh biaya digolongkan menjadi biaya tetap, biaya
variabel dan biaya semi variabel. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam jarak kapasitas (range of capacity)
tertentu totalnya tetap meskipun volume kegitan perusahaan berubah-ubah. Biaya yang termasuk kategori ini
adalah gaji manajer, gaji karyawan, biaya konsumsi karyawan, biaya reklame, biaya kebersihan, biaya
penyusutan gedung, biaya penyusutan peralatan kamar, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan kendaraan,
jamsostek dan BPJS kesehatan, pajak bumi dan bangunan. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya
selalu berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Biaya yang
termasuk dalam kategori ini adalah biaya liner kamar, biaya pemeliharaan, biaya konsumsi tamu, biaya bahan
bakar minyak, biaya administrasi dan umum, biaya lain-lain. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlahnya
mengandung elemen biaya tetap dalam rentang kegiatan relevan dan biaya variabel yang berubah karena
adanya perubahan volume kegiatan tetapi perubahannya tidak sebanding dengan volume kegiatan. Biaya yang
termasuk dalam kategori ini adalah biaya listrik, air, dan telepon.
Dalam hal pengambilan suatu keputusan yang baik untuk perencanaan laba perusahaan, maka biaya semi
variabel harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel agar hasilnya akurat. Pemisahan biaya semi
variabel menggunakan metode kuadrat terkecil, biaya yang dipisahkan yaitu biaya listrik, biaya air dan biaya
telepon..
Hasil analisis titik impas pada tahun 2017 diketahui bahwa pada tingkat penjualan kamar Rp 1.091.018.138
Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hotel
Manau Samarinda pada tahun 2017 tidak mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas.
Dalam perhitungan sales mix untuk mencapai titik impas, Hotel Manau Samarinda dapat mencapai titik impas
dengan melakukan penjualan kamar sebanyak 2.182 unit dengan komposisi pada setiap jenis kamar yaitu jenis
kamar ekonomi sebanyak 64 unit, jenis kamar melati double bad sebanyak 130 unit, jenis kamar melati twins bad
sebanyak 52 unit, jenis kamar melati triple bad sebanyak 194 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak
180 unit, jenis kamar standard twins bad sebanyak 83 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 273 unit,
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 145
jenis kamar deluxe double bad sebanyak 174 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 120 unit, jenis kamar
superior sebanyak 220 unit, jenis kamar family four sebanyak 398 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 293
unit. Perhitungan sales mix dapat dilihat pada tabel 4.36. Untuk margin keamanan pada tahun 2017 diketahui
sebesar 38,60% dari rencana penjulan yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada,
jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami
kerugian adalah sebesar Rp 685.886.862.
Hasil analisis titik impas pada tahun 2018 diketahui bahwa pada tingkat penjualan kamar Rp 1.025.865.099
Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hotel
Manau Samarinda pada tahun 2018 tidak mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas.
Dalam perhitungan sales mix untuk mencapai titik impas, Hotel Manau Samarinda dapat mencapai titik impas
dengan melakukan penjualan kamar sebanyak 2.138 unit dengan komposisi pada setiap jenis kamar yaitu jenis
kamar ekonomi sebanyak 60 unit, jenis kamar melati double bad sebanyak 150 unit, jenis kamar melati twins bad
sebanyak 56 unit, jenis kamar melati triple bad sebanyak 217 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak
222 unit, jenis kamar standard twins bad sebanyak 72 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 273 unit,
jenis kamar deluxe double bad sebanyak 191 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 118 unit, jenis kamar
superior sebanyak 217 unit, jenis kamar family four sebanyak 283 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 279
unit. Perhitungan sales mix dapat dilihat pada tabel 4.38. Untuk margin keamanan pada tahun 2018 diketahui
sebesar 46,45% dari rencana penjulan yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada,
jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami
kerugian adalah sebesar Rp 889.854.901.
Hasil analisis titik impas pada tahun 2019 diketahui bahwa pada tingkat penjualan kamar Rp 1.009.319.919
Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hotel
Manau Samarinda pada tahun 2019 mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas. Dalam
perhitungan sales mix untuk mencapai titik impas, Hotel Manau Samarinda dapat mencapai titik impas dengan
melakukan penjualan kamar sebanyak 2.117 unit dengan komposisi pada setiap jenis kamar yaitu jenis kamar
ekonomi sebanyak 65 unit, jenis kamar melati double bad sebanyak 131 unit, jenis kamar melati twins bad
sebanyak 42 unit, jenis kamar melati triple bad sebanyak 190 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak
222 unit, jenis kamar standard twins bad sebanyak 111 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 263 unit,
jenis kamar deluxe double bad sebanyak 234 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 141 unit, jenis kamar
superior sebanyak 186 unit, jenis kamar family four sebanyak 254 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 277
unit. Untuk margin keamanan pada tahun 2019 diketahui sebesar 49,86% dari rencana penjualan yang berarti
bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan
penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah sebesar Rp 1.003.618.831.
Hasil analisis perencanaan laba untuk target laba tahun 2020 dapat diketahui bahwa untuk mencapai target
laba yang diinginkan sebesar Rp 299.982.224, nilai tersebut diperoleh dari 75% dari jumlah laba yang diperoleh
pada tahun 2017 ditambahkan dengan jumlah laba yang diperoleh pada tahun 2018 ditambahkan dengan jumlah
laba yang diperoleh pada tahun 2019. Maka untuk mencapai target laba yang diinginkan, Hotel Manau Samarinda
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 146
harus melakukan penjualan minimal kamar sebesar Rp 1.345.072.933 atau penjualan kamar sebanyak 2.821 unit
aktivitas dengan komposisi penjualan setiap jenis kamar yaitu jenis kamar ekonomi sebanyak 87 unit, jenis kamar
melati double bad sebanyak 175 unit, jenis kamar melati twins bad sebanyak 56 unit, jenis kamar melati triple
bad sebanyak 254 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak 296 unit, jenis kamar standard twins bad
sebanyak 148 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 351 unit, jenis kamar deluxe double bad sebanyak
312 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 188 unit, jenis kamar superior sebanyak 248 unit, jenis kamar
family four sebanyak 339 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 370 unit. Diketahui bahwa pada tingkat
penjualan kamar Rp 1.009.415.555 Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan
tidak menderita kerugian. Hotel Manau Samarinda pada tahun 2020 tidak mampu menutupi seluruh biaya
tersebut untuk mencapai titik impas.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan bahwa:
1. Perkiraan jumlah penjualan kamar Hotel Manau Samarinda yang tersewa pada tahun 2020 sebesar Rp
1.345.072.933 atau penjualan kamar sebanyak 2.821 hunian kamar.
2. Break Even Point (titik impas) Hotel Manau Samarinda pada tahun 2020 sebesar Rp 1.009.415.555.
3. Target laba yang diinginkan oleh Manajer Hotel Manau Samarinda sebesar Rp 299.982.224.
SARAN
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas maka saran yang dapat diberikan untuk perusahaan terkait, yaitu
sebagai berikut:
1. Sebaiknya Hotel Manau Samarinda menerapkan analisis perencanaan laba sehingga dapat diketahui
penjualan minimal yang harus dilakukan agar Hotel Manau Samarinda tidak menderita kerugian.
2. Sebaiknya Hotel Manau Samarinda dapat menekan biaya dalam proses aktivitas perusahaan, karena
semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka laba yang dihasilkan semakin besar.
3. Sebaiknya Hotel Manau Samarinda menyesuaikan harga sewa kamar dengan kondisi pandemi Covid-19.
DAFTAR RUJUKAN
1. Deviesa, Devie. Akuntansi Manajemen Strategi dan Praktis. Yogyakarta : ANDI, 2019. hal. 53.
2. Halim, Abdul, Supomo, Bambang and Kusufi, Muhammad Syam. Akuntansi Manajemen (Akuntansi
Manajerial). Kedua. Yogyakarta : BPFE, 2017. hal. 21.
3. Pulungan, Andrey Hasiholan, Hasibuan, Ahmad Basid and Haryono, Luciana. Akuntansi Keuangan
Dasar Berbasis PSAK Per 1 Juni 2012. Kesatu. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013. hal. 1.
4. Rudianto. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta : Erlangga, 2013.
hal. 27.
5. Samryn, L.M. Akuntansi Manajemen Informasi Biaya untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi & Investasi.
Revisi. Jakarta : Kencana, 2012. hal. 4.
6. Sujarweni, V. Wiratna. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015.
hal. 1.
7. Krismiaji and Aryani, Y Anni. Akuntansi Manajemen. Ketiga. Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2019. hal. 1.
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 147
8. Harnanto. Akuntansi Biaya Konsep dan Metodologi Penggolongan Biaya Elemen Biaya Produksi Perhitungan
Harga Pokok Produk. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2017. hal. 4.
9. Lestari, Wiwik and Permana, Dhyka Bagus. Akuntansi Biaya Dalam Perspektif Manajerial. Depok : PT
Rajagrafindo Persada, 2017. hal. 14.
10. Sujarweni, V. Wiratna. Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2019.
hal. 14.
11. Carter, William K. Akuntansi Biaya. 14. Jakarta : Salemba Empat, 2009. hal. 4-5.
12. Analisis Biaya dan Volume Laba Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba pada PT Panca Rasa Pratama
Group. Aznedra. Kepulauan Riau : Universitas Riau Kepulauan, 2018, hal. 83.
13. Analisis Biaya, Volume dan Laba pada Hotel Pirus Samarinda Periode Tahun 2017. Hasanuddin, Muh. Abdi
Saputra. Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda, 2017, hal. 23.