jurnal gambaran depresi pkm sempaja

20
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013 GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PUSKESMAS SEMPAJA TAHUN 2013 Dessy Vinoricka A.; Ferdinand Yusuf; Putih Amaliana. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur 2013 ABSTRACT Background: : In 2011 the number of elderly in Indonesia reached 19.5 million people with an average of a life expectancy is 69.65 years old and expected to increase to 28.8 million by 2020. Increased life expectancy raises many problems of health. According to WHO, depressive disorders was ranked fourth in the world and the disease is expected in 2020 will occupy the second place. In 2011, the average prevalence of depression in the elderly in Indonesia is 32%. Data from Sempaja Health Center in 2012 showed an increase in the number of visits the elderly than in 2011, from 19.3 % to 28.11 % of the total number of visits. Under these conditions, researchers are interested to know the description of the level of depression in the elderly in Sempaja Health Center in 2013. Methods: This is a descriptive study using cross-sectional research design. Data were obtained from interviews with research subjects using GDS questionnaires and medical records. Analysis of the data presented in the form of narrative, tables, and diagrams. Results: There are 40 samples who fill all of the inclusion criteria. The majority of mental status in the elderly at Health Center Sempaja is normal (70%) followed by mild depression (25%) and moderate (5%), whereas no one suffered major depression, the number of depression were observed in the age group 75-90 years (50%); with female sex (35%); at the group that did not work (66.67 %); at the group not school (75% ), at the group not married (49.99 %), and the Groups who have a chronic disease (47,4%).

Upload: rahayu-asmarani

Post on 25-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA

DI PUSKESMAS SEMPAJA TAHUN 2013

Dessy Vinoricka A.; Ferdinand Yusuf; Putih Amaliana.

Departemen Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur 2013

ABSTRACTBackground: : In 2011 the number of elderly in Indonesia reached 19.5 million people with an average of a life expectancy is 69.65 years old and expected to increase to 28.8 million by 2020. Increased life expectancy raises many problems of health. According to WHO, depressive disorders was ranked fourth in the world and the disease is expected in 2020 will occupy the second place. In 2011, the average prevalence of depression in the elderly in Indonesia is 32%. Data from Sempaja Health Center in 2012 showed an increase in the number of visits the elderly than in 2011, from 19.3 % to 28.11 % of the total number of visits. Under these conditions, researchers are interested to know the description of the level of depression in the elderly in Sempaja Health Center in 2013.Methods: This is a descriptive study using cross-sectional research design. Data were obtained from interviews with research subjects using GDS questionnaires and medical records. Analysis of the data presented in the form of narrative, tables, and diagrams.Results: There are 40 samples who fill all of the inclusion criteria. The majority of mental status in the elderly at Health Center Sempaja is normal (70%) followed by mild depression (25%) and moderate (5%), whereas no one suffered major depression, the number of depression were observed in the age group 75-90 years (50%); with female sex (35%); at the group that did not work (66.67 %); at the group not school (75% ), at the group not married (49.99 %), and the Groups who have a chronic disease (47,4%).Conclusion: The incidence of depression in the elderly at Sempaja health centers by 30% which can be influenced by factors of age, gender, status of employment, education level, marital status, and the status of chronic diseases suffered.Key words : the elderly, depression

PENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya derajat

kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan

berdampak pada peningkatan usia harapan

hidup. Hal ini berarti bertambahnya jumlah

penduduk lanjut usia (lansia). Pada tahun

2011, jumlah lansia di Indonesia mencapai

19,5 juta orang dengan usia harapan hidup

rata-rata 69,65 tahun. 1 Badan pusat statistik

(BPS) memperkirakan tahun 2020 lansia

akan berjumlah 28,8 juta orang.2 Usia

harapan hidup yang meningkat tersebut

tidak selalu disertai dengan kesehatan yang

Page 2: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

senantiasa baik. Berbagai masalah fisik,

mental dan sosial akan muncul akibat proses

degeneratif yang muncul seiring dengan

menuanya seseorang.1

Depresi merupakan salah satu

gangguan kesehatan mental yang sering

ditemui pada lansia dan terjadi dua kali lebih

tinggi dibanding pada dewasa.3 Pada tahun

2011, prevalensi rata-rata depresi pada

lansia di dunia adalah 19% dan 32% di

Indonesia. World Health Organization

menyatakan bahwa gangguan depresif

berada pada urutan keempat penyakit di

dunia dan diperkirakan pada tahun 2020

akan menempati urutan kedua.4

Depresi yang sering dijumpai pada

lansia adalah depresi mayor menurut DSM-

IV. Depresi mayor merupakan suatu

sindrom yang ditandai oleh gejala afektif

seperti jiwa tertekan, sedih, menangis; gejala

kognitif seperti berpikir mengenai

ketidakberdayaan, keputusasaan, tidak

berharga, bunuh diri, kehilangan minat dan

kesenangan dalam beraktivitas; gejala

somatik seperti tidak bersemangat, hilang

nafsu makan, gangguan pola tidur,

kelelahan.6 Faktor resiko terjadinya depresi

pada lansia meliputi usia diatas 60 tahun,

jenis kelamin perempuan, status single,

pendidikan rendah, kehilangan peran kerja,

menderita penyakit kronis, efek samping

obat, status gizi berlebih, kehilangan status

sosial, pengalaman traumatik di masa lalu,

pendapatan yang rendah, religiusitas yang

kuat, riwayat gangguan jiwa.7

Depresi sering salah didiagnosis dan

diabaikan karena gejala depresi pada lansia

dikaitkan dengan proses penuaan dan secara

alami normal. Selain itu, penyangkalan

sikap lansia dan isolasi sosial menjadikan

gangguan depresi pada lansia sulit dideteksi

dan diobati. Dampak depresi pada lansia

sangat buruk yaitu menurunnya kualitas

hidup serta meningkatkan angka morbiditas

dan mortalitas baik akibat penyakit fisik

yang diderita maupun bunuh diri.8

Data Puskesmas Sempaja Samarinda

pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan

jumlah kunjungan dari kelompok usia lansia

yang memeriksakan diri dibandingkan pada

tahun 2011 yaitu 28,11% dari seluruh

jumlah kunjungan sedangkan pada tahun

2011 sebesar 19,3%. Dan dari 10 penyakit

terbanyak pada lansia di tahun 2012,

hipertensi menempati urutan kedua diikuti

diabetes melitus pada urutan ketiga sebagai

penyakit kronis. Berdasarkan hal – hal yang

telah dipaparkan di atas dan tidak adanya

penelitian yang dilakukan di Indonesia,

maka penulis tertarik untuk meneliti

gambaran tingkat depresi pada lansia di

Puskesmas Sempaja Samarinda tahun 2013.

Page 3: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

BAHAN DAN CARA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada 40

orang usia lanjut (lansia, 60 tahun ke atas)

yang melakukan kunjungan ke Poli Lansia

di Puskesmas Sempaja Samarinda, dengan

memenuhi kriteria inklusi, yaitu: 1) Lanjut

usia laki-laki dan perempuan berusia

minimal 60 tahun yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Sempaja yang berkunjung

ke Poli Lansia Puskesmas Sempaja

Samarinda. 2) Lanjut usia yang menderita

penyakit kronik yang kooperatif menjadi

responden. Cara penelitian ini adalah cross

sectional. Data primer didapatkan dengan

cara melakukan wawancara kepada subjek

penelitian secara langsung dengan

menggunakan kuesioner GDS (Gerriatric

Depression Scale). Kuesioner tersebut untuk

mengukur tingkat depresi pada lansia

tersebut. Analisis univariat digunakan pada

penelitian ini dan hasil penelitian disajikan

dalam bentuk tabel, diagram, dan narasi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian cross

sectional pada lansia di Poli Lansia

Puskesmas Sempaja Samarinda. Data primer

didapatkan dengan cara wawancara

langsung kepada subjek dengan

menggunakan kuesioner GDS.

Diperoleh subjek yang memenuhi

kriteria sebanyak 40 orang. Gambaran

tingkat depresi pada lansia di Puskesmas

Sempaja dapat dilihat pada Tabel 1. Data

responden yang terbanyak adalah normal,

yaitu sebanyak 75%. Dan dari seluruh

responden yang mengalami depresi, paling

banyak menderita depresi ringan (25%).

Tabel 1 Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia di

Puskesmas Sempaja

Tingkat Depresi

Jumlah Persentase

Normal 28 70%

Ringan 10 25 %

Sedang 2 5 %

Berat 0 0%

Total 40 100 %

Hal ini sesuai dengan literatur bahwa

angka kejadian depresi pada lansia di

masyarakat menurut penelitian-penelitian

pada komunitas di seluruh dunia bervariasi

yaitu berkisar 2-44%.40 Variasi angka

kejadian depresi pada lansia ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Saira (2013)

mengungkapkan bahwa faktor sosio-

demografi merupakan faktor utamanya.41

Prevalensi depresi pada lansia yang rendah

disebabkan oleh adanya alat diagnostik yang

Page 4: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

lebih baik dalam mendiagnosis depresi dan

menyingkirkan diagnosis demensia yang

sering salah didiagnosis sebagai depresi.42

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia

(tahun)Jumlah Persentase

60-74 36 90 %

75-90 4 10 %

> 90 0 0 %

Total 40 100 %

Berdasar tabel 2. di atas, didapatkan

lansia terbanyak pada kelompok usia 60-74

tahun, yaitu 90% dari seluruh responden

penelitian. Literatur menyatakan, depresi

dapat terjadi pada semua umur. Angka

kejadian depresi tinggi pada lansia dan

semakin meningkat seiring bertambahnya

usia lansia. Lansia yang berusia ≥ 75 tahun

cenderung mengalami depresi daripada

lansia dengan usia < 75 tahun.38

60-74 75-90 >900

20

40

60

80

100

72%

50%

0%

22%

50%

5,6%

Tingkat Depresi Berdasarkan Usia

NormalDepresi RinganDepresi sedangDepresi berat

Gambar 1. Diagram gambaran tingkat depresi pada

Lansia di Puskesmas Sempaja Berdasarkan Usia

Berdasarkan gambar 1. didapatkan

kelompok umur responden yang mengalami

depresi terbanyak adalah pada usia 75-90

tahun, dimana respondennya mengalami

depresi ringan (50%).

Tabel 3. Karakterisktik Responden Berdasakan Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin N Persentase

Laki - laki 20 50 %

Perempuan 20 50 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel 3. tidak ada

perbedaan jumlah responden berdasarkan

jenis kelamin.

Page 5: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

Laki-laki Perempuan0

20

40

60

80

100

75%

65%

25% 25%

10%

Tingkat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin

NormalDepresi ringanDepresi sedangDepresi berat

Gambar 2. Diagram Gambaran Tingkat Depresi pada

Lansia di Puskesmas Sempaja Berdasarkan Jenis

Kelamin

Berdasarkan gambar 2. mayoritas

penderita depresi pada responden adalah

jenis kelamin perempuan. Responden

dengan jenis kelamin perempuan yang

mengalami depresi sebanyak 35%.

Sedangkan pada laki-laki sebanyak 25%.

World Health Organization (WHO)

mengungkapkan bahwa depresi yang terjadi

pada perempuan 50% lebih tinggi dibanding

depresi pada laki-laki.44

Penelitian meta-analisis yang

dilakukan pada berbagai negara

menunjukkan bahwa penderita depresi pada

perempuan dua kali lebih banyak apabila

dibandingkan pada laki-laki. Hingga saat ini

alasan mengapa fenomena ini terjadi belum

benar-benar jelas, walaupun mayoritas

peneliti percaya bahwa hal ini disebabkan

karena kombinasi beberapa faktor, termasuk

diantaranya: efek dari estrogen pada hormon

yang mempengaruhi stres (kortisol),

prevalensi kejadian yang menimpa kaum

perempuan dan keterbatasan kemampuan

perempuan untuk menyelesaikan suatu

permasalahan.45

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Pekerjaan

Status Pekerjaan

N Persentase

Bekerja 34 85 %

Tidak

Bekerja6 15 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel 4. status pekerjaan

responden penelitian sebagian besar adalah

bekerja (85%).

Tidak bekerja Bekerja0

20

40

60

80

100

33,3%

82,4%

66,7%

11,6%5,9%

Tingkat Depresi Berdasarkan Status Pekerjaan

NormalDepresi ringanDepresi sedangDepresi berat

Gambar 3. Diagram Gambaran Tingkat Depresi pada

Lansia di Puskesmas Sempaja Berdasarkan Status

Pekerjaan

Page 6: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

Berdasarkan diagram 3. di atas, yang

paling banyak mengalami depresi adalah

kelompok tidak bekerja, sebanyak 66,67%

dan semuanya tersebut termasuk dalam

depresi ringan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan dengan apa yang ditemukan oleh

Hwang, Chun, Myers dan Siddart (2005)

dan Wayan (2011), yang menyebutkan

bahwa lansia tidak bekerja yang menderita

depresi lebih besar dibandingkan dengan

lansia yang bekerja.

Bekerja merupakan salah satu bentuk

perilaku hidup aktif. Perilaku hidup aktif

merupakan salah satu cara mencegah

terjadinya depresi. Pekerjaan yang diberikan

kepada lansia disesuaikan dengan

kemampuan fisik dan mental. Aktivitas yang

sesuai dengan kemampuan merupakan

bentuk upaya nyata dalam mencegah depresi 48.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir

N Persentase

Tidak sekolah

4 10 %

SD 14 35 %

SMP 9 22,50 %

SMA 10 25%

Perguruan tinggi

3 7,5%

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel 5., berdasarkan

tingkat pendidikan terakhir yang terbanyak

adalah tamatan SD, yaitu sebanyak 35%,

sedangkan yang paling sedikit adalah

tamatan perguruan tinggi yaitu sebanyak

7,5%.

Tidak

seko

lah SD SMP

SMA

Perguru

an tingg

i0

20

40

60

80

100

25%

85,7% 88,9%

50%

66,7%

50%

14,3%

50%

33,3%25%

11,1%

Tingkat Depresi BerdasarkanTingkat Pendidikan Terakhir

NormalDepresi ringanDepresi sedangDepresi berat

Gambar 4. Diagram Gambaran Tingkat Depresi pada

Lansia di Puskesmas Sempaja Berdasarkan

Pendidikan Terakhir

Berdasarkan gambar 4. di atas,

terbanyak depresi dialami oleh kelompok

yang tidak sekolah, yaitu sebanyak 75%

dengan proporsi 50% menderita depresi

ringan dan 25% menderita depresi sedang.

Pendidikan dapat mempengaruhi

sesorang dalam menerima informasi,

kemampuan mendengar, gaya hidup,

perilaku, dan kemampuan menyelesaikan

masalah. Dengan pendidikan rendah,

Page 7: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

kemampuan lansia mendengar, menerima

dan memahami informasi,, gaya hidup

(kebiasaan), serta cara menyelsaikan

masalah terkait kesehatan juga rendah.

Lansia yang tidak tahu dan paham terhadap

perubahan tersebut akan kesulitan

beradaptasi dan hal ini bisa menjadi stressor

yang memicu depresi pada lansia.50

Secara umum diketahui bahwa

pendidikan merupakan modal awal dalam

pengembangan kognitif, dimana kognitif

dapat menjadi mediator antara suatu

kejadian dan mood51, sehingga kurangnya

pendidikan dapat menjadi factor resiko

lansia dapat menderita depresi.52

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan

Status Pernikahan

Status

PernikahanN Persentase

Tidak

menikah14 35 %

Menikah 26 65 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel 6. responden

penelitian terbanyak merupakan responden

dengan status pernikahan yang menikah

(65%).

Tidak menikah

Menikah0

20

40

60

80

100

50%

80,8%

35,7%

19,2%14,3%

Tingkat Depresi Berdasarkan Status Pernikahan

NormalDepresi ringan Depresi sedangDepresi berat

Gambar 5. Diagram Gambaran Tingkat Depresi pada

Lansia di Puskesmas Sempaja Berdasarkan Status

Pernikahan

Hasil penelitian menjelaskan bahwa

lansia yang tidak menikah 50% menderita

depresi, dengan proporsi sebanyak 35,7%

menderita depresi ringan dan 14,3%

menderita depresi sedang, sedangkan yang

menikah menderita depresi sebanyak 19,2%.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian

Robert et al (2000) menyebutkan bahwa

12,5% lansia yang tidak menikah menderita

depresi, selanjutnya dijelaskan pula peluang

lansia yang tidak menikah mengalami

depresi sebesar 2 kali dibanding yang

menikah.

Pada lansia yang sudah tidak

memiliki pasangan, menjadi sendiri setelah

bercerai atau kematian pasangan di usia

senja akan berdampak besar pada psikologis

lansia karna kehilangan dukungan baik

Page 8: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

emosional, penghargaan, dan informasi. Hal

ini juga diperberat jika tidak ada dukungan

keluarga maupun status ekonomi yang

menengah ke bawah. Kompleksitas dari

situasi di atas membuat lansia menjadi tidak

berdaya. Keadaan seperti itu dapat memicu

depresi pada lansia.50

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Penyakit Kronis yang Diderita

Status Penyakit

KronisN Persentase

Tidak ada

penyakit kronis 11 27,5%

Ada penyakit

kronis29 72,5 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel 7. sebagian besar

responden memiliki penyakit kronis yaitu

sekitar 72,5% dari seluruh responden.

Temuan ini sejalan dengan beberapa hasil

penelitian yang ditemukan yakni Wayan

(2011) yang mengatakan 72,2% lansia yang

menderita penyakit kronis menderita depresi

Hiperten

si DM

Ca Mam

mae

Asma B

ronkia

l

Hiperten

si + DM

Tidak

ada P

enya

kit Kro

nis0

20

40

60

80

100

52,7%

100%100%100%100%

72,7%

47,4%

9,1%

18,7%

Tingkat Depresi Berdasarkan Status Penyakit Kronis yang

Diderita

NormalDepresi ringanDepresi sedangDepresi berat

Gambar 6. Diagram Gambaran Tingkat Depresi pada

Lansia di Puskesmas Sempaja Berdasarkan Penyakit

Kronis

Berdasarkan gambar 6. di atas, yang

paling banyak mengalami depresi adalah

responden yang memiliki penyakit kronis

hipertensi (47,4%) dengan seluruhnya

menderita depresi ringan.

Menurut Jacoby, Oppenheim, Tom,

(2008) hampir 25% lansia dengan kondisi

sakit kronis berpeluang menderita depresi 10

kali lebih banyak dibandingkan dengan yang

tidak. Menurut Caine et al. (1993) dalam

Miller (1995), sakit kronis merupakan faktor

Page 9: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

resiko yang berhubungan sangat kuat

dengan terjadinya depresi. Kerusakan fungsi

kognitif, penurunan fungsi sensori dan

kerusakan fungsi tubuh lainnya merupakan

stressor kronis yang dapat mengakibatkan

lansia mengalami gangguan self esteem

sehingga lebih rentan mengalami depresi.54

KESIMPULAN

1. Mayoritas lansia di Poli Lansia di

Puskesmas Sempaja Samarinda adalah

normal (70%) diikuti oleh depresi ringan

(25%) dan sedang (5%). Sedangkan

tidak ada yang menderita depresi berat.

2. Berdasarkan usia, jumlah depresi

terbanyak ditemukan pada kelompok

usia 75-90 tahun (50%). Jumlah lansia

depresi ringan terbanyak pada kelompok

usia 75-90 tahun (50%) dan depresi

sedang pada kelompok usia 60-74 tahun

(5,56%).

3. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah lansia

depresi terbanyak ditemukan pada

perempuan (35%). Jumlah lansia

depresi ringan ditemukan sama pada

laki-laki maupun perempuan (50%).

Sedangkan depresi sedang terbanyak

pada perempuan (10%).

4. Berdasarkan status pekerjaan, jumlah

lansia depresi terbanyak ditemukan pada

kelompok yang tidak bekerja (66,67%).

Jumlah lansia depresi ringan terbanyak

pada kelompok yang tidak bekerja

(66,67%) dan depresi sedang pada

kelompok yang bekerja (5,88%).

5. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah

lansia depresi terbanyak ditemukan pada

kelompok yang tidak sekolah (75%).

Jumlah lansia depresi ringan terbanyak

ditemukan sama pada kelompok yang

tidak sekolah dan SMA (50%).

Sedangkan depresi sedang terbanyak

ditemukan pada kelompok yang tidak

sekolah (25%).

6. Berdasarkan status perkawinan, jumlah

lansia depresi terbanyak ditemukan pada

kelompok yang tidak menikah (49,99%).

Jumlah lansia depresi ringan dan depresi

sedang yang terbanyak ditemukan pada

kelompok yang tidak menikah (35,71%

dan 14,28%).

7. Berdasarkan status penyakit kronis yang

diderita, jumlah lansia depresi terbanyak

ditemukan pada kelompok yang

memiliki penyakit kronis (47,4%).

Jumlah lansia depresi ringan terbanyak

ditemukan pada kelompok yang

memiliki penyakit kronis (47,4%).

Sedangkan depresi sedang terbanyak

ditemukan pada kelompok yang tidak

memiliki penyakit kronis (47,4%).

Page 10: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif. DitJen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2007

2. Qoiriyah, N. 2009. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S Dengan Masalah Utama Hipertensi Pada Tn. S Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyu Anyar Surakarta. Surakarta Universitas Muhammadiyah

3. Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC4. Stanford. 2010. Hipertensi Dan Depresi, (online), (http://stanford.wellsphere.com, diakses 3

September 2013)5. Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC6. Sumiati. 2008. Depresi, (online) (http://www.i-base.info/, diakses 3 September 2013).7. Woolston, Chris. 2009. Depresi dan Tekanan Darah Tinggi, (online) (www.ahealthyme.com,

diakses 4 September 2013).8. Sugiharto, A. 2007. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat.

http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf9. Hull, A. 1993. Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Cetakan Pertama. PT Bumi Aksara.

Jakarta10. Simadibrata, M, dkk. 2003. Penyakit Kronik dan Degeneratif. Pusat Informasi dan

Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta11. Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta12. Bustan, M. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan Kedua. Rineka Cipta.

Jakarta13. Shadine, M. 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan Jantung.

Cetakan Pertama. Keenbooks. Jakarta14. Joewono, B. 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Airlangga University Press. Surabaya15. Setiati, S, dkk. 2008. Lima Puluh Masalah Kesehatan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Pusat

Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta16. Nugroho, W. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Cetakan Ketiga. Buku Kedokteran EGC. Jakarta17. Takasihaeng, J. 2002. Hidup Sehat di Usia Lanjut. Cetakan Ketiga. Buku Kompas. Jakarta18. Lubis, H, dkk. 2008. Hipertensi dan Ginjal. USU Press. Medan19. Sobel, B. dan George Bakris. 1999. Hipertensi: Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi.

Hipokrates. Jakarta20. Palmer, A. dan Bryan Williams. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Erlangga. Jakarta 21. Kusugiharjo, W. 2003. Studi Prevalensi dan Karakteristik Demografi Serta Faktor Risiko

Hipertensi Pada Usia Lanjut di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Propinsi DIY. http://eprints.undip.ac.id/4009/1/1681.pdf

22. Roslina. 2008. Analisa Determinan Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas

Page 11: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6783/1/09E01491.pdf

23. Silitonga, L. 2009. Karakteristik Penderita Hipertensi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007. FKM USU. Medan

24. Karim, F. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/panduankesehatanolahraga.pdf

25. Karyawan, A. 2009. Wapadai Penyakit Silent Killer. http://www.dexa- medica. com/images/manaj emen_hipertensi.pdf

26. Bongsoe, Syamsir, 2007. Pengenalan Gangguan Depresi pada Orang Usia Lanjut. Dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru BesarTetap Universitas Sumatra Utara. http://www.usu.ac.id /id/files/pidato/ppgb/2007/ppgb_2007_syamsir_bs.pdf. (9 September 2009).

27. Sadock.B,J. Clinical Phsychiatry. Kaplan & Sadock’s Pocket Handbook Fourth Edition, 2005

28. Stefanatou A, Kouris N, Lekakis J. Treatment of Depression in Elderly Patients with Cardiovascular Disease: Research Data and Future Prospects. Hellenic Journal of Cardiology. 2010; 51: 142-15

29. Haralambous B, Lin X, Dow B, Jones C, Tinney J, dan Bryant C. Depression in Older Age: A Scoping Study. National Ageing Research Institute. 2009; 1: 9-19

30. Park KE dan Pepine CJ. Pathophysiologic Mechanisms Linking Impaired Cardiovascular Health and Neurologic Dysfunction: The Year in Review. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2010; 77(3): 840-845

31. Perez-Parada J. Depression and Cardiovascular Disease: The Need for Improved Case Definition. Bulletin of Clinical Psychopharmacology. 2011;21:7-10

32. Sher Y, Lolak S, Maldonado JR. The Impact of Depression in Heart Disease. Current Psychiatry. 2010; 12: 255–264

33. Lichtman JH, Bigger JT, Blumenthal JA, Frasure-Smith N, Kaufmann PG, Lespérance F, et al. Depression and Coronary Heart Disease Recommendations for Screening, Referral, and Treatment. Circulation. 2008; 118:1768-1775

34. Wassertheil-Smoller S. Depression and Cardiovascular Disease. Menopause Management. 2010. 1: 9-14

35. Escolar, A. L., Roy, J. F., Saz, P., Camara, C., Marcos, G., Lobo, A. Association of Hypertension with Depression in Community-Dwelling Elderly Persons: Results from the ZARADEMP Project. Psychotherapy and Psychosomatics, 2008; 77 (5): 323 DOI: 10.1159/000147947

36. Paulo,S. Hypertension and depression. Scielo Brazil. 2005; 60 (3). http://dx.doi.org/10.1590/S1807-59322005000300010.

37. Fadillah, W. (2013). Gambaran Depresi pada Lansia yang Tinggal dengan Keluarga. Depok : Universitas Indonesia.

38. Veer., Tazelaar, P., et al. (2007). Depression in Old Age. Journal of Affective Disorder, 106, 295-299.

Page 12: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013

39. Rianissa, B. R., Lukman, N., et al. (2012). Gambaran Tingkat Depresi pada Lansia di Kelurahan Bababakan Sari Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Bandung : Universitas Padjajaran.

40. Kusumanto, R. Iskandar, Y. 2010. Depresi, Suatu problema Diagnosa dan Terapi pada praktek umum. Jakarta: Yayasan Dharma Graha

41. Javed, S., Mustafa, N. (2013). Prevalence of Depression in Varous Demographic Vartables Among Elderly. Pakistan :Department of Behavioral Sciences, University Rawalpindi.

42. Barua, A., Ghosh, M. K., Kar, N., et al. (2010). Distribution of Depression Disorders in The Elderly. U.S : J Neurosci Rural Pract. 1(2): 67-73.

43. Kim, D. (2009). Obesity and Depressive Symptom in Elderly Koreans : Evidence for the ‘Jolly Fat’ Hypothesis from the Ansaan Geriatric (AGE) study. AGG Journal, 51 (2), 231-234.

44. World Health Organization. (2008), The Global Burden of Disease 2004 update. http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GBD_report_2004update_full.pdf Accessed 27.9.2013.

45. Murakami, J. (2002). Gender and depression: Explaining the different rates of depression between men and women. Perspective in Psychology, 1(7), 27-34.

46. Hwang, W.C, Chun, C.A, Takeuchi, D.T, Myers, H.T, Siddart, P. (2005). Age of first onset mayor depression in Chinnes Americans. Cultural Diversity and Ethnic Minority Psichology, 16-27.

47. Wayan48. Pei, Xiomei, Chen P. Hu Y., (2009). The Practice of old age support during a period of

social ransition : the case of rural China. SPA Working Papers 2009. Diunduh dari www.social.protectionasia.org.

49. Wayan I., (2011). Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan Sosial dan Status Kesehatan Dengan Tingkat Depresi pada Agregat Lanjut Usia di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem Bali. FIK UI. Jakarta

50. Sari, Kartika, (2012). Gambaran Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia di Panti Sosial Trensa Wredha Budi Mulia 01 dan 03 Jakarta Timur. FIK UI. Jakarta

51. Stewart D. E., Rolfe D. E., and Robert E. (2004). Depression, Estrogen, and the Women’s Health Initiative. The Academy of Psichosomatic Medicine. 45 : 445-447, October 2004. http://psy.psychiatryonline.org/cgi/content/abstract/45/5/445

52. Khan M. T., Sulaiman S. A. S., Hassali M. A., Anwar M., Wasif G., Khan A. H., (2009). Community knowledge, attidues and beliefs toward depression in state of Penang, Malaysia. Community Mental Health Journal 2010:46:87-92

53. Roberts R. E., Kaplan G. A., Shema Sarah J., and Strawbrigde W. J., (2000). Are The Obese At Greater Risk of Depression? American Journal of Epidemiology Vol 152 No. 2 p. 163-170. http://aje.oxfordjournal.org/content/152/2/163.full.pdf+html

54. Katz I. R., (1999). Depression in Late Life Psychiatric Medical-Comorbidity, Dialogue in Clinical Neuro Science, Volume 1 No.1 p:81-94 Jean-Philippe.Neuilly-sur-Siene, France.available at http://www.dialogues-cns.org/brochures/01/pdf/02.pdf

Page 13: Jurnal Gambaran Depresi Pkm Sempaja

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, 2013